RUMAH ADAT BALI



RumahTradisional Bali adalah tempat/ruang untukmenampung aktivitas manusia yang diturunkan dari generasi ke generasi dengan perubahan-perubahan yang menyesuakian dengan perkembangan
zaman sertaberdasarkan norma- norma yang berlaku, peraturan traditional (Asta Kosala Kosali), adat kebiasaan setempat dan bergantung pada kondisi sertapotensial alamdan lingkungan.
Arsitektur tradisional Bali adalah sebuah aturan tata ruang turun temurun dari masyarakat Bali seperti
lontar Asta Kosala kosali, Asta Patali, dan lain-lain yang sifatnya luas meliputi segala aspek kehidupan masyarakat Bali.Ini pula yang mesti dipahami oleh arsitek Bali dalam merancang sebuah bangunan
dengan memperhatikan tata ruang masyarakat Bali (arsitektur Bali). Arsitek tradisional tidak lagi
menokohkan dirinya karena adanya pedoman berdasarkan teori Kebo Iwa, Hyang Nirartha, dan Empu
kuturan yang dikembangkan oleh para undagi (tukang) Dewanya undagi adalah Asta Kosali sebagai
teori pelaksanaanbangunanTradisional Bali
Dalam pulau bali terdapat Konsepsi Tri Angga
berlaku dari yang bersifat makro (alam
semesta/bhuana agung) sampai yang paling
mikro (manusia/bhuana alit). Dalam skala
wilayah; gunung memiliki nilai utama; dataran
bernilai madya dan lautan pada nilai nista.
Dalam perumahan, Kahyangan Tiga (utama), Perumahan penduduk (madya), Kuburan (nista), juga berlakudalam skalarumahdan manusia.
Sumber Gambar
https://www.google.com/url?sa=i&url=http
s%3A%2F%2Fwww.
GayaArsitekturBaliadalah arsitektur
vernacular yangdibuat dan didesain
menggunakanberbagai bahanlokal untuk
membangun bangunanyangmencerminkan
tradisilokal.Desaingaya arsitekturBali
sangatdipengaruhikentalnyatradisiHindu Bali,dansentuhanunsur Jawakuno.
Tri Angga yang memberi arahan tata nilai secara vertikal (secara horisontal ada yang menyebut Tri Mandala), juga terdapat tata nilai Hulu-Teben, merupakan pedoman tata nilai di dalam mencapai tujuan penyelarasan antara Bhuana agung dan Bhuana alit.
Hulu-Teben memiliki orientasi antara lain: 1). berdasarkan sumbu bumi yaitu: arah kaja-kelod (gunung dan laut), 2). arah tinggi-rendah (tegeh dan lebah), 3). berdasarkan sumbu Matahari yaitu; Timur- Barat (Matahari terbit dan terbenam) (Sulistyawati.dkk,1985:7).
Asta Kosala Kosali merupakan ajaran yang ada pada lontar Bhagawan
Siswakarma,penuntun generasi muda, generasi penerus kita khususnya Hindu utamanya mereka yang mau belajar membangun Tri Hita Karana (palemahan, pawongan, serta periangan), ajaran ini sebagai ukuran,patokan dasar, tampak depan,langkah, dsb.
MUSTI(ukuranatau dimensi denganukurantanganmengepal denganibujari yangmenghadap keatas),
HASTA (ukuran sejengkal
jarak tangan manusia
dewasa mulai dari
pergelangan tengah tangan
sampaiujungjari tengah yang terbuka)
DEPA (ukuran yang dipakai
diantara dua bentangan
tangan yang dilentangkan
dari kirike kanan)
SEBUAH BANGUNAN RUMAHATAUVILLAYANG ADA DIBALIDIBANGUN SERTADIRANCANG DENGAN 7FILOSOFI:
TRIHATAKARANA-
Menciptakan adanya harmoniserta keseimbangan
antara 3unsurkehidupanatma(manusia),angga(alam), dankhaya(dewa-dewa).
