Kecil itu Indah

Page 1


kecil itu indah Kumpulan kisah inspiratif dari lapangan

1| “kecil itu inda h� Kumpulan Kisa h Inspiratif dari Lapangan


Buku ini diterbitkan oleh GSC Kabupaten Lombok Tengah Bekerjasama dengan Satker GSC Kabupaten Lombok Tengah dengan menggunakan dana BLM DOK Peningkatan Kapasitas GSC Tahun Anggaran 2016

Penanggung Jawab

: Abd. Rahman (Fasilitator Kabupaten)

Tim Penyusun

: Hidayatul Fatikiyah (FasKeu) Abd. Rahman (FasKab)

Editor

: Muhsin (Wartawan Radar Mandalika) Ahmad Fadlan

Kontributor

: Pelaku GSC se-Kabupaten Lombok Tengah

Desain/Layout

: Ahmad Fadlan (Kreasi Studio)

Sekretariat GSC Kabupaten Lombok Tengah: Kantor BPMD Kabupaten Lombok Tengah Jl. Gajah Mada No. 104 Praya Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat Telp. 081 997 642 654, 081 836 7117 Email: faskab.gsc_lte@yahoo.co.id

Edisi I, Desember 2016

2| “kecil itu inda h� Kumpulan Kisa h Inspiratif dari Lapangan


BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA ( BPMD) KABUPATEN LOMBOK TENGAH PROVINSI NUSA TNGGARA BARAT

KATA SAMBUTAN Assalamu’alaikum Wr. Wb. Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu Kabupaten yang terpilih untuk melaksanakan Program Generasi Sehat dan Cerdas, dimana prrogram ini merupakan program pemerintah dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan guna mendukung pencapaian Sustinesability Development Goals (SDG’s) , Program Generasi Sehat dan Cerdas juga merupakan program khusus yang menjadi bagian dalam sistem dan mekanisme kegiatannya terfokus pada penanggulangan masalah Kesehatan dan Pendidikan.Program Generasi Sehat dan Cerdas di Kabupaten Lombok Tengah telah dilaksanakan sejak tahun 2010. Hasil koordinasi pelaksanaan Program sejak awal menunjukkan bahwa keberadaan Program ini memberikan dampak yang cukup signifikan bagi peningkatan kuantitas dan kualitas Pendidikan 9 tahun serta peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, meskipun demikian pelaksanaan program dilapangan masih banyak hal – hal yang perlu mendapat perhatian terutama peningkatan perannya sebagai fasilitator dan masalah koordinasi dengan penyedia layanan. Beberapa ukuran keberhasilan pencapaian tujuan program masih belum mencapai target yang maksimal, sehingga dipandang perlu adanya peningkatan koordinasi yang lebih inten dengan pemangku kepentingan dalam upaya untuk menentukan rencana tindak lanjut program pada tahun – tahun yang akan datang untuk keberhasilan pelaksanaan program perlu ada langkah – langkah cerdas dari semua pelaku untuk dapat lebih bersinergi, karena pemerintah tidak akan maksimal dalam mendukung pelaksanaan program tanpa sinergitas semua fihak. Oleh karena itu, saya berharap setelah terbitnya buku ”KISAH INSPIRATIF DARI LAPANGAN” ini bisa dijadikan sebagai salah satu langkah awal kedepan untukmemberikan sesuatu yang terbaik yaitu adanya pemahaman dan tindakan yang menunjang pelaksanaan Program Generasi Sehat dan Cerdas, adanya koordinasi antara pemerintah, pelaku – pelaku program dan sektor – sektor terkait. Sebagai harapan kepada pelaku – pelaku Program Generasi Sehat dan Cerdas Kabupaten Lombok Tengah dari semua jenjang/tingkatan terus berkarya untuk kita jadikan sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas kita kepada Pemerintah dan Masyarakat. 3| “kecil itu inda h” Kumpulan Kisa h Inspiratif dari Lapangan


Demikian dan semoga bermanfa’at untuk kita semua. Amin Wabillahittaufiq walhidayah, Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Praya, Desember 2016 Kaban BPMD Kabupaten Lombok Tengah

IR. LALU HARIS MUNANDAR NIP. 19660517199401001

4| “kecil itu inda h” Kumpulan Kisa h Inspiratif dari Lapangan


KATA SAMBUTAN Assalamu Alaikum Wr. Wb. Kebahagian yang saya rasakan di saat mendapatkan informasi bahwa tim GSC Kabupaten Lombok Tengah membuat buku ini. Kebahagian karena apa yang telah dilakukan oleh kawan-kawan tidak akan hilang begitu saja dan prektek-praktek baiknya juga dapat disebarluaskan serta dipelajari oleh banyak pihak sehingga dapat menjadi pengetahuan bersama. Selain rasa kebahagiaan maka rasa hormat dan kebanggaan saya sampaikan atas kiprah kawan-kawan pelaku GSC di Kabupaten Lombok Tengah. Para pelaku dari mulai tingkat desa sampai kabupaten telah mendedikasikan dirinya untuk melakukan pemberdayaan warga terutama kepada ibu-ibu hamil, perempuan dan anak. Dengan tujuan agar kesehatan ibu hamil, balita dan anak dapat terpantau dan terjamin hak-hak kesehatannya. Demikian juga di pendidikan agar anak-anak mendapatkan layanan pendidikan dan terpenuhinya hak pendidikan mereka. Tentulah apa yang ditulis dalam buku ini masih banyak cerita yang terpendam, cerita-cerita menghadapi tantangan yang tentu saja tidak mudah selain juga cerita-cerita kebahagian yang masih ada berserakan. Namun langkah awal menerbitkan buku ini sebagai upaya apa yang berserakan dapat menjadi kumpulan yang bermanfaat terutama bagi generasi ke depan. Terimakasih sebesar-besarnya saya sampaikan kepada kawan-kawan pelaku GSC di tingkat desa, FK, Fasilitator di Kabupaten. Selain itu juga terimakasih kepada Bupati Kabupaten Lombok Tengah, BPMD, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Pemerintahan Desa dan semua pihak yang telah mendukung dan bekerjasama dalam menjalankan dan mensukseskan Program Generasi di Kabupaten Lombok Tengah. Akhir kata, saya ucapkan selamat atas terbitnya buku ini, teruslah berkarya, teruslah berjuang untuk masa depan generasi ke depan menjadi lebih baik karena terjamin hak-hak dasarnya. Wassalamu Alaikum Wr. Wb. Mataram, 22 Desember 2016 Koordinator GSC Provinsi NTB

Yuni Riawati 5| “kecil itu inda h� Kumpulan Kisa h Inspiratif dari Lapangan


KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rampungnya penyusunan publikasi BUKU KISAH INSPIRATIF DARI LAPANGAN, yang diharapkan dapat menginspirasi berbagai pihak, dalam penyusunan publikasi ini telah melibatkan secara bersama-sama seluruh komponen pelaku GSC (Generasi Sehat dan Cerdas) di Bumi Tatas Tuhu Trasna. Judul yang dipilih dalam buku ini adalah KECIL ITU INDAH, artinya kami selalu memotivasi Tim kerja GSC Kabupaten Lombok Tengah bahwa sekecil apapun karya kita akan memberikan manfaat kepada diri sendiri dan orang lain, jangan takut memulai dari yang kecil karena kedepan akan memberikan manfaat yang sangat besar, jangan takut salah, karena kita tidak akan pernah bisa memperbaikinya sebelum kita memulainya. Ada kesalahan tentu ada perbaikan, ada kekurangan akan ada penyempurnaan, kita semua pasti mengawalinya dengan kesalahan. Semoga kesalahan bisa kita jadikan sebagai guru terbesar untuk membawa kita ke arah yang lebih baik. Kami tim Faskab memberikan apresiasi yang luar biasa dan bangga kepada semua pelaku GSC (tingkat dusun sampai ke tingkat Kecamatan) yang telah berpartisipasi menyumbangkan karya - karyanya sehingga dalam waktu tiga bulan dengan target 100 buah tulisan telah melampaui target. Buku ini merupakan edisi perdana dan kami siap meluncurkan karya berikutnya. Tidak lupa juga kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya buku ini Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah beserta jajarannya dan berbagai pihak yang telah berkontribusi secara aktif dalam penyusunan buku ini, tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi - tingginya. Akhirnya saran dan masukan untuk perbaikan sangat diharapkan, guna kesempurnaan publikasi di masa mendatang. Terima kasih. Praya, Desember 2016 TIM FASKAB KAB. LOMBOK TENGAH ABD. RAHMAN (FasKab )

HIDAYATUL FATIKIYAH (FasKeu) )

6| “kecil itu inda h� Kumpulan Kisa h Inspiratif dari Lapangan


DAFTAR ISI

Kata sambutan Kaban BPMD Loteng - 3 Kata Sambutan Korprov GSC NTB - 5 Kata Pengantar Tim Faskab GSC Loteng – 6 Daftar isi - 7 GSC Kabupaten Lombok Tengah Meraih GSC Award 2016 - 9 Lale Srimulia, Tokoh Inspiratif PSD Award 2015 - 13 Mengawal MUSRENBANG di Lombok Tengah - 16 Festival Desa di Batukliang Utara Bersama Putri Indonesia 2016 - 19 Warna Menjadi Inspirasi Gea - 21 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu-Ibu Desa Tanak Beak - 23 Usiaku Generasi Emas Batukliang Utara - 25 Transport Untuk Anak Berkebutuhan Khusus ( ABK ) - 27 Penanganan Gejala Bumil Resti Sejak Dini - 29 “Meriah Tingkat Dewa” Festival PSD Di kecamatanpringgarata - 31 Pejuang GSC Dari Pringgarata - 34 Separuh Jiwaku Di Paud Al-Ishlah - 35 Duniaku Di PAUD Bangun Sejahtera - 36 GSC Membantu Kaki Lemas Husnul Khotimah - 37 Rahmayanti, Juara Mendongeng - 39 Paud Nurul Hidayah, Paud Integrasi Posyandu - 41 Berjuang Ditengah Keterbatasan - 43 Kehidupan sosial dipenghujung desaku - 45 Kisah paud al-kalimi - 47 Terima Kasih GSC - 49 Paud Kasih Ibu, dari Ancaman Menjadi Idaman - 51 Sang Juara dari PAUD Bunga Harapan - 52 Perjalanan PAUD “ Nurul Whatan” - 53 Pengalaman Dan Bantuan - 55 Sinarmu Membuka Wawasanku - 57 Marlina, Kader Pejuang Generasi Emas Bangsa - 59 Berawal Dari Merawat Orang Tua Yang Sakit.. - 61 PAUD “Kasih Ibu “ Dusun Batu Ngereng Desa Bunkate - 63 Jamkesdes untuk Keluarga Miskin Desa Pengenjek - 65 Pengalaman Sebagai PK GSC - 67 Semangat Zi, Bendahara Pk Gsc Desa Pengenjek - 69 7| “kecil itu inda h” Kumpulan Kisa h Inspiratif dari Lapangan


Dapat Pengalaman, Ilmu dan Teman - 71 Kacamata untuk Siska - 72 Bidan Sri Yuliani, Bidan Mandiri Dan Menginspirasi - 74 Serunya Kelas Ibu Hamil Desa Bakan Dan Janapria - 76 Ketika Keraguan Menjadi Kepercayaan - 78 Menjadi Guru PAUD dan Kader POSYANDU yang Kreatif - 80 Keikhlasan dan kesabaran seorang guru TK - 82

8| “kecil itu inda h� Kumpulan Kisa h Inspiratif dari Lapangan


GSC Kabupaten Lombok Tengah Meraih GSC Award 2016 Kategori Satker Dan Fasilitator Kabupaten Inspiratif

Generasi Sehat Cerdas (GSC) Kabupaten Lombok Tengah telah mengabdikan programnya di masyarakat sejak Tahun 2010. Tahun 2016 adalah tahun ke 6 GSC berkiprah. Banyak kendala dan prestasi yang telah dicapai oleh GSCLombokTengah. Kendala yang dihadapi antara lain program bantuan GSC sering dianggap sebagai program bantuan cumacuma, sebagian besar masyarakat ingin bantuan dibagi rata, tetapi dengan dilakukannya sosialisasi secara berjenjang dan koordinasi yang baik, maka perlahan-lahan permasalahan dapat diselesaikan 9| “kecil itu inda h� Kumpulan Kisa h Inspiratif dari Lapangan


dengan baik. Kendala lainnya adalah menggerakkan masyarakat menuju gerakan literasi memang tidak mudah, perlu proses panjang dan dimulai dari hal-hal yang kecil, ada istilah bahwa ―kecil itu indah‖ memulai dari yang kecil tetapi mampu mendatangkan manfaat yang besar, jangan takut salah, yang salah akan terus diperbaiki, sekecil apapun karya masyarakat sudah sepatutnya tetap dihargai dan diberikan waktu untuk menyempurnakannya. Akhirnya perlahan tapi pasti, cerita inspiratif dari lapangan telah diukir oleh pelaku GSC, beberapa contohnya telah ditulis dalam buku ini. Prestasi yang telah dipersembahkan oleh GSC Lombok Tengah antara lain, Tahun 2015 Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah mendapat penghargaan AWARD PSD atas dukungannya kepada GSC berupa kebijakan Pemda melalui Surat Edaran Bupati yang mendukung pengawalan proses perencanaan pembangunan (Musrenbang) mulai dari tingkat desa hinggga kabupaten dengan melibatkan Fasilitator GSC serta dukungan alokasi dana PAP untuk pendampingan dana GSC. Tahun yang sama 2015, FKG Kecamatan Batukliang (Lale Sri Mulya) mendapat AWARD kategori Tokoh Inspiratif atas dedikasinya melakukan advokasi dan koordinasi dengan berbagai pihak sehingga Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang membutuhkan bantuan layanan kesehatan dapat terlayani secara tuntas. Tahun 2016, Satker dan Tim Faskab kabupaten Lombok Tengah mendapatkan penghargaan GSC AWARD dengan kategori INSPIRATIF, Nominasi pemenang Lomba Poster ‖melambungkan PSD Tahun 2016 di Jakarta‖. Tim Kabupaten Lombok Tengah berhak mendapatkan penghargaan tersebut karena tim kabupaten telah melakukan banyak inovasi yang mampu menginspirasi positif kepada banyak pihak, antara lain;Integrasi tim GSC dengan tim P3MD (Program Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat Desa) dalam mengawal proses Musrenbang 2016 dari tingkat desa hingga kabupaten.

10 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


1. Pelaksanaan PKD bersama-sama tim GSC dan tim P3MD 2. Pelaksanaan pelatihan program Pilot PAUD terintegrasi dengan Posyandu, pelatihan PSD dan pelatihan Balai Rakyat kerjasama GSC dengan TA P3MD, dan Konssursium LSM. 3. Pembentukan Balai Rakyat dan memberikan penguatan-penguatan kepada lembaga-lembaga lokal yang nantinya akan menjadi Balai Rakyat. 4. Ekspos kegiatan GSC dan Pelatihan penulisan ―Best serta Bad Practice‖ kerjasama dengan koran lokal Radar Mandalika. 5. Mengembangkan media komunitas lainnya (Brosur, Liflet, Poster, buku saku, kalender, dan baliho). 6. Penulisan buku Cerita Inspiratif dari Lapangan (jilid I) yang ditulis oleh pelaku GSC dari tingkat desa hingga kabupaten. Cerita yang terkumpul lebih dari 100 judul cerita karya pelaku GSC. 7. Menyelenggarakan Vestival desa untuk sosialisasi dan promosi GSC kepada masyarakat secara lebih luas, bekerjasama dengan SKPD terkait, PKK dan perusahaan serta yayasan lokal untuk menhhadirkan Putri Indonesia. 8. Advokasi desa online berperspektif PSD. 9. Advokasi kepada desa untuk mengalokasikan dana DD dan ADD untuk kegiatan PSD melalui pembinaan dan pemberdayaan masyarakat. 10. Bersama Satker kabupeten menyelenggarakan Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk advokasi regulasi dan meningkatkan koordinasi multipihak. Kegiatan yang akan dikembangkan di tahun 2017 adalah sebagai berikut: 1. Melanjutkan penulisan buku Cerita Inspiratif dari lapangan jilid 2 2. Melanjutkan Media Komunitas 3. Meningkatkan kerjasama dengan P3MD, SKPD terkait, Konsursium LSM, Koran Lokal, Media Elektronik untuk melanjutkan kegiatan yang sudah dilaksanakan pada tahun 2016. 4. Mensosialisasikan gerakan literasi di tingkat desa dan kecamatan

11 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


5. Meningkatkan penguatan kapasitas pelaku GSC dan pelaku Balai Rakyat di tingkat desa dan kecamatan untuk gerakan PSD. 6. Membentuk Balai Rakyat di desa-desa yang belum terbentuk 7. Melaksanakan Pilot Rumah Desa Sehat satu kecamatan satu lembaga 8. Menyelenggarakan Vestival desa untuk sosialisasi dan promosi GSC kepada masyarakat secara lebih luas, bekerjasama dengan SKPD terkait, PKK dan perusahaan serta konsursium LSM 9. Advokasi desa online berperspektif PSD. 10. Advokasi kepada desa untuk mengalokasikan dana DD dan ADD untuk kegiatan PSD melalui pembinaan dan pemberdayaan masyarakat. 11. Bersama Satker kabupaten menyelenggarakan Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk advokasi regulasi dan meningkatkan koordinasi multipihak. Sebuah harapan menuju impian, GSC Lombok Tengah khususnya dan GSC secara nasional umumnya, mampu memberikan layanan PSD secara maksimal, masyarakat menjadi mandiri dan berdaya saing, generasi mendatang menjadi generasi yang sehat cerdas dan berdikari. Ditulis OlehTim Faskab Loteng: Abd. Rahman (Faskab), Hendra Saputra(Opkom), Hidayatul Fatikiyah (Faskeu)

12 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Lale Srimulia, Tokoh Inspiratif PSD Award 2015 Berbekal kegigihan mengadvokasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), Fasilitator Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Lale Srimulia dianugerahi penghargaan Tokoh Insipiratif Pelayanan Sosial Dasar (PSD) Award 2015. Gonggongan anjing ribut terdengar memecah keheningan fajar yang hendak merekah. Lengkingan suara bayi sesekali terdengar di tengah keriuhan lengkingan suara anjing. Penasaran, seorang warga menuju ke areal persawahan yang berada Lale Srimulia, Fasilitator Kecamatan GSCmeraih dekat rumahnya guna penghargaan Tokoh Inspiratif pada ajang PSD Award mencari sumber bunyi. Saat 2015 sampai, ia pun terperangah. Sesosok bayi mungil dikerebuti segerombolan anjing yang tengah bersiap memangsa si kecil. Bermodalkan sebatang kayu, ia pun bergegas mengusir kawanan tersebut dan mendekap sang bayi menjauh. Berganti tahun, sang bayi yang diberi nama Maulana—sebut saja namanya demikian—tumbuh menjadi anak yang sehat. Sayangnya, di balik tubuh suburnya Maulana mengidap meningitis serta tumbuh polip di hidung. Lantaran ketiadaan biaya, Maulana pun hanya dibiarkan tanpa rujukan perawatan kesehatan. Mafhum

13 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


saja, kedua orang tua angkat Maulana hanya buruh tani dengan penghasilan jauh dari mencukupi. Kondisi Maulana ini pun akhirnya sampai ke telinga kader Generasi Sehat dan Cerdas (GSC). GSC sendiri merupakan program pemerintah, yang ditujukan untuk membangun partisipasi dan kepedulian masyarakat terkait peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi warga tidak mampu, secara terpadu dan berkelanjutan. Lale Srimulia yang menjabat Fasilitator Kecamatan (FK) Batukliang, lokasi dimana Maulana bermukim, pun segera menindak-lanjuti temuan tersebut dengan jalan advokasi. Harap mafhum, kondisi pengobatan Maulana tidak memungkinkan untuk ditangani sepenuhnya lewat program GSC. Beragam langkah dilakukan Lale untuk membantu proses penyembuhan Maulana. Salah satunya, melengkapi persyaratan administrasi kependudukan. Syarat administratif ini penting dalam mengakses pelayanan kesehatan. Keterbatasan pengetahuan dan biaya membuat kedua orang tua Maulana abai terhadap kondisi tersebut. Lale pun memfasilitasi pembuatan Kartu Keluarga (KK), akte kelahiran, surat nikah, Kartu Tanda Penduduk (KTP) serta asuransi Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS). Berbekal hal tersebut, dan dibantu oleh kader dan Pelaksana Kegiatan (PK) GSC, Maulana pun dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan. Lale tidak lantas berpuas diri. Ia terus memperjuangkan perawatan kesehatan bagi Mualana. Caranya, dengan menghubungkan Maulana ke sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Senyum Bali. Lewat organisasi tersebut, Maulana pun terbang menuju Pulau Dewata, Bali untuk menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Pendidikan (RSUP) Sanglah, Bali. Terakhir, Maulana pun terbang ke Australia untuk menjalani operasi. Kini, kondisi Maulana berangsur membaik. Sekelumit kisah di atas merupakan salah satu cukilan advokasi yang dilakukan Lale bersama GSC. Masih banyak kisah lain tersaji. Sebut saja advokasi seorang anak bernama Husin—nama dirahasiakan—yang mengalami kesulitan buang air besar lantaran ketiadaan anus. Lewat ragam ikhtiar advokasi yang ditempuh, pantas bila Lale diganjar anugerah Tokoh Inspiratif PSD Award 2015 yang diselenggarakan oleh Direktorat Pelayanan Sosial Dasar, Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Menurut Lale, penghargaan yang diraihnya tidak terlepas dari sumbangsih pelbagai pihak. ―Saya sangat berterima kasih dan terbantu dengan peran aktif dan kerja-sama pihak birokrasi dalam pengurusan administrasi,‖ ujar Lale. Direktur Pelayanan Sosial Dasar, Kementerian Desa, dr Hannibal Hamidi MKes, yang 14 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


menyerahkan penghargaan, pun turut bangga atas sumbangsih kerja keras advokasi ABK oleh Lale. Bupati Lombok Tengah, H. Suhaili MT, SH mengapresiasi pencapaian yang diraih Lale. ―Kerja advokasi dan penghargaan yang diraih Lale, seorang Fasilitator Kecamatan GSC, diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi yang lain,‖ ungkapnya. Ke depan, H. Moh. Suhaili berharap kerjasama dengan GSC bisa makin erat dalam rangka meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan bagi warga tidak mampu di Kabupaten Lombok Tengah. Apresiasi serupa juga disampaikan oleh Kepala Badan BPMD Kabupaten Lombok Tengah, Ir. Lalu Haris Munandar, MT (fx/gsc)

Penulis : Tim GSC Lombok Tengah

15 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Mengawal MUSRENBANG Di Lombok Tengah

Musrenbang merupakan salah satu agenda perencanaan nasional yang wajib dilaksanakan oleh seluruh desa bersama unsur masyarakat setiap tahunnya. Berdasarkan Surat Edaran (SE) bulan Januari tahun 2016 yang di teruskan oleh BPMD Lombok Tengah perihal Petunjuk Teknis Musyawarah Desa/Kelurahan Tahun 2016 di Kabupaten Lombok Tengah yang menerangkan dalam rangka pelaksanaan Musyawarah desa/kelurahan guna menyusun perencanaan pembangunan Desa dan Kelurahan Tahun 2016, maka di sampaikan kepada seluruh SKPD, Camat, BPD dan kepala desa/lurah untuk memperhatikan dan melaksanakan hal-hal tersebut sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Berdasarkan SE Bupati tersebut, maka Pemerintah Kecamatan Batukliang membentuk Tim Pendamping Musrenbangdes Kecamatan Tahun 2016 dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Memfaslitasi kegiatan Musrenbangdes di masing-masing desa se- kecamatan. b. Melakukan pendampingan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Murenbangdes berupa bimbingan, dan arahan. c. Melaporkan hasil kegiatan pendampingan maupun pembinaan, pengawasan kepada camat. Dari surat keputusan camat tersebut di bentuk empat tim yang melibatkan Muspika kecamatan, SKPD yang ada di tingkat kecamatan, fasilitator GSC, Pendamping desa dan PLD. Setelah mengetahui pembagian tim tersebut maka 16 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


untuk mengawali sebelum pelaksanaan kegiatan Musdes Sosialisasi maka tim Fasilitator Kecamatan Generasi (FKG), Pendamping Desa (PD) turun ke seluruh desa untuk memfaslitasi dan pelaksanaan Musdes perencanaan untuk mengecek kembali hasil-hasil dari RPJMDes dan Pengejawantahan dalam RKP Desa dengan adanya tim 11 dengan Sekdes sebagai ketua Tim pelaksanaan dan BPD sebagai pelaksana Musdes Perencanaan dengan pembagian empat bidang sesuai dengan Permendagri no 114 dan Permendesa no 21 yakni: 1. 2. 3. 4.

Bidang penyelenggaraan pemerintahan desa Bidang Pelaksanaan pembangunan desa Bidang pembinaan kemasyarakatan Bidang pemberdayaan masyarakat

Sehingga pada saat pelaksanaan telah terbagi menjadi 4 bidang tersebut dan ada pemilahan kembali dari RPJMDes. Pelaksanaan Musdes perencanaan untuk kecamatan mulai Tanggal 19 -21 Januari 2016 dengan tim yang telah di tetapkan.Pada saat Musdes perencanaan, sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan dan pembagian tim maka bergerak dengan desa untuk melaksanakannya dimana pelaksanaan tersebut tetapi finalisasasi hasil membutuhkan waktu 1 minggu. Diskusi kelompok juga dibagi berdasarkan 4 bidang tersebut, dan FKG, PD, LKMD, membantu memfalitasi diskusi kelompok. Hasilnya kemudian diserahkan kepada tim kecamatan untuk Musrenbang kecamatan tetapi hasilnya dipilah lagi oleh tim kecamatan berdasarkan surat edaran dari BAPPEDA maka dibentuk tim tetapi bidangnya memakai pola yang lama yakni: 1. Bidang aparatur pemerintah 2. Bidang social budaya 3. Bidang Ekonomi 4. Bidang Infrastruktur Hal itu membuat proses agak lama dan membutuhkan waktu untuk memilah hasil desa. Pelaksanaan musrenbang kecamatan Tanggal 15 Februari 2016 difasilitasi oleh BAPPEDA juga saat diskusi kelompok berdasarkan 4 bidang sesuai sehingga hasilnya di

Musyawarah Desa Perencanaan Desa Selebung Kecamatan Batukliang Lombok Tengah Tanggal 21 Januari 2016

17 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


dibawa ke kabupaten untuk persiapan Musrenbang Kabupaten yang dilaksanakan padaTanggal 8 dan 9 Maret 2016. Sebelum pelaksanaan Musrenbang kabupaten maka terlebih dahulu di laksanakan forum SKPD untuk tim utusan kecamatan melakukan lobby/negosiasi dengan SKPD untuk program-program yang telah diprioritaskan dimasing-masing kecamatan sehingga pada Tahun 2017 bisa di anggarkan pada SKPD tersebut. Pelaksanaan Forum SKPD ini juga mencocokkan usulan kecamatan karena ada yang tidak ada pada forum SKPD dengan bidang yang telah ditetapkan yang 4 tadi dengan narasumber berasal dari DPRD, assiten, kabib sosbud, pakar pendidikan dengan SKPD pada bidang social budaya yang diikuti sesuai dengan utusan kecamatan yakni SKPD

Diskusi Kelompok bidang Pembangunan Desa, desa Bujak tanggal 19 Januari 2016

DINKES, BPBD, RSUD, BPPKB, DIKPORA, KEMENAG, DINSOSTRANS. Hasil dari forum SKPD tersebut kemudian di gunakan untuk Musrenbang Kabupaten dan dipaparkan hasil dari pelaksanaan forum SKPD tersebut dengan dihadiri oleh para narasumber, serta hasilnya dibawa kembali ke tingkat Propinsi yang di wakili oleh BAPPEDA.

Musrenbang Kabupaten Lombok Tengah TgI. 8 sambai dengan 9 Maret 2016, di Hotel D’ Praya Lombok Tengah

Hal yang menarik selama proses diskusi dan pembahasan anggaran di masing-masing bidang, dimana setiap kecamatan mengajukan anggaran begitu besar sementara pagu dana yang ada tidak cukup untuk mendanai satu kecamatan saja, sehingga diskusinya semakin seru dan semua usulan minta dijadikan prioritas untuk didanai. Ditulis oleh: Lale Sri Mulya, FKG Praya Tengah dan Hidayatul Fatikiyah – Faskeu GSC kab. Lombok Tengah 18 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Festival Desa di Batukliang Utara Bersama Putri Indonesia 2016 BATUKLIANG UTARA, Kabupaten Lombok Tengah, dikunjungi Putri Indonesia 2016, Keiza Roslin Cikita Waraow pada hari Kamis, 20 Oktober 2016. Kunjungan tersebut untuk menghadiri kegiatan Festival Desa yang dilaksanakan di Batukliang Utara dan merupakan bagian dari kunjungan empat hari Keiza ke NTB. Kunjungan Keiza merupakan undangan tim PKK Darmawanita Kabupaten Lombok Tengah yang disponsori oleh Yayasan Mustika Ratu bekerjasama dengan Yayasan Lario Yunali Kecamatan Batukliang Utara. Aktifitas Keiza bersama rombongan Yayasan Mustika ratu di Batukliang Utara antara lain mengikuti Seminar kesehatan dan jalan sehat dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kabupaten Lombok Tengah yang dirayakan oleh masyarakat Kecamatan Batukliang Utara pada hari kamis dan Jumat Tanggal 2021 Oktober 2016. Selain itu Keiza juga berdialog dengan bapak camat Batukliang Utara, melihat acara Lomba balita sehat dan Lomba mewarnai anak usia dini. Menurut Putri Indonesia yang berasal dari Sulawesi Utara ini, kehadirannya di NTB, khususnya di kabupaten Lombok Tengahsangat menyenangkan. Dia juga menyatakan, Kehadirannya di acara GSC selama beberapa jam karena ketertarikannya dengan acara kesehatan dan lomba mewarnai yang menurutnya sebagai pembinaan karakter diusia emas untuk membangun bangsa. Wanita berparas cantik ini juga memastikan bahwa tidak ada yang berubah pada dirinya meskipun saat ini dia bergelar Putri Indonesia. ―Tidak ada yang berbeda, sama seperti pribadi Keiza sebelum terpilih menjadi Putri Indonesia, tandasnya‖, lalu disambut tepuk tangan yang meriah. Kesan yang mendalam baginya GSC adalah program yang sangat pro rakyat dan membangun bangsa dari usia emas peduli terhadap kesehatan masyarakat. Keiza juga menyempatkan diri untuk foto bersama peserta dan menikmati aneka hidangan yang telah disediakan. 19 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Mengunjungi lokasi wisata Air Terjun Benang Setokel dan Benang Kelambu yang berada diKecamatan Batukliang Utara juga merupakan bagian dari agenda Putri Indonesia dengan tinggi 183 cm ini. Agenda terakhir kunjungan Keiza padahari Jumat pagi, 21 Oktober 2016 senam bersama masyarakat di lokasi wisata tersebut.

Kedatangan Putri Indonesia 2016 disambut Camat Batukliang Utara diiringi Gendang Belek

Mengikuti Festival Pelayanan Sosial Dasar dan Lomba Mewarnai Mengikuti seminar kesehatan dan kecantikan di lokasi Festival desa

Senam bersama masyarakat di lokasi wisata Air Terjun Benang Setokel dan Benang Kelambu di Kecamatan Batukliang Utara

20 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Warna Menjadi Inspirasi Gea Gadis kecil itu bernama MAULIDA GEA SALSABILA, akrab dipanggil Gea, Ia terlahir sebagai anak kedua dari pasangan Uswatun Hasanah dan Cepek, tepatnya lahir pada Tanggal 11 Januari 2011 di bantu oleh Bidan desa di sebuah desa terpencil yang jauh dari kota berada dipinggir hutan yaitu Desa Setiling, 15 km dari ibu kota kecamatan Batukliang Utara. Gea lahir dan besar dari keluarga sederhana. Ibunya adalah seorang kader Posyandu dan ayahnya sebagai pedagang kecil kecilan dan bertani. Berkat ilmu dan pengetahuan sang ibu sebagai kader Posyandu, sejak kecil ia diberikan ASI Ekslusif sampai ia berumur dua tahun, ibunya rajin mengikuti kelas ibu hamil dan mengikuti pelatihan kader Posyandu yang dilaksanakan oleh GSC, dan juga rajin memeriksakan kandungannya. Gea juga diimunisasi lengkap dan ditimbang setiap bulan di Posyandu, selalu diberikan vitamin A setiap enam bulan sampai umurku 59 bulan. Walaupun dari keluarga sederhana, namun Gea selalu mendapatkan asupan gizi yang sehat. Disaat Gea berusia 4 tahun ia dimasukkan sekolah di TK PGRI Setiling. Disanalah ia banyak belajar.Pelajaran yang paling ia sukai adalah permainan warna. Bakatnya terus dipantau dan diperhatikan serta dibimbing oleh ibu guru. Pada bulan Agustus 2016 ada lomba dalam rangka menyambut HUT Negara Republik Indonesia di kecamatan Batukliang Utara. Gea pun didaftarkan oleh gurunya untuk mengikuti Lomba mewarnai tingkat TK, lomba menyusun puzzle tingkat TK dan lomba bakiak tingkat TK. Pada lomba tersebut Gea meraih prestasi yang membanggakan, yaitu berhasil meraih juara I lomba mewarnai tingkat TK, menjadi juara 3 lomba menyusun Puzzle dan Juara 1 lomba Bakiak. 21 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Beberapa bulan kemudian tepatnya Tanggal 18 oktober 2016 ada surat masuk ke sekolah-sekolah PAUD/TK agar mengutus satu orang murid untuk mengikuti lomba mewarna tingkat PAUD/TK yang diselenggarakan oleh GSC pada Tanggal 20 Oktober 2016 di kantor Camat Batuklian Utara. Guru PAUD di sekolah Gea sepakat mengutus Gea untuk mengikuti Lomba mewarnai tersebut. Lomba ini diiuti oleh 57 PAUD/TK dan RA yang ada di kecamatan Batukliang Utara. Pada saat lomba ada Putri Indonesia yang turut menyaksikan acara lomba, semua peserta tampak semakin semangat, termasuk Gea ingin mempersembahkan karya terbaiknya. Hingga di penghujung acara, setelah semua peserta mengumpulkan karyanya ke panitia dan dinilai oleh dewan juri, tibalah pengumuman pemenang. Hati berdebar disaat Putri Indonesia memasuki ruangan dan menunggu pengumuman juara yang diumumkan juri yang memang didatangkan dari Kabupaten untuk menjaga obyektifitas dan sportifitas penilaian. Tiba saatnya juri mengumumkan pemenangnya, Gea diumumkan sebagai Juara Pertama, ia tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya, haru bangga dan penuh semangat. Gea berhasil menorehkan prestasinya dengan goresan warna-warna indah yang menjadi inspirasinya. Pembagian piala bagi juara pun dimulai dimana pemberian piala juara 1 diberikan oleh ibu Bupati, juara II oleh Putri Indonesia, juara III oleh ibu Camat Batukliang Utara, Juara Harapan I oleh bapak Sekcam Batuklian Utara, Juara Harapan II oleh PJOK kecamatan Batukliang Utara dan juara Harapan III oleh UPT Dikpora. Selamat kepada para pemenang, jangan puas sampai disitu maju terus dan teruslah berkarya. Diceritakan oleh : Lalu Hasim - FKG BKU

22 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu-Ibu DesaTanak Beak Desa Tanak Beak adalah desa yang mendapatkan program Generasi Sehat dan Cerdas di Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah. Pada tahun 2015 desa Tanak Beak mendapatkan Bantuan Langsung Masyarakat sebesar Rp. 80.551.000,- di luar dana operasional UPK dan PK dari program Generasi Sehat dan Cerdas. Salah satu kegiatan yang mendapatkan pembiayaan adalah kegiatan ―penyuluhan kesehatan bagi ibu-ibu sasaran‖.Penyuluhan ini ditujukan untuk ibuibu sasaran seperti ibu hamil, ibu yang mempunyai anak bayi, dan balita, penekanan sasaran ini diprioritaskan kepada masyarakat desa yang kurang mampu dan kurang sadar akan pentingnya kesehatan dinilai dari tingkat kehadirannya di tempat pelayanan kesehatan seperti Posyandu dan pustu yang kurang. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di kantor desa karena mudah dijangkau peserta. Kegiatan ini berdasarkan hasil penggalian gagasan melalui musyawah dan Focus Group Discussion (diskusi kelompok terarah) di tingkat dusun yang difasilitasi oleh Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa Generasi Sehat dan Cerdas. Penyuluhan kesehatan ini dianggap sangat penting mengingat GSC di beberapa wilayah termasuk kecamatan Batukliang Utara sudah tidak mendapatkan Bantuan Langsung Masyarakat. Kegiatan penyuluhan ini bertujuan agar masyarakat bisa menyelesaikan permasalahan kesehatan mereka sendiri Karena program GSC ingin menyelesaikan masalah bukan sekedar mengurangi masalah.Kegiatan dilaksanakan selama satu hari dengan narasumber Ibu Anisa Srisetiawati (bidan desa) dan Baiq Eka Juniarti (ahli gizi Puskesmas Desa Tanak Beak).

