Warta Ambrosius Bulanan [November 2017]

Page 1

Buletin bulanan ini untuk kalangan sendiri

09/2017

29 Oktober 2017

Diterbitkan oleh : Komsos Paroki Villa Melati Mas Gereja St. Ambrosius Villa Melati Mas Blok O6/26, Serpong Utara, Tangerang Selatan, 021 - 538 6423 http://serpong.santoambrosius.org/ wartaambrosius2017@gmail.com

WARTA AMBROSIUS M E N JA L I N U M AT M E M BA N G U N I M A N

3

Menghadirkan Sukacita Dalam Keluarga Dengan Membangun Habitus Berdoa - Bersaudara - Belarasa Keluarga Kudus Nazareth memberi dasar yang kokoh dalam iman yang berakar dalam keteladanan hidup doa - bertumbuh dalam persaudaraan sejati di tengah-tengah keluarga - dan berbuah dalam pelayanan kasih dan kemurahan hati bagi sesama.

6

Gerakan Doa Keseharian Mempersembahkan Keluarga Sambil Berderma kepada Tuhan Gemati merupakan sebuah gerakan bersama yang dilakukan didalam keluarga untuk membangun spiritualitas iman sekaligus membangun semangat berbelarasa.


E D I TO R I A L

02

Merawat Iman Katolik dengan Gemati

S

egala upaya umat Paroki Villa Melati Mas untuk mewujudkan Gereja Santo Ambrosius tentunya tak sekedar berjuang untuk berdirinya gereja sebagai bangunan tapi juga berjuang untuk terbentuknya sebuah paguyuban umat beriman. Dengan harapan dapat menjadi wadah umat Allah untuk menumbuh-kembangkan iman Katolik.

Ambrosius sebagai sarana untuk meningkatkan spiritualitas umat atau membangun iman Katolik masih perlu ditingkatkan.

Dengan pemahaman lain, Gereja memiliki tantangan yang besar untuk meningkatkan spiritualitas umat. Pertanyaan yang harus dijawab adalah mengapa tingkat kehadiran umat masih belum mencapai diatas 50%? Ketika saat ini Gereja Santo Ambrosius Apakah karena dinamika hidup semakin keras, telah berdiri megah dengan ribuan umat, sehingga mengabaikan waktu demi berjuang pertumbuhan dan perkembangan iman Katolik untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga menjadi kenyataan yang harus terus dipelihara atau rumah tangga. Atau mungkin karena oleh seluruh umat. Sukacita di gereja begitu gaya hidup hedonisme yang sedang merasuki terasa oleh ribuan umat yang hadir mengikuti masyarakat sehingga alpa akan relasi manusia misa pagi maupun misa sore. Khususnya di dengan Allah, atau lebih parah lagi karena misa pagi, semakin hari semakin penuh, area sudah nyaman dengan rutinitas keseharian parkir selalu menjadi area yang harus diatur atau mager (males gerak) untuk menyisakan dengan baik karena banyaknya mobil dan waktu bagi Tuhan. terbatasnya lahan. Bertepatan hari ini, Gereja Santo Ambrosius Mari kita lihat sejenak data kehadiran umat meluncurkan program karya Gemati (Gerakan dalam tabel berikut ini: Mewujudkan Doa dengan Kemurahan Hati). Sebuah gerakan menciptakan habitus doa di keluarga yang simple yang mampu memangkas batas-batas kendala dalam membangun iman Katolik, karena gerakan doa ini dilakukan di rumah bersama keluarga saat kapanpun sesuai dengan waktu yang tersedia. Program Gemati secara teknis sangat mudah dijalankan, untuk Dari data tersebut, meskipun gereja Santo itu diharapkan dapat berjalan dengan sukses, Ambrosius semakin hari semakin sesak, sehingga umat Allah di Gereja Santo Ambrosius namun ternyata umat Ambrosius masih akan semakin tekun dalam doa, memiliki banyak yang “Katolik Napas� atau ke gereja kebiasaan bermurah hati, dan iman Katolik saat Natal dan Paskah saja. Seperti terlihat semakin tumbuh dan berkembang. Sehingga pada data tingkat kehadiran di Misa Minggu Gerejapun semakin banyak dihadiri oleh umat Biasa adalah 39%, apalagi di Misa Lingkungan Paroki Villa Melati Mas tidak hanya setiap hari hanya 23%, sementara pada saat hari besar Natal dan Paskah, tetapi setiap Misa apa saja dapat mencapai 65%. Maka upaya Gereja Santo umat selalu bersemangat. (ETS)

G E M AT I GEMATI merupakan sebuah gerakan bersama yang dilakukan didalam keluarga untuk membangun spiritualitas iman sekaligus membangun semangat untuk berbelarasa.

Santo Ambrosius

WEB AMBRO


W A RT A U T A M A

03

Menghadirkan Sukacita Dalam Keluarga Dengan Membangun Habitus Berdoa - Bersaudara Belarasa

P

ada suatu hari, seorang Ayah pulang dari bekerja jam 21.00 malam. Seperti hari-hari sebelumnya, hari itu sangat melelahkan baginya. Sesampainya di rumah ia mendapati si Tono - anaknya yang berusia 8 tahun yang duduk di kelas 2 SD, sudah menunggunya di depan pintu rumah. Sepertinya ia sudah menunggu lama.

“Kok belum tidur?” sapa sang Ayah pada anaknya. Biasanya si Tono sudah lelap ketika ia pulang kerja, dan baru bangun ketika ia akan bersiap berangkat ke kantor di pagi hari. “Aku menunggu Papa pulang, karena aku mau tanya berapa sih gaji Papa?”, kata sang anak. “Lho, tumben, kok nanya gaji Papa segala? Kamu mau minta uang lagi ya?”, jawab sang ayah. “Ah, nggak pa, aku sekedar ingin tahu aja…” kata Tono.

“Papa, aku ngga minta uang. Aku pinjam…nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajanku.” “Iya..iya..tapi buat apa??” tanya sang Papa. “Aku menunggu Papa pulang hari ini dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga, setelah itu kita Rosario bersama mama karena aku dapat tugas dari Ibu Guru Bina Iman. Satu jam saja Pa, aku mohon. Mama sering bilang, kalau waktu Papa itu sangat berharga. Jadi aku mau beli waktu Papa. Aku buka tabunganku, tapi cuma ada uang Rp. 30.000,Tadi Papa bilang, untuk satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,-. Karena uang tabunganku hanya Rp. 30.000,- dan itu tidak cukup, aku mau pinjam Rp. 10.000,- dari Papa” Sang Papa cuma terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Ia pun memeluk erat anak kecil itu sambil menangis. Mendengar perkataan anaknya, sang Papa langsung terdiam, ia seketika terenyuh, kehilangan kata-kata dan menangis. Ia lalu segera merangkul sang anak yang disayanginya itu sambil menangis dan minta maaf pada sang anak.

“Oke, kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi gaji Papa satu bulan berapa, hayo?!”, tanya sang ayah.

“Maafkan Papa sayang…” ujar sang Papa. “Papa telah khilaf, selama ini Papa lupa untuk apa Papa bekerja keras. Maafkan Papa anakku” kata sang Papa di tengah suara tangisnya.

Si anak kemudian berlari mengambil kertas dari meja belajar sementara Ayahnya melepas sepatu dan mengambil minuman. Ketika sang Ayah ke kamar untuk berganti pakaian, sang anak mengikutinya. “Jadi kalau satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong!”

