Executive Summary Studio Wilayah Kelompok Demak 2

Page 1

Executive Summary

Studio Rencana Wilayah Kelompok Demak 2 Perencanaan Wilayah dan Kota
45469
45470
45908
45474
45914
45912
45467
45468 2
Fransisca Livia
Fuji Nova Amelya
Andreas Galih
Kezia Kirana
Daniel Harjuna
Bayu Adji Pratama
Dwita Yoanida
Fany Arienjy
Potensi dan Masalah 4 Konsep Perencanaan 6 Konsep Pengembangan Wilayah 8 Rencana Pembangunan Jangka Panjang 10 Rencana Tata Ruang Wilayah 12 Program Prioritas 17 3

Masalah dan Tujuan

4

Pohon Masalah

Penentuan pohon masalah dibuat menggunakan dua metode yang dikombinasi yaitu literasi dokumen perencanaan

Kabupaten Demak serta melakukan

wawancara dan observasi lapangan Dokumen yang direview adalah RTRW Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2009-2029, RTRW Kabupaten

Demak Tahun 20112031, RPJP Kabupaten

Demak Tahun 2006-2025, dan RPJM

Kabupaten Demak Tahun 2016-2021.

Pohon Tujuan

Setelah pohon masalah jadi, maka diperlukan upaya-upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Maka

dibuatlah analisis pohon tujuan dengan

memaparkan kondisi ideal dari pohon masalah yang telah dibuat sebelumnya.

Harapan dari penggunaan kombinasi metode tersebut akan terpilih masalah-masalah yang penting bagi perencanaan pembangunan di Kabupaten Demak ke depannya. Dari masalahmasalah tersebut kemudian dikelompokkan dan digeneralisasi sehingga membentuk pohon masalah dengan pokok masalah “daya saing yang rendah”

Harapannya, perencanaan di Kabupaten Demak dapat terarah sehingga tujuan yang ada pada pohon tujuan dapat tercapai. Berikut adalah pohon tujuan dari Kabupaten Demak

5

Konsep Perencanaan

6

Teori Pengembangan Wilayah

Agropolitan;

Agropolitan merupakan suatu model pembangunan mengandalkan desentralisasi, pembangunan infrastruktur setara wilayah perkotaan, dengan kegiatan pengelolaan agribisnis yang berkosentrasi di wilayah perdesaan. Agropolitan adalah sebuah konsep pengembangan wilayah dimana sebagian besar kegiatan masyarakat didominasi oleh kegiatan pertanian dan atau agribisnis dalam suatu sistem yang utuh dan terintegrasi

Keunggulan Komparatif (Support System Terhadap Semarang);

Prinsipnya adalah perdagangan dilakukan oleh 2 wilayah yang melakukan spesialisasi melalui pengoptimalan produksi produk unggulan sehingga dapat memenuhi kebutuhan wilayah satu dan yang lain. Teori keunggulan komparatif menekankan bahwa, apabila suatu wilayah memiliki keunggulan dalam memproduksi suatu produk atau komoditas dengan biaya paling rendah dibandingkan wilayah lainnya, maka wilayah tersebut dapat meningkatkan keuntungannya. Sebuah wilayah dapat melakukan pertukaran perdagangan dengan mengekspor produk atau komoditasnya yang paling unggul serta mengimpor produk atau komoditas yang menjadi spesialisasi pada wilayah lain. Hal tersebut dianggap efisien karena wilayah dapat mengkonsentrasikan sumber daya dan biaya pada sektor dan komoditas yang paling unggul sehingga produktivitas meningkat

Tangguh Bencana;

Dalam konsep Kota Tangguh (Resilient City), kota sebagai ruang aktivitas penduduknya diharapkan dapat menciptakan kondisi ramah lingkungan, yang dibangun berdasarkan dimensi sosial, ekonomi dan lingkungannya. Pembangunan kota wajib memperhatikan kapasitas daya dukung lingkungan serta efisiensi pengalokasian sumber daya dan ruangnya Tantangan pembangunan yang dihadapi kota saat ini adalah bagaimana mengembangkan ketangguhan kota dengan mengendalikan pembangunan sebagai perimbangan kegiatan sosial-ekonomi, ramah lingkungan dan berkelanjutan

7

Konsep Pengembangan Wilayah

8

Setelah mempertimbangkan dengan kondisi keruangan Kabupaten Demak berdasarkan fakta dari dokumen perencanaan dan hasil inventarisasi gagasan stakeholder serta teori yang ada, maka kami mengusulkan untuk mengembangkan kewilayahan Kabupaten Demak dengan konsep “Independent Sustainable Agroindustri”

Independent

Teori yang sudah dipaparkan sebelumnya jika dikaitkan dengan konsep ini, maka bentuk implementasi dari teori tersebut terhadap

Kabupaten Demak antara lain:

1. Untuk mengantisipasi tingginya migrasi keluar, maka independensi Kab Demak dalam mengoptimalkan sektor-sektor usaha perlu ditingkatkan agar mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal dan meningkatkan kontribusi sektor terhadap

PDRB

2. Mencegah tingginya ketergantungan Kab. Demak terhadap Kota Semarang dalam hal ekspor bahan mentah dan tenaga kerja

3. Memberdayakan masyarakat Kab Demak dalam mengolah bahan baku agar memiliki nilai jual produk yang lebih tinggi sehingga mampu mendongkrak potensi ekonomi Kab.

Demak

Sustainable Development

Teori yang sudah dipaparkan sebelumnya jika dikaitkan dengan konsep ini, maka bentuk implementasi dari teori tersebut terhadap

Kabupaten Demak antara lain:

1 Diperlukan regulasi yang kuat bagi investor maupun pelaku usaha dalam Kab. Demak untuk memperhatikan konsep pembangunan berkelanjutan, terutama pada aspek lingkungan

2. Sektor industri pengolahan menjadi sektor yang paling sering merusak lingkungan, terbukti dari ruginya petani tambak di Kecamatan Sayung akibat pencemaran saluran air lantaran pengolahan limbah yang kurang layak.

Agro-industry

Teori yang sudah dipaparkan sebelumnya jika dikaitkan dengan konsep ini, maka bentuk implementasi dari teori tersebut terhadap Kabupaten Demak antara lain:

1. Teori Agropolitan dapat diaplikasikan dalam perkembangan wilayah Demak karena sebagian besar aktivitas masyarakat dan kontribusi ekonomi bersumber pada sektor pertanian.

2. Keterkaitan Kab. Demak dan Kota Semarang dapat menjadi penguat bagi interaksi kebutuhan perkembangan agropolitan Kab Demak sebagai produsen bahan baku sekaligus didorong untuk mampu mengolah bahan baku menjadi produk bernilai tinggi, sedangkan Kota Semarang dapat menjadi salah satu pasar utama dalam menjual produk hasil pengolahan, membantu distribusi produk karena akses transportasi yang lebih baik, investasi modal dan teknologi, dan pendidikan bagi masyarakat Kab. Demak untuk meningkatkan pengetahuan akan pengolahan hasil pertanian.

3. Pengembangan agropolitan di Kab. Demak juga dapat meningkatkan kemandirian Kab. Demak dalam proses produksi dan distribusi, sekaligus meningkatkan daya saing Kab Demak terhadap wilayah lain

9

Rencana Pembangunan Jangka Panjang

10

Visi

Mewujudkan masyarakat Kabupaten Demak yang unggul, mandiri, dan sejahtera dengan mengandalkan sektor pertanian, industri, dan pariwisata yang tangguh dan berkelanjutan

Unggul; Kata kunci unggul mengandung pengertian wilayah Kab Demak yang memiliki sumber2 daya yang unggul (lebih tinggi dari wilayah lainnya) dengan masyarakatnya yang aman sentosa, serta menciptakan keunggulan di sektor tertentu guna menciptakan masyarakat yang cukup akan pangan, sandang, papan, maupun kualitas hidup masyarakat Kabupaten Demak. Kab. Demak yang unggul terfokuskan dalam meningkatkan kualitas SDM yang mampu berdaya saing

Mandiri; Pengertian mandiri berarti masyarakat mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau bergantung pada pihak lain, dalam hal ini adalah proses untuk menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya sendiri Dalam hal ini, Kabupaten Demak tidak hanya bergantung pada aktivitas perekonomian daerah di sekitarnya dan kepada subsidi, namun dapat mengembangkan perekonomiannya sehingga mampu memajukan pembangunan Kabupaten Demak dan mampu lepas dari ketergantungan.

Sejahtera; Kata kunci sejahtera yang dimaksud pada visi Kab Demak ini terfokus pada pengembangan perekonomian masyarakat melalui keberadaan agroindustri dan keberadaan kegiatan pariwisata di Kab Demak sehingga Kab Demak yang sejahtera meliputi peningkatan pendapatan per kapita, penurunan angka kemiskinan, dan peningkatan IPM

Tangguh; Kabupaten Demak memiliki kapasitas daya tahan dan daya lenting untuk beradaptasi terhadap suatu perubahan maupun tekanan, baik dari dalam maupun luar wilayahnya Tangguh disini memiliki 4 tujuan utama, yaitu ketangguhan terhadap bencana, tata ruang, ekonomi, dan SDM

Berkelanjutan

Berkelanjutan merupakan pembangunan yang dapat berlangsung secara terus menerus dan konsisten dengan menjaga kualitas hidup (well being) masyarakat dengan tidak merusak lingkungan dan mempertimbangkan cadangan sumber daya yang ada untuk kebutuhan masa depan

Misi

1. Mengembangkan perekonomian berbasis agroindustri dan pariwisata

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mandiri dan terampil

3. Mewujudkan ketangguhan dari segi kebencanaan untuk pembangunan wilayah yang berkelanjutan

Tujuan Pengembangan

No Misi Tujuan Pengembangan

Mengembangkan dan mengoptimalkan potensi pariwisata

1

Mengembangkan perekonomian berbasis agroindustri dan pariwisata

Mengembangkan dan mengoptimalkan potensi agroindustri

Meningkatkan pendapatan daerah

Meningkatkan kualitas aksesibilitas di seluruh wilayah kabupaten

Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur

Menurunkan angka kemiskinan

Meningkatkan standar hidup masyarakat

2

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mandiri dan terampil

Mewujudkan ketangguhan dari

segi

kebencanaan

Meningkatkan kualitas dan kuantitas

sarana dan prasarana pendidikan

Meningkatkan kualitas dan kuantitas

sarana dan prasarana kesehatan

Meningkatkan kemandirian dan kreativitas masyarakat

Melakukan perencanaan berbasis mitigasi bencana

3

untuk

pembangunan wilayah yang berkelanjutan

Melakukan perencanaan pasca bencana

11

Rencana Tata Ruang Wilayah

12

Tujuan Penataan Ruang

Tujuan penataan ruang Kabupaten Demak yaitu “Mewujudkan Kabupaten Demak yang tangguh bencana dan berdaya saing ekonomi melalui peningkatan kualitas SDM dan penataan konsep agro-industri ”

Perumusan tujuan penataan ruang ini telah diselaraskan dengan perumusan konsep pengembangan wilayah pada Bab III, visi dan misi wilayah dalam Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Demak Tahun 2019-2038 pada Bab IV, kondisi wilayah Kabupaten Demak, dan dokumen perencanaan (RTRW Kabupaten Demak 20112031 dan RPJP Kabupaten Demak 20062025)

Sasaran Penataan Ruang

1.Meningkatnya ketangguhan wilayah terhadap bencana.

2.Meningkatnya kualitas sumber daya manusia (SDM).

3.Memiliki daya saing ekonomi dengan penerapan konsep agro-industri.

Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang

1.Pemantapan sistem mitigasi bencana

Non-struktural

a) Pelatihan dan pembinaan masyarakat tangguh bencana;

b) Melakukan kegiatan pembinaan tanggap bencana kepada masyarakat

Struktural

a) Mengembangkan jalur evakuasi bencana;

b) Membatasi kegiatan budidaya pada kawasan lindung dan kawasan rawan bencana;

c) Pelestarian lingkungan hijau di kawasan rawan bencana dan kawasan lindung;

d) Menetapkan dan mengawasai kawasan lindung dan kawasan rawan bencana

Penataan sistem rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana:

a) Pengkajian kebutuhan pasca bencana;

b) Penentuan prioritas dan pengalokasian sumbe daya;

c) Sosialisasi rencana pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi.

3. Pengembangan kualitas sumber daya manusia untuk menghadapi transformasi struktural

a) Pengembangan sarana pendidikan kejuruan dan pendidikan informal;

b) Pembinaan dan pelatihan keterampilan.

4. Pengembangan pembangunan sarana dan prasarana di seluruh kecamatan

Pengembangan prasarana:

a) Pengelolaan air minum;

b) Pengelolaan air limbah;

c) Pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan;

d) Pengelolaan sampah.

Pengembangan sarana:

a) Pemantapan kawasan peruntukan industri;

b) Penetapan kawasan perdagangan;

c) Pemantapan fasilitas kesehatan

5 Pengembangan sistem transportasi publik di Kabupaten Demak

a. Penetapan jaringan transportasi umum;

b. Penambahan jumlah armada transportasi umum;

c. Pemantapan jumlah fasilitas pendukung transportasi publik

6 Pemantapan intensifikasi sektor pertanian

a. Mengembangkan dan menetapkan kawasan sentra industri pengolahan untuk sektor pertanian;

b. Pengembangan jalan usaha tani di sektor pertanian;

c. Pengembangan diversifikasi penggunaan lahan dan komoditas pertanian;

d. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang agro-industri;

e. Menetapkan pusat-pusat kegiatan pertanian di kecamatan pinggir wilayah sesuai dengan kesesuaian lahan

13

Pola Ruang Terpilih

Alternatif pola ruang dipilih berdasarkan upaya dalam menerapkan rencana pembangunan jangka panjang Kabupaten Demak 2019-2038 sekaligus mengembangkan konsep agroindustri yang berkelanjutan dan mandiri

Pemilihan alternatif juga mempertimbangkan upaya penyelesaian masalah-masalah

kewilayahan pada Kabupaten Demak sehingga tujuan wilayah dapat tercapai melalui penataan keruangan yang tepat

Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, kami memutuskan untuk menjadikan alternatif kedua sebagai rencana pola ruang karena kesesuaiannya dengan konsep dan rencana pembangunan jangka panjang

Alternatif kedua juga pada penataannya memiliki kemampuan untuk menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka migrasi keluar; menguatkan sektor pertanian dan industri yang telah menjadi kontributor utama PDRB

Kabupaten Demak saat ini sehingga Kabupaten Demak memiliki daya saing ekonomi tinggi; mengakomodasi kebutuhan ruang untuk pencegahan terhadap meningkatnya keparahan bencana abrasi dan banjir rob; menambah lahan permukiman di pusat kegiatan berskala tinggi untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan daya tarik wilayah;

14

Rencana Struktur Ruang Terpilih

Pemilihan rencana struktur ruang adalah menggunakan AHP dengan kriteria meningkatkan konektivitas, menurunkan resiko

bencana, menjaga kelestarian alam dan pemerataan fasilitas Sehingga konsep rencana terpilih yaitu Multiple Nuclei

Kawasan Strategis

Kawasan strategis menurut UU 26/2007 pasal 5 ayat 5 merupakan kawasan yang didalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap

(1) Tata ruang di wilayah sekitarnya;

(2) Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau

(3) Peningkatan kesejahteraan masyarakat Definisi lainnya, “kawasan strategis” adalah kawasan yang penataan ruangnya diprioritaskan karena memiliki pengaruh penting terhadap kedaulatan negara,

pertahanan dan keamanan negara, pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia

Kabupaten Demak memiliki 3 dari 5 sudut pandang kawasan strategis yaitu sudut pandang pertumbuhan ekonomi, sudut pandang sosial budaya dan sudut pandang daya dukung lingkungan hidup Kemudian, kawasan-kawasan strategis yang ada disusun berdasar lokasinya (kecamatan)

15

Setelah dilakukan penghitungan dengan UVA ditemukan kawasan strategis terpilih, antara lain:

1.Kawasan strategis dari sudut pandang Pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Sayung, Karangtengah, Bonang, Demak,Wonossalam, Gajah dan Karanganyar

2.Kawasan strategis dari sudut pandang sosial budaya di Kecamatan Demak

3 Kawasan strategis dari sudut pandang daya dukung lingkungan hidup di Kecamatan Sayung, Karangtengah, Bonang, dan Wedung

Sehingga dari ketiga kawasan strategis diatas, dihasilkan peta rencana kawasan strategis Kabupaten Demak sebagai berikut,

16

Program Prioritas

17
PROGRAM REHABILITASI BERKELANJUTAN KAWASAN MANGROVE KABUPATEN DEMAK Fany Arienjy Widia S. 45468 18

Kabupaten Demak merupakan kabupaten yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa Hal ini menyebabkan Kabupaten Demak rawan terhadap bencana abrasi dan banjir rob yang diakibatkan pengikisan pantai oleh air laut yang menyebabkan sebagian wilayah pesisir hilang karena penggerusan pantai. Dalam mengatasi permasalahan abrasi dan rob, pemerintah dan sejumlah pihak melakukan upaya salah satunya upaya penanaman mangrove. Fungsi tanaman dan akar mangrove mampu memecah gelombang dan menahan sedimentasi tanah agar tidak semakin tergerus gelombang.

Keberadaan hutan mangrove dapat menjadi solusi bagi permasalahan abrasi dan banjir rob serta apabila dikelola dengan baik akan menjadi potensi pariwisata yang akan meningkatkan kas daerah dan perekonomian masyarakat. Upaya yang dilakukan untuk dapat melestarikan kawasan mangrove dan meningkatkan potensi kawasan tersebut adalah melalui program rehabilitasi berkelanjutan yang ditujukan untuk mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan rehabilitasi dan mengelola kawasan mangrove secara mandiri.

Fany Arienjy Widia S
19
Latar Belakang Kerangka Berpikir

Detail Program

Perencanaan program rehabilitasi

berkelanjutan kawasan mangrove Kabupaten Demak memiliki tujuan untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana abrasi dan rob serta mengembangkan potensi

pariwisata kawasan Mangrove Kabupaten Demak sebagai kawasan pariwisata.

Program ini memiliki kegiatan sebagai berikut:

1. Penanaman Kembali dan Peningkatan Kerapatan dan Luasan

2. Pendampingan Masyarakat Lokal

3. Perbaikan Infrastruktur dan Peningkatan Daya Tarik Visual.

4. Pengembangan Wisata Unik

5. Pengembangan Mekanisme Keberlanjutan Pengelolaan Secara Mandiri

6. Monitoring dan Evaluasi.

Program ini merupakan program yang sesuai dengan misi Kabupaten Demak yang telah diranjang yaitu Misi 1 “mengembangkan perekonomian berbasis agroindustry dan pariwisata” dan Misi 3 “mewujudkan ketangguhan dari segi kebencanaan untuk pembangunan wilayah yang berkelanjutan” . Jangka waktu dari program ini adalah 20 tahun dan memiliki target area di Kecamatan Sayung, Karang Tengah, dan Bonang.

Kelayakan program dianalisis melalui metode Cost Benefit Analysis dengan suku bunga 11% dan meghasilkan nilai NPV sebesar Rp 6 486 161 009,dengan nilai BCR sebesar 1 669 dan IRR sebesar 17 3% atau lebih besar dari suku bunga proyek Berdasarkan analisis kelayakan tersebut, maka program rehabilitasi berkelanjutan kawasan mangrove di Kabupaten Demak layak untuk dilaksanakan

Arienjy Widia S
Fany
Visualisasi Program Rehabilitasi Berkelanjutan Kawasan Mangrove Kabuppaten Demak
20
Sumber: Olahan Penulis, 2020
PROGRAM PENGEMBANGAN GALERI PEMASARAN PRODUK KABUPATEN DEMAK Andreas Galih Wicaksana 45908 21

Latar Belakang

Kabupaten Demak merupakan daerah dengan potensi pertanian yang amat besar Potensi pertanian Kabupaten Demak yang begitu besar tercermin dari data yang dilansir oleh

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Kabuparten Demak bahwa Kabupaten Demak merupakan daerah penyangga pangan Provinsi Jawa Tengah dan menempati urutan ketiga daerah penyangga pangan nasional.

Namun sayangnya, potensi pertanian Kabupaten Demak belum banyak terekspos oleh masyarakat secara luas.

Kabupaten Demak juga memiliki daya tarik wisata yang cukup tinggi berasal dari kawasan Masjid Agung Demak dan Makam Sunan

Kalijaga.

Kerangka Berpikir

Namun sebenarnya Kabupaten Demak menyimpan potensi wisata lain yang lebih besar yaitu agrowisata. Potensi wisata yang besar dalam bidang agrowisata di Kabupaten Demak tidak banyak dilirik para pelancong karena tidak tersedia sarana wisata dan sarana promosi wisata yang mumpuni di Kabupaten Demak. Kondisi tersebut menyebabkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak tidak dapat berkembang secara maksimal. Dibutuhkan suatu wadah yang mampu menjadi purwarupa potensi Kabupaten Demak dan sarana promosi wisata sekaligus pusat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak.

Andreas Galih Wicaksana
22

Detail Program

Konsep awal dalam pengembangan Galeri

Pemasaran Produk Kabupaten Demak adalah

pembangunan suatu kawasan pasar yang

terintegrasi sebagai kawasan titik

pertumbuhan ekonomi yang didalamnya

terdapat Pasar Tradisional yang dikemas

dalam bentuk yang modern, galeri pemasaran, workshop, dan ruang pameran serbaguna

untuk mewadahi kagiatan-kegiatan promosi

dalam skala besar untuk memasarkan produk Kabupaten Demak Kawasan dibangun

dengan konsep yang modern dan bersih untuk menarik pembeli dan pelancong serta para pemilik modal untuk menginvestasikan modal mereka pada produk-produk Kabupaten

Demak Pembangunan juga dikemas dalam penyampaian yang disertai edukasi terhadap produk-produk Kabupaten Demak

Program Pembangunan Galeri Pemasaran

Produk Kabupaten Demak terbagi dalam tiga

sub-program yaitu:

1.Pembangunan Pasar modern Kabupaten Demak, berupa pembangunan pasar tradisional dengan penggunaan teknologi dalam proses transaksi

2.Pembangunan Galeri Pemasaran dan Workshop Produk Unggulan, berupa Gedung pameran produk UKM unggulan Kabupaten Demak

3.Pembangunan Exhibition Hall, berupa pembangunan Gedung pameran sebagai sarana promosi dan kegiatan terkait pariwisata daerah

Berdasarkan proses CBA yang dilakukan, didapatkan nilai BCR sebesar 1,33 dan nilai NPV sebesar Rp 61 Miliar. Hasil tersebut dapat memberikan kesimpulan bahwa program pengebangan Galeri Pemasaran Produk Kabupaten Demak merupakan proyek yang layak untuk dilaksanakan dan mempu memberikan keuntungan secara finansial maupun ekonomi

Peta Kawasan dan Ilustrasi

Andreas Galih Wicaksana
23
Program Pengembangan Pariwisata Pesisir Kabupaten Demak Secara Berkelanjutan dengan Konsep Community Based Tourism Kezia Kirana Haris P 45474 24

Latar Belakang

Kabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di kawasan pantai utara (Pantura). Karenanya, Kabupaten Demak menyimpan banyak potensi sumber daya alam yang dapat dikembangkan. Sumber daya alam tersebut salah satunya adalah pariwisata pesisir berupa pantai, kawasan hutan mangrove, dan sebagainya. Jumlah wisatawan dan pendapatan dari sektor pariwisata di Kabupaten Demak cenderung meningkat dan memberikan trend positif. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata merupakan sektor yang menjanjikan. Sehingga, pariwisata di Kabupaten Demak menjadi sektor yang potensial untuk dikembangakan.

Kerangka Berpikir

Saat ini, Kabupaten Demak memiliki 9 objek wisata pesisir yang tersebar di 4 Kecamatan Objek wisata tersebut kemudian dievaluasi menurut kinerja dan daya tariknya Setelah dievaluasi, ternyata hanya terdapat 1 objek pariwisata pesisir yang telah bekerja dengan optimal, sedangkan yang lainnya belum dapat memberikan kontribusi maksimal Oleh karena itu, dibutuhkan suatu program pengembangan terhadap objek wisata agar objek wisata dapat bekerja dengan optimal yang selanjutnya dapat memberikan kontribusi perekonomian dan daya tarik daerah Berangkat dari isu tersebut, maka disusunlah program pengembangan kawasan pariwisata pesisir Kabupaten Demak secara berkelanjutan dengan konsep community based tourism.

P
Kezia Kirana Haris
25

Detail Program

Perencanaan program pengembangan kawasan pariwisata pesisir Kabupaten Demak ini memiliki tujuan untuk meningkatkan daya tarik Kabupaten dan kualitas SDM sehingga dapat menimpulkan multiplier effect pada sektor lain. Dengan adanya program ini, diharapkan dapat meningkatkan ekonomi daerah dan masyarakat. Pengembangan program ini dilakukan di empat Kecamatan yaitu Kecamatan Wedung, Bonang, Karangtengah, dan Sayung dengan jangka waktu 20 tahun.

Konsep utama dalam pengembangan program ini adalah Community Based Tourism dimana partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan untuk pengelolaan pariwisata. Dalam hal ini, partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan pembagian manfaat pariwisata Dengan demikian, dapat tercipta pariwisata dengan pengelolaan secara berkelanjutan dan tetap memperhatikan aspek lingkungan yang didapat masyarakat melalui kegiatan- kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan program ini

Program ini memiliki kegiatan sebagai berikut:

1. Pembangunan Fasilitas Penunjang Wisata (amenitas)

2. Pengembangan sarana dan prasarana penunjang pariwisata (aksesibilitas)

3. Pelatihan masyarakat untuk mengelola kawasan pariwisata

4. Peningkatan atraksi objek wisata (atraksi)

5. Peningkatan pelayanan tambahan (ancillary)

Kelayakan program ini dinilai dengan proses Cost Benefit Analysis (CBA) Dari proses tersebut diperoleh hasil yaitu bahwa Net Present Value (NPV) bernilai positif yakni Rp 30,545,941,135 dan nilai Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar 1 475 (bernilai lebih dari satu) Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa program pengembangan pariwisata pesisir di Kabupaten Demak secara ekonomi feasible atau layak dan menguntungkan selama 20 tahun ke depan

Kezia Kirana Haris P
26
Pengembangan Sistem Air Minum Perpipaan pada Pusat-pusat Kegiatan Kabupaten Demak Daniel Harjuna S. 45914 27

Latar Belakang

Salah satu wilayah yang mengalami

dampak kekurangan air bersih adalah

Kabupaten Demak. Di berbagai titik, beberapa warga tidak dapat memanfaatkan air bersih karena berbagai hal, seperti di daerah pesisir yang telah mengalami intrusi air laut sehingga kualitas air bersih menurun

hingga tidak layak, hingga terjadi

kekeringan akibat iklim ekstrem sehingga

sering terjadi gagal panen. Bahkan, PDAM

Kabupaten Demak sebagai instansi yang

berwenang memberikan suplai air minum

bagi warga Demak baru hanya dapat

melayani 25% dari keseluruhan masyarakat

Kabupaten Demak. Hal tersebut disebabkan

oleh sarana dan prasarana pelayanan air

minum yang masih kurang mampu

menjangkau seluruh masyarakat Kabupaten

Demak dan kurangnya sumber air baku.

Kerangka Berpikir

Upaya peningkatan pelayanan air minum

pun sudah tercantum dalam RTRW Kab. Demak 2011-2031 yang telah menargetkan

pelayanan air minum perpipaan mencapai

60% pada tahun 2031. Namun, dengan tingkat pelayanan PDAM Kabupaten Demak tahun 2019 yang baru mencapai 25% dari seluruh masyarakat, produksi air baku

dengan fasilitas saat ini yang masih belum optimal mensuplai kebutuhan warga Demak lantaran dapat mencukupi untuk 56,73% masyarakat, dan tingkat kebocoran yang mencapai 36,31% dari produksi air baku. Dengan berbagai permasalahan tersebut, maka dibentuk sebuah program pengembangan sistem air minum perpipaan pada pusat-pusat kegiatan Kabupaten

Demak agar dapat mencapai target, dengan upaya-upaya seperti pembangunan sarana dan prasarana pendukung, peningkatan kapasitas produksi air baku, idan pemanfaatan teknologi tepat guna.

Daniel Harjuna S.
28

Detail Program

Program ini menyesuaikan dengan misi rencana Kabupaten Demak, yaitu untuk mengembangkan perekonomian berbasis agroindustri dan pariwisata. Penyediaan air minum berfungsi sebagai peningkatan pelayanan pada pusat-pusat kegiatan yang secara spasial diimplementasikan pada struktur ruang.

Pada tahun ke-20, estimasi kebutuhan air di pusat-pusat kegiatan Kabupaten Demak adalah sebesar 45.685.269 m3/tahun. Apabila menggunakan prediksi business as usual, kemampuan pelayanan PDAM Kabupaten Demak baru mencapai sepertiga dari total estimasi kebutuhan. Oleh karena itu, dilakukan perencanaan yang komprehensif agar pusat kegiatan dapat berkembang dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Program ini memiliki 4 sub program yang telah disesuaikan berdasarkan tema 21 kegiatan, dengan rincian sub program sebagai berikut.

1. Perencanaan dan pengembangan sistem penyediaan air minum untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga sebesar 1.835 liter/detik

2. Peningkatan jangkauan distribusi pada masyarakat pusat-pusat kegiatan seperti pemasangan pipa, deteksi kebocoran pipa, dan tambahan sambungan rumah serta hidran umum bagi masyarakat

3. Revitalisasi lingkungan sumber air baku seperti sempadan sungai dan kawasan serapan air

4. Peningkatan kualitas produksi dan distribusi air minum pada wilayah pesisir agar tidak terjadi keluhan seperti kualitas air yang rendah karena intrusi air laut.

Menggunakan analisis Cost Benefit Analysis (CBA) untuk mengetahui kelayakan pendanaan program, maka dengan suku bunga sebesar 13%, diperoleh nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp1.281.801.025.384,07, Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar 1,84, dan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 38,37%.

Dengan syarat kelayakan seperti NPV bernilai positif, BCR bernilai lebih dari 1, dan IRR bernilai lebih besar dari suku bunga yang ditetapkan, maka dapat disimpulkan bahwa program pengembangan sistem air minum perpipaan pada pusat-pusat kegiatan Kabupaten Demak ini layak secara ekonomi hingga jangka waktu 20 tahun ke depan.

Daniel
Harjuna S.
29
Pengembangan Program Pengelolaan dan Pengolahan Sampah di Kabupaten Demak Bayu Adji Pratama 45914 30

Latar Belakang

Jangkauan pelayanan persampahan di Kabupaten Demak hanya mencakup 6% dari luas wilayahnya dengan jenis sampah paling dominan merupakan sampah organik

sebanyak 70% dari total timbulan sampah

yang ada. Bahkan, di tempat umum seperti sungai jalan, dan destinasi wisata pun banyak ditemukan sampah berceceran

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada saat ini di Kabupaten Demak pun sudah overload. Dari dua TPA yang ada, baru tersedia lahan seluas 3,5 hektar dari total kebutuhan luasan untuk TPA seluas 16,81

hektar

Harapannya, dengan adanya perumusan Program Pengelolaan dan Pengolahan

Persampahan di Kabupaten Demak ini dapat mengurangi masalah yang ada di Kabupaten Demak Selanjutnya, program kegiatan tersebut dimaksudkan untuk bisa

meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian petani di Kabupaten Demak serta mengoptimalkan potensi Kabupaten

Demak sebagai penyangga pangan nasional

Kerangka Berpikir

Tujuan Perencanaan

Tujuan dari perencanaan program ini adalah:

“Mewujudkan masyarakat Kabupaten Demak yang sejahtera dan berdaya saing ekonomi melalui upaya pengelolaan dan pengolahan sampah sebagai penunjang sektor agroindustri ”

Dengan sasaran sebagai berikut:

1.Tercapainya target pelayanan persampahan Kabupaten Demak

2.Berkembangnya konsep agroindustry

3.Meningkatnya kualitas kebersihan lingkungan Kabupaten Demak

4.Meningkatnya aktivitas perekonomian melalui pembuatan kompos, pestisida, dan biogas alami dari hasil residu sampah

Teori; Sampah dapat didefinisikan sebagai beban atau sumberdaya yang bernilai tergantung dari cara bagaimana sampah dikelola (Zaman, 2009: 1).

Preseden; Jerman merupakan negara dengan tingkat daur ulang tertinggi di dunia Setidaknya

52 hingga 56 persen total sampah di Jerman telah didaur ulang Hal tersebut didukung dengan infrastruktur sarana dan prasarana pengolahan persampahan yang memadai

Bayu Adji Pratama
31
Sumber: Analisis Penulis, 2020

Detail Program

Detail Program Pengelolaan dan Pengolahan Sampah di Kabupaten Demak dapat divisualisasikan seperti kerangka di atas

Kebutuhan pengeluaran digunakan untuk pemenuhan kegiatan pengolahan sampah berbasis komunitas, penyapuan jalan, pemilahan, pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, penampungan sementara sampah, bank sampah, pengolahan kompos, pestisida, biogas, pemrosesan akhir, dan ketenagakerjaan.

Pendapatan bersumber dari retribusi sampah sebesar Rp10 000,00, penjualan kompos seharga Rp30 000,00 per kilogram, pestisida Rp20 000,00 per liter, biogas Rp40 000,00, dan bank sampah dengan asumsi Rp 0 000 000,00 per tahun Dari hasil CBA

diperoleh nilai NPV sebesar

Rp18 728 970 960,00 dan BCR sebesar 1,7 maka program ini layak di suku Bunga 11%

Visualisasi rute proyek, peletakan TPS dan TPA

32
Bayu Adji Pratama Sumber: Analisis Penulis, 2020 Sumber: Analisis Penulis, 2020
Program Peningkatan Produksi dan Produktivtas Pertanian Pangan Kabupaten Demak Melalui “System of Rice Intensificaton” Fuji Nova Amelya 45470 33

Kabupaten Demak merupakan salah satu

kabupaten yang berada di Provinsi Jawa

Tengah yang memiliki luas total sebesar

89,743 Ha dengan 61% lahan tersebut

merupakan luas lahan pertanian pangan yaitu

sebesar 60 752 Ha Pada tahun 2018

Kabupaten Demak menjadi satu dari sepuluh

penyangga pangan nasional, namun pada

tahun 2019 mengalami penurunan menjadi

peringkat ke-13 berdasarkan data Badan

Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian

Indonesia. Lahan pertanian tersebut

seluruhnya merupakan Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan (LP2B), yang mana

semakin hari semakin berkurang luas

lahannya akibat alihfungsi lahan, produksi

padi yang belum maksimal dengan hanya 2x

panen dalam setahun serta terjadinya

kekeringan yang menganggu produksi saat musim kemarau

Kerangka Berpikir

Hal tersebut tentu berdampak pada hasil produksi dan produktivitas komoditas serta pada kesejahteraan petani

Melalui data FSVA tahun 2019, terjadi kerentanan terhadap pangan di beberapa kecamatan Kabupaten Demak diantaranya, Kecamatan Sayung, Wedung, Sayung, Wonossalam dan Bonang. Sulitnya pengimplementasian program LP2B di Kabupaten Demak ini akibat kurangnya pengendalian terhadap alihfungsi lahan pertanian sehingga harus melakukan pengoptimalan lahan pertanian yang ada agar tetap terwujudnya swasembada pangan di seluruh kecamatan Oleh karena itu, diperlukan program pendukung yaitu dengan intensifikasi lahan pertanian atau dikenal dengan System of Rice Implementation (SIR)

Fuji Nova Amelya
Latar Belakang
34

Detail Program

Program ini dilaksanakan untuk 20 tahun ke depan yang bertujuan untuk mewujudkan ketahanan pangan & berkelanjutanserta meningkatkan kesejahteraan petani & masyarakat Berikut kegiatan yang dikembangkan pada setiap sub-program produktivitas pertanian pangan dengan metode System of Rice Intensification sebagai berikut:

Penyiapan Lahan

1.Pengalokasian dan penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan (abadi) di Kabupaten Demak

2.Pembuatan kebijakan terkait pengendalian lahan LP2B Kabupaten Demak

Pengadaan dan peningkatan kualitas sarana prasarana produksi pendukung kegiatan pertanian

1.Perencanaan sistem irigasi dan pengadaan instalasi irigasi sawah

2.Perencanaan jaringan limbah pertanian di seluruh areal pertanian

1.Perbaikan badan sungai atau sumber perairan yang ada di sekitar lahan pertanian

2.Pembangunan gudang utama

5.Penyediaan pupuk dan pestisida organik

6.Penyediaan mesin dan alat-alat berat serta penggunaan teknologi yang akan mendukung kegiatan pertanian

7.Penyediaan bibit unggul bersertifikasi di setiap kecamatan Bibit unggul harus disebarkan secara merata agar mengurangi resiko kegagalan panen

Pelatihan dan peningkatan kualitas SDM

1.Mengadakan pelatihan rutin terhadap para petani

2.Mengadakan kegiatan pengembangan SDM dengan mengenalkan petani kepada teknologi-teknologi termutakhir yang akan membantu sistem pengolahan lahan pertanian

Dengan menggunakan analisis Cost Benefit Analysis (CBA) untuk mengetahui kelayakan pendanaan program, maka dengan suku bunga sebesar 11%, diperoleh nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp486.480.094.621 Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar 2,39. Sehingga, karena BCR > 1 dan NPV > 0 Program dikatakan layak (feasible).

Fuji Nova Amelya
Pembiayaan dan CBA Total Biaya (Disc) Rp349.400.987.548 Total Manfaat (Disc) Rp835.881.082.169 NPV Rp486.480.094.621 BCR 2,392326044
Visualisasi
35
Industri Manufaktur yang Berwawasan Lingkungan & Berkelanjutan di Kabupaten Demak Fransisca Livia Purnama 45469 36
Program Pengembangan

Dalam Rencana Pembangunan

Industri Provinsi Jawa Tengah, Kendal –Semarang – Demak merupakan WPPI

(Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri)

Provinsi Jawa Tengah Sektor industri

yang ada di Kabupaten Demak cukup berkembang

Hal ini dapat dilihat melalui kontribusi

sektor industri pengolahan dalam PDRB

Kabupaten Demak yang menempati

sebagai kontributor tertinggi dan meningkat setiap tahunnya Pada tahun

2014 sektor industri pengolahan

berkontribusi dalam pembentukan PDRB

Kabupaten Demak sebesar 27,77% dan

meningkat menjadi 29,26% pada tahun

2018

Selain itu, industri juga merupakan

sektor yang dijadikan sebagai lapangan

pekerjaan terbesar kedua setelah sektor

Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan sehingga dapat menjadi salah

satu peluang sebagai wadah penyerapan

tenaga kerja

Tetapi dalam pengembangannya, terdapat beberapa masalah yang timbul

Kerangka Berpikir

antara lain adanya pencemaran limbah dari pengembangan industri khususnya industri besar yang terdapat di Kecamatan Sayung seperti industri makanan, elektronik, furniture, kimia dasar, adanya alih fungsi lahan, adanya penurunan muka tanah, serta kualitas SDM Kabupaten Demak yang belum banyak memenuhi kualifikasi sektor industri.

Pencemaran limbah terjadi di Kecamatan Sayung khususnya di 3 desa yaitu Desa Sriwulan, Desa Loireng, dan Desa Sayung. Limbah yang dicemarkan berupa limbah cair yang mengakibatkan perubahan pada kualitas air di sekitarnya. Penurunan muka tanah terjadi di Kecamatan Sayung khususnya di 4 desa yaitu Desa Purwosari, Desa Bedono, Desa Sidogemah, dan Desa Tugu. Penurunan muka tanah terjadi sebesar 5-7 cm/tahun. Hal tersebut karena industri telah melakukan pemompaan air tanah secara besar-besaran sehingga menyebabkan penurunan muka tanah.

Livia Purnama S
Belakang
Fransisca
Latar
37

Detail Program

Program ini dilaksanakan dengan tujuan untuk dapat mengembangkan industri manufaktur yang berwawasan lingkungan & menunjang perekonomian wilayah

Program ini dilaksanakan selama 20 tahun dan berlokasi di 4 kecamatan yaitu

Kecamatan Karangawen, Kecamatan Sayung, Kecamatan Wonosalam, dan Kecamatan Mijen Berikut merupakan rincian kegiatan dari program ini.

Pembangunan Industri Manufaktur

Industri manufaktur yang direncanakan disini lebih berfokus pada industri furniture. Hal ini karena Kabupaten Demak cukup banyak memiliki industri furniture yang saling mengkluster terutama di Kecamatan Sayung, Karangtengah, Karangawen, Mranggen, Wonosalam, dan Mijen.

Pembangunan Sarana Pengembangan berupa BLK

BLK yang direncanakan disini akan berfokus pada 3 kejuruan yaitu kejuruan bangunan (termasuk furniture), kejuruan pertanian, kejuruan pariwisata

Visualisasi

Hal ini tentunya untuk mendukung potensipotensi yang ada di Kabupaten Demak

Pembangunan Sarana Pendidikan berupa

SMK

SMK yang direncanakan disini lebih berfokus pada SMK khsus untuk jurusan furniture

SMK yang akan dibangun sejumlah 4 SMK yang berlokasi di Kecamatan Karangawen, Sayung, Wonosalam, dan Mijen dimana terdapat industri furniture

Pembangunan Prasarana Air Limbah

berupa IPAL Terpadu

Akan terdapat 2 IPAL Terpadu yang dibangun dan semuanya berada di Kecamatan Sayung

Pembangunan Prasarana Air Bersih

Prasarana air bersih berupa pipa air bersih ini akan dibangun di seluruh industri yang ada di Kecamatan Sayung

Pembangunan Jalan Tol sebagai Jalur

Pendukung Distribusi Industri

Pembangunan jalan tol ini sepanjang 27 Km yang menghubungkan Semarang dan Demak Pada Kabupaten Demak, tol ini melintasi 2 kecamatan yaitu Kecamatan Sayung dan Karangtengah

Pembiayaan dan CBA

Berdasarkan perhitungan Cost-Benefit Analysis dapat dilihat bahwa NPV > 0 serta BCR > 1 Hal ini menandakan bahwa program atau proyek ini layak untuk dilaksanakan serta menguntungkan

Fransisca Livia Purnama S.
38

PROGRAM MITIGASI BENCANA

BANJIR DI KABUPATEN DEMAK Dwita Yoanida Y. 45467 39

Latar Belakang

Banjir merupakan bencana

yang kerap terjadi di Kabupaten Demak

Hal ini terjadi karena sistem pengaliran air

tidak dapat menampung air hujan

sehingga meluap. Berdasarkan data dari

BNPB, pada tahun 2018 tercatat

sedikitnya terjadi lima kali bencana banjir dan dalam 5 tahun terakhir jumlah

masyarakat yang terdampak cenderung meningkat.

Banjir tersebut menimbulkan kerugian yang tidak sedikit, baik segi fisik maupun non fisik Didukung oleh kurangnya persiapan masyarakat dalam menghadapi banjir sehingga menyebabkan tingginya jumlah

kerugian tersebut. Sehingga diperlukan upaya mitigasi bencana untuk meminimalisir risiko yang akan ditimbulkan sebagai kegiatan pencegahan untuk mengurangi ancaman dan kerentanan bencana, serta meningkatkan kapasitas dalam bentuk rencana spasial sehingga meningkatkan ketangguhan

Kabupaten Demak dalam menghadapi bencana yang akan timbul selanjutnya.

Sumber: dibi.bnpb.go.id, 2019

Kerangka Berpikir

Dwita Yoanida Y
Tabel Kejadian Bencana Banjir Kabupaten Demak
40
Kerangka Berpikir Program Prioritas Sumber: Analisis Penulis, 2020

Detail Program

Perencanaan program mitigasi bencana banjir ini bertujuan untuk menjadikan Kab Demak menjadi wilayah Tangguh bencana melalui pemanfaatan teknologi dan partisipasi masyrarakat, serta untuk mengurangi risiko dan kerugian yang ditumbulkan dari bencana banjir.

Program ini memiliki kegiatan sebagai berikut:

1. Pemetaan zonasi risiko bencana banjir

2. Pengadaan early warning system

3. Pengadaan infrastruktur penunjang mitigasi bencana banjir seperti jalur evakuasi, bendungan, drainase,dan normalisasi sungai

4. Sosialisasi, pengarahan, simulasi, serta pembentukan kelembagaan mitigasi bencana.

Program ini merupakan program yang sesuai dengan misi Kabupaten Demak yang telah diranjang yaitu Misi ke-3 “mewujudkan ketangguhan dari segi kebencanaan untuk pembangunan wilayah yang berkelanjutan” .

Jangka waktu dari program ini adalah 20 tahun dan memiliki target area di Kecamatan Sayung, Bonang, Demak, Mranggen, Karanganyar, dan Wonosalam

Kelayakan program dianalisis melalui metode Cost Benefit Analysis dengan suku bunga 13% dan meghasilkan nilai NPV sebesar Rp 768,572,022,810 dengan nilai BCR sebesar

3 Berdasarkan analisis kelayakan tersebut, maka program mitigasi bencana banjir di Kabupaten Demak layak untuk dilaksanakan.

Dwita
Yoanida Yoserizal
41
Banjir

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.