23 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Satu dari peserta penyuluhan yang merupakan non user ( sasaran yang belum mendapat layanan ) yaitu Ibu Hamil KEK bernama Nurhayati, usia 35 tahun dengan keadaan ekonomi dan lingkungan yang kurang baik. salah satu faktor penyebab Kekurangan energi kronis adalah faktor ekonomi dimana Ibu hamil ini tidak dapat membeli makanan dengan asupan gizi yang baik selama masa kehamilan. Selama kegiatan peyuluhan kesehatan dilaksanakan ibu Nurhayati mengikutinya dengan semangat karena dalam penyuluhan diberikan banyak sekali materi tentang bagaimana menjaga kesehatan selama masa kehamilan, penanganan persalinan, bagaimana menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), dan memanfaatkan pekarangan menjadi kebun hidup/kebun gizi. Secara umum para peserta sangat antusias dengan materi-materi yang diberikan terlebih ibu Nurhayati, dimana dalam penyuluhandiajarkan makananmakanan apa saja yang mengandung gizi dan nutrisi yang baik untuk ibu hamil. Saat itu ibu Nurhayati mulai sadar bahwa makanan yang bergizi & bernutrisi tidaklah sulit serta tidak perlu harga yang mahal untuk didapatkannya, meskipunia berlatar belakang ekonomi keluarga yang lemah. Dalam penyuluhan juga diajarkan bagaimana memperoleh makanan-makanan tersebut dengan memanfaatkan pekarangan rumah menjadi kebun gizi. Dalam materi ini ibu nurhayati juga tidak kalah antusiasnya untuk menyimak karena suaminya adalah seorang petani yang sudah biasa bercocok tanam dan dia merasa akan dapat menerapkan pembuatan kebun gizi ini. Tiga bulan setelah kegiatan itu, ibu Nurhayati sudah terlihat lebih segar dan bersemangat karena sudah keluar dari kategori ibu hamil KEK, Saat melakukan pemeriksaan di Posyandu, Ibu Nurhayati menuturkan bahwa kini dia sudah dapat memenuhi makan bergizi dan bernutrisi dari hasil kebun gizinya dan hanya sedikit makanan yang dibeli. Di desa Tanak Beak pendanaan untuk kegiatan PMT ibu hamil KEK sudah habis per Juni 2016. Dengan tidak adanya dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) di tahun berikutnya diharapkan masyarakat yang pernah mendapatkan penyuluhan maupun kegiatan pelatihan lainnya sudah bisa menentukan bagaimana harus menyelesaikan permasalahan pendidikan maupun kesehatan mereka sendiri, maupun berkelompok menuju masyarakat desa yang mandiri.

Ditulis oleh: Pendi Pranata / PLSC BKU

24 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Usiaku Generasi Emas Batukliang Utara Desa Aikbukaq merupakan salah satu desa di Kecamatan Batukliang Utara, yang berbatasan dengan sebelah utara Desa Mas mas, sebelah barat Desa Setiling, sebelah timur Desa Tampak Siring dan sebelah selatan adalah Desa Teratak. Jumlah penduduknya 9. 156 jiwa tersebar di 13 dusun, dengan kondisi Geografis yang berbukit bukit dan penduduknya sebagian besar bekerja sebagai buruh tani. Kondisi penduduknya 59% berada dibawah garis kemiskinan.Kesadaran masyarakatnya tentang prilaku hidup sehat masih rendah. Beda halnya dengan Inaq Aisya (nama aslinya Farina) penduduk Desa Aik Bukaq, seorang ibu rumah tangga yang suaminya bekerja sebagai TKI di Malaysia. Sejak hamil Inaq Aisya selalu memeriksakan diri di Polindes dan saat melahirkan ia bersalin di Polindes Aik Bukaq pada Tanggal 9 Oktober 2015, iamelahirkan bayi perempuan yang di beri nama NAFARIEN AISYA . Seiring terus berjalannya waktu setiap bulan Nafarin selalu dibawa keke Posyandu, ASI ekslusif tetap diberikan sampai 6 bulan ia tidak diberikan makanan tambahan lainnya kecuali vitamin A saat berumur enam bulan. Imunisasipun lengkap tidak kurang satupun sesuai dengan jenjang umurnya. Merujuk pada kartu KIA yang selalu dibawa setiap berkunjung di Posyandu yang grafik berat badannya terus naik dan tidak pernah turun setiap bulannya serta perkembangan bayi dan kecerdasannya yang dilihat oleh kader posyandu, maka Aisya di rekomendasikan untuk mengikuti lomba balita sehat di Kecamatan

25 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Batukliang Utara yang dilaksanakan oleh GSC bersama empat anak lainnya mewakili desa Aikbukaq. Peserta Lomba Balita Sehat diikuti oleh anak usia 1 sampai 5 tahun diwakili oleh lima orang anak masing masing desa dari delapan desa di kecamatan Batukliang Utara.Lomba dilaksanakan Tanggal 20 Oktober2016 berbarengan dengan lomba mewarna tingkat usia PAUD serta seminar kesehatan yang diadiri oleh putri Indonesia 2016 yaitu KEZIA CIKITA WAROUW. Jurinya yang berasal dari PUSKESMAS TERATAK menilai empat puluh orang peserta satu persatu.Hasilnya juara I Lomba Balita sehatdiraih oleh NAFARIEN AISYA. Itu semua menurut ibunyakarena Aisya selalu di jaga kesehatannya, lingkungan rumahnya dan dijaga keseimbangan gizi yang diberikan pada anaknya sesuai dengan jenjang umurnya Ditulis oleh: Kartini, Pokja GSC Kecamatan Batukliang Utara

26 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Transport Untuk Anak Berkebutuhan Khusus ( ABK ) Desa Aikbukaq adalah salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Batukliang Utara yang berbatasan langsung dengan desa Setiling . Di mana di desa ini terdapat berbagai jenjang pendidikan baik dari tingkat TK/PAUD/RA, SD/MI, SMP/MTs sampai dengan SLTA/MA baik yang swasta ataupun negeri, yang terdiri dari tujuh lembaga PAUD, dua RA, empat SD, tiga MI, 5 lima MTs, dan dua MA. Kurang stabilnya kondisi ekonomi masayarakat, turut memicu terjadinya kemiskinan dan masalah pendidikan di tingkat masyarakat dimana di Desa Aik Bukaq masih ditemukan anak-anak yang tidak sekolah karena memiliki kekurangan fisik atau Disabilitas. Di desa Aik Bukaq terdapat tiga orang anak ABK (Anak Berkebutuhan Khusus), mereka adalah Habibullah yang menderita tuna wicara, Jaka Samudra menderita tuna wicara dan Budi setiawan menderita Autisme. Melalui GSC masyarakat bersama kepala desa dan parapara pelaku GSC mengusulkan untuk membiayai transportasi sekolah untuk ketiga anak tersebut ke sekolah SLB. Ketiga anak ABK ini dibantu oleh pelaku GSC yakni KPMD, TPMD, dan PK mendaftar ke sekolah yang Inkluisi yang terdapat di SDN Dapur sesuai dengan rekomendasi KUPT Dikpora kecamatan Batukliang Utara H. MASNUN, M.Pd. Tetapi dengan 27 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


keterbatasan sarana dan prasarana dan tenaga pendidik, maka kelas inklusi di SDN Dapur tidak berjalan Berdasarkan kondisi itulah, Pelaku GSC yang ada di desa bersama dengan FK berkoordinasi dengan orang tua untuk mendaftarkan anaknya sekolah ke Sekolah Luar Biasa (SLB), baik yang berada di Kesik Lombok Timur ataupun di Praya. Akhirnya tercapailah kesepakatan untuk mendaftarkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Kesik yang paling dekat lokasi dari rumahnya. GSC hanya membantu transport saja, karena di sekolah SLB anak-anak langsung mendapatkan beasiswa berupa pemberian pakaian seragam dan alat kelengkapan sekolah lainnya. Pemberian transport oleh GSC dilakukan sebanyak 11 kali atau sebelas bulan mulai dari bulan Februari s/d bulan Desember 2016. ABKdiantar jemput ke sekolah dengan menggunakan ojek. Mereka pergi sekolah seperti siswa-siswa yang lain yang normal, mulai dari hari senin sampai hari sabtu. Dengan adanya bantuan dari GSC, pemerintah desa Aik Bukaq dan orang tua anak ABK sangat merasa bersyukur dan berterima kasih terhadap program GSC karena bisa membantu anak-anak yang mempunyai kelainan dapat kembali sekolah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan seperti anak-anak yang normal lainnya. Pemberian transport sekolah untuk anak ABK tentu sangat bermanfaat bagi para orang tua khususnya dan pemerintah desa pada umumnya yang mampu mengurangi angka putus sekolah di wilayah Desa Aik Bukaq. Anak yang dulunya sebelum bersekolah mengalami gangguan dalam berbicara, menggunakan bahasa yang tidak biasa digunakan oleh anak yang normal, anak yang biasanya menyendiri dan melakukan aktivitas yang aneh,sekarang sudah mampu berkomunikasi dengan baik, berintraksi dan bermain-main dengan teman-teman sebayanya seperti pada anak normal pada umumnya .

Ditulis oleh: Hery Suherman

28 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Penanganan Gejala Bumil Resti Sejak Dini Desa Tanak beak adalah salah satu desa di Kecamatan Batukliang Utara. Penduduknya 5294 jiwa dengan jumlah KK miskin sebanyak 996 kk dari 1524 kk. Jumlah sasaran di antaranya adalah jumlah anak usia PAUD adalah 154 orang dan yang belum dapat layanan adalah 6 orang , jumlah anak usia SD adalah 542 orang dan yang belum dapat layanan adalah 10 orang dan ada anak ABK sebanyak 9 orang sedang anak usia SMP adalah 350 orang dan yang belum dapat layanan adalah 0 orang dan ABK hanya 1 orang. Jumlah bayi adalah 71 orang yang dan yang belum dapat layanan sebanyak 2 orang, jumlah balita 612 orang dan yang belum dapat layanan sebanyak 36 orang. Ibu hamil terdiri dari 82 orang, dan yang belum mendapat layanan sebanyak 28 orang termasuk ibu hamil Resti sebanyak 2 orang. Dari sekian sasaran diatas, adalah Ibu Muliati, seorang ibu yang hamil diprediksi Resti (Resiko Tinggi) karena sudah terlalu sering melahirkan (6 kali), usia sudah berkepala empat dan termasuk juga ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis). Ibu Muliati begitu terharu karena mendapat bantuan dari GSC untuk periksa di spesialis tanpa mengeluarkan speserpun uang mengingat dia tidak punya dana untuk bayar periksa ke spesialis. Suaminya, Pak Maid bekerja sebagai tukang ojek dengan penghasilan yang tidak tentu. Dari Hasil pemeriksaan ternyata juga sangat mengejutkan karena

Ibu hamil Resti (Reiko Tinggi mendapat bantuan dari Program GSC

29 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


menurut pemeriksaan kondisi janin tidak sesuai posisi yang seharusnya sehingga diperlukan obat. Lagi lagi GSC membantu untuk pembayaran obatnya disamping diberikan PMT karena dia adalah ibu hamil KEK.

Penulis : HERAWADI– Bendahara GSC BKU 30 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


“Meriah Tingkat Dewa” Festival PSD Di KecamatanPringgarata Begitulah ungkapan dari pelaku program untuk menggambarkan kemeriahan dari Festival Pelayanan Sosial Dasar ( PSD ) yang dilaksanakan dari Tanggal 24 29 Oktober 2016 di Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah. Meskipunbaru pertama kali dilaksanakan sejak adanya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Generasi Sehat dan Cerdas yang sekarang berganti nama menjadi Generasi Sehat dan Cerdas, namun pesertanya membludak diluar perkiraan. Kegiatan yang dilaksankan oleh Unit Pengelola Kegiatan ( UPK ) Kecamatan Pringgarata ini terselenggara atas dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak antara lain yaitu PK, KPMD, PJOK, Penilik PAUD , Ahli gizi dan Puskesmas. Rangkaian acara yang dilaksanakan mulai dari lomba - lomba,Karnaval sampai pagelaran Pentas Seni. Yaitu: -

Senin, 24 Oktober Lomba Mewarnai Tingkat PAUD Selasa, 25 Oktober Lomba Tari Kreasi Gerak dan Lagu Kamis, 27 Oktober Lomba Balita Sehat dan Cerdas Cermat Kader Posyandu Jum’at, 28 Oktober Karnaval PAUD Sabtu, 29 Oktober Pentas Seni dan Kreatifitas PSD

31 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Dari semua jenis - jenis kegiatan diatas yang paling menyita pehatian banyak pihak adalah kegiatan Lomba Mewarnai tingkat PAUD dan Karnaval PAUD. Kedua kegiatan tersebut menjadi perhatian karena Lomba Mewarnai misalnya peserta yang hadir diluar ekspektasi panitia karena lembaga yang ditunjuk untuk membawa peserta didik yang dilombakan lebih dari kuota atau undangan yang menyebabkan ruang Aula Kantor Camat yang segitu luas tidak mampu menampung peserta sehingga lomba diadakan dalam 3 tahap.Tahap 1 dan 2 masing masing 90 Orang peserta dan tahap 3 70 Orang peserta.Sedangkan untuk Karnaval PAUD Panitia sempat hawatir terhadap kehadiran peserta mengingat pada hari Jum’at sore itu Pringgarata diguyur hujan, akan tetapi kehawatiran itu tiba - tiba sirna karena hujan berhenti dengan cepat dan peserta juga berdatangan satu persatu, ternyata cuaca tidak mengurangi semangat anak - anak untuk mengikuti Lomba Karnaval yang pertama kali diadakan oleh Program Generasi Sehat dan Cerdas dan lagi - lagi peserta yang mengikuti Lomba Karnaval PAUD melebihi undangan yang dikirim panitia.

32 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Adapun tujuan dilaksanakannya Karnaval PSD guna memberikan Informasi kepada Masyarakat bahwa Program Generasi Sehat dan Cerdas masih akan ada meskipun tidak lagi ada Dana Bantuan Langsung Masyarakat ( BLM ) tapi dengan adanya DOK Peningkatan Kapasitas dan PAUD Program Generasi Sehat dan Cerdas masih bisa berkontribusi kepada masyarakat dengan melaksanakan kegiatan - kegiatan seperti diatas dan untuk peningkatan Kapasitas Pelaku agar lebih baik dan Profesional dibidangnya. Kegiatan - kegiatan yang ada dalam Festival PSD sudah direncanakan secara matang guna menghindari kekurangan dalam pelaksanaan.Yang paling penting diluar perencanaan adalah suport dari tokoh - tokoh seperti Penilik PAUD ( Ibu Anik ), PJOK ( Sihabudin,ST ) dan Bapak Camat Pringgarata (Surya Darma,S.H ) yang telah mengizinkan kami menggunakan Aula untuk lomba dan Panggung untuk Pentas Seni dan Kreatifitas PSD sekaligus tempat pembagian hadiah dan penutupan Kegiatan Festival PSD Kec.Pringgarata Tahun 2016.

Ditulis oleh: Dede Julihardi, PL GSC & L. Moh. Isnaini FKG Kec. Pringgarata

33 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Pejuang GSC Dari Pringgarata Nama lengkapnya Dede Julihardi, yang akrab dipanggil Dede. Dia adalah PL GSC di Kecamatan Pringgarata sejak tahun 2012. Tanpa bantuannya, FKG akan kewalahan dalam melaksanakan tugasnya. Satu tekad dalam benak Dede adalah membantu dan mengabdikan diri kepada masyarakat khususnya untuk membantu Ibu Hamil, Bayi, Balita dan Anak Usia SD, SMP yang ada di Kecamatan Pringgarata. Program GSC merupakan salah Dede Julihardi satu program pemerintah. Program ini banyak membantu masyarakat untuk menambah dan meningkatkan asupan gizi ibu hamil dan balita. Dsamping itu juga memberikan pelatihan kepada ibu hamil agar menambah pengetahuan mereka tentang cara hidup yang sehat. Program ini banyak dirasakan manfaatnya. Masyarakat sangat membutuhkan uluran tangan dari pemerintah, salah satunya melalui program GSC. Dede mengatakan ― meskipun program GSC telah selesai namun kita tidak boleh terpuruk dengan berhentinya program tersebut, dimana masyarakat tengah dililit masalah ekonomi dan daya beli masyarakat yang sangat rendah. Program GSC sangat membantu dan menolong masyarakat khususnya untuk Ibu Hamil dan Balita. Itu dapat terlihat dari anak- anak balita yang berada di garis merah menjadi lebih sehat. Masyarakat sangat berterimakasih pada Dede, dan berharap kedepannya ada Dede Dede lain yang muncul membantu mereka di tengah keterpurukan ekonomi. Menurut L. Moh. Isnaini FKG Kecamatan Pringgarata, Dede adalah PL GSC yang sangat rajin dan sangat paham akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai PL. Setiap tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik, Ia pemuda yang humoris dan ramah sehingga disukai banyak orang. Hal ini mempermudah Dede dalam menjalankan tugas di masyarakat, tugas-tugas saya sangat terbantu oleh Dede ‖ Ditulis oleh : Muhamad Khaerul, AMDI

34 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Separuh Jiwaku Di Paud Al-Ishlah PAUD AL-ISHLAH berdiri pada Tanggal 06 Juni 2014 tempatnya di Dusun Pedan Desa Tampak Siring Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah.Setelah diresmikan, baru di bentuk pengurusatau tendik yang Alhamdulillah adatokoh pemuda yang luar biasa kerjanya,yang sampai saat ini masih berusaha membangun pendidikan dusun tercinta ini, apapun rintangan, cobaan baik itu secara lansung maupun tidak lansung dihadapi dengan sabar dan senyum ujar salah satu tokoh di dusun kami. Dan bertekad menjadikan PAUD inimenjadi PAUD yang Bersinar, Bersih, Nyaman, Cerdas dan Ceria sesuai dengan logo PAUD. Prestasi Yang Pernah Di Raih PAUD Al Ishlah adalah meraih Juara III Karnaval 17 Agustus yang diadakan di DesaTanpak Siring Kecamatan Batukliang. Nama saya Sri Mardiani,mengabdidi PAUD AL ISLAH sejak Tanggal 15 Juni 2014 sampai sekarang. Motivasi saya mengajar di PAUD adalah karena saya mempunyai anak yang kecil-kecil usia empat tahun dan satu tahun, karena pada usia ini anak-anak saya butuh pengawasan dari saya sebagai ibunya, terlebih ilmu yang saya dapat dari masih sekolah sampai akhir kuliah sekarang sangat sayang kalau tidak diamalkan untuk orang lain.Yang lebih penting adalah kesukaan saya pada anak kecil karena mereka semua lucu dan polos, mereka juga masih sangat bercermin pada orang yang mendidiknya baik di rumah maupun di sekolah. Oleh karena itu kami sebagai tendik sangat berusaha bagaimana memberi contoh yang baik untuk mereka tirukan dan amalkan kelak sampai mereka besar nanti. Saya sangat bersyukur bias mengajar anak-anak orang terlebih anak-anak saya sendiri di satu tempat yang bernama PAUD AL-ISHLAH yang mana memberikan kita makna indahnya kebersamaan dalam mengapai cita-cita anak penerus bangsa. Jangan pernah puas dengan apa yang kita capai hari ini. Ditulis oleh : Sri Mardiani, guru Tendik PAUD AL Islah 35 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Duniaku Di PAUD Bangun Sejahtera Saya Yanti Nurindah, Guru PAUD Bangun Sejahtera. Saya mulai mengajar dari tahun 2011 yakni ketika saya baru selesai Madrasah Aliyah (MA) dan sejak saat itu saya sudah berbaur dengan dunia pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pendidikan anak usia dini pendidikan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai berusia Enam tahun (0-6 Tahun) yang dilakukan melalui pembinaan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Posyandu Bangun Sejahtera didirikan pada tahun 1998. Terletak di Dusun Dasan Baru Desa Selebung, PAUD Bangun Sejahtera Pada Tahun 2001 dikembangkan menjadi Posyandu BKB (Bina Keluarga Balita), pada tahun 2003 berkembang menjadi Posyandu BKL (Bina Keluarga Lansia). Pada tahun 2003 berintegrasi dengan PAUD Anak Bangsa, dan pada tahun 2007 berubah nama menjadi PAUD Bangun Sejahtera. Jumlah Guru /Tendik PAUD sampai sekarang berJumlah TigaOrang. Jumlah siswa yang sudah lulus sebanyak 79 anak. Harapan Saya sebagai guru PAUD adalah dapat berperan penting mencetak generasi masa depan bangsayang lebih baik di masa yang akan datang. Hal yang paling berkesan adalah ketika anak-anak selalu ingin dan tidak mau jauh dari kita sebagai pendidik,bahkan pernah suatu ketika anak-anak mau di antar atau pulang bareng sampai-sampai mereka rela menanti dan menunggu dengan senang hati. Pesan saya, marilah teman-teman kita sebagai pendidik selalu bersabar dan berusaha memberi contoh yang baik kepada anak-anak, agar anak-anak menjadi generasi yang tangguh di masa yang akan datang. Ditulis oleh: Yanti Nurindah Guru PAUD Bangun Sejahtera Desa Selebung - Batukliang

36 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


GSC Membantu Kaki Lemas Husnul Khotimah Husnul Khotimah lahir pada Tanggal 20 Desember 2012 anak ke empat dari pasangan bapak Sami’un dan ibu Nurmah yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani. Pada saat Ibu Nurmah mengandung Husnul Khotimah, iabekerja sebagai pembuat batu bata di dusun Aiq Darek. Pada saat melahirkan Husnul Khotimah, usia kandungan ibu Nurmah beumur delapan bulan dan melahirkan dengan cara operasi cesar.