Pengalaman hidup di tengah keluarga seperti yang dialami Tono dalam kisah di atas bisa juga terjadi di tengah keluarga kita. Betapa mahal dan sulitnya bagi keluarga di zaman modern yang serba sibuk ini menyisihkan waktu sejenak untuk sekedar berdoa bersama, makan bersama, ataupun bermain bersama. Sebagai orang tua tentu kita sudah tahu dan sadar betapa pentingnya pendidikan iman bagi anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepadanya, seperti yang terungkap dalam janji perkawinan. Tetapi jika kita mau jujur, apakah kita sudah memberikan pembinaan dan keteladanan iman yang cukup bagi anak-anak kita? Adilkah kita dalam memberikan waktu untuk pendidikan iman bagi mereka? Tak segan-segan anak diberikan berbagai les pelajaran di sekolah: mulai dari matematika, bahasa Inggris dan Mandarin, kursus musik, dan lain-lain. Semua itu berlangsung hampir setiap hari dalam seminggu. Namun jika dihitung berapa persentase pendidikan iman yang sudah kita berikan bagi mereka?

“Kamu pinter, sekarang tidur ya..sudah malam!” Tapi Tono tidak mau beranjak. “Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 10.000 nggak?” “Sudah malam nak, buat apa minta uang malammalam begini. Sudah, besok pagi saja. Sekarang kamu tidur” “Tapi papa..” “Sudah, sekarang tidur” suara sang Ayah mulai meninggi. Anak kecil itu berbalik menuju kamarnya. Sang Ayah tampak menyesali ucapannya. Tak lama kemudian ia menghampiri anaknya di kamar. Anak itu sedang terisak-isak sambil memegang uang Rp. 30.000,-. Sambil mengelus kepala sang anak, Papanya berkata “Maafkan Papa ya! Kenapa kamu minta uang malam-malam begini.. Besok kan masih bisa. Jangankan Rp. 10.000,- lebih dari itu juga boleh. Kamu mau pakai buat beli mainan khan?”

SUKACITA IMAN KELUARGA KUDUS NAZARET

Padahal bila kita bercermin pada teladan Keluarga Kudus Nazaret, kita dapat melihat bagaimana peran Yosef dan Maria dalam mendampingi Yesus kecil belajar soal keberimanan di tengah keluarganya; hingga menjadi dewasa dalam iman dan dipersembahkan ke Bait Allah sebagai anak (bersambung ke hal 4)


W A RT A U T A M A (sambungan dari hal 3)

ajaran Taurat . Keteladanan Maria dan Yosef inilah yang membentuk kepribadian dan iman Yesus dalam mewujudkan ketaatan-Nya pada kehendak sang Bapa. Mulai dari hal yang kecil dan sederhana, Yesus diperkenalkan untuk menjadi orang Yahudi yang beriman sejati dengan berdoa setiap hari, bersama komunitas keluarga-Nya, dan mempersembahkan persembahan mereka kepada Allah di Bait Allah. Dengan penuh sukacita, Keluarga Kudus Nazaret memberi dasar yang kokoh dalam iman yang berakar dalam keteladanan hidup doa – bertumbuh dalam persaudaraan sejati di tengah keluarga – dan berbuah dalam pelayanan kasih dan kemurahan hati bagi sesama. Pengalaman hidup iman di masa kecil Yesus tertanam dalam diri-Nya dan terus berkembang menjadi habitus hingga Ia tumbuh dewasa. Sebelum memulai karyaNya terlebih dahulu Ia mempersiapkan diri dengan doa, tampil di tengah keluarga dan komunitas-Nya, barulah kemudian mewujudkan karya-karyaNya dalam pelayanan kasih dan kemurahan hati. 1

MENGASIHI ALLAH & SESAMA: HABITUS BERDOABERSAUDARA- BELARASA Seperti bacaan yang kita dengar di Minggu Biasa XXX (Mat 22:34-40) ini, tampak bahwa seluruh hidup Yesus diserahkan untuk mengasihi Yang Mahakuasa dengan kesadaran penuh dan dengan keyakinan dan tekad yang matang. Dan semuanya ini terungkap dalam kesediaannya ikut merasakan yang dialami orang lain. Ia percaya orang lain itu juga seperti dia sendiri: dikasihi Allah dan oleh karenanya dapat mengasihi-Nya. Inilah dasar dan inti hidup beragama. Atau dengan perkataan lain betapa inti hidup beragama sebetulnya menomorsatukan Yang Mahakuasa dan sesama, bukan aturan-aturan agama belaka yang malah bisa menjauhkan orang dari sesama dan dirinya sendiri. Sebagai pengikut Kristus kita diikutsertakan dalam kehidupan-Nya. Mengikuti Yesus berarti kita juga hendaknya punya “gaya pewartaan” dan habitus iman yang serupa dengan-Nya. Tantangan hidup iman di zaman ini dalam menghadirkan keluarga sebagai sumber sukacita yang menghadirkan wajah Kerahiman Allah dengan memberikan keyakinan serta kegembiraan yang mengajak anggota keluarga kita untuk hidup dalam Roh dan membekali mereka menghadirkan rahmat di tengah-tengah umat manusia (bdk. Bulla Paus Fransiskus: “Misericordiae

Vultus”, 11 April 2015). Terinspirasi komunitas Gereja Perdana (Kis 2:4147) yang hadir sebagai “komunitas alternatif” dan “gerakan” melalui habitus berdoa-bersaudarabelarasa, juga belajar dari teladan St. Ambrosius yang adalah seorang gubernur yang hebat namun sangat mencintai keheningan yang terus dikembangkan dari pendidikan iman keluarga2nya sehingga memiliki sikap siap sedia dalam pelayanan kasih ; umat Paroki Villa Melati Mas - Gereja St. Ambrosius pun perlu mewujudkannya dalam sebuah kegiatan kecil dan sederhana yang disebut dengan istilah “GEMATI3”, yaitu “Gerakan Mewujudkan Doa dengan Kemurahan Hati”. Sebuah gerakan bersama dalam keluarga untuk membangun spiritualitas belarasa melalui habitus doa keseharian untuk mempersembahkan diri, hidup, keluarga dan sesamanya sambil berderma di hadapan Tuhan. Inilah penanda dan gerakan bersama yang akan diwujudkan dari Rapat Karya Gereja St. Ambrosius tahun ini yang ingin mewujudkan imannya dalam gerakan doa dan kemurahan hati bagi kaderisasi dan pembinaan iman berkelanjutan di paroki. Hal kecil sederhana yang perlu dilakukan dengan CINTA yang besar, untuk menghadirkan wajah Kerahiman Allah di tengah keluarga. Semua umat yang tersentuh oleh belas kasih dapat berpartisipasi dalam gerakan ini, membangun habitus hidup doa keseharian dalam keluarga sambil berbelarasa mulai dari yang paling kecil (Rp 500,-/hari alias “gopek”). Bisa dengan menyisihkan uang jajan atau boleh juga dari sisa uang belanja, asalkan dengan sukarela dan penuh sukacita. Harapannya, setiap Minggu IV dalam bulan masingmasing keluarga mempersembahkan dalam Ekaristi dengan intensio dantis untuk pengembangan iman umat St. Ambrosius (Retret Pengurus Lingkungan, Pembinanan dan Pelatihan Pendamping Bina Iman Lingkungan, Retret Pendampingan Keluarga dan Orang Muda, dll.). Akhirnya saya menutup renungan ini dengan tulisan St. Ambrosius tentang doa dan keheningan: “Cintailah keheningan doa! Keheningan adalah awal dari iman sebab dalam keheningan kita belajar mendengar Sabda Allah. Lebih dari itu, hening berarti berjagajaga: menjaga hati dan budi dari jebakan musuh. Hening berarti menjaga lidah dan kata agar tidak keluar segala hal yang membuat diri sendiri dan orang lain jatuh dalam dosa”.***

