
1 minute read
RETIRED BY AGE, But Never By HEART
Mely G Tan
resmi pensiun pada tahun 1997, namun Mely tidak pernah berhenti bekerja dan meneliti Ia tidak patah semangat dalam membekali diri sendiri. Ia bahkan menyelesaikan makalah untuk seminar di negara Singapura dan peranakan Tionghoa
Advertisement
Menyambut tahun pensiunnya, Mely juga merupakan saksi penting sejarah perubahan politik Indonesia Mely memutuskan untuk berkontribusi menjadi bagian dari salah satu Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan, dengan 22 perempuan lainnya
Pada tanggal 15 Juli 1998, Masyarakat AntiKekerasan menghadap presiden Habibie, mendesaknya untuk membuat pernyataan mengutuk peristiwa itu dan meminta maaf kepada masyarakat. Pada akhirnya, pergerakan ini didukung oleh pemerintahan yang membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta untuk menginvestigasi tragedi pada tahun 1978.
Mely G Tan menghabiskan waktu pensiunnya dengan menulis untuk menggambarkan perasaan marah dalam menghadapi penolakan. Pada tahun 1999, beliau diundang United States-Indonesia Association untuk bicara mengenai perempuan Indonesia di beberapa universitas di AS
Tidak hanya sampai situ, beliau juga diundang United Nations Division for the Advancement of Women sebagai perwakilan dari Indonesia untuk menulis masalah kekerasan terhadap perempuan dalam mempersiapkan sidang ke-45 dari UN Commission on the Status of Women.