Edisi 00I/IV/XV 4 April 2015
TODAYFOCUS
PUBLIK TAK LAGI PERCAYA DPRD TODAYPROFILE
Merakyat Bersama Rakyat Mr. Nama Profil Profesi Profil
TODAYCITY
Bandar Lampung Macet
TODAYTRENDING
Konser Perdana The Weezer
TODAYFOCUS
2
LAMPUNG TODAY 14 April 2015
Judul Headline Rubrik Disini TIDAK ada manusia yang sempurna di dunia. Kalimat itu harus menjadi landasan berpikir bagi kita untuk tiap akan mendiskusikan atau coba mengkritisi kinerja atau perilaku setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya. Sudah menjadi hal yang hakiki bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan suci dan merdeka. Namun, seiring perkembangannya dalam mengarungi kehidupan, maka banyak hal mulai mengontaminasi cara pikir dan sudut pandang seseorang dalam menjalani kehidupannya, baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai individu pribadi. Begitu juga halnya seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab atas orang-orang yang dipimpinnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kita harus paham terlebih dahulu tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang diciptakan untuk hidup saling ketergantungan satu sama lainnya, saling mengisi, saling memberi masukan dan arahan sehingga tidak menutup kemungkinan input–input yang didapat oleh seorang pemimpin yang juga merupakan manusia biasa dan harus menyosialisasikan dirinya terkadang tidak sejalan dengan apa yang diinginkan oleh masyarakatnya. Hal ini dikarenakan oleh berbagai kepentingan yang ada seiring dengan posisi tawar yang dimiliki oleh seseorang sehingga banyak pihak yang ingin memanfaatkan momen dari itu semua. Jika kita lihat dari sudut pandang bagaimana pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Presiden SBY sebagai pemimpin negara dan pemimpin pemerintahan, hal yang tidak jauh berbeda juga beliau alami dalam menakhodai jalannya roda pemerintahan Indonesia di bawah komandonya yang saat ini menginjak tahun kedelapan setelah kemenangannya dalam Pemilu 2009 lalu yang kembali mengamanatkan beliau sebagai Presiden Indonesia untuk masa bakti lima
Judul Tulisan 1/2 Disini TIDAK ada manusia yang sempurna di dunia. Kalimat itu harus menjadi landasan berpikir bagi kita untuk tiap akan mendiskusikan atau coba mengkritisi kinerja atau perilaku setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya. Sudah menjadi hal yang hakiki bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan suci dan merdeka. Namun, seiring perkembangannya dalam mengarungi kehidupan, maka banyak hal mulai mengontaminasi cara pikir dan sudut pandang seseorang dalam menjalani kehidupannya, baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai individu pribadi. Begitu juga halnya seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab atas orang-orang yang dipimpinnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kita
harus paham terlebih dahulu tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang diciptakan untuk hidup saling ketergantungan satu sama lainnya, saling mengisi, saling memberi masukan dan arahan sehingga tidak menutup kemungkinan input–input yang didapat oleh seorang pemimpin yang juga merupakan manusia biasa dan harus menyosialisasikan dirinya terkadang tidak sejalan dengan apa yang diinginkan oleh masyarakatnya. Hal ini dikarenakan oleh berbagai kepentingan yang ada seiring dengan posisi tawar yang dimiliki oleh seseorang sehingga banyak pihak yang ingin memanfaatkan momen dari itu semua. Jika kita lihat dari sudut pandang bagaimana pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini
TIDAK ada manusia yang sempurna di dunia. Kalimat itu harus menjadi landasan berpikir bagi kita untuk tiap akan mendiskusikan atau coba mengkritisi kinerja atau perilaku setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya.