Inilahkondisi Husnul Khotimah sebelum mendapatkan bantuan sepatu khusus dari GSC tanpak jelas sekali terlihat keadaan kedua kaki Husnul Khotimah yang tidak normal seperti kaki anak pada umumnya.

Kondisi Husnul ketika dilahirkan terlahir sehat dan baru pada usia dua tahun ia terlihat ada yang aneh pada tubuhnya, Husnul Khotimah tidak dapat berjalan layaknya umur anak seusianya, Husnul Khotimah menderita BGM dan ketika di periksa ternyata kedua kakinya tidak mempunyai mangkok di mata kaki. Setelah itu tim GSC menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit Umum Praya dengan biaya dari GSC serta atas rekomendasi dari Puskesmas setempat. Akhirnya Husnul Khotimah dibawa dan diperiksa ke RSUD Praya. Program GSC menganggarkan untuk pembelian sepatu khusus untuk membantu proses penyembuhan kaki Husnul Khotimah. Dengan bantuan terapi sepatu,secara perlahan Husnul Khotimah dapat berjalan meskipun membutuhkan waktu yang

Kondisi kaki Husnul Khotimah setelah diberikan bantuan sepatu khusus dari GSC

37 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


lamahingga ia dapat berjalan normal tanpa bantuan sepatu khusus tersebut. Bapak Sami’un dan Ibu Nurmah sangat berterima kasih dengan adanya bantuan GSC, kini anak kesanyangannya dapat berjalan walupun masih belum normal. Tampak senyum dari Bapak Sami’un dan Ibu Nurmah yang ceria melihat anaknya bisa berjalan walupun terkadang masih dibantu.

Ditulis oleh : Arman Tarmizi, PL GSC Kecamatan Batukliang – Lombok Tengah.

38 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Rahmayanti, Juara Mendongeng Namaku Rahmayanti, dari Dusun Petak Desa Beraim Kecamatan Praya Tengah. Aku di lahirkan dari sebuah keluarga yang harmonis dengan jumlah Saudara 5 orang, aku merupakan anak ketiga dari enam bersaudara, lahir pada Tanggal 31 Desember Tahun 1982. Aku mengabdi sebagai guru sekolah PAUD di desaku, yaitu di TK PGRI Beraim, terletak di Dusun Petak Desa Beraim. Tujuanku mengabdi sebagai guru TK adalah untuk mencerdaskan generasi bangsa, khususnya yang berada di desaku sendiri. Selain sebagai guru, aku juga salah seorang Pelaksana Kegiatan di desaku dengan jabatan sebagai KPMD dari Tahun 2010 sampai 2014 . Pada Tahun 2014 aku menjadi Bendahara pada program Generasi Sehat dan Cerdas Pengalaman sejak menjadi KPMD merupakan bekalku untuk terpilih menjadi salah seorang pelaksana di Desaku yaitu sebagai Bendahara pada Program Generasi Sehat dan Cerdas. Pada acara lomba bercerita tingkat kecamatan Praya yang diadakan oleh Dinas Dikpora yang dikuti oleh Lima Puluh Empat PAUD, aku ikut lomba dan menjadi juara pertama. Judul cerita yang aku bawakan ―anak Soleha‖ dengan menggunakan dua suara percakapan antara anak dan Ibu. Kemudian aku diutus untuk mengikuti lomba mendongeng tingkat Kabupten Lombok Tengah mewakili Kecamatan. Pada lomba Tingkat kabupaten yang diikuti oleh dua belas orang dari seluruh Kecamatan, aku kembali menjadi juara pertama dengan Judul cerita ―kura–kura, Kelinci dan Monyet‖. Pada Lomba tingkat kabupaten ini aku menggunakan tiga suara dengan suara kura-kura, suara kelinci dan suara monyet.

39 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Kemenanganku menambah bersemangatku untuk mengembangkan diri lebih baik dan mempersiapkan diri dengan aneka kemampuan mengikuti suarasuara supaya lebih menarik lagi anak-anak untuk mendengarkan ceritaku. Aku diutus kembali untuk mengikuti lomba mendongeng tingkat Propinsi NTB mewakili Kabupaten Lombok Tengah. Kegiatan lomba bercerita ini di ikuti oleh utusan dari kabuapten dan kota. Disini aku kembali meraih juara pertama dengan judul yang sama yang aku bawakan yakni ―kura-kura, kelinci dan monyet dan terpilih menwakili provonsi mengikuti lomba mendongeng tingkat nasional. Provinsi member pembekalan tehnik bercerita supaya lebih memahami tentang alur cerita. Cerita yang aku bawakan ini bertema vabel sama dengan di tingkat kabupaten yakni cerita ―kura-kura, kelinci dan monyet‖ dengan menggunakan tiga suara binatang dengan suara yang berbeda-beda, serta mimik muka yang berubah-ubah sesuai dengan jenis binatang yang saya ceritakan. Bercerita merupakan salah satu hobiku untuk memberikan pemahaman kepada murid-muridku yang bisa memberikan dampak psikologis, kognifit, motorik dan menambah pemahaman tentang bagaimana kegiatan kita berteman dengan yang lainnya dengan rasa saling kasih sayang, saling menghargai, menghormati dengan teman yang lainnya, Dengan dongengku aku bisa membangun karakter bangsaku dan anak-anakku senang mendengarnya. Ditulis Oleh : Rahmayanti, S.Pd.

40 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Paud Nurul Hidayah, Paud Integrasi Posyandu

Penyuluhan BKB di PAUD Nurul Hidayah.

PAUD Nurul Hidayah mulai diselenggarakan pada Tahun 2008 pada awalnya hanya berada di emperan rumah Bapak Muhazam yang merupakan salah satu penanggung jawab dari PAUD tersebut.Pada pertengahan Tahun 2009 PAUD Nurul Hidayah pindah ke SDN Gereneng. Murid PAUD berasal dari tiga dusun yaitu; dusun Satui, Kandong dan Tempas dengan jumlah murid saat ini sebanyak 35 orang.

PAUD Nurul Hidayah merupakan salah satu PAUD yang berintegrasi dengan kegiatan Posyandu dan Bina Keluarga Balita (BKB), secara resmi PAUD ini berdiri pada Tanggal 27 Juli 2011 sesuai dengan Akta Notaris no 61 yang terletak di dusun Setui desa Lajut Kecamatan Praya Tengah, dengan surat kelembagaan no.161 Tanggal 11 Agustus PAUD Nurul Hidayah telah di SK kan oleh Dinas DIKPORA Lombok Tengah dan setiap 2 tahun sekali diperbaharui, dan pada saat ini masa berlaku ijin dari DIKPORA terhitung mulai tanggal 11 Agustus 2015 sd 11 Agustus 2017 dengan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NSPN) 69769924. Pada Tahun 2014, PAUD Nurul Hidayah menerima kunjungan dari Propinsi Bali untuk meninjau dan sharing tentang pembinaan BKB. Terkait dengan integrasi antara PAUD, BKB dan Posyandu, prestasi yang pernah diraih PAUD Nurul Hidayah antara lain pernah menjadi juara I lomba PAUD tingkat Propinsi. Kehadiran murid PAUD pada musim tertentu mengalami pasang surut.Saaat musim panen, murid PAUD banyak yang tidak masuk karena ikut orangtuanya ke sawah. Begitu pula pada waktu bulan Maulid, murid PAUD banyak yang tidak masuk karena orangtuanya sibuk menyelenggarakan acara

41 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan tidak dapat mengantar anaknya ke kegiatan PAUD. Proses pembelajaran di PAUD antara lain diisi dengan kegiatan sosialisasi dengan lingkungan sekitar PAUD, kegiatan motorik dengan bermain, pengetahuan dasar (mengenal huruf, warna, berhitung) dan lain-lain, diberikan secara terkontrol oleh tenaga pendidik. Pembelajaran di mulai dengan mengajarkan anak untuk berdoa, kegiatan sehari-hari ini di mulai jam 8 pagi dan di akhiri jam 10 pagi. Pada saat tertentu juga sesuai dengan jawdal yang telah ditetapkan maka dilaksanakan kegiatan posyandu yang langsung difasilitasi oleh kader posyandu, dan tenaga kesehatan. Kegiatan posyanu dilaksanakan sebulan sekali sesuai jadwal, BKB dilaksanakan seminggu sekali setiap hari Kamis dan sekali sebulan bersamaan denganPosyandu. Kegiatan BKB ini dilakukan pertemuan dengan orang tua murid serta penyuluhan seputar pola asuh anak, Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Penyuluhan BKB di lakukan setiap bulan oleh penyuluh yang berasal dari Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dengan melibatkan orang tua murid yang terlibat lansung untuk penyuluhan perawatan anak-anak mereka sesuai kisaran umur siswanya. PAUD Nurul Hidayah merupakan salah satu PAUD percontohan di Kecamatan Praya Tengah untuk integrasi kegiatan terpadu dan sangat bermanfaat bagi masyarakat, sangat efektif untuk proses pembelajaran anak sejak dini sekaligus multi fungsi untuk sarana penyuluhan bagi orangtua didik PAUD dan BKB.

Ditulis oleh: Lale Sri Mulya, FKG kec. Praya Tengah – kab. Lombok Tengah – NTB 42 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Berjuang Ditengah Keterbatasan TK DW. Shaufal Khairy berdiri Tanggal 27 Juli 2009 dan sudah di akui oleh Dinas Dikpora dengan nomor NPSN: 69772904. Awal mula TK ini berdiri dibentuk oleh PNPM Mandiri, pada waktu itu Desa Dakung masih bergabung dengan Desa Beraim, setelah terjadi pemekaran, Desa Dakung berdiri sendiri. Tahun 2009 saya diminta mengajar di TK ini oleh pengelola, bersama empat orang lainnya. Kami berlima orang guru mengajar anak-anak mengenal huruf, dan angka sambil bernyanyi sebisanya maklum kami tidak pernah kuliah ataupun ikut pelatihan. Satu tahun sudah berlalu anak-anak yang lepas dari TK tidak memiliki ijazah dan kami belum tahu bagaimana membuatnya. Untuk dimaklumi saat itu kami belum memiliki kepala sekolah. Dari hari kehari guru yang mengajar satu persatu berhenti dengan alasan tidak ada honornya, maklum saat itu TK kami tidak pernah mendapat bantuan dari manapun sedangkan anak-anak tidak ada yang membayar iuran seperti TK atupun PAUD yang lain. Tinggal saya sendiri yang bertahan. Pada Tahun 2010 UPT mengirimkan seorang guru PNS, saya kembali bersemangat mengajar karena ada teman saya mengajar. Itulah sekilas semangat saya walau saat itu tidak ada insentif maupun honor tapi niat saya demi anak-anak yang harus di tingkatkan mutu pendidikannya sejak dini. Dengan adanya guru PNS sekarang anak-anak kembali bersemangat, disamping itu sekarang anak-anak bisa memiliki rapot dan ijazah seperti TK yang lain. Proses belajar mengajarpun lebih efektif ketimbang tahun sebelumnya Selain fokus mengajar anak anak tidak lupa saya berikan pemahaman akan pentingnya pendidikan anak usia dini kepada orang tua. Namun lagi-lagi tak 43 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


sedikit orang tua yang tidak mau menyekolahkan anaknya karena berbagai alasan, namun itu tidak menyiutkan semangat saya untuk tetap mengajar anak-anak. Suatu ketika, apa yang saya tunggu tunggu datang: Program GSC untuk pelatihan Guru PAUD ! Saya sangat senang karena akan mendapatkan ilmu yang lebih banyak lagi agar bisa mengajar sesuai dengan tujuan dan harapan kami sebagai guru, orang tua dan anak-anak. Saya mengajar sudah tujuh tahun, sekarang di TK kami ada 4 orang guru dan Alhamdulillah anak-anak semakin banyak bersekolah di TK kami. Tapi sekarang agak risih rasanya karena kondisi gedung sekolah kami sangat menghawatirkan, dengan kayu jendelanya sudah habis dimakan rayap dan atap bangunannya bocor sehingga saat hujan kami harus memindahkan anak-anak belajar ke rumah tetangga. Saya pernah melaporkan kondisi ini ke pihak pengelola, namun beliau hanya bisa bilang sabar suatu saat kita pasti akan perbaiki. Sayapun pernah mengusulkan ke pemerintah desa namun tidak ada dana untuk itu. Saya juga usulkan lewat dana BOP tapi ternyata kata guru yang lain untuk dana itu sudah ada alokasinya. jadi tidak bisa diangggarkan kesana, Akhirnya saya mohon kiranya bagi siapapun yang membaca tulisan ini untuk memberikan dukungan dana kepada sekolah TK kami yang ada di Desa Dakung. Kami hanya mengharapkan bagaimana anak anak belajar dengan nyaman dan kami bisa mencetak anak bangsa yang cerdas dan memiliki kepribadian yang tinggi. Amin...

Ditulis oleh: Nuriman Guru TK DW. Shaufal Khairy Desa Dakung – Praya Tengah

44 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Kehidupan sosial dipenghujung desaku Aku dilahirkan di sebuah Perkampungan kecil yang begitu banyak lika liku cara, adat, dan budaya yang dikombinasikan dengan keadaan sosial yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakatnya, silaturrohim yang telah lama terbina antara warga yang satu dengan yang lainnya, ternyata membuat suasana di tanah kelahiranku semakin indah, tepatnya di desa Pejanggik aku dilahirkan Khusus di Desa Pejanggik, dari hasil pantauan saya yang saya lakukan secara mendalam dan wawancara, saya akui adanya perbedaan tingkat kesejahteraan antara dua golongan yang coba saya bandingkan tersebut. Perbandingan ini diberlakukan terhadap dua atau lebih keluarga dengan dasar kemapanan yang berimbang dan tidak berlaku bagi dua keluarga atau lebih yang memiliki dasar kemapanan dan jumlah warisan keluarga yang disparitas, suatu standar perbandingan yang menurut saya cukup representatif. Dari hasil pantauan itu, meskipun tidak dapat di ketemukan perbedaan mencolok yang dapat di amati secara superficial dari golongan petani peternak dengan petani non peternak, akan tetapi cukup signifikan dalam menunjukkan perbedaan tingkat kemudahan hidup antara kedua golongan jika dibandingkan melalui representasi hasil wawancara. Rata-rata petani peternak mengakui adanya tingkat kemudahan hidup yang signifikan terjadi setelah mereka mulai memelihara ternak sapi atau kambing, mereka mengaku tidak pernah atau sekurang- kurangnya jarang sekali menghadapi kondisi krisis setelah mereka mulai beternak. Hal ini membuktikan bahwa beternak adalah sektor efektif di dalam mendongkrak kesejahteraan masyarakat di Desa Pejanggik. Namun lagilagi itu juga tidak bisa menghapus kegagalan di di sektor yang lain yakni pendidikan, karena kesibukan orang tua baik bapak maupun ibu mereka sehingga anak yang seyogyanya pendidikannya diperhatikan ternyata terabaikan oleh pola 45 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


hidup masyarakat yang mata pencahariannya petani peternak yang pada akhirnya mereka akan sibuk dengan keadaan ternaknya ketimbang anaknya. Terlebih keadaan anak didik yang usia 2-6 tahun yang saat itu sangat memerlukan pertumbuhan dan perkembangan otak yang seharusnya mereka terima sejak dini di sekolah PAUD yang ada dilingkungan mereka, akan tetapi orang tua yang sibuk di sawah dan sibuk dengan ternaknya maka hak-hak anak didikpun jadi terabaikan. Desa Pejanggik merupakan salah satu Desa Sejarah, disamping itu juga tertinggal namun memiliki kesadaran berkembang yang baik. Munculnya kelompok masyarakat berwawasan maju mengajak Pejanggik untuk segera bergerak mengentaskan segala ketertinggalan dari desa-desa lain melalui berbagai aspek dan skala perjuangan, perjuangan pada sektor sosial ekonomi adalah salah satu medan juang yang tengah kami geluti. Saya mengambil kesimpulan bahwa dengan gambaran corak kehidupan masyarakat Pejanggik itu maka sudah semestinya harus dilakukan penanganan yang baik karna itu menyangkut kepada hal yang cukup kritis dimana kurangnya kesadaran tentang pendidikan terutama tentang pendidikan anak usia dini. Alhamdulillah beberapa bulan yang lalu dan sampai saat ini pemerintah bersama lembaga terkait lainnya sedang berusaha untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingya Pendidikan Anak Usia Dini. Melalui pelatiahanpelatihan, baik itu pelatihan untuk PL PAUD maupun pelatihan untuk Guru-Guru PAUD. Yang salah satu indikator tupoksi PL PAUD seperti saya, salah satu fungsinya adalah membantu melakukan sosialisasi tentang pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini kesemua masyarakat dilingkungan wilayah dampingnnya. Memang tidak mudah tapi tentu dengan tujuan akan pentingnya kualitas generasi penerus bangsa yang Sehat dan Cerdas yang yang kemudian memberikan citra kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang termasuk mengangkat derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat, serta mengangkat kehidupan sosial ekonomi yang memiliki daya saing baik di daerah/lokal, Nasional maupun Internasional. Satu pesan unik buat pembaca bahwa ― Apa yang kita lakukan hari ini harus lebih baik dari hari yang kemarin‖ kemudian merupakan kenangan yang akan terkenang di masa depan. Marilah kita bebaskan generasi bangsa dari keterpurukan, Bangunkan mereka yang tertidur panjang, dan berdayakanlah mereka setelah terbangun dari tidurnya.....!!! Ditulis oleh: MAEROBI, S.Pd

