
7 minute read
Toguan Eteng Sitorus
nal -
KataKunci:ChatGPT,OpenAI,kecerdasanbuatan,pendidikan,teknologi
Advertisement
Abstract
Introduction: ChatGPT is a form of dialogue-based artificial intelligence developed by an institution that focuses on technology research called OpenAI. ChatGPT is designed and trained with billions of text data to produce responsive, analytical, and informative texts. In the realm of education, ChatGPT has various functions, both positive and negative functions. The purpose of this literature review is to review whether technological advances such as ChatGPT will provide progress or setbacks in the world of education. Methods: This literature review reviews articles found at both international and national levels which were conducted using the ScienceDirect, Google Scholar, and PubMed databases. The articles searched in various databases used the keywords "ChatGPT-OpenAI in Education" and "ChatGPT impacts on education". After the search, there are seven articles that are considered as relevant and which will be reviewed. Results: Based on the research results obtained from related articles, it was found that ChatGPT is often used as a tool for committing fraud, for example, cheating. On the other hand, the use of ChatGPT is considered to help students, university students, and teaching staff understand lessons more comprehensively.
Conclusion: The use of ChatGPT in the world of education requires policies from its users in using it, this is done so that there are no acts of academic fraud and intelligence decline or things that can cause a loss of academic integrity.
Keywords: ChatGPT, OpenAI, artificial intelligence, education, technology
Pendahuluan

Pada era digital yang makin maju seperti saat ini, kehadiran kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah membawa dampak-dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk salah satunya dalam ranah pendidikan. Salah satu bentuk AI yang saat ini sedang ramai digunakan dalam ranah pendidikan adalah
ChatGPT. ChatGPT adalah sebuah chatbot berlandaskan AI besutan OpenAI, OpenAI sendiri adalah sebuah lembaga nonprofit yang bergerak di bidang riset teknologi yang didirikan oleh Elon Musk dan Sam Altman.
Ketika membicarakan lebih lanjut mengenai ChatGPT, chatbot ini merupakan model AI yang dirancang dari serangkaian model artificial intelligence - Generative Pre-trained Transformer atau GPT (1). GPT adalah suatu ragam bahasa alami dan besar yang dikembangkan oleh OpenAI. GPT dapat diibaratkan sebagai sebuah jaringan saraf replika yang berdasarkan arsitektur transformer yang dilatih tanpa pengawasan pada kumpulan-kumpulan data besar tanpa label (2). Dari model GPT inilah ChatGPT dapat menghasilkan teks-teks yang terstruktur, analitis, responsif, dan informatif. Maka dari itu, ChatGPT dapat memberikan teknik pengajaran yang bersifat personal dan informatif, serta meningkatkan aksesibilitas pembelajaran daring, sehingga membantu pelajar dan tenaga pendidik dalam mencapai keefektifan metode pembelajaran (3). ChatGPT dapat menyesuaikan materi pelajaran dan memberikan penjelasan yang sesuai secara individual. Hal ini memungkinkan setiap siswa mendapatkan pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka, meningkatkan efisiensi dan efektivitas belajar (4). Namun, dari sekian banyak kelebihan yang ditawarkan oleh ChatGPT, terdapat juga banyak kekurangan di balik ChatGPT dan sering kali tidak disadari oleh para penggunanya.
Salah satu kekurangan dari penggunaan ChatGPT dalam dunia pendidikan adalah ChatGPT sering digunakan untuk berbuat kecurangan dalam kegiatan akademik, salah satunya adalah menyontek. Merespons hal ini, beberapa perguruan tinggi di Australia telah mencoba untuk beranjak ke ujian dengan memakai kertas dan pena demi mencegah ancaman negatif dari para mahasiswa yang memakai ChatGPT di lembar kerjanya (5). Perbuatan menyontek adalah suatu bentuk konkret dari tercorengnya etika akademik, dan juga menyontek dapat membuat para pelajar dan akademisi tidak memercayai cara kerja otaknya sendiri, atau dapat dikatakan sebagai kemunduran untuk dapat berpikir kreatif.
Poin-poin di atas mendasari tujuan dari literature review ini, yaitu untuk dapat lebih memahami dan mengetahui bagaimana dampak yang diberikan oleh ChatGPT sebagai AI dalam ranah pendidikan, apakah ChatGPT adalah bagian dari kemajuan teknologi dan juga sebagai bagian dari kemunduran inteligensi.
