www.lampost.co
@lampostonline, @buraslampost
T E R U J I T E PERC AYA
selasa, 20 MEI 2014 facebook.com/lampungpost
24 Hal.
No. 13146
i TAHUN XXXIX
Terbit Sejak 1974
Rp.3000
n MI/ANGGA YUNIAR dan ANTARA/YUDHI MAHATMA
DUA PASANGAN CALON. Joko Widodo-Jusuf Kalla tiba dengan mengendarai sepeda ontel saat mendaftar sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di gedung KPU, Jakarta, Senin (19/5) (kiri). Di tempat terpisah, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mendeklarasikan sebagai pasangan capres-cawapres di Rumah Polonia, Cipinang, Jakarta Timur. (kanan)
Pemilih Lampung Terbelah Seperti pesta demokrasi yang lalu, warga dalam menentukan pilihannya terpaku dengan dua kriteria antara figur calon dan partai politik pengusung. Eka Setiawan
P
EMILIH Lampung bakal terbelah saat menentu kan pilihannya dalam pemilu presiden pada Juli men datang. Pilihan itu masih diten tukan oleh figur yang selama ini terus dipublikasikan tim pe menangan. Tinggal bagaimana partai politik menggerakkan mesinnya untuk memenangkan kandidat yang diusungnya. Misalnya, Jarkasih (34), warga Way Kandis, Bandar Lampung, yang mengaku saat pemilu legislatif memilih caleg
asal PDI Perjuangan dan Nas Dem. Namun, dalam pemilu presiden nanti dia mengaku tidak akan memilih calon yang diusung kedua partai itu. “Figur Prabowo yang tegas saya anggap tepat menjadi pemimpin negeri,” kata pegawai swasta itu, kemarin (19/5). Hal berbeda dikatakan Yani (35), warga Hajimena, Natar, Lampung Selatan, yang menga ku bakal memilih Jokowi-JK dalam pemilu presiden men datang. Alasannya bukan ka rena partai politik pengusung, melainkan lebih kepada figur
calon wakil presiden, Jusuf Kalla. “Saya melihat JK ingin memajukan Indonesia, di samping kepiawaiannya dalam berhubungan dengan warga kelas bawah,” kata dia. Kondisi pilihan warga itu memang sudah diprediksi pengamat politik UI, Andrinof Achir Chaniago. Menurutnya, masyarakat Indonesia banyak memilih figur dan pengalaman dibandingkan ego terhadap partai. Dilihat dari elektabili tasnya, Jokowi lebih besar dari Prabowo dan JK lebih besar dari Hatta Rajasa. “Namun, kekuatan elektabili tas Jokowi-JK itu dapat dihadang dengan kekuatan mesin par tai. Sebab, poros pendukung Prabowo-Hatta lebih kuat mesin partainya,” ujarnya. Andrinof menambahkan jika
budaya pilih masyarakat masih tetap bergantung pada figur dan sosok pasangan capres dan cawapres, Joko Widodo dan Jusuf Kalla akan keluar sebagai pemenang pada pemilihan presiden. “Banyak terjadi bah wa figur lebih unggul dibanding kekuatan partai,” kata dia. Kemarin, pasangan Jokowi-JK yang diusung PDIP, NasDem, PKB, dan Hanura mendaftarkan diri secara resmi ke KPU sebagai calon presiden dan calon wakil presiden. Sementara Prabowo Subianto baru mendeklarasi kan cawapresnya dan akan mendaftar pada hari terakhir pendaftaran, Selasa (20/5).
Gerilya Sementara itu, partai pengu sung Jokowi-JK di Lampung mulai bergerilya membangun
gerakan memenangkan calon dengan elektabilitas dan popu laritas tertinggi itu. “Hari ini (kemarin) saya di Jakarta, baru selesai mengantar pasangan Jokowi-JK ke KPU, besok kami mulai rapat di DPP. Setelah rapat nanti kami pulang untuk kemudian berkoordi nasi dengan partai pendukung, seperti Hanura, PKB, dan Nas Dem,” kata Sekretaris DPD PDIP Lampung Dedi Afrizal, saat dihubungi, kemarin. (MI/U1)
ekasetiawan@lampungpost.
Arumi Bachsin Belum Merasa Jadi Ibu Hlm.
16
Johan Untung Obati Rindu Para Fan PENYANYI lawas Johan Untung mengobati kerinduan para penggemarnya di Lampung mela lui konser Golden Memories yang dihelat di KTV & Club Golden Dragon, Bandar Lampung, Senin (19/5) malam. Alunan lagu per dana yang dilantunkan penyanyi dengan nama asli Johan Nahlohy menghanyutkan penonton. Sekitar 200 pasang mata yang hadir antusias menyak sikan penampilan penyanyi yang berjaya di era 1980-an itu. Johan Untung mendendangkan sebanyak 20 lagu. Berpenampilan sederhana mengenakan stelan jas warna hitam dan kemeja putih, pe nyanyi berkumis itu memesona
di usianya yang tak lagi muda. Melalui lagu-lagu populer di masanya, seperti Staying Alive dan Words dari Bee Gees, Dont Sleep Away (Daniel Sahuleka), dan Imagine (Jhon Lenon), Jo han Untung mampu menyatu kan hati para penontonnya. Kepiawaian Johan menyanyi seperti penyanyi aslinya disambut riuh rendah tepuk tangan pen gunjung di setiap akhir lagu yang ditembangkannya. Penampilan Johan juga memberikan suasana hangat. Apalagi, penonton diper silakan memilih lagu yang ingin didengarnya. Kapolda Lampung Brigjen Heru Winarko hadir di antara ratusan penonton semalam. Dia
mengaku sangat menyukai lagulagu Johan Untung. “Malam ini saya ingin mengulang memori melalui lagu-lagu yang dibawa kan Johan Untung,” katanya yang hadir seorang diri. Senada disampaikan salah satu pengunjung, Ridwan Priat na, yang mengatakan konser Jo han Untung merupakan momen yang tepat bagi dia dan istrinya untuk bernostalgia mengenang masa lalu di usia 20 tahunan. Operational Manager Golden Dragon Indra Faisal mengata kan Johan Untung dihadirkan atas permintaan pengunjung Golden Dragon yang merindu kan kehadiran penyanyi serba bisa tersebut. (*8/R6)
n DOKUMENTASI GOLDEN DRAGON
OBATI RINDU. Penampilan penyanyi era ‘80-an, Johan Untung, bersama Kapolda Lampung Brigjen Heru Winarko (kanan) di KTV & Club Golden Dragon, Bandar Lampung, Senin (19/5) malam. Johan Untung mengobati kerinduan para penggemarnya di Lampung.
Polres Buka Jalur Betan Subing POLRES Lampung Tengah dengan tegas melarang kend araan, baik pribadi maupun angkutan umum, melintasi Kampung Terbanggibesar se hingga para pengendara tidak menjadi korban pungutan liar (pungli) yang marak di jalur tersebut, setelah amblesnya Jembatan Terbanggibesar. “Jalan alternatif melalui Terminal Betan Subing sudah bagus dan diaspal. Semua ken daraan, baik dari arah Bandar Lampung maupun dari arah Tulangbawang dan Kotabumi, harus melalui Betan Subing,” kata Kasat Lantas Polres Lam pung Tengah AKP Juli Sundara, kemarin.
Polisi sudah menyiagakan empat pos di jalur alternatif Betan Subing sehingga semua kendaraan bisa diarahkan mela lui jalur alternatif tersebut. Se mentara jalur melalui Kampung Terbanggibesar hanya dilalui sepeda motor dan angkutan kota. “Memang jalur ini lebih dekat, tetapi banyak yang melakukan pungli di jalur itu,” ujarnya. Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tidak memperbaiki seluruh jalan rusak di jalur alternatif Betan Subing, Lampung Tengah. Perbaikan dilakukan pada satu jalur dengan kualitas hotmix dan ditargetkan selesai akhir Mei 2014. Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) Wilayah I Lampung Kementerian PU Putra Daru mengatakan perbaikan yang dilakukan di jalur alternatif tersebut menggunakan dana tanggap darurat. Menurutnya, perbaikan yang ditangani Ke menterian PU hanya satu jalur. Sementara satu jalur lainnya diperbaiki sampai agregat B atau tidak diaspal. “Tidak kami tangani seluruh nya (dua jalur) karena itu kan jalan kabupaten. Namun, kar ena itu jalan alternatif setelah amblesnya Jembatan Terbang ggibesar, jadi kami perbaiki satu jalur supaya tidak putus,” kata Daru, melalui telepon, Senin (19/5). (DRA/YAR/D1)
TAJUK
Perang Simbol PEMILU presiden (pilpres) yang digelar pada 9 Juli masih 50 hari lagi. Namun, genderang perang ditabuh sejak kemarin saat dua pa sangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di deklarasikan. Perang simbol sangat terasa. Dua pasangan yang mendeklarasi kan diri, yakni pasangan Joko Wido do-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) di Gedung Joang 45, Jakarta, dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Ru mah Polonia, Jalan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur. Pasangan Jokowi-JK diusung empat partai, yakni PDIP, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Ha nura. Koalisi ramping ini memperoleh dukungan 39,97% suara atau 207 kursi DPR. Adapun pasangan Prabowo-Hatta didukung lima partai yang lolos ke DPR, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, Par tai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Keadilan Sejahtera. Koalisi tambun ini juga didukung Partai Bulan Bintang yang tidak lolos ke DPR. Pasangan ini memperoleh dukungan 48,93% suara atau 292 kursi DPR. Sepanjang hari kemarin rakyat disuguhkan perang sim bol. Adanya simbol dalam politik berguna sebagai pembeda antara satu kandidat dan kandidat lainnya. Simbol itu pula berguna untuk menarik simpati pemilih. Sebuah simbol memiliki kekuatan yang luar biasa, mampu me nyampaikan berbagai makna. Gedung Joang 45 sebagai tempat deklarasi Jokowi-JK bu kan asal dipilih. Di gedung itulah, dulu, Bung Karo melaku kan kaderisasi. Di situlah para pemuda Indonesia menda patkan pendidikan politik. Prabowo-Hatta pun memilih Rumah Polonia karena pada 1960-an, Bung Karno tinggal di situ. Itu artinya, para kandidat secara sadar ingin meraih simpati pemilih yang mengidolakan Bung Karno. Simbol lain ialah kemeja putih lengan panjang. Gaya saku saja yang berbeda. Jokowi memakai kemeja putih dua saku, sedangkan Prabowo empat saku. Banyak sedikit saku bisa jadi sebagai cermin koalisi gemuk dan ramping, warna putih menunjukkan tidak ada jarak antara pemimpin dan rakyat. Tidak berhenti di situ. Saat mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum, Jokowi-JK menggunakan sepeda ontel dari kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar yang berjarak kurang lebih 1 km dari gedung KPU. Prabowo-Hatta baru mendaftar pada hari ini. Sepeda ontel hanyalah sebuah sarana transportasi rakyat biasa yang berkonotasi kesederhanaan. Kesederhanaan sepeda ontel sengaja dipilih Jokowi-JK sebagai kontras atas kehidupan kebanyak an pemimpin yang hedonisme. Bukankah citra pemimpin saat ini identik dengan sebuah mobil mewah dan jas bermerek? Dalam kesederhanaan itulah Jokowi-JK ingin senasib dan sepenanggungan dengan sebagian besar rakyat yang hidup dalam kemiskinan, rakyat yang berdesak-desakan antre menerima jatah beras miskin. Jokowi-JK ingin menga jarkan bahwa pemimpin yang baik bukan seorang yang nyaman duduk dalam mobil mewah, melainkan ia harus gowes dan menyapa rakyat di jalan. Politik simbol memang penting. Jauh lebih penting lagi ialah rekam jejak prestasi. Rekam jejak itulah yang dalam berbagai survei menempatkan Jokowi-JK berada di atas Prabowo-Hatta. Rakyat Lampung tentu cerdas memilih berdasarkan rekam jejak itu. n
OAS IS
Presiden dan Media Sosial HAMPIR dua pertiga pemimpin negara atau presiden di dunia tidak bisa melepaskan diri dari media sosial. Demi kian kesimpulan peneliti dari firma humas Burson-Marstell er setelah meneliti media sosial Twitter secara global. Dari 264 pemimpin dunia yang memiliki akun Twitter saat itu, hanya 30 yang mengoperasikannya secara pribadi. Se cara keseluruhan, peneliti menemukan lebih dari 350 ribu kicauan yang dikeluarkan para pemimpin negara. Di sisi lain, sepertiga dari para pemimpin dunia itu tidak saling berlangganan akun Twitter pemimpin negara sahabat. “Enam belas dari pemimpin-pemimpin G20 (ditemukan) aktif menggunakan Twitter untuk diplomasi publik,” kata Matthias Luefkens, pemimpin firma. Data itu dikumpulkan peneliti pada Juli 2012 dengan memperhatikan 30 variabel. (MI/R6)