1 Dalam tradisi bangsa Yahudi, mulai umur 12 tahun semua anak Yahudi wajib mengikuti upacara agama (Luk 2:41-52). Pada usia itu mereka diresmikan masuk dunia orang dewasa dalam suatu upacara inisiasi. Dapat diperkirakan bahwa Yesus menerima upacara ini di Bait Allah di Yerusalem sebelum perayaan Paskah. Baru setelah ikut upacara itu, seorang anak dapat ikut serta penuh dalam perayaan Paskah. Ia juga boleh diterima dalam sekolah Taurat. Orang Yahudi beranggapan bahwa tiap anak mempunyai tiga guru utama. Yang pertama ialah ibunya sendiri. Dialah yang membesarkannya dari lahir hingga disapih. Kemudian, peran pendidik diambil alih ayahnya hingga anak itu memasuki masa pubertas pada umur 12-13 tahun. Pada usia itu seorang anak mulai masuk dunia orang dewasa dan wajib hidup menurut ajaran Taurat. Kini gurunya ialah Taurat sendiri. Maka itu, pada umur-umur itu seorang anak diinisiasi dengan upacara sebagai ”Bar Mitzvah”, ungkapan Aram yang artinya ”anak ajaran Taurat”.

bdk. Rm. Putranto Tri Hidayat, Pr. “Belajar dari St. Ambrosius”, Manuskrip Materi Rapat Karya Paroki Villa Melati Mas - Gereja St. Ambrosius, Serpong - Tangerang (21 Oktober 2017). 3 Kata “GEMATI” sendiri berasal dari bahasa Jawa, artinya orang yang mempunyai kemampuan dan pandai memelihara, mengasuh, merawat, mendidik, siap sedia membenahi segala sesuatu yang dianggap kurang atau belum selesai supaya hidup komunitas (keluarga) dapat terselenggara dengan baik. Dalam hal ini tentu saja yang dimaksud adalah hidup iman keluarga, seperti halnya biji sesawi yang terkecil benihnya namun dapat menjadi pohon yang besar dan berbuah melimpah (Mrk 4:30-32). 2


W A RT A U T A M A

05

Opini : GEMATI & Keluarga Modern

O

rang tua zaman dahulu selalu mengajarkan bahwa hidup itu seperti air mengalir. Kadang mengalir lurus tetapi sering juga berliku-liku, kita tinggal menjalani saja. Paham ini berbeda dengan di masa sekarang. Para motivator selalu mendorong orang untuk berpikir bahwa “kita bisa�, kita harus punya mimpi, sebab kesuksesan berawal dari mimpi. Di zaman sekarang, segala sesuatunya berjalan serba cepat. Tuntutannya, siapa cepat - dia dapat. Orang menganggap segala sesuatunya serba mungkin. Apa yang tidak bisa pada masa kini? Kedua paham diatas terkesan berbeda bahkan cenderung bertentangan. Yang satu kebijakan menjalani hidup, yang lainnya sebagai motivasi berjuang untuk menggapai hidup. Kedua paham ini berbeda karena untuk dua generasi yang berlainan. Lain halnya dengan doa. Doa tetap memiliki makna yang sama, dulu dan sekarang. Doa bisa berarti kebijakan hidup sekaligus sebagai motivasi berjuang. Doa bisa membuat kita lebih pasrah dan menerima kenyataan seperti jaman dahulu. Doa juga bisa menjadi motivasi untuk berjuang bagi kita di zaman sekarang. Doa bisa sebagai syukur tetapi sekaligus dapat merubah segalanya Doa Syukur Inti doa sesungguhnya adalah bersyukur. Kita bersyukur atas hidup kita dengan segala yang kita miliki. Kita bersyukur atas semua yang sudah kita peroleh: keluarga kita, anak, suami, istri dan orangtua serta saudara-saudara kita. Kita bersyukur untuk kepribadian, karakter, kemampuan, kecerdasan yang kita miliki. Melalui doa, kita membangun relasi khusus dengan Tuhan. Dalam kepasrahan iman, sebenarnya doa kita hanya untuk bersyukur, tanpa harus memohon. Toh, permohonan kita tidak mungkin mengubah kehendak Tuhan. Bahkan, Tuhan tetap memberi apa yang kita butuhkan, entah kita memohon ataupun tidak. Doa Mengubah Segala Sesuatu Sering kita bertanya mengapa doa kita tidak terkabul?

dok. komsos st. ambrosius

Sebenarnya doa kita sudah terkabul hanya saja kita tidak menyadarinya. Tuhan memberi sesuatu yang berbeda dari yang kita doakan. Tuhan memberi kita kesehatan, sementara yang kita minta adalah rejeki secukupnya. Tuhan memberi apa yang dibutuhkan bukan apa yang diinginkan. Selain itu, mungkin juga, bukan doa kita tidak terkabul, tetapi belum terkabul hanya saja kita tidak sabar menunggunya. Tuhan tahu kapan doa kita dikabulkanNya. Meskipun doa itu pada dasarnya bersyukur, namun kalau kita harus memohon maka kita percaya bahwa doa itu dapat merubah segala sesuatu. Dimana setiap doa permohonan kita terkandung kebijakan hidup sekaligus motivasi berjuang. Ada kepasrahan dan ada perjuangan didalamnya. Kalaupun harus memohon, maka isi doa permohonan adalah untuk mengubah diri kita bukan mengubah kehendak Tuhan. Kita memohon apa yang harus kita lakukan supaya doa kita terkabul (berjuang) dan juga kesediaan kita menerima apapun yang bakal terjadi (kepasrahan). Dalam konteks inilah, dapat dikatakan bahwa doa dapat mengubah segalanya. Keluarga Modern Di zaman modern ini, kehidupan keluarga menghadapi permasalahan yang semakin kompleks. Ada tantangan dari luar dan juga hambatan dari dalam. Salah satu hambatan dari dalam adalah masalah komunikasi. Tuntutan hidup dan dunia kerja dewasa ini membuat setiap anggota keluarga tenggelam dalam kesibukan masing-masing. Hal ini mengurangi waktu kebersamaan sebagai satu keluarga. Bahkan perkembangan teknologi dan komunikasi yang kian pesat membuat kebersamaan yang ada itupun terganggu. Terkadang masing-masing lebih asyik sendiri dengan alat komunikasinya sehingga terkesan saling mengacuhkan atau masa bodoh satu dengan yang lain. Kita tidak mungkin menghindari pengaruh perkembangan teknologi (bersambung ke hal. 13)


W A RT A U T A M A

06

Gerakan Doa Keseharian Mempersembahkan Keluarga Sambil Berderma kepada Tuhan

dok. komsos st. ambrosius

Apakah Gemati itu ?

G

emati merupakan sebuah gerakan bersama yang dilakukan didalam keluarga untuk membangun spiritualitas iman sekaligus membangun semangat untuk berbelarasa. Gerakan Gemati diwujudkan secara sederhana dalam setiap keluarga melalui gerakan doa keseharian untuk mempersembahkan diri, keluarga dan sesama sambil berderma dihadapan Tuhan. Dalam bahasa Jawa, Gemati mempunyai arti pandai memelihara, mengasuh, merawat, mendidik dan siap sedia membenahi segala sesuatu yang dirasa kurang baik. Dalam kaitannya dengan gerakan Gemati ini umat di Paroki Villa Melati Mas Gereja Santo Ambrosius diajak untuk terus merawat dan memelihara kebiasaan doa dalam keluarga secara bersama-sama sekaligus berderma kepada Tuhan. Sebagai gerakan doa keluarga, Gemati terinspirasi dari teladan hidup Gereja Perdana (Kis. 2:41-47) dimana Gereja menjadi komunitas gerakan doa, persaudaraan serta amal kasih. Dalam Injil Markus 4:30-32, Yesus juga menceritakan “perumpamaan tentang biji sesawi”. Biji yang sangat kecil, namun dapat tumbuh menjadi sebuah pohon yang besar. Dengan cara serupa, diharapkan Gereja St. Ambrosius dapat dimulai dari hal yang kecil dalam keluarga untuk menghasilkan suatu yang besar dan bermanfaat bagi banyak orang. Gerakan Gemati yang dilakukan di Paroki Villa Melati Mas juga sejalan dengan arah dasar Keuskupan Agung Jakarta yaitu “Gereja sebagai persekutuan dan gerakan yang membawa sukacita injil dengan menghadirkan Kerajaan Allah yang memerdekakan”. Terakhir adalah pesan Paus Fransiskus “Micericordiae Vultus” dimana Gereja harus menampilkan wajah kerahiman Allah dengan memberikan keyakinan serta kegembiraan untuk hidup dalam Roh dan rahmat. Bagaimana teknis pelaksanaannya ? Tim Habitus Doa dari Pengembangan Iman, Talenta & Kaderisasi (PITK) gereja St. Ambrosius akan membagikan

amplop berisi lembar doa, check list dan petunjuk pelaksanaan kepada umat melalui ketua lingkungan masing-masing. Setiap hari seluruh anggota keluarga (ayah-ibu-anak) melakukan doa bersama sebagai ungkapan syukur sesuai dengan lembar doa yang diberikan ataupun doa-doa keluarga lainnya. Setiap kali doa dilakukan umat dapat mencatatnya pada check list yang diberikan dan selanjutnya mempersembahkan uang minimal Rp 500,- (lima ratus rupiah) per orang setiap kali berdoa secara sukarela dan penuh suka cita. Uang tersebut dapat diperoleh dengan cara menyisihkan sebagian uang jajan anak ataupun dari sisa uang belanja keluarga. Kemudian pada setiap minggu ke-EMPAT umat wajib membawa amplop dan isinya (sumbangan dan check list) pada saat Misa dan memasukkannya dalam kotak GEMATI yang tersedia di pintu-pintu masuk gereja dan akan dipersembahkan dalam perayaan Ekaristi. Setelah selesai Misa, penata umat bersama dengan Tim Habitus Doa akan menyerahkan amplop gemati kepada Tim Keuangan Paroki. Setelah seluruh sumbangan keluarga dihitung oleh Tim Keuangan, selanjutnya Tim Habitus Doa akan melakukan pendataan checklist doa yang sudah diisi oleh tiap keluarga. Kemudian pada minggu PERTAMA tiap bulannya amplop akan diletakkan di dalam kotak lingkungan yang ada di gereja untuk selanjutnya diambil oleh Ketua Lingkungan untuk dikembalikan kepada umat. Akhirnya ijinkan kami mengutip dari ayat kitab suci, "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita" (2Kor 9:7). Semoga Allah yang Maharahim yang telah memulai pekerjaan baik dalam diri kita berkenan menyempurnakannya. (Tim Habitus Doa – PITK)


W A RT A U T A M A

07

Selamat Datang GEMATI

dok. komsos st. ambrosius

"Berapa besar biaya pembangunan sebuah gereja HARUSLAH sama dengan biaya pengembangan iman umat." (Mgr. Ign. Suharyo) Gereja sebagai fasilitas bangunan

G

ereja Santo Ambrosius, sebagai gereja Katolik, merupakan buah dari upaya yang keras dan semangat yang tak pernah padam dari umat Paroki Villa Melati Mas dan umat Paroki Lain yang telah turut berkontribusi dalam biaya pembangunan gereja. Walaupun masih memiliki pe-er untuk melengkapi sarana dan prasarana doa namun umat Paroki sudah dapat menikmati, mengembangkan, dan membangun iman dengan baik di gereja Santo Ambrosius. Gereja sebagai umat Allah Membangun Gereja sebagai umat Allah, tentunya tidak semudah membalik tangan, diperlukan waktu yang panjang. Apalagi membangun anak-anak kita agar kelak menjadi manusia yang beriman, diperlukan ketekunan dalam bimbingan orangtua atau keluarga. Keluarga sebagai Gereja terkecil tempat pengembangan iman juga menghadapi berbagai tantangan seperti memberi waktu secara rutin untuk berdoa bersama, makan bersama, memberi perhatian pada pendidikan iman anak agar kelak menjadi orang yang beriman dan tidak hanya terfokus pada kecerdasan keilmuan tetapi juga kecerdasan hati dan budi. Membangun umat Allah dengan GEMATI Berdasarkan pengalaman di paroki lain yang telah menjalankan program ini, banyak sekali hasil yang didapat bagi keluarga, yaitu kedekatan dan kesatuan antar anggota keluarga, kemampuan mengendalikan

diri, suara hati yang lebih tajam dalam menilai yang baik dan salah, penyerahan diri sepenuhnya terhadap penyelenggaraan Ilahi dan lain-lain. Ketulusan dalam melayani baik di keluarga atau di dalam komunitas juga akan jauh lebih baik sebagai buah habitus doa. Program GEMATI ini juga memfasilitasi umat untuk mempersembahkan kemurahan hati sebagai buah dari habitus doa dengan menyisihkan uang sesuai kerelaan hati. Setelah hasilnya dikumpulkan, akan digunakan untuk pembinaan iman dan kaderisasi umat. Dari umat oleh umat dan untuk umat. Berbagai macam modul, pelatihan dan retreat serta pengembangan anak muda sebagai penerus Gereja misalnya, akan dibiayai dari hasil GEMATI. Dengan GEMATI Paroki akan memiliki anggaran dengan jumlah tidak terbatas. Rasa memiliki (sense of belonging) terhadap Gereja akan jauh lebih tinggi karena umat menyadari keperluan program pengembangan iman, mengupayakan bersama pendanaannya yang hasilnya akan kembali lagi kepada umat. Syukur kepada Allah kita bersama-sama telah memulai langkah untuk mempunyai habitus doa dengan diluncurkannya program GEMATI di Gereja Santo Ambrosius. Semoga kita bersama semakin meneladani Yesus yang dalam berbagai kesempatan menyediakan waktu secara khusus untuk selalu berdoa, juga teladan Santo Ambrosius, gubernur Milan yang menjadi Uskup, yang dengan habitus doanya mampu memberikan cara hidup yang membuat Agustinus bertobat dan menjadi manusia beriman yang luar biasa. (EFF)


W A RT A U T A M A

08

Berdoa Itu Asyik dan Perlu

“Ah,

aku bosan berdoa. Habis isinya itu-itu saja Apalagi kalau memohon sesuatu tak kunjung terkabul...." Pasti kita pernah mengalami berdoa itu menjemukan, atau merasa tak ada gunanya. Ini tak kita harapkan bukan? Jadi bagaimana agar berdoa bisa mengasikkan dan bermanfaat? Doa adalah cara berkomunikasi dengan Tuhan. Dan ini beberapa fakta soal berkomunikasi :