Metode

Metode yang digunakan dalam penulisan artikel penelitian ini adalah literature review. Literature review ini meninjau artikel-artikel yang ditemukan dengan menggunakan bantuan database ScienceDirect, Google Scholar, dan PubMed. Pada tahap awal dari pencarian artikel-artikel, diperoleh 2.357.120 artikel yang dipublikasikan dari rentang tahun 2022 hingga 2023. Artikel-artikel yang ditemukan sangat beragam, mulai dari tingkat internasional maupun nasional, artikel dicari dengan menggunakan kata kunci “ChatGPT-OpenAI dalam Pendidikan” dan “ChatGPT impacts on education”. Dari total jumlah artikel tersebut, terdapat sekitar 76 artikel yang dianggap relevan dan kemudian disaring lagi menjadi tujuh artikel yang akan ditinjau berdasarkananalisistujuan,metodepenelitian,dankesesuaiantopik.
Hasil
DampakbaikChatGPTdalamduniapendidikan
Salahsatu literaturmengangkatisumengenaibahasadanpenulisan akademik. Berdasarkan literatur tersebut, bagi para pelajar yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua dan bagi pelajar yang belum mahir dalam tata cara penulisan akademik, penggunaan aaaaaaTerakhir, salah satu artikel menjelaskan bahwasanya ChatGPT dapat membantu para pelajar dan akademisi untuk mencari berbagai sumber atau rekomendasi bahan bacaan yang dapat digunakan untuk membuat tugas dan penelitian (8). Hal ini telah terbukti memudahkan para pelajar dan akademisi dalam mengefisiensikan waktu yang digunakan dalam mencari sumber bacaan dan mempercepat selesainya tugas dan penelitian.
ChatGPT akan sangat membantu para pelajar tersebut dalam memahami lebih mendalam terkait bahasa dan penulisan akademik, mengingat juga bahwa ChatGPT mampu memahami berbagai bahasa (6). Selain isu bahasa dan penulisan akademik, ada isu yang terkait dengan aksesibilitas dalam mendapatkan pendidikan. Dalam hal ini, ChatGPT telah membuka dan meningkatkan aksesibilitas dalam pendidikan, aksesibilitas pendidikan merupakan salah satu permasalahan penting yang hadir dalam sistem pendidikan semenjak dulu. ChatGPT dinilai dapat membantu para pelajar yang terkendala kondisi keuangan dan lokasi untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak, ChatGPT dapat menjadi “teman belajar virtual” yang dapat diaksessecaragratisdandaring(7).
Berdasarkanpenelitianyangsamadariartikelyangmengangkat isu aksesibilitas, ChatGPT juga dinilai dapat mengurangi stres para pelajar ketika sedang belajar, ChatGPT dapat membantu mereka saat mengerjakansoal-soalyangsulit,halinidapatdikatakansebagaibentuk penguatan kesehatan mental para pelajar, karena tidak sedikit pelajar yang mengalami stres dan berujung pada penurunan kesehatan mental (7).
DampakburukChatGPTdalamduniapendidikan aaaaaaTerdapat tiga literatur yang sama-sama menganalisis dan membahas mengenai dampak buruk dari ChatGPT dalam dunia pendidikan. Dampak-dampak buruk dari ChatGPT yang diteliti tersebut ternyata saling berkaitan. Kemampuan ChatGPT untuk menyajikan jawaban yang terpadu, terstruktur, dan sangat informatif telah membuat para pengajar di berbagai institusi pendidikan sangat risau apabila chatbot ini dapat menggantikan pekerjaan-pekerjaan dan keahlian manusia nantinya, apalagi jika chatbot ini membuat manusia candu dalam memakainya (9). Salah satu dampak buruk yang telah terjadi adalah para pelajar memakai alat kepenulisan berbasis AI seperti ChatGPT untuk mengerjakan penugasan akademik dalam bentuk esai. Dengan kata lain, para pelajar tersebut hanya mengandalkan cara copy-paste dari ChatGPT. Hasilnya, pelajar-pelajar tersebut tidak mengandalkan kreativitas diri sendiri dan juga tidak berusaha untuk memproduksi ide dengan berpikir menggunakan akal atau otaknya sendiri. Jika hal ini dibiarkan secara terus menerus, otak tidak akan bekerja secara optimal (10). Dampak buruk yang lainnya adalah para penggunanya dapat mengarang teks-teks ilmiah tanpa mencantumkan sitasi dan bisa saja tidak terdeteksi pada alat pendeteksi tulisan yang dibuat untuk mendeteksi chatbot maupun oleh korektor plagiarisme, sehingga tingkat plagiarisme menjadi tinggi (11).
Dampak buruk yang cukup disayangkan dari penggunaan ChatGPT adalah proses penerimaan informasi dari ChatGPT yang cepat dan instan dapat membuat penggunanya tidak memahami secara holistik terkait suatu konsep. ChatGPT, terkait hal ini, berdampak pada tidak berkembangnya kemampuan berpikir kreatif dan kritis para penggunanya, juga berisiko sangat tinggi dalam hal plagiarisme dalam penulisan artikel (12).
PEMBAHASAN aaaaaaDari ketujuh literatur yang ditinjau, dapat disimpulkan bahwasanya dampak baik atau buruk yang diberikan oleh ChatGPT di dunia pendidikan tergantung dari penggunanya itu sendiri. Apabila penggunanya menggunakannya dengan bijak, dampak yang didapatkan tentu saja akan sangat bermanfaat, begitu juga sebaliknya. Terkait dengan ketergantungan penggunanya untuk selalu mengandalkan ChatGPT dan tidak percaya dengan potensi diri, beberapa orang menekankan untuk memberikan batasan atas penggunaan ChatGPT sebagai AI. Dibutuhkan suatu regulasi terhadap penggunaan ChatGPT. Misalnya, menetapkan batasan umur untuk dapat mengakses chatbot tersebut agar para murid di pendidikan sekolah dasar hingga menengah, yang biasanya lebih rentan dalam menggunakan teknologi yang “instan” ini, tidak dapat menggunakannya sebagai shortcut dalam mengerjakan tugas (13). Menanggapi perihal regulasi ini, Industri yang bergerak di bidang AI perlu diawasi oleh suatu badan pengawas guna mengatur proses pengembangan yang bertanggung jawab dan mempertimbangkan dampak sosial dari produk-produknya. aaaaaaDampak kehadiran ChatGPT terhadap kualitas pendidikan perlu dianalisis lebih lanjut untuk kemudian dapat dirumuskan suatu kebijakan dalam penggunaannya. Tujuannya agar budaya akademik tetap dapat dipertahankan dengan memaksimalkan penggunaan ChatGPT secara bijak (14).

KESIMPULAN aaaaaaKehadiran ChatGPT sebagai wujud AI dalam dunia pendidikan membawa dampak yang cukup signifikan. Keahlian ChatGPT untuk memberikan pengajaran yang informatif, personal, dan interaktif membuat para penggunanya merasa terbantu dalam pelajaran seharihari. Selain itu, ChatGPT meningkatkan aksesibilitas pendidikan serta membantu para tenaga pendidik dalam menjalankan tugas-tugas administratif. Dengan terus dikembangkan, ChatGPT berpotensi meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Selain itu, dengan kemampuan ChatGPT untuk berkomunikasi dalam berbagai bahasa, ChatGPT dapat mengatasi kendala bahasa dan memungkinkan para penggunanya yang dari berbagai latar belakang berbeda untuk mendapatkan akses yang sama terhadap pendidikan. Hal ini menandakan telah terbukanya peluang bagi para pelajar di daerahdaerah terpencil untuk mendapatkan pendidikan. Akan tetapi, pemakaian AI di dunia pendidikan memerlukan kebijakan dari penggunanya ketika sedang menggunakannya, hal ini dilakukan supaya para penggunanya tidak terlalu bergantung pada teknologi yang

“instan” dan juga agar tidak terjadi tindakan kecurangan akademik apalagi kemunduran inteligensi atau hal-hal yang dapat membuat hilangnya integritas akademik.
SARAN aaaaaaDari hasil pembahasan literature review ini, penting untuk menggunakan AI dengan baik. Penggunaan ChatGPT sebagai bagian dari kemajuan teknologi perlu digunakan dengan bijak dalam dunia pendidikan, gunakan ChatGPT untuk membantu menunjang proses belajar dan mengajar, sangat disarankan untuk menghindari segala bentuk kecurangan ketika ingin menggunakan chatbot ini. aaaaaaHasil dari literature review ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan agar dapat menambah ilmu pengetahuan dan meningkatkan wawasan di bidang kecerdasan buatan. Selain itu, literature review ini juga dapat digunakan oleh para peneliti selanjutnya sebagai referensi ketika sedang melakukan penelitian lebih lanjut terkait topik yang sama.
