DAFTAR TABEL
iv
Tabel 1 Penjelasan Butir SKP 11 Tabel 2 Penapisan Isu Berdasarkan APKL ................................................................16 Tabel 3 Penapisan Isu Menggunakan USG ...............................................................18 Tabel 4 Alternatif Pemecahan Masalah 24 Tabel 5 Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi........................................................26 Tabel 6 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi 39 Tabel 7 Pihak Yang Telibat dan Perannya dalam Aktualisasi..............................41
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 7 Gambar 2 Struktur Organisasi Ruang Fresia 3 ........................................................10 Gambar 3 Analisis Masalah Penyebab Core Isu Menggunakan Fishbone........21
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aparatur Negeri Sipil (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada instansi pemerintah sesuai dengan yang tercantum dalam UU ASN No. 5 Tahun 2014. Pegawai Negeri Sipil adalah warga negera Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan pemerintahan. PNS wajib menjalani masa percobaan melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, motivasi, nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Berdasarkan Kurikulum Pelatihan Dasar CPNS yang tertuang dalam
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021 tentang
Pelatihan Dasar CPNS dengan pola Blended Learning yang terdiri dari 4 (empat)
komponen, yaitu Pelatihan Mandiri melalui Masive Open Online Course (MOOC), Distance Learning, Klasikal, dan Penguatan Kompetensi Bidang Tugas. Oleh
karena itu, pada pelatihan dasar CPNS Tahun 2022 dilaksanakan dengan
menggunakan pola Blended Learning sehubungan dengan meningkatnya kasus
Covid-19 di Indonesia.
ASN dalam menjalankan fungsinya secara professional sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai ASN, harus didadsarkan nilai-nilai dasar ASN yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif (Ber AKHLAK) menjadi hal yang sangat penting. Pemahaman serta internalisasi nilai-nilai BerAKHLAK harus ditanamkan sejak ASN menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Salah satunya dengan cara mengaktualisasikan nilainilai dasar BerAKHLAK, yang akan dilaksanakan di tempat kerja.
Dalam proses membentuk ASN yang professional dan mewujudkan visi dan misi organisasi melalui kegiatan aktualisasi, penulis bermaksud untuk
1
mengidentifikasi, hambatan, masalah dan literasi dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan tanggung jawab sebagai profesi ASN khususnya sebagai perawat di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Pada masa orientasi pegawai, penulis menemukan beberapa isu atau masalah dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai perawat yang apabila dibiarkan akan menurunkan mutu pelayanan. Oleh karena itu, disusun sebuah laporan rencanan kegiatan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Pemantauan Akses Intravena Perifer Oleh Perawat Pada Pasien
Yang Dilakukan Pemasangan Kateter Intravena Di Ruang Rawat Inap Dewasa
Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
1.2 Tujuan Aktualisasi
1.2.1 Tujuan Umum
Peserta Pelatihan Dasar CPNS mampu menyusun rancangan aktualisasi yang didasari atas pemahaman mata pelatihan kedudukan, peran, dan fungsi ASN sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan publik dan perekat dan pemersatu bangsa yang dilandasi dengan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif).
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari aktualisasi nilai-nilai dasar PNS adalah:
1. Melakukan identifikasi, penyusunan, dan penetapan isu yang terjadi dan harus segera dipecahkan.
2. Membuat gagasan pemecahan isu dengan menyusun daftar rencana, tahapan, dan ouput kegiatan.
3. Menjelaskan keterkaitan antara rencana kegiatan pemecahan isu dengan nilai- nilai dasar PNS dan kedudukan serta peran PNS dalam KNRI yang meliputi manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), pelayanan publik, dan whole of government.
4. Menjelaskan dekripsi hasil kegiatan yang dilandasi oleh nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan serta peran PNS dalam NKRI terhadap pencapaian visi, misi, tujuan organisasi, dan penguatan terhadap nilai-nilai organisasi.
2
1.3 Manfaat Aktualisasi
1.3.1 Manfaat Bagi Penulis
Penulis dapat mengaplikasikan nilai-niai dasar ASN, fungsi, dan kedudukan serta aktualisasi untuk menjadi ASN yang BerAKHLAK sehingga dapat menjadi role model dan pemberi pelayanan yang baik, tepat, dan cepat, guna meningkatkan kepuasan masyarakat dalam memanfaatkan jasa pelayanan.
1.3.2 Manfaat Bagi Bapelkes Cikarang
Laporan aktualisasi ini dapat dijadikan sebagai bahan kepustakaan, data acuan, dan laporan mengenai kondisi yang terjadi dilapangan, serta sebagai bahan evaluasi bagi institusi secara keseluruhan, khususnya dalam meningkatkan kualitas dasar CPNS selanjutnya.
1.3.3 Manfaat Bagi RSUP Dr. Hasan Sadikin bandung
Laporan aktualisasi ini dapat dijadikan sebagai data acuan instansi untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit guna mencapai visi mis, peningkatan mutu pelayanan, dan mewujudkan citra lembaga yang baik dimata masyarakat serta mampu bersaing dengan instansi serupa baik nasional maupun internasional.
3
BAB II PROFIL INSTANSI
2.1 Profil Instansi
2.1.1
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung diresmikan
pada tahun 1923 dengan nama Met Algemeene Bandoengsche Ziekenhui sebagai rumah sakit pemerintahan Belanda pada saat itu. Pada Tahun 1948, Rumah Sakit Hasan Sadikin dikelola oleh pemerintah Kotapraja Bandung dan berubah nama menjadi Rumah Sakit Rantja Badak. Pada tahun 1967, Rumah
Sakit Rantja Badak berubah nama menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin
hingga sekarang menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin.
RSHS merupakan rumah sakit vertikal utama yang dapat diartikan sebagai rumah sakit rujukan tertinggi di Provinsi Jawa Barat berdasarkan
Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman
Penetapan RS Rujukan Nasional. Sebagai rumah sakit rujukan tertinggi, RSHS dituntut untuk memiliki layanan yang lebih dibandingkan dengan rumah sakit kelas B atau C. Layanan tersebut meliputi, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, dan Fasilitas Pemeriksaan Penunjang yang lengkap.