a. Komunikasi yang baik berawal dari hubungan yang dekat. b. Komunikasi yang sehat bersifat dua arah. Kedua pihak yang berkomunikasi saling siap, tulus mendengarkan, dan menyampaikan sesuatu apa adanya, tidak dibuatbuat atau bertele-tele tapi tetap dalam semangat saling menghargai. c. Komunikasi akan membosankan jika monoton. Sekarang, mari tinjau pola komunikasi kita dengan Tuhan lewat doa-doa kita: Apakah kita nyaman berdoa karena merasa dekat denganNya? Apakah bersifat satu arah? Maksudnya melulu berbicara kepada Allah mengenai yang penting bagi kita, tanpa pernah pedulikan yang penting bagi Allah? Doa model begini biasanya ditandai dengan “memaksa� Tuhan untuk mengabulkan permintaan kita. Dan kecewa jika tidak atau belum dikabulkan seturut rencana kita. Apakah merasa jenuh berdoa karena isi atau temanya itu-itu saja? Kita tidak tau apalagi yang mau disampaikan kepadaNya. Ini bisa terjadi karena memang kita kurang mengenal Dia. Ibarat seseorang yang bingung berbicara kepada orang asing karena tidak tau topik pembicaraan apa yang cocok. Kalau begitu, doa yang mengasikkan dan bermanfaat bisa terjadi kalau ada relasi yang mesra dengan Allah. Dan itu dimulai dengan KOMUNIKASI DUA ARAH. Artinya berangkat dari kesediaan kita mendengarkan Tuhan bicara SETIAP HARI. Lalu kita tanggapi dengan doa. Ini sekaligus berarti doa kita tidak lagi monoton karena kehabisan bahan. Selalu ada hal baru yang bisa kita sampaikan sebagai tanggapan atas pembicaraanNya. Kini doa berupa percakapan dua arah. Kita mendengarkan Tuhan bicara, lalu berbicara kepadaNya sebagai tanggapan. Bukan monolog tapi dialog. Dialog membangun relasi yang intim. Lantas, bagaimana cara kita mendengarkan Allah bicara? Ya lewat FirmanNya, dengan membaca Kitab Suci setiap

hari, karena lewat Kitab Suci-lah Allah berbicara. Melalui itu Allah menyampaikan hal-hal yang dianggapNya penting. Dari sekian banyak kata yang disampaikan lawan bicara, biasanya yang kita perhatikan hanya sebagian yaitu yang kita anggap penting. Demikian pula saat membaca Firman Tuhan, pasti ada bagian tertentu yang menarik atau kita anggap penting. Fokuslah pada itu, dan tanggapi. Tanggapan bisa bermacam-macam, bisa memuji atau memuja Tuhan, bisa juga berupa ungkapan penyesalan atas dosa, atau ungkapan syukur kita, dan yang biasanya jadi favorit kita adalah permohonan. Agar mudah, ingatlah ACTS. Ini singkatan : Adoration = pemujaan, Confession = pengakuan (dosa), Thanksgiving = bersyukur, dan Supplication = permohonan. Contoh menanggapi firman Tuhan dalam Luk 11:5-13, dengan fokus pada ayat: Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada yang meminta kepadaNya (ay 13). Doa tanggapan kita bisa saja bercorak : Adoration: Tuhan yang mahamurah, terpujilah Engkau karena kerahimanMu, Engkau selalu menganugerahi kami yang terbaik. Confession: Ampunilah aku ya Tuhan, karena lebih tertarik untuk meminta hal-hal duniawi ketimbang mohon hadirnya Roh Kudus yang selalu siap Kau berikan. Thanksgiving: Bapa, terimakasih karena Engkau mengutus Penolongku yaitu Roh Kudus dalam mengatasi berbagai rintangan dalam hidupku. Supplication: Utuslah RohMu ya Tuhan dan jadi baru seluruh hidupku. Doa menanggapi Firman Tuhan setiap hari bisa menjadi solusi atas kesulitan kita berdoa. Doa kita tak lagi membosankan dan isinya selaras dengan kehendak Tuhan. Artinya jika kita memohon, sudah pasti terkabul. Dan yang sangat penting, lewat doa tanggapan ini otomatis kita juga membangun relasi yang semakin akrab denganNya, sehingga hidup kita selalu dipenuhi iman, kasih, harapan, sukacita dan damai sejahtera! Sumber inspirasi : Buku Perjalanan menuju hidup mendasar "Emmaus Journey". (Hans Surjono)


I M A N K ATO L I K

09

Doa Rosario adalah doa kepada Tuhan Yesus, dengan meneladani intersesi bantuan doa Bunda Maria

dok. komsos st.ambrosius

B

ukan sesuatu yang asing lagi bagi umat Katolik sebutan Doa Rosario, lebih lagi di saat-saat memasuki bulan Mei dan Oktober, yang erat kaitannya dengan kegiatan Devosi kepada Bunda Maria, karena setiap tanggal 7 Oktober kita memperingati hari “Maria Ratu Rosario”. Sedangkan di bulan Mei, umat lebih banyak mengisi dengan kegiatan ziarah, karena setiap tanggal 31 Mei, kita merayakan hari Pesta Perawan Maria Mengunjungi Elizabeth. Meskipun kedua bulan tersebut dikhususkan untuk penghormatan kepada Maria, hal ini tidak berarti menggantikan atau melampaui hormat dan pemuliaan kepada Yesus sebagai Juruselamat. Tanpa Yesus, Maria bukanlah siapa-siapa, tetapi keputusan Maria untuk menjawab “Ya” atas rencana keselamatan, itulah yang membuka jalan keselamatan bagi kita semua. Ada beberapa cara umat berdevosi kepada Bunda Maria, seperti ziarah, Novena Tiga Salam Maria, Legio Maria, Rosario, dan masih banyak lagi. Devosi sendiri merupakan penghormatan yang tingkatnya ada di bawah Sakramen. Diantaranya, Doa Rosario merupakan bentuk devosi yang paling banyak dilakukan oleh umat, lebih terkhusus pada bulan Oktober, baik secara pribadi maupun berkelompok (keluarga atau lingkungan), seiiring peringatan “Maria Ratu Rosario” (bulan Maria). Banyak umat Non-Katolik dan sebagian umat Katolik mengira bahwa Doa Rosario adalah doa kepada Maria, melainkan sesungguhnya adalah doa kepada Tuhan Yesus, dengan meneladani intersesi bantuan doa Bunda Maria. Dalam Doa Rosario, Bunda Maria menyertai didalam doa, merenungkan peristiwa kelahiran, penderitaan, dan kemuliaan Putranya. Melalui renungan perjalanan peristiwa Gembira, Cahaya, Sedih dan Mulia yang ada, Doa Rosario mengajak kita

merenungkan Inkarnasi Tuhan. Doa Rosario adalah rangkaian doa yang begitu rendah hati dan sederhana yang secara theologis dan kristologis, menyuguhkan ringkasan yang padat dan mendalam tentang perjalanan Yesus dan Injil itu sendiri. Demikian seperti diuraikan oleh Santo Louis deMonfort dalam buku Rahasia Rosario yg ditulisnya, yang mendirikan Legio Maria di tahun 1921. Beliau juga memetik dalam tulisannya ungkapan Paus Yohannes Paulus II yang menyatakan "Rosario telah menyertai saya di saat-saat suka dan di saat-saat duka". Melalui doa Rosario diharapkan iman kita bertumbuh melalui penghormatan terhadap misteri-misteri tersebut, dan semakin lebih bisa merasakan dan mensyukuri akan kehadiran serta penyertaan Tuhan setiap waktu. Melalui doa Rosario juga kita memohon agar Bunda Maria memimpin, mendampingi serta menghantar kita dan semua orang yang percaya, kepada Yesus. Doa Rosario memerlukan suasana hening dan tenang sehingga memungkinkan kita menghayati setiap misteri dengan sepenuh hati, sambil menatap keindahan wajah Yesus untuk merasakan dan mengalami kedalaman kasih-Nya. Doa Rosario dilakukan dengan merenungkan 20 misteri dan mendaraskan sepuluh Salam Maria, Bapa Kami dan Kemuliaan pada setiap Misteri. Merenungkan misteri dalam Rosario, yaitu dengan cara menghadirkan misteri yang sedang direnungkan melalui imajinasi kita. Sambil menghadirkan misteri tersebut, kita doakan Salam Maria. Dalam berdoa Rosario, kita dibawa ke dalam suasana kekhusukan untuk mengungkap dan menyampaikan perasaan kita “Yesus dan Maria, aku mencintai-Mu”. Perasaan yang terus-menerus diulang ini, diharapkan me-numbuhkan rasa cinta kita yang kian mendalam. (bersambung ke hal. 14)


