Optimalisasi Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan Pendokumentasian Komunikasi Efektif “TBaK” Di Ruang

Page 1

LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III

ANGKATAN I

OPTIMALISASI KEPATUHAN PERAWAT DALAM

PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN KOMUNIKASI

EFEKTIF “TBaK” DI RUANG FRESIA 3

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH :

Ayu Lita A, S.Kep., Ners

NIP. 199508282022032001

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2022

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN KOMUNIKASI EFEKTIF “TBaK” DI RUANG FRESIA 3

RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Telah di seminarkan

Tanggal 23 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang

NIP. 197708282003121003

NIP. 197705122003122002

Penguji,

NIP. 196508121986031004

i
Coach Mentor Agus Dwinanto, SAP., MM R. Meitha Roosmeilany M, S.Kp., M.Kep Drs. Suherman, M.Kes

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan rancangan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan Pendokumentasian Komunikasi Efektif ‘TBaK’ di ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”. Tidak lupa shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW yang telah membawa ummatnya untuk merasakan ilmu pengetahuannya sampai saat ini.

Penyusunan rancangan aktualisasi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan CPNS dalam rangkaian Pelatihan Dasar yang dilaksanakan di Bapelkes Cikarang. Dalam pengerjaannya penulis menyadari masih terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya masukan dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna menjadi bahan perbaikan rancangan aktualisasi ini.

Penulis mengharapkan agar penulisan rancangan aktualisasi ini menjadi bermanfaat untuk berbagai pihak dan menjadi bahan referensi dalam perkembangan di dunia kesehatan terlebih dalam ilmu keperawatan. Akhir kata, semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita untuk terus maju dan selalu bersyukur pada-Nya.

Bandung, 19 Juni 2022

Hormat saya, Penulis

ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................i KATA PENGANTAR .................................................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1 A. GAMBARAN ORGANISASI....................................................................................... 1 I. Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.................................................... 1 II. Visi & Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 3 B. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 3 I. Profil Ruangan Fresia 3 6 II. Struktur Organisasi Ruang Fresia 3 ............................................................ 7 PROFIL PESERTA .................................................................................................. 8 BAB II RANCANGAN AKTUALISASI.........................................................................10 A. Latar Belakang 10 B. Identifikasi Isu ......................................................................................................... 13 C. Perumusan Isu 15 D. Analisa Isu.................................................................................................................. 18 E. Matriks Rancangan Aktualisasi dan Internalisasi BerAkhlak 19 RENCANA JADWAL KEGIATAN...............................................................................28 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................29
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. GAMBARAN ORGANISASI

I. Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung yang terletak di kota

Bandung, tepatnya di Jalan Pasteur No. 38 Bandung dibangun pada

tahun 1920 dan diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama

“HetAlgemeeneBandoengscheZiekenhuijs”. Padatanggal30April1927 namanya diubah menjadi “HetGementeZiekenhuijsJuliana” dengan

kapasitas 300 tempat tidur. Selama penjajahan Jepang, rumah sakit ini

dijadikan sebagai Rumah sakit militer. Setelah Indonesia merdeka, dikelola oleh pemerintah daerah yang dikenal oleh masyarakat Jawa

Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak”. Pada tahun 1954

Rumah sakit Ranca Badak ditetapkan menjadi rumah sakit provinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada

tahun 1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan dengan dididrikannya Fakultas Kedokteran Universitas

Padjadjaran. Sejak saat itu Rumah Sakit Ranca Badak digunakan sebagai

rumah sakit Pendidikan oleh Fakultas Kedokteran Universitas

Padjadjaran dan merupakan awal kerjasama.

Pada tanggal 08 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak

diubah menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen

Kesehatan Republik Indonesia dan bertanggung jawab langsung kepada

Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Pada tahun 1992-1997 RSH

ditetapkan menjadi unit swadana. Keluarnya UU No. 20 th 1997 tentang

PNBP yang ditindak lanjuti dengan surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 124 tahun 1997 menyebabkan status RSHS berubah menjadi

Rumah Sakit Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang harus menyetorkan seluruh pendapatan ke kas negara.

Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 119 tanggal 12 Desember 2000, status RSHS secara yuridis berubah

menjadi perusahaan jawatan (Perjan). Kebijakan tersebut merupakan

1

salah satu Langkah strategis pemerintah dalam memberikan kewenangan otonomi yang lebih luas kepada unit-unit pelayanan tertentu untuk menyelenggarakan manajemennya secara mandiri, sehingga diharapkan mampu merespon kebutuhan masyarakat secara tepat, cepat dan fleksibel. Tahun 2002 yang merupakan awal efektif sebagai Perjan, RSHS telah mencapai kinerja yang baik dibandingkan dengan tahun 2001 dan tahun 2004 diprognosakan akan mencapai kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri No. HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan

Nasional, menampung tujuh RS Regional di Jawa Barat dan beberapa RS diluar Provinsi Jawa Barat) RSHS berkembang menjadi rumah sakit besar di Jawa Barat yang berfungsi sebagai Rumah Sakit Rujukan

Nasional dan sebagai Rumah Sakit Pendidikan bagi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Pendidikan tenaga kesehatan lainnya.

Sesuai dengan PP No. 23 Tahun 2003 dan berdasarkan SK Menkes

RI No. 861/Menkes/VI/2005, RSHS telah berubah status dari Perusahaan Jawatan (Perjan) menjadi institusi yang menerapkan Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum (PPK-BLU). RSHS berlokasi di Jalan

Pasteur No.38 Bandung dengan luas tanah 87.200 m2 yang mudah dijangkau dari berbagai arah. Penyelenggaraan kegiatan di RSHS didukung oleh 4.263 orang tenaga yang meliputi: tenaga fungsional, tenaga fungsional non kesehatantenaga administrasi, tenaga strategis dan tenaga keamanan.

RSHS merupakan rumah sakit vertikal utama yang dapat diartikan sebagai rumah sakit rujukan tertinggi di Provinsi Jawa Barat berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional. Sebagai rumah sakit rujukan tertinggi, RSHS dituntut untuk memiliki layanan yang lebih dibandingkan dengan rumah sakit kelas B atau C. Layanan tersebut meliputi, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Fasilitas Pemeriksaan Penunjang yang lengkap, dan Instalasi Rawat Khusus. Data terakhir menunjukkan, saat ini RSHS memiliki 944 tempat tidur, 3000 karyawan dengan 395 dokter spesialis

2

dan subspesialis, serta memiliki enam layanan unggulan yang terdiri atas

Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir, dan Transplantasi Ginjal.

II. Visi & Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Visi

Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.

Misi

Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesiayang Tinggi, Maju dan Sejahtera.

Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Tata nilai yang dimiliki RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung disebut dengan

PAMINGPIN PITUIN, yaitu :

a. Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik di bidangnya.

b. Professional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan.

c. Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

d. Tulus : Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsive.

e. Unggul : Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.

f. Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.

Janji pelayanan yang dimiliki RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu SIGAP, yang diartikan sebagai :

a. (S)enyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)

b. (I)novatif dalam berkarya

c. (G)elorakan semangat pelayanan prima

d. (A)manah menjaga keselamatan pasien

3

e. (P)eduli, perhatian, dan perasaan

Selain itu, terdapat juga nilai-nilai yang dianut oleh RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu PRIMA, yang diartikan sebagai :

a. (P)rofesional : Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya.

b. (R)espek : Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam pelayanan kesehatan.

c. (I)ntegrasi : Bertindak terintegritas sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik.

d. (M)anusiawi : Menganggap setiap individu sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.

e. (A)manah : Melaksanakan dengan sungguh-sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan.

4
5
B. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Gambar 1. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

I. Profil Ruangan Fresia 3

Ruang Fresia merupakan ruangan yang memiliki fungsi sebagai ruang perawatan Penyakit Dalam. Namun sejak pandemi berlangsung ruangan ini tidak hanya merawat pasien penyakit dalam saja, ruangan ini juga merawat pasien-pasien bedah. Pelayanan rawat inap ruang Fresia bertujuan untuk mendukung terwujudnya visi dan misi RSHS untuk menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional dan RS Pendidikan yang bermutu dan berdaya saing di tahun 2022. Gedung Fresia terletak di sektor tengah berdekatan dengan ruang Hemodialisa, Gedung Anggrek, Depo Farmasi Kemuning, Gedung Kemuning, dan Gedung Anastesi. Akses masuk bisa melalui Jalan Pasir

Kaliki yang masuk melalui Gedung Anggrek. Ruang Fresia terbagi menjadi 3 ruang perawatan, yaitu Fresia 1, Fresia 2 dan Fresia 3, dan MIC. Ruang rawat inap Fresia 3 merupakan ruang perawatan yang berada di lantai 3 dan digunakan untuk melayani pasien kelas 2. Melayani individu diberbagai tingkat usia, jenis kelamin, dan infeksius ataupun non infeksius, juga terdapat ruangan khusus yang digunakan untuk pelayanan

Kemoterapi. Dipimpin oleh Kepala Ruangan dan bersama dengan Wakil

Kepala ruangan, memiliki jumlah tenaga 22 orang yang terdiri atas 18 orang perawat, 3 orang pekarya dan 1 orang bagian administrasi. Ruang

Fresia 3 memiliki 19 kamar perawatan dengan kapasitas 2 tempat tidur disetiap kamarnya dengan total 40 kapasitas tempat tidur. Ruang rawat inap Fresia 3 melayani banyak pasien dengan kasus bedah. Ruang Fresia 3

memiliki 4 kamar infeksius, 14 kamar perawatan non infeksius, dan 1 kamar perawatan Kemoterapi. Terdapat pula gudang bersih untuk penyimpanan bahan habis pakai yang masih baru, kantor kepala ruangan yang terletak di depan pintu masuk, ruang jaga dokter, ruang ganti perawat, ruang dispensing, nursestation, 2 kamar mandi, spoelhoek, dan gudang alat.

6 6

II. Struktur Organisasi Ruang Fresia 3

DIREKTUR UTAMA

PLH

PELAYANAN MEDIK, KEPERAWATAN &

DR. Yana Akhmad, dr., SPPD-KP

INSTALASI RAWAT

Edwin Armawan, dr. SpOg (K)., MM

SUB INSTALASI RAWAT INAP

GEDUNG FRESIA

Dr. Sumartini Dewi, dr., SpPD-KR, M.Kes

KOORDINATOR BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN

Fatrisia Madina, S.Kp., MM

KOORDINATOR PELAYANAN KEPERAWATAN RAWAT

Oded Sumarna, M. Kep., Ners

PENGAWAS KEPERAWATAN

Siti Nurlaelah, S.Kep., Ners., M. Kep

CLINICAL INSTRUCTOR

Aditiya Bayukusuma, S.Kep., Ners

Grispenjas Sumartono MP, S.Kep., Ners

KEPALA RUANG

Sigit Fajar Rihadi, S.Kp

WAKIL KEPALA

Eris Riswanto, S.Kep., Ners

KETUA TIM KETUA TIM

Ai Ariah, Amd., Kep Sri Oom Komalasari, Amd., Kep

Anggota Tim I

Anggota Tim II

Bagian Pengadministrasi an

Jaka Ramdani, Amd., Kes

Pekarya

7
1. Rohmana 2. Rohandi 3. Bagus Candra

PROFIL PESERTA

Nama : Ayu Lita A, S.Kep., Ners

NIP : 199508282022032001

Jabatan/Gol : Perawat Ahli Pertama / IIIB

Unit Kerja : Ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Instansi : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Saat ini peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat

Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan Instansi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Kota Bandung terhitung mulai tanggal 01 Maret 2022 sebagai

Perawat Ahli Pertama dibawah Bidang Keperawatan dan saat ini bekerja di unit kerja Ruang Rawat Inap Fresia 3.

Dalam pelaksanaan aktualisasi ini peserta mengacu kepada Sasaran Kinerja

Pegawai (SKP) yang meliputi :

1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi.

2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat

4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat

5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu

6. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan

8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu

9. Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan

10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan

8

11. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan

12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah

13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal

15. Memberikan dukungan/fasilitaskebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

17. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi

18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

21. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu

22. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi komplek

23. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi

24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keprawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien

25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu

26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

27. Melakukan perawatan luka

28. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu

29. Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan

30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan

31. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

32. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi

33. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu

9

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Latar Belakang

Rumah Sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang memiliki berbagai macam bentuk layanan yang ditawarkan, seperti rawat jalan, rawat inap, dan unit gawat darurat. Sebagai institusi pelayanan kesehatan, rumah sakit tentu harus memperhatikan aspek keselamatan pasien pada setiap pelayanan yang diberikan.

Keselamatan pasien merupakan salah satu aspek penting yang harus diterapkan oleh suatu instansi pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit. Pelaksanaan sasaran keselamatan pasien harus menjadi prioritas utama dalam setiap pelayanan yang diberikan kepada pasien demi menjaga citra dan mutu rumah sakit (Juniarti and Mudayana, 2018).

Penerapan sistem keselamatan pasien yang baik di rumah sakit bertujuan untuk meminimalisir terjadinya insiden keselamatan pasien. Dalam upaya meminimalisir terjadinya insiden keselamatan pasien, maka disusunlah sasaran keselamatan pasien yang bertujuan untuk mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien (Najihah, 2018).

Untuk meningkatkan sasaran keselamatan pasien di rumah sakit, Komisi

Akreditasi Rumah Sakit (KARS) pada tahun 2018 merilis 6 poin Indikator

Sasaran Keselamatan Pasien (IPSG) yaitu meliputi ketepatan dalam mengidentifikasi pasien, meningkatkan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, memastikan tepat lokasi, pasien, dan prosedur pada pasien yang benar sebelum dilakukan tindakan pembedahan, pengurangan resiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan, dan pengurangan resiko pasien cedera akibat jatuh. Pelaksanaan sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit tidak terlepas dari tenaga kesehatan

khususnya perawat, karena perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling dominan yaitu sebesar 33,3% dari total tenaga Kesehatan atau

3.406.558 orang (Kemenkes RI, 2018). Selain itu, perawat memiliki peran penting dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini terkait dengan fakta

10

bahwa perawat bekerja selama 24 jam untuk merawat pasien (Roussel & Swansburg, 2009).

Dalam analisis isu kontemporer akan menganalisis poin IPSG 2 yaitu mengenai komunikasi efektif. Komunikasi efektif merupakan komunikasi diantara petugas pemberi pelayanan yang dilakukan dengan tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan dapat dipahami oleh penerima, sehingga mengurangi kesalahan dan menghasilkan perbaikan untuk keselamatan pasien.

Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindak lanjuti dengan sebuah perbuatan secara sukarela oleh penerima pesan, dan dapat meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi, dan tidak ada hambatan. Komunikasi efektif dapat dilakukan secara Verbal, Tertulis dan Elektronik.

Komunikasi verbal disampaikan secara lisan dengan bertatap muka langsung maupun tidak langsung (melalui telepon, dll). Metode komunikasiverbal dibagi menjadi 2 yaitu secara SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation) dan TBaK (Tulis, Baca, Konfirmasi Kembali). Metode SBAR dilakukan saat serah terima pasien, melaporkan kondisi pasien, menyerahkan order yang harus diteruskan dan diberi stempel SBAR setelah pencatatan.

Metode TBak dilakukan pada saat menerima laporan secara tidak langsung maupun langsung. Pesan yang disampaikan harus segera dicatat kemudian diverifikasi Selain melakukan verifikasi, komunikasi efektif saat ini dapat diisi melalui aplikasi mutu. IPSG 2.1 mengenai pelaporan nilai kritis (TBaK) dan IPSG 2.2 mengenai pengisian hand over saat serah terima pasien dengan teman sejawat.

Komunikasi yang tidak efektif antara perawat dengan profesi lain seperti dokter merupakan hal yang paling sering disebutkan sebagai penyebab dalam kasus-kasus sentinel. Hampir 70% kejadian sentinel yaitu kejadian yang

mengakibatkan kematian atau cedera yang serius di rumah sakit disebabkan karena buruknya komunikasi (Alvarado et.al, 2016). Model Teknik komunikasi

TBAK (Tulis, Baca, Konfirmasi Kembali) memiliki manfaat yaitu untuk mengurangi insiden keselamatan pasien (KARS, 2011). Berenfanger et al menemukan bahwa perawat membaca kembali informasi ketika menelepon

dokter dapat menurunkan resiko medical error dan meningkatkan sasaran

11

keselamatan pasien. Renz etalmenemukan bahwa pelatihan komunikasi yang dilengkapi dengan skenario kasus dan latihan praktek komunikasi sangat membantu untuk meningkatkan komunikasi efektif dan sasaran keselamatan pasien.

Ruang lingkup analisis isu kontemporer ini adalah Ruangan Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Ruangan Fresia 3 saat ini mengelola pasienpasien bedah yang membutuhkan tata kelolaan pre dan post operasi yang baik yang didalamnya termasuk implementasi komunikasi efektif, sehingga dapat melayani pasien secara optimal. Berdasarkan hasil kajian situasi didapatkan sebagian besar perawat di ruang Fresia 3 telah melaksanakan indikator sasaran keselamatan pasien dengan baik. Namun dalam penggunaan komunikasi efektif masih belum optimal. Dari latar belakang tersebut masih ada hal-hal yang dapat diupayakan untuk meningkatkan penggunaan komunikasi efektif agar tidak terjadi miskomunikasi.

Untuk mendukung pengoptimalan pendokumentasian agar lebih efektif, diperlukan media yang dapat membantu mempermudah perawat. Saat ini penggunaan sistem informasi kesehatan dalam bentuk dokumen elektronik dapat menjadi salah satu solusi atas permasalahan tersebut. Sistem informasi berbasis elektronik mempunyai keuntungan dalam penggunaannya yaitu, pengumpulan informasi menjadi lebih baik, penyusunan informasi lebih terstruktur, pengambilan keputusan dapat lebih cepat dan akurat, serta dapat meningkatkan kualitas layanan masyarakat (Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, 2003). Sistem ini dalam bidang pelayanan kesehatan dikenal dengan Electronic Medical Record (EMR). Rekam medis elektronik merupakan salah satu bagian dari ElectronicHealthRecord(EHR) yang telah digunakan di berbagai rumah sakit di dunia (Heinzer, 2010).

Penggunaan EMR saat ini berpengaruh besar dalam sistem pendokumentasian perawat pada saat melayani pasien. Peralihan penggunaan rekam medis elektronik dari rekam medis manual masih membutuhkan banyak evaluasi. Salah satu evaluasi penggunaan rekam medis elektronik yaitu terdapat pada pendokumentasian komunikasi efektif “TBaK” yang masih belum optimal. Penyebab kurang optimalnya pendokumentasian EMR ini yaitu, belum tersedianya kolom pendokumentasian TBaK di sistem EMR, kesulitan untuk melakukan verifikasi online serta kurangnya pemahaman dalam

12

pengisian. Selain kesulitan pendokumentasian pada EMR, perawat juga masih belum memahami secara optimal untuk pendokumentasian IPSG 2-1 didalam sistem arsip RSHS. Hal ini mendorong penulis untuk membuat suatu inovasi agar terlaksananya pendokumentasian komunikasi efektif “TBaK” secara optimal.

B. Identifikasi Isu

1. Penggunaan komunikasi efektif TBaK pada pelaporan nilai kritis dan advicedari DPJP pada bulan Mei 2022 di ruang Fresia 3.

Selama pengamatan dalam 1 shift pada bulan Mei di ruangan Fresia

3, didapatkan data sebanyak 15 pelaporan (5 pelaporan nilai kritis dan 10 advice dari dokter) terkait kondisi pasien. Dari 15 pelaporan sudah dilakukan tindakan sesuai instruksi via telepon/pesan Whatsapp, tetapi tidak dilakukan pendokumentasian TBaK didalam sistem EMR. Tidak terdapatnya kolom pendokumentasian TBaK menjadi salah satu alasan tidak dilaksanakannya TBaK, serta kurangnya pemahaman dalam pengisian IPSG 2-1 didalam sistem arsip RSHS.

Dari data yang ditemukan di sistem arsip IPSG 2-1 di ruang Fresia didapatkan data pendokumentasian nilai kritis di arsip IPSG 2-1 pada bulan Januari-Mei adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Jumlah pendokumentasian nilai kritis di arsip IPSG 2-1

Ruangan Jumlah data yang diperoleh (tahun 2022)

Berdasarkan jumlah data diatas dapat diketahui bahwa budaya

pendokumentasian nilai kritis masih belum optimal. Dari 5 pelaporan nilai kritis pada bulan Mei di satu shift di ruang Fresia 3, yang tercatat di dalam sistem hanya 1. Dari hasil survei yang dilakukan pada 22 perawat di ruang

Fresia 3 mengenai TBaK dan pengisian IPSG 2-1, menunjukkan 10 perawat masih belum mengerti cara pengisian IPSG 2-1 di sistem arsip

RSHS karena kurangnya sosialisasi dan tidak ada panduan cara pengisian.

Kesulitan untuk melakukan pendokumentasian advicedari dokter pada

sistem EMR dikarenakan tidak tersedianya kolom pengisian dan kesulitan

13
Maret April Mei Fresia 1 0 0 0 0 0 Fresia 2 2 0 0 0 1 Fresia
5 1 3 1 1
Januari Februari
3

melakukan verifikasi. Selain itu, alasan belum optimalnya pendokumentasian dikarenakan kurangnya minat perawat dalam pendokumentasian online. Hal ini disebabkan karena penggunaan SOP komunikasi efektif masih terdapat kesenjangan dengan pendokumentasian online. Sehingga menyebabkan perawat menjadi kebingungan dalam melaksanakan dokumentasi TBaK. Kurang optimalnya pendokumentasian ini dapat menyebabkan meningkatnya medicalerror, terlambatnya tindakan ke pasien dan dapat menimbulkan kejadian sentinel yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius di rumah sakit. Selain itu, pendokumentasian yang masih belum optimal dapat menurunkan angka mutu dan akan sulit untuk melakukan tanggung gugat apabila terjadi kesalahan.

2. Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial dengan hand hygiene di ruang Fresia 3.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada perawat yang sedang berdinas pada 1 shift di salah satu ruangan, terdapat 5 dari 12 kali 14indakan invasive seperti pemasangan infus, pemasangan kateter urin, dan penggantian NGT (NasogastricTube) perawat tidak melakukan hand hygiene sebelum melakukan 14indakan ke pasien. Hand hygiene merupakan salah satu upaya pencegahan infeksi nosokomial dengan memutuskan mata rantai infeksi. Apabila hand hygiene tidak diterapkan dengan baik, maka akan meningkatkan angka kejadian infeksi nosokomial yang ada di rumah sakit.

3. Pemberian obat dengan prinsip 6 benar obat di ruangan Fresia 3 pada bulan Mei 2022

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada salah satu ruangan, hanya 2 orang dari 5 perawat yang melakukan prinsip 6 benar obat pada saat memberikan obat pada pasien dengan menanyakan nama lengkap dan tanggal lahir. Dari 10 pasien, terdapat 4 catatan pengobatan tidak terdokumentasi dengan benar. Akibat yang akan ditimbulkan apabila pemberian obat tidak menerapkan prinsip 6 benar obat yaitu menimbulkan kesalahan dalam pemberian obat, dosis, pasien, waktu, dan rute pemberian serta akan meningkatkan resiko terjadinya insiden sasaran keselamatan pasien.

14

C. Perumusan Isu

A. Kurang optimalnya kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian komunikasi efektif “TBaK” pada bulan Mei 2022 di ruang Fresia 3.

B. Kurang optimalnya penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial dengan hand hygiene di ruang Fresia 3 pada bulan Mei 2022

C. Kurang optimalnya pemberian obat dengan prinsip 6 benar obat di ruang Fresia 3 pada bulan Mei 2022.

Metode USG adalah suatu metode yang memperhatikan kriteria aktual, kekhalayakan, problematik, dan kelayanan. Metode USG juga menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu. Isu yang memiliki skor tertinggi menjadi hal yang layak harus diselesaikan.

1.Urgency, seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti.

2. Seriousness, seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.

3. Growth, seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.

15

Tabel 3. Teknik Skoring USG

16
No Masalah Teknik skoring Total Ranking Urgency Seriousness Growth 1 Kurang optimalnya kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pendokumentasia n komunikasi efektifTBaKpada bulanMei2022di ruangFresia3. 5 5 4 14 I 2 Kurang optimalnya penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial dengan hand hygiene di ruang Fresia 3 padabulanMei 2022. 4 4 3 11 II 3 Kurang optimalnya pemberian obat dengan prinsip 6 benar obat di ruang Fresia 3 pada bulan Mei 2022 3 4 3 10 III

Rentang penilaian 1-5 dengan ketentuan :

• Nilai 1 : sangat tidak mendesak

• Nilai 2 : tidak mendesak

• Nilai 3 : cukup mendesak

• Nilai 4 : mendesak

• Nilai 5 : sangat mendesak. Definisi operasional tiap nilai terkait teknik USG :

Nilai 1 : Isu yang sangat tidak mendesak untuk diselesaikan, tidak akan menimbulkan dampak yang besar dalam waktu dekat dan tidak akan berkembang menjadi masalah yang lebih luas walaupun tidak segera diselesaikan.

Nilai 2 : Isu tidak mendesak untuk diselesaikan, kemungkinan menimbulkan dampak tapi tidak dalam waktu dekat dan kemungkinan bisa berkembang menjadi masalah yang lebih luas jika tidak segera di selesaikan.

Nilai 3: Isu cukup mendesak untuk diselesaikan, cukup menimbulkan dampak dalam waktu dekat yang bisa berkembang menjadi masalah yang luas jika tidak ditangani.

Nilai 4 : Isu mendesak untuk diselesaikan. Sudah menimbulkan dampak walaupun belum kompleks dan dapat berkembang cepat menjadi masalah yang luas jika tidak segera di tangani.

Nilai 5 : Isu amat sangat mendesak. Sudah menimbulkan dampak yang cukup besar dan perkembangan masalah meluas secara masif sehingga butuh penanganan segera.

Berdasarkan teknik analisa di atas maka isu prioritas yang akan di bahas adalah Kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian komunikasi efektif TBaK pada bulan Mei 2022 di ruang Fresia. Dampak apabila isu ini tidak segera diselesaikan adalah resiko terjadinya miskomunikasi dan kesalahan dalam melakukan tindakan akan semakin meningkat serta membahayakan pasien yang sedang dirawat diruangan.

17

D. Analisa Isu

Proses menganalisa isu penulis menggunakan metode fishbone untuk menganalisis masalah dan dampak yang akan terjadi jika tidak diselesaikan.

Berikut tabel Analisa isu fishbone :

Tabel 4. Analisa Isu Fishbone

Penyebab Akibat

Material

Kurang

optimalnya

Man

PENGETAHUAN

Kurang patuhnya perawat dalam melakukan pendokumentasiannilaikritis disistemarsipRSHS.

Kurangnya pemahaman perawatdalampelaksanaan pendokumentasianTBaKdan pelaporannilaikritissecara online

Tidak ada motivasi untuk melakukan pendokumentasian TBaK secara online.

Belum tersedia peralihan media dokumentasiTBaKdari hardcopy menjadi sistemdiEMR

Belum tersedianya mediainformasiterkait carapengisianIPSG21

pelaksanaan

pendokumentasian

komunikasi efektif

TBaK dapat

menimbulkan

miskomunikasi

antar profesi dan keterlambatan

pelaporan nilai

kritis ke DPJP, menimbulkan

keterlambatan

pelayanan kepada pasien, serta

penurunan angka

-Masih terdapat kesenjangan antara SPO KomunikasiEfektifdalam bentukhardcopydengan peralihan dokumentasi secaraonline(EMR)

-Belum ada tata cara pengisian dokumentasi secaraonline

-Belum optimalnya sosialisasi mengenai pengisianarsipIPSG2-1

mutu di sistem IPSG 2-1.

Environment

Method

Dari hasil analisis isu menggunakan Fishbone diatas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi isu tersebut

yaitu dengan melakukan Optimalisasi Kepatuhan perawat dalam pelaksanaan

pendokumentasian komunikasi efektif TBaK hal ini dikarenakan mengingat

keterbatasan waktu yang diberikan maka dipilihlah penyebab yang bisa diselesaikan dengan cepat dan efisien serta untuk meningkatkan pelayanan

18

kepada pasien agar dapat dilakukan dengan, cepat, tepat, aman serta dapat meningkatkan pendokumentasian secara online dan indeks angka mutu di dalam sistem IPSG 2-1. Pendokumentasian TBaK secara online sementara dilakukan dengan pembuatan media google spreadsheet sampai dengan terdapatnya kolom verifikasi TBaK di sistem EMR. Agar mendapatkan hasil yang maksimal, maka diperlukan sosialisasi dalam mendukung kegiatan dan mendorong keaktifan partisipan untuk selalu mengaplikasikannya. Sosialisasi ini dijembatani dengan menggunakan media poster serta penggunaan video tutorial untuk memberikan panduan pelaksanaan pendokumentasian digoogle spreadsheetserta penginputan TBaK di arsip menu IPSG 2-1.

Sebagai seorang ASN yang bekerja di bidang pelayanan kesehatan, seorang perawat bertugas menjadi seorang pelayan publik yang harus memberikan pelayanan dengan maksimal, cekatan dan sepenuh hati untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, bertanggungjawab dengan apa yang dilakukannya serta selalu menghargai perbedaan setiap masyarakat. Menghindari resiko terjadinya kesalahan semaksimal mungkin, dengan selalu melakukan dokumentasi keperawatan secara terstruktur. Selain itu, sebagai seorang perawat harus meningkatkan kreativitas dan menciptakan inovasi terbaru agar terus berkembang dan beradaptasi dalam era globalisasi saat ini.

E. Matriks Rancangan Aktualisasi dan Internalisasi BerAkhlak

Unit Kerja : Ruang Rawat Inap Fresia 3

Identifikasi Isu : Perawat yang berdinas di ruang rawat inap Fresia masih belum menerapkan pelaksanaan pendokumentasian komunikasi efektif “TBaK” ketika menerima telepon nilai kritis maupun menerima advicedokter. Dari jumlah 15 pelaporan (5 pelaporan nilai kritis dan 10 pelaporan advice dokter), 15 tindakan sudah dilakukan sesuai instruksi tetapi tidak dilakukan dokumentasi secara online dan di sistem arsip RSHS. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 22 perawat di ruang

Fresia 3 mengenai TBaK dan pengisian IPSG 2-1, menunjukkan 10 perawat masih belum mengerti

19

cara pengisian IPSG 2-1 di sistem arsip RSHS

karena kurangnya sosialisasi dan tidak ada panduan cara pengisian. Kesulitan untuk melakukan pendokumentasian advicedari dokter pada sistem

EMR dikarenakan tidak tersedianya kolom pengisian dan kesulitan melakukan verifikasi.

Isu yang diangkat : Kurang optimalnya pelaksanaan pendokumentasian komunikasi efektif “TBaK” di Ruang Fresia 3 pada bulan Mei 2022

Gagasan Pemecahan Isu : Melakukan sosialisasi terkait komunikasi efektif

“TBaK” kepada perawat yang bertugas di ruang

Fresia 3 dengan media poster serta video tutorial panduan pengisian TBaK dispreadsheetdan sistem arsip RSHS.

20

untuk pertemuan pendahuluan terkait kegiatan sosialisasi kepada mentor dan atasan.

kontrak waktu dengan mentor danatasan.

2. Melakukan konsultasi kegiatan sosialisasi

kepada mentor dan mengajukan ijin pembuatan media spreadsheet, posterdanvideo tutorial.

3. Melakukan review SPO

pelaksanaan pendokumentasi an komunikasi

efektif dengan

Menghasilkan suatu rancangan kegiatan sosialisasi

yang akan diadakan serta

media yang akan dibuat.

Saya memulai kegiatan ini dengan melakukan

kontrak waktu dengan mentor untuk berkonsultasi

mengenai kegiatan sosialisasi. Hal ini dilakukan agar

mendapatkan arahan dan bimbingan untuk

melanjutkan rancangan kegiatan tersebut. Datang

sesuai waktu yang sudah ditetapkan, berpenampilan

rapi dan bersikap sopan (Akuntabel). Pada saat

kegiatan dilakukan selalu menunjukkan rasa hormat, ramah, cekatan dan solutif dalam penyampaian pendapat (Berorientasi pelayanan). Melakukan

pemaparan kegiatan sosialisasi yang akan dilakukan

dengan bersikap terbuka dan memberi kesempatan untuk mentor memberikan arahan (Kolaboratif).

Melakukan komunikasi dua arah sehingga tidak

monoton dan pasif, serta menghargai ketika mentor

memberikan arahan dengan mendengarkan (Harmonis). Menerima masukan dari mentor dan mencatat hal-hal penting yang berguna untuk

pelaksanaan kegiatan (Adaptif). Segera membuat

rancangan pelaksanaan kegiatan dengan baik setelah

berkonsultasi dengan mentor dan mendapatkan

berbagaimasukan(Kompeten).Pemaparanrancangan

Dengan melakukan kegiatan

sosialisasi untuk optimalisasi

kepatuhan perawat dalam

pelaksanaan

pendokumentasian

komunikasi efektif “TBaK”

maka kepatuhan dalam

melaksanakan

pendokumentasian pada saat

bekerjaakanberjalandengan

baik, sehingga akan

mendukung Visi & Misi RSHS

dalam mewujudkan kualitas

hidup manusia yang tinggi, maju dan sejahtera untuk

mewujudkan Indonesia Maju

yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan

gotongroyong.

Optimalisasi perawat dalam

pendokumentasian

komunikasi efektif “TBaK”

bertujuan untuk mencegah

terjadinya kesalahan dalam

pekerjaan, meningkatkan

angka mutu ketercapaian

indeks IPSG 2-1, meningkatkan komunikasi

efektif antar teman sejawat danprofesilain,mempercepat

Tindakan yang akan dilakukan,sertasebagaibukti

tanggung gugat saat terjadi masalah. Sehingga dapat

menyanggah argumen

dengan bukti yang telah

tertulis dengan jelas apabila

dikemudian hari ditemukan

kesalahan pada saat bekerja.

Dengan demikian dapat

memperkuat nilai-nilai RSHS

21
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT / HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN KONTRIBUSI TERHADAP VISI/MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
Tabel 5. Tahapan Kegiatan Aktualisasi 1. Penyampaian rencana 1. Melakukan

2. Pembuatan media pendokumentasianTBaK

dengan spreadsheet, dan untuk media

kegiatan sosialisasi berupaPosterdanvideo tutorial panduan pengisian.

mentor. kegiatan sosialisasi dilaksanakan sesuai dengan berdasarkan SPO danliteraturyangsebelumnyatelah

dicari dengan memanfaatkan berbagai fasilitas yang

yaitu Kepemimpinan, Professional, Inovatif, Tulus, UngguldanIntegritas.

4. Melakukan evaluasi dengan mentor untuk teknis pengadaan sosialisasi.

ada dan dapat dipertanggungjawabkan. Penyampaian pelaksanaankegiatantersebutdilakukansecaraefektif danefisienagardapat tersampaikansecarautuholeh

mentor (Akuntabel). Pada saat penyampaian, sebisa mungkin tidak menjatuhkan instalasi yang terkait dan tetapmenjaganamabaik(Loyal).

Diskusi dapat berjalan dengan lancar dan dapat diambil kesepakatan untuk menetapkan rancangan pelaksanaankegiatansosialisasi(Kolaboratif).

1. Mengumpulkan materidanstudi literature yang valid yang diperlukan untuk menunjang pembuatan media.

Menghasilkan sebuah media sebagai perantara dalam melakukan rencana kegiatan yaitu berupa media spreadsheet, poster dan video tutorial.

Sosialisasi ini menggunakan media yang telah disetujui oleh mentor dan atasan dengan tetap menerima masukan dan saran dalam proses pembuatannya(Harmonis).

Pembuatan media yang telah ditetapkan dengan sesuaistandarSPOsertaliteratureyangterbarudapat mengoptimalkan kegiatan sosialisasi yang akan diadakan(BerorientasiPelayanan).

review kesesuaian media edukasi dengan literature

Pembuatan media semenarik mungkin dengan memanfaatkanteknologidigitalyangadasaatiniuntuk berkreasi tanpa batas (Adaptif). Meningkatkan

pengetahuan dalam pembuatan media spreadsheet, video dan poster yang menarik dari berbagai sumber (Kompeten). Tetap mencantumkan sumber yang diambildantidakbersifatmenjatuhkanuntukmenjaga

22
2. Melakukan

3. Persiapan pertemuan sebelum kegiatan sosialisasidilakukan.

bersamamentor danatasan.

3. Melakukan uji coba media spreadsheet, posterdanvideo tutorial kepada temansejawat.

4. Melakukan evaluasi dan perbaikan pada media yang telah dilakukan uji coba bersamadengan mentor.

1. Melakukan kontrak waktu dengan kepala ruangan untuk meminta ijin

melaksanakan sosialisasi dan koordinasi tempat serta waktu pelaksanaan.

keorisinalitasan media yang kita buat (Loyal). Selalu bertanggung jawab dengan apa yang sudah dibuat, mengerjakandengancermatdanteliti(Akuntabel).

Setelahpembuatanmediaselesai,dilakukanreview bersama dengan mentor dan atasan untuk mengevaluasi materi yang dicantumkan pada media

tersebut melihat dari kesesuaian materi dengan SPO yangberlakudiRumahSakit(Kolaboratif).

Mendapatkan ijin

penggunaan ruangan untuk mengadakan sosialisasi dan mengetahui banyaknya peserta yang dapathadir.

Bertemu dengan kepala ruangan dengan berpakaianrapidanselaluramahpadasemuaorang yang berada didalam ruangan tersebut. Menjelaskan kepada kepala ruangan maksud dan tujuan mengadakan kegiatan sosialisasi adalah untuk

mereview kembali pengetahuan dalam pelaksanaan pendokumentasian TBaK di ruangan agar dapat

meningkatkan mutu pelayanan (Berorientasi Pelayanan).

Membuat undangan untuk perawat yang ada diruangan tersebut dengan memanfaatkan fasilitas

23

2. Membuat undangan terkait kegiatan sosialisasisesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan.

3. Membuat daftar hadir untuk kegiatan sosialisasi.

4. Menyebarkan surat undangan ke perawat dan memastikan peserta dapat hadir dalam undangan tersebut.

yangadadengansebaikmungkinsecarabertanggung

jawab (Akuntabel). Pembuatan undangan semenarik mungkin dengan selalu berinovasi untuk mengembangkan kreativitas (Adaptif). Meningkatkan kompetensi diri untuk terus maju dan berkembang

dalam setiap halnya termasuk pada saat menarik

teman sejawat untuk mengikuti kegiatan sosialisasi yangakandilakukan(Kompeten).

Berkomunikasidenganbaikpadaperawatlaindan

selalu mendorong teman sejawat lain untuk berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Selain itu, selalu memberikan kesempatan teman sejawat bertanyamengenaikegiatanyangakandilakukanagar

meluangkan waktu untuk mengikuti sosialisasi (Kolaborasi).Melakukantanyajawabseputarkegiatan yangakandilakukannantinyadenganbersikaphangat

agar terciptanya lingkungan yang kondusif, menghargai jawaban ataupun saran yang diberitahukan oleh perawat lain untuk terlaksananya

kegiatan ini (Harmonis). Selalu bersikap sopan dan ramah ketika berada di lingkungan tersebut, agar namabaiksesamaASNtidakmenjadiburuk(Loyal).

24

4. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi mengenai “Pelaksanaan

Pendokumentasian

Komunikasi Efektif “TBaK”.

1. Mempersiapkan

alat dan bahan dan mengkoordinasi kan pada peserta undanganuntuk mengisi daftar hadir.

Kegiatan sosialisasi mengenai pelaksanaan pendokumentasia n komunikasi

efektif “TBaK”

berjalan dengan

lancar, peserta

yang telah

Ketika penyusunan materi dan media telah selesai serta telah melakukan penyebaran surat undangan, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan sosialisasi.

Setelah waktu dan tempat dilakukannya sosialisasi sudahditentukan,kemudianmelakukanpersiapanalat dan bahan pendukung dalam melakukan sosialisasi yang dilakukan secara sistematis (Akuntabel).

sosialisasi

membuat kontrak waktu dengan peserta dan memberikan lembar pre test untuk diisi oleh peserta.

diberikan sosialisasi dapat mengerti dan menerapkan kembalipadasaat bekerja.

Persiapanharusdilakukandenganmatangagarmateri yang akan dibawakan dapat tersampaikan kepada pesertakegiatan.Berlatihuntukmengembangkanskill komunikasi dan memperkaya literature untuk mendukung sosialisasi agar sosialisasi dapat berjalan dengan lancar dan peserta aktif dalam setiap kegiatannya(Adaptif).

Pada saat kegiatan sosialisasi dilakukan selalu menerapkan senyum, sapa, salam, sopan dan santun kepada semua peserta tanpa membeda-bedakan golongan. Menghargai dan menerima perbedaan di setiappeserta,danberadaptasidengancepatdidalam lingkungan kegiatan (Harmonis). Melakukan kontrak waktu sebelum memulai sosialisasi dan menjelaskan secaradetailteknisyangakandilakukan(Berpelayanan Orientasi). Setelah semua peserta menyetujui dan keadaan sudah kondusif, sosialisasi dimulai dengan melakukan Pre-Test kemudian dilanjutkan dengan penyampaianmateridengandibantumediayangtelah dipersiapkansebelumnya.Menjelaskandengantenang,

25
2. Memulai
dengan
3. Melakukan
sosialisasi kegiatan menggunakan media yang telah tersedia dan diskusi

5. Pelaksanaan kegiatan evaluasi mengenai program sosialisasi yangtelahdilakukan.

terkait dengan kegiatan.

4. Melakukan evaluasi pada peserta yang mengikuti kegiatan sosialisasi (berupa post test).

jelas, dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta dapat membantu peserta memahami sosialisasi yang diberikan. Memberikan kesempatanuntukberdiskusidanmenanyakanhal-hal yang belum jelas kepada peserta, serta menghargai perbedaan pendapat yang terjadi didalam kegiatan (Kompeten).

Memberikan waktu untuk bertanya jawab di akhir sesi dan melakukan evaluasi berupa Post-Test untuk menilai seberapa besar materi yang dapat dipahami denganbaik(Kolaboratif).Menjagadanmerahasiakan data peserta pada saat melakukan evaluasi kegiatan (Loyal).

1. Melakukan evaluasi programdengan menggunakan lembar evaluasi peserta yang berupa pre dan posttest.

lanjutan dengan memantau media spreadsheet

Laporan hasil sosialisasi dan perkembangan perubahan perilaku perawat dalam pelaksanaan pendokumentasia n komunikasi efektif “TBaK” denganbaik.

Setelah selesai melakukan sosialisasi dan menyusun evaluasi kegiatan dengan baik, saya melaporkanhasilkegiatankepadamentordanatasan sebagai wujud pertanggungjawaban saya atas kinerja saya (Akuntabel). Sebelum mempresentasikan hasil evaluasi dihadapan mentor dan atasan, dilakukan perbaikan pada hal-hal yang masih kurang dan masih perlu untuk ditambahkan dengancekatandansolutif(BerorientasiPelayanan).

Meningkatkan kompetensi diri untuk selalu mengembangkan dan menambahkan segala kekurangan pada kegiatan yang telah dilakukan sebagaievaluasidiriuntuklebihbaik(Kompeten).

Memberikan kesempatan kepada mentor dan

26
2. Menetapkan metode evaluasi

sebagai pendokumentasi

an TBaK dan memantau

sistem arsip

IPSG 2-1

sebagai

pencatatan nilai

kritis yang diisi

oleh perawat

yang menerima informasi.

3. Menghitung pencapaian kepatuhan

perawat dalam

pelaksanaan pendokumentasi an

4. Menyampaikan laporan progress hasil kegiatan program sosialisasi kepadamentor.

atasan untuk berkontribusi dalam mengevaluasi

kegiatan yang sudah dilakukan untuk perbaikan (Kolaboratif).Menghargaisetiapsaranyangdiberikan

dari mentor dan menciptakan suasana yanghangat

pada saat berinteraksi (Harmonis). Bersikap sopan, aktif dan bertingkah laku sewajarnya pada saat

melakukandiskusiuntukmenjaganamabaiksesama

ASN (Loyal). Setelah mendapatkan saran mengenai

kekurangan kegiatan tersebut dilakukan perbaikan

dengan cepat dan tepat. Serta melakukan inovasi

untuk mengembangkan kegiatan tersebut agar

nantinya dapat dilakukan setiap saat di ruangan (Adaptif).

27

1. Penyampaian rencana untuk pertemuan pendahuluan terkait kegiatan sosialisasi kepada mentor dan atasan.

2. Pembuatan media untuk kegiatan sosialisasi berupa spreadsheet,Poster dan video tutorial.

3. Persiapan pertemuan sebelum kegiatan sosialisasi dilakukan.

4. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi mengenai “Pelaksanaan Pendokumentasian

Komunikasi Efektif

“TBaK”.

5. Pelaksanaan kegiatan evaluasi mengenai program sosialisasi yang telah dilakukan.

28
No. Kegiatan Juni Juli Ket. Minggu ke 4 Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4
RENCANA JADWAL KEGIATAN

DAFTAR PUSTAKA

Alhidayah, T., Susilaningsih, F. S., & Somantri, I. (2020). Factors Related With Nurse Compliance In The Implementation Of Paatient Safety Indicators At Hospital. Jurnal KeperawatanIndonesia, 170-183.

Dit. Bina Yanwat-KM. (2014). ModulI:MutuPelayananKeperawatandanManajemenRisiko. Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Heinzer, M. M. (2010). Essential Elements of Nursing Notes and the Transition to Electronic Health Records. JHIM,24(4), 53-59.

Hersey, P., Blancard, K. H., & Johnson, D. E. (2013). ManagementofOrganizationalBehavior :LeadingHumanResources.Boston: Pearson.

Kementrian Komunikasi dan Informasi, R. (2003). PanduanManajemenSistemDokumen Elektronik.Jakarta.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). (2018). Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Efektif1Januari2018.Jakarta: Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).

Maryati, Y., & Nurwahyuni, A. (2021). Evaluasi Penggunaan Electronic Medical Record Rawat Jalan di Rumah Sakit Husada dengan Technology Acceptance Model. Jurnal ManajemenInformasiKesehatanIndonesiaVol.9No.2, 180-190.

Natasia, N., Loekqijana, A., & Kurniawati, J. (2014). Faktor yang mempengaruhi kepatuhan pelaksanaan SOP asuhan keperawatan di ICU-ICCU RSUD Gambiran Kota Kediri. Jurnal KedokteranBrawijaya,28(1), 21-25.

Pambudi, Yohanes, & dkk. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi perawat dalam penerapan 6 SKP (Sasaran Keselamatan Pasien) Pada Akreditasi JCI (Joint Commission International) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti Waluya Malang. NursingNews 3(1), 729-747.

Tondo, J. C., & Guirardello, E. D. (2017). Perception of Nursing Professionals On Patient Safety Culture. RevistaBrasileiradeEnfermagem,70(6), 1284-1290.

Yulidar, E., & Nasution, A. (2019). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Perawat Dalam Rangka Penerapan Patient Safety di Rawat Inap RS. Royal Prima Jambi Tahun 2018. ScientiaJournal.8(1), 370-371.

