Perencanaan Kawasan Sentra Industri Gerabah Kasongan

Page 1

PERENCANAAN KAWASAN SENTRA INDUSTRI

GERABAH KASONGAN SEBAGAI DESA WISATA

BUDAYA YANG KREATIF DAN BERKELANJUTAN

SIDANG TUGAS AKHIR

Disusun oleh:

Bayu Adji Pratama 17/413472/TK/45912

Pembimbing

Dr.Eng. Ir. Ahmad Sarwadi, M.Eng., IPM.

Sentra Industri Gerabah Kasongan

RTRW, RPJP, RPJMD, RIPPARDA Kab Bantul dan DIY, serta RTBL Industri Kreatif Kasihan

Sentra Kerajinan (Peruntukan Industri Kecil) Desa Wisata

Kawasan Strategis Sosio Kultural

Potensi Masalah

• Sejarah dan seni kerajinan

LATAR BELAKANG

• Kawasan Desa Wisata Kajigelem yang didukung pemda (legal)

• Menembus pasar mancanegara / ekspor

• Potensi alam Sungai Bedog

• Lokasi strategis

• Dekat kampus ISI

• Kurang lengkapnya amenitas wisata

• Modernisasi memicu menurunnya identitas kawasan

• Masyarakat lokal terancam investor

• Menurunnya kebanggan masyarakat & kemauan belajar membuat gerabah

• Polusi internal dan

eksternal (Pabrik Madukismo)

• Minim RTH dan ruang publik

• Penipisan bahan baku lempung

• Jalan dan trotoar rusak

• Kerusakan lahan bekas galian lempung

• Potensi bencana gempa bumi

• Pandemi Covid 19

• Sungai Bedog tidak terawat

• Tidak dilewati transportasi publik

Perencanaan Masterplan Kawasan

Sumber: Analisis Penulis, 2021

Minim Interaksi Potensi Lokal Belum Optimal

Minimnya Atraksi

Wisata Edukasi Belum Optimal

Kolaborasi dan Kemitraan belum kuat

Promosi belum terintegrasi

Teknologi dan Inovasi belum maju

RICH PICTURE PERMASALAHAN

Kapasitas SDM belum merata

Kelembagaan dan kemitraan tidak kompak

Teknologi tidak ramah lingkungan

Keberlanjutan Sosial Budaya belum ditonjolkan Keberlanjutan Ekonomi belum menyeluruh

Sarana Prasarana belum lengkap

Konservasi belum optimal

Partisipasi Masyarakat belum optimal

Spesifikasi Masalah

Keberlanjutan Lingkungan kurang maksimal

Masyarakat / Pokdarwis Swasta Pengunjung Wisata Pemerintah Pariwisata Berkelanjutan Pengembangan Ekonomi Lokal Pariwisata Kreatif Desa Wisata Budaya Klaster Industri belum jelas Stakeholder Konsep Pengembangan Konsep Pengembangan Spesifikasi Masalah

TUJUAN, PERIODE, KELUARAN, DAN MASALAH PERENCANAAN

TUJUAN:

a. Mengembangkan kawasan Sentra Industri Gerabah Kasongan

sebagai desa wisata budaya yang kreatif dan berkelanjutan.

b. Meningkatkan kualitas struktur dan pola ruang kawasan Sentra

Industri Gerabah Kasongan melalui rencana terintegrasi

PERIODE PERENCANAAN:

Desember 2020 – Mei 2021

Permasalahan Teknis Sentra Industri Gerabah Kasongan

No Keluaran Perencanaan Produk Keluaran Unit 2D 3D Skema

1 Konsep Pengembangan Sentra

Industri Gerabah Kasongan ✓

2 Masterplan Pengembangan Sentra

Industri Gerabah Kasongan ✓ ✓

Pusat Kegiatan Lingkungan ✓ ✓

4 Peruntukan Lahan dan Zonasi ✓

5 Tata Bangunan ✓

6 Jalur Pedestrian, Sirkulasi, dan Parkir ✓ ✓

7 RTH dan Vegetasi ✓ ✓

8 Sarana Prasarana Wisata ✓ ✓

9 Sistem Informasi dan Penanda ✓ ✓

10 Kelembagaan dan Sosial Ekonomi ✓ ✓ ✓

PERMASALAHAN SUBSTANSIAL:

1. Belum adanya masterplan

pengembangan Kawasan

Sentra Industri Gerabah

Kasongan sesuai dengan

branding yang sudah ada

yaitu desa wisata budaya.

2. Pengembangan tata ruang

yang dilakukan masih belum

sesuai dengan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

PERMASALAHAN UTAMA:

1. Memudarnya identitas

atau karakter kawasan

sebagai desa wisata budaya.

2. Kurang berkualitasnya

struktur dan pola ruang

Kawasan Sentra Industri

Gerabah Kasongan

Sumber: Analisis Penulis 2021

TUJUAN PERENCANAAN

HCATWOE DALAM SSM

1) Holon : gagasan utama dalam proses perencanaan

2) Customers : penerima output yang diuntungkan

3) Actor : peran yang melakukan proses transformasi

4) Transformation : proses perubahan

5) Weltanchauung : sudut pandang pentingnya transformasi dilakukan

6) Owner : pemangku kepentingan yang mempunyai otoritas atas

perubahan

7) Environment : keaadaan lingkungan sekitar yang mempengaruhi proses

perubahan

TUJUAN UTAMA:

a. Mengembangkan kawasan Sentra Industri

Gerabah Kasongan sebagai desa wisata budaya

yang kreatif berkelanjutan.

b. Meningkatkan kualitas struktur dan pola ruang

kawasan Sentra Industri Gerabah Kasongan

melalui rencana terintegrasi.

H = Desa Wisata Budaya

C = Wisatawan, Masyarakat, Pemda

A = Pokdarwis, Pemerintah

T = Membangun kawasan

sesuai branding

W = Tercipta branding dan nuansa desa wisata

budaya

O = Pokdarwis, Pemerintah

E = Dana, Kesadaran, dan

Kemauan

H = Pariwisata Kreatif

C = Wisatawan, Masyarakat, Pemda

A = Pokdarwis, Pemerintah

T = Kapasitas softskills

pengunjung meningkat

W = Diversifikasi produk dan

wisata edukasi

O = Pokdarwis, Pemerintah

E = Dana, Kesadaran, dan

Kemauan

H = Pengembangan Ekonomi

Lokal

C = Masyarakat

A = Masyarakat, Swasta, Pemerintah

T = Meningkatkan kapasitas produksi dan SDM

W = Keseimbangan ekonomi dan kualitas SDM

O = Pokdarwis, Pemerintah

E = Kesadaran dan kemauan

Keterangan

H=Holon

C=Customers

A=Actor

T=Transformation

W=Weltanchauung

H = Pariwisata Berkelanjutan

C = Wisatawan, Masyarakat, Pemda

A = Pokdarwis, Pemerintah

T = Ketangguhan aktivitas

wisata

W = Terbentuknya sistem usaha yang kokoh dan

tangguh

O = Pokdarwis, Pemerintah

E = Dana, Kesadaran, dan

Kemauan

Sumber: Analisis Penulis, 2021

O=Owner

E=Environment

Messo

LINGKUP PERENCANAAN

Lingkup Messo Memiliki luas 29,7 hektar dengan kontur berupa perbukitan yang landai dan dilewati oleh Sungai Bedog dan Jalan Raya

Kasongan

U : Dusun Mrisi, Tirtonirmolo,

T : Dusun Kaliputih, Pendowoharjo,

S : Dusun Blunyahan, Pendowoharjo

B : Dusun Kalipucang, Bangunjiwo

Lingkup mikro memiliki luas 11,32 hektar dengan 4 lokasi yang akan direncanakan antara lain sebagai berikut.

1) Koridor Jalan Raya Kasongan.

2) Kawasan permukiman pengrajin gerabah.

3) Kawasan tepi air Sungai Bedog.

4) Kawasan peruntukan taman desa.

LokasiAmatan
1 2 3 4
Mikro
Sumber: Google Earth, 2021

KEASLIAN PERENCANAAN

No Penulis Judul Jenis Literatur Lokus, Modus, dan Fokus

1 Dwi Aryo Nugroho Retrofitting Kawasan Wisata Kasongan Berbasis

Kawasan Kompak

2 Woro Swesti Model Pengembangan Pariwisata Kreatif sebagai

Upaya Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan di Desa

Wisata Kasongan-Yogyakarta

3 Tutun Seliari Perubahan Pola Ruang di Kawasan Sentra Industri

Kreatif Kerajinan Gerabah Kasongan

4 Kartika Wijayanti (2011)

5 Elisabet Dewi Purwandari (2009)

6 Tego Primahate (2020)

7 Reza Dwi Mulya (2019)

8 Nadianne Priscilla Bangun (2020)

9 Muhammad Tsaqif Wismadi (2019)

10 Stephanie Audry Anita Putri (2018)

11 Citra Nur Iffah Astari (2018)

Tesis Lokus: Kawasan Wisata Kasongan

S2 Arsitektur Modus: Penelitian

Universitas Gadjah Mada Fokus: penelitian dan perencanaan kawasan suburban Kasongan menggunakan kaidah Compact City dengan strategi retrofitting

Tesis Lokus: Desa Wisata Kasongan

S2 Kajian Pariwisata Modus: Penelitian

Universitas Gadjah Mada Fokus: Model pengembangan pariwisata kreatif di Desa Kasongan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya

Tesis

Lokus: Kawasan Sentra Industri Kreatif Kerajinan Gerabah Kasongan

S2 Arsitektur Pariwisata Modus: Penelitian

Universitas Gadjah Mada Fokus: pengaruh perkembangan industri kreatif dan pariwisata terhadap pola ruang kawasan di Kasongan

Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah di Kasongan Skripsi

Lokus: Desa Wisata Kasongan Dusun Kajen, Kapanewon Kasihan, Bantul Yogyakarta

S1 Arsitektur Modus: Perencanaan

Universitas Atma Jaya Yogyakarta Fokus: Pengembangan Desa Kasongan sebagai kawasan perdagangan kerajinan

Pengembangan Desa Wisata Kasongan Skripsi

Lokus: Desa Wisata Kasongan Dusun Kajen, Kapanewon Kasihan, Bantul Yogyakarta

S1 Arsitektur Modus: Perencanaan

Universitas Atma Jaya Yogyakarta Fokus: Perancangan Desa Kasongan dengan elemen arsitektur sebagai desa wisata budaya

12 Alief Atho’illah

Perencanaan Kawasan Agrowisata Jeruk Siam

Gunuang Omeh (Jesigo) Berbasis Pariwisata Kreatif

Perencanaan Desa Wisata Hijau Edukatif Berbasis

Masyarakat di Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali

Rebranding Desa Wisata Lingga Melalui Upaya

Penataan Kawasan Berbasis Kebudayaan

Perencanaan Koridor Wisata Jalan Prawirotaman

dengan Konsep Walkability, Visual Appeal, Social Interaction, dan Parking-Circulation

Perencanaan Kampung Wisata Terih dengan Konsep

Ekowisata dalam Mendukung Pariwisata

Berkelanjutan

Kinerja Kawasan Wisata Budaya di Sepanjang Sungai

Musi Kota Palembang dalam Konteks Pariwisata

Budaya Berkelanjutan

Perancangan Wisata Eko-Kultural di Sendangduwur

Kabupaten Lamongan dengan Pendekatan Arsitektur

Simbiosis

Skripsi Lokus: Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat

S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Modus: Perencanaan

Universitas Gadjah Mada Fokus: Perencanaan kawasan agrowisata dengan konsep wisata kreatif

Skripsi Lokus: Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Boyolali

S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Modus: Perencanaan

Universitas Gadjah Mada Fokus: Perencanaan desa wisata dengan konsep desa hijau dan partisipasi masyarakat

Skripsi Lokus: Desa Lingga, Kabupaten Karo, Sumatera Utara

S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Modus: Perencanaan

Universitas Gadjah Mada Fokus: Perbaikan image destinasi wisata budaya

Skripsi Lokus: Brontokusuman, Kapanewon Mergangsan, Kota Yogyakarta, D. I. Yogyakarta

S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Modus: Perencanaan

Universitas Gadjah Mada Fokus: Peningkatan kualitas lingkungan jalan prawirotaman

Skripsi Lokus: Kampung Terih, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau

S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Modus: Perencanaan

Universitas Gadjah Mada Fokus: Perencanaan destinasi wisata dengan konsep ekowisata dan pariwisata berkelanjutan

Skripsi Lokus: Kota Palembang, Sumatera Utara

S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Modus: Penelitian

Universitas Gadjah Mada

Fokus: Integrasi kawasan wisata budaya dalam konteks pariwisata berkelanjutan di sepanjang Sungai Musi

Skripsi Lokus: Sendangduwur Kabupaten Lamongan Jawa Timur

S1 Arsitektur Modus: Perencanaan

Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang

Fokus: Perencanaan wisata Eko-Kultural di Desa Sendangduwur Kabupaten Lamongan dengan penerapan arsitektur simbiosis

TINJAUAN PUSTAKA

Pariwisata

Masterplan Sentra Industri Gerabah Kasongan sebagai Desa Wisata Budaya yang Kreatif dan Berkelanjutan

Eco-Cultural Tourism

Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) Rancang Kota

1) Emily Talent (2009)

2) Permen PU 06//PRT/M/2007 tentang RTBL

3) Hamid Shirvani (1985)

4) Kevin Lynch (1962)

5) Romein & Trip (2008)

6) Ketcher du Cross (2002)

1) Kemen PU Dirjen Cipta Karya (2012)

2) Munir (2007)

3) Supriyadi (2007)

Sumber: Analisis Penulis, 2021

Pariwisata Budaya Pariwisata Kreatif Desa Wisata Pariwisata Berkelanjutan 1) Dickman (1997) 2) Sunaryo (2013) 3) Oka Yoeti (2006) 1) Ketcher du Cross, (2002) 2) UNWT O, 2018) 1) Adriani (2012) 2) Romein & Trip (2008) 3) Vanora & Miskovico va (2014) 1) Putra (2006) 2) Inskeep (1998) 3) Gumelar , (2010) 4) Prasiasa (2011) 5) George (2009) 1) Mowfort & Munt (2009) 1) Widiarso (2016) 2) Chuang (2010) 3) Intosh (1995) Tema Besar: Educo-Cultural Tourism

1 Urban Design Proses mengatur elemen fisik lingkungan perkotaan sehingga dapat berfungsi dan terintegrasi dengan baik, ekonomis, dan memberikan kenyamanan melakukan aktivitas (Antoniades, 1986)

Wisata:

Kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

2 Pariwisata

Pariwisata:

Berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah

(Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2015 – 2025)

3 Desa Wisata

Wilayah pedesaan yang menawarkan keaslian baik dari segi sosial budaya, adat istiadat, keseharian, arsitektur tradisional, struktur tata ruang desa yang disajikan dalam suatu bentuk integrasi komponen pariwisata antara lain seperti atraksi, akomodasi, dan fasilitas penunjang (Darsono dalam Zakaria, 2012)

Destinasi wisata yang menyajikan daya tarik berupa hasil olah cipta, rasa, dan karsa manusia sebagai makhluk budaya (Perda Kab Bantul No 18 Tahun 2015 tentang RIPPARDA Kab Bantul)

4 Pariwisata Budaya

wisata yang menawarkan pengalaman merasakan kehidupan menjadi masyarakat lokal di mana wisatawan akan diperkenalkan pada budaya dan kehidupan komunitas lokalsebagai daya tarik utamanya (Nafila, 2013)

Pariwisata yang menawarkan kesempatan kepada pengunjung untuk mengembangkan potensi kreatif mereka melalui partisipasi aktif dalam pengalaman belajar selama masa liburan yang mereka lakukan (Richard & Raymond, 2000)

5 Pariwisata Kreatif

Pengalaman berwisata dengan memberikan peluang kepada wisatawan untuk mengembangkan potensi kreatifnya secara aktif dan partisipatif melalui sarana prasarana yang telah disediakan sesuai dengan karakteristik destinasi yang dikunjunginya (International Converence on Creative Tourism dalam Adriani, 2012)

Pembangunan pariwisata yang tanggap terhadap minat wisatawan dan memiliki keterlibatan langsung dari masyarakat setempat dengan tetap memperhatikan perlindungan dan pengelolaan yang berorientasi jangka panjang, memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan generasi mendatang (Asosiasi Desa Wisata Indonesia, 2018)

6 Pariwisata Berkelanjutan

Pariwisata yang memperhatikan beberapa aspek yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan serta bertanggung jawab atas dampak yang terjadi untuk saat ini maupun masa depan, mampu memenuhi kebutuhan wisatawan, lingkungan, industri, dan masyarakat setempat (UNWTO, 2004)

7 Eco-Cultural Tourism Konsep pariwisata yang merespon kebutuhan kelestarian alam, ekologi, sosial, ekonomi, budaya, sejarah, dan pelestariannya (Mc Intosh, 1995)

Terjalinnya kerja sama kolektif antara pemerintah, dunia usaha, non pemerintah, dan masyarakat untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan secara optimal sumber daya yang dimiliki dalam upaya merangsang dan menciptakan perekonomian lokal yang kuat, mandiri, dan berkelanjutan (Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya, 2012)

8 Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)

Proses yang mencoba merumuskan kelembagaan pembangunan di daerah, meningkatkan kemampuan SDM untuk menciptakan produk-produk yang lebih baik melalui pembinaan industri dan kegiatan usaha pada skala lokal (Munir, 2007)

No.
Teori Definisi
RAGAM TEORI DAN DEFINISINYA

SINTESIS TEORI RANCANG KOTA

Key Elements of Creative City (Romein & Trip, 2008)

1) Social Climate [10]

2) Image & Representation [1] [2] [3] [4]

3) Labour market & employment [10] [12]

4) Buzz, Atmosphere [3]

5) Built Environment [4] [5] [6] [7] [8]

6) Amenities [3] [5] [6] [7] [8] [9] [11]

7) Cluster; Incubator Scapes [1] [2] [3] [4]

8) Policy Government & Governance [12]

Urban Design Process (Hamid Shirvani, 1985)

1) Land Use [2]

2) Building Form & Massing [2] [4]

3) Circulation & Parking [5]

4) Open Space [2] [6] [7]

5) Pedestrian Ways [7]

6) Activity Support [1] [3] [6] [7]

7) Signage [11]

8) Preservation [12]

Elaborasi Teori Rancang Kota (Analisis Penulis, 2021)

1. Struktur Ruang Kawasan

2. Peruntukan Lahan dan Zonasi

3. Pusat Kegiatan Lingkungan

4. Tata Bangunan

5. Sirkulasi dan Parkir

6. RTH dan Vegetasi

7. Jalur Pedestrian

8. Fasilitas Wisatawan

9. Utilitas Lingkungan

10. Sosial Ekonomi Masyarakat

11. Sistem Informasi dan Penanda

12. Kelembagaan

RTBL (Permen PU 06/PRT/M/2007)

1) Struktur Peruntukan Lahan [1]

2) Intensitas Pemanfaatan Lahan [2]

3) Tata Bangunan [4]

4) Sirkulasi & Jalur Penghubung [5]

5) Ruang Terbuka dan Tata Hijau [6]

6) Tata Kualitas Lingkungan [4] [6] [9]

7) Prasarana dan Utilitas Lingkungan [3] [5] [6] [7] [8] [9]

Urban Design Reclaimed (Emily Talent, 2009)

1) Neighborhoods [2] [4] [10]

2) Transects [1] [2] [3] [4]

3) Connections [1] [5] [7]

4) Centers [1] [3] [4] [6] [7] [8]

5) Edges [4] [5]

6) Mix [2] [3] [4]

7) Proximities [1] [3] [5] [7]

8) Density [1] [2] [3] [4] [6]

9) Parking [5]

10) Traffic [5]

SINTESIS TEORI PARIWISATA

Image of The City (Kevin Lynch, 1962)

1) Landmark [3] [4] [6] [7]

2) Paths [5] [7]

3) Districts [1] [2] [3] [4]

4) Edges [4] [5]

5) Nodes [3] [6] [7] [8]

Komponen Pariwisata (Dickman, 1997)

1) Attractions [1]

2) Activities [5]

3) Accessibility [2]

4) Amenities [4]

5) Accommodation [3]

Komponen Pariwisata (Sunaryo 2013)

1) Attractions [1]

2) Activities [5]

3) Amenities [4]

4) Acilarry Services [4]

5) Institution [6]

9 Poin Pengembangan Wisata Budaya (UNWTO, 2018)

1) Kolaborasi Stakeholder [6]

2) Orientasi & Prioritas Masa Depan [1-6]

3) Statistik & Pengukuran [1-6]

4) Keseimbangan Promosi & Perlindungan Budaya [6]

5) Keterlibatan Komunitas [6]

6) Promosi dan Pemasaran [6]

7) Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas [1] [5] [6]

8) Pengembangan Kemitraan [6]

9) Teknologi dan Informasi [4]

Komponen Desa Wisata (Inskeep 1998)

1) Atraksi [1]

2) Akomodasi [3]

3) Fasilitas Pendukung [4]

4) infrastruktur [2] [4]

5) Transportasi [2]

6) Kelembagaan [6]

Komponen Desa Wisata (Putra 2006)

1) Potensi wisata seni dan budaya [1] [5]

2) Lokus masuk ke dalam peruntukan pengembangan pariwisata [2]

3) Memiliki tenaga pengelola serta pelaku pariwisata, seni dan budaya [6]

4) Didukung aksesibilitas dan infrastruktur [2] [4]

5) Aman, tertib, dan bersih [1] [3]

Elaborasi Teori Pariwisata (Analisis Penulis 2021)

1. Attractions

2. Accessibility

3. Accommodation

4. Amenities

5. Activities

6. Stakeholder

Creative City’s Factors (Vanora & Miskovicova 2014)

1) Social Environment [3] [10]

2) Public Sector [1] [2] [3] [5] [6] [7] [8] [9] [11]

3) Economic Environment [1] [2] [3] [10]

4) Amenities [3] [5] [6] [7] [8] [9] [11]

5) Natural Environment [6]

6) Symbolic Environment [1] [2] [3] [4]

7) Built Environment [1] [2] [4] [5] [7] [8] [9] [11]

Ekobudaya (Widiarso 2016)

1) Citra ruang [1] [5]

2) Ekologi dan Iklim lokal [5]

3) Citra Bangunan [1]

4) Teknologi [1] [5] [6]

5) Hubungan kontinu lingkungan dan budaya [1]

Faktor Penting Pariwisata Kreatif (Adriani , 2012)

1) Sumber Daya Manusia [6]

2) Atmosfir Destinasi Pariwisata [] [5]

3) Pendekatan Perencanaan Interpretatif [1-6]

4) Infrastruktur Pendukung [4]

5) Kelembagaan Pariwisata [6]

Kriteria Pariwisata Berkelanjutan (Mowfort & Munt , 2009)

1) Sustainability (Ecological, Social, Cultural, Economic) [1] [5] [6]

2) Educational [1] [5]

3) Locally Participatory [1] [5] [6]

Komponen Desa Wisata (Prasiasa 2011)

1) Partisipasi Masyarakat [6]

2) Sistem Norma [1] [5] [6]

3) Sistem Adat [1] [5] [6]

4) Budaya Lokal [1] [5]

Komponen Desa Wisata (Gumelar , 2010)

1) Keunikan, Keaslian dan Kekhasan [1] [5]

2) Lokasi Strategis Potensi Alam [2]

3) Daya Tarik Kelompok Masyarakat Budaya [1] [6]

4) Sarana Prasarana [2] [4]

Komponen Desa Wisata (George 2009)

1) Atraksi [1]

2) Jalan dan aksesibilitas [2]

3) Komunitas [6]

4) Sirkulasi [2]

5) Akomodasi [3]

6) Fasilitas pendukung [4]

SINTESIS TEORI PERENCANAAN

Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) (Munir, 2007)

1) Optimalisasi sumber daya lokal [1]

2) Optimalisasi kapasitas SDM [3]

3) Perkembangan klaster industri [1]

4) Peningkatan daya saing usaha [2-5]

5) Perkembangan kelembagaan [6]

6) Kerja sama semua stakeholder [7]

7) Peningkatan penguasaan teknologi [8]

Pengembangan

1) Attractions [1] [3] [4] [5]

2) Accessibility [4] [6]

3) Accommodation [1] [2] [6]

4) Amenities [4] [5] [6] [7]

5) Activities [1] [2] [4] [5] [6]

6) Stakeholder & Policy [1] [7] [8]

1) Bertambahnya ragam dan kuantitas kesempatan kerja masyarakat kecil [2]

2) Peningkatan pendapatan masyarakat kecil [4]

3) Kemandirian usaha mikro kecil [5]

4) Meningkatnya kualitas jaringan kerja sama [7]

1) Struktur Ruang Kawasan [1]

2) Peruntukan Lahan dan Zonasi [2]

3) Pusat Kegiatan Lingkungan [1]

4) Tata Bangunan [4]

5) Sirkulasi dan Parkir [4]

6) RTH dan Vegetasi [5]

7) Jalur Pedestrian [4]

8) Fasilitas Wisatawan [6]

9) Utilitas Lingkungan [6]

10) Sosial Ekonomi Masyarakat [8]

11) Sistem Informasi dan Penanda [7]

12) Kelembagaan [8]

1. Pusat Kegiatan Lingkungan

2. Peruntukan Lahan dan Zonasi

3. Tata Bangunan

4. Jalur Pedestrian, Sirkulasi dan Parkir

5. RTH dan Vegetasi

6. Sarana Prasarana Wisata

7. Sistem Informasi dan Penanda

8. Kelembagaan dan Sosial Ekonomi

1) Optimalisasi sumber daya lokal [8]

2) Peningkatan kesempatan kerja kelompok marginal [8]

3) Peningkatan kualitas SDM [8]

4) Peningkatan pendapatan kelompok marginal [8]

5) Kemandirian usaha mikro dan kecil [8]

6) Manajemen kelembagaan lokal [8]

7) Kerja sama dan kemitraan antar stakeholder [8]

8) Penguasaan teknologi [8]

KETERANGAN:

Aspek Spasial

Aspek Nonspasial

Elaborasi Teori Pariwisata (Analisis Penulis 2021) Elaborasi Teori Rancang Kota (Analisis Penulis 2021) Elaborasi Elemen Perencanaan (Analisis Penulis, 2021) Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) (Elaborasi Penulis, 2021) Ekonomi Lokal (PEL) (Supriyadi, 2007)

MATRIKS PERSILANGAN ELABORASI

Elemen Pariwisata (P)

Kriteria Kode Atraksi (1) Aksesibilitas (2) Akomodasi (3) Amenitas (4) Aktivitas (5) Stakeholder (6)

Pusat Kegiatan

Lingkungan K

Peruntukan

Lahan dan Zonasi Z

Memiliki daya tarik bagi wisatawan baik aktif maupun pasif

Memiliki akses ke setiap kegiatan lingkungan

Memiliki aksesibilitas yang baik menuju setiap zona

Tata Bangunan B Bangunan memiliki karakteristik sesuai dengan identitas kawasan

Jalur Pedestrian, Sirkulasi, dan Parkir P

Dilengkapi dengan street furniture yang melambangkan karakter kawasan

RTH dan Vegetasi R Ruang terbuka yang menarik secara desain maupun ragam jenis vegetasi

Sarana Prasarana

Wisata D

Sistem Informasi dan Penanda I Landmark sebagai salah satu daya tarik bagi pengunjung wisata

Kelembagaan dan Sosial

Ekonomi O

Memiliki jalur pedestrian, sirkulasi, dan parkir yang tersebar di setiap sisi kawasan

Vegetasi sebagai peneduh atau perindang setiap prasaranan aksesibilitas

Memiliki tempat akomodasi bagi pengunjung yang layak sesuai dengan standar

Tersedianya amenitas yang cukup sesuai standar

Memiliki beragam kegiatan menarik bagi wisatawan

Memiliki beragam kegiatan sesuai dengan tipe guna

lahannya

Jalur pedestrian memberikan kenyamanan dalam berjalan kaki

Ruang terbuka bersifat aktif dan menunjang kegiatan bersosial

Tersedia ragam pilihan penginapan untuk wisatawan

Sistem informasi dan penanda yang cukup dan jelas yang tersebar

Memiliki kelengkapan sarana prasarana kawasan pariwisata

Adanya kelompok masyarakat yang legal, aktif. dan memiliki link secara horizontal maupun vertikal

Elemen Elaborasi Konsep Pariwisata (P)

Kriteria Kode Atraksi (1)

Aksesibilitas (2)

Akomodasi (3) Amenitas (4) Aktivitas (5) Stakeholder (6)

Pusat Kegiatan Lingkungan K P-K1 P-K2 P-K3 P-K4 P-K5 Peruntukan Lahan
Zonasi Z P-Z2 P-Z5 Tata Bangunan B P-B1 Jalur Pedestrian, Sirkulasi, dan Parkir P P-P1 P-P2 P-P5 RTH dan Vegetasi R P-R1 P-R2 P-R5 Sarana Prasarana Wisata S P-S3 P-S4 Sistem Informasi dan Penanda I P-I1 P-I2 Kelembagaan
Ekonomi O P-O6
dan
dan Sosial

MATRIKS PERSILANGAN ELABORASI

Elemen Pengembangan Ekonomi Lokal (E)

Kriteria Kode Optimalisasi Sumber Daya Lokal (1)

Pusat Kegiatan

Lingkungan K

Peningkatan kesempatan kerja kelompok marginal (2)

Peningkatan kualitas SDM (3)

Peningkatan pendapatan kelompok marginal (4)

Kemandirian usaha mikro dan kecil (5)

Manajemen kelembagaan lokal (6)

Kerja sama dan kemitraan antar stakeholder (7) Penguasaan teknologi (8)

Perencanaan kegiatan lingkungan yang mengembangkan sumber daya lokal di kawasan

Pusat kegiatan lingkungan dapat membuka kesempatan kerja khususnya kepata kelompok marginal

Peruntukan

Lahan dan Zonasi Z Pemetaan sumber daya lokal melalui peruntukan lahan dan zonasi

Tata Bangunan B

Jalur Pedestrian, Sirkulasi, dan

Parkir P

RTH dan Vegetasi R

Sarana Prasarana

Wisata D

Sistem Informasi

dan Penanda I

Kelembagaan

dan Sosial Ekonomi O

Pembentukan kelembagaan pada kelompok kerja

Pemberian

pelatihan

kepada tenaga kerja untuk

peningkatan

kapasitas SDM

Tersedia

ragam kegiatan ekonomi yang

memicu

peningkatan pendapatan

Kejelasan perencanaan rantai pasok

usaha level

mikro dan kecil

Elemen

Kriteria Kode

Optimalisasi Sumber Daya Lokal (1)

Peningkatan kesempatan kerja kelompok marginal (2)

Pusat Kegiatan Lingkungan K E-K1 E-K2

Peruntukan Lahan dan Zonasi Z E-Z1

Tata Bangunan B

Jalur Pedestrian, Sirkulasi, dan Parkir P

RTH dan Vegetasi R

Sarana Prasarana Wisata S

Sistem Informasi dan Penanda I

Kelembagaan dan

Pengembangan Ekonomi Lokal (E)

Peningkatan kualitas SDM (3)

Peningkatan pendapatan kelompok marginal (4)

Kemandirian usaha mikro dan kecil (5)

Terlatihnya

masyarakat untuk

mengelola

kelembagaan

wisata (pokdarwis) dan kelompok ekonomi tertentu

Manajemen kelembagaan lokal (6)

Terjalinnya

kemitraan yang baik antara masyarakat, pemerintah, swasta, dan pendidikan tinggi

Pelatihan dan pengembang an tekologi tepat guna untuk meningkatka n nilai produksi

Kerja sama dan kemitraan antar stakeholder (7) Penguasaan teknologi (8)

Ekonomi O E-O2 E-O3 E-O4 E-O5 E-O6 E-O7 E-O8
Sosial

Desa Panglipuran Bali Desa Kertalangu Bali

Elemen Elaborasi Konsep Pariwisata (P) Kriteria Kode Atraksi (1) Aksesibilitas (2) Akomodasi (3) Amenitas (4) Aktivitas (5) Stakeholder (6)

Kode Atraksi (1) Aksesibilitas (2) Akomodasi (3) Amenitas (4) Aktivitas (5) Stakeholder (6)

PRESEDEN / BEST PRACTICE
Pusat
P-K1 P-K2 P-K3 P-K4 P-K5 Peruntukan Lahan
Zonasi Z P-Z2 P-Z5 Tata Bangunan B P-B1 Jalur Pedestrian, Sirkulasi, dan Parkir P P-P1 P-P2 P-P5 RTH dan Vegetasi R P-R1 P-R2 P-R5 Sarana Prasarana Wisata S P-S3 P-S4 Sistem Informasi
Penanda I P-I1 P-I2 Kelembagaan dan Sosial Ekonomi O P-O6
Kriteria
Pusat Kegiatan
P-K1 P-K2 P-K3 P-K4 P-K5 Peruntukan
Z P-Z2 P-Z5 Tata Bangunan B P-B1 Jalur Pedestrian, Sirkulasi, dan Parkir P P-P1 P-P2 P-P5 RTH dan Vegetasi R P-R1 P-R2 P-R5 Sarana Prasarana Wisata S P-S3 P-S4 Sistem Informasi dan Penanda I P-I1 P-I2 Kelembagaan dan Sosial Ekonomi O P-O6
Kegiatan Lingkungan K
dan
dan
Elemen Elaborasi Konsep Pariwisata (P)
Lingkungan K
Lahan dan Zonasi

PRESEDEN: DESA PANGLIPURAN

1 Pusat Kegiatan Lingkungan Daya Tarik P-K1 Terdapat 15 Hektar hutan bantu yang dilestarikan, bersepeda, dan camping (kegiatan alam)

Aktivitas P-K5 Terdapat event kebudayaan rutin yaitu Panglipuran Village Festival

Struktur Ruang P-K2 Memiliki skala jangkauan layanan yang luas hingga ke mancanegara

2 Peruntukan Lahan dan Zonasi P-Z5 Terdapat pembagian zonasi berdasarkan Tri Hita Kirana

3 Tata Bangunan Fasad P-B1 Menggunakan arsitektur tradisional bali (rumah adat Bali) dengan kondisi terawat. Seluruh rumah seragam mulai dari tata ruang rumah, penggunaan material bangunan dari bahan alami (misal cat tembok dengan tanah liat), peraturan adat yang wajib dipenuhi oleh wisatawan (seperti larangan menggunaan kendaraan bermotor), serta pura sebagai salah satu ikon kawasan

4 Jalur Pedestrian, Sirkulasi, dan Parkir

Intensitas P-B1 Tidak terlalu padat dan hanya lantai satu

Jalur Pedestrian P-P1 Seluruh area merupakan jalur pejalan kaki yang terbuat dari material batu alam

Sirkulasi P-P2 Sirkulasi keluar masuk kawasan baik meskipun hanya dapat dilakukan dengan berjalan kaki

Parkir P-P5 Disediakan ruang parkir khusus karena tidak boleh ada kendaraan yang memasuki desa

Transportasi P-P2 Selain menggunakan kendaraan pribadi, wisatawan juga dapat menggunakan transportasi umum seperti bis dengan stasiun terdekat berupa koridor 1 dan koridor 2

5 RTH dan Vegetasi RTH P-R1 Ruang terbuka berupa lorong di tengah permukiman warga yang dihias dengan tanaman yang ditanam warga di halaman rumah sehingga membentuk taman

Vegetasi P-R1 Vegetasi heterogen antara tanaman sedang hingga tanaman hias

6 Sarana Prasarana Wisata Sarana P-S4 Tersedia toilet, pusat souvenir, pura, balai pertemuan, pusat informasi, gazebo, dan warung makan

Prasarana P-S4 TPS tersedia dengan baik

P-S4 Jaringan air bersih tersedia dengan baik

P-S4 Jaringan air hujan & air limbah tersedia dengan baik

Akomodasi P-S3 Tersedia homestay / guest house bagi para wisatawan

7 Sistem Informasi dan

Penanda

8 Kelembagaan dan

Sosial Ekonomi

Landmark P-I1 Terdapat landmark berupa pura dan hunian warga

Pusat Informasi P-I2 Terdapat pusat informasi

Penanda Informasi P-I2 Terdapat papan-papan penanda informasi

Kelembagaan P-O6 Kelompok pengelola wisata (pokdarwis) sangat aktif dan bangga terhadap desanya

Sosial Ekonomi P-O6 Menggunakan pariwisata sebagai modal besar pendapatan harian melalui kelompok-kelompok pengelola wisata

No. Elemen Indeks Korelasi
Keterangan
dengan Kriteria

PRESEDEN: DESA KERTALANGU

Elemen Indeks

1 Pusat Kegiatan

Lingkungan

Korelasi dengan Kriteria Keterangan

Daya Tarik P-K1 dan P-K5 Kelas kebudayaan seperti kelas tari, memasak kuliner tradisional, pembuatan sabun alami khas tradisional Bali.

P-K1 dan P-K5 Pementasan kesenian tradisional berupa Tari Kecak, Tari Barong, dan Tari Joged Bungbung.

P-K5 Kegiatan pendidikan perdamaian bagi anak-anak.

P-K5 Edukasi mengenai tata cara sistem pengairan tradisional subak dan menangkap belut dengan cara tradisional pada saat kegiatan outbond.

Aktivitas P-K5 Memanfaatkan ruang terbuka dan ruang pertemuan yang ada sebagai tempat acara untuk kemudian disewakan kepada panitia acara sehingga terdapat banyak acara maupun festival yang digelar di Desa Kertalangu

P-K5 Kegiatan jogging pada trek lari sepanjang 4km yang terbuat dari material semen dan berada di tengah hamparan sawah

P-K5 Kegiatan outbond yang berisi fasilitas flying fox, trampolin, ayunan, menangkap belut, dan menanam padi

Struktur Ruang P-K2 Memiliki skala jangkauan layanan yang luas hingga ke mancanegara

2 Peruntukan Lahan dan Zonasi P-Z5 Terdiri dari beberapa zona sesuai dengan fasilitas yang tersedia seperti zona tracking, kolam pancing, industri dan kerajinan (workshop), gong perdamaian pementasan atraksi seni dan budaya, perdagangan cinderamata, permainan anat dan outbond, pelatihan dan rekreasi pertanian, berkuda, spa, wisata kuliner, dan parkir

3 Tata Bangunan

4 Jalur Pedestrian, Sirkulasi, dan Parkir

Fasad P-B1 Menggunakan kombinasi arsitektur tradisional Bali dan arsitektur modern dengan kondisi terawat

Intensitas P-B1 Didominasi oleh bangunan satu lantai

Jalur Pedestrian P-P1 Sebagian area merupakan jalur pejalan kaki yang terbuat dari material paving block.

P-P1 dan P-P5 Pada track jogging terbuat dari semen

Sirkulasi P-P5 Memiliki sirkulasi yang baik dan semua jalan terhubung satu sama lain

Parkir P-P5 Telah disediakan ruang parkir khusus

Transportasi P-P2 Selain menggunakan kendaraan pribadi, wisatawan dapat mengakses Desa Wisata Kertalangu melalui jasa penyedia tour dan travel serta taksi setempat atau persewaan kendaraan

5 RTH dan Vegetasi RTH P-R1 dam P-R5 Ruang terbuka berupa taman-taman yang juga dijadikan sebagai tempat melangsungkan acara-acara. Contohnya adalah Taman Kertalangu Taman Gong, Taman Perdamaian, Taman Anggrek, dan Taman Ganesha

6 Sarana

Prasarana

Wisata

Vegetasi P-R1 Ada tanaman pertanian seperti padi, tanaman hias, dan tumbuhan sedang

Sarana P-S4 Tersedia ruang parkir restoran bale bengong (gazebo), jogging track, sasana budaya, dua buah ruang pertemuan, kolam pancing, flying fox, pusat kuliner, pusat spa, dan pusat cindera mata

Prasarana P-S4 TPS tersedia dengan baik

P-S4 Jaringan air bersih tersedia dengan baik

P-S4 Jaringan air hujan & air limbah tersedia dengan baik

Akomodasi P-S3 Tersedia akomodasi berupa permukiman lokal warga

7 Sistem

Informasi

dan Penanda

8 Kelembagaa n dan Sosial

Ekonomi

Landmark P-I1 Terdapat landmark berupa Gong Perdamaian dan RTH

Pusat Informasi P-I2 Terdapat pusat informasi

Penanda

Informasi P-I2 Terdapat papan-papan penanda informasi

Kelembagaan P-O6 Kelompok pengelola wisata (pokdarwis) sangat aktif dan bangga terhadap desanya

Sosial Ekonomi P-O6 Menggunakan pariwisata sebagai modal besar pendapatan harian melalui kelompok-kelompok pengelola wisata

No .

Elemen Komponen Elemen Indikator

1 Pusat Kegiatan Lingkungan

1) Daya Tarik

2) Aktivitas Pendukung

3) Struktur Ruang

a. Memiliki landmark yang menunjukkan karakter dan identitas kawasan.

b. Ditonjolkannya pertunjukan seni budaya sebagai penambah keragaman dan inovasi atraksi wisata

c. Optimalisasi cultural learning sebagai atraksi wisata berbasis ilmu pengetahuan dan kreativitas

d. Tersedia local studio dan working space untuk menfasilitasi kegiatan workshop dan kelas seni atau kreasi kerajinan local

e. Optimalisasi event / festival seni budaya yang menonjolkan seni budaya lokal dengan memperhatikan protokol kesehatan.

f. Menyediakan workshop dan kelas pembuatan produk kerajinan sesuai dengan protkol kesehatan.

g. Pemanfaatan Sungai Bedog sebagai ruang atraktif dan pusat kegiatan berbasis alam

h. Mengakomodasi kegiatan siang dan malam untuk keamanan wisatawan.

i. Pusat kegiatan memiliki kegiatan yang spesifik

j. Terhubungnya pusat-pusat kegiatan di dalam maupun luar kawasan amatan secara hierarki dan fungsional

2 Peruntukan Lahan dan Zonasi

1) Ragam Kegiatan

2) Batas Zona

a. Memiliki beragam kegiatan dan guna lahan.

b. Aktifitas kegiatan dan fungsi bangunan harus sesuai dengan peruntukannya.

c. Memiliki batas antar zona yang jelas.

d. Memiliki integrasi antar zona.

e. Aksesibilitas antar zona baik, terutama untuk peruntukan pariwisata, komersial, jasa, dan lahan publik.

f. Penempatan zona sesuai dengan kondisi alam.

3 Tata Bangunan

1) Fasad Bangunan

2) Intensitas Bangunan

4 Jalur Pedestrian, Sirkulasi, dan Parkir 1) Jalur Pedestrian

2) Sirkulasi

3) Parkir

4) Transportasi

a. Bangunan maksimal terdiri dari dua lantai.

b. Desain bangunan tradisional jawa, mengandung unsur budaya Jawa, maupun menggunakan bahan-bahan local sebagai identitas wisata.

c. Memiliki bangunan inti kawasan bergaya campuran modern – Jawa sebagai identitas dan meningkatkan daya tarik pengunjung.

d. KDB maksimal 100%.

e. Sesuai dengan garis sempadan jalan dan bangunan.

f. Memiliki unsur warna merah bata atau coklat sesuai karakter warna gerabah.

g. Penerapan konsep eyes on the street.

a. Tersedia jalur pedestrian yang yang ramah lingkungan dan kontinu di seluruh kawasan wisata dengan menyesuaikan kondisi alam.

b. Jalur pedestrian harus aman dari gangguan kegiatan lain serta menjamin keselamatan pejalan kaki.

c. Terbuat dari material yang tidak licin

d. Inklusif untuk kelompok difabel

e. Memiliki street furniture dengan bentuk estetik dan khas nuansa budaya Jawa.

f. Memiliki bioswales dan storm water planter di titik-titik rawan genangan dan banjir.

g. Sirkulasi fasilitas dan atraksi wisata mudah diakses.

h. Sirkulasi internal maupun internal tidak menyebabkan kemacetan.

i. Memiliki kejelasan batas antar ruang pengguna jalan.

j. Memiliki jalur sepeda dan kantung parkir sepeda yang aman.

k. Jalur wisata (koridor utama dan kampung) yang mudah dikenali dan memiliki fasad khas.

l. Pengaturan jalur dan tempat transit truk kontainer pengangkut produk ekspor kerajinan.

m. Terintegrasi dengan transportasi umum yang menjangkau seluruh kawasan terhubung dengan pusat kota dan simpul transportasi, serta beroperasi pada pagi hingga malam.

n. Moda transportasi yang khas dan accessible ke atraksi-atraksi wisata seperti sepeda, bike-share, becak, dan andong

o. Titik transit di sekitar tempat strategis seperti UPT Pengembangan Keramik, area komersil, dan open space.

p. Area parkir berada di setiap atraksi wisata (of road maupun on road)

q. Area parkir di beberapa titik lokasi dilengkapi dengan sepeda sebagai transportasi pengumpan.

r. Bangunan pusat kawasan dan UPT Pengembangan Keramik Kasongan memiliki lahan parkirnya sendiri.

s. Area parkir menggunakan material ramah lingkungan dan memiliki pori-pori untuk menyerap air.

No.
KONSEP IDEAL (Elaborasi Teori + Preseden)

Elemen Komponen Elemen Indikator

5 RTH dan Vegetasi

1) RTH

2) Vegetasi

6 Sarana Prasarana Wisata

1) Sarana

2) Prasarana

3) Akomodasi

a. Terdapat ruang terbuka hijau di beberapa pusat kawasan dan lahan peruntukan taman desa yang menarik dan interaktif

b. Mengalokasikan lahan tidak terpakai sebagai pocket park (RTH)

c. RTH tidak hanyak berfungsi sebagai daya tarik (pasif) namun juga sebagai ruang edukasi alam dan budaya maupun kegiatan lain seperti olahraga (aktif).

d. Terdapat vegetasi yang memadai baik berupa tanaman hias maupun tanaman peneduh

e. Vegetasi ditanam di sepanjang jalan untuk mengindikasikan bukan jalan raya berkecepatan tinggi.

f. Vegetasi berada di titik-titik tertentu jalur pedestrian agar membuat udara lebih segar

a. Tersedia ragam pilihan penginapan untuk kebutuhan akomodasi wisatawan di dalam kawasan

b. Penginapan memiliki karakter identitas yang kuat yaitu bernuansa budaya Jawa dan alam.

c. Tersedia fasilitas e-booking melalui website dan aplikasi travel.

d. Kafe dan restoran menyuguhkan kuliner lokal

e. Penataan street food untuk menambah daya tarik wisata

f. Penyediaan fasilitas umum seperti toilet, tempat ibadah, dan ATM/ Bank/Money Changer

g. Tersedia wi-fi publik atau sewa wi-fi portable

h. Utilitas lingkungan lengkap dan menjangkau seluruh Kawasan

i. Drainase sesuai dengan kapasitas dan dapat mencegah genangan

j. Aliran saluran drainase lancar

k. Terdapat rain garden dan biopori untuk mencegah genangan saat musim hujan

l. Terdapat tempat sampah di titik-titik wisata serta memiliki sistem persampahan komunal.

7 Sistem Informasi dan Penanda

1) Landmark

2) Pusat Informasi

3) Penanda Informasi

4) Promosi Wisata

a. Terdapat landmark berupa monumen / sculpture yang mewakili karakter kawasan.

b. Terdapat street furniture berupa patung prajurit Keraton Ngayogyakarta di setiap pusat kegiatan.

c. Petunjuk arah tersebar di seluruh kawasan wisata dan titik transit

d. Petunjuk arah mudah dibaca meskipun sedang berkendara.

e. Penunjuk arah memiliki desain khas dengan gaya budaya Jawa atau berwarna merah bata.

f. Petunjuk arah memberikan informasi sirkulasi baik kepada wisatawan maupun truk kontainer untuk kegiatan ekspor

g. Menyampaikan informasi yang lengkap, menarik, serta mudah dipahami.

h. Memiliki Pusat Informasi Wisata yang terintegrasi dengan UPT Pengembangan Keramik

i. Promosi pariwisata secara masif dan menarik melalui platform informasi digital (web apps, dan social media)

Kelembagaan dan Sosial Ekonomi

1) Kelompok ekonomi pengelola wisata (pokdarwis)

2) Kolaborasi antar stakeholder

3) Keberlanjutan usaha rakyat

a. Aktifnya kelompok pengelola wisata (pokdarwis) dan kelompok perajin gerabah.

b. Populasi dan persebaran pengrajin, seniman, dan komunitas seni-budaya

c. Tersedia tourguide atau interpreter bersertifikasi

d. Terjalinnya kerja sama (kolaborasi) antar komunitas seni budaya, masyarakat, seniman, pengrajin dan organisasi wisata dalam kegiatan perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi kegiatan pariwisata

e. Terjalinnya kemitraan dengan pihak luar seperti pemerintah, perguruan tinggi / pusat studi, NGO, dan swasta.

f. Semua organisasi masyarakat bersifat legal sesuai dengan peraturan yang berlaku.

g. Status bisnis usaha legal secara aturan

h. Kegiatan pariwisata terintegrasi dengan industri kreatif lokal (kerajinan gerabah).

i. Terdapat program dan fasilitas pengembangan skill, pengetahuan, dan inovasi

No.
8
KONSEP IDEAL
(Elaborasi Teori + Preseden)

METODE PERENCANAAN

12

UNIT AMATAN, INSTRUMEN PERENCANAAN, METODE PENGUMPULAN DATA

Unit Amatan:

Kalurahan Bangunjiwo dan Tirtonirmolo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul dengan luas 29,7 hektar

Peta Dasar Kawasan

Sentra Industri

Gerabah Kasongan

Survei Sebagai acuan kesesuaian tata letak dan fungsi bangunan dan sarana prasarana

lingkungannya

Google Maps Analisis Menganalisis tata bangunan, jalan, dan

sungai

ArcGIS Analisis Menganalisis kawasan secara spasial dalam bentuk peta tematik; Pembuatan Model 2D

5 SketchUp Perencanaan Pembuatan Model 2D dan 3D

6 Lumion dan Enscape Perencanaan Pembuatan Model 3D

7 Adobe Photoshop Perencanaan Mengolah kebutuhan gambar

DATA PRIMER

Alat / Instrumen
No
Fungsi
Perencanaan Proses
1
2
3
In Depth Interview (Purposive Sampling)
(Convenience Sampling)
Literatur
Instansi Terkait
Analisis Meso Mikro
dan Zonasi ✓ ✓
Kegiatan Lingkungan Daya Tarik ✓ ✓ Aktifitas Pendukung ✓ ✓ Tata Bangunan Fasad ✓ Intensitas Bangunan ✓ ✓
Pedestrian, Sirkulasi, dan Parkir Jalur Pedestrian ✓ Sirkulasi Kawasan ✓ ✓ Sistem Transportasi ✓ Parkir ✓ RTH dan Vegetasi RTH ✓ Vegetasi ✓ ✓ Sarana Prasarana Wisata Amenitas ✓ ✓ Akomodasi ✓ ✓ TPS ✓ Jaringan Air Bersih ✓ Jaringan Air Hujan & Air Limbah ✓ Sistem Informasi dan Penanda Landmark ✓ Pusat Informasi ✓ Penanda Informasi ✓ Kelembagaan dan Sosial Ekonomi Kelembagaan Pariwisata ✓ Kelembagaan Ekonomi ✓
Survey, dokumentasi, dan verifikasi
Kuesioner
DATA SEKUNDER Studi
Data
Unit
Peruntukan Lahan
Pusat
Jalur

Sintesis Teori-Teori Preseden

Kawasan Pariwisata Desa Wisata Pariwisata Kratif Pariwisata Budaya Pariwisata Berkelanjutan Rancang Kota PEL Desa Panglipuran Desa Kertalangu

Konsep Ideal

Benchmarking

Data Primer:

1. Survei Lapangan

2.Wawancara (purposive sampling)

3.Diskusi (purposive sampling)

4.Kuesioner (convenience sampling)

Data Sekunder:

1. DPTR Kab.

Bantul

2.Dinas

Pariwisata

Kab. Bantul

3.Kalurahan

Bangunjiwo

Soft System Methodology

1. Problem Situation Considered (latar belakang BAB I)

2. Problem Situation Expressed (permasalahan utama, permasalahan substansial, permasalahan teknis, dan rich picture permasalahan BAB I)

3. Root definition of relevant purposeful activity systems (tujuan utama dan HCATWOE BAB I)

Kondisi Eksisting

4. Conceptual Models of The System Named in The Root Definition (tinjauan pustaka BAB II dan metode perencanaan BAB III)

Analisis

5. Comparison of Models and Real World (instrumen benchmarking BAB IV)

Rencana

6. Change: Systematically Desirable Culturally Feasible (SCAMPER, 5E, AHP, pilihan langsung stakeholder BAB V)

7. Action to Improve The Proble Situation (rencana detail, CBA, Logical Framework, dan lesson learn BAB VI)

Keterangan:

Proses dilakukan oleh perencana

Proses dilakukan oleh perencana yang melibatkan masyarakat

Sumber: Analisis Penulis, 2021

BAB 3
Masterplan Observasi Awal
Rumusan Masalah Potensi Kawasan Masalah Kawasan Pengembangan Alternatif Rencana Alternatif II
Permasalahan
Kawasan Ekobudaya Alternatif III Desa Wisata Hijau
Isu
Lesson Learned
Detail Rencana
Persiapan Pengumpulan Data
Alternatif I Kawasan Industri Kreatif
5E
Gemilang AHP Verifikasi Stakeholder SCAMPER Pentahapan dan Pembiayaan Evaluasi Rencana Logical Framework Cost Benefit Analysis (CBA)

No Tahapan SSM Keterangan

1 Problem situation considered problematic

BAB I

2 Problem situation expressed

BAB I

3 Root definition of relevant purposeful activity systems

BAB I

4 Conceptual models of the system named in the root definitions

BAB II s.d. III

5 Comparison of models and real-world

BAB IV

6 Changes : systemically desirable culturally feasible

BAB V

7 Action to improve the problem situation

BAB VI

Penjabaran situasi atau masalah secara umum berupa eksplorasi awal yang biasa disebut dengan isu (latar belakang)

Pendalaman masalah yang lebih detail dan mulai dikaitkan dengan elemen desain (permasalahan utama, permasalahan substansial, permasalahan teknis, dan rich picture permasalahan)

Pernyataan tujuan dari situasi tertentu dengan sistem yang menggunakan ragam sudut pandang permasalahan. (tujuan utama dan HCATWOE)

Pengembangan model konseptual berdasarkan permasalahan dari berbagai sudut pandang yang dilanjutkan dengan pengembangan metode kerja. (tinjauan Pustaka dan metode perencanaan)

Membandingkan situasi nyata dengan permodelan (instrumen benchmarking)

Proses perubahan yang memperkuat kelayakan rencana (SCAMPER, 5E, AHP, pilihan langsung stakeholder)

Implementasi rencana (rencana detail, CBA, Logical Framework, dan lesson learn)

TAHAPAN METODE SSM

METODE PENGEMBANGAN

ALTERNATIF

Metode Pengembangan Alternatif: SCAMPER

Merupakan metode yang membentuk alternatif rencana dari sebuah gagasan yang sudah ada.

No Komponen SCAMPER Keterangan

1 Substitute (substitusi) Mengganti dengan fungsi yang berbeda dari sebelumnya.

2 Combine (kombinasi) Menggabungkan dua atau lebih fungsi untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda.

3 Adapt (adaptasi) Menyesuaikan dengan ide yang berbeda.

4 Modify, magnify, or minify Modifikasi, memperbesar, atau memperkecil

5 Put to Other Uses (Penggunaan Lain) Penggunaan ide atau fungsi yang lain.

6 Eliminate or elaborate Menyederhanakan komponen-komponen tertentu

7 Reverse or rearrange Menyusun, mengatur, atau menata ulang

Sumber: Eberle dalam Risnani, 2019

METODE PEMILIHAN ALTERNATIF

2. Metode Soft System Methodology: 5E

Merupakan metode penilaian yang terdapat di SSM. 5E

tersebut ialah:

No Komponen 5E Keterangan

1 Efficacy Keselarasan intervensi dengan permasalahan yang ada, tujuan yang ditetapkan, dan konsep yang diusung.

2 Efficiency Optimalisasi penggunaan sumber daya dalam implementasi rencana

3 Effectiveness Tingkat usaha yang dilakukan dalam mencapai tujuan awal perencanaan (output dan outcome)

4 Ethically Penerimaan gagasan rencana oleh berbagai stakeholder kawasan

5 Elegance Visualisasi atau nilai estetika fisik dari rencana yang diusung

Sumber: Analisis Penulis, 2021

Metode Pemilihan Alternatif (1): Skoring Elemen 5E

Setiap unit analisis diberi skoring berdasarkan komponen 5E

dengan:

2: Sangat sesuai 0: Tidak berpengaruh

1: Sesuai -1: Kurang sesuai

3. Analytical Hierarchy Process (AHP):

Masyarakat memilih prioritas indikator pembangunan

berkelanjutan (ekonomi, sosial budaya, lingkungan) yang

kemudian akan menentukan bobot kriteria yang digunakan

1. Metode Pemilihan Langsung oleh Masyarakat:

Ketiga alternatif rencana disodorkan dan dipilih langsung oleh

masyarakat melalui kuesioner dengan convenience sampling.

penulis dalam melakukan proses AHP.

1 Industri Pengolahan 14,87% 5,38%

2 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 11,20% 8,68%

3 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 10,84% 0,13%

Pemasukan Sektor Pariwisata : Rp31.756.587.250,00

Jumlah Pengunjung : 5.166.615 orang

Jumlah unit usaha : 336 unit

Jumlah tenaga kerja : 1.662 orang

Jumlah Ekspor : 831.200 unit per tahun

Nilai Investasi IKM : Rp362.500.000.000,00

DAN
No. SEKTOR DISTRIBUSI LAJU PERTUMBUHAN
ANALISIS KAWASAN
ALTERNATIF

Gambar Perbandingan Data Kunjungan Wisatawan Tahun 2016-2017

Sumber: Data Statistik Pokdarwis Kasongan dalam Swesti (2019)

Gambar Perbandingan Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara per Bulan

Tahun 2016-2017

Sumber: Data Statistik Pokdarwis Kasongan dalam Swesti (2019)

Gambar Perbandingan Jumlah Belanja Wisatawan Nusantara ke Kasongan per Bulan Tahun 2016-2017 (dalam ribu rupiah)

Sumber: Data Statistik Pokdarwis Kasongan dalam Swesti (2019)

Gambar Perbandingan Jumlah Belanja Wisatawan Mancanegara ke Kasongan per Bulan Tahun 2016-2017 (dalam ribu rupiah)

Sumber: Data Statistik Pokdarwis Kasongan dalam Swesti (2019)

Desain Komponen

1 Pusat Kegiatan Lingkungan

Elemen

Desain

Indikator Konsep Ideal Masalah Potensi Alternatif I (Industri Kreatif) Alternatif II (Ekobudaya) Alternatif III (Desa Wisata Hijau)

1) Daya Tarik a. Memiliki landmark yang menunjukkan karakter dan identitas kawasan.

b. Ditonjolkannya pertunjukan seni budaya sebagai penambah keragaman dan inovasi atraksi wisata.

Belum adanya landmark yang menarik untuk ber-swafoto

Kurang optimalnya aspek budaya intangible sebagai atraksi wisata

Memiliki landmark yang memiliki nilai sejarah tinggi seperti Gapura Kasongan

Kurang ditonjolkannya aspek sejarah Kasongan yang telah ada sejak tahun 1600-an Masehi -

c. Optimalisasi cultural learning sebagai atraksi wisata berbasis ilmu pengetahuan dan kreativitas. -

d. Optimalisasi event / festival seni budaya yang menonjolkan seni budaya lokal dengan memperhatikan protokol kesehatan.

e. Pemanfaatan Sungai Bedog sebagai daya tarik serta ruang atraktif dan pusat kegiatan berbasis alam

-

Kurangnya kesadaran dan kepedulian terhadap kebersihan Sungai Bedog sebagai potensi geografi dan wisata

Terdapat area pembuatan gerabah, edukasi pembuatan gerabah, dan komersil hasil kerajinan.

Terdapat kegiatan budaya tahunan seperti Bedog Art’s Festival, Festival Desa Bangunjiwo, perayaan Hari Kemerdekaan, dsb

Memiliki potensi kegiatan lain dengan adanya keberadaan Sungai Bedog

Perencanaan landmark modern yang nyaman dan aman untuk fasilitas swafoto

Memiliki kerjasama kegiatan kebudayaan umum dengan desa wisata sekitar seperti Desa Jipangan (sentra kerajinan kipas), Desa Gendeng (sentra kerajianan wayang kulit), dan Desa Lemahdadi (sentra kerajinan ukir batu)

Diadakan diorama dan kegiatan pertunjukan seni budaya yang menonjolkan aspek sejarah dan budaya

Pengembangan kawasan Kasongan sebagai pusat kegiatan pembuatan gerabah (homogen) di seluruh batas amatan

Diadakan kegiatan pertunjukan seni budaya dan cultural learning di setiap ruang terbuka publik

Perencanaan landmark lingkungan-modern yang nyaman dan aman untuk fasilitas swafoto

Diadakan kegiatan pertunjukan seni budaya dan cultural learning baik internal maupun kerja sama dengan destinasi sekitar dan ruang publik lain seperti taman desa

Diadakan diorama dan kegiatan pertunjukan seni budaya yang menonjolkan aspek sejarah dan budaya

Pusat kegiatan gerabah yang baru diadakan di pusat permukiman penduduk dan taman desa agar memiliki proximity yang tinggi dan mampu melayani banyak orang

Diadakan kegiatan pertunjukan seni budaya dan cultural learning di sepanjang koridor Jalan Raya Kasongan dan ruang publik lain seperti taman desa

Perencanaan landmark lingkungan yang nyaman dan aman untuk fasilitas swafoto

Diadakan kegiatan pertunjukan seni budaya dan cultural learning di sepanjang koridor Jalan Raya Kasongan dan ruang publik lain seperti taman desa

Diadakan diorama dan kegiatan pertunjukan seni budaya yang menonjolkan aspek sejarah dan budaya

Pusat kegiatan gerabah yang baru diadakan di pusat permukiman penduduk agar memiliki proximity yang tinggi dan mampu melayani banyak orang

Diadakan kegiatan pertunjukan seni budaya dan cultural learning di koridor jalan agar mempertahankan fungsi ruang hijau

Perencanaan fasilitas olahraga dan taman di sepanjang RTH bantaran Sungai Bedog

Memiliki kegiatan wisata berbasis alam dengan memanfaatkan potensi alam seperti taman Desa Kasongan, Taman Sungai Bedog, wisata kano/berperahu, wisata sungai, wisata ternak dan pertanian, dan juga wisata kuliner

Memiliki kegiatan wisata berbasis alam dengan memanfaatkan potensi alam seperti taman Desa Kasongan, Taman Sungai Bedog, wisata kano/berperahu, wisata sungai, wisata ternak dan pertanian, dan juga wisata kuliner

2) Aktivitas

Pendukung f. Tersedia local studio dan working space untuk menfasilitasi kegiatan workshop dan kelas seni atau kreasi kerajinan local

g. Menyediakan workshop dan kelas pembuatan produk kerajinan sesuai dengan protkol kesehatan. -

h. Mengakomodasi kegiatan siang dan malam untuk keamanan wisatawan.

3) Struktur

Ruang i. Pusat kegiatan memiliki kegiatan yang spesifik

j. Terhubungnya pusat-pusat kegiatan di dalam maupun luar kawasan amatan secara hierarki dan fungsional

-

Sudah tersedia local studio dan working space milik individu

Pusat kegiatan gerabah yang baru diadakan di area yang belum terjangkau agar semua terpenuhi

Pusat kegiatan edukasi pembuatan gerabah berada di kawasan permukiman dan taman desa

Pusat ketgiatan edukasi gerabah tambahan diadakan di lingkungan permukiman atau sepanjang jalan utama kawasan

Tersedia paket wisata kelas belajar pembuatan gerabah

Belum adanya ruang pendukung aktivitas untuk bersosialisasi secara inklusif

Atraksi wisata masih sangat homogen

PKL kurang terakomodir dalam menjalankan bisnisnya

Antar pusat kegiatan belum terintegrasi dengan baik

Terdapat area komersil umum, jasa, fasilitas kesehatan, pendidikan, dan keamanan sebagai aktivitas pendukung.

Terdapat dua pusat kegiatan yaitu komersil dan edukasi pembuatan gerabah

Jarak antar pusat kegiatan tidak terlalu jauh

Antar pusat kegiatan memiliki keterkaitan erat

Menyediakan paket wisata kelas pembuatan gerabah

Perencanaan kawasan fokus pada produksi dan edukasi pembuatan gerabah saja

Pengembangan kawasan bersifat polisentris homogen kegiatan pengembangan pariwisata buatan/kerajinan sebagai daya tarik utama

Menyediakan paket wisata kelas pembuatan gerabah

Terdapat kegiatan wisata pagi - malam dengan pergantian jenis kegiatan di ruang terbuka publik

Pengembangan kawasan bersifat polisentris heterogen dengan sepanjang koridor diarahkan

menjadi pusat kegiatan kerajinan dan ruang publik

seperti bantaran Sungai Bedog dan taman desa

sebagai ruang rekreasi hijau

Memiliki kerjasama kegiatan kebudayaan umum dengan desa wisata sekitar seperti Desa Jipangan (sentra kerajinan kipas), Desa Gendeng (sentra kerajianan wayang kulit), dan Desa Lemahdadi

(sentra kerajinan ukir batu)

Menyediakan paket wisata kelas pembuatan gerabah

Ruang terbuka publik bisa dimanfaatkan untuk kegiatan siang (rekreasi) dan malam (kegiatan budaya)

Pengembangan kawasan bersifat polisentris heterogen dengan sepanjang koridor diarahkan menjadi pusat kegiatan kerajinan dan ruang publik seperti bantaran Sungai Bedog dan taman desa sebagai ruang rekreasi hijau

Memiliki kerjasama kegiatan kebudayaan umum dengan desa wisata sekitar seperti Desa Jipangan (sentra kerajinan kipas), Desa Gendeng (sentra kerajianan wayang kulit), dan Desa Lemahdadi (sentra kerajinan ukir batu)

No. Elemen
-
-
Belum jelasnya jangkauan antar pusat kegiatan (procximity) -
Tersedia
Tersedia
4800 jiwa
PUSAT KEGIATAN
Tersedia taman lingkungan dengan jangkauan 250 jiwa
taman kecamatan dengan jangkauan 1200 jiwa
taman kota dengan jangkauan
1.
LINGKUNGAN

Metode: Substitusi, kombinasi, adaptasi, modifikasi, penggunaan lain, revisi

Eksisting: Pusat kegiatan lingkungan eksisting yang ada di kawasan amatan adalah pelatihan pembuatan gerabah yang terkonsentrasi pada Nangsib Keramik, sepanjang Jalan Raya Kasongan sebagai pusat kegiatan komersil (penjualan) gerabah dan produk kerajinan lainnya, serta UPT Keramik Kasongan.

Alternatif Rencana I (Industri Kreatif)

• Menyediakan dua lahan parkir untuk bongkar muat

• Menambah pusat pelatihan gerabah di dua lokasi

• Taman desa 30% RTH 70% wisata

Alternatif Rencana II (Ekobudaya)

• Menyediakan dua lahan parkir untuk bongkar muat yang diintegrasikan dengan taman/RTH di sekitarnya

• Menambah pusat pelatihan gerabah di dua lokasi.

• Taman desa 50% RTH 50% wisata

Alternatif Rencana III (Desa Wisata Hijau)

• Aktivitas bongkar muat tetap di lokasi semula karena lahan akan 100% dialokasikan untuk RTH.

• Taman desa 100% untuk RTH

PUSAT KEGIATAN LINGKUNGAN
PETA PUSAT KEGIATAN LINGKUNGAN ALTERNATIF III PETA PUSAT KEGIATAN LINGKUNGAN ALTERNATIF I PETA PUSAT KEGIATAN LINGKUNGAN ALTERNATIF II PETA EKSISTING PUSAT KEGIATAN LINGKUNGAN

PROXIMITY KAWASAN

Metode: Substitusi, kombinasi, modifikasi, revisi

Eksisting: Proximity kawasan amatan sangat dipengaruhi oleh keberadaan koridor utama Jalam Raya Kasongan, di mana showroom dan kegiatan yang berada sepanjang jalan tersebut memiliki keterjangkauan paling tinggi. Keterjangkauan semakin berkurang seiring dengan semakin jauhnya bangunan atau kegiatan dari jalan raya.

