Vol. II-03 OCT 2012

Page 1

Tahun ke - II

e-RELAYING THE ENJOYMENT OF HAM RADIO TO WHOMEVER INTERESTED

What more you’re curious to know about Curiosity? - Part III

Vol. II-03 OCT. 2012

sekapur sirih .....

First Three Bites Into Martian Ground

A Link to a Watery Past

Souce: JPL; Posted Friday, October 19, 2012

Sepanjang dua tahun “masa tugas”nya, para peneliti di Bumi akan menggunakan setidaknya 10 jenis instrumen analitikal dan kamera berresolusi tinggi di Curiousity untuk mencari bukti-bukti pendahuluan apakah kondisi lingkungan di permukaan planit Mars pernah (dan akan) dapat mendukung kehidupan mikrobial (microbial life), yang merupakan tahap awal dari “kehidupan” seperti yang ada dalam pemahaman kita atau yang kita kenal di Bumi. Selama bulan Oktober 2012 ini setidaknya sudah tiga kali dilakukan pengambilan sampel tanah dari Rocknest (harafiah = sarang (batu) karang) di dasar kawah Gale, yang dengan penuh pertimbangan telah dipilih dan ditetapkan sebagai area penelitian bagi Curiosity. Foto ber-caption One Giant Scoop for Mankind) berikut memperlihatkan — dengan ketajaman dan resolusi yang menakjubkan para penggemar fotografi — bekas

Dear e-QSP readers, Maap-maap kalau konten edisi Oktober 2012 ini didominir “kisah dari awang-awang”: seputar Mars Rover Curiosity serta kolom Ham Radio in outer space dengan liputan keberangkatan Expedition 33 (dengan awak a.l. Kevin Ford KF5GPP) menyusul YL Sunita Williams KD5PLB, Yuri Malelenko RK3DUP dan Akihiko Hoshide KE5DNI yang sudah duluan menghuni ISS. Di kolom ini pula kami selipkan tentang ulang tahun ke 5 Expedition 16 (2007) yang ikut diawaki “angkasawan” Dr. Sheikh Muszaphar Shukor 9W2MUS dari negri jiran Malaysia. Di kolom obrolan AntennaMania bisa dibaca daur ulang/update artikel lawas (ex BeON 0607) “The Mistery” Multiband Antenna besutan John Basiloto W5GI. Terakhir, last minutes updates dari berbagai issues yang berkembang di berbagai milist dan FB, a.l. cuplikan berita tentang kiprah DX-ers YB-land dalam CQWW DX Contest 2012 … Selamat membaca, and as always: pse ENJOY .. [Ed.] sodokan sekop di ujung lengan robotik Curiosity yang mengambil sampel tanah untuk dianalisa dengan perangkat analitikal X-ray Diffraction CheMin (Chemistry and Mineralogy). Mengutip John Grotzinger, ilmuwan Caltech (California Institute of Technology):“Identifikasi kandungan mineral yang terdapat pada sampel tanah dengan X-ray diffraction*) ini penting One Giant Scoop for Mankind This image shows a "bite mark" where NASA's Curiosity rover scooped up some Martian soil. The first scoop was taken from the "Rocknest" patch of dust and sand on October 7, 2012, while a third scoop sample was collected on October 15, and was deposited into the Chemistry and Mineralogy (CheMin) instrument onboard Curiosity.

Kalawarti elektronik e-QSP ini diterbitkan secara swadaya/self published sebagai kenangan dan ungkapan rasa hormat kepada rekans yang setidaknya selama 7 (tujuh) tahun bersama-sama mengelola penerbitan BeON (Buletin elektronik ORARI News): Ferry Farianto YB7UE (SK), Handoko Prasodjo YC2RK (SK) dan Arman Yusuf YBØKLI - serta si “bontot” Y. Dhismas Wibowo YCØNHO yang kemudian (pasca event MURNAJATI I, 2006) menyusul masuk dalam jajaran Editors. Terlepas dari keanggotaan YBØKO di jajaran DPP ORARI Pusat Masa Bakti 2011-2016, konten kalawarti ini SAMA SEKALI tidak menyiratkan kebijakan (policy) dan regulasi ORARI Pusat serta penjabarannya, dan SEMATA merupakan “rekaman sewaktu (snapshots)” dari catatan pribadi YBØKO dalam menyikapi berbagai issues yang tersirat dalam dan/atau dikembangkan dari threads dan postings di milis ORARI-news dan berbagai komunitas amatir radio di FB. Edisi lama (back numbers) e-QSP dapat diunduh sendiri dari http://www.issuu.com/e-qsp, sedang bagi mereka yang berminat untuk mendapatkan e-QSP secara reguler, atau ada pertanyaan, komentar, masukan dll. silah tulis surel ke japri unclebam@gmail.com, TNX ...

[e-QSP – kalawarti elektronik milis ORARI-news]

halaman 1


(dilakukan) karena mineral dapat “merekam” kondisi lingkungan dan reaksi kimiawi yang terjadi dan berkembang selama dan sepanjang proses pembentukannya” *) X-ray diffraction: metoda baku yang dilakukan para geologists untuk “membaca” struktur internal mineral dengan merekam (dan menganalisa) bagaimana kandungan kristal mineral tersebut secara spesifik berinteraksi dengan sinar X. Rilis NASA # 12-383 tgl. 26 Oktober 2012 untuk sementara menyimpulkan: “Mars rover Curiosity has completed initial experiments showing the mineralogy of Martian soil is similar to weathered basaltic soils of volcanic origin in Hawaii.” "Much of Mars is covered with dust, and we had an incomplete understanding of its mineralogy," kata David Bish, CheMin coinvestigator dari Indiana University "So far, the materials Curiosity has analyzed are consistent with our initial ideas of the deposits in Gale Crater recording a transition through time from a wet to dry environment. The ancient rocks, ... suggest flowing water, while the minerals in the younger soil are consistent with limited interaction with water."

Potret diri (self portrait) bagian depan Curiosity yang dibuat dengan Mast Camera (MastCam) yang dilengkapi lensa 100 mm memperlihatkan bekas–bekas sodokan sekop yang mengambil sampel tanah di dasar kawah Gale. Credit: NASA/JPL-Caltech

rekahan, serakan dan butiran kerikil berbentuk nyaris bulat mengkilap dengan ukuran seperti yang terlihat pada bagian kiri foto hanya mungkin terbentuk karena adanya aliran air (Water transport is the only process capable of producing the rounded shape of clasts of this size). Foto close up Link dengan resolusi di orde sentimeter ini juga diambil dengan lensa 100-millimeter kamera MastCam. Credit: NASA/JPL-Caltech