RSHS memiliki kapasitas 944 tempat tidur dengan enam layanan unggulan terdiri atas Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir dan Transplantasi Ginjal. Selain itu, RSHS juga memiliki layanan dokter spesialis dan subspesialis yang diharapkan dapat membantu RSHS dalam memberikan pelayanan kepada pasien secara tepat dan cepat.
2.1.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Visi
Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin memiliki visi sebagai
berikut: “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong“
4
Misi
Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera.
2.2 Nilai-Nilai Organisasi
Selain memiliki visi dan misi, RSUP Dr. Hasan Sadikin juga memiliki tata nilai, janji pelayanan, nilai-nilai, dan motto. Adapun tata nilai yang dimiliki disebut dengan PAMINGPIN PITUIN, meliputi :
1. Kepemimpinan : nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik di bidangnya
2. Professional : nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melakui perjalanan kemitraan
3. Inovatif : nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan
4. Tulus : keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsive
5. Unggul : keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima
6. Integritas : nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
Selain tata nilai filosofis, RSHS memiliki janji pelayanan kesehatan yaitu SIGAP :
1. Senyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)
2. Inovatif dalam berkarya
3. Gelorakan semangat pelayanan prima
4. Amanah menjaga keselamatan pasien
5. Peduli, perhatian, perasaan
Terdapat nilai-nilai yang dianut, yaitu PRIMA yang diartikan sebagai :
1. Professional : memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya
5
2. Respek : pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam pelayanan kesehatan.
3. Integritas : bertindak terintegritas sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik.
4. Manusiawi : menganggap setiap individu sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu, harkat dan martabat mereka harus dinjunjung tinggi.
5. Amanah : melaksanakan dengan sungguh-sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam meberikan pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan.
Serta moto yang selalu digunakan diwilayah RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah “Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”.
2.3 Tugas Organisasi
2.3.1. Tugas Pokok RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, pendidikan dan penelitian dan upaya lainnya sesuai kebutuhan
2.3.2. Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Dalam melaksanakan tugas pokok di atas RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
- Pelayanan medik dan penunjang medic
- Pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan
- Pelayanan rujukan
- Pelayanan umum operasional dan penunjang non medis
- Pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit
6
- Pelayanan administrasi dan keuangan
- Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan serta pengembangan sumber daya manusia
- Penelitian dan pengembangan
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dalam melaksanakan tugasnya didukung oleh berbagai pihak, berikut struktur organisasi RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung :
2.4 Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta
Nama : Euis Fitriana Dewi, S.Kep., Ners
NIP : 199307202022032001
Jabatan/Golongan : Perawat Ahli Pertama/IIIb
Unit Kerja : Bidang Keperawatan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
7
2.4.1. Profil Peserta
Gambar 1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Saat ini peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dibawah Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan Instansi Rumah Sakit Umum Pusat DR. Hasan Sadikin Kota Bandunf terhitung mulai 1 Maret 2022 sebagai Perawat Ahli
Pertama dibawah Bidang Keperawatan. Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), meliputi :
1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
2. melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan
sebagai ketua tim/perawat
4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
5. Melaksanakan case findings/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
6. Melakukan pengkajian keperawatanlanjutan pada individu
7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar dan lanjutan
8. Merumuskan diagnose keperawatan pada individu
9. Membuat prioritas diagnose keperawatan dan masalah keperawatan
10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan tindakan)
11. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medical bedah
13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat /bencana / kritikal
15. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka. Menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
17. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
20. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
8
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
22. Melakukan tindakan pemenuhan oksigenasi kompleks
23. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi,
24. Melakukan pemantauan dan penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatn spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
27. Melakukan perawatan luka
28. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
29. Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan
31. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
32. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
33. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
2.4.2. Profil Ruangan Fresia 3
Pengambilan isu diambil oleh penulis diruangan Fresia 3. Ruangan Fresia
3 merupakan ruang rawat inap pasien dewasa. Sebelum pandemi, ruangan Fresia
3 dikhususkan untuk pasien dengan kasus penyakit dalam. Namun saat pandemi, ruangan fresia 3 menjadi ruang rawat inap dewasa baik dengan kasus penyakit dalam maupun kasus bedah. Terdiri dari 19 ruangan dengan masing-masing
ruangan terdiri dari 2 tempat tidur. Kecuali ruangan 19 terdiri dari 4 tempat tidur. Maka total kapasitas 40 tempat tidur. Ruangan Fresia 3 menggunakan metode tim dalam memeberikan pelayanan keperawatan. Berikut struktur organisasi
ruangan Fresia 3 :
9
Direktur Utama PLH
Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang DR. Yana Akhmad, dr., SPPD-KP
Kepala Instalasi Rawat Inap Edwin Armawan, dr. SPOG (K)., MM
Koordinator Bidang Pelayanan Keperawatan Fatrisia Madina, S.Kp.,MM
Koordinator Pelayanan Keperawatan Rawat Inap Oded Sumarna, Ners., M.Kep
Sub Instalasi Rawat Inap Gedung Fresia Dr. Sumartini Dewi, dr. Sp.PD-KR., M.Kes
Pengawas Keperawatan Siti Nurlaelah, S.Kep., Ners., M.Kep
Kepala Ruangan Sigit Fajar Rihadi, S.Kp
Wakil Kepala Ruangan Eris Riswanto, S.Kep., Ners
Clinical Instructur
Ketua Tim I Ai Airiah, Amd. Kep
Anggota Tim
Bag. Pengadministrasian Jaka Ramdani,
Ketua Tim II Sri Oom K, Amd. Kep
Anggota Tim
Pekarya Kesehatan/Rumah Tangga
1. Rohmana
2. Rohandi
3. Bagus Candra
Gambar 2 Struktur Organisasi Ruang Fresia 3
10
1. Aditya Bayukusuma, S.Kep., Ners
2. 2. Grispenjas S, S.Kep., Ners
Amd. Kes
BAB III
ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi dan Analisis Isu Aktual
3.1.1 Identifikasi Isu
Penulis menentukan identifikasi isu dengan cara observasi selama 2 bulan di Unit Kerja Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin. Identifikasi isu dilakukan dengan melihat hal-hal yang tidak sesuai dari Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP) penulis sebagai perawat. Hal yang tidak sesuai dalam SKP
dapat berpotensi menjadi suatu masalah. Berikut penjelasan setiap butir SKP :
Tabel 1 Penjelasan Butir SKP
No Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi Saat Ini
1 Melakukan tindakan keperawatan
pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap
pre/intra/post operasi
2 Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
3 Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua
tim/perawat
4 Melakukan pemberian penugasan
perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
Sudah
Dilaksanakan
Kondisi Yang
Diharapkan
Dilaksanakan
Sesuai SOP
Sudah
Dilaksanakan
Sudah
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Sesuai SOP
Dilaksanakan
Sesuai SOP
Sudah
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Sesuai SOP
11
No Kegiatan Tugas Pokok Jabatan
5 Melaksanakan case findings/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
6 Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
7 Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar dan lanjutan
8 Merumuskan diagnose keperawatan pada individu
9 Membuat prioritas diagnose keperawatan dan masalah keperawatan
10 Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan tindakan)
11 Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
12 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medical bedah
SOP
SOP
12
Kondisi
Kondisi
Diharapkan
Saat Ini
Yang
Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai
SOP
Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai
SOP
Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai
SOP
Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai
SOP
Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai
SOP
Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai
SOP
Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai
Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai
Sudah
13 No Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi Saat Ini Kondisi Yang Diharapkan
hospitalisasi
individu Belum dilaksanakan
pemaparan mengenai
ruangan,
penanggung
kewajiban
bertugas
Belum Dilaksanakan Sesuai SOP
Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai SOP
Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan
pada kondisi kehilangan, berduka. Menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai SOP
Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai SOP
Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai SOP 18 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai SOP 19 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai SOP
13 Memfasilitasi adaptasi dalam
pada
dengan optimal
orientasi
dokter
jawab, hak dan
pasien serta perawat yang
oleh perawat dan dokter yang melakukan perawatan pada pasien rawat inap.
14
15
spiritual
16
17
No Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi Saat Ini
20 Melakukan tindakan keperawatan
21 Melakukan tindakan keperawatan
kebutuhan rasa
Belum optimalnya
Yang
perawat pada
di ruang
14
Kondisi
Diharapkan
pemenuhan
diri Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai SOP
kebutuhan kebersihan
pemenuhan
nyaman
dan pengaturan suhu
pemantauan
oleh
pasien
dilakukan
katater
perifer
rawat
Fresia
Belum Dilaksanakan Sesuai SOP
Melakukan
oksigenasi kompleks Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai SOP 23 Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai SOP 24 Melakukan pemantauan dan penilaian
dilakukan tindakan keperawatn spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai SOP 25 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu Belum
instrument
akses intravena perifer
yang
pemasangan
intravena
inap dewasa
3
22
pemenuhan kebutuhan
kondisi pasien selama
adanya
untuk
layanan
menilai kepuasan pasien pada
diberikan
Dilaksanakan Sesuai SOP
keperawatan yang
oleh
32
upaya peningkatan
kewaspadaan standar
33
pendidikan kesehatan
Penulis melakukan identifikasi isu dengan cara observasi selama 2 bulan diruang rawat
inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, berikut ini beberapa isu yang telah dirumuskan
Berikut ini beberapa identifikasi isu yang telah dirumuskan :
15
Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi Saat Ini Kondisi Yang Diharapkan perawat pada setiap ruangan perawatan. 26 Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai SOP
Melakukan perawatan luka Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai SOP 28 Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai SOP
Melaksanakan manajemen surveilans Hais
pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai SOP
Melakukan
pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai SOP
Melakukan
dan kolaborasi dengan dokter Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai SOP
No
27
29
sebagai upaya
30
pengorganisasian
31
konsultasi keperawatan
Melakukan
kepatuhan
pada pasien/petugas/pengunjung
Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai SOP
sebagai upaya pencegahan infeksi
Melakukan
pada individu Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan Sesuai SOP
1. Kurang optimalnya pemaparan mengenai orientasi ruangan, dokter penanggung jawab, hak dan kewajiban pasien serta perawat yang bertugas oleh perawat dan dokter yang melakukan perawatan pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. Belum adanya instrument untuk menilai kepuasan pasien pada layanan keperawatan yang diberikan oleh perawat pada setiap ruangan perawatan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
3. Belum optimalnya pemantauan akses intravena perifer oleh perawat pada pasien yang dilakukan pemasangan katater intravena perifer di ruang rawat inap dewasa Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
3.1.2 Analisis dan Penetapan Core Isu / Isu Aktual
Berdasarkan isu aktual yang telah diidentifikasi, selanjutnya dilakukan proses pemilihan isu yang bersifat aktual dan berkualitas sehingga dapat dicarikan alternative jalan keluar pemecahan isu tersebut. Proses pemilihan isu dapat menggunakan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan (APKL). Penulis dalam melakukan proses pemilihan isu menggunakan analisa APKL, berikut tabel analisisnya :
Tabel 2 Penapisan Isu Berdasarkan APKL
1 Kurang optimalnya pemaparan orientasi ruangan, dokter penanggung jawab, hak dan kewajiban pasien serta perawat yang bertugas oleh perawat dan dokter yang melakukan perawatan pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
2 Belum adanya instrument untuk menilai kepuasan pasien
pada layanan keperawatan
16
NO Isu A P K L Jumlah Prioritas
3 3 2 3 11 III
5 5 3 4 17 II
yang diberikan oleh perawat pada setiap ruangan
perawatan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
3 Belum optimalnya pemantauan akses intravena perifer oleh perawat pada pasien yang dilakukan pemasangan katater intravena perifer di ruang
rawat inap dewasa Fresia 3
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Keterangan:
Skor 1: Tidak sesuai
Skor 2: Kurang sesuai
Skor 3: Cukup sesuai
Skor 4: Sesuai
Skor 5: Sangat sesuai
4 5 5 4 18 I
Sesuai hasil penapisan isu dengan menggunakan metode APKL, berdiskusi dengan Mentor dan Kepala Ruangan Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung didapatkan 3 isu dengan peringkat sebagai berikut :
1. Belum optimalnya pemantauan akses intravena perifer oleh perawat pada pasien yang dilakukan pemasangan katater intravena perifer di ruang rawat inap dewasa
Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. Belum adanya instrument untuk menilai kepuasan pasien pada layanan keperawatan yang diberikan oleh perawat pada setiap ruangan perawatan di
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
3. Kurang optimalnya pemaparan orientasi ruangan, dokter penanggung jawab, hak dan kewajiban pasien serta perawat yang bertugas oleh perawat dan dokter yang
melakukan perawatan pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
17 NO Isu A P K L Jumlah Prioritas
Lalu dari ketiga isu tersebut dilakukan penapisan kembali dengan menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) yang bertujuan untuk menentukan prioritas isu. Dengan metode USG dinilai dari Urgency (U) yaitu seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas, dianalisa, dan ditindaklanjuti. Seriousness yaitu seberapa serius suatu isu harus dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth (G) yaitu seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak segera ditangani. Adapun nilai yang diberikan memiliki 1-5 (1=sangat kecil, 2=kecil, 3=sedang, 4=besar, 5=sangat besar).
Tabel 3 Penapisan Isu Menggunakan USG
No Isu U S G Jumlah Prioritas
1 Belum optimalnya pemantauan
akses intravena perifer oleh
perawat pada pasien yang
dilakukan pemasangan katater
intravena perifer di ruang rawat
inap dewasa Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
2 Belum adanya instrument untuk
menilai kepuasan pasien pada
layanan keperawatan yang
diberikan oleh perawat pada
setiap ruangan perawatan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
3 Kurang optimalnya pemaparan
orientasi ruangan, dokter
penanggung jawab, hak dan
kewajiban pasien serta perawat
yang bertugas oleh perawat dan dokter yang melakukan
perawatan pada pasien rawat
inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
4 5 5 14 1
4 4 4 12
18
2
3 3 3 9 3
Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan metode USG didapatkan prioritas isu yang pertama dipecahkan berdasakan jumlah penilaian yang paling tinggi yaitu “Belum optimalnya pemantauan akses intravena perifer oleh perawat pada pasien yang dilakukan pemasangan katater intravena perifer di ruang rawat inap dewasa Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Berikut beberapa data penunjang isu tersebut terpilih.
1. Kondisi saat ini
Selama pemantauan penulis selama 2 bulan melakukan orientasi di ruang rawat inap dewasa didapatkan bahwa pada ruang rawat inap dewasa belum ada pemantauan akses intravena perifer sesuai SOP yang sudah ada. Prosedur untuk penggantian infus berdasarkan kenyamanan pasien dan perhitungan setiap 3 hari sejak pemasangan awal. Data lain menunjukan sebagai berikut :
a. Penulis melakukan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara di 3 ruang rawat inap dewasa. Sampel responden pada masing-masing ruangans ebanyak 4 orang. Didapatkan dari jumalah sampel 12 orang
bahwa hanya 4 orang mengetahui terkait pemantauan akses intravena perifer menggunakan VIP Score. 8 orang sisanya tidak mengetahui sama sekali terkait pemantauan akses intravena perifer dengan menggunakan VIP Score.
b. Komplikasi infeksi pada akses intravena perifer adalah phlebitis. Phlebitis merupakan salah satu indikator mutu pelyanan keperawatan. Di RSUP Dr.
Hasan Sadikin Angka phlebitis pada Tahun 2020 yaitu 0.046 % dengan skor 2, sudah memenuhi standar yang ditetapkan yaitu < 5%. Terdapat
20 kasus phlebitis dari 43.524 pasien yang terpasang kateter intra vena.
Capaian Tahun 2020 lebih baik bila dibandingkan dengan capaian Tahun
2019 yaitu 0.0498 %. Pemantauan akses intravena perifer menjadi hal yang penting untuk dipantau oleh perawat setiap shift agar tidak terjadi infeksi atau phlebitis.
c. Pada ruang rawat inap anak sudah diterapkan pemantauan akses intravena perifer sesuai SOP menggunakan VIP score dan dilaporkan setiap pergantian shift sehingga tidak menggunakan sistem pergantian kateter intravena perifer setiap 3 hari sekali. Namun tidak ada pencatatan dilembar pemantauan karena lembar pemantauannya belum ada;
19
d. Sudah tersedia SOP pemantauan akses intravena perifer, namun di ruang rawat inap dewasa belum digunakan untuk pemantauan intravena perifer per shift.
2. Dampak jika masalah ini tidak terselesaikan
Jika masalah ini tidak terselesaikan maka akan terjadi peningkatan kasus phlebitis diruang rawat inap dewasa di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Hal ini dapat menimbulkan kondisi tidak nyaman pasien, memperpanjang masa rawat inap dan bisa menimbulkan infeksi yang bisa memperberat penyakit pasien.
