Buletin Edisi 31 Oktober 2024: Kembalinya Akreditasi Unggul Untirta
REDAKSI REDAKSI
Akreditasi universitas adalah proses evaluasi untuk memastikan bahwa institusi pendidikan tinggi memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Proses ini mencakup berbagai aspek, seperti kurikulum, fasilitas, dan kualitas pengajaran. Akreditasi berfungsi sebagai “stempel” yang menunjukkan bahwa universitas tersebut layak dipercaya dan diakui secara resmi. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) telah berhasil meraih kembali akreditasi unggul yang diberikan oleh BAN-PT. Penasaran bagaimana Untirta meraih kembali akreditasi unggulnya?
Pada Buletin kali ini, pembaca akan disuguhkan informasi lengkap mengenai kembalinya akreditasi unggul Untirta.
SUSUNANREDAKSI SUSUNANREDAKSI
Pelindung
Pembina
Pimpinan Organisasi
Pimpinan Redaksi
Reporter
Penulis
Infografis
Cover
Editor
Tata letak dan Artistik
: Rektor Untirta - Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T
: Ivan Issa Fathony, M.Ikom.
Dewan Pengurus Organisasi
: Siti Roh Haeni
: Ahmad Renal Zailani
: Muhammad Assadulloh, Donita Nurbaya, Rifqi Nugroho
: Rafiqa Resti Fauziah, Haffaf Nugroho, M. Hanif Hilmi
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) berhasil meraih akreditasi unggul pada Selasa (8/10) setelah melalui proses pemulihan akreditasi yang panjang. Pencapaian ini, yang berlaku hingga 2029, merupakan hasil kerja keras tim re-akreditasi yang sejak Desember dipimpin Rektor untuk mempersiapkan seluruh aspek, sebagai pengakuan atas kualitas pendidikan, manajerial, dan pelayanan universitas.
Rusmana, Wakil Rektor Bidang Akademik Untirta, menjelaskan bahwa pencapaian akreditasi ini merupakan hasil akumulasi data dari tiga tahun terakhir yang diakui dalam proses akreditasi. Kedepannya, kurikulum akan direvisi untuk mengikuti perkembangan terbaru.
“Kedepannya, kita harus selalu dinamis dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar dan perkembangan era digital,” ujarnya.
Sebagai universitas negeri, Untirta terus berupaya memperluas akses pendidikan dengan menyediakan kursus daring terbuka melalui Massive Open Online Course (MOCC). Program ini memungkinkan masyarakat umum, terutama di wilayah selatan, untuk mengakses berbagai modul pembelajaran dari Untirta dan memperoleh sertifikat sebagai pengakuan atas kemampuan mereka di bidang yang dipelajari.
Dengan nilai akreditasi unggul sebesar 365 dari rentang 361 hingga 400, ia mengingatkan agar sivitas akademika tidak berpuas diri, mengingat masih ada tujuan yang lebih besar. Ia juga mengajak seluruh sivitas akademika untuk bersama-sama berkomitmen meningkatkan kualitas kampus.
“Tujuannya adalah terus meningkatkan kualitas di setiap aspek, bukan hanya sekedar mencapai nilai unggul,” tambah Rusmana.
Foto: untirta.ac.id
Menanggapi hal tersebut, Muhamad Romdoni, Dosen Hukum Untirta, menyatakan bahwa pencapaian akreditasi unggul menunjukkan bahwa Untirta layak sejajar dengan universitas terkemuka lainnya. Ia juga menambahkan bahwa peran dosen sangat signifikan dalam mendukung perubahan akreditasi ini.
Ia menambahkan bahwa standar tinggi dalam penelitian dan publikasi menjadi tantangan tersendiri, di mana dosen kini didorong untuk menerbitkan karya ilmiah di jurnal internasional bereputasi serta meningkatkan kerja sama dengan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian masyarakat.