3
LAMPUNG TODAY 14 April 2015
Judul Headline Rubrik Disini
TODAYPROFILE
TIDAK ada manusia yang sempurna di dunia. Kalimat itu harus menjadi landasan berpikir bagi kita untuk tiap akan mendiskusikan atau coba mengkritisi kinerja atau perilaku setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya. Sudah menjadi hal yang hakiki bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan suci dan merdeka. Namun, seiring perkembangannya dalam mengarungi kehidupan, maka banyak hal mulai mengontaminasi cara pikir dan sudut pandang seseorang dalam menjalani kehidupannya, baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai individu pribadi. Begitu juga halnya seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab atas orang-orang yang dipimpinnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kita harus paham terlebih dahulu tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang diciptakan untuk hidup saling ketergantungan satu sama lainnya, saling mengisi, saling memberi masukan dan arahan sehingga tidak menutup kemungkinan input–input yang didapat oleh seorang pemimpin yang juga merupakan
manusia biasa dan harus menyosialisasikan dirinya terkadang tidak sejalan dengan apa yang diinginkan oleh masyarakatnya. Hal ini dikarenakan oleh berbagai kepentingan yang ada seiring dengan posisi tawar yang dimiliki oleh seseorang sehingga banyak pihak yang ingin memanfaatkan momen dari itu semua. Jika kita lihat dari sudut pandang bagaimana pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Presiden SBY sebagai pemimpin negara dan pemimpin pemerintahan, hal yang tidak jauh berbeda juga beliau alami dalam menakhodai jalannya roda pemerintahan Indonesia di bawah komandonya yang saat ini menginjak tahun kedelapan setelah kemenangannya dalam Pemilu 2009 lalu yang kembali mengamanatkan beliau sebagai Presiden Indonesia untuk masa bakti lima tahun. Banyak lika-liku yang beliau hadapi sebagai presiden di negara yang memiliki berbagai macam suku bangsa, adat istiadat, budaya, bahkan beragam agama yang tentunya memiliki pola pikir dan karakteristik yang beraneka ragam pula. Bahkan, pada periode kedua masa kepemimpinannya ini terpaan cobaan lebih banyak dibandingkan pada periode pertama beliau. Hal ini ditandai dari menurunnya simpati publik terhadap kinerjanya. Menurut survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI), pada seratus hari pemerintahan pada Januari 2010 kepuasan
TODAYCITY
4
LAMPUNG TODAY 14 April 2015
Judul Headline Rubrik Disini TIDAK ada manusia yang sempurna di dunia. Kalimat itu harus menjadi landasan berpikir bagi kita untuk tiap akan mendiskusikan atau coba mengkritisi kinerja atau perilaku setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya. Sudah menjadi hal yang hakiki bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan suci dan merdeka. Namun, seiring perkembangannya dalam mengarungi kehidupan, maka banyak hal mulai mengontaminasi cara pikir dan sudut pandang seseorang dalam menjalani kehidupannya, baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai individu pribadi. Begitu juga halnya seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab atas orang-orang yang dipimpinnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kita harus paham terlebih dahulu tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang diciptakan untuk hidup saling ketergantungan satu sama lainnya, saling mengisi, saling memberi masukan dan arahan
sehingga tidak menutup kemungkinan input–input yang didapat oleh seorang pemimpin yang juga merupakan manusia biasa dan harus menyosialisasikan dirinya terkadang tidak sejalan dengan apa yang diinginkan oleh masyarakatnya. Hal ini dikarenakan oleh berbagai kepentingan yang ada seiring dengan posisi tawar yang dimiliki oleh seseorang sehingga banyak pihak yang ingin memanfaatkan momen dari itu semua. Jika kita lihat dari sudut pandang bagaimana pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Presiden SBY sebagai pemimpin negara dan pemimpin pemerintahan, hal yang tidak jauh berbeda juga beliau alami dalam menakhodai jalannya roda pemerintahan Indonesia di bawah komandonya yang saat ini menginjak tahun kedelapan setelah kemenangannya dalam Pemilu 2009 lalu yang kembali mengamanatkan beliau sebagai Presiden Indonesia untuk masa bakti lima tahun. Banyak lika-liku yang beliau ha-
dapi sebagai presiden di negara yang memiliki berbagai macam suku bangsa, adat istiadat, budaya, bahkan beragam agama yang tentunya memiliki pola pikir dan karakteristik yang beraneka ragam pula. Bahkan, pada periode kedua masa kepemimpinannya ini terpaan cobaan lebih banyak dibandingkan pada periode pertama beliau. Hal ini ditandai dari menurunnya simpati publik terhadap kinerjanya. Menurut survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI), pada seratus hari pemerintahan pada Januari 2010 kepuasan publik atas kinerja SBY di angka 63,1%. Kemudian pada setahun pemerintahan (Oktober 2010) kepuasan publik merosot di angka 60,7%. Pada tahun kedua pemerintahan SBY kepuasan publik merosot 46,2%. Meskipun tidak sepantasnya publik menilai beliau sebagai individu karena meskipun komando pemerintahan berada di tangan beliau, harus dicermati sistem pemerintahan Indonesia tetap menganut trias politica tidak
5
LAMPUNG TODAY 14 April 2015
TODAYREGION
Judul Headline Rubrik Disini TIDAK ada manusia yang sempurna di dunia. Kalimat itu harus menjadi landasan berpikir bagi kita untuk tiap akan mendiskusikan atau coba mengkritisi kinerja atau perilaku setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya. Sudah menjadi hal yang hakiki bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan suci dan merdeka. Namun, seiring perkembangannya dalam mengarungi kehidupan, maka banyak hal mulai mengontaminasi cara pikir dan sudut pandang seseorang dalam menjalani kehidupannya, baik se-
bagai makhluk sosial maupun sebagai individu pribadi. Begitu juga halnya seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab atas orang-orang yang dipimpinnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kita harus paham terlebih dahulu tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang diciptakan untuk hidup saling ketergantungan satu sama lainnya, saling mengisi, saling memberi masukan dan arahan sehingga tidak menutup kemungkinan input–input yang didapat oleh seorang pemimpin yang juga merupakan manusia biasa dan
harus menyosialisasikan dirinya terkadang tidak sejalan dengan apa yang diinginkan oleh masyarakatnya. Hal ini dikarenakan oleh berbagai kepentingan yang ada seiring dengan posisi tawar yang dimiliki oleh seseorang sehingga banyak pihak yang ingin memanfaatkan momen dari itu semua. Jika kita lihat dari sudut pandang bagaimana pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Presiden SBY sebagai pemimpin negara dan pemimpin pemerintahan, hal yang tidak jauh berbeda juga beliau alami dalam menakhodai jalan-
Judul Tulisan 1/2 Disini Judul Tulisan 1/2 Disini TIDAK ada manusia yang sempurna di dunia. Kalimat itu harus menjadi landasan berpikir bagi kita untuk tiap akan mendiskusikan atau coba mengkritisi kinerja atau perilaku setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya. Sudah menjadi hal yang hakiki bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan suci dan merdeka. Namun, seiring perkembangannya dalam mengarungi kehidupan, maka banyak hal mulai mengontaminasi cara pikir dan sudut pandang seseorang dalam
menjalani kehidupannya, baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai individu pribadi. Begitu juga halnya seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab atas orang-orang yang dipimpinnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kita harus paham terlebih dahulu tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang diciptakan untuk hidup saling ketergantungan satu sama lainnya, saling mengisi, saling memberi masukan dan arahan sehingga tidak menutup kemung-
kinan input–input yang didapat oleh seorang pemimpin yang juga merupakan manusia biasa dan harus menyosialisasikan dirinya terkadang tidak sejalan dengan apa yang diinginkan oleh masyarakatnya. Hal ini dikarenakan oleh berbagai kepentingan yang ada seiring dengan posisi tawar yang dimiliki oleh seseorang sehingga banyak pihak yang ingin memanfaatkan momen dari itu semua. Jika kita lihat dari sudut pandang bagaimana pemerintah Indonesia,
TODAYCOMUNITY
LAMPUNG TODAY 14 April 2015
6
Judul Headline Rubrik Disini TIDAK ada manusia yang sempurna di dunia. Kalimat itu harus menjadi landasan berpikir bagi kita untuk tiap akan mendiskusikan atau coba mengkritisi kinerja atau perilaku setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya.
Judul Tulisan 1/2 Disini Judul Tulisan 1/2 Disini TIDAK ada manusia yang sempurna di dunia. Kalimat itu harus menjadi landasan berpikir bagi kita untuk tiap akan mendiskusikan atau coba mengkritisi kinerja atau perilaku setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya. Sudah menjadi hal yang hakiki bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan suci dan merdeka. Namun, seiring perkembangannya dalam mengarungi kehidupan, maka banyak hal mulai mengontaminasi cara pikir dan sudut pandang seseorang dalam menjalani kehidupannya, baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai individu pribadi. Begitu juga halnya seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab atas orang-orang yang dipimpinnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kita harus paham terlebih dahulu tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang diciptakan untuk hidup saling ketergantungan satu sama lainnya,
Sudah menjadi hal yang hakiki bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan suci dan merdeka. Namun, seiring perkembangannya dalam mengarungi kehidupan, maka banyak hal mulai mengontaminasi cara pikir dan sudut pandang seseorang dalam menjalani kehidupannya, baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai individu pribadi. Begitu juga halnya seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab atas orang-orang yang dipimpinnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kita harus paham terlebih dahulu tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang diciptakan untuk hidup saling ketergantungan satu sama lainnya, saling mengisi, saling memberi masukan dan arahan sehingga tidak menutup kemungkinan input–input yang didapat oleh seorang pemimpin yang juga merupakan manusia biasa dan harus menyosialisasikan dirinya terkadang tidak sejalan dengan apa yang diinginkan oleh masyarakatnya. Hal ini dikarenakan oleh berbagai kepentingan yang ada seiring dengan posisi tawar yang dimiliki oleh seseorang sehingga banyak pihak yang ingin memanfaatkan momen dari itu semua. Jika kita lihat dari sudut pandang bagaimana pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Presiden SBY sebagai pemimpin negara dan pemimpin pemerintahan, hal yang tidak jauh berbeda juga beliau alami dalam menakhodai jalannya roda pemerintahan Indonesia di bawah komandonya yang saat ini menginjak tahun kedelapan setelah kemenan-
7
LAMPUNG TODAY 14 April 2015
TODAYTRENDING
Judul Headline Rubrik Disini TIDAK ada manusia yang sempurna di dunia. Kalimat itu harus menjadi landasan berpikir bagi kita untuk tiap akan mendiskusikan atau coba mengkritisi kinerja atau perilaku setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya.
Judul Tulisan 1/2 Disini TIDAK ada manusia yang sempurna di dunia. Kalimat itu harus menjadi landasan berpikir bagi kita untuk tiap akan mendiskusikan atau coba mengkritisi kinerja atau perilaku setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya. Sudah menjadi hal yang hakiki bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan suci dan merdeka. Namun, seiring perkembangannya dalam mengarungi kehidupan, maka banyak hal mulai mengontaminasi cara pikir dan sudut pandang seseorang dalam menjalani kehidupannya, baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai individu pribadi. Begitu juga halnya seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab atas orang-orang yang dipimpinnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kita harus paham terlebih dahulu tentang hakikat manusia sebagai
Sudah menjadi hal yang hakiki bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan suci dan merdeka. Namun, seiring perkembangannya dalam mengarungi kehidupan, maka banyak hal mulai mengontaminasi cara pikir dan sudut pandang seseorang dalam menjalani kehidupannya, baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai individu pribadi. Begitu juga halnya seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab atas orang-orang yang dipimpinnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kita harus paham terlebih dahulu tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang diciptakan untuk hidup saling ketergantungan satu sama lainnya, saling mengisi, saling memberi masukan dan arahan sehingga tidak menutup kemungkinan input–input yang didapat oleh seorang pemimpin yang juga merupakan manusia biasa dan harus menyosialisasikan dirinya terkadang tidak sejalan dengan apa yang diinginkan oleh masyarakatnya. Hal ini dikarenakan oleh berbagai kepentingan yang ada seiring dengan posisi tawar yang dimiliki oleh seseorang sehingga banyak pihak yang ingin memanfaatkan momen dari itu semua. Jika kita lihat dari sudut pandang bagaimana pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Presiden SBY sebagai pemimpin negara dan pemimpin pemerintahan, hal yang tidak jauh berbeda juga beliau alami dalam menakhodai jalannya roda pemerintahan Indonesia di bawah komandonya yang saat ini menginjak tahun kedelapan setelah kemenangannya dalam Pemilu 2009 lalu yang kembali mengamanatkan beliau sebagai Presiden Indonesia untuk masa bakti lima tahun. Banyak lika-liku yang beliau hadapi sebagai presiden di negara yang memiliki berbagai macam suku bangsa, adat istiadat, budaya, bahkan beragam agama yang tentunya memiliki pola pikir dan karakteristik yang beraneka ragam pula. Bahkan, pada periode kedua masa kepemimpinannya ini terpaan cobaan lebih banyak dibandingkan pada periode pertama beliau. Hal ini ditandai dari menurunnya simpati publik terhadap kinerjanya. Menurut survei yang dilakukan
TODAYLIFESTYLE
8
LAMPUNG TODAY 14 April 2015
Judul Tulisan 1/2 Disini Judul Tulisan 1/2 Disini TIDAK ada manusia yang sempurna di dunia. Kalimat itu harus menjadi landasan berpikir bagi kita untuk tiap akan mendiskusikan atau coba mengkritisi kinerja atau perilaku setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya. Sudah menjadi hal yang hakiki bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan suci dan merdeka. Namun, seiring perkembangannya dalam mengarungi kehidupan, maka banyak hal mulai mengontaminasi cara pikir dan sudut pandang seseorang dalam menjalani kehidupannya, baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai individu pribadi. Begitu juga halnya seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab atas orang-orang yang dipimpinnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kita harus paham terlebih dahulu tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang diciptakan untuk hidup saling ketergantungan satu sama lainnya, saling mengisi, saling memberi masukan dan arahan sehingga tidak menutup kemungkinan input–input yang didapat oleh seorang pemimpin yang juga merupakan manusia biasa dan harus menyosialisasikan dirinya terkadang tidak sejalan
Mark Zukenberg: internet.org Kini Hadir TIDAK ada manusia yang sempurna di dunia. Kalimat itu harus menjadi landasan berpikir bagi kita untuk tiap akan mendiskusikan atau coba mengkritisi kinerja atau perilaku setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya. Sudah menjadi hal yang hakiki bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan suci dan merdeka. Namun, seiring perkembangannya dalam mengarungi kehidupan, maka banyak hal mulai mengontaminasi cara pikir dan sudut pandang seseorang dalam menjalani kehidupannya, baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai individu pribadi. Begitu juga halnya seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab atas orang-orang yang dipimpinnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kita ha-
Pimpinan Umum: Fitriyanto
Redaktur: Ekamabela
Pimpinan Redaksi: Arek adhitiya
Reporter: Erwin, Roy Setiawan, Bibit Subowo, Alpa, Alex BW, Edi, Eko, Aji, Towo, Robert DownÂking, Narto.
Editor: Darsani
Social Media & IT: Fajrin Armawan, Skom. CCNA Layout Design: Joanks
rus paham terlebih dahulu tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang diciptakan untuk hidup saling ketergantungan satu sama lainnya, saling mengisi, saling memberi masukan dan arahan sehingga tidak menutup kemungkinan input–input yang didapat oleh seorang pemimpin yang juga merupakan manusia biasa dan harus menyosialisasikan dirinya terkadang tidak sejalan dengan apa yang diinginkan oleh masyarakatnya. Hal ini dikarenakan oleh berbagai kepentingan yang ada seiring dengan posisi tawar yang dimiliki oleh seseorang sehingga banyak pihak yang ingin memanfaatkan momen dari itu semua. Jika kita lihat dari sudut pandang bagaimana pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Presiden SBY sebagai pemimpin negara FIND US