Semula para ilmuwan NASA/JPL/Caltech tersebut sempat dibuat bingung dengan “temuan” beberapa butir (terlalu kecil untuk disebut sebagai potong) material berwarna cerah dalam sampel pertama yang diambil pada tgl. 7 Oktober — sampai-sampai mereka memutuskan untuk menghentikan aktifitas lengan robot Curiosity selama 2 hari — sampai mereka bisa mengindentifikasi dan memastikan bahwa butiran sepanjang sekitar 0.5” (1.3 cm) seperti sobekan plastik pembungkus atau selongsong kabel tersebut hanyalah fragmen (serpihan kecil dari sesuatu = debris) yang berasal dari wahana (spacecraft) yang membawa Curiosity meng”angkasa”, walaupun penelitian lanjutan tetap akan dilakukan untuk memastikan ada tidaknya pengaruh temuan serpihan “sesuatu” itu bagi operasi mendatang, seperti disebutkan Richard Cook, Project Manager dari JPL : "We plan to learn more both about the spacecraft material and about this smaller, bright particles. We will finish determining whether the spacecraft material warrants concern during future operations” The Collection and Handling for In-Situ Martian Rock Analysis (CHIMRA) tool at the end of the robotic arm shook out remnants of the first scoopful and posed for camera inspection to verify it was emptied. The Mars Hand Lens Imager (MAHLI) moved close to some loose material on the ground to get a good look. Seeing more detail in the object will help engineers finish assessing whether this loose material from the spacecraft poses any concern for future operations.

BTW, dari tiga sekop sampel tersebut hanya sampel ke tiga (diambil 15 Oktober) yang benar-benar digunakan sebagai materi untuk dianalisis, sedang 2 sampel lainnya dibuang sesudah dipakai untuk “membersih”kan (dengan menggetar-dan-mengguncangnya keras-keras seperti kita membersihkan bagian dalam sebuah botol dengan pasir atau kerikil) tabung reaksi dan preparat (berupa ayakan dan pemecah batu) dari CheMin. Kegiatan lain Curiosity selama bulan Oktober ini adalah pengamatan dan pencatatan perubahan cuaca di permukaan Mars dengan REMS (Rover Environmental Monitoring Station), dan pengambilan foto-foto panoramic (dengan cakupan nyaris 3600) dengan kamera MAHLI (Mars Hand Lens Imager) ■ J ak e M at ij e v ic — sentuhan pertama lengan robot Curiosity

Bongkahan karang (yang dinamai Link, menuruti nama sebuah danau di wilayah barat daya Kanada, yang dikelilingi formasi bukit-bukit karang) terlihat menonjol dengan latar belakang debu dan pasir berwarna merah kecoklatan. Para peneliti hampir sependapat bahwa

[e-QSP – kalawarti elektronik milis ORARI-news]

Sebelum mengambil ketiga sampel tanah seperti yang disebut di atas, pada hari-hari pertama mengawali manuver-nya Curiosity sempat mengaktipkan Alpha Particle X-Ray Spectrometer (APXS) di ujung lengan robotnya untuk menganalisis bongkahan karang seukuran bola football yang dinamai "Jake Matijevic.", yang kebetulan di”temu”kan di “lintasan” manuvernya. Rangkaian proses analisis diawali perangkat ChemCam halaman 2


(Chemistry Camera — yang terletak di puncak tiang/ mast Curiosity) yang menembakkan pulsa laser ke Jake Matijevic. “Reaksi” Jake direkam di ChemCam, dan datanya digabung dengan foto-foto close-up yang diambil kamera MAHLI (The Mars Hand Lens Imager) yang berada di ujung lengan robot, untuk dianalisa lebih lanjut oleh APXS . Penggunaan secara bersamaan APXS dan ChemCam pada obyek penelitian yang sama memungkinkan para analist untuk melakukan pengkalibrasian silang (cross calibration) kedua perangkat tersebut. Curiosity menyelesaikan proses analisis Jake Matijevic sesudah melakukan laser testing sekali lagi dengan ChemCam, untuk kemudian bergerak menjauh +/- 42 mtr untuk menyudahi ujicoba manuvernya hari itu.

Perangkat analisis DAN (The Dynamic Albedo of Neutrons) bekerja dengan menembakkan pulsa neutron ke permukaan tanah di bawah Curiosity. Kalau tembakan tersebut mengenai atom hidrogin (sebagai unsur utama pada air atau es) maka energi kinetic tembakan neutron itu akan sangat berkurang dibandingkan kalau mengenai atau menembak senyawa lain. Credit: Russian Federal Space Agency

berbalik (memantul) dengan sedikit saja kehilangan energy kinetic-nya, tetapi kalau yang ditemui atau jadi sasaran tembak adalah atom hidrogin (yang jauh lebih ringan dan mempunyai massa kira-kira sama dengan neutron) maka neutron tersebut akan kehilangan separuh dari energi “tembakan”nya. The APXS (Alpha Particle X-Ray Spectrometer) on a turret at the end of the rover's 7-foot (2.1-meter) arm and the Mars Hand Lens Imager (MAHLI), also on the same turret, were used for close-up inspection of this football size Jake Matijevic rock. Catatan: Foto di atas adalah hasil “jepretan” MAHLI, yang mengcover area +/- 4x4 cm2 dari permukaan karang yang sebelumnya ditembak pulsa laser dari ChemCam. (lihat text)

DAN suggests Gale Crater is drier than expected. Data-data awal yang diolah CMSL (Curiosity Mars Science Laboratory) mengindikasikan bahwa lokasi pendaratan (dan penelitian) Curiosity di dasar kawah Gale “patut diduga” LEBIH KERING dari yang semula dibayangkan. Elemen kunci yang dicari Curiyosity adalah AIR, dan walaupun permukaan Mars selama ini menunjukkan tanda-tanda keberadaan air dalam jumlah besar (abundant) di masa lalu — dalam bentuk aliran sungai dan danau — keberadaan air yang bisa dijejaki sejauh ini adalah dalam bentuk beku di dalam tanah (frozen, embedded in the soil) dan lapisan es cukup luas (large ice caps) yang menutupi kedua kutubnya. Instrumen Dynamic Albedo of Neutrons (DAN), salah satu dari belasan alat ukur dan analisis yang dibawa Curiosity dirancang untuk mendeteksi lokasi dan jumlah partikel air (dalam bentuk apapun) menuruti reaksi hidrogin (komponen dasar air di samping oksigen) terhadap dadahan (eksposur) neutron. Kalau neutron (yang di”tembak”-kan) mengenai atau bertemu partikel yang “berat” (heavy particles), neutron tersebut akan [e-QSP – kalawarti elektronik milis ORARI-news]

"Sejauh ini pengamatan jarak jauh dari wahana peneliti Odyssey (yang berada di orbit Mars) memperkirakan kandungan air di dasar kawah Gale bisa mencapai sekitar 6%, tetapi hasil awal analisa yang dilakukan dengan instrument penelitian dan analisis yang dibawa Curiosity mengindikasikan hanya sebagian kecil (a fraction) saja dari (angka) itu," kata Maxim Mokrousov, perancang utama (lead designer) DAN dari Russian Space Research Institute, Dalam jangkauan wilayah yang sampai saat ini sempat di”jelajahi” Curiosity (yang sampai akhir Oktober 2012 tidak lebih luas dari 50 x 50 m2), DAN menemukan hasil perhitungan (the detector counting rates) yang cukup bervariasi, yang mengindikasikan tingkat keberadaan hidrogin di dalam tanah yang berbeda-beda dari satu area (kecil) ke area lain, yang justru mungkin merupakan gambaran dari keadaan sebenarnya. Betapapun, kemampuan Curiosity untuk dengan teliti dan cukup presisi menganalisa kandungan air di suatu lokasi yang spesifik (ketimbang hasil rata-rata/average dari area yang lebih luas) akan memungkinkan diperolehnya pemahaman yang lebih presisi dan rinci tentang distribusi air (dalam bentuk apapun) di permukaan Mars.■

halaman 3


Ham Radio in outer space .....

Ekspedisi 33 bertolak ke ISS

yang berdarah India itu juga tercatat sebagai YL ISS Expedition Commander yang kedua, mengikuti koleganya sesama astro-NITA (“astronaut wanita”) dan amatir radio Peggy A. Whitson KC5ZTD, yang boleh berbangga menjadi YL pertama yang menjadi Komandan Ekspedisi ISS. Bersama 2 orang crew Ekspedisi 16 yang lain Peggy lepas landas dengan wahana angkasa Soyus TMA-11 dari kosmodrom Baikonur pada 10 Oktober 2007. Memperingati 5 tahun misi Expedition 16 di bulan Oktober 2012 ini Red. mengunduh dari galeri NASA foto yang diambil pada 28 Oktober 2007 berikut ini:

Bak lukisan abstrak, berbeda dari biasanya di e-QSP edisi ini peluncuran awak Ekspedisi 33 digambarkan dengan jejak asap yang disemburkan roket pendorong wahana Soyuz TMA-06M (foto diambil oleh awak Expedisi 33 yang sudah duluan berada di setasiun angkasa antarbangsa ISS).

Photo Credit: NASA ISS033-E-015386

Pada hari Selasa 23 Oktober 2012 4:51 p.m. waktu Kazakhstan (5:51 a.m. CDT = UTC — 6) wahana Soyus TMA-06M yang membawa tiga orang (sisa) awak Expedition 33 meluncur dari Kosmodrome Baikonur, Kazakhstan, untuk membawa mereka menyusul dan bergabung dengan awak ekspedisi yang sudah lebih dulu menghuni setasiun angkasa antarbangsa ISS. Awak Expedition 33 yang berangkat kali ini terdiri dari Komandan Soyuz Oleg Novitskiy (Roscosmos) serta Flight Engineers Kevin Ford KF5GPP (NASA) dan Evgeny Tarelkin (Roscosmos), yang akan melengkapi Tim yang terdiri dari Komandan Ekspedisi YL Sunita Williams KD5PLB serta Flight engineers Yuri Malelenko RK3DUP dan Akihiko Hoshide KE5DNI. (selepas “masa tugas” Expedition 33 pada pertengahan November nanti Kevin Ford KF5GPP akan menjadi Komandan pada Expedition 34).

28 Oktober 2007: Astronita YL Peggy A. Whitson KC5ZTD - wanita pertama yang menjadi Komandan ISS pada Ekspedisi 16 - berpose santai di modul Quest Airlock dengan mission specialist Scott Parazynski KC5RSY (kiri), dan flight engineer Daniel Tani KD5DXE, selagi kedua astronoaut tersebut bersiap-siap mengenakan baju angkasa EMU (Extravehicular Mobility Unit) sebelum melakukan sessi EVA (Extravehicular activity — kegiatan DI LUAR pesawat) mereka yang kedua (dari total 5 sessi EVA yang dilakukan awak Ekspedisi 16).

Yang istimewa pada Expedition 16 ini adalah awaknya yang “full” amatir radio: Commander Peggy A. Whitson KC5ZTD, Flight Engineers Yuri Malenchenko RK3DUP, Clayton Anderson KD5PLA, Daniel M. Tani KD5DXE, Léopold Eyharts KE5FNO, dan Garrett E. Reisman KE5HAE serta “angkasawan” Malaysia Sheikh Muszaphar Shukor 9W2MUS (tidak terlihat pada gambar di bawah, namun bagi yang mahu tahu silah lanjut ke halaman berikut).

Dari ki-ka: Astronaut Kevin Ford KF5GPP, kosmonot Oleg Novitskiy dan Evgeny Tarelkin sesaat sesudah sessi “ngepas/fitting” baju angkasa (space suit) Sokol (buatan Russia) mereka.

Peggy A. Whitson KC5ZTD, First Female ISS Commander (2007)

Sepanjang 14 tahun sejarah ISS, di samping memegang rekor sebagai satu-satunya perempuan yang sempat 2x “menghuni” ISS, Sunita Williams KD5PLB [e-QSP – kalawarti elektronik milis ORARI-news]

halaman 4 [ke hal. 8] ►


Ham Radio in outer space .....

Dr Sheikh Muszaphar Shukor 9W2MUS “Angkasawan” pertama dari kawasan ASEAN

5 TAHUN YANG LALU, pada tnggal 10 Oktober 2007 Sheikh Muszaphar Shukor 9W2MUS (bersama Peggy Whitson KC5ZTD dan Yuri Malenchenko RK3DUP) sebagai awak Expedition 16 dengan menggunakan wahana angkasa Soyus TMA-11 berangkat meninggalkan landasan peluncuran kosmodrom Baikonur menuju stasiun angkasa antarbangsa ISS. Peluncuran ini membuatnya menjadi putra bangsa kebanggaan kerajaan dan rakyat Malaysia, sebagai angkasawan (istilah Malaysia untuk astronaut) dan AMATIR RADIO pertama dari kawasan ASEAN yang “berjaya” melewati berbagai ujian untuk memenangi kwalifikasi sebagai astronaut/kosmonot sesuai standard (yang berlaku) antarbangsa. Muszaphar (atau yang akrab dengan panggilan Amus di lingkungan kerabat dan sobih dekatnya) “menghuni” ISS selama 9 hari (dari total nyaris 11 hari di ruang angkasa), dan kembali ke Bumi pada 21 October 2007 dengan Soyuz TMA-10 bersama 2 orang awak Expedition 15 yang memang sudah waktunya untuk “aplusan”.

yakan akademik, ketahanan fisik, emosi, dan mental yang dilakukan “Jawatankuasa Pemilihan Angkasawan” fihak Russia (Roscosmos), yang diikuti oleh tidak kurang dari 11.275 pendaftar. Empat orang calon yang terpilih tersebut diikutkan dalam diklat bagi calon kosmonot di Gagarin (d/h Star) City, Russia. Selesai menjalani 18 bulan pelatihan Sheikh Muszaphar ditetapkan sebagai calon kosmonot utama, dengan Faiz Khaleed (juga seorang Dokter) sebagai cadangan. Pada bulan Juni 2007 ia juga menjalani pelatihan tambahan untuk memenuhi kwalifikasi sebagai astronaut NASA di Johnson Space Center, sebelum akhirnya pada 17 September 2007 resmi diumumkan bahwa Sheikh Muszaphar akan mengangkasa dengan Soyuz TMA-11 sebagai space flight participant*) pada Expedition 16. *) Dalam dokumen berbahasa Inggris yang dirilis fihak Roscosmos/Russian Federal Space Agency maupun NASA, serta pada berbagai briefing dengan media keikut sertaan dan peran Sheikh Muszaphar pada penerbangan Ekspedisi 16 tersebut disebut dengan istilah spaceflight participant. Betapapun, berbicara di depan media Malaysia, Dubes Russia untuk Malaysia Alexander Karchava menegaskan bahwa Sheikh Muszaphar “is a "fully-fledged cosmonaut". Demikian juga pada kesempatan lain pada wawancara dengan media Malaysia Robert Gibson yang mantan astronaut NASA menyatakan bahwa Sheikh Muszaphar adalah “fully qualified as an astronaut”, dan karenanya seharusnya disebut seperti itu.