TRIMANDALA
AturanpembagianruangdanzonasI
SANGA MANDALA-
Seperangkat aturanpembagianruangsertazonasiberdasarkan arah
TRIANGGA -
konsepatau hierarkiantara alamlainyangberbeda
TRILOKA-
SerupadenganTriAnggatetapi denganalamyang berbeda
ASTA KOSALA KOSALI
8pedomandesainarsitekturtentang simbol,kuil,tahapan,dansatuan
pengukuran
ARGASEGARA-
axissuciantara gunungdan laut
POLAPERMUKIMANRUMAHADATTRADISIONALBALI
RUMAH TINGGAL MASYARAKAT BALI SANGAT UNIK KARENA
RUMAH TINGGAL TIDAK MERUPAKAMSATUKESATUAN DALAM
SATU ATAP TETAPI TERBAGI DALAM BEBERAPA RUANGRUANG YANG BERDIRI SENDIRI DALAM POLA RUANG YANG
DIATURMENURUTKONSEPARAHANGIN DANSUMBUGUNUNG
AGUNG.HAL
MENUNTUT
PENGATURAN TERSEBUT.
INI TERJADI KARENA HIRARKI YANG ADA
ADANYA PERBEDAAN STRATA
RUANG-RUANG PADA RUMAH DALAM TINGGAL
UNTUK MEMAHAMI HIRARKI PENATAAN RUANG TEMPAT TINGGAL DI
BALI INI HARUSLAH DIPAHAMI KEBERADAAN SEMBILAN MATA ANGIN
YANG IDENTIK DENGAN ARAH UTARA, SELATAN, TIMUR DAN BARAT.
BAGI MEREKA ARAH TIMUR DENGAN SUMBU HADAP KE GUNUNG
AGUNG ADALAH LOKASI
UTAMA DALAM RUMAH TINGGAL, SEHINGGA LOKASI
TERSEBUT BIASA DIPAKAI UNTUK MELETAKKAN TEMPAT
PEMUJAANATAUDIBALIDISEBUTPAMERAJAN.
BANGUNAN RUMAHTINGGAL TRADISIONALBALIDIFUNGSIKAN
UNTUK MENAMPUNG KEGIATAN-KEGIATAN TRADISI DALAM DALAM
AGAMA HINDU,
PANCAYADNYA
SEPERTI KEGIATAN UPACARA
MAUPUN AKTIVITAS SEHARI-HARINYA.
KEGIATANMANUSA YADNYA, DEWAYADNYA, PITRA YADNYA, YANG
DIMULAI SEJAK KELAHIRAN KEMUDIAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP SESEORANG HINGGA MENINGGAL (SULARTO, 1988).
NawaSanga(9mata angin).
KARENASUMURMENJADI
SUMBERAIR MAKA
DITEMPATKAN DIUTARA DIMANA
GUNUNG BERADA.
U B
TEMPATSEMBAHYANG KARENA
BERHUBUNGAN DENGAN
MENYEMBAH AKAN DITEMPATKANDITIMURTEMPAT
MATAHARI TERBIT.
T S
DAPUR KARENA
BERHUBUNGAN DENGAN API
MAKA DITEMPATKAN DI SELATAN.
·Mrajanatau sanggah,terleteakdibagian timurlautatau kajakangin pada sembilanpetak pola ruang,merupakanareasucipada rumah berfungsisebagaitempat pemujaan.
·BaleDangin,yaitubangunan
perumahantradisionalBali yang komposisinyaberada di sisitimur,Bale Danginatau Bale
Gedemempunyaitiang
penyanggabangunan
berjumlah12(saka roras)dan tiang kayumempunyaisebutan
lainsepertiBaleDauh
tergantung banyaknyatiang.
yaitu entrance yang berfungsi seperti candi bentar pada pura yaitu sebagai gapura jalan masuk.
adalah bagian entrance yang berfungsi sebagai pengalih jalan masuk sehingga jalan masuk tidak lurus kedalam tetapi menyamping. Hal ini dimaksudkan agar pandangan dari luar tidak langsung lurus ke dalam.
merupakan pusat dari pekarangan yang dikelilingibale-bale
·Bale Daje, Bangun rumah yang paling awal
dibangun dalam perumahan,typebangunan
sakekutusdiklasifikasikansebagai bangunan
madia dengan fungsitunggal sebagai tempat
tidur yang disebut bale meten.Bentuk
bangunansegiempat panjang, dengan
ukuran5mx2,5 m,dengan tinggi lantaisekitar
1,2mdengan empat atau lima anaktangga
kearahnatah lantai lebihtinggi dari bangunanlainnyauntukestetika.
·
·BaleDauh/ Loji,initerletak di bagian Barat( Dauh natah umah ), dan sering pula disebut
dengan Bale Loji, serta Tiang Sanga. Fungsi
Bale Dauh ini adalah untuk tempat
menerima tamu dan juga digunakan
sebagai tempat tidur anak remaja atau anakmuda.
·Paon ( Dapur ), yaitu tempat memasak bagi
keluarga. Bagian yang terpenting dari rumah dapur
orang bali tempatnya terpisah dengan bagian –
bagian rumah yang lain. Dapur
ditempatkan disebelah barat bale biasanya delod
berdekatan dengan pintu masukrumah atau dalam
bahasa bali biasa disebut lebuh.
·Jineng/lumbung, sebagai tempat untuk menyimpan hasil panen, berupa padi dan hasil kebun lainnya. Fungsinya sebagai penyimpanan hasil panen yang berupa gabah di bagian atapnya. Dan dibawahnya dibentuk menyerupai bale untuk tempat bersantai dan bercengkrama bersama keluarga. ( Sularto, 1989)
,
·Bale Delod, Dalam komposisi bangunan
rumah sakakutusini menempatiletakbagian
kelod, dalam proses
delod letaknya dari pembangunan bale meten bale diukur
denganmenggunakan tapak kaki dengan
pengurip angandang tergantung dari
kecenderungan penghuni rumah. Bale delod
difungsikan sebagai sumanggem,
· , bangunan untuk upacara adat, tamu dan tempat bekerja atau serbaguna. Bentuk
bangunansegi empat panjang, dengan ukuran 355 m x 570 m, dengan tinggi lantai sekitar 0,8
mdengan tiga anak tangga kearah natah.
Kesemuanya ini bersumber pada Weda atau kitab suci agama Hindu. Demikian pula
halnya dengan aturan dasar dalam Arsitektur Tradisional Bali (ATB), juga di perkirakan
bersumber dari pengetahuan Weda. Mengenai hal tersebut dapat di simak dalam
uraian Sumintardja (1981),yang menyebutkan bahwa lontar-lontar mengenai arsitektur
di Bali merupakan kelanjutan dari tradisi Hindu Jawa sebelum masa pembudayaan
Islam. Pahatan candi-candi di zaman Majapahit menunjukkan bentuk dan gaya perumahanseperti yangterdapat di Bali.
Tataruangmenggunakanfalsafah bahwa manusiaitu adalah unsurdari alamsemesta(kosmos).
Dankosmosini di terbagi 3bagian seperti terdapat dalamtradisi arsitekturIndia.Pembangunan
suatubangunandalam kebudayaan Hindu,dalil-dalilnya tersusundalam kitab-kitab
keagamaanseperti yangaslinyadi Indiabernama Cilpa Sastra.Dalil-dalil yangberlakuuntuk membangunsuatubangunankinimasihdapat di pelajari dari buku- bukuAstaKosalidan Asta
Bumidi Bali.Manawa DarmaSastrabab IIIayat 89(terjemahan Pudja,1983) menyiratkansuatu
konsepsiyangdi terjemahkankedalamArsitekturTradisionalBaliberupa penempatan posisi
merajanatau tempat sucipada area utamaningmandala.
