Pembuatan Draft Sop Evaluasi Pasien Muskuloskeletal Pasien Rawat Jalan Poli Fisioterapi

Page 1

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

GOLONGAN 3 ANGKATAN 6 TAHUN 2022

PEMBUATAN DRAFT SOP EVALUASI PASIEN MUSKULOSKELETAL PASIEN RAWAT

JALAN POLI FISIOTERAPI RUMAH SAKIT PUSAT

OTAK NASIONAL PROF. DR. DR. MAHAR MARDJONO

JAKARTA

Disusun oleh:

Nama : Adha Nenggar Mila Sari, SST.FT

NIP : 199106232022032003

Jabatan : Fisioterapis Ahli Pertama

Instansi : Kementerian Kesehatan

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. DR. dr. Mahar Mardjono Jakarta

BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2022

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI

“PEMBUATAN DRAFT SOP EVALUASI PASIEN MUSKULOSKELETAL PASIEN RAWAT

JALAN POLI FISIOTERAPI RUMAH SAKIT PUSAT

OTAK NASIONAL PROF. DR. DR. MAHAR MARDJONO JAKARTA”

Telah di seminarkan

Tanggal 14 Juli 2022, di Bapelkes Cikarang

Coach

dr. Titiek Resmisari, MARS

NIP.198104282008012022

Penguji

Ahmad Wajedi, S. Pd, M. Kes NIP.

Mentor

dr. Adhy Nugroho, MARS

NIP. 198102012008031001

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan karuniaNya sehingga rancangan aktualisasi ini berhasil diselesaikan. Rancangan aktualisasi ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas dalam kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III

Angkatan 6 Kementerian Kesehatan. Berkat usaha serta bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu dalam proses pembuatan rancangan aktualisasi ini. Penulis menyadari adanya kekurangan dalam pembuatan rancangan aktualisasi, sehingga kritikan, masukan dan saran akan penulis terima dengan baik. Semoga rancangan aktualisasi ini dapat di aktualisasikan dengan baik di instansi penulis.

Jakarta 8 Juli 2022

Adha Nenggar Mila Sari, SST.FT

iii
iv DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. ii KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv DAFTAR TABEL ......................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1 1.2 Tujuan Aktualisasi ............................................................................................... 2 1.3 Manfaat Aktualisasi ............................................................................................. 3 1.4 Ruang Lingkup Aktualisasi ................................................................................... 3 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Profil Organisasi .................................................................................................. 4 2.2 Profil Peserta ...................................................................................................... 9 2.3 Nilai- Nilai Dasar ASN ........................................................................................ 10 2.4 Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ............................................................. 12 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 IDENTIFIKASI ISU ............................................................................................ 14 3.2 PENETAPAN CORE ISSUE.................................................................................. 17 3.3 DESKRIPSI CORE ISSUE .................................................................................... 19 3.4 GAGASAN KREATIF ........................................................................................... 21 3.5 MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI ................................................................. 22 3.6 RENCANA PELAKSANAAN AKTUALISASI ............................................................. 29 DAFTAR PUSTAKA
v DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 TABEL APKL .................................................................................................. 18 Tabel 3.2 Rancangan Aktualisasi ................................................................................... 23 Tabel 3.3 Rencana Pelaksanaan .................................................................................... 29
vi
Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi RS PON .......................................................................... 6 Gambar 3.1 Fishbone Diagram ...................................................................................... 20
DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang professional, berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI). Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 (satu) tahun masa percobaan.

Tujuan dari diklat terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Selain itu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN yang profesional seperti tersebut di atas adalah Diklat Prajabatan. Diklat ini mengedepankan penguatan nilai-nilai dasar profesi PNS dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS. Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat serta berdaya saing.

Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 menjelaskan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.

Perlu disadari bahwa kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin hari semakin meningkat, untuk mengatasi hal tersebut maka peningkatan kualitas dan kuantitas dari pelayanan dan sumber daya Rumah Sakit harus di tingkatkan guna menunjang kebutuhan masyarakat. Untuk menjaga mutu dan kualitas pelayanannya rumah sakit maka

1

seharunya setiap rumah sakit menetapkan standar pelayanan yang harus dilaksanakan oleh seluruh karyawan, salah satu standar pelayanannya tersebut tertuang didalam standar operasional prosedur (SOP). Semua tindakan yang dilakukan oleh petugas kesehatan tertuang di dalam standar operasional prosedur. SOP juga adalah salah satu syarat dalam penilaian akreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dimana dalam salah satu standar elemen penilaiannya menyatakan bahwa setiap tindakan yang diberikan oleh fisioterapis harus dilakukan sesuai dengan SOp yang ada.

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (Natioal Brain Centre Hospital) yang merupakan salah satu rumah sakit vertikal milik Kementerian Kesehatan, terletak di Jalan MT Haryono Jakarta. Rumah Sakit ini memiliki luas 11.000 meter persegi dengan bangunan 11 tingkat, dan mulai beroperasi tanggal 1 Juli 2013 serta grand openingnya tanggal 1 Februari 2014.

Permasalahan di bidang kesehatan otak dan saraf (neurologi) di Indonesia semakin kompleks dengan jumlah kasus yang semakin meningkat pula. Pemerintah mendirikan

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang diharapkan dapat menjadi tempat pelayanan kesehatan otak dan saraf yang komprehensif, sehingga bisa menjadi model/percontohan

dalam penanganan kasus-kasus neurologi di Indonesia.

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan masyarakat, maka Rumah Sakit Pusat Otak Nasional mempunyai komitmen mengutamakan keselamatan pasien, kemudahan akses, dan kepuasan pelanggan, serta senantiasa terus melakukan perbaikan sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan pelanggan. Rencana keberhasilan tersebut kedepannya dievaluasi melalui indikator sertifikasi akreditasi dari JCI (Joint Commision International).

Fisioterapis merupakan bagian penting dalam penyembuhan pasien. Dalam melaksanakan tindakan terapi, seorang fisioterapis wajib melakukan assessment, diagnose, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan serta evaluasi.

1.2 Tujuan Aktualisasi

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari aktualisasi ini yaitu untuk mengaktualisasikan sikap bela negara, nilai-nilai dasar ASN (PNS) yang meliputi Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif dalam pemecahan isu yang ada di instasi dengan upaya mewujudkan Smart Governance menggunakan perspektif Manajemen ASN dan Smart ASN.

2

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus aktualisasi ini yaitu pembuatan panduan untuk melakukan dokumentasi evaluasi agar perkembangan pasien bisa terlihat secara objektif.

1.3 Manfaat Aktualisasi

a. Bagi penulis

Aktualisasi diri menjadi sarana habituasi bagi penulis. Penerapan aktualisasi ini dapat menjadi pengalaman belajar untuk mengemban tanggung jawab penuh sebagai abdi negara pada khususnya dan pelayan masyarakat pada umumnya (yang dibuktikan dengan selesainya laporan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN). Penerapan aktualisasi nilai-nilai dasar di tempat kerja dapat merubah mindset didalam diri untuk menjadi lebih profesional, berkomitmen, beretika, dan berintegritas tinggi.

b. Bagi unit kerja

- Mengoptimalkan tugas dan fungsi organisasi dalam memberikan tindakan fisioterapi kepada pasien.

- Mempermudah evaluasi antara pasien dan fisioterapis

c. Bagi pasien

Bisa mengetahui perkembangan kesembuhan penyakitnya.

