Architecture Thesis | Annisa Mareta

AMBON YOUTH CREATIVE HUB KOTA AMBON, PROVINSI MALUKU

NAMA NIM

: ANNISA MARETA : 17120010

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 2021

AMBON YOUTH CREATIVE HUB KOTA AMBON, PROVINSI MALUKU

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S-1 Arsitektur

Nama :

ANNISA MARETA

NIM

17120010

:

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA

AGUSTUS 2021

i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah nyatakan dengan benar.

Nama

: Annisa Mareta

NIM

: 17120010

Tanggal

: 30 Agustus 2021

Jakarta, 30 Agustus 2021

Annisa Mareta

ii

LEMBAR PERNYATAAN NON PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama

: Annisa Mareta

NIM

: 17120010

Mahasiswa

: Arsitektur

Tahun Akademik

: 2020 / 2021

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Tugas Akhir yang berjudul “Ambon Youth Creative Hub, Kota Ambon Provinsi Maluku” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah diterapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 30 Agustus 2021

Annisa Mareta

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh: Nama

: Annisa Mareta

NIM

: 17120010

Program Studi

: Arsitektur

Judul Proyek Akhir : Ambon Youth Creative Hub, Kota Ambon, Provinsi Maluku

Telah berhasil dipertahankan dihadapan dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana .SArs Pada Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Sains dan Teknologi Nasional.

DEWAN PENGUJI Pembimbing:

: Ir. Ima Rachima N, M. Ars

(

)

Pembimbing:

: Ir. Muflihul Iman, MT

(

)

Penguji

: Ir. Lely Mustika, MT

(

)

Penguji

: Ir. Maulina Dian P, MT

(

)

Penguji

: Ir. Ima Rachima N, M. Ars

(

)

Penguji

: Nova P Anggraini, ST, MT

(

)

Ditetapkan di : Jakarta Tanggal

: 30 Agustus 2021

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Ambon Youth Creative Hub, Kota Ambon, Provinsi Maluku”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Program Studi Arsitektur pada Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Institut Sains Dan Teknologi Nasional. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada : a) Ka.Prodi Teknik Arsitektur ISTN Nova P. Anggraini B, ST, MT yang berkenan membantu penulis untuk mengambil dan mengikuti Tugas Akhir pada tahun ini; b) Ir. Ima Rachima N, M. Ars selaku dosen koordinator Tugas Akhir priode 2020 / 2021; c) Ir. Ima Rachima N, M. Ars dan Ir. Muflihul Iman, M.T selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengerahkan penulisa dalam penyusunan skripsi ini; d) Kepada kedua orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa, support dan membimbing baik secara moral maupun material; e) Kepada teman-teman seperjuangan jurusan arsitektur angkatan 2017 dan juga teman-teman Himpunan Mahasiswa Arsitektur ISTN yang selalu mendukung, memotivasi, dan memberikan banyak pengalaman kepada penulis; f) Kepada Shabrina, Nyimas dan Dinda yang membantu dalam penyelesain laporan ini; g) Kepada teman-teman seperjuangan Skripsi dan Tugas Akhir untuk kerjasamanya atas terselesaikannya Tugas Akhir ini secara bersamaan; h) Dan Seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian laporan ini.

v

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 30 Agustus 2021

Annisa Mareta

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Institut Sains dan Teknologi Nasional, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama

: Annisa Mareta

NIM

: 17120010

Program Studi

: Arsitektur

Fakultas

: Teknik Sipil dan Perencanaan

Jenis Karya

: Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Institut Sains dan Teknologi Nasional Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Nonexclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: “Ambon Youth Creative Hub, Kota Ambon-Provinsi Maluku” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Institut Sains dan

Teknologi

Nasional

berkah

menyimpan,

mengalihmedia/format-kan,

mengelola dalam bentuk pangkalan data (database) soft copy dan hard copy, merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di

:

Jakarta

Pada tanggal

:

30 Agustus 2021

Yang menyatakan

(Annisa Mareta)

vii

ABSTRAK

Nama

: Annisa Mareta

Program Studi : Arsitektur Judul

: Ambon Youth Creative Hub, Kota Ambon, Provinsi Maluku

Perekonomian dunia semakin berkembang dari yang berbasis sumber daya alam menuju berbasis sumber daya manusia. Hal ini mendorong industri kreatif menjadi salah satu kontributor penting dalam menaikkan suatu perekonomian dunia termasuk Indonesia. Kebutuhan Pusat Kegiatan Industri Kreatif di Indonesia semakin meningkat selaras dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Ambon Youth Creative Hub merupakan program gerakan ekonomi kreatif potensi lokal,dari Pemerintah Kota Ambon yang terdapat pada rencana pembangunan jangka menegah daerah bagi anak muda dan masyarakat sekitar yang diharapkan mampu menghadapi perkembangan industri kreatif Kota Ambon, Provinsi Maluku dengan memperhatikan kearifan lokal setempat. Langkah yang ditempuh adalah dengan merancang pusat kegiatan industri kreatif untuk dijadikan sebagai pusat dari beberapa sektor industri kreatif yang ada dan diharapkan mampu mempertahankan kearifan lokal setempat dengan pembaharuan zaman modern ini. Penerapan konsep arsitektur neo-vernakular salah satunya, karena memiliki karakteristik melestarikan unsur-unsur lokal yang mengalami pembaharuan menuju suatu karya yang lebih modern tanpa mengesampingkan nilai-nilai lokal setempat. Hasil dari pembaharuan ini adalah sesuatu yang dapat menghasilkan desain baru yang modern tetapi memiliki makna kearifan lokal Kota Ambon, Provinsi Maluku.

Kata Kunci : Pusat Kegiatan Kreatif, Industri Kreatif, Kearifan Lokal, Pembaharuan, Ambon, Maluku.

viii

ABSTRACT

Name

: Annisa Mareta

Study Program: Architecture Title

: Ambon Youth Creative Hub, Kota Ambon, Provinsi Maluku

The world economy is growing from one based on natural resources to one based on human resources. This encourages the creative industry to become one of the important contributors in raising a world economy, including Indonesia. The need for Creative Activity Hub in Indonesia is increasing in line with economic growth.

Ambon Youth Creative Hub is a local potential creative economy movement program from the Ambon City Government which is contained in the regional medium-term development plan for young people and the surrounding community who are expected to be able to face the development of the Ambon City creative industry, Maluku Province by paying attention to local local wisdom. The steps taken are to design a Creative Activity Hub to serve as the center of several existing creative industry sectors and are expected to be able to maintain local wisdom with the renewal of this modern era. The application of the concept of neo-vernacular architecture is one of them, because it has the characteristics of preserving local elements that are undergoing renewal towards a more modern work without compromising local local values. The result of this renewal is something that can produce a new design that is modern but has the meaning of local wisdom in Ambon City, Maluku Province.

Keywords : Creative Activity Hub, Creative Industries, Local Wisdom, Renewel, Ambon, Maluku

ix

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM………………………………………………………………...i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN NON PLAGIAT ................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv KATA PENGANTAR .............................................................................................v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii DAFTAR ISI ............................................................................................................x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi DAFTAR SKEMA ............................................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1 1.2 Tujuan ............................................................................................................ 3 1.3 Sasaran ........................................................................................................... 3 1.4 Permasalahan ................................................................................................. 4 1.4.1 Identifikasi Masalah .............................................................................. 4 1.4.2 Batasan Masalah ................................................................................... 4 1.4.3 Rumusan Masalah ................................................................................. 5 1.4.4 Pendekatan Masalah ............................................................................. 5 1.4.5 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 6 1.5 Tema .............................................................................................................. 6 1.6 Kerangka Berfikir .......................................................................................... 8 1.7 Sitematika Penulisan ..................................................................................... 9 BAB II TINJAUAN ..............................................................................................10 2.1 Tinjauan Umum ........................................................................................... 10 2.1.1 Pengertian Industri Kreatif ................................................................. 10 2.1.2 Pengertian Pusat Industri Kreatif ........................................................ 11 2.1.3 Pelaku dan Karakter Kegiatan ............................................................ 11 2.1.4 Fasilitas Gedung Pusat Kreatifitas ...................................................... 14 x

2.1.5 Dasar Fungsi dalam Industri Kreatif................................................... 14 2.1.6 Sistem pada Bangunan Umum ........................................................... 15 2.2 Tinjauan Khusus .......................................................................................... 19 2.2.1 Tema Proyek ...................................................................................... 19 2.2.2 Kriteria Lokalitas ............................................................................... 19 2.2.3 Kearifan Lokal Kota Ambon, Maluku ............................................... 19 2.2.4 Arsitektur Neo-Vernakular ................................................................ 20 2.3 Studi Banding .............................................................................................. 24 BAB III DATA .....................................................................................................27 3.1 Data Lingkungan ......................................................................................... 27 3.1.1 Kondisi Geografis ............................................................................... 27 3.1.2 Kondisi Demografi ............................................................................. 29 3.1.3 Kondisi Topografi ............................................................................... 29 3.1.4 Kondisi Klimatologi ........................................................................... 30 3.2 Data Tapak .................................................................................................. 31 3.2.1 Data Fisik Tapak ................................................................................. 32 3.2.2 Data Non-Fisik Tapak......................................................................... 33 3.3 Kondisi Lingkungan Tapak ......................................................................... 34 3.3.1 Potensi Lingkungan Tapak ................................................................. 35 BAB IV ANALISA ...............................................................................................37 4.1 Analisa Tapak .............................................................................................. 37 4.1.1 Analisa Kebutuhan Dan Luasan Fungsi Tapak................................... 37 4.1.2 Analisa Hubungan Fungsi Pada Tapak ............................................ 38 4.1.3 Analisa Pola Hubungan Antar Fungsi ............................................. 39 4.1.4 Analisa Optimasi Terhadap Kondisi Lahan ..................................... 40 4.1.5 Analisa Optimasi Perletakan Massa ................................................ 41 4.1.6 Analisa Optimasi Pola Entrance Tapak ........................................... 45 4.1.7 Analisa Zonasi Tapak ...................................................................... 47 4.1.8 Analisa Optimasi Pola Sirkulasi Tapak ........................................... 48 4.1.9 Analisa Optimasi Penghijauan Tapak .............................................. 51 4.1.10 Analisa Optimasi Material Perkerasan Tapak ................................. 52 4.1.11 Analisa Optimasi Perpakiran ........................................................... 53

xi

4.1.12 Penerapan Tema Pada Tapak ........................................................... 55 4.2 Analisa Bangunan ........................................................................................ 56 4.2.1 Analisa Tipologi Massa Bangunan .................................................. 56 4.2.2 Analisa Orientasi Massa Bangunan ................................................. 57 4.2.3 Analisa Transformasi Massa Bangunan .......................................... 57 4.2.4 Analisa Koridor Bangunan .............................................................. 59 4.2.5 Analisa Fasad Selubung Bangunan.................................................. 60 4.2.6 Analisa Material Bangunan ............................................................. 62 4.2.7 Analisa Modul Struktur Bangunan .................................................. 65 4.2.8 Penerapan Tema Pada Bangunan ..................................................... 67 4.3 Analisa Ruang .............................................................................................. 68 4.3.1 Analisa Pelaku Kegiatan dan Kebutuhan Fungsi Ruang ................. 68 4.3.2 Analisa Pola Aktivitas ..................................................................... 70 4.3.3 Analisa Jumlah Penyewa ................................................................. 72 4.3.4 Analisa Besaran Luas Fungsi Ruang ............................................... 73 4.3.5 Analisa Optimasai Luasan Fungsi Ruang ........................................ 81 4.3.6 Analisa Hubungan Fungsi Ruang .................................................... 81 4.3.7 Analisa Pola Hubungan Ruang ........................................................ 84 4.3.8 Penerapan Tema Pada Ruang .......................................................... 86 BAB V ARAHAN DESAIN .................................................................................87 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 87 5.1.1 Masalah Umum ................................................................................ 88 5.1.2 Masalah Khusus ............................................................................... 88 5.2 Arahan Desain Tapak .................................................................................. 89 5.2.1 Arahan Kebutuhan Fungsi Dan Besaran Tapak................................ 88 5.2.2 Arahan Zonadi dan SirkulasiTapak ................................................. 89 5.2.3 Arahan Tema pada Tapak ................................................................ 90 5.3 Arahan Desain Bangunan ............................................................................ 90 5.3.1 Arahan Bentuk Massa Bangunan ..................................................... 90 5.3.2 Arahan Arahan Penempatan Massa Bangunan ................................ 91 5.3.3 Arahan Selubung Bangunan ............................................................ 91 5.4 Arahan Desain Ruang .................................................................................. 92

xii

5.4.1 Arahan Kebutuhan Fungsi Ruang ....................................................... 92 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................94

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Industri Kreatif ...................................................11 Gambar 2.2 Perilaku Karyawan Produksi ..............................................................12 Gambar 2.3 Perilaku Karyawan Pengelola ............................................................13 Gambar 2.4 Perilaku Karyawan Komersil .............................................................14 Gambar 2.5 Perilaku Pengunjung / Tamu ..............................................................15 Gambar 2.6 Rumah Adat Beileo ............................................................................19 Gambar 2.7 Ornamen Rumah Adat Beileo ............................................................20 Gambar 2.8 Ornamen Khas Derah Maluku Pada Arsitektur .................................21 Gambar 2.9 Jakarta Creative Hub .........................................................................24 Gambar 2.10 Bandung Creative Hub .....................................................................24 Gambar 2.11 Fasilitas Papua Youth Creative Hub ................................................25 Gambar 3.1 Peta Administrasi Kota Ambon .........................................................27 Gambar 3.2 Peta Administrasi Kec. Teluk Ambon ...............................................28 Gambar 3.3 Lokasi Tapak ......................................................................................31 Gambar 3.4 Data Tapak .........................................................................................31 Gambar 3.5 Eksisting Tapak Berkontur .................................................................32 Gambar 3.6 Potongan Tapak A – A .......................................................................32 Gambar 3.7 RTRW Kota Ambon ..........................................................................34 Gambar 3.8 Kondisi Lingkungan Tapak ................................................................34 Gambar 3.9 Potensi Pencapain Tapak....................................................................35 Gambar 3.10 Potensi Lingkungan Tapak ...............................................................36 Gambar 4.1 Eksisting Kontur Pada Lahan .............................................................40 Gambar 4.2 Analisa Kontur Tapak .......................................................................40 Gambar 4.3 Hasil Analisa Kontur Tapak ...............................................................41 Gambar 4.4 Analisa Alt 1 Perletakkan Massa Bangunan ......................................42 Gambar 4.5 Analisa Alt 2 Perletakkan Massa Bangunan ......................................43 xiii

Gambar 4.6 Analisa Alt 1 Optimasi Entrance Tapak ............................................45 Gambar 4.7 Analisa Alt 2 Optimasi Entrance Tapak ............................................46 Gambar 4.8 Analisa Zonasi Pada Tapak ................................................................47 Gambar 4.9 Pola T Turn .........................................................................................48 Gambar 4.10 Pola Twist .........................................................................................48 Gambar 4.11 Pola Cul De Sac ...............................................................................48 Gambar 4.12 Pola Dead End..................................................................................49 Gambar 4.13 Analisa Entrance Tapak Pada Sirkulasi Kendaraan .........................49 Gambar 4.14 Pola Twist .........................................................................................50 Gambar 4.15 Pola Cul De Sac ...............................................................................50 Gambar 4.16 Pola Dead End..................................................................................50 Gambar 4.17 Analisa Entrance Tapak Pada Pejalan Kaki.....................................51 Gambar 4.18 Pola Parkir 90º ..................................................................................54 Gambar 4.19 Pola Parkir 45º ..................................................................................54 Gambar 4.20 Bentuk Olahan Tapak .......................................................................55 Gambar 4.21 Pohon Bungur...................................................................................55 Gambar 4.22 Air Mancur .......................................................................................55 Gambar 4.23 Penerapan Bentuk Parang Salawaku ................................................55 Gambar 4.24 Rumah Adat Beileo ..........................................................................56 Gambar 4.25 Analisa Orientasi Bangunan .............................................................57 Gambar 4.26 Analisa Bentuk Bangunan 1 .............................................................58 Gambar 4.27 Analisa Bentuk Bangunan 2 .............................................................58 Gambar 4.28 Analisa Transformasi Bentuk Bangunan .........................................59 Gambar 4.29 Single Coridor ..................................................................................59 Gambar 4.30 Double Coridor ................................................................................59 Gambar 4.31 Analisa Arah Pergerakan Matahari ..................................................60 Gambar 4.32 Analisa Ornamentasi 1 .....................................................................61 Gambar 4.33 Analisa Ornamentasi 2 .....................................................................61 Gambar 4.34 Acoustic Panel Absorber ..................................................................62 Gambar 4.35 Wood Acoustic Panel .......................................................................62 Gambar 4.36 Gypsum ............................................................................................63 Gambar 4.37 GRC..................................................................................................63

xiv

Gambar 4.37 Kayu .................................................................................................63 Gambar 4.38 Granit................................................................................................64 Gambar 4.39 Marmer .............................................................................................64 Gambar 4.40 Parquet..............................................................................................64 Gambar 4.41 Modul Grid 90º ................................................................................65 Gambar 4.42 Modul Grid 45º ................................................................................65 Gambar 4.43 Modul Grid 30º ................................................................................65 Gambar 4.44 Denah Lt. 1 Bandung Creative Hub .................................................66 Gambar 4.45 Sistem Modul Berirama ...................................................................66 Gambar 4.46 Analisa Struktur Modul Bangunan ..................................................66 Gambar 4.47 Rumah Adat Beileo ..........................................................................67 Gambar 4.48 Tranformasi Bangunan .....................................................................67 Gambar 4.49 Analisa Zoning Ruang Secara Horizontal ........................................83 Gambar 4.50 Analisa Zoning Ruang Secara Vertikal ............................................84 Gambar 4.51 Analisa Zonig Ruang Secara Horizontal ..........................................85 Gambar 4.52 Denah Rumah Adat Beileo...............................................................86 Gambar 4.53 Ruang Papua Youth Creative Hub ...................................................85 Gambar 5.1 Arahan Zonasi Tapak .........................................................................89 Gambar 5.2 Arahan Tema pada Tapak ..................................................................90 Gambar 5.3 Bentuk Massa Dasar Bangunan ........................................................90 Gambar 5.4 Arahan Penempatan Massa Bangunan ...............................................91 Gambar 5.5 Arahan Selubung Bangunan ...............................................................91 Gambar 5.6 Arahan Zoning Ruang .......................................................................92

