Penyusunan Instruksi KerjaPemantauanKondisi Pasien Olh NursingIncharge Untk Peningkatan PatienSafety

Page 1

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLOGAN III ANGKATAN 8

PENYUSUNAN INSTRUKSI KERJA PEMANTAUAN KONDISI PASIEN OLEH

NURSINGINCHARGEUNTUK PENINGKATAN PATIENSAFETY

DI RAWAT JALAN ANAK RSAB HARAPAN KITA

DISUSUN OLEH:

LISKA, S.Kep., Ns. NIP: 199407162022032002

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

TAHUN 2022

LEMBAR PERSETUJUAN

SEMINAR PELAKSANAAN AKTUALISASI

PENYUSUNAN INSTRUKSI KERJA PEMANTAUAN KONDISI PASIEN OLEH NURSING

INCHARGEUNTUK PENINGKATAN PATIENSAFETY

DI RAWAT JALAN ANAK RSAB HARAPAN KITA

Disusun Oleh: LISKA, S.Kep., Ns.

NIP: 199407162022032002

Telah disetujui untuk Seminar Rancangan Aktualisasi

Pada Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

Golongan 3 Angkatan 8 Tahun 2022

Coach

Erlinawati Pane, SKM., MKM

Nip: 197202201994022001

Mentor

Ns.Yanti Riyantini, M. Kep., Sp.Kep. An

Nip: 196507061989032002

ii

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PENYUSUNAN INSTRUKSI KERJA PEMANTAUAN KONDISI PASIEN OLEH NURSING

INCHARGEUNTUK PENINGKATAN PATIENSAFETY

DI RAWAT JALAN ANAK RSAB HARAPAN KITA

Telah diseminarkan

Tanggal 27 Juli 2022, di Bapelkes Cikarang

Coach

Erlinawati Pane, SKM., MKM

Nip: 197202201994022001

Mentor

Ns.Yanti Riyantini, M. Kep., Sp.Kep. An Nip: 196507061989032002

Penguji

Khaerudin, S.Kep., Ns., M.K.M Nip:197011011995011002

iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

Nama : Liska, S.Kep., Ns

NIP : 199407162022032002

Pangkat/Gol : Penata Muda Tk.I/ IIIB

Instansi Asal : RSAB Harapan Kita

Penyelenggara : Bapelkes Cikarang

Pelatihan

Laporan Aktualisasi saya adalah asli dan belum pernah diajukan pada Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negri Sipil angkatan manapun. Laporan ini adalah murni gagasan dan rumusan aktualisasi saya sendiri, sesuai arahan coachdan mentor. Kertas Kerja

Laporan Aktualisasi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali mencantumkan sumber referensi secara jelas dengan menyebutkan nama pengarang dan mencantumkan dalam daftar pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat penyimpanan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku di Bapelkes Cikarang.

Dibuat di Jakarta

Pada tanggal 27 Juli 2022

Yang membuat pernyataan,

Materai 10.000

Liska, S.Kep., Ns

Nip:199407162022032002

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan rancangan

aktualisasi dengan judul “Penyusunan Instruksi Kerja Pemantauan Kondisi Pasien

Oleh NursingInchargeUntuk PeningkatanPatienSafetydi Rawat Jalan Anak

RSAB Harapan Kita” untuk memenuhi persyaratan kelulusan Latihan Dasar Calon Pegawai

Negri Sipil Golongan III Angkatan 8 tahun 2022 yang diselenggarakan di BAPELKES Cikarang.

Penulis menyadari banyak pihak yang turut membantu sejak awal penyusunan sampai selesainya laporan ini. Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada

1. Ibu Erlinawati Pane, SKM., MKM selaku coach yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingannya selama proses penyusunan rancangan aktualisasi ini.

2. Ibu Ns.Yanti Riyantini, M. Kep., Sp.Kep. An selaku mentor yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingannya selama proses penyusunan rancangan aktualisasi ini.

3. Khaerudin, S.Kep., Ns., M.K.M selaku penguji mentor yang memberikan ilmu dan masukan yang bermafaat bagi penulis

4. Ibu Mursiti, S.Kep.,Ners selaku kepala ruangan di unit kerja penulis yang bersedia untuk berdiskusi selama proses pembuatan rancangan aktualisasi.

5. dr. Muhammad Ilhamy Setyadi, Sp.OG selaku kepalaInstalasi Rawat Jalan Terpadu, dan Ns. Rilifia, S.Kep selaku pengelola urusan Rawat Jalan Anak.

6. Ibu Kasma D., Bpk Muh. Ilyas dan Lilis Melany sebagai ibu, ayah dan adik, yang telah mencurahkan kasih sayang, dan senantiasa mendoakan keberhasilan penulis serta dukungan baik moril maupun materil selama proses penyelesaian laporan ini.

7. Seluruhteman-temanRawat JalanAnakyangikutmembantu dalamprosespelaksanaan aktualisasi ini.

8. Seluruh teman-teman peserta Pelatihan Dasar CPNS golongan III angkatan 8 Tahun 2022

9. Semuapihak yangtidakdapatpenyusun sebutkansatu persatuyangturutberpartisipasi sehingga selesainya laporan ini.

v

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak sekali kekurangannya, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan penulisan dan penyusunan hasil laporan dimasa mendatang. Jakarta, 27 Juli 2022

Penulis

vi
Liska, S.Kep., Ns Nip:199407162022032002
vii DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... iii SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................................... iv KATA PENGANTAR.................................................................................................. v DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1 1.1.Latar Belakang......................................................................................................1 1.2.Tujuan.................................................................................................................2 1.3.Manfaat................................................................................................................3 BAB II PROFIL INSTANSI.......................................................................................4 2.1. Visi dan Misi.........................................................................................................6 2.2. Nilai-nilai Organisasi.............................................................................................6 2.3. Tugas Organisasi..................................................................................................6 2.4.Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta.....................................................................7 BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI......................9 3.1. Identifikasi dan Analisi Isu Aktual ..........................................................................9 3.1.1. Identifikasi Isu ................................................................................................................... 9 3.1.2. Penetapan CoreIsu 11 3.1.3. Fish Bone 13 3.2. Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance................................................................................14 3.3.Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif..........................................16 3.3.1. Gagasan Pemecah Isu ................................................................................................... 16 3.3.2. Kegiatan........................................................................................................................... 16 BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI......................................................................18 4.1.Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS 18 4.2.Penjadwalan.......................................................................................................31 4.3.Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi 32 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................33
viii DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Penetapan coreisudengan analisis USG. 12 Tabel 3.2 Rencana Kegiatan dan sumber............................................................... 17 Tabel 4.1 Rencana Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi.............................. 18 Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan 31 Tabel 4.3. Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi............................................ 32
ix
Gambar 3.1 Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita 4 Gambar 3.1 Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSAB Harapan Kita........................ 5 Gambar 3.1 FishBone........................................................................................ 13
DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Calon Pegawai Negri Sipil (CPNS) adalah warna negara Indonesia yang lolos seleksi pengadaan PNS yang diangkat dan ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) setelah masa prajabatan selama 1 (satu) tahun yang wajib dijalani oleh CPNS melalui proses pelatihan dasar. Pelatihan dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan bagi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidan (LAN RI, 2021).

Berdasarkan UU Nomor 5 tahun 2014 ASN merupakan profesi berlandaskan pada prinsip nilai dasar, kode etik dan kode perilaku, komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik, kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi akademik, jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas, dan profesionalitas jabatan yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa (BPK RI, 2014).

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo resmi meluncurkan corevalues ASN BerAKHLAK dan employerbrandingASN “Bangga Melayani Bangsa” pada tanggal 27 Juli 2021. Corevaluesdiimplmentasikaan dalam kata “BerAKHLAK” yang merupakan akronim dari berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif diharapakan menjadi panduan berpikir, bertutur, dan berperilaku bagi ASN. Empoloyerbrandingmerupakan moto ASN dengan menggunakan semboyan “bangga melayani bangsa” (BapasKlaten,2022).Corevaluesdanemployerbrandinginimerupakan panduan bagi ASN dalam menjalankan fungsinya sebagai pemberi pelayanan publik yang professional dan berkualitas

Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita sebagai rumah sakit pusat rujukan nasional dengan kerangka kerja menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna untuk anak dan ibu secara berkesinambungan yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat (RSAB, 2020). Untuk menjaga kualitas pelayanan secara berkesinambungan, pihak rumah sakit senantiasa melakukan upaya-upaya pelayanan yang sesuai proseduryaitu dengan menerapkan6internationalPatienSafetyGoals(IPSG)

dalampelayananyang meliputi identifikasipasiensecarabenar, meningkatkankomunikasi

1

efektif, meningkatkan keamanan penggunaan obat-obatan, menjamin sisi operasi yang tepat (prosedur dan pasien yang tepat), menurunkan risiko infeksi nosokomial, dan menurunkan risiko cedera (RSWS, 2015).

Menurunkan risiko cedera berperan penting dalam mempertahankan pelayanan yang berkualitas. Salah satu upaya RSAB Harapan kita dalam menurunkan risiko cedera yaitu dengan menerapkan penggunaan Early Warning System (EWS) dalam ruang perawatan yang berfungsi membantu perawat dalam mendeteksi secara cepat keadaan pasien sebelum mengalami kegawatdaruratan. Namun penggunaan EWS ini hanya diperuntukkan di ruang rawat inap sehingga perawat di poliklinik tidak memiliki parameter untuk mendeteksi keadaan pasien sebelum terjadi kegawatdaruratan. Pasien yang

berkunjung ke poliklinik adalah pasien yang memiliki keadaan yang stabil sehingga dianggap tidak perlu pemantauan secara berkala, namun Kejadian Tidak Cedera (KTC)

sejak 2018-2019 rata-rata 2-3 kali dalam satu tahun, Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)

terjadi satu kali, sedangkan kejadian sentinel telah terjadi 2 kali dalam 4 tahun terakhir di poliklinik anak RSAB Harapan Kita. Angka kejadian masih terhitung kecil namun jika

dibiarkan akan mempengaruhi mutu pelayanan Rumah Sakit.

Kejadian ini menjadi bahan evaluasi bagi penulis untuk terus memperbaiki

kualitas pelayan rumah sakit dan menjadi alasan bagi penulis untuk mengangkat

judul “Penyusunan Instruksi Kerja Pemantauan Kondisi Pasien Oleh Nursing

InchargeUntuk Peningkatan PatienSafetydi Rawat Jalan Anak Rsab Harapan

Kita” dalam kegiatan aktualisasi.

Tujuan umum pelaksanaan aktualisasi adalah untuk menerapkan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara (ASN) di unit kerja dengan berpegang pada materi pelatihan dasar yang meliputi Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara, Analisis Isu Kontemporer, Kesiapsiagaan Bela Negara, Nilai ASN BerAKHLAK, Manajemen ASN, serta Smart ASN. Melalui aktualisasi ini, diharapkan ASN dapat menginternalisasikan nilai dasar ASN dalam menjalankan peran ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.

2
1.2. Tujuan 1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam aktualisasi ini adalah untuk melakukan pemecahan isu yang terjadi di unit kerja penulis yaitu “Penyusunan Instruksi Kerja

Pemantauan Kondisi Pasien Oleh NursingInchargeUntuk Peningkatan

PatienSafetydi Rawat Jalan Anak Rsab Harapan Kita”

1.3. Manfaat

a. Manfaat bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS

1. Peningkatan pemahaman dan internalisasi nilai dasar BerAKHLAK sebagai landasan dalam menjalankan profesi di tempat kerja.

2. Penuntun dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi nilai dasar di unit kerja serta dasar pelaporan aktualisasi nilai-nilai dasar BerAKHLAK di wilayah kerja RSAB Harapan Kita Jakarta

b. Manfaat Bagi Instansi

1. Tercapainya visi dan misi RSAB Harapan Kita Jakarta

2. Peningkatan kualitas mutu pelayanan RSAB Harapan Kita Jakarta

c. Manfaat bagi masyarakat

a. Tercapainya pelayanan prima untuk masyarakat sebagai wujud aktualisasi nilai dasar BerAKHLAK.

b. Tercapainya kepuasan dan kenyamanan masyarakat khususnya pasien dan keluarga pasien di RSAB Harapan Kita Jakarta

3

BAB II PROFIL INSTANSI

Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, yang selanjutnya disingkat menjadi RSAB

Harapan Kita, diresmikan pada tanggal 22 Desember 1979. Pada awal berdirinya memiliki

nama lengkap Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita. Kemudian berkenaan dengan

terbitnya Undang-undang Nomor 20 tahun 1997 tentang Penghasilan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 124/KMK.03/1998

tentang Tatacara Penggunaan Penghasilan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Bidang Pelayanan

Kesehatan, maka terhitung mulai tanggal 27 Februari 1998 RSAB Harapan Kita berstatus

sebagai rumah sakit pengguna Penghasilan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pada tanggal 12

Desember 2000, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 127 tahun 2000 tentang Pendirian

Perusahaan Jawatan (Perjan) Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita Jakarta, RSAB

Harapan Kita berubah status dari rumah sakit pengguna PNBP menjadi rumah sakit Perusahaan Jawatan (Perjan).

Seiring perkembangannya, khususnya dalam rangka pengembangan pelayanan

sekunder dan tersier kesehatan ibu, maka pada tanggal 23 Februari 2005 melalui Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 271/Menkes/SK/II/2005 telah terjadi perubahan

nama, yakni dari Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita menjadi Rumah Sakit Anak dan

Bunda Harapan Kita, dengan tetap disingkat RSAB Harapan Kita. Melalui perubahan nama ini

cakupan pelayanan kesehatan kepada ibu/wanita tidak lagi hanya terbatas pada kasus

kebidanan dan kandungan saja, namun lebih diperluas lagi menjadi seluruh kasus kesehatan

wanita. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

4
Gambar 2.1. Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita

1243/MENKES/SK/VIII/2005 tentang Penetapan 13 (tiga belas) eks Rumah Sakit Perusahaan

Jawatan (Perjan) menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan dengan

menerapkanPolaPengelolaanKeuanganBadanLayananUmum, maka terhitung mulai tanggal

11 Agustus 2005 status RSAB Harapan Kita berubah dari rumah sakit Perjan menjadi rumah

sakit yang menerapkan PPK-BLU dan status ini masih berlangsung hingga sekarang.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 68 Tahun 2019 tentang Struktur

Organisasi DanTata Kerja, RSABHarapanKitadipimpinolehDirekturUtamadengan4Direktur yang membawahi Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang (DPMKP), Direktorat Perencanaan, Operasional dan Umum (DPOU), Direktorat SDM, Pendidikan dan Penelitian (DSPP) dan Direktorat Keuangan & Barang Milik Negara (BMN).

Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang terdiri atas Bidang

Pelayanan Medik, Bidang Pelayanan Keperawatan dan Bidang Pelayanan Penunjang. Adapun Bidang Pelayanan Medik terdiri dari Seksi Pelayanan Medik Rawat Jalan dan Seksi Pelayanan

Medik Rawat Inap. Bidang Pelayanan Keperawatan terdiri dari Seksi Pelayanan Keperawatan

Rawat Jalan dan Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Inap. Bidang Pelayanan Penunjang terdiri dari Seksi Pelayanan Penunjang Medik dan Seksi Pelayanan Penunjang Non medik.

5
Gambar 2.2 Struktur Organisasi dan tata kerja RSAB Harapan Kita

2.1. Visi dan Misi

a) Visi

Terdepan Sebagai Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional

b) Misi

1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan perempuan, perinatal dan anak yang aman dan berkualitas

2) Menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan dibidang kesehatan perempuan, perinatal dan anak

3) Menyelenggarakan pelatihan dibidang kesehatan perempuan, perinatal dan anak

4) Menyelenggarakan penelitian dibidang kesehatan perempuan, perinatal dan anak

5) Meningkatkan jejaring dan sistem rujukan di bidang kesehatan perempuan, perinatal dan anak

2.2. Nilai-nilai Organisasi

Budaya kerja atau nilai-nilai yang dianut dan senantiasa terus dikembangkan RSAB Harapan Kita adalah ”CANTIK”, yang merupakan singkatan

dari :

C : Cepat

A : Akurat

N : Nyaman dan Aman

T : Transparan dan Akuntabel

I : Integritas Tinggi

K : Kerjasama Tim

2.3. Tugas Organisasi

Tugas pokok RSAB Harapan Kita berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor: 68 tahun 2019 tentang Organisasi Dan Tata Kerja RSAB

Harapan Kita Jakarta, adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna untuk anak dan ibu secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta pelaksanaan pelayanan lain di bidang pelayanan kesehatan yang

bertujuan meningkatkan status kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, RSAB Harapan Kita menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Penyusunan rencana program dan anggaran

2. Pengelolaan pelayanan medis dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit ibu dan anak

3. Pengelolaan pelayanan penunjang medis

4. Pengelolaan pelayanan penunjang nonmedis

5. Pengelolaan pelayanan keperawatan

6. Pengelolaan pendidikan dan pelatihan dengan kekhususan di bidang penyakit ibu dan anak

7. Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi dengan kekhususan di bidang penyakit ibu dan anak

8. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara

9. Pengelolaan sumber daya manusia

10.Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat

11.Pelaksanaan kerja sama

12.Pengelolaan sistem informasi

13.Pelaksanaan urusan umum

14.Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

15.Pelaksanaan urusan administrasi rumah sakit;

Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta diklat mengacu kegiatan dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan uraian tugas, yaitu :

1.Melakukan asuhan keperawatan (pengkajian, menetapkan diagnosis keperawatan, menetapkan intervensi dan melaksanakan tindakan keperawatan serta evaluasi) dengan lingkup keterampilan tehnik dasar

2.Menerapkan prinsip etik, legal dan peka budaya dalam asuhan keperawatan

3.Melakukan komunikasi teraupetik di dalam asuhan keperawatan

4.Menerapkan caringdalam asuhan keperawatan

5.Menerapkan prinsip keselamatan pasien

6.Melakukan kerja sama tim dalam memberikan asuhan keperawatan

7.Menerapkan prinsip mutu dalam tindakan keperawatan

8.Melakukan proses edukasi pada klien terkait dengan kebutuhan dasar

9.Mengumpulkan data riset sebagai anggota tim penelitian

7
2.4. Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta

10.Mengumpulkan data kuantitatif untuk kegiatan pembuatan laporan kasus klien

11.Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama ras dan antar golongan

12.Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman keperawatan

13.Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

14.Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu

15.Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan

16.Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu

17.Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat /bencana/kritikal

18.Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan tahap pre/intra dan post operasi

19.Memberikan dukungan/memfasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan dalam pelayanan keperawatan

20.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi, eliminasi dan mobilisasi

21.Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

22.Melaksanakancasefindingpenemuan kasus baru pada individu

23.Melakukan perawatan luka

24.Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus

25.Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

26.Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu

27.Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

28.Membuat SAP bermain

29.Melakukan terapi bermain

30.Melakukan pengukuran antropometri

31.Melakukan asistensi imunisasi pada individu dalam rangka melakukan upaya preventif

32.Melakukan perekaman EKG

8

BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi dan Analisi Isu Aktual

3.1.1.

Identifikasi Isu

1. Belum optimalnya edukasi kepatuhan minum obat kelasi besi pada pasien Talasemia RSAB Harapan Kita

Talasemia adalah penyakit bawaan kelainan darah yang diturunkan dari kedua orang tua yang ini terdiri dari talasemia minor dan talasemia mayor (Kemenkes, 2019). Talasemia minor yaitu talasemia pembawa sifat dan tidak menunjukkan gejala, yang hanya dapat diketahui melaluiscreeningtalasemia dan tidak membutuhkan transfusi, sedangkan talasemia mayor yaitu talasemia yang tidak dapat membentuk haemoglobin yang cukup dalam darah sehingga memerlukan transfusi seumur hidup untuk mempertahankan kadar Hb >9 g/dL tergantung dari derajat anemia yang diderita (YKI, 2014).

Penderita talasemia yang rutin transfusi darah mengakibatkan tertimbunnya zat besi dalam tubuh. Hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan pubertas, amenorheasekunder, hipoparatiroid,hipotiroid,diabetes melitushingga gangguan fungsi hati dan gagal jantung (Moeryono , Subroto, & Suryansy, 2012).

Menurut data dari ketuaperhimpunan talasemia RSAB Harapan Kita terdapat sekitar 103 pasien yang tercatat sebagai pasien talasemia mayor dan mengonsumsi kelasi besi. Pasien talasemia di RSAB Harapan Kita dalam satu minggu, ada sekitar 40 pasien yang rutin melakukan transfusi darah dan masih ada 50% diantaranya tidak patuh meminum obat kelasi besi yang ditandai dengan masih adanya sisa obat dari bulan sebelumnya dan tidak adanya bukti pengambilan obat yang tertera di buku kontrol pasien. Beberapa alasan tidak patuhnya pasien dalam mengonsumsi kelasi besi yaitu masih kurangnya edukasi yang diterima pasien mengenai manfaat kelasi besi, tidak tahunya pasien dan orang tua tentang manfaat kelasi besi, rasa lelah orang tua untuk bolak-balik ke

Rumah Sakit untuk mengambil obat, rasa obat yang tidak disukai anak, mulai bosannya anak karena minum obat setiap hari, dan orang tua yang kadang lupa mengingatkan anak untuk minum obat.

Ketidakpatuhan dalam mengonsumsi kelasi besi ini tentu akan berdampak buruk bagi pasien itu sendiri karena akan mengakibatkan terjadinya penimbunan zat besi dalam tubuh pasien. Isu ini terkait dengan manajemen ASN, yaitu

9

pelaksanaan pelayanan yang belum optimal sehingga pasien belum mendapatkan pelayanan profesional dan berkualitas.

2. Belum terlaksananya pemantauan keadaan pasien di ruang tunggu Poliklinik anak RSAB Harapan Kita.

RSABHarapanKita merupakansalahsatu rumahsakit rujukanNasional anak dan bunda yang berlokasi di Jakarta. Rumah Sakit ini memiliki pelayanan poliklinik anak dengan 12 subspesialis (Kardiologi, Neurologi, Respirologi, Nefrologi, Gastrohepatologi, Infeksi dan penyakit tropis, Hematologi Onkologi, Alergi Imunologi, Neonatologi, Tumbuh Kembang dan Pediatrik Sosial, Endokrinologi, dan Nutrisi Penyakit Metabolik) dengan rata-rata kunjungan setiap hari 200-300 pasien. RSAB Harapan Kita merupakan Rumah Sakit rujukan tersier untuk pelayanan anak dan ibu, maka pasien yang berobat banyak anak dengan kondisi yang berat, sehingga pemantauan terhadap keadaan pasien saat di poliklinik sangat dibutuhkan.

Beberapa pasien didampingi 2-3 pendamping yang mengakibatkan terjadinya penumpukan pasien dan pendamping di Poliklinik. Hal tersebut mengakibatkansulitnya bagi petugas untuk memantaukondisipasienyangsedang menunggu waktu konsultasi dengan DPJP sehingga risiko terjadinya cedera pada pasien sangat tinggi.

Kejadian Tidak Cedera sejak 2018-2019 di Klinik Anak RSAB Harapan Kita rata-rata 2-3 kali dalam satu tahun, Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) terjadi satu kali, sedangkan kejadian sentinel telah terjadi 2 kali dalam 4 tahun terakhir di poliklinik anak RSAB HK. Angka kejadian ini memang tidak terlalu tinggi namun ini sudah harus menjadi perhatian besar bagi Rumah Sakit karena insiden keselamatan pasien merupakan salah satu indikator dari 6 internationalPatien SafetyGoals(IPSG).

Kondisi ini tidak memenuhi 7 standar pelayanan pasien di Rumah Sakit yang meliputi hak pasien, mendidik pasien dan keluarga, keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan, penggunaan metode peningkatan kinerja, peran kepemimpinan untuk meningkatkankeselamatan pasien, komunikasi. Hal ini tentu akan menyebabkan pasien merasa pelayanan rumah sakit yang buruk sehingga mutu Rumah Sakit berkurang. Isu ini terkait dengan manajemen ASN, yaitu pelaksanaan pelayanan yang belum optimal sehingga pasien belum mendapatkan pelayanan yang profesional dan berkualitas.

10

3. Belum optimalnya penggunaan Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)

pada SMART RSAB Harapan Kita sebagai alat komunikasi antar unit di RSAB

Harapan Kita

Catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT) merupakan catatan pendokumentasian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk melakukan koordinasi atau kolaborasi antar tenaga kesehatan dalam melakukan pendokumentasian pelayanan Fungsi dari CPPT yaitu sebagai media komunikasi efektifantar profesi sehinggadiharapkanmengurangi miskomunikasidankejadian tidak diharapkan (Saputra , Malini, & Susanti, 2021).

RSAB Harapan Kita sejak tahun 2019 telah menerapkan penggunaan SIMRS

dengan nama SMART RSAB sehingga CPPT juga dilakukan secara online.

Penggunaan SMART RSAB ini diharapkan dapat memudahkan pegawai Rumah Sakit dalam pencatatan berbagai informasi terkait pasien, namun pada penerapannya masih ditemukan belum lengkapnya CPPT dalam SMART sehingga masihseringterjadimiskomunikasiantarunitkerjayangmengakibatkanpengisian persetujuan tindakan yang berulang. Perawat unit lain di RSAB Harapan Kita seperti UGD terkadang 3-5 kali dalam sebulan menanyakan ke poliklinik mengenai kelengkapan berkas persiapan tindakan operasi pasien saat pasien datang ke UGD untuk masuk rawat dikarenakan berkas persiapan operasi masih berada di infokes dan tidak adanya keterangan dalam CPPT perawat mengenai kelengkapan berkas persiapan tindakan pasien. Ini menunjukkan bahwa fungsi dari CPPT itu sendiri sebagai media komunikasi belum tercapai, dimana informasi dari poliklinik ke unit lain belum tersampaikan melalui CPPT. Kejadian ini mengakibatkan bertambahnya beban kerja perawat yang harus mengonfirmasi kembali tentang kelengkapan berkas pasien serta waktu tunggu pasien di UGD akan bertambah sehingga mutu pelayanan rumah sakit akan kurang. Isu ini terkait dalam SMART ASN, dimana perawat belum optimal dalam menggunakan SMART RSAB sebagai media komunikasi antar unit dalam rumah sakit.

3.1.2.

Kegiatan selanjutnya setelah identifikasi berbagai isu diperlukan analisis untuk memahami secara utuh isu tersebut. Coreisu yang berkualitas dan aktual ditentukan dengan menggunakan teknik tapisan isu USG dengan rentang penilaian (1-5) yaitu:

11
Penetapan CoreIsu

1. Urgentcy: Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindak lanjuti

2. Seriousness: Seberapa serius isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan

3. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera

12
No Identifikasi Isu Urgentcy Seriousness Growth skor Prioritas 1 Belum optimalnya edukasi kepatuhan minum obat kelasi besi pada pasien Talasemia RSAB Harapan Kita. 4 4 3 11 2 2 Belum terlaksananya pemantauan keadaan pasien di ruang tunggu Poliklinik anak RSAB Harapan Kita. 5 4 3 12 1 3 Belum optimalnya penggunaan CPPT pada SMART sebagai alat komunikasi antar unit di RSAB Harapan Kita 4 3 3 10 3 Keterangan : Urgentcy Seriousness Growth 5 = Sangat Penting 5 = Sangat Gawat 5 = Sangat Cepat 4 = Penting 4 = Gawat 4 = Cepat 3 = Cukup penting 3 = Cukup Gawat 3 = Cukup Cepat 2 = Kurang Penting 2 = Kurang Gawat 2 = Kurang Cepat 1 = Tidak Penting 1 = Tidak Gawat 1 = Lambat Berdasarkan hasil analisis USG diatas, maka isu yang dipilih adalah sebagai berikut: Belum terlaksananya pemantauan keadaan pasien di ruang tunggu Poliklinik anak RSAB Harapan Kita.
Tabel 3.1. Penetapan Coreisudengan analisis USG

3.1.3. Fish Bone

Jumlah pendamping pasien yang banyak

Ruang tunggu

terbatas

Ruang tunggu penuh

Gambar 3.1. fishbone

Surroundings Method

Perawat susah memantau keadaan

pasien secara langsung

Belum adanya lembar monitoring

perkembangan kondisi pasien di poliklinik

Tidak adanya instruksi

kerja tentang pemantauan pasien

SDM Terbatas

Beban kerja perawat yang tinggi

Perawat tidak merasa

harus melakukan

pemantauan pada pasien

Belum terlaksananya

pemantauan keadaan

pasien di ruang tunggu

Poliklinik anak RSAB

Kerja sama antar

bidang yang belum optimal

MAN

Tidak adanya instruksi

kerja tentang pemantauan pasien

Tidak ada petugas yang

bertanggung jawab terhadap pemantauan pasien

Harapan Kita.

13

Berdasarkan analisis pada gambar diketahui akar penyebab dari belum

terlaksananya pemantauan keadaan pasien yang menunggu di poliklinik anak RSAB

Harapan Kita adalah tidak adanya instruksi kerja pemantauan pasien saat sedang menunggu antrian konsultasi dengan Dokter DPJP di Poliklinik Anak RSAB Harapan

Kita.

