Detik 034

Page 92

seni & hiburan

teater

K Jangan takut sama politikus busuk. Jangan sampai negeri ini diberikan pada si rakus

abayan (Tisna Sanjaya) sudah resmi jadi presiden. Dia tidak berjas dan berdasi, tidak pula bersafari saat menyampaikan pidato kenegaraan. Bajunya masih sama seperti dulu ketika masih jadi petani. Bedanya, kali ini, di sekelilingnya berkumpul para oportunis yang selalu siap memangsa begitu kesempatan ada. Menyesalkah Kabayan setelah jadi presiden? Tidak. Tak pernah terbersit di pikirannya untuk mundur, selangkah pun. Sekilas dia ingat Iteung dan keindahan hidup mereka di desa. Iteung yang tak pernah jadi second lady, selalu first lady, itu selalu ada di hatinya. “Jangan takut sama politikus busuk. Jangan sampai negeri ini diberikan pada si rakus yang merampok dan tidak memberikan cinta pada kesenian kita,” Kabayan berseru-seru dari satu sudut panggung ke sudut yang lain. Satu per satu atribut --yang dianggap penting bagi orang lain-- dia tanggalkan dan dilemparkan ke penonton. Kopiah, sarung, celana, baju. Sementara suara Iteung (Peggy Melati Sukma) sayup-sayup terdengar memanggil namanya, “Kang Kabayan… Kang Kabayan…” Beberapa saat kemudian Iteung muncul, memasangkan jubah dari bendera Merah Putih di punggung Kabayan, lalu berdiri di samping suaminya. Lampu sorot mengarah pada pasangan ini. Sekitarnya gelap. Tak ada dialog apa-apa. Lampu sorot lantas perlahan meredup. Pertunjukan sepanjang tiga jam itu pun usai. Kabayan Jadi Presiden ditutup klimaks. Tisna Sanjaya sang seniman lukis dan patung itu tampil atraktif di panggung Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 13-15 Juli 2012. Kabayan Jadi Presiden adalah pertunjukan kedua seri Indonesia Kita 2012 setelah Apel I’m In Love, Mei lalu. Majalah detik 23 - 29 juli 2012


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.