Alternatif Rencana I (Industri Kreatif)

• Based as Usual dengan optimalisasi peruntukan industri kecil sehingga seluruh komersil ditingkatkan keterjangkauannya

Alternatif Rencana II (Ekobudaya)

• Meningkatkan keterjangkauan pada komersil, permukiman perajin, dan RTH

Alternatif Rencana III (Desa Wisata Hijau)

• Meningkatkan keterjangkauan pada komersil dan RTH karena RTH akan menjadi daya tarik baru yang sangat ditonjolkan.

PETARECANAPROXIMITYALTERNATIFIII PETARECANAPROXIMITYALTERNATIFI PETARECANAPROXIMITYALTERNATIFII PETAEKSISTING PROXIMITY

PERUNTUKAN LAHAN DAN ZONASI

No. Elemen Desain Komponen Elemen Desain Indikator Konsep Ideal Masalah Potensi Alternatif I (Industri Kreatif) Alternatif II (Ekobudaya) Alternatif III (Desa Wisata Hijau)

1) Ragam Kegiatan

a. Memiliki beragam kegiatan dan guna lahan. Minimnya zona khusus RTH Zona mix use permukiman dan industri kecil mendukung perencanaan sebagai destinasi desa wisata

b. Aktifitas kegiatan dan fungsi bangunan harus sesuai dengan peruntukannya.

Peruntukan taman desa belum dipergunakan sebagaimana peruntukannya

Memanfaatkan taman desa sebagai perluasan zona wisata buatan/kerajinan (70%) dan RTH publik (30%)

Memanfaatkan taman desa sebagai perluasan zona wisata buatan/kerajinan (50%) dan RTH publik (50%)

Memanfaatkan taman desa sebagai perluasan zona wisata buatan/kerajinan (30%) dan RTH publik (70%)

Penggunaan lahan industri kecil sesuai dengan peraturan RTBL, RIPPARDA, dan RTRW

c. Penempatan zona sesuai dengan kondisi alam. Belum dipergunakannya bantaran Sungai Bedog untuk kegiatan bermanfaat -

2) Batas Zona d. Memiliki batas antar zona yang jelas. Batas peruntukan taman desa belum jelas -

e. Memiliki integrasi antar zona.

f. Memiliki aksesibilitas antar zona yang baik, terutama peruntukan pariwisata, komersial, jasa, dan lahan publik.

Belum memiliki integrasi antara zona RTH dengan zona di sekitarnya -

Belum memiliki akses yang baik ke semua titik-titik kegiatan maupun daya tarik -

Bantaran Sungai Bedog direncanakan sebagai taman, jogging track, dan wisata air

Bantaran Sungai Bedog direncanakan sebagai taman, jogging track, dan wisata air

Bantaran Sungai Bedog direncanakan sebagai taman, jogging track, dan wisata air

Terdapat batas antara wisata gerabah dengan jenis wisata lain

Revitalisasi jalan penghubung koridor komersil ke RTH Taman Desa

Revitalisasi jalan penghubung koridor komersil ke RTH Taman Desa

Membentuk batasan zonasi yang jelas antara zona wisata buatan/kerajinan dan wisata alam

Revitalisasi jalan penghubung koridor komersil ke RTH Taman Desa

Revitalisasi jalan penghubung koridor komersil ke RTH Taman Desa

Mempertahankan area sawah dan kebun di dalam dan sekitar kawasan amatan

Revitalisasi jalan penghubung koridor komersil ke RTH Taman Desa

2.
2 Peruntukan Lahan dan Zonasi

Metode: modifikasi, penggunaan lain, revisi

Eksisting: Terdapat beberapa tipe zona di kawasan ini seperti komersil, permukiman, RTH, sawah, dan pemakaman. Namun menurut zonasi RDTR, sebagian kawasan ini memiliki peruntukan industri kecil.

Alternatif Rencana I (Industri Kreatif)

• Peruntukan taman desa 70% wisata edukasi 30% RTH

• Penambahan lahan parkir dan pusat pelatihan gerabah

• Pembangunan taman bantaran Sungai Bedog

Alternatif Rencana II (Ekobudaya)

• Peruntukan taman desa 50% wisata edukasi 50% RTH

• Penambahan lahan parkir, RTH, dan pusat pelatihan gerabah

• Pembangunan taman bantaran Sungai Bedog

Alternatif Rencana III (Desa Wisata Hijau)

• Peruntukan taman desa 100% RTH

• Penambahan RTH

• Pembangunan taman bantaran Sungai Bedog

ZONASI DAN PERUNTUKAN
LAHAN
PETA ZONASI DAN PERUNTUKAN LAHAN ALTERNATIF III PETA ZONASI DAN PERUNTUKAN LAHAN ALTERNATIF I PETA ZONASI DAN PERUNTUKAN LAHAN ALTERNATIF II PETAEKSISTING ZONASI DAN PERUNTUKAN LAHAN

No. Elemen Desain Komponen Elemen Desain Indikator Konsep Ideal Masalah Potensi Alternatif I (Industri Kreatif) Alternatif II (Ekobudaya) Alternatif III (Desa Wisata Hijau)

3 Tata Bangunan

1) Fasad Bangunan

a. Bangunan inti kawasan bergaya campuran modern –Jawa sebagai identitas dan meningkatkan daya tarik pengunjung.

b Memiliki unsur warna merah bata atau coklat sesuai karakter warna gerabah.

2) Intensitas

Bangunan

Banyak bangunan yang belum

sesuai dengan arahan fisik (RTBL)

untuk meningkatkan identitas kawasan -

Banyak bangunan yang belum

sesuai dengan arahan fisik (RTBL)

untuk meningkatkan identitas kawasan -

c. KDB maksimal 80%. KDB di sepanjang jalan utama kawasan banyak yang melebihi ketentuan

d. Bangunan maksimal terdiri dari dua lantai. -

e. Sesuai dengan garis sempadan jalan dan bangunan.

Jarak bangunan ke jalan (sempadan) yang berbeda-beda

f. Penerapan konsep eyes on the street. Belum menerapkan konsep river front seperti bangunan yang membelakangi Sungai Bedog

KDB di permukiman perajin sudah sesuai ketentuan

Menerapkan bangunan arsitektural Jawa-Modern yang ramah lingkungan

Menerapkan bangunan arsitektural Jawa-Modern yang ramah lingkungan

Menerapkan bangunan arsitektural Jawa-Modern yang ramah lingkungan

Beberapa bagian harus memiliki bentuk karakter kawasan atau memiliki warna merah bata dan coklat atau bermaterial alam

Beberapa bagian harus memiliki bentuk karakter kawasan atau memiliki warna merah bata dan coklat atau bermaterial alam

Beberapa bagian harus memiliki bentuk karakter kawasan atau memiliki warna merah bata dan coklat atau bermaterial alam

Membangun bangunan baru di taman desa dengan fungsi mendukung kegiatan ekonomi

Membangun bangunan baru di taman desa dengan fungsi mendukung kegiatan ekonomi

Tidak membangun bangunan baru di area taman desa untuk mempertahankan nilai keasrian alamnya

Ketinggian bangunan sudah banyak yang sesuai dengan ketentuan RTBL

Bangunan berlantai dua diarahkan pada fungsi mix use atau permukiman

Bangunan berlantai dua diarahkan pada fungsi mix use atau permukiman

Bangunan berlantai dua diarahkan pada fungsi mix use atau permukiman

Pemberlakuan pemantauan dan penegakan garis sempadan seperti sempadan bangunan, sungai, jalan, dan jaringan listrik

Pemberlakuan pemantauan dan penegakan garis sempadan seperti sempadan bangunan, sungai, jalan, dan jaringan listrik

Pemberlakuan pemantauan dan penegakan garis sempadan seperti sempadan bangunan, sungai, jalan, dan jaringan listrik -

Bangunan di sekitar koridor utama sudah menerapkan konsep eyes on the street yang meningkatkan perasaan aman pejalan kaki

Menghilangkan beberapa bangunan yang penempatannya tidak sesuai

Menempatkan bangunan gazebo sebagai pengisi ruang kosong untuk memicu aktivitas dan menambah keamanan

Menghilangkan beberapa bangunan yang penempatannya tidak sesuai

Menempatkan bangunan gazebo sebagai pengisi ruang kosong untuk memicu aktivitas dan menambah keamanan

Menghilangkan beberapa bangunan yang penempatannya tidak sesuai

Menempatkan bangunan gazebo sebagai pengisi ruang kosong untuk memicu aktivitas dan menambah keamanan

3. TATA BANGUNAN
-

INTENSITAS RUANG

Metode: kombinasi, penggunaan lain, revisi

Eksisting: Kondisi KDB, dan KDH di Kawasan amatan sangat dipengaruhi oleh keberadaan Jalan Raya Kasongan.

Rencana

Setiap alternatif rencana sama-sama menyesuaikan pembangunan terhadap aturanaturan yang ada pada dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Industri Kreatif Kasihan. Ada beberapa poin yang menjadi poin pengembangan masterplan penulis yang merubah kondisi eksisting yang ada yaitu:

• Optimalisasi fungsi peruntukan taman desa agar lebih aktif dan menarik wisatawan

• Optimalisasi fungsi sempadan Sungai Bedog

• Pengelolaan dan pengembangan RTH lingkungan dan lahan parkir

• Pengembangan kembali daya tarik petilasan Kyai Song pasca gempa Jogja 2006.

• Penyediaan lokasi pelatihan gerabah dan pusat wisata dengan daya tarik elaborasi lingkungan-budaya sesuai dengan amanat dokumen RTBL.

INTENSITAS RUANG

Metode: kombinasi, penggunaan lain, revisi

Eksisting: Rata-rata bangunan di Kasongan memiliki satu lantai baik yang berupa rumah hunian warga maupun showroom kerajinan. Namun, terdapat beberapa bangunan yang memiliki dua lantai yang biasanya digunakan sebagai ruko.

Rencana

Setiap alternatif rencana sama-sama menyesuaikan pembangunan terhadap aturanaturan yang ada pada dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Industri Kreatif Kasihan. Ada beberapa poin yang menjadi poin pengembangan masterplan penulis yang merubah kondisi eksisting yang ada yaitu:

• Optimalisasi fungsi peruntukan taman desa agar lebih aktif dan menarik wisatawan

• Optimalisasi fungsi sempadan Sungai Bedog

• Pengelolaan dan pengembangan RTH lingkungan dan lahan parkir

• Pengembangan kembali daya tarik petilasan Kyai Song pasca gempa Jogja 2006.

• Penyediaan lokasi pelatihan gerabah dan pusat wisata dengan daya tarik elaborasi lingkungan-budaya sesuai dengan amanat dokumen RTBL.

INTENSITAS RUANG

Metode: modifikasi, revisi

Eksisting: Dengan besarnya peran Jalan Raya Kasongan, maka membuat bangunan dan kegiatan yang ada di sepanjang jalan tersebut memiliki nilai proximity yang tinggi. Semakin ke dalam permukiman keterjangkauan semakin rendah karena jalan yang semakin sempit.

Alternatif Rencana I (Industri Kreatif)

• Permukiman perajin gerabah ditingkatkan nilai transect-nya untuk mengoptimalkan peruntukan industri kecil.

• Taman desa ditingkatkan transect-nya karena akan dibangun daya tarik wisata yang baru

Alternatif Rencana II (Ekobudaya)

• Mempertahankan transect permukiman perajin karena dikembangan konsep desa wisata

• Taman desa ditingkatkan transect-nya karena akan dibangun daya tarik wisata yang baru

Alternatif Rencana III (Desa Wisata Hijau)

• Mempertahankan peruntukan RTH dengan optimalisasi desain yang lebih menarik pengunjung wisata

PETA TRANSECT ALTERNATIF III PETA TRANSECT ALTERNATIF I PETA TRANSECT ALTERNATIF II PETA EKSISTING TRANSECT

Metode: adaptasi, modifikasi

Eksisting: Secara umum tipe jenis arsitektur bangunan yang ada di Kawasan Sentra Industri Gerabah Kasongan dibagi menjadi modern dan Jawa. Jenis modern biasanya digunakan untuk showroom sedangkan rumah tipe Jawa merupakan permukiman. Namun saat ini permukiman dengan jenis arsitektur Jawa semakin berkurang sejak peristiwa gempa Jogja 2006.

Rencana

Setiap alternatif rencana sama-sama memberikan keleluasaan bagi pemilik bangunan untuk mengatur desain bangunannya dengan tema besar berupa jenis bangunan modern atau bernuansa budaya Jawa. Setiap pemilik bangunan setidaknya mengkombinasikan bangunannya dengan minimal salah satu dari elemen dari bangunan arsitektur Jawa seperti warna, tekstur, corak, bentuk bangunan, ornamen, maupun furniture yang dimilikinya dengan nuansa Jawa.

FASAD BANGUNAN

No. Elemen Desain Komponen Elemen

4 Jalur Pedestrian, Sirkulasi, dan Parkir

4. JALUR PEDESTRIAN, SIRKULASI, DAN PARKIR

Desain Indikator Konsep Ideal Masalah Potensi Alternatif I (Industri Kreatif) Alternatif II (Ekobudaya) Alternatif III (Desa Wisata Hijau)

1) Jalur Pedestrian a. Tersedia jalur pedestrian yang yang ramah lingkungan dan kontinu di seluruh kawasan wisata dengan menyesuaikan kondisi alam.

Pedestrian yang rusak dan tidak kontinu Sudah terdapat beberapa titik jalur pedestrian meskipun jaraknya tidak terlalu panjang

Jalur pedestrian terletak pada semua kawasan dengan lebar 2 meter untuk optimalisasi mobilitas kendaraan baik mobil maupun truk

Jalur pedestrian terletak pada semua kawasan dengan lebar 3,5 meter untuk optimalisasi keseimbangan mobilitas kendaraan baik mobil maupun truk dan penanaman tanaman peneduh

Jalur pedestrian terletak pada semua kawasan dengan lebar 3,5 meter untuk optimalisasi keseimbangan mobilitas kendaraan baik mobil maupun truk dan penanaman tanaman peneduh

b. Jalur pedestrian harus aman dari gangguan kegiatan lain serta menjamin keselamatan pejalan kaki.

Kecilnya badan jalan sehingga

pembuatan trotoar kurang leluasaTidak dilakukan pengeprasan bangunan Dilakukan pemaprasan bangunan dan pengaturan kegiatan ekonomi di sepanjang koridor

Dilakukan pemaprasan bangunan dan pengaturan kegiatan ekonomi di sepanjang koridor

Di dekat sekolah (SD dan TK) belum memiliki zebracrossPemberian zebra cross di depan TK Beton Pemberian zebra cross di depan TK Beton Pemberian zebra cross di depan TK Beton

Tinggi jalur pedestrian lebih tinggi dari badan jalan sehingga meningkatkan keamanan pejalan kaki

Tumpang tindihnya trotoar dengan fasilitas umum seperti jalur difabel dengan tiang listrik

Pengguna jalur pedestrian yang sedikit (karena panas dan pedestrian rusak) -

c. Terbuat dari material yang tidak licin.Beberapa titik sudah menggunakan paving blok dan jalur difabel sesuai standar sehingga tidak licin

d. Inklusif untuk kelompok difabel.Beberapa jalur pedestrian sudah memiliki jalur khusus difabel

e. Memiliki street furniture dengan bentuk estetik dan khas nuansa budaya Jawa.

f. Memiliki bioswales dan storm water planter di titik-titik rawan genangan dan banjir.

2) Sirkulasi g. Sirkulasi fasilitas dan atraksi wisata mudah diakses.

Kurang tertatanya kios pedagang kaki lima sehingga memakan badan trotoar -

Peninggian muka trotoar untuk membatasi kendaraan dan pejalan kaki

Peninggian muka trotoar untuk membatasi kendaraan dan pejalan kaki

Muka trotoar sama tinggi dengan jalan agar membuat pejalan kaki leluasa dan mengurangi kecepatan kendaraan

Memiliki fasilitas trotoar untuk difabel Memiliki fasilitas trotoar untuk difabel Memiliki fasilitas trotoar untuk difabel

Perbaikan trotoar saja Perbaikan dan penanaman tanaman dengan jarak tertentu pada trotoar dan halaman rumah warga

Perbaikan dan penanaman tanaman dan pemberian jalur teduh pada trotoar

Mempertahankan penggunaan paving block Mempertahankan penggunaan paving block Mempertahankan penggunaan paving block

Perencanaan jalur khusus difabel di seluruh jalur pedestrian Perencanaan jalur khusus difabel di seluruh jalur pedestrian

Perencanaan jalur khusus difabel di seluruh jalur pedestrian

Penerapan konsep 3M (Munggah, Mundur, Madep) Penerapan konsep 3M (Munggah, Mundur, Madep) Penerapan konsep 3M (Munggah Mundur, Madep)

h. Sirkulasi internal maupun internal tidak menyebabkan kemacetan.

i. Memiliki kejelasan batas antar ruang pengguna jalan.

j. Memiliki jalur sepeda dan kantung parkir sepeda yang aman.

Kurangnya penerangan di beberapa titik - Penambahan lampu penerangan

Penambahan lampu penerangan Penambahan lampu penerangan Kurang lengkapnya street furniture seperti bangkuPenambahan bangku di beberapa titik jalur pedestrian Penambahan bangku di beberapa titik jalur pedestrian

Beberapa material pedestrian tidak meresap air sehingga menimbulkan genangan ketika musim penghujan -

Penggunaan materian paving block dengan kemiringan sesuai standar

Belum mengakomodasi konsep bioswales / stormwater planterPerencanaan biopori dan bioswales pada titik-titik rawan banjir saja

Banyak titik jalan berlubang yang membahayakan pengendara

-

Material jalan terbuat dari aspal

Alat pengendali banjir/genangan berada di titik banjir saja karena mengurangi luas jalan untuk kendaraan

Seluruh sirkulasi dua arah sehingga menambah nilai proximity

Belum terdapat jalur evakuasi dan titik kumpul bencana pada kawasan

Merupakan koridor penghubung menuju pusat kecamatan

Merupakan jalur penghubung

antara Kabupaten Bantul bagian timur dan barat

Belum memiliki marka jalan untuk pesepeda maupun parkir on road

-

Penggunaan materian paving block dengan kemiringan sesuai standar

Perencanaan biopori dan bioswales di sepanjang jalur pedestrian

Material jalan terdiri dari dua yaitu terbuat dari paving block dan aspal di beberapa bagian

Alat pengendali banjir/genangan berada di sepanjang jalan raya Kasongan

Penggunaan materian paving block dengan kemiringan sesuai standar

Perencanaan biopori dan bioswales di sepanjang jalur pedestrian

Material jalan terbuat dari paving block

Alat pengendali banjir/genangan berada di sepanjang jalan raya Kasongan

Jalur dua arah di sepanjang Jalan Raya Kasongan Jalur dua arah di sepanjang Jalan Raya Kasongan Jalur dua arah di sepanjang Jalan Raya Kasongan

Perencanaan titik-titik kumpul dan jalur evakuasi Perencanaan titik-titik kumpul dan jalur evakuasi Perencanaan titik-titik kumpul dan jalur evakuasi

Penambahan plang jalan

Penambahan plang jalan

Penambahan plang jalan

Pemberian marka parkir on road

Pemberian marka jalur sepeda dan parkir on road

Pemberian marka jalur sepeda

Belum tersedia jalur sepeda dan parkirnyaJalur khusus sepeda di pusat kawasan saja Memiliki jalur khusus sepeda di seluruh kawasan Memiliki jalur khusus sepeda di seluruh kawasan

k. Jalur wisata (koridor utama dan kampung) yang mudah dikenali dan memiliki fasad khas. -

l. Pengaturan jalur dan tempat transit truk kontainer pengangkut produk ekspor kerajinan.

Memiliki landmark berupa Gapura Kasongan, Ringin Kasongan, dan Jembatan Kasongan yang khas di sepanjang jalan utama

Kontainer diparkirkan di badan jalan dan belum memiliki area khusus untuk bongkar muat -

Pemugaran Gapura Kasongan, Ringin Kasongan, Jembatan Kasongan, dan Gugusan Tugu

Pemugaran Gapura Kasongan, Ringin Kasongan, Jembatan Kasongan, dan Gugusan Tugu

Pemugaran Gapura Kasongan Ringin Kasongan Jembatan Kasongan, dan Gugusan Tugu

Truk kontainer diparkir di pusat kawasan Truk kontainer diparkir di pinggir kawasan dan didukung dengan angkutan pengumpan

Truk kontainer diparkir di pinggir kawasan dan didukung dengan angkutan pengumpan

-
-
-
-

No. Elemen Desain Komponen

4 Jalur Pedestrian, Sirkulasi, dan Parkir

4. JALUR PEDESTRIAN, SIRKULASI, DAN PARKIR

Elemen Desain Indikator Konsep Ideal Masalah Potensi Alternatif I (Industri Kreatif) Alternatif II (Ekobudaya) Alternatif III (Desa Wisata Hijau)

3) Transportasi m. Terintegrasi dengan transportasi umum yang menjangkau seluruh kawasan, terhubung dengan pusat kota dan simpul transportasi, serta beroperasi pada pagi hingga malam.

n. Moda transportasi yang khas dan accessible ke atraksi-atraksi wisata seperti sepeda, bikeshare, becak, dan andong

o. Titik transit di sekitar tempat strategis seperti UPT Pengembangan Keramik, area komersil, dan open space.

4) Parkir p. Area parkir berada di setiap atraksi wisata (of road maupun on road)

Belum adanya rute transportasi umum dan titik transit seperti halte

Pengadaan jalur dan armada Trans Jogja maupun bus kuning (suttle bus)

Pengadaan jalur dan armada Trans Jogja maupun bus kuning (suttle bus)

Pengadaan jalur dan armada Trans Jogja maupun bus kuning (suttle bus)

q. Area parkir di beberapa titik lokasi dilengkapi dengan sepeda sebagai transportasi pengumpan.

r. Bangunan pusat kawasan dan UPT Pengembangan Keramik Kasongan memiliki lahan parkirnya sendiri.

s. Area parkir menggunakan material ramah lingkungan dan memiliki pori-pori untuk menyerap air.

Transportasi tradisional seperti becak dan kol kuning sudah tidak ada -

Belum adanya rute transportasi umum dan titik transit seperti halte -

Belum memadainya batasan zona parkir kendaraan yang jelas -

Lahan parkir yang tidak memadai dan sempitnya jalan utama sehingga menimbulkan sebaran parkir on street yang memicu kemacetan

Tidak memiliki fasilitas parkir sepeda -

-

Suttle bus dicat dengan motiff batik / budaya Jawa Suttle bus dicat dengan motiff batik / budaya Jawa Suttle bus dicat dengan motiff batik / budaya Jawa

Penambahan halte

Penambahan halte

Penambahan halte

Area parkir off road agar tidak menghalangi mobilitas kendaraan terutama truk kontainer

Area parkir on road dan off road (kantung parkir) Area parkir on road agar tidak mengurangi lahan untuk menjaga alam

Pengadaan parkir off street dan pelebaran jalan untuk menambah space parkir on street

Pengadaan parkir off street dan pelebaran jalan untuk menambah space parkir on street

Pengadaan parkir off street dan pelebaran jalan untuk menambah space parkir on street

-

Pengadaan halte sepeda dan persewaan sepeda Pengadaan halte sepeda dan persewaan sepeda Pengadaan halte sepeda dan persewaan sepeda

-

UPT Kasongan dan tempat pelatihan gerabah sudah memiliki lahan parkir sendiri

Bahan material parkir menggunakan paving blok yang meresap air

Pengadaan lahan parkir pada pusat kegiatan yang baru

Pengadaan lahan parkir pada pusat kegiatan yang baru

Pengadaan lahan parkir pada pusat kegiatan yang baru

Sudah terpenuhi Sudah terpenuhi Sudah terpenuhi

-

Metode: kombinasi, adaptasi, modifikasi, penggunaan lain, revisi

Eksisting Pedestrian: Secara eksisting, Kawasan Kasongan telah memiliki jalur pedestrian sejak dilakukan pembangunan besar-besaran pascagempa bumi Jogja 2006. Namun saat ini jalur pedestrian tersebut kian rusak dan terganggu oleh kegiatan lain seperti jualan pedagang dan tempat parkir.

Eksisting Jalur Sepeda

Belum ada

JALUR PEDESTRIAN DAN SEPEDA

Kondisi Eksisting Jalan Raya Kasongan

Alternatif I (Kawasan Industri Kreatif)

Alternatif (Ekobudaya)

Alternatif (Kawasan Desa Wisata Hijau)

Metode: modifikasi, penggunaan lain, revisi

Eksisting: Ruang parkir eksisting di kawasan amatan cenderung sedikit dan hanya dimiliki oleh perorangan saja. Biasanya kendaraan pengunjung banyak yang parkir di badan jalan baik kendaraan roda dua, roda empat, maupun kendaraan berat seperti truk, container, dan bus pariwisata.

Alternatif Rencana I (Industri Kreatif)

• 100% lahan-1 dibangun ruang parkir (wisata)

• 100% lahan-2 dibangun ruang parkir (bongkar muat)

• 50% lahan-3 dibangun ruang parkir (bongkar muat dan wisata)

Alternatif Rencana II (Ekobudaya)

• 100% lahan-1 dibangun ruang parkir (wisata)

• 50% lahan-2 dibangun ruang parkir (bongkar muat)

• 30% lahan-3 dibangun ruang parkir (bongkar muat dan wisata)

Alternatif Rencana III (Desa Wisata Hijau)

• 100% lahan-1 dibangun ruang parkir (wisata)

RUANG PARKIR
PETA RUANG PARKIR ALTERNATIF III PETA RUANG PARKIR ALTERNATIF I PETA RUANG PARKIR ALTERNATIF II PETA EKSISTING RUANG PARKIR

Metode: adaptasi, modifikasi, penggunaan lain, revisi

Eksisting: Saat ini sirkulasi kawasan amatan khususnya untuk kendaraan berat sudah cukup baik dengan memberlakukan satu arah sehingga mengurangi kemacetan atau kepadatan. Yang masih kurang adalah lahan parkir off road untuk kendaraan besar agar ketika parkir kendaraan tersebut tidak menghalangi pengendara lain.

Alternatif Rencana I (Industri Kreatif)

• Mengizinkan truk bermuatan berat untuk lewat di Jalan Raya Kasongan

• Arus kendaraan berat boleh melewati Jalan Mrisi – Madukismo

Alternatif Rencana II (Ekobudaya)

• Tidak mengizinkan truk bermuatan berat untuk lewat di Jalan Raya Kasongan melainkan melewati jalur alternatif Kasongan

• Arus kendaraan berat boleh melewati Jalan Mrisi – Madukismo

Alternatif Rencana III (Desa Wisata Hijau)

• Tidak mengizinkan truk bermuatan berat untuk lewat di Jalan Raya Kasongan melainkan melewati jalur alternatif Kasongan

• Arus kendaraan berat tidak boleh melewati Jalan Mrisi – Madukismo melainkan langsung ke Jalan Bantul.

SIRKULASI
PETA SIRKULASI ALTERNATIF I
PETA SIRKULASI ALTERNATIF III
PETA EKSISTING SIRKULASI
PETA SIRKULASI ALTERNATIF II

Metode: adaptasi, modifikasi, revisi

Eksisting: Hingga saat tulisan ini dibuat, Kawasan Wisata Kasongan belum terintegrasi dengan trayek Trans Jogja (TJ) dan belum memiliki halte TJ tersebut. Padahal kawasan ini berada di Kecamatan Kasihan yang seharusnya dilalui oleh TJ yang ditangani oleh Kartamantul. Bus lokal dan kol kuning pun sudah lama punah dan tidak pernah terlihat lagi di kawasan ini.

Alternatif Rencana I (Industri Kreatif)

• Pengadaan rute Trans Jogja dengan

melewati Jalan Raya Kasongan – Jalan Mrisi

Alternatif Rencana II (Ekobudaya)

• Pengadaan rute Trans Jogja dengan

melewati Jalan Raya Kasongan – Jalan Mrisi

• Integrasi jalur bus lokal yang melewati Jalan

Bantul

Alternatif Rencana III (Desa Wisata Hijau)

• Pengadaan rute Trans Jogja dengan

melewati Jalan Raya Kasongan – Jalan

Alternatif Kasongan – Jalan Mrisi

• Integrasi jalur bus lokal yang melewati Jalan

Bantul

TRANSPORTASI PUBLIK

Metode: modifikasi, eliminasi, revisi

Eksisting: Banyak jalan yang berlubang dan tergenang air ketika musim hujan

Rencana

Semua alternatif rencana melakukan perbaikan pada setiap jalan berlubang dan dilakukan pembangunan bioswale sebagai upaya antisipasi genangan di musim penghujan.

MASALAH JALAN

No. Elemen Desain Komponen Elemen Desain Indikator Konsep Ideal Masalah Potensi Alternatif I (Industri Kreatif) Alternatif II (Ekobudaya) Alternatif III (Desa Wisata Hijau)

5 RTH dan Vegetasi 1) RTH a. Terdapat ruang terbuka hijau di beberapa pusat kawasan dan lahan peruntukan taman desa yang menarik dan interaktif

Belum adanya ruang terbuka publik yang mampu menampung kegiatan atau event bersama dalam skala besar

Area permukiman perajin gerabah memiliki vegetasi yang sangat rindang

Ruang terbuka publik berada di taman desa dan bantaran Sungai Bedog

Perencanaan ruang terbuka bersifat aktif dalam bentuk taman maupun fasilitas olahraga

Ruang terbuka publik berada di taman desa, bantaran Sungai Bedog, dan beberapa lahan pinggir Jalan Raya Kasongan

Ruang terbuka publik berada di taman desa, bantaran Sungai Bedog, dan beberapa lahan pinggir Jalan Raya Kasongan

Perencanaan ruang terbuka bersifat aktif dalam bentuk taman maupun fasilitas olahraga

Perencanaan ruang terbuka bersifat aktif dalam bentuk taman maupun fasilitas olahraga

b. Mengalokasikan lahan tidak terpakai sebagai pocket park (RTH).

RTH di sempadan sungai tidak terawat

Terdapat beberapa lahan yang potensial dikembangkan sebagai RTH seperti lahan kosong sekitar makam, pinggir sungai, dan peruntukan taman desa

RTH di peruntukan taman desa tidak direncanakan -

c. RTH tidak hanyak berfungsi sebagai daya tarik (pasif) namun juga sebagai ruang edukasi alam dan budaya maupun kegiatan lain seperti olahraga (aktif).

2) Vegetasi d. Terdapat vegetasi yang memadai baik berupa tanaman hias maupun tanaman peneduh.

e. Vegetasi ditanam di sepanjang jalan untuk mengindikasikan bukan jalan raya berkecepatan tinggi.

Minimnya kuantitas dan kualitas

RTH di sepanjang koridor utama sebagai ruang interaksi sosial

Penambahan bangunan permanen maupun nonpermanen dengan tetap berkonsep alambudaya Jawa

Menambah lapangan olahraga permanen seperti lapangan basket dan lapangan lari sebagai RTH

Di beberapa titik kawasan memiliki beberapa titik pemandangan lanskap sawah yang menarik -

Minimnya vegetasi perindang baik yang bersifat publik maupun privat -

Sedikitnya jumlah pohon di sepanjang jalan utama kawasan -

f. Vegetasi berada di titik-titik tertentu jalur pedestrian agar membuat udara lebih segar. -

Terdapat beberapa titik yang memiliki kuantitas vegetasi tinggi (rindang)

Menambah fasilitas tidak permanen di semua RTH termasuk bantaran Sungai Bedog

Menambah fasilitas tidak permanen di semua RTH termasuk bantaran Sungai Bedog

Menambah lapangan olahraga non permanen seperti lapangan bola dan jogging track

RTH di peruntukan taman desa dikembangkan dalam bentuk optimalisasi sentra gerabah sekaligus kelestarian alam

Menambah lapangan olahraga non permanen seperti lapangan bola dan jogging track

RTH di peruntukan taman desa dikembangkan dalam bentuk optimalisasi sentra gerabah sekaligus kelestarian alam

Penambahan vegetasi pada RTH Penambahan vegetasi pada RTH, koridor jalan, dan permukiman Penambahan vegetasi pada RTH, koridor jalan, dan permukiman

Penambahan vegetasi pada titik/area tertentu saja Penambahan vegetasi di sepanjang Jalan Raya Kasongan

Penambahan vegetasi di sepanjang Jalan Raya Kasongan

RTH dan permukiman memiliki kuantitas vegetasi yang tinggi

RTH, koridor, dan permukiman memiliki kuantitas vegetasi yang tinggi

RTH, koridor, dan permukiman memiliki kuantitas vegetasi yang tinggi

5. RTH DAN VEGETASI

Metode: Substitusi, kombinasi, adaptasi, modifikasi, penggunaan lain, revisi

Eksisting: RTH di Kawasan amatan terdiri dari RTH publik dan privat. RTH publik sendiri terbagi menjadi tanah khas desa, peruntukan taman desa, dan bantaran Sungai Bedog. Hingga bulan Maret 2021 semua RTH publik tersebut belum direncanakan dengan baik justru terlihat terbengkalai.

Alternatif Rencana I (Industri Kreatif)

• Pengembangan dan perencanaan RTH pada 30% RTH Taman Desa (A), 100% lahan

D, 100% lahan E, dan 100% sempadan Sungai Bedog (lahan F)

Alternatif Rencana II (Ekobudaya)

• Pengembangan dan perencanaan RTH pada 50% RTH Taman Desa (A), 50% lahan B, 30% lahan C, 100% lahan D, 100% lahan E, dan 100% sempadan Sungai Bedog (lahan F)

Alternatif Rencana III (Desa Wisata Hijau)

• Pengembangan dan perencanaan RTH pada 100% RTH Taman Desa (A), 100% lahan

B, 100% lahan C, 100% lahan D, 100% lahan E, dan 100% sempadan Sungai Bedog (lahan F)

PERSEBARAN RTH
PETA RTH ALTERNATIF I
PETA RTH ALTERNATIF III
PETA EKSISTING RTH
PETA RTH ALTERNATIF II

EKSISTING

Vegetasi yang ada di kawasan amatan cukup beragam. Terdapat pohon beringin yang sudah berumur ratusan tahun dan menjadi ikon kawasan ini. Selain itu beberapa warga juga berinisiatif menanam beberapa vegetasi di depan maupun terasnya walau jumlahnya belum begitu banyak. Vegetasi yang kurang membuat Kawasan Wisata Kasongan terasa sangat terik di siang hari.

RENCANA

Semua alternatif rencana mewajibkan setiap pemilik bangunan terutama yang berada di sepanjang Jalan Raya Kasongan untuk menanam setidaknya satu buah vegetasi di teras atau halaman rumahnya. Perbedaannya adalah pada bobot kuantitas penanaman vegetasi pada lahan publik di mana alternatif III > alternatif II > alternatif I.

PETA VEGETASI ALTERNATIF II

PENANAMAN VEGETASI
I
PETA VEGETASI ALTERNATIF III
PETA VEGETASI ALTERNATIF
PETA EKSISTING VEGETASI

POLUSI PABRIK GULA MADUKISMO

EKSISTING

Lokasi kawasan amatan yang relatif dekat dari Pabrik Gula Madukismo (kurang lebih 1km) telah membawa dampak negatif berupa pencemaran berbagai jenis limbah. Pencemaran tersebut dapat diklasifikasikan menjadi pencemaran limbah padat, limbah cair, pencemaran asap, dan pencemaran bunyi

RENCANA

Setiap alternatif rencana menghimbau kepada pihak Pabrik Gula Madukismo maupun pemerintah untuk sama-sama mengembangkan teknologi dalam hal produksi (manufaktur). Mengingat Pabrik Gula Madukismo yang telah berdiri sejak 1955 saat ini membutuhkan perawatan mesin dan armada.

Ditambah lagi, Pabrik Gula Madukismo merupakan satu-satunya pabrik gula yang masih tersisa di Kabupaten Bantul (dari 17 pabrik gula yang ada) sehingga layak untuk diberikan maintenance dengan mekanisme pendanaan tertentu. Terlebih pabrik ini juga merupakan salah satu destinasi wisata edukasi yang ada di Kabupaten Bantul.

No. Elemen Desain Komponen

6 Sarana Prasarana Wisata

SARANA PRASARANA WISATA

Elemen Desain Indikator Konsep Ideal Masalah Potensi Alternatif I (Industri Kreatif) Alternatif II (Ekobudaya) Alternatif III (Desa Wisata Hijau)

3) Akomodasi a. Tersedia ragam pilihan penginapan untuk kebutuhan akomodasi wisatawan di dalam kawasan

b. Penginapan memiliki karakter identitas yang kuat yaitu bernuansa budaya Jawa dan alam.

c. Tersedia fasilitas e-booking melalui website dan aplikasi travel. -

-

Terdapat penginapan berupa

OYO dan rumah warga (namun tidak memiliki penanda)

-

Penginapan boleh sempit yang penting berada strategis

Desain penginapan OYO memiliki arsitektural budaya Jawa

Terdapat fasilitas ebooking melalui WA

Penginapan memiliki lahan luas dan harus mengekspose nuansa alam di dalamnya

Penginapan/sarana akomodasi bernuansa modern dan berada di pusat kawasan

Penginapan/sarana akomodasi bernuansa Jawamodern dan berada di beberapa titik pada kawasan

Pelatihan pemasaran dan pengenalan teknologi kepada pengelola wisata

Pelatihan pemasaran dan pengenalan teknologi kepada pengelola wisata

Penginapan memiliki lahan luas dan harus mengekspose nuansa alam di dalamnya

Penginapan/sarana akomodasi bernuansa Jawamodern dan berada di beberapa titik pada kawasan

Pelatihan pemasaran dan pengenalan teknologi kepada pengelola wisata

1) Sarana d. Belum memiliki toko oleh-oleh nonkerajinan Belum adanya toko oleh-oleh nongerabah atau kerajinan

e. Kafe dan restoran menyuguhkan kuliner lokal, Belum adanya tempat duduk publik maupun furnitur jalan yang mendorong terjadinya interaksi sosial

f. Penataan street food untuk menambah daya tarik wisata -

g. Penyediaan fasilitas umum seperti toilet, tempat ibadah, dan ATM/ Bank/Money Changer -

h. Tersedia wi-fi publik atau sewa wi-fi portable

i. Terdapat rain garden dan biopori untuk mencegah genangan saat musim hujan.

j. Terdapat tempat sampah di titik-titik wisata serta memiliki sistem persampahan komunal.

2) Prasarana k. Utilitas lingkungan lengkap dan menjangkau seluruh Kawasan

l. Drainase sesuai dengan kapasitas dan dapat mencegah genangan

Sudah ada kafe di pinggir Sungai Bedog

Perencanaan toko oleh-oleh di koridor Jalan Raya Kasongan dan Taman Desa

Menempatkan gazebo dan amphitheater pada areaarea yang tidak terkena jangkauan seperti taman desa dan taman sungai agar menambah atraksi/fasilitas dan mempertahankan keamanan

Perencanaan toko oleh-oleh di koridor Jalan Raya

Kasongan dan Taman Desa

Menempatkan gazebo dan amphitheater di semua

area kawasan dengan tetap mempertahankan fungsi utama dan memperhatikan ketentuan sempadan

Terdapat beberapa kios makanan di sepanjang jalan utama kawasan

Sudah terdapat fasilitas lingkungan yang dapat digunakan wisatawan seperti tempat ibadah, toilet pribadi, pos kamling, dan balai warga.

Street food berada linier dengan Jalan Raya Kasongan

Penambahan toilet umum yang tidak terintegrasi dengan rumah warga

Street food berada di beberapa titik koridor Jalan Kasongan dan dekat RTH untuk menghidupkan kawasan

Penambahan toilet umum yang tidak terintegrasi dengan rumah warga

Perencanaan toko oleh-oleh di koridor Jalan Raya

Kasongan dan Taman Desa

Menempatkan gazebo dan amphitheater pada area-area di sepanjang koridor Jalan Kasongan dan permukiman agar meningkatkan atraksi dengan tetap menjaga kelestarian alam

Street food berada di dekat RTH untuk menghidupkan kawasan

Penambahan toilet umum yang tidak terintegrasi dengan rumah warga

Belum memiliki fasilitas wifiPenambahan area free wifi pada taman desa Penambahan area free wifi pada taman desa Penambahan area free wifi pada taman desa

Belum memiliki fasilitas rain garden dan bioporiPerencanaan rain garden pada titik-titik rawan genangan

Sampah liar di Sungai Bedog tidak tertangani dengan baik

Prasarana lingkungan lengkap namun beberapa kurang berfungsi dengan baik, contohnya drainase

Sampah di area permukiman, komersil, dan jasa tertangani dengan baik

Sudah terkoneksi jaringan internet, listrik, dan telepon di seluruh kawasan

Jaringan drainase dan resapan yang bermasalah sehingga selalu terjadi genangan ketika musim penghujan -

Perencanaan rain garden pada titik-titik rawan genangan

Sistem persampahan door to door dan dibakar Sistem persampahan komunal dan memiliki unit bank sampah yang menampung sampah wisata

Penambahan jalu prasarana seperti sampah, listrik, dan drainase

Penambahan jalu prasarana seperti sampah, listrik, dan drainase

Sistem drainase tertutup Sistem drainase terbuka dan tertutup bergantung lokasi

Perencanaan rain garden pada titik-titik rawan genangan

Sistem persampahan komunal dan memiliki unit bank sampah yang menampung sampah wisata

Penambahan jalu prasarana seperti sampah, listrik, dan drainase

Sistem drainase terbuka

6.

Metode: adaptasi, modifikasi, revisi

EKSISTING: Meskipun direncanakan dalam pengembangan wisata buatan, kawasan amatan belum tersedia cukup penginapan. Hanya ada satu buah penginapan OYO dan satu buah hotel akademik yang bekerja sama dengan SMK 1 Sewon jurusan perhotelan. Untuk kegiatan homestay dilaksanakan di rumah warga namun belum terencana. Homestay Kasongan juga belum menjadi finalis lomba homestay yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul pada Maret 2021.

Alternatif Rencana I (Industri Kreatif)

• Pengembangan penginapan/homestay

dengan daya tarik Sungai Bedog

• Pengembangan penginapan/homestay di area peruntukan taman desa

• Setiap rumah warga (perajin) boleh

mengadakan kegiatan menginap dengan izin RT

Alternatif Rencana II (Ekobudaya)

• Pengembangan penginapan/homestay

dengan daya tarik Sungai Bedog

• Pengembangan penginapan/homestay di area peruntukan taman desa

• Setiap rumah warga (perajin) boleh

mengadakan kegiatan menginap dengan izin RT

Alternatif Rencana III (Desa Wisata Hijau)

• penginapan/homestay di area peruntukan taman desa

• Setiap rumah warga (perajin) boleh

mengadakan kegiatan menginap dengan izin RT

HOMESTAY
PETA PERSEBARAN HOMESTAY ALTERNATIF III PETA PERSEBARAN HOMESTAY ALTERNATIF I PETA PERSEBARAN HOMESTAY ALTERNATIF II PETA EKSISTING PERSEBARAN HOMESTAY

EKSISTING: Setidaknya terdapat empat masjid yang ada di dalam dan sekitar kawasan amatan. Namun, untuk mushola belum banyak disediakan karena hingga saat ini Kasongan lebih banyak didominasi oleh wisata belanja dengan lama tinggal wisatawan yang tergolong sangat singkat.

RENCANA

Penyediaan mushola pada daya tarik yang dikelola bersama seperti Diorama Nusantara dan Taman Puri Kasongan

SARANA IBADAH

Metode: adaptasi, modifikasi, penggunaan lain, eliminasi

EKSISTING: Kawasan amatan belum memiliki TPS dan Bank Sampah. Sampah warga biasanya langsung diangkut ke TPA Piyungan dan sebagian warga masih membakar sampahnya. Beberapa warga yang lain juga masih membuang sampahnya di Sungai Bedog sehingga bantaran Sungai Bedog menjadi kotor dan tidak terawat.

Alternatif Rencana I (Industri Kreatif)

• Pembangunan sebuah TPS beserta fasilitas bank sampah

Alternatif Rencana II (Ekobudaya)

• Pembangunan dua buah TPS beserta fasilitas bank sampah

Alternatif Rencana III (Desa Wisata Hijau)

• Pembangunan empat buah TPS beserta fasilitas bank sampah

TPS DAN BANK SAMPAH
PETA TPS DAN BANK SAMPAH ALTERNATIF III PETA TPS DAN BANK SAMPAH ALTERNATIF I PETA TPS DAN BANK SAMPAH ALTERNATIF II PETA EKSISTING PERSEBARAN TPS DAN BANK SAMPAH

Metode: modifikasi

EKSISTING: Untuk jaringan telepon, seluruh Kawasan Sentra Industri Gerabah Kasongan telah terlayani dengan baik. Salah satu menara pemancar sinyal telepon juga terdapat di kawasan amatan.

RENCANA

Semua alternatif akan mengembangkan jaringan telepon sesuai dengan kerja sama antara PT Telkom dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul.

JARINGAN EVAKUASI KEBAKARAN

Metode: kombinasi, penggunaan lain

EKSISTING: Telah terintegrasi dengan jalur evakuasi kebakaran. Namun, kawasan ini belum memiliki titik kumpul yang menjangkau seluruh kawasan.

RENCANA

Semua Alternatif akan mengembangkan jaringan evakuasi kebakaran termasuk titik kumpul sesuai dengan kerja sama antara BPBD, Damkar, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul.

JARINGAN TELEPON

Metode: modifikasi

EKSISTING: Sumber air bersih yang digunakan oleh warga terbagi menjadi dua yaitu sumur dan jaringan PDAM. Secara umum air bersih di kawasan ini sudah terpenuhi meskipun terkadang air dari jaringan PDAM hanya mengalir pada jam-jam tertentu saja. Untuk sumur warga tidak terpengaruh oleh limbah Pabrik Gula Madukismo karena pencemaran limbah cair hanya menyerang sawah dan drainase.

RENCANA

Semua alternatif akan mengembangkan jaringan air bersih sesuai dengan kerja sama antara PDAM dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul.

JARINGAN DRAINASE

Metode: modifikasi

EKSISTING: Drainase bermuara ke Sungai Bedog sedangkan saluran limbah bermuara ke IPAL Sewon

RENCANA

Semua alternatif akan mengembangkan jaringan drainase sesuai dengan kerja sama antara Kartamantul dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul.

JARINGAN AIR BERSIH

INFORMASI DAN PENANDA

No. Elemen Desain Komponen Elemen Desain Indikator Konsep Ideal Masalah Potensi Alternatif I (Industri Kreatif) Alternatif II (Ekobudaya) Alternatif III (Desa Wisata Hijau)

7 Sistem Informasi

dan Penanda

1) Landmark a. Terdapat landmark berupa monumen / sculpture yang mewakili karakter kawasan. -

b. Terdapat street furniture berupa patung prajurit Keraton Ngayogyakarta di setiap pusat kegiatan.

2) Penanda Informasi c. Petunjuk arah tersebar di seluruh kawasan wisata dan titik transit

-

Penggunaan media iklan dan promosi pada tiang listrik dan pohon mengurangi kualitas visual lingkungan

Terdapat beberapa penanda yang sudah fenomenal sejak dulu yaitu Gapura Kasongan, Ringin Kasongan, Sungai Bedog, dan Tugu Muda Kasongan

Pengembangan penanda lain seperti patung bregada Keraton mulai dikembangkan

Pembanguan Landmark berbentuk bangunan yang berhubungan dengan karakter dan fungsi kawasan sebagai kawasan wisata kreatif kerajinan

Pembanguan Landmark berbentuk bangunan dan ruang bergantung pada lokasi langmark tersebut ditempatkan

Pengembangan landmark berbentuk ruang yang dapat menampung kegiatan

Street furniture dirancang memiliki desain modern Street furniture dirancang memiliki desain modern serta bernuansa alam dan kebudayaan

Street furniture dirancang memiliki desain bernuansa alam dan kebudayaan

Penanda menggunakan material ramah lingkungan Penanda menggunakan material ramah lingkungan Penanda menggunakan material ramah lingkungan

-

Penanda tempat edukasi pembuatan gerabah belum jelas -

Beberapa petunjuk dan informasi

dipaku pada pohon sehingga tidak ramah lingkungan -

d. Petunjuk arah mudah dibaca meskipun sedang berkendara.

e. Penunjuk arah memiliki desain khas dengan gaya budaya Jawa atau berwarna merah bata.

f. Petunjuk arah memberikan informasi sirkulasi baik kepada wisatawan maupun truk kontainer untuk kegiatan ekspor

g. Menyampaikan informasi yang lengkap, menarik, serta mudah dipahami.

Terlalu berdempetannya papan iklan membuat wisatawan kesulitan melihat sambil berkendara -

Petunjuk arah menggunakan besi dan logam seperti biasanya -

Belum adanya petunjuk arah untuk kendaraan besar seperti seperti kontainer dan bus pariwisata -

Belum ada penanda masuk kawasan wisata yang menarik di sebelah utara dan barat kawasan -

Penanda yang mengedukasi

masyarakat masih sedikit (contohnya tentang peduli

lingkungan)

Penambahan plang edukasi pembuatan gerabah dengan desain modern Penambahan plang edukasi pembuatan gerabah dengan desain modern, bernuansa alam, dan kental akan budaya Jawa

Penambahan plang edukasi pembuatan gerabah dengan desain bernuansa alam dan kental akan budaya Jawa

Penurunan penanda yang tidak ramah lingkungan Penurunan penanda yang tidak ramah lingkungan Penurunan penanda yang tidak ramah lingkungan

Pengaturan papan iklan sesuai dengan aturan yang berlaku

Bentuk dan warna signage sesuai karakter kawasan (merah bata atau bernuansa alam)

Penambahan petunjuk arah untuk jalur truk kontainer

Pengaturan papan iklan sesuai dengan aturan yang berlaku

Pengaturan papan iklan sesuai dengan aturan yang berlaku

Bentuk dan warna signage sesuai karakter kawasan (merah bata atau bernuansa alam)

Bentuk dan warna signage sesuai karakter kawasan (merah bata atau bernuansa alam)

Penambahan petunjuk arah untuk jalur truk kontainer

Penambahan petunjuk arah untuk jalur truk kontainer

Penanda yang bersifat edukasi lingkungan disebar di zona konservasi saja

Penanda yang bersifat edukasi lingkungan disebar di seluruh kawasan wisata

Penanda yang bersifat edukasi lingkungan disebar di seluruh kawasan wisata

Penambahan papan edukasi lingkungan untuk masyarakat dan pengunjung wisata

Penambahan papan edukasi lingkungan untuk masyarakat dan pengunjung wisata

Penambahan papan edukasi lingkungan untuk masyarakat dan pengunjung wisata

2) Pusat Informasi h. Memiliki Pusat Informasi Wisata yang terintegrasi dengan UPT Pengembangan Keramik

4) Promosi Wisata i. Promosi pariwisata secara masif dan menarik melalui platform informasi digital (web, apps, dan social media)

-

Pusat informasi wisata menjadi satu dengan UPT namun bersifat pasif -

Belum memiliki akun instagram

Desa Wisata Kasongan

Pusat informasi berada di pusat kawasan Pusat informasi berada di setiap daya tarik/objek wisata

Beberapa usaha gerabah sudah memiliki akun instagram

Pemasaran produk kerajinan sudah mendunia

Pelatihan pemasaran dan promosi usaha

Pusat informasi berada di setiap daya tarik/objek wisata

Pelatihan pemasaran dan promosi usaha Pelatihan pemasaran dan promosi usaha

7. SISTEM
-

Metode: substitusi, adaptasi, kombinasi, modifikasi, revisi

Metode: Substitusi, kombinasi, adaptasi, modifikasi, revisi

EKSISTING: Terdapat landmark kawasannya yang ikonik seperti Gapura Kasongan, Ringin Kasongan, Jembatan Kasongan, dan Tugu Muda Kasongan.

Sayangnya, landmark tersebut hanya bersifat pasif, padahal dengan perencanaan yang baik landmark tersebut dapat menjadi pusat aktivitas atau kegiatan wisata dan terjaga karakternya hingga ke depannya.

Alternatif Rencana I (Industri Kreatif)

• Pembangunan empat landmark baru

• Revitalisasi/Redesign landmark tugu, jembatan Kasongan, dan Ringin Kasongan

• Pengembangan taman di sekitar Gapura

Kasongan

Alternatif Rencana II (Ekobudaya)

• Pembangunan dua landmark baru

• Revitalisasi/Redesign landmark tugu, jembatan Kasongan, dan Ringin Kasongan

• Pengembangan taman di sekitar Gapura

Kasongan

Alternatif Rencana III (Desa Wisata Hijau)

• Pembangunan dua landmark baru

• Revitalisasi/Redesign landmark tugu, jembatan Kasongan, dan Ringin Kasongan

• Pengembangan taman di sekitar Gapura

Kasongan

LANDMARK
PETA LANDMARK KAWASAN ALTERNATIF III PETA LANDMARK KAWASAN ALTERNATIF I PETA LANDMARK KAWASAN ALTERNATIF II PETA EKSISTING LANDMARK KAWASAN

Metode: adaptasi, kombinasi, modifikasi, revisi

EKSISTING

Meskipun secara fungsional Desa Kasongan belum memiliki Pusat Informasi Wisatanya, namun sudah terdapat UPT Kerajinan Keramik Kasongan dan Koperasi Perajin. Namun, kedua pihak tersebut biasanya mengarahkan pencari data ke kediaman Kepala Dukuh Kajen dan anaknya yang merupakan ketua karang taruna.

RENCANA

Semua alternatif sama-sama akan membangun pusat informasi wisata di gedung UPT Kerajinan Keramik Kasongan dan gedung baru di peruntukan taman desa.

PENANDA (PAPAN) INFORMASI

Metode: adaptasi, modifikasi, revisi

EKSISTING

Penanda atau papan informasi yang ada di Kasongan biasanya berada di sepanjang Jalan

Raya Kasongan. Namun informasi yang ada hanyalah terkait dengan jualan warga saja sementara papan informasi tentang pentingnya kelestarian lingkungan dan penunjuk arah wisata Petilasan Kyai Song juga belum terencana dengan baik

RENCANA

Semua alternatif sama-sama akan membangun beberapa papan informasi dan penunjuk arah utamanya di empat titik yang ada.

PUSAT INFORMASI WISATA

No. Elemen Desain Komponen Elemen Desain

8 Kelembagaa

n dan Sosial Ekonomi

1) Kelompok ekonomi

pengelola

wisata

(pokdarwis)

Indikator Konsep Ideal Masalah Potensi Alternatif I (Industri Kreatif) Alternatif II (Ekobudaya) Alternatif III (Desa Wisata Hijau)

a. Aktifnya kelompok pengelola wisata (pokdarwis) dan kelompok perajin gerabah

Terdapat lembaga sebagai wadah

kelompok pengelola wisata

(Pokdarwis) namun memiliki kerja sama yang tidak maksimal

Belum kuatnya integrasi antara

kelembagaan lokal dengan Dinas

Pariwisata dan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten Bantul

-

b. Populasi dan persebaran pengrajin, seniman, dan komunitas seni-budaya

Generasi muda yang mulai enggan meneruskan usaha sebagai pembuat gerabah (kebanyakan berkarir ke kota)

c. Tersedia tourguide atau interpreter bersertifikasi Tidak memiliki tour guide karena banyak usaha bersifat individu (kompetisi tinggi) -

d. Terdapat program dan fasilitas pengembangan skill, pengetahuan, dan inovasi. -

-

Pembenahan birokrasi dan kerja sama dengan pihak-pihak mitra secara horizontal

Pembenahan birokrasi dan kerja sama dengan pihak-pihak mitra secara horizontal

Pembenahan birokrasi dan kerja sama dengan pihak-pihak mitra secara horizontal

2) Kolaborasi antar stakeholder

e. Terjalinnya kerja sama (kolaborasi) antar komunitas seni budaya, masyarakat, seniman, pengrajin dan organisasi wisata dalam kegiatan perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi kegiatan pariwisata

f. Terjalinnya kemitraan dengan pihak luar seperti pemerintah, perguruan tinggi / pusat studi, NGO, dan swasta.

Terdapat kegiatan pengembangan skill perajin dari pihak pemerintah, perguruan tinggi, dan seniman.

Kerja sama dengan pemerintah belum kuat -

Program motivasi, pengembangan kapasitas, dan pendampingan usaha untuk generasi muda

Program motivasi, pengembangan kapasitas, dan pendampingan usaha untuk generasi muda

Program motivasi, pengembangan kapasitas, dan pendampingan usaha untuk generasi muda

Pengadaan pelatihan tour guide untuk tingkat nasional Pengadaan pelatihan tour guide untuk tingkat nasional

Edukasi dan dukungan terkait dengan pengembangan kerajinan berkelanjutan dan ramah lingkungan seperti incinerator gerabah

Pembenahan birokrasi dan kerja sama dengan pihak-pihak mitra secara vertikal

Edukasi dan dukungan terkait dengan pengembangan kerajinan berkelanjutan dan ramah lingkungan seperti incinerator gerabah

Pembenahan birokrasi dan kerja sama dengan pihak-pihak mitra secara vertikal

Pengadaan pelatihan tour guide untuk tingkat nasional

Edukasi dan dukungan terkait dengan pengembangan kerajinan berkelanjutan dan ramah lingkungan seperti incinerator gerabah

Pembenahan birokrasi dan kerja sama dengan pihak-pihak mitra secara vertikal

Sudah ada kolaborasi antara perajin gerabah dengan Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul dan Kampus ISI Yogyakarta

3)

Keberlanjutan

Usaha Rakyat

h. Terdapat keberlanjutan rantai pasok usaha kerajinan Bahan baku lempung yang semakin susah dicari (harus ekspor dari luar kawasan) -

Diversifikasi produk kerajinan yang terlalu luas dapat mengurangi karakter/branding kawasan -

Terdapat diversifikasi produk seperti kerajinan keramik, batu, kayu, rotan, tas kulit, dsb

Pemerintah mulai menggandeng lembaga masyarakat dan sektor privat dalam pengelolaan pariwisata namun kedudukan pemerintah masih dominan dimana secara hirarki berada di atas lembaga masyarakat dan sektor privat

Menjalin kerja sama dengan penyedia bahan baku terutama yang bersifat tidak dapat diperbaharui

Melakukan pengawasan dan pendataan pada staholder yang akan mendirikan/mengembangkan usaha di kawasan Sentra Industri Gerabah Kasongan

Pemberian edukasi, pelatihan, dan pendampingan usaha gerabah bagi masyarakat yang masih merintis dan belum memiliki jejaring luas

Mempertahankan jumlah perajin dengan melakukan pendataan rutin baik pada perajin gerabah maupun nongerabah

Pemerintah mulai menggandeng lembaga masyarakat dan sektor privat dalam pengelolaan pariwisata Pemerintah disini berperan sebagai kontrol, sedangkan lembaga masyarakat serta sektor privat sebagai pelaksana. Masing-masing memiliki kedudukan sejajar

Menjalin kerja sama dengan penyedia bahan baku terutama yang bersifat tidak dapat diperbaharui

Melakukan pengawasan dan pendataan pada staholder yang akan mendirikan/mengembangkan usaha di kawasan Sentra Industri Gerabah Kasongan

Pemberian edukasi, pelatihan, dan pendampingan usaha gerabah bagi masyarakat yang masih merintis dan belum memiliki jejaring luas

Mempertahankan jumlah perajin dengan melakukan pendataan rutin baik pada perajin gerabah maupun nongerabah

Pemerintah mulai menggandeng lembaga masyarakat dan sektor privat dalam pengelolaan pariwisata Pemerintah disini berperan sebagai kontrol, sedangkan lembaga masyarakat serta sektor privat sebagai pelaksana. Masing-masing memiliki kedudukan sejajar

Menjalin kerja sama dengan penyedia bahan baku terutama yang bersifat tidak dapat diperbaharui

Melakukan pengawasan dan pendataan pada staholder yang akan mendirikan/mengembangkan usaha di kawasan Sentra Industri Gerabah Kasongan

Pemberian edukasi, pelatihan, dan pendampingan usaha gerabah bagi masyarakat yang masih merintis dan belum memiliki jejaring luas

Mempertahankan jumlah perajin dengan melakukan pendataan rutin baik pada perajin gerabah maupun nongerabah

8. KELEMBAGAAN DAN SOSIAL EKONOMI
-
-
-
-

Metode: adaptasi, revisi

KELEMBAGAAN DAN SOSIAL EKONOMI

EKSISTING

Kelembagaan yang ada di Kasongan terlihat dari berdirinya UPT Pengembangan

Keramik Kasongan dan Koperasi Perajin Gerabah.

RENCANA

Semua alternatif akan memperbaiki komunikasi dan jaringan kerja sama baik antar

kelompok perajin maupun dengan pemerintah daerah setempat. Selain itu juga

dibangun wadah/tempat untuk mengelola daya tarik wisata baru yaitu Taman Puri

Kasongan dan Diorama Kasongan yang bertempat di peruntukan taman desa.

ALTERNATIF RENCANA (OVERLAY)

ALTERNATIF 1 (INDUSTRI KREATIF)

ALTERNATIF 2 (EKOBUDAYA)

ALTERNATIF 3 (DESA WISATA HIJAU)

ALTERNATIF 1

ALTERNATIF 2

ALTERNATIF 3

Ideologi ekonomi: Optimalisasi fungsi industri Mengakomodasi keinginan masyarakat

Ideologi Lingkungan: Optimalisasi sebagai desa wisata yang hijau dan asri

HASIL PILIHAN RESPONDEN

Pilihan Alternatif Jumlah Responden Persentase Alternatif I (Industri Kreatif) 40 36.36% Alternatif II (Ekobudaya) 42 38.18% Alternatif III (Desa Wisata Hijau) 28 25.45% Total Responden 110 100.00% PEMILIHAN ALTERNATIF (MASYARAKAT) Alternatif I (Industri Kreatif) 36% Alternatif II (Ekobudaya) 38% Alternatif III (Desa Wisata Hijau) 26%
Alternatif I (Industri Kreatif) Alternatif II (Ekobudaya) Alternatif III (Desa Wisata Hijau)

PEMILIHAN ALTERNATIF RENCANA (5E)

Metode Pemilihan Alternatif (1): Skoring Elemen 5E

Setiap unit analisis diberi skoring berdasarkan komponen 5E dengan:

2: Sangat sesuai 0: Tidak berpengaruh

1: Sesuai -1: Kurang sesuai

ALTERNATIF RENCANA I ALTERNATIF RENCANA II ALTERNATIF RENCANA III SKOR SKOR SKOR Efficacy: Keselarasan intervensi dengan permasalahan yang ada, tujuan yang ditetapkan, dan konsep yang diusung 3 4 4 Efficiency: Optimalisasi penggunaan sumber daya dalam implementasi rencana 18 21 19 Effectiveness: Tingkat usaha yang dilakukan dalam mencapai tujuan awal perencanaan (output dan outcome) 13 15 14 Ethically: Penerimaan gagasan rencana oleh berbagai stakeholder di kawasan amatan 1 2 1 Ellegance: Visualisasi atau nilai estetika fisik dari rencana yang diusung 6 8 7 TOTAL SKOR 41 50 45
Kriteria Penilaian SSM

PEMILIHAN ALTERNATIF RENCANA

Kriteria Penilaian

Efficacy: Keselarasan intervensi dengan permasalahan yang ada, tujuan yang ditetapkan, dan konsep yang diusung

Efficiency: Optimalisasi penggunaan sumber daya dalam implementasi rencana

Pusat Kegiatan Lingkungan

Peruntukan Lahan dan Zonasi

Alternatif 1 Economic-Based

Alternatif 2 Moderate

Alternatif 3 Environmental-Based Diskripsi Skor Keterangan Diskripsi Skor Keterangan Diskripsi Skor Keterangan

Semua Elemen Desain Penyusunan alternatif berdasarkan tujuan serta konsep perencanaan

2 Menghasilkan output masterplan yang mencapai tujuan perencanaan

Penyusunan alternatif berdasarkan tujuan serta konsep perencanaan

2 Menghasilkan output masterplan yang mencapai tujuan perencanaan

Penyusunan alternatif berdasarkan tujuan serta konsep perencanaan

2 Menghasilkan output masterplan yang mencapai tujuan perencanaan

Menyelesaikan permasalahan lokus perencanaan

1 Kurang menyelesaikan masalah aspek lingkungan

Menyelesaikan permasalahan lokus perencanaan

2 Menyelesaikan masalah aspek lingkungan, ekoomi, dan budaya

Menyelesaikan permasalahan lokus perencanaan

2 Menyelesaikan masalah aspek lingkungan, ekoomi, dan budaya

Ragam kegiatan terpusat pada beberapa titik

1 Memiliki beragam kegiatan dengan memaksimalkan potensi budaya dan kegiatan pembuatan gerabah

Guna lahan sudah hampir sesuai rencana RTBL, namun terdapat beberapa pengalihan fungsi yang dilakukan oleh swasta/pemilik lahan

Membuka lahan baru dan alih fungsi lahan

Tata Bangunan Bangunan menggunakan material khas jawa, modern, dan ramah lingkungan

Pengubahan bentuk bangunan membutuhkan banyak kontribusi pemilik lahan

1 Pembangunan yang dilakukan berdasarkan potensi dan dokumen perencanaan yang berlaku

Ragam kegiatan tersebar ke seluruh kawasan 2 Memiliki beragam kegiatan dengan memaksimalkan potensi budaya, lingkungan, dan kegiatan pembuatan gerabah

Guna lahan sudah hampir sesuai rencana RTBL, namun terdapat beberapa pengalihan fungsi yang dilakukan oleh swasta/pemilik lahan

2 Pengembangan peruntukan taman desa Membuka lahan baru dan alih fungsi lahan

2 Tata bangunan menambah baya tarik serta mempertahankan karakteristik kawasan

-1 Membutuhkan cukup banyak perubahan gaya bangunan dengan pemilik bangunan adalah perorangan

Jalur Pedestrian, Sirkulasi, dan Parkir Membuat lahan parkir off street yang luas, 2 Lahan parkir off street mampu menampung jumlah kendaraan dan mengurangi kepadatan lalu lintas

Jalur Pedestrian sempit untuk menunjang akses jalan kendaraan,

Bangunan menggunakan material khas jawa, modern, dan ramah lingkungan

Pengubahan bentuk bangunan membutuhkan banyak kontribusi pemilik lahan

Masih menggunakan Parking on street dan lahan parkir,

1 Pedestrian sempit kurang ramah pejalan kaki Jalur pedestrian luas disertai kantung parkir menjorok,

Sirkulasi fleksibel 1 Sirkulasi fleksibel dan mengakomodasi kebutuhan mobilitas kendaraan berat

RTH dan Vegetasi Dapat mengakomodasi beragam kegiatan,

Vegetasi pada RTH dan permukiman saja,

Menambah ragam vegetasi pada RTH saja

Sarana Prasarana Wisata Saluran drainase tertutup untuk mendukung fungsi lain

Penanda dan Sistem Informasi

Penambahan marka jalan untuk berbagai jenis kendaraan

Sirkulasi memiliki jalur masing-masing pada beberapa segmen kawasan.

2 RTH yang aktif dan memicu kegiatan sosial Dapat mengakomodasi beragam kegiatan,

1 Di koridor jalan kurang RTH karena digunakan untuk pelebaran jalan

Jalur hijau di sepanjang koridor rth, dan permukiman,

2 Ragam vegetasi yang mampu menyerap polusi Menambah ragam vegetasi pada RTH saja

2 Perencanaan drainase agar mengurangi titik genangan

2 Memberikan informasi pembagian peruntukan pengguna jalan

Saluran drainase terbuka pada beberapa segmen dan tertutup pada beberapa segmen tergantung kebutuhan

Penambahan marka jalan untuk berbagai jenis kendaraan

1 Pembangunan yang dilakukan berdasarkan potensi dan dokumen perencanaan yang berlaku

Ragam kegiatan terpusat pada beberapa titik 1 Memiliki ragam kegiatan lingkungan baru dengan memaksimalkan potensi lingkungan

Guna lahan sudah hampir sesuai rencana RTBL, namun terdapat beberapa pengalihan fungsi yang dilakukan oleh swasta/pemilik lahan

2 Pengembangan peruntukan taman desaMembuka lahan baru dan alih fungsi lahan

2 Tata bangunan menambah baya tarik serta mempertahankan karakteristik kawasan

-1 Membutuhkan cukup banyak perubahan gaya bangunan dengan pemilik bangunan adalah perorangan

2 Kombinasi lahan parkir mampu menampung jumlah kendaraan dan mengurangi kepadatan lalu lintas

Bangunan menggunakan material khas jawa dan ramah lingkungan

Pengubahan bentuk bangunan membutuhkan banyak kontribusi pemilik lahan

1 Pembangunan yang dilakukan berdasarkan potensi dan dokumen perencanaan yang berlaku

2 Pengembangan peruntukan taman desa

2 Tata bangunan menambah baya tarik serta mempertahankan karakteristik kawasan

-1 Membutuhkan cukup banyak perubahan gaya bangunan dengan pemilik bangunan adalah perorangan

Membuat lahan parkir on street, 1 Lahan parkir on street dapat menambah kepadatan lalu lintas

2 Pedestrian yang lebar ramah pejalan kaki Jalur pedestrian luas untuk menunjang pejalan kaki,

1 Sirkulasi fleksibel dan mengakomodasi kebutuhan mobilitas kendaraan berat Sirkulasi memiliki jalur masing-masing

2 RTH yang aktif dan memicu kegiatan sosial

2 Vegetasi yang rindang di koridor jalan, RTH, dan permukiman

2 Ragam vegetasi yang mampu menyerap polusi

2 Pedestrian yang lebar ramah pejalan kaki

1 Sirkulasi fleksibel dan mengakomodasi kebutuhan mobilitas kendaraan berat

Dapat mengakomodasi beragam kegiatan, 2 RTH yang aktif dan memicu kegiatan sosial

Jalur hijau di sepanjang koridor, rth, dan permukiman

Menambah berbagai vegetasi.

2 Perencanaan drainase agar mengurangi titik genangan Saluran drainase terbuka agar mudah dikontrol

2 Memberikan informasi pembagian peruntukan pengguna jalan

Penambahan marka jalan untuk berbagai jenis kendaraan

2 Vegetasi yang rindang di koridor jalan RTH, dan permukiman

2 Ragam vegetasi yang mampu menyerap polusi

2 Perencanaan drainase agar mengurangi titik genangan

2 Memberikan informasi pembagian peruntukan pengguna jalan

SSM Elemen
Desain
HasilAkhir EigenVector Ekonomi EigenVector Sosial EigenVector Lingkungan EigenVector Kriteria Hasil Perkalian Ranking Alternatif1 IndustriKreatif 0.4286 0.1429 0.1062 0.7235 0.3465 2 Alternatif2 Ekobudaya 0.4286 0.4286 0.2605 0.1932 0.4146 1 Alternatif3 DesaHijau 0.1429 0.4286 0.6333 0.0833 0.2389 3 Lingkungan IndustriKreatif Ekobudaya Desa Hijau Eigen Vector IndustriKreatif 0.11 0.08 0.13 0.1062 Ekobudaya 0.33 0.23 0.22 0.2605 Desa Hijau 0.56 0.69 0.65 0.6333 Total 1.00 1.00 1.00 Lingkungan IndustriKreatif Ekobudaya Desa Hijau IndustriKreatif 1.00 0.33 0.20 Ekobudaya 3.00 1.00 0.33 Desa Hijau 5.00 3.00 1.00 Total 9.00 4.33 1.53 Sosial IndustriKreatif Ekobudaya Desa Hijau Eigen Vector IndustriKreatif 0.14 0.14 0.14 0.1429 Ekobudaya 0.43 0.43 0.43 0.4286 Desa Hijau 0.43 0.43 0.43 0.4286 Total 1.00 1.00 1.00 Sosial IndustriKreatif Ekobudaya Desa Hijau IndustriKreatif 1.00 0.33 0.33 Ekobudaya 3.00 1.00 1.00 Desa Hijau 3.00 1.00 1.00 Total 7.00 2.33 2.33 Ekonomi IndustriKreatif Ekobudaya Desa Hijau Eigen Vector IndustriKreatif 0.43 0.43 0.43 0.4286 Ekobudaya 0.43 0.43 0.43 0.4286 Desa Hijau 0.14 0.14 0.14 0.1429 Total 1.00 1.00 1.00 Ekonomi IndustriKreatif Ekobudaya Desa Hijau IndustriKreatif 1.00 1.00 3.00 Ekobudaya 1.00 1.00 3.00 Desa Hijau 0.33 0.33 1.00 Total 2.33 2.33 7.00 Ekonomi Sosial Lingkungan Eigen Vector Ekonomi 0.74 0.79 0.64 0.7235 Sosial 0.15 0.16 0.27 0.1932 Lingkungan 0.11 0.05 0.09 0.0833 Total 1.00 1.00 1.00 Ekonomi Sosial Lingkungan Ekonomi 1.00 5.00 7.00 Sosial 0.20 1.00 3.00 Lingkungan 0.14 0.33 1.00 Total 1.34 6.33 11.00 Pemilihan Alternatif Rencana Kriteria Sosial Budaya 0,1932 Alternatif 2 Ekobudaya Kriteria Lingkungan 0,0833 Alternatif 3 Desa Wisata Hijau Kriteria Ekonomi 0,7235 Alternatif 1 Industri Kreatif PEMILIHAN ALTERNATIF RENCANA (AHP)

KONSEP DAN RUMUSAN RENCANA

SENTRA
GERABAH KASONGAN SEBAGAI DESA WISATA BUDAYA
DAN BERKELANJUTAN Permukiman Petilasan Kyai Song Kawasan Kerajinan Kajigelem Kerajinan Wayang Kulit Tatah Sungging Kerajinan Kipas Bambu Kerajinan Pahat Batu Taman Desa dan Sungai Bedog Diorama Nusantara Lapangan Olahraga Puri Kasongan Dermaga Bedog Plaza Kuliner Camping Fround Pelatihan Gerabah Koridor Jalan Kasongan Street Furniture Oleh-oleh dan Cindera Mata Tugu Harmoni Indonesia Bangunan Local Studio
KAWASAN
INDUSTRI
YANG KREATIF

PETARENCANA KAWASANAMATAN

KONSEP DAN RUMUSAN RENCANA

• Pariwisata kreatif : Tempat kerajinan gerabah yang beraneka ragam dan unik sehingga memiliki daya tarik dan nilai jual yang mahal.

• Desa wisata budaya : Desa tempat kerajinan gerabah dibuat dan dilestarikan secara turun temurun sebagai aset bangsa sehingga

menjadi suatu daya tarik wisata.

MASTERPLAN SENTRA INDUSTRI GERABAH KASONGAN SEBAGAI DESA WISATA BUDAYA YANG KREATIF DAN BERKELANJUTAN

1. Showroom Baru

2. Tempat Pelatihan Gerabah

3. Gugusan Tugu Harmoni

Indonesia

4. UPT dan Koperasi Kasongan

5. Pusat Informasi Wisata

6. Wisata Puri Kasongan

7. Gerai Kuliner

8. Koridor Transisi

9. Parkir Bus dan Kontainer

10.Jogging Track Sungai Bedog

11. Taman Bermain Lingkungan

12.Wisata Air Sungai Bedog

13.Coworking Space

14.Homestay dan Penginapan

15.Sarana Olahraga

Link

• RTRW Kab Bantul 2010-2030:

Kabupaten Bantul yang maju dan mandiri didukung sektor pertanian, industri pengolahan, pariwisata budaya, perdagangan jasa, dan perikanan

kelautan dengan memperhatikan lingkungan dan pengurangan resiko bencana.

• RIPPARDA Kab Bantul 2015-2025:

Mewujudkan pariwisata bernuansa paduan alam dan budaya yang kreatif dan inovatif dengan melakukan upaya optimalisasi potensi alam,

kearifan lokal, dan industri kreatif sebagai identitas pariwisatanya.

Bus KETERANGAN
16.Halte
1. Showroom Baru 5. Pusat Informasi Wisata 2. Tempat Pelatihan Gerabah 6. Taman Puri Kasongan 3. Tugu Harmoni Indonesia 7. Gerai Kuliner 4. UPT dan Koperasi Kasongan 8. Trotoar Koridor Transisi 9. Parkir Bus dan Kontainer 13. Coworking Space 10. Jogging Track Sungai Bedog 14. Homestay dan Penginapan 11. Taman Bermain Lingkungan 15. Sarana Olahraga
3 8 3 14 7 11 5 10 13 14 6 12 2 5 7 11 9 2 11 8 15 16 16
12. Wisata Air Sungai Bedog 16. Halte Bus Video Animasi: https://tinyurl.com/rencanakasongan

Desain Tiga Dimensi Kawasan Wisata Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan

Taman Puri Kasongan dan Taman Air Sungai Bedog Diorama Nusantara dan Panggung Budaya Coworking Space Homestay Homestay Tugu Baru Kasongan Fasilitas Olahraga Coworking Space Showroom dan wisata belanja gerabah Fasilitas parkir dan transportasi publik RTH Publik dan Privat

PETARENCANA PROXIMITY KAWASAN

1. PUSAT KEGIATAN LINGKUNGAN

SEGMENTASI PENGUNJUNG

No. Daya Tarik/Atraksi Jenis Wisata Segmentasi Pengunjung Level Pengembangan 1 Wisata belanja gerabah dan kerajinan Wisata belanja, wisata budaya remaja – dewasa Internasional 2 Wisata Edukasi Pelatihan Gerabah Wisata kreatif, wisata budaya semua golongan Internasional 3 Homestay Kasongan Wisata budaya semua golongan Internasional 4 Diorama Nusantara dan Panggung Budaya Wisata budaya semua golongan Nasional 5 Taman Puri Kasongan dan Dermaga Sungai Bedog Wisata kreatif, ekowisata semua golongan Nasional 6 Camping Ground dan Outbond Area Wisata kreatif, ekowisata semua golongan Regional 7 Jogging track dan taman Sungai Bedog Rekreasi semua golongan Lokal 8 Plaza Kuliner Wisata kuliner semua golongan Lokal 9 Petilasan Kyai Song Wisata khusus, wisata budaya wisata khusus Lokal - Regional 10 Sarana olahraga Rekreasi semua golongan Lokal 11 Coworking Space Wisata kuliner remaja – dewasa Lokal PRIORITAS I PRIORITAS II PRIORITAS III KETERANGAN

Nama Paket

Jumlah Peserta Minimal Harga per Orang Fasilitas

1 Edukasi Kerajinan Paket Gentong A 100 orang Rp20,000.00 1) Membuat gerabah secara langsung bersma pembimbing

2) Mendapatkan souvenir

3) Berkeliling melihat kegiatan produksi gerabah, pembuatan tanah liat (lempung), tempat pembakaran gerabah (tobong), makam cikal bakal Desa Kasongan (Kyai Song), dan kios perbelanjaan

4) Hasil karya langsung dibawa pulang (kondisi basah)

5) Proses pembakaran satu pekan dengan tambahan biaya Rp1000,00 dan ongkir

2 Paket Gentong B 50 orang Rp25,000.00 1) Membuat gerabah secara langsung bersma pembimbing

2) Mendapatkan souvenir

3) Berkeliling melihat kegiatan produksi gerabah, pembuatan tanah liat (lempung), tempat pembakaran gerabah (tobong), makam cikal bakal Desa Kasongan (Kyai Song), dan kios perbelanjaan

4) Hasil karya langsung dibawa pulang (kondisi basah)

5) Proses pembakaran satu pekan dengan tambahan biaya Rp2000,00 dan ongkir

3 Paket Gentong C 30 orang Rp30,000.00

1) Membuat gerabah secara langsung bersma pembimbing

2) Mendapatkan souvenir

3) Berkeliling melihat kegiatan produksi gerabah, pembuatan tanah liat (lempung), tempat pembakaran gerabah (tobong), makam cikal bakal Desa Kasongan (Kyai Song), dan kios perbelanjaan

4) Hasil karya langsung dibawa pulang (kondisi basah)

5) Proses pembakaran satu pekan dengan tambahan biaya Rp3000,00 dan ongkir

4 Paket Celengan A 100 orang

Rp20,000.00

1) Mewarnai satu celengan karakter

2) Hasil praktik langsung dibawa pulang

3) Mendapatkan fasilitas berupa bahan baku (celengan siap warna), alat mewarnai, dan pembimbing yang ramah dan berpengalaman

5 Paket Celengan B 50 orang

Rp25,000.00 1) Mewarnai satu celengan karakter

2) Hasil praktik langsung dibawa pulang

3) Mendapatkan fasilitas berupa bahan baku (celengan siap warna), alat mewarnai, dan pembimbing yang ramah dan berpengalaman

6 Paket Celengan C 30 orang

Rp30,000.00

1) Mewarnai satu celengan karakter

2) Hasil praktik langsung dibawa pulang

3) Mendapatkan fasilitas berupa bahan baku (celengan siap warna), alat mewarnai, dan pembimbing yang ramah dan berpengalaman

7 Paket Kipas A 100 orang

Rp20,000.00

1) Membuat (finishing) tiga kipas bambu

2) Hasil praktik langsung dibawa pulang

3) Mendapatkan fasilitas berupa bahan baku (kipas bambu siap finishing), alat finishing, dan pembimbing yang ramah dan berpengalaman

8 Paket Kipas B 50 orang

Rp25,000.00

1) Membuat (finishing) tiga kipas bambu

2) Hasil praktik langsung dibawa pulang

3) Mendapatkan fasilitas berupa bahan baku (kipas bambu siap finishing), alat finishing, dan pembimbing yang ramah dan berpengalaman

9 Paket Kipas C 30 orang Rp30,000.00

1) Membuat (finishing) tiga kipas bamboo

2) Hasil praktik langsung dibawa pulang

3) Mendapatkan fasilitas berupa bahan baku (kipas bambu siap finishing), alat finishing, dan pembimbing yang ramah dan berpengalaman

10 Wisata Budaya Paket kilat 1 hari A Minimal 15 orang Rp50,000.00

1) Masuk Diorama Nusantara

2) Masuk Puri Kasongan

3) Melihat Gugusan Tugu Harmoni Nusantara

4) Berkeliling melihat kegiatan produksi gerabah, pembuatan tanah liat (lempung), tempat pembakaran gerabah (tobong), makam cikal bakal Desa Kasongan (Kyai Song), dan kios perbelanjaan

11 Wisata Budaya Paket kilat 1 hari A Minimal 15 orang Rp50,000.00 1) Outbond di bantaran Sungai Bedog

2) Menginap di homestay atau tenda dome

3) Wisata air dan susur Sungai Bedog naik perahu

4) Berkeliling melihat kegiatan produksi gerabah, pembuatan tanah liat (lempung), tempat pembakaran gerabah (tobong), makam cikal bakal Desa Kasongan (Kyai Song), dan kios perbelanjaan

12 Outbond dan Camping Paket 2 hari 1 malam Minimal 15 orang Rp125,000.00

1) Outbond di bantaran Sungai Bedog

2) Wisata air dan susur Sungai Bedog naik perahu

3) Berkeliling melihat kegiatan produksi gerabah, pembuatan tanah liat (lempung), tempat pembakaran gerabah (tobong), makam cikal bakal Desa Kasongan (Kyai Song), dan kios perbelanjaan

4) Menginap di homestay atau tenda dome

5) Masuk Diorama Nusantara

6) Masuk Puri Kasongan

7) Melihat Gugusan Tugu Harmoni Nusantara

No. Jenis
Kegiatan
PAKET WISATA

PROSES PENGOLAHAN GERABAH

Sumber tanah liat berasal dari

Kulon Progo dan Wonosari

Gunung Kidul

Tanah liat dibawa ke pengolahan tanah liat

menggunakan truk biasa

Pengolahan tanah liat

berada di selatan wilayah

perencanaan yaitu

kediaman Bapak SImpreh

Penjualan gerabah dilakukan di rumah

masing-masing

Koperasi Setya Bawana

Pengolahan tanah liat dan

penjualan tanah liat

Tanah liat (glundung) yang telah

siap dikirim menuju tempat

pengrajin gerabah

menggunakan pick up.

Proses pembuatan gerabah

dilakukan di Kawasan

Kasongan

Gerabah yang sudah diolah

pengrajin ada yang dijual

perorangan dan ada pula yang

dijual melalui koperasi.

2. PERUNTUKAN LAHAN DAN ZONASI

Guna Lahan Hektar % Luas seluruh area 30.94 100.00% Luas terbangun 25.92 83.77% Komersil kerajinan 9.44 30.52% Komersil nonkerajinan 6.92 22.36% Makam 0.38 1.24% Panti Wreda 0.70 2.28% Parkir 0.53 1.70% Permukiman nonpengrajin 3.72 12.02% Permukiman pengrajin 5.13 16.59% RTH 0.35 1.14% Sempadan Sungai 2.39 7.74% Taman Desa 1.89 6.12%
PERUNTUKAN LAHAN DAN ZONASI No. Ruang Terbuka Hijau Perlindungan Setempat Pertanian Permukiman Perdagangan Jasa Perkantoran Industri Pariwisata A 1 Perumahan Tapak X X X I T B X T 2 Perumahan Deret X X X I T B X T 3 Rumah Susun X X X B T X X X 4 Asrama X X X I T B B T 5 Rumah Kost X X X B T X B T 6 PantiJompo X X X I X X X X 7 PantiAsuhan X X X I X X X X 8 Rumah Dinas X X X I X I T I B 1 PasarTradisional X X X B X X T 2 PasarModern X X X X X X T 3 Warung X X X I X I I 4 Toko Kelontong X X X I X I I 5 Pertokoan X X X T X X I 6 PenyalurGrosir X X X T X X X 7 Retail/Minimarket X X X T X X I 8 Supermarket X X X X X X X 9 Toko Serba Guna X X X X X X T 10 Tempat Pelelangan Ikan X X X X X X X 11 Bahan Bangunan X X X B X T X 12 Toko Elektronik X X X T X T X 13 Peralatan Rumah Tangga X X X T X X X 14 Toko Pakaian X X X T X X I 15 Laundry X X X I X X X 16 Rumah Makan X X X I X I I 17 Hotel X X X B X X B 18 Guest House X X X B X X B 19 Homestay X X X B X X B 20 Jasa Komunikasi X X X T X X X 21 PantiPijat X X X T X X T 22 Karaoke X X X T X X T 23 Jasa Wedding Organizer X X X I X X X 24 Jasa Digital X X X I T X X 25 Fotokopi X X X I T X X 26 Warnet X X X I X X X 27 Dealer X X X T X X X 28 Jasa Bengkel X X X T X X X 29 Asuransi X X X B T X X 30 Jasa Lembaga Keuangan X X X B T X T 31 Salon X X X I X X X 32 Koperasi X X X I T X T 33 Bank X X X T T X T 34 Kurirdan Logistik X X X T X X X 35 Notaris X X X B T X X Permukiman Perdagangan Jasa No. Ruang Terbuka Hijau Perlindungan Setempat Pertanian Permukiman Perdagangan Jasa Perkantoran Industri Pariwisata C 1 KantorLembaga Pemerintahan X X X T T I T T 2 KantorSwasta X X X T T I T T D 1 IndustriBesar X X X X X X T X 2 UMKM X X X T T X I X E 1 Hutan Kota I I I I I I I I 2 Taman Kota I I I I I I I I 3 Taman Warga I I I I I I I I 4 JalurHijau I I I I I I I I 5 Tempat Pemakaman Umum I X I T X X X X 6 Lapangan Olahraga I X I I X T T 7 Pekarangan I X I I X X X X F 1 Sawah T X I T T X X X 2 Kebun T X I T T X X X G 1 Wisata Alam I T I B T X X I 2 Wisata Buatan B T B B T X X I 3 Wisata Budaya B B B T X X I 4 Wisata Religi B B B T X X I H 1 Sempadan Pantai I I I I I I I I 2 Sempadan Sungai I I I I I I I I I 1 TK X X X I T I X X 2 SD/MI X X X I T I X X 3 SMP/MTS X X X I T I X X 4 SMA/SMK/MA X X X I T I X X 5 Perguruan Tinggi X X X I T I X X 6 Pendidikan Informal X X X I T I X X 7 Rumah Sakit X X X I I I X X 8 Puskesmas X X X I I I X X 9 Posyandu X X X I I I X X 10 Klinik X X X I I I X 11 Apotek X X X I I X X X 12 Masjid X X X I I I I I 13 Mushola X X X I I I I I 14 Gereja X X X I I I I I 15 Vihara X X X I I I I I 16 Klenteng X X X I I I I I 17 Terminal X X X X I X I I Pariwisata Perlindungan Setempat Sarana Pelayanan Umum Perkantoran Industri Ruang Terbuka Hijau Pertanian
2.

INTENSITAS BANGUNAN

KDB : 0% - 80%

KLB : 0 – 3,2

KDH : 30% - 100%

TRANSECT : Rural Zone (T2), Suburban Zone (T3), General Urban Zone (T4)

3. TATA BANGUNAN

Fasad Bangunan:

a. Orientasi bangunan

b. Bentuk bangunan

c. Wajah dan ornamentasi bangunan

3. TATA BANGUNAN
RumahKampungPaculGowang RumahKampungDaraGepak RumahLimasanPaculGowang RumahKampungCereGancet RumahLimasanKlabangNyander RumahLimasanGajahNgombe RumahKampungKlabangNyander RumahLimasanLawangan

4. JALUR PEDESTRIAN, SIRKULASI, DAN PARKIR

4. JALUR PEDESTRIAN, SIRKULASI, DAN PARKIR

Jalur 6B Gamping Park – Pasar Ngabean
PETA RENCANA SIRKULASI KAWASAN PETA RENCANA TRANSPORTASI PUBLIK PETA RENCANA RUANG PARKIR KAWASAN

1 Tanjung

5. RTH DAN VEGETASI No Nama Lokal Nama Latin 1 Akasia kuning Acacia auriculaeformis 2 Angsana Pthecarpus indicus 3 Asam jawa Tamarindus indica 4 Beringin Ficus benyamina 5 Bodhi Ficus religiose 6 Bunga saputangan Amherstia nobilis 7 Bunga kupu-kupu Bauhinia purpurea 8 Bungur Lagerstroemia floribunda 9 Cempaka Michelia champaca 10 Gayam Inocarpus fagiferus 11 Glodogan pohon Polyathea sp 12 Jambu darsana Syzygium Malaccense 13 Kepel watu Stelechocarpus Buraho 14 Nyamplung Callophyllum inophyllum 15 Sarai raja Caryota mitis 16 Sawo kecik Manilkara kauki 17 Tanjung Mimusops elengi 18 Trembesi Samanea saman
No. Jenis Tanaman Gambar No. Jenis Tanaman Gambar
3 Palem Putri 2 Angsana 4 Kerai Payung PETA RENCANA RTH KAWASAN
6.
SARANA WISATA
PETA RENCANA PERSEBARAN MASJID PETA RENCANA TPS DAN BANK SAMPAH PETA RENCANA HOMESTAY

Fasilitas Eksisting

Showroom Gerabah

Tempat Pelatihan Gerabah

Area Komersil Kasongan

Bongkar Muat Produk Ekspor

Parkir on street dan off street

Kegiatan

Fasilitas Rencana

Keterangan:

Kegiatan Eksisting

Kegiatan Rencana

Belanja

Edukasi Gerabah

Kuliner

Bongkar Muat

Parkir

Jogging

Bersepeda

Interaksi Sosial

Fotografi

Pameran Seni

Event Budaya

Berperahu

Olahraga

Bersantai

Menginap

Pusat Oleh-oleh dan Koridor Komersil

Local Studio dan Working Space

Food Court dan Gerai Makanan

Area Bongkar Muat & Parkir Truk

Parkir Motor dan Mobil

Jogging Track

Jalur Sepeda

Taman Desa

Landmark dan Spot Foto

Local Studio dan Working Space

Koridor Jl. Kasongan dan Sungai Bedog

Sungai Bedog

Fasiitas Olahraga Taman Desa

Pendopo dan Gazebo

Homestay dan Motel

6. PRASARANA WISATA
PETA RENCANA EVAKUASI KEBAKARAN

7. SISTEM INFORMASI DAN PENANDA

PETA RENCANA LANDMARK KAWASAN

PETA RENCANA PUSAT INFORMASI KAWASAN

1) Persyaratan Umum:

a) Jalur evakuasi dan pengurangan resiko bencana.

b) Bersifat edukatif terhadap lingkungan

c) Kontruksi papan informasi atau reklame menjamin keamanan, kenyamanan, kesehatan, dan kelancaran

d) Isi dan substansi reklame harus santun dan tidak

mengandung SARA

2) Persyaratan Khusus:

a) Posisi menurut Arah lalu lintas

• Reklame tegak lurus pada sisi kiri jalan dan bidang reklame diputar 15 berlawanan dengan arah jarum jam menurut arah lalu lintas

• Reklame tegak lurus pada sisi kanan jalan dan bidang reklame diputar 15 searah jarum jam menurut arah lalu lintas

• Satu tiang maksimal 2 (dua) buah bidang reklame

b) Ketinggian Reklame terhadap Permukaan Jalan

• Ketinggian sisi bawah bidang reklame yang ditempatkan pada sisi jalan minimal 175 cm dan maksimal 265 cm (efektif 250 cm) dihitung dari permukaan jalan

• Ketinggian bidang reklame yang ditempatkan di atas ruang manfaat jalan (Rumaja) minimal 550 cm dihitung dari permukaan jalan sampai dengan sisi bawah reklame

c) Jarak Reklame terhadap Sisi Jalan Bagian Luar

• Jarak horisontal antara daun reklame dengan tepi jalan minimal 60 cm

PETA RENCANA PAPAN INFORMASI

PETARENCANAKELEMBAGAAN DAN SOSIALEKONOMI

Dinas-Dinas Terkait

Kapanewon Kasihan

Kalurahan Bangunjiwo dan Tirtonirmolo

Pedukuhan

Kelompok Perajin

Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)

• Penguatan kolaborasi internal maupun eksternal

• Akomodasi kelompok sadar wisata (pokdarwis) pada daya tarik baru.

• Pelatihan dan pendampingan pengelolaan wisata di masa pandemi Covid-19.

8. KELEMBAGAAN DAN SOSIAL EKONOMI
I II III IV I II III IV I II III IV
1 Melakukanpengkajiandanstudikelayakanmasterplan 1 30,000,000.00 Rp 30,000,000.00 Rp APBD Kab,Danais 2 Sosialisasimasterplankepada stakeholder 1 35,000,000.00 Rp 35,000,000.00 Rp APBD KabDanais 3 Musyawarahmufakat bersama stakeholder 1 50,000,000.00 Rp 50,000,000.00 Rp APBD KabDanais 4 Pembebasanlahan 6 2,500,000,000.00 Rp 15,000,000,000.00 Rp APBD Kab,APBD Prov,Swasta 5 PembangunanDiorama Nusantara 1 8,000,000,000.00 Rp 8,000,000,000.00 Rp APBD Kab,APBD Prov,Swasta 6 PembangunanPanggungBudaya 1 10,000,000,000.00 Rp 10,000,000,000.00 Rp APBD Kab,APBD Prov,Swasta 7 PenataanMonumenPetilasanKyaiSong 1 7,500,000,000.00 Rp 7,500,000,000.00 Rp APBD Kab,APBD Prov,Swasta 8 PembangunanPanggungDermaga SungaiBedog 2 500,000,000.00 Rp 1,000,000,000.00 Rp APBD Kab,APBD Prov,Swasta 9 PembangunanPuriKasongan 1 3,000,000,000.00 Rp 3,000,000,000.00 Rp APBD Kab,APBD Prov,Swasta 10 Pembangunanpusat-pusat pelatihangerabah 2 2,500,000,000.00 Rp 5,000,000,000.00 Rp APBD KabDanais 11 PenataanCampingGrounddanOutbondArea 1 1,500,000,000.00 Rp 1,500,000,000.00 Rp APBD Kab,Swasdaya 12 Revitalisasijalur pedestrianyanginklusif 750meter 2,500,000,000.00 Rp 2,500,000,000.00 Rp APBD Kab 13 Penataanjalur sepeda danparkir sepeda 750meter 1,500,000,000.00 Rp 1,500,000,000.00 Rp APBD Kab 14 Pembangunanhalte bus 3 500,000,000.00 Rp 1,500,000,000.00 Rp APBD Kab 15 Pembangunanparkir umum 5 200,000,000.00 Rp 1,000,000,000.00 Rp APBD Kab,Swasdaya,Swasta 16 PembangunanDepoKontainer 2 4,000,000,000.00 Rp 8,000,000,000.00 Rp APBD Kab,APBD Prov,Swasta 17 PembangunanpenginapanPuriKasongandanDiorama Nusantara 6 1,000,000,000.00 Rp 6,000,000,000.00 Rp APBD Kab 18 PembangunanPusat InformsiWisata 2 2,000,000,000.00 Rp 4,000,000,000.00 Rp APBD Kab 19 PembangunanGugusanTuguHarmoniNusantara 5 400,000,000.00 Rp 2,000,000,000.00 Rp APBD Kab 20 PenataanStreet Furniture danpapanpenanda 750meter 2,500,000,000.00 Rp 2,500,000,000.00 Rp APBD Kab 21 Pembangunanlapanganbasket 1 200,000,000.00 Rp 200,000,000.00 Rp APBD Kab,Swasta,Swadaya 22 Pembangunanlapanganfutsaloutdoor 1 225,000,000.00 Rp 225,000,000.00 Rp APBD Kab,Swasta,Swadaya 23 PenataanRTH lingkungan 8 120,000,000.00 Rp 960,000,000.00 Rp APBD Kab,Swasta,Swadaya 24 PembangunanJoggingTrack 1 550,000,000.00 Rp 550,000,000.00 Rp APBD Kab,Swasta,Swadaya 25 PenataantamanSungaiBedog 1 550,000,000.00 Rp 550,000,000.00 Rp APBD Kab,Swasta,Swadaya 26 Penanamanvegetasipeneduhjalan 1000 100,000.00 Rp 100,000,000.00 Rp APBD Kab,Swasta,Swadaya 27 PerbaikanDrainase Kawasan 750meter 2,500,000,000.00 Rp 2,500,000,000.00 Rp APBD Kab,APBD Prov,Swasta 28 Penataanbioporidanbioswales 300meter 1,500,000,000.00 Rp 1,500,000,000.00 Rp APBD Kab,Swasta,Swadaya 29 PembangunanTPSdanBankSampah 2 100,000,000.00 Rp 200,000,000.00 Rp APBD Kab,Swasta,Swadaya 30 Pembentukandankonsolidasistruktur kepengurusanbersama - 10,000,000.00 Rp 10,000,000.00 Rp APBD Kab,Danais 31 Penguatandanpelatihanpokdarwis - 10,000,000.00 Rp 10,000,000.00 Rp APBD Kab,Danais 32 PenguatandanpendampinganUMKM - 10,000,000.00 Rp 10,000,000.00 Rp APBD Kab,Danais 33 Penyusunanjadwalkegiatanacara danevent rutin 1 10,000,000.00 Rp 10,000,000.00 Rp APBD Kab,Swadaya,Danais 34 Pengoperasiandanperawatan 1kawasan 50,000,000.00 Rp 50,000,000.00 Rp APBD Kab,Swasta,Swadaya 86,990,000,000.00 Rp
I II III IV I II III IV
Persiapan Pembangunan 2025
Operasional Total Anggaran 2022 2023 2024 Unit
JumlahAnggaran SumberDana 2026 Harga Satuan
No
Fase Kegiatan
Satuan PENTAHAPAN DAN PEMBIAYAAN
Keterangan Tahun Pengeluaran
Biaya tahun 1 Rp 15,115,000,000.00 Biaya tahun 2 Rp 31,500,000,000.00 Biaya tahun 3 Rp 35,985,000,000.00 Biaya tahun 4 Rp 4,310,000,000.00 Biaya tahun 5 Rp 80,000,000.00 Total Biaya Keseluruhan Rp 86,990,000,000.00 Pertahun Perbulan Pertahun Perbulan Tahun 1 2,184,000,000.00 Rp 182,000,000.00 Rp 936,000,000.00 Rp 78,000,000.00 Rp 3,120,000,000.00 Rp Tahun 2 3,276,000,000.00 Rp 273,000,000.00 Rp 1,404,000,000.00 Rp 117,000,000.00 Rp 4,680,000,000.00 Rp Tahun 3 4,914,000,000.00 Rp 409,500,000.00 Rp 2,106,000,000.00 Rp 175,500,000.00 Rp 7,020,000,000.00 Rp Tahun 4 14,742,000,000.00 Rp 1,228,500,000.00 Rp 6,318,000,000.00 Rp 526,500,000.00 Rp 21,060,000,000.00 Rp Tahun 5 44,226,000,000.00 Rp 3,685,500,000.00 Rp 18,954,000,000.00 Rp 1,579,500,000.00 Rp 63,180,000,000.00 Rp Total Revenue 99,060,000,000.00 Rp 69,342,000,000.00 Rp 29,718,000,000.00 Rp
Pemasukan Total Revenue Per Tahun NETPRESENTVALUE DISCOUNTRATE 5%-25% N URAIAN EXP REV 0.05 0.06 0.07 Exp Rev Exp Rev Exp Rev 1 TahunISesuai TimelinePentahapan 15115 3120 14395.2 2971.4 14259.4 2943.4 14126.2 2915.9 2 TahunIISesuai TimelinePentahapan 31500 4680 28571.4 4244.9 28034.9 4165.2 27513.3 4087.7 3 TahunIIISesuai TimelinePentahapan 35985 7020 31085.2 6064.1 30213.7 5894.1 29374.5 5730.4 4 TahunIV Sesuai TimelinePentahapan 4310 21060 3545.8 17326.1 3413.9 16681.5 3288.1 16066.6 5 TahunV Sesuai TimelinePentahapan 80 63180 62.7 49503.2 59.8 47211.8 57.0 45046.5 JUMLAH 86990 99060 77660.39241 80109.76379 75981.7 76896.0 74359.1 73847.0 NPV 12070 2449.37 914.24 -512.05 BCR 1.1 1.03 1.01 0.99
COST BENEFIT ANALYSIS
per Tahun
Kerajinan Gerabah Daya Tarik Wisata Lain

Goal

Deskripsi Program Indikator

Terwujudnya pariwisata Kawasan Sentra

Industri Gerabah Kasongan yang memiliki daya tarik tinggi

Meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat sekitar

Terwujudnya kualitas ruang pariwisata yang estetik, berkarakter, nyaman, dan tangguh bencana

Meningkatnya indeks (rating) pariwisata Kawasan Sentra Industri Gerabah Kasongan

Meningkatnya kontribusi pariwisata Kawasan Sentra Industri Gerabah Kasongan terhadap pendapatan daerah

Menyerap tenaga kerja di sekitar kawasan amatan

Sumber Verifikasi Asumsi

Statistik kunjungan wisata Kabupaten Bantul, Dinas Pariwisata Kabupaten

Bantul

Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, BPS

Pengembangan pariwisata Kawasan Sentra Industri Gerabah Kasongan dapat memberikan multiplier effect terhadap sektor lain seperti perdagangan dan ekonomi, sosial, dan lingkungan

Miningkatnya kunjungan pariwisata di Kawasan Sentra Industri Gerabah

Kasongan

Meningkatnya jumlah usaha masyarakat di kawasan wisata

Outcome

Meningkatnya kesadaran masyarakat

dalam menjaga lingkungan di kawasan wisata

Meningkatnya kepatuhan aturan

penggunaan lahan di kawasan wisata dan sekitarnya

Fasilitas pendukung kegiata wisata terpenuhi

Meningkatnya sarana prasarana penunjang kegiatan wisata

Meningkatnya pengelolaan destinasi

wisata oleh masyarakat

Meningkatnya publikasi dan promosi

mengenai objek wisata

Meningkatnya keamanan fisik dan hukum

di kawasan wisata

Fasilitas pariwisata terjaga dan terawat dengan baik

Meningkatnya kelengkapan pariwisata di kawasan amatan Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Bantul

Meningkatnya kesesuaian fungsi guna lahan berdasarkan

peraturan

Telah tersedianya komponen pariwisata yang lengkap yang sesuai dengan aturan peruntukan

lahannya

Dinas Pertanahan dan Tata Ruang

Kabupaten Bantul

Meningkatnya Ruang Terbuka Hijau di kawasan amatan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

Bantul

Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul Penggunaan investasi secara optimal, tersedianya komponen wisata yang lengkap, lestarinya alam dan lingkungan di kawasan wisata Adanya peningkatan lama tinggal wisatawan menjadi 2 hari

Adanya peningkatan kunjungan wisatawan dari dalam dan luar negeri dari tahun sebelumnya

Peningkatan jumlah tenaga kerja baik formal maupun informal di bidang pariwisata dan pendukungnya

Meningkatnya tingkat kebersihan, keasrian, dan keamanan di lingkungan wisata

Terselenggaranya 100% kesesuaian fungsi bangunan terhadap guna lahan

Bertambahnya penginapan, rumah makan dan kuliner, toko oleholeh, travel and tour, tempat parkir, toilet, rumah ibadah, dan papan petunjuk (informasi)

Tersedianya moda transportasi lintas kawasan wisata, meningkatnya jumlah perjalanan menuju kawasan wisata, meningkatnya persebaran wisatawan ke seluruh segmen

pariwisata Kawasan Sentra Industri Gerabah Kasongan

Meningkatnya jumlah kelompok sadar wisata

Adanya promosi wisata melalui media elektronik (media sosial, website) dan media cetak (brosur dan iklan)

Meningkatnya jumlah atraksi wisata Terjadinya penambahan atraksi wisata yang kreatif dan inovatif

Sesuainya kegiatan dengan sempadan sungai dan sempadan jalan

di kawasan wisata

Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Kabupaten Bantul

Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup

Dinas Pertanahan dan Tata Ruang

Kabupaten Bantul

Dinas Pariwisata, Dinas Perdagangan, Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Pariwisata

Dibangun di kawasan wisata sesuai aturan dan masyarakat berpartisipasi aktif dalam pengembangannya

Dinas Pertanahan dan Tata Ruang

Kabupaten Bantul

Output
LOGICAL FRAMEWORK

Pembangunan

fasilitas Penunjang

Wisata

Penataan area istirahat

Penataan tempat ibadah

Pengembangan information center pariwisata

Penataan sentra kuliner

Penambahan toilet

Penataan penginapan/homestay

Pengembangan sentra oleh-oleh

Penataan parkir

Pengembangan

sarana prasarana

penunjang pariwisata

Perbaikan Jalan, pengaspalan jalan

Penambahan rambu-rambu penunjuk jalan dan peta

kawasan wisata

Penataan jalur pedestrian

Pengembangan moda transportasi umum menuju

kawasan wisata

Peningkatan atraksi

objek wisata

Penambahan spot foto pengunjung

Penambahan atraksi budaya

Pengembangan ruang terbuka hijau Sungai Bedog

Pengembangan showroom kerajinan terintegrasi

Revitalisasi objek wisata

Penambahan atraksi berbasis kearifan lokal

Pengadaan event wisata

Pengadaan bazar kuliner terintegrasi

Terlaksananya penataan dan pengembangan

fasilitas penunjang kegiatan wisata di Kawasan

Sentra Industri Gerabah Kasongan

Dinas Pariwisata, Dinas

Pekerjaan Umum dan

perumahan Rakyat

Tersedianya pendanaan yang cukup untuk mendukung seluruh kegiatan pembangunan secara berkala

Terlaksananya pengembangan sarana prasarana penunjang kegiatan wisata di Kawasan Sentra

Industri Gerabah Kasongan

Dinas Pariwisata, Dinas

Pekerjaan Umum dan

perumahan Rakyat

Masyarakat turut berpartisipasi dan mendukung kegiatan pembangunan sarana prasarana penunjang kegiatan wisata

Terlaksananya peningkatan dan penambahan atraksi objek wisata dengan baik di Kawasan Sentra

Industri Gerabah Kasongan

Dinas Pariwisata, masyarakat Pemerintah dan masyarakat berkolaborasi aktif dalam kegiatan peningkatan atraksi objek wisata

Input Kegiatan Indikator Sumber Asumsi
LOGICAL FRAMEWORK

LESSON LEARN

a. Diperlukannya keselarasan yang baik antara dokumen tata

ruang dengan rencana pengembangan destinasi wisata

jika dilihat dari sisi dokumen, kewenangan, dan legalitas.

Hal ini sangat sesuai dengan salah satu dari Sembilan Poin

Pengembangan Wisata Budaya yang dikeluarkan oleh

UNWTO (2018) yaitu “Orientasi dan Prioritas Masa Depan” .

Untuk itu, dalam perencanaan Kawasan Sentra Industri

Gerabah Kasongan sebagai Desa Wisata yang Kreatif dan

Berkelanjutan memerlukan masterplan sebagai dokumen

kolaboratif yang dapat mengakomodasi semua

stakeholder.

b. Perencanaan kawasan di masa pandemi Covid-19 memiliki

perjuangan tersendiri. Penolakan beberapa pihak terkait

kedatangan penulis saat mencari data dengan dalih

pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi penulis.

Namun, masyarakat dan stakeholder masih berperan

dalam perencanaan yang dilakukan oleh penulis

Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam

Proses Perencanaan Kawasan Amatan

Sumber: Arnstein, dalam Analisis Penulis

2021

c. Metode perencanaan (Soft System Methodology) yang digunakan oleh penulis terkesan sangat bersifat teknokratis (top down) dari seorang perencana. Hal ini memiliki kelebihan di mana proses perencanaan dapat dilakukan secara komprehensif dari sudut keilmuan perencanaan. Namun penulis juga memasukkan partisipasi masyarakat dalam proses verifikasi potensi masalah, pembentukan alternatif rencana, pemilihan alternatif rencana, dan juga pengembangan detail rencana untuk melunakkan metode yang sangat teknokratis sekaligus mempertahankan nilai-nilai lokal yang dipegang oleh masyarakat.

LESSON LEARN

d. Tiga buah metode pemilihan alternatif yang digunakan oleh penulis yaitu gemilang (gerakan memilih langsung oleh masyarakat dan pengunjung wisata melalui kuesioner), 5E yang merupakan paket dari metode SSM, dan Analytical Hierarchy Process (AHP) memberikan gambaran dan pandangan dengan cara yang berbeda di mana gemilang langsung mewakili keinginan masyarakat lokal dan pengunjung wisata, 5E secara teknokratis mewakili pandangan perencana, dan AHP merupakan kombinasi antara pandangan masyarakat lokal, pemerintah, pengunjung wisata, dan perencana. Dengan begitu, alternatif rencana yang terpilih merupakan alternatif yang terbaik karena telah mengakomodasi kepentingan dan pandangan semua stakeholder. Dengan memiliki bobot yang sama juga menunjukkan bahwa kedudukan semua pandangan dianggap sama.

e. Pengembangan rencana detail baik spasial maupun nonspasial telah mendapat verifikasi dari berbagai stakeholder sehingga layak dikembangkan dan menjiwai setiap elemen masyarakat. Selain itu, timeline perencanaan yang dilakukan selama lima tahun merupakan jangka waktu yang ideal untuk mengikuti beberapa revisi dokumen di tingkat kabupaten. Terakhir, penilaian evaluasi rencana menggunakan metode Cost Benefit Analysis (CBA) dan Logical Framework menunjukkan bahwa rencana yang dilakukan oleh penulis layak untuk dijadikan pertimbangan dalam pembangunan ke depannya.

LAMPIRAN

Ilustrasi, Grafik, dan Tabel

Pusat Informasi Wisata

BEFORE
AFTER

Showroom Bersama

BEFORE AFTER
AFTER
BEFORE
Sekolah Budaya
AFTER AFTER

Diorama Nusantara

BEFORE AFTER AFTER

Taman Puri Kasongan

BEFORE AFTER BEFORE BEFORE

AFTER AFTER

Taman Puri Kasongan

BEFORE AFTER BEFORE BEFORE

AFTER AFTER

Wisata Air Sungai Bedog

Penataan Trotoar Jalan Raya Kasongan

BEFORE AFTER BEFORE AFTER

Wisata Belanja Gerabah dan Kerajinan Lain

Penambahan Ruang Parkir dan Bongkar Muat

BEFORE AFTER BEFORE AFTER

Penambahan Fasilitas Halte

BEFORE
AFTER BEFORE AFTER

Taman Lingkungan

BEFORE AFTER BEFORE AFTER

Taman Lingkungan

RTH PRIVAT RTH PRIVAT RTH PUBLIK RTH PUBLIK

Homestay dan Penginapan

BEFORE AFTER BEFORE AFTER
Sarana Olahraga AFTER AFTER BEFORE

Sarana Coworking Space

BEFORE AFTER BEFORE AFTER

Gugusan Tugu Nusantara

BEFORE

AFTER AFTER

HASIL KUESIONER Ragam Atraksi dan Aktifitas Jumlah Responden Setuju Persentase Hanya gerabah saja 10 9.09% Showroom Gerabah 110 100.00% Wisata edukasi budaya 93 84.55% Wisata air Sungai Bedog 77 70.00% Wisata taman desa 77 70.00% Wisata Petilasan Kyai Song 58 52.73% Wisata kuliner tradisional 76 69.09% RTH dan taman 69 62.73% Total Responden 110
HASIL KUESIONER

Pengertian Pariwisata Kreatif menurut Responden (voyant-tools.org)

Pengertian Desa Wisata Budaya menurut Responden (voyant-tools.org)

Pengertian Pariwisata Kreatif menurut Responden (monkeylearn.com)

Pengertian Desa Wisata Budaya menurut Responden (monkeylearn.com)

• Pariwisata kreatif : Tempat kerajinan gerabah yang beraneka ragam dan unik sehingga memiliki daya tarik dan nilai jual yang mahal.

• Desa wisata budaya : Desa tempat kerajinan gerabah dibuat dan dilestarikan secara turun temurun sebagai aset bangsa sehingga menjadi

suatu daya tarik wisata.

HASIL KUESIONER

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.