3.2. Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk

Mendukung Terwujudnya SmartGovernance

Berdasarkan fishboneditemukan akar penyebab masalah isu yang diangkat yaitu sebagai berikut:

1. Perawat susah memantau keadaan pasien secara langsung

RSABHarapanKitasebagaipusat rujukantersiermenerimarujukandariseluruh

Indonesia sehingga mengakibatkan kunjungan poliklinik sendiri dalam sehari mencapai 200-300 pasien sehingga mengakibatkan ruang tunggu poliklinik penuh setiap harinya bahkan beberapa pasien dan pendamping pasien terkadang harus berdiri dikarenakan tidak mendapatkan tempat duduk. Dengan banyaknya pasien yang tidak didukung dengan fasilitas yang cukup mengakibatkan penumpukan dan desak-desakan pasien sehingga perawat kesusahan memantau pasien yang mengakibatkan tidak tercapainya pelayanan yang profesional dan berkualitas yang berkaitan dengan manajemen ASN. dari segi SMART ASN, Rumah Sakit belum memanfaatkan secara optimal mediadigital untukmendukung pelayanandi Poliklinik, seperti penggunaan monitor sebagai pusat informasi nomor antrian konsultasi ke DPJP.

2. Tidak adanya instruksi kerja tentang pemantauan pasien

Instruksi kerja merupakan dokumen yang mengatur secara rinci dan jelas urutan aktivitas sebagai pendukung prosedur mutu atau prosedur kerja. Instruksi kerja ini akan memudahkan pelaksanaan kegiatan perawat karena ada rincian aktivitas yang jelas Instruksi kerja mengenai pemantauan pasien di poliklinik belum ada sehingga mengakibatkan perawat tidak menerapkan pemantauan pasien dengan benar dalam melakukan pelayanan di Poliklinik. Akar masalah ini tentunya berkaitan dengan manajemen ASN karena pasien tidak mendapatkan haknya dalam pelayanan yaitu pelayanan yang profesional dan berkualitas. Dari segi SMART ASN, pegawai rumah sakit belum menggunakan media digital untuk mencari informasi

14

mengenai penggunaan instruksi kerja di Poliklinik, sehingga pemantauan pasien hanya dilakukan di ruang rawat inap.

3. Beban kerja perawat yang tinggi

SDM yang terbatas dan kerja sama antar bidang yang belum optimal menjadi akar penyebab terjadinya beban kerja yang tinggi pada perawat di Poliklinik. Beban kerja perawat tidak hanya dilihat dari jumlah pasien yang ditangani namun bisa juga berasal dari adanya hal-hal yang harus mereka hadapi secara tiba-tiba seperti menghadapi komplain pasien yang tidak puas dengan pelayanan rumah sakit. Beban kerja yang berlebihan pada perawat dapat memicu timbulnya stressburnoutyang akan mengakibatkan perawat tidak dapat menampilkan performa secara efektif dan efisien sehingga mengakibatkan pelayanan yang profesional dan berkualitas tidak mampu mereka berikan kepada pasien (manajemen ASN).

4. Tidak ada petugas yang bertanggung jawab terhadap pemantauan pasien

Dari fishbone di atas dapat kita lihat bahwa salah satu akar masalah dari isu yangdiangkatadalahkarenatidakadanyapetugasyangbertanggungjawabterhadap pemantauan keadaan pasien sehingga terkadang pasien poliklinik hanya dipantau saat melakukan pengukuran antropometri dan saat konsultasi dengan Dokter. Hal ini dikarenakan perawat merasa tidak ada kewajiban untuk memantau keadaan pasien karena tidak adanya instruksi kerja yang jelas tentang pemantauan pasien. Tidak seperti halnya di ruang rawat dimana pasien akan dilakukan pemantauan secara berkala karena memiliki SOP yang jelas. Akar masalah ini berkaitan dengan manajemen ASN yaitu tidak tercapainya pelayanan yang optimal dan profesional yang diberikan kepada pasien.

5. Belum adanya lembar monitoring perkembangan kondisi pasien di Poliklinik

Lembar pemantauan keadaan pasien yang biasa digunakan di ruang rawat inap disebut dengan istilah EWS (Early Warning Sistem), sehingga mudah untuk memantau keadaan pasien karena adanya lembar monitoring yang dapat digunakan. Berbeda dengan poliklinik yang tidak memiliki EWS sehingga perawat masih bingung jika ingin mencatat perkembangan pasien tertentu yang mengakibatkan pemantauan terhadap keadaan pasien tidak terlaksana dengan baik. Kejadian sentinel yang telah terjadi dalam 4 tahun terakhir bahkan tidak tercatat bagaimana perkembangan keadaan pasien karena tidak adanya lembar monitoring perkembangan pasien sehingga perawat hanya mencatat vital sign pasien di CPPT saat awal datang. masalah ini berkaitan dengan manajemen ASN, dimana sebagai seorang pelayan publikberkewajibanmemberikanpelayananyang berkualitas.Dari segi SMART ASN,

15

petugas rumah sakit belum mengembangkan SIMRS yang digunakan di rumah sakit agar dapat digunakan untuk mencatat perkembangan kondisi pasien tertentu.

3.3. Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif

3.3.1.Gagasan Pemecah Isu

Berdasarkan hasil analisa diatas diperlukan upaya ataupun gagasan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu penyusunan instruksi kerja

pemantauan kondisi pasien olehnursinginchargeuntuk peningkatanpatien safety di rawat jalan anak RSAB Harapan Kita. Instruksi kerja ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi perawat poliklinik anak RSAB Harapan Kita dalam melakukan pemantauan pada pasien yang membutuhkan pemantauan khusus di Poliklinik RSAB Harapan Kita sehingga pasien mendapatkan pelayan yang baik.

Gagasan tersebut terkait dengan manajemen ASN sebagai pelayan publik yang berkualitas dan profesional sehingga akan menghasilkan pelayanan prima dalam pelayanan Rumah Sakit. Pelayanan prima dalam konteks pelayanan rumahsakit berarti pelayanan yang diberikan kepada pasien yang berdasarkan standar kualitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat meningkatkan kepercayaannya kepada rumah sakit (Endarini, 2001).

Dalam pelaksanaan gagasan pemecah isu ini juga tidak terlepas dari penerapan

SMART ASN karena akan memanfaatkan media digital dalam penyusunan dan pencarian literatur mengenai instruksi kerja pemantauan kondisi pasien dengan menerapkan 4 aspek bermedia digital yaitu digitalskill,digitalsafety,digitalculture, dandigitalethicsdalam penggunaannya.

3.3.2. Kegiatan

Berdasarkan gagasan pemecah isi yang telah ditentukan oleh penulis, maka beberapa kegiatan yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Pelaksanaan konsultasi dengan kepala ruangan, mentor, dan instalasi rawat jalan

RSAB Harapan Kita

2. Pengkajian literatur terkait pembuatan instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik Anak RSAB Harapan Kita.

3. Pembuatan instruksi kerja instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik Anak

RSAB Harapan Kita.

16

4. Pelaksanaan sosialisasi instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik Anak RSAB

Harapan Kita.

5. PenerapaninstruksikerjapemantauanpasiendiPoliklinikAnakRSABHarapanKita.

6. Evaluasi penggunaan instruksi kerjapemantauanpasien di Rawat Jalan Anak RSAB

Harapan Kita.

No. Kegiatan Sumber

1. Pelaksanaan konsultasi dengan kepala ruangan, mentor, dan instalasi rawat jalan RSAB Harapan Kita

2. Pengkajian literatur terkait pembuatan instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik Anak RSAB Harapan Kita.

3. Pembuatan instruksi kerja instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik Anak RSAB Harapan Kita.

4. Pelaksanaan sosialisasi instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik Anak RSAB Harapan Kita.

5. Penerapan instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik Anak RSAB Harapan Kita.

6 Evaluasi penggunaan instruksi kerja pemantauan pasien di Rawat Jalan Anak RSAB Harapan Kita.

17
Tabel 3.2 rencana kegiatan dan sumber kegiatan
SKP
SKP
Inovasi
SKP
SKP
SKP

BAB IV

RANCANGAN AKTUALISASI

4.1. Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS

Tabel 4.1. Rencana Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi

Nama : Liska, S.Kep.,Ns

Unit Kerja : Instalasi Rawat Jalan, Poliklinik Rawat Jalan Anak RSAB Harapan Kita

Identifikasi Isu : 1. Belum optimalnya edukasi kepatuhan minum obat kelasi besi pada pasien Talasemia RSAB Harapan Kita

2. Belum terlaksananya pemantauan keadaan pasien yang menunggu di poliklinik anak RSAB Harapan Kita

3. Belum optimalnya penggunaan CPPT sebagai alat komunikasi antar unit di RSAB Harapan Kita.

Isu yang Diangkat : Belum terlaksananya pemantauan keadaan pasien di ruang tunggu Poliklinik anak RSAB Harapan Kita.

Gagasan Kreatif : Penyusunan instruksi kerja pemantauan kondisi pasien oleh nursinginchargeuntuk peningkatan patiensafety di rawat jalan anak

RSAB Harapan Kita

No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil

1 Pelaksanaan

konsultasi dengan

kepala ruangan,

1. Membuat janji

untuk bertemu

dengan kepala

ruangan dan

mentor

1. Dokumentasi hasil

konsultasi

Keterkaitan Subtansi Mata

Pelatihan (BerAKHLAK)

 Datang tetap waktu sesuai dengan

kontrak waktu yang telah

disepakati (akuntabel)

Kontribusi terhadap visi misi Organisasi

Kegiatan ini

mendukung visi Rumah

Sakit Anak dan Bunda

Penguatan Nilai

Organisasi

Kegiatan ini mendukung nilai nilai RSAB

18

mentor, dan intalasi

rawat jalan RSAB

Harapan Kita

2. Melakukan diskusi tentang

rencana pembuatan

instruksi kerja

pemantauan pasien di Poliklinik Anak

RSAB Harapan

Kita.

2. Mengutarakan pendapat dan rencana tentang pembuatan

instruksi kerja

berdasarakan hasil telaah dokumen

 Melakukan diskusi dengan mentor

dan kepala ruangan dan instalasi

rawat jalan untuk penyusunan

instruksi kerja (Kolaboratif)

 Senantiasa proaktif

menyampaikan rencana dalam

diskusi agar dapat menjadi

pertimbangan dalam pelaksanaan

kegiatan aktualisasi (adaptif)

 Melakukan diskusi dengan atasan

dan mentor dengan menerapkan

sikap ramah, solutif dan dapat di

andalkan mengenai rancanagan

aktualisasi guna melakukan

perbaikan terhadap pelayanan

(Berorientasi Pelayanan)

Harapan Kita terdepan

sebagai pusat

kesehatan ibu dan

anak nasional dan

misi rumah sakit yaitu

menyelenggrakan

pelayanan kesehatan perempuan, perinatal

dan anak yang aman

dan berkualitas

Harapan Kita yaitu;

Konsultasi dengan beberapa unit

untuk mencapai

tyjuan yang sama (Kerjasama

tim)yang

dilakukan dengan secara

Transparan dan akuntabel

3. meminta saran dan masukan serta izin untuk pelaksanaan

gagasan

3. Menerima saran, masukan dan izin mengenai pelaksanaan

gagasan

 Menerima saran terkait rencana

aktualisasi demi perbaikan

pelayanan kedepannya

(harmonis, berorientasi pelayanan)

19

2 Pengkajian literatur

terkait pembuatan

instruksi kerja

pemantauan pasien

di Poliklinik Anak

RSAB Harapan Kita.

1. Melakukan pencarian informasi melalui media digital mengenai pembuatan instruksi kerja

 Terbuka menerima saran dari

pimpinan demi kepentingan

umum (loyal)

 Melaksanakan masukan dan saran

yang diberikan demi

terlaksananya tugas yang

diberikan dengan baik (kompeten)

 Memberikan kesempatan kepada

mentor dan kepala ruangan dan

instalasi untuk ikut berkontribusi

dalam pelaksanaan aktulisasi

dengan meminta saran dan masukan (kolaboratif)

1.

 Bertindak proaktif untuk mencari

informasi dari media digital mengenai alur pembuatan instruksi kerja

informasi (adaptif) melalui

media digital untuk menambah

wawasan dan pengetahuan agar

dapat melakukan tugas dengan

baik (Kompeten) demi

memperbaiki pelayanan tiada

henti (berorientasi pelayanan)

Kegiatan ini mendukung visi Rumah

Sakit Anak dan Bunda

Harapan Kita terdepan sebagai pusat

kesehatan ibu dan

anak nasional dan

misi rumah sakit yaitu

Kegiatan ini mendukung nilai nilai RSAB

Harapan Kita yaitu; Mencari literatur yang dari sumber yang akurat serta sumber yang

dapat

20
Mendapatkan

dokumen SPO terkait pemantauan pasien di ruang rawat inap

2.

 Menghargai kepala ruangan

menyelenggrakan

dipertanggung

(tertulis) tentang pemantauan pasien di rawat inap

dengan meminta izin untuk

menggunakan SPO sebagai

referensi pembuatan instruksi

kerja (harmonis)

 Terus belajar untuk

mengembangkan diri

menggunakan media apapun

(kompeten)

 Menggunakan SPO milik rumah

sakit dengan baik serta

bertanggung jawab (akuntabel)

pendidikan tenaga

kesehatan

perempuan, perinatal

dan anak dan

menyelenggrakan

pelayanan

kesehatan

perempuan, perinatal

dan anak yang aman

dan berkualitas

jawabkan (Transparan dan akuntabel)

Konsultasi ke kepala ruangan mengenai alur pembuatan instruksi kerja

kerja secara lisan

 Berdiskusi kepada kepala ruangan untuk mencari informasi mengenai

alur pembuatan instruksi kerja

demi melaksanakan tugas dengan

baik (kolaboratif, kompeten)

 Melakukan konsultasi dengan

menerapka sikap ramah, solutif

dan dapat diandalkan (berorientasi pelayan)

21
2. Mengkaji Dokumen telaah 3. Melakukan 4. Mendapatkan gambaran tentang alur pembuatan instruksi

kerja pemantauan

pasien di Poliklinik

Anak RSAB Harapan

Kita.

kerja

1. Referensi terkumpul dari

berbagai sumber terpercaya

 Bertindak proaktif untuk mencari

informasi (adaptif) melalui

media digital untuk menambah

wawasan dan pengetahuan agar

dapat menyusun instruksi kerja

dengan baik (Kompeten) demi

memperbaiki pelayanan tiada

henti (berorientasi

pelayanan)

 Menyusun rancangan instruksi

Kegiatan ini

mendukung visi Rumah

Sakit Anak dan Bunda

Harapan Kita terdepan

sebagai pusat

kesehatan ibu dan

anak nasional dan

misi rumah sakit yaitu

menyelenggrakan

pelayanan

Kegiatan ini mendukung nilai

nilai RSAB

Harapan Kita yaitu; Pembuatan instruksi dilakukan dengan akurat, transparan dan akuntabel

dengan

melibatkan

beberapa unit

pasien di Poliklinik

rancangan instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik

kerja pemantauan pasien sebagai

inovasi dalam pelayanan dengan

memanfaatkan referensi yang

telah dikumpulkan dari berbagai

sumber (adaptif, kompeten)

 Membuat rancangan instruksi

kerja pemantauan pasien demi

tercapainya pelayanan yang prima (berorientasi pelayanan)

 Menyusun draf instruksi kerja

dengan penuh tanggung jawab

(akuntabel)

kesehatan

perempuan, perinatal

dan anak yang aman

dan berkualitas

(Kerasama Tim)

Untuk menghasilkan pelayanan yang Cepat, aman dan nyaman

22
3 Pembuatan instruksi 1. Mengumpulkan semua bahan referensi mengenai instruksi 2. Menyusun rancangan instruksi kerja pemantauan 2. Adanya

4 Pelaksanaan

sosialisasi instruksi

kerja pemantauan

pasien di Poliklinik

Anak RSAB Harapan

Kita.

3. Melaporkan dan meminta persetujuandari kepala ruangan, instalasi rawat jalan, dan bidang keperawatan mengenai rancangan instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik

3. Mendapat persetujuan mengenai rancangan instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik

 Memintapersetujuanpadaatasan

sesuai alur terkait rencana

kegiatan agar dapat diterapkan di tempat kerja (loyal)

 Melaporkan dan melaksanakan

dengan bertanggungjawab, disiplin, cermat, dan berintegritas

tinggi tugas yang telah disetujui

oleh pimpinan (akuntabel)

 Melibatkan beberapa unit dalam

pengambilan keputusan dalam

pelaksanaaan kegiatan yang akan

dilakukan (harmonis, kolaboratif)

1. Meminta persetujuan rencana pelaksanaan sosialisasi tentang instruksi kerja pemantauan

1. Mendapatkan persetujuan pelaksanaan sosialisasi tentang instruksi kerja pemantauan pasien

 Memintapersetujuanpadaatasan

sesuai alur terkait rencana

kegiatan agar dapat diterapkan di tempat kerja (loyal)

 Meminta persetujuanpada kepala

ruangan untuk melaksanakan

sosialisasi terkait instruksi kerja

pemantauan pasien di ruangan

Kegiatan ini mendukung visi Rumah

Sakit Anak dan Bunda

Harapan Kita terdepan

sebagai pusat

kesehatan ibu dananak

nasional dan misi

rumah sakit yaitu

Kegiatan ini mendukung nilai nilai RSAB

Harapan Kita yaitu; Dalam pelaksanaan

sosilaisasi

dilakukan dengan

penyajian materi

23

pasien di poliklinik rawat

jalan

rawat jalan anak sebagai bentuk

menghargai kepala ruangan

selaku atasantertinggidiruangan

tersebut (Harmonis)

 Menggunakan ruangan rawat

jalan anak dengan

bertanggungjawab (barang milik

negara) sebagai tempat

sosialisasi instruksi kerja

pemantauan pasien (akuntabel)

 Membuat jadwal sosialisasi

dengan memperhatikan waktu

dinas teman-teman perawat agar

tidak mengganggu jadwal dinas

sehingga tetap mengedepankan

kepentingan umun (loyal)

 Membuat jadwal sosialisasi

dengan mempertimbangkan

jadwal dinas teman2 agar tetap

tercipta lingkungan kerja yang

kondusif dan tidak mengganggu

pelayanan (harmonis)

menyelenggrakan

pendidikan tenaga

kesehatan

perempuan, perinatal

dan anak dan menyelenggrakan

pelayanan kesehatan

perempuan, perinatal

dan anak yang aman

dan berkualitas

yang akurat dan membuat peserta

merasa Nyaman dan aman. Serta memerima saran

dan masukan dari peserta sosislaisasi (kerjasama tim)

24
2. Membuat jadwal sosialisasi 2. Adanya jadwal pelaksanaan sosialisasi

4. Melakukan sosialisasi dengan perawat rawat jalan

terkait instruksi

kerja

pemantauan pasien

3. Adanya undangan sosialisasi yang sudah tersebar di rawat jalan

4. Sosialisasi terlaksana sesuai jadwal

 Mengundang semua unit terkait

yang akan terlibat tanpa

terkecuali dan tanpa membedabedakan (harmonis)

 Melakukan sosialisasi dengan

disiplin yaitu dilaksanakan sesuai

dengan waktu yang telah

ditentukan (akuntabel)

 Menyampaikan rencana kegiatan dalam sosialisasi sebagai bentuk

inovasi untuk mengatasi isu yang

diambil (adaptif)

 Menyampaikan dan berbagi

informasi tentang instruksi kerja

pemantauan pasien agar dapat

dilaksanakan dengan baik dalam

pelayanan (kompeten)

5. Adanya komunikasi dua arah dalam sosialisasi

 senantiasa terbuka menerima

sarandari peserta sosialisasi demi

melakukan perbaikan tiada henti

(berorientasi pelayanan )

25
3. Membuat dan menyebarkan undangan sosialisasi 5. Membuat forum diskusi dengan perawat rawat jalan

6.

6.

 memberikan kesempatan pada

setiap peserta untuk ikut

berkontribusi memberikan saran

dan perbaikan (kolaboratif, harmonis)

 tetap menjaga kondisi form

diskusi agar tetap kondusif (harmonis)

 menampung serta meneriman

saran dan kritik yang mampu

laksana (hasil musyawarah

peserta form diskusi) dalam

forum diskusi demi terlaksananya

kegiatan yang akan dilakukan (loyal)

 mendorong peserta diskusi agar

proaktif dalam form diskusi (adaptif)

 Adanya laporan kegiatan

sosialisasi sebagai bentuk

pertanggungjawaban kegiatan

yang dilaksanakan (akuntabel)

26
Membuat laporan kegiatan sosialisasi Laporan kegiatan sosialisasi terdokumentasikan

kerja pemantauan

pasien di Poliklinik

Anak RSAB Harapan

Kita.

ruangan mengenai

jadwal perawat

penanggung

jawab setiap

dinas

jawab setiap hari

untuk memantau

keadaan pasien

 Dokumentasi kegiatan sebagai

bukti bahwa telah melakukan

tugas dengan kualitas terbaik (kompeten)

 Membuat jadwal penanggung

jawab agar dapat melakukan

tugasnya dengan penuh

tanggung jawab (akuntabel)

 Pembuatan jadwal tim

disesuaikan dengan jadwal dinas

setiap anggota agar kondisi

lingkungan kerja tetap kondusif (harmonis)

 Melakukan konsultasi dengan

atasan demi mencapau tujuan

bersama demi kepentingan

umum (loyal)

 melakukan pemantauan sesuai

dengan tusi (kompeten) dan

penuh tanggung jawab (akuntabel)

Kegiatan ini

mendukung visi Rumah

Sakit Anak dan Bunda

Harapan Kita terdepan

sebagai pusat

kesehatan ibu dananak

nasional dan misi

rumah sakit yaitu

menyelenggrakan

pelayanan

kesehatan

perempuan, perinatal

dan anak yang aman dan berkualitas

Kegiatan ini mendukung nilai

nilai RSAB

Harapan Kita yaitu; Pemantauan pasien dilakukan dengan pelayanan yang Cepat, nyaman dan aman serta dilakukan dengan integritas tinggi bersama temanteman satu unit (kerjasama tim)

27
5 Penerapan instruksi 1. Konsultasi dengan kepala 1. Adanya perawat yang bertanggung 2. Melaksanakan pemantauan pasien sesuai instruksi kerja 2. Terlaksananya pemantauan pasien setiap hari

penggunaan

CPPT

 pelaksanaan pemantauan

melibatkan orang tua atau

pendamping pasien sehingga

memudahkan petugas dalam

pemantauan keadaan pasien (kolaboratif)

 menerapkan sikap ramah, cekatan dan dapat diandalkan

dalam pelaksanaan tugas (berorientasi pelayanan)

 Perawat cepat menyesuaikan

diri dengan tambahan kegiatan

yang baru (adaptif)

 Laporan sebagai bentuk

pertanggungjawaban anggota

tim dalam pekerjaanya (akuntabel)

 Menulis laporan di CPPT (SMART

RSAB) pasien (memanfaatkan

IT) (kompeten)

kegiatan

28
3. Membuat laporan harian pemantauan pasien 3. Adanya laporan tentang pemantauan pasien yang tertulis dalam
6 Evaluasi
1. Membuat instrumen 1. Rancangan laporan dalam  Menyusun rancangan evaluasi pemantauan pasien Kegiatan ini mendukung visi Rumah
nilai
Kegiatan ini mendukung

instruksi kerja

pemantauan pasien

di Rawat Jalan Anak

RSAB Harapan Kita.

evaluasi

sebagai inovasi dalam pelayanan

Sakit Anak dan Bunda

nilai RSAB

evaluasi kegiatan

kegiatan bentuk sederhana

(adaptif, kompeten) demi

tercapainya pelayanan yang

prima (berorientasi

pelayanan)

 Menyusun evaluasi pelaksanaan

pemantauan pasien dengan

penuh tanggung jawab

(akuntabel)

Harapan Kita terdepan

sebagai pusat

kesehatan ibu dananak

nasional dan misi

rumah sakit yaitu

menyelenggrakan

pelayanan

kesehatan

Harapan Kita

yaitu; Pelaksanaan evaluasi

melibatkan temanteman satu unit (kerjasama tim)

yang dilaksanakan

dengan

transparan dan akuntabel

2. Meminta rekan perawat untuk mengisi evaluasi

2. Evaluasi dari rekan kerja terkumpul

 Melakukan evaluasi kegiatan

demi perbaikan pelayanan

kedepannya (harmonis, berorientasi pelayanan)

 Memberikan kesempatan kepada

banyak pihak untuk ikut

berkontribusi dalam perbaikan

pelaksanaan kegiatan selanjutnya

(kolaboratif)

 Mengkaji evaluasi untuk

meningkatkan kompetensi diri

agar melakukan tugas dengan

kualitas terbaik (kompeten)

perempuan, perinatal

dan anak yang aman

dan berkualitas

29

3. Membuat evaluasi kegiatan

3. Laporan akhir

seluruh kegiatan

 Meminta rekan kerja untuk

mengisi evaluasi dengan tetap

menerapkan kode etik (Loyal)

 Membuat laporan evaluasi

dengan kualitas terbaik

(kompeten) sebagai bentuk

pertanggungjawaban dari

rangkaian kegiatan aktualisasi

(akuntabel)

 Hasil evaluasi diharapkan bisa

menjadi bahan acuan untuk terus

melakukan perbaikan

kedepannya (berorientasi

pelayanan)

30

4.2. Penjadwalan

1 Pelaksanaan konsultasi dengan kepala ruangan, mentor, dan instalasi rawat jalan RSAB

Harapan Kita

2 Pencarian literatur terkait pembuatan instruksi kerja

pemantauan pasien di Poliklinik

Anak RSAB Harapan Kita.

3 Pembuatan instruksi kerja

instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik Anak RSAB

Harapan Kita.

4 Pelaksanaan sosialisasi instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik Anak RSAB

Harapan Kita.

5 Penerapan instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik

Anak RSAB Harapan Kita.

6 Evaluasi penggunaan instruksi kerja pemantauan pasien di Rawat Jalan Anak RSAB

Harapan Kita.

31
No Kegiatan/
4
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan
Tahapan Kegiatan Bulan Ket./ Tanggal Kegiatan Juli Agustus Sep.
1 2 3 4 1

4.3. Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi

Selama pelaksanaan kegiatan aktualisasi tidak lepas dari bantuan dari beberapa

pihak, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.3. Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi

No Para Pihak Peran dalam aktualisasi Keterangan

1 Ns.Yanti Riyantini, M. Kep., Sp.Kep. An

Membimbing dan memberikan arahan

sejak memulai rancangan, pelaksanaan

hingga selesai laporan akhir aktualisasi

Mentor

Coach

sejak memulai rancangan, pelaksanaan

2 Erlinawati Pane, SKM., MKM Membimbing dan memberikan arahan

hingga selesai laporan akhir aktualisasi

3 Mursiti, S.Kep.,Ns Membimbing dan memberikan arahan

sejak memulai rancangan, pelaksanaan

hingga selesai laporan akhir aktualisasi

Kepala Ruangan

4 dr.Muhammad

Ilhamy Setyadi, Sp.OG

Memberikan arahan saat proses

aktualisasi (pembuatan Instruksi Kerja) Kepala Instalasi rawat jalan

5 Rilifia, S.Kep.,Ns Memberikan arahan saat proses

aktualisasi (pembuatan Instruksi Kerja) Penanggung Jawan Rawat Jalan anak

6 Teman-teman rawat jalan Membantu proses terlaksananya

kegiatan aktualisasi.

Perawat RJA

32

DAFTAR PUSTAKA

BapasKlaten, A. (2022, Maret 25). CoreValuesASN‘Berakhlak’danEmployerBrandingASN ‘Bangga Melayani Bangsa’. Diambil kembali dari bapasklaten kemenkumham: http://bapasklaten.kemenkumham.go.id

BPK RI. (2014, September 15).Undang-undang(UU)No.5Tahun2014AparaturSipilNegara. Diambil kembali dari JDIH BPK (Database Peraturan): https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38580/uu-no-5-tahun-2014

Endarini, S. (2001). PelayananPrima(tidakditerbitkan). Yogyakarta: Kanwil Departemen Kesehatan.

LAN RI. (2021, Januari 2021 18). PeraturanLembagaAdministrasiNegaraNomor1Tahun 2021tentangPelatihanDasarCalonPegawaiNegriSipil.Diambil kembali dari ppid lan: https://ppid.lan.go.id/wp-content/uploads/2021/02/17.-Peraturan-LembagaAdministrasi-Negara-Nomor-1-Tahun-2021-tentang-Pelatihan-Dasar-Calon-PegawaiNegeri-Sipil.pdf

Moeryono , H. W., Subroto, F., & Suryansy, A. (2012). Pubertas Terlambat pada Anak Thalassemia di. saripediatri, 162-166 Vol. 14, No. 3.

RSAB. (2020). Rencana Kinerja Tahun (RKT) dan Rencana Kinerja Operasional (RKO)/ReancanaAksi(RA)RSABHarapanKita.Jakarta: RSAB Harapan Kita.

RSWS, I. D. (2015). BukuSakuQuality&safety.Makassar: RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo.

Saputra , N., Malini, H., & Susanti, M. (2021). Gambaran Kelengkapan Pendokumentasian Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) di Rumah Sakit X Kota Padang. JurnalKesehatanSamodraIlmu, Vol 12 No 2 https://doi.org/10.55426/jksi.v12i2.155.

YKI. (2014).ApakahThalasemiaItu,BagaimanaMenanganinya.Jakarat: Yayasan Thalasemia Indonesia.

33
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.