Mahasiswa JSi tidak perlu bisa memprogram ?
P
ak, apakah bapak punya judul TA yang tidak perlu memprogram ? Pertanyaan seperti ini sudah beberapa terlontar ke saya dari mahasiswa JSi. Saya hanya bisa menjawab sambil tersenyum bahwa untuk saat ini saya masih belum punya judul TA yang seperti itu. Keputusan JSi untuk ”memproklamirkan” bahwa kemampuan memprogram bukan kompetensi utama bagi lulusan JSi sering disalahtafsirkan oleh sebagian mahasiswa JSi
O
PI
NI
Sama seperti, apakah layak kalau ada lulusan JSi yang tidak bisa memprogram ? Sebagai jurusan yang memiliki visi ke depan dan bertekad untuk go international, kemampuan memprogram sudah tidak lagi diletakkan sebagai kompetensi utama. Karena JSi berharap, lulusannya mampu bersaing secara global sehingga lulusan JSi harus memiliki kompetensi utama yang bisa menunjang persaingan global ini. Namun kompetensi utama ini menjadi tidak berarti jika basic skill yang harus ada tidak
menjadi seolah-olah mahasiswa JSi dikuasai (seperti seorang arsitek yang tidak perlu bisa memprogram. Kemambisa mendesain rumah yang bagus tapi puan memprogram (programming skill) tidak bisa menggambar). Kemampuan bukan kompetensi utama dari lulusan memprogram adalah basic skill yang JSi melainkan kemampuan dasar harus dikuasai oleh seorang lulusan (basic skill) yang harus dikuasai oleh prodi yang berbasiskan IT, sebelum mesetiap lulusan JSi. Adanya standarisasi napak ke jenjang kompetensi yang lebih nasional untuk semua program studi tinggi. Ia merupakan sebuah fondasi (prodi) yang berbasiskan IT (Informautama yang menunjang kompetensition Teknology) dengan nomenklatur kompetensi yang ada di atasnya. (penamaan) yang ditetapkan oleh DIKTI (Direktorat Perguruan Tinggi, KementeMunculnya pertanyaan di paragraf rian Pendidikan Nasional) sebagai prodi pertama pada artikel ini juga menimbulDr. Eng. Febriliyan Samopa, dengan nama Sistem Informasi, Teknik kan berbagai macam pertanyaan dalam S.Kom.,M.Kom. Informatika, dan Sistem Komputer (SI, benak saya seperti: ”Apakah sudah IF, SK), menyebabkan kemampuan tidak ada rasa bangga menjadi mahamemprogram tidak lagi menjadi kompetensi utama melainkan siswa sebuah program studi berbasis IT, sehingga merasa manjadi kemampuan dasar (karena semua prodi tadi memiliki tidak perlu memprogram ?”, ”Apakah mahasiswa hanya ingin kemampuan ini). enaknya saja, ingin dapat gelar Sarjana Komputer, tapi tidak ingin memikul konsekuensi dari gelar tersebut ?”. Analogi yang sesuai adalah seperti kemampuan menggambar di Jurusan Arsitektur. Menggambar bukan kompetenSebagai penutup, saya ingin mengajak diri saya dan sesi utama di Arsitektur tidak seperti di jurusan Disain Produk, muanya untuk merenungkan kembali pertanyaan ini: ”Apakah sebagai bukti Jurusan Arsitektur tidak pernah mensyaratkan pantas ada seorang Sarjana Komputer tapi tidak bisa mempkemampuan menggambar sebagai syarat masuknya (seperti rogram ?”. Semoga hasil renungan bisa membimbing kita seJSi yang juga tidak pernah mensyaratkan kemempuan memp- mua untuk melangkah dengan mantap menuju keberhasilan rogram sebagai syarat masuknya) berbeda dengan Jurusan dan kesuksesan JSi yang kita cintai ini bersama-sama. Disain Produk yang mensyaratkan kemampuan menggambar sebagai syarat masuknya (karena itu Jurusan Disain Produk Catatan: Tulisan pada artikel ini hanyalah opini pribadi melaksanakan tes masuk sendiri, terpisah dengan tes penulis. Jika ada kata-kata yang salah atau merasa tersingSNMPTN yang dilakukan secara nasional). Tetapi apakah gung, dengan penuh rasa hormat penulis mohon maaf yang ada lulusan Jurusan Arsitektur yang tidak bisa menggambar ? sebesar-besarnya
21