LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 1
OPTIMALISASI EDUKASI PERAWATAN BAYI PREMATUR DI RUMAH
DI RUANG ANTHURIUM
RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG
DISUSUN OLEH :
Ns. Fithri Nurdiani, S.Kep
NIP: 198905102022032001
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI EDUKASI PERAWATAN BAYI PREMATUR DI RUMAH
DI RUANG ANTHURIUM
RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG
DISUSUN OLEH : Ns. Fithri Nurdiani, S.Kep
NIP: 198905102022032001
Telah di seminarkan
Tanggal 23 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang
Coach
Dr. drg. Siti Nur Anisah, MPH
NIP: 196509141992032004
Mentor
Hafsa,S.Kp.,M.Kep
NIP:197711092003122001
Penguji
Aulia Fitriani, ST, MKM NIP :197508142006042001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Optimalisasi Edukasi Perawatan Bayi Prematur Di Rumah ” ini dengan baik. Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, diantaranya adalah:
1. Koordinator Pelayanan Keperawatan Ibu Fatrisia Madina, S.Kp., MM yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam mengikuti pelatihan dasar CPNS Golongan III ini.
2. Kepala Balai Besar Kesehatan Cikarang Bapak Suherman, M. Kes.
3. Kepala Ruangan Anthurium Ibu Enung Rina Susanti,S.Kep
4. Ibu Hafsa, S.Kp.,M.Kep sebagai mentor yang telah memberikan bimbingan, dukungan moril, tenaga serta waktunya.
5. Ibu Dr. drg. Siti Nur Anisah,MPH sebagai coach yang telah memberikan bimbingan, dukungan moril, tenaga serta waktunya.
6. Bapak/Ibu widyaiswara yang telah membagi ilmunya kepada penulis.
7. Bapak/Ibu panitia pelatihan dasar CPNS golongan III Angkatan I.
8. Suami, anak dan orang tua penulis yang senantiasa mendukung, menyemangati dan memberikan doa yang tidak pernah putus.
9. Seluruh teman-teman pelatihan dasar CPNS golongan III Angkatan I Kementerian Kesehatan RI.
Semoga laporan rancangan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun,
Ns. Fithri Nurdiani, S.Kep
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii DAFTAR TABEL.........................................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR iv DAFTAR BAGAN v BAB I 1 PENDAHULUAN........................................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 1 1.2. Tujuan 3 1.3. Manfaat 3 BAB II ......................................................................................................................................... 5 PROFIL INSTANSI .................................................................................................................. 5 2.1. Profil RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung....................................................................... 5 2.2 Visi dan Misi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung 6 2.3 Tata Nilai RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung 6 2.4 Tugas Organisasi.............................................................................................................. 7 2.5 Rincian Tugas Jabatan Peserta................................................................................... 10 2.6 Gambaran Nilai – Nilai ASN 11 BAB III 17 ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI 17 3.1 Identifikasi dan Analisis Isu Aktual.............................................................................. 17 3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance........................................................................................ 26 3.3 Alternatif Pemecahan Isu Sebagai Gagasan Kreatif 27 BAB IV 29 RANCANGAN AKTUALISASI .............................................................................................. 29 4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai – nilai Dasar PNS........................................................... 29 4.2 Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi.................................................................. 39 4.3 Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi 39 DAFTAR PUSTAKA vi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
iii
Tabel 3.1 Penjelasan Butir SKP 17 Tabel 3.2 Dampak Isu sesuai SKP 20 Tabel 3.3 Penapisan Isu Dengan Metode APKL 22 Tabel 3.4 Penapisan Isu Dengan Metode USG 23 Tabel 4.1 Rencana Kegiatan 29 Tabel 4.2 Matriks Internalisasi Nilai-Nilai BerAKHLAK Pada Isu Aktualisasi 30 Tabel 4.3 Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi 39 Tabel 4.4 Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi 39
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 2.1 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 5 Gambar 2.2 Struktur Organisasi RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandun 6
v DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 Struktur Organisasi Ruangan Anthurium 9 Bagan 3.1. Analisis Akar Masalah Isu Menggunakan Metode Fishbone 24
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan pembangunan birokrasi berkelas dunia, Indonesia membutuhkan insan bangsa yang berkualitas, memiliki dedikasi tinggi dan senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Untuk menjawab tantangan tersebut, Indonesia memerlukan sosok PNS profesional yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga dapat melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien.
Berdasarkan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang mengamanatkan bahwa tujuan didirikan Negara Republik Indonesia antaralainadalahuntukmemajukankesejahteraanumumdanmencerdaskankehidupan bangsa. Oleh karena itulah, Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) dilakukan berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara yang mengamanatkan instansi pemerintah untuk wajib memberikan pendidikan dan pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)selamasatutahunmasapercobaan.TujuandariPelatihanterintegrasiiniadalah untukmembangunintegritasmoral,kejujuran,semangatdanmotivasinasionalismedan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Dengan demikian UU ASN mengedepankanpenguatannilai-nilaidanpembangunankarakterdalammencetakPNS.
Undang – undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara pasal 11 berisi mengenai tugas ASN yaitu melaksanakan kebijakan publik yang
dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan,memberikanpelayananpublikyangprofessionaldanberkualtas serta mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada pemenuhan kepuasan pengguna layanan. PNS mempunyai peranan penting dalam memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat, bagaimanamemahami dan memenuhi kebutuhan
1
masyarakatsecararamah,cekatan,solutif, dapatdiandalkansertamelakukanperbaikan tiada henti.
Seiring ditetapkannya branding ASN “ Bangga Melayani Bangsa “dan nilai dasar
BerAKHLAK (Beroreintasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif), aktualisasi nilai – nilai dasar ASN merupakan suatu proses habituasi nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam melaksanakan kegiatan sehari – hari untuk mewujudkansmartgovernance.
Kompetensi yang dibangun adalah kompetensi PNS sebagai pelayan masyarakat yang profesional, diindikasikan dengan kemampuan mengaktualisasikan 5 nilai dasar
BerAKHLAK yaitu : Berorientasi pelayanan (Kami berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan pelanggan); Akuntabel (Kami bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan); Kompeten (Kami terus belajar dan mengembangkan kapabilitas); Harmonis (Kami saling peduli dan menghargai perbedaan); Loyal (Kami berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara); Adaptif (Kami terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan serta menghadapi perubahan); Kolaboratif (Kami membangun kerjasama yang sinergis).
Dalam laporan rancangan aktualisasi ini penulis mendapatkan isu setelah
mengobservasi dan melihat hal – hal yang tidak sesuai dengan SKP (Sasaran Kinerja
Pegawai) selama 13 hari berorientasi di Ruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dari tanggal 10 Mei 2022 sampai dengan 22 Mei 2022. Penulis memperoleh 3 isu,duaisuberkaitandenganpendidikankesehatankepadakeluargapasienyangbelum optimal latar belakang pemilihan isu ini karena media edukasi yang ada belum dapat digunakan dengan optimal dan sedikitnya bayi yang mendapatkan ASI selama perawatan. Isu lainnya berkaitan dengan penilaian kinerja perawat, latar belakang pemilihan isu ini karena belum tersedianya angket kepuasan pasien saat pasien pulang di ruangan Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Dari ketiga isu ini penulis melakukan teknik penapisan isu menggunakan metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan) dan USG (urgency,seriousness,growth).
Berdasarkan hasil analisis isu yang telah di lakukan maka penulis mengusulkan judul “Kurang optimalnya pemberian edukasi perawatan bayi prematur di rumah di Ruang Anthurium RSUP Dr. Hasan sadikin Bandung” penulis akan melakukan aktualisasi
2
mengenai isu ini dengan gagasan pemecahan isu yaitu membuat media edukasi leaflet dan video yang dapat diakses menggunakan QR Code.
Harapan setelah dilakukan aktualisasi ini, pemberian edukasi perawatan bayi prematur di rumah di Ruangan Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dapat terlaksana dengan optimal dengan menerapkan nilai – nilai dasar ASN BerAKHLAK di Ruang Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN, yaitu BerAKHLAK (Beroreintasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Kolaboratif,danAdaptif)dalammelaksanakantugasdilingkungankerja, yaitu RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Serta dapat mengetahui kedudukan dan peran PNS dalam NKRI sebagai pelayan publik di dalam keberagaman WholeofGovermentyang diatur dalam manajemen ASN. Sehingga peserta dapat menjadi PNS profesional yang dapat melakukan fungsinya sebagai ASN.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Mampumengidentifikasiisu-isuyangadadiunitdanlingkungankerja
b. Mampu menganalisis pemecahan isu yang ada agar dapat diselesaikan
c. Mampu merancang kegiatan dan gagasan kreatif pemecahan isu yang diprioritaskan dengan mengimplementasikan nilai – nilai BerAKHLAK
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Penulis
Penulis dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam pekerjaan sehari-haridiunitkerjademimewujudkanASNyangBerAkhlak,sehingga dapat menjadi role model dalam pemberian pelayanan yang baik, cepat, dan tepat guna meningkatkan kepuasan masyarakat dalam memanfaatkan jasa pelayanan.
3
1.3.2. Bagi Institusi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung
Sebagai bahan masukan dan usulan untuk melakukan peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit, khususnya tentang aktualisasi nilai-nilai BerAKHLAK (Beroreintasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif)
1.3.3. Bagi Masyarakat
Besar harapan penulis rancangan aktualisasi ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga masyarakat terutama yang mendapatkan pelayanan perawatan di ruang Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dapat memperoleh edukasi perawatan bayi premature di rumah dengan optimal.
4
BAB II
PROFIL INSTANSI
2.1. Profil RSUP Dr Hasan Sadikin
Bandung
Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung diresmikan pada tahun 1923 dengan nama MetAlgemeeneBandoengscheZiekenhui sebagai rumah sakit pemerintahan Belanda pada saat itu. Pada Tahun 1948, barulah Rumah Sakit Hasan SadikindikelolaolehpemerintahKotaPrajaBandungdanberubahnamamenjadiRumah SakitRantjaBadak.Padatahun1967,RumahSakitRantjaBadakberubahnamamenjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin. Hingga sekarang menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin, yang beralamat di Jalan Pasteur Nomor 38 Kota Bandung. RSHS merupakanrumahsakitvertikalutamayangdapatdiartikansebagairumahsakitrujukan tertinggi di Provinsi Jawa Barat berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional.
Sebagai rumah sakit rujukan tertinggi, RSHS dituntut untuk memiliki layanan yang lebihdibandingkandengan rumah sakit kelas B atau C. Layanantersebut meliputi, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Fasilitas Pemeriksaan Penunjang yang lengkap, dan Instalasi Rawat Khusus. RSHS memiliki kapasitas 944 tempat tidur dengan enam layanan unggulan terdiri atas Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, KedokteranNuklirdanTransplantasiGinjal.Selainitu,RSHSjugamemilikilayanandokter spesialis dan subspesialis yang diharapkan dapat membantu RSHS dalam memberikan pelayanan kepada pasien secara tepat dan cepat.
5
Gambar 2.1 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Gambar 2.2
2.2 Visi dan Misi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung
Visi : Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong
Misi : Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
Motto : Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami
2.3 Tata Nilai RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung
Tata nilai yang dipilih untuk mengawal penerapan visi dan misi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung adalah “PAMINGPIN PITUIN”, yaitu:
a. Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta - talenta terbaik dibidangnya.
b. Professional: Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan.
c. Inovatif: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
d. Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsive.
6
Struktur Organisasi RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung
e. Unggul: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.
f. Integritas: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas
Selain itu, terdapat janji pelayanan kesehatan di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung, yaitu: SIGAP
a. Senyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)
b. Inovatif dalam berkarya
c. Gelorakan Semangat Pelayanan Prima
d. Amanah Menjaga Keselamatan Pasien
e. Peduli, Perhatian dan Perasaan
Terdapat juga nilai-nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu: PRIMA.
a. Profesional: Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya.
b. Respek:Pelayananyangprimaakandapatdiberikanapabiladilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan.
c. Integritas: Bertindak terintegritas sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik organisasi.
d. Manusiawi: Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.
e. Amanah: Melaksanakan dengan sungguh-sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan
2.4 Tugas Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 tahun 2019 tentang organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum Pusat dr.
7
Hasan Sadikin Bandung bab II mengenai Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi yaitu :
1. Pasal2ayat1:RumahSakitUmumPusatDr.HasanSadikinBandung yang selanjutnya disingkat RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan UPT yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
2. Pasal2ayat2:RSUPDr.HasanSadikinBandungsecaraadministratif dikoordinasikan dan dibina oleh sekretaris Direktorat Jenderal dan secara teknis fungsional dibinaoleh direktur di lingkungan Direktorat Jenderal sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Pasal 3 : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
4. Pasal 4: Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal3,RSUPDr.HasanSadikinBandungmenyelenggarakanfungsi:
a. Penyusunan rencana program dan anggaran;
b. Pengelolaan pelayanan medis;
c. Pengelolaan pelayanan penunjang medis;
d. Pengelolaan pelayanan penunjang nonmedis;
e. Pengelolaan pelayanan keperawatan;
f. Pengelolaan pendidikan dan pelatihan di bidang pelayanan kesehatan;
g. Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi di bidang pelayanan kesehatan;
h. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara;
i. Pengelolaan sumber daya manusia;
j. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat;
k. Pelaksanaan kerja sama;
l. Pengelolaan sistem informasi;
8
m. Pelaksanaan urusan umum; dan
n. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
2.4.1 Profil Ruangan Anthurium
Ruang Anthurium merupakan ruang perawatan neonatus, terdiri dari 3 ruangan yaitu ruangan level 1 dengan kapasitas 15 tempat tidur, untuk bayi –bayi dalam kondisi stabil, yaitu bayi – bayi yang sudah mengalami perbaikan setelahdirawatdiruanganHCUuntukpersiapanpulang,bayilahirsehatdariibu yang tidak bisa rawat gabung karena indikasi tertentu, bayi yang mengalami
kesulitan dalam minum asi karena reflex isap tidak adekuat atau bayi yang mempunyai kelainan kongenital seperti labiopalatoschisis atau labioschisis, sehingga perlu di pasang ogt sampai adekuat minum asi nya. Ruangan HCU non infeksi untuk bayi – bayi yang membutuhkan perawatan highcareunittanpa
penyakit infeksi dengan kapasitas 20 tempat tidur dan HCU infeksi yaitu untuk bayi – bayiyangmembutuhkanperawatan highcareunitdenganpenyakitinfeksi dengan kapasitas 20 tempat tidur.
Kepala Instalasi Rawat Inap
KASUB Instalasi
Pengawas Pelayanan perawatan
Kepala Ruangan
Koordinator Pelayanan Kepeerawatan
Wakil Ka Ru 1
Ka. Tim 1 Level 1
Anggota Tim1 9 Orang
Ka. Tim 2 HCU Non Infeksi Anggota Tim 2 20 orang
Wakil Ka Ru 2
Ka. Tim 3 HCU Infeksi
Anggota Tim 3 19 orang
Pekarya 4 Orang Penata Jasa
Bagan 2.1 Struktur Organisasi Ruangan Anthurium
9
2.5 Rincian Tugas Jabatan Peserta
Saat ini peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat Jenderal
PelayananKesehatandenganinstansi RumahSakit UmumPusat Dr.HasanSadikin Kota
Bandung terhitung mulai tanggal 1 Maret 2022 sebagai Perawat Ahli Pratama di bawah
Bidang Keperawatan, dan sekarang masih melakukan orientasi ruangan, ruangan orientasi terakhir yaitu ruangan Anthurium yang akan di jadikan tempat untuk pelaksanaan aktualisasi, peserta bertugas sebagai perawat pelaksana dan menjadi bagian anggota tim 1. Sesuai dengan penetapan sasaran kinerja pegawai sub koordinator pelayanan keperawatan rawat inap yang telah di tandatangani tanggal 3
Januari 2022 oleh kepala instalasi rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), meliputi:
1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat
4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
6. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
7. Memberikan konsultasi dari pengkajian keperawatan dasar /lanjutan
8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
9. Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan
10.Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan
11.Melakukan konminukasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
12.Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
13.Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
14.Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal
10
15.Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
16.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
17.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
18.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
19.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
20.Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
21.Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
22.Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks
23.Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
24.Melakukan pemantauanatau penilaian kondisi pasien selama dilakukantindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
25.Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
26.Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
27.Melakukan perawatan luka
28.Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
29.Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
30.Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas
kesehatan
31.Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
32.Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagi upaya pencegahan infeksi
33.Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
2.6 Gambaran Nilai – Nilai ASN
CorevaluesASN “BerAKHLAK” danemployerbrandingASN “Bangga
Melayani Bangsa” diluncurkan secara virtual pada Selasa, 27 Juli 2021 oleh Bapak
Presiden Republik Indonesia, dengan tujuan untuk menyeragamkan nilai-nilai dasar yang ada di dalam diri ASN di Indonesia.
2.6.1 Berorientasi Pelayanan
11
ASN yang dulu dikenal sebagai abdi negara, saat ini bertransformasi menjadi pelayanpublik,seorangASNdituntutuntukdapatmemahamidanmemenuhikebutuhan masyarakat, selalu bersikap ramah kepada siapa saja terutama kepada masyarakat, dapat diandalkan serta cekatan dan dapat memberikan solusi atas masalah-masalah yang ada di masyarakat. Dalam memberikan pelayanan publik, seorang aparatur sipil negaraharus selalumelakukanperbaikantiada henti, baik dari peningkatankompetensi maupun cara pelayanan.
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanansesuaidenganperaturanperundang-undanganbagisetiapwarganegaradan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Prinsip pelayanan public yang baik adalah partisipatif, transparan, responsive, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel dan berkeadilan.
Sebagaimana kita ketahui dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.6.2 Akuntabel
Akuntabilitasmerupakanpertanggungjawabanataukeadaanyangdapatdimintai pertanggungjawaban. Merujuk dari pengertian tersebut, akuntabel dapat dipahami sebagaisikapjujurdanbertanggungjawab,memilikidisiplindanberintegritasyangtinggi dalam setiap pelaksanaan tugas. Dalam pelaksanaan tugas-tugas kedinasan, seorang ASN dituntut untuk menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan efisien, lebih penting dari itu, seorang ASN tidak boleh menyalahgunakan kewenangan jabatan.
12
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah seorang ASN menurut Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan CoreValuesASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritastinggi
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritastinggi
Konsep Akuntabilitas :
a. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountabilityisresults-oriented). Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
b. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountabilityrequiersreporting). Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan
c. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without consequences) Akuntabilitas menunjukkan tanggungjawab, dan tanggungjawab menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.
d. Akuntabilitasmemperbaikikinerja(Accountabilityimprovesperformance)Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
2.6.3 Kompeten
SesuaiprinsipUndang-UndangASNNomor5Tahun2014ditegaskanbahwaASN merupakan jabatan profesional, yang harus berbasis pada kesesuaian kualifikasi,
13
kompetensi, dan berkinerja serta patuh pada kode etik profesinya. Sebagaimana
diuraikan dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 2019 tentang
Penilaian Kinerja PNS, bahwa salah satu pertimbangan pembentukan Undang-Undang Nomor5Tahun2014tentang AparaturSipilNegarayang selanjutnya disingkat UndangUndang ASN adalah untuk mewujudkan ASN profesional, kompeten dan kompetitif, sebagai bagian dari reformasi birokrasi. ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen ASN.
Jikatidakbelajarsetiapwaktu,setiapASNberpotensimenjaditerbelakangsecara pengetahuan dankeahlian. Penyesuaianparadigma selalu belajarmelaluilearn,unlearn dan relearn, menjadi penting, learn dimaksudkan bahwa sejak dini atau sejak keberadaan di dunia, kita dituntut untuk terus belajar sepanjang hayat. Namun demikian, seringkali kita terjebak dan asyik dengan apa yang telah kita tahu dan kita bisa, tanpa merasa perlu mengubah dengan keadaan baru yang terjadi. Jadi unlearn diperlukansebagaiprosesmenyesuaikan/meninggalkanpengetahuandankeahlianlama kita dengan pengetahuan yang baru dan atau keahlian yang baru. Selanjutnya relearn adalah proses membuka diri dalam persepektif baru, dengan pengakuisi pengetahuan dan atau keahlian baru.
Seorang ASN dituntut untuk mampu bersikap kompeten yaitu dengan selalu meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain belajar dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
2.6.4 Harmonis
Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.
Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara disadari pendiri bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang dicantumkandalamLambangNegarayaituBhinekaTunggalIkamerupakanperwujudan kesadaran persatuan berbangsa tersebut.
14
Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakatmelaluiketentuan-ketentuantertulisyangdiharapkandapatdipegangteguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Membangunbudayaharmonistempatkerjayangharmonissangatpentingdalam suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan susasana harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di lingkungan bekerja dan bermasyarakat. Dalam menerapkan nilai BerAKHLAK harmonis seorangASNdituntutuntukmampumenghargaisetiaporangapapunlatarbelakangnya, suka menolong orang lain dan membangun lingkungan kerja yang kondusif.
2.6.5 Loyal
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam CoreValuesASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Gambaran bagaimana panduan perilaku loyal yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas terdiri dari:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta menjaga rahasia jabatan dan negara.
2.6.6 Adaptif
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam
15
menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilakutanggungjawab,unsurkepemimpinandanlainnya.Danbudayaadaptifsebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Dalam menerapkan nilai BerAKHLAK Adaptif seorang ASN harus dapat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas dan bertindak proaktif.
2.6.7 Kolaboratif
Dalam menerapkan nilai Ber AKHLAK kolaboratif seorang ASN harus bisa memberikesempatankepadaberbagaipihakuntukberkontribusi,terbukadalambekerja samauntukmenghasilkannilaitambahdanmenggerakanpemanfaatanberbagaisumber daya untuk tujuan bersama.
Kolaborasi sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilan keputusan, implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan bentuk kolaborasi lainnya atau interaksi stakeholders bahwa organisasi lain dan individu berperan sebagai bagian strategi kebijakan, collaborative governance menekankan semua aspek yang memiliki kepentingan dalam kebijakan membuat persetujuan bersama dengan “berbagi kekuatan”. (Taylo Brent and Rob C. de Loe, 2012).