Pencapaian akreditasi unggul ini juga membuka peluang bagi Untirta untuk meningkatkan fasilitas layanan, mulai dari akses pembelajaran yang ramah ba difabel hingga penyediaan saran modern bagi dosen dan mah siswa. Meski akreditasi ungg telah diraih, tantangan terbes ke depan adalah mem pertahankan dan terus m ningkatkan kualitas layana sesuai dengan Standar Operas onal Prosedur (SOP) yang tela ditetapkan.
“Peran dosen dalam me mendukung akreditasi unggul i sangat besar, mulai dari p ngajaran berkualitas, penelitia hingga pengabdian masyaraka kata Rusmana.
Menurut Fika Wisma Fitrian Mahasiswi Prodi Manajeme pencapaian akreditasi unggul i
menjadi kebanggaan tersendiri bagi para mahasiswa. Dengan pencapaian akreditasi unggul yang berlaku hingga 2029, Untirta tidak hanya berupaya mempertahankan standar, tetapi juga beraspirasi menjadi contoh dalam pengembangan pendidikan yang berorientasi pada masa depan.
“Saya senang dan bangga karena akreditasi unggul ini tentu akan membantu saya dalam proses pencarian kerja setelah lulus. Ini juga menjadi bukti peningkatan kualitas dosen dan tenaga pendidik di Untirta,” ujar Fika.
Foto: Instagram @untirta official
Foto: Dokumen Pribadi
Ini Tanggapan Ormawa Pencapaian Akreditasi Unggul Untirta
Oleh: Rafiqa
Organisasi mahasiswa (ormawa) Universitas Sultan
Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) memberikan tanggapan positif atas keberhasilan Untirta meraih kembali akreditasi unggul. Prestasi ini menjadi kebanggaan bagi seluruh sivitas akademika Untirta dan membuktikan bahwa kampus mampu bertanggung jawab dalam meningkatkan mutu pelayanan dan kualitas pendidikan bagi mahasiswa.
Zerri Rahman Hakim, Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), menyatakan bahwa predikat unggul adalah anugerah dari Allah SWT, karena dosen mendapatkan akses dan kemudahan lebih, seperti peluang menjadi asesor dan menikmati layanan yang tidak dimiliki kampus lain.
“Artinya, secara moral, bahkan secara finansial, itu memiliki keuntungan bagi kita sebagai
tenaga pengajar. Selain itu, memberikan kemudahan, akses atau jalan untuk pengembangan diri dosen, pengembangan intelektual, pengembangan kognitif dan karir dosen,” ujar Zerri.
Ormawa Untirta menyambut baik berita akreditasi unggul ini, yang menjadi kebanggaan sekaligus angin segar bagi sivitas akademika Untirta. Sebelumnya, berita tentang penurunan akreditasi telah menimbulkan kekhawatiran dan kekecewaan, sehingga wajar jika terjadi gelombang protes dari sivitas
Mutakarikah, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untirta, menjelaskan bahwa penurunan akreditasi sebelumnya menunjukkan banyak hal yang perlu diperbaiki. Salah satu faktor penyebab penurunan tersebut adalah kelalaian pihak kampus, khususnya mereka yang bertanggung jawab terhadap mutu pendidikan dan urusan teknis akreditasi di Untirta.
Ia juga menambahkan bahwa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat Untirta, baik akademik maupun
non-akademik, perlu ditingkatkan sesuai dengan akreditasi unggul yang telah diraih. Dengan demikian, pencapaian akreditasi unggul ini diharapkan menjadi langkah positif untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas universitas di masa mendatang.
“Harapannya semoga bisa unggul dalam segala bidang, mau itu akademik maupun non akademiknya yang dapat menunjang seluruh sivitas akademik, semoga predikat unggul bukan hanya suatu formalitas saja tetapi harus didukung juga dibuktikan,” harap Mutakarikah.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) telah meraih
kembali akreditasi unggul, sebuah prestasi yang membanggakan bagi sivitas akademika. Namun, muncul pertanyaan apakah fasilitas yang tersedia sudah sejalan dengan status akreditasi tersebut?
Tiwi Rizkiyani, Dosen Administrasi Publik, menyatakan bahwa status akreditasi unggul harus diikuti dengan standar kampus yang berkualitas tinggi, baik dalam pendidikan maupun penelitian. Ia juga mengakui bahwa peningkatan fasilitas sudah cukup baik, terutama di seluruh ruang kelas di Pakupatan dan Sindangsari, tempatnya mengajar.
“Untuk gedung perkuliahan dan ruangan kelas, yang saya rasakan ketika mengajar di kampus pakupatan dan di kampus sindangsari, fasilitas tiap kelas sudah tersedia dengan baik, seperti sudah ada TV dalam tiap kelas yang memudahkan penyajian materi di kelas,” ungkap Tiwi.
Meskipun Untirta telah meraih akreditasi unggul, konsistensi dalam pengelolaan dan peningkatan fasilitas sangatlah penting. Tiwi mengingatkan bahwa pemanfaatan fasilitas yang ada harus dilakukan secara optimal.
"Kampus harus memperhatikan dan memelihara fasilitas untuk meningkatkan mutu pendidikan," tambah Tiwi.
Oleh: Hanif
Nurwidiya Saputri, mahasiswa Fakultas Hukum, menyambut positif perolehan akreditasi unggul tersebut. Namun, ia menekankan pentingnya perhatian terhadap fasilitas karena merasa ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki.
"Kualitas dan fasilitas seperti ruang kuliah, perpustakaan atau juga laboratorium harus ditingkatkan agar proses belajarnya juga bisa lebih optimal," ujar Nurwidiya.
Ia juga mengeluhkan jumlah kamar mandi yang tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa, yang menyebabkan antrian panjang dan kurang efektif. Berdasarkan pengalamannya, ia terpaksa pindah ke toilet di lantai lain karena hanya ada satu toilet dengan antrian yang panjang.
Nurwidiya menegaskan bahwa dengan meningkatnya akreditasi, diharapkan jumlah mahasiswa baru akan bertambah, yang pada gilirannya memerlukan penambahan fasilitas. Ia juga menekankan perlunya perhatian terhadap infrastruktur, seperti lahan parkir dan ruang diskusi, agar mahasiswa dapat beraktivitas dengan nyaman.
“Seperti di lantai 2 Gedung A Kampus Untirta Pakupatan dimana kamar mandi untuk wanitanya hanya satu. Seperti pengalaman saya yang menggunakan toilet kedokteran terus saya diberi pandangan yang sinis oleh dosen kedokteran,” ungkap Nurwidiya.
Indah Fatonatullaillah, Mahasiswa Pendidikan Biologi, merasakan hal yang serupa. Ia mengapresiasi perbaikan fasilitas sarana dan prasarana, tetapi berharap adanya peningkatan lebih lanjut, terutama dalam hal kebersihan kamar mandi, yang harus dijaga bersama oleh seluruh sivitas akademika Untirta.
"Sebenarnya untuk di FKIP untuk sarana dan prasarananya sudah lumayan tetapi mungkin di beberapa tempat seperti kamar mandi itu mungkin harus diperhatikan karena beberapa kali ke toilet masih kotor, masih banyak jejak kaki. Tidak hanya yang bertugas membersihkan toilet tapi mahasiswa harus menjaga kebersihan, punya kesadaran masing-masing saja," tutur Indah.
Foto: Dokumen Pribadi
Foto: Dokumen Pribadi
Foto: Dokumen Pribadi
Negeri Pertiwi Negeri Pertiwi
Di bawah langit biru nan luas, Di tanah subur penuh harapan, Berdiri tegak negeri pertiwi, Indonesia, tanah air tercinta.
Dari Sabang sampai Merauke, Berjajar pulau-pulau indah, Beragam suku, bahasa, dan budaya, Bersatu dalam harmoni yang megah.
Merah putih berkibar gagah, Simbol perjuangan dan pengorbanan, Para pahlawan yang rela berkorban, Demi kemerdekaan yang abadi.
Di setiap jengkal tanah ini, Tertanam semangat juang yang suci, Untuk menjaga persatuan dan kesatuan, NKRI harga mati.
Mari kita jaga bersama, Warisan leluhur yang berharga, Dengan cinta, kerja keras, dan doa, Indonesia jaya selamanya.