Penerbangan ke angkasa luar (= angkasa lepas [Mal.]) Pada pukul 13:22 UTC, Rabu 10 Oktober 2007 wahana angkasa Soyuz TMA-11 yang membawa Komandan Ekspedisi 16 Peggy A. Whitson, Flight Engineer Yuri Malenchenko dan Sheikh Muszaphar meluncur dengan mulus menuju ISS. Sebagai dokter, selama di ISS Sheikh Muszaphar melakukan berbagai percobaan di bidang medis, a.l. karakteristik dan perkembangan sel-sel sirosis/kanker hati dan leukemia serta kristalisasi berbagai protein dan mikroba pada gravitasi rendah.

Sheikh Muszaphar memanfaatkan kondisi Zero-G dalam kabin ISS untuk berpose a’la Superman ber”jubah” bendera Malaysia.

Datuk Dr Sheikh Muszaphar Shukor 9W2MUS yang berdarah Arab-Minang-Melayu (lahir di KL, 27 July 1972) adalah Dokter spesialis bedah ortopedi lulusan Fakultas Kedokteran Universiti Kebangsaan Malaysia. Gelar S1-Kedokteran diambilnya di Kasturba Medical College, Manipal, India sesudah menamatkan SLTA-nya di Maktab Rendah Sains MARA di Muar (dekat KL, ibukota Malaysia). Sebagai Dokter di tahun 1998 Sheikh Muszaphar bertugas di Rumah Sakit Seremban, sebelum kemudian pindah ke RSU Kuala Lumpur di tahun 1999, yang berlanjut ke RS Selayang (2000 - 2001). Jadi “Angkasawan” Pengiriman astronot Malaysia ke angkasa luar merupakan bagian dari skema “imbal balik” paket pembelian 18 buah pesawat tempur Sukhoi Su-30 MKM dari Russia oleh pemerintah kerajaan Malaysia pada tahun 2003. Pada awal 2006 Sheikh Muszaphar dan tiga orang lainnya berhasil lolos dari penyaringan yang meliputi kela[e-QSP – kalawarti elektronik milis ORARI-news]

Eksperimen yang berhubungan dengan kanker hati, leukemia dan mikroba akan menguntungkan ilmu pengetahuan dan penelitian kedokteran secara umum, sedangkan percobaan kristalisasi protein, dalam hal ini lipase akan berdampak langsung bagi dunia industri Malaysia. Lipase adalah enzim protein yang digunakan dalam pembuatan berbagai produk dari tekstil hingga kosmetik, dan peluang menumbuhkan lipase pada kondisi nir-gravitasi di ruang angkasa (untuk kemudian disimulasikan di Bumi) akan memberikan peluang bagi ilmuwan dan industriawan Malaysia untuk mengembangkan industri senilai RM 7.7mi atau sekitar Rp. 21 triliun.

Sesuai rencana, Sheikh Muszaphar berada di ISS selama 9 hari sebelum kembali ke bumi dengan wahana Soyuz TMA-10 yang melepaskan diri (undocked) dari ISS pada jam 07:14 UTC tanggal 21 Oktober. Proses deorbit (keluar dari orbit/garis edar mengelilingi Bumi) terjadi pada jam 09:47 UTC, saat wahana angkasa tersebut mulai memasuki kembali (reentry) atmosfir Bumi. Saat reentry inilah terjadi malfungsi pada perangkat kendali penurunan (descent equipment) Soyuz, yang menyebabkan laju penurunan meningkat mendekati kecepatan hipersonik (yang membuat ketiga penumpangnya terdadah ke tekanan sebesar beberapa G yang nyaris fatal) dan pendaratan yang melenceng sejauh 340 KM dari sasaran semula. Betapapun, mereka mendarat dengan selamat pada jam 10:36 UTC, atau sekitar 3 jam 23 menit sesudah undocking. halaman 5


Ham Radio in outer space ..... Pengalaman religius Karena Sheikh Muszaphar seorang Muslim dan penerbangan angkasa luarnya bertepatan dengan bulan Ramadhan, Majlis Fatwa Kebangsaan Kerajaan Malaysia berkepentingan untuk mengeluarkan fatwa yang dikemas dalam buku 18 halaman bertajuk “Guidelines for Performing Islamic Rites at the International Space Station" atau “Garis Panduan (bagi) Pelaksanaan Ibadah di International Space Station ISS (Stesen Angkasa Antarbangsa)” yang diterbitkan dalam bahasa Melayu, Inggris, Russia dan Arab.

Buku ini memberikan panduan tentang tata cara sholat di lingkungan tanpa gravitasi, bagaimana menentukan arah kiblat dari ISS, bagaimana menentukan waktu sholat, sampai bagaimana tatacara melaksanakan ibadah puasa. [orbit ISS memutari Bumi menjadikan siklus satu hari (siang & malam) di ISS = 90 menit waktu Bumi, sehingga “subuh” dan “maghrib” waktu ISS tentunya tidak bisa diacu untuk menentukan jadwal puasa]

Walaupun Anan C. Mohd dari Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Department of Islamic Development) mengingatkan bahwa dengan syarat-syarat tertentu berpuasa bagi pejalan (musafir) hukumnya tidak wajib, Sheikh Muszaphar sendiri berketetapan untuk tetap melakoni ibadah puasa sepenuhnya dengan mengambil waktu Baikonur (tempat peluncuran, yang diacu sebagai tempat mengawali perjalanan) sebagai acuan penentu saat imsak dan berbuka puasanya. Merayakan hari raya Idul Fitri 1429H di ruang angkasa, Sheikh Muszaphar mengawalinya dengan membawakan Takbir segera sesudah mengakhiri ibadah puasanya (lihat rekaman videonya, a.l. di http://www.youtube.com/ watch?v=R5OOiO5yeS4&feature=related) Sebelum berangkat Amus juga sempat membekali diri dengan sate dan kue untuk dibagi-bagikan kepada anggota misi yang lain pada hari Raya Ied yang jatuh pada Sabtu, 13 Oktober 2007 itu . [Catatan: Sheikh Muszaphar BUKAN Muslim pertama yang “meng-angkasa”, tapi sampai sekarang dia adalah satu-satunya Muslim yang sempat merayakan Idul Fitri “di atas” sana]