16
BAB III
ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi dan Analisis Isu Aktual
Penulis menentukan isu dengan cara mengobservasi selama 13 hari
berorientasi di RuanganAnturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dari tanggal 10
Mei 2022 sampai dengan 22 Mei 2022 penulis melihat hal-hal yang tidak sesuai
dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Hal yang tidak sesuai dalam SKP dapat berpotensi menjadi suatu masalah. Berikut penjelasan setiap butir SKP:
Tabel 3.1
Penjelasan Butir SKP
No Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan
1 Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
2 Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
3 Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat
4 Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
5 Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
6 Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
7 Memberikan konsultasi dari pengkajian keperawatan dasar /lanjutan
8 Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
17
9 Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan
10 Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan
11 Melakukan konminukasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
12 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
13 Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
14 Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal
15 Memberikan dukungan/fasilitasikebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
16 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
17 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
18 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
19 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
20 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
21 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyamandanpengaturansuhu
22 Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
18
23 Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
24 Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
25 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
26 Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
Angket kepuasan pasien dilakukan 6 bulan sekali oleh manajemen RS dan belum ada angket kepuasan pasien saat pasien pulang
Evaluasi pelayanan keperawatan dapat dilakukan sesering mungkin di ruang perawatan
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
27 Melakukann perawatan luka Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
28 Melakukansupportkepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
29 Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
30 Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan
31 Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
32 Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagi upaya pencegahan infeksi
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
33 Melakukan pendidikan kesehatan pada individu Media untuk perawatan bayi
prematur di rumah baru ada mengenai PMK, pemberian dan penyimpanan ASI berupa leaflet, videonya pun sudah ada tapi masih sulit diakses oleh keluarga pasien.
Terdapat media perawatan bayi prematur di rumah yang lebih lengkap berupa leaflet dan video yang lebih mudah di akses
19
Berdasarkan penjabaran butir SKP di atas, didapatkan isu-isu aktual sebagai berikut:
Tabel 3.2
Dampak Isu sesuai SKP
Isu Dampak Apabila Isu Tidak Ditangani
Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
Evaluasi perbaikan pelayanan terhadap pasien hanya dilakukan 6 bulan sekali
Melakukanpendidikankesehatanpada individu Kesiapan keluarga dalam melanjutkan perawatan bayi di rumah tidak optimal
Berdasarkandampakdarisetiapisudiatasdanhasildarienvironmentalscanning yang telah dilakukan di Ruang Rawat Inap Anthurium, ditemukan isu-isu yang lebih spesifik diantaranya:
1. Kurang optimalnya pemberian edukasi perawatan bayi prematur di rumah di Ruang Anthurium RSUP Dr. Hasan sadikin Bandung.
BerdasarkanketerangandarikepalaruanganAnthuriumdanhasilobservasi selama orientasi di ruang Anthurium, kepala ruangan dan wakil kepala ruangan pada jam kerja sudah memberikan edukasi perawatan bayi prematur di rumah kepada keluarga saat menjemput bayi pulang. Kepala ruangan menyadari pemberian edukasi perawatan bayi prematur di rumah belum optimal di luar jam kerja karena banyaknya bayi yang dirawat dengan rata – rata BedOccupancyRate(BOR) ruangan Anthurium 80% setiap harinya, kapasitas tempat tidur di level 1 yaitu 15 tempat tidur, namun sering sekali jumlah pasien melebihi kapasitas dengan jumlah perawat jaga tetap sama yaitu 1- 2 orang setiap shift. Berdasarkan hasil observasi, perawat jaga shif sore dan malam belum optimal memberikan edukasi, edukasi hanya berfokus kepada waktu kontrol ulang bayi. Untuk
SOP edukasi bayi pulang sudah tersedia, media edukasi yang sudah tersedia berupa leaflet dan video mengenai perawatan metode kangguru
20
(PMK), pemberian dan penyimpanan ASI. Namun, untuk video masih sulit diakses oleh keluarga bayi, video di simpan di youtube rumah sakit dan Instagram rumah sakit yang bahkan link nya pun tidak di cantumkan di leaflet.
2. Belum adanya angket kepuasan pasien saat pasien pulang di Ruang Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Selamainiangketkepuasanpasiendibagikankepadapasienataukeluarga pasien setiap 6 bulan 1 kali oleh manajemen rumah sakit untuk mengevaluasi pelayanan yang diberikan rumah sakit, namun khusus di ruangan Anthurium belum tersedia angket kepuasan pasien yang di bagikan kepada keluarga pasien saat pasien pulang.
3. Kurangnya motivasi keluarga pasien untuk memberikan ASI eksklusif di Ruang Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Menurutketerangankepalaruangan,edukasipemberianASIekslusifsudah dilakukan dengan optimal, media edukasi berupa leaflet pun sudah ada, namun kesadaran, motivasi dan kemauan keluarga bayi masih sangat kurang, setelah diberikan edukasi biasanya keluarga mau memberikan asi hasilpumpingke ruangan Anthurium, namun jarang sekali yang bertahan lamahanyaharipertamadankeduasaja,selanjutnyakeluargatidakdatang lagi untuk memberikan ASI sehingga bayi minumnya menggunakan susu formula, hal ini terbukti selama penulis melakukan orientasi ruangan di ruanganAnthuriumselama13hari,dari12bayiyangdirawatdalam1hari hanya 2 bayi yang diberikan ASI
3.1.1 Isu Yang Diangkat
Berdasarkan issue actual yang telah teridentifikasi, dapat dilakukan penapisan isu untuk menilai kualitas isu yaitu dengan menggunakan metode
Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan (APKL). Metode APKL merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan solusinya dalam kegiatan aktualisasi. Metode APKL ini menggunakan
teknik scoring dalam penetapan prioritas isu. Penetapan nilai untuk setiap isu didasarkan pada hasil brainstormingdengan kepala ruangan Anthurium
21
Aktual,artinyaisuataupokokpersoalansedangterjadiatauakanterjadi dansedang menjadipembicaraanorang banyak. Problematik,artinyaisu yang menyimpang dari kondisi yang seharusnya, standar ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan pemecahannya. Kekhalayakan,artinyaisuyangsecaralangsungmenyangkuthajathiduporang banyak. Kelayakan, artinya isu bersifat logis dan patut dibahas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab. Analisa APKL menggunakan rentang nilai berupa matriks skor yaitu 1 – 5 yaitu 5 (sangat aktual), 4 (aktual), 3 (cukup aktual), 2 (tidak aktual) dan 1 (sangat tidak aktual). Berikut di bawah ini merupakan hasil penapisan isu dengan metode APKL
Tabel 3.3
Penapisan Isu Dengan Metode APKL
No Isu A P K L Jumlah Skoring
1 Kurang optimalnya pemberian edukasi perawatan bayi prematur di rumah di Ruang Anthurium RSUP Dr. Hasan sadikin Bandung
2 Belum adanya angket kepuasan pasien saat pasien pulang di Ruang Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
3 Kurangnya motivasi keluarga pasien untuk memberikan ASI eksklusif di Ruang Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
5 5 5 5 20 I
3 3 5 5 16 III
4 4 4 5 17 II
Dari ketiga isu tersebut, dilakukan penapisan kembali dengan menggunakan metode USG (urgency,seriousness,growth). Urgency adalah seberapa mendesak isu harus dibahas, dianalisa, dan ditindaklanjuti.