OLEH BEBERAPAFAKTOR, YAITU:
Pola-pola perumahan di Bali (Parwata, 2004) umumnya
dipengaruhioleh beberapa faktor, yaitu:
·Tata nilai/spiritualitas, manusia Bali memandang arah timur (kangin) sebagai arah yang diutamakan (sakral). Pandangan
ini berhubungan dengan realitas bahwa timur merupakan
arah terbitnya matahari disebagai tempat memasak;
Lumbungsebagaitempat pagi hari
·Kondisi dan potensi alam, manusia Bali memandang nilai
utama ada pada arah gunung dan nilai terendah ada pada
arahlaut
·Keterkaitan dengan sumber-sumber ekonomi, manusia Bali
memandang penting keterkaitan permukimandengan sumber kehidupan,misalnya permukimannelayanmenghadapkearah
laut, permukiman petani menghadap ke arah sawah atau perkebunan.
KONSEP SOSIAL BUDAYA DALAM PENATAAN RUMAH ADAT
DALAM KONSEP HINDU (SUANDRA, 1991), MASYARAKAT BALI
MENERAPKAN NILAI NILAI TRADISIONAL DALAM PENATAAN RUMAH
TINGGALNYA, ANTARA LAIN: KONSEP TRI HITA KARANA
M NUMBUHKAN K S ARASAN HUBUNGAN ANTARA
LINGKUNGAN, MANUSIA DAN TUHANNYA); KONSEPSI TRI SEMAYA (MASA LALU, MASA KINI DAN MASA YANG AKAN DATANG).
KONSEP PENATAAN RUMAH TINGGAL DI BALI PADA UMUMNYA
MENGIKUTI ATURAN TATA LETAK DAN TATA NILAI TRADISIONAL BALI
YANG JUGA BERLAKU PADA TATA RUANG KAWASAN DI
DA RAH BA . G B T 985) M N GASKAN
ATURAN TRADISI MAUPUN MODERN
BAHWA SUDAH A URANBANYAK
MEMBICARAKAN MASALAH LINGKUNGAN. DALAM ALAM TRADISI (BALI) SUDAH DIKENAL ADANYA PENGELOMPOKKAN TATA GUNA TANAH YANG TERCERMIN DALAM TRI ANGGA (KEPALA, BADAN, KAKI), TATA LETAK BANGUNAN SEPERTI DALAM LONTAR ASTA GUMI. SEDANGKAN SAAT INI SECARA MODERN DIKENAL ZONING (PEMINTAKATAN) TATA GUNA TANAH/LAHAN, MASTER PLAN, DETAIL PLAN, DENAH PLAN DAN SEBAGAINYA.
GAMBAR, PERLETAKKAN UNIT BANGUNANDALAM PEKARANGAN DI BALI
BERDASARKANHIRARKHIUTAMA-MADYA-NISTA, DIKENALDENGAN
KONSEP TRIMANDALA. (SUMBER: PARWATA,2004 ,OBJEK:RUMAH TINGGAL NI KETUT,SANGKIL,BANJARNEGARI, SINGAPADU).
Perwujudan bangunan perumahan di Bali sangat
kompleks dan bervariasi seiring dengan perkembangan peradaban dan teknologi.
Bangunan perumahan di Bali dirancang tidak hanya untuk memenuhi tuntutan kebutuhan yang
praktis, tetapi juga untuk mengekspresikan emosi atau ide-ide simbolikdan keagamaan sekuler.
Permukiman tempat tinggal masyarakat di Bali yangtradisional, menggunakankonsepTriMandala
(nista, madya dan utama mandala) dan Tri Hita
Karana. Semua ini bersumber dari lontar Asta
Semuainibersumberdari lontar AstaaKosala-Kosali
dan Asta Gumi. Penjabaran ajaran Tri Hita Karana
dan kaitannya dengan konsep Tri Mandala adalah
hubungan manusia dengan Tuhannya yang
aktivitasnya dilakukan di utama mandala, hubungan manusia dengan sesamanya dilakukan di madyamandala dan manusia dengan alam
lingkungannyadi lakukandi nistamandala.