W A RT A P A R O K I

10

PRARAKA PAROKI VILLA MELATI MAS 2017 Pertobatan Murid-murid Kristus yang Menghadirkan Komunitas Civitas Dei Melalui Pembinaan Iman yang Hidup dan Memerdekakan di Tengah Kebhinnekaan


A N E K A W A RT A L I N G K U N G A N

11

Kegiatan BKSN di Lingkungan Stanislaus Kostka : Kitab Suci Bukan Lagi Sesuatu yang “Jauh” Tetapi “sangat Dekat”

S

ebagaimana tahun-tahun sebelumnya pada bulan September ini lingkungan kamipun sudah bersiap-siap menyambut Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) dan menggunakan momentum ini untuk mengumpulkan umat dalam kegiatan pendalaman iman (PI). Sekalipun kegiatan PI bukan merupakan kegiatan favorit di lingkungan kami karena umat yang hadir biasanya hanya berkisar antara 6-9 orang, namun pada BKSN kali ini pengurus sangat antusias menyambutnya. Pengurus “merapatkan barisan” dan membuat persiapan-persiapan yang diperlukan agar lebih banyak umat yang terlibat dalam kegiatan ini, misalnya: 1. Menentukan umat yang akan menjadi fasilitator. Sudah dua tahun ini lingkungan kami tidak lagi mengundang fasilitator dari luar lingkungan, tapi kami mengoptimalkan fasilitator dari dalam lingkungan sendiri. Fasilitator yang sudah menyediakan diri ini kemudian mengikuti sosialisasi yang diadakan di paroki sehingga mereka lebih yakin dan percaya diri dalam membawakan materi. 2. Menentukan umat yang bersedia untuk ketempatan rumahnya. Namun untuk kali ini Pengurus menawarkan rumahnya utk digunakan. 3. Mengirimkan undangan BKSN ke group WA warga dan group line remaja. 4. Melalui group WA, pengurus kemudian membagi tugas untuk melakukan pendekatan personal bahkan mengunjungi umat-umat tertentu yang jarang hadir atau jarang membaca WA dengan harapan mereka dapat hadir di kesempatan BKSN kali ini. 5. Jika di tahun-tahun sebelumnya kami melakukan kegiatan PI di hari Kamis, maka kali ini kami

dok. lingk. st. stanislaus kostka

sengaja mengadakannya di hari Sabtu malam dengan harapan umat yang bekerja dan anak-anak sekolah dapat meluangkan waktu mereka. Kami juga commit untuk menggunakan fasilitator dari dalam lingkungan. Perasaan tidak yakin dan kurang pantas yang umumnya dirasakan oleh fasilitator internal berhasil terkikis dengan adanya kesempatan mengikuti sosialisasi. Terlebih lagi penerimaan dan respon yang positif dari umat yang hadir, membuat fasilitator lebih nyaman, santai dan menghidupkan sharing serta diskusi yang dulunya menjadi momok bagi banyak umat. Keberanian untuk sharing dan memberikan pendapatpun tidak hanya dikuasai oleh orang dewasa tapi juga anakanak dan remaja yang hadir di pertemuan. Hal yang menarik adalah anak-anak dan remaja yang hadir dalam PI kali ini bukan karena diajak atau didorong oleh orang tua mereka, tapi mereka berinisiatif hadir sekalipun orang tuanya berhalangan untuk hadir. Akhirnya 4 kali pertemuan PI BKSN dengan tema : KABAR GEMBIRA DI TENGAH GAYA HIDUP MODERN telah kami lalui. Puji syukur kepada Tuhan karena kali ini kami bisa mengumpulkan lebih banyak umat: pertemuan pertama 17 orang, pertemuan kedua 21 orang, pertemuan ketiga 21 orang, dan pertemuan ke-empat 15 orang. Bagi kami, Kitab Suci bukan lagi sesuatu yang “jauh” tetapi sangat dekat bahkan menjadi panduan dalam hidup kami. Kitab suci bukanlah panduan yang usang, tetapi sungguh nyata dan kontekstual dengan kehidupan modern saat ini. Kiranya semangat yang berhasil ditumbuhkan selama BKSN dapat menumbuhkan niat setiap umat untuk semakin mencintai kitab suci dan mendalami firman Tuhan. (EP-SK)


A N E K A W A RT A L I N G K U N G A N

12

Seminar singkat di lingkungan St. Regina, VMM Blok B, C3 & C4

MENTAL BLOCK – BE THE WINNER – MIND POWER

D

alam rangka pesta nama Santa Regina yang jatuh pada tanggal 7 September, umat lingkungan St. Regina memperingatinya dengan menyelenggarakan seminar singkat pada hari Sabtu 16 September 2017. Seminar yang diadakan untuk kalangan warga selingkungan ini memilih tema “Say No to Mental Block�. Kegiatan dilaksanakan di ruang pertemuan Lathyssa Guest House di Villa Melati Mas Blok C, rumah salah satu warga lingkungan yang juga berfungsi sebagai guest house. Seminar yang dihadiri oleh 50 orang lebih umat lingkungan berjalan lancar dengan suasana akrab dari pukul 16:00 s/d 21:30 WIB dengan diselingi acara makan malam bersama.

dok. lingk. st. regina

adalah tentang luka batin. Diharapkan dengan memaafkan, berdoa, pengakuan dosa, membersihkan diri dari pengaruh negatif, serta banyak memasukkan kata positif ke dalam diri kita sendiri, luka batin dapat disembuhkan. Kita diajak juga untuk berpikir sebagai pemenang Berani bermimpi dan fokus pada impian, berani mandiri, berani keluar dari zona nyaman, dan biarkan Tuhan yang memimpin, artinya kita berani untuk jadi pemenang. Dalam seminar juga dibahas mengenai mind power, kekuatan yang bisa menyatukan otak kiri dan otak kanan.

Sesuai himbauan Romo Natalis, untuk melibatkan setiap warga sesuai keahlian yang dimiliki, seminar ini diharapkan sebagai bagian dari proses menumbuhkembangkan tunas-tunas individu yang berani, mandiri dan membawa kebaikan bagi sesama Seminar dibawakan oleh drh. Rajanti Fitriani, salah satu warga lingkungan yang selain berprofesi sebagai dokter hewan, juga sebagai praktisi Mind Power & Body Talk. Dengan santai dan penuh kekeluargaan, drh. Rajanti membawakan seminar. Mental block, sesuatu yang membatasi kita untuk berkembang dialami oleh banyak orang, baik anakanak maupun orang dewasa dan lansia. Baik yang berkenaan dengan perkara kecil maupun perkara besar. Pikiran bahwa kita tidak bisa, rasa takut, rasa tidak percaya, luka batin yang terpendam, itulah hal-hal yang sering kita alami dan menghambat kita untuk melakukan sesuatu yang kita inginkan. Akibatnya menghambat perkembangan kita sendiri. Mental block bisa dihapus dan dihancurkan. Salah satu bentuk hambatan yang dibahas dalam seminar

Setelah mental block dihancurkan, muncul keberanian berpikir sebagai Pemenang dan memaksimalkan kekuatan pikiran, diharapkan kita akan jauh berkembang sebagai individu. Semoga perkembangan dan pertumbuhan kita sebagai individu dapat membawa manfaat baik untuk lingkungan di sekitar kita, khususnya umat di lingkungan St. Regina, maupun lingkungan yang lebih besar. (Sandra Suhenda dan Hendri Suhenda)