3. Kondisi yang diharapkan
Diharapkan pemantauan akses intravena perifer bisa dilaksanakan disemua ruang rawat inap baik ruang rawat inap anak dewasa di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
20
3.1.3 Analisis Masalah Penyebab Core Isu
Analisis akar masalah isu menggunakan metode FISHBONE seperti berikut :
MACHINE
METHOD
Perawat belum
tersosialisasi
terkait sop
pemantauan
akses intravena
perifer
Belum
optimalnya
pemanffaatan
running news di EMR terkait
poster
pemnatauan akses intravena perifer
Belum adanya sosialisasi
terkait SOP pemantauan
akses intravena perifer
Belum optimalnya
Pelaksanaan SOP
pemantauan akses
intravena perifer belum
seragam terlaksana pada
semua unit rawat inap
pemantauan akses
intravena perifer
pada pasien yang
dilakukan
pemasangan
kateter intravena
diruang rawat inap
Belum adanya
lembar
pemantauan akses
intravena perifer
SOP sudah ada
namun sudah
kadaluarsa (terbit
th 2019)
Belum adanya monitoring
evaluasi
kepatuhan
terhadap SOP
oleh
atasan/kepala
ruangan
MATERIAL MEASUREMENT
Gambar 3
Belum adanya RAB
untuk biaya untuk
penggandaan lembar
pemantauan
dewasa Fresia 3
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
Belum adanya RAB
untuk biaya
pengembangan lembar
pemantauan di electronic medical record (EMR)
MONEY
21
MAN
E
Analisis Masalah Penyebab Core Isu Menggunakan Fishbone
3.1.4 Identifikasi Alternatif Solusi Permasalahan
Untuk memecahkan isu yang telah terpilih, setelah dilakukan analisis isu penyebab masalah. Penulis merumuskan beberapa alternative solusi permasalahan yang akan dilakukan melalui rencana kegiatan sebagai berikut :
1. Pembaharuan SOP Pemantauan akses intravena perifer pada pasien yang dilakukan pemasangan kateter intravena perifer diruang rawat inap
2. Uji coba SOP Pemantauan akses intravena perifer pada pasien yang dilakukan pemasangan kateter intravena perifer diruang rawat inap.
3. Sosialisasi penggunaan SOP Pemantauan akses intravena perifer pada pasien yang dilakukan pemasangan kateter intravena perifer diruang rawat inap.
3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya Smart
Governance
Isu yang didapatkan penulis merupakan hasil observasi selama 2 bulan menjalankan tugas dan fungsi sebagai perawat di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Pelaksanaan tugas dan fungsi penulis berdasarkan SKP (Sasaran Kinerja Pegawai), perintah atasan, dan inovasi. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, penulis menerapkan nilai-nilai ASN yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Loyal, Adaptif, Kolaboratif). Hal ini untuk mewujudkan peran ASN sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan dan pemersatu bangsa. Penyebab isu “Kurang optimalnya pemantauan akses intravena perifer diruang rawat inap dewasa Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung” dapat terjadi karena beberapa hal diantaranya :
1. SOP pemantauan akses intravena perifer sudah kadaluarsa. SOP terbit pada tanggal 27 september 2019. Dan belum dilengkapi oleh lembar pemantauan akses intravena perifer yangmerupakan alat yang digunakan didalam SOP.
2. Kurangnya sosialisasi kepada perawat terkait SOP pemnatauan akses intravena perifer diruang rawat inap. Saat ini pemakaian SOP pemantauan
22
akses intravena perifer baru dilakukan diruang rawat inap anak. Sehingga belum adanya keseragaman penerapan SOP diseluruh ruang rawat inap.
3. Running news di Electronic Medical Record (EMR) terkait poster pemantauan akses intravena perifer menggunakan VIP score belum optimal. Telah dilakukan wawancara studi awal dari 12 orang perawat ruang rawat inap, didapatkan bahwa hanya 4 orang yang mengetahui tentang pemantauan akses intravena perifer. 8 orang sisanya belum tahu sama sekali terkait cara pemantauan akses intravena perifer pada pasien,
4. Belum adanya monitoring oleh kepala ruangan terkait kepatuhan penerapan SOP pemnatauan akses intravena doruang rawat inap.
Dari beberapa penyebab isu tersebut, penulis melakukan analisis terkait alternative pemecahan isu sebagai wujud dari Smart Governance dengan menerapkan prinsip manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole Government antara lain :
A. Manajemen ASN
a. Melakukan pelayanan publik sesuai dengan kebijakan yang telah diatur dengan professional terkait pelaksanaan pemantauan akses intrvena perifer pada pasien rawat inap yang dilakukan pemasangan kateter intravena perifer.
b. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien dengan jujur, cermat, teliti, beratnaggung jawab dan berintegritas tinggi.
B. Pelayanan Publik
a. Melaksanakan pelayanan kepada pasien sesuai SPO yang berlaku di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
b. Untuk menjaga mutu pelayanan maka petugas harus mampu melaksanakan pemantauan akses intravenan perifer pada pasien yang dilakukan pemasangan kateter intravena perifer sesuai SPO.
c. Petugas disiplin dan bertanggung jawab dalam melakukan pelayanan kepada pasien sesuai SPO dan kebijakan yang ada.
C. Whole Government
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai perawat, diperlukan kerja sama antara pimpinan, pengawas ruangan, bidang perawatan, komite
23
keperawatan, bidang PPI, dan kepala instalasi rawat inap, sesama perawat agar terwujudnya pelayanan yang PRIMA sesuai tata nilai RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung.
3.3 Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan
Kreatif
Gagasan pemecahan isu yang dirumuskan oleh penulis berdasarkan SKP
(Sasaran Kinerja Pegawai) dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN
BerAKHLAK, prinsip manajemen ASN, pelyanan public, dan Whole Government serta diintegrasikan dengan nilai, motto, dan visi misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Isu diambil dari pemantauan di ruang rawat inap, isu yang diangkat yaitu Belum optimalnya pemantauan akses intravena perifer sebagai acuan dalam penggantian kateter intravena perifer diruang rawat inap dewasa Fresia 3 RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung. Gagasan pemecahan isu yaitu Pembaharuan SPO
pemantauan akses intravena perifer untuk pemantauan akses intravena perifer pada pasien yang dilakukan pemasangan intravena perifer diruang rawat inap.
Berikut beberapa rencana kegiatan sebagai pemecahan masalah yaitu :
Tabel 4 Alternatif Pemecahan Masalah
Jenis Kegiatan Sumber Kegiatan
1. Melakukan konsultasi dengan kepala ruangan dan mentor terkait isu dan rancangan kegiatan
2. Menyusun draft SPO pemantauan akses intravena perifer
3. Melakukan uji coba draft SPO pemantauan akses intravena perifer
4. Melakukan finalisasi draft SPO pemantauan akses intravena perifer
24
SKP
SKP
SKP
SKP
Jenis Kegiatan Sumber Kegiatan
5. Melakukan sosialisasi kepada perawat rawat inap tentang pemantauan akses intravena perifer sesuai SPO
6. Menyusun laporan evaluasi kegiatan aktualisasi
SKP
25
SKP
BAB IV
RENCANA AKTUALISASI
4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS
Nama : Euis Fitriana Dewi, S.Kep., Ners
NIP : 199307202022032001
Jabatan : Perawat Ahli Pertama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Isu : “Belum optimalnya pemantauan akses intravena perifer oleh perawat pada pasien yang dilakukan
pemasangan kateter intravena perifer di ruang rawat inap dewasa Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”
Tabel 5 Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi
Penguatan NilaiNilai Organisasi
1 Melakukan
konsultasi dengan
kepala ruangan
dan mentor terkait
1.1 Membuat janji
temu dengan kepala ruangan dan mentor
Tanggal, waktu, dan tempat pertemuan
Sebelum
melakukan
pertemuan,
meminta izin untuk
Sesuai dengan visi
RSHS yang sejalan
dengan visi
Pemerintah
Nilai Pamingpin
Pituin : Nilai Integritas yaitu
26
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi
Penguatan NilaiNilai Organisasi
isu dan rancangan
kegiatan
1.2 Menjelaskan
mengenai rencana
kegiatan kepada
membuat janji
temu yang
disetujui (Akuntabel).
Dalam membuat
janji temu tidak
memaksakan
kehendak (Harmonis).
Berkomunikasi
dengan sopan dan
santun
(Beroreintasi
Pelayanan)
yaitu Terwujudnya
Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri
dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong
Royong. Sejalan
dengan misi RSHS
untuk peningkatan
kualitas manusia
Indonesia yang
tinggi, maju dan sejahtera.
dengan
kejujuran, amanah dan menjunjung
etika yang tinggi
dalam
melaksanakan
tugas.
Nilai
Kepemimpinan
yaitu
menggambarkan
kepeloporan dan menyiapkan
talenta-talenta
Terlaksananya
dan disetujuinya
rencana kegiatan
Pada saat janji
temu, menjelaskan
isu-isu yang
terbaik di bidangnya.
27
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi
Penguatan NilaiNilai Organisasi
kepala ruangan dan mentor dilembar
konsultasi
diangkat dan
alasan memilihnya (Kompeten). Lalu
kepala ruangan
dan mentor
menyetujui isu
yang terpilih untuk
dilakukan rencana
kegiatan dengan
berorientasi pada
pelayanan (Berorientasi Pelayanan).
Kepala ruangan
dan mentor
memberikan saran
perbaikan terhadap
28
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
rencana kegiatan
(Kolaboratif)
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi
Penguatan NilaiNilai Organisasi
2 Menyusun draft
SPO pemantauan
akses intravena
perifer
1.3 Meminta izin
kegiatan kepada
kepala ruangan dan mentor
Izin dari kepala
ruangan dan mentor
Melakukan
kegiatan atas
sepengetahuan dan
perintah atasan.
(Berorientasi
Pelayanan dan Loyal)
2.1 Mengumpulkan
referensi dan literatur dari
berbagai sumber yang dapat
dijadikan acuan
dalam pembuatan
draft SPO
Terkumpulnya
referensi dan
literatur yang
dapat dijadikan
acuan dalam
pembuatan draft
SPO pemantauan
akses intravena
perifer
Penulis
mengumpulkan
referensi dan
literature yang
akan digunakan
dalam pembuatan
draft SPO
pemantauan secara
proaktif (Adaptif).
Dalam menyusun
draft SPO
pemantauan dari
referensi dan
literature yang akurat
Sesuai dengan visi
RSHS yang sejalan
dengan visi
Pemerintah
Nilai Pamingpin
Pituin : Integritas yaitu
dengan
kejujuran, amanah dan
menjunjung
etika yang tinggi
dalam
29
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi
Penguatan NilaiNilai Organisasi
pemantauan akses
intravena perifer
Sehingga
menghasilkan SPO
dan lembar
pemantauan yang
baik dan bermutu
(Kompeten)
yaitu Terwujudnya
Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri
dan
Berkepribadian
Berlandaskan Gotong
melaksanakan
tugas.
Nilai Inovatif
yaitu adanya
keinginan untuk
menghasilkan
2.2 Melakukan penyusunan draft SPO pemantauan
akses intravenan perifer
Adanya draft SPO
pemantauan
akses intravena perifer
SPO disusun sesuai
literatur dan
refernsi yang
didapatkan dan saran dari berbagai
pihak.
(Akuntabel).
Penulisan dilakukan
secara cermat, tepat dan teliti
sehingga
bermanfaat untuk
Royong. Sejalan
dengan misi RSHS
untuk peningkatan
kualitas manusia
Indonesia Indonesia
yang tinggi, maju dan sejahtera.
suatu yang baru
dan senantiasa
melakukan
perbaikan
Nilai Tulus yaitu
Keinginan untuk
menjadi yang
terbaik dan
menghasilkan
kualitas prima
30
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
pasien dan petugas
pelaksana (Berorientasi
Pelayanan, Loyal)
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi
Penguatan NilaiNilai Organisasi
3
draft SPO
2.3 Melakukan
konsultasi draft SPO
pemantauan akses
intravena kepada
mentor, kepala
ruangan, bidang
perawatan, instalasi
rawat inap, komite
keperawatan, Pokja
Pemberi Asuhan
Keperawatan, PPI
3.1
Masukan dan
saran dilembar
konsultasi
Menerima saran
dan kritik
perbaikan (Harmonis) untuk
perbaikan mutu
layanan (Berorientasi
Pelayanan)
Sebelum
melakukan uji
Dalam melakukan uji
coba draft SPO dan Nilai Pamingpin
Pituin :
31
Melakukan uji coba
Meminta izin, waktu, tempat, Mendapatkan izin, waktu, tempat
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi
Penguatan NilaiNilai Organisasi
pemantauan akses
intravena perifer
sampel peserta uji
coba kepada kepala
ruangan terkait uji
coba draft SPO
pemantauan akses
intravena perifer
dan peserta uji
coba dari kepala
ruangan
coba, meminta izin
untuk membuat
kontrak waktu
yang disetujui (Akuntabel).
Dalam membuat
janji temu tidak
memaksakan
kehendak (Harmonis).
Berkomunikasi
dengan sopan dan
santun (Beroreintasi
Pelayanan)
lembar pemantauan
agar dapat digunakan
oleh perawat dan
bermanfaat bagi
pasien maka hal ini
Sesuai dengan visi
RSHS yang sejalan
dengan visi
Pemerintah
yaitu Terwujudnya
Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian
Berlandaskan Gotong
Royong. Sejalan
Nilai
Kepemimpinan
yaitu
menggambarkan
kepeloporan dan
menyiapkan
talenta-talenta
terbaik di bidangnya.
Nilai Inovatif
yaitu adanya
keinginan untuk
menghasilkan
suatu yang baru
dan senantiasa
melakukan
coba draft SPO Draft SPO pemantauan
3.2 Melakukan uji
Melakukan uji coba
dengan cermat,
dengan misi RSHS
untuk peningkatan
perbaikan
32
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi
Penguatan NilaiNilai Organisasi
pemantauan akses
intravena perifer
akses intravena
perifer dapat
digunakan oleh
perawat
tepat dan akurat
(Akuntabel) dan
sesuai prosedur
(Kompeten)
kualitas manusia
Indonesia Indonesia
yang tinggi, maju dan
sejahtera
Nilai Tulus yaitu
Keinginan untuk
menjadi yang
3.3 Evaluasi
pelaksanana uji
coba
Adanya masukan
dan saran untuk
perbaikan draft
SPO pemantauan
akses intravena
perifer
Melakukan evaluasi
uji coba dengan
cermat, tepat dan
akurat
(Akuntabel) dan
sesuai prosedur
(Kompeten).
Evaluasi digunakan
untuk memperbaiki
mutu pelayanan
(Berorientasi
Pelayanan)
terbaik dan menghasilkan
kualitas prima
Nilai Unggul
yaitu keinginan
untuk menjadi
yang terbaik dan menghasilkan
kualitas prima
4 Melakukan
finalisasi draft SPO
4.1 Pengajuan draft
SPO pemantauan Draft SPO
pemantauan
Draft SPO dan
lembar
Melakukan koordinasi
dalam proses
Nilai Pamingpin
Pituin:
33
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi
Penguatan NilaiNilai Organisasi
pemantauan akses
intravena perifer
akses intravena
perifer kebagian
Keperawatan
akses intravena
perifer yang
sudah diberi
penomoran dan
ditanda tangani
oleh bidang
keperawatan
pemantauan yang
sudah disusun
dilakukan
konsultasi dengan
mentor (Adaptif).
Menerima saran
dan kritik untuk
perbaikan yang
lebih baik
(Kolaboratif dan
Berorientasi
Pelayanan)
pembuatan draft SPO
dan lembar
pemantauan demi
meningkatkan
pelayanan yang
bermutu sesuai
dengan visi
RSHS yang sejalan
dengan visi
Pemerintah
yaitu Terwujudnya
Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri
dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong
Royong. Sejalan
dengan misi RSHS
Nilai Integritas, yaitu dengan
kejujuran, amanah dan
menjunjung
etika yang tinggi
dalam
menjalankan tugas
Nilai
Profesional, Yaitu berorientasi
pada pencapaian
kinerja melalui
perjalanan
kemitraan
Nilai Unggul
yaitu keinginan
34
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi
Penguatan NilaiNilai Organisasi
untuk peningkatan
kualitas manusia
Indonesia Indonesia
yang tinggi, maju dan
sejahtera.
untuk menjadi
yang terbaik dan menghasilkan
kualitas prima
sosialisasi kepada
perawat rawat
inap tentang
pemantauan akses
intravena perifer
sesuai SPO
5.1 Membuat undangan sosialisasi
SPO pemantauan
akses intravena perifer
Undangan sosialisasi
Membuat
kesepakatan
dengan kepala
ruangan terkait
jadwal, tempat
waktu sosialisasi
SPO danlembar
pemantauan yang
disetujui
(Akuntabel) tanpa
memaksakan
kehendak
(Harmonis)
Sosialisasi pada pada
perawat dan bidan
dalam rangka
peningkatan
pelayanan Sesuai
dengan visi rumah
sakit yaitu
Terwujudnya
Indonesia Maju
Sejalan
dengan misi RSHS
untuk peningkatan
kualitas manusia
Nilai Pamingpin
Pituin: Nilai Kepemimpinan yaitu
menggambarkan
kepeloporan dan menyiapkan
talenta-talenta
terbaik di bidangnya
Nilai
Profesional,
35
5 Melakukan
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi
Penguatan NilaiNilai Organisasi
5.2 Membuat alat
bantu sosialisasi Power Point dan link pertemuan via Zoom dan video
penggunaan SPO
pemantauan
akses intravena
perifer
Membuat media
sosialisasi yang
mudah dipahami
oleh perawat
seagai pelaksana
SPO pemantauan
sesuai kondisi
pandemic (Adaptif) agar
mudah dipahami
oleh perawat (Kompeten)
Indonesia Indonesia
yang tinggi, maju dan
sejahtera
Yaitu berorientasi
pada pencapaian
kinerja melalui
perjalanan
kemitraan
5.3 Menjelaskan
terkait SPO
pemantauan akses
intravena perifer
dan cara
penggunaannya
Rekan sejawat
perawat
mengetahui SPO
pemantauan
akses intravena
perifer
Perawat
memahami cara
penggunaan SPO
dan lembar
pemantauan (Kompeten)
36
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
sesuai
perkembangan
ilmu dan teknologi
(Adaptif)
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi
Penguatan NilaiNilai Organisasi
6 Menyusun laporan
evaluasi kegiatan
aktualisasi
5.4 Melakukan
evaluasi penerapan
SPO pemantauan
akses intravena perifer
Adanya catatan
pelaksanaan
kegiatan sesuai
SPO
Menerima saran
dan kritik
perbaikan (Harmonis) untuk
perbaikan mutu
layanan (Berorientasi
Pelayanan)
6.1 Membuat draft laporan akhir kegiatan
Laporan akhir Membuat draft
laporan dengan
tanggung jawab, cermat dan tepat
sesuai kebutuhan (Akuntabel).
Dengan melakukan
evaluasi terhadap
implementasi lembar
pemnatauan
merupakan salah
satu
Nilai Pamingpin
Pituin:
Nilai Tulus yaitu
Keinginan untuk
menjadi yang
terbaik dan
37
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Menjalankan tugas
dengan professional (Kompeten)
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi
Penguatan NilaiNilai Organisasi
bentuk upaya
peningkatan kualitas
asuhan keperawatan
bagi pasien
menghasilkan
kualitas prima
Nilai Unggul
yaitu keinginan
6.2
Konsultasi kepada
mentor mengenai
laporan akhir
6.3
laporan evaluasi
kegiatan
dan saran dari
Adanya saran dan masukan Menerima kritik
mentor (Harmonis) untuk
perbaikan layanan
(Berorientasi
Pelayanan)
Laporan final Membuat draft
revisi laporan
dengan tanggung
jawab, cermat dan
tepat sesuai
kebutuhan (Akuntabel)
khususnya
manajemen
inkontinen
urin. Hal ini sejalan
dengan visi rumah
sakit, yaitu
terwujudnya
Indonesia maju dan peningkatan kualitas
manusia Indonesia
untuk menjadi
yang terbaik dan
menghasilkan
kualitas prima.
Nilai Integritas, yaitu dengan
kejujuran, amanah dan menjunjung
etika yang tinggi
dalam
menjalankan tugas
38
Melakukan
Memperbaiki
4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Judul Rencana Aktualisasi : Optimalisasi Pemantauan Akses Intravena
Perifer oleh Perawat di Ruang Rawat Inap Dewasa Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Waktu Pelaksanaan : 22 Juni 2022 – 27 Juli 2022
Tempat Pelaksanaan : Ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Tabel 6 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
1 Melakukan konsultasi dengan kepala ruangan dan mentor terkait isu dan rancangan kegiatan
1.1 Membuat janji temu dengan kepala ruangan dan mentor
1.2 Menjelaskan mengenai rencana kegiatan kepada kepala ruangan dan mentor
1.3 Meminta izin kegiatan kepada kepala ruangan dan mentor
2 Menyusun draft SPO pemantauan akses intravena perifer
2.1 Mengumpulkan referensi dan literatur dari berbagai sumber yang dapat dijadikan acuan dalam pembuatan draft SPO pemantauan akses intravena perifer
2.2 Melakukan penyusunan draft SPO pemantauan akses intravenan perifer
2.3 Melakukan konsultasi draft SPO pemantauan akses intravena kepada mentor, kepala ruangan, bidang perawatan, instalasi rawat inap, komite keperawatan, Pokja Pemberi Asuhan Keperawatan, PPI
39
NO Jenis Kegiatan Juni Juli Ag us tu s Ket 1 2 3 4 1 2 3 4 1
3 Melakukan uji coba draft SPO pemantauan akses intravena perifer
3.1 Meminta izin, waktu, tempat, sampel peserta uji coba kepada kepala ruangan terkait uji coba draft SPO pemantauan akses intravena perifer
3.2 Melakukan uji coba draft SPO pemantauan akses intravena perifer
3.3 Evaluasi pelaksanana uji coba
4 Melakukan finalisasi draft SPO pemantauan akses intravena perifer
4.1 Pengajuan draft SPO pemantauan akses intravena perifer kebagian Keperawatan
5 Melakukan sosialisasi kepada perawat rawat inap tentang pemantauan akses intravena perifer sesuai SPO
5.1 Membuat undangan sosialisasi SPO pemantauan akses intravena perifer
5.2 Membuat alat bantu sosialisasi
5.3 Menjelaskan terkait SPO pemantauan akses intravena perifer dan cara penggunaannya
5.4 Melakukan evaluasi penerapan SPO pemantauan akses intravena perifer
6 Menyusun laporan evaluasi kegiatan aktualisasi
6.1 Membuat draft laporan akhir kegiatan
6.2 Melakukan Konsultasi kepada mentor mengenai laporan akhir
6.3 Memperbaiki laporan evaluasi kegiatan
40 NO Jenis Kegiatan Juni Juli Ag us tu s Ket 1 2 3 4 1 2 3 4 1
4.3 Para Pihak Yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi ini, penullis didukung dan dibantu oleh beberapa pihak yaitu :
No Pihak Yang terlibat Peran Dalam Aktualisasi Keterangan
1 Mentor Mengarahkan, membimbing, mendukung penulis dalam memilih isu, merencanakan kegiatan dan melaksanakan kegiatan
2 Coach Mengarahkan, membimbing, mendukung penulis dalam memilih isu, merencanakan kegiatan dan melaksanakan kegiatan
3 Kepala Ruangan Mengarahkan, membimbing, mendukung penulis dalam memilih isu, merencanakan kegiatan dan melaksanakan kegiatan
4 Wakil Kepala Ruangan Mengarahkan, membimbing, mendukung penulis dalam memilih isu, merencanakan kegiatan dan melaksanakan kegiatan
5 PPI Mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyusun draft SPO
6 Bidang Keperawatan Mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyusun draft SPO dan memberikan rekomendasi untuk menerbitkan SPO
7 Kepala Instalasi Rawat Inap Mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyusun draft SPO
8 Komite Keperawatan
9 Pokja Pemberi
dan membimbing penulis dalam menyusun draft
dan membimbing
dalam menyusun draft
-
-
41
Tabel 7 Pihak Yang Telibat dan Perannya dalam Aktualisasi
-
-
-
-
-
-
Mengarahkan
SPO
Keperawatan Mengarahkan
penulis
SPO -
Asukan