Arsitektur Nusantara - Rumah Tradisional Bali

Page 1

RUMAH ADAT BALI

KELOMPOK

RUMAH ADAT BALI

KELOMPOK 2 ABYANFAHREZAA. 09020320015 FAJARATTILAK 09020320029 ARSITEKTURNUSANTARA PROGRAMSTUDIARSITEKTUR FAKULTASSAINSDANTEKNOLOGI UINSUNANAMPELSURABAYA FETTYTRIEADINTHA 09030320047 FRAGRANTSAVANTA. 09040320057 Sumber Gambar https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww. DOSEN PEMBIMBING: OKTAVIELOKHAPSARI 1985100420140320004 ANGGOTA

ARTIANUMUM

RumahTradisional Bali adalah tempat/ruang untukmenampung aktivitas manusia yang diturunkan dari generasi ke generasi dengan perubahan-perubahan yang menyesuakian dengan perkembangan

zaman sertaberdasarkan norma- norma yang berlaku, peraturan traditional (Asta Kosala Kosali), adat kebiasaan setempat dan bergantung pada kondisi sertapotensial alamdan lingkungan.

Arsitektur tradisional Bali adalah sebuah aturan tata ruang turun temurun dari masyarakat Bali seperti

lontar Asta Kosala kosali, Asta Patali, dan lain-lain yang sifatnya luas meliputi segala aspek kehidupan masyarakat Bali.Ini pula yang mesti dipahami oleh arsitek Bali dalam merancang sebuah bangunan

dengan memperhatikan tata ruang masyarakat Bali (arsitektur Bali). Arsitek tradisional tidak lagi

menokohkan dirinya karena adanya pedoman berdasarkan teori Kebo Iwa, Hyang Nirartha, dan Empu

kuturan yang dikembangkan oleh para undagi (tukang) Dewanya undagi adalah Asta Kosali sebagai

teori pelaksanaanbangunanTradisional Bali

LOKASI

Dalam pulau bali terdapat Konsepsi Tri Angga

berlaku dari yang bersifat makro (alam

semesta/bhuana agung) sampai yang paling

mikro (manusia/bhuana alit). Dalam skala

wilayah; gunung memiliki nilai utama; dataran

bernilai madya dan lautan pada nilai nista.

Dalam perumahan, Kahyangan Tiga (utama), Perumahan penduduk (madya), Kuburan (nista), juga berlakudalam skalarumahdan manusia.

Sumber Gambar

https://www.google.com/url?sa=i&url=http

s%3A%2F%2Fwww.

GayaArsitekturBaliadalah arsitektur

vernacular yangdibuat dan didesain

menggunakanberbagai bahanlokal untuk

membangun bangunanyangmencerminkan

tradisilokal.Desaingaya arsitekturBali

sangatdipengaruhikentalnyatradisiHindu Bali,dansentuhanunsur Jawakuno.

SusunanTriAngga

Tri Angga yang memberi arahan tata nilai secara vertikal (secara horisontal ada yang menyebut Tri Mandala), juga terdapat tata nilai Hulu-Teben, merupakan pedoman tata nilai di dalam mencapai tujuan penyelarasan antara Bhuana agung dan Bhuana alit.

Hulu-Teben memiliki orientasi antara lain: 1). berdasarkan sumbu bumi yaitu: arah kaja-kelod (gunung dan laut), 2). arah tinggi-rendah (tegeh dan lebah), 3). berdasarkan sumbu Matahari yaitu; Timur- Barat (Matahari terbit dan terbenam) (Sulistyawati.dkk,1985:7).

Asta Kosala Kosali merupakan ajaran yang ada pada lontar Bhagawan

Siswakarma,penuntun generasi muda, generasi penerus kita khususnya Hindu utamanya mereka yang mau belajar membangun Tri Hita Karana (palemahan, pawongan, serta periangan), ajaran ini sebagai ukuran,patokan dasar, tampak depan,langkah, dsb.

MUSTI(ukuranatau dimensi denganukurantanganmengepal denganibujari yangmenghadap keatas),

HASTA (ukuran sejengkal

jarak tangan manusia

dewasa mulai dari

pergelangan tengah tangan

sampaiujungjari tengah yang terbuka)

DEPA (ukuran yang dipakai

diantara dua bentangan

tangan yang dilentangkan

dari kirike kanan)

SEBUAH BANGUNAN RUMAHATAUVILLAYANG ADA DIBALIDIBANGUN SERTADIRANCANG DENGAN 7FILOSOFI:

TRIHATAKARANA-

Menciptakan adanya harmoniserta keseimbangan

antara 3unsurkehidupanatma(manusia),angga(alam), dankhaya(dewa-dewa).

TRIMANDALA

AturanpembagianruangdanzonasI

SANGA MANDALA-

Seperangkat aturanpembagianruangsertazonasiberdasarkan arah

TRIANGGA -

konsepatau hierarkiantara alamlainyangberbeda

TRILOKA-

SerupadenganTriAnggatetapi denganalamyang berbeda

ASTA KOSALA KOSALI

8pedomandesainarsitekturtentang simbol,kuil,tahapan,dansatuan

pengukuran

ARGASEGARA-

axissuciantara gunungdan laut

FILOSOFI

POLAPERMUKIMANRUMAHADATTRADISIONALBALI

RUMAH TINGGAL MASYARAKAT BALI SANGAT UNIK KARENA

RUMAH TINGGAL TIDAK MERUPAKAMSATUKESATUAN DALAM

SATU ATAP TETAPI TERBAGI DALAM BEBERAPA RUANGRUANG YANG BERDIRI SENDIRI DALAM POLA RUANG YANG

DIATURMENURUTKONSEPARAHANGIN DANSUMBUGUNUNG

AGUNG.HAL

MENUNTUT

PENGATURAN TERSEBUT.

INI TERJADI KARENA HIRARKI YANG ADA

ADANYA PERBEDAAN STRATA

RUANG-RUANG PADA RUMAH DALAM TINGGAL

MORFOLOGI DENAH&TATA RUANG

UNTUK MEMAHAMI HIRARKI PENATAAN RUANG TEMPAT TINGGAL DI

BALI INI HARUSLAH DIPAHAMI KEBERADAAN SEMBILAN MATA ANGIN

YANG IDENTIK DENGAN ARAH UTARA, SELATAN, TIMUR DAN BARAT.

BAGI MEREKA ARAH TIMUR DENGAN SUMBU HADAP KE GUNUNG

AGUNG ADALAH LOKASI

UTAMA DALAM RUMAH TINGGAL, SEHINGGA LOKASI

TERSEBUT BIASA DIPAKAI UNTUK MELETAKKAN TEMPAT

PEMUJAANATAUDIBALIDISEBUTPAMERAJAN.

BANGUNAN RUMAHTINGGAL TRADISIONALBALIDIFUNGSIKAN

UNTUK MENAMPUNG KEGIATAN-KEGIATAN TRADISI DALAM DALAM

AGAMA HINDU,

PANCAYADNYA

SEPERTI KEGIATAN UPACARA

MAUPUN AKTIVITAS SEHARI-HARINYA.

KEGIATANMANUSA YADNYA, DEWAYADNYA, PITRA YADNYA, YANG

DIMULAI SEJAK KELAHIRAN KEMUDIAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP SESEORANG HINGGA MENINGGAL (SULARTO, 1988).

NawaSanga(9mata angin).

KARENASUMURMENJADI

SUMBERAIR MAKA

DITEMPATKAN DIUTARA DIMANA

GUNUNG BERADA.

U B

TEMPATSEMBAHYANG KARENA

BERHUBUNGAN DENGAN

MENYEMBAH AKAN DITEMPATKANDITIMURTEMPAT

MATAHARI TERBIT.

T S

DAPUR KARENA

BERHUBUNGAN DENGAN API

MAKA DITEMPATKAN DI SELATAN.

MRAJAN/ SANGGAH

BAGIANBAGIANPADARUMAH

TRADISIONALBALISEBAGAI

BERIKUT

ANGKUL-ANGKUL

·Mrajanatau sanggah,terleteakdibagian timurlautatau kajakangin pada sembilanpetak pola ruang,merupakanareasucipada rumah berfungsisebagaitempat pemujaan.

BALEDANGIN

·BaleDangin,yaitubangunan

perumahantradisionalBali yang komposisinyaberada di sisitimur,Bale Danginatau Bale

Gedemempunyaitiang

penyanggabangunan

berjumlah12(saka roras)dan tiang kayumempunyaisebutan

lainsepertiBaleDauh

tergantung banyaknyatiang.

yaitu entrance yang berfungsi seperti candi bentar pada pura yaitu sebagai gapura jalan masuk.

ALING-ALING

adalah bagian entrance yang berfungsi sebagai pengalih jalan masuk sehingga jalan masuk tidak lurus kedalam tetapi menyamping. Hal ini dimaksudkan agar pandangan dari luar tidak langsung lurus ke dalam.

NATA/HALAMAN TENGAH

merupakan pusat dari pekarangan yang dikelilingibale-bale

BALEDAJE

·Bale Daje, Bangun rumah yang paling awal

dibangun dalam perumahan,typebangunan

sakekutusdiklasifikasikansebagai bangunan

madia dengan fungsitunggal sebagai tempat

tidur yang disebut bale meten.Bentuk

bangunansegiempat panjang, dengan

ukuran5mx2,5 m,dengan tinggi lantaisekitar

1,2mdengan empat atau lima anaktangga

kearahnatah lantai lebihtinggi dari bangunanlainnyauntukestetika.

·

BALEDAUH/ LOJI,

·BaleDauh/ Loji,initerletak di bagian Barat( Dauh natah umah ), dan sering pula disebut

dengan Bale Loji, serta Tiang Sanga. Fungsi

Bale Dauh ini adalah untuk tempat

menerima tamu dan juga digunakan

sebagai tempat tidur anak remaja atau anakmuda.

PAON ( DAPUR )

·Paon ( Dapur ), yaitu tempat memasak bagi

keluarga. Bagian yang terpenting dari rumah dapur

orang bali tempatnya terpisah dengan bagian –

bagian rumah yang lain. Dapur

ditempatkan disebelah barat bale biasanya delod

berdekatan dengan pintu masukrumah atau dalam

bahasa bali biasa disebut lebuh.

JINENGDAN LUMBUNG BALEDELOD

·Jineng/lumbung, sebagai tempat untuk menyimpan hasil panen, berupa padi dan hasil kebun lainnya. Fungsinya sebagai penyimpanan hasil panen yang berupa gabah di bagian atapnya. Dan dibawahnya dibentuk menyerupai bale untuk tempat bersantai dan bercengkrama bersama keluarga. ( Sularto, 1989)

,

·Bale Delod, Dalam komposisi bangunan

rumah sakakutusini menempatiletakbagian

kelod, dalam proses

delod letaknya dari pembangunan bale meten bale diukur

denganmenggunakan tapak kaki dengan

pengurip angandang tergantung dari

kecenderungan penghuni rumah. Bale delod

difungsikan sebagai sumanggem,

· , bangunan untuk upacara adat, tamu dan tempat bekerja atau serbaguna. Bentuk

bangunansegi empat panjang, dengan ukuran 355 m x 570 m, dengan tinggi lantai sekitar 0,8

mdengan tiga anak tangga kearah natah.

ATURAN DASAR

Kesemuanya ini bersumber pada Weda atau kitab suci agama Hindu. Demikian pula

halnya dengan aturan dasar dalam Arsitektur Tradisional Bali (ATB), juga di perkirakan

bersumber dari pengetahuan Weda. Mengenai hal tersebut dapat di simak dalam

uraian Sumintardja (1981),yang menyebutkan bahwa lontar-lontar mengenai arsitektur

di Bali merupakan kelanjutan dari tradisi Hindu Jawa sebelum masa pembudayaan

Islam. Pahatan candi-candi di zaman Majapahit menunjukkan bentuk dan gaya perumahanseperti yangterdapat di Bali.

TATA RUANG

Tataruangmenggunakanfalsafah bahwa manusiaitu adalah unsurdari alamsemesta(kosmos).

Dankosmosini di terbagi 3bagian seperti terdapat dalamtradisi arsitekturIndia.Pembangunan

suatubangunandalam kebudayaan Hindu,dalil-dalilnya tersusundalam kitab-kitab

keagamaanseperti yangaslinyadi Indiabernama Cilpa Sastra.Dalil-dalil yangberlakuuntuk membangunsuatubangunankinimasihdapat di pelajari dari buku- bukuAstaKosalidan Asta

Bumidi Bali.Manawa DarmaSastrabab IIIayat 89(terjemahan Pudja,1983) menyiratkansuatu

konsepsiyangdi terjemahkankedalamArsitekturTradisionalBaliberupa penempatan posisi

merajanatau tempat sucipada area utamaningmandala.