46 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Kisah Paud Al-Kalimi Saya Sirtiningsih guru PAUDAl-KalimiDesa Pejanggik, Kec. Praya Tengah, Kab. Lombok Tengah. Saya dibesarkan di dusun Kelebuh dan menikah dengan suami tercinta Muhsin Alatas, kemudian karena saya sangat bahagia melihat anak-anak yang masih bayi dan balita akhirnya takdir mnempatkan saya pada sebuah lembaga PAUD yang awalnya sangat sederhana yakni PAUD AL-KALIMI yang namanya di ambil dari sosok manusia panutan dieranya yakni Guru KALIM atau Yahya Al-Kalimi. Sekapur sirih tentang PAUD AL-KALIMI yang berdiri Tanggal 20 Juni 2007 atas inisiatip masyarakat disekitar tempat tinggal kami, atas dasar itulah maka para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh pemuda yang kemudian menghasilkan suatu kesepakatan yang mengikat untuk membuat suatu wadah atau lembaga yakni Lembaga PAUD, yang tujuannya tidak lain adalah untuk menjadikan Generasi yang cerdas dan menjadikan manusia insani berakhlak Qur’ani sehingga pada akhirnya menjadi masyarakat Madani. Alhamdulillah Tahun 2007 terbentuk wadah lembaga non formal (PAUD), yang semakin hari dengan berjalannya waktu, guru yang mengabdi dengan semangat luar biasa dan niat yang ikhlas sehingga semakin banyak anak-anak yang ikut belajar sambil bermain di lembaga kami, walau dengan gedung yang kami tempati adalah rumah dari salah satu keluarga yakni nenek saya sendiri. Proses belajar mulai terbina dengan semakin banyaknya peserta didik yang masuk untuk ikut belajar. Setelah nenek meninggal dunia, tempat belajar itupun direnovasi oleh salah satu paman

47 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


ahli waris dari nenek, akhirnya proses belajar mengajar sempat macet dengan kendala tidak ada tempat untuk belajar. Tahun 2008 para guru PAUD kemudian berinisiatifmenggunakan rumah saya untuk dijadikan tempat belajar. Tak lama kemudian dibangunlah gedung Posyandu di dekat rumah saya yang kemudian oleh program PNPM MP bersama tokoh masyarakat dan kepala Desa memberikan ijin untuk ditempati oleh PAUD kami untuk dijadikan tempat belajar. Belum selasai permasalahan tempat dengan kondisi anak didik yang semakin banyak, banyak dari guru PAUD AL-Kalimi pindah rumah karena menikah, saya mulai berfikir, dengan melihat anak –anak yang sangat antusias ingin tetap belajar di PAUD AL-KALIMI, akhirnya awal Tahun 2009 sayapun masuk untuk menjadi pendidik di PAUD tersebut, bermodal pengetahuan bernyanyi dan kreasi yang seadanya dengan alat pembelajaran yang sangat sederhana akhirnya kondisipitas pembelajaran mulai membaik dan Alhamdulillah banyak anak yang kita luluskan menjadi anak yang luar biasa. Sempat ditahun 2010 saya kualahan karena tidak ada temen mengajar hanya saya sendirian, tapi dengan semangat bahwa anak sangat membutuhkan ilmu dasar yang harus mereka terima, maka saya harus berjuang untuk mencapai apa yang di harapkan oleh anak bangsa ini, pada dasarnya tak banyak yang bisa saya ajarkan kepada mereka akan tetapi apapun itu yang pada intinya baik dari sisi sopan santun, tata krama, ilmu sosial, ilmua agama yang dengan sedikit demi sedikit kita terapkan kepada anak sambil bermain dan bernyanyi. Syukur Alhamdulillah tidak ada anak yang mengecewakan dari hasil didikan kami. Sampai sekarang kami guru hanya bertiga bergelut dengan anak didik yang usianya dari 2-5 tahun, kami masih tetap eksis dalam menjalani tugas keseharian. Belajar, bermain, dan bernyanyi setiap hari bersama anak-anak rasnya sangat menyenangkan. Kami berharap uluran tangan penopang membantu PAUD kami. Ditulis Oleh : Sirtiningsihguru paud al-kalimi Kec. Praya Tengah

48 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Terima Kasih GSC Namaku Maerah berasal dari Kecamatan Praya Barat Daya, di GSC aku menjadi PL GSC sejak tahun 2010. Pada mulanya aku menggeluti berbagai kesibukan buat mengabdi pada masyarakat, bahkan untuk mengharapkan sebuah imbalanpun aku tidak pernah terpikir demi pengabdian dan bisa diterima di tengah-tengah masyarakat, namun demikian tak luput pula dari halangan dan rintangan yang kerap aku lalui, bahkan terkadang rasa menyerahpun hampir mengalahkan pikiranku

Maerah mengikuti Rakor GSC Loteng di Kantor Konsursium LSM, tg. 30 Oktober 2016

Aku tinggal disebuah wilayah Kecamatan Praya Barat Daya tepatnya di Desa Darek, pada daerah tempat tinggalku sekitar awal tahun 2000 masih sulit untuk merubah pola pikir untuk mau membangun desa, sehingga aku merasa terpanggil untuk ikut andil dalam merubah pola pikir masyarakat guna mengarahkan kearah pemberdayaan membangun desa

Tahun 2010 Generasi sehat Cerdas masuk ke Kecamatan Praya Barat Daya, hadirnya program ini sangat banyak membantu penyadaran akan arti kesehatan dan pendidikan pada wilayah kami, selaku pelaku program aku sangat merasakan betapa program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Beberapa kegiatan penanganan yang dilakukan program GSC, antara lain bantuan untuk anak BGM, dan juga anak putus sekolah, atau yang hampir putus sekolah dan anak yang belum bersekolah yang masuk usia sekolah. Dan untuk meningkatkan kemampuan PL GSC, aku sering mengikuti kegiatan pelatihan-pelatihan, banyak sekali manfaat yang aku peroleh dari GSC.

49 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Program Generasi yang telah mencapai tahun ke enam sekarang ini sudah banyak membantu masyarakat, bahkan ketika isu mulai beredar tentang pemberhentian program GSC banyak masyarakat yang merasa kehilangan karena mereka sudah merasakan sendiri manfaat dari program ini, melalui Program ini juga pola pikir masyarakat sudah mulai maju, mereka semakin memperhatikan gaya hidup sehat dan berpendidikan yang layak. Banyak suka duka yang kualami, ketika masyarakat semua ingin mendapatkan bantuan aku mulai bingung untuk menyusun prioritasnya, namun dengan terus memberikan pemahaman kepada masyarakat, maka kesulitanpun perlahan dapat kuatasi. Sedangkan sukanya banyak, antara lain aku punya banyak teman antar kecamatan, sering mengikuti kegiatan pelatihan dan beberapa kali aku dipercaya menjadi Tim P3KM di tingkat kecamatan dan kabupaten. Rasa terima kasihku kepada GSC, semoga GSC terus berkibar dan membantu masyarakat yang membutuhkan. Amin. Ditulis oleh : Maerah, PL GSC kec. Praya Barat Daya

50 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Paud Kasih Ibu, dari Ancaman Menjadi Idaman Paud Kasih Ibu adalah sebuah lembaga pendidikan usia dini di bawah binaan PKBM BERIUK desa Pandan Indah yang diketuai oleh Bpk. M. Tohir, S.Pd.I. Berdiri pada Tahun 2007, berlokasi di dusun Bolor Gejek desa Pandan Indah. Di awal berdirinya PAUD Kasih Ibu, banyak mendapatkan tantangan berupa cemoohan bahkan pernah terjadi ancaman oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Ada mitos yang diyakini oleh masyarakat bahwa bila ada lembaga apapun yang didirikan di dusun ini, maka tidak akan berhasil sesuai dengan namanya yaitu Dusun Bolor Gejek, yang artinya sebuah gundukan kecil. Bagi Pak Surahman, hal ini justru dijadikan motivasi untuk terus melangkah. Pak Surahman dibantu pengelola PAUD lainnya dengan gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya PAUD. Promosi dilakukan dengan memberikan seragam gratis bagi anak-anak yang tidak mampu untuk dapat mengikuti PAUD, memfasilitasi perlengkapan belajar mengajar, meminjamkan rumahnya untuk kegiatan belajar. Tidak berhenti sampai disitu, inovasi pengelola yang berhasil merebut simpati masyarakat adalah bersinergi dengan kader Posyandu dan tenaga kesehatan di tingkat desa, dan menjadikan kader Posyandu sebagai Tendik PAUD. Masyarakat menyambut dengan antusias, dan pada Tahun 2008 Pemda Lombok Tengah melalui Dinas Dikpora memberikan dana bantuan pembinaan sebesar Rp.8.000.000,- (delapan juta rupiah). Dengan sejumlah dana tersebut, pengelola berupaya menggunakan dana se-efisien mungkin dan memperhatikan kesejahteraan Tendik. Pada Tahun 2009, PAUD Kasih Ibu mendirikan gedung sendiri dengan swadaya masyarakat dan bantuan wali murid. Salah satu warga menyumbangkan tanahnya untuk lokasi pembangunan gedung PAUD. Dari tahun ke tahun, PAUD Kasih Ibu semakin diminati dan menjadi PAUD kebanggaan masyarakat. Para Tendik merasa sangat bangga dapat kesempatan mengabdi di PAUD Kasih Ibu. Ditulis oleh:Rabi’ah, S.Pd.I PAUD Bunga Harapan. Kmp. Tanak Malang, Desa Ungga, kec. Praya Barat Daya 51 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Sang Juara dari PAUD Bunga Harapan PAUD Bunga Harapan adalah salah satu dari 7 buah lembaga PAUD yang ada di Desa Ungga kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah. Lembaga ini berdiri pada Tanggal 15 Juni 2006. Pada Tahun 2016/2017 PAUD Bunga Harapan terdapat 40 peserta didik terdiri dari 2 kelompok A (usia 4-5 tahun) berjumlah 18 anak dan kelompok B (usia5-6 tahun) berjumlah 22 anak, mereka diasuh oleh 4 Tendik dengan jenjang pendidikan masing-masing D2 PGSD 1 orang, S1 PGTK 2 orang, dan SMA 1 orang. Mekanisme kerja tim, kami saling bahu membahu mendidik anak-anak dengan berbekal ilmu yang kami miliki yang diperoleh dari bangku kuliah, pelatihan-pelatihan dan diklat yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh Swasta. Salah satu anak didik kami bernama Titik Komalasari usia 6 tahun, ia anak yang cerdas dan aktif, Titik merupakan salah satu anak yang tidak tinggal serumah dengan orangtuanya karena orangtuanya sering pergi jauh untuk mencari nafkah dan Titik dititipkan kepada orang lain yang mengasuhnya. Pada perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 71, panitia HUT RI mengadakan berbagai lomba, yang salah satunya adalah lomba menghafal ayatayat pendek untuk PAUD se desa Ungga. Titik Komalasari menjadi salah satu peserta mewakili PAUD Bunga Harapan, dan Titik berhasil menjadi Juara I. Titik tetap semangat dan mampu bersaing bersaing dengan teman-temannya meski ia tidak didampingi oleh kedua orangtuanya. Ditulis oleh:Rabi’ah, S.Pd.I PAUD Bunga Harapan. Kmp. Tanak Malang, Desa Ungga, kec. Praya Barat Daya. 52 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Perjalanan PAUD “ Nurul Whatan” Desa Montong Sapah adalah desa yang sangat terisolir jauh dari perkotaan. Sebelum berdirinya lembaga PAUD, pada waktu itu anak balita atau anak usia dini tidak punya wadah untuk mengasah kemampuan mereka, sehingga mereka lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain di rumah dan di tempat orang tua mereka bekerja. Alhamdulillah pada tahun 2008 salah seorang dari tokoh masyarakat punya inisiatif untuk mengadakan musyawarah bersama pemerintah desa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan para guru untuk membentuk pusat kegiatan masyarakat (PKBM), dari hasil musyawarah tersebut terbentuklah PKBM yang diberi nama PKBM ― BINA BANGSA ―yang mengelola lembaga PAUD,TPQ, dan pendidikan non formal lainnya. Mulai saat itulah proses belajar mengajar anak usia dini dimulai. Proses belajar dilaksanakan dengan memanfaatkan bangunan Posyandu dusun Montong Sapah I dan berlangsung beberapa bulan saja, selanjutnya PAUD tersebut fakum. Pada Tahun 2010 pengelola mencoba lagi mengumpulkan anak-anak usia dini untuk belajar, awalnya proses belajar dilaksanakan di Mushalla Yayasan Ponpes Nurul Wathan. Namun karena alasan yang sama proses belajar mengajar ini macet. Pada tanggal 01 Juli 2011 dengan inisiatif dari pimpinan yayasan dan guruguru di madrasah, para pengelola PAUD diajak musyawarah kembali untuk menghidupkan PAUD yang selama ini tidak bisa aktif. Hasil musyawarah menyepakati PAUD bernaung di bawah yayasan pendidikan Ponpes ―Nurul Wathan‖ dan diberi nama PAUD ―Nurul Wathan‖ dengan program layanan kelompok beriman (KB). Sejak itu PAUD Nurul Wathan mendapat izin operasional dari Dinas Dikpora Kabupaten Lombok Tengah, dan proses belajar mengajar di PAUD ―Nurul Wathan‖ berjalan aktif sampai sekarang. 53 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Menjadi guru PAUD tentuada suka dan duka dalam mendidik anakanak yang baru berumur 3-6 tahun. Merupakan kebahagiaan tersendiri bagi guru PAUD saat dikelilingi anakanak yang polos dan lucu, canda tawa dan kegembiraan mereka saat di sekolah seakan menjadi energi buat kami. Mereka memiliki sifat yang unikunik ada yang keras kepala, ada yang cengeng, ada yang manja, ada juga yang usil suka mengganggu teman mereka, tapi sungguh mereka memiliki semangat yang begitu besar untuk terus belajar dan bermain. Saat kami mulai merasa jenuh dan nyaris putus asa dan ingin menyerah karena berbagai rintangan dan cobaan yang terus menghambat perjalanan dan perjuangan kami,namun terbayang wajah mereka, senyum, sapaan manja anak-anak menjadi pengobar semangat, dan penghapus beban di hati kami. Kami mulai mengelola PAUD dengan fasilitas yang serba kekurangan, hanya ada peserta didik dan pendidik, tanpa sarana pendukung yang memadai. Setelah kami bernaung di Yayasan Pendidikan Ponpes Nurul Wathan, yayasan membelikan kami sarana pendukung pembelajaran berupa alat permainan edukatif (APE) luar. Kami sangat bersyukur karena anak-anak didik kami sangat senang punya tempat bermain dan membuat mereka semakin bersemangat untuk mengikuti pembelajaran di PAUD. Sayangnya kami belum memiliki ruang belajar, sementara di yayasan tempat kami bernaung tidak memiliki ruang belajar yang kosong atau tidak terpakai. Kami dipinjami salah satu ruang MI sebagai tempat belajar, Namun keberadaan kami disana sering menggangu proses belajar mengajar siswa MI, karena anak-anak PAUD yang masi kecil suka ribut. Akhirnya kami numpang belajar di teras rumah orang sampai sekarang. Pada tahun 2015 kami dapat bantuan fasilitas berupa bangku dan meja dari GSC namun karena kondisi tempat belajar yang sempit dan siswa kami yang banyak maka untuk saat ini fasilitas tersebut tidak dapat kami manfaatkan dengan maksimal. Kami sangat berharap suatu saat kami punya fasilitas yang memadai punya bangunan sendiri supaya peserta didik kami bisa belajar di tempat yang lebih luas dan nyaman, sehingga kami dapat memberikan layanan yang terbaik buat anak didik PAUD. Ditulis oleh: Martini, S.Pd. dan Masiah, Tendik PAUD Nurul Wathan, Desa Montong Sapah.

54 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Pengalaman Dan Bantuan Saya mengajar di PAUD ―KARTIKE‖ sejak pertengahan Tahun 2006. PAUD ini dikelola oleh Pak Junaidi, awalnya jumlah pendidik sebanyak 4 orang, jumlah siswa sebanyak 12 orang. Waktu itu para Tendik belum memahami secara jelas tentang Pendidikan Anak Usia Dini, karena saya baru lulus dari sekolah SMA. Masyarakat yang ada di Desa Darek khususnya Dusun Bale Buwuh baru mendengar tentang adanya lembaga PAUD ini, merekapun antusias meyekolahkan anak-anak mereka di PAUD kami. Sehingga Pengelola dan Pendidik PAUD berinisiatif merancang cara mengajar anak didik sesuai dengan batas kemampuan yang kami miliki sebagai guru. Para orang tua ikut andil untuk memberikan dukungan kepada pengelola dan Pendidik demi kelancaran Program PAUD. Program ini mulai berjalan dan berlangsung dengan baik sesuai kesepakatan para wali murid. Kami merasa bersyukur karena kebanyakan para Wali Murid sudah bisa memahami pentingnya Pendidikan yang dimulai sejak dini. Kami selaku Pendidik PAUD merasa senang dan bangga karena anak murid kami bisa menerima materi yang diajarkan gurunya dan anak-anakpun bisa mengerti sedikit demi sedikit tentang dirinya, keluarga, teman-teman yang ada di sekitarnya. Pada Tahun 2008 murid kami bertambah menjadi 20 siswa, namun permasalahannya salah satu pendidik kami mengundurkan diri dikarenakan masalah insentif guru. Lembaga ini sama sekali belum pernah mendapat bantuan berupa barang maupun dana ataupun pelatihan dan sejenisnya. Kami bermusyawarah dengan wali murid untuk membahas masalah ini demi kelancaran Program PAUD. Kami mengusulkan kepada Wali Murid untuk menyisihkan uang saku anaknya sebanyak 2000 perbulan untuk membeli bahan mainan ataupun alat tulis seperti spidol, pensil warna, crayon, dll. Semua Wali Murid setuju pada saat musyawarah berlangsung, tetapi jarak berapa bulan kemudian murid kami berkurang dikarenakan Wali Murid beranggapan uang itu dijadikan sebagai gaji para pendidik. Semenjak saya menjadi Guru di PAUD ini saya mendapatkan pengalaman baru yaitu menangani anak yang berkebutuhan khusus (ABK), anak ini berbeda 55 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


dengan teman-temannya, anak ini tidak terlalu peka dalam menerima pelajaran dikarenakan dia mengalami kelainan mental. Saya mengalami kesulitan ketika menangani anak ini tapi untungnya GSC membantu saya dengan memberikan materi seputar penanganan Anak Berkebutuhan Khusus. Pada Tahun 2009 kami mendapat kabar baik dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DIKPORA). Salah satu pendidik kami diminta untuk mengikuti pelatihan cara mendidik anak dan perencanaan pembelajaran anak usia dini, kegiatan ini diselenggarakan di Mataram. Pada Tahun 2010 PAUD kami terintegrasi dengan posyandu yang dibantu oleh Program dari desa yang bernama Generasi Sehat dan Cerdas (GSC). Program ini membantu para ibu hamil dan balita yang mengalami gizi buruk, bentuk sumbangan yang kami dapatkan seperti meteran, timbangan bayi dan insentif para kader Posyandu. Sebelum GSC masuk menyapa Posyandu masyarakat tidak tertarik menimbang anak-anaknya karena tidak ada bantuan berupa makanan atau vitamin dan lainnya. Sehingga kami selaku kader Posyandu tidak bisa mengetahui pertumbuhan danperkembangan anak. Dengan hadirnya Program GSC ini para ibu-ibu hamil dan ibu bayi balita rutin mengunjungi posyandu setiap bulannya. GSC menambah programnya dengan memberdayakan para Guru PAUD, kami di undang untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan di UPT Dikpora Praya Barat Daya, dengan tujuan untuk menambah pemahaman para Pendidik PAUD agar tidak salah dalam mengajar anak-anak didiknya. Kegiatan ini berlangsung selama satu minggu untuk diklat dasarnya, dan akan berlanjut ke tahap yang lebih tinggi. Dengan adanya pelatihan ini kami sebagai Pendidik PAUD sudah memahami bagaimana cara mendidik anak, materi yang disampaikan berisi tentang perkembangan anak, etika dan karakter pendidik, cara berkomunikasi dalam mengasuh, mengenali anak berkebutuhan khusus, kesehatan gizi anak PAUD dan evaluasi pembelajaran beserta perencanaan pembelajaran anak usia dini. Sebelum kami mengikuti pelatihan, sesekali kami mengalami kekeliruan dalam mentransfer pengetahuan kepada anak-anak, dengan adanya program GSC kami merasa terbantu khususnya dalam memberikan palajaran kepada anak didik kami sehingga mereka bisa mendapatkan pelajaran dan permainan yang sesuai dengan umur mereka masing-masing.

56 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Ditulis oleh :Siti Rakmah, S.Pd.I, Tendik PAUD KARTIKE, Dusun Bale Buwuh Desa Darek, kec. Praya Barat Daya, Lombok Tengah.

Sinarmu Membuka Wawasanku Saya adalah seorang guru PAUD Familier yang terletak di Dusun Tanggong, Desa Darek, sebelum menjadi guru PAUD saya mengabdi sebagai guru tidak tetap (GTT) di sekolah negeri di Darek. Banyak suka duka yang saya alami selama menjadi guru PAUD, pengalamanku juga masih sangat sedikit, tetapi semua tugasku kujalani dengan penuh semangat saya harus terus belajar untuk meningkatkan kompetensiku dalam mendidik AUD. Semua tidak ada yang tak mungkin, berkat kerja kerasku dan kerjasama dengan sesama guru PAUD yang lebih berpengalaman, jerih payahku tidak sia-sia. Karena rasa peduli yang tinggi terhadap dunia anak-anak, akhirnya perlahan-lahan kesulitan dapat kuatasi. Semenjak saya berkecimpung di pendidikan AUD saya merasakan ada kehidupan baru dalam diri saya, saya mendapatkan pengalaman baru yang pernah saya impikan sebelumnya. Pendidikan AUD mengajarkan banyak hal tentang bagaimana menggali potensi anak, mempelajari karakter dan psikologi anak, dan pola pengasuhan anak atau ―parenting’. Beberapa waktu kemudian, saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar untuk Tendik PAUD yang difasilitasi oleh GSC. Tidak heran para Tendik PAUD di desa sangat antusias menyambut kehadiran GSC. Kegiatan Diklat Berjenjang dilaksanakan pada Tanggal 17 Oktober sampai 22 Oktober 2016, bertempat di Aula kantor UPTD Dikpora kecamatan Praya Barat Daya, dengan utusan peserta masing-masing desa sebanyak tiga orang Tendik PAUD.

57 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Banyak manfaat yang saya peroleh dari Diklat Berjenjang, antara lain; semua materi yang disampaikan oleh pemateri sangat tepat untuk Tendik pemula seperti saya. Fasilitatornya sangat mahir dan berpengalaman. Saya mendapatkan pelajaran tentang cara mengajarkan Anak Usia Dini, selain itu juga materi yang disampaikan beragam mulai dari masalah perkembangan anak, pemenuhan gizi anak, metode pembelajaran anak, penyusunan materi pembelajaran anak hinggga Etika Tendik PAUD. Program ini membantu saya tentang bagaimana melihat dan menyimak langsung proses pembelajaran secara nyata melalui praktik-praktik cerdas yang dipandu oleh narasumber profesional. Saya sangat bersyukur dipercaya oleh desa untuk mengikuti Diklat Dasar Berjenjang yang diselenggarakan oleh GSC. Kehadiran GSC memberiku Sinar Terang, karena saya dapat belajar membantu menyelamatkan aset bangsa (anak-anak) dari kesalahan-kesalahan pola asuh orangtua dan lingkungannya. Saya berharap manfaat yang saya dapatkan tidak hanya bermanfaat untuk saya pribadi tetapi juga bermanfaat untuk anak didik PAUD dan masyarakat desa pada umumnya. Terus jaya GSC semoga terus meluncurkan program-program baru yang mampu memberdayakan masyarakat desa, terutama tentang pola asuh atau ―parenting‖. Ditulis oleh: Marfi’ah Zam Zami, S.Pd.

58 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Marlina, Kader Pejuang Generasi Emas Bangsa Bagi Marlina, kader Posyandu dari Desa Ganti Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah, menjadi kader bukanlah hal asing. Sejak kecil ia sering melihat orangtuanya menjadi kader Posyandu. Dulu ketika masih sekolah, kadang kadang membantu ibunya dalam kegiatan Posyandu yang digelar di rumahnya sendiri. ―Lurah di lingkungan tempat tinggal saya ingin meregenerasi kader Posyandu, saya tertarik dan ikut sebagai kader. Jadi, sudah tiga tahun terakhir menjadi kader," ujar Marlina. Terus menambah ilmunya, ia juga mengikuti Kelas Orientasi Kader (KOK). KOK merupakan pemberdayaan para kader untuk berbagi ilmu kepada kaderkader baru demi tercapainya revitalisasi Posyandu dan turut mewujudkan generasi muda Bangsa Indonesia yang lebih sehat, lebih cerdas, lebih aktif dan lebih tanggap, dan mendukung tercapainya tujuan Millenium Development Goals. Kegiatan ini telah menjangkau lebih dari 6.500 kader baru."Saya semangat menjalani KOK bersama 60 kader di daerah Praya Timur karena manfaatnya dapat mengembangkan dan memperluas pengetahuan dan pendidikan para kader Posyandu. Semakin banyak kader Posyandu terlibat, semakin turut mendukung mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat." Marlina tak menampik sebagian besar masyarakat, terutama para ibu di lingkungannya masih beranggapan Posyandu itu sifatnya hanya berlaku di tahun pertama anak. "Saya ingin mereka melek manfaat dari Posyandu. Bukan cuma menimbang, mengukur, dan setelah anak diimunisasi usia sembilan bulan lalu mereka tak pernah kembali lagi, Kartu Menuju Sehat juga sudah 'almarhum.' Padahal, anak harus terus dipantau gizi dan tumbuhkembangnya.". Agar menarik minat para ibu (beberapa dari mereka tinggal cukup jauh untuk menempuh jarak rumahPosyandu), Marlina pun mengakali cara kreatif, yakni mengadakan sarana 59 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


PAUD sekaligus Posyandu di rumahnya. Harapan Marlina, agar sosialisasi tentang pentingnya peran Posyandu dapat membuat para ibu jadi semakin pintar, "Mereka itu suka berbagi ilmu dari pengalaman membesarkan anaknya. Jadi, kami saling bertukar ilmu." Dari pengalaman pribadi sebagai ibu, Marliana tergolong rajin ke Posyandu memantau pertumbuhan bayinya. Melihat antusiasmenya itu, Pengurus PKK di Kelurahan rumahnya menghubungi Marliana untuk men jadi kader Posyandu. "Awalnya hanya ada dua kader. Selang dua tahun bertambah jadi lima orang." Marliana mengaku setelah mengikuti Kelas Orientasi Kader, ilmu yang ia dapat ditularkan lagi pada kader di Posyandu-posyandu yang ada di desanya. "Kalau bisa kegiatan kelas kader ini diberikan untuk seluruh Posyandu se-Indonesia," harapnya. Marlinapernah menjadi pemenang kategori Kader Posyandu Peduli TAT Terbaik Tingkat Kecamatan. Marlina ingin sekali mewujudkan impiannya menjadi pemenang kader di tingkat nasional. Kemenangan yang ia peroleh tentu hal yang amat membanggakan bagi Marliana dan Posyandu tempatnya bernaung. Para dewan juri menilai bahwa Kader Terbaik Posyandu Peduli TAT di tingkat Nasional mampu menjadi teladan, penggerak, motivator, komunikator, pendamping dan pemberi pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat dalam mewujudkan Posyandu Peduli TAT. Marliana juga berujar, dulu agak sulit untuk meyakinkan masyarakat di daerahnya agar mau berkunjung ke Posyandu. Ada semacam tradisi kuno dimana bayi yang baru lahir harus diasapi dulu. Meski akibatnya fatal bagi pernafasan, mereka tetap jalankan ritual ini. Perlahan Marliana bersama kader lain berupaya mengedukasi masyarakat lewat sinergi bersama para dukun bayi di desanya. Cara ini berhasil. Kini, tak ada lagi tradisi kunoyang merugikan bayi, tapi para ibu malah semangat datang ke Posyandu meski harus menempuh perbukitan dan jarak yang jauh. Ditulis Oleh : Lalu Hardi Sasnafian – FKG Kec. Praya Timur 60 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Berawal Dari Merawat Orang Tua Yang Sakit.. Bu Lina jadi ingin mengetahui banyak hal tentang kesehatan. Ia termotivasi untuk mengetahui bagaimana menjaga kesehatan agar tidak sakit seperti ibunya. Baginya selama ini di masyarakat banyak sekali orang tidak tahu dan kurang peduli terhadap kesehatan dirinya sendiri, apalagi kepedulian terhadap orang lain. Bu Lina lahir di Desa Sukaraja 38 tahun yang lalu, tepatnya Tanggal 26 Nopember 1976, sejak kecil sudah aktif dan sering mengikuti kegiatan organisasi di sekolahnya. Sampai keingintahuan di bidang kesehatan mulai diwujudkannya dengan berkecimpung sebagai Koordinator Kader Posyandu Balita dan lansia di lingkungan tempat tinggalnya yaitu di wilayah Desa Sukaraja Kecamatan Praya Timur sejak Tahun 2016. Ibu Lina mendapatkan informasi tentang adanya kebutuhan kader yang diperolehnya dari Ibu Ita sebagai penanggungjawab program di Puskesmas Mujur Kecamatan Praya Timur. Perannya sebagai Kader diawali dengan mengikuti pelatihan Kader Tahap I.Karena keaktifannya,ia dipilih menjadi Koordinator Kecamatan (Korcam) wilayah Kecamatan Praya Timur. Selama bertugas menjadi Kader Ia melakukan aktivitasnya dengan melakukan penyuluhan di forum-forum atau kegiatan Posyandu, PKK, Dasa Wisma, Paguyuban Posyandu dengan harapan masyarakat tertarik untuk mendengarkan tentang apa itu Kader dan bagaimana dampaknya apabila seseorang terkena penyakit. Ia berharap dari proses penyuluhn ini masyarakat bisa memahami dan selanjutnya menyebarluaskan info kepada masyarakat lainnya.

Menurut ibu dua anak ini banyak masyarakat yang belum sadar dan belum paham tentang dan dampaknya apabila terkena penyakit tersebut. ―Walaupun penyuluhan yang saya lakukan tidak sedetail dokter tetapi saya berharap masyarakat tau tentang secara umum dan 61 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


dari sini saya menghimbau kepada masyarakat apabila ada disekitar mereka yang mempunyai ciri-ciri seperti yang saya sampaikan supaya segera disampaikan ke saya melalui no HP yang selalu saya sebarkan setiap ada pertemuan atau penyuluhan. Jika warga yang merasa memiliki ciri-ciri penyakit seperti yang saya sampaikan itu malu, akan saya datangi dengan membawa pot dahak dan bila perlu akan saya antarkan ke Puskesmas untuk periksa dahak‖. Selama melaksanakan tugasnya sebagai Kader tentu saja banyak suka maupun duka yang dialami oleh ibu satu ini, banyak suara-suara di masyarakat yang kadang kurang enak didengar karena dianggap sok pahlawan, sok tau tentang penyakit dan lain-lain, namun hal ini tidak mengurangi semangatnya untuk tetap berjuang mengentaskan penyakit khususnya di Desa Sukaraja. Apalagi dukungan dari suami dan anak-anaknya membuat Ia semakin bersemangat untuk ikut berperan dalam memerangi penyakit di Praya Timur.

Hal yang membuatnya senang adalah dengan menjadi kader ia menjadi banyak mendapat pengalaman, banyak menambah teman dan silatuurahmi, baginya untuk bisa mendapatkan suspek adalah tantangan yang menyenangkan, walaupun kadang di awal kegiatan pendekatan kepada suspek banyak mengalami kendala, namun dengan pendekatan secara kontinyu dan kekeluargaan pada akhirnya ibu Netty bisa memperoleh banyak suspek. Kendala yang sering dihadapi adalah banyak suspek yang merasa malu ketika dia divonis positif karena akan dikucilkan di masyarakat sehingga malu untuk berobat baik ke dokter maupun ke puskesmas dan trauma jika harus disuntik untuk pengobatan. Menurutnya hal ini hanya bisa dilakukan jika ada dukungan penuh dari pihak keluarga suspek dan harus dimotivasi agar mau berobat ke Puskesmas atau fasyankes lainnya. Hal ini juga pernah dilaminya saat mendampingi pasien ketika harus mengawasi pasien saat minum obat. Beberapa hal dilakukan dengan jalan mengawasi pasien sebelum jam minum obat maupun setelah minum obat. Ditulis oleh: Lina, Desa Sukaraja Kecamatan Praya Timur

62 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


PAUD “Kasih Ibu “ Dusun Batu Ngereng Desa Bunkate Paud Kasih Ibu didirikan pada tahun 2011, oleh 5 orang ibu-ibu yang kesehariannya berprofesi sebagai kader Posyandu. Yang melatarbelakangi didirikannya PAUD yang berintegrasi dengan posyandu adalah karena adanya kesadaran yang tinggi dari lingkungan sekitar tentang pentingnya pendidikan anak-anak yang dimulai dari masa keemasan pada usia dini. Dalam membentuk PAUD yang berintegrasi di Desa Bunkate Kecamatan Jonggat dibutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni agar tujuan dari PAUD bisa tercapai yaitu mewujudkan anak sehat,cerdas,ceria dan memiliki akhlak yang mulia.Oleh karena itu para guru PAUD sebelum mengajar hendaknya mengikuti pelatihan terlebih dahulu,tujuannya adalah agar guru bisa menjadi guru yang memiliki sikap ramah,penyayang,dan mampu memotivasi siswa-siswi secara tulus.Disamping itu guru juga harus memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan potensi yang dimiliki baik itu aspek emosi,sosial,kreatifitas dan aspek spiritual. Paud Kasih Ibu saat ini memiliki jumlah siswa 36 orang siswa,jumlah tenaga pengajar 5 orang yaitu Ibu Sakmah, Sukiyah, Siti Alfianti, Indah dan Ibu Arianah. Lima tenaga pengajar tersebut sudah cukup lama bergelut sebagai kader Posyandu.Mereka bekerja dengan modal niat yang tulus tanpa ada imbalan baik itu dari dinas terkait maupun dari desa.Dengan menggunakan bangunan Posyandu 63 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


yang didirikan oleh PNPM MP pada Tahun 2010,PAUDKasih Ibu hingga saat ini sudah mendapatkan bantuan dari Dinas Dipora berupa APE luar pada Tahun 2013 ,dan memperoleh bantuan dana BOP sebesar Rp.3.600.000,yang peruntukannya untuk pembelian APE dan Insentif tenaga pengajar.Jumlah insentif yang mereka terima juga sangat minim hanya Rp.20.000/bln.Tapi dengan niat dan tekad yang tulus mereka tetap mengajar.PAUD Kasih Ibu juga melaksanakan kegiatan posyandu 1 bulan sekali, dimana pada setiap pelaksanaan Posyandu yang dihadiri oleh petugas gizi dan bidan dari Puskesmas Bonjeruk, siswa PAUD beserta orang tua diberikan penyuluhan soal pentingnya menjaga kesehatan ibu dan anak, bagaimana pentingnya memberikan makanan yang bergizi untuk anak-anak diusia balita, agar dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat dan cerdas dimasa depan. Paud Kasih Ibu untuk Tahun anggaran 2015 mendapat bantuan dari program Generasi Sehat dan Cerdas berupa APEluar dan APE dalam, yang harapannya dapat merangsang minat belajar anak untuk lebih rajin lagi ke sekolah. Harapan kami kedepan pemerintah lebih memperhatikan lagi kesejahteraan tenaga pengajar PAUD, agar pembelajaran untuk pengembangan anak usia dini dapat berjalan secara maksimal.Pengertian dan kerjasama yang baik antara pihak sekolah,pihak keluarga/wali murid dan pihak pemerintah harus terjalin dengan baik agar tujuan dari pembelajaran PAUD Integratif dapat diraih. Demikian yang bisa saya sampaikan sebagian pengalaman selama bertugas menjadi Fasilitor Kecamatan Generasi Sehat dan Cerdas di kecamatan Jonggat.

Penulis : Maya Safira, FKG Kec. Jonggat

64 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Jamkesdes untuk Keluarga Miskin Desa Pengenjek Jamkesdes (Jaminan Kesehatan Desa) merupakan salah satu program kerja di Desa Pengenjek yang dihajatkan untuk mengatasi kekurangan jatah Jamkesmas dan Jamkesda yang turun di wilayah desa pengenjek. Alokasi Dana dianggarkan melalui Alokasi Dana Desa. Program JAMKESDES di Desa Pengenjek Kec. Jonggat, berangkat dari sebuah pemikiran bahwa tidak sepadannya angka kemiskinan yang diperoleh oleh BPS pada pendataan keluarga miskin di Desa Pengenjek dengan kondisi riel di lapangan. Jumlah penduduk pada tahun 2010 mencapai 10.761 dengan perincian laki-laki 5.333 dan perempuan berjumlah 5.428 dengan jumlah kepala keluarga (KK) 3.341 Kepala Keluarga. Adapun jumlah keluarga miskin berjumlah 1.423 Kepala keluarga. Sementara perolehan JAMKESMAS berdsarakan hasil pendataan BPS tahun 2010 berjumlah 1.152 Kepala Keluarga, dengan perolehan JAMKESMAS sejumlah 3.846 Orang dan JAMKESDA sejumlah 253 orang totalnya berjumlah 4.099 Orang. sehingga sejumlah hampir 1.200 jiwa warga miskin yang tidak dapat terkaper dari angka JAMKESMAS dan JAMKESDA tersebut. Berangkat dari perosoalan di atas, Kades Pengenjek bersama pelaku program GSC melakukan sebuah rumusan masalah dengan mengumpulkan elemen masyarakat yang ada di desa, dan membuat sebuah kebijakan untuk menanggulangi jaminan kesehatan masyarakat melalui sebuah program yang diberi nama JAMKEDes yaitu Jaminan Kesehatan bagi masyarakat miskin yang tidak diakomodir oleh proram pemerintah baik JAMKESMAS dan JAMKESDA, termasuk alokasi dana Program GSC yang sudah menginterfensi pembiayaan sasaran Non User bidang kesehatan. Bersama pelaku program GSC dilakukan upaya kerjasama dg pihak Puskesmas Bonjeruk selaku penanggung jawab pelayanan kesehatan yang menaungi 4 desa yang salah satunya adalah Desa pengenjek. Melalui MUSRENBANG-Des mengalokasikan sebagian dari ADD untuk JAMKESDes Tantangan yang di jumpai dalam penggagasan program ini, justru datang dari 65 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Pemerintah Kabupaten melalui Tim verifikasi ADD pada setiap tahunnya, namun melihat kondisi ini akhirnya pihak Pemerintah menyetujui program tersebut. Program JAMKES-Des ini mulai diterapkan sejak Tahun 2010 dengan anggaran Rp. 5.000.000,- itupun dengan sebuah kesepakatan 50 % dari desa dan 50 % dari masyarakat pada saat itu. Setiap akhir tahun dilakukan evaluasi dengan pihak terkait . Dengan pertimbangan anggaran yang sangat minim dan banyaknya pasien miskin pada saat itu, Pada Tahun 2011 anggarannya ditambah menjadi Rp. 10.000.000,- sampai pada Tahun 2013 dan 2014 menjadi Rp. 20.000.000,-, dengan demikian seluruh masyarakat miskin kami yang tidak terkafer dalam program kesehatan pemerintah dapat diakomodir, dan pada akhirnya menjadi program tetap setiap tahunnya sampai sekarang. Dengan demikian tidak ada alasan masyarakat ketika mengalami sakit untuk tidak segera mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk pemeriksaan dini. Adapun peran serta GSC dengan pemerintah Desa yaitu melakukan upaya koordinasi dan verifikasi terhadap data sasaran program, agar tidak tumpang tindih pembiayaan bagi masyarakat miskin. Keterbatasan Alokasi Dana yang disediakan desa terkait penanganan kesehatan masyarakt miskin, di suport dari Alokasi dana desa yang berasal dari Program GSC. Itu artinya bahwa yang terkait dengan pelayanan dasar khusunya bidang kesehatan masyarkat setiap tahunnya dibicarakan secara berrsama-sama dengan Stokelholder Desa, BPD dan Toga Toma dengan mengacu pada Alokasi ADD dan Alokasi GSC yang diperoleh desa berdasarkan sasaran yang akan mendapatkan interpensi program. Selanjutnya untuk mempertahankan program Jamkesdes ini, pada Tahun Anggaran 2014, dari Alokasi dana GSC setelah terhitung pembiayaan Non User bidang kesehatan dan pendidikan, dialokasikan juga untuk membuat Perdes Kesehatan dan Pendidikan. Perdes inilah yang kemudian menjadi pegangan Legal Formal untuk mengelola Jamkesdes di Desa Pengenjek. Dengan adanya Jamkesdes masyarakat sangat terbantu dan merasakan manfaatnya, akan tetapi tahun 2016 ini alokasi DD dan ADD untuk Jamkesdes dihentikan karena adanya surat dari Kemendagri nomor: 412.2/9183/BPD, tgl. 28 Desember 2015 perihal Tindak lanjut Hasil Rakernis Pengelolaan Keuangan Desa dan Surat Edaran Bupati Lombok Tengah tentang Pengelolaan Keuangan Desa, bulan April Tahun 2016 bahwa Dana Desa tidak diperbolehkan untuk pemberian bantuan tunai kepada perorangan/individu melainkan harus melalui lembaga yang diperdeskan. Ditulis oleh : Irawan Susiadi, Kepala Desa Pengenjek, kec. Jonggat, kab. Lombok Tengah. 66 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Pengalaman Sebagai PK GSC Awal terbentuknya pelaku GSC di Desa, sebenarnya saya tidak termasuk dalam kepengurusan GSC di Desa Ubung. Akan tetapi seiring berjalannya waktu karena beberapa orang yang dipilih melalui musyawarah desa sebagai pelaku di GSC tidak aktif dan banyak yang mengeluh karena tidak bisa menyelesaikan beberapa pekerjaan yang diberikan seperti pembuatan RAB dan RPD, maka akhirnya salah seorang teman minta tolong pada saya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dan saya diajak ke kosnya pak Ziat Ulhaq selaku FKG Kec. Jonggat untuk dibimbing membuat RAB dan RPD. Berawal dari itulah kemudian saya mulai diusulkan untuk ikut terlibat di GSC dan akhirnya sayapun dipilih menjadi ketua pelaksana kegiatan di GSC. Saya bekerja di GSC selama ± 6 tahun sampai dengan saat dengan ini, selama saya jadi pelaksana kegiatan (PK) saya dibimbing oleh 2 orang fasilitator yang memiliki karakter yang berbeda. Pertama karakter orangnya sedikit keras tapi sewaktu-waktu bisa diajak bercanda kalau lagi tidak banyak kerjaan. Beliau itu adalah pak Ziat Ulhaq orangnya tinggi besar dan suka humor, pak Ziat itu orang asyik cuman cepat marah dan suka ngomel-ngomel kalau kita tidak menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya atau kalau salah mengerjakan RPD atau LPD, dia suka bilang begini ―kalian ini gak cerdas-cerdas‖ katanya. Tapi ada hikmahnya juga bagi saya dan teman-teman yang lain karena berkat ketegasan beliau kita jadi lebih aktif untuk berkonsultasi mengenai permasalah-permasalahan yang kita hadapi baik itu RAB, RPD dan lain-lain yang berkaitan dengan administrasi dan teknis pelaksanaan kegiatan. Kalau pekerjaan sudah kelar dan sesuai dengan arahan Pak Ziat beliau pasti bilang MANTAB dan CERDAS. Mbak Maya Safira, FKG yang satu ini sih orangnya lemah lembut dan tidak pernah marahmarah apalagi membentak, cuman kadang-kadang saya suka merasa nggak enak sama Mbak Maya soalnya saya masih saja tidak sadar-sadar bersama adik saya Husnul Apriadi (PK Jelantik) yang selalu harus ditelpon dulu baru datang ke kantor UPK untuk diperiksa administrasinya, tapi karena terlalu banyak pekerjaan juga sih. Tapi nada MAYA SAFIRA tegurannya mbak Maya Safira beda dengan pak 67 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Ziat, pernah suatu hari saya di telpon sama Mbak Maya sapaan akrab saya kepada FKG yang satu ini, ―Husni!”, katanya. ―Yaa mbak Maya?” “ Masih berkenan di GSC?‖ Sontak hati saya berdegup kencang dan saking tidak enaknya sampe nggak sadar kalau kopi saya sudah habis saya minum. ―Masih mbak!“ ―Bisa kekantor sekarang?” “ ya mbak!” Sepulang sekolah saya langsung ke kantor UPK, sampai di kantor UPK saya dihimbau untuk segera melaksanakan beberapa kegiatan yang belum diselesaikan dan untuk kegiatan yang sudah selesai dilaksanakan LPD-nya harus segera diselesaikan jangan ditunda-tunda soalnya kalau ditunda-tunda nanti pekerjaannya jadi makin menumpuk.Intinya kedua FKG Kec. Jonggat dengan stylisnya masing-masing mengajarkan kepada saya dan temen untuk bekerja disiplin, efektif dan efesien. Program/kegiatan pertama yang saya kerjakan adalah pemberian seragam dan perlengkapan sekolah bagi siswa/siswi yang kurang mampu, karena ini adalah pengalaman pertama saya di GSC, saya merasa kesulitan dalam menentukan langkah-langkah yang harus saya ambil untuk memulai kegiatan ini, namun berkat bimbingan dari FKG akhirnya kegiatan pertama saya di GSC berhasil saya selesaikan walaupun ternyata ada beberapa warga yang protes karena merasa layak mendapat bantuan tetapi tidak terdaftar di daftar nama sasaran, bahkan saking kecewa salah seorang warga tersebut membawa kabur 1 buah tas sumbangan akan tetapi berkat kerjasama dengan Bapak Kepala Desa akhirnya permasalahan tersebut bisa kita selesaikan. Dan dari sini saya dapat sebuah pengalaman berharga dimana tidak semua masalah itu harus diselesaikan dengan kekerasan akan tetapi masalah itu bisa diselesaikan dengan cara berkomunikasi yang baik dan bekerjasama dengan pihak-pihak tertentu. Kemudian pengalaman selanjutnya di GSC yaitu ketika saya bersama teman-teman pelaku yang lain harus membawa bahan PMT untuk diberikan ke sasaran lewat pematang sawah, sudah becek tak ada ojek lagi. Tapi ini adalah pengalaman yang luar biasa yang tidak akan pernah saya lupakan karena berawal dari GSC inilah saya yang semula asing di desa sendiri sekarang menjadi lebih mengenal wilayah dan masyarakat desa kelahiran saya, bahkan pernah suatu hari salah seorang warga menegur saya tapi saya tidak tahu siapa dia setelah agak lama ngobrol, barulah ibu itu cerita sama saya kalau kondisi anaknya sudah membaik dan berat badan normal setelah menerima bahan PMT dari GSC dan rutin di bawa ke puskesmas. Ditulis oleh: Husni, PK GSC Desa Ubung Kec. Jonggat 68 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Semangat Zi, Bendahara Pk Gsc Desa Pengenjek Namaku Zihasanah akrab dipanggil Zi, lahir tanggal 7 Agustus 1993 di Dusun Berembeng Desa Pengenjek Kecamatan Jonggat kabupaten Lombok Tengah. Aku sebagai kader Posyandu dan PK GSC di Desa Pengenjek. Pada awal Tahun 2012, dimana awal saya bergabung di program GENERASI SEHAT DAN CERDAS. Saya dipilih melalui musyawarah desa dan diberi tugas menjadi Bendahara PK, Untuk menggantikan PK sebelumnya. Awalnya saya belum mengerti bagaimana cara mengelola dana yang diterima dari pokja Layanan, Kesehatan, Dan Pendididikan. Saya juga belum mengerti bagaimana cara melaksanakan pembukuanya, tapi pada saat itu saya tidak mau menyerah walaupun saya merasa belum paham dan mengerti bagaimana proses pelaksanaannya, pembukuannya dan lain sebagainya yang ada di program GSC. Di tengah kebingungan saya ada ketua PK dan tim UPK serta FKG yang selalu memotivasi dan membimbing saya untuk menyelesaikan pekerjaan administrasi GSC. Dengan adanya motivasi ini, Semangat saya semakin bertambah untuk mencoba mengerjakan administrasi dalam bentuk pembukuan seperti: Buku Kas Umum Dan Buktinya, Buku Kas Kesehatan Dan Buktinya, Buku Kas Layanan Dan Buktinya, Buku Kas Pendidikan Dan Buktinya, Dan Yang Terakhir Buku Kas DO Dan Buktinya. Hari demi hari siang malam terus berganti, saya memulai semangat baru dan mulai aktif dalam belajar bagaimana proses pelaksanaannya, pembukuannya dan lain sebagainya. Sedikit Demi sedikit saya semakin 69 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


mengerti dan paham Semua ini berkat Bimbingan dari Rekan-rekan GSC Seperti FKG, Bendahara UPK, Ketua PK Dan Rekan Lainnya di kecamatan Jonggat Yang Selalu meluangkan waktunya untuk membimbing saya hingga saya dapat memhaminya. Saya Sebagai Bendahara PK di Desa Pengenjek. Bersyukur karena telah di percaya sebagai pelaku di desa dan semenjak saya menjadi bendahara PK di program GSC Saya begitu banyak mendapatkan pengalaman. Pengalaman di manasayarakat berjuang dan berusaha menjadi Pelaku Kegiatan yang sukses dan berguna bagi masyarakat. Inilah cerita singkat saya semenjak bergabung di program GSC yang beitu mengesankan dan membanggakan dimata saya dipercaya menjadi PK GSC berprestasi dan sukses, semua ini berkat adanya kekompakan dan kerjasama dengan rekanrekan GSC, Kepala desa Pengenjek, ketua PK dan pelaku-pelaku yang berperan di desa Pengenjek , disamping itu saya juga menemukan pengalaman-pengalaman yg begitu indah dan berkesan bagi saya, walaupun penuh dengan suatu rintangan, tetapi saya tidak akan pernah menyerah, saya akan terus berjuang dan berusaha menuju generasi cerdas, sukses dan berguna bagi masyarakat. Ditulis oleh : Zihasanah akrab PK GSC di Desa Pengenjek Kec. Jonggat.

70 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Dapat Pengalaman, Ilmu dan Teman Saya Sahni, Fasilitator Desa Gemel. Saya mulai bergabung di GSC Sejak akhir Tahun 2010 sebagai TPMD (Tim Pertimbangan Musyawarah Desa), selanjutnya akhir Tahun2012 saya berganti Posisi menjadi FD (Fasilitator Desa) menggantikan FD saya yang dulu yang menjadi pelaksana kegiatan. Dari sinilah pengalaman serta ilmu banyak saya dapatkan. Yang tadinya saya menjadi kader Posyandu, hanya taunya rapat di desa dan Puskesmas, setelah jadi FD, 13 Desa di kecamatan semua pernah saya kunjungi dan teman teman sayapun bertambah ada di setiap desa. Tiap bulan di GSC kita ada Rakor Rutin Bulanan, Semua teman Pelaku di 13 Desa itu,bertemu di salah satu rumah PK, kita bahas masalah masalah di setiap desa, dan tentunya dibumbui keluh kesah dan tawa canda para pelaku. Sebagai FD saya langsung turun kelapangan mencari usulan dan masalah masalah yang muncul dari masyarakat, seperti masalah yang berhubungan dengan pendidikan dan kesehatan. Kalau yang di pendidikan progmanya hanyabantuan berupa sergam bagi anak yang kurang mampu, yang kita prioritaskan untuk RTM( Rumah Tangga Miskin ). Sedangkan dikesehatan lumayanbanyak seperti : PMT Ibu Hamil KEK, PMT Balita BGM, Kelas Ibu Hamil, Kelas Gizi Balita Gizi Kurang, Paket Ibu Melahirkan di Tenaga Kesehatan, Transport Kader Pendamping Ibu Malahirkan Ke Nakes, Transport KaderPosyandu dan PMT Penyuluhan. Dari program program tersebutsaya juga banyak dapat mendapat ilmu, seperti resep resep makanan bergizi dari para tutor dariPuskesmasyang saya praktekkan dengan membuat usaha jajanan kecil kecilan. Saya sering dipesan membuat kue kalau ada rapat di kantor desa dan kegiatan di GSC.Alhamdulillah GSC benar benar Pemberdayaan saya. Ditulis oleh : Sahni, Fasilitator Desa Gemel 71 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Kacamata untuk Siska Di Desa Mertak Kecamatan Pujut, pada Tanggal 9 November 2005, telah lahir anak perempuan bernama Siska, Ia tinggal bersama kedua orangtuanya yang bernama Ibu Senang dan Bapak Lumin. Sejak lahir Siska tidak dapat melihat dengan sempurna seperti teman-temannya yang lain, orang tuanya pun tidak tahu, mereka mengira anaknya tidak ada masalah dengan penglihatannya, namun seiring dengan berjalannya waktu sejak Ia mulai masuk SDN Batu Pedang, ketika gurunya meminta dia membaca tulisan di papan tulis, setiap Ia diminta membaca oleh guru Siska mengatakan tidak jelas penglihatannya. Berawal dari itulah orangtua Siska sangat khawatir dengan keadaan anaknya, mau berobat atau operasi terkendala biaya, bahkan membeli kaca mata saja tidak mampu. Padahal sejak kecil Siska bercita-cita ingin menjadi Dokter. Menurut informasi dari H. Bangun ( Kepala Desa Mertak ) saat Tim GSC Kecamatan Pujut Pengarahan Kepala Desa sebelum menyerahkan mengunjungi rumahnya, bantuan Kacamata, Seragam dan ATK, kepada anak Kepala Desa mengatakan ABK dan DO sekolah. sesuai dengan data Desa keluarga pak Senang termasuk katagori keluarga miskin, pekerjaan sehari-harinya adalah bertani dan berternak, bahkan penghasilnnya perhari tidak dapat mencukupi biaya hidup sehari-hari. Dari sejak kelas 1 sampai dengan kelas 2 SD, Siska belajar dengan semampunya sekalipun dia tidak terlalu jelas melihat, dikarenakan cita-citanya yang sangat tinggi, bahkan sekalipun keadaanya demikian dia setiap hari sepulang sekolah Ia rajin membantu orang tuanya mencari rumput untuk makan ternak. Sebagaimana penuturan dari orang tuanya, Siska sering sekali ketika pergi mencari rumput jatuh di parit ketika membawa rumputnya pulang, ini dikarenakan penglihatannya yang tidak jelas. 72 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Dengan cita-cita yang tinggi dan kegigihannya untuk belajar itu serta keadaan keluarganya, maka tim Generasi Sehat Dan Cerdas ( GSC ) Desa Mertak kecamatan Pujut beserta Pemerintah Desa bersepakat untuk membantu keluarga Siska dengan membelikan kacamata dengan menggunakan dana Non Multi Tahun Anggaran 2016. Siska menjadi perioritas pertama dalam usulan kegiatan Tahun Anggaran 2015, Siska diusulkan mendapatkan alat bantu penglihatan atau Kaca mata. Dengan penuh rasa syukur, Siska dan kedua orangtuanya menerima bantuan kacamata, mereka berharap dengan kacamata tersebut, Siska dapat mengejar cita-citanya kelak menjadi orang dokter. Dilain pihak Kepala Desa Mertak ( H. Bangun ) menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada tim GSC yang telah membantu masyarakat terutama masyarakat miskin, dengan kasus ini GSC telah membantu Siska mewujudkan impiannya. Diakhir pertemuan Fasilitator GSC Kecamatan menyampaikan bahwa GSC Tahun 2016 tidak ada BLM, sehingga diharapakan pemerintah desa akan membantu masyarakat, selanjutnya dengan tegas Kepala Desa siap melanjutkan Program GSC bahkan kades berjanji akan memasukkan seluruh usulan GSC di dalam RKPDes tahun 2017, dan kades langsung menunjukkan APBdes tahun 2016 yang disana sudah tertera Bantuan PMT dan kegiatan bidang kesehatan dan pendidikan sudah dianggarkan. Ditulis Oleh : Suherman ( Fk Generasi Kecamatan Pujut)

73 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Bidan Sri Yuliani, Bidan Mandiri Dan Menginspirasi Pengabdian selama 16 tahun sebagai bidan desa merupakan salah satu penggalan episode perjalanan hidup Bidan Sri Yuliani (43 th)dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Desa Selebung. Desa Selebung merupakan salah satu desa di Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah,sekitar 20 KMdari ibu kota kabupaten. Meski tidak terbilang jauh, namun saat itu medan yang dilalui tidaklah mudah. Parahnya, sangat sulit menemukan angkutan umum yang melintasi desa ini. Penduduknya mayoritas pengrajin genteng dan petani musiman (padi dan tembakau). Sebagian dari mereka hidup dibawah garis kemiskinan. ―Membangun kepercayaan masyarakat itu sulit, apalagi awalnya disini masyarakatnyamenggunakan jasa Dukun untuk melahirkan, Kebiasaanmasyarakat disini tidak mempercayai bidan‖ ujar Bidan Sri Yuliani. ―Tidak jarang saya harus memenuhi panggilan membantu proses persalinan secara mendadak, namun itulah resiko yang harus ditanggung abdi masyarakat. Bisa menolong orang itu bahagianya luar biasa‖ ujar ibu dua anak ini. Sri Yuliani berkisah awalnya beliau menerima penugasan lokasi kerja sebagai bidan desa dengan sarana dan prasarana yang serba terbatas. Selain itu harus melayani semua dusun yang medannya cukup sulit. Hanya dibantu oleh beberapa orang kader ditiga Posyandu yang diantaranya ada yang tidak bisa baca tulis. Bidan Sri Yuliani menceritakan tentang pengalaman beliau ketika membawa anaknya pertamanya umur satu tahun yang dititipkan di neneknya untuk ikut tinggal bersama di Pondok Kesehatan Desa. Namun beberapa kali harus dihadapkan pada kondisi antara mengurus anak atau panggilan tugas dan tanggungjawab untuk pelayanan persalinan mendadak. 74 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Sedangkan suaminya berada di Kecamatan lainsebagai pekerja swasta. Akhirnya dengan berat hati, ia kembali menitipkan anaknya kepada orangtuanya di Praya. ―Sedih rasanya tidak bisa membesarkan anak sendiri, tapi mau diapakan lagi ini adalah bagian dari pekerjaan, sulit untuk membagi waktu dan perhatian kepada keduanya‖, kisahnya. ―Satu sisi saya harus bertanggung jawab mendidik anak dengan pendidikan yang lebih baik dan tidak ingin jauh darinya. Di sisi lain saya harus tinggal bersama masyarakat yang jauh dipelosok dengan sarana serba terbatas.‖ Demi memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Desa Selebung, berkali-kali ia mengusulkan penambahan alat dan prasarana pelayanan kesehatan. Hingga 2016, ia mengikuti Musyawarah Antar Dusun (Musdus) yang dilaksanakan oleh Generasi Sehat dan Cerdas (GSC). Usulan tersebut bersambut, masuk dalam kegiatan prioritas program GSC, Bidan Sri bersyukur bahwa kegiatan tersebut mendapat perhatian masyarakat sebagai salah satu kebutuhan mendesak untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan didesanya. ―Bantuan ini memudahkan kami melayani masyarakat, kami diberikan pelatihan kader untuk pelayanan Posyandu, penyuluhan dan PMT. Selain itu GSCjuga memfasilitasi transportasi pada ibu melahirkan. Pengabdian Bidan Sri Yuliani patut diacungi jempol. Dalam beberapa tahun belakangan ini beliau menyelenggarakan Posyandu keliling untuk menjangkau daerah-daerah yang jauh dari pusat pelayanan kesehatan. Selain itu juga inisiatif menggerakkan program Desa Siaga dari Dinas Kesehatan meliputi program donor darah desa dan kemitraan bidan dan dukun. Selain itu inovasi ―Ambulans Desa‖ dengan dukungan dari Dasamas (Dana Sosial Masyarakat) berasal dari iuran anggota masyarakat yang mengikuti kegiatan Posyandu sebesar Rp.1000,- perbulan. Kini masyarakat Desa Selebung bisa tersenyum, memiliki bidan yang mandiri. Penulis: JUNAIDI, Pendamping Lokal (PL-GSC Kec. Janapria

75 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Serunya Kelas Ibu Hamil Desa Bakan Dan Janapria

Kegiatan Pelatihan Kelompok Sasaran IbuHamil, Didesa Bakan dan Janapria Kecamatan Janapria yang diselenggarakan oleh Generasi Sehat dan Cerdas Kecamatan Janapria bekerjasama dengan UPTD Puskesmas Langko Kecamatan Janapria yang dilaksanakan tanggal 7 sampai 10 September 2016

―Ibu hamil merupakan pilihan dari Yang Maha Kuasa, karena tidak semua orang bisa hamil dan dipercaya untuk melahirkan seorang makhluk. Oleh karena itu harus betul betul dijaga kesehatan dan perkembanganjaninnya‖.Begitulah 76 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


motivasi yang diberikan oleh PL GSC ketika memberikan penyuluhan pada kelas ibu hamil di Desa Bakan dan Janapria Sebagai program yang juga mitra dari penyedia layanan kesehatan, dalam hal ini Dinas Kesehatan yang dikecamatan Janapria adalah UPTD Puskesmas Langko. Pelatihan ini mengusung Tema ―Ibu Sehat Bayi Selamat ‖hamil untuk mengenali resiko dini kehamilan, dan perawatan kehamilan. Di dalamnya adalah perawatan payudara, dan senam ibu hamil. Ibu Hamil peserta pelatihan merasa senang mendapat kesempatan yang baik apalagipelatihan ini narasumbernyalangsung datang dari Ketua Bidan Koordinasi Puskesmas Janapria. Pelatihan menjadi semakin meriah diakhir sesi dengan praktik senam ibu hamil. Semua peserta berbaring dan dengan tutor senam dan endamping bidan-bidan desa, ibu-ibu hamil mulai berbaring, kanan, kiri .. hop.. ! hop ..! mempraktikkan gerakan senam ibuhamilyang disampaikan Oleh Bidan Koordinasi di Puskesmas Langko yaitu Ibu Sri Yuliani, S.Keb dan Ketua Bidan Koordinasi Puskesmas Janapria HJ.Mutjayanah. Ibu hamil sangat antusias terhadap materi tentang ibu hamil dan berharap program seperti ini supaya terus diadakan. Penulis: JUNAIDI, Pendamping Lokal (PL-GSC Kec. Janapria

77 | “ k e c i l i t u i n d a h ” K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Ketika Keraguan Menjadi Kepercayaan Nama saya Fauziah Astuti lulusan SMA, saya lulus SMA pada Tahun 2009 di SMAN 1 Praya Barat, dan langsung masuk menjadi tenaga pendidik di PAUD Alang Dasan Baru Desa Batujai. PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang di tunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. PAUD Alang berada dijalan By Pass BIL-Gerung 7 Km dasan baru Desa Batujai. PAUD Alang mulai berdiri pada Tahun 2006, awalnya tempat belajar anak didik paud alang di musholla Bunrejeng, kemudian pindah ke bekas kandang ayam di dusun Waki Desa Batujai, lalu pada Tahun 2008 pindah lagi ke rumah pengelola di dusun dasan baru,pada saat itu saya sendiri masih sekolah di SMA. Awalnya saya tidak menyangka akan bisa ikut serta menjadi tenaga pendidik di PAUD Alang. Pada saat itu saya masukmenjadi tenaga pendidik, tempat belajar mengajar masih berada di rumah pengelola.Ahamdulillah lembaga kami kemudian mendapat bantuan dana dari ECED sebesar 90 juta rupiah. Lalu lembaga kami mempunyai bangunan sendiri tepatnya di belakang rumah pengelola yakni di Dusun Dasan Baru Desa Batujai. Jumlah anak didik di PAUD Alang pada saat saya masuk menjadi tenaga pendidik mencapai 70 orang,dan sekarang jumlah anak didik di PAUD Alang sebanyak 51 orang dimana kelas A ada 25 orang, kelas B ada 26 orang. Awalnya saya sendiri ragu apakah saya mampu menjadi bagian dari mereka, kemudian lama kelamaan anak didik dapat menerima saya dan mau berinteraksi dengan saya dan mulai saat itu saya berkata saya harus bisa menjaga kepercayaan mereka, pada saat itu ada beberapa anak yang dekat dengan saya dan selalu mau bersama saya ketika sudah sampai di lembaga, sehingga mereka menjadi penyemangat bagi saya untuk tetap menjadi bagian dari mereka. Pada Tahun 2012 saya mewakili NTB mengikuti magang guru PAUD tingkat nasional di Jakarta, tepatnya di Jln. Antasena, pondok Benda-Pamulang, Tangerang Selatan yaitu di Taman PAUD Nakula. Beberapa bulan kemudian saya juga mengikuti workshop Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan nara sumber Mr. Nafik Falil yang dlasanakan di Kecamatan Praya. Lembaga kami juga terintegrasi dengan Posyandu, dimana Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang 78 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


di kelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Posyandu kami juga sudah mempunyai bangunan sendiri tepatnya disamping bangunan PAUD,dan bangunan Posyandu juga kami gunakan sebagai tempat proses belajar bengajar Anak Usia Dini (AUD ). Usia penimbangan di Posyandu mulai 0 bulan sampai dengan 54 bulan dimana bayi usia 1 samapi 9 bulan di imunisasi sebanyak 5 kali. Di Posyandu juga bayi dan balita di berikan vitamin A,dimana vitamin A warna biru diberikan kepada anak usia 6 samapi 11 bulan dan vitamin A warna merah diberikan kepada usia 12 sampai 54 bulan. Pemberian vitamin A diberikan 2x dalam 1 tahun yaitu pada bulan Februari dan bulan Agustus dan pada bulan yang sama juga diberikan obat cacing. Pada Tanggal 14 Oktober 2016 kemarin Posyandu kami juga dipilih menjadi peserta lomba Posyandu tingkat kecamatan mewakili Desa Batujai yang di adakan oleh GSC Kecamatan Praya Barat. Saya juga pernah mengikuti pelatihan pengelolaan Posyandu yang di adakan oleh GSC di Kecamatan Praya Barat karena saya juga berperan aktif sebagai Kader Posyandu sekaligus menjadi tenaga pendidik di PAUD. Ditulis oleh : Fauziah Astuti , Dasan Baru, Desa Batujai Kec. Praya Barat

79 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Menjadi Guru PAUD dan KADER POSYANDU yang Kreatif Awalnya saya tidak menyangka saya akan menjadi seorang guru PAUD, Alhamdulillah saya diberi kepercayaan untuk bergabung menjadi guru PAUD di salah satu lembaga yang ada di Desa Selong Belanak yakni lembaga PAUDHarapan Bangsa Jabon. Saat itu perasaan saya sangat senang karena citacita saya menjadi guru paud menjadi kenyataan. Dan saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi seorang guru, dan tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada suami saya yang telah memberikan dukungan dan semangat yang luar biasa kepada saya. Menjadi seorang guru PAUD sangat menyenangkan sekali dimana kita bisa tau karakter dan perilaku masingmasing anak. Dan cara sistem belajar yang kita gunakan tidak bikin anak merasa cepat bosan, karena kita belajar sambil bermain. Karena seorang guru PAUD haruslah penuh dengan ide-ide kreatif, contohnya membuat permainan yang seru, dan membuat mainan yang menarik dari bahan yang ada di sekitar lembaga, seperti botol dan batu kerikil, kalau kita masukkan kerikil dalambotol, maka akan menghasilkan bunyi kalau botolnya di gesek-gesek, dan dari botol juga kita bisa membuat mobil-mobilan. Anak senang sekali mengenal angka dan huruf, kita sebagai guru harus pandai-pandai membuat anak tertarik belajar mengenal huruf,salah satu cara yang saya gunakan, untuk membuat anak didik senang mengenal angka atau huruf dengan cara membuat jajan yang berbentuk huruf, bahan yang digunakan untuk membuat kue donat, setelah bahan sudah dicampur terus setelah mengembang barulah kita membuat huruf dari A sampai Z, setelah itu kita goreng setelah matang kita kasih misisseresnya, saya melihat anak-anak begitu antusias dan mereka sangat senang, dan juga anak-anak suka belajar dengan cara seperti ini,selain bisa mengenal huruf anak bisa mnecicipi kue huruf

80 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


tersebut walau berat rasanya anak-anak akan mencicipi kuenya namun akhirnya anak-anak juga memakan kue hurufnya. Seperti inilah sebagian cara saya mengajar di PAUD, menjadi guru PAUD melatih kita supaya selalu menjadi orang yang penyabar. Jujur di rumah saya sering marah-marah karena anak saya yang begitu nakalnya tapi Alhamdulillah setelah saya cukup lama menangani anak-anak didik saya sebagian juga nakal tapi dengan penuh kesabaran maka sekarang saya lebih sabar menghadapi anak saya. Selain saya menjadi guru saya juga menjadi kader Posyandu, menjadi seorang kader sangat menyenangkan dan kita jadi banyak tau, setiap sekali sebulan diadakannya Posyandu dan tim dari Puskesmas siap melayani dengan baik. Setiap anak ditimbang kemudian dari timabngan tersebut kita bisa tau apa berat badannya naik atau tidak. Dengan adanya Posyandu anak mendapat imunisasi oleh petugas kesehatan. Imunisasi yang diberikan antaranya, hepatitis B, BCG, polio, DPT dan Campak. Anak juga diberikan vitamin A warna biru diberikan kepada anak usia 6 sampaii 11 bulan dan vitamin A warna merah diberikan kepada usia 12 sampai 54 bulan. Pemberian vitamin A diberikan 2x dalam 1 tahun yaitu pada bulan Februari dan bulan Agustus dan pada bulan yang sama juga diberikan obat cacing. Selain anak ibu hamil juga diperiksa oleh bidan disana, ibu hamil bisa tau posisi bayinya bagaimana., ibu bidan juga menyarankan memakan makanan apa yang bagus untuk masa kehamilannya. Dari penjelasan ibu bidan kita juga sebagai kader mendapatkan ilmu tentang makanan yang bagus dan yang baik untuk di konsumsi ibu hamil saat lagi hamil. Sebagai kader jadi bisa mengisi grafik berat badan.Sebagai kader saya siap membantu petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan terbaik. Ditulis Oleh : Siti Hadijah, Guru PAUD / Kader Posyandu Dusun Pandan Desa Selong Belanak. - Prabar

81 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


KEIKHLASAN DAN KESABARAN SEORANG GURU TK Sejak Tahun 2007 berdiri TK Indah Sejati, sejak itulah saya menjadi guru di TK tersebut sampai saat ini. Memang menjadi seorang guru di TK pasti memiliki suka dan duka tersendiri, banyak hal yang harus dialami oleh guru TK dalam kesehariannya mengajar, seperti yang kita ketahui tidak semua murid baik, selalu saja ada murid-murid yang nakal dan bersifat aneh, dan saya sebagai guru TK dituntut untuk bisa menghadapi berbagai macam karakter anak sekaligus dalam dalamsatu kelompok atau kelas. Berdeda dengan guru di SD, anak-anak sudah mampu mengenal huruf dan angka,bahkan sebelum masuk SD anakanak sudah mampu calistung berkat guru di TK. Memang dari awal sebelum berdiri Yayasan Nurul Mardoni Mentokok saya sudah bercita-cita ingin menjadi guru TK dan Alhamdulillah Allah mengabulkan do’a saya dan saya bisa mengajar di TK Indah Sejati. Pertama-tama saya masukmenjadi guru TK begitu senang dan bangganya menjadi seorang guru, tetapi setelah lama-lama murid berganti murid dan berhadapan dengan anakanakyang bermacam-macam karakter tadi ada yang nakal,cengeng, manja bahkan saat itu anak usia 4 tahun masih minum susu atau dot,disaat itu saya merasa kurang kurang nyaman menjadi guru TK dan bertanya pada diri sendiri,bagaimana cara menghadapi anak-anak tersebut??? Alhamdulillah saya bisa menemukan jawaban sendiri walaupun pada awal tahun berdiri TK kami, belum ada BOP atau fungsional dan lain-lain, atau tunjangan apapundari pemerintah. Namun dengan modal kesabaran dan keikhlasan akhirnya saya bisa menghadapi anak-anak yang berbagai karakter tadi, saya rela meninggalkan tugas utama saya sebagai ibu rumah tangga dan menjadi madrasah utama bagi anak-anak. Saya rela meninggalkan tugas itu sementara waktu demi kesuksesan anak didik saya. 82 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Selain diperlukan keikhlasan, kesabaran dan ketulusan dalam berbagi ilmu dengan anak didik saya, saya juga harus membuat sterategi bagaimana menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar anak tidak cepat bosan. Alhasil alumni dari TK Indah Sejati tidak diragukan lagi kecerdasannya dan mampu bersaing dengan lembaga yang lain dan selalu ada anak didik kami yang mendapat juara di sekolah masing-masing. Saya bersyukur kepada Allah SWT. serta kepada GSC yang telah memberikan pelayanan pelatihan kepada guru-guru TK dan PAUD . Berkat pelatihan dari program GSC ini, banyak sekali ilmu yang saya dapatkan mulai dari cara membuat program semester, RPPM, RPPH, nyanyian anak-anak, cara mengajar agar tidak monoton serta etika guru ketika mendidik anak-anak menjadikan bekal tambahan bagi kami dalam melaksanakan tugas kami sebagai guru TK ataupun PAUD. Disamping sebagai guru TK, saya juga menjadi kader Posyandu dari Tahun 2000. Sekarang saya aktif sebagai ketua kader. Sebelum ada GSC yang memberikan pelayanan kepada balita, ibu hamil dan masyarakat,ibu-ibu enggan dan malas untuk datang ketempat Posyandu untuk menimbang anak-anaknya. Kader-kader yang lain juga tidak memiliki kemampuan untuk menjadi relawan.Saya tetap bertahan melayani masyarakat. Tetapi sejak ada program dari GSC, Posayandu kami menjadi hidup, kader-kader menjadi aktif semua, karena ada harapan untuk sekadar beli sabun berupa insentif tiap bulan,juga pemberian PMT kepada ibu hamil dan bayi balita baik yang sehat maupun yang BGM (bawah Garis Merah). Terimakasih GSC semoga selalu lancar dan selalu ada untuk masyarakat kami yang selalu membutuhkan. Ditulis Oleh : Hajah Wahyuniati, S.Pd dari Dusun Toro Desa Penujak Kec. Praya Barat- Lombok Tengah.

83 | “ k e c i l i t u i n d a h � K u m p u l a n K i s a h I n s p i r a t i f d a r i L a p a n g a n


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.