A N E K A W A RT A L I N G K U N G A N

13

Dari Misa Lingkungan St. Silverius, Perumahan Griya Asri : HIDUPKAN KATEKESE DALAM KELUARGA DENGAN DOA BERSAMA Jelupang, 26 Oktober 2017

U

dara yang sejuk karena sore itu turun hujan berubah menjadi panas karena umat Santo Silverius mulai memenuhi rumah tempat pertemuan di Blok A1 Griya Asri. Senin ini merupakan misa lingkungan yang kedua kalinya di lingkungan kami sejak berdirinya Gereja Santo Ambrosius, Paroki Villa Melati Mas. Romo Natalis hadir bersama beberapa orang Dewan Pengurus Harian dan wakil OMK. Umat yang hadir malam itu beragam mulai dari batita, anak, remaja, orang dewasa, hingga manula. Dalam

(sambungan dari hal. 5) dan komunikasi terhadap keluarga. Tetapi kita juga tidak bisa menganggap hal ini sepele, sebab komunikasi dalam keluarga sangat penting. Kita masih bisa mengurangi pengaruh negatifnya. Salah satunya adalah dengan berdoa bersama dalam keluarga, apalagi kalau dilakukan tanpa gadget. Dengan doa bersama, kita saling menjaga, merawat dan menyayangi satu sama lain. Gemati = Time to Care “Gemati” berasal dari bahasa Jawa, artinya kemampuan dan kepandaian memelihara, mengasuh, merawat, mendidik, siap sedia membenahi segala sesuatu yang dianggap kurang atau belum selesai supaya hidup komunitas/ keluarga dapat terselenggara dengan baik. “GEMATI” merupakan singkatan dari “GErakan Mewujudkan DoA dengan Kemurahan HaTI”. Sebuah gerakan bersama dalam keluarga untuk membangun spiritualitas belarasa (empati) melalui habitus doa keseharian untuk mempersembahkan diri, hidup, keluarga dan sesama sambil berderma dihadapan Tuhan secara tulus. Tentu saja Gemati yang dimaksud lebih mengarah kepada hidup iman keluarga,

dok. lingk. st. silverius

khotbahnya, Romo Natalis menegaskan tentang pentingnya berdoa dalam keluarga. Katekese keluarga dimulai dari hal yang sederhana yaitu salah satunya berdoa keluarga. Ekaristi diakhiri dengan acara ramah tamah: mengobrol dan makan kudapan kacang rebus serta makan bakso bersama. Paguyuban umat terasa akrab ketika semua bergabung dalam sukacita menikmati indahnya malam dalam santapan rohani dan jasmani. (Christina Enung Martina)

membangun spiritualitas keluarga, tidak hanya sekedar pengumpulan dananya. Keluarga adalah Gereja mini Kita boleh bersyukur bahwa Dewan Paroki Pleno telah meletakan visi misi paroki sebagai dasar pembangunan dan pengembangan gereja Ambrosius, “Gereja sebagai paguyuban umat beriman yang peduli, berbagi dan merakyat”. Berdasar visi misi inilah, kita membangun paroki kita, membangun lingkungan kita, membangun keluarga kita dan Umat Allah secara keseluruhan. Membangun gereja dimulai dari membangun keluarga karena keluarga adalah Gereja mini. Berkaitan dengan keluarga, gereja Ambrosius hendak mengembangkan pastoral keluarga yang utuh dan terpadu melalui beberapa program kerja. Salah satunya adalah membangun habitus doa dalam keluarga. Keluarga sebagai Gereja mini diharapkan menjadi keluarga yang beriman, keluarga yang memiliki spiritualitas doa seperti St. Ambrosius, keluarga yang memiliki habitus doa bersama dalam keluarga. (Domi Toron – PITK)


A N E K A W A RT A L I N G K U N G A N

14

Dari Pendalaman Iman di Lingkungan St. Melania:

Pengalaman Pertama Menjadi Fasilitator Lingkungan

B

ulan September adalah Bulan Kitab Suci Nasional. Umat di lingkungan Santa Melania menyambutnya dengan mengadakan 4 kali pertemuan Pendalaman Iman (PI) pada setiap hari Kamis di rumah umat secara bergantian. Tema Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) tahun 2017 yang dicanangkan oleh Keusukupan Agung Jakarta adalah “Kabar Gembira Di Tengah Gaya Hidup Modern”. Tema tersebut kemudian dijabarkan menjadi 4 sub tema, yaitu: Kabar Gembira dan Teknologi, Kabar Gembira berhadapan dengan Materialisme, Kabar Gembira berhadapan dengan Individualisme dan Kabar Gembira berhadapan dengan Hedonisme. Tanggapan umat dalam pertemuan PI sangat baik sebagaimana tampak dari bertambahnya kehadiran umat hingga mencapai 35 orang. Hal ini menandakan semakin meningkatnya kerinduan umat untuk merenungkan firman Allah dan keinginan untuk bersekutu dengan saudara seiman. Satu hal yang berbeda dengan pertemuan PI tahun-tahun sebelumnya adalah adanya fasilitator lingkungan. Biasanya yang membawakan materi adalah Prodiakon atau Pewarta. Namun kali ini umat lingkungan sendirilah yang bertugas sebagai fasilitator. Ada 5 orang fasilitator di lingkungan St. Melania. Kami sepakat untuk berbagi tugas secara berpasangan di setiap materi. Kami berusaha mempersiapkan diri dengan baik, antara lain dengan mengikuti pembekalan yang diadakan di gereja, membaca materi yang akan

dok. lingk. st. melania

dibahas dan berdoa. Namun tetap saja timbul rasa grogi dan kuatir, takut umat merasa bosan, takut umat mengajukan pertanyaan yang sulit, takut umat tidak mau terlibat aktif untuk berbicara, mengungkapkan pendapat atau mensharingkan pengalamannya. Ketua lingkungan dan rekan-rekan pengurus memberi kami semangat dan meyakinkan bahwa kami bisa, kami bukanlah guru, namun kami hanya bertindak sebagai fasilitator. Berkat dukungan dari rekan pengurus dan respon yang positif dari umat, serta yang utama karena bimbingan Roh Kudus, pendalaman iman dapat berjalan dengan lancar. Umat ikut terlibat aktif dengan menjawab pertanyaan dan menceritakan pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan materi. Pertemuan PI diakhiri dengan acara keakraban, umat berbincang satu sama lain sambil menikmati makanan kecil yang telah disajikan. Pengalaman pertama menjadi fasilitator merupakan pengalaman yang penuh sukacita dan rasa syukur, dengan pimpinan Roh Kudus semuanya jadi di mudahkan. Seperti tertulis dalam Yeremia 15:16, “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataanMu, maka aku menikmatinya, firmanMu itu menjadi kegirangan bagiku dan menjadi kesukaan hatiku, sebab namaMu telah diserukan atasku ya TUHAN, Allah semesta Alam.” (Yas)

(sambungan dari hal. 9)

Kita berdoa kepada Bunda Maria karena ia adalah Bunda Allah. Ketika kita berdoa Salam Maria, kita menggabungkan penyembahan kepada Tuhan dan penghormatan kepada Bunda Maria. Kita menyatukan doa-doa kita kepada Tuhan dengan doa-doa Bunda Maria kepada Tuhan. Kita tidak menyembah Bunda Maria, kita hanya menyembah Tuhan saja. Ketika kita berdoa kepada Bunda Maria, kita menghormatinya sebagai Bunda Allah dan sebagai Bunda Rohani kita, serta perannya yang istimewa didalam rangkaian karya keselamatan Allah. Tuhan menghendaki Bunda Maria ambil bagian dalam penebusan umat manusia, sama seperti Hawa ambil bagian dalam jatuhnya umat manusia ke dalam dosa. Sama seperti seorang Bapa dipenuhi sukacita karena cinta dan penghormatan yang diberikan orang kepada anak-anaknya, demikian juga Allah Bapa dipenuhi sukacita dan menghendaki kita menghormati puteri-Nya, Maria dan Bunda PuteraNya, Yesus Kristus. (btsw)


A N E K A W A RT A L I N G K U N G A N

15

9 Oktober 2017 : Misa Lingkungan Santa Sesilia

K

ebersamaan kembali muncul saat kunjungan Romo Natalis di Misa Lingkungan Santa Sesilia di rumah Bapak Aries dan Ibu Meiske warga Villa Melati Mas blok T. Umat di lingkungan Sesilia menyempatkan waktunya untuk hadir, meski di hari Senin yang penuh kemacetan. Dalam misa terjadi dialog yang cukup seru antara Romo Natalis dengan anak-anak di lingkungan Santa Sesilia, sehingga anakanakpun turut merasakan bahwa kebersamaan itu indah. Acara dilanjutkan dengan pelantikan

dok. komsos st.ambrosius

pengurus lingkungan, meski struktur pengurus kami masih belum lengkap. Masih belum ada Tim Bina Iman Anak di struktur pengurus kami. Semoga kedepannya tim Bina Iman Anak dapat segera terbentuk. Misa diakhiri dengan acara makan bersama dan bincang-bincang dengan Dewan Paroki. Terima kasih untuk masukan yang berguna dari Tim Dewan Paroki, semoga umat Santo Ambrosius semakin aktif dalam berperan serta membangun paroki kita semua. (Inge Maria)






20

A G E N DA K A RYA P E L AYA N A N

Bidang Pewartaan • Tim Komsos mengadakan Lomba Logo Paroki, umat diundang untuk turut berpartisipasi. Keterangan lebih lanjut dapat dibaca di papan pengumuman. • Akan diselenggarakan penerimaan Sakramen Penguatan pada hari Minggu tanggal 5 November 2017 pukul 08:00 wib dengan konselebran utama Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo. Peserta Krisma diharapkan memarkir kendaraannya di parkiran GSG. • Akan diselenggarakan Baptisan Bayi tahap 6 pada hari Minggu tanggal 3 Desember 2017, pukul 10:00 di gereja St. Ambrosius. Pertemuan orang tua bayi akan diadakan pada hari Minggu tanggal 26 November 2017 pukul 10:30, di gereja St. Ambrosius. Pendaftaran dapat dilakukan di sekretariat pada jam pelayanan. Bidang Peribadatan • Misa Perayaan Arwah Orang Beriman akan diadakan pada hari Kamis tanggal 2 November 2017 pukul 19:30 wib di gereja St. Ambrosius. Kartu doa dapat diambil setelah selesai misa, mulai dari tanggal 22 - 29 Oktober 2017 di depan gereja. Umat dapat juga menyertakan foto dari keluarga terkasih yang akan diletakan di altar pada saat misa arwah untuk didoakan bersama. Bidang Organisasi, Keuangan dan Kesekretariatan (OKK) • Rangkaian Pra-Rapat Karya dan Rapat Karya Paroki Villa Melati Mas diadakan pada hari Sabtu tanggal 21, 28 Oktober 2017 pukul 07:30-16:00 dan hari Minggu tanggal 29 Oktober 2017 pukul 09:30-15:30. Misa penutupan Rapat Karya dilakukan pada hari Minggu tanggal 29 Oktober 2017 pukul 17:00. Seluruh Ketua Lingkungan, Wakil Ketua SubLingkungan, Koordinator Tim Bidang, Koordinator SubTim Bidang dan DPH diundang untuk hadir. Bidang Pemerhati dan Monitoring • Bagi umat yang ingin berpartisipasi dalam “Solidaritas Pembangunan Fasilitas Devosional dan Gedung Karya Pastoral” gereja St. Ambrosius Paroki Villa Melati Mas, dapat menghubungi petugas Penata Umat di depan pintu gereja setelah misa. Bidang PITK • Retret Orang Muda Katolik (OMK) akan diadakan pada tanggal 10-12 November 2017 di Rumah Retret Wisma Canossa, Bintaro. Diharapkan bantuan ketua lingkungan untuk mengkoordinir pendaftaran OMK secara online di http://pitkambrosius.xyz, paling lambat 1 minggu sebelum tanggal kegiatan. Informasi lanjut dapat menghubungi sdri. Fanny di 0878 7730 5505. Bidang Persekutuan • TKK akan mengadakan Sosialiasai Materi Bulan Keluarga 2017 pada hari Minggu tanggal 5 November 2017 pukul 10:00-12:00 WIB di aula gereja St. Ambrosius. Seluruh Ketua Lingkungan, TKK Lingkungan dan Fasilitator Lingkungan diundang hadir. Undangan dimasukkan ke kotak lingkungan masing-masing. Untuk informasi lanjut silakan menghubungi Yosef Hendra 0811 957 7654 dan Sandra 0818 926 397. Pengumuman Pernikahan • Akan saling menerima Sakramen Perkawinan : Pengumuman Pertama : • Yosef Ignatius Yosua Okinawa Santoso dengan Francelina Yachinta Talita Noviana Widyasari, keduanya dari lingkungan St. Yovita. Pengumuman Kedua : 1. William Basuki dari lingkungan St. Agustinus dengan Ivana. 2. Yohanes Yonas Yasahardja dari lingkungan St. Agustinus dengan Priska Yan Alin Osetin Wou dari Paroki Santo Matias, Cinere. 3. Antonius Ginanjar Nugroho Putro dengan Beatrix Devita Wendy Andreswari, keduanya dari lingkungan St.Yovita. 4. Andreas Prawira Sulaiman dari lingkungan St. Benedictus dengan Enrica Puspa Dewi. 5. Rosaline Susan dari lingkungan St. Yudith dengan Andreas Alfren dari Paroki Santo Thomas Rasul, Bojong Indah. Apabila Saudara-saudari mengetahui adanya halangan dalam perkawinan tersebut, dimohon untuk memberitahukan kepada Pastor Paroki.

Warta Ambrosius menerima partisipasi umat berupa artikel, berita, atau lainnya. Tulisan dapat dikirimkan ke Redaksi dengan alamat email: wartaambrosius2017@gmail.com

PENERBIT: Komsos Paroki Villa Melati Mas-Gereja Santo Ambrosius. PELINDUNG: Pastor Yosef Natalis Kurnianto, Pr. PENANGGUNG JAWAB: Wakil Ketua II Dewan Paroki Harian Gereja St. Ambrosius, Aurelius Effendy, Anggota DPH bid. Pewartaan: Stefanus Kasim Syarifudin, A. Eren Twin Santoso. PIMPINAN REDAKSI: Ketua Tim Komsos Gereja St. Ambrosius, Andreas Tomson Djaja Burhan. REDAKTUR PELAKSANA: Hetty Atmadja. DEWAN REDAKSI: Aurelius Effendy, Stefanus Kasim Syarifudin, A. Eren Twin Santoso, Antonius Haris, Hetty Atmadja, Puguh Hartanto, Eugenia Gina. EDITOR: Bambang Triono SW. LAYOUT DESIGN: Gavin Pareira, Irenne. KONTRIBUTOR: Hardy Budiardjo, Irenne, Enung, Ticha, Elkan, Jonathan, Nita, Rangga. KOORDINATOR RENUNGAN: Angelika Susanti. REDAKTUR FOTO: Antonius Haris. FOTOGRAFER: Charles, Franz, Harkuswo, Nate, Rudy Hariyanto, Yusak Yahya, Bistok, Tommy M, Erichsen, Sari, Laurensius Felise, Dandy Rosella, Jefri Lianto, Dwi Fx. Putro, Gavin Pareira. PERCETAKAN: PT. Mitramapan Cemerlang


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.