Angkul – Angkul adalah sebuah ragam hias pada bangunan
rumah tradisionalbali yang berupa bangunan gerbang
berlanggambali. Dalam angkul– angkul terdapat ragam hias berupa ornament yang memuat banyak makna dan simbolisyang terkaitdengan fungsi bangunan / pemakaiannya.
Elemen dekoratifyang terdapat pada bangunan memiliki
fungsi sebagai elemen–elemenestetispenghias bangunan gerbang. Ragam hias pada bangunan bangunan ini pada
umumnya diwujudkan sebagai pahatan dari bahan kayu , batu alam / bata merah.
• Pada bagian kaki bangunan
dijumpai gerbang kerap
bentukan ragam hias berupa karang hasti ( ukiran wajah
gajah ), karang tapel ( ukiran
kedok wajah raksasa beberapa ragam hias ), dan lainnya
alam yang menggambarkan kaki daerah pegunungan ( Mertha, 1991: 72 ).
• Pada bagian badan bangunan
• Pada bagian atap bangunan gerbang
gerbang, dipahatkan ragam hias terdapat berbagai macam ragam hias, seperti ikut bentuk celedu ( ornamen pada ujung-ujung jurai atap)
berupa burung), karang karang manuk ( ukiran simbar (ukiran wajah helai
atau kelopak daun), dan berbagai tanaman bentuk pepatran ( ukiran
menjalar) (Anonim, 1985 : 71).
dan murdha atau karang bentala sebagai ornamen- ornamen di puncak bangunan ( Lancret, 1997 : 303 ).
Parwata,W,(2004). DinamikaPermukimanPerdesaanpada MasyarakatBali,(Bahan Ajar),DIKTI,Jakarta. oParwata,2004, objek:rumahtinggal NiKetut,Sangkil,Banjar
Negari, Singapadu
o_____________________. (1985),ArsitekturTradisionalDaerahBali,DepartemenPendidikandanKebudayaan,Proyek InventarisasidanDokumentasiKebudayaan Daerah,Denpasar.
oGelebetINyoman,dkk.(1973),ArsitekturTradisionalBali,BaliInformationCentre,Bali.
oSuandra,IM.(1991),TuntunandanTataCara NgwangunKarangPaumahanManutSmrtiAgamaHindu,ProyekPengadaanPrasarana
danSaranaKehidupanBeragamadi Bali,Denpasar.
oAdhika,IMade.(1994).PeranBanjardalamPenataanKomunitas,StudiKasusKotaDenpasar.Bandung:TesisProgramS2Jurusan
PerencanaanWilayahdanKotaITB. oSumintardja, D.(1981),KompendiumSejarahArsitektur,InstitutTeknologiBandung, Bandung.
oSularto,Robi.(1988),ArsitekturdanPariwisataBudayaBali,BuildingInformationCentre,DirektoratJenderalCipta KaryaPUTL,Denpasar.
oErySuardana,P.G.(2004), PengukuranAntropometriOrangBaliSesuaiDenganAspekArsitekturTradisionalBali,(Laporanpenelitian), UniversitasDwijendra, Denpasar. oParwata.IWayan.2011.RumahTinggalTradisionalBalidari AspekBudayadan Antropometri.
oProyekPeningkatanPenelitianArkeologiJakarta.2001.PeningkatanApresiasiMasyarakatterhadapNilai-nilaiSumberDaya
Arkeologi,Bedugul,14-17Juli,2000: ProceedingsEHPA.Jakarta:ProyekPeningkatanPenelitianArkeologi Jakarta.
oTitib,IMade.1983.ArtidanFungsiBhomapada KoriAgungdi Bali.InstitutHinduDharma, Denpasar.
oSuryada,IGustiAgungBagus.2010.Ornamen- ornamenBermotifKedokWajahdalamSeniArsitekturTradisionalBali