Pasca Penerbangan ke angkasa luar Dengan wajah dan postur tubuh yang memang “laik jual” itu, sebelum jadi angkasawan pun Dr. Amus sudah dikenal sebagai model paruhwaktu di lingkungan media komersial dan fesyen Malaysia. Ditambah tingkat inteligensia yang di atas rata-rata, semuanya menjadikan faktor keberuntungan yang sangat mendukung baginya dalam melakoni sisi-sisi positip kehidupannya sebagai public figure (dan bagian dari dunia selebriti). Sepulang dari penerbangan angkasa “lepas”nya Seikh sohor sebagai pembicara dalam berbagai seminar dalam berbagai disiplin ilmu, serta motivator handal yang sering diundang kemana-mana di dalam dan luar Malaysia, termasuk di Indonesia (lihat foto berikut). Dia juga menjadi Duta PBB untuk Perdamaian Dunia, penerima California Peace Award dan Award dari Majelis [e-QSP – kalawarti elektronik milis ORARI-news]

MenRistek Kusmayanto Kadiman berbincang dengan angkasawan Malaysia, Sheikh Muszaphar Shukor saat peresmian Museum Astronomi Indonesia (MAI) di Kompleks Observatorium Bosscha Lembang, Bandung, Sabtu 15/12/2007.

Photo courtesy SM CyberNews/Setiady Dwie

Shurah Islam Dunia (World Shurah Islamic Council). Tahun 2012 ini Dr. Sheikh (sebutannya di lingkungan akademik) ditunjuk sebagai Duta MARS One, proyek penerbangan angkasa luar sebuah Yayasan swasta (Stichting) yang didirikan wiraswastawan Belanda Bas Lansdorp, yang merencanakan untuk membangun koloni manusia (Bumi) di planit Mars di tahun 2023. Bersama Dr. Sheikh dalam proyek yang didirikan pada Juni 2012 ini bergabung juga Prof. Dr. Gerard 't Hooft, pemenang hadiah Nobel di bidang fisika. Menanggapi keterlibatannya di Mars One Dr. Sheikh mengatakan “[Being in space] was for me simply unbelievable … I would do anything to go there again. If I’m given a chance to go to Mars, even on a one-way ticket, I would do it in a heartbeat. I believe Man will soon go to the red planet, and even build a colony there." Berita terakhir di media Malaysia adalah niatan untuk mengangkat kisah petualangan Sheikh Muszaphar Shukor di angkasa luar dalam sebuah film yang disutradarai Imran Ismail, sutrada sohor di negeri jiran itu. Film bertajuk 'N01 – 10 Hari: 21 Jam: 14 Minit Di Pintu Ajal' tersebut diharapkan bisa diputar di bioskop pada Maret 2013. Mungkin proses reentry TMA-10 yang kurang mulus dengan resiko yang bisa berakibat fatal pada saat kembali ke Bumi 5 tahun yang lalu itu lah yang mengilhami kata “Di Pintu Ajal” pada judul film tersebut [Ed.].

Kehidupan pribadi Pada 10 Oktober 2010 ( = 101010) dalam sebuah jamuan akbar — yang dihadiri a.l. kosmonot Alexei Leonov, kosmonita Valentina Tereshkova dan astronita Korea Seyeon Yi — Dr Sheikh Muszhamar Shukor resmi menyunting Dr Halina Yusof bte Mohd Yunos (lahir 1981), dokter spesialis anesthesia di RS Selayang, yang sudah dikenalnya sejak tahun 2001 sewaktu mereka berdua bekerja di RS yang sama. Pasangan Dokter spesialis ini telah diberkati seorang putri yang mereka namai Sofia Isabella ■

halaman 6


obrolan AntennaManIa W5GI, the “Mistery“ Antenna Pengantar:

Pada salah satu posting di FB KOMUNITAS ANTENA INDONESIA di awal Oktober ini OM Sulwan Dase YB8EIP menyebut tentang pola pancaran (radiation pattern) dari sebuah 3*1/2λ collinear array - yang teoritis “menjanjikan” Gain sebesar 3-5 dBd. Ini mengingatkan Penyunting akan dua jenis antena yang mengadopsi konsep kolinear 3*1/2λ ini, yaitu antena G5RV dan W5GI. Tentang G5RV sudah banyak ditulis, karenanya di e-QSP edisi ini Penyunting coba untuk mendaur ulang artikel tentang W5GI, yang dengan judul yang sama namun dalam berbagai format yang berbeda pernah mengisi kolom ‘ngobrol-’ngalor-’ngidul ihwal per-antena-an di BeON, kolom tehnik Buletin ORLOK Kebonjeruk, diunggah ulang ke beberapa laman, maupun yang beredar sebagai tulisan lepas ataupun handout yang dibagikan pada beberapa acara sarasehan, paparan maupun peragaan [Ed.]

Seperti juga antena G5RV yang mendapatkan namanya dari callsign Louis Varney — sang penemu — demikian juga rancangan antena multibander yang pantas dibilang “paling anyar” (dibanding rancangan multibander lainnya, karena baru diwedar penemunya John P Basiloto W5GI di majalah CQ edisi July 2003) ini. Sepintas footprint dan tongkrongannya ‘nggak jauh beda dengan G5RV, karena selain sama-sama menjadikan frekuensi di sekitar segmen bawah band 20m (14.150 ~ 14.200 MHz) sebagai design frequency, keduanya juga sama-sama memakai 1/2λ matching stub, Walaupun pada band 20m keduanya sama-sama merupakan 3x half wave collinear antenna, perbedaan utama antara W5GI dengan G5RV adalah Varney mengharapkan pola pancaran (radiation pattern) berbentuk 4 cuping (4-lobes) dengan Gain yang merata di 20m (yang bisa didapatkan dari 2 buah 3x half wave yang saling berbeda fasa), sedangkan Basiloto lebih menginginkan sebuah broadside array dengan pola pancaran berbentuk 6 cuping (6-lobes). Untuk mendapatkan karakter pancaran 6-lobes seperti itu W5GI menggunakan potongan kabel coax sebagai pembalik fasa pada masing-masing sayap (bandingkan dengan pada G5RV dimana satu sayap berbeda fasa dengan yang satunya), atau seperti ditulisnya dengan merujuk artikel James E Taylor W2OZH tentang antena “COCOA (Collinear Coaxial Array)” (majalah 73 Amateur Radio, August 1989) yang mengilhaminya untuk mengembangkan the “Mistery” Antenna ini: In its standard configuration, a collinear antenna uses phase reversing stubs added at the ends of a centerfed dipole. These stubs put the instantaneous RF current in the end elements in phase with that in the center element. You can make these phase reversing stubs from open wire line or coaxial cable. However, according to James E. Taylor W2OZH — when you apply a RF voltage to the center conductor at the open end, the stub causes a voltage phase lag of 180 degrees at the adjacent coax shield. This happens because the RF is delayed by one quarter-cycle as it passes from left to right, inside the coax to the shorted (opposite) end. There’s another quarter-cycle delay as the wave passes back from right to left inside the coax and emerges on the shield at the open end. Add up the

[e-QSP – kalawarti elektronik milis ORARI-news]

delays and you get a total time delay of one-half cycle, or 180 degrees. In essence, the coax section serves two purposes: it provides the necessary delay and provides part of the radiating element.

Secara skematik tongkrongan W5GI bisa digambarkan sebagai berikut:

Satu sayap (= 1/2 L1 pada gambar) terdiri dari 3 segmen, masing-masing segmen A = B dari kawat atau kabel biasa sepanjang 1/4λ pada design frequency di 20m (= +/- 5mtr), sedangkan segmen yang di tengah dibuat dari coax RG-58 yang dipotong SAMA PANJANG dengan segmen A dan B (TANPA memperhitungkan VF/ Velocity Factor) — seperti yang bisa diamati pada gambar : 1/2 L1

Perhatikan bahwa hanya satu ujung outer braid dari coax (ujung ke arah luar) yang dishort/dikonèk dengan segmen B. Bagi yang mau mem-biksen (bikin sendiri), Basiloto menganjurkan untuk membuat sebuah dipole 20m biasa dulu (ukuran satu sayap bisa dihitung dengan rumus L = 71.3/f), yang langsung di-feed dengan coax dan ditala untuk bisa resonan pada design frequency. Sesudah didapatkan ukuran yang tepat (sesuai sikon setempat), fungsikan kedua sayap dipole 20m tersebut sebagai segmen A pada W5GI. Potong kabel lain dengan ukuran persis sama dengan segmen A (sebagai segmen B), kemudian potong coax RG-58 (untuk segmen tengah) dengan ukuran persis sama kedua segmen lainnya (A dan B). Untuk matching stub (L2 pada gambar) Basiloto menggunakan 300 ohm Ribbon Type TV feeder (Radio Shack P/N 15-1175), dengan VF/velocity factor 0.8, tetapi Basiloto juga bilang bahwa any parallel balanced wire bisa dipakai (kalau tidak ketahuan berapa VF-nya — seperti pada open wire biksen — tentunya ukuran yang pas mesti dicari dengan cara trial & error.) Pasangkan L2 di feedpoint, kemudian coba cek apakah penunjukan SWR tidak berubah – atau kalau perlu adjust kembali ukuran L2 sampai ditemukan SWR yang terbaik. Seperti juga Varney G5RV, Besoloto menganjurkan ketinggian feedpoint sekitar 8 mtr (25 ft) sebagai ketinggian minimal pada waktu penalaan pertama.

halaman 7


Penunjukan SWR di 80 ~ 6m Pada prototype-nya, Basiloto yang ‘ngebahan antenanya dari kawat #14 (1.6 mm) mendapatkan pola SWR sbb.: 80m 40m 20m 15m 10m 6m

1 : 1.5 ~ 3.5 (500 KHz) sekitar 1 : 1.9 sekitar 1 : 1.5 1:<3 1 : 1.8 (di 28.35 MHz) 1 : 1.2 ~ 2.3 (2.5 MHz)

Di WARC-band pun (kecuali di 30m, di mana SWR bisa melonjak sampai 1 : > 5) penunjukkan SWR bisa ditekan sampai 1 : < 1.9. Bandingkan dengan pada G5RV, yang selain di 20m (tanpa menggunakan ATU) penunjukan SWR bisa-bisa nggak akan pernah bisa lebih rendah dari 1 : 3 (!!!) The “Mistery “Antenna Tertarik hasil uji-coba W5GI dengan prototypenya, Dean W9ZLS membuat sekitar selusin duplikat dengan menggunakan bahan yang berbeda-beda untuk elemen dan stub-nya. Setelah selang beberapa waktu Dean (dan rekan lain yang ikutan mencoba dengan W5GI versi masingmasing) juga mengkonfirmasikan kinerja yang tidak jauh berbeda dari versi prototype. Rod WA9GQT yang QRP-er menjajalnya di topband (160m) sebagai sebuah top-loaded Marconi, dan melaporkan kemampuan receiving yang cukup baik dan lebih hening (less noisy) ketimbang antena 160m lain yang pernah dipakainya. Lho, kalau hasilnya memang begitu menjanjikan, lantas kenapa W5GI sendiri menyebut rancangannya sebagai sebuah “Mistery”? Ini lantaran dia sendiri tidak bisa menerangkan bagaimana dan dari mana antena ini bisa bekerja sebagai an excellent performer seperti itu — pada hal semula dia sekedar mengharapkan sebuah G5RV yang bisa bekerja sebagai sebuah 6-lobes broadside array . Salah satu akal-akalan yang orisinil darinya adalah tidak seperti biasanya (pada urusan yang berkaitan dengan panjang coax), dalam memotong coax sebagai pembalik fasa tersebut VF-nya TIDAK perlu diperhitungkan. Tiga rekannya yang mencoba menyimulasikan antena ini di komputer mereka dengan berbagai parameter dan sikon yang berbeda (bahan, ketinggian feedpoint, jenis tanah di bawah bentangan antena, dll.) ternyata mendapatkan “bacaan” yang disamping saling berbeda, juga cukup jauh dari hasil uji-coba nyata dan praktek lapangan yang dilakukan Besoloto, yang memperkuat kilahnya bahwa memang ada misteri yang belum bisa terungkapkan dibalik keberhasilannya. Pengamat per-antena-an seperti Claudio Re, I1RFQ dan Jan Gunmar, SMØAQW mencoba mengaitkan temuan W5GI ini dengan rancangan lawas sleeve antennas, yang sudah disebut-sebut di literatur per-antena-an sejak dekade 40an (a.l. buku Antennas, Transmission Lines and Waveguides dari RWP King cs., 1946), yang

[e-QSP – kalawarti elektronik milis ORARI-news]

diagramnya seperti berikut:

Gambar di atas (diambil dari situs AntenneX) sepintas memang menunjukkan kemiripan dengan W5GI, tetapi tidak didapat penjelasan tentang fungsi coaxial cable yang diselipkan diantara dua segmen dan bagaimana detil penyambungannya. Cara penyambungan coax yang agak mirip bisa ditemui pada cara penyambungan coax (sebagai bagian dari radiator) ke pigtail pada rancangan double bazooka, tapi rasanya ini lebih relevant untuk menerangkan sifat broadband dari rancangan antena (manapun) yang menggunakan potongan coax sebagai radiator (atau bagian dari radiator). W5GI di ybØko SWR plot the “Mistery” Antenna menyemangati niatan ybØko untuk mengadopsi kiat W5GI dalam mengembangkan sebuah antena Multiband 80-10m yang bisa memenuhi 4 butir design parameters: 1. Bentangan tidak lebih dari 2 x 10 mtr 2. Cukup broadband sehingga tidak “sangat tergantung” pada penggunaan ATU. 3. Cukup efisien di band 80m di mana bentangan antena ≤ 1/4λ; 4. Dapat dibuat (sendiri) dari dan dengan bahan yang mudah didapat oleh — dan dengan harga yang terjangkau bagi — para pembiksen (homebrewer) 5. Pembuatannya tidak merepotkan mereka dengan kemampuan dan peralatan berhasta karya yang serba “pas-pasan”. ·Beberapa trik yang teringat adalah a.l. : 1. Instalasi dilakukan dengan menekuk (bending) ujung-ujung bentangan antena sehingga didapatkan konfigurasi bent dipole (serupa Inverted U), untuk mendapatkan efek capacitive loading (yang dapat memperpendek ukuran fisik elemen), sehingga bisa didapat bentangan yang tidak lebih dari 20 mtr (parameter # 1) 2. Untuk membuatnya lebih broadband· (parameter # 2) diupayakan untuk menurunkan Q-factor dengan memperbesar diameter masing-masing segmen A dan C. Segmen A yang semula berupa single wire diganti dengan kabel speaker kabel Monster 2x80, sedangkan segmen C diganti dengan 3-wire yang diparalel. 3. Segmen A yang sekarang terdiri dari dua ler kawat tersebut di short di kedua ujung (= diparalel) untuk meng-simulasi-kan sepotong large diameter wire, sedangkan penggunaan multi-wire pada segmen C diadaptasi dari rancangan Double Bazooka yang terkenal broadband itu. 4. Pelebaran bandwidth akibat turunnya Q-factor ini diharapkan dapat menggeser titik resonan tiap segmen, sehingga terjadi log periodic effect yang berperan pula pada upaya broadbanding keseluruhan konfigurasi antena. halaman 8


Lewat beberapa tahap uthak-athik maka jadilah tongkrongan “baru” seperti bisa diamati pada gambar berikut, yang di samping kinerjanya nyaris tak berbeda dengan W5GI asli, sedikit banyak juga bisa memenuhi kelima design parameters yang disebut di depan.

Pengerjaannya ybØko mengambil jalan pintas dengan memathok ukuran 5 mtr bagi masing-masing segmen, tapi buat “the perfectionist” pengerjaan bisa diawali dengan membuat dulu sebuah dipole untuk band 20m dari kabel/kawat biasa (seperti dianjurkan Basiloto di depan) untuk mendapatkan ukuran bagi segmen tengah (yang dari coax). Berikutnya adalah ‘ngebahan untuk Segmen A dan C, yang dari apapun bahan untuk membuatnya (seperti yang ybØko contohkan dengan memakai kabel speaker dan kabel 3-wire untuk masing-masing segmen), usahakan untuk mendapatkan titik resonan di bawah — tarohlah di frekuensi 14.000 MHz untuk segmen A — dan di atas — misalnya di 14.350 MHz untuk segmen C — untuk mendapatkan cakupan 350 KHz sepanjang band 20m itu. Sebagai matching stub ybØko juga memakai 8.5 meter Radio Shack type 15-1175 (300 ohm low-loss foam dielectric TV-Twinlead), walaupun seperti disebutkan di depan matching stub ini bisa dibikin dari parallel open wire jenis apapun —- termasuk tentunya yang swayasa/ biksen — cuma aja mesti tlatèn untuk mencari ukuran panjang yang pas kalau tidak diketahui berapa nilai VFnya. Maka jadilah tongkrongan seperti di atas, yang begitu dicoba (pada ketinggian feedpoint dan kedua ujung sekitar 10 meter), ternyata menunjukkan kinerja yang nyaris memenuhi ekspektasi: di sepanjang band 80 m yang 400 kHz tersebut SWR tidak bergerak melewati 1:1.8, sedangkan di 40 m SWR bener- bener flat 1:1 dari 7.000 — 7.100 MHz. Agak mencengangkan adalah SWR 1:1.4 di sepanjang band 20m yang 350 KHz itu, karena dengan design frequency yang justru di band ini semula diharapkan SWR di sini bisa 1:1.2. Di 15 m dan voice segment 10 m (28.500 MHz ke atas) didapatkan SWR 1:<1.4. Sebenarnya concern ybØko lebih pada kinerja di lowband (80/40m), karena bagi mereka yang memang lebih rutin main di hi-band tentunya akan lebih praktis untuk bikin individual Gain Antenna di masing-masing band dengan ukuran (dan cara pengerjaan) yang relatip lebih terjangkau untuk dikerjain atau di-biksen sendiri. [e-QSP – kalawarti elektronik milis ORARI-news]

Menyimpang ‘dikit dari parameter 2, betapapun — terutama buat mereka yang senang hopping from-oneband-edge-to-the other-band-edge (misalnya dari segmen CW ke segmen Phone) — yang perlu dipertimbangkan adalah penggunaan ATU/Antenna Tuning Unit, semata untuk memastikan maximum transfer enerji RF dari output rig (yang unbalanced dengan low impedance) ke matching stub (yang balanced), dan untuk men”jinak”kan reaktans — yang berbeda-beda dari band satu ke band lain — yang muncul di pangkal matching stub, karena pada band-band selain 20m dengan ukuran panjang elemen yang “nyleneh” itu besar kemungkinan titik resonan (dengan SWR yg “full” 1:1) akan jatuh agak jauh dari frekuensi kerja yang dikehendaki di band manapun. DX-ing ??? Kalau sekedar untuk liputan (coverage) dari Sabang sampai Merauke — dari NAD sampai Papua — saja, dengan konfigurasi perlatan dan instalasi yang bisa diupayakan rata-rata amatir anak negri (misalnya ketinggian feedpoint sekitar 10 meteran, Power output sekitar 50-80 watt-an, plus kondisi propagasi yang bersahabat), rasanya W5GI ini masih bisa diandalkan untuk dijajal di semua band (80-10m). Untuk ‘nge-DX, paling tidak ada 2 (+ 1) faktor yang harus dicermati dari sebuah antena (jenis atau model apapun): take off angle, directivity (+ gain) pada masing-masing band. Untuk antena dengan polarisasi horizontal seperti W5GI ini berlaku aksioma per-antena-an HF yang menyebutkan: the higher is the better - makin tinggi makin baik, tapi harus diingat pula aksioma lain: KECUALI bisa memposisikan feed point (minimal) pada ketinggian free space di masing-masing band, JANGAN HARAP bakal bisa mendapatkan take off angle (sudut pancar) yang rendah (low take off angle) dan directivity (pengarahan) yang tegak lurus (perpendicular) terhadap arah bentangan antena — terutama di hi-bands — karena tambah rendah posisi feed point tambah tinggi sudut pancarnya serta makin cenderung omni directional pula arah pancarannya, apalagi dari awal W5GI mengharapkan pancaran broadside dengan 6-lobes seperti disebut di awal tulisan. Seperti disebut juga didepan, perolehan Gain 3~5 dBd bisa diharapkan di band 20m ke atas. Akhir-ul-kalam .. it’s still room to explore, bro’ ~ to have one of your own, customized for your own SIKON (budget, available space, favorite bands ...), atau menuruti “bahasa iklan” dari John Basiloto W5GI (SK) sendiri:  It’s a SIMPLE design  It’s EASY to construct  It works WELLl (!) So ..., knowing all these, kenapa tidak di-coba untuk men-coba-nya? ■■■