1.4 Ruang Lingkup Aktualisasi

Aktualisasi ini akan dilakukan selama masa habituasi yang dilakukan di instansi kerja penulis yaitu di Poli Fisioterapi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof DR. dr. Mahar Mardjono Jakarta.

3

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Profil Organisasi

2.1.1 Deskripsi Organisasi

Penulis melaksanakan aktualisasi nilai-nilai dasar berAKHLAK serta kedudukan dan peran ASN di Instansi penulis yaitu di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta. Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta merupakan salah satu rumah sakit vertikal milik Kementerian Kesehatan, terletak di Jalan MT Haryono Jakarta. Rumah Sakit ini memiliki luas 11.000 meter persegi dengan bangunan 11 tingkat, dan mulai beroperasi tanggal 1 Juli 2013. Permasalahan di bidang kesehatan otak dan saraf (neurologi) di Indonesia semakin kompleks dengan jumlah kasus yang semakin meningkat pula. Angka kejadian stroke meningkat dari tahun ke tahun, bahkan pada riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI, stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama di hampir seluruh rumah sakit di Indonesia. Oleh karena itu Pemerintah mendirikan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang diharapkan dapat menjadi tempat pelayanan kesehatan otak dan saraf yang komprehensif, sehingga bisa menjadi model/percontohan dalam penanganan kasus-kasus neurologi di Indonesia.

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan masyarakat, maka Rumah Sakit Pusat Otak Nasional mempunyai komitmen mengutamakan keselamatan pasien, kemudahan akses, dan kepuasan pelanggan, serta senantiasa terus melakukan perbaikan sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan pelanggan. Rencana keberhasilan tersebut kedepannya dievaluasi melalui indikator sertifikasi akreditasi dari JCI (Joint Commision International). Secara substansi kualitas, RS Pusat Otak Nasional berdiri sebagai Center of Excellence: Advance Clinical, Restoration & Rehabilitation, Education & Training, Basic Clinical & Comprehensive Research, Product Development, Community Policy Development.

4

1. Visi Dan Misi RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr. Mahar Mardjono

Visi:

Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan

Misi:

a. Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh penduduk Indonesia.

b. Memberdayakan masyarakat dan mengutamakan pembangunan kesehatan.

c. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumber daya kesehatan.

d. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif.

2. Nilai-Nilai RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr. Mahar Mardjono

B : Benevolent: Senantiasa Melayani Pasien Dengan Tulus

R : Responsive: Selalu Siap Tanggap

A : Attentive : Memberi Perhatian Penuh Terhadap Pasien

I : Innovative : Mengikuti Perkembangan Ilmu

N : Noble : Sesuai Dengan Motto RS Yaitu "Melayani Dengan Mulia"

3. Tujuan RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr. Mahar Mardjono

"Memberikan pelayanan kesehatan otak dan sistem persarafan unggul untuk semua lapisan masyarakat dengan berbagai tingkat kesulitan, baik bagi pasien dari dalam maupun luar negeri"

5

4. Struktur Organisasi RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr. Mahar Mardjono

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RS PON

5. Fisioterapi RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr. Mahar Mardjono

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2015

Tentang standar pelayanan Fisioterapi, Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang 3 rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektropeutis, dan mekanis), pelatihan fungsi, dan komunikasi. Fisioterapis adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan fisioterapi sesuai ketentuan perundang-undangan. Dalam menjalankan Praktik, Fisioterapis memiliki kewenangan untuk melakukan pelayanan fisioterapi meliputi: a. asesmen fisioterapi yang meliputi pemeriksaan dan evaluasi; b. diagnosis fisioterapi; c. perencanaan intervensi fisioterapi; d. intervensi fisioterapi; dan e. evaluasi/re-evaluasi/reassessmen/revisi.

6

Fisioterapi RS PON tergabung dalam instalasi Neurorestorasi, di dalam kelompok

Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang yang merupakan salah satu

layanan unggulan di RS Pusat Otak Nasional. Instalasi Neurorestorasi Rumah Sakit Pusat

Otak Nasional (RS PON) merupakan unit teknis pelaksana di bidang rehabilitasi terhadap

penderita gangguan sistem otak dan persarafan. Instalasi Neurorestorasi membawahi beberapa profesi yang bekerja secara tim, yaitu Dokter Divisi Neurorestorasi, Fisioterapi, Okupasi Terapi dan Terapi Wicara, serta bekerja sama dengan perawat dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.

Pelayanan fisioterapi di instalasi Neurorestorasi RS Pusat Otak Nasional terdiri dari:

a. Pelayanan rawat jalan, yang terdiri dari:

1) Gymnasium

2) Elektroterapi

3) Fisioterapi anak

b. Pelayanan rawat inap yang terdiri dari pelayanan fisioterapi dari critical care unit (NCCU, HCU, SCU), serta ruang rawat inap diseluruh kelas perawatan

Sasaran Kinerja Pegawai Fisioterapis Ahli Pertama RS. Pusat Otak Nasional:

1. Tercapainya penanganan kasus sesuai ClinicalPathway

2. Tersedianya 1 layanan unggulan

Tugas dan fungsi Fisioterapis RS Pusat Otak Nasional:

1. Memelihara gerak dan fungsi pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak secara komprehensif

2. Memberikan asistensi kepada klien untuk meningkatkan gerak dan fungsi dalam keterampilan olahraga

3. Tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat muskuloskeletal kasus sedang

4. Tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat usia lanjut kasus ringan

5. Tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat alat kognitif intra-inter personal kasus sedang

6. Mengikuti seminar / lokakarya sebagai pemrasaran

7. Mengikuti seminar / lokakarya sebagai Pembahas/ moderator/ narasumber

8. Mengikuti / berperan serta sebagai delegasi ilmiah sebagai anggota

9. Menjadi anggota organisasi profesi Fisioterapis sebagai pengurus

10. Menjadi anggota organisasi profesi Fisioterapis sebagai anggota

7

Berdasarkan tugas dan fungsi sebagai seorang fisioterapis di atas, terdapat beberapa tugas dan fungsi yaitu melakukan tindakan terapi. Dalam melakukan tindakan tersebut, fisioterapis wajib melakukan pelayanan meliputi: a. asesmen fisioterapi yang meliputi pemeriksaan dan evaluasi; b. diagnosis fisioterapi; c. perencanaan intervensi fisioterapi; d. intervensi fisioterapi; dan e. evaluasi/re-evaluasi/re-assessmen/revisi.

8

2.2 Profil Peserta

Nama : Adha Nenggar Mila Sari, SST. FT

Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 23 Juni 1991

NIP : 199106232022032003

Pangkat / Golongan : Penata Muda /IIIa

Jabatan : Fisioterapis Ahli Pertama

Unit Kerja : Unit Fisioterapi RS Pusat Otak Nasional Prof. DR.dr.

Mahar Mardjono Jakarta

Instansi : Kementerian Kesehatan

9

2.3 Nilai- Nilai Dasar ASN

Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi ini, penulis menerapkan nilai-nilai dasar ASN/ Core Values “ber-AKHLAK” sebagai berikut:

1. Berorientasi pelayanan

Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu:

a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat

b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan.

c. Melakukan perbaikan tiada henti

2. Akuntabel

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017).

Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah

a. Melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.

b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien.

c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan

3. Kompeten

Kompeten, yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Sesuai prinsip UndangUndang ASN Nomor 5 Tahun 2014 ditegaskan bahwa ASN merupakan jabatan profesional, yang harus berbasis pada kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan berkinerja serta patuh pada kode etik profesinya. Sebagaimana diuraikan dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja PNS, bahwa salah satu pertimbangan pembentukan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat Undang-Undang ASN adalah untuk mewujudkan ASN profesional, kompeten dan kompetitif, sebagai bagian dari reformasi birokrasi. ASN sebagai profesi

memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen ASN.

10

Perilaku dari kompeten ialah:

a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah;

b. Membantu orang lain belajar;

c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

4. Harmonis

Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia berarti terikat secara serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Pola Harmoni merupakan sebuah usaha untuk mempertemukan berbagai pertentangan dalam masyarakat. Hal ini diterapkan pada hubungan-hubungan sosial ekonomi untuk menunjukkan bahwa kebijaksanaan sosial ekonomi yang paling sempurna hanya dapat tercapai dengan meningkatkan permusyawaratan antara anggota masyarakat. Pola ini juga disebut sebagai pola integrasi. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.

Perilaku dari Harmonis adalah

a. Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya.

b. Suka mendorong orang lain.

c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

5. Loyal

Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI). Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:

a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.

b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara.

6. Adaptif

Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun

11

organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif.

Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.

Perilaku Adaptif ialah:

a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.

b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas.

c. Bertindak proaktif.

7. Kolaboratif

Kolaboratif, yaitu membangun kerja sama yang sinergis. Perilaku kolaboratif ialah

a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.

b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah.

c. Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama

2.4 Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI

1. Smart ASN

Kemajuan teknologi yang terus berkembang menuntut semua orang untuk bisa menggunakan teknologi begitu juga dengan ASN. Sebagai ASN, kita dituntut untuk mempunyai kecakapan literasi digital yang terdiri dari:

a. digital skill: kemampuan mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan seharihari.

b. digital culture: kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam keseharian dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK

c. digital ethics: kmampuan menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari

12

d. digital safety: kemampuan mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

2. Manajemen ASN

Manajemen ASN diperlukan untuk menghasilkan ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.

13

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 IDENTIFIKASI ISU

Identifikasi isu dilakukan dengan melakukan metode Environmental Scanning selama penulis bekerja di Unit Fisioterapi RS PON berdasarkan tugas dan fungsi jabatan. Berikut keterkaitan isu dengan tusi jabatan:

KEGIATAN TUGAS POKOK JABATAN

1. Memelihara gerak dan fungsi pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak secara komprehensif

KONDISI SAAT INI

Sudah dilakukan tetapi

fisioterapis pediatri masih

terbatas (Belum Optimalnya

Penatalaksanaan Fisioterapi

pada Pasien Anak cerebral

palsy Rawat Jalan di Poli

Fisioterapi RS PON)

KONDISI YANG DIHARAPKAN

Semua fisioterapis

bisa melakukan

tindakan kasus pediatri

2. Memberikan asistensi kepada klien untuk meningkatkan gerak dan fungsi dalam keterampilan olahraga

3. Tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat muskuloskeletal kasus sedang

4. Tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi

Sudah dilakukan sesuai SOP Sudah dilakukan sesuai SOP

Sudah dilakukan sampai Tindakan

tetapi belum ada dokumentasi

evaluasi (Belum Optimalnya

Pelaksanaan Evaluasi pada

Pasien Muskuloskeletal

Rawat Jalan di Poli

Fisioterapi RS PON)

Sudah Dilakukan, Tetapi Sistem

Antrian Belum Tertata (Belum

Optimalnya Pelayanan

Seluruh petugas

melakukan evaluasi

sesusuai panduan yg ditetapkan

Pasien usia lanjut diberi antrian khusus

14

KEGIATAN TUGAS

POKOK JABATAN

pada usia lanjut kasus ringan

5. Tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat alat kognitif intra-inter personal kasus sedang

6. Mengikuti seminar / lokakarya sebagai pemrasaran

7. Mengikuti seminar / lokakarya sebagai Pembahas/ moderator/ narasumber

8. Mengikuti / berperan serta sebagai delegasi ilmiah sebagai anggota

9. Menjadi anggota organisasi profesi Fisioterapis sebagai pengurus

10. Menjadi anggota organisasi profesi Fisioterapis sebagai anggota

KONDISI SAAT INI

Fisioterapi pada Pasien Usia Lanjut Rawat Jalan Tahun 2022)

KONDISI YANG

DIHARAPKAN

Telah dilakukan sesuai SOP Telah dilakukan sesuai SOP

Telah dilakukan sesuai SOP Telah dilakukan sesuai SOP

Telah dilakukan sesuai SOP Telah dilakukan sesuai SOP

Telah dilakukan sesuai SOP Telah dilakukan sesuai SOP

Telah dilakukan sesuai SOP Telah dilakukan sesuai SOP

Telah dilakukan sesuai SOP Telah dilakukan sesuai SOP

15

Berikut penjabaran dari isu yang sudah diidentifikasi oleh penulis:

1. Belum Optimalnya Penatalaksanaan Fisioterapi pada Pasien Anak Cerebral Palsy Rawat Jalan di Poli Fisioterapi RS PON

Penatalaksanaan fisioterapi pada pasien anak-anak berbeda dengan penatalaksanaan pada orang dewasa. Cerebral palsy atau lumpuh otak adalah penyakit yang menyebabkan gangguan pada otot, gerakan dan koordinasi tubuh. Kondisi ini dapat terjadi pada masa kehamilan, proses persalinan, atau di tahun pertama setelah kehamilan. Pada anak-anak dengan cerebral palsy, otaknya belum menyimpan memori gerak. Berbeda dengan pasien dewasa yang mempunyai penyakit di otaknya seperti misalnya stroke, pasien dewasa sudah mempunyai memori gerak ketika mereka masih sehat. Cerebral palsy memerlukan perawatan seumur hidup karena kelumpuhan bersifat permanen. Penanganan fisioterapi akan meringankan beberapa gangguan fungsional tetapi harus dilakukan secara terus menerus. Penatalaksanaan fisioterapi pada penderita gangguan cerebral palsy lebih rumit daripada penatalaksanaan fisioterapi dengan gangguan otak pada orang dewasa. fisioterapis harus memulai dengan stimulasi secara berurutan. Misalkan pasien belum bisa duduk sendiri, maka fisioterapis harus memulai dari berguling, miring ke kanan kiri, harus menguatkan otot-otot penegak tubuh dan sebagainya hingga pasien mampu duduk. Maka itu diperlukan keahlian khusus untuk menangani pasien cerebral palsy.

Keterbatasan skill fisioterapis di RS PON menjadi salah satu masalah mengapa penanganan Cerebral Palsy belum optimal. tidak semua fisioterapis mempunyai kemampuan untuk menangani pasien anak dengan cerebral palsy. Akan lebih baik bila ada peminatan dan pelatihan untuk fisioterapi pediatri agar penanganan kasus-kasus pediatri lebih optimal.

2. Belum Optimalnya Pelaksanaan Evaluasi pada Pasien Muskuloskeletal

Rawat Jalan di Poli Fisioterapi RS PON

Musculoskeletal disorder merupakan gangguan pada bagian otot skeletal yang disebabkan olrh otot yang menerima beban statis secara berulang dalam jangka waktu lama sehingga menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament, dan tendon (Rizka,2012). Pada kasus musculoskeletal ringan, biasanya pasien akan sembuh dengan melakukan fisioterapi rutin 2-3x/minggu dengan modalitas alat dan latihan serta evaluasi setelah selesai tindakan. Tetapi terkadang seorang fisioterapis bisa mengerjakan lebih dari 1 pasien dalam satu waktu sehingga evaluasi tindakan jarang dilakukan secara objektif (dengan pengukuran seperti VAS/LGS). Padahal sebagai seorang fisioterapis, petugas

16

berkewajiban untuk melakukan assessment, diagnosis, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan serta evaluasi tindakan ketika melakukan setiap tindakan terapi. Karena keterbatasan waktu ini, fisioterapis hanya bisa melakukan dokumentasi berupa assessment hingga tindakan saja. Untuk itu diperlukan panduan khusus agar proses evaluasi bisa didokumentasikan dengan rinci.

3. Belum Optimalnya Pelayanan Fisioterapi pada Pasien Usia Lanjut pada

Rawat Jalan Tahun 2022

Idealnya pasien usia lanjut mendapatkan prioritas ketika membutuhkan pelayanan. Tetapi karena sistem antrian yang selama ini menggunakan nomor urut pendaftaran di computer, terkadang pasien usia lanjut yang mendaftar belakangan tidak bisa tertangani dengan cepat sehingga harus menunggu lebih lama. Bila hal ini dibiarkan, pasien dengan usia lanjut akan kelelahan menunggu sebelum mendapatkan tindakan fisioterapi.

3.2 PENETAPAN COREISSUE

Berdasarkan isu-isu yang teridentifikasi, selanjutnya dilakukan penapisan isu dengan menggunakan alat bantu penapisan yaitu metode APKL (Aktual, Problematik, Khalayak, Layak) untuk menentukan isu yang paling prioritas. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Tabel APKL dibuat dengan rentang penilaian 1-5, dimana angka 5 sangat kuat pengaruhnya, angka 4 kuat pengaruhnya, angka 3 sedang pengaruhnya, angka 2 kurang pengaruhnya, angka 1 sangat kurang pengaruhnya.

Rumusan isu:

A. Belum Optimalnya Penatalaksanaan Fisioterapi pada Pasien Anak Cerebral Palsy Rawat Jalan di Poli Fisioterapi RS PON

B. Belum Optimalnya Pelaksanaan Evaluasi pada Pasien Muskuloskeletal Rawat Jalan di Poli Fisioterapi RS PON

C. Belum Optimalnya Pelayanan Fisioterapi pada Pasien Usia Lanjut pada Rawat Jalan Tahun 2022

17

Belum Optimalnya

Penatalaksanaan Fisioterapi

pada Pasien Anak Cerebral

Palsy Rawat Jalan di Poli

Fisioterapi RS PON

Belum Optimalnya Pelaksanaan

Evaluasi pada Pasien

Muskuloskeletal Rawat Jalan di

Poli Fisioterapi RS PON

Belum Optimalnya Pelayanan

Fisioterapi pada Pasien Usia

Lanjut pada Rawat Jalan Tahun

2022

APKL

Smart ASN 5 4 4 417 II

Manajemen ASN

Smart ASN

Manajemen ASN 5 5 4 418 I

Manajemen ASN 5 3 4 416 III

Dari analisis isu di atas, maka dapat diambil satu isu yang paling prioritas yaitu “Belum

Optimalnya Pelaksanaan Evaluasi pada Pasien Muskuloskeletal Rawat Jalan di

Poli Fisioterapi RS PON”.

18
Tabel 3.1 TABEL
ISU Keterkaitan isu dengan agenda 3 KRITERIA JUMLAH PRIORITAS APKL

3.3 DESKRIPSI CORE ISSUE

Berdasarkan penapisan isu di atas, maka isu yang diambil adalah “Belum Optimalnya Pelaksanaan Evaluasi Pasien Muskuloskeletal Rawat Jalan di Poli Fisioterapi RS PON”. Isu tersebut sesuai dengan salah satu tugas dan fungsi fisioterapis yang diantaranya adalah melakukan tindakan terapi pada kasus musculoskeletal sedang.

Musculoskeletal disorder merupakan gangguan pada bagian otot skeletal yang disebabkan olrh otot yang menerima beban statis secara berulang dalam jangka waktu lama sehingga menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament, dan tendon (Rizka,2012). Sedangkan menurut Occupational Health and Safety Council of Ontario (OHSCO,2007) keluhan musculoskeletal adalah serangkaian sakit pada tendon, otot, dan saraf. Prevalensi penyakit musculoskeletal berdasarkan umur tahun 2018 yaitu umur 15-24 tahun mempunyai prevalensi palng rendah yaitu 1,2%, dan yang paling tinggi adalah umur di atas 75 tahun yaitu 18,9% dan prevalensi berdasarkan pkerjaan adalah petani 9,9%, nelayan 7,40% dan buruh/pembantu rumah tangga 6,10% (Anonimuos, 2018). WHO melaporkan bahwa musculoskeletal disorders menyumbang lebih dari 10% penyakit.

Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, dan komunikasi (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi). Sudah menjadi tugas seorang fisioterapi untuk membantu dalam penanganan kasus-kasus musculoskeletal dengan menggunakan modalitas entah berupa alat maupun manual therapy.

Dalam melakukan tugasnya secara optimal, seorang fisioterapis harus mempunyai kemampuan untuk menggunakan alat-alat fisioterapi yang semakin canggih untuk mewujudkan smart ASN serta melaksanakan tugasnya dengan bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi sebagai perwujudan Manajemen ASN.

3.4 Analisis penyebab isu

Analisis isu untuk menemukan akar permasalahan menggunakan metode fishbone diagram. Fishbone diagram merupakan pendekatan yang berupaya untuk memahami sebuah permasalahan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait, dan

19

menekankan pada hubungan sebab-akibat yang disebut dengan Cause-and-Effect Diagram. Hasil analisis dengan menggunakan metode fishbone dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.1 Fishbone Diagram

PENYEBAB AKIBAT

MEN

Belum semua Fisioterapis melakukan dokumentasi evaluasi, beban kerja yg tinggi

MATERIALS

Belum adanya formulir evaluasi rutin

Belum

Optimalnya

Dokumentasi

Evaluasi pada

Pasien Rawat

Jalan di Poli

Belum adanya SOP evaluasi pasien muskuloskeletal

METHODS

Kecenderungan mengikuti metode tindakan fisioterapis lama

MOTHER NATURE

Fisioterapi RS PON

Setelah membaca bagan fishbone tersebut, dapat disimpulkan bahwa masalah belum optimalnya penatalaksanaan evaluasi pada Pasien Rawat Jalan di Poli Fisioterapi RS PON memiliki faktor pendukung, diantaranya sebagai berikut:

a. Faktor Men atau sumber daya manusia

Keterbatasan waktu dan tenaga ketika melakukan pelayanan menjadi penyebab belum optimalnya pendokumentasian evaluasi untuk setiap pasien.

b. Materials

Tidak adanya formulir evaluasi menyebabkan evaluasi tidak optimal. terkadang fisioterapis hanya evaluasi secara lisan saja seperti “nyerinya sudah berkurang belum?” setelah melakukan tindakan tanpa adanya dokumentasi.

20

c. Mother nature atau lingkungan

Kecenderungan fisioterapis untuk melakukan kebiasaan yang sama dengan fisioterapis sebelumnya yang melakukan tindakan sampai tahap tindakan saja juga membuat kurang optimalnya pendokumentasian pelaksanaan evaluasi rutin

d. Methods atau metode

Belum adanya SOP dalam melakukan evaluasi menjadi faktor penghambat dalam melakukan evaluasi kesembuhan pasien karena tidak ada petunjuk baku dalam melakukan evaluasi kepada pasien.