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tinjauan Sistem .....................................................................................15 Tabel 2.2 Prinsip ATUMICS .................................................................................19 Tabel 2.3 Studi Banding.........................................................................................24 Tabel 3.1 Jumlah Penduduk ...................................................................................29 Tebel 3.2 Iklim, Hujan, Udara Dan Angin Kec. Teluk Ambon ............................30 Tabel 3.3 Keterangan Kondisi Kontur ...................................................................32 Tabel 4.1 Analisa Kebutuhan dan Luasan Fungsi Tapak.......................................37 Tabel 4.2 Analisa Optimasi Fungsi Pada Tapak ....................................................38 Tabel 4.3 Analisa Hubungan Fungsi Pada Tapak ..................................................39 Tabel 4.4 Keterangan Kondisi Kontur ...................................................................40 Tebel 4.5 Analisa Kontur Lahan ...........................................................................40 Tabel 4.6 Analisa Perletakan Massa Bangunan di Tapak ......................................41 Tabel 4.7 Analisa Alternatif 1 Optimasi Perletakkan Massa Bangunan ................42 Tabel 4.8 Analisa Alternatif 2 Optimasi Perletakkan Massa Bangunan ................43 Tabel 4.9 Analisa Pembobotan Optimaasi Perletakkan Massa Bangunan .............44 Tabel 4.10 Analisa Entrance Tapak .......................................................................44 Tabel 4.11 Analisa Alternatif 1 Optimasi Entrance Tapak ...................................45 Tabel 4.12 Analisa Alternatif 2 Optimasi Entrance Tapak ...................................46 Tabel 4.13 Analisa Perhitungan Alternativ Entrance Tapak .................................46 Tabel 4.14 Analisa Sirkulasi Kendaraan Pada Tapak ............................................48 Tabel 4.15 Analisa Pola Sirkulasi Kendaran Pada Tapak ......................................48 Tabel 4.16 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki Pada Tapak .........................................50 Tabel 4.17 Analisa Pola Sirkulasi Pejalan Kaki Pada Tapak .................................50 Tabel 4.18 Analisa Optimasi Penghijauan Tapak ..................................................52 Tabel 4.19 Elemen Softcape...................................................................................52 Tabel 4.20 Analisa Optimasi Penghijauan Tapak ..................................................52 Tebel 4.21 Analisa Optimasi Material Perkerasan Tapak .....................................52 Tabel 4.22 Analisa Perhitungan Alternatif Material Jalur Kendaraan ...................52 Tabel 4.23 Analisa Perhitungan Alternatif Material Pedestrian ............................53 Tabel 4.24 Analisa Optimasi Sistem Perpakiran ...................................................53

xvi

Tabel 4.25 Dimensi Satuan Ruang Parkir ..............................................................54 Tabel 4.26 Perhitungan Jumlah Kapasitas Perpakiran Bus....................................54 Tabel 4.27 Analisa Pola Parkir ..............................................................................54 Tabel 4.28 Analisa Perhitungan Alternatif Pola Parkir..........................................54 Tebel 4.29 Analisa Tipologi Bangunan ................................................................56 Tabel 4.30 Analisa Transformasi Massa Bangunan..............................................57 Tabel 4.31 Perhitungan Alternatif Transformasi Bangunan ..................................58 Tabel 4.32 Analisa dan Perhitungan Alternatif Koridor Bangunan .......................59 Tabel 4.33 Analisa Pendekatan pada Fasad Selubung Bangunan ..........................60 Tabel 4.34 Analisa Pendekatan pada Fasad Bangunan ..........................................61 Tabel 4.35 Analisa Pendekatan Bentuk Ornamentasi ............................................61 Tabel 4.36 Analisa Optimasi Material Dinding .....................................................62 Tabel 4.37 Analisa Optimasi Material Plafond ......................................................63 Tabel 4.38 Analisa Optimasi Material Lantai ........................................................64 Tabel 4.39 Analisa Alternatif Modul Struktur Bangunan ......................................65 Tabel 4.40 Analisa Pelaku Kegiatan Dan Kebutuhan Ruang ................................68 Tabel 4.41 Analisa Besaran Ruang Pengelola .......................................................73 Tebel 4.42 Analisa Besaran Ruang Desain Produk ..............................................74 Tabel 4.43 Analisa Besaran Ruang Kerajinan .......................................................75 Tabel 4.44 Analisa Besaran Ruang Perfilman .......................................................76 Tabel 4.45 Analisa Besaran Ruang Penunjang ......................................................77 Tabel 4.46 Analisa Besaran Ruang Komersil ........................................................78 Tabel 4.47 Analisa Besaran Ruang Servis .............................................................78 Tabel 4.48 Total Luas Keseluruhan Fungsi Ruang ................................................78 Tabel 4.49 Analisa Besaran Ruang Parkir .............................................................79 Tabel 4.50 Analisa Besaran Ruang Utilitas ...........................................................80 Tabel 4.51 Analisa Hubungan Ruang ....................................................................81 Tabel 5.1 Arahan Kebutuhan Fungsi dan Besaran Tapak .....................................89

xvii

DAFTAR SKEMA Skema 1.1 Kerangka Berfikir...................................................................................8 Skema 4.1 Pola Hubungan Antar Fungsi Pada Tapak ...........................................39 Skema 4.2 Pola Aktivitas Datang ........................................................................70 Skema 4.3 Pola Aktivitas Pulang ..........................................................................70 Skema 4.4 Pola Aktivitas Pengunjung dan Penyewa ............................................70 Skema 4.5 Pola Aktivitas Pengelola .....................................................................71 Skema 4.6 Pola Hubungan Kelompok Ruang .......................................................82 Skema 4.7 Pola Sirkulasi Ruang Pengelola ..........................................................82 Skema 4.8 Pola Sirkulasi Ruang Kegiatan Desain Produk ....................................83 Skema 4.9 Pola Sirkulasi Ruang Kegiatan Kerajinan ............................................83 Skema 4.10 Pola Sirkulasi Ruang Kegiatan Perfilman ..........................................83 Skema 4.11 Pola Sirkulasi Ruang Kegiatan Komersil ..........................................83

xviii

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1

LATAR BELAKANG Perekonomian dunia semakin berkembang dari yang berbasis sumber daya alam menuju berbasis sumber daya manusia. Hal tersebut mengedepankan ide kreativtias dan pengetahuan sebagai faktor utama dalam produksi perekonomian yang disebut dengan ekonomi kreatif. Dalam gelombang ekonomi kreatif di era globalisasi dan konektivitas saat ini menciptakan suatu pola kerja maupun pola produksi yang lebih efisien.

Industri kreatif menjadi salah satu kontributor penting dalam menaikkan suatu perekonomian dunia termasuk Indonesia.

Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini, industri kreatif di Indonesia semakin mendapat prioritas dalam kebijakan yang diberikan oleh pemerintah. Terdapat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Badan Ekonomi Kreatif dimana badan ini bertanggung jawab terhadap perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Badan Ekonomi Kreatif mempunyai visi membangun Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia dalam ekonomi kreatif pada 2030 nanti.1 Ekonomi kreatif dijadikan salah satu sektor strategis dalam pembangunan nasional kedepan.

Melihat perekonomian nasional, pada periode Triwulan II - 2020 sektor ekonomi Indonesia mengalami penurunan sekitar 5,32 % terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia. Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan II-2020 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa sebesar 58,55 %, dengan kinerja ekonomi yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 6,69 %. Sementara itu kelompok Pulau Maluku dan Papua mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 2,36 %, walaupun kontribusinya terkecil dibanding kelompok pulau lainnya.2 Dalam hal ini, Pulau Maluku mampu tumbuh positif perekonomian di kuartal II - 2020.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015, Tentang Badan Ekonomi Kreatif menetapkan industri kreatif terbagi 1Sumber

: Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, dipublikasikan pada 27 Januari 2015

2Sumber

: Badan Pusat Statistika dipublikasikan pada, 5 Agustus 2020

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

2

menjadi 16 subsektor.Ide kreatif yang dimiliki masyarakat merupakan sumber daya tanpa batas,serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi untuk menggerakan roda ekonomi batas, serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi untuk menggerakan roda ekonomi daerah. Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak talenta di sektor industri kreatif. Sehingga harus dimanfaatkan untuk pembangunan ekonomi masyarakat dan daerah.

Hal diatas, diperkuat oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku yang telah menetapkan sejumlah program unggulan untuk diarahkan sebagai wujud konkrit langkah-langkah akselerasi mewujudkan tujuan dari peningkatan kualitas hidup dan kapasitas sumber daya manusia menuju sumber daya manusia Maluku yang unggul. Salah satu program unggulannya adalah gerakan ekonomi kreatif potensi lokal wilayah. Hal ini mendukung Visi Misi Gubernur Maluku yang tertuang dalam Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2019 – 2024 tentang mewujudkan sumber daya manusia yang professional, kreatif mandiri dan berprestasi.

Terkait dengan Visi Misi Gubernur Maluku, Kota Ambon memiliki arah kebijakan ekonomi yang ditujukan untuk meningkatkan daya saing masyarakat melalui program-program pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat . Saat ini industri kreatif di Kota Ambon lebih unggul diantara kota-kota yang ada di Provinsi Maluku seperti industri rumahan diantaranya produk desain (desain komunikasi visual dan desain interior), kerajinan (bahan baku tekstil, kayu serta kerang). Untuk subsektor yang

bersifat

digital

seperti

video,

film

dan

fotografi.3

Dalam

perkembanganya para pelaku industri belum mendapatkan sarana dan prasarana bersama atau pusat dari kegiatan industri kreatif tersebut. Selain itu, mayoritas para pelaku industri kreatif di Ambon adalah pekerja lepas yang tidak terikat pada tempat kerja tertentu.

Dengan program gerakan ekonomi kreatif potensi lokal, Pemerintah dan Kota Ambon akan membangun pusat industri kreatif bagi anak muda atau Ambon youth creative hub di Kota Ambon dengan mengusung kearifan lokal 3Sumber

: Wikepedia/Ekonomi Kota Ambon, 2014

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

3

namun

memiliki

konsep

pembaharuan.

Sesuai

dengan

Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Ambon 2019 -2024, Provinsi Maluku telah menetapkan lokasi untuk pembangunan Pusat Kreativitas Pemuda Ambon di Kota Ambon, Provinsi Maluku yang dapat menampilkan kearifan lokal setempat.

Berdasarkan pernyataan dan permasalahan tersebut, Pemerintah Daerah Maluku membutuhkan suatu wadah yang mampu menampung para pegiat industri kreatif. Karena itu, diperlukannya Perencanaan dan Perancangan Ambon Youth Creative Hub atau Pusat Industri Kreatif Pemuda Ambon di Kota Ambon bagi anak muda dan masyarakat sekitar yang diharapkan mampu menghadapi perkembangan industri kreatif dengan memperhatikan kearifan lokal namun memiliki konsep pembaharuan di Kota Ambon, Provinsi Maluku.

1.2

TUJUAN - Meningkatkan pegiat usaha masyarakat dalam melakukan unit kegiatan ekonomi kreatif Ambon, Maluku.

- Mendukung konsep pembangunan daerah yang tertuang di RPJMD Tahun 2019-2024 tentang mewujudkan sumber daya manusia yang professional, kreatif mandiri dan berprestasi dengan pembangunan Pusat Industri Kreatif Ambon.

- Mengangkat unsur-unsur kearifan lokal yang bersifat pembaharuan di Kota Ambon untuk keserasian dan berlanjutan lingkungan sekitar.

1.3

SASARAN - Para pegiat ekonomi kreatif di Kota Ambon yang akan menampung berbagai kegiatan kreatifitas sebagai upaya mengembangkan ekonomi kreatif.

- Pemerintah Kota Ambon dalam mengembangkan potensi perekonomian pada rencana pembangunan menengah daerah (RPJMD) 2019 – 2024.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

4

- Untuk menjadikan tujuan utama sebagai pusat industri kreatif Ambon dengan memperhatikan kearifan lokal yang bersifat pembaharuan pada masa globalisasi ini.

1.4

PERMASALAHAN 1.4.1 IDENTIFIKASI MASALAH A. TAPAK •

Perlunya penataan ruang terbuka berupa penghijauan sebagai penunjang aktivitas utama

•

Perlunya perletakkan bangunan terhadap tapak yang memperhatikan kearifan loakal

•

Perlunya penataan aksesbilitas dan sirkulasi bagi kendaraan maupun pejalan kaki

B. BANGUNAN •

Perlunya pusat kegiatan masyarakat yang menggunakan karakteristik lokalitas dalam massa bangunannya

•

Perlunya pengguanaan fasad selubung dan material yang mencerminkan kearifan lokal setempat

•

Perlunya orientasi bangunan terhadap tipologi bangunan yang digunakan

C. RUANG •

Perlunya penyusunan program ruang yang memudahkan kegiatan pegiat usaha dan pengunjung didalamnya.

•

Perlunya perencanaan besaran fungsi ruang dalam menunjang aktifitas dalam bangunan

1.4.2 BATASAN MASALAH Pembahasan permasalahan pada perencanaan ini, ditekankan pada penataan pusat kreativitas dimana semua kegiatan dan fasilitas saling berkaitan serta mengikuti modernisasi sejalan dengan kearifan lokal Kota

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

5

Ambon, Maluku. Dengan memperhatikan kearifan lokal yang akan menghasilkan sesuatu baru dalam penerapan pusat industri kreativitas di Kota Ambon Provinsi Maluku.

1.4.3 RUMUSAN MASALAH A. UMUM Bagaimana mewujudkan pusat industri kreatif pemuda Ambon atau Ambon youth creative hub di Kota Ambon dalam mengikuti perkembangan perekonomian industri kreatif yang bersifat kearifan lokal yang bersifat pembaharuan dalam era globalisasi ini?

B. KHUSUS Bagaimana karakteristik yang tepat dalam perencanaan pusat industri kreatif pemuda Ambon atau ambon youth creative hub yang dapat memudahkan

dalam

menikmati

berbagai

kegiatan,namun

tetap

memperhatikan kearifan lokal yang bersifat pembaharuan bagi pengunjung dan pegiat ekonomi kreatif Kota Ambon?

1.4.4 PENDEKATAN MASALAH A. •

TAPAK Optimalisasi penataan ruang terbuka hijau dengan pemilihan vegetasi dan elemen hardscape dan softcape yang berfungsi sebagai peneduh pada tapak.

•

Optimalisasi dalam perletakan bangunan terhadap tapak yang memperhatikan kearifan lokal

•

Optimalisasi dalam penataan aksesbilitas dan sirkulasi dalam tapak baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki

B. •

BANGUNAN Menentukan karakteristik massa bangunan dengan memperhatikan pengolahan elemen, dan warna yang sesuai dengan potensi kearifan lokal yang mengedepankan masa kini.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

6

•

Menentukan ornament-ornamen yang sesuai dengan bentuk massa dengan tetap memperhatikan kearifan lokal.

•

Menentukan orientasi bangunan yang sesuai dengan kearifan lokal.

•

Menentukan material yang modern untuk digunakan pada bangunan, dengan memperhatikan kearifan lokal dan potensi lingkungan yang ada.

C.

RUANG

•

Menyusun unit-unit ruang berdasarkan kebutuhan

•

Penentuan besaran dimensi ruang dan penataan hubungan antar ruang

1.4.5 METODE PENGUMPULAN DATA ➢ Data primer adalah data langung yang diperoleh dengan jalan dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari obyek yang diteliti (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000:80). ➢ Data sekunder adalah data hasil pengumpulan orang atau instansi lain dalam bentuk publikasi (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000:80).

Kemudian, sesuai dengan rancangan penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan metode ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis dan objektif, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, ciri-ciri serta hubungan di antara unsur-unsur yang ada atau suatu fenomena tertentu.

1.5

TEMA Renewel in Locality Renewel in Locality yang berarti pembaharuan dalam lokalitas. Maksud dari pembaharuan dalam lokalitas pada perencanaan Ambon Youth Creative Hub ini adalah pemilihan (bersifat elektik) pada penyesuaian karakter suatu perencanaan dengan menunjukkan suatu bentuk modern tetapi tetap memiliki image daerah setempat meskipun bahan material yang digunakan merupakan bahan modern. Menurut Budi Sukada (1988), pembaharuan yang bersifat elektik memiliki ciri-ciri yang salah satunya adalah memadukan unsur-unsur dalam bentuk sendiri lalu dikembangkan menjadi bentuk yang baru. Dengan

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

7

konsep tersebut, diharapkan dapat memperlihatkan kearifan lokal Kota Ambon, Maluku pada salah satu pusat industri kreatif di nusantara.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

8

1.6

KERANGKA BERFIKIR

LATAR BELAKANG Aktualita - Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 untuk mengembangkan ekonomi kreatif - Pulau Maluku merupakan salah satu sektor perekonomian yang maju di kuartal II 2020 dibandingkan daerah yang lain di Indonesia - Industri kreatif merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam perkembangan Kota Ambon, Provinsi Maluku Urgensi - Diperlukannya sebuah wadah / sarana dan prasarana sebagai coworking space yang dapat mengembangkan industry kreatif digital maupun non-digital untuk pada pelaku industri kreatif - Dengan adanya Ambon Youth Creative Hub, dapat menambah minat masyarakat dalam industri kreatif juga meningkatkan perekonomian daerah Originalitas Ambon Youth Creative Hub atau pusat pengembangan kreatif pemuda Ambon ini merupakan bangunan pengembangan untuk mewadahi pengembang industri kreatif dan mewadahi pada kaum milenial maupun entrepreneur digital dengan konsep industri kreatif yang ada.

INPUT

TUJUAN 1. Meningkatkan pegiat usaha masyarakat dalam melakukan unit kegiatan ekonomi kreatif Ambon, Maluku.

2. Mendukung konsep pembangunan daerah yang tertuang di RPJMD Tahun 2019-2024 tentang mewujudkan sumber daya manusia yang professional, kreatif mandiri dan berprestasi dengan pembangunan Pusat Industri Kreatif Ambon.

3. Mengangkat unsur-unsur kearifan lokal Kota Ambon yang dipadukan dengan gaya arsitektur masa kini dalam Pusat Industri Kreatif Ambon.

SASARAN 1 Para pegiat ekonomi kreatif di Kota Ambon 2 Pemerintah Kota Ambon dalam mengembangkan potensi perekonomian pada rencana pengembangan menengah daerah (RPJMD) 2019 – 2024 3 Untuk menjadikan tujuan utama sebagai pusat industri kreatif Ambon dalam memperlihatkan kearifan lokal pada masa globalisasi ini.

RUMUSAN MASALAH ➢ Umum Bagaimana mewujudkan pusat industri kreatif pemuda Ambon atau Ambon youth creative hub di Kota Ambon dalam mengikuti perkembangan perekonomian industri kreatif yang bersifat kearifan lokal dalam era globalisasi ini? ➢ Khusus Bagaimana karakteristik yang tepat dalam perencanaan pusat industri kreatif pemuda Ambon atau ambon youth creative hub yang dapat memudahkan dalam menikmati berbagai kegiatan,namun tetap memperhatikan kearifan lokal bagi pengunjung dan pegiat ekonomi kreatif Kota Ambon?

TEMA “RENEWEL IN LOCALITY – AMBON YOUTH CREATIVE HUB”

TINJAUAN PUSTAKA PROSES

Tinjauan Umum, Tinjauan Khusus, dan Studi Banding

DATA ANALISA Tapak, Bangunan, Dan Ruang

OUTPUT

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN DESAIN Skema 1.1 Kerangka Berfikir

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

F E E D

B A C K

9

1.7

SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan tugas akhir pada proyek Ambon Youth Creative Hub atau pusat kreatif pemuda Ambon , terdiri dari: BAB I.

Pendahuluan

Pada bab ini merupakan pendahuluan dari penulisan yang menguraikan mengenai berbagai hal yang menjadi latar belakang proyek pusat industri kreatif anak muda Ambon di Kota Ambon, Maluku.

BAB II. Tinjauan Pada bab ini berisikan teori, sebagai dasar penulisan mengenai proyek pusat industri kreatif baik secara umum dan khusus. Berisi mengenai tinjauan umum,menguraikan tentang landasan teori mengenai pusat kreativitas.

Tinjauan khusus menguraikan tentang tinjauan tema serta permasalahan yang ada pada tapak, fungsi, bangunan dan studi banding proyek sejenis.

BAB III. Data Pada bab ini berisi mengenai data dan informasi yang menyangkut pembangunan pusat kreatif nantinya,seperti lokasi, luas lahan, KDB, KLB, GSB, peraturan daerah setempat, jenis-jenis unit kegiatan masyarakat dalam ekonomi kreatif Ambon, kelengkapan fasilitas, potensi lingkungan, program kegiatan, dan kebutuhan ruang.

BAB IV. Analisa Pada bab ini menganalisa berupa analisa tapak, ruang dan bangunan pusat industri kreatif yang disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat,serta menggunakan standar yang disesuaikan dengan kebutuhan pusat kreativitas.

BAB V. Kesimpulan Dan Arahan Desain Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan hasil analisis sehingga mengarah pada suatu dasar perancangan fisik pada tapak, ruang, dan bangunan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

10

BAB 2 TINJAUAN 2.1 TINJAUAN UMUM 2.1.1 Pengertian Industri Kreatif Pengertian Kreatif menurut kamus Oxford Online, kreatif adalah suatu keahilian atau tindakan yang melibatkan pengunaan keterampilan dan imajinasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru atau sebuah karya seni.

Industri kreatif ditinjau kata per kata menurut kamus besar bahasa Indonesia, industri adalah kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, sedangkan kreatif adalah memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan, bersifat (mengandung) daya cipta.

Definisi industri kratif sendiri menurut Departemen Perdagangan pada studi pemetaan industri kreatif tahun 2007 dalam buku Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 (2008) adalah: “Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.”

Agar ekonomi kreatif dapat menjadi tulang punggung perekonomian nasional, maka Badan Ekonomi Kreatif Indonesia bertugas membangun ekosistem ekonomi kreatif yang kondusif bagi pengembangan usaha ekonomi kreatif dengan: a. Melakukan riset, edukasi, dan pengembangan ekonomi kreatif; b. Mengembangkan akses permodalan bagi pelaku dan usaha ekonomi kreatif; c. Memfasilitasi

pelaku

dan

usaha

ekonomi

kreatif

dengan

infrastruktur yang diperlukan; d. Mengembangkan pemasaran produk ekonomi kreatif baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri;

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

11

e. Memfasilitasi pelaku dan usaha ekonomi kreatif memperoleh dan menegakkan Hak Kekayaan Intelektual atas kreasinya, serta membangun regulasi yang diperlukan; f. Membangun hubungan kelembagaan dari semua pemangku kepentingan baik di dalam negeri maupun dengan pihak luar negeri.

2.1.2 Pengertian Pusat Industri Kreatif Pusat menurut KBBI adalah pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan berbagai hal, urusan dan sebagainya.

Definisi industri kreatif sendiri menurut Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian (2012) adalah kegiatan usaha yang fokus pada kreasi dan inovasi.

Pusat Industri Kreatif adalah salah satu fasilitas yang berfungsi sebagai ruang bersama dan tempat berkembang para pelaku-pelaku usaha di bidang industri kreatif.

2.1.3 Pelaku dan Karakter Kegiatan ➢ Macam Pengguna dan Kegiatannya Pelaku kegiatan industri kreatif adalah para pebisnis pemula, Mentor/Instruktur, Komunitas Kreatif, Masyarakat Umum dan Instansi terkait dalam ruang lingkup industri kreatif.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Industri Kreatif Sumber. Kementrian Perinduustrian

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

12

a. Cendekiawan / Akademisi Dalam industri kreatif pelaku ini terdiri dari peneliti, penulis, aktor, budayawan, seniman, pengajar, dan tokoh lain di bidang seni, budaya dan ilmu lain yang terkait dengan industri kreatif. b. Bisnis Bisnis merupakan suatu kesatuan organisasi yang dibentuk untuk memfasilitasi ketersediaan barang dan jasa kepada konsumen. Bisnis ini biasanya dimiliki oleh pihak swasta untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan kesejahteraan bagi masyarakat. c. Pemerintah Peran pemerintah dalam pengembangan industri kreatif didorong oleh adanya kegagalan pasar yang disebabkan monopoli, eksternalitas, barang publik, informasi yang asimetris, ketidakefisienan yang tinggi dan ketidakmerataan hasil pembangunan.

➢ Sifat Kegiatan Adapun kegiatan Pusat Industri Kreatif adalah Kegiatan Administratif, Kegiatan Komersial (Pemasaran), Kegiatan Pengelolaan, Kegiatan Pameran, Kegiatan Edukasi dan Kegiatan Servis Berdasarkan sifat aktivitas yang dapat dilakukan perilaku pengguna bangunan Pusat Industri Kreatif dapat dikategorikan menjadi dua kategori: a.

-

Bersifat Statis Karyawan Produksi

Gambar 2.2 Perilaku Karyawan Produksi Sumber. Jurnal Perancangan Pusat Industri Kreatif, 2016

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

13

- Karyawan Pengelola

Gambar 2.3 Perilaku Karyawan Pengelola Sumber. Jurnal Perancangan Pusat Industri Kreatif, 2016

- Karyawan Komersial

Gambar 2.4 Perilaku Karyawan Komersial Sumber. Jurnal Perancangan Pusat Industri Kreatif, 2016

b. Bersifat Dinamis Perilaku pengguna bangunan yang cenderung bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dalam ruang lingkup bangunan, diantaranya aktivitas tamu pada fasilitas-fasilitas pendukung.

- Pengunjung / Tamu

Gambar 2.5 Perilaku Pengunjung/ Tamu Sumber. Jurnal Perancangan Pusat Industri Kreatif, 2016

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

14

2.1.4 Fasilitas Gedung Pusat Kreatifitas Menurut Janine Matheson, Creative Edinburgh and Gillian Easson, Creative Dundee Creative Hubkit, terdapat beberapa jenis creative hub beserta fasilitasnya: 1.Studio Kumpulan individu-individu dalam skala kecil untuk melakukan pekerjaan dalam co-working space.

2.Center Bangunan dengan ukuran skala besar yang digunakan untuk kegiatan kreatif dimana memiliki fasilitas lain seperti café, bar, cinema, markerspace, shop, exhibition space.

3.Network Kelompok individua tau bisnis yang tersebar tetapi tetap membentuk jaringan atau relasi berdasarkan sektor tertentu.

4.Cluster Kemlompok individua tau bisnis kreatif yang bekerja dalam suatu area geografis tertentu.

5.Online platform Bentuk pusat kreatif yang menggunakan metode online seperti website dan media sosial dalam melakukan bisnis kreatif.

6.Alternative Bentuk pusat kreatif yang berfokus dengan membuat komunitas sektor.

2.1.5 Dasar Fungsi dalam Industri Kreatif Menurut

Menteri

Negara

Koperasi

dan

UKM

No.

81.3/Kep/M.KUKM/VIII/2002, ada 3 dari 16 seb sektor yang perlu dikembangkan sebagai penyokong perekonomian masyarakat khususnya di Kota Bekasi yaitu desain produk, fesyen, dan kriya,. Pusat Industri Kreatif di Indonesia yang mewadahi 4 sub sektor dalam industri kreatif dijadikan sebagai 3 fungsi utama yaitu: 1) Inkubasi Bisnis meliputi pengembangan bisnis industri kreatif;

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

15

2) Edukasi melalui pelatihan dan workshop guna peningkatan sumber daya manusia; dan 3) Rekreasi meliputi wisata dan penjualan produk kreatif melalui pasar seni.

2.1.6 Sistem pada Bangunan Umum Tabel 2.1 Tinjauan Sistem

No 1.

Sistem

Penjelasan

Sistem

Sub-Structure

struktur

Karena lokasi yang berada di lahan berkontur, maka

Sumber

harus mengetahui standar pondasi yang akan di terapkan

Jurnal Kajian Pembangunan Gedung

Upper-Structure

madoraarumka

Sistem upper yang akan diterapkan pada upper

hani.wordpress

struktur yaitu menggunakan sistem rangka pada

.com

dinding, karena: - Kekakuan tetap - Fleksibel dalam penataan interior - Struktur sederhana dan ringan - Dimensi relative besar untuk bentang lebar - Trafe kolom relative kecil 2.

Sirklasi pada tapak

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

16

Sistem sirlukasi / aksesbili tas

Berikut adalah standar jalur pejalan kaki:

Jurnal

- Lebar minimum jalur pejalan kaki adalah 1,5 Standard meter.

Perencanaan

- Perkerasan dapat dibuat dan blok beton, beton, Fasilitas perkerasan aspal, atau plesteran.

Pejalan Kaki

- Permukaan harus rata dan mempunyai kemiringan Di Kawasan melintang 2 – 4% supayatidak terjadi genangan air. Perkotaan oleh - Fasilitas penunjang jalur pejalan kaki seperti Origen lampu penerangan, keranjang sampah, tempat Pasaribu istirahat

(bangku),

tanaman

peneduh/dapat

menggunakan pot bunga Sirkulasi vertical Tangga

jurnalarsitek.c

Lift

Ramp

- Tidak perlu

- Perlu waktu

- Kemiringan

menunggu

menunggu

Lama dan

- Cepat dan

melelahkan - 1-4 lantai - Maks tinggi 4m - Panjang min 11.25 m - Tinggi anak tangga maks

tidak melelahkan - Ketinggian tidak terbatas - Luas ruang luncur 0.300.36m2/orang - Luas kereta

tidak boleh melebihi rasio 1:12 - Mak panjang mendatar 900cm - lebar minim 95 cm - harus dilengkapi

17.8 cm dan

lift 0.18- 0.22

pegangan

min 16.5 cm

m2/orang

(handrail)

Sirkulasi horizontal

om

slideshare.net/

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

17

Pada sirkulasi horizontal menerapkan sirluasi single load corridor, dikarenakan:

3.

-

Mendapat cahaya alami dan view yang baik

-

Sirkulasi emergency lebih mudah

-

Lebar koridor 1,2 - 1,4 m

-

Tinggi koridor minimal 2,25 m

Sistem perparkir an

Keputusan Standar kebutuhan ruang parkir pada bangunan umum:

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: 272/Hk.105

4.

Sistem

Keamanan

Keselamatan

keamana

Secara aktif:

Secara pasif:

Nomor 7

n dan

1. Penyediyaan Fire

1. Menyediakan tangga

Tahun 2010

keselama tan

hydrant 2. Penyediyaan Springkler

Tentang

- Ketinggian

Bangunan

maks 30 m (untuk

detector

bangunan tanpa

Secara pasif:

sprinkler) dan 45 m

1. Menyediakan pos

(untuk bangunan

keamanan Sistem

dengan sprinkler)

Akustik

Pencahayaan

- Adanya jarak sejauh

Terdapat prinsip dalam

dan

mungkin antara

penyusunan sistem

pencaha

dinding muka

pencahayaan:

yaan

bangunan dengan

- Membuka sebagian

jalan

lantai (void)

- Menempatkan ruang terbuka tidak secara

Gedung

- Jarak antar ruang

4. Penyediyaan metal

akustik

kebakaran

minimum 2.1 m

3. Penyediyaan cctv

5.

Peraturan

- Penempatan lubang ventilasi

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

18

langsung menghadap

- Adanya shading

ke jalan, atau

- Tingkat pencahayaan

dibangun penghalang

yang diinginkan

atau barrier 6.

Sistem

Peralatan utama yang termasuk kedalam pengadaan Jurnal Audit

pengada

energi pada bangunan publik :

Pengadaan

an energi Genset Peralatan

7.

Energi Pada ini

merupakan

bagian

dari

sistem Bangunan

kelistrikan hotel yang memiliki kapasitas 250 kVA

Publik

Sistem

Ketentuan persyaratan pada Ruang Terbuka dan

Peraturan

penghija

Penghijauan meliputi:

Menteri

uan

a) Jalur pemandu disediakan menuju kelengkapan

Pekerjaan

elemen lanskap/perabot/street furniture b) perletakan perabot jalan (street furniture) haruslah

Umum Nomor 30/Prt/M/2006

mudah dicapai oleh setiap orang 8.

Sistem

Kebutuhan air bersih dapat diketahui pada bangunan Jurnal Andry

pengada

berdasarkan:

an air bersih

Ridwan

1. Jumlah pemakaian rata rata perhari per unit (orang, mengenai tempat duduk atau tempat tidur dan lain lain)

“studi analisis

2. Jumlah dan jenis peralatan sanitair yang digunakan kebutuhan air sperti terlihat

bangunan

3. Beban peralatan sanitair

publik”

Sumber : Tugas Akhir M. Firzat, 2020.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

19

2.2 TINJAUAN KHUSUS 2.2.1 Tema Proyek Tema proyek pada perencanaan ini adalah “Renewel in Locality “ yang memiliki arti sebagai berikut: ➢ Renewel Menurut KBBI, Pembaruan adalah cara, perbuatan membarui ➢ Locality Menurut KBBI, Lokalitas adalah tempat atau wilayah tertentu.

Berdasarkan penjabaran diatas, pemilihan tema pada proyek perencanaan ini menekankan kepada aktivitas kreatif,gaya desain maupun gubahan bangunan pusat industri kreatif terhadap kearifan lokal Kota Ambon yang dapat menghasilkan gaya desain baru (pembaruan) yang disesuai dengan era globalisasi saat ini. Penggunaan tema pada perencanaan pusat kreatif anak muda Ambon ini adalah renewal in locality yang memiliki maksud pembaharuan pada hasil rancangan dengan memperlihatkan kearifan lokal Kota Ambon, maka gaya desain yang mendukung dalam tema tersebut adalah gaya arsitektur neo-vernakular.

2.2.2 Kriteria Lokalitas Metode ATUMICS adalah metode yang dikembangkan atas dasar teori Transforming Tradition yang dikembaangkan oleh Adhi Nugaha mengembangkan teori tersebut bertujuan untuk memelihara dan menjaga kearifan lokal yang diaplikasikan pada sebuah desain.

Tabel 2.2 Prinsip ATUMICS

Artefact (A) Technique (T) Utility (U)

Yang dimaksud artefak adalah suatu objek yang menjadi sebuah fokus / menjadi elemen utama dari sebuah desain atau penelitian.

Teknik yang menjelaskan tentang proses, sejarah, /hal lain yang mempengaruhi artefak diatas.

Utilitas merupakan nilai fungsional dari suatu benda yang diartikan dalam 2 hal yaitu pada konteks produk atau bendanya dan juga konteks kegunaannya.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

20

Material (M) Icon (I)

Concept (C) Shape (S)

Material yaitu bahan yang diolah sehingga menjadi suatu produk hasil desain.

Dalam hal ini, ikon yaitu sebuah tampilan yang merepresentasikan suatu hal baik dari ornamen, warna, elemen alam, mitos, budaya, dan lain sebagainya.

Konsep merupakan ide ataupun gagasan yang menjadi landasan dalam sebuah desain ataupun penelitian. Selain itu, konsep juga dapat diukur secara kualitatif.

Bentuk adalah perwujudan fisik atau visual dari sebuah objek. Prinsip ergonomi juga termasuk didalamnya.

Sumber. Jurnal Kajian Nilai-Nilai Kearifan Lokal Pada Arsiektur,2019

2.2.3 Kearifan Lokal Kota Ambon, Maluku •

Rumah Adat Beileo

Gambar 2.6 Rumah adat Beileo Sumber. InfoPublik/Pohon Sagu dan identitas orang Maluku, 2019

Menurut sumber buku yang berjudul Konsep Dasar Tradisional Maluku, bangunan ini adalah bangunan umum / publik yang dipergunakan oleh sebuah komunitas/nigari yang didalam proses pembangunannya melalui berbagai proses baik yang bersifat teknis dan religis, karena lokasi tempat Baeleo ini dianggap sebagai pusat negeri, sehingga semua anggota masyarakat harus ikut serta berpartisipasi aktif bahkan masyarakat dari tempat lain yang memiliki hubungan Pela dan Gandong ikut masohi.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

21

•

Ornament

Gambar 2.7 Ornamen Rumah adat Baileo Sumber. InfoPublik/Pohon Sagu dan identitas orang Maluku, 2019

Baileo juga mempunyai ornamen hiasan yang diukir pada dinding bagian atas dan bawah, dan juga hiasan yang dilukis dengan menggunakan cat pada tiang baileo. Motif hias berupa motif khas Maluku berupa lingkaran dengan garis-garis melengkung. Setiap ornamen mempunyai makna dan nilai filosofis. Makna dan nilai filosofis menunjukan kedalaman pemahaman terhadap nilai-nilai lokal daerah Maluku yang sampai sekarang masih bertahan.

Gambar 2.8 Ornamen Khas Daerah Maluku pada arsitektural Sumber. Jurnal Aplikasi Ornamen Khas Maluku, 2014

•

Sususnan Ruang pada Rumah Beileo

Bentuk bangunan Beileo yang didirikan di atas tanah memiliki denah berbentuk bidanggeometris empat persegi panjang yang terbagi atas susunan antara lain (1) Ruang tengah berbentuk empat persegi panjang dengan delapan tiang utama;

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

22

(2)Ruang samping yang mengelilingi ruang tengah berbentuk sudut 8 yang ditopang dengan 12 tiang pinggir luar dan 12 tiang tengah antara tiang luar dan tiang induk ruang tengah; (3) Susunan konstruksi atas terdiri atasatap samping dengan kemiringan rendah berpaut pada pinggir atas ruang tengah yang bersudut atap lancip.

2.2.4 Arsitektur Neo-Vernakular Penggunaan tema pada perencanaan pusat kreatif anak muda Ambon ini adalah renewal in locality yang memiliki maksud pembaharuan pada hasil rancangan dengan memperlihatkan kearifan lokal Kota Ambon, maka gaya desain yang mendukung dalam tema tersebut adalah gaya arsitektur neo-vernakular.

Kata Neo atau New berarti baru atau hal yang baru, sedangkan kata vernacular berasal dari kata vernaculus (bahasa latin) yang berarti asli.

Maka Arsitektur Neo Vernakulardapat diartikan sebagai arsitektur asli yang dibangun oleh masyarakat setempat dengan konsep baru, baik secara pengerjaan (penggunaan teknologi) maupun material (bahanbahan modern). Menurut Budi A. Sukada (1988) terdapat 10 (sepuluh) ciri-ciri arsitektur neo-vernakular sebagai berikut: 1) Mengandung unsur komunikatif yang bersikap lokal atau popular 2) Membangkitkan kembali kenangan historik 3) Berkonteks urban 4) Menerapkan kembali teknik ornamentasi 6) Berwujud metaforik (dapat berarti bentuk lain) 7) Dihasilkan dari partisipasi 8) Mencerminkan aspirasi umum 9) Bersifat plural 10) Bersifat eklektik

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

23

Kriteria-kriteria yang mempengaruhi Arsitektur Neo-Vernakular adalah 1) Bentuk-bentuk menerapkan unsur lokal, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen).

2) Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen non-fisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, religi dan lain-lain yang mengacu pada makrokosmos sehingga menjadi konsep dan kriteria perancangan.

3) Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsipprinsip bangunan vernacular melainkan karya baru (mengutamakan penampilan visual).

Dari pernyataan Charles Jencks dalam bukunya “Language Of PostModern Architecture (1990)” maka dapat dipaparkan ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernacular sebagai berikut : •

Selalu menggunakan atap bumbungan

•

Batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi

lokal) •

Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah

lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal.

•

Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang

modern dengan ruang terbuka di luar bangunan.

•

Warna-warna dan tekstur yang kuat dan kontras serta

melekat pada bangunan

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

24

2.3 STUDI BANDING Tabel 2.3 Studi Banding

Aspek

Jakarta Creative Hub

Bandung Creative Hub

Lokasi

Jl. Kb. Melati 5 No.20,Kb.

Jl. Laswi No.7, Kacapiring,

Melati, Kec Tanah Abang,

Kec. Batununggal, Kota

Kota Jakarta Pusat, DKI

Bandung, Jawa Barat 40271

Jakarta 10230 Data Bangunan

Gambar 2.9 Jakarta Creative Hub Sumber. Google Maps, 2021

Gambar 2.10 Bandung Creative Hub Sumber. Bandung-Merdeka.com, 2016

Jakarta Creative Hub,

Bandung Creative Hub, sebuah

sebuah bangunan umum

bangunan pusat industri kreatif

dengan luas bangunan

bagi masyarakat kota Bandung

seluas 1.500m2 dan terdiri

dengan luasan lahan 10.000m²

dari lima lantai.

dan berjumlah lima lantai

Sub-Sektor

Kriya, Fesyen, Desain

Kriya, Fesyen, Desain

Industri

Komunikasi Visual,

Komunikasi Visual, Musik,

Kreatif

Arsitektur Interior, Produk

Fotografi/video, Arsitektur

Desain

Interior , Produk Desain

Memiliki fasilitas lobi, 3

Memiliki fasilitas basement,

Fasilitas

ruang kelas, makerspace, 12 lobi utama, musholla, toko unit co-office, perpustakaan, desain,

toilet,

kafe,

kantor

ruang meeting, kafe, toilet,

manajemen, ruang coworking,

musholla, area parker,

perpustakaan, ruang meeting,

kantor manajemen, berbagai auditorium, berbagai studio, studio, ruang arsip, aula

ruang

arsip,

toko

produk,

workshop, aula, gallery

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

25

Konsep

Jakarta Creative Hub

Bandung Creative Hub

menggunakan gaya

menggunakan gaya arsitektur

arsitektur industrialis

industrialis dan menerapkan kearifan lokal Kota Bandung,

Aspek

Papua Youth Creative Hub

Lokasi

Jl. Baru km 1 Kotaraja, Jayapura

Data

Papua Youth Creative Hub, sebuah bangunan pusat industri

Bangunan

kreatif bagi kaum muda maupun masyarakat kota Jayapura, Papua dengan luasan lahan 15.000m²

Sub-Sektor

Kuliner, teknologi, riset dan kewirausahaan, jurnalisme, Pendidikan dan literasi, Kesehatan, Bahasa dan budaya

Fasilitas

Aula utama,asrama, ruang diskusi, perpustakaan elektronik, sarana olahraga, coworking space, kelas, auditorium

Konsep

Papua Youth Creative Hub mengugung konsep architecture into

culture,

yaitu

berdasarkan

budaya

dan

kearifan

lingkungan.

Gubahan massa

Area resepsionis

Lobby

Area coworking space

Kelas

Auditorium

Gambar 2.11 Fasilitas Papua Youth Creative Hub Sumber. Youtube, 2021 Sumber : Analisa Penulis

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

26

Kesimpulan Studi Banding Berikut adalah hasil atau kesimpulan yang di dapat dari studi banding; 1. Bangunan pusat industri kreatif biasa terletak di sekitar wilayah usaha penggiat ekonomi kreatif 2. Fasilitas yang terdapat di Jakarta Creative Hub, Bandung Creative Hub dan Papua Youth Creative Hub memiliki fasilitas penunjangan yang dapat diakses oleh masyarakat baik penggiat ekonomi kreatif maupun pengunjung seperti area co-working space, auditorium, lobby, kelas dan kantin.

3. Untuk jenis ruangan di setiap kebutuhan sub-sektor antar industri kreatif yang memiliki kesamaan pada kegiatan, maka kebutuhan ruang tersebut dapat disatukan.

4. Pada gubahan massa Bandung Creative Hub dan Papua Youth Creative Hub menggunakan bentukan gubahan massa berupa perpaduan identitas daerah masing-masing dengan gaya modern.

5. Memliki bentuk bangunan unik yang menjadikan karakteristik bangunan tersebut.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

27

BAB 3 DATA

3.1

DATA LINGKUNGAN 3.1.1 Kondisi Geografis

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kota Ambon, Provinsi Maluku Sumber. BAPPEKO Kota Ambon Tahun 2015

Kota Ambon merupakan Ibu Kota sekaligus menjadi pusat pertumbuhan kota dari Provinsi Maluku serta sebagai pusat kegiatan nasional (PKN), yaitu kota atau perkotaan yang mempunyai wilayah pelayanaan skala nasional, merupakan pintu gerbang bagi keluar masuknya arus barang dan jasa juga simpul perdagangan internasional. Kota ini memiliki luas daratan seluas 359,45 km2. Menurut Badan Pusat Statistik Kota Ambon tahun 2020, jumlah penduduk Kota Ambon hampir 411.617 jiwa. Seperti halnya dengan kota lain, Kota Ambon terbagi menjadi 5 kecamatan yaitu Kecamatan Nusaniwe, Kecamatan Sirimau, Kecamatan Leitimur Selatan, Kecamatan Teluk Ambon Baguala dan Kecamatan Teluk Ambon.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

28

Kecamatan Teluk Ambon adalah salah satu kecamatan yang ada di Kota Ambon, dengan ibu kotanyaa adalah Wayame. Luas wilayah Kecamatan Teluk Ambon mencapai ± 93,68 km2 atau 936.800 ha. Secara geografis kecamatan ini terletak antara 3° 34' 8,40"–3° 47' 42,00" Lintang Selatan dan 128° 1' 33,60"–128° 18' 3,60" Bujur Timur. Kecamatan ini tergolong sebagai salah satu pusat pertumbuhan wilayah di Kota Ambon, karena wilayah yang sangat strategis sebagai salah satu pintu gerbang transportasi laut maupun darat serta merupakan jalur pergerakan barang dan jasa lintas di Provinsi Maluku.

Gambar 3.2 Peta Administrasi Kec. Teluk Ambon, Kota Ambon Sumber. BAPPEKO Kota Ambon Tahun 2015

Kecamatan Teluk Ambon memiliki batas-batas wilayaha administrasi sebagai berikut : Sebelah Utara

: Kec. Leihitu dan Kab. Maluku Tengah

Sebelah Selatan : Teluk Ambon Sebelah Barat

: Kec. Leihitu Barat dan Kab. Maluku Tengah

Sebelah Timur

: Kec. Teluk Ambon Baguala

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

29

3.1.2 Kondisi Demografi Selama lima tahun terakhir (2015-2019) jumlah penduduk Kecamatan Teluk Ambon mengalami pertumbuhan relatif sedikit. Pada tahun 2015 jumlah penduduk seluruhnya sebanyak 47.358 dengan komposisi 24.208 jiwa penduduk laki-laki dan 23.150 jiwa penduduk perempuan. Pada tahun 2019 jumlah penduduk telah meningkat menjadi 47.777 jiwa dengan komposisi 24.347 jiwa penduduk laki-laki dan 23.430 penduduk perempuan.

Untuk mengetahui lebih rinci jumlah penduduk menurut jenis kelamin pada akhir tahun 2015 - 2019 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk

Laki-

Jumlah

Pertumbuhan

Total

Penduduk

23.150

47.358

+7,38%

24.208

23.150

47.358

2017

24.287

23.270

47.557

4

2018

24.322

23.360

47.682

5

2019

24.347

23.430

47.777

No

Tahun

1

2015

24.208

2

2016

3

laki

Perempuan

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Ambon

3.1.3 Kondisi Topografi Kecamatan Teluk Ambon memiliki wilayah yang sebagian besar terdiri dari 73% dari wilayah daratan dapat diklasifikasikan berbukit sampai berlereng terjal, dengan kemiringan di atas 20%. Sedangkan 17% wilayah daratan lainnya dapat diklasifikasikan datar atau landai dengan kemiringan kurang dari 20% . Keadaan topografi Kecamatan Teluk Ambon secara umum dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1)Topografi relatif datar dengan ketinggian 0-100 meter dan kemiringan 0-10% terdapat di kawasan sepanjang pantai dengan radius antara 0-300 meter dari garis pantai.

2)Topografi landai sampai miring dengan ketinggian 0-100 meter dan kemiringan 10-20% terdapat pada kawasan yang lebih jauh dari garis pantai (100 meter kearah daratan).

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

30

3)Topografi bergelombang dan berbukit terjal dengan ketinggian 0-100 meter dan kemiringan 20-30% terdapat pada kawasan perbukitan. Data dilansir dari ippa.ciptakarya.pu.go.id / Ambon.

3.1.4 Kondisi Klimatologi Kecamatan Teluk Ambon memiliki suhu beriklim tropis. Curah hujan rata-rata bulanan terdapat pada bulan Mei hingga Agustus dengan curah hujan diatas 200 mm (bulan basah/musim hujan) dan pada bulan September hingga April dengan curah hujan dibawah 200 mm (bulan kering/musim kemarau).

Berdasarkan data Stasiun Meterorologi Ambon tahun 2019, Kecamatan Teluk Ambon memiliki rata-rata data iklim sebagai berikut.

Tabel 3.2 Iklim, Hujan, Udara dan Angin Kecamatan Teluk Ambon

Iklim, Hujan, Udara dan Angin Uraian Jumlah (1) (2) Curah Hujan 452 mm Hari Hujan 23,3º Temperatur Udara 28,9º Temperatur 35,5º Maksimum Temperatur 20,7º Minimum Kelembaban Udara 84% Penyinaran Matahari 100% Tekanan Udara 1.012,3 mb Arah Angin 360º Kecepatan Angin 9 knot

Rata-rata (3) 26,6º 33,2 23,3 67 64,3 1.009,7 173 8

Sumber. BPS Kota Ambon Tahun 2020

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

31

3.2

DATA TAPAK Perencanaan ambon youth creative hub atau pusat industri kreatif pemuda Ambon berlokasi di Negri Rumah Tiga. Negri Rumah Tiga. merupakan salah satu keluruhan/desa yang berada di Kecamatan Teluk Ambon, Provinsi Maluku. Lokasi ini sangat strategis karena memiliki luas lahan yang sangat luas, berkontur dan pertimbangan kemudahan akses pencapaian agar mudah di jangkau oleh masyarakat setempat.

Gambar 3.3 Lokasi Tapak Sumber. Google Maps,2021

GSB

Gambar 3.4 Data Tapak Sumber. Olahan Cadmapper, 2021

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

32

3.2.1

Data Fisik Tapak a. Batasan Tapak o Barat

: Bangunan Komersial

o Utara

: Lahan Kosong dan Permukiman

o Timur

: Jaalan Gandaria (lebar jalan 6,5 m)

o Selatan

: Jalan Chr. Soplanit (lebar jalan 9 m)

b. Luas Lahan

: 25.516 m2 / ± 2,5 Ha.

c. Kondisi Tanah

: Berkontur

Gambar 3.5 Eksisting Kontur Tapak Sumber. Olahan Cadmapper, 2021

Tabel 3.3 Keterangan Kondisi Kontur Simbol

Keterangan Lahan berkontur ± 1,2 – 1,5 meter Lahan berkontur ± 0 – 1,2 meter Sumber. Google Earth Pro 2019

Gambar 3.6 Potongan Tapak A-A Sumber. Google Earth Pro 2019

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

33

3.2.2

Data Non Fisik Tapak a. Lokasi

: Jl. Chr.Soplanit, Negri Rumah Tiga, Kecamatan Teluk Ambon.

b. Koordinat

: 3° 34' 8,40"–3° 47' 42,00" S 128° 1' 33,60"–128° 18' 3,60" E : 28,07/km2

c. Kepadatan Penduduk

Sumber : Pusat Statistik d. Iklim

: Tropis

e. Kondisi Klimotologi o Angin

: 9 knot per jam

o Curah Hujan

: 452 mm per tahun

o Suhu Udara

: min 26,5º dan maks 28,9ºC

o Kelembaban Udara

: ± 67%

Sumber : Badan Klimatologi dan Geografis f. Koefisien Dasar Bangunan

: Maks 60%

g. KoefisienLantai Bangunan

: 2.2

h. Koefisien Dasar Hijau

: Maks 40%

i. Garis Sempadan Bangunan : 10 m

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

34

3.3

KONDISI LINGKUNGAN TAPAK

Gambar 3.7 RTRW Kecamatan Teluk Ambon Sumber. BAPPEKO Kota Ambon Tahun 2015

Gambar 3.8 Kondisi Lingkungan Tapak Sumber. Google Maps,2021

Kecamatan Teluk Ambon memiliki 1 kelurahan yaitu Kelurahan Lateri, 3 desa yaitu Desa Hunuth, Poka dan Wayame serta 5 Negeri yaitu Negeri Hative Besar, Rumah Tiga dan Tawiri. Negeri Rumah Tiga merupakan negeri terluas setelah Negeri Hative Besar di Kecamatan Teluk Ambon. Negeri Rumah Tiga ini memiliki beberapa jenis jaringan tranportasi darat seperti jaringan jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

35

3.3.1 Data Potensi LingkunganTapak ➢ Potensi Jalur Jalan Tapak Jalur jalan utama berupa jalan kolektor primer dengan lebar 9 meter yaitu Jl. Chr. Soplanit dan jalan lokal sekunder dengan lebar 7 meter yaitu Jl. Gandaria. Jalur jalan ini menggunakan sistem dua arah yang berada di selatan tapak lokasi. Kondisi jalan menuju lokasi tapak sangat baik dengan perletakkan vegetasi disekitar tapak . ➢ Potensi Pencapaian Tapak Akses menuju lokasi tapak, dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum atau pribadi dari Jalan Ir. M. Putuhena yang merupakan jalan arteri sekunder.Akses menuju lokasi ini sangat mudah karena berada di area kepadatan penduduk dan tidak jauh dari bangunan komersil yang ada di Kecamatan Teluk Ambon ini.

Gambar 3.9 Potensi Pencapaian Tapak Sumber. Penulis

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

36

➢ Potensi Lingkungan Sekitar Tapak Potensi sekitar tapak dikenal dengan daerah yang paling banyak memiliki unit kegiatan masyarakat. Potensi lainnya adalah lokasi tapak tidak jauh dari Universitas Pattimura (1.5 km) dengan lama perjalanan sekitar ±8 menit menggunakan kendaraan, dan disamping tapak terdapat bangunan komersial.

Gambar 3.10 Potensi Lingkungan Tapak Sumber. Google Maps,2021

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

37

BAB 4 ANALISA 4.1 ANALISA TAPAK 4.1.1 Analisa Kebutuhan dan Luasan Fungsi pada Tapak Tabel 4.1 Analisa Pemograman pada Tapak

Fungsi Tapak

Peruntukan Kegiatan

Sifat Kegiatan

Kebutuhan Ruang Tapak

Ketentuan

Keterangan

Jumlah

Luas Fungsi Ruang Tapak

Presentase

Bangunan

Kegiatan industri kreatif

Publik

Gedung

KDB : 60%

25.516 m2

1

15.309,6 m2

60%

Ruang Terbuka

Penghijauan

Publik

Ruang Hijau

KDH : 20%

25.516 m2

-

5.763,8 m2

20%

Kendaraan Pejalan Kaki Keamanan Parkir Mobil Parkir Motor Parkir Bus Loading Dock Kelistrikan

Publik Publik Khusus Publik Publik Khusus Servis Servis

10% (rasio lahan) 5% (rasio lahan) 6 m2/Gardu 20 m2/mobil 2 m2/motor 3,4 x 12,5 m /Truk (SRP Bus/Truk) 40 m2 (SB)

25.516 m2 25.516 m2 200 mobil 300 mobil -

2.551,6 m2 1.275,8 m2 12 m2 4.000 m2 600 m2 85,1 m2 85,1 m2 40 m2 29.683 m2

10% 5% 0,04% 13,43% 2,01% 0,28% 0,28% 0,13% 111,17%

Sirkulasi Keamanan

Perpakiran

Penunjang

Jalan Kendaraan Pedestrian Gardu Jaga Ruang Parkir Ruang Parkir Ruang Parkir Ruang Parkir Gardu PLN TOTAL

2 -

2 2 1 8

Sumber : Analisa Pribadi, 2021

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

38

Karena luas tidak mencakupi untuk menampung dari luas fungsi tapak, maka perlu dilakukan langkah penyesuaian : •

Memindahkan fungsi parkir mobil dan motor ke Basement

•

Fungsi Perpakiran (loading dock) dan Parkir bus tetap di tapak Tabel 4.2 Analisa Optimasi Fungsi pada Tapak

Fungsi Pada Tapak

Luas Fungsi Tapak

Presentase

Bangunan

13.604 m2

53%

Penghijauan

4.337,7 m2

17%

6.379 m2

25%

12 m2

0,04%

1.268 m2

4,96%

25.516 m2

100%

Sirkulasi Keamanan Perpakiran dan Penunjang Total

Sumber : Analisa Pribadi, 2021

4.1.2 Analisa Hubungan Fungsi Pada Tapak Tabel 4.3 Analisa Hubungan Fungsi pada Tapak

Fungsi Tapak

Gedung

Gedung RTH Jalur Kendaraan Pedestriam Ruang Parkir Khusus Pos Jaga Gardu PLN

RTH

Jalur Kenda raan

Pedest rian

Ruang Parkir Khusus

Pos Jaga

Gar du PLN

TPS

X O

V

O

V

V

V

V

O

X

X V

X X

O O

V V

X O

V

Sumber : Analisa Pribadi, 2021

Keterangan X

: Tidak Berhubungan

V

: Berhubungan

O

: Behubungan Erat

• Fungsi yang memiliki keterangan berhubungan erat harus diletakkan dengan dekat • Fungsi yang memiliki keterangan berhubungan dapat disesuaikan peletakanya sesuai dengan tapak INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

39

• Fungsi yang memiliki keterangan tidak berhubungan dapat diletakan berjauhan

4.1.3 Analisa Pola Hubungan Antar Fungsi Keterangan : Pusat Kreatif Pemuda Ambon

: Zona Semi Publik : Zona Publik : Zona Servis Perpakiran

Lobby

: Berhubungan Langsung : Berhubungan Tidak Langsung : Sirkulasi

Keamanan

Pintu Masuk

: Zona Publik

Pintu Keluar

: Ruang Terbuka Hijau

Skema 4.1 Pola Hubungan Antar Fungsi pada Tapak Sumber : Analisa Pribadi, 2021

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

40

4.1.4 Analisa Optimasi Terhadap Kondisi Lahan Kondisi lahan yang cenderung berkontur hingga ± 1,5 m.

Gambar 4.1 Eksisting Kontur Tapak Sumber : Olahan Cadmapper, 2021

Tabel 4.4 Keterangan Kondisi Kontur Simbol

Keterangan Lahan berkontur ± 1,2 – 1,5 meter Lahan berkontur ± 0 – 1,2 meter Sumber. Google Earth Pro 2019

Berdasarkan data dan hasil analisa lahan pada tapak cenderung berkontur maka diperlukan adanya analisa tapak apakah mengikuti kontur atau melakukan cut and fill, berikul hasil analisa: Tabel 4.5 Analisa Kontur Lahan

Mengikuti

Cut and

kontur

fill

25%

22%

18%

Pengaruh terhadap hotel resort

25%

17%

22%

3

Kesesuaian dengan tema

25%

17%

23%

4

Kemudahan akses pencapaian

25%

23%

18%

100%

79%

81%

No

Kriteria

Bobot

1

Kemudahan interaksi antar zona

2

Total

Sumber. Analisa Pribadi, 2021

Berdasarkan hasil analisa diatas maka pengelolaan kawasan beriorientasi pada pemnafaatan cut and fill. Pada bagian sisi timur akan dilakukan cut tanah setinggi ± 1,5 – 1,4 m dan untuk bagian rendah (barat) dilakukan fill dari tanah hasil cut bisa diisi dengan waste rock, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

41

tanah, pasir atau tailing dengan ketinggian mencapai 1 m serta sisa hasil cut tanah yang lain akan dibuang. Hal ini dikarenakan lokasi perencanaan sebagai pusat (center point) dilingkungan sekitar lokasi.

Fill

Gambar 4.2 Analisa Kontur Tapak

Cut

Sumber : Analisa Pribadi, 2021

Gambar 4.3 Hasil Analisa Kontur Tapak Sumber : Analisa Pribadi, 2021

Gambar 4.3 merupakan hasil cut and fill kontur pada tapak yang memiliki ketinggian tapak sebesar ± 1.00 m dari permukaan jalan.

4.1.5 Analisa Optimasi Perletakan Massa Bangunan Tabel 4.6 Analisa Peletakan Massa Bangunan di Tapak

Kriteria/Karakteristik Lokalitas Penyesuain

Pendekatan dalan Perancangan

terhadap makna dari •

daerah setempat (artefak) Saling

terhubung

dan

Meletakkan bangunan di tapak sesuai dengan GSB

tercipta •

interaksi (technique)

Memeperhatikan

KDB,

View,

akses dan kebisingan.

•

Menerapkan

lokalitas

pada

perletakan massa bangunan Sumber : Analisa Pribadi, 2021

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

42

Tapak terletak berada dipersimpangan Jl. Chr. Soplannit dan Jl. Gandaria. Berdasarkan Peraturan Daerah Ambon Tahun 2013 besar GSB pada kota ini adalah 10 m.

Gambar 4.4 Analisa Alternatif 1 Perletakkan Massa Bangunan Sumber : Analisa Pribadi, 2021

Alternative 1 Tabel 4.7 Analisa Alternative 1 Optimasi Perletakkan Massa Bangunan

No 1.

Bangunan

Kelebihan Kekurangan diletakkan cenderung Sirkulasi pada tapak

kebelakang mendekati Jl. Gandaria dan tergabung menjauhi dari Jl. Chr. Soplanit 2.

View bangunan cenderung menghadap akan

Perletakkan

terjadinya massa

satu

diarea depan tapak yang

akses utama 3.

menjadi

menyebabkan kepadatan

bangunan sirkulasi dari berbagai fungsi

mengunakan sisi depan tapak untuk tapak. fungsi

sirkulasi,

penghijuan

serta

penunjang Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

43

Gambar 4.5 Analisa Alternatif 2 Perletakkan Massa Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Alternative 2 Tabel 4.8 Analisa Alternative 2 Optimasi Perletakkan Massa

No 1.

Kelebihan Kekurangan diletakkan cenderung Perlunya kebutuhan

Bangunan

mendekati akses utama, yaitu Jl. Chr. yang

maksimal

luas untuk

Soplanit dan Jl. Gandaria dikarenakan besaran sirkulasi pada tapak untuk

memudahkan

mencapai

bangunan

pengguna dan

saling

terhubung 2.

View bangunan cenderung menghadap akses utama

3.

Perletakkan

massa

bangunan

disesuaikan bedasarkan filosofi Rumah Adat Beileo dengan meletakan massa bangunan pada posisi tengah cenderung kebelakang

untuk

memanfaatkan

potensi dan kemudahan akssesbilitas dalam tapak.

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

44

Pada analisa 2 Alternatif diatas, akan di pertimbangkan untuk diterapkan pada perancangan tapak dengan menggunakan kriteria sebagai berikut : Tabel 4.9 Analisa Pembobotan Optimasi Perletakkan Massa

Kriteria

Bobot

Pembobotan Alt. 1

Alt. 2

Keefektifan

20%

15%

20%

Keamanan pengguna & bangunan

20%

14%

16%

Kemudahan pencapaian

20%

15%

16%

daerah

20%

16%

20%

interaksi

20%

15%

18%

Jumlah

100%

75%

90%

Penyesuain

terhadap

makna

dari

setempat (artefak) Saling

terhubung

dan

tercipta

(technique)

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Dari hasil pembobotan pada kedua alternativ tersebut, hasil terbersar adalah pada opsi alternativ 2.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

45

4.1.6 Analisa Optimasi Entrance Tapak Tabel 4.10 Analisa Entrance Tapak

Kriteria/Karakteristik Umum

Pendekatan dalan Perancangan

Akses mudah, jelas dan terintegrasi •

Menyediakan akses yang mudah

Terletak di jalan yang ramai dilalui

dan

oleh pejalan kaki atau kendaraan

lingkungan sekitar

Mudah dicapai dan aman dalam •

Memiliki kemudahan pencapaian

pencapaian

ke tapak

terintegrasi

dengan

Gambar 4.6 Analisa Alternatif 1 Optimasi Entrance Tapak Sumber : Analisa Pribadi, 2021

Alternative 1 Tabel 4.11 Analisa Alternative 1 Optimasi Entrance Tapak

No 1.

Kelebihan Kekurangan Pintu masuk mudah terlihat dan Tidak efisien berada di titik keramaian

2.

Pintu masuk menjadi satu antara Pergerakan sirkulasi pengguna umum dengan servis

3.

menumpuk di satu titik masuk

Akses mudah dicapai untuk pejalan dan keluar kaki karena dekat dengan transportasi umumu Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

46

Gambar 4.7 Analisa Alternatif 2 Optimasi Entrance Tapak Sumber : Analisa Pribadi, 2021

Alternative 2 Tabel 4.12 Analisa Alternative 2 Optimasi Entrance Tapak

No 1.

Kelebihan Kekurangan Pintu masuk mudah terlihat dan berada di Banyaknya arus sirkulasi titik keramaian

2.

ditapak.

Terdapat dua pintu masuk, satu pintu masuk utamauntuk kendaraan umum dan satunya pintu masuk samping antara untuk servis

3.

Akses mudah dicapai untuk pejalan kaki karena dekat dengan transportasi umumu Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Tabel 4.13 Perhitungan Alternatif Entrance Tapak

No.

Kriteria

Bobot

Alternatif 1

Alternatif 2

1.

Lebar jalan ( 1) jalur

25%

25%

25%

25%

22%

25%

2.

Panjang jalan, sesuai panjang tapak

3.

Kemudahan akses

25%

20%

25%

4.

Kepadatan lalu-lintas

25%

15%

20%

100%

82%

95%

Total

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Dari kedua alternatif yang ada, berdasarkan Analisa pembobotan dipilihlah Alternativ 2 sebagai alternatif yang paling tepat. Dari hasil INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

47

tersebut, maka entrance pada tapak berjumlah 3, yaitu 2 entrance yang berada pada Jl. Ir. Chr. Soplanit sebagai main entrance dan side entrance serta 1 pintu keluar pada Jl. Gandaria. Side entrance pada perencanaan ini digunakan untuk alur kendararaan servis maupun kendaraan besar (bus).

4.1.7 Analisa Zonasi Tapak

Gambar 4.8 Analisa Zoning Pada Tapak Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Keterangan : : Bangunan Pusat Industri Kreatif : Perpakiran

: RTH : Sirkulasi

: Penunjang • Untuk presentase luas bangunan terhadap luas tapak mencapai 60% • Untuk presentase luas penghijauan terhadap luas tapak mencapai 10% • Untuk presentase luas perpakiran,penunjang dan keamanan mencapai 5% • Untuk presentase luas sikulasi terhadap luas tapak mencapai 25% • Penataan ruang terbuka hijau pada tapak diletakan disekeliling tapak, hal ini agar kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaraan dari akses utama, akan diredam dengan elemen penghijauan.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

48

• Penataan area perpakiran pada tapak diperuntukan untuk perpakiran loading dock dan perpakiran khusus (bus) yang memiliki sifat waktu tertentu.

• Penataan penunjang diperuntukan untuk utilitas Gardu PLN.

4.1.8 Analisa Optimasi Pola Sirkulasi Tapak • Analisa Pola Sirkulasi Kendaraan Tabel 4.14 Analisa Sirkulasi Kendaraan Pada Tapak

Kriteria/Karakteristik Umum

Pendekatan dalan Perancangan

Sirkulasi, mencapai tujuan yang Menyediakan konfigurasi jalur linear maksimal (concept) Kemudahan

yang berbentuk kurvalinear

pencapaian

dan

kelancaran pergerakan Tabel 4.15 Analisa Pola Sirkulasi Kendaraan Pada Tapak

T Turn

Kelebihan : • Ururtan pencapaian lebih singkat • Dapat memiliki beberapa alternatif pencapaian Kekurangan : Perlu adanya tanda / signage pada jalan

Gambar 4.9 Pola T Turn

Twist Gambar 4.10 Pola Twist

Cul De Sac Gambar 4.11 Pola Cul De Sac

Dead End Gambar 4.12 Pola Dead End

Kelebihan : • Urutan pencapaian lebih teratur • Arus sirkulasi dapat berulang – ulang • Sirkulasi jelas dan teratur Kekurangan : Lama waktu pencapaian tergantung pada tempat tujuan Kelebihan : • Memberi kesan mengundang • Lebih aman Kekurangan : • Sirkulasi pola parkir agak rumit • Penggunaan lahan kurang optimal Kelebihan : • Langsung menuju massa bangunan Kekurangan : • Perputaran kendaraan sulit • Dapat menyebabkan kemacetan arus lalu lintas Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

49

Dari analisa tipe pola sirkulasi tersebut yang memiliki masing – masing kelebihan dan kekurangan, maka pola sirkulasi kendaraan yang akan digunakan yaitu menggunakan pola twist, dikarenakan perletakkan massa bangunan terletak di tengah tapak.

Gambar 4.13 Analisa Entrance Tapak pada Sirkulasi Kendaraan Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Keterangan : : Bangunan Pusat Industri Kreatif

: RTH

: Perpakiran

: Sirkulasi

: Penunjang

: Pedestrian

Berikut keterangan analisa dari hasil skematik pola sirkulasi entrance tapak: - Tanda panah berwarna merah pada alur sirkulasi bertanda sebagai sirkulasi servis (service entrance) ataupun sebagai alur kendaraan dari penunjang kegiatan (bis) pada pusat kreatifitas ini.

- Tanda panah berwarna hitam pada alur sirkulasi bertanda sebagai sirkulasi utama (main entrance) yang beralur dari tapak menuju basement dan dapat melakukan drop off di main entrance / lobby pada massa bangunan serta tempat penjemputan dari area basement di side entrance pada massa bangunan.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

50

•

Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki Tabel 4.16 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki Pada Tapak

Kriteria Umum Sirkulasi,

mencapai

maksimal (concept)

Pendekatan dalan Perancangan

tujuan

yang Dibuat pedestrian (warna kuning) dengan lebar 150 cm sebagai

Jarak pedestrian diatur agar tercipta jarak pemisah

dengan

sirkulasi

antara pedestrian dengan jalan, seperti kendaraan, dengan menaikan level pengadaan pohon-pohon sebagai pemisah lantai pedestrian lebih tinggi dari yang juga difungsikan sebagai barrier dari

permukaan

kebisingan

penggunaan

jalan.

Dan

penghijauan

disekeliling pedestrian Tabel 4.17 Analisa Pola Sirkulasi Pejalan Kaki Pada Tapak

Twist Gambar 4.14 Pola Twist

Cul De Sac Gambar 4.15 Pola Cul de Sac

Dead End Gambar 4.16 Pola Dead End

Kelebihan : • Sirkulasi pejalan kaki ke bangunan cenderung efesien • Urutan pencapaian dan sirkulasi pejalan kaki lebih teratur Kekurangan : Lama waktu pencapaian tergantung pada tempat tujuan Kelebihan : • Sirkulasi pejalan kaki ke bangunan cenderung efesien • Memberi kesan mengundang Kekurangan : • Membutuhkan besaran luas yang lebih besar untuk pedestrian Kelebihan : • Langsung menuju massa bangunan Kekurangan : • Perlu adanya tanda / signage pejalan kaki untuk menyebrang menuju massa bangunan Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Dari analisa tipe pola sirkulasi untuk pejalan kaki yang memiliki masing – masing kelebihan dan kekurangan, maka pola sirkulasi pejalan kaki / pedestrian yang akan digunakan yaitu menggunakan pola dead end, dikarenakan perletakkan massa bangunan terletak di tengah tapak.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

51

Gambar 4.17 Analisa Entrance Tapak pada Pejalan Kaki Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Berikut keterangan analisa dari hasil skematik pola sirkulasi pejalan kaki pada tapak adalah dengan menggunakan jalur pedestrian (berwarna orange pada gambar 4.17) dengan lebar jalan 2 meter. Untuk akses pedestrian ke bangunan dengan cara melewati jalan pedestrian yang mengelilingi air mancur pada tapak (gambar 4.17).

4.1.9 Analisa Optimasi Penghijauan Tapak Tabel 4.18 Analisa Optimasi Penghijauan Tapak

Kriteria/Karakteristik

Pendekatan dalan Perancangan

Ruang terbuka hijau bagi pejalan

- Penggunaan elemen softcape

kaki,

- Penenerapan

berada

sepanjang

dilengkapi dengan pedestrian

jalan

penghijauan

dengan

elemen dan material disepanjang jalan - Vegetasi

sebagai

peredam

media

kebisingan

untuk

sekaligus

menambah nilai estetik pada tapak Tabel 4.19 Elemen Softscape

Elemen Softcape Semak / Perdu

Tanaman Peneduh

Tinggi ± 0,5 – 3 m

Tinggi > 6m

Penahanan kebisingan

Sebagai Peneduh

Penahanan erosi

Mendapatkan manfaat iklim mikro

Sumber. Vol. 6 Pengelolaan Lansekap -- Peraturan Gubernur No. 38 Tahun 2012

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

52

Tabel 4.20 Analisa Optimasi Penghijauan

No. 1.

2.

3.

4.

5.

No. 1.

2.

3.

4.

Optimasi Peneduh Kriteria Bobot Alternatif 1 Pohon Bungur Rupa tanaman (pohon) 20% 20% Cocok ditanam di sisi jalan 20% 20% Mendapat sinar matahari 20% 20% Memerlukan cukup air 20% 20% Dengan bunga hias 20% 20% Total 100% 100% Optimasi Semak / Peneduh Kriteria Bobot Alternatif 1 Melati Jepang Rupa tanaman (semak) 20% 20% Dengan dedaunan hias 20% 20% Mendapat sinar matahari 20% 20% Memelukan cukup air 20% 20% Total 80% 80%

Alternatif 2 Pohon Soga 20% 20% 20% 20% 10% 90% Alternatif 2 Pohon Dolar 20% 10% 20% 20% 70%

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Dari hasil pembobotan optimasi penghijauan yang akan digunakan yaitu Pohon Bungur (peneduh) dan melati jepang (semak) dikarenakan bobot terbesar untuk penghijauan pada tapak.

4.1.10 Analisa Optimasi Material Perkerasan Tapak Tabel 4.21 Analisa Material Perkerasan Tapak

Kriteria Umum

Pendekatan dalan Perancangan

Penyerapan air

Penggunaan hardcape

Unsur estetika Perawatan Kapadatan Bentuk Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

• Alternatif material perkerasan pada jalur kendaraan Tabel 4.22 Perhitungan Alternatif Material Perkerasan Jalur Kendaraan

No.

Kriteria

Bobot

Aspal

Grass block

1.

Penyerapan air

25%

22%

23%

2.

Unsur estetika

25%

17%

19%

3.

Perawatan

25%

22%

18%

4.

Kapadatan Bentuk

25%

20%

18%

Total

100%

81%

78%

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

53

Dari hasil pembobotan material perkerasan jalur kendaraan yang akan digunakan yaitu aspal dikarenakan bobot terbesar untuk jalur kendaraan bermotor terdapat pada aspal diakrenakan perawatan dan tidak mudah rusak ketika dilalui kendaraan bermotor.

•

Alternatif material perkerasan pada jalur pedestrian Tabel 4.23 Perhitungan Alternatif Material Perkerasan Jalur Pedestrian

No.

Kriteria

Bobot

Grass block

Paving block

1.

Penyerapan air

25%

22%

23%

2.

Unsur estetika

25%

22%

19%

3.

Perawatan

25%

18%

18%

4.

Kapadatan Bentuk

25%

21%

18%

Total

100%

81%

83%

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Dari hasil pembobotan material perkerasan jalur pejalan kaki / pedestrian yang akan digunakan yaitu paving block dikarenakan bobot terbesar untuk jalur pedestrian yaitu paving block dikarenakan mudah dalam perawatan dan tidak mudah rusak.

4.1.11 Analisa Optimasi Perpakiran Tabel 4.24 Analisa Optimasi Sistem Perpakiran

Kriteria/Karakteristik Umum Tersedia tata guna lahan

Pendekatan dalan Perancangan - Menyediakan area perpakiran sesuai

Menggunakan pola parkir yang

dengan perencaanaan zonasi yang

mudah dan efektif

efektif dan mudah dijangkau

Tidak mengganggu pergerakan atau

disekitar

sirkulasi pengguna lainnya Terdapat perpakiran

pedestrian

- Menyediakan

disekitar

area

area

pedestrian

perpakiran

guna

menyambungkan fungsi penunjang terhadap fungsi bangunan utama

Pada tapak terdapat kebutuhan luasan perpakiran untuk kegiatan loading dock maupun perpakiran bus (sementara) . Berikut Kebutuhan Parkir di tapak pada Ambon Youth Creative Hub :

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

54

Tabel 4.25 Dimensi Satuan Ruang Parkir

Jenis Kendaraan

Dimensi SRP (m)

Bus / Truk

3,4 x 12,5 m

Sumber : Dapartemen Perhubungan, 1997.

Tabel 4.26 Pehitungan Jumlah Kapasitas Perpakiran Bus

Kegiatan

Pengguna

Standar

Luas

Kapasitas

Parkir

Pengunjung

Bus 3,4 m x

170,2 m2 (perhitungan

5 unit

Kendaraan

Servis

12,5 m

pada fungsi tapak)

bus

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Dari pehitungan kebutuhan dan kapasitas perpakiran pada tapak yang diperuntukan kegiatan loading dock maupun bus pengujung, maka perlunya analisa pola parkir, sebagai berikut .

Tabel 4.27 Analisa Pola Parkir

Jenis Pola Parkir

Keterangan Analisa

Parkir 90°

- Kapasitas daya tampung kendaraan tidak terbatas, disesuaikan dengan kebutuhan - Kurang nyaman dalan manuaver - Efektif dalam segi keruangan

Gambar 4.18 Pola Parkir 90°

Parkir 45°

- Kapasitas daya tampung kendaraan tidak terbatas, disesuaikan dengan kebutuhan - Lebih nyaman dalam manuaver - Kurang efektif dalam segi keruangan

Gambar 4.19 Pola Parkir 45°

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Tabel 4.28 Analisa Perhitungan Alternatif Pola Parkir

Alternativ 1

Alternativ 2

Parkir 90°

No.

Kriteria

Bobot

1.

Daya tampung kendaraan

33,3%

33,3%

Parkir 30°, 45°, 60° 33,3%

2.

Kemudahan manueuver

33,3%

22,2%

33,3%

3.

Efektivitas ruang

33,3%

22,2%

22,2%

100%

77,7%

88,8%

Total

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Dari kedua alternatif yang ada, berdasarkan Analisa pembobotan dipilihlah Alternativ 2 sebagai alternatif yang akan digunakan. Dengan penggunaan parkir 45°.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

55

4.1.12 Penerapan Tema pada Tapak Berikut adalah penerapan tema “Renewable in Locality – Ambon Youth Creative Hub” yang akan diterapkan pada tapak yaitu:

Gambar 4.21 Pohon Bungur Sumber : satuharapan.com

Gambar 4.22 Air Mancur Sumber : inet.detik.com Gambar 4.20 Bentuk Olahan Tapak Sumber : Analisa Pribadi,2021

Gambar 4.23 Parang Salawaku Sumber : Sayembara Rumah Beileo, 2014

• Entrance tapak akan dterapkan dengan bentuk gapura hasil dari metaforik senjata tradisional Provinsi Maluku yaitu Parang Salalwaku dengan mengadaptasi pola ukiran yang ada pada di Parang Salawaku dengan penggunaan material batu alam pada tiang gapura dan material alumunium untuk pola ukiran.

• Penggunaan air mancur dan pohon bungur serta pohon dolar sebagai unsur estetik dan peredam kebisingan sekitar tapak.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

56

4.2

ANALISA BANGUNAN 4.2.1 Analisa Tipologi Massa Bangunan Tabel 4.29 Analisa Tipologi Bangunan

Kriteria/Karakteristik

Pendekatan dalam Perancangan

Arsitektur Neo-Vernakular

- Menerapkan tipologi dari filosofi dan bentuk rumah adat Baileo

Mengandung unsur komunikatif

- Pemilihan (eletik) elemen material

yang bersifat lokal (concept)

bangunan yang modern - Mengembalikan

Bersifat elektik

bentuk-bentuk

tradisional yang ramah lingkungan

Berkonteks urban

dengan proporsi yang lebih vertikal

Rumah Adat Baileo

Keterangan -

Rumah adat Baileo sebagai rumah adat yang menggambarkan stratifikasi sosial mayarakat,

dalam

perencanaan

hal

ini

menggunakan

dalam tipologi

Rumah Adat Baileo yang berbentuk rumah panggung yang menggunakan

Gambar 4.24 Rumah Adat Baileo Sumber : InfoPublik/Pohon Sagu

massa

dasar

memanjang

persegi

panjang) dan menggunakan atap terbuat dari daun rumbia.

-

Merencanakan beberapa jumlah lantai bangunan untuk pusat kreativitas ini sesuai dengan ketentuan KLB setempat.

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

57

4.2.2 Analisa Orientasi Massa Bangunan

Gambar 4.25 Analisa Orientasi Bangunan Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Keterangan : : Bangunan dapat menghadap langsug ke area pejalan kaki : Banguunan dapat menghadap langsung ke pintu masuk dan keluar

Dilihat dari bentuk tapak, massa dasar bangunan dan pusat orientasi lingkugan maka, orientasi bangunan dibuat menghadap ke Selatan. Karena massa bangunan mengikuti tipologi Rumah Adat Beileo dalam hal ini bentuk massa bangunan tersebut dapat menghadap ke segala sisi lingkungan.

4.2.3 Analisa Transformasi Massa Bangunan Tabel 4.30 Analisa Transformasi Massa Bangunan

Kriteria/Karakteristik Arsitektur Neo-Vernakular

Pendekatan dalam Perancangan

Mengandung unsur komunikatif yang

- Menerapkan bentuk tipologi

bersifat lokal (concept)

rumah adat Baileo yang

Berwiujud metaforik (shape)

memadukan dengan beberapa unsur urban

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

58

No.

Bentuk Massa Bangunan

1.

Keterangan Analisa - Menerapkan bentuk memanjang berdasarkan tipologi rumah adat Baileo - Penataan ruang cukup mudah dan fleksibel

Persegi Panjang

- Bentuk massa bangunan kaku

Gambar 4.26 Analisa Bentuk Bangunan 1 Sumber : Analisa Penulis

2.

Persegi panjang dengan

- Menerapkan bentuk memanjang berdasarkan tipologi rumah adat Baileo - Penataan ruang cukup mudah - Bentuk fleksibel dan efisien

pelengkungan Gambar 4.27 Analisa Bentuk Bangunan 2 Sumber : Analisa Penulis Sumber : Analisa Penulis

Tabel 4.31 Perhitungan Alternatif Transformasi Bangunan

No. 1.

2.

Kriteria

Bobot

Alt 1

Alt 2

50%

50%

50%

Berwiujud metaforik dan fleksibel

50%

30%

50%

Total

100%

80%

100

Mengandung unsur komunikatif yang bersifat lokal

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Dari kedua alternatif yang ada, berdasarkan Analisa pembobotan dipilihlah Alternativ 2 sebagai alternatif yang paling tepat.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

59

Mengalami pergeseran pada beberapa bagian massa dengan bentuk tetap yaitu memanjang dan mengalami penggabungan bentuk menjadi satu

Berawal dari bentuk Rumah Adat Beileo dengan dasar persegi panjang yang melengkung

Gambar 4.28 Analisa Transformasi Bentuk Bangunan Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

4.2.4 Analisa Koridor Bangunan Tabel 4.32 Analisa dan Perhitungan Alternatif Koridor Bangunan

Type Koridor

Keterangan Analisa Tidak efisien terhadap ruang Ukuran terlalu besar, menyebabkan kesulitan dalam keteraturan manuver

Gambar 4.29 Single Coridor Sumber : slideshare.net/

Efisien terhadap ruang Ukuran dapat digunakan bersama dan teratur

Gambar 4.30 Double Coridor Sumber : slideshare.net/

No.

Kriteria

Bobot

Alternativ 1

Alternativ 2

1.

Efisiensi Ruang

50%

35%

35%

2.

Ukuran

50%

45%

45%

100%

80%

80%

Total

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Dari kedua alternatif yang ada, berdasarkan Analisa pembobotan maka penggunaan pada kedua alternatif yaitu type single corridor dan double corridor. Penggunaan type single corridor akan digunakan pada area ruang yang dekat dengan sisi terdekat lapisan fasad bangunan, sementara penggunaan type double corridor digunakan pada area tengah dalam ruangan.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

60

4.2.5 Analisa Fasad Selubung Bangunan Berdasarkan data klimatiologi, Kota Ambon, Rata-rata suhu pertahun 26,5ºC – 28,9ºC. Dengan posisi pusat industri kreatif yang dapat terpapar sinar matahari yang tinggi, maka suhu di dalam bangunan akan sangat tinggi.

Pagi

Sore

Gambar 4.31 Analisa Arah Pergerakan Matahari Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Tabel 4.33 Analisa Pendekatan pada Fasad Selubung Bangunan

Material Selubung Bangunan Kaca

ACP

Radiasi matahari cenderung tembus Radiasi matahari cenderung tidak tembus Peningkatan energi untuk HVAC

Peningkatan energi untuk HVAC cenderung tidak meningkat

No.

Kriteria

Bobot

Kaca

ACP

1

Radiasi

50%

50%

50%

2

Energi

50%

50%

50%

100%

100%

100%

Total

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Dari kedua alternatif yang ada,maka penggunaan fasad selubung bangunan menggunakan bahan material Kaca dan ACP .

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

61

Tabel 4.34 Analisa Pendekatan pada Fasad Bangunan

Kriteria/Karakteristik Arsitektur Neo-Vernakuler & Lokalitas Menerapkan

kembali

teknik

ornamentasi (icon)

Pendekatan dalan Perancangan - Menggunakan

ornamen

khas

maluku pada selubung bangunan

Bersifat metaforik (concept)

- Penggunaan ornamen yang dominan pada perencanaan fasad bangunan

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Menggunaan konsep metafora, bukaan pada setiap ruang dioptimalkan mencapai 30 % sehingga pengunjung dan staf tidak merasa jenuh didalam ruangan, tetapi bisa menikmati visual keluar. Bukaan dilengkapi dengan sun shading menggunakan transparent glass mass, dan menggunakan bukaan pada setiap lantai dilengkapi dengan sunscreen atau secondary skin dengan menggunakan ornament GRC yang memetaforakan

ornament (icon)

Ambon pada arsitektur.

Tabel 4.35 Analisa Pendekatan Bentuk Ornamentasi

Ornamen Utama

Ornamen Pendukung

Hasil Penggambaran

Keterangan

- Menggunakan bagian atas dari Gambar 4.33 Analisa Ornamentasi 2

ornament

matahari

khas Maluku, yang berarti dapat membuat pengguna memiliki keberanian dalam berperang melawan musuh.

Akan

tetapi

dalam

perencanaan ini diartikan sebagai keberaninan dalam menciptakan

suatu

kreativitas.

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

62

4.2.6 Analisa Material Bangunan 4.2.6.1

Analisa Optimasi Material Dinding

Pada interior ruang di Ambon Youth Creative Hub ini, terdapat fungsi ruang dalam bangunan yang memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi, seperti fungsi ruang auditorium, co-working spacce, workshop dan galeri.

Guna meminimalisir kebisingan yang ada di dalam ruangan maka diperlukan adanya penyiasatan dengan pemilihan jenis material yang mempertimbangkan : • Kemampuan dalam mengendalikan suara • Estetika bentuk Tabel 4.36 Analisa Optimasi Material Dinding

Jenis Alternatif Alternatif 1

Keterangan - Material bahan bersifat soft sehingga dapat menyerap suara dengan maksimal - Dapat memberikan kesan estetik bentuk yang indah pada interior ruangan

Acoustic Panel Absorber Gambar 4.34 Acoustic Panel Absorber

Alternatif 2

- Dapat meminimalisir kebisingan yang ada didalam ruang - Material bahan bersifat solid sehingga dapat maksimalkan penyerapan suara (memantul) - Dapat memberikan kesan estetik bentuk yang indah pada interior ruangan

Wood accoustic panel Gambar 4.35 Wood Accoustic Panel

- Dapat meminimalisir kebisingan yang ada di dalam ruang Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Berdasarkan hasil analisa material dinding yang dapat digunakan untuk meminimalisir kebisingan yang ada di dalam ruangan dapat menggunakan Alternatif 1 dan Alternatif 2 yaitu Accoustic Panel Absorber seperti untuk ruang auditorium dan wood acoustic panel seperti untuk ruang coworking spaces.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

63

Pada bagian ruangan yang bersifat permanent, akan menggunakan dinding bata ringan sebagai bahan utamanya (material). Pada bagian ruangan yang bersifat non permanent, akan menggunakan partisi seperti kayu, fiber, gypsum, dan kaca, bahan ini digunakan sesuai dengan ruangan dan posisi ruanganya.

4.2.6.2

Analisa Optimasi Material Plafond

Pada interior ruang di Ambon Youth Creative Hub ini, diperlukannya jenis material plafond yang mendukung kualitas ruangan, adanya penyiasatan dengan pemilihan jenis material yang dipertimbangkan sebagai berikut : Tabel 4.37 Analisa Optimasi Material Dinding

Jenis Alternatif Alternatif 1

Keterangan Kelebihan : - Aman dalam pemakaiannya - Mudah dibentuk dalam berbagai model

Gypsum Gambar 4.36 Gypsum

Alternatif 2

Kekurangan : - Kualitas kekuatan yang rentang Kelebihan : - Aman dalam pemakaiannya - Kualitas yang lebih kuat - Tahan lama

GRC Gambar 4.37 GRC

Alternatif 2

Kekurangan : - Harga lebih mahal Kelebihan : - Memberikan kesan lokalitas - Memiliki akustik yang baik - Tahan lama

Kayu

Kekurangan :

Gambar 4.37 GRC

Harga lebih mahal Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Berdasarkan hasil analisa material plafond yang dapat pada ruangan dapat menggunakan Alternatif 2 dan Alternatif 3 yaitu GRC dan kayu karena material bahan yang tahan lama dengan kualitas yang lebih kuat.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

64

4.2.6.3

Analisa Optimasi Material Lantai

Pada interior ruang di Ambon Youth Creative Hub ini, diperlukannya jenis material lantai yang mendukung kualitas ruangan, adanya penyiasatan dengan pemilihan jenis material yang dipertimbangkan sebagai berikut : Tabel 4.38 Analisa Optimasi Material Lantai

Jenis Alternatif Alternatif 1

Keterangan Kelebihan : - Uunsur estetika yang mengesenkan - Memiliki motif berupa bintik-bintik pada permukaannya Kekurangan :

Granit

- Harga lebih mahal

Gambar 4.38 Granit

Alternatif 2

Kelebihan : - Unsur estetika yang mengesenkan - Memiliki motif berupa garis-garis urat - Memiliki kekuatan yang lebih kokoh Kekurangan :

Marmer

- Harga lebih mahal

Gambar 4.39 Marmer

Alternatif 3

Kelebihan : - Unsur estetika yang mengesenkan - Memiliki motif berupa garis-garis urat - Memiliki kekuatan yang lebih kokoh Kekurangan :

Parquet

Harga lebih mahal

Gambar 4.40 Parquet Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Berdasarkan hasil analisa material lantai yang dapat pada ruangan dapat menggunakan Alternatif 2 dan Alternatif 3 yaitu marmer dan parquet karena material bahan yang memiliki kekuatan lebih kokoh. Maka, pada fungsi bangunan Ambon Youth Creative Hub, akan menggunakan keramik berjenis marmer untuk membuat ruangan terkesan lebih terang karena pantulan cahaya dari sinar lampu ruangan ke marmer tersebut.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

65

4.2.7 Analisa Modul Struktur Bangunan Modul merupakan satuan ukuran dasar yang dijadikan acuan untuk menentukan dimensi bangunan dan elemen – elemennya, secara umum modul berfungsi untuk : 1. Mencapai efisiensi perancangan agar tidak mendapatkan sisa ruang

yang tidak berguna 2. Mempermudah penataan interior 3. Mempermudah penataan sirkulasi 4. Mempermudah untuk melakukan kegiatan khususnya dalam

kegiatan industri kreatif ini.

Berikut adalah analisa alternatif penataan yang akan diterapkan pada bangunan : Tabel 4.39 Analisa Alternatif Optimasi Modul Struktur Bangunan

Modul grid 90°

Modul grid 45°

Modul grid 30°

Gambar 4.41 Modul Grid 90°

Gambar 4.42 Modul Grid 45°

Gambar 4.43 Modul Grid 30°

Keuntungan :

Keuntungan :

- Ruang yang terpakai - Penempatan sangat efisien dalam beragam kegiatan - Pelaksanaanya

Keuntungan : ruang - Ruang yang terpakai

yang bervariasi

terbatas

- Bentuk alur sirkulasi - Bentuk alur sirkulasi lebih

yang bervariasi

yang bervariasi

Kerugian :

Kerugian :

mudah - Pergerakkan

sirkulasi

yang optimal

- Pelaksanaanya

cukup Terdapat sudut ruang

rumit Kerugian : Bentuk

ruang

- Pergerakkan yang

yang

dapat

sirkulasi mengganggu sirkulasi

yang kurang efektif

monoton Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

66

Dari hasil analisa alternatif optimasi modul struktur bangunan, maka modul bangunan yang akan digunakan dalam perancangan Ambon Youth Creative Hub adalah Alternatif 1 , yaitu menggunakan modul grid 90°.

Penerapan

modul

struktur

bangunan

pada

perancangan

ini

juga

menggunakan hasil studi banding pada bangunan Bandung Youth Creative Hub . Berikut analisa struktur modul bangunan yang akan diterapkan, sebagai berikut:

Gambar 4.44 Denah Lt 1 Bandung Creative Hub

Gambar 4.45 Sistem Modul Berirama

Sumber : facebook.com

Sumber : kanvas-angan.blogspot.com

Analisa : penggunaan struktur modul bangunan pada Bandung Youth Creative Hub menggunakan pola grid dengan irama modul a-a, b-c-b (berirama). Maka struktur modul yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 4.46 Analisa Struktur Modul Bangunan Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Menggunakan struktur modul grid dengan besaran modul yaitu 10x10m dengan menggunakan beton bertulang. Dan pada anak panah berwarna biru memberikan keterangan bahwa adanya dilatasi kolom.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

67

4.2.8 Penerapan Tema Pada Bangunan Berikut adalah penerapan tema Renewable in Locality – Ambon Youth Creative Hub”

yang akan diterapkan pada bangunan, yaitu

terinspirasi dari rumah adat Maluku, “Rumah Beileo” yang akan diterapkan dengan penyusunan bentuk tetap (memanjang) dengan makna baru, berikut adalah gambaran dari Rumah Beileo dan transformasi bentuk massa yang menghasilkan permbaharuan bentuk:

Gambar 4.47 Rumah Adat Beileo Sumber. InfoPublik/Pohon Sagu dan identitas orang Maluku, 2019

Gambar 4.48 Transformasi Massa Bangunan Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Yang menjadi khas dari Rumah Beileo yaitu memiliki bentuk massa bangunan memanjang. Pada rumah ini terdapat penggunaan tiang memanjang disisi samping dan tiang memanjang di sisi depan. Serta terdapat ornament Matahari yang menyimbolkan semangat keberanian dalam berperang melawan musuh, akan tetapi dalam perencanaan ini mengandung arti semangat dalam berkreativitas.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

68

4.3 ANALISA RUANG 4.3.1 Analisa Pelaku Kegiatan dan Kebutuhan Fungsi Ruang Tabel 4.40 Analisa Pelaku Kegiatan dan Kebutuhan Ruang

Kategori Aktivitas Pelaku Fasilitas Kegiatan Kegiatan Pengelola Kegiatan - Memberikan - CEO (Chief - R. CEO Unit kebijakan mengenai Executive - R.Rapat Pelaksana pengembangan usaha officer pengelola Teknis - General - R. General Manajer Manajer - R.Tamu VIP Kegiatan - Melakukan - Manajer - R.Manajer Adminis pengelolaan dana Pemasaran Pemasaran trasi yang diterima - Manajer - R.Manajer maupun dikeluarkan Operasional Operasional - Manajer - R.Manajer Teknisi Teknisi - Sekretaris - R.Sekretaris Umum umum - Kabag - R.Kabag Keuangan Keuangan - Bendahara - R.Bendahara Umum umum - R. Administrasi - R. Informasi - R. Arsip - R.Pelayanan Keanggotaan Kegiatan - Mengatur kegiatan - Humas -R.Humas Teknis operasional - Manajer Divisi -R.Manajer Divisi Umum - Mengawasi - Sekretaris -R.Sekretaris (Operasi operasional peralatan Divisi Divisi onal studio - Staff -Kantor Divisi creative - Bertanggung jawab - Mentor -R. Staff hub) atas operasional - Seksi Pelatihan -R. Mentor peralatan di dalam - Seksi Event -R. Instruktur creative Hub -R. Arsip - Memberi - R. Loker pengarahan - R. Deposit penggunaan studio - R. Seleksi Barang - R. Koleksi Produk -R.Konsultasi Bisnis -R.Layanan Koleksi Produk Kegiatan Servis Kegiatan -Melakukan Operasi pergerakan onal perpindahan tempat lainnya -Melakukan perawatan dan

-Teknisi -Cleaning Service -Security -Gardener

-R.Genset -R. Mesin -R. Trafo -R.Pompa -R. FAN

Sifat Kegiatan Privat

Privat – Semi Publik

Semi Publik

Servis

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

69

pengawasan bangunan - Mengawas, menjaga keamanan dan ketertiban di dalam dan diluar bangunan

Kegiatan Penunjang Kegiatan -Bertanya informasi Penyam-Melakukan paian info- perjanjian pertemuan rmasi -Melakukan reservasi - Melakukan registrasi -Melayani pengunjung Menunjang - Beribadah kegiatan - Metabolisme utama - Mencari Refrensi - Menyeleksi - Berdiskusi - Bertransaksi - Istirahat

Kegiatan Komersial Menunjang -Makan/Minum kegiatan -Berjualan utama

-R.PABX -R.Panel -R.ME -R.STP -R.Sampah Sementara -R. S.Plumbing -Ground water tank -R.Keamanan - R.CCTV/kontrol -Gudang -Lift -Janitor Staff Resepsionis

-Penyewa -Freeleancer -Startup UMKM -Pengunjung -Staff

-Exhabition - Auditorium -Perpustakaan -Mushola -ATM Center -R.Seleksi -Toilet -R. Santai -R. Istirahat

Publik

-Staff lounge -Staff foodcourt -Startup UMKM -Pengunjung

-Co-working Space - Lounge - Food Court - Coffee Shop -Tenant Produk

Publik

-Kantor Divisi

Privat

Kegiatan Utama (Kegiatan Kreativitas) Inkubasi -Pengembangan dan -Penyewa Bisnis pembinaan Start Up -Menyimpan barang Pendidikan

-Resepsionis Publik -R.Tunggu Tamu -Lobby - Area baca non formal

-Melakukan proses -Penyewa - Kelas pem belajaran -Freeleancer - Makerspace mendesain -Startup UMKM R.Komputer -Melakukan proses -Pengunjung R.Purwarupa pem beajaran R.Produksi Film mendesain R.Editing R.Kostum R. Perakitan R. Digital - Studio Desain - Studio Kriya - Studio Foto - Studio Penyiaran

Publik

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

70

Event dan -Mengadakan Pameran Konferensi seminar -Melakukakn Pameran Produk -Melakukan Kegiatan Workshop

-Penyewa -Freeleancer -Startup UMKM -Staff -Pengunjung

R. Dokumentasi R. Produksi R. Percetakkan R. Perakitan R. Koreografi R. Serbaguna R. Katalog R. Film Animasi - Exhabition - Auditorium -Galeri -R.Workshop

Publik

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

4.3.2 Analisa Pola Aktivitas •

Aktivitas datang umum Masuk ke tapak

Parkir/drop off

Datang Entrance

Bangunan

Jalur pedestrian Skema 4.2 Pola Aktivitas Datang Umum Sumber : Analisa Pribadi, 2021

• Aktivitas pulang umum

Skema 4.3 Pola Aktivitas Pulang Umum Sumber : Analisa Pribadi, 2021

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

71

• Aktivitas pengunjung dan penyewa Datang Parkir Menanyakan

- Mengikuti inkubasi bisnis - Bekerja bersama - Membuat produk - Membuat makananminuman - Editing - Mengikuti seminar - Mengikuti workshop - Memamerkan karya

informasi registrasi

- Metabolisme - Membeli makan/minum - Istirahat - Sholat

-

Membeli makanan Membeli minuman Melihat pameran Mengikuti seminar Mengikuti workshop Membeli produk /merchandise

Pulang

Skema 4.4 Pola Aktivitas Pengunjung dan Penyewa Sumber : Analisa Pribadi, 2021

• Aktivitas Pengelola

Skema 4.5 Pola Aktivitas Pengelola Sumber : Analisa Pribadi, 2021

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

72

4.3.3 Analisa Jumlah Penyewa Berikut pehitungan jumlah penyewa r.kerja-coworking adalah : Studi analisa pendekatan jumlah penyewa R.Kerja-Coworking pada Perencanaan Ambon Youth Creative Hub ini menggunakan hasil studi banding paada Jakarta Creative Hub melalui website pada tahun 2019 yang mencapai total peserta sebanyak 1.902 dengan asumsi presentase kedatangan tiap peserta 3%, maka perhitungannya adalah 3% x 1.902 = 57 orang/hari.

Untuk jumlah peserta inkubasi pada Ambon Youth Creative Hub ini 100 orang. Sehingga pada sesi inkubasi bisnis yang dilakukan 2 bulan dan dalam setahun diadakan 3 kali.

Dari kedua analisa diatas, total pengguna bangunan yang merupakan penyewa dan peserta inkubasi bisnis berjumlah 1.959 orang. Perhitungan jumlah penyewa Ambon Youth Creative Hub sampai dengan 2031 (12 tahun) Pt : Jumlah pengunjung pada tahun 2031 Po : Jumlah pengunjung pada tahun 2019 t : Tahun Proyeksi r : Presentase kehadiran peserta tiap harinya Pt = Po x t Pt = 1.902 x 13 Pt = 24.726 Penyewa datang ke Ambon Youth Creative Hub adalah 24.726 orang/tahun atau 2.378/bulan, dengan asumsi kedatang per-hari 5%, berikut perrhitungannya adalah : m = Peserta yang datang per hari m = 2.378 x 5 % m = ± 180 orang / hari Dari perhitungan diatas, kemudian ditambahkan dengan jumlah peserta inkubasi bisnis dengan total 80 siswa (asumsi datang rutin). Dan penyewa coworking space berkapasitas 40 orang dengan jumlah ruang 8 buah, sehingga total 320 orang. Dengan asumsi pengguna dalam Ambon Youth Creative Hub ini berjumlah ±500 orang/hari yang mencakup staff, penggiat UKMK, penyewa maupu pengunjung.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

73

4.3.4 Analisa Besaran Luas Fungsi Ruang a. Analisa Besaran Ruang Pengelola Utama Kegiatan pengelola atau kegiatan perkantoran terhadap operasional dan manajerial dari bangunan perencanaan ini. Pada kegiatan inilah direncanakan kegiatan yag bersifat mengelola.

Tabel 4.41 Analisa Besaran Ruang Pengelola Utama

No 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

Kebutuhan Jumlah Kapa Sumb Ruang Ruang sitas er - CEO R.CEO 1 2 unit Asumsi - Sekretaris R.Sekretaris 1 12 orang NAD - Kabag.

Umum Keuangan R.Bendahara 1 12 orang NAD - Bendahara Umum - Manajer R.General 1 12 orang NAD Operasional Manajer - Manajer R.Manajer 1 12 orang NAD Perawatan Operasional - Mentor R.Manajer 1 12 orang NAD - Humas Teknisi - Tamu R.Kabag 1 12 orang NAD Keuangan R.Manajer 1 12 orang NAD Pemasaran R.Humas 1 12 orang NAD R.Instruktur 1 12 orang NAD R. Tamu VIP 1 1 unit Asumsi R. Rapat 2 50 orang NAD R.Arsip 1 30 orang NAD R. Mentor 1 1 unit Asumsi R.Staff 1 80 orang NAD R.Loker 1 80 orang AJM R. Deposit 1 1 unit Asumsi R.Layanan 1 1 unit Asumsi Koleksi Produk R. Konsultasi 1 1 unit Asumsi Bisnis R.Layanan 1 1 unit Asumsi Keanggotaan Ruang 1 1 unit SB Administrasi R.Informasi 1 1 unit SB R.Tunggu 1 20 orang AJM R.Seleksi 1 1 unit Asumsi Barang Pelaku

Standar Ruang 60 m2/unit 6,75 m2/org

Luasan (m2) 120 m2 81 m2

6,75 m2/org

81 m2

6,75 m2/org

81 m2

6,75 m2/org

81 m2

6,75 m2/org

81 m2

6,75 m2/org

81 m2

6,75 m2/org

81 m2

6,75 m2/org 81 m2 6,75 m2/org 81 m2 2 175,4 m /unit 175,4 m2 1,5m2/ orang 150 m2 4,5 m2/orang 135 m2 87 m2/unit 87 m2 6,75 m2/org 540 m2 2 4,5 m /orang 360 m3 374 m2/unit 374 m2 374 m2/unit 374 m2 328 m2/unit

328 m2

285 m2/unit

285 m2

57 m2/unit

57 m2

48 m2/unit 6 m2/orang 326 m2/unit

48 m2 120 m2 326 m2

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

74

25.

R.Koleksi Produk R. Deposit R. Keamanan Auditorium -Tempat Duduk - R. operator -Pre-Function Lobby -Backstage

26.

27.

28.

1

1 unit Asumsi

394 m2/unit

394 m2

1 1

1 unit Asumsi 21 orang TSS

360 m2/unit 4.5 m2/orang

360 m2 95 m2

1 1 1

164orang TSS 13 orang NAD 100 orang AS

1,8 m2/orang 4,46 m2/orang 4,5 m2/orang

296 m2 62 m2 450 m2

1 unit Asumsi 126 m2/unit 126 m2 Total Luasan 5.991,4 m2 Sirkulasi 40%x5.991,4=3.145,7 m2 Total Luas Keseluruhan 9.137,1 m2 1

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

b. Analisa Besaran Ruang Divisi Desain Produk Kegiatan pelatihan subsektor desain produk membutuhkan ruangruang yang mempunyai perangkat-perangkat digital sebagai media para peserta pelatihan subsektor desain untuk menyampaikan ide-ide dan maksud desainnya, karena subsektor desain terbagi menjadi 2 kelompok disiplin ilmu desain yaitu desain komunikasi visual dan desain interior yang dalam pengerjaan nya membutuhkan perangkat digital sebagai media kreatif.

Tabel 4.42 Analisa Besaran Ruang Desain Produk

No

Pelaku

1.

2.

3.

Manager Sekretaris Staff Divisi

4.

5.

6.

-Penyewa -Freeleancr -Startup UMKM -Pengunju ng

7.

8.

9.

10.

11.

Kebutuhan Ruang R. Manager R. Sekretaris Kantor Divisi Kelas Desain R. Workshop Studio Desain Interior Studio Desain DKV Galeri R. Percetakan R. Perakitan R. Digital Printing

Jumlah Kapa Sum Standar Luasan Ruang sitas ber Ruang (m2) 1 1 unit Asumsi 95 m2/unit 95 m2 1 12 orang NAD 6,75 m2/orang 81 m2 1 114 orang NAD 4 m2/orang 455 m2 4 1 1

32 orang SNI 90 orang NAD 75orang TSS

2,5 m2/orang 4 m2/orang 4,5 m2/orang

320 m2 360 m2 340 m2

1

75 orang TSS

4,5 m2/orang

340 m2

1 1 1 1

105orang NAD 29 orang TSS 29 orang TSS 1 unit Asumsi

4 m2/orang 420 m2 4,8 m2/orang 137,5 m2 4,8 m2/orang 137,5 m2 168 m2/unit 168 m2

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

75

12.

R.Takaan Digital R.Dokumenta si R.Produksi Desain Produk R.Perakitan

13.

14.

15.

1

1 unit Asumsi

185 m2/unit

1

29 orang TSS

4,8 m2/orang 137,5 m2

1

1 unit Asumsi

168 m2/unit

1

29 orang TSS Total Luasan Sirkulasi Total Luas Keseluruhan

185 m2

168 m2

4,8 m2/orang 137,5 m2 3.482 m2 40%x3.482 = 1.592,8 m2 5.074,8 m2

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

c. Analisa Besaran Ruang Divisi Kerajinan / Kriya Kegiatan pelatihan subsektor kerajinan membutuhkan ruang-ruang yang

mengakomodir

kegiatan

pelatihan

yang

membantu

mengembangkan produk- produk kerajinan dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya. Sementara kegiatan pelatihan subsektor kerajinan yang diwadahi pada perencanaan Ambon Youth Creative ini adalah kegiatan pelatihan kerajinan dengan bahan baku tekstil, kayu serta aksesoris kerang.

Tabel 4.43 Analisa Besaran Ruang Kerajinan

No

Pelaku

1.

2.

3.

Manager Sekretaris Staff Divisi

4.

5.

6.

7.

8.

-Penyewa Freeleance r -Startup UMKM Pengunjung

9.

10.

11.

12.

13.

Kebutuhan Ruang R. Manager R. Sekretaris Kantor Divisi Kelas Desain R. Purwarupa R. Jahit R. Workshop Studio Desain K. Tekstil Studio Desain K. Kayu Studio Desain K. Aksesoris Galeri R. Produksi Kerajinan R.Penyimpana n Khusus

Jumlah Ruang 1 1 1 8 1 1 2 1

Kapa Sum sitas ber 1 unit Asumsi 12 orang NAD 114 orang NAD

Standar Luasan Ruang (m2) 95 m2/unit 95 m2 6,75 m2/orang 81 m2 4 m2/orang 455 m2

32 orang SNI 2,5 m2/orang 60 orang NAD 4,46 m2/orang 1 unit TSS 95,6 m2/unit 90 orang NAD 4 m2/orang 1 unit Asumsi 152 m2/unit

1

1 unit

Asumsi 324 m2/unit

1

1 unit

Asumsi

640 m2 272 m2 95,6 m2 720 m2 152 m2 324 m2

152 m2/unit

152 m2

1 1

290 orang SNI 105 orang NAD

2,5 m2/orang 4 m2/orang

726 m2 420 m2

1

18 orang

2,5 m2/orang

45 m2

NAD

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

76

14.

RPenyimpana n Bahan Baku R.Produksi Cetak R.Katalog Produk R.Percetakkan

15.

16.

17.

1

1 unit

Asumsi

258 m2/unit

258 m2

1

1 unit

Asumsi

155 m2/unit

155 m2

1

1 unit

Asumsi 274,6 m2/unit

274,6 m2

29 orang TSS 4,8 m2/orang 137,5 m2 Total Luasan 5.002,7 m2 Sirkulasi 40%x5.002,7=2.001 m2 Total Luas Keseluruhan 7.003,7 m2 1

d. Analisa Besaran Ruang Divisi Perfilman/Konten Kegiatan pelatihan subsektor perfilman / konten membutuhkan ruangruang yang mengakomodir kegiatan pelatihan yang membantu mengembangkan penggunaan teknologi informasi. Sementara kegiatan pelatihan subsektor perfilam/konten yang diwadahi pada perencanaan Ambon Youth Creative ini adalah kegiatan pelatihan video, film dan fotografi.

Tabel 4.44 Analisa Besaran Ruang Devisi Perfilm/Konten

No

Pelaku

1.

2.

3.

Manager Sekretaris Staff Divisi

4.

5.

-Penyewa Freeleance r -Startup UMKM Pengunjung

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Kebutuhan Ruang R. Manager R. Sekretaris Kantor Divisi Kelas Desain Galeri Perfilman Galeri Foto R. Film Animasi R. Visual Editing R. Audio Editing R. Katalog Naskah R. Green Screen R. Dokumentasi R.Dubbing R. Rias

Jumlah Ruang 1 1 2

Kapa Sum Standar Luasan sitas ber Ruang (m2) 2 1 unit Asumsi 95 m /unit 95 m2 12 orang NAD 6,75 m2/orang 81 m2 114 orang NAD 4 m2/orang 912 m2

2 1

32 orang SNI 105 orang NAD

2,5 m2/orang 4 m2/orang

160 m2 420 m2

1 1

105 orang 1 unit

NAD SB

4 m2/orang 278 m2/unit

420 m2 278 m2

1

23 orang

TSS

6,5 m2/orang

150 m2

1

23 orang

TSS

6,5 m2/orang

150 m2

1

1 unit

Asumsi

230 m2/unit

230 m2

1

1 unit

Asumsi

81 m2/unit

81 m2

1

1 unit

Asumsi

81 m2/unit

81 m2

1 1

1 unit 1 unit

Asumsi Asumsi

81 m2/unit 81 m2/unit

81 m2 81 m2

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

77

15.

16.

R. Kostum Studio Perfilman R.VTC/CTR R.Telecine Studio Foto R.Peralatan Khusus R. Workshop Digital Studio Penyiaran R. Komputer Kelas fotografi R. Koreografi

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

1 1

50 orang AS 4,5 m2/orang 1 unit Asumsi 278 m2/unit

225 m2 278 m2

Asumsi 36 m2/unit Asumsi 36 m2/unit Asumsi 232 m2/unit Asumsi 380 m2/unit

36 m2 36 m2 464 m2 380 m2

4 m2/orang

360 m2

6,8 m2/orang

524 m2

Asumsi 152 m2/unit Asumsi 152 m2/unit

152 m2 152 m2

1 1 2 1

1 unit 1 unit 1 unit 1 unit

1

90 orang NAD

1

77 orang

1 1

1 unit 1 unit

SB

1 unit Asumsi 295 m2/unit 295 m2 Total Luasan 6.122 m2 Sirkulasi 40%x6.122=2.448,8 m2 Total Luas Keseluruhan 8.570,8 m2

1

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

e. Analisa Besaran Ruang Penunjang Kegiatan ini merupakan kegiatan pendukung perkembangan industri kreatif dikota Ambon. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menstimulus para pelaku industri kreatif agar lebih terpacu dalam menciptakan kreatifitas.

Tabel 4.45 Analisa Besaran Ruang Penunjang

No 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Pelaku -Staff -Penyewa Freeleance r -Startup UMKM Pengunjung

Kebutuhan Ruang Exhibition Mushola - T. Sholat - T. Wudhu Perpustakaan Lobby ATM Center R. Serbaguna R. Santai R.Istirahat R. Baca R. Tunggu

Jumlah Kapa Sum Standar Luasan Ruang sitas ber Ruang (m2) 1 40 stand AS 25 m2/stand 1.000 m2 1 200 org NAD 2 m2/orang 400 m2 32 org Asumsi 2.3 m2/orang 78 m2 Luas Mushola 478 m2 2 1 unit Asumsi 780 m2/unit 1.560 m2 1 500 org NAD 0,8 m2/org 400 m2 1 1 unit Asumsi 56 m2/unit 56 m2 2 1 1 unit SB 420 m /unit 420 m2 4 1 unit SB 60 m2/unit 240 m2 1 1 unit Asumsi 95 m2/unit 95 m2 1 1 unit Asumsi 267 m2/unit 267 m2 8 1 unit Asumsi 124 m2/unit 992 m2 Total Luasan 5.508 m2 Sirkulasi 40%x5.508= 2.203,2 m2 INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

78

7.711,2 m2

Total Luas Keseluruhan Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

f. Analisa Besaran Ruang Komersial Kegiatan komersil dari perencanaan pusat kreativitas Ambon ini dilakukan oleh para pelaku industri kreatif yang diwadahi.

Tabel 4.46 Analisa Besaran Ruang Komersial

No 1.

2.

3.

4.

5.

Pelaku

Kebutuhan Ruang -Staff Lounge -Penyewa Foodcourt Freeleance -Tenant r -Tempat duduk -Startup Tenant Produk UMKM Coffee Shop Coworking Space Pengunjung -Tipe 1 -Tipe 2

Jumlah Ruang 2 8 5 3

Kapa sitas 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit

Sum ber SB

Standar Ruang 675 m2/unit

Luasan (m2) 1.350 m2

Asumsi 20.25m2/unit 162 m2 Asumsi 235 m2 Asumsi 162 m2/unit 810 m2 Asumsi 484 m2/unit 1.452 m2

1 unit Asumsi 162 m2/unit 1.296 m2 1 unit Asumsi 185,4m2/unit 185,4 m2 Total Luasan 5.490,4 m2 Sirkulasi 40%x5.490,4=2.196,1 m2 Total Luas Keseluruhan 7.686,5 m2 8 1

g. Analisa Besaran Ruang Servis Kegiatan pengelola atau kegiatan servis terhadap operasional dan manajerial dari bangunan perencanaan ini. Pada kegiatan inilah direncanakan kegiatan yag bersifat servis.

Tabel 4.47 Analisa Besaran Ruang Servis

No

Pelaku

1.

2.

3.

House keeper Security Teknisi

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Kebutuhan Ruang Pantry Toilet Ruang Kontrol Janitor Gudang Besar Gudang Kecil R. Keamanan Lift Penumpang Lift Barang

Jumlah Ruang 8 16 1

Sum Kapa ber sitas 6 orang NAD Asumsi 29 orang TSS

Standar Luasan Ruang (m2) 2 m2/orang 96 m2 23 m2/toilet 368 m2 4,8 m2/orang 137.5 m2

16 4 4 1

1 unit

SB Asumsi Asumsi TSS

10 m2/unit 295 m2/unit 184 m2/unit 95,6 m2/unit

160 m2 1.180 m2 736 m2 95,6 m2

6/lantai

1 unit

Asumsi

5 m2/ kereta

120 m2

2/lantai

1 kereta

Asumsi

8 m2/ kereta

64 m2

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

79

10.

Tangga Darutat Ruang Panel Ruang AHU

11.

12.

4/lantai

1 unit

Asumsi

1/lantai 1/lantai

1 unit Asumsi 1 unit Asumsi Total Luasan Sirkulasi Total Luas Keseluruhan

41,4 m2/unit

662,4 m2

13 m2/unit 37 m2/unit

52 m2 148 m2 3.819,5 m2 40% x 3.819,5=1.527,8m2 5.347,3 m2

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Dari hasil pendataan besaran ruang, makan total keseluruhan program ruang di Pusat Industri Kreatif di Ambon adalah sebagai berikut.

Tabel 4.48 Total Luas Keseluruhan Fungsi Ruang

Luas (m2)

Fungsi

Presentase (%)

9.137,1 m2

17,7 %

Kebutuhan ruang subsektor kreatifitas

20.649,3 m2

40,1 %

Kebutuhan ruang kegiatan penunjang

7.711,2 m2

15 %

Kebutuhan ruang kegiatan komersial

7.686,5 m2

14,9 %

Kebutuhan ruang kegiatan servis

5.347,3 m2

10,4 %

864 m2

1,68 %

51.395,4 m2

100%

Kebutuhan ruang pengelola utama

Void Total Luas Keseluruhan

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Analisa Besaran Basement •

Luas lantai basement yang digunakan KTB x luas lahan

•

= 1 x 25.516 m2 = 25.516 m2

Jumlah lantai basement = 25.516 m2 : 13.523,48 m2 = 1,88 ~ 2 lantai

h. Analisa Besaran Ruang Parkir Tabel 4.49 Analisa Besaran Ruang Parkir

No Nama ruang 1 - Parkir Motor - Parkir Mobil 2 Drop Off

Kapaitas 300 buah 360 buah

Standar 2 m2 / motor 20 m2 / mobil 2 mobil

Sumber SRP SRP

Luas Ruang 600 m2 7.200 m2 25 m2 Total Luas 7.825 m2 Sirkulasi (50%) 70% x 7.825= 5.477,5 m2 Total Luas Keseluruhan 13.302,5 m2

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

80

i. Analisa Besaran Ruang Utilitas Tabel 4.50 Analisa Besaran Ruang Utilitas

No Nama ruang 1. Ground Water Tank 2. Ruang Pompa 3. Gudang 4. Ruang STP 5. R.Sampah Sementara 6. R. Genset 7. R.Mesin 8. R. Trafo 9. R. PABX 10. Toilet 11. Janitor 12. Tangga Darurat

Kapaitas 1 unit

Standar 145 m2 / unit

Sumber Asumsi

Luas Ruang 145 m2

1 unit 2 unit 1 unit 1 unit

81 m2 / unit 126 m2/unit 265 m2 / unit 81 m2 / unit

PAH Asumsi Asumsi Asumsi

81 m2 252 m2 265 m2 81 m2

1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 8 unit 6 unit 8 unit

145 m2 / unit 124 m2 / unit 81 m2 / unit 81 m2 / unit 23 m2/unit 10 m2/unit 41,4 m2/unit

PAH PAH Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi Total Luas Sirkulasi (50%)

Total Luas Keseluruhan

145 m2 124 m2 81 m2 81 m2 184 m2 60 m2 331,2 m2 1.830,2 m2 70% x 1.830,2 = 1.281,1 m2 3.111,3 m2

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Keterangan : NAD : Neufert Arsitek Data SNI : Standar nasional Indonesia SB

: Studi banding

AS

: America Standard

SRP : Satuan ruang parkir PAH : Planning the Architect Handbook

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

81

4.3.5 Analisa Optimasi Luasan Fungsi Ruang •

Luas Tapak

: 25.516 m2

•

KDB

: 53%

•

KLB

: 2.2

Maka didapat Koefisien : •

Luas lantai dasar yang digunakan = 53% x 25.516 m2 = 13.523,48 m2

KDB x luas lahan • •

4.3.6

Luas lantai maksimal yang digunakan KLB X luas lahan

= 2.2 x 25.516 m2 = 56.135,2 m2

Jumlah lantai

= 56.135,2 m2 : 13.523,48 m2 = 4,15~ 4lantai

Analisa Hubungan Fungsi Ruang Tabel 4.51 Analisa Hubungan Ruang

Ruang Kegiatan Pengelola Kegiatan Utama Kegiatan Penunjang Kegiatan Servis Kegiatan Parkir Kegiatan Utilitas

Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Pengelola Utama Penunjang Servis Parkir Utilitas

O O

O

B

O

O

O

O

X

O

B

B

O

O

B

Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Keterangan X: Tidak Berhubungan

O: Berhubungan Erat B: Berhubungan Tidak Langsung

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

82

Skema 4.6 Pola Hubungan Kelompok Ruang Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

•

Analisa Pola Sirkulasi Ruang

Skema 4.7 Pola Sirkulasi Ruang Pengelola Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

83

Skema 4.8 Pola Sirkulasi Ruang Kegiatan Desain Produk Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Skema 4.9 Pola Sirkulasi Ruang Kegiatan Kerajinan Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Skema 4.10 Pola Sirkulasi Ruang Kegiatan Perfilman Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Skema 4.11 Pola Sirkulasi Ruang Kegiatan Komersil Sumber : Analisa Pribadi, 2021

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

84

4.3.7

Analisa Pola Hubungan Ruang Berdasarkan dengan fungsi bangunan Pusat Kreatifitas Anah Muda Ambon, yaitu sebagai fasilitas inkubasi bisnis bagi para pembisnis pemula. Penyusunan pola ruang memperhatikan tingkaat kepentingan pengguna bangunan dari mulai CEO, staff divisi, staff pengelola hingga masyarakat umum.

Maka pola penyusunan ruang yang tepat adalah : •

Fungsi kegiatan utama yaitu kegiatan kreatifitas, akan diletakkan di lantai dasar sampai dengan lantai empat, bersama dengan fungsi servis

•

Untuk fungsi penunjang diletakkan di lantai satu dan lantai dua.

•

Lantai bertipikal ini dengan susunan ruang adalah pengguna yang memiliki kepentingan paling banyak. Sehingga sirkulasi dan koordinasi lebih terorganisir Keterangan : : Kegiatan Kreatifitas : Kegiatan Workshop : Lobby : Pengelola : Penunjang : Servis : Basement : Sirkulasi

Gambar 4.49 Analisa Zoning Ruang Secara Horizontal Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

Penjelasan dari keterangan kegiatan kreatifitas, sebagai berikