
1 minute read
Bangun Tidur, Ku Terus

Karya : Devy Eka Angelica (Guru PAI)
Advertisement
Islam merupakan agama yang bersifat komprehensif atau menyeluruh. Segala sesuatu diatur dalam al-Qur’an dan Hadis, tak terkecuali mandi. Bagi kalian yang sudah memasuki usia dewasa atau baligh pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah mandi besar. Apabila kalian merupakan remaja yang sudah memasuki masa puber yang ditandai dengan keluarnya mani (baik sengaja maupun tidak) bagi laki-laki dan menstruasi bagi perempuan, maka penting untuk mengetahui tata cara mandi besar yang benar sesuai dengan syariat Islam.
Sekurang-kurangnya mandi wajib yang sempurna adalah: 1. Niat, (cukup dalam hati dan tidak harus diucapkan). Yakni menyengaja menghilangkan hadas besar (janabat) 2. Mengalirkan air ke seluruh anggota badan Tata cara mandi wajib diatas sudah cukup mengangkat hadas besar. Namun demi kesempurnaan, disunnahkan mengikuti cara mandi Rasulullah saw. yang sudah dirawikan dalam beberapa hadis, yakni: 1. Membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali 2. Membasuh kemaluan dengan tangan kiri kemudian mencuci tangan 3. Berwudhu secara sempurna 4. Menyiramkan air ke kepala sebanyak tiga kali, sembari memasukkan air dengan jarijari tangan ke sela-sela rambut sehingga membasahi kulit kepala. Hal ini dapat pula dilakukan dengan keramas 5. Menyiramkan air ke seluruh tubuh dengan dimulai dari sisi kanan kemudian sisi kiri. Jangan lupa untuk mengaliri air ke bagian-bagian yang tidak mudah dimasuki air seperti bagian dalam telinga, pusar, bawah lengan, sela-sela jari kaki dan lekukan tubuh lainnya. Bagaimana hukumnya apabila melakukan sholat namun belum melakukan mandi wajib? Tentu sholatnya tidak sah karena salah satu syarat sah sholat adalah bersih dari hadas besar. Mulai sekarang, ayo perbaiki kualitas ibadah kita agar menjadi pribadi yang spesial tidak hanya di mata doi, tapi pastinya di hadapan Allah swt. Nuun walqolami wamaa yasthuruun.
Referensi Bukhari, Muslim, dkk. Kutubus Sittah Ibn Hajar al-Asqalani. Bulughul Maram Bagir, Muhammad. 2008. Fikih Praktis I. Bandung: Karisma