Dampak yang terjadi apabila permasalahan ini terus terjadi adalah:

1. Pasien tidak mengetahui perkembangan kesembuhannya karena tidak ada dokumentasi yang objektif

2. Tindakan terapi dilakukan berdasarkan apa yang pernah dilakukan sebelumnya, tidak berdasarkan kondisi sekarang

3. Pasien mendapatkan tindakan yang kurang efektif karena kondisi pasien terkadang berbeda dari hari pertama fisioterapi dengan hari berikutnya

4. Kesembuhan pasien kurang optimal

3.5 GAGASAN KREATIF

Untuk menindaklanjuti core issue di atas, penulis menemukan gagasan kreatif penyelesaian isu yaitu: Pembuatan Panduan Evaluasi Pasien Muskuloskeletal pada Pasien Rawat Jalan di RS PON agar setiap fisioterapis melakukan pendokumentasian saat melakukan evaluasi pada pasien.

Penulis akan merancang beberapa kegiatan yang akan dilakukan selama masa aktualisasi di lingkungan kerja sebagai berikut:

1. Mengemukakan gagasan dan meminta ijin kepada atasan (kepala unit) tentang kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan

2. Membuat draft SOP penatalaksanaan evaluasi pasien musculoskeletal rawat jalan

3. Pembuatan formulir check list evaluasi pasien muskuloskeletal

4. Mensosialisasikan kepada rekan kerja tentang rancangan SOP evaluasi

5. Melaksanakan kegiatan evaluasi sesuai draft SOP

6. Melakukan evaluasi kegiatan

21

3.6 MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI

Unit kerja : Poli Fisioterapi Rawat Jalan di Rumah Sakit Pusat

Otak Nasional Dr. dr. Mahar Mardjono, JakartaTimur

Identifikasi Isu :

1. Belum Optimalnya Penatalaksanaan Fisioterapi pada Pasien Anak Cerebral Palsy Rawat Jalan di Poli Fisioterapi RS PON

2. Belum Optimalnya Pelaksanaan Evaluasi pada Pasien Muskuloskeletal Rawat Jalan di Poli Fisioterapi RS PON

3. Belum Optimalnya Pelayanan Fisioterapi pada Pasien Usia Lanjut pada Rawat Jalan Tahun 2022

Isu yang diangkat : Belum Optimalnya Pelaksanaan Evaluasi pada Pasien

Muskuloskeletal Rawat Jalan di Poli Fisioterapi RS

PON

Gagasan pemecahan Isu : Pembuatan Draft SOP Evaluasi Pasien

Muskuloskeletal Rawat Jalan di RS PON

22

Tabel 3.2 Rancangan Aktualisasi

No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

1. Mengemukakan gagasan

dan meminta ijin kepada

atasan (kepala unit)

tentang kegiatan aktualisasi

yang akan dilakukan

a. menyiapkan konsep gagasan

- rancangan kegiatan

kompeten: mampu menyiapkan

rancangan aktualisasi (meningkatkan

kompetensi diri untuk menjawab tantanga yang selalu berubah)

berorientasi pelayanan: melakukan

perbaikan setelah berkonsultasi dengan

atasan (melakukan perbaikan tiada henti)

Pembuatan kegiatan ini untuk mendukung visi: Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan dan misi Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh penduduk Indonesia.

Kegiatan ini memperkuat nilai-nilai RS

PON:

B : Benevolent : Senantiasa Melayani

Pasien Dengan

Tulus

R : Responsive : Selalu Siap Tanggap

A : Attentive : Memberi Perhatian

Penuh Terhadap

Pasien

I : Innovative : Mengikuti

Perkembangan Ilmu

b. meminta ijin bertemu

mentor untuk

mendiskusikan kegiatan yang akan diambil

- mendapat

masukan dan

perbaikan kegiatan

aktualisasi

- rancangan disetujui

akuntabel: tepat waktu dan mampu menjelaskan program kegiatan kepada atasan (melaksanakan tugas dengan cermat, disiplin, jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi)

N : Noble : Sesuai Dengan

Motto RS Yaitu

"Melayani Dengan Mulia"

c. berkoordinasi dengan

atasan

d. Berkoordinasi dengan

bagian informasi

- mendapat masukan dan ijin

dalam melakukan

kegiatan

harmonis: meminta ijin dan bertutur kata yang sopan kepada atasan (membangun lngkungan kerja yang kondusif)

loyal: bersikap adil yaitu meminta ijin kepada kepala unit (atasan) untuk

melakukan kegiatan di dalam unit (memegang teguh ideology Pancasila)

adaptif: mampu menyesuaikan gagasan

dengan masukan yang diberi atasan (cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan)

kolaboratif: bekerja sama dengan atasn untuk mendapatkan solusi terbaik (terbuka dalam bekerjasama untuk mendpatkan nilai tambah)

23

Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

2. Membuat draft SOP

penatalaksanaan evaluasi

pasien musculoskeletal

rawat jalan

1.berkonsultasi dengan mentor dan kepala unit dalam

pembuatan panduan

1.mendapat gambaran panduan

kolaboratif: berkoordinasi dengan

mentor dan atasan untuk menyusun

panduan (memberi kesempatan pada

berbagai pihak untuk berkontribusi)

Loyal: melibatkan semua pihak yang

terlibat dengan adil (memegang teguh

ideology Pancasila, UUD 1945)

Kegiatan ini seiring dengan visi terwujudnya

Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang

Berkeadilan dan misi: Memperkuat upaya

kesehatan yang bermutu dan menjangkau

seluruh penduduk Indonesia, Memberdayakan

masyarakat dan mengutamakan pembangunan

kesehatan. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumber daya kesehatan;

Memantapkan tata kelola pemerintahan yang

baik, bersih dan inovatif.

Kegiatan ini memperkuat nilai-nilai RS

PON:

B : Benevolent : Senantiasa Melayani

Pasien Dengan

Tulus

R : Responsive : Selalu Siap Tanggap

A : Attentive : Memberi Perhatian

Penuh Terhadap

Pasien

I : Innovative : Mengikuti

Perkembangan Ilmu

2.mencari literature SOP evaluasi pasien muskuloskeletal

2.draft SOP jadi Kompeten: mampu menyusun draft panduan (meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah)

Adaptif: bisa membuat panduan sesuai arahan mentor dan atasan (terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas)

Akuntabel: menyelesaikan panduan tepat waktu (melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi)

N : Noble : Sesuai Dengan

Motto RS Yaitu

"Melayani Dengan Mulia"

3 Pembuatan formulir check list evaluasi pasien

musculoskeletal

3.mengkonsultasikan kembali draft SOP kepada atasan dan mentor

3.draft SOP bisa diujicobakan

harmonis: konsultasi dengan atasan (membangun lingkungan kerja yang kondusif)

Loyal: melibatkan semua pihak yang terlibat dengan adil (memegang teguh

ideology Pancasila, UUD 1945)

Berorientasi pelayanan: memperbaiki dan menyempurnakan panduan (melakukan perbaikan tiada henti)

1.mencari literatur formulir check list untuk evaluasi pasien musculoskeletal

Mendapat gambaran formulir check list

Adaptif: menggunakan teknologi digital untuk mencari referensi literature

Berorientasi pelayanan: mencari

literature yang disesuaikan dengan

kebutuhan pelayan pasien di RS PON

Kegiatan ini seiring dengan visi terwujudnya

Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang

Berkeadilan dan misi: Memperkuat upaya

kesehatan yang bermutu dan menjangkau

seluruh penduduk Indonesia, Memberdayakan

masyarakat dan mengutamakan pembangunan

kesehatan. Meningkatkan ketersediaan,

Kegiatan ini memperkuat nilai-nilai RS

PON:

B : Benevolent : Senantiasa Melayani

Pasien Dengan

Tulus

R : Responsive : Selalu Siap Tanggap

A : Attentive : Memberi Perhatian

24 No

Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

(memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat)

pemerataan dan mutu sumber daya kesehatan; Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif.