POLA-POLAPERUMAHANDI BALI (PARWATA, 2004) UMUMNYADIPENGARUHI

OLEH BEBERAPAFAKTOR, YAITU:

Pola-pola perumahan di Bali (Parwata, 2004) umumnya

dipengaruhioleh beberapa faktor, yaitu:

·Tata nilai/spiritualitas, manusia Bali memandang arah timur (kangin) sebagai arah yang diutamakan (sakral). Pandangan

ini berhubungan dengan realitas bahwa timur merupakan

arah terbitnya matahari disebagai tempat memasak;

Lumbungsebagaitempat pagi hari

·Kondisi dan potensi alam, manusia Bali memandang nilai

utama ada pada arah gunung dan nilai terendah ada pada

arahlaut

·Keterkaitan dengan sumber-sumber ekonomi, manusia Bali

memandang penting keterkaitan permukimandengan sumber kehidupan,misalnya permukimannelayanmenghadapkearah

laut, permukiman petani menghadap ke arah sawah atau perkebunan.

KONSEPSOSIALBUDAYA DALAM

PENATAANRUMAHADAT

KONSEP SOSIAL BUDAYA DALAM PENATAAN RUMAH ADAT

DALAM KONSEP HINDU (SUANDRA, 1991), MASYARAKAT BALI

MENERAPKAN NILAI NILAI TRADISIONAL DALAM PENATAAN RUMAH

TINGGALNYA, ANTARA LAIN: KONSEP TRI HITA KARANA

M NUMBUHKAN K S ARASAN HUBUNGAN ANTARA

LINGKUNGAN, MANUSIA DAN TUHANNYA); KONSEPSI TRI SEMAYA (MASA LALU, MASA KINI DAN MASA YANG AKAN DATANG).

KONSEP PENATAAN RUMAH TINGGAL DI BALI PADA UMUMNYA

MENGIKUTI ATURAN TATA LETAK DAN TATA NILAI TRADISIONAL BALI

YANG JUGA BERLAKU PADA TATA RUANG KAWASAN DI

DA RAH BA . G B T 985) M N GASKAN

ATURAN TRADISI MAUPUN MODERN

BAHWA SUDAH A URANBANYAK

MEMBICARAKAN MASALAH LINGKUNGAN. DALAM ALAM TRADISI (BALI) SUDAH DIKENAL ADANYA PENGELOMPOKKAN TATA GUNA TANAH YANG TERCERMIN DALAM TRI ANGGA (KEPALA, BADAN, KAKI), TATA LETAK BANGUNAN SEPERTI DALAM LONTAR ASTA GUMI. SEDANGKAN SAAT INI SECARA MODERN DIKENAL ZONING (PEMINTAKATAN) TATA GUNA TANAH/LAHAN, MASTER PLAN, DETAIL PLAN, DENAH PLAN DAN SEBAGAINYA.

GAMBAR, PERLETAKKAN UNIT BANGUNANDALAM PEKARANGAN DI BALI

BERDASARKANHIRARKHIUTAMA-MADYA-NISTA, DIKENALDENGAN

KONSEP TRIMANDALA. (SUMBER: PARWATA,2004 ,OBJEK:RUMAH TINGGAL NI KETUT,SANGKIL,BANJARNEGARI, SINGAPADU).

PENATAAN RUMAH MELALUI

PENDEKATAN BUDAYA BALI

Perwujudan bangunan perumahan di Bali sangat

kompleks dan bervariasi seiring dengan perkembangan peradaban dan teknologi.

Bangunan perumahan di Bali dirancang tidak hanya untuk memenuhi tuntutan kebutuhan yang

praktis, tetapi juga untuk mengekspresikan emosi atau ide-ide simbolikdan keagamaan sekuler.

Permukiman tempat tinggal masyarakat di Bali yangtradisional, menggunakankonsepTriMandala

(nista, madya dan utama mandala) dan Tri Hita

Karana. Semua ini bersumber dari lontar Asta

Semuainibersumberdari lontar AstaaKosala-Kosali

dan Asta Gumi. Penjabaran ajaran Tri Hita Karana

dan kaitannya dengan konsep Tri Mandala adalah

hubungan manusia dengan Tuhannya yang

aktivitasnya dilakukan di utama mandala, hubungan manusia dengan sesamanya dilakukan di madyamandala dan manusia dengan alam

lingkungannyadi lakukandi nistamandala.

ORNAMENTASI

Angkul – Angkul adalah sebuah ragam hias pada bangunan

rumah tradisionalbali yang berupa bangunan gerbang

berlanggambali. Dalam angkul– angkul terdapat ragam hias berupa ornament yang memuat banyak makna dan simbolisyang terkaitdengan fungsi bangunan / pemakaiannya.

Elemen dekoratifyang terdapat pada bangunan memiliki

fungsi sebagai elemen–elemenestetispenghias bangunan gerbang. Ragam hias pada bangunan bangunan ini pada

umumnya diwujudkan sebagai pahatan dari bahan kayu , batu alam / bata merah.

BENTUK–BENTUKPAHATANINIDAPAT

DIKELOMPOKKANMENJADI3BERDASARKAN POSISINYA

PADABAGIANBAGIANBANGUNANGERBANG.

• Pada bagian kaki bangunan

dijumpai gerbang kerap

bentukan ragam hias berupa karang hasti ( ukiran wajah

gajah ), karang tapel ( ukiran

kedok wajah raksasa beberapa ragam hias ), dan lainnya

alam yang menggambarkan kaki daerah pegunungan ( Mertha, 1991: 72 ).

• Pada bagian badan bangunan

• Pada bagian atap bangunan gerbang

gerbang, dipahatkan ragam hias terdapat berbagai macam ragam hias, seperti ikut bentuk celedu ( ornamen pada ujung-ujung jurai atap)

berupa burung), karang karang manuk ( ukiran simbar (ukiran wajah helai

atau kelopak daun), dan berbagai tanaman bentuk pepatran ( ukiran

menjalar) (Anonim, 1985 : 71).

dan murdha atau karang bentala sebagai ornamen- ornamen di puncak bangunan ( Lancret, 1997 : 303 ).

Sumber

Parwata,W,(2004). DinamikaPermukimanPerdesaanpada MasyarakatBali,(Bahan Ajar),DIKTI,Jakarta. oParwata,2004, objek:rumahtinggal NiKetut,Sangkil,Banjar

Negari, Singapadu

o_____________________. (1985),ArsitekturTradisionalDaerahBali,DepartemenPendidikandanKebudayaan,Proyek InventarisasidanDokumentasiKebudayaan Daerah,Denpasar.

oGelebetINyoman,dkk.(1973),ArsitekturTradisionalBali,BaliInformationCentre,Bali.

oSuandra,IM.(1991),TuntunandanTataCara NgwangunKarangPaumahanManutSmrtiAgamaHindu,ProyekPengadaanPrasarana

danSaranaKehidupanBeragamadi Bali,Denpasar.

oAdhika,IMade.(1994).PeranBanjardalamPenataanKomunitas,StudiKasusKotaDenpasar.Bandung:TesisProgramS2Jurusan

PerencanaanWilayahdanKotaITB. oSumintardja, D.(1981),KompendiumSejarahArsitektur,InstitutTeknologiBandung, Bandung.

oSularto,Robi.(1988),ArsitekturdanPariwisataBudayaBali,BuildingInformationCentre,DirektoratJenderalCipta KaryaPUTL,Denpasar.

oErySuardana,P.G.(2004), PengukuranAntropometriOrangBaliSesuaiDenganAspekArsitekturTradisionalBali,(Laporanpenelitian), UniversitasDwijendra, Denpasar. oParwata.IWayan.2011.RumahTinggalTradisionalBalidari AspekBudayadan Antropometri.

oProyekPeningkatanPenelitianArkeologiJakarta.2001.PeningkatanApresiasiMasyarakatterhadapNilai-nilaiSumberDaya

Arkeologi,Bedugul,14-17Juli,2000: ProceedingsEHPA.Jakarta:ProyekPeningkatanPenelitianArkeologi Jakarta.

oTitib,IMade.1983.ArtidanFungsiBhomapada KoriAgungdi Bali.InstitutHinduDharma, Denpasar.

oSuryada,IGustiAgungBagus.2010.Ornamen- ornamenBermotifKedokWajahdalamSeniArsitekturTradisionalBali

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.