Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal

Page 1

IPB University bekerjasama dengan Dunamis Organization Service ©FranklinCovey

Tim Penyusun

Pengarah

Rektor IPB

Prof. Dr. Arif Satria, SP, MSi

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan

Kemahasiswaan IPB

Dr. Ir. Drajat Martianto, MSi

Tim Penulis

Dr. Alim Setiawan Slamet, S.TP., M.Si

Dr. Beginer Subhan, S.Pi., M.Si

Dr. Handian Purwawangsa, S.Hut., M.Si

Dr. Dra. Yusalina, M.Si.

Dr. Ujang Suwarna, S.Hut, M.Sc

Rici Tri Harpin Pranata, S.Kpm, M.Si

Andita Ramadhanti, S.E

Muhamad Husni Tamami

M. Syarif Hidayatulloh

Manarul Fahmi

Tim Perancang Ilustrasi dan Penata Tata Letak

Kontributor

Isni Luthfia, S.Arsl

drh. Mas Taufiqqurrahman

drh. Bintang Nurul Iman

Kresna Bhayu Adelta, S.Pt

Putri Oktaviani Cahyani

Koswara, S.E

Rudi Jamil

M. Ridho Notonegoro, S.KPm

M. Khasanul Khuluq, S.Pt

Wirangga, S.Pi

Salsabil Nisa Nurindra Putri

Aisyah Anindita (F4401211007)

Erma Siti Nur Robi’Ah (F3401211041)

Eva Riayanti Nainggolan (F3401211050)

Kevin Audryc Herditya (F4401211003)

Moh. Reza Triananda S. (F4401211008)

M Farhan H Khadafi (F4401211006)

Muhammad Angelo (G7401211085)

Fayza Nada Madani (G8401211054)

Kania Salsabila (G8401211070)

M. Fahran Ar Rafi (H1401211057)

Muhammad Arya Ilham H. (H1401211058)

Fayza Fadhllatunnizar (F2401211059)

Jasmine Zahratunnisa Sebayang (F2401211044)

Muhammad Hijrah Abdillah (F3401211099)

Ruth Ezra Rumiris Pasaribu (F2401211055)

Sesilia Suarni Rotua Sigalingging (F3401211014)

Dinda Rizki Salsabila (C1401211034)

Samantha Merysia (C1401211038)

Hodamul Akmal (C1401211049)

Afifah Bulan Diaz (C2401211088)

Resti Putri Andria (C2401211015)

Gentada Rewimacahya Sulistyo (F1401211031)

Ahmad Dzaky (F2401211003)

Donna Daffa Damayanty (F2401211025)

Fareihan Rizki Farikhim (F1401211050)

Litha Fakhriyah (F2401211017)

Nur Yufriyana (F2401211012)

Bara Muhammad Adi Wijaya (H3401211040)

Cahya Amrita (H3401211052)

Jazzy Audia (H3401211035)

Kazeni Ghaisani Fildzah (H3401211042)

Mario Dwi Kharidwan (H3401211039)

Shafwa Nursabila Putri Sudrajat (H3401211011)

Hayu Adwitya (K1401211158)

Ega Chatalia (E2401211029)

Muhamma d Ilham Hidayat (J0301211381)

Fhadil Dhiya’ulhaq (J0301211389)

Willy Wildan (E3401211005)

Keysha Azurra Adhwa (K1401211153)

Miftahul Ilmi F (D3401211024)

Azmi Nadhira Faza (D2401211048)

Kontributor Mahasiswa
Daftar Isi Refleksi Diri Asah Gergaji 88 Proyek Sinergi Kategori Proyek 49 Ruang Lingkup Proyek 50 SDGs dalam Proyek 51 Kerangka Berpikir Proyek Sinergi 53 Pemenang 3 Besar Proyek Sinergi 2021 77 Pemenang 3 Besar Video Kreatif Proyek Sinergi 2021 86 Kata Pengantar 6 Pendahuluan 8 Paradigma 14 Intrapersonal: Kemenangan Pribadi Menjadi Proaktif 19 Mulai dengan Tujuan Akhir 24 Dahulukan yang Utama 29 18 Interpersonal: Kemenangan Publik Berpikir Menang-Menang 34 Berusaha Mengerti Dahulu Kemudian Dimengerti 40 Wujudkan Sinergi 44 33 47 87 Penutup 91 Informasi Umum 101 Daftar Pustaka Glosarium Indeks 102 92 99

Daftar Gambar

Gambar 1. Konsep besar penguasaan diri

Gambar 2. Peta perjalanan 7 Habits of Highly Effective New College Students

Gambar 3. Peningkatan partisipasi mahasiswa baru pada 7 Habits of Highly Effective New College Students

Gambar 4. Peningkatan jumlah fasilitator pada 7 Habits of Highly Effective New College Students

Gambar 5. Matriks Kemudahan-Dampak 7 Kebiasaan

Gambar 6. Dimensi kebiasaan efektif

Gambar 7. Ilustrasi reaktif

Gambar 8. Ilustrasi proaktif

Gambar 9. Ilustrasi fokus orang reaktif

Gambar 10. Ilustrasi fokus orang proaktif

Gambar 11. Contoh lingkaran kepedulian dan lingkaranpengaruh

Gambar 12. Contoh pernyataan misi pribadi

Gambar 13. Contoh lembar kenali diri

Gambar 14. Contoh papan visi

Gambar 15. Contoh visi dalam 5 tahun

Gambar 16. Empat kuadran prioritas

Gambar 17. Ilustrasi Zona Hitam Segitiga Bermuda

Gambar 18. Langkah menyusun prioritas

Gambar 19. Contoh rencana mingguan

Gambar 20. Ilustrasi empat paradigma hidup

Gambar 21. Contoh rekening bank emosi

Gambar 22. Tingkatan mendengarkan

Gambar 23.Faktor pendorong mendengarkan empatik

Gambar 24. Contoh pernyataan empatik dan tidak empatik

Gambar 25. Proses penciptaan sinergi

Gambar 26. Sebaran kategori proyek

Gambar 27. Kerangka berpikir proyek sinergi

Gambar 28. Lembar kerangka berpikir proyek sinergi

Gambar 29. Ilustrasi Diagram Pohon dalam penetuan prioritas

Gambar 30. Langkah evaluasi proyek

Gambar 31. Dokumentasi proyek Paradigma untuk Literasi

Gambar 32. Dokumentasi proyek Podcast Revolusi Belajar (Povolar)

Gambar 33. Dokumentasi proyek Berani Mengungkap

Gambar 34. Siklus pembaharuan diri

Gambar 35. Ilustrasi kartu kompas

9 11 12 13 16 20 20 21 21 22 26 26 27 28 29 30 31 32 35 37 41 41 42 44 48 56 57 61 74 79 81 85 88 89 12

Kata Pengantar

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas terbitnya buku Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal. Buku ini diterbitkan sebagai salah satu bahan bacaan bagi mahasiswa untuk lebih dapat mengenal, mengeksplor, dan menguasai diri (Self-Mastery) melalui implementasi tujuh kebiasaan efektif dimana di dalamnya termasuk hubungan intrapersonal dan hubungan interpersonal. Kemampuan menguasai diri berperan penting dalam mengantar mahasiswa dalam melewati era revolusi industri

4.0 yang penuh ketidakpastian. Penguasaan diri secara utuh merupakan modal untuk tidak mudah terpengaruh oleh orang lain sebagai seorang pemimpin, setidaknya pemimpin bagi diri sendiri. Dalam perjalanan menguasai diri, mahasiswa turut dituntut untuk membentuk kompetensi Pola Pikir Berkembang (Growth Mindset), Kepemimpinan (Leadership), Kolaborasi (Collaboration), Komunikasi (Communication), Kemampuan Menyelesaikan Masalah (Problem Solving Ability), Berpikir Kritis (Critical Thinking), dan Kreativitas (Creativity).

Saya berharap buku ini dapat menjadi bekal bagi mahasiswa dalam mengenali potensi dirinya sehingga mampu bertahan di era revolusi industri 4.0. Selain itu, buku ini diharapkan dapat memberikan gambaran perjalanan mahasiswa menjadi Powerful Agile Learner yang memiliki Growth Mindset dan menguasai kemampuan abad ke-21.

Direktur Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir

Dr. Alim Setiawan Slamet, S.TP, M.Si

Hubungan adalah suatu interaksi antara dua atau lebih manusia yang memudahkan proses pengenalan satu sama lain. Hubungan dapat terjalin secara positif dan negatif. Hubungan positif terjadi apabila kedua belah pihak merasa saling diuntungkan dan terdapat adanya timbal balik yang serasi. Hubungan negatif terjadi apabila salah satu pihak merasa dirugikan. Selain itu, hubungan dapat dibedakan ke dalam hubungan intrapersonal dan hubungan interpersonal. Hubungan intrapersonal merupakan hubungan antara satu individu dengan dirinya sendiri. Hubungan intrapersonal dibangun dengan tujuan meningkatkan kesadaran diri dan pengendalian diri. Kemampuan berhubungan baik dengan diri sendiri merefleksikan adanya kecerdasan emosi, pola pikir berkembang, kritis dalam berpikir, fleksibiltas dan keingintahuan yang tinggi, dan karakter yang kuat. Hubungan Interpersonal merupakan hubungan antara dua atau lebih individu. Hubungan Interpersonal yang dibangun dengan tujuan memenuhi kebutuhan sosial manusia. Berhubungan secara positif dengan orang lain merefleksikan adanya kemampuan berempati, berpikir kritis, kepemimpinan, dan komunikasi yang tinggi sehingga dapat menyelesaikan masalah secara kreatif.

yang baik mengarah pada penguasaan diri secara utuh (Self Mastery), dimana seorang individu dapat dengan mudah mengendalikan sikap dan emosi, baik itu yang diperlihatkan maupun yang tidak. Penguasaan diri dapat membantu individu membentuk karakter dan jati diri masingmasing, sehingga penting dibentuk sejak dini.

Perguruan Tinggi memiliki tugas untuk mengembangkan sivitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma.

IPB sebagai salah Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia memetakan pengembangan talenta mahasiswa

Kemampuan-kemampuan yang terbentuk melalui hubungan intrapersonal dan interpersonal

IPB, dimana sejak tahun pertama, mahasiswa difokuskan dalam peningkatakan penguasaan diri dan penanaman nilai-nilai etika dan karakter sebagai mahasiswa agar tercapai nilai Integritas. Upaya IPB dalam peningkatan penguasaan diri dilakukan melalui program 7 Habits. Tidak hanya mahasiswa, IPB juga menerapkan program 7 Habits ke dosen dan tenaga kependidikan agar tercipta ekosistem yang berbasis penguasaan diri antara mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Peningkatan penguasaan diri merupakan langkah menjaga budaya IPB, khususnya tradisi dan kebiasaan institusi tentang cara yang tepat untuk memahami dan berpikir (Kurniadewi dkk., 2021).

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 8

IPB University bekerjasama dengan Dunamis Organization Services secara

resmi mengadopsi program 7 Habits of Highly Effectice People dengan lisensi

©FranklinCovey menjadi sebuah perjalanan pembelajaran (Learning Journey)

mahasiswa dan dinamai 7 Habits of Highly New College Students. Tujuh kebiasaan

mahasiswa efektif adalah (1) Menjadi Proaktif, (2) Mulai dengan Tujuan Akhir, (3) Mendahulukan yang Utama, (4) Berpikir Menang-Menang, (5) Berusaha Mengerti

Dahulu Kemudian Dimengerti, (6) Mewujudkan Sinergi, dan (7) Mengasah Gergaji.

Mahasiswa dapat dikatakan mencapai kemenangan hubungan intrapersonal ialah

ketika berhasil menjadi proaktif, memulai dengan

tujuan akhir, dan dapat mendahulukan

prioritas yang utama. Sedangkan

kemenangan hubungan interpersonal

ialah ketika dapat berpikir

skenario menang-menang,

berusaha mengerti dahulu

kemudian dimengerti, dan

dapat mewujudkan sinergi. Jika

kemenangan intrapersonal dan

interpersonal dapat tercapai, perlu adanya pengasahan

gergaji, dimana dalam hal ini ialah

pengembangan dan penyegaran diri.

Sumber: Covey (2013)

Berdasarkan konsep besar penguasaan diri, kebiasaan 1,2, dan 3 mengarahkan

mahasiswa bergerak dari ketergantungan ke kemandirian. Kemenangan pribadi (intrapersonal) fokus pada pertumbuhan karakter. Seiring tercapainya kemandirian, mahasiswa memiliki pondasi untuk kesalingtergantungan yang efektif. Setelah

memiliki karakter yang kuat, mahasiswa dapat lebih mudah mencapai kemenangan publik (interpersonal) yang efektif melalui kebiasaan 4,5, dan 6. Bukan berarti

mahasiswa harus menguasai kebiasaan 1,2, dan 3 terlebih dahulu sebelum kebiasaan 4,5, dan 6.Namun, dengan memahami urutan perjalanan menuju penguasaan diri, mahasiswa dapat lebih mudah mengatur pertumbuhan dengan ritmenya masing-masing. Kebiasaan 7 merupakan bentuk dari perbaikan terusmenerus yang membentuk spiral pertumbuhan ke atas yang mengangkat Kamu ke tingkat pemahaman baru. Gambar 1 merupakan representasi visual bagaimana sinergi antar 7 kebiasaan dan gambaran perjalanan dari fase ketergantungan, kemandirian, hingga kesalingtergantungan melalui ketercapaian kemenangan pribadi (intrapersonal) dan publik (interpersonal).

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 9
Gambar 1. Konsep besar penguasaan diri

1. Foundation/Pondasi: Prinsip, Paradigma, dan Kebiasaan

2. Kebiasaan 1: Menjadi Proaktif (Konsep Proaktif, Lingkaran Pengaruh, dan Kendali atas diri sendiri)

3. Kebiasaan 2: Mulai dengan Tujuan Akhir (Menemukenali Tujuan, Arah, Visi, Misi, dan Nilai Pribadi)

4. Kebiasaan 3: Dahulukan yang Utama (Konsep Manajemen Waktu dan Prioritas)

Learning Journey Penguasaan Diri: Implementasi 7 Kebiasaan Efektif Intrapersonal

Learning Journey Penguasaan Diri: Pembentukan Proyek Sinergi

5. Kebiasan 4: Berpikir MenangMenang (Kepercayaan diri sendiri dan orang lain, Berpikir Kritis, serta Alternatif Penyelesaian Masalah)

6. Kebiasaan 5: Mengerti dahulu sebelum dimengerti (Empati dan Komunikasi)

Interpersonal

7. Kebiasaan 6: Wujudkan Sinergi (Kolaborasi, Kerjasama, dan Kreativitas)

8. Kebiasaan 7: Asah Gergaji (Penyegaran Tubuh, Hati, Pikiran dan Jiwa serta Pengembangan Diri)

Dalam perjalanan implementasi ketujuh kebiasaan, mahasiswa baru diberikan final mission untuk merancang Proyek Sinergi sebagai wadah bersinergi (kebiasaan 6. Proyek Sinergi dilaksanakan lintas domisili, Fakultas/Sekolah, dan minat mahasiswa. Proyek Sinergi bertujuan membiasakan kemampuan kerjasama kreatif sejak dini dan kepekaan terhadap masalah di sekitar. Menurut Fahreza dkk. (2019), kerjasama tim merupakan salah satu faktor pendorong keterikatan individu dengan organisasi. Pendampingan dilakukan secara berkelompok efektif dalam meningkatkan keterikatan mahasiswa baru dengan Kampusnya. Sinergi berarti membangun tim yang efektif dan penuh kepercayaan dengan menghargai kontribusi orang lain dan bekerjasama secara kreatif. Dalam hal ini diperlukan keterbukaan pikiran, hati, ekspresi untuk mencari kemungkinan, alternatif dan pilihan baru.

1. Observation/Observasi: Mengidentifikasi potensi, masalah dan memprediksi solusi.

2. Analysis/Analisis: Mengumpulkan, memahami, dan menginterpretasikan data informasi.

3. Inference/Inferensia: Membentuk kesimpulan yang berasal dari data yang relevan, informasi, dan pengetahuan serta pengalaman

pribadi.

4. Creativity/Kreativitas: Merancang solusi, berupa ide-ide baru berdasarkan permasalahan yang ada.

5. Communication/Komunikasi: Kemampuan berkomunikasi dan berbagi pandangan dengan stakeholder.

6. Problem Solving/Penyelesaian

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal
Interpersonal 10
dan

Masalah: Melakukan kegiatan pemecahan masalah.

7. Sustainability/Keberlanjutan: Melakukan evaluasi kegiatan dengan merancang rencana tindak lanjut

untuk keberlanjutan program dan peluang-peluang baru kedepan.

Peta Perjalanan Penguasaan Diri melalui 7 Habits of Highly Effective New College Students (2018-2021)

7 Habits of Highly Effective New College Students diterapkan di IPB dengan bekerjasama dengan Dunamis Organization Services sejak 2018, dimana awalnya hanya diwajibkan untuk mahasiswa penerima beasiswa Asrama Kepemimpinan dan Kader Pejuang Pertanian (AKPP). Tahun 2019, kegiatan tersebut mulai diterapkan ke mahasiswa baru melalui sesi tatap muka berupa pelatihan tanpa adanya pendampingan. Tahun 2020 dan 2021, kegiatan tersebut diwajibkan untuk seluruh mahasiswa baru IPB dengan kurikulum dan learning journey yang sudah terstruktur. Pelatihan dilakukan melalui pembelajaran mandiri dan sesi tatap muka. Sedangkan, pendampingan terdiri atas implementasi 7 kebiasaan melalui tantangan 8 minggu, proyek sinergi, dan refleksi diri. Tahun 2022, IPB menerapkan konsep integrasi pada program penyambutan mahasiswa baru (PMB). Kegiatan yang termasuk dalam PMB yaitu 7 Habits of Highly Effective New College Students, Talent Mapping Mahasiswa Baru, Pembinaan Kesadaran Bela Negara, dan Masa Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB). Dalam konsep integrasinya, proyek sinergi dijadikan sebagai misi terakhir untuk mahasiswa baru dalam menyelesaikan program PMB. Di tahun 2022 pula, 7 Habits of Highly Effective New College Students mulai diterapkan untuk mahasiswa baru asing atau WNA dengan bahan ajar dua bahasa (bilingual). Dalam mewujudkan misi besar menciptakan ekosistem berbasis penguasaan diri dan pola pikir berkembang, IPB memetakan rencana pengembangan kegiatan 7 Habits

2021

2023-dst

2019

Pelatihan 7 Habits untuk Mahasiswa Baru

Pembentukan Fasilitator dan Co-Fasilitator

Kurikulum dan Learning Journey 7 Habits yang terstruktur

Proyek Sinergi dicetuskan untuk mendukung GNRM

2022

2018

Pelatihan 7 Habits

untuk Mahasiswa

AKPP

2020

Pelatihan dan Pendampingan 7 Habits untuk Mahasiswa Baru

Pelatihan 7 Habits untuk Mahasiswa Baru Pascasarjana Riset Tahunan Tingkat Penguasaan Diri Mahasiswa IPB

Integrasi Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB)

Penggunaan LMS IPB

Buku Penguasaan Diri dan Proyek Sinergi

Pelatihan dan Pendampingan 7 Habits untuk Mahasiswa WNA

Gambar 2.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 11
Peta perjalanan 7 Habits of Highly Effective New College Students

seperti pada Gambar 2.

Partisipasi mahasiswa baru dalam

program 7 Habits of Highly New College Students sejak tahu 2018

sampai 2021 berjumlah total 16.398

mahasiswa, dimana setiap tahunnya

meningkat dan sejak 2020 mengikuti

jumlah mahasiswa baru yang diterima di IPB. Partisipasi Dosen dan Tenaga

Kependidikan sebagai fasilitator

berjumlah 134 orang selama 3 tahun.

Tahun 2018, IPB hanya memiliki

fasilitator dari pihak Mitra, namun

sejak tahun 2019, IPB menerapkan

skema Training of Trainer dan berhasil mencetak fasilitator baru setiap

16.575

Evaluasi Program Peningkatan

Penguasaan diri dilakukan pada level

reaksi dan hasil, dimana mahasiswa baru mengukur kemudahan dan dampak implementasi 7 Kebiasaan

Efektif dalam kehidupan seharihari. Menurut Nugraha dan Kartika (2020), evaluasi efektivitas pelatihan dalam level reaksi mencakup materi pelatihan, sedangkan level hasil mencakup sejauh mana pelatihan yang dilakukan memberikan dampak atau hasil pada individu maupun kelompok. Tahun 2021, IPB melakukan percobaan evaluasi terkait implementasi 7 kebiasaan

efektif melalui kuesioner pertanyaan skala likert 5 dan menghasilkan

Matriks Kemudahan-Dampak yang menunjukan bahwa kebiasaan

ke-3 (Mendahulukan yang Utama)

merupakan kebiasaan yang paling

berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Kebiasaan ke-3 ini

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal
Interpersonal 12
dan
Total Mahasiswa terlibat (2018-2021) Gambar 3. Peningkatan partisipasi mahasiswa baru pada 7 Habits of Highly Effective New College Students
129
Gambar 4. Peningkatan jumlah fasilitator pada 7 Habits of Highly Effective New College Students Total Dosen dan Tenaga Kependidikan terlibat (2018-2021)
Jumlah fasilitator baru 50 2018
Jumlah total fasilitator lama dan baru 2019 2020 2021 2876 6746 6903 2021 2020 2019 129 99 30 53 46 46

menyediakan formula untuk mahasiswa dapat memiliki prioritas sehingga dapat memiliki manajemen waktu yang baik. Sedangkan, kebiasaan ke-5 (Berusaha Mengerti Dahulu Kemudian Dimengerti) merupakan kebiasaan yang paling mudah diimplementasikan dalam kehidupan mahasiswa. Kebiasaan ke-5 ini mengajak mahasiswa untuk mendengarkan secara empatik dan berusaha mengerti kondisi orang lain terlebih dahulu.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 13
Gambar 5. Matriks Kemudahan-Dampak 7 Kebiasaan
TINGKAT KEMUDAHAN TINGKAT PENGARUH 4,38 4,14 4,14 4,12 4,42 4,37 4,32 4,26 4,25 4,22 4,31 4,1 4,08 4,29 Interpersonal Intrapersonal
Kebiasaan 1. Menjadi Proaktif Kebiasaan 2. Mulai dengan Tujuan Akhir Kebiasaan 3. Dahulukan yang Utama Kebiasaan 4. Berpikir Menang-Menang Kebiasaan 5. Berusaha Mengerti dahulu kemudian dimengerti Kebiasaan 6. Wujudkan Sinergi Kebiasaan 7. Asahlah Gergaji

Paradigma

Paradigma

Paradigma adalah cara memandang, memahami, mempersepsi, dan memaknai dunia yang ada di sekitar. Cara sederhana memahami

paradigma adalah dengan

menganggapnya sebagai peta.

Peta tidak hanya memperlihatkan

teritorial, namun juga memberikan

penjelasan di dalamnya. Sama halnya

dengan adanya peta yang tepat

dan yang tidak tepat, paradigma

juga bisa bersifat lengkap dan tidak lengkap.

Paradigma terbagi menjadi dua, yaitu:

(1) Bagaimana kamu melihat sesuatu

seperti seadanya (Realita) dan (2)

Bagaimana kamu melihat sesuatu

seperti seharusnya (Nilai). Paradigma

berhubungan erat dengan perilaku.

Bagaimana kita melihat sesuatu

akan menghasilkan bagiamana kita berperilaku. Bayangkan jika kamu

memiliki peta yang tidak tepat

atau salah menunjukkan destinasi.