halaman 9


DX-ers’ corner ..... Jumlah peserta YB-landers pada CQWW DX Contest 2012 - SSB, Sabtu 00:00 UTC s/d Minggu 23:59 UTC tanggal 27 –28 Oktober 2012 yang lalu sepertinya merupakan rekor tersendiri dalam sejarah keikutsertaan amatir radio Indonesia pada era 2000an ini. Di samping kolsenkolsen “langganan”, tercatat juga kolsen-kolsen yang baru “setor muka” pada kontes akbar kali ini. Laman http://www.cqww.com/index.htm mencatat tidak kurang dari 61 stasiun peserta, baik sebagai setasiun klub (7 clubs: YEØX, YB1C, YE2R, YE2W, YE3J, YB5ZY, YB8C) maupun atas nama perorangan, yang demografi per call area-nya bisa diamati sbb.: Call Area Ø: YBØBCU, YBØCOU, YBØCOX, YBØDJ, YBØJZS, YBØMZI/4, YBØNDT, YBØNFL, YCØIEM, YCØOST, YCØOXA, YCØQR (12); Call Area 1: YB1AQD, YB1AR, YB1BGI, YB1JYL, YB1KI, YB1LZ, YB1RW, YB1UUN, YC1BFZ, YC1BRS, YC1BTJ, YC1BYM, YC1EGP, YC1ELI, YC1HLT, YC1LA, YD1BSL, YD1ELL, YF1FTK (19); Call Area 2:YB2ECG, YB2WVK, YC2FAJ, YC2YTH/ QRP (wow !!!), YD2TDA (5); Call Area 3: YB3GXS, YB3IZK, YB3OX, YE3AA (4); Call Area 4: YF4IJ (1); Call Area 5: (none), Call Area 6: YB6DE, YC6EI, YC6JRT (3); Call Area 7: YB7BIM, YB7SKM (2); Call Area 8: (none); Call Area 9: YB9WAN, YB9WZJ, YB9YFT, YC9WFP, YC9YBL, YG9RGA, YG9RHT (7) + YB3MM yang ikut serta sebagai YB/ON8VC/MM

Seperti di”ramalkan” sejak awal, Battle of Two Giants terjadi di kategori paling bergengsi: Multi-Op-Multi-Transmitter dengan total scores sbb. : Multi-Op Multi-transmitter ZM4T 11,950,861 KH6MB 10,931,620 YE2R 9,392,080 YEØX 8,658,968 VK1CC 5,057,761 DX1M 4,467,190 WH2DX 3,743,000 VK3HF 548,055

Walau ada beda tipis antara perhitungan Total score di laman cqww.com dengan yang terrekam pada sreen shots berikut (TNX, OM Jo YCØLOW), betapapun kedua “deretan angka” tersebut cukup “berbicara” (are self explanatory, kata orang sebrang ;-) ...

OBITUARI

Ben S Samsu YBØEBS ( SK ) Pada hari Jum'at 5 Oktober 2012 OM Ben S Samsu YBØEBS telah dipanggil kembali ke haribaan Sang Khaliknya. Beliau disemayamkan di QTH Jl Flamboyant no 17 Rempoa, Ciputat — sebelum selepas sholat Jum'at diberangkatkan ke peristirahtan terakhir di TPU Giri Tama, Tonjong, Bogor. Selain dikenal sebagai salah seorang pionir Packet Radio di Indonesia, beliau juga sempat duduk pada berbagai posisi kunci dalam jajaran Pengurus ORARI PUSAT, a.l. sebagai Ketua I pada kengurusan ORPUS Masa Bakti 1986 -1991. Pada posisi ini beliau bekerja saling mengisi dengan Ketua umum Barata YBØAY, yang salah satu programnya adalah membentuk Tim Safari untuk melakukan pembinaan pada tingkat Manggala ke ORDA (dan ORLOK) di daerah-daerah. Materinya a.l. regulasi radio amatir, prosedur operasi, pengetahuan tentang DX-ing dan pengetahuan dasar teknik radio. Tim ini beranggotakan empat orang: Barata YBØAY sendiri, Ben S Samsu YBØEBS, Erlangga Suryadarma YBØBZZ dan Faisal Anwar YBØPR. KONFERENSI IARU REGIONAL III KE VIII Pada 8 – 12 Oktober 1991 di Bandung berlangsung the 8th IARU Region III Conference. Konferensi diselenggarakan di hotel Savoy Homann dan dibuka oleh Ir Azwar Anas selaku MenParpostel (a.i.), dengan delegasi Indonesia yang terdiri dari Ben S Samsu YBØEBS, Soegito YFØAL, Sriwijaya Mertonegoro YBØBNB, dan Sunarto YBØUSJ, sedangkan Barata YBØAY bertindak sebagai Honorary Chairman. WARC 1992 Tahun 1992 ORARI untuk pertama kali diikut sertakan sebagai anggota delegasi Indonesia pada WARC (World Administrative Radio Conference) di Malaga, Terremorenos, Spanyol pada 3 Februari s/d 3 Maret 1992. Ben S Samsu YBØEBS dikirim untuk mewakili ORARI, yang karena kesulitan dalam bidang pendanaan dengan dibekali Surat Tugas dari Sekretariat Negara (Sekneg) bertindak juga sebagai utusan pemerintah Republik Indonesia. Keikut sertaan ORARI dalam WARC 1992 tersebut mendapat sambutan yang cukup besar dari IARU dan organisasi amatir radio dunia lainnya, terbukti dengan kesediaan IARU Pusat (yang mengetahui adanya masalah pendanaan) untuk memberikan dukungan dana bagi kebutuhan wakil ORARI/pemerintah RI selama di Spanyol.

Dengan perolehan score seperti di atas, Tim the Dragon-ers YE2R berhasil mendongkrak score mereka pada CQWW 2011: 4,801 QSO/Total Score 7,621,077 untuk dengan meyakinkan tetap BISA mempertahankan ranking YB #1/OC #3 (!) Congratz, guys … you made it !!! (seperti juga yang dilakukan “naga” satunya dari Jawa Tengah: Chris the DRAGON John di Marina Bay, S’pore) [Ed.] [e-QSP – kalawarti elektronik milis ORARI-news]

Sebagai hasil MUNAS-VI, 7 – 10 Juli 1996 di Hotel GARUDA, Yogyakarta Ben S Samsu YBØEBS terpilih sebagai Sekretaris DPP pada kepengurusan ORARI PUSAT Masa Bakti 1996-2001. Menjalani masa pensiun, secara bertahap beliau meninggalkan pola kehidupan duniawi untuk lebih khusuk berkhalwat ke hadapan Allah SWT, yang a.l. beliau lakukan dengan menghibahkan SELURUH perlengkapan radio amatirnya ke ORARI Pusat (waktu itu masih di Karang Tengah, Lebak Bulus). Selamat jalan, OM Ben …. Beristirahatlah dengan tenang di haribaan Khalikmu ■ halaman 10


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.