Analisis naska bom waktu

Page 10

satu gubuk dengan suasana tegang karena pertengkaran Julini dan Roima .

ADEGAN 11 Di lokalisasi pelacuran, suatu malam. Kumis dan Bleki mendatangi

ADEGAN 6

Tarsih dan Kasijah. Dengan biasanya, Kumis selalu mengejar-ngejar

Malam di lokalisasi, para pelacur sedang belajar oleh seorang guru

Tarsih yang menjadi kembang pelacur di lokalisasi tersebut.

bahasa inggris. Terdengar TARSIH sedang bertengkar dengan

Terjadilah perbincangan antara Tarsih dan Kumis. Karena selama ini

KUMIS, pertengkaran dari balik tanggul berjalan terus, TARSIH

Kumis hanya berjanji untuk membayar lebih atas “pelayanan” yang

merasa selama ini telah dibohongi oleh Kumis karena Kumis tidak

diberikan Tarsih, ia menolak untuk “melayani” Kumis. Tiba-tiba

membayar saat “memakai” Tarsih. Terdengar barang pecah, Kumis

datang Pak Camat dan Sekretarisnya yang menyaruh dengan

naik tanggul, berjalan tergopoh-gopoh hanya menggunakan kolor,

menggunakan kerudung. Karena Kumis tidak mengenalinya, ia

dan ia lari masuk ke gang. Di sisi lain Julini sedang bermain-main

mengusir dua sosok berkerudung itu. Lalu Pak Camat mengangkat

dengan boneka, ia bernyanyi dan menarikan tari perpisahan dengan

sedikit kerudungnya, dan betapa kagetnya Kumis setelah

boneka itu. Tarsih dan Kasijah merasa putus asa dengan semua yang

mengetahui bahwa orang tersebut ternyata Pak Camat. Akhirnya

terjadi pada mereka, semua tidak akan berubah kecuali datang

Kumis pergi bersama Bleki sambil memarahi Bleki karena Bleki tidak

mukjizat! Itu kata mereka.

mengenali sosok yang berkerudung.

ADEGAN 7

ADEGAN 12

Malam, di tempat pelacuran, di Gubuk Jumini dan Turkana

Suatu malam, di atas jembatan yang menjadi lokalisasi pelacuran,

bertengkar. Sementara Sawil dan Bilun maaih menghitunghitung

Kumis selalu menggerutu terhadap Bleki, tetapi Bleki belum

keuntungan yang akan didapatnya kala berjualan makanan kelak.

mengetahui sosok ahli yang mendatangi Tarsih dan membuat Kumis

Turkana mengajak Tarsih untuk pulang ke kampong untuk merubah

takut setengah mati. Dengan kekesalannya itu, Kumis mengatakan

nasib mereka. Tarsih seperti biasa kembali “berpacaran” dengan

bahwa sosok berjilbab yang mendatangi Tarsih tadi adalah Pak

bulan.

Camat. Bleki langsung kaget dan merka langsung pergi.

ADEGAN 8

ADEGAN 13

Malam, di sudut lain dari gubuk Jumini, Julini sedang mengurut Tibal

Di atas pepohonan, suatu malam yang diterangi cahaya langit,

dan Tuminah berada di samping Tibal. Setelah beberapa menit Julini

terdapat sosok Abung sedang nongkrong di atas pohon sambil

mengurut, Tibal menyuruh Tuminah untuk tidut, ia nurut perkataan

berbicara sendiri dengan langit. Sebenarnya dialog yang diucapkan

kakaknya itu. Julini dengan rayuannya mengajak Tibal ke suatu

tokoh Abung merupakan suatu sindiran kepada pejabat-pejabat

tempat untuk bercinta. Mereka pergi diam-diam, Tuminah

pemerintah yang hanya mementingkan pembangunan di kota

mengintip, ia terkejut melihat Roima muncul yang menanyakan

Jakarta tanpa memperhatikan rakyat kecil.

Julini kepadanya. Tuminah hanya menunjukkan arah Julini dan Tibal pergi tanpa berkata apa-apa.

ADEGAN 14 Malam di Kantor Camat Kumis dan Bleki sedang menghadap Camat.

ADEGAN 9

Camat memerintahkan 1 Maret daerah prostitusi akan diperiksa

Malam, di atas Tanggul sungai tempat pelacuran Camat, Sekcam,

oleh Gubernur yang dikawal oleh Bupati. Kumis diperintahkan untuk

Kumis, dan Bleki sedang meninjau daerah itu, seperti hari-hari biasa

membersihkan angunan-bangunan liar dan tempat pelacuran itu.

para pelacur tampak mejeng. Camat ingin bertanya kepada salah satu pelacur yang berada di sana. Kumis memanggil Tarsih. Setelah

ADEGAN 15

Camat mewawancarai Tarsih sebentar, ia dan para pengawalnya

Malam di Rumah Roima Julini dan Roima baru berbicara embali

pergi. Muncul orang-1 (Sekcam) berkerudung menghampiri Kasijah

setelah seminggu mereka “perang dingin”. Roima bertanya apa yang

menayakan apa Tarsih sedang “kosong”. Muncul orang-2 (Camat)

diinignkan Julini, semula Julini sangat meragukan apa permintaan ia

mem-booking Tarsih. Kasijah mengetahui ketika orang-1 itu adalah

akan dikabulkan Roima, ternya permintaannya untuk dinikahi oleh

Sekcam, dan Kasijah berpikir bahwa yang berada di dalam bersama

Roima disetujui oleh Roima. Julini senang, ia mengekspresikan

Tarsih berarti Camat.

kegembiraannya sampai membangunkan selur penghuni di kolong jembatan, tempat pelacuran itu.

ADEGAN 10 Suatu malam, di sudut dekat bantaran sungai yang hanya diterangi

Saat itu pula orang-orang bersiap membantu terselenggaranya

cahaya bulan dan bintang, Julini dan Tibal saling bercinta dan

pesta pernikaha Julini dan Roima. Julini didandani ala pengatin

berkasih-kasihan. Julini selalu mengucapkan kata-kata romantis

wanita adapt Betawi, begitu pula dengan Roima sebagai pengantin

kepada Tibal. Ketika Julini sedang mengucapkan kata-kata

pria yang didandani ala Betawi. Tarsih maju ke atas pentas untuk

romantisnya, datanglah Roima dengan raut wajah kesal dan

bernyanyi dalam pesta pernikahan sahabatnya itu. Tiba-tiba muncul

langsung menyuruh Julini untuk pulang, tetapi Julini tidak mau

Kumis dan Bleki yang langsung memberhentikan jalannya acara

pulang, karena takut dimarahi dan dipukul oleh Roima. Karena tidak

pesta. Kumis meminta pesta tersebut dibubarkan karena tidak

mau pulang, Roima membujuk Julini agar mau pulang. Julini mau

mungkin laki-laki menikah dengan laki-laki. Seseorang berusaha

pulang, dengan memberikan persyaratan, asal Roima tidak

menyogok Kumis namun tidak berhasil. Semua orang dan pesta itu

memukul Tibal dan mau menikahi Julini dan meresmikan hubungan

akhirnya dibubarkan Kumis dan Bleki.

mereka berdua. Setelah Roima membujuk Julini agar pulang, terjadi adu mulut antara Roima dan Tibal. Karena adu mulut tersebut, akhirnya Julini mau pulang bersama Roima. e-book by Bengkel Sastra team for www.bengkelsastra.net

e. Amanat


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.