Seriousnessadalah seberapa serius suatu isu harus dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak segera ditangani. Adapun nilai yang diberikan memiliki skala1-5 (1 = sangat kecil; 2= kecil; 3 = sedang; 4 = besar; 5 = sangat besar). Berikut di bawah ini merupakan hasil penapisan isu dengan metode USG
22
Tabel 3.4
1 Kurang optimalnya pemberian edukasi pulang pada bayi prematur di Ruang Anthurium RSUP Dr. Hasan sadikin Bandung
2 Belum adanya angket kepuasan pasien saat pasien pulang di Ruang Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
3 Kurangnya motivasi keluarga pasien untuk memberikan ASI eksklusif di Ruang Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
5 5 5 15 1
3 3 4 10 3
4 4 5 13 2
Berdasarkan hasil penentuan prioritas isu di atas, terpilih isu utama yaitu
“Kurang optimalnya pemberian edukasi perawatan bayi prematur di rumah di Ruang Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”.
23
Isu U S G Jumlah Prioritas
Penapisan Isu Dengan Metode USG No
3.1.2 Analisis Akar Masalah Isu Menggunakan Metode Fishbone
Material
Man
Measurement
Ka.Ru dan Wa.Ka Ru sudah memberikan edukasi di jam kerja
Perawat jaga shift belum optimal memberikan edukasi
Edukasi perawatan bayi prematur di rumah disampaikan secara lisan oleh Ka.Ru dan Wa Ka Ru
Monitoring evaluasi terkait pemberian edukasi belum optimal
Belum ada materi edukasi perawatan bayi prematur di rumah secara lengkap
Materi yang ada yaitu mengenai PMK, pemberian dan penyimpanan ASI
Video mengenai leaflet PMK, pemberian dan penyimpanan ASI sudah ada di youtube dan IG RS namun belum digunakan dengan optimal
Kurang optimalnya pemberian edukasi perawatan bayi prematur di rumah
Edukasi secara lisan oleh perawat jaga shift namun lebih berfokus pada jadwal kontrol
Edukasi mengenai PMK, pemberian dan penyimpanan ASI menggunakan leaflet
Methode
Perlu adanya pengadaan leaflet baru
QR code untuk mempermudah akses video belum ada
Belum ada media edukasi perawatan bayi premature di rumah
Money
Machine
Bagan 3.1. Analisis Akar Masalah Isu Menggunakan Metode Fishbone
24
3.1.3 Latar Belakang pemilihan Isu
Prematur atau Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan neonatus yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram dan dibawah usia 37 minggu (WorldHealthOrganization, 2014. dalam S. Royantina dkk, 2019). Bayi prematur berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan yang dapat terjadi sejak lahir, selama dirawat di rumah sakit dan berlanjut sampai setelah pulang ke rumah. Bayi prematur mempunyai kecenderungan lebih tinggi untuk dirawat kembali ke rumah sakit pada tahun pertama kehidupan sebesar 25–50% dibandingkan dengan bayi cukup bulan sebesar 8–10% (Blackburn, 1998 dalam
Julianti E.dkk 2019).
Perawat mempunyai peranan penting memberikan edukasi sebagai programperencanaanpulang untuk membantu ibumengatasikecemasan,stres, ketidakpercayaandiriibusertameningkatkanpengetahuandanketerampilanibu merawat bayinya (Beheshtipaour, Baharlu, Montaseri, & Ardakani, 2014. dalam
Julianti E.dkk 2019). Program edukasi yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungandapatmemberikaninformasisesuaidengankebutuhanorang tua sehingga dapat membantu orang tua untuk memahami informasi yang disampaikan (Lantz, 2017. dalam Julianti E.dkk 2019). Informasi yang diberikan yaitu manfaat ASI, teknik menyusui, perawatan metode kangguru, pencegahan infeksi dan tanda bahaya pada bayi (Committee on Fetus and Newborn, 2008 dalam Julianti E.dkk 2019).
Wawancara dengan kepala ruangan Anthurium disampaikan bahwa edukasidalamprosesperencanaanpulangsudahdilakukansecaraoptimalsesuai SOP di jam kerja oleh kepala ruangan dan wakil kepala ruangan dengan melampirkan leaflet mengenai perawatan metode kangguru (PMK), pemberian danpemyimpananASI,sebenarnyavideomengenaikedualeaflettersebutsudah adadiyoutubedaninstagramRSnamunbelumdigunakandenganoptimalkarna masih sulit untuk diakses oleh keluarga pasien. Sementara itu, leaflet mengenai
perawatan bayi prematur di rumah yang lebih lengkap belum tersedia. Jika bayi
pulang di luar jam kerja yang memberikan edukasi perawat jaga, hanya saja
edukasi kurang optimal diberikan karena banyaknya bayi yang dirawat dan
25
terbatasnyajumlahperawatjaga.Pemberianedukasidenganmemberikanleaflet kurang diinternalisasi oleh keluarga bayi karena ada keterbatasan dalam memahami informasi hanya dengan membaca.
Penulis menyimpulkan, dibutuhkannya media edukasi yang dapat mempermudah perawat jaga dalam mengedukasi keluarga bayi prematur yang pulang mengenai perawatan bayi prematur di rumah dengan kandungan materi yang lebih lengkap, sehingga edukasi dapat tersampaikan dengan optimal dan keluarga pun mendapatkan edukasi dengan optimal.
3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance
Isu didapatkan setelah mengobservasi dan melihat hal – hal yang tidak sesuai dengan SKP (Sasaran Kinerja Pegawai), dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN
BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten,Harmonis,Loyal, Adaptif dan Kolaboratif). prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan WholeofGovermentserta diintegrasikan dengan nilai-nilai dan visi misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung untuk mewujudkan smartgovernancemaka keterkaitan isu “Kurang optimalnya pemberian edukasiperawatanbayiprematurdirumahdiRuangAnthuriumRSUPDr.HasanSadikin Bandung” dengan prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Goverment antara lain:
Manajemen ASN : 1. Melaksanakan kebijakan dan pelayanan publik dengan profesional terkait pelaksanaan edukasi perawatan bayi prematurdirumahdiRuangAnthuriumRSUPDr.Hasan Sadikin Bandung
2. Pelaksanaan edukasi keperawatan yang diberikan kepada pasien dilaksanakan denganjujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi
Pelayanan Publik : 1. PelaksanaanedukasidilakukansesuaidenganSPOyang berlaku di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung merupakan bagian dari prosedur pelayanan
2. Kedisiplinan petugas dalam menjalankan SPO terkait edukasi keperawatan
26
3. Tanggung jawab petugas terhadap edukasi yang diberikan kepada pasien kelolaan
4. Kemampuan petugas terkait edukasi pulang pada bayi premature untuk menjaga mutu asuhan keperawatan
WholeofGoverment : Kerjasama perawat pelaksana dengan perawat pimpinan dan pengawas ruangan terkait edukasi perawatan bayi prematurdirumahsecaraterintegrasisatusamalainuntuk membangun sinergitas dalam meningkatkan pelayanan.
3.3 Alternatif Pemecahan Isu Sebagai Gagasan Kreatif
Berdasarkan hasil penapisan dari ke tiga isu yang di temukan di Ruang
Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menggunakan metode APKL dan USG hingga di dapatkan core isu “ Kurang optimalnya pemberian edukasi
perawatan bayi prematur di rumah “ yang kemudian dilakukan analisis akar masalah menggunakan fishboneuntuk mengetahui penyebab secara lebih rinci, hingga diperolehdata bahwaselamaini edukasi sudahdiberikandenganoptimal oleh kepala ruangan dan wakil kepala ruangan di jam kerja secara lisan kepada keluarga bayi prematur yang sudah diijinkan untuk pulang, media edukasi yang di gunakan yaitu leaflet PMK, pemberian dan penyimpanan ASI, media edukasi video sudah ada mengenai ke dua leaflet tersebut namun masih sulit di akses olehkeluargabayikarenadisimpandiInstagramdanyoutuberumahsakittanpa mencantumkan link di leafletnya.
Selama ini perawat jaga shift belum optimal memberikan edukasi dikarenakan banyaknya pasien dengan jumlah perawat jaga yang sedikit, rata –rata Bed Occupancy Rate (BOR) ruangan Anthurium 80% setiap harinya, kapasitas tempat tidur di level 1 yaitu 15 tempat tidur, namun sering sekali jumlah pasien melebihi kapasitas dengan jumlah perawat jaga tetap sama yaitu 1- 2 orang setiap shift
Media edukasi perawatan bayi prematur secara lengkap belum ada, oleh karena itu penulis melakukan inovasi untuk membuat leaflet baru mengenai perawatan bayi prematur di rumah yang materinya sudah mencakup ASI
eksklusif dan PMK. Penulis juga berinisiatif membuat video edukasi perawatan bayi prematur di rumah yang mudah di akses menggunakanQRcode.
27
Sebagai bentuk pengamalan nilai - nilai ASN BesAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) dan untuk mewujudkan smart governance penulis membuat gagasan kreatif pemecahan isu berupa leaflet dan media edukasi video yang dapat diakses menggunakan QRcodedengan tujuan dapat mempermudah perawat jaga shit sore dan malam dalam memberikan edukasi perawatan bayi prematur di rumah sehingga edukasi pun dapat dilakukan dengan optimal.
28
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai – nilai Dasar PNS
4.1.1 Rencana Kegiatan
Untuk memecahkan isu yang ditetapkan, akan dilakukan beberapa kegiatan seperti:
Tabel 4.1
Rencana Kegiatan
No
Jenis Kegiatan
1 Melakukan konsultasi rancangan aktualisasi optimalisasi edukasi perawatan bayi prematur di rumah dengan kepala ruangan dan mentor
2 Membuat media optimalisasi edukasi perawatan bayi prematur di rumah berupa leaflet dan video yang dapat diakses melaluiQRcode
3 Melakukan konsultasi dengan mentor, kepala ruangan dan bagian promosi kesehatan RS mengenai leaflet dan video optimalisasi edukasi perawatan bayi prematur di rumah yang dapat di akses melaluiQRcode
4 Mensosialisasikan media leaflet dan video optimalisasi edukasi perawatan bayi prematur di rumah yang dapat di akses melaluiQRcode
Sumber Kegiatan
5 Melakukan evaluasi kegiatan SKP
6 Membuat laporan akhir kegiatan SKP
29
SKP
SKP
SKP
SKP
4.1.2 Matriks Rancangan Aktualisasi
Nama : Ns. Fithri Nurdiani, S.Kep.
NIP : 198905102022032001
Jabatan : Perawat Ahli pertama
Unit Kerja : Ruang Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Isu yang diangkat : Kurang optimalnya pemberian edukasi perawatan bayi prematur di rumah di Ruang Anthurium
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Penyebab : Belum optimalnya media edukasi perawatan bayi prematur di rumah di ruang Anthurium RSUP dr.
Hasan Sadikin Bandung
Pemecahan Isu : Membuat media edukasi perawatan bayi prematur di rumah berupa leaflet dan video yang dapat
Gagasan
diakses menggunakan QR Code.
Tabel 4.2
Matriks Internalisasi Nilai-Nilai BerAKHLAK Pada Isu Aktualisasi
N o Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi-Misi Rumah Sakit
1 Melakukan konsultasi rancangan aktualisasi optimalisa si edukasi
perawatan bayi
1.1 Membuat janji bertemu dengan kepala ruangan dan mentor
Terjadwalnya tanggal, waktu dan tempat pertemuan dengan kepala
Berkomunikasi dengan ramah, sopan dan santun (Harmonis), membuat kontrak waktu yang disepakati
bersama (Kolaboratif) tanpa
mengganggu jam pelayan (Berorientasi pelayanan)
dan menepatinya (Loyal)
Dengan menerapkan
nilai-nilai berorientasi
pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan
kolaboratif dalam
pelaksanaan tugas dan
kewajiban sehari-hari
Penguatan Nilai Organisasi
Melakukan konsultasi rancangan aktualisasi dengan menerapkan 7 nilai ASN berakhlak dapat memperkuat nilai-nilai yang
diterapkan di RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung PAMINGPIN
PITUIN yaitu Kepemimpinan (nilai yang menggambarkan
30
di rumah dengan kepala ruangan dan mentor
1.2 Menjelaskan mengenai rancangan kegiatan kepada kepala ruangan dan mentor
1.3 Meminta izin dan memohon dukungan untuk pelaksanaan rancangan kegiatan aktualisasi
2 Membuat media optimalisa si edukasi
perawatan bayi
prematur di rumah berupa
leaflet dan
2.1 Mengumpulk an referensi materi untuk di jadikan bahan
pembuatan leaflet dan video optimalisasi
ruangan dan mentor dapat mewujudkan
Terlaksanany a pertemuan dengan kepala ruangan dan mentor untuk membahas rancangan kegiatan
Mendapatkan persetujuan dan
dukungan dari kepala ruangan dan mentor
Menjelaskan kegiatan dengan baik (Kompeten) mengenai inovasi media edukasi (Adaptif). Berbicara dengan sopan santun (Harmonis) jujur dan bertanggung jawab (Akuntabel).
pelayanan kesehatan
neonatal yang aman
dan berkualitas sesuai
dengan visi RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung (Terwujudnya
Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong)
Berkomunikasi dengan ramah, sopan dan santun (Harmonis), melakukan kegiatan atas sepengetahuan dan ijin atasan (Loyal) dan menjalankannya dengan penuh tanggungjawab (Akuntabel).
dan misi RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung (Peningkatan Kualitas
Manusia Indonesia)
kepeloporan dan menyiapkan talenta - talenta terbaik dibidangnya), Professional (nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan), Inovatif (nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan), Tulus (keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsive), Unggul (keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima) dan Integritas (nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas)
Reverensi materi
optimalisasi edukasi
perawatan bayiprematur di rumah
Mengumpulkan jurnal terbaru sebagai referensi materi edukasi (Adaptif) dengan
cermat, teliti dan benar (Kompeten). Mengumpulkan meteriedukasiyangtepatdemi kebaikanpasien (Berorientasi pelayanan), melakukannya dengan bertanggung jawab dan berintegritas tinggi
Dengan menerapkan nilai-nilai berorientasi
pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif dalam
pelaksanaan tugas dan
kewajiban sehari-hari
dapat mewujudkan
pelayanan kesehatan
Membuat media edukasi dengan menerapkan 7 nilai ASN berakhlak dapat memperkuat nilai-nilai yang
diterapkan di RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung PAMINGPIN
PITUIN yaitu Kepemimpinan (nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta - talenta terbaik dibidangnya), Professional (nilai
31
prematur
video yang dapat diakses melalui QR code
edukasi perawatan bayi prematur di rumah
2.2 Membuat rancangan meteri optimalisasi edukasi perawatan bayi
prematur di rumah
2.3 Membuat media leaflet dan video optimalisasi edukasi
perawatan bayi
prematur di rumah yang dapat diakses melaluiQR code
(Akuntabel), bertanya kepada orang yang lebih
kompeten seperti Ka.Ru dan mentor (Kolaboratif).
neonatal yang aman dan berkualitas sesuai
dengan visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (Terwujudnya
Rancangan materi optimalisasi edukasi perawatan bayiprematur di rumah
Membuat rancangan materi edukasi dengan cermat, tepat dan teliti (Akuntabel). Menelaah materi edukasi yang benar – benar dibutuhkan dan bermanfaat bagi pasien (Berorientasi Pelayanan).
Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong) dan misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
(Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia).
Adanya media leaflet dan video optimalisasi edukasi
perawatan bayiprematur di rumah yang dapat diakses
melalui QR code
Membuat media edukasi dengan teliti dan cermat (Akuntabel), membuat semenarik mungkindanmudah dipahami (Kompeten), menggunakan Bahasa yang mudah di mengerti sopan dan santun (Harmonis), membuat media edukasi dengan dedikasi tinggi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Loyal), menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dengan membuat QR code untuk mengakses video (Adaptif).
yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan), Inovatif (nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan), Tulus (keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsive), Unggul (keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima) dan Integritas (nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas)
32
3 Melakukan konsultasi dengan mentor, kepala ruangan danbagian promosi kesehatan RS
mengenai leaflet dan video optimalisa si edukasi perawatan bayi prematur di rumah yang dapat di akses
melalui QR code
3.1 Membuat janji bertemu dengan mentor, kepala ruangan dan bagian promosi kesehatan RS
3.2 Mengkonsulta sikan media edukasi dengan mentor, kepala ruangan dan bagian promosi kesehatan RS
Terjadwalnya pertemuan dengan mentor,kepal a ruangan dan bagian promosi kesehatan RS
Adanya masukan dan saran yang diberikan terkait media edukasi yang akan di sosialisasikan
Mengawali kegiatan konsultasi
dengan membuat kontrak
waktu (Akuntabel) untuk
berkonsutasi dengan mentor, kepala ruangan dan bagian
promosi kesehatan RS
(Kolaboratif), tetap bersikap sopan dan menunjukan rasa hormat (Harmonis).
Konsultasi dilakukan sesuai dengan kontrak waktu yang sudahditetapkan (Akuntabel) yang dilakukan diluar jam pelayanan (Berorientasi pelayanan). Menggunakan bahasa yang sopan dan santun (Harmonis), menyampaikan media edukasi dengan jelas (Kompeten), memaparkan gagasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan berorientasi pada mutu pelayanan (Berorientasi pelayanan). Menerima masukandan saran (Adaptif).
Dengan menerapkan nilai-nilai berorientasi
pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan
kolaboratif dalam
pelaksanaan tugas dan kewajiban sehari-hari
dapat mewujudkan
pelayanan kesehatan
neonatal yang aman
dan berkualitas sesuai
dengan visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (Terwujudnya
Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong) dan misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (Peningkatan Kualitas
Manusia Indonesia)
Melakukan konsultasi dengan mentor, kepala ruangan dan bagian promosi kesehatan RS mengenai media edukasi dengan menerapkan 7 nilai ASN berakhlak dapat memperkuat nilai-nilai yang
diterapkan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung PAMINGPIN
PITUIN yaitu Kepemimpinan (nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta - talenta terbaik
3.3 Melakukan perbaikan media leaflet dan video optimalisasi
Finalisasi media leaflet dan video optimalisasi edukasi perawatan
Melakukan perbaikan media edukasi dengan teliti dan cermat (Akuntabel), membuat semenarik mungkin dan mudah dipahami (Kompeten),
dibidangnya), Professional (nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan), Inovatif (nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan), Tulus (keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsive), Unggul (keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima) dan Integritas (nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas)
33
4 Mensosiali sasikan media leaflet dan video optimalisa
edukasi perawatan bayi prematur di rumah yang dapat di akses melalui
QRcode
bayiprematur di rumah yang dapat di akses melalui
QRcode
menggunakan Bahasa yang mudah di mengerti sopan dan santun (Harmonis), membuat media edukasi dengan dedikasi tinggi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Loyal), menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dengan membuat QR code untuk mengakses video (Adaptif).
3.4
Melakukan kerjasama dengan promosi
kesehatan RS
untuk
mengupload video
edukasi ke media sosial
RS serta
memperbany ak leaflet
4.1
Melakukan koordinasi mengenai waktu sosialisasi
Video di upload di youtube/Inst agram RS
Leaflet diperbanyak untuk
kepentingan RS
Berkomunikasi dengan sopan dan santun (Harmonis), memintabantuankepadapihak promkes untuk mengupload video dan memperbanyak leaflet (Kolaboratif) dengan tujuan mempromosikan kesehatan dengan baik atas nama RS (Loyal).
Adanya jadwal yang
telah
disepakati untuk
Menggunakan Bahasa yang baik, sopan dan santun (Harmonis), melakukan
kerjasama yang baik dengan kepala ruangan (Kolaboratif)
mendiskusikan jadwal kegiatan
Dengan menerapkan
nilai-nilai berorientasi
pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan
kolaboratif dalam
Mensosialisasikan media edukasi dengan menerapkan 7 nilai ASN
berakhlak dapat memperkuat
nilai-nilai yang diterapkan di RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung
PAMINGPIN PITUIN yaitu
34
si edukasi perawatan bayi
prematur di rumah yang
dapat di akses
melalui QR code
dengan
kepala
ruangan
Anthurium
4.2 Membuat alat bantu sosialisasi
dilakukannya sosialisasi
sosialisasi tanpa mengganggu jam pelayanan (Berorientasi Pelayanan).
pelaksanaan tugas dan kewajiban sehari-hari dapat mewujudkan
pelayanan kesehatan
Power poin dan video
Berinovasi membuat alat bantu sosialisasi dengan media digital (Adaptif) denganteliti,cermat dapat dipertanggungjawabkan (Akuntabel) dan mudah dipahami (Kompeten).
neonatal yang aman
dan berkualitas sesuai
dengan visi RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung
(Terwujudnya
Indonesia Maju yang
4.3 Membuat undangan zoom meeting untuk pelaksanaan sosialisasi
4.4 Mensosialisas ikan media edukasi
Adanya undangan zoom meeting untuk pelaksanaan sosialisasi
Terlaksanany a sosialisasi, dibuktikan dengan adanya foto dokumentasi, undangan dan daftar hadir
Menggunakan bahasa yang baik, sopan dan santun dalam undangan (Harmonis) dan membuatnya dengan kualitas terbaik (Kompeten).
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong)
dan misi RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung
(Peningkatan Kualitas
Bersikap sopan, santun, dan menghargai setiap orang (Harmonis).
Mensosialisasikan kegiatan sesuai dengan rencana (Loyal). Melakukan sosialisasi dengan cermat, tepat, akurat (Akuntabel) dengan kualitas terbaik (Kompeten).
Mensosialisasikan kegiatan dengan ramah, solutif untuk memenuhi kebutuhan pelayanan (Berorientasi pelayanan). Bekerjasama
Manusia Indonesia)
Kepemimpinan (nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta - talenta terbaik dibidangnya), Professional (nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan), Inovatif (nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan), Tulus (keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsive), Unggul (keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima) dan Integritas (nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas)
35
5 Melakukan evaluasi
kegiatan
5.1 Membuat format evaluasi kegiatan
Adanya format evaluasi googleform
dengan semua perawat
ruangan Anthurium dengan baik (Kolaboratif).
Membuat format evaluasi
menggunakan google form
(Adaptif) mengenai
kemudahan pelaksanaan
edukasi dan pemahaman
perawat jaga dalam
melaksanakannya dengan
cermat menggunakan Bahasa
yang mudah di pahami (Akuntabel), sopan, santun (Harmonis) dan di buat
dengan kualitas terbaik (Kompeten).
Dengan menerapkan
nilai-nilai berorientasi
pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan
kolaboratif dalam
pelaksanaan tugas dan
kewajiban sehari-hari
dapat mewujudkan
pelayanan kesehatan
neonatal yang aman
dan berkualitas sesuai
dengan visi RSUP Dr.
Melakukan evaluasi kegiatan dengan menerapkan 7 nilai ASN
berakhlak dapat memperkuat nilai-nilai yang diterapkan di RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung
PAMINGPIN PITUIN yaitu
5.2 Melakukan evaluasi kegiatan
Hasil evaluasi Melakukan evaluasi menggunakan google form mengenai kemudahan pelaksanaan edukasi dan pemahaman perawat jaga dalam melaksanakannya (Adaptif). Membuat evaluasi dengan cermat dan tepat (Akuntabel) untuk memperbaiki pelayanan keperawatan (Berorientasi pelayanan). Melakukan evaluasi secara professional (Kompeten).Mampumenjalin kerjasama yang baik dengan
Hasan Sadikin Bandung
(Terwujudnya
Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian
Berlandaskan Gotong
Royong)
dan misi RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung
(Peningkatan Kualitas
Manusia Indonesia)
Kepemimpinan (nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta - talenta terbaik dibidangnya), Professional (nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan), Inovatif (nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan), Tulus (keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsive), Unggul (keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima) dan Integritas (nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas)
36
6 Membuat laporan akhir kegiatan
5.3
Mengumpulk an data hasil evaluasi
Terkumpulny a data hasil evaluasi
semua perawat Anthurium dalam pelaksanaan evaluasi kegiatan (Kolaboratif).
Mengumpulkan data evaluasi dengan apa adanya (Akuntabel), tetap menjaga kerahasiaan data perawat Anthurium yang mengisi googleform(Loyal).
6.1 Membuat draft laporan akhir kegiatan
6.2 Meminta arahan mentor mengenai laporan akhir
Laporan akhir Membuat draft laporan dengan cermat, tepat, penuh tanggung jawab (Akuntabel) dengan kualitas terbaik (Kompeten).
Adanya saran dan arahan dari mentor
Menggunakan Bahasa yang sopan, santun dan menghargai pendapat orang lain (Harmonis), mau menerima saran dan kritik yang membangun (Adaptif ) demi perbaikan pelayanan keperawatan (Berorientasi pelayanan). Mampu bekerjasama dengan baik (Kolaboratif).
Dengan menerapkan nilai-nilai berorientasi
pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif dalam
pelaksanaan tugas dan
kewajiban sehari-hari
dapat mewujudkan
pelayanan kesehatan
neonatal yang aman dan berkualitas sesuai
dengan visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
(Terwujudnya
Indonesia Maju yang
Membuat laporan akhir kegiatan dengan menerapkan 7 nilai ASN berakhlak dapat memperkuat nilai-nilai yang diterapkan di RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung
PAMINGPIN PITUIN yaitu
6.3 Membuat revisi laporan akhir
Laporan final Membuat laporan sesuai dengan saran dan arahan mentor (Loyal). Membuat revisi laporan dengan cermat, tepat dan dapat
Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian
Berlandaskan Gotong
Royong)
Kepemimpinan (nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta - talenta terbaik dibidangnya), Professional (nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan), Inovatif (nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan), Tulus (keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsive), Unggul (keinginan untuk menjadi
37
dipertanggungjawabkan (Akuntabel).
dan misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
(Peningkatan Kualitas
Manusia Indonesia)
yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima) dan Integritas (nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas)
38
4.2 Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 4.3
Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
No Jenis Kegiatan Mei Juni Juli
1 Melakukan konsultasi rancangan aktualisasi optimalisasi edukasi perawatan bayi prematur di rumah dengan kepala ruangan dan mentor
2 Membuat media optimalisasi edukasi perawatan bayi prematur di rumah berupa leaflet dan video yang dapat diakses melaluiQRcode
3 Melakukan konsultasi dengan mentor, kepala ruangan dan bagian promosi kesehatan RS mengenai leaflet dan video optimalisasi edukasi perawatan bayi prematur di rumah yang dapat di akses melaluiQRcode
4 Mensosialisasikan media leaflet dan video optimalisasi edukasi perawatan bayiprematurdirumahyangdapatdi akses melaluiQRcode
5 Melakukan evaluasi kegiatan
6 Membuat laporan akhir kegiatan
4.3
Tabel 4.4
Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
No Para Pihak Peran dalam aktualisasi
1 Koordinator Pelayanan Keperawatan dan staf Yang telah memberikan dukungan kepada
penulis dalam mengikuti pelatihan dasar CPNS Golongan III ini
1 Mentor Sebagai mentor yang
telah memberikan bimbingan, dukungan moril, tenaga serta waktunya.
2 Coach Sebagai coach yang
telah memberikan bimbingan, dukungan
Keterangan
Ibu Fatrisia Madina, S.Kp., MM dan staf
Ibu Hafsa, S.Kp.,M.Kep
Ibu Dr. drg. Siti Nur Anisah,MPH s
39
Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
3 Kepala Ruangan Anthurium dan staf
moril, tenaga serta waktunya.
Sebagai kepala ruangan yang telah membantu penulis dalam menganalisis isu, mendukung
kegiatan aktualisasi
Latsar CPNS di ruangan Anthurium demi perbaikan
layanan keparawatan, dan semua staf R. Anthurium yang telah mendukung kegiatan
Latsar CPNS ini.
Ibu Enung Rina Susanti,S.Kep dan staf
4 Bagian Promosi Kesehatan Rumah
Membantu penulis membuat media
edukasi yang lebih menarik sesuai dengan ketentuan RS dan membantu mengupload media
edukasi penulis ke media social RS sehingga lebih mudah untuk di akses
Semua staf promkes RS
40
Sakit
DAFTAR PUSTAKA
Julianti,E.,Rustina.Y.,Efendi, D. (2019).Program Perencanaan Pulang Dapat
MeningkatkanPengetahuanDanKeterampilanIbuYangMelahirkanBayiPrematur MerawatBayinya. JKI, Vol. 22, No. 1, Maret 2019, 74–81.
LATSAR CPNS. 2022. Agenda 2 - Nilai Nilai Dasar PNS Berorientasi Pelayanan. [online]
Availableat: [Accessed23 Mei 2022].
LATSAR CPNS. 2022. Agenda 2 - Nilai Nilai Dasar PNS Akuntabel. [online]
Availableat: [Accessed23 Mei 2022].
LATSAR CPNS. 2022. Agenda 2 - Nilai Nilai Dasar PNS Kompeten. [online]
Availableat: [Accessed23 Mei 2022].
LATSAR CPNS. 2022. Agenda 2 - Nilai Nilai Dasar PNS Harmonis. [online]
Availableat: [Accessed23 Mei 2022].
LATSAR CPNS. 2022. Agenda 2 - Nilai Nilai Dasar PNS Loyal. [online]
Availableat: [Accessed23 Mei 2022].
LATSAR CPNS. 2022. Agenda 2 - Nilai Nilai Dasar PNS Adaptif. [online]
Availableat: [Accessed23 Mei 2022].
LATSAR CPNS. 2022. Agenda 2 - Nilai Nilai Dasar PNS Kolaboratif. [online]
Availableat: [Accessed23 Mei 2022].
Royantina Simanjuntak, R.,Anggraeni,L.D.(2019).PengalamanIbuDalamMerawatBayi PrematurdiRumah. Jurnal Keperawatan BSI, Vol.7 No.2.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2019 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin
Bandung.2019.Jakarta: diperbanyak oleh https://peraturan.bpk.go.id.diakses
tanggal 19 Juni 2022.
vi