Chang SS. Tech in Asia - Connecting Asia’s startup ecosystem [Internet]. www.techinasia.com. 2022 [cited 2023 May 23]. Available from: https://www.techinasia.com/can-w e-trust-chatgpt.
Evans J. Sejarah dari Generative Pre-trained Transformer (GPT) [Internet]. Himpunan Mahasiswa Matematika. 2023 [cited 2023 May 22]. Available from: https://student-activity.binus.ac.id/ himmat/2023/04/sejarah-dari-gene rative-pre-trained-transformergpt/.
Dian R. ChatGPT Kini Tersedia di iOS, Kenali Dulu Kelebihannya daripada Versi Lainnya [Internet]. Narasi Tv. 2023. Available from: https://narasi.tv/read/narasi-daily/chatgpt-kini-tersedia-di-ioskenali- dulu-kelebihannya-daripada-versi- lainnya.
Haleem A, Javaid M, Singh RP. An era of ChatGPT as a significant futuristic support tool: A study on features, abilities, and challenges. BenchCouncil Transactions on Benchmarks, Standards and Evaluations [Internet]. 2023 Mar 5 [cited 2023 May 23];2(4):100089. Available from: www.sciencedirect.com/science/ar ticle/pii/S2772485923000066. Cassidy C. Australian universities to return to “pen and paper” exams after students caught using AI to write essays [Internet]. the Guardian. 2023. Available from: https://www.theguardian.com/aust ralianews/2023/jan/10/universitie s-to-return-to-pen-and-paper-examsafter-students-caught-using-ai-to-write-essays.

Rizky M, Nandyatama RW. Polemik ChatGPT: Bagaimana Perguruan Tinggi Harus Bersikap? – Megashift Fisipol UGM [Internet]. megashift.fisipol.ugm.ac.id. 2023. Available from: megashift.fisipol.ugm.ac.id/2023/ 01/27/polemik-chatgpt-bagaimanaperguruan-tinggi-harus-bersikap/.
Bremana B, Albert G, Gerald CJ, Gulo YRW, Callista A, Ong MP, et al. ChatGPT dalam Pendidikan. SIEGA Publisher; 2023. ChatGPT, Affairs J of I. OpenAI’s ChatGPT and The Prospect of Limitless Information: A Conversation with ChatGPT. Journal of International Affairs [Internet]. 2022 [cited 2023 May 24];75(1):379–86. Available from: www.jstor.org/stable/27203141.
9.Hutson M. Could AI help you to write your next aapaper? Nature ai[Internet]. 2022 Oct 31 [cited 2023 May 24];611(7934):192–3. Available aifrom: https://www.nature.com/articles/d 41586-022-03479-w.
10.Stokel-Walker C. AI bot ChatGPT writes smart essays should aiiacademics worry? Nature [Internet]. 2022 Dec 9 [cited 2023 May 24]; aiiAvailable from: https://www.nature.com/articles/ d41586-022-04397aa7.

11.Else H. Abstracts written by ChatGPT fool scientists. Nature [Internet]. aa2023 Jan 12 [cited 2023 May 24];613(423). Available from: aahttps://www.nature.com/articles/d 41586-023-00056-7.
12.Winahyu KM. Chat-GPT, Musuh atau Kawan Perguruan Tinggi? ai[Internet]. mediaindonesia.com. 2023. Available from: aiiiiiiiiiii iiii iiiii ii i i i iiiihttps://mediaindonesia.com/opini/556169/chat-gpt-musuh-atau-ka ai wan-perguruan-tinggi.
13.Reich R. Now AI can write students’ essays for them, will everyone aiibecome a cheat? | Rob Reich [Internet]. The Guardian. 2022. Available aiifrom: theguardian.com/commentisfree/ 2022/nov/28/ai-studentsaiiessays-c heat-teachers-plagiarism-tech.
14.Gleason N. ChatGPT and the rise of AI writers: how should higher aiieducation respond? [Internet]. THE Campus Learn, Share, Connect. aii2022. Available from: timeshighereducation.com/ campus/chatgptaiiand-rise-ai-write rs-how-should-higher-education- respond.