Penuh Terhadap Pasien

I : Innovative : Mengikuti

Perkembangan Ilmu

N : Noble : Sesuai Dengan

Motto RS Yaitu

2.membuat formulir evaluasi yang cocok dengan kondisi pasien di RS PON

Soft file formulir check list jadi

Kompeten: mampu membuat formulir (melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik)

Harmonis: membuat formulir yang

mudah dipahami oleh semua fisioterapis

(membangun lingkungan kerja yang kondusif

Kolaboratif: dalam pembuatan formulir, penulis sering berkonsultasi kepada atasan dan rekan kerja (memberi kesempatan

kepada berbagai pihak untuk berkontribusi)

Loyal: menerima setiap masukan dari rekan dan atasan (memegang teguh ideology Pancasila sila keadilan)

3.mencetak formulir evaluasi Hard copy formulir checklist jadi

Akuntabel: mencetak formulir secukupnya saja (menggunakan kekayaan dan barang milik negara dengan bertanggungjawab, efektif dan efisien)

ke rekan-rekan kerja

1.menyiapkan draft SOP dan formulir check list evaluasi

1.memiliki bahan pembahasan sosialisasi

kompeten: mampu menyiapkan draft

SOP (meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantanga yang selalu berubah)

akuntabel: menyiapkan draft SOP dan

formulir tepat waktu (melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi)

Adaptif: dokumentasi

Kegiatan ini seiring dengan visi terwujudnya

Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang

Berkeadilan dan misi: Memperkuat upaya

kesehatan yang bermutu dan menjangkau

seluruh penduduk Indonesia, Memberdayakan

masyarakat dan mengutamakan pembangunan

kesehatan. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumber daya kesehatan; Memantapkan tata kelola pemerintahan yang

baik, bersih dan inovatif.

"Melayani Dengan Mulia"

Kegiatan ini memperkuat nilai-nilai RS

PON:

B : Benevolent : Senantiasa Melayani Pasien Dengan

Tulus

R : Responsive : Selalu Siap Tanggap

A : Attentive : Memberi Perhatian Penuh Terhadap Pasien

I : Innovative : Mengikuti

Perkembangan Ilmu

N : Noble : Sesuai Dengan

Motto RS Yaitu

25 No
4. Mensosialisasikan panduan 2. membuat daftar hadir 2. mendapat dokumentasi siapa berupa daftar hadir dan foto ketika melakukan sosialisasi

Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

saja yang ikut hadir (menyesuaikan diri terhadap perubahan) "Melayani Dengan Mulia"

3.melakukan sosialisasi draft SOP kepada rekan-rekan fisioterapis

3. terlaksananya sosialisasi Loyal: memberikan sosialisasi kepada

semua rekan fisioterapis tanpa pandang bulu (memegang teguh ideology

Pancasila)

Kolaboratif: mau bekerjasama dengan

rekan-rekan ketika melaksanakan draft

SOP (terbuka dalam bekerjasama untuk

menghasilkan nilai tambah)

Harmonis: mengajak semua rekan fisioterapi untuk ikut sosialisasi

(menghargai setiaporang apapun latar belakangnya)

Berorientasi pelayanan: melakukan

sosialisasi dengan ramah serta solutif

(ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan)

5. Melaksanakan kegiatan ujicoba draft SOP

1.melakukan uji coba pelaksanaan draft SOP

1.mengetahui sejauh mana kemanfaatan draft SOP

akuntabel: melakukan ujicoba untuk

penyempurnaan draft SOP (melaksanakan

tugas dengan jujur, bertanggung jawab

dan berintegritas tinggi)

Kegiatan ini seiring dengan visi terwujudnya

Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang

Berkeadilan dan misi: Memperkuat upaya

kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh penduduk Indonesia, Memberdayakan masyarakat dan mengarusutamakan

Kegiatan ini memperkuat nilai-nilai RS PON:

B : Benevolent : Senantiasa Melayani Pasien Dengan

Tulus

R : Responsive : Selalu Siap Tanggap

draft SOP

Berorientasi pelayanan: mencatat masukan (melakukan perbaikan tiada henti)

Loyal: mencatat setiap masukan tanpa pandang bulu (memegang teguh ideology

Pancasila

Harmonis: menghargai setiap pendapat rekan fisioterapis (menghargai setiaporang apapun latar belakangnya)

Kolaboratif: melibatkan semua rekan

fisioterapis dalam melakukan kegiatan

pembangunan kesehatan, Meningkatkan

ketersediaan, pemerataan dan mutu sumber daya kesehatan; Memantapkan tata kelola

pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif.

A : Attentive : Memberi Perhatian

Penuh Terhadap

Pasien

I : Innovative : Mengikuti Perkembangan Ilmu

N : Noble : Sesuai Dengan

Motto RS Yaitu

"Melayani Dengan Mulia"

26 No
2.mencatat setiap masukan dari pelaksanaan draft SOP 2.mendapat masukan untuk penyempurnaan

Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi (memberi keempatanberbagai pihak untuk berkontribusi

3.menyusun laporan ujicoba 3.laporan ujicoba

Adaptif: membuat laporan sesuai dengan masukan rekan serta atasan (terus berinovasi dan melakukan perubahan)

Kompeten: membuat laporan dengan rapi (melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik)

6. Evaluasi penggunaan draft

SOP 1.mendiskusikan laporan

ujicoba penerapan draft SOP

kepada mentor dan atasan

1.mendapat arahan dan masukan

Berorientasi pelayanan: berdiskusi

dengan mentor dan atasan dengan sopan (ramah, cekata, solutif, dapat diandalkan)

Kolaboratif: melibatkan atasan dan mentor untuk penyempurnaan SOP (memberi kesempatan berbagai pihak

untuk berkontribusi)

Loyal: menerima setiap masukan tanpa membeda-bedakan (memegangteguh

idelogi Pancasila, UUD 1945)

Adaptif: mampu memadumadankan masukan antara atasan dan mentor (cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan)

Harmonis: berdiskusi untuk finalisasi

draft SOP merupakan cerminan nilai

membangun lingkungan kerja yang kondusif

Kegiatan ini seiring dengan visi terwujudnya

Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang

Berkeadilan dan misi: Memperkuat upaya

kesehatan yang bermutu dan menjangkau

seluruh penduduk Indonesia, Memberdayakan

masyarakat dan mengarusutamakan

pembangunan kesehatan, Meningkatkan

ketersediaan, pemerataan dan mutu sumber daya kesehatan;

Kegiatan ini memperkuat nilai-nilai RS

PON:

B : Benevolent : Senantiasa Melayani

Pasien Dengan

Tulus

R : Responsive : Selalu Siap Tanggap

A : Attentive : Memberi Perhatian

Penuh Terhadap

Pasien

I : Innovative : Mengikuti

Perkembangan Ilmu

N : Noble : Sesuai Dengan

Motto RS Yaitu

"Melayani Dengan Mulia"

2.menyusun

Kompeten: mampu membuat draft SOP

sempurna dan siap

diaplikasikan

sesuai arahan dan masukan mentor dan atasan (melaksanakan tugas dengan

kualitas terbaik)

Akuntabel: menyelesaikan draft SOP

tepat waktu (melaksanakan tugas dengan

27 No
draft final SOP 2. draft SOP

jujur, bertanggungjawab dan berintegritas

tinggi

berorientasi pelayanan: melakukan

evaluasi rutin (memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; melakukan

perbaikan tiada henti)

akuntabel: menyelesaikan perbaikan

dengan segera (melaksanakan tugas dengan jujur, bertaggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi)

28 No
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

3.7 RENCANA PELAKSANAAN AKTUALISASI

1. Berkonsultasi dengan mentor dan atasan tentang gagasan aktualisasi

2. Membuat draft SOP penatalaksanaan evaluasi pasien musculoskeletal rawat jalan

3. Pembuatan formulir check list evaluasi pasien musculoskeletal

4. Mensosialisasikan panduan ke rekan-rekan kerja

5. Melaksanakan kegiatan ujicoba draft SOP

6. Evaluasi penggunaan draft SOP

29
Kegiatan Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4
Tabel 3.3 Rencana Pelaksanaan
No.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Riskesdas. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI

Anonimuous. 2013. ThepreventionofOccupationalDisease. Geneva; International Labour Organization

http://repository.ump.ac.id/8017/3/Dwi%20Kuat%20Ariska%20BAB%20ll.pdf

https: //www.rspon.co.id/tentang-kami/

https://ejournal.unsrat.ac.id/

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. ModulAdaptif. Jakarta: LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. Modul Akuntabel. Jakarta: LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. ModulBerorientasiPelayanan. Jakarta: LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. Modul Harmonis. Jakarta: LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. Modul Kolaboratif. Jakarta: LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. ModulKompeten. Jakarta: LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. ModulLoyal. Jakarta: LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. ModulManajemenASN. Jakarta: LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. Modul Smart ASN. Jakarta: LAN.

30

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

“PEMBUATAN DRAFT SOP PASIEN

MUSKULOSKELETALRAWAT JALAN POLI

FISIOTERAPI RUMAH SAKIT PUSAT

OTAK NASIONAL PROF. DR. DR. MAHAR

MARDJONO JAKARTA”

DISUSUN OLEH:

ADHA NENGGAR MILA SARI, SST FT

GOLONGAN 3 ANGKATAN 6

BAPELKES CIKARANG

PROFIL RS PON

VisiDan MisiRS PusatOtakNasionalProf. Dr.dr. MaharMardjono

Visi

 TerwujudnyaMasyarakatSehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan

Misi:

 Memperkuatupayakesehatanyang bermutudanmenjangkauseluruhpenduduk Indonesia.

 Memberdayakanmasyarakatdanmengutamakanpembangunankesehatan.

 Meningkatkanketersediaan, pemerataandanmutusumberdayakesehatan.

 Memantapkantatakelolapemerintahanyang baik, bersihdaninovatif.

Nilai-NilaiRS PusatOtakNasionalProf. Dr.dr. MaharMardjono

B : Benevolent :SenantiasaMelayaniPasienDenganTulus

R : Responsive :SelaluSiapTanggap

A : Attentive :MemberiPerhatianPenuhTerhadapPasien

I : Innovative :MengikutiPerkembanganIlmu

N : Noble :SesuaiDenganMotto RS Yaitu"MelayaniDenganMulia"

TUGAS DAN FUNGSI JABATAN

 Memeliharagerakdanfungsipadamasapertumbuhandan

perkembangananaksecarakomprehensif

 Memberikanasistensikepadaklienuntukmeningkatkangerakdan

fungsidalamketerampilanolahraga

 Tindakan terapipada problem gerakdan fungsidi tingkat

muskuloskeletalkasussedang

 Tindakanterapipadaproblem gerakdanfungsipadausialanjut kasusringan

 Tindakanterapipadaproblem gerakdanfungsidi tingkatalat

kognitifintra-inter personal kasussedang

 Mengikutiseminar / lokakaryasebagaipemrasaran

 Mengikutiseminar / lokakaryasebagaiPembahas/ moderator/ narasumber

 Mengikuti/ berperansertasebagaidelegasiilmiahsebagaianggota

 MenjadianggotaorganisasiprofesiFisioterapissebagaipengurus

 MenjadianggotaorganisasiprofesiFisioterapissebagaianggota

ISU Keterkaitan IsuDengan Agenda 3 KRITERIA JUMLA H PRIORITA S APKL BelumOptimalnya PenatalaksanaanFisioterapipada PasienAnakCerebralPalsy RawatJalandiPoliFisioterapi RSPON • Manajemen ASN • SmartASN 544417II BelumOptimalnyaPelaksanaan EvaluasipadaPasien MuskuloskeletalRawatJalandi PoliFisioterapiRSPON • SmartASN • Manajemen ASN 554418I BelumOptimalnyaPelayanan FisioterapipadaPasienUsia LanjutpadaRawatJalanTahun 2022 • Manajemen ASN 534416III
IDENTIFIKASIISU

DESKRIPSICOREISSUE

 Data dan fakta

Prevalensipenyakitmusculoskeletal berdasarkanumur:

15-24 tahunmempunyaiprevalensipaling rendahyaitu1,2%, dan yang

>75 tahunmempunyaiprevalensipaling tinggiadalahumuryaitu

18,9%

Prevalensiberdasarkanpekerjaan:petani9,9%, nelayan7,40% dan buruh/pembanturumahtangga6,10% (Anonimuos, 2018).

WHO melaporkanbahwamusculoskeletal disorders menyumbanglebih dari10% penyakit.

DESKRIPSICOREISSUE

DAMPAKAPABILACOREISSUETIDAK TERSELESAIKAN

1. Pasientidakmengetahuiperkembangankesembuhannya

2. Tindakanterapidilakukanberdasarkanapayangpernahdilakukan

sebelumnya,tidakberdasarkankondisisekarang

3. Pasienmendapatkantindakanyangkurangefektifkarenakondisi

pasienterkadangberbedadariharipertamafisioterapidenganhari

4. Kesembuhanpasienkurangoptimal

berikutnya

KETERKAITANISUDENGANAGENDAIII

 ManajemenASN

tidakmelakukankegiatansampaituntas: bertentangandenganprinsipmanajemenASN

yang melaksanakantugasdenganprofessional dan berintegritastinggi

 Smart ASN

Dokumentasidigital hanyasampaitahapan

tindakan, belumsampaievaluasi

RENCANAKEGIATAN

NoKegiatanTahapanOutput/ Hasil

1Mengemukakan

gagasandan

memintaijin

kepadaatasan (kepalaunit)

tentangkegiatan

aktualisasiyang

akandilakukan

• Menyiapkan

konsep

gagasan

• Rancangan

kegiatan

Keterkaitan Substansi

• Kompeten

• Berorientasi

pelayanan

• Memintaijin

bertemu

mentor

• Berkoordinasi

denganatasan

• Masukan dan perbaikan

kegiatan

• Rancangan

disetujui

• Masukan dan ijin

pelaksanaan

kegiatan

• Akuntabel

Kontribusi

VisidanMisi

Organisasi

visi: Terwujudnya

Masyarakat

Sehat, Produktif, Mandiri, Yang

Berkeadilan

danmisi

Memperkuat

upaya

kesehatan

PenguatanNilai

Organisasi

• Benevolent

• Responsive

• Attentive

• Innovative

• Noble

• Berkoordinasi

denganbagian

informasi

• Persetujuan dan ijin

kerjssama

• Harmonis

• Loyal

• Adaptif

• Kolaboratif

• Kolaboratif

• Harmonis

• Adaptif

yang bermutu

dan

menjangkau

seluruh

penduduk

Indonesia.

evaluasipasien

musculoskeletal

rawatjalan

• Berkonsulta

sidengan

mentor dan

kepalaunit

dalam

pembuatan

panduan

• Menyusun

panduan

• Mengkonsul

tasikan

kembali

panduan

kepada

atasandan

mentor

• Mendapat

gambaran

panduan

• Kolaboratif

• Loyal

Kegiataniniseiring

denganvisi

terwujudnya

Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilandan

misi: Memperkuat

• Benevolent

• Responsive

• Attentive

• Innovative

• Noble

• Draft panduan

jadi

• Panduan bisa

dipakai

• Kompeten

• Adaptif

• Akuntabel

upayakesehatanyang

bermutudan

menjangkauseluruh

pendudukIndonesia, Memberdayakan

masyarakatdan

mengutamakan

pembangunan

• Harmonis

• Loyal

• Berorientasi

pelayanan

kesehatan.

Meningkatkan

ketersediaan, pemerataandan mutu

sumberdayakesehatan; Memantapkantata

kelolapemerintahan

yang baik, bersihdan

inovatif.

NoKegiatanTahapan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi KontribusiVisidan MisiOrganisasi Penguatan Nilai Organisasi
2 Membuatdraft SOP penatalaksanaan

NoKegiatanTahapanOutput/

3Pembuatan

formulircheck

list evaluasi

pasien

musculoskeletal

• Mencariliteratur

formulirchecklist

untukevaluasi

pasien

musculoskeletal

• Membuatformulir evaluasiyang

cocokdengan

kondisipasiendi

RSPON

• Mencetakformulir

evaluasi

• Mendapat

gambaran

formulirchecklist

Organisasi

Organisasi

• Softfileformulir

checklistjadi

• Hardcopy

formulirchecklist

jadi

• Adaptif

• Berorientasi

pelayanan

Kegiataniniseiring

denganvisi

terwujudnya

Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan

• Benevolent

• Responsive

• Attentive

• Innovative

• Noble

• Kompeten

• Harmonis

• Kolaboratif

• Loyal

• Akuntabel

dan misi: Memperkuatupaya

kesehatanyang

bermutudan

menjangkau

seluruhpenduduk

Indonesia, Memberdayakan

masyarakatdan

mengutamakan

pembangunan

kesehatan.

Meningkatkan

ketersediaan, pemerataandan

mutusumberdaya

kesehatan;

Memantapkantata

kelola

pemerintahanyang

baik, bersihdan

inovatif.

Hasil Keterkaitan Substansi KontribusiVisi danMisi
Penguatan Nilai

4Mensosialisasi

kan panduan

ke rekan-rekan

kerja

• Menyiapkandraft

SOPdanformulir

checklistevaluasi

• Membuatdaftar

hadir

• Melakukan

sosialisasidraft

SOPkepada

rekan-rekan

fisioterapis

• Memilikibahan

pembahasan

sosialisasi

• Mendapat

dokumentasi

siapasaja

yangikuthadir

• Terlaksananya

sosialisasi

• Kompeten

• Akuntabel

• Adaptif

Organisasi

Kegiatanini

seiringdengan

visiterwujudnya

Masyarakat

Sehat, Produktif, Mandiri, Yang

Berkeadilandan

misi: Memperkuat

• Benevolent

• Responsive

• Attentive

• Innovative

• Noble

• Loyal

• Kolaboratif

• Harmonis

• Berorientasi

• Pelayanan

upayakesehatan

yang bermutudan

menjangkau

seluruhpenduduk

Indonesia, Memberdayakan

masyarakatdan

mengutamakan

pembangunan

kesehatan.

Meningkatkan

ketersediaan, pemerataandan

mutusumber

dayakesehatan;

Memantapkan

tata kelola

pemerintahan

yang baik, bersih

dan inovatif.

NoKegiatanTahapanOutput/ Hasil Keterkaitan Substansi KontribusiVisi danMisi
Penguatan Nilai Organisasi

NoKegiatanTahapanOutput/ Hasil Keterkaitan

Substansi

KontribusiVisi

danMisi

Organisasi

Penguatan

Nilai Organisasi

5Melaksanakan

kegiatanuji coba

draft SOP

• Melakukanuji

coba

pelaksanaan

draftSOP

• Mengetahui

kemanfaatan

draftSOP

• Akuntabel Kegiataniniseiring

denganvisi

terwujudnya

Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan

dan misi:

Memperkuatupaya

kesehatanyang

• Benevolent

• Responsive

• Attentive

• Innovative

• Noble

• Mencatat

setiap

masukandari

pelaksanaan

draftSOP

• Mendapat

masukan

untuk

penyempurna

andraftSOP

• Menyusun

laporan

ujicoba

• Laporan

ujicoba

• Berorientas i

• Pelayanan

• Loyal

• Harmonis

• Kolaboratif

• Adaptif

• Kompeten

bermutudan

menjangkau

seluruhpenduduk

Indonesia, Memberdayakan

masyarakatdan

mengarusutamakan

pembangunan

kesehatan, Meningkatkan

ketersediaan, pemerataandan

mutusumberdaya

kesehatan;

Memantapkantata

kelola

pemerintahanyang

baik, bersihdan

inovatif.

6Evaluasi

penggunaandraft

SOP

• Mendiskusikan

laporanujicoba

penerapandraft

SOPkepada

mentordan

atasan

• Menyusundraft

finalSOP

• Mendapat

arahan

dan masukan

• DraftSOP

sempurna

• Berorientasi

• Pelayanan

• Kolaboratif

• Loyal

• Adaptif

• Harmonis

Kegiataniniseiring

denganvisi

terwujudnya

Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan

dan misi:

Memperkuatupaya

kesehatanyang

• Kompeten

• Akuntabel

• Berorientasi

• Pelayanan

• Akuntabel

bermutudan

menjangkau

seluruhpenduduk

Indonesia, Memberdayakan

masyarakatdan

mengarusutamakan

pembangunan

kesehatan, Meningkatkan

ketersediaan, pemerataandan

mutusumberdaya

kesehatan;

• Benevolent

• Responsive

• Attentive

• Innovative

• Noble

NoKegiatanTahapan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi KontribusiVisi danMisi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

RENCANA PELAKSANAAN AKTUALISASI

1 Berkonsultasidenganmentor dan atasantentang

gagasanaktualisasi

2 Membuat draft SOP penatalaksanaan evaluasi

pasien musculoskeletal rawat jalan

3 Pembuatan formulir check list evaluasi pasien

musculoskeletal

4 Mensosialisasikan panduan ke rekan-rekan kerja

5 Melaksanakankegiatanuji cobadraft SOP

6 Evaluasipenggunaandraft SOP

NoKEGIATAN JULIAGUSTUS
12341234

TERIMAKASIH

Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.