satu gubuk dengan suasana tegang karena pertengkaran Julini dan Roima .
ADEGAN 11 Di lokalisasi pelacuran, suatu malam. Kumis dan Bleki mendatangi
ADEGAN 6
Tarsih dan Kasijah. Dengan biasanya, Kumis selalu mengejar-ngejar
Malam di lokalisasi, para pelacur sedang belajar oleh seorang guru
Tarsih yang menjadi kembang pelacur di lokalisasi tersebut.
bahasa inggris. Terdengar TARSIH sedang bertengkar dengan
Terjadilah perbincangan antara Tarsih dan Kumis. Karena selama ini
KUMIS, pertengkaran dari balik tanggul berjalan terus, TARSIH
Kumis hanya berjanji untuk membayar lebih atas “pelayanan” yang
merasa selama ini telah dibohongi oleh Kumis karena Kumis tidak
diberikan Tarsih, ia menolak untuk “melayani” Kumis. Tiba-tiba
membayar saat “memakai” Tarsih. Terdengar barang pecah, Kumis
datang Pak Camat dan Sekretarisnya yang menyaruh dengan
naik tanggul, berjalan tergopoh-gopoh hanya menggunakan kolor,
menggunakan kerudung. Karena Kumis tidak mengenalinya, ia
dan ia lari masuk ke gang. Di sisi lain Julini sedang bermain-main
mengusir dua sosok berkerudung itu. Lalu Pak Camat mengangkat
dengan boneka, ia bernyanyi dan menarikan tari perpisahan dengan
sedikit kerudungnya, dan betapa kagetnya Kumis setelah
boneka itu. Tarsih dan Kasijah merasa putus asa dengan semua yang
mengetahui bahwa orang tersebut ternyata Pak Camat. Akhirnya
terjadi pada mereka, semua tidak akan berubah kecuali datang
Kumis pergi bersama Bleki sambil memarahi Bleki karena Bleki tidak
mukjizat! Itu kata mereka.
mengenali sosok yang berkerudung.
ADEGAN 7
ADEGAN 12
Malam, di tempat pelacuran, di Gubuk Jumini dan Turkana
Suatu malam, di atas jembatan yang menjadi lokalisasi pelacuran,
bertengkar. Sementara Sawil dan Bilun maaih menghitunghitung
Kumis selalu menggerutu terhadap Bleki, tetapi Bleki belum
keuntungan yang akan didapatnya kala berjualan makanan kelak.
mengetahui sosok ahli yang mendatangi Tarsih dan membuat Kumis
Turkana mengajak Tarsih untuk pulang ke kampong untuk merubah
takut setengah mati. Dengan kekesalannya itu, Kumis mengatakan
nasib mereka. Tarsih seperti biasa kembali “berpacaran” dengan
bahwa sosok berjilbab yang mendatangi Tarsih tadi adalah Pak
bulan.
Camat. Bleki langsung kaget dan merka langsung pergi.
ADEGAN 8
ADEGAN 13
Malam, di sudut lain dari gubuk Jumini, Julini sedang mengurut Tibal
Di atas pepohonan, suatu malam yang diterangi cahaya langit,
dan Tuminah berada di samping Tibal. Setelah beberapa menit Julini
terdapat sosok Abung sedang nongkrong di atas pohon sambil
mengurut, Tibal menyuruh Tuminah untuk tidut, ia nurut perkataan
berbicara sendiri dengan langit. Sebenarnya dialog yang diucapkan
kakaknya itu. Julini dengan rayuannya mengajak Tibal ke suatu
tokoh Abung merupakan suatu sindiran kepada pejabat-pejabat
tempat untuk bercinta. Mereka pergi diam-diam, Tuminah
pemerintah yang hanya mementingkan pembangunan di kota
mengintip, ia terkejut melihat Roima muncul yang menanyakan
Jakarta tanpa memperhatikan rakyat kecil.
Julini kepadanya. Tuminah hanya menunjukkan arah Julini dan Tibal pergi tanpa berkata apa-apa.
ADEGAN 14 Malam di Kantor Camat Kumis dan Bleki sedang menghadap Camat.
ADEGAN 9
Camat memerintahkan 1 Maret daerah prostitusi akan diperiksa
Malam, di atas Tanggul sungai tempat pelacuran Camat, Sekcam,
oleh Gubernur yang dikawal oleh Bupati. Kumis diperintahkan untuk
Kumis, dan Bleki sedang meninjau daerah itu, seperti hari-hari biasa
membersihkan angunan-bangunan liar dan tempat pelacuran itu.
para pelacur tampak mejeng. Camat ingin bertanya kepada salah satu pelacur yang berada di sana. Kumis memanggil Tarsih. Setelah
ADEGAN 15
Camat mewawancarai Tarsih sebentar, ia dan para pengawalnya
Malam di Rumah Roima Julini dan Roima baru berbicara embali
pergi. Muncul orang-1 (Sekcam) berkerudung menghampiri Kasijah
setelah seminggu mereka “perang dingin”. Roima bertanya apa yang
menayakan apa Tarsih sedang “kosong”. Muncul orang-2 (Camat)
diinignkan Julini, semula Julini sangat meragukan apa permintaan ia
mem-booking Tarsih. Kasijah mengetahui ketika orang-1 itu adalah
akan dikabulkan Roima, ternya permintaannya untuk dinikahi oleh
Sekcam, dan Kasijah berpikir bahwa yang berada di dalam bersama
Roima disetujui oleh Roima. Julini senang, ia mengekspresikan
Tarsih berarti Camat.
kegembiraannya sampai membangunkan selur penghuni di kolong jembatan, tempat pelacuran itu.
ADEGAN 10 Suatu malam, di sudut dekat bantaran sungai yang hanya diterangi
Saat itu pula orang-orang bersiap membantu terselenggaranya
cahaya bulan dan bintang, Julini dan Tibal saling bercinta dan
pesta pernikaha Julini dan Roima. Julini didandani ala pengatin
berkasih-kasihan. Julini selalu mengucapkan kata-kata romantis
wanita adapt Betawi, begitu pula dengan Roima sebagai pengantin
kepada Tibal. Ketika Julini sedang mengucapkan kata-kata
pria yang didandani ala Betawi. Tarsih maju ke atas pentas untuk
romantisnya, datanglah Roima dengan raut wajah kesal dan
bernyanyi dalam pesta pernikahan sahabatnya itu. Tiba-tiba muncul
langsung menyuruh Julini untuk pulang, tetapi Julini tidak mau
Kumis dan Bleki yang langsung memberhentikan jalannya acara
pulang, karena takut dimarahi dan dipukul oleh Roima. Karena tidak
pesta. Kumis meminta pesta tersebut dibubarkan karena tidak
mau pulang, Roima membujuk Julini agar mau pulang. Julini mau
mungkin laki-laki menikah dengan laki-laki. Seseorang berusaha
pulang, dengan memberikan persyaratan, asal Roima tidak
menyogok Kumis namun tidak berhasil. Semua orang dan pesta itu
memukul Tibal dan mau menikahi Julini dan meresmikan hubungan
akhirnya dibubarkan Kumis dan Bleki.
mereka berdua. Setelah Roima membujuk Julini agar pulang, terjadi adu mulut antara Roima dan Tibal. Karena adu mulut tersebut, akhirnya Julini mau pulang bersama Roima. e-book by Bengkel Sastra team for www.bengkelsastra.net
e. Amanat