29

RancanganAktualisasiDanHabituasi

Optimalisasi Kepatuhan Perawat Dalam

Pelaksanaan Pendokumentasian Komunikasi

Efektif “TBaK” di Ruang Fresia 3

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Disusun Oleh : Ayu Lita A, S.Kep., Ners

Mentor : R. Meitha Roosmeilany M, S.Kp., M. Kep

Coach : Agus Dwinanto, SAP., MM

RSUP Dr. Hasan Sadikin

Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong Royong

Visi Misi

Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia

Tata Nilai

Latar Belakang
Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera “Pamingpin Pituin” ● Kepemimpinan ● Profesional ● Inovatif ● Tulus ● Unggul ● Integritas
Nilai-Nilai ASN BerAkhlak Harmonis Kompeten Akuntabel 01 Berorientasi Pelayanan 02 03 04 Kolaboratif 05 Adaptif 06 Loyal 07

Merawat Pasien

Penyakit Dalam dan

Bedah

FRESIA 3

Kapasitas tempat tidur

40 bed

Profil RuanganFresia 3

Banyak menerima

pelaporan mengenai

instruksi dan nilai

kritis

Jumlah obat yang

diberikan pada pasien post

operasi memiliki dosis yang sudah ditentukan

Banyak melakukan

Tindakan-Tindakan Invasif

baik pre-op dan post op

Institus pelayanan kesehatan

Aspek Keselamatan Pasien

Indikator Sasaran

Keselamatan Pasien (IPSG)

Ketepatan

Identifikasi Pasien

Tepat lokasi, pasien dan

prosedur pada pasien

sebelum Tindakan

pembedahan

Komunikasi Efektif

SBAR

TBaK

Pencegahan resiko

infeksi

Peningkatan

keamanan obat yang perlu diwaspadai

Pencegahan

jatuh

resiko

KurangOptimalnya

KepatuhanPerawat

Dalam Pelaksanaan

Pendokumentasian

KomunikasiEfektif

“TBaK” di RuangFresia

3 padabulanMei 2022

Identifikasi GagasanIsu

KurangOptimalnya

Penerapan

Pencegahandan

PengendalianInfeksi

Nosokomial Dengan

HandHygienedi ruang

Fresia 3 padabulanMei 2022

KurangOptimalnya

PemberianObat

DenganPrinsip6 Benar

Obatdi RuangFresia 3

padabulanMei 2022

1 2 3

1 Kurang Optimalnya Kepatuhan Perawat dalam

Pelaksanaan Pendokumentasian Komunikasi Efektif

“TBaK” di Ruang Fresia 3 pada bulan Mei 2022

2 Kurang Optimalnya Penerapan Pencegahan dan

Pengendalian Infeksi Nosokomial dengan Hand

3 Kurang Optimalnya Pemberian Obat dengan Prinsip

RentangPenilaian

Nilai1 :Sangat Tidak Mendesak

Nilai2 :Tidak Mendesak

Nilai3 :CukupMendesak

Nilai4 :Mendesak

Nilai5 :Sangat Mendesak

4

2022 3 4 3 10

III

Metode Analisis Isu No Isu Indikator Total Score Prioritas U S G
5 5 4 14 I
Hygiene di Ruang Fresia 3 pada bulan Mei 2022 4 3 11 II
6 Benar Obat di Ruang Fresia3 pada bulan Mei
Metode USG

Kurang Optimalnya Kepatuhan PerawatDalamPelaksanaanPendokumentasian Komunikasi

Efektif “TBaK”di Ruang Fresia 3 pada bulan Mei 2022

Data

• Selama pengamatan

dalam 1 shift pada bulan

Mei 2022 didapatkan 15

pelaporan (5 pelaporan

nilai kritis, 10 instruksi dokter) sudah dilakukan

tindakan sesuai

instruksi tetapi tidak

dilakukan pendokumentasian.

Penyebab

• Belum tersedianya

kolom pengisian TBaK

pada EMR

• Kesenjangan SOP yang

ada saat ini untuk

beralih pada pendokumentasian

secara online

Dampak

• Resiko terjadinya

peningkatanan

miskomunikasi dan

kesalahan dalam

melakukan tindakan

• Tanggung gugat tidak

terjamin

• Dari 22 perawat

diruangan, 10 perawat

belum memahami

pengisian IPSG 2-1

mengenai pelaporan nilai

kritis

• Kurangnya sosialisasi

mengenai pengisian

IPSG 2-1

• Terlambatnya pelayanan dan pelaksanaan

tindakan keperawatan

• Penurunan angka mutu pada sistem arsip RSHS

Fishbone
Metode Analisa

Penyampaian rencana untuk pertemuan pendahuluan terkait Sosialisasi kepada mentor dan atasan

Berorientasi Pelayanan

Mengkonsultasikan

kegiatan

Akuntabel Kompeten

Mengevaluasi

Melakukan

kontrak waktu

dengan mentor

dan atasan

sosialisasi dan ijin pembuatan media yang digunakan

Mereview SPO

Pendokumentasian

Komunikasi Efektif yang tersedia

dengan mentor

teknis

pengadaan

sosialisasi

dengan mentor

Kolaboratif

Adaptif

Harmonis Loyal

Kegiatan Pemecahan Isu

Berorientasi Pelayanan

Mereview kesesuaian media

edukasi dengan

Akuntabel Harmonis

Mengumpulkan

materi dan studi

literature untuk pembuatan media

literature yang

ditemukan

Melakukan uji

coba media kepada teman sejawat

Kompeten

Adaptif

Mengevaluasi dan perbaikan media yang

telah diuji coba

Loyal

Kolaboratif

Pembuatan media pendokumentasian TBaK
Kegiatan Pemecahan Isu

Persiapan Pertemuan Sebelum Kegiatan Sosialisasi Dilakukan

Berorientasi Pelayanan

Membuat undangan

terkait sosialisasi

Akuntabel

Melakukan

kontrak waktu

untuk meminta

ijin penggunaan

waktu dan tempat

dilaksanakan

sosialisasi

Akuntabel

Membuat daftar

hadir kegiatan sosialisasi

Menyebarkan undangan ke perawat dan memastikan kehadiran peserta

Adaptif

Adaptif Harmonis Loyal

Kolaboratif
Kegiatan Pemecahan Isu

Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi

Akuntabel

Memulai kegiatan

sosialisasi dengan

membuat kontrak

Harmonis Kompeten

Mempersiapkan

alat dan bahan

serta

mengkoordinasika

n pengisian

daftar hadir

waktu serta

pengisian lembar pre test

Melakukan

sosialisasi menggunakan

Melakukan evaluasi dengan

menggunakan

lembar post test

Adaptif

media yang disiapkan dan diskusi terkait kegiatan.

Berorientasi Pelayanan

Kolaboratif Loyal

Isu
Kegiatan Pemecahan

Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Program

Sosialisasi Yang Telah Dilakukan

Kolaboratif

Akuntabel

Berorientasi Pelayanan

Mengevaluasi

program dengan

menggunakan

lembar pre dan

post test

Menentukan

metode evaluasi

dan memantau

pengisian media

pendokumentasian

TBaK

Kompeten Adaptif

Menghitung

pencapaian

kepatuhan perawat

dalam pelaksanaan

pendokumentasian

Menyampaikan

laporan progress

hasli kegiatan

program

sosialisasi

kepada mentor

Harmonis Loyal

Kegiatan Pemecahan Isu

1. Penyampaian

rencana untuk

pertemuan

pendahuluan terkait

kegiatan sosialisasi

kepada mentor dan

atasan.

2. Pembuatan media

untuk kegiatan

sosialisasi berupa

spreadsheet, Poster dan video

tutorial.

3. Persiapan

pertemuan sebelum

kegiatan sosialisasi

dilakukan.

4. Pelaksanaan

kegiatan sosialisasi

mengenai

“Pelaksanaan

Pendokumentasian

Komunikasi Efektif

“TBaK”.

5. Pelaksanaan

kegiatan evaluasi

mengenai program

sosialisasi yang

telah dilakukan.

Rencana Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan Juni Juli Ket. Minggu ke 4 Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4

THANKS

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.