Kondisi tersebut menghasilkan dua kemungkinan. Kamu akan frustrasi

atau kamu berperilaku positif untuk

tetap senang dimanapun kamu berada. Namun, jika kamu memiliki

peta yang tepat tujuan, kamu akan secara otomatis berperilaku positif pula. Kamu akan dengan giatnya

mengatasi masalah yang kamu temui

selama perjalanan demi mencapai

destinasi yang dituju. Kondisi kedua menggambarkan kamu

memiliki paradigma yang lengkap

sehingga dapat optimis yang berarti berperilaku positif.

yang kita pegang, pendidikan, pengalaman. Jadi, adalah sangat bodoh seseorang yang meyakini

dirinya paling benar dan mengatakan oang lain salah karena kebenarannya adalah sebatas apa yang di ketahuinya. Untuk menambah wawasan mengenai paradigma, coba perhatikan cerita berikut.

Anto merupakan mahasiswa yang rajin, berprestasi, dan populer di Kampusnya. Sedangkan, Rian merupakan mahasiswa yang sering terlambat, pasif, dan hanya memiliki segelintir teman dekat. Selepas wisuda, Anto sempat kesulitan mendapat pekerjaan sedangkan Rian sudah bekerja bahkan sebelum wisuda dengan gaji yang besar. Anto merasa kehidupannya tak adil dan sering membandingkan dirinya dengan Rian dan meremehkan Rian di depan teman-temannya. Namun, suatu ketika ada yang menceritakan latar belakang Rian yang menjadi tulang punggung keluarganya, Ia memiliki 4 adik yang harus ia sekolahi dan sejak kuliah Ia sudah mulai mengikuti banyak proyek yang mendatangkan uang. Sejak saat itu, Anto tertohok dengan apa yang dipikirkannya, “Aku tidak ada tanggungan, sedangkan banyak yang bergantung pada Rian. Beban dan rezeki memang tidak pernah salah pundak”.

Paradigma kita dibatasi oleh

Pengetahuan, Budaya, Kepercayaan

Cerita di atas memberikan contoh kebenaran yang diterima Anto sebelumnya ternyata tidak lengkap. Setelah dapat bukti-bukti baru, Anto baru menyadarinya. Dari cerita

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 15

di atas, Anto sudah mengalami

pergeseran paradigma menjadi

lebih positif, dimana Ia menyadari

bahwa apa yang dilihat selama ini

hanya sepersekian persen saja dari

kehidupan Rian. Anto tidak berhak

menghakimi hidup orang lain hanya

berdasarkan apa yang Ia lihat.

Jadi, memiliki paradigma yang

lengkap itu sangat penting. Tidak

sekadar berusaha berparadigma

lengkap kepada sesama manusia

saja, tetapi juga kepada Tuhan yang

menciptakan kita. Apapun yang

Tuhan berikan kepada kita, tetaplah berusaha mencari kebenaran yang utuh.

Jika kamu ingin membuat perubahan kecil dalam hidup, ubahlah perilaku.

Namun, jika kamu ingin membuat terobosan besar dan penting, ubahlah Paradigma.

—Stephen R. Covey

Paradigma berbasis Prinsip

Prinsip adalah pedoman

manusia atau hukum alam yang

bersifat eksternal, universal, dan abadi. Ada prinsip-prinsip

yang bekerja dalam hubungan

manusia dengan dirinya dan dengan orang lain. Semakin

selaras paradigma dengan prinsip, semakin akurat pula fungsi kedua hal tersebut. Paradigma yang

lengkap memengaruhi efektivitas

manusia dalam berhubungan secara intrapersonal dan interpersonal.

Kebiasaan Efektif

Kebiasaan efektif adalah persimpangan antar dimensi pengetahuan, kemampuan, dan keinginan. Pengetahuan adalah paradigma apa yang harus dilakukan dan mengapa perlu dilakukan. Kemampuan adalah bagaimana melakukan. Keinginan adalah motivasi apa yang ingin dilakukan. Untuk menciptakan sesuatu dari siklus kebiasaan, mahasiswa harus memiliki ketiga dimensi tersebut. Dengan mengoptimalkan pengetahuan, kemampuan, dan keinginan, mahasiswa dapat menerobos efektivitas hubungan intrapersonal dan interpersonal yang ke tingkat baru yang lebih maju, seperti halnya saat menerobos paradigma lama yang mungkin telah menjadi zona nyaman dan aman semu selama bertahun-tahun.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 16
“ “ Kebiasaan Keinginan Pengetahuan Keterampilan
Gambar 6. Dimensi kebiasaan efektif

Simak cerita perjalanan Hayu Adwitya dalam memperhatikan paradigma dalam melihat atau menghadapi suatu masalah di rumah dan di perkuliahan. Hayu Adwitya berhasil menantang paradigmanya untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda.

Tantangan Minggu pertama yaitu terkait paradigma. Saya menemukan masalah paradigma yang ada di saya saat sedang mengerjakan tugas MPKMB membuat video. Tentunya saat proses rekaman saya membutuhkan tempat yang sepi dan kondusif. Akan tetapi saat itu adik-adik saya sangat berisik dan tidak mau diam, tidak hanya itu, ayah saya juga kedatangan beberapa tamu yang membuat rumah semakin ramai. Karena suasana rumah yang sangat ramai saya tidak bisa merekam video untuk tugas tersebut karena suara berisik tersebut selalu masuk ke video. Saat itu saya hampir marah dan meluapkan kekesalan saya. Tetapi saat itu saya sadar bahwa saya harus berhenti sejenak sebelum mengeluarkan respons yang tidak baik. Saya mencoba mengubah paradigma saya dan merespons dengan hal yang lebih positif. Saya memutuskan untuk menunda waktu perekaman video hingga malam hari ketika semua orang sudah tertidur. Di sini saya tidak rugi karena tugas saya tetap bisa selesai dengan baik dan orang-orang di rumah saya tetap bisa melakukan aktivitasnya. Saya pun tidak perlu kesal dan marah-marah. Malah, saya mendapat cukup waktu untuk lebih mematangkan konsep saya.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 17
!!
Hayu Adwitya

Intrapersonal: Kemenangan Pribadi

Menjadi Proaktif

Proaktif adalah sikap seseorang yang lebih aktif. Proaktif adalah sikap seseorang yang tidak dibatasi keadaan sekitar melainkan justru dapat mempengaruhi perubahan lingkungan sekitarnya. Proaktif adalah ketika seseorang tidak hanya sekedar mengambil inisiatif, tetapi juga menyadari kalau setiap orang memiliki tanggung-jawabnya masing-masing. Menjadi Proaktif adalah mengenai pilihan dan kendali. Ketika kamu menjadi proaktif, kamu berhenti menyalahkan orang lain atas situasi yang kamu alami. Kamu juga bertanggungjawab atas pilihan yang sudah kamu ambil dan menyadari apapun yang kamu lakukan adalah hasil dari pilihanmu karena kamu memiliki kebebasan memilih dan kekuatan untuk berubah.

Tentukan sikapmu!

Reaktif

Orang yang proaktif akan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Ia akan menyelesaikan dengan tuntas apa yang telah dipilih. Ia juga siap dengan berbagai konsekuensi maupun risiko yang akan terjadi atas pilihan tersebut. Menurut Satria (2020), aktif dan sibuk sama-sama menghabiskan waktu. Lalu apa bedanya ? Bedanya, aktif menunjukkan aktivitas yang dilakukan melalui penjiwaan, atau bekerja dengan passion tinggi. Biasanya aktivitas yang selaras dengan visi akan membuat kita lebih menjiwai. Sebaliknya sibuk adalah aktivitas menghabiskan waktu tanpa penjiwaan atau passion. Kesibukan seperti itu akan menimbulkan alienasi diri. Persis seperti orang yang mengerjakan kegiatan tidak penting, yang tidak selaras dengan visi dan tujuan.

Orang proaktif dapat menciptakan cuacanya sendiri. Ketika menghadapi stimulus, orang yang Proaktif memanfaatkan waktunya untuk berpikir sejenak sebelum merespon sesuatu. Mereka menggunakan “saat kebebasan” sebelum merespon sesuatu. Orang yang proaktif akan memilih untuk menyimpan jeda sebelum bertindak, bukan sekadar bereaksi. Jeda yang dimaksud adalah rentang waktu sepersekian detik hingga beberapa hari/minggu/bulan antar stimulus dan reaksi untuk menimbang-nimbang apa tindakan yang perlu dilakukan selanjutnya. Dengan memberi jeda atau berhenti sejenak bukan berarti diam. Justru berhenti sejenak menuntut kita untuk dengan cepat dan sigap dalam menentukan tindakan

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 19
Proaktif

selanjutnya. Tindakan-tindakan yang bukan malah menjadi ‘racun’, melainkan sebuah solusi. Orang yang proaktif tidak akan mudah terpengaruh atau terbawa arus, karena ia mampu mengendalikan dirinya.

Lawan dari proaktif adalah reaktif. Orang yang cenderung reaktif adalah ia yang semena-mena berbuat tanpa melihat apakah tindakannya akan berdampak positif atau negatif pada dirinya maupun orang lain. Orang-orang yang reaktif menanggapi sebuah stimulus tanpa berpikir dan mengontrol reaksi mereka. Mereka bereaksi berdasarkan suasana hatinya ataupun kejadian lain pada saat itu tanpa berpikir

Perilaku dan Bahasa Reaktif

1. Berusaha keras menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen meskipun banyak menyita waktu.

2. Tidak marah ketika sebuah motor menyalip jalanmu.

3. Memaafkan teman yang bersikap kasar padamu.

4. Tidak mempermasalahkan ketika orang yang didekatmu lupa atas hari ulang tahunmu.

5. Selalu berpikir positif, tidak berburuk sangka pada orang lain.

6. Saya akan coba lagi walau sudah gagal.

7. Saya bisa memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan.

8. Saya bisa lebih baik dari harihari sebelumnya.

9. Saya tidak akan malas lagi.

10. Saya tidak akan membenci orang lain meskipun telah menyakiti hati saya.

1. Langsung menilai orang lain salah tanpa mengetahui kronologi dan penyebabnya.

2. Putus asa ketika mengalami kegagalan.

3. Tidak mau mencoba, merasa yakin akan gagal lagi.

4. Mengeluh karena banyak tugas kuliah yang harus dikerjakan.

5. Merasa tertinggal dari orang lain hingga akhirnya tidak semangat lagi untuk bertumbuh.

6. Tingkah adikku membuatku sangat marah.

7. Saya tidak percaya diri karena orang-orang di sekitar saya banyak prestasinya.

8. Aku merasa kesepian, orangorang tega meninggalkanku.

9. Saya tidak bisa melakukannya.

10. Maaf aku kecewa, kamu sudah merusak hidupku.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 20
Perilaku dan Bahasa Proaktif Gambar 7. Ilustrasi reaktif Gambar 8. Ilustrasi proaktif Respon

terlebih dahulu. Tidak ada ruang jeda di antara stimulus dan respon mereka. Kerap kali orang yang reaktif selalu menimbulkan penyesalan setelahnya. Mereka baru sadar bahwa ternyata tindakannya itu menimbulkan efek negatif pada dirinya dan orang lain. Padahal jika ia bersikap proaktif, hal tersebut kemungkinan kecil tidak terjadi.

Lingkaran Pengaruh dan Lingkaran Kepedulian

Kejadian dalam hidup ini terbagi ke dalam dua hal. Pertama adalah lingkaran pengaruh, yakni hal-hal yang dapat kita kendalikan dan pengaruhi. Kedua adalah lingkaran kepedulian yang berarti sebaliknya. Orang proaktif akan fokus pada lingkaran pengaruh dibandingkan lingkaran kepedulian, yaitu lebih berfokus pada hal-hal yang bisa dilakukan. Sedangkan orang reaktif akan senang berada di lingkaran kepedulian. Mereka pandai menyalahkan orang lain dibanding memperbaiki dirinya sendiri.

Orang yang proaktif selalu menggunakan bahasa yang memberdayakan dirinya. Bahasa-Bahasa yang mencerminkan dirinya memegang kendali. Dengan membiasakan berbahasa proaktif orang yang efektif cenderung menjadi percaya diri. Sebaliknya orang yang reaktif cenderung berbahasa yang membuat dirinya menjadi korban keadaan.

Contoh lingkaran pengaruh yang bisa dikendalikan oleh kita

1. Usaha untuk meraih sesuatu.

2. Cara berusaha dan bersikap kepada orang lain.

3. Cara mengontrol emosi pada orang lain.

4. Pemikiran terhadap diri sendiri dan dunia.

5. Cara mengatur waktu agar tidak bentrok.

Contoh perilaku yang berada lingkaran kepedulian yang sejatinya kita hindari

1. Cara orang lain bersikap.

2. Omongan dan penilaian orang lain.

3. Pemikiran dan ide orang lain.

4. Kesediaan orang lain untuk memaafkan.

5. Keputusan yang diambil orang lain.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 21
Gambar 9. Ilustrasi fokus orang reaktif Gambar 10. Ilustrasi fokus orang proaktif

Tantangan

Menghadapi Insecurities di lingkungan sekitar

1. Fisik yang bagus/good looking

2. Jabatan

3. Finansial

4. Hubungan Sosial

5. Nilai Akademik

1. Membangun hubungan dengan teman yang memiliki hobi yang sama

2. Bersyukur dan menghargai diri sendiri

3. Memotivasi diri sendiri

4. Memperluas wawasan

5. Yakin pada diri sendiri bahwa kita bisa sukses di luar jabatan yang dimiliki

6. Fokus terhadap tujuan dan menciptakan value tersendiri

Fokus orang yang proaktif adalah pada hal-hal dalam kendali dirinya. Hal tersebut membuat kemampuannya dalam memilih dan membuat keputusan semakin besar dan pada akhirnya memperluas pengaruhnya. Orang yang reaktif secara sadar atau tidak menghabiskan waktu terhadap hal-hal di luar kendali dirinya, mulai kekhawatiran, perilaku orang lain dan keadaaan, sehingga akhirnya dia merasa tidak berdaya dan kehilangan kendali atas dirinya.

Sejatinya banyak manfaat yang didapatkan ketika kita menjadi orang yang proaktif. Kita akan semakin bertanggung jawab dan berkomitmen atas suatu keputusan yang diambil. Bagi kamu yang ingin mencoba untuk menjadi orang proaktif, mari mulai dengan hal-hal kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang. Tidak ada kata terlambat untuk berubah menjadi lebih baik. Sangat disayangkan jika tahu jalan yang ditempuh salah, tapi masih dilalui. Yuk kita bisa jadi orang proaktif!

Orang proaktif sadar betul bahwa ia adalah pemimpin untuk dirinya sendiri sehingga dialah yang paling berwenang mengambil keputusan untuk masa depannya. Orang proaktif

tidak pernah memberi cek kosong kepada orang lain untuk menentukan masa depannya.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 22
“ “
—Arif Satria (2020)
Lingkaran Kepedulian Lingkaran Pengaruh Gambar 11. Contoh lingkaran kepedulian dan lingkaran pengaruh

Ikuti perjalanan Ega Chatalia dalam mempraktikkan 3 keterampilan dalam kebiasaan satu, yaitu:

1. Berhenti sejenak sebelum merespon dengan memikirkan kembali tujuan, peran dan tanggung jawab.

2. Berbahasa proaktif dan menghindari bahasa reaktif.

3. Identifikasi lingkaran kepedulian dan lingkungan pengaruh dengan tidak terlalu lama memikirkan masalah atau kekhawatiran (lingkaran kepedulian) dan alihkan pikiran dan energi untuk memikirkan solusi atau apa yang bisa dilakukan atas masalah (lingkaran pengaruh).

Pengalaman saya selama seminggu ini terkait menjadi proaktif baru saja terjadi kemarin, saat ibu saya memyuruh saya untuk mengantarkan tugas adik saya ke sekolahnya. disitu posisi saya sedang pusing dan sibuk mengerjakan tugas MPKMB, ibu saya yang meminta saya untuk mengantarkan tugas adik saya malah memperparah pusingnya kepala saya. disitu saya hampir saja menolak, kepala saya penuh dengan pertanyaan tentang, “kenapa ngga teteh aja yang nganterin tugas adek? kenapa harus aku? kan aku lagi sibuk banyak tugas” dan saya hampir saja protes kepada ibu saya dan bersiap untuk menolak karena takut tugas saya tidak bisa selesai tepat waktu. tapi disitu saya mengambil jeda sebentar untuk berpikir, kenapa ibu saya menyuruh saya bukannya menyuruh teteh saya? kenapa harus saya? dan disitu saya mencoba menempatkan diri saya di posisi ibu saya sampai akhirnya saya mengerti, ibu saya meminta saya yang mengantarkan tugas adik saya karena teteh saya sedang sibuk membahtu ayah saya dan tidak ada yang bisa diminta bantuannya lagi selain saya. sampai akhirnya setelah memikirkan sebab dan akibatmya saya menyanggupi perintah dari ibu saya. saya sempat khawatir tugas saya tidak akan selesai tepat waktu, tugas saya akan semakin menumpuk, tugas saya tertunda sampai akhirnya saya malas mengerjakannya. kekhawatirankekhawatiran seperti itu tidak bisa saya hilangkan kemarin, saya terlalu takut dan saya terlalu khawatir tapi akhirnya saya meyakinkan diri saya sendiri bahwa “tugas saya akan selesai tepat waktu, perintah ibu tidak membuat tugas saya jadi terbengkalai, tugas saya bisa selesai walaupun saya membantu ibu saya” saya mencoba mengingat-ngingat kalimat itu sambil mulai memikirkan pembagian jam untuk pengerjaan tugas saya agar bisa selesai tepat waktu. dan Alhamdulillah, tugas saya bisa selesai sesuai target awal saya sekarang.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 23
!!

Mulai dengan

Tujuan Akhir

Perjalanan tanpa perencanaan akan berakhir dengan kebingungan, begitupun dengan kehidupan. Kehidupan tanpa rencana bisa membuat kita kehilangan arah dan tujuan. Rencana hidup menjadi jembatan untuk menggapai mimpi. Dengan rencana, berarti kita sedang mendesain bagaimana diri kita di masa mendatang.

Itulah yang dimaksud dengan “Mulai dengan Tujuan Akhir”, kebiasan kedua dari tujuh kebiasaan. Kebiasan kedua ini menuntut kita memiliki visi, misi, dan tujuan hidup ke depan yang jelas. Meski rencana tersebut kerap kali tak sesuai realitanya, setidaknya dengan rencana akan memudahkan langkah dalam meniti hidup.

Bagaimana dengan rencanamu dalam hidup ini? Sudahkah punya rencana untuk 1 tahun, 5 tahun, hingga 10 tahun ke depan? Atau justru menjalani saja hidup ini tanpa rencana?

Pertanyaan di atas dapat membantu kamu menyusun rencana jangka pendek, menengah, dan panjang atau dapat disebut “cetak biru” yang kita butuhkan untuk menentukan hasil yang diinginkan. Orang yang efektif selalu memulai aktivitasnya dengan suatu rencana yang jelas. Mulai dengan tujuan akhir akan membantu kamu dalam memilih respon kamu pada saat-saat sulit. Membuat rencana sejak dini bagaikan menciptakan masa depan. Rencana yang matang akan membantu dalam menggapai cita-cita besar yang kita inginkan. Untuk menyusun rencana, ada banyak metode yang dapat digunakan Umumnya adalah dengan menuliskan apa yang kita inginkan. Misalnya, saya ingin menjadi seorang dokter, saya ingin pergi ke Makkah, saya ingin keliling dunia, saya ingin ke berbagai museum, saya ingin hidup bahagia, dan keinginan lainnya. Ingat, bermimpi itu gratis, tidak ada salahnya untuk menuliskan mimpi kita yang setinggi langit.

Orang yang sadar akan pentingnya visi merupakan orang yang memiliki pola pikir masa depan, dimana ia terus mencoba memahami bahwa perubahan dunia telah berjadi begitu cepat.

Ia lebih fokus pada peluang, bukan resiko.

Orang efektif adalah peretas masa depan, yang terus berkelana menemukan masa depan yang lalu diterjemahkan ke

dalam langkah-langkah dari mulai ide, percobaan, dan pemanfaatan sumberdaya yang ada.

—Arif Satria (2021)

Menempelkan Gambar Impian

Motivator sudah tidak asing lagi dengan ilmu tempel. Bahkan dalam kelasnya, di beberapa momen mengenalkan tentang konsep ini. Sebenarnya ilmu tempel ini sudah umum dilakukan, hanya saja istilahnya masih sedikit yang mengetahui. Ilmu tempel merupakan salah satu metode menuliskan mimpi, keinginan, atau rencana di yang akan dicapai di masa mendatang. Caranya dengan menuliskan dulu apa rencana kita, lalu cari gambar yang sesuai dengan rencana atau keinginan kita itu, kemudian menempelnya dalam sebuah kertas, dan ditempel di dinding agar terlihat.

Pernyataan Misi Pribadi

Pernyataan Misi Pribadi memberikan arah dan tujuan bagi hidupmu. Mengingatkan apa yang berharga dan penting bagimu, dan memandumu dalam membuat keputusan.

• Buatlah dalam versi singkat-satu atau dua kalimat dan bawa kemanapun kamu pergi

• Baca setiap hari

• Buat jurnal pribadi. Catatlah beberapa contoh bagaimana Pernyataan Misi Pribadi membantumu dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah

• Tetapkan satu atau dua tujuan yang selaras dengan pencapaian misi kamu

• Buat versi audio dari Pernyataan Misi Pribadi dan dengarkan ketika kamu di mobil, bis, atau saat berolahraga

• Berbagi Pernyataan Misi Pribadi dengan teman dan keluarga

Contohnya, kita punya rencana untuk kuliah di Stanford University, menunaikan ibadah haji/umrah, dan membeli motor baru. Kita tuliskan lalu cari gambar Stanford University, ka’bah atau Masjidil Haram, dan motor sesuai merek yang diinginkan. Lalu tempellah gambar tersebut dan satukan dengan tulisan yang telah kita buat. Ketika kita membuat rencana atau impian di masa mendatang, energi-energi semesta akan mendorongnya untuk menggapai mimpi itu. Kita buktikan saja, tulis rencana hari ini, lalu apa yang akan terjadi di masa mendatang. Tapi ingat ya, rencana yang kita buat harus disertai dengan usaha dan kerja keras untuk menggapainya.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 25

Pernyataan

Misi Pribadi

Belum Ada Rencana, Bagaimana?

1. Belajar membiasakan mengatakan Maaf, Tolong, dan Terima kasih kepada orang lain.

2. Peduli keadaan sekitar.

3. Berempati pada orang yang kesulitan.

4. Berusahan untuk menjalani hidup dengan kejujuran.

5. Tidak lagi menunda sholat 5 waktu.

6. Menghargai pendapat orang lain.

7. Menghormati perbedaan.

Salah satu penyebab kita belum memiliki rencana karena belum mengenal diri sendiri dengan sepenuhnya. Kalau sudah kenal dengan diri sendiri, kita akan mudah untuk membuat rencana. Perencanaan yang kita buat akan sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan diri kita. Maka dari itu, yuk kenali diri agar bisa melanjutkan menulis dengan tegas rencana yang akan kita lakukan atau capai di masa mendatang. Selamat bermimpi dan mewujudkannya.

Kenali Dirimu

Tiga hal yang ingin kucapai Membahagiakan diri sendiri, orang tua, dan bermanfaat kepada orang lain.

Karir seperti apa yang kudambakan

Human Resource Development

Keterampilan apa saya yang saya butuhkan untuk wujudkan impian dan karir yang saya dambakan?

Pandai berkomunikasi, baik itu publik atau personal serta dapat mengerti setiap karakter orang lain.

Minat-minat terbesarku

Psikologi Lulus tepat waktu, IPK di atas 3,75, dan melanjutkan studi

Capaian-capaian yang ingin kuraih dalam 5 tahun ke depan

Lima hal yang aku hargai (misal: persahabatan, kejujuran, dsb)

Kesetiaan, Kejujuran, Waktu, Kebahagiaan, dan Perbedaan

Pendidikan dan pengalaman apa saja yang saya butuhkan untuk wujudkan impian dan karir yang saya dambakan?

Ilmu komunikasi dan Psikologi

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 26
Dhiya’ulhaq
Fadhil
Gambar 12. Contoh pernyataan misi pribadi Gambar 13. Contoh lembar kenali diri

PAPAN VISI

Tahun: ____

2025

Karir Keuangan

Gaji naik

Mendapat promosi

Memulai bisnis

Pengembangan Diri

Travel ke Kalimantan

Belajar bahasa Mandarin

Ikut course ilustrasi

Belajar mengendarai mobil

Hubungan

Ikut komunitas

Pendapatan pasif

2-3 sumber pendapatan

Rajin pembukuan

Kesehatan

Perbanyak minum air mineral

Tidak begadang

10.000 langkah setiap hari

Olahraga 15 menit per hari

Skincare rutin

Check up dental

Pertahankan hubungan yang sudah dibangun (teman, rekan kerja)

Family time rutin

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 27
Gambar 14. Contoh papan visi

Simak visi Fadhil Dhiya’ulhaq dalam 5 tahun ke depan dimana Ia sedang wisuda dan mendapatkan kata sambutan dari 3 tokoh penting dalam hidupnya.

Kemungkinan ucapan:

Mahasiswa

Dosen Pembimbing

“Selamat atas wisudanya, tetaplah berkarakter yang baik dan dapat mengembangkan ilmu yang dipunya agar orang sekitar dapat merasakan perubahan yang kamu alami dan dapat diikuti oleh orang lain.”

Kemungkinan ucapan:

Mahasiswa

“Terima kasih telah menjadi anak yang rajin, baik, jujur, dan berbakti kepada Ayah Bunda.”

Teman

“Terima kasih telah menjadi pendengar yang baik, orang yang jujur, dan orang yang peduli dengan sahabat saat suka maupun duka”

Dani

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 28
Gambar 15. Contoh visi dalam 5 tahun
!!
VISI DALAM 5 TAHUN Peranmu Peranmu Peranmu Tokoh penting Tokoh penting Tokoh penting Kemungkinan ucapan: Fadhil Dhiya’ulhaq Ayah Bunda

Mendahulukan yang utama akan

membantu kita untuk mengenali dan memprioritaskan hal-hal yang bersifat

sangat penting, termasuk hubungan

kita dengan orang lain. Kebiasaan 3

mengajak kita agar bisa membagi

waktu dan mengidentifikasi mana yang

harus diprioritaskan dan mana yang

bisa ditunda dulu.

Setiap hari kita memiliki waktu 24

jam. Coba kita renungkan, selama

24 jam tersebut kita memanfaatkan

waktu dengan hal apa saja? Apakah

sudah optimal?. Perlu diketahui bahwa

setiap orang menghabiskan waktu

yang sama seperti kita dalam setiap

harinya. Namun, belum tentu waktu

yang digunakan optimal dan produktif.

Dalam upaya memanfaatkan waktu

dengan optimal, salah satu caranya

MENDESAK PENTING

SI PENUNDA (KRITIS)

• Belajar untuk ujian esok hari.

• Membayar tagihan telepon selular yang sudah jatuh tempo.

• Mengerjakan tugas yang dikumpulkan hari ini.

• Menjenguk teman atau keluarga yang baru saja mengalami kecelakaan.

Dahulukan yang Utama

adalah dengan mengimplementasikan

kebiasaan 3 yakni dahulukan yang

utama. Untuk memudahkan kebiasan

3, kita dapat mengidentifikasi kuadran manajemen kehidupan. Manajemen kehidupan terbagi ke dalam empat kuadran prioritas. Kuadran I penting dan mendesak, kuadran II penting tapi tidak mendesak, kuadran III tidak penting

tapi mendesak, dan kuadran IV tidak penting dan tidak mendesak. Aktivitas penting adalah yang mencerminkan prioritas, nilai utama, sasaran dan misi kamu. Aktivitas mendesak adalah yang membutuhkan perhatian kamu segera.

TIDAK PENTING

TIDAK MENDESAK

SI PERENCANA (KUALITAS)

• Jalan-jalan dengan teman dekat.

• Mengerjakan tugas yang dikumpulkan seminggu lagi.

• Menelpon orangtua.

• Mengunjungi dosen pembimbing.

I II

SI SUNGKAN (TIPUAN) SI PEMALAS (SIA-SIA)

• Obrolan yang sia-sia.

• Menjawab sms tidak penting.

• Menerima seluruh telpon.

• Menjawab pertanyaan pertanyaan tidak penting

• Nonton TV, surfing internet dan main game berlebihan.

• Aktivitas sia-sia yang membuang waktu.

• Terlalu banyak terlibat dalam kegiatan melepaskan diri dari rutinitas.

• Menunda-nunda

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 29
III IV
Gambar 16. Empat kuadran prioritas

Kuadran I tidak dapat dihindari, tetapi kuadran II dapat membantu mencegah urgensi. Tidak sehat jika berada pada kuadran I terlalu lama, kamu akan mudah stres.

Kuadran III adalah kuadran

tempat yang sebagian besar

tidak penting bagi kamu, namun

penting bagi orang lain. Berani

katakan “Tidak” pada aktivitas kuadran III.

Kuadran II adalah prioritas hidup efektif. Idealnya kita fokus pada kuadran II agar

bisa menyelesaikan pekerjaan dengan maksimal dan tidak terburu-buru serta memberikan hasil terbaik untuk pekerjaan dan kehidupan pribadi kamu.

Orang yang berada di kuadran I dan III cenderung sering melarikan diri ke kuadran IV, dimana tidak ada pembaharuan diri di dalamnya. Melakukan aktivitas-aktivitas pada kuadran IV secara berlebihan dapat membuat kamu tidak memperbarui diri. Berani katakan “Tidak” pada aktivitas kuadran III.

Zona Hitam Segitiga Bermuda

Zona hitam berbentuk Segitiga

Bermuda seperti pada Gambar

13 perlu dihindari. Dengan

kata lain, kamu harus fokus pada kuadran II. Terlalu banyak

menghabiskan waktu di Segitiga Bermuda membuat kita kehabisan waktu pada hal yang tidak penting. Semakin lama, kehidupan sehari-hari terasa semakin lelah dan berantakan. kita akan kelelahan dan semakin berantakan.

Mahasiswa yang terbiasa

terhadap hal mendesak

menghabiskan banyak waktu

di kuadran I. Seiring berjalannya waktu, mahasiswa tersebut

perlahan bergerak ke kuadran

III atau fokus pada aktivitas

mendesak namun tidak penting.

Setelah beberapa lama, hidupnya menjadi tidak efektif

II IV III

dan kelelahan sehingga mencari relaksasi di kuadran IV. Setelah berdiam di kuadran

IV, mahasiswa tersebut cenderung Kembali mencari hal-hal yang perlu dikerjakan dan kembali ke kuadran I. Siklus tersebut akan terus berulang. Terjebak di zona hitam

Segitiga Bermuda membuat kamu tidak produktif dan tidak bisa mencapai apa yang menjadi penting untukmu.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 30
Gambar 17. Ilustrasi Zona Hitam Segitiga Bermuda
PENTING TIDAK MENDESAK TIDAK PENTING
I MENDESAK

Luaran: Daftar Aktivitas Kuadran II

Luaran: Daftar Batu Besar

Jadwal harian/mingguan/ bulanan/tahunan

Gambar

Luaran: Hidup terencana dan efektif

Langkah menyusun prioritas terbagi ke dalam tiga hal, yaitu (1) Identifikasi empat kuadran prioritas, (2) Menyusun perencanaan jadwal, dan (3) Melalukan aktivitas. Identifikasi empat kuadran prioritas menuntutmu memetakan aktivitas kuadran II yang perlu dilakukan beberapa waktu ke depan,dalam contoh ini adalah seminggu ke depan. Aktivitas yang berada di kuadran II akan membuat kita rileks, segar, dan merasa lebih baik. Selanjutnya, kamu perlu menyusun rencana jadwal aktivitas seminggu ke depan. Mulai dengan membuat daftar batu besar yang ingin kamu capai, lalu petakan kapan kamu akan melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat merealisasikan batu besarmu. Kamu bisa menggunakan alat non-digital dan digital untuk menyusun jadwal, seperti Planner Book, Time Table, Google Calendar, Notion, dan lain-lain. Dengan menyusun rencana jadwal aktivitas seminggu sebelumnya, kamu akan merasakan perubahan dimana hidup lebih terencana dan efektif.

A goal without a plan is just a wish . —Antoine

Perhatikan rencana mingguan Willy Wildan yang disusun dengan mengikuti 3 langkah menyusun prioritas serta memetakan batu besar berdasarkan peran yang dimiliki.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 31
18. Langkah menyusun prioritas
“ “
de Saint-Exupéry
Membuat Rencana/Jadwal Melakukan Aktivitas > >
Identifikasi Aktivitas
!!

Willy Wildan

1. Sholat Subuh, Baca Alqur’an

2. Kelas Sosiologi, Biologi Dasar, B.Indo

3. Membuat poster proyek sinergi

4. Baca berita terbaru

5. Mengerjakan tugas

6. Family time

1. Sholat Subuh, Baca Alqur’an

2. Refleksi diri dan olahraga

3. Kelas B.Indo dan CT

4. Kerja kelompok proyek sinergi

5. Membuat poster proyek sinergi

6.

1. Sholat Subuh, Baca Alqur’an

2. Kelas PI, Kimia ST

3. Kerja kelompok proyek sinergi

4. Membuat poster proyek sinergi

5. Membaca materi untuk besok

1. Sholat Subuh, Baca Alqur’an

2. Olahraga

3. Kelas Kimia ST, B. Inggris

4. Membaca materi untuk besok

5. Family time

1. Sholat Subuh, Baca Alqur’an

2. Kelas Biologi dasar, Ekonomi, B.Inggris

3. Sholat Jum’at

4. Mengerjakan tugas

1. Sholat Subuh, Baca Alqur’an

2. Refleksi diri dan olahraga

3. Menonton film

4. Membaca berita terbaru

5. Cek tugas anak-anak pengajian

6. Family Time

1. Sholat Subuh, Baca Alqur’an

2. Refleksi diri dan olahraga

3. Menonton film

4. Membaca berita terbaru

5. Cek tugas anak-anak pengajian

6. Mendampingi anak-anak mengaji

Gambar 19. Contoh rencana mingguan

Olahraga, Bersepeda

Refleksi Diri

Membuat To Do List

Me time

Mengikuti Kelas PKU

Membaca Materi sebelum kelas

Mengerjakan Tugas

Mengerjakan Proyek Sinergi

Mendampingi anak-anak mengaji

Cek tugas anak-anak

Membantu orang tua

Family Time

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 32
September 2
Diri sendiri
Mahasiswa Koordinator Anak

Interpersonal: Kemenangan Publik

Berpikir Menang-Menang

Mungkin kamu masih bingung bagaimana berpikir menang-menang itu. Kita tahu bahwa kata menang identik dengan kompetisi. Dalam sebuah kompetisi ada pihak yang menang dan ada yang kalah. Namun, menang di kebiasan 4 tidak dikaitkan dengan sebuah kompetisi, melainkan menang-menang dalam kehidupan. Kehidupan terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain. Berpikir menang-menang memiliki prinsip bahwa hubungan jangka panjang yang efektif hanya dapat terwujud apabila didukung oleh hubungan yang saling menguntungkan (memungkinkan semua pihak menang).

Paradigma dalam hidup berdasarkan tingkat keberanian dan timbang rasa terbagi ke dalam empat kategori, yaitu menang-kalah (saya menang, kamu kalah), kalahmenang (saya kalah, kamu menang), kalah-kalah (saya kalah kamu juga kalah), dan menang-menang (sama-sama menang).

Menang-Kalah

Paradigma menang-kalah memandang bahwa segala sesuatu adalah kompetitif dan masih mengedepankan egonya masing-masing. Paradigma ini bisa membuat kita enggan peduli pada orang lain. Sebab, pikiran kita ingin menang terus dan tidak mau membantu orang lain. Misalnya, dalam satu kue kita mendapatkan banyak bagian, sedangkan orang lain lebih sedikit.

Kalah-Menang

Kebalikan dari paradigma pertama, justru paradigma kalah-menang menaruhkan standar hidup kita rendah. Paradigma ini membuat kita tidak memiliki keberanian untuk menjadi seorang pemenang. Paradigma ini membuat orang lain berbuat sesuka hati pada kita.

Kalah-Kalah

Paradigma kalah-kalah harus kita hindari. Paradigma ini tidak memberikan sumbangsih positif pada kehidupan kita. Paradigma ini bisa dikatakan kurangnya keberanian dan timbang rasa. Paradigma mengakibatkan kedua pihak sama-sama merugi. Misalnya, ketika kita jatuh, orang lain juga harus ikut jatuh bersama.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 34

Menang-Menang

Inilah paradigma yang harus dimiliki oleh setiap insan yang berada di muka bumi ini. Paradigma keempat ini menandakan bahwa kita memiliki keberanian yang tinggi dan timbang rasa pada orang lain. Paradigma ini cenderung lebih peduli pada orang lain dan tidak melupakan dirinya sendiri. Paradigma ini bukan soal “kamu atau saya” melainkan “kita bersama-sama”.

Intinya dalam paradigma ini kedua pihak mendapatkan sumbangsih positif. Paradigma inilah yang harus diterapkan dalam kehidupan kita.

Berpikir Menang-Menang menuntut kita menyadari bahwa keberhasilan satu orang tidak dicapai dngan mengorbankan keberhasilan orang lain. Menang-Menang melihat kehidupan sebagai sebuah arena kerjasama, bukan persaingan. Hal tersebut adalah kerangka pikiran dan hati yang senantiasa melihat adanya keuntungan bersama dalam setiap interaksi sesama manusia, dan kesepakatan.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal
Interpersonal 35
dan
Gambar 20. Ilustrasi empat paradigma hidup

Rekening Bank Emosi

Rekening Bank Emosi merupakan metafora seberapa besar kepercayaan yang ada dalam setiap hubungan yang kita bina. Seperti halnya di perbankan, kita bisa setoran ataupun penarikan. Begitu juga dengan rekening bank emosi. Dalam rekening bank emosi, setoran akan meningkatkan dan memperbaiki kepercayaan. Sedangkan penarikan akan mengurangi bahkan merusak kepercayaan. Contoh setoran adalah menepati janji, bersikap santun, ramah pada orang lain, menjadi pendengar yang baik, senantiasa memaafkan orang lain, setia, menetapkan harapan yang jelas, dan lain-lain. Sementara itu, contoh dari penarikan adalah kebalikan dari setoran, yaitu ingkar janji, tidak santun, tidak ramah pada orang lain, tidak peduli apa yang orang lain bicarakan (tidak mendengarkan), arogan, sombong, tidak setia, menetapkan harapan semu, dan lain-lainnya.

Sama halnya dengan konsep perbankan, kita harus melakukan setoran dan meminimalisir penarikan. Kita harus memberikan yang terbaik pada lingkungan sekitar. Berusahalah untuk melakukan yang terbaik dalam hidup ini. Minimalisirlah hal-hal yang berdampak negatif. Buatlah rekening emosi yang baik dalam hidup kita.

Utamakan kerjasama, sifat kooperatif, dan menguntungkan kedua belah pihak untuk mencapai menang-menang.

Ikuti perjalanan Keysha Azurra Adhwa dalam praktikkan pola pikir menangmenang dan meningkatkan keberanian dan timbang rasa. Sebelumnya, Ia menjabarkan hubungan dengan orang-orang terdekatnya. Tarikan-tarikan apa saja yang biasa Ia lakukan secara sadar atau tidak dan setoran-setoran apa saja yang Ia akan upayakan.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 36
!!
—Stephen R. Covey

Hubungan dengan Ayah-Ibu

Dengan Ayah Dengan Ibu

Kalah Menang. Ayah adalah orang yang keras dalam mendidik anak-anaknya, apapun yang Ia katakan, Ia selalu merasa dirinya benar dan saya hanya menerima keputusannya.

Saldo Rekening Bank Emosi

Menang-Menang Ibu selalu bertanya pendapatku dan membicarakannya jika Ia tidak setuju sampai kami bertemu titik terang.

Saldo Rekening Bank Emosi

Lebih sabar dalam menghadapinya

dan menghabiskan

lebih banyak bersama Ayah

Potensi Tarikan

Terus-terusan mengeluh dan menyalahkan Ayah

Lebih banyak menghabiskan

waktu bersama Ibu

Potensi Tarikan

Tidak memikirkan pendapat Ibu dan bersikap keras

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 37
Rendah Tinggi Komitmen Setoran Komitmen Setoran Keysha Azurra Adhwa Gambar 21. Contoh rekening bank emosi

Hubungan dengan Teman

Dengan Teman Sepermainan

Menang-menang. Mereka menganggapku sebagai seorang yang berpikiran terbuka dan pendengar yang baik. Mereka selalu mempercayakanku berbagai cerita karena mereka merasa aku selalu bisa membuat mereka lebih baik Selain itu, ketika ada masalah, aku selalu berada di tengah.

Saldo Rekening Bank Emosi

Komitmen Setoran

Selalu menjadi pendengar yang baik

Potensi Tarikan

Menghakimi dan meremehkan ketika mereka bercerita

Keysha Azurra Adhwa

Hubungan dengan Dosen

Dengan Dosen

Kalah Menang. Saya selalu menyetujui pendapat dosen walaupun sebenarnya saya kadang kurang setuju

Saldo Rekening Bank Emosi

Medium Rendah

Komitmen Setoran

Lebih berani untuk mengungkapkan pendapat

Potensi Tarikan

Tidak berhati-hati dalam memilih kata saat berbicara

Keysha Azurra Adhwa

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 38

Hubungan dengan Adik-Kakak

Kalah Menang. Sifat Kakak tidak jauh berbeda dengan Ayah yang tidak mau kalah.

Medium

Lebih berusaha untuk

mengeluarkan pendapatku

Potensi Tarikan

Bersikap seolah

tidak terjadi apaapa, lalu meledak

Dengan Keduanya

Kalah Menang.

Dengan Kakak Dengan Adik Saldo Rekening Bank Emosi Saldo Rekening Bank Emosi

Medium

Lebih berusaha mengeluarkan pendapatku dan lebih berani untuk bilang tidak

Potensi Tarikan

Bersikap seolah tidak terjadi apaapa, lalu meledak

Kalah Menang. Sebenarnya aku menganggap diriku kalah karena harus menghindari pertengkatan tetapi sebenarnya akupun tidak setuju dengan mereka.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 39
Komitmen Setoran Komitmen Setoran Keysha Azurra Adhwa

Berusaha Mengerti Dahulu

Kemudian Dimengerti

Berusaha Mengerti Dahulu Kemudian Dimengerti memiliki prinsip yang sama dengan “diagnosa harus dilakukan sebelum memberi pengobatan atau solusi”. Berusaha Mengerti Dahulu Kemudian Dimengerti membutuhkan kemampuan mendengarkan secara empatik dengan mata, hati, dan telinga serta menyelami cara lawan bicara menyampaikan pesan. Bukan berarti setuju sepenuhnya dengan lawan bicara kita, melainkan kita berusaha untuk menghargai pendapat orang lain sebelum menyampaikan pendapat kita. Dengan berusaha mengerti orang lain terlebih dahulu akan membuatmu menjadi seseorang yang dapat dipercaya. Ketika orang lain yakin bahwa kamu peduli terhadap kebutuhan mereka, maka mereka juga lebih peduli padamu, yang pada akhirnya membuka jalan menuju paradigma interaksi Menang–Menang. Hal penting yang dituntut dalam kebiasaan 5 ini adalah mendengarkan dan mengerti. Mendengarkan merupakan hal yang sulit dilakukan karena membutuhkan konsentrasi dan perhatian penuh pada interaksi yang sedang terjadi antara kamu dan lawan bicara. Sedangkan mengerti tidak hanya mendengarkan, namun mengolah apa yang didengar ke dalam informasi. Faktor yang dapat membuat orang sulit menegerti saat mendengarkan adalah sebagai berikut:

Sedang mengkhawatirkan hal lain

Mengambil kesimpulan lebih awal sebelum orang lain selesai bicara

Sedang memikirkan hal lain di luar pembahasan yang didengarkan

Sedang lelah dan bosan

Sedang menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada orang lain

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 40
1 2 3 4 5

Mendengarkan empatik adalah mendengarkan dengan mata, hati, dan telinga pada seluruh pesan yang disampaikan, merasakan perasaan lawan bicara, dan mempraktikkan sikap bercermin. Contoh orang yang sudah mendengarkan empati ketika ada orang lain yang sakit, ia akan bertanya, “Kamu sepertinya sedang tidak enak badan?”. Contoh lain ketika ada orang lain yang menyebut dosennya menyebalkan. Orang empati akan bilang, “Wah, kamu sepertinya cukup frustasi.”

Pernyataan-pernyataan empati meski sederhana, namun dapat

menyentuh orang lain dan mengurangi kemungkinan menyinggung

perasaan lawan bicara yang sedang

dalam kondisi kurang baik. Berusaha menjadi empati berarti berupaya

berdiri menggunakan sepatu lawan

bicara. Merasakan perasaan lawan

Mendengarkan Empatik

Mendengarkan secara empatik

melibatkan unsur telinga, mata, hati, dan kebijaksanaan. Mendengarkan

empatik merupakan tingkatan

mendengarkan yang paling efektif

namun sulit dilakukan. Berdasarkan

Gambar 16, kamu perlu perlahan bergerak dari yang terbiasa

mengacuhkan lawan bicara, pura-pura mendengarkan, atau

mendengerkan selektif (memilih apa yang ingin didengar) menjadi

mendengarkan aktif, dimana kamu

lebih fokus, memerhatikan, dan lebih sopan. Setelah mendengarkan aktif, kamu perlu berusaha sampai bisa mendengarkan secara empatik.

Mendengarkan dengan mata, hati dan telinga

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 41
Merasakan perasaan lawan bicara Mempraktikkan sikap bercermin Gambar 23.Faktor pendorong mendengarkan empatik
Mengacuhkan Pura-Pura Mendengarkan Selektif Mendengar Aktif Mendengar Empatik
Gambar 22. Tingkatan mendengarkan

Pernyataan Tidak Empatik Empatik

Saya merasa sakit Pergi ke klinik

Dosen saya menyebalkan Saya tidak bisa menemui dosen pembimbing saya

Untung saya tidak diajar dosen itu

Kamu sepertinya sedang tidak enak badan? merasa sakit

Wah kamu sepertinya cukup frsutasi?

Laporkan saja ke dekan Menurutmu seharusnya tidak sesulit ini?

bicara dapat dilakukan dengan

memerhatikan bahasa tubuh (nonverbal) dan intonasi dalam berbicara.

Sikap bercermin atau teknik mirroring adalah salah satu cara dan metode

untuk menunjukkan ketertarikan

ataupun kedekatan dengan lawan bicara. Upaya bersikap bercermin

dapat dilakukan dengan mengulangi kata-kata yang disampaikan, mengucapkannya dengan cara yang berbeda, mengekspresikan

maksudnya dengan kata-katamu

sendri, mengerti nada serta

bahasa tubuhnya. Jika temanmu

bercerita, “Aku sedih hari ini”, kamu bisa menjawab “Berbeda dengan

biasanya, kamu terlihat sedih hari ini, ada apa?”. Teknik ini dilakukan ketika seseorang sedang emosional dan hanya ingin didengarkan. Tetapi skiap bercermin tidak perlu dilakukan jika kita sudah sangat dekat dengan orang tersebut.

Ketika kamu sudah

dapat mengerti terlebih dahulu orang lain, maka kamu akan lebih mudah

untuk dimengerti orang lain bahkan dapat memengaruhi orang lain.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 42
“ “
Gambar 24. Contoh pernyataan empatik dan tidak empatik

Simak perjalanan Miftahul Ilmi dalam mempraktikkan Mendengar Empatik dengan konsisten dan bagaimana Ia mengambil pelajaran dari percakapan tersebut.

Refleksi mendengar empatik Beberapa hari kebelakang mungkin termasuk hari yang berat bagi mahasiswa baru. Hal ini disebabkan karena banyaknya tugas yang diberikan kepada mahasiswa. Sampai suatu waktu, setelah kami selesai mengerjakan tugas, salah satu teman Ilmi bercerita. Ketika itu Ilmi bertindak sebagai pendengar. Sebelum mulai bercerita, biasanya Ilmi bertanya terlebih dahulu, apakah ceritanya hanya perlu didengar, atau perlu ditanggapi. Setelah ia menjawab, barulah Ilmi berusaha untuk mendengarkannya sampai ia benar-benar selesai dengan ceritanya. Setelah ia selesai bercerita, Ilmi coba untuk bertanya “Gimanaa? Ada lagi yang mau diceritain? Udah merasa mendingan kah?”, dan rata-rata dari mereka menjawab “Udah kok mii, makasii banyak yaa udah mau dengerin”. Mendengar hal tersebut, seketika hati Ilmi pun merasa tenang. Sampai kapanpun Ilmi akan mencoba untuk selalu berusaha agar bisa menjadi pengengar yang baik bagi siapapun yang memerlukan sosok untuk bercerita ataupun berkeluh kesah.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 43
!!
Miftahul Ilmi

Wujudkan Sinergi

Satu lidi akan mudah dipatahkan, namun jika satu lidi digabung dengan lidi lainnya, orang akan sulit mematahkan bahkan bisa menyapu apa saja dengan mudah. Begitulah ilustrasi sederhana tentang sinergi yang dilakukan secara bersamasama. Sinergi terjadi ketika dua orang atau lebih menghasilkan sesuatu yang lebih baik dibandingkan dari hasil bila dilakukan sendiri. Keunikan dan keragaman keterampilan yang dimiliki setiap individu, akan semakin indah ketika disatukan. Mereka akan saling melengkapi satu sama lain sehingga pekerjaan yang tadinya sulit menjadi mudah dengan waktu relatif singkat. Bersinergi atau menciptikan sebuah solusi atau alternatif menuntutmu untuk menerapkan kebiasaan 4,5, dan 6, yaitu berpikir menang-menang, Berusaha Mengerti Dahulu Kemudian Dimengerti, dan wujudkan sinergi.

penting ketika sinergi adalah saling perbedaan satu sama lain. Kita harus menerima saran atau kritik dari orang lain dalam sinergi. Ketika kita mampu menghargai orang lain, setidaknya kita mendapatkan keuntungan seperti menjadi panutan, mendengarkan untuk memahami, memiliki citra diri, dan tidak menghakimi orang lain.

Masukan/Input Proses Luaran/Ouput
Perbedaan sebagai Peluang/ Tantanagan Implementasi Kebiasaan 4, 5, 6 Sinergi
Gambar 25. Proses penciptaan sinergi

Berikut ini contoh tindakan sinergi

1

Mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain

2

3

4

5

Mengajak teman dari berbagai disiplin ilmu untuk memecahkan satu permasalahan

Tidak menghakimi orang lain

Bekerja sama dengan orang lain untuk menyukseskan suatu acara

Menghargai keputusan yang diambil oleh orang lain

Coming together is a beginning, keeping together is progress, working together is sucess.

Ikuti perjalanan Ega Chatalia dalam melihat keunikan-keunikan orang di keluarga ataupun di pertemanan Kampusnya sebagai sebuah kekuatan.

Refleksi mengenai perbedaan-perbedaan dilingkungan keluarga dan pertemanan saya mendapat banyak keunikan. Terutama di lingkungan pertemanan. Sebagian besar karena saya harus berinteraksi dengan orang-orang baru terkhusus pada lingkup kelas DPKU. Saya melihat banyak keunikan yang ada pada teman-teman baru saya, ada yang aktif bertanya, ada yang pendiam, ada yang selalu offcam, ada yang humoris, ada yang selalu membuat alasan saat diajak untuk berdiskusi tentang tugas kelompok dan sebagainya. Dan saya selalu berusaha menerima itu semua terutama jika sudah berbicara mengenai kelompok untuk mengerjakan tugas. Di tengah pandemi seperti sekarang mungkin sedikit sulit untuk berdiskusi walaupun sudah terfasilitasi dengan zoom dan sebagainya tetap saja sensasi diskusi secara langsung dan virtual memiliki

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 45
!!
“ “
—Henry Ford

perbedaan yang cukup besar. Saya cukup mendapat kesulitan saat harus berdiskusi dengan kelompok, terlebih jika ada keputusan-keputusan yang membuat saya kadang mempertanyakan hasil yang pada akhirnya dipilih oleh anggota kelompok saya. Belum lagi alasan-alasan yang dibuat oleh beberapa oknum yang membuat proses diskusi kelompok jadi terhambat. Sampai sekarang saya masih berusaha untuk tetap menghargai segala macam pendapat dan hasil akhir yang dipilih oleh kelompok saya, meskipun terkadang tidak sesuai dengan apa yang saya inginkan dan rencanakan tapi tetap saya tidak bisa menjadi egois jika sudah membawa kelompok. Dan pada akhirnya saya sadar, kuncinya adalah komunikasi. Saya masih berusaha memperbaiki komunikasi dengan kelompok saya di kelas sampai sekarang agar kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 46
Ega Chatalia

Proyek Sinergi

Proyek sinergi merupakan wadah

dalam mengimplementasikan

kebiasaan ke-6 yaitu, wujudkan

sinergi. Proyek Sinergi dapat berupa

sosialisasi, aksi nyata, desain produk, dan sebagainya yang dilakukan secara berkelompok (5-10 orang). Proyek

Sinergi bertujuan meningkatkan

kemampuan identifikasi masalah, berpikir kritis, kreativitas, penyelesaian masalah, serta mewujudkan kerjasama

dan kolaborasi antar mahasiswa.

Proyek Sinergi di IPB mulai dilakukan

sejak tahun 2021 dengan sebaran

luaran sebagai berikut:

6.903

Mahasiswa terlibat

119.563

32

Provinsi di Indonesia terlibat

82

Kota di Indonesia terlibat

232 Kabupaten di Indonesia terlibat

Proyek Sinergi Terlaksana

Sebaran Kategori Proyek:

Mengajar di Sekolah Proyek di Desa Proyek Kemanusiaan

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 48
847
Masyarakat terlibat
Proyek 590 Proyek 176 SUCCESS 66% (560) 24% (203) 10% (84)
Gambar 26. Sebaran kategori proyek

Kategori Proyek

Proyek Sinergi dikategorikan ke dalam tiga bentuk, yaitu:

Proyek di Desa

Kegiatan yang dilaksanakan di desa dan sasarannya adalah masyarakat desa atau kegiatan yang memberikan dukungan kepada kelompok pemuda dan ibu rumah tangga di desa dalam mengembangkan usaha kecil untuk meningkatkan kemandirian perekonomian rumah tangga dan warga desa. Dukungan dapat berupa pendampingan, pembinaan, dan pemberdayaan yang dapat meningkatkan produksi/pelayanan/pemasaran/manajemen; termasuk sharing success story, memberikan inspirasi dari usahawan sukses dari suatu desa kepada warga desa tersebut.

Kegiatan yang bertujuan untuk membangkitkan kepekaan sosial, serta menggali dan menyelami permasalahan yang ada dan memberikan solusi. Kegiatan ini dapat berupa proyek kemanusiaan dalam menghadapi masalah stunting, peningkatan status gizi ibu hamil dan menyusui, kegiatan donor darah, serta kegiatan-kegiatan yang membantu masyarakat untuk meningkatkan resiliensi di daerah yang rawan bencana.

Mengajar di Sekolah

Kegiatan yang memberikan dukungan kepada guru dalam pembelajaran yang dilakukan dari rumah atau tatap muka di sekolah, khususnya dalam pembelajaran literasi dan numerasi, bantuan dalam adaptasi teknologi dalam proses pembelajaran (daring & luring), dukungan kepada kepala sekolah dalam bidang administrasi dan manajerial sekolah, duta edukasi, termasuk memberikan inspirasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta motivasi kepada pelajar untuk terus bersemangat dalam menempuh pendidikan hingga ke perguruan tinggi.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 49
Proyek Kemanusiaan

Ruang Lingkup Proyek

Ruang lingkup dalam Proyek Sinergi mengacu pada Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang diadakan serentak di seluruh Indonesia oleh Perguruan Tinggi sebagai kontribusi dalam melakukan kegiatan yang memiliki nilai Integritas, Etos Kerja, dan Gotong-Royong. Perguruan Tinggi harus menjadi salah satu pusat perubahan gerakan Revolusi Mental untuk mewujudkan perubahan sikap, perilaku, cara pikir, cara pandang, dan cara kerja sivitas akademika kampus untuk mewujudkan Indonesia yang maju, mandiri, adil, dan makmur (Panduan Gerakan Nasional Revolusi Mental, 2021). Lima ruang lingkup GNRM yang diadaptasi dalam

Proyek Sinergi antara lain:

1 2 3 4 5

Gerakan Indonesia Melayani

Gerakan Indonesia Melayani adalah gerakan untuk meningkatkan perilaku pelayanan publik berintegritas.

Gerakan Indonesia Tertib

Gerakan Indonesia Tertib adalah gerakan untuk mewujudkan

perilaku hidup tertib terutama di ruang publik mengacu kepada asas ketertiban umum.

Gerakan Indonesia Bersih

Gerakan Indonesia Bersih adalah gerakan untuk mewujudkan

perilaku hidup bersih dan sehat baik jasmani dan rohani pada semua simpul perubahan.

Gerakan Indonesia Mandiri

Gerakan Indonesia Mandiri adalah gerakan untuk mewujudkan

perilaku kreatif, inovatif, dan beretos kerja tinggi agar mewujudkan kemandirian di bidang pangan, energi, dan teknologi dalam

menghadapi persaingan regional dan global.

Gerakan Indonesia Bersatu

Gerakan Indonesia Bersatu adalah gerakan untuk mewujudkan

perilaku saling menghargai dan gotong royong untuk memperkuat jati diri dan karakter bangsa.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 50

SDGs dalam Proyek

2

Tanpa Kelaparan

Menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan

Tanpa Kemiskinan Kehidupan Sehat dan Sejahtera 1 3 4

Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk di manapun

Menjamin kehidupan yang sehat & meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia

Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua

Berkualitas

Kesetaraan Gender 5

Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum perempuan

Energi Bersih dan Terjangkau 7

Menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern untuk semua

Industri, Inovasi, dan Infrastruktur

Membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri inklusif & berkelanjutan, serta mendorong inovasi

Air Bersih & Sanitasi Layak 6

Menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua

Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi 8 9

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk semua

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 51

Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan

11

Menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan

Berkurangnya Kesenjangan

Mengurangi kesenjangan intra dan antar negara

10 13 12

Penanganan Perubahan Iklim

Mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan

iklim dan dampaknya

Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab

Menjamin pola produksi dan konsumsi yang

berkelanjutan

Melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber

daya kelautan dan samudra untuk pembangunan berkelanjutan

Ekosistem Daratan

Melindungi, merestorasi dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan, mengelola hutan secara lestari, menghentikan penggurunan, memulihkan degradasi lahan, serta menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati

yang Tangguh 16

Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan

Ekosistem Lautan 14 15 17

Menguatkan masyarakat

yang inklusif dan damai untuk pembangunan

berkelanjutan, menyediakan akses keadilan untuk semua, dan membangun kelembagaan yang

efektif, akuntabel, dan inklusif di semua tingkatan

Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal
Interpersonal 52
dan

Kerangka Berpikir Proyek Sinergi

Berpikir merupakan penafsiran yang membentuk gambaran pada pikiran

akibat interaksi terhadap lingkungan sekitar. Penafsiran ini melibatkan proses sensasi, persepsi, dan memori. Ketiga proses tersebut memiliki peran penting dalam membentuk penafsiran

ketika kita sedang berpikir. Sensasi merupakan proses yang pertama kali dilakukan ketika kita berinteraksi atau menghadapi sesuatu. Pada proses ini, diri menangkap informasi yang dirasakan oleh panca indera kita. Selanjutnya adalah proses persepsi. Pada proses ini, kita akan mengolah informasi yang didapat dari proses sensasi dan memprosesnya untuk dapat dipahami. Proses ini membantu kita dalam menemukan solusi ketika sedang menghadapi permasalahan. Proses ini sekaligus melibatkan proses memori. Apa yang dirasakan akan diolah pada dua proses sebelumnya dan akan diingat ketika menghadapi permasalahan yang sama di masa mendatang. Selain bermanfaat untuk mengolah informasi yang didapat diri dalam menyelesaikan masalah, berpikir

dapat membuat kita menghasilkan ide-ide kreatif dan membantu dalam mengambil keputusan.

Berpikir menjadi dasar tindakan yang dilakukan manusia dan respon atas interaksi yang dilakukan. Walaupun manusia memiliki syaraf tersendiri dalam melakukan dan merespon suatu

tindakan, terdapat beberapa aktivitas yang dipengaruhi oleh pikiran manusia. Berpikir adalah aktivitas intelektual yang melibatkan kesadaran dan subyektivitas tertentu. Aktivitas ini juga diartikan sebagai proses representasi mental dalam memanipulasi informasi untuk menghasilkan ide-ide kreatif dan memecahkan suatu masalah. Berpikir melibatkan pengetahuan untuk mencapai tujuan tertentu yang mencakup pemecahan masalah, perencanaan, dan pengambilan keputusan.

Berpikir mencakup banyak aktivitas mental yang melibatkan kerja otak. Pikiran manusia lebih dari sekadar kerja salah satu organ tubuh kita yaitu otak. Berpikir juga melibatkan perasaan, pribadi, dan kehendak dari manusia. Berpikir mengarahkan kita pada suatu obyek dan menyadari serta menghadirkannya secara aktif dalam pikiran sehingga kita memiliki wawasan tentang obyek tersebut. Berpikir juga dapat diartikan sebagai sebuah proses mental untuk memahami sesuatu yang dialami serta memprosesnya untuk mencari jalan keluar dari persoalan yang dihadapi. Ketika berpikir, otak kita akan memproses segala informasi yang didapat untuk memastikan, merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah-milah atau membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 53

kemungkinan-kemungkinan yang ada, membuat analisis dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari

premis-premis yang ada, menimbang, dan memutuskan. Aktivitas berpikir juga muncul akibat rangsangan yang ditimbulkan oleh kebingungan akan apa yang terjadi di sekitar. Oleh karena itu, aktivitas berpikir selalu tersituasikan dengan kondisi subyek yang bersangkutan.

Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan satu fase berpikir dimana manusia menggunakan pikirannya untuk memahami konsep, menerapkan, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang diperoleh atau dihasilkan. Hal ini karena tidak semua informasi yang diperoleh dan dihasilkan ketika manusia berpikir dapat dijadikan dasar dalam bertindak. Seseorang yang berpikir kritis tidak akan menerima informasi secara mentah. Orang yang berpikir secara

kritis akan mencari fakta-fakta atau informasi tambahan yang mendukung segala informasi yang diterima. Hal ini yang akan dijadikan dasar dalam membentuk berbagai keputusan, tindakan, serta kesimpulan. Berpikir kritis membuat seseorang melakukan

pilihan tindakan secara rasional yang

tidak akan membuat kerugian untuk dirinya dan juga orang lain. Berpikir kritis tidak menjamin tindakan atau keputusan yang dihasilkan adalah benar. Hal ini dapat terjadi karena bias seseorang dalam mencari, dan mengolah informasi yang ada. Bias ini juga dapat terjadi akibat kurangnya informasi yang sesuai dengan kondisi yang ada. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk dapat menyadari

kekeliruan yang terjadi dalam diri.

Berpikir kritis merupakan adalah proses disiplin intelektual aktif dan kemahiran dalam mengkonsep, menerapkan, mensintesa, dan atau mengevaluasi informasi dari hasil pengumpulan atau ditimbulkan dari pengamatan, pengalaman, perenungan, penalaran atau komunikasi sebagai petunjuk yang dapat dipercaya dan dalam bertindak. Berpikir kritis memiliki peran penting dalam mengevaluasi informasi yang diterima sehingga mengurangi risiko dalam merespon dan bertindak.

Berpikir kritis memiliki karakteristik kreatif, logis dan rasional, berhati-hati dan mencari informasi, sistematik dan sesuai dengan intelektual.

Berpikir kritis dapat diartikan sebagai upaya dalam memeriksa kebenaran dari informasi yang diterima. Upaya ini melibatkan ketersediaan bukti, logika, dan kesadaran atas bias yang mungkin terjadi. Berpikir kritis meliputi pemikiran dan penggunaan alasan yang logis, mencakup keterampilan membandingkan, mengklasifikasi, melakukan pengurutan (sekuensi), menghubungkan sebab dan akibat, mendeskripsikan pola, membuat analogi, menyusun rangkaian, memberi alasan secara deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, perumusan hipotesis, dan penyampaian kritik. Berpikir kritis berbeda dengan mengkritisi orang lain. Makna kata kritis disini tidak identik dengan ketidaksetujuan terhadap pandangan orang lain. Hal ini dikarenakan berpikir kritis bersifat netral, imparsial, dan tidak emosional.

Berpikir kritis merupakan cara berpikir yang berguna dalam segala pekerjaan.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 54

Selain dalam pekerjaan, berpikir kritis pun digunakan pada hampir setiap aktivitas kita seperti pada saat menulis, membaca, berbicara, dan mendengarkan. Berpikir secara kritis membantu meningkatkan pemahaman tentang suatu masalah. Pemikiran yang kritis membantu kita dalam memilih alternatif solusi terhadap suatu permasalahan yang dihadapi.

Selain itu, berpikir kritis bermanfaat

bagi kita dalam mengekspresikan segala ide yang kita miliki. Penilaian manfaat terhadap pemilihan ide terbaik modifikasinya jika diperlukan.

Berpikir secara kritis membutuhkan kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan lebih dalam, menemukan cara untuk menyelesaikan masalah tersebut. mengumpulkan informasi yang relevan, mengenali asumsi dan nilai-nilai yang

Sulit berubah.

Mindset yang kaku.

Petunjuk praktik secara tradisional.

Kebiasaan dan rutinitas.

Takut membuat kekeliruan.

ada di balik keyakinan, pengetahuan, maupun kesimpulan. Selain itu, berpikir kritis meliputi kemampuan untuk dapat menarik kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan serta menguji kesimpulan yang dibuat.

Ketika seseorang mempertimbangkan kebenaran suatu informasi yang diterima dan tindakan yang akan dilakukan, dapat dikatakan orang itu sedang berpikir kritis. Berpikir kritis terjadi ketika seseorang membuat keputusan serta memecahkan suatu persoalan. Seseorang yang berpikir secara kritis akan mengkaji keyakinan dan pengetahuan yang dimiliki rasional atau tidak.

Selain itu, terdapat beberapa hal yang menghambat kita dalam proses berpikir kritis, antara lain :

Enggan untuk mengambil risiko atau mencari strategi alternatif.

Pengambilan keputusan tanpa cukup data atau tanpa didukung oleh dasar pemikiran rasional.

Apabila berpikir kritis dikembangkan, seseorang akan cenderung untuk mencari kebenaran, berpikir divergen (terbuka dan toleran terhadap ide-ide baru), dapat menganalisis masalah dengan baik, berpikir secara sistematis, penuh rasa ingin tahu, dewasa dalam berpikir, dan dapat berpikir secara mandiri.Kemampuan berpikir kritis akan menjadikan seseorang lebih bijak dalam mengambil suatu keputusan karena kemampuan analisis yang baik. Selain membantu dalam pengambilan keputusan dengan analisis yang baik, kemampuan berpikir kritis membantu kita untuk mampu menjelaskan dan menganalisis secara sistematis suatu ide atau gagasan untuk kemudian dikembangkan.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 55
1 2 3 4 5 6 7

Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah dasar pemikiran yang dijadikan landasan dalam merancang proyek sinergi. Kerangka Berpikir proyek sinergi mengadopsi konsep iterasi design thinking (Tschimmel, K, 2012) dan memodifikasinya agar mudah diterima mahasiswa baru. Kerangka berpikir Proyek Sinergi terdiri dari 7 tahap yaitu:

1. Observation/Observasi: Mengidentifikasi potensi, masalah dan memprediksi solusi.

2. Analysis/Analisis: Mengumpulkan, memahami, dan menginterpretasikan, data informasi.

3. Inference/Inferensia: Membentuk kesimpulan yang berasal dari data yang relevan, informasi, dan pengetahuan serta pengalaman pribadi.

4. Creativity/Kreativitas: Merancang solusi, berupa ide-ide baru berdasarkan permasalahan yang ada.

5. Communication/Komunikasi: Kemampuan berkomunikasi dan berbagi pandangan dengan stakeholder

6. Problem Solving/Penyelesaian Masalah: Melakukan kegiatan pemecahan masalah.

7. Sustainability/Keberlanjutan: Melakukan evaluasi kegiatan dengan merancang rencana tindak lanjut untuk keberlanjutan program dan peluang-peluang baru kedepan.

Gambar 21 menunjukkan bahwa tahap observasi dan analisis adalah tahapan divergen dimana mahasiswa

perlu empati terhadap isu sekitar. Tahap inferensia merupakan titik konvergen dimana mahasiswa perlu membuat kesimpulan dari informasi di tahap sebelumnya. Tahap kreativitas dan komunikasi kembali menjadi divergen untuk mengeksplorasi bentuk dan metode paling efektif. Tahap pemecahan masalah sama seperti pada tahap prototype/ implementation dimana mahasiswa mengimplementasikan ide proyeknya.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 56 Observasi Analisis Inferensia Kreativitas Komunikasi Pemecahan Masalah Keberlanjutan 1 2 3 4 5 6
7
Gambar 27. Kerangka berpikir proyek sinergi
Empathy Define Ideation Test Prototype/ Implementation

Tahap keberlanjutan pada proyek sinergi memiliki prinsip iterasi yang sama dengan tahap test dimana mahasiswa melakukan evaluasi dan perbaikan terus-menerus.

Observasi

Ceritakan bagaimana kelompok Anda mengidentifikasi masalah dan potensi solusi?

Daftar masalah: Potensi solusi:

Analisis

Ceritakan proses riset yang kelompok Anda lakukan dan metode apa yang digunakan?

Penyebab Masalah: Kebutuhan:

Inferensia

Ceritakan proses diskusi Kelompok Anda dalam mengambil kesimpulan terhadap data yang sudah dikumpulkan saat proses Observasi dan Analisis?

Komunikasi

Ceritakan proses kelompok Anda melakukan komunikasi terkait solusi/ proyek yang sudah dirancang kepada pihak stakeholder (Kepala Desa, Warga, Expert, dll)?

Stakeholder: Hasil Komunikasi:

Ceritakan proses kelompok Anda melakukan proyek, mulai dari persiapan, hingga pelaksanaan?

Kreativitas

Ceritakan proses kreatif/penambahan kebaruan yang Kelompok Anda lakukan dalam merancang solusi/proyek?

Termasuk penyusunan rencana aksi dan linimasa.

Kebaruan: Rencana Proyek:

Judul Proyek: Bentuk Proyek:

Kategori Proyek:

Lingkup Proyek:

Deskripsi Umum Proyek: Tujuan Proyek: Target dan Sasaran Proyek: Waktu Pelaksanaan:

Hasil Pelaksanaan Proyek:

Ceritakan proses pengambilan rekomendasi yang kelompok Anda lakukan dari evaluasi proyek yang sudah dilakukan. Jelaskan pula rasionalisasi kenapa memilih rekomendasi tersebut (bisa dikaitkan ke teori SDGs).

Hasil Evaluasi: Rekomendasi:

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 57
Pemecahan Masalah Keberlanjutan Lembar Kerangka Berpikir Proyek Sinergi Gambar 28. Lembar kerangka berpikir proyek sinergi

Observation/Observasi

Observasi adalah memperhatikan atau melihat. Bila dijabarkan, observasi adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengamati secara langsung suatu peristiwa, isu, atau obyek tertentu dengan tujuan memperoleh sejumlah data dan informasi terkait obyek tersebut. Observasi dapat juga dimaksudkan sebagai proses pengumpulan informasi yang bersifat kasat mata atau dapat dideteksi dengan panca indera. Observasi dilakukan menggunakan indera sehingga tidak hanya dengan pengamatan menggunakan mata, namun juga mendengarkan, mencium, mengecap, dan meraba (Sangadji, 2010). Dalam proyek sinergi, observasi menjadi langkah pertama yang penting untuk dilakukan dalam mengidentifikasi masalah dan potensi solusi. Observasi merupakan langkah eksplorasi/divergen terhadap isu, peristiwa, atau obyek yang berpotensi untuk diberi tindakan solutif. Observasi menuntut diri untuk peka dan ingin tahu terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar. Anggota kelompok dapat membuat daftar masalah beserta potensi solusinya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman pribadi maupun orang terdekatnya.

Contoh Penerapan Observasi pada Proyek Sinergi:

Pada awal pengerjaan proyek ini, kami memulai dengan mengidentifikasi masalah sosial yang ada. Kami melihat adanya masalah sosial seperti pemutusan kerja secara massal, kenaikan harga, penurunan pendapatan, serta isolasi dan pembatasan sosial secara besar-besaran selama pandemi. Namun, kami mencoba melihat dari sudut pandang lain yang lebih dekat dengan kondisi kami seperti keadaan siswa ketika harus bersekolah secara daring. Isu yang kami temukan seperti anakanak yang terkendala dalam mengikuti kegiatan sekolah daring, adanya kesulitan para siswa dalam mengakses bahan bacaan, serta alat belajar yang tidak mencukupi karena ketidakmampuan ekonomi menjadi landasan dalam mengapa kami menggagas kegiatan Paradigma Untuk Literasi.

Setelah identifikasi masalah, kami memutuskan untuk fokus pada isu kesulitan akses bahan bacaan dan melihat bahwa gerakan yang sifatnya kolektif dapat menjadi potensi solusi dari masalah tersebut. Gerakan kolektif yang dimaksud kelompok kami adalah kegiatan penggalangan buku fisik maupun dana yang nantinya disalurkan kepada anak-anak yang kurang mampu dengan harapan dapat membantu memudahkan akses kegiatan membaca dan belajar. Gerakan kolektif dalam bentuk kegiatan galang buku dan dana dipilih karena dua alasan. Pertama, kami ingin

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 58
1
Proyek 1: Paradigma untuk Literasi

membawa pesan bahwa tanggung jawab literasi maupun pendidikan untuk anak-anak yang kurang mampu merupakan tanggung jawab bersama sebagai bagian dari masyarakat. Alasan kedua adalah agar

buku-buku yang sekiranya telah tidak terpakai dapat dialihtangankan sehingga dapat bermanfaat kembali dibanding hanya ditaruh di rak atau dibuang.

Proyek 2: Podcast Revolusi Belajar (Povolar)

Sebelum merencanakan dan mengadakan suatu proyek, diperlukan kegiatan observasi. Kegiatan observasi bertujuan melihat kondisi di lingkungan masyarakat terkait problematika yang sedang dihadapi. Kami berlima masing-masing mengamati situasi apa yang terjadi di daerah kami dan apa yang dapat kita lakukan untuk membantu hal tersebut. Proses observasi segera dilakukan setelah linamasa untuk melakukan proyek dirilis Kami mengamati bahwa ada satu hal yang menonjol di daerah kami yang masalah itu memang ada dan selalu diupayakan untuk mengatasinya, hal tersebut adalah belajar daring.

Permasalahan mengenai belajar daring ini kami perkuat juga dengan melakukan survei yang ditujukan untuk teman-teman pelajar yang berada di bangku sekolah dan tingkat universitas atau lainnya. Kami sepakat dan menyimpulkan memang benar belajar secara daring masih menjadi suatu problematika dan perlu diberikan motivasi atau dorongan untuk mereka. Dari permasalahan tersebut kami berlima berdiskusi terkait solusi yang dapat kami tawarkan untuk mereka para pelajar. Oleh karena itu, kami membuat proyek yang berhubungan dengan permasalahan belajar daring, yaitu podcast yang memiliki unsur memotivasi para pelajar selama belajar di saat pandemi.

Proyek 3: Berani Mengungkap: Mengedukasi Keberlangsungan Kekerasan Seksual

Pandemi COVID-19 sedang berlangsung di indonesia bahkan dunia. Dengan banyaknya dampak negatif dari COVID-19 yang menimpa masyarakat, kami berpikir ingin ikut berkontribusi. Masalah yang paling

banyak kami temukan adalah banyak masyarakat yang kehilangan mata pencahariannya dan orang-orang yang terkena COVID-19 malah dibully dan dijauhi. Tetapi saat kami mencari tahu kembali ada satu berita yang membuat kami terkejut. Ternyata, ada orang-orang yang melakukan kekerasan seksual dengan modus pendaftaran vaksin. Dimana ada seorang petugas kesehatan menyalahgunakan wewenang dengan

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 59

menginstruksikan seorang wanita yang ingin mendaftar untuk memotret bagian privatnya sebagai syarat pendaftaran vaksinasi.

Hal ini menunjukan bahwa kasus kekerasan seksual ini masih sering kali terjadi di Indonesia tidak memandang tempat, waktu, bahkan keadaan. Hal ini sungguh disayangkan karena banyak juga setelah kita telusuri orang-orang yang tidak ingin melapor kepada pihak berwajib bahkan ke keluarganya sendiri karena merasa takut dan malu. Oleh sebab itu kami ingin membuat solusi kecil yang mungkin bisa membantu para korban untuk bisa bercerita tanpa rasa takut dan malu. Kami ingin membuat sebuah akun instagram yang dimana instagram tersebut berisi tentang pengetahuan-pengetahuan mengenai sexual harassment. Di instagram tersebut kami juga mempersilakan orang-orang yang ingin bercerita tentang kisah mereka.

Analysis/Analisis

Analisis merupakan penyelidikan yang dilakukan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Analisis dapat dijadikan sebagai penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Analisis merupakan proses menginterpretasikan masalah dari data dan informasi yang ada. Tahapan analisis termasuk ke dalam tahapan yang krusial yang dilakukan dalam proyek sinergi karena hasil tahap observasi dapat didukung melalui tahapan analisis. Pertanyaan seperti “Masalah mana yang paling penting dan memiliki urgensi?”, “Apa sebenarnya penyebab masalah ini?”, dan “Apa yang sebenarnya dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah ini?”merupakan tiga hal yang perlu dicari informasinya. Pengumpulan data dan informasi yang lebih dalam dapat dilakukan melalui survei lapangan, kuesioner, atau wawancara mendalam.

Analisis juga dapat diartikan sebagai suatu teknik untuk meneliti semua masalahmasalah yang terkait dengan permasalahan inti dan memperlihatkan informasi serangkaian hubungan sebab akibat. Satu masalah selalu ada penyebabnya, dan satu penyebab masalah pasti ada penyebabnya lagi, begitu seterusnya sehingga terlihat kaitan masalah yang satu dengan masalah yang lain sebagai hubungan sebab akibat. Dalam praktiknya, kita dapat melakukan analisis masalah dengan menggunakan beberapa metode seperti diagram pohon dan pendekatan whywhy-why. Alat ini digunakan untuk memvisualisasikan proses dari analisis masalah. Apa yang dihasilkan dari tahap analisis akan menjadi dasar dalam langkah yang akan diambil berikutnya seperti penentuan prioritas dan tindakan solutif. Tujuan analisis masalah adalah untuk membuat struktur, merangkum, dan mengelola temuantemuan masalah untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman yang lebih jelas mengenai situasi.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal
Interpersonal 60
dan
2

Prioritas yang dipilih untuk dirancang tindakan solutifnya

Contoh Penerapan Analisis pada Proyek Sinergi:

Proyek 1: Paradigma untuk Literasi

Setelah kami mendapatkan permasalahan yang akan diangkat, kami melakukan riset untuk menentukan tempat yang akan digunakan dalam proyek ini. Dengan menghubungi beberapa pengurus taman baca masyarakat di Jakarta, kami mencoba mencari informasi tempat bacaan anak di daerah Jakarta. Rumah Literasi 45 yang berada di bawah kepengurusan Yayasan Pendidikan Griya Acitya adalah tempat yang kami pilih untuk melakukan proyek ini. Setelah mendapatkan tempat pelaksanaan proyek, salah satu dari tim kami melakukan survei langsung ke Rumah Literasi 45. Survei ini bertujuan untuk mencari data terkait kondisi rumah baca, pengaruh pandemi terhadap kelangsungan kegiatan literasi, dan hal yang diperlukan untuk menunjang kegiatan literasi anakanak di daerah rumah baca tersebut.

Dalam proses pengumpulan data tersebut, kami melakukannya menggunakan metode wawancara kepada pengurus Rumah Literasi 45. Data yang telah terkumpul selanjutnya kami analisa dan kami cocokkan dengan permasalahan yang akan kami angkat.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 61
Masalah Pokok Penyebab 1 Penyebab 2 Penyebab 3 Penyebab 4 Penyebab 5 Penyebab 6 Penyebab 7 Penyebab 8 Penyebab 9 Gambar 29. Ilustrasi Diagram Pohon dalam penetuan prioritas

Proyek 2: Podcast Revolusi Belajar (Povolar)

Setelah mengobservasi potensi masalah yang bisa kami tangani dalam proyek sinergi ini, kami mulai menganalisis bagaimana masalah dalam belajar tersebut muncul dan solusi dari masalahnya. Sudah menjadi hal yang umum bahwa para pelajar sangat sulit memahami dalam

belajar terlebih di saat pandemi COVID-19 sekarang yang serba daring dan tidak bisa bertatap muka secara langsung baik dengan pengajar maupun teman-teman. Selain itu, kendala lainnya seperti jaringan yang kurang memadai menambah tantangan para siswa maupun guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar selama pandemi.

Kelompok kami melakukan riset dengan menggunakan Google Form. Dengan Google Form, harapannya kami dapat menyaring data yang kami peroleh dengan baik dan dapat dianalisis lebih lanjut. Ada beberapa hal yang kami tanyakan dalam menyaring data tersebut, mulai dari hal yang paling fundamental hingga kendala yang dialami ketika belajar. jawaban yang kami terima dari responden pun beragam, ada yang belajar karena hanya keterpaksaan demi tuntutan akademik dan ada pula mereka yang belajar karena benar-benar ingin mendapatkan ilmu yang diperoleh dari proses belajar tersebut.

Setelah mendapatkan garis besar masalah yang dialami responden, kami mulai berdiskusi dan membahas eksekusi yang tepat untuk dibahas dalam podcast yang akan dijalankan. Kami membuat pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya dapat mewakili perasaan para responden terkait dengan kendala belajar dan apa yang harus dilakukan untuk menjadi pelajar yang baik. Tentunya dalam menjalankan podcast ini, kami mendatangkan narasumber yang mengerti bahwa pentingnya menanamkan semangat dalam belajar untuk mengisi acara podcast revolusi belajar agar pesan yang ingin kami sampaikan bahwa kewajiban belajar bukan hanya demi tuntutan akademik, tetapi belajar adalah kebebasan kita untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya karena dari proses itulah kita terus menggali rasa keingintahuan kita dan mencapai tujuan dari mimpi-mimpi kita kedepannya.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 62

Proyek 3: Berani Mengungkap: Mengedukasi Keberlangsungan Kekerasan Seksual

Metode yang digunakan pada proyek kami ini menggunakan media Google Form. Melalui media ini kami memberikan tautan Google Form ke grup WhatsApp yang terisi oleh orang-orang yang memiliki umur interval

14 - 20 tahun. Kami juga menyebarkan melalui Instagram dan Line dengan cara membuat jarkoman serta dipublikasikan melalui stories. Bentuk Pertanyaan pada Google Form berisi:

1. Bagi yang pernah mengalami, bentuk sexual harassment apa yang kalian alami?

2. Cara kalian menangani tindakan tersebut seperti apa?

3. Apakah ada rasa trauma yang masih tertinggal?

4. Apakah di lingkungan kalian sudah cukup teredukasi mengenai sexual harassment?

5. Menurut kalian apa hal yang bisa dilakukan agar sexual harassment tidak terjadi lagi?

Hasil data yang kami kumpulkan adalah sebanyak 61 responden. Kami menemukan bahwa perempuan sering kali tertimpa sexual harassment, dari interval usia 16-20 tahun. Bentuk sexual harassment yang terjadi seperti tindakan verbal (ejekan tidak senonoh dan rayuan) hingga tindakan fisik seperti genggaman dan sentuhan.

Melalui diskusi dari ide-ide anggota tim, kami memutuskan untuk mengangkat kasus sexual harassment sebagai tema dari proyek ini. Setelah mengumpulkan berbagai pendapat, kami sadar bahwa kasus sexual harassment adalah salah satu kasus yang masih marak terjadi di masyarakat dan kaum muda adalah garda terdepan dalam penanganan masalah ini. Kami mendapati bahwa solusi pertama yang bisa digalakkan adalah dengan menyebarkan informasi mengenai sexual harassment, untuk itu Tim Abipraya berdiskusi kembali mengenai platform apa yang sekiranya akan membantu proyek ini. Untuk memahami lebih jelas obyek proyek kami, Tim Abipraya menyiapkan survei sebagai acuan dasar sebelum bergerak menjalankan proyek.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 63

Inference/Inferensi

Inferensi dapat disebut sebagai penarikan kesimpulan. Inferensi merupakan suatu pernyataan yang ditarik berdasarkan fakta hasil serangkaian pengumpulan data dan informasi. Penarikan kesimpulan dilakukan untuk membuktikan validitas dari argumen-argumen yang ada. Inferensi juga dapat diartikan sebagai proses memahami makna tuturan sedemikian rupa sehingga sampai pada penyimpulan maksud dari tuturan. Hasil inferensi dikemukakan sebagai pendapat seseorang terhadap sesuatu yang diamatinya.

Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis atau implementasi berdasarkan informasi yang tersedia. Inferensi juga dapat disebut sebagai kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan pengalaman. Dalam melakukan inferensi, terdapat dua cara yang dapat dilakukan, yaitu penalaran maju, dan penalaran mundur. Penalaran maju mencocokkan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (if lalu then). Sedangkan penalaran mundur mencocokkan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan (then lalu if).

Contoh Penerapan Inferensi pada Proyek Sinergi:

Proyek 1: Paradigma untuk Literasi

Berdasarkan data yang kami dapatkan, Rumah Literasi 45 merupakan salah satu tempat bacaan anak yang terdampak pandemi. Pandemi ini menyebabkan rumah literasi tersebut tidak dapat beroperasi dan anak-anak di lingkungan sekitar kesulitan mengakses bahan bacaan dan mainan edukatif lainnya. Hal-hal yang diperlukan Rumah Literasi 45 untuk menunjang kegiatan literasi anak-anak di daerahnya, diantaranya buku bacaan anak usia 5-12 tahun, mainan edukatif anak, dan alat warna.

Proyek 2: Podcast Revolusi Belajar (Povolar)

Setelah memperoleh data berupa informasi dari survei google form, kami merasa bahwa perlu dilakukan penanganan dalam masalah-masalah kegiatan belajar dan mengajar selama pandemi COVID-19 berlangsung. Sosialisasi online merupakan solusi yang sesuai dengan kemampuan dan keadaan pada periode waktu tersebut.

Awalnya kami ingin melakukan seminar online atau webinar dengan tema pendidikan, tetapi kami merasa webinar tersebut hanya bersifat onetime conference. Kami ingin agar proyek ini bisa dirasakan kapan saja dan di mana saja. Pada akhirnya, kami merasa bahwa podcast dengan

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 64
3

audio adalah bentuk komunikasi yang pas sebagai platform sosialisasi yang akan kami lakukan. Podcast juga berpotensi memiliki citra yang kuat untuk proyek ini.

Proyek 3: Berani Mengungkap: Mengedukasi Keberlangsungan

Kekerasan Seksual

Dari hasil survei yang kami adakan, dapat disimpulkan bahwa rata-rata peserta dari proyek kami adalah kelompok remaja berusia 18 tahun yang masih aktif bersosial media. Dengan hasil itu, kami Abipraya memutuskan untuk menjadikan Instagram sebagai platform untuk membagikan informasi sekaligus menerima informasi dari audiens Berani Mengungkap. Alasannya, Instagram merupakan salah satu sosial media yang paling banyak digunakan oleh kaum milenial sebagai sasaran utama dari proyek ini sendiri. Setelah berdiskusi selama beberapa pertemuan, kami berhasil merangkum kegiatan-kegiatan apa yang sekiranya akan kami bagikan melalui instagram Berani Mengungkap, diantaranya game, unggahan, dan podcast.

Creativity/Kreativitas

Kreativitas memiliki peran penting dalam pemecahan masalah, khususnya dalam merencanakan pemecahan masalah. Kreativitas adalah suatu kemampuan individu untuk menghasilkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang “baru” untuk memecahkan masalah secara fasih, dan fleksibel. kreativitas pemecahan masalah dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk menghasilkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang “baru” dalam menemukan suatu cara/alat untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan (masalah) secara fasih, dan fleksibel.

Contoh Penerapan Kreativitas pada Proyek Sinergi:

Proyek 1: Paradigma untuk Literasi

Berangkat dari temuan kami, kami sepakat untuk menambahkan aspek keinteraktifan dalam kegiatan kami yaitu membawakan dongeng dan kegiatan bermain bersama dengan anak-anak. Aspek keinteraktifan diniatkan agar kegiatan literasi tidak dipandang sebagai sebuah kegiatan yang monoton atau membosankan. Kami juga akhirnya memutuskan untuk menambahkan permainan edukatif sebagai salah satu jenis barang yang akan didonasikan.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 65
4

Untuk teknis penggalangan, kami membuka donasi dengan menyebarkan informasi melalui berbagai platform media sosial seperti Instagram, Twitter, dan juga ke kerabat serta teman dekat. Teknik ini kami rasa cukup efisien untuk menggalang buku, dana, dan sebagainya dalam waktu yang relatif singkat. Kami juga memilih untuk menyebarkan informasi penggalangan melalui akun media sosial pribadi kami dibanding membuat akun khusus agar dapat merambah lebih banyak orang, yakni pengikut yang telah kami masing-masing miliki.

Dalam pelaksanaan kegiatan, tentu saja tidak luput dari adanya permasalahan. Perbedaan domisili anggota kelompok yang jauh dari

Taman Baca Rumah Literasi-45 membuat kami berinisiatif untuk menarik beberapa sukarelawan yang akan membantu dalam kegiatan penyerahan donasi hasil penggalangan. Selain itu, waktu penggalangan donasi yang sempit membuat kami memanfaatkan relasi yang ada sebagai donatur untuk menunjang kegiatan kami. Kami juga menambahkan

aspek keinteraktifan yang sifatnya edukatif yang dapat menambah pengetahuan anak seperti menceritakan dongeng mengenai COVID-19 dan pengadaan kuis berhadiah sebagai bentuk hiburan bagi anak-anak di Taman Baca Rumah Literasi-45.

Kami merencanakan proyek kami untuk dapat selesai dalam waktu kurang lebih satu bulan. 23 Agustus–6 September kami rencanakan untuk melakukan penggalangan buku dan dana. 7–17 September kami rencanakan untuk belanja barang, dan persiapan penyaluran. Tanggal 18 September kami rencanakan untuk menjadi puncak dari kegiatan kami. Pada tanggal tersebut kami merencanakan untuk menyalurkan sekaligus melakukan hasil donasi dan belanja di Rumah Literasi 45.

Diskusi dilakukan setelah melakukan observasi dan pengambilan data dari survei yang kami adakan. Ketika melakukan survei 11–22 Agustus 2021

dimana masih dalam kondisi pandemi dan sistem belajar masih dilakukan secara daring. Karena situasi tersebut kami memiliki ide membuat suatu proyek yang tujuannya untuk memotivasi dan memberi semangat kepada

teman-teman para pelajar karena pandemi belum berakhir. Hal itu kami

ketahui dari keluh kesah teman-teman yang mengisi survei, kebanyakan

mengisi bahwa situasi pandemi ini menyulitkan untuk proses belajar jika dilakukan secara daring, kurang maksimal seperti saat belajar secara luring atau tatap muka.

Setelah banyak ide dan referensi yang jauh lebih banyak lagi, kami memutuskan untuk membuat podcast, ide podcast ini muncul dari

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 66
Proyek 2: Podcast Revolusi Belajar (Povolar)

Fahran. Setelah itu, kami berdiskusi terkait nama podcast kita sekaligus nama dari proyek kita. Muncul kata Revolusi Belajar, terlihat menarik untuk dijadikan nama proyek, ide ini diusulkan oleh Arya dan disusul singkatan nama podcast kami menjadi Povolar, yaitu Podcast Revolusi Belajar, nama Povolar ini merupakan ide dari Angelo.

Setelah mendapatkan nama proyek dan gambaran proyek yang akan dibuat, pada tanggal 29–31 Agustus 2021, kami putuskan membuat sebanyak empat episode dengan tiga narasumber dan kami berlima mendapat bagian sendiri dalam podcast Povolar. Kami membagi dan membuat terlebih dahulu apa saja yang menjadi pembahasan di empat episode kami, daftar pertanyaan yang kami susun juga berdasarkan hasil survei yang diperoleh, daftar pertanyaan ini dibuat oleh Kania dan Fayza. Selanjutnya kami menentukan siapa saja narasumber podcast kami serta membuat surat undanga dan TOR untuk narasumber pada tanggal 29 Agustus – 6 September 2021. Semua kegiatan eksekusi yang terdiri atas pembuatan poster, rekaman podcast, editing, dan upload podcast, kami lakukan dalam rentang tanggal 6–30 September 2021.

Proyek 3: Berani Mengungkap: Mengedukasi Keberlangsungan

Kekerasan Seksual

Konsep proyek ini adalah memberikan edukasi dan menyediakan wadah untuk berbagi pengalaman. Ide kreatif yang kami lakukan agar edukasi lebih mudah diterima dan menarik untuk disimak adalah mengemasnya dalam bentuk podcast dan microblog. Podcast Berani Mengungkap. id membahas pengenalan kekerasan seksual, tindakan preventif dan represif saat menghadapi kekerasan seksual, serta membacakan pengalaman kekerasan seksual yang dialami oleh teman-teman Berani Mengungkap.id. Sementara itu, microblog kami mengulas edukasi serupa namun dalam bentuk tulisan. Dalam rangka menjalin komunikasi interaktif dengan para pengikut di Instagram, kami juga mengunggah konten games menggunakan fitur Stories secara berkala.

Setelah kami menentukan konsep proyek dan ide konten Instagram, kami segera menyusun linimasa proyek. Hari Sabtu menjadi waktu rapat rutin bagi tim Berani Mengungkap.id. Selama proyek berlangsung, kami menjadwalkan rapat tim sebanyak 6 kali. Di dalam rapat, kami membahas progress proyek setiap minggunya. Kami menetapkan jadwal unggah microblog dan Stories pada tanggal 27 Agustus, 3 September, 10 September, 17 September, dan 24 September 2021. Konten edukasi

Berani Mengungkap.id ditutup dengan video podcast oleh seluruh anggota tim. Setelah semua rangkaian proyek selesai dijalankan, kami mengadakan evaluasi proyek dan tim, lalu mulai menyusun laporan dan video dokumenter pada tanggal 26 September 2021.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 67

Communication/Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi yang baik sangat penting untuk berinteraksi antar personal maupun antar masyarakat agar terjadi keserasian dan mencegah konflik dalam lingkungan masyarakat. Dengan demikian, kemampuan komunikasi sebagai tolak ukur kemampuan seseorang dalam berkomunikasi di lingkungan sehari-hari sangat penting untuk dipahami.

Kemampuan komunikasi sangat penting untuk diperhatikan setiap orang, agar diketahui seberapa jauh ia mampu untuk berhubungan secara baik dan wajar serta memahami lawan bicara, sehingga pesan yang disampaikan dapat tercapai dan dipahami. Komunikasi yang berkualitas sangat penting untuk diperhatikan agar pesan yang disampaikan dalam komunikasi dapat tercapai dan tepat sasaran serta ditanggapi dengan benar oleh lawan bicara, sehingga tercipta saling kesepahaman.

Komunikasi sebagai instrumen interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi setiap orang lain juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan masyarakat. Proses komunikasi ditujukan untuk menciptakan penyampaian suatu pesan kepada orang lain, yaitu dengan komunikasi yang efektif. Untuk menciptakan komunikasi yang efektif maka harus dilakukan persiapan-persiapan secara matang terhadap seluruh komponen proses komunikasi, yaitu, komunikator, pesan, saluran komunikasi, komunikan, efek dan umpan balik. Bahkan dengan kata lain, proses komunikasi yang akan dilakukan harus didahului dengan upaya pemeriksaan terhadap pertanyaanpertanyaan, “Siapa komunikatornya?”, “Apa pesannya?”, “Melalui media apa?”, “Sasarannya siapa?”, dan “Bagaimana efeknya pada sasaran?”. Proses komunikasi pada proyek sinergi ditujukan untuk mengkomunikasikan pandangan yang didapat dengan masyarakat dan juga stakeholder guna menghasilkan solusi konkrit yang dapat diimplementasikan. Mahasiswa dituntut melakukan komunikasi interpersonal, kelompok, organisasi, dan massa. Komunikasi interpersonal dan kelompok berlangsung di antara anggota kelompok dalam proses berbagi informasi, pemecahan masalah, dan penumbuhan karakteristik pribadi dan kelompok. Komunikasi organisasi dan massa dilakukan anggota kelompok dengan stakeholder atau kelompok masyarakat tertentu (Hubeis dkk., 2018).

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 68
5

Contoh Penerapan Komunikasi pada Proyek Sinergi:

Proyek 1: Paradigma untuk Literasi

Setelah merancang kegiatan Paradigma Untuk Literasi, kami menghubungi Kembali Ketua Taman Baca Masyarakat DKI Jakarta, Bapak Yudy, dan pengurus Taman Baca Masyarakat Jakarta Timur, Ibu Indah, untuk berdiskusi terkait program kami. Respon beliau berdua positif dan kami juga berdiskusi kembali Bapak Andreas Tambah, pengurus Taman

Baca Anak Rumah Literasi 45. Kami mengunjungi beliau dan berdiskusi terkait program kami dan penanaman literasi pada anak secara umum.

Salah satu yang beliau tekankan dan apresiasi adalahsalah satu masalah literasi pada anak saat ini ialah bukan sekAdar minat saja, tetapi juga akses terhadap bahan bacaan. Permasalahan akses bahan bacaan utamanya menyasar anak-anak kalangan bawah. Beliau juga menyampaikan bahwa meningkatkan minat literasi pada anak tidak melulu dilakukan melalui

kegiatan membaca atau menulis, namun juga dapat dikembangkan

melalui permainan dan dongeng yang merangsang keingintahuan dari anak-anak sehingga keingintahuan anak kemudian disalurkan pada kegiatan membaca.

Hasil diskusi dengan Bapak Andreas kami makin mantap dengan rancangan kegiatan kami. Dengan siapnya rancangan program

Paradigma Untuk Literasi, kami mulai mengeksekusi rencana kami dalam 3 tahapan. Tahap pertama, 23 Agustus–6 September 2021, kami membuka penggalangan buku anak-anak bekas layak baca dan dana melalui media sosial. Tahapan ini bertujuan untuk memperkaya koleksi

buku-buku anak yang terdapat di Rumah Literasi 45 sehingga dapat dibaca oleh anak-anak bimbingan Rumah Literasi 45. Tahap kedua, 7–17 September 2021, kami melakukan persiapan penyaluran meliputi belanja buku-buku anak, alat tulis, dan permainan edukatif untuk anak. Tahap ketiga, 18 September 2021, kami melakukan eksekusi program kami, yaitu penyaluran hasil penggalangan di Rumah Literasi 45 beserta dua sukarelawan.

Proyek 2: Podcast Revolusi Belajar (Povolar)

Setelah menentukan solusi atas permasalahan dan bentuk proyek, kami merasa perlu adanya narasumber atau pemateri yang menguasai bidang yang sesuai dengan masalah-masalah kegiatan belajar dan mengajar selama pandemi COVID-19 berlangsung. Diperlukannya narasumber tersebut sudah didiskusikan oleh kami berlima juga melalui komunikasi dengan Zoom meeting dan grup Whatsapp. Hasil dari diskusi yang baik

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 69

dengan sesama anggota tim, kami memutuskan untuk membuat daftar terlebih dahulu siapa saja nantinya yang akan menjadi narasumber podcast. Kami menemukan narasumber dari kalangan Mahasiswa

Tingkat Akhir (Kak Langit Biru) bahkan Mahasiswa S2 (Bang Muhammad Ridho Notonegoro) dan Alumni IPB (Kak Bagus Wahyutomo).

Setelah menemukan narasumber, baru lah kami berusaha untuk berkomunikasi dengan para narasumber melalui salah satu anggota yang ditunjuk sebagai humas dalam tim kami, dengan kepercayaan dan rasa ingin kolaborasi yang tinggi, kami diterima oleh para narasumber untuk mengadakan podcast dengan mereka. Sehingga podcast ini berjalan dengan lancar dan dapat memberikan dampak yang baik bagi pendengar, kami, dan narasumber. Kami juga bekerja sama dengan beberapa media partner, di antaranya bemkmipb, wujudkanasamu.id, pemimpin.indonesia, dan info.event. Adanya kerja sama dengan media partner mengharuskan kami untuk memperluas komunikasi agar tidak terjadi miskomunikasi ketika menyebarkan poster podcast kami melalui Instagram. Komunikasi yang kami lakukan dengan media partner seperti jadwal unggah poster dan tentunya kesediaan dari media partner untuk bekerja sama dengan kami.

Proyek 3: Berani Mengungkap: Mengedukasi Keberlangsungan Kekerasan Seksual

Dalam menjalankan proyek ini, kami tidak melakukan komunikasi dengan stakeholder terkait seperti psikolog. Hal ini dikarenakan untuk menjangkau stakeholder tersebut, kami membutuhkan waktu dan jangkauan yang lebih banyak di tengah proses perkuliahan. Untuk solusi dari masalah, tim Abipraya banyak menekankan pertemuan diskusi satu sama lain dalam penanganan masalah. Kami saling menjaga komunikasi agar tetap terjalin sehingga kekosongan dari kehadiran sosok stakeholder yang seharusnya kami butuhkan tidak akan mengganggu progres dari pencarian solusi untuk proyek ini.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal
Interpersonal 70
dan

Problem Solving/Pemecahan Masalah

Problem solving atau pemecahan masalah adalah salah satu bagian dari proses berpikir yang berupa kemampuan untuk memecahkan persoalan. Penyelesaian masalah atau problem solving merupakan tahapan proses penyelesaian suatu permasalahan atau kejadian, upaya pemilihan salah satu dari beberapa alternatif atau option yang mendekati kebenaran dari suatu tujuan tertentu. Pemecahan masalah proses yang melibatkan penerapan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan untuk mencapai tujuan. Pemecahan masalah ditujukan untuk penciptaan dan penggunaan aturan yang kompleks dan lebih tinggi tingkatannya, untuk mencapai solusi masalah. Dalam pemecahan masalah kita mengundang kembali informasiinformasi yang relevan yang diasumsikan telah dipelajari sebelumnya. Dalam proyek sinergi, pemecahan masalah dapat diartikan sebagai proses untuk menyelesaikan masalah yang ada. Sebagai terjemahan dari istilah problem solving, istilah pemecahan masalah dalam bahasa Indonesia bermakna ganda yaitu proses memecahkan masalah itu sendiri dan hasil dari upaya memecahkan masalah, yaitu solusi.

Proyek 1: Paradigma untuk Literasi

Pada hari penyaluran, kami awali kegiatan dengan dongeng interaktif bertemakan hidup sehat di masa pandemi beserta kuis berhadiah tentang dongeng yang diceritakan. Kemudian, kami bermain bersama dengan anak-anak seperti menyusun puzzle, melipat kertas origami, membentuk plastisin, dan menyusun balok. Sembari bermain, kami berbincang dengan anak-anak tentang buku kesukaan mereka dan membaca buku bersama mereka. Kegiatan diakhiri dengan penyaluran buku dan permainan interaktif anak hasil penggalangan, pemberian bingkisan berisi buku bacaan dan alat tulis kepada seluruh peserta kegiatan, dan foto bersama.

Kegiatan di tanggal 18 September 2021 telah selesai dan kami melakukan evaluasi menyeluruh terkait program yang kami adakan. Ada tiga poin evaluasi penting yang kami ambil. Poin pertama, kami perlu lebih fokus dalam mengaitkan antara permainan interaktif dengan kegiatan literasi seperti membaca. Hal ini diperlukan agar keingintahuan pada anak benar-benar tersalurkan kepada kegiatan membaca. Poin kedua yaitu

kami perlu mengaitkan pula kegiatan literasi dasar dengan bentuk literasi lainnya, salah satunya yaitu literasi lingkungan. Hal ini diniatkan agar selain minat dan kemampuan baca anak terasah, anak-anak juga mendapatkan pengetahuan atau keterampilan di bidang literasi lainnya. Poin terakhir,

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 71
6
Contoh Penerapan Pemecahan Masalah pada Proyek Sinergi:

kami perlu berusaha untuk dapat memberikan akses internet kepada anak-anak agar dapat mengakses bahan bacaan yang tersedia di internet seperti buku elektronik dan sumber belajar elektronik lainnya. Hal ini kami rasa perlu mengingat di zaman revolusi industri 4.0, banyak sumber belajar yang tersedia di internet.

Proyek 2: Podcast Revolusi Belajar (Povolar)

Proses pelaksanaan proyek podcast kami ini, kami bagi dalam dua tahapan, yaitu tahap pra-pelaksanaan berupa proses survei untuk mendapatkan data dan tahap pelaksanaan dimulai dari awal pembuatan script sampai upload podcast. Persiapan yang kami lakukan seperti menentukan narasumber untuk podcast, menyiapkan daftar pertanyaan untuk narasumber, konsep unggah podcast akan seperti apa, bagaimana sistem penyebaran info terkait podcast kami, dan perlunya kerja sama dengan media partner. Persiapan yang kami lakukan tentunya dibuat juga dalam bentuk linimasa pelaksanaan seluruh kegiatan proyek sebagai pengingat dan acuan dari progres yang kami lakukan.

Selama proyek podcast ini kami lakukan, kami menemukan berbagai macam permasalahan yang harus kami hadapi. Permasalahan terdapat pada sebelum, saat, maupun setelah recording podcast. Oleh karena itu, setiap permasalahan yang ada kami selalu mendiskusikan hal tersebut melalui grup Whatsapp atau Zoom meeting mengenai solusi atau alternatif lain untuk mengatasinya. Permasalahan yang terjadi seperti

bentrok jadwal karena suatu hal sehingga kami perlu reschedule waktu diskusi kami. Segala kendala atau halangan selama proses pelaksanaan proyek dari masing-masing anggota tim selalu disampaikan secara langsung melalui grup Whatsapp agar segera menemukan solusinya.

Ketika proses recording podcast, terdapat permasalahan yang muncul, seperti bentrok jadwal antara kami dengan narasumber, sehingga

kami memutuskan untuk mengundur jadwal rekaman selama sepekan.

Permasalahan lainnya yaitu ada satu anggota kami yang seharusnya

menjadi moderator tetapi ada kendala karena suatu hal, sehingga

kami anggota tim lainnya segera memindahkan tugas tersebut sebagai moderator kepada anggota tim lainnya yang siap. Pemindahan tugas

tersebut hanya bertukar moderator dengan siapa narasumbernya, bukan menjadi double jobdesc atau bukan dua kali menjadi moderator. Setelah

selesai melakukan proses rekaman, kami mengunggah poster melalui

akun instagram pribadi masing-masing. Saat itu ada juga masalah yang muncul, yaitu adanya sedikit miskomunikasi mengenai waktu upload poster oleh media partner, akan tetapi semua dapat teratasi dengan baik setelah melakukan koordinasi kembali yang dilakukan oleh humas.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 72

Proyek 3: Berani Mengungkap: Mengedukasi Keberlangsungan

Kekerasan Seksual

Proyek sosial Berani Mengungkap : Mengedukasi Keberlangsungan Kekerasan Seksual ini dipersiapkan secara matang, dimulai dari membuat rencana aksi yang akan kami laksanakan selama 3 minggu, lalu mengatur pembagian program-program yang akan dilaksanakan. Program pertama yang kami rencanakan ialah survei, kami membuat beberapa pertanyaan untuk mengetahui seberapa luas pengetahuan dan pengalaman masyarakat akan sexual harassment. Program kedua yang kami rencanakan ialah membuat akun Instagram @beranimengungkap. id yang mana akan ada beberapa konten seperti microblog, stories, games, dan podcast. Persiapan microblog sendiri mengharuskan kami untuk mencari informasi yang akurat mengenai sexual harassment dari beberapa media untuk menghindari kesalahan yang berakibat pada hoax. Sedangkan untuk persiapan podcast, kami membuat narasi secara garis besar dari apa saja yang nantinya akan dibahas serta berbagi cerita yang pernah dialami.

Pelaksanaannya terbilang cukup lancar, namun tentu tidaklah mudah. Banyak kendala yang tidak bisa dihindari dan harus diselesaikan dengan sebaik mungkin. Contohnya konten microblog yang terkendala dalam pengunggahan dikarenakan oleh aplikasi eror, podcast yang terkendala dalam pengeditan dikarenakan rekaman yang berdengung, perangkat yang tidak memadai, sulitnya menemukan waktu yang tepat dalam pelaksanaan proyek, dan yang terakhir adalah kasus yang sering terjadi apabila dalam berkelompok, yaitu miskomunikasi yang berakibat terjadi ketegangan antar sesama anggota. Namun, pada akhirnya semua kendala berhasil kami atasi dengan baik. Dari kendala-kendala yang sudah terjadi kami mengadakan evaluasi yang diantaranya:

Survei

a. Survey telah dilaksanakan tepat pada waktunya

b. Responden yang didapat sudah sesuai target

c. Saat pengisian survey terdapat responden yang mengisi tidak benar

Podcast

a. Penentuan waktu yang cukup panjang karena jadwal anggota yang berbeda-beda

b. Rekaman podcast terlaksana dengan lancar

c. Proses penyuntingan yang cukup lama karena kendala dalam rekaman video

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 73 1 2

3 Microblog

a. Semua unggahan Instagram telah dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan

b. Materi yang diunggah sudah sesuai target

7

Sustainability/Keberlanjutan

Keberlanjutan merupakan pemeliharaan atau pengaruh tambahan perubahan positif yang dihasilkan oleh program atau proyek sesudah proyek berakhir dilaksanakan. Melalui tindakan keberlanjutan diharapkan program/proyek dapat dilanjutkan meskipun intervensi sudah berakhir, baik oleh organisasi yang sama ataupun oleh organisasi yang berbeda. Dengan keberlanjutan, konsistensi akan selalu terjaga sama seperti sesaat setelah kegiatan dimulai. Semuanya mengalir dengan sendirinya. Keberlanjutan disini memiliki arti untuk melakukan evaluasi kegiatan dan merancang rencana tindak lanjut untuk keberlanjutan program. Sebelum merancang rencana keberlanjutan, perlu dilakukan evaluasi terhadap keberhasilan proyek. Evaluasi dapat membantu mengetahui seberapa pengaruhnya dan seberapa besar perubahan yang didapatkan dari kegiatan tersebut. Evaluasi dapat dimulai dengan penetuan obyektivitas/tujuan evaluasi, penentuan alat evaluasi, pengambilan dan atau pengolahan data, serta pelaporan data.

Menentukkan Obyektivitas/Tujuan

Contoh: “Mengukur pemahaman peserta”, “Mengukur kemampuan narasumber”, dsb

Menentukan Alat Evaluasi

Contoh: Kuesioner dengan pertanyaan skala likert 5, Komparasi pre-test dan post-test, dsb

Pengambilan dan atau

Pengolahan Data

Pelaporan Data

Contoh: Disajikan dalam bentuk infografik

melalui media vdi

Evaluasi bertujuan memberikan gambaran, acuan, dan saran dalam penyelenggaraan proyek selanjutnya. Proyek berkelanjutan perlu melakukan evaluasi dari berbagai perspektif, seperti penyelenggaraan, implementasi, proses, dan hasil (Fajriati dkk, 2016). Hasil evaluasi perlu digali terus menerus agar pula dapat melakukan peningkatan secara terus-menerus.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 74
Langkah Evaluasi Proyek
Gambar 30. Langkah evaluasi proyek

Contoh Penerapan Keberlanjutan pada Proyek Sinergi:

Proyek 1: Paradigma untuk Literasi

Poin-poin evaluasi tersebut kami ambil dalam rangka mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin keempat yakni pendidikan berkualitas. Kami yakin, bahwa pendidikan berkualitas merupakan hak semua anak terlepas dari latar belakang mereka. Kami juga ingin mendukung SDGs poin 17, kemitraan untuk mencapai tujuan, dengan mengajak orang-orang di sekitar kami untuk ikut berkontribusi dalam program kami dalam bentuk sumbangan maupun menjadi sukarelawan. Kami berencana untuk melanjutkan program ini di salah satu desa yang terletak di daerah Bogor. Harapannya, Paradigma Untuk Literasi yang kami asuh ini dapat memberikan manfaat yang berarti kepada anak-anak sehingga dapat menjadi generasi cerdas di masa depan.

Proyek 2: Podcast Revolusi Belajar (Povolar)

Evaluasi dari proyek kami adalah proyek ini bisa lebih dari sekadar podcast berupa audio. Jika ingin membuat proyek podcast, dapat sekaligus merekam video saat rekaman, Selain itu, eksekusi pembuatan proyek bisa juga dilakukan dengan penambahan konten edukatif berupa video juga, video yang dibuat dengan beragam karakter animasi yang menarik dengan pembahasan ringkas yang nantinya dapat dimengerti dengan mudah.

Saran tersebut dilihat juga karena mengikuti zaman yang serba canggih dan senantiasa up to date setiap saat. Selain itu, untuk menarik minat audiens adalah dengan membuat sesuatu yang out of the box, tontonan sederhana, dan mudah dipahami. Hal-hal yang berhubungan dengan edukasi di masa mendatang juga akan menjadi hal yang penting dan akan selalu dicari karena edukasi akan senatiasa selalu ada dan tidak akan pernah hilang.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 75

Proyek 3: Berani Mengungkap: Mengedukasi Keberlangsungan Kekerasan Seksual

Proyek Sexual Harassment sangat diperlukan agar terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman di lingkungan sosial. Dari proyek ini, kita dapat mengetahui kondisi korban serta ketidaktahuannya dalam mengatasi sexual harassment. Ada beberapa keterbatasan dalam melanjutkan proyek ini, yaitu keterbatasan pengetahuan dan keterbatasan jangkauan ke psikolog dan menggunakan. Kami mengetahui dengan keterbatasan pengetahuan ini kami belum dapat mengatasi sexual harassment dari responden karena keterbatasan faktor tersebut. Namun, kami tetap ingin mengembangkan proyek Sexual harassment, terbukti dengan kami memberikan beberapa solusi yang kami ketahui untuk para responden yang ingin konsul ke kami.

Keterkaitan dengan SDGs, dapat dilihat pada nomor 4 dan 5, yakni Pendidikan Berkualitas dan Kesetaraan Gender. Kami memilih SDGs tersebut karena ada hubungan serta keterkaitan dalam peluang proyek kami. Dari SDGs Pendidikan Berkualitas dimaksudkan dengan adanya proyek ini kami memberikan pengetahuan sexual harassment baik dari tindakan pencegahan, jenis sexual harassment, hingga solusi yang tepat ketika terjadi sexual harassment. Kami memberikan informasi dengan cara membuka open chat serta dengan cara memberikan informasi di media instagram @beranimengungkap.id. Selain itu kami juga memilih SDGs Kesetaraan Gender, keterkaitan pada point SDGs ini dikarenakan agar tercapainya kesetaraan gender dan juga memberdayakan kaum perempuan. Dapat diketahui dari hasil data yang kami ambil dengan menggunakan media Google Form, dapat disimpulkan bahwa rata-rata korban sexual harassment adalah Perempuan. Salah satu responden kami mengatakan bahwa adanya paksaan dari kekuasaan pelaku sexual harassment. Tim Abhipraya menggalakan bahwasanya, baik dari perempuan dan juga laki-laki tidak boleh adanya pemaksaan atas tindakan yang semena mena serta kasus sexual harassment harus ditegakkan.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 76

Pemenang 3 Besar Proyek Sinergi 2021

Penugasan terbaik yang dilakukan mahasiswa baru dikumpulkan dan dibukukkan untuk menjadi inspirasi kepada mahasiswa generasi selanjutnya. Buku “Stick to Your Habits” (Slamet dkk., 2021) dan “Powerful Results by Synergizing” (Slamet dkk., 2021) menampilkan karya proyek sinergi terbaik dan tulisan relfeksi diri terbaik. Dalam melanjutkan langkah tersebut, tiga proyek sinergi terbaik tahun 2021 dijadikan acuan dalam buku ini.

Paradigma untuk Literasi

Judul Proyek Paradigma untuk Literasi: Berbagi Akses Literasi kepada Anak-Anak di Taman Baca Rumah Literasi-45

Kategori Proyek Mengajar di Sekolah

Ruang Lingkup Gerakan Indonesia Mandiri

SDGs 4 (Pendidikan Berkualitas) 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera)

Narahubung Kevin Audryc Herditya (0812-8193-0190)

Deskripsi Proyek Paradigma Untuk Literasi secara umum merupakan kegiatan penggalangan donasi dalam bentuk uang maupun buku fisik yang kemudian disumbangkan kepada anak-anak yang kurang mampu. Paradigma Untuk Literasi berangkat dari keresahan bahwa selama pandemi COVID-19, kegiatan sekolah yang dilaksanakan secara daring membuat anak-anak yang kurang mampu kesulitan dalam mengakses buku atau bahan bacaan penunjang kegiatan literasi. Kesulitan dalam mengakses buku pelajaran maupun buku bacaan tentu akan mempengaruhi penurunan tingkat literasi pada anak. Sehingga, kegiatan Paradigma untuk Literasi ini juga diniatkan sebagai bentuk upaya meningkatkan tingkat literasi pada anak di Indonesia yang sampai saat ini masih termasuk rendah dibandingkan negara-negara lain.

Tujuan Proyek Menggalang donasi dalam bentuk uang, buku fisik, dan alat serta media belajar. Hasil dari penggalangan tersebut akan disalurkan kepada anak-anak yang tergabung di Rumah Literasi-45, Jalan Ampel Blok AD No.106, Lubang Buaya, Jakarta Timur .

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 77

Waktu 18 September 2021

Tempat Taman Baca Rumah Literasi-45 Jalan Ampel Blok AD No.106, Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Jumlah Peserta 11 orang

Metode Luring

Donasi Terkumpul

• Uang : Rp564.400

• Buku : 201 buku

• Tambahan : 3 alat penunjang belajar

Pelaksanaan Tahapan Proyek:

• 23 Agustus-6 September 2021

Periode penggalangan dana dan buku dengan penyebaran info penggalangan dana melalui akun media sosial

• 7-17 September 2021

Belanja barang, persiapan, dan eksekusi penyaluran serta dokumentasi

• 18 September 2021

Tanggal pelaksanaan acara, yaitu mendonasikan buku bacaan kepada Rumah Literasi-45

Hasil Proyek Berdasarkan kegiatan penggalangan donasi dan pelaksanaan acara, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan proyek berjalan efektif sekitar 90%. Buku dan uang yang didapatkan dari donasi cukup bahkan melebihi target awal, yaitu mengumpulkan 100 buku dan uang sebesar Rp300.000. Acara penyaluran buku yang dilaksanakan pada tanggal 18 September 2021 berhasil dijalankan. Indikator keberhasilan acara ini yaitu, sebanyak 201 buku dan uang sebesar Rp564.400 dalam bentuk bingkisan berisi buku dan alat tulis. Anak-anak yang hadir di acara merasa senang dan pengurus Rumah Literasi-45 juga memberikan ucapan terima kasih atas sumbangan buku yang diberikan.

Evaluasi Proyek Hambatan

• Jumlah panitia yang hadir di acara penyaluran donasi buku kurang karena perbedaan domisili panitia.

• Waktu penggalangan donasi yang sempit.

• Kurangnya survei ke tempat acara sebelum hari-H, sehingga terjadi pengunduran waktu pelaksanaan acara.

• Adanya miskoordinasi antara panitia dan pihak Rumah Literasi-45 terkait jumlah peserta.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 78

Solusi

• Menarik sukarelawan yang berada di daerah tempat acara yaitu Jakarta Timur

• Memanfaatkan koneksi sebagai donatur

• Memerlukan survei bersama sebelum hari acara sehingga panitia dan sukarelawan dapat hadir tepat waktu.

• Koordinasi dengan pihak Rumah Literasi-45 perlu ditingkatkan.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 79
Gambar 31. Dokumentasi proyek Paradigma untuk Literasi

Podcast Revolusi Belajar (Povolar)

Judul Proyek Podcast Revolusi Belajar (Povolar)

Kategori Proyek Mengajar di Sekolah

Ruang Lingkup Gerakan Indonesia Mandiri

SDGs 4 (Pendidikan Berkualitas)

Narahubung Kania Salsabila (0812-9050-3667)

Deskripsi Proyek Podcast Revolusi Belajar terdapat empat tema yang berbeda dengan narasumber yang berbeda setiap temanya. Keempat podcast sudah ada dan dapat didengarkan kapanpun, melalui Spotify atau Youtube Povolar Studio. Hal yang paling mendasari kami memilih proyek dalam bentuk podcast adalah podcast terbilang cukup kekinian dan mudah untuk diakses oleh anak-anak zilenial. Selain itu, tema yang kami buat juga relevan untuk kita semua sebagai pelajar yang berjuang di masa pandemi. Harapan kami juga podcast ini dapat didengarkan kapanpun dan tentunya memberikan manfaat untuk para pendengar Povolar semua. Singkatnya, perjalanan pembuatan podcast cukup menarik dan memerlukan kerja sama yang baik agar semua dapat berjalan dengan baik.

Tujuan Proyek

1. Membangkitkan semangat para pelajar di Indonesia

2. Menjadikan podcast ini sebagai wadah yang bermanfaat untuk proses belajar

3. Menjadi wadah yang dapat berbagi keluh kesah bersama.

Waktu 29 Agustus 2021 – 30 September 2021

Tempat Spotify dan Youtube (Povolar Studio)

Jumlah Peserta • 146 responden survei

• 3 narasumber

• 4 moderator

• 37 pendengar spotify

• 417 penonton youtube

Metode

Daring

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 80

Pelaksanaan • Podcast 1

Tema Podcast : Apa itu “Revolusi Belajar” ?

Narasumber : Muhammad Arya Ilham H.

Moderator : Kania Salsabila

Pelaksanaan • Podcast 2

Tema Podcast : Get Ready to Study, Get Excellent

Narasumber : Muhammad Ridho Notonegoro

Moderator : Fayza Nada Madani

• Podcast 3

Tema Podcast :Think Smart for Great Innovation

Narasumber : Langit Biru

Moderator : M. Fahran Ar Rafi

• Podcast 4

Tema Podcast : Smart Tips for Bright Future

Narasumber : Bagus Wahyutomo

Moderator : Muhammad Angelo Putra

Hasil Proyek Proyek dijalankan secara baik dan sukses dengan menghasilkan 4 podcast bersama 4 narasumber yang berbeda. Kami berhasil mengumpulkan lebih dari 608 jangkauan di berbagai platform (Spotify dan Instagram).

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 81
Gambar 32. Dokumentasi proyek Podcast Revolusi Belajar (Povolar)

Evaluasi Proyek Hambatan dan Solusi

• Bentrok jadwal antara narasumber dengan kami sebagai pelaksana.

• Kurang koordinasi dengan media partner sehingga ada perbedaan ketika menggunggah podcastnya.

Solusi

• Ada baiknya membuat plan tidak hanya satu.

• Konsistensi dan kejelasan konsep perlu diperbaiki kembali agar tidak berubah-ubah.

• Perlu kerja sama yang baik antar anggota dan saling mengingatkan.

Saran

• Pembuatan podcast secara keseluruhan dapat dikatakan berhasil. Oleh karena itu, perbaikan untuk kedepannya agar lebih maksimal diperlukan kerja sama yang baik antar anggota dan persiapan lebih maksimal dengan membuat beragam plan. Hal tersebut dilihat dari hambatan yang muncul dari setiap pelaksanaan

podcast

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 82

Berani Mengungkap: Mengedukasi Keberlangsungan Kekerasan Seksual

Judul Proyek Berani Mengungkap: Mengedukasi Keberlangsungan

Kekerasan Seksual

Kategori Proyek Mengajar di Sekolah

Ruang Lingkup Gerakan Indonesia Mandiri

SDGs 5 (Kesetaraan Gender)

3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera)

16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh)

Narahubung Ruth Ezra Rumiris Pasaribu (0858-9960-8803)

Deskripsi Proyek Berani Mengungkap: Mengedukasi Keberlangsungan Kekerasan Seksual memberikan dan membagikan edukasi atau sosialisasi mengenai Sexual Harassment melalui microblog dari akun khusus yang kami buat dengan nama pengguna @beranimengungkap.id dimana di dalam akun tersebut kami rutin membagikan informasi, game, podcast, video, dan survey mengenai Sexual Harassment dengan semenarik mungkin. Pemilihan proyek berbasis media sosial ini bertujuan agar platform yang kami ciptakan dapat dijangkau dengan cakupan yang lebih luas.

Tujuan Proyek

1. Mengetahui seberapa jauh kasus Sexual Harassment telah terjadi di lingkungan masyarakat.

2. Membantu dan mendukung terwujudnya lingkungan yang aman dari Sexual Harassment terkhusus untuk perempuan dan anak.

3. Merangkul para korban agar mampu melewati dampak dari Sexual Harassment yang sering sekali menimbulkan trauma.

4. Memberi edukasi mengenai Sexual Harassment melalui platform yang mudah terjangkau oleh siapa saja.

Waktu 27 Agustus 2021 - 24 September 2021

Tempat Instagram

Jumlah Peserta • 60 responden survei

• 201 jangkauan akun Instagram

• 276 kunjungan konten

Metode Daring

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 83

Pelaksanaan Tahapan Proyek

• 21 Agustus 2021 - 25 September 2021

Rapat Tim Pengembangan

• 23 Agustus 2021

Pembuatan akun Instagram

• 23 Agustus 2021

Survei Masyarakat Awareness Terhadap Sexual Harassment

• 27 Agustus 2021 - 24 September 2021

Unggah Konten Instagram

• 5 - 11 September 2021

Proses Pembuatan dan Unggah Podcast

• 26 September 2021 - 9 Oktober 2021

Pembuatan Video dan Laporan

Hasil Proyek Proyek dapat secara sukses dijalankan dengan baik di mana terhitung sejak 3 Juli hingga 1 Oktober 2021 kami berhasil mengumpulkan lebih dari 60 orang yang telah mengisi survei dan membagikan pengalaman mereka mengenai Sexual Harassment kepada kami, 201 orang telah menjangkau akun Instagram yang kami buat di mana terdapat 154 interaksi konten. Jenis konten yang paling sering dikunjungi adalah IGTV bersama podcast dengan total pengunjung 191 (69,2 % dari 276 kunjungan konten) dan sisanya pada unggahan dan cerita.

Dari proyek ini kami telah membantu sebagian orang yang belum memahami betul pengertian, jenis, serta tindakan terhadap Sexual Harassment yang mereka belum atau pernah alami di lingkungan mereka. Sebagian besar dari mereka sangat menghargai usaha kami untuk menjalankan proyek ini melalui akun sosial media yang mudah dijangkau dan tidak membosankan.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal
Interpersonal 84
dan

Evaluasi Proyek Hambatan

• Sulit membagi waktu untuk menyuning video konten proyek

• Aplikasi editing berbayar mahal sehingga menggunakan aplikasi editing gratis yang membuat video konten tidak semaksimal.

• Sulit mengajak orang lain untuk mengisi survei

• Ada yang mengisi survei dengan tidak benar

• Menyatukan topik dari pendapat teman

• Mencari ide dalam pembuatan game di Stories

• Sulit menemukan waktu untuk menyusun topik bahasan

Saran

• Menggunakan weekly planning sehingga waktu khusus untuk menyunting video tersebut dan menggunakan perpaduan kemampuan editing untuk mengkolaborasikan konten-konten tersebut agar menghasilkan video bagus.

• Lebih interaktif lagi dalam mengajak orang untuk mengisi survei

• Mempelajari mengenai topik yang akan diunggah dan membuat jadwal terstruktur agar lebih mudah dalam mengerjakan.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 85
Gambar 33. Dokumentasi proyek Berani Mengungkap

Pemenang 3 Besar Video

Kreatif Proyek Sinergi 2021

Bersama Vaksinasi

Indonesia Sehat

Narahubung: Hodamul Akmal (0896-5278-7652)

Campaign Edukasi COVID-19 : COVID Info Corner (Coviner)

Menuju Masyarakat Peduli COVID

Narahubung: Gentada R Sulistyo (0851-5524-4491)

Uluran Tangan

Membagikan Masker

Kepada Masyarakat

Sekitar

Narahubung: Bara Muhammada A (0882-2856-5453)

Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 86
Tapak Jejak Menguasai
Scan Me ! Scan Me ! Scan Me !

Refleksi Diri

Asahlah Gergaji

Asah gergaji adalah kebiasan 7 yang berarti meluangkan waktu untuk

memperbaiki diri agar bisa menjadi lebih baik kedepannya. Asah gergaji bertujuan agar bisa mengevaluasi diri dan mengurangi kesalahankesalahan yang telah kita lakukan di masa lalu. Kebiasaan mengasah gergaji membantu kita untuk memperbaharui

tubuh, pikiran, hati, dan jiwa, sehingga kita akan menjadi orang yang lebih efektif di segala bidang.

Saat dirimu bersantai atau melakukan relaksasi, saat itulah waktu dimana kamu memperbaharui dirimu sendiri. Pembaharuan memungkinkan kamu untuk terus menghadapi tantangan hidupmu sehari-harinya. Upaya mengasah gergaji berarti menjaga dan meningkatkan aset yang sangat berharga yaitu dirimu sendiri sehingga perlu adanya program seimbang dan sistematis untuk pembaharuan diri dalam empat dimensi hidupmu, yaitu fisik (tubuh), mental (pikiran), sosial/ emosional (hati) dan spiritual (jiwa).

Lihat

Saya terus mengembangkan diri bersamaan dengan usaha saya meluangkan waktu diri sendiri

Dapat

Lakukan

Saya menyusun dan mencapai sasaran-sasaran dan menyusun jadwal pengembangan diri

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 88
Saya terus terbarukan Gambar 34. Siklus pembaharuan diri

Memperbaharui kehidupan dapat kita lakukan dengan menerapkan Kartu Kompas Mingguan. Misalnya, untuk melatih tubuh kita dapat berolahraga secara teratur, makan makanan sehat dan berimbang, istirahat yang cukup, dan membangun kebiasaan yang sehat. Untuk melatih pikiran kita bisa membaca, pergi ke perpustakaan, berkunjung ke museum, belajar di tempat terbuka, atau bermain dengan teman. Kita dapat melatih hati dengan cara silaturahmi, membangun komunikasi dengan teman yang sudah lama tak berjumpa, menciptakan lingkungan yang positif dan membangkitkan semangat, dan meminta maaf ketika berbuat salah kepada orang lain. Selain melatih tubuh, pikiran, dan hati, kita juga dapat melatih jiwa dengan cara menikmati alam, menikmati matahari terbit atau terbenam, melakukan meditasi, dan membantu orang lain.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 89
Gambar 35. Ilustrasi kartu kompas
Reflection is one of the most underused yet powerful tools of success.
—Richard Carlson
“ “

Simak cerita perjalanan Azmi Nadhira Faza dalam menyusun rencana dan menjalankan aktivitas dari setiap 4 batu besar tersebut selama seminggu.

Ketika saya menerapkan 4 baru besar di dalam diri syaa sendiri selama seminggu ini yaitu Merawat Fisik, Pikiran, Sosial emosional dan Spiritual yang pertama merawat fisik saya memang sangat detail jika soal baju yang saya pakai dan lainnya lalu saya setiap pagi dan malam memakai perwatan wajah agar muka saya tidak kusam dan saya lakuin itu memang setiap harinya dan menurut saya jika saya merwat fisik saya lebih keliahatan rapi h dan bersih. Kemudian mengendalikan pikiran saya dalam seminggu ini saya sangat banyak kegiatan dan itu membuat saya overthingking setiap malama tapi seiring jalannya waktu saya bisa mengendaikan pikiran saya dari hal hal yang menurut saya bisa membuat saya menjadi overthingking lalu saya coba memikirkan bagaimana hal yang membuat saya overthingking ini menjadi positif lalu saya berhasil mengendalikannya yang saya rasakan saya tidak lagi terjebak dalam pikiran saya sendiri dan lebih terbebas dari pikiran negatif. Selanjutnya sosial emosional jujur saya orang yang snagat emosian tetapi yang saya rasakan setiap apapun kondisinya jangan lah kita mengikuti rasa yang ada didalam hati kita dan saya bisa mengendalikan ini semua sudah lama tapi terkadang saya tidak tahan akhirnya yang saya takutkan kejadian yang ga kita kira pun ada aja tapi yang saya rasakan jika kita bisa mengatur emosional sendiri itu tenang tentram adem walaupun sedikit ada rasa sakit didalam hati saya tetapi tidak apa2 hal yang membuat tentram damai itu membuat saya bisa megerjakan aktivitas2 lainnya lebih tenang dan senang. Dan yang terakhir spritual semua orang pasti menjalankan kewajibannya sebagai makhluk yang bergama bagi saya beribadah adalah hal yang nomor satu selama seminggu ini saya mencoba untuk lebih mengenal ibadah sunnah dan saya bisa berhasil membiasakannya yang saya rasakan itu sangat tenang, bangga dengan diri sendiri dan ada aja yang ga kita kira ada kejadian yang baik dan bermanfaat buat kita.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 90
!!
Azmi Nadhira Faza

Penutup

Demikian buku ini kami sampaikan kepada seluruh pihak yang

terkait dalam Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal untuk menjadi referensi dan gambaran pengembangan penguasaan diri mahasiswa di IPB University.

Buku ini juga dapat terus diperbarui seiring perkembangan waktu.

Demikian Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal ini disusun, semoga dapat dimanfaatkan sebaik baiknya. Atas perhatian dan kerja sama seluruh pihak, diucapkan terima kasih

Bogor, Juli 2022

Direktur Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir

Dr. Alim Setiawan Slamet, S.TP, M.Si

Glosarium

7 Kebiasaan/7 Habits metode pengembangan diri melalui konsep Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif yang ditulis oleh Stephen R Covey.

Aksi Nyata bentuk praktik pemahaman Anda terhadap topik yang dipelajari dalam Pelatihan Mandiri. Akun akun media sosial.

Analisis/Analysis mengamati aktivitas obyek dengan cara mendeskripsikan komposisi obyek dan menyusun kembali komponen-komponennya untuk dikaji atau dipelajari secara detail.

Analogi persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan.

Asah Gergaji tentang liburan, melakukan hal-hal menyenangkan, mengerjakan hobi, dan semua hal yang membantu kita mendapatkan kesegaran dan semangat baru dalam melakukan pekerjaan rutin kita.

Asumsi dugaan yang diterima sebagai dasar dan sebagai landasan berpikir karena dianggap benar. Audiens sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, dan pemirsa berbagai media atau komponen beserta isinya.

Bahan Bacaan materi bacaan yang dapat dijadikan referensi bagi fasilitator atau pelatih mengenai isi materi yang akan disampaikan.

Bauran/Hybrid metode pengadaan kegiatan dengan menggabungkan metode luring dan juga daring. Berdayasaing kemampuan seseorang untuk dapat berkompetisi dengan orang lain.

Berhati-hati perilaku tidak sembrono atau nekat, tetapi juga tidak takut atau selalu ragu-ragu.

Berhenti sejenak kegiatan untuk menjernihkan pikiran, untuk memikirkan risiko dari perbuatan yang akan dilakukannya, untuk meredam hawa nafsunya, dan untuk tidak melakukan perbuatan yang akan disesalinya di kemudian hari.

Berpikir Divergen proses berpikir yang bisa mengeksplorasi berbagai ide kreatif dalam menemukan sebuah solusi atas suatu permasalahan.

Berpikir Kritis cara berpikir manusia untuk merespon seseorang dengan menganalisis fakta untuk membentuk penilaian.

Berpikir Menang-Menang pola pikir yang memperhatikan semua pihak. Tidak hanya berpikir terhadap satu sisi ego, tapi memenangkan banyak ego. Kerangka pikir menang-menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus-menerus mencari keuntungan bersama dalam semua interaksi manusia.

Berusaha Mengerti Dahulu Kemudian Dimengerti perubahan paradigma yang sangat mendalam. Kebiasaan berusaha mengerti terlebih dahulu juga berlaku di lingkungan kerja, dengan rekan-rekan kerja. Sebelum kita melontarkan ide ke dalam forum ada baiknya jika kita memahami ide-ide dan kepentingan rekan kita yang lain. Jika kita terlatih dengan kebiasaan ini, kita akan merasa semua orang akan dengan senang hati mendengarkan dan menerima kita. Itulah aturan emasnya.

Bertuka Pikiran/Brainstorm proses inti pengembangan ide, yang bisa dilakukan secara mandiri, melalui browsing, atau berdiskusi dengan orang lain.

Cara Kerja suatu ilmu yang terdiri dari teknik teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan (desain) terbaik dari sistem kerja.

Cara Pikir bagaimana seseorang merespon atau menanggapi/menyikapi sesuatu yang dihadapi.

Cerita/Stories Fitur media sosial untuk membagikan aktivitas atau informasi

Cetak Biru sebuah kerangka kerja terperinci yang digunakan sebagai landasan untuk membuat kebijakan.

Citra/ Branding pencitraan agar dapat menarik dan melekat di benak audiens.

COVID-19 adalah Virus SARS-CoV-2 diduga menyebar di antara orang-orang terutama melalui percikan pernapasan (droplet)

Dahulukan yang Utama mengutamakan hal yang lebih penting terlebih dahulu, melakukan hal yang menurut paling penting, memprioritaskan kegiatan yang terpenting.

Daring/Online metode pengadaan kegiatan secara tidak langsung/non tatap muka.

Deduktif jenis paragraf yang kalimat utamanya berada di awal paragraf.

Desain Produk sebuah proses mulai dari membayangkan sebuah desain, menciptakan, dan memperbaikinya yang dapat menyelesaikan masalah dari penggunanya secara spesifik.

Deskripsi Pekerjaan/Jobdesc/Job Description catatan tentang tugas dan tanggung jawab dari suatu pekerjaan tertentu. Catatan tersebut berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan yang

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 92

harus dilakukan bukan tentang pemegang pekerjaannya.

Diagram Pohon salah satu alat yang digunakan untuk meng-organisir ide yang jumlahnya cukup besar, opini dan permasalahan menjadi suatu struktur yang dapat mudah dikomunikasikan tetapi memiliki representasi yang cukup kuat dengan topik yang ada.

Donasi suatu pemberian yang mempunyai sifat sukarela dengan tanpa adanya imbalan.

Donatur orang yang secara tetap memberikan sumbangan berupa uang kepada suatu perkumpulan dan sebagainya.

Dosen pendidik profesional yang bekerja di satuan pendidikan tinggi tertentu. Dosen kerap dianggap sebagai Ilmuwan sebab kapasitas ilmu yang dia miliki.

Dugaan hasil dari perbuatan menduga.

Edukasi suatu proses pembelajaran yang dilakukan baik secara formal maupun non formal yang bertujuan untuk mendidik, memberikan ilmu pengetahuan, serta mengembangkan potensi diri yang ada dalam diri setiap manusia, kemudian mewujudkan proses pembelajaran tersebut dengan lebih baik.

Elektronik alat yang dibuat berdasarkan prin-sip elektronika.

Emosi perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu.

Empatik respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres emosional orang lain.

Eror penyimpangan yang bersifat sistematis, penyimpangan yang terjadi berulang- ulang.

Etos Kerja sebuah nilai yang didasarkan pada kerja keras dan ketekunan. Kaum kapitalis percaya dengan kebutuhan terhadap kerja keras dan kemampuannya untuk meningkatkan karakter moral.

Fasilitator seseorang yang akan memfasilitasi sebuah pelatihan, yang memiliki peran untuk membantu memudahkan peserta dalam memahami isi atau materi pelatihan.

Fitur karakteristik khusus yang terdapat pada suatu alat seperti televisi, ponsel, dan lain sebagainya.

Gender sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial maupun budaya.

Generasi sekelompok orang yang memiliki kesamaan tahun lahir, umur, lokasi dan juga pengalaman historis atau kejadian-kejadian dalam individu tersebut yang sama yang memiliki pengaruh seignifikan dalam fase pertumbuhan mereka.

Gerakan Nasional Revolusi Mental/GNRM gerakan nasional untuk memperbaiki dan membangun karakter bangsa Indonesia dengan mengubah cara pandang, pola pikir, sikap-sikap, nilai-nilai dan perilaku bangsa Indonesia untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, berdikari dan berkepribadian.

Google Form perangkat lunak administrasi survei yang disertakan sebagai bagian dari rangkaian Penyunting Google Dokumen berbasis web gratis yang ditawarkan oleh Google.

Gotong-Royong istilah untuk bekerja bersama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Istilah ini berasal dari kata bahasa Jawa gotong yang berarti “mengangkat” dan royong yang berarti “bersama”.

Hati salah satu organ yang perannya sangat vital dalam tubuh manusia.

Hidup Sehat kebiasaan hidup yang berpegang pada prinsip menjaga kesehatan.

Hipotesis jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.

Hubungan suatu interaksi yang kompleks antara dua manusia yang saling mencintai, menyayangi, menghargai, membutuhkan, membantu, bekerja sama, untuk suatu hubungan yang baik.

Ide rancangan yang tersusun di dalam, pikiran, dapat juga disebut sebagai gagasan.

Identifikasi Masalah suatu proses yang paling penting dalam melakukan sebuah penelitian selain dari latar belakang dan juga perumusan masalah yang ada.

Induktif paragraf yang meletakkan ide dan gagasannya di akhir kalimat dan penjelasan umum di bagian akhir.

Inferensi/Inference kesimpulan sementara dari pengamatan.

Inovatif proses berpikir yang digunakan untuk menghasilkan ide dan solusi.

Instagram sebuah aplikasi berbagi foto dan video yang memungkinkan pengguna mengambil foto, mengambil video, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri.

Integrasi tindakan menyatukan komponen yang lebih kecil ke dalam satu sistem yang berfungsi sebagai satu.

Internet sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 93

Interpersonal hubungan yang dibangun oleh dua orang atau lebih yang saling tergantung dan memiliki cara-cara interaksi yang konsisten menjadi penting dalam kehidupan mengingat sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat lepas dari adanya interaksi dengan orang lain.

Interpretasi proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol-simbol yang sama.

Intervensi campur tangan dalam perselisihan antara dua pihak.

Intrapersonal hubungan komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang sangat dekat.

Isu suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap organisasi dan berlanjut pada tahap krisis.

Jadwal pembagian waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja, daftar atau tabel kegiatan atau rencana kegiatan dengan pembagian waktu pelaksanaan yang terperinci.

Jangkauan selisih nilai data terbesar dengan nilai data terkecil dari data tersebut.

Jati Diri suatu hal yang ada di dalam diri kita, yang meliputi karakter, sifat, watak dan kepribadian nya.

Jeda waktu yang dihentikan atau diistirahatkan sejenak.

Jiwa bagian yang bukan jasmaniah dari seseorang.

Jurnal Pribadi kegiatan menuliskan perasaan secara bebas tanpa harus takut terhadap penilaian orang lain.

Kebiasaan/Habits perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama.

Kekerasan Seksual/Sexual Harassment semua tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh tindakan seksual atau tindakan lain yang diarahkan pada seksualitas seseorang dengan menggunakan paksaan tanpa memandang status hubungannya dengan korban.

Kelompok sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu dengan yang lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.

Kepekaan sosial suatu rasa empati terhadap keadaan yang terjadi, khususnya karena aspek struktural yang tidak memihak.

Kerangka Berpikir rangkaian sistematika proses berpikir efektif seseorang yang dimulai dari dasar dan diakhiri hingga mencapai tujuan akhir.

Kerjasama suatu usaha bersama antara individu atau kelompok sosial untuk mencapai tujuan bersama.

Kesimpulan suatu proposisi yang diambil dari beberapa premis dengan aturan-aturan inferensi.

Ketertiban Umum suatu asas dan standard yang dibentuk oleh badan pembuat undang- undang atau oleh pengadilan sebagai suatu dasar atau asas yang penting bagi suatu negara dan semua masyarakat.

Kolaborasi adanya pola dan bentuk hubungan yang dilakukan antarindividu ataupun organisasi yang berkeinginan untuk saling berbagi, saling berpartisipasi secara penuh, dan saling menyetujui atau bersepakat untuk melakukan tindakan bersama.

Kompetensi kemampuan yang kemampuan yang dibutuhkan dibutuhkan untuk melakukan atau untuk melakukan atau melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja.

Komunikan pihak yang menerima pesan dalam sebuah proses komunikasi.

Komunikasi/Communication suatu proses ketika seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.

Komunikator pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan kepada komunikan dalam sebuah proses komunikasi.

Konklusi Logis/Logical Conclusion kesimpulan yang diambil atas logika.

Konsekuensi akibat dari suatu perbuatan atau pendirian.

Konseptual ialah suatu hal yang telah tersusun secara terperinci dengan memiliki rencana yang matang, latar belakang yang jelas, dasar teori yang kuat. tujuan yang jelas, rencana yang baik, dan juga manfaat yang baik.

Kontekstual berkaitan dengan atau bersifat konteks.

Kooperatif sikap yang menunjukkan kerjasama, tidak melakukan penentangan terhadap suatu sikap individu maupun golongan tertentu.

Kreatif kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru berupa gagasan maupun karya nyata yang belum pernah ada, dalam bentuk baru maupun kombinasi dengan hal-hal tersedia.

Kreativitas/Creativity suatu kemampuan untuk menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif, belum

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 94

ada sebelumnya, menarik, aneh dan berguna bagi masyarakat.

Line aplikasi pengirim pesan instan gratis yang dapat digunakan pada berbagai perangkat elektronik, seperti telepon cerdas, tablet, dan komputer.

Lingkaran Kepedulian beragam situasi yang menjadi perhatian kita.

Lingkaran Pengaruh segala situasi yang berada dalam jangkauan kendali diri kita sendiri.

Literasi kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis.

Logis ajaran mengenai berpikir secara ilmiah, membicarakan suatu bentuk pikiran itu sendiri dan hukumhukum yang menguasai pikiran.

Luring/Offline metode pengadaan kegiatan secara langsung/tatap muka

Mahasiswa sebutan untuk seseorang yang tengah menempuh pendidikan di sebuah universitas, sekolah tinggi, hingga akademi.

Mahasiswa Baru mahasiswa yang baru saja diterima pada tingkat pertama suatu universitas

Mainan Edukatif mainan yang memberikan kesempatan belajar tertentu kepada pengguna (anak-anak).

Masa Depan waktu setelah masa kini.

Masalah/Problem suatu pernyataan tentang keadaan yang belum sesuai dengan yang diharapkan.

Masalah Pokok masalah utama yang dibahas dalam suatu teks.

Masyarakat sebuah sistem yang saling berhubungan antara satu manusia dengan manusia lainnya yang membentuk suatu kesatuan.

Media Sosial platform digital yang memfasilitasi penggunanya untuk saling berkomunikasi atau membagikan konten berupa tulisan, foto, video, dan merupakan platform digital yang menyediakan fasilitas untuk melakukan aktivitas sosial bagi setiap penggunanya.

Meditasi praktik yang melibatkan pelepasan pikiran dari semua hal yang menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari.

Mendesak keperluan yang sangat benar benar rumit.

Menguji memeriksa untuk mengetahui mutu (kepandaian dan sebagainya) sesuatu dan sebagainya.

Menjadi Proaktif untuk membuka kebiasaan lain. Dengan menjadi proaktif kita akan memunculkan bakat-bakat baru dan dari bakat tersebut kita bisa menjadikannya sebagai karya terbaik yang pernah kita pikirkan. Orang proaktif memahami bahwa mereka bertanggung jawab untuk kebahagiaan kita sendiri serta tidak menyalahkan orang lain atas tindakan pada kita.

Microblog suatu bentuk blog yang memungkinkan penggunanya untuk menulis teks pembaharuan singkat yang biasanya kurang dari 200 karakter dan mempublikasikannya, baik untuk dilihat semua orang atau kelompok terbatas yang dipilih oleh pengguna tersebut.

Mimpi suatu ekspresi dari keinginan yang tidak disadari

Misi suatu pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha

Miskomunikasi Kesalahan pengertian sehingga menghasilkan respon yang berlawanan dengan tujuan atau maksud yang diharapkan.

Mulai dengan Tujuan Akhir memulai hari dengan membayangkan, menggambarkan, atau memiliki paradigma akhir hidup yang sesuai dengan nilai-nilai Anda.

Multidisiplin ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya menggunakan lebih dari satu kelompok disiplin ilmu

Nilai Pribadi nilai yang dimiliki individu karena fokus terhadap pribadinya sendiri dan dipengaruhi oleh ketertarikan individu serta karakternya.

Observasi/Observation aktivitas terhadap suatu proses atau obyek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan.

Organisasi suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.

Out of The Box bagaimana kita dapat berpikir dari sudut pandang yang lain sehingga berbeda dengan kebanyakan orang.

Panca Indera penghubung antara manusia dengan dunia dan sekitarnya.

Paradigma bentuk mekanisme seseorang dalam memandang terhadap sesuatu, yang memengaruhinya dalam berpikir.

Pelayanan Publik segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik.

Peluang/Opportunity faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 95

organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya.

Pemangku Kepentingan/Stakeholder pilar kuat yang dapat memberikan pengaruh bagi perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Pemecahan Masalah/Problem Solving proses kognitif-behavioral yang dilakukan individu untuk mengidentifikasi dan menemukan solusi yang efektif atas masalah yang dihadapinya.

Penalaran cara berpikir spesifik untuk menarik kesimpulan dari beberapa premis yang ada.

Pengembangan Diri aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran diri (self-awareness), mengembangkan bakat dan potensi, serta meningkatkan kualitas hidup.

Penguasaan Diri/Self-Mastery satu kemampuan mencari atau menggali potensi yang tersimpan di dalam diri dan mengubahnya menjadi sesuatu yang dapat dijual.

Penting sangat berharga (berguna).

Penyambutan Mahasiswa Baru kegiatan yang dilaksanakan mulai pasca diterimanya secara resmi mahasiswa baru ke IPB University (setelah dilakukan verifikasi berkas).

Penyebab hal atau sesuatu yang membuat hal itu terjadi.

Perbedaan ketidak samaan/hal yang tidak sama.

Perencanaan upaya untuk mencapai tujuan dan menentukan tahapan-tahapan untuk mencapai tujuan tersebut.

Perguruan Tinggi lembaga ilmiah yang mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di atas perguruan tingkat menengah, dan yang memberikan pendidikan dan pengajaran berdasarkan kebudayaan kebangsaan Indonesia dan dengan cara ilmiah.

Perjalanan pergerakan satu arah dari zona asal tujuan.

Permainan/Game sesuatu yang dapat dimainkan dengan aturan tertentu sehingga ada yang menang dan ada yang kalah, biasanya dalam konteks tidak serius atau dengan tujuan refreshing.

Persaingan suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian atau dengan mempertajam prasangka yang ada tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.

Perundungan/Bully sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang tujuannya untuk menyakiti atau mempermalukan orang lain.

Pikiran gagasan dan proses mental.

Platform program yang menjadi fondasi dasar dari perkembangan.

Podcast salah satu media konten yang banyak mendapat perhatian masyarakat.

Pola Pikir/Mindset cara memandang terhadap sesuatu yang tertangkap pancaindera yang menimbulkan sikap dan perilaku.

Poster media publikasi yang terdiri atas tulisan, gambar ataupun kombinasi antar keduanya dengan tujuan memberikan informasi kepada khalayak ramai.

Potensi kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki seseorang namun belum dipergunakan secara maksimal

Preventif tindak pencegahan agar tidak terjadi hal yang buruk.

Prinsip suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak.

Prioritas sesuatu yang penting sehingga lebih diutamakan daripada hal, peristiwa, obyek, maupun kegiatan lain yang berada pada kategori atau kelompok yang sama.

Produktif sebuah cara untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dengan sedikit waktu dan sedikit usaha.

Proyek Sinergi suatu program yang memberdayakan mahasiswa baru untuk memecahkan suatu masalah yang ada di lingkungan sekitar.

Psikolog seorang ahli psikologi, bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.

Rasa Ingin Tahu/Curiosity sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar.

Rasional menurut pikiran dan pertimbangan yang logis, menurut pikiran yang sehat, atau cocok dengan akal sehat. Suatu pemikiran yang rasional dapat diperoleh dengan mempelajari kecakapan berpikir dengan logika.

Reaksi kegiatan yang timbul akibat suatu gejala atau suatu peristiwa

Reaktif sifat cenderung tanggap atau segera bereaksi terhadap sesuatu yang timbul atau muncul.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 96

Refleksi Diri bagian dari proses introspeksi diri yang dilakukan dengan cara melihat kembali dan merenungkan berbagai hal yang telah terjadi di dalam hidup, seperti pengalaman, kebiasaan, dan keputusan.

Rekening Bank Emosi perumpamaan tingkat kepercayaan orang lain terhadap Kita, Yang namanya rekening perlu diisi saldo guna kita dapat menggunakannya di waktu lain, saldo yang diberikan kepada orang lain bisa dengan perhatian, pemberian, atau pemgertian.

Rencana hasil proses perencanaan berupa daftar ketetapan tentang langkah tindakan pada masa depan menyangkut kegiatan apa, siapa pelaksananya, di mana, kapan jadwalnya dan berapa sumber daya yang akan digunakan, serta berbagai keterangan mengenai tolak ukurnya, dalam rangka mencapai hasil.

Reschedule penjadwalan ulang

Respon istilah yang digunakan oleh psikologi untuk menamakan reaksi terhadap rangsang yang diterima oleh panca indera.

Responsif sikap cepat merespon bersifat menanggapi, tegugah hati, bersifat memberi tanggapan (tidak masa bodoh)

Risiko bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang.

Saluran Komunikasi alat yang digunakan untuk memberikan pesan dari komunikator kepada komunikan sebagai penerima informasi.

Sebab Akibat hukum deskriptif yang menegaskan hubungan diperlukan antara dua jenis peristiwa, yang satu adalah sebab dan yang lain adalah akibat.

Selektif mempunyai daya pilih. Arti lainnya dari selektif adalah dengan melalui seleksi atau penyaringan.

Sosialisasi suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem pada seseorang

Spotify sebuah layanan penyiaran musik dan siniar

Stimulus apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.

Sukarelawan orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela.

Survei metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu.

Keberlanjutan/Sustainability perwujudan dari proses perkembangan yang terjadi terus menerus

Sustainable Development Goals/SDGs 17 tujuan dengan 169 capaian yang terukur dan tenggat yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk keselamatan manusia dan planet bumi.

Tapak Jejak kata lain dari perjalanan

Teknik Mirroring sebuah teknik yang digunakan dalam bergaul dengan orang lain. Caranya adalah dengan meniru orang lain dari cara mereka berbicara, berekspresi, dan bersikap

Tenaga Kependidikan anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang Penyelenggaraan Pendidikan.

Training of Trainer pelatihan untuk para Trainer (Pelatih).

Trauma hal sering dikaitkan dengan tekanan emosional dan psikologis yang besar, biasanya karena kejadian yang sangat disayangkan atau pengalaman yang berkaitan dengan kekerasan.

Tridharma amanah pendidikan tinggi yang pelaksanaanya harus terus disesuaikan seiring dengan perkembangan kebutuhan dan IPTEKS.

Tubuh adalah bagian fisik materi manusia atau hewan, yang dapat dikontraskan dengan roh, sifat, dan tingkah laku.

Tujuan realisasi dari misi yang spesifik dan dapat dilakukan dalam jangka pendek

Umpan Balik tanggapan yang disampaikan oleh komunikan (penerima pesan) ketika seorang komunikator (pemberi pesan) menyampaikan pesannya.

Unggahan/Post fitur untuk membagikan informasi pada media sosial.

Validitas sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya

Visi keinginan atau cita-cita perusahaan di masa depan.

Visualisasi suatu rekayasa dalam pembuatan gambar, diagram atau animasi untuk penampilan suatu informasi.

Whatsapp aplikasi pesan untuk ponsel cerdas.

Wujudkan Sinergi kebiasaan membangun sinergi didasarkan pada pemahaman bahwa sangat penting

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 97

untuk bekerja bersama tim dari berbagai latar belakang secara harmonis. Youtube sebuah situs web berbagi video

Zoom Meeting layanan video conference yang sangat mumpuni untuk melakukan presentasi.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 98

Indeks

Simbol

7 Habits 8

A

Aksi nyata 48

Akun 60, 66, 72, 73, 78, 83, 84

Analisis 54, 55, 60

Analogi 54

Asah gergaji 10, 88

Asumsi 55

Audiens 65, 75 B

Bahan bacaan 58, 64, 69, 77

Berdayasaing 92

Berhati-hati 54

Berhenti Sejenak 19

Berpikir divergen 55

Berpikir kritis 10, 48, 54, 55

Berpikir menang-menang 9, 10, 34

C

Cara kerja 50

Cara pikir 50

Cetak Biru 24

Communication 68

Creativity 10, 56, 65

Curiosity 69, 71 D

Dahulukan yang utama 10, 29

Daring 49, 58, 59, 62, 66, 77

Deduktif 54

Desain produk 48

Donasi 66, 77, 78

Donatur 66, 79

Dosen 12, 20, 29, 42

Editing 67, 85

Edukasi 49, 67, 75, 83

Elektronik 72

Emosi 21, 36

F

Fasilitator 12

Fitur 67

G

Game 29, 65, 83, 85

Gender 51, 76, 83

Generasi 75

Gerakan Nasional Revolusi

Mental 50

GNRM 50

Google form 62, 64

Gotong royong 50

H

Hati 10, 20, 34, 40, 41, 54, 88, 89

Hipotesis 54

Hubungan 6, 29, 34, 36, 60, 76, 91

I

Ide 21, 53, 55, 65, 66, 67, 68, 85

Identifikasi masalah 48, 58

Induktif 54

Inferensi 64

Inovatif 50

Instagram 60, 65, 72, 76, 84

Internet 29, 72

Interpersonal 6, 91

Intervensi 74

Intrapersonal 6, 91

Isu 58

J

Jadwal 67, 70, 72, 73, 82, 85, 88

Jangkauan 70, 81, 83

Jati diri 50

Jeda 21

Jiwa 88, 89

Jobdesc 72

Jurnal pribadi 25

K

Keberlanjutan 74, 75

Kebiasaan 10, 12, 24, 29, 40, 48, 55, 89

Kekerasan seksual 59, 60, 67

Kelompok 49, 58, 65, 66

Kepekaan sosial 49

Kerjasama 10, 48

Kesimpulan 40, 54, 55, 64

Ketertiban umum 50

Kolaborasi 48, 70

Komunikan 68

Komunikasi 54, 65, 67, 68, 69, 70, 89

Komunikator 68

Konklusi logis 64

Konsekuensi 19

Kreatif 10, 50, 53, 54, 67, 86

Kreativitas 10, 48, 65

Lingkaran Kepedulian 21

Lingkaran Pengaruh 21

Literasi 5, 58, 61, 64, 65, 66, 69, 71, 75, 77, 78, 79

Logis 54, 64

Luring 49, 66

Mahasiswa 3, 6, 10, 12, 48, 70, 91

Mainan edukatif 64

Masa Depan 24, 75

Masalah 25, 48, 49, 53, 55, 58, 59, 60, 62, 64, 65, 69, 70, 71, 72

Masyarakat 48, 49, 52, 59, 61, 68, 69, 73, 83, 84, 86

Media sosial 66, 69, 78, 83

Meditasi 89

Menang-menang 34

Menarik kesimpulan 54, 55, 64

Mendesak 29

Mengajar di Sekolah 48, 49, 77, 80, 83

Menguji 55

Menjadi Proaktif 19

Microblog 67, 73, 83

Mimpi 24, 25, 62

Misi 25

Miskomunikasi 73

Mulai dengan Tujuan Akhir 9, 24

Observasi 58, 59, 61, 64, 66

Observation 58

Online 64

Organisasi 74

Panca indera 53, 58

Paradigma 4, 10, 16, 34, 35, 58, 61, 64, 65, 69, 71, 75, 77

Pelayanan publik 50

Peluang 11, 56, 76

Pemecahan masalah 11, 53, 56, 65, 71

Penguasaan Diri 91

Penting 6, 16, 25, 29, 44, 53, 54, 58, 65, 68, 71, 75

Penyebab 61

Perbedaan 44, 66, 78, 82

Perencanaan 24, 53, 54

Perguruan tinggi 49, 50

Perjalanan 24, 80

Persaingan 50

Pikiran 10, 34, 53, 88, 89

Platform 65, 66, 81, 83

Podcast 59, 62, 64, 65, 66, 67, 70, 72, 73, 75, 80, 81, 82,

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 99
E
L
M
O
P

83, 84

Post 65

Poster 67, 70, 72

Potensi 6, 58, 62

Preventif 67

Prioritas 60

Problem 71

Problem solving 10, 56, 71

Produktif 29, 51

Proyek Sinergi 10, 48, 49, 50, 53, 58, 61, 62, 64, 65, 68, 69, 71, 75, 77, 86

Psikolog 70, 76

R

Rasa ingin tahu 55

Rasional 54, 55

Reaksi 20

Reaktif 20, 21

Rekening bank emosi 36

Rencana 24, 25, 26, 69, 73, 74

Reschedule 72

Risiko 19, 54, 55

S

Saluran komunikasi 68

SDGs 4, 51, 75, 76, 77, 80, 83

Self Mastering 8

Sexual harassment 60, 73, 76

Sinergi 4, 9, 10, 44, 45, 48, 49, 50, 53, 58, 61, 62, 64, 65, 68, 69, 71, 75, 77, 86

Sosialisasi 48, 64, 65, 83

Spotify 80

Stakeholder 10, 56, 68, 70, 76

Stimulus 20, 21

Stories 73

Sukarelawan 66, 69, 75, 79

Survei 59, 61, 64, 66, 67, 72, 78, 79, 80, 83

Sustainability 74

Sustainable Development Goals 75

T

Tapak Jejak 6, 91

Tenaga Kependidikan 12

Training of Trainer 12

Trauma 83

Tubuh 53, 88, 89

U

Umpan balik 68

V

Validitas 64

Visi 24

W

Whatsapp 72

Why-why-why 60

Wujudkan Sinergi 4, 44, 48 Y

Youtube 80

Z

Zoom meeting 69

Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal
Tapak Jejak
100

Untuk pertanyaan dan informasi lebih lanjut dapat menghubungi:

Asisten Direktur Pembinaan Karakter dan Organisasi Kemahasiswaan

Dr Beginer Subhan S.Pi, M.Si

beginersubhan@apps.ipb.ac.id

0812-8346-579 (Whatsapp)

Person In Charge 7 Habits

Andita Ramadhanti, SE

andita_dhan@apps.ipb.ac.id

0857-1158-1164 (Whatsapp)

Kresna Bhayu Adelta, S.Pt

kresnabhayuadelta@apps.ipb.ac.id

0821-7557-1663 (Whatsapp)

Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir

Gedung Andi Hakim Nasution Lantai 1

Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat 16680

kemahasiswaan.ipb.ac.id @ditmawaipb

Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir

Daftar Pustaka

Covey, S.R., 2013. The 7 habits of highly effective people: Powerful lessons in personal change. Simon and Schuster.

Covey, S.R., 2013. The 8th habit: From effectiveness to greatness. Simon and Schuster.

Fajriati, M., Kartika, L. dan Zawawi, D., 2016, September. Evaluation of Entrepreneurship Effectiveness Training Evaluation to Indonesian Migrant Workers in Kuala Lumpur Malaysia. In International Conference on Human Resource Management.

Fahreza, S., Kartika, L. dan Sayekti, A., 2019. Analisis faktor engagement karyawan generasi milenial pada perusahaan berbasis ekonomi kreatif. Jurnal Manajemen Indonesia, 19(1), pp.56-70.

Hubeis, M., Kartika, L. dan Dhewi, R.M., 2018. Komunikasi Profesional Perangkat Pengembangan Diri. PT Penerbit IPB Press.

Kurniadewi, Y.I., Hubeis, M. dan Slamet, A.S., 2021. Peran Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Perubahan Organisasi, Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia (Studi Kasus pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). MANAJEMEN IKM: Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Kecil Menengah, 16(1), pp.1-8.

Manullang B., 2013. Grand desain pendidikan karakter generasi emas 2045. Jurnal Pendidikan Karakter. 4(1): 1-14. Tersedia pada: https://kampusmerdeka. kemdikbud.go.id/. [diakses 2 Maret 2022]

Nugraha, M.A. dan Kartika, L., 2020. EVALUASI EFEKTIFITAS PELATIHAN PENGOPERASIAN GARDU INDUK PADA PEGAWAI GARDU INDUK PT PLN (PERSERO) AREA PELAKSANA PEMELIHARAAN SALATIGA. JABE (Journal of Applied Business and Economic), 6(3), pp.240-258.

Sangadji, M., 2010. Etta dan Sopiah. Perilaku Konsumen.

Satria, A., 2021. FUTURE MINDSET DAN PELOPOR INOVASI. Tersedia pada: https://ipb. ac.id/rektorinsight/index/2021/09/future-mindset-dan-pelopor-inovasi/27. [diakses 30 Juni 2022].

Satria, A., 2020. Menjadi Proaktif. Tersedia pada: https://ipb.ac.id/rektorinsight/ index/2020/04/menjadi-proaktif/13. [diakses 30 Juni 2022].

Slamet, A.S. dkk., 2021. Powerful Result by Synergizing. PT Dakara Consulting LCA Indonesia. ISBN: ISBN : 978-623- 98361-1-5.

Slamet, A.S. dkk., 2021. Stick to Your Habits. PT Dakara Consulting LCA Indonesia. ISBN: ISBN : 978-623-98361-0-8.

Tschimmel, K., 2012. Design Thinking as an effective Toolkit for Innovation. In ISPIM Conference Proceedings (p. 1). The International Society for Professional Innovation Management (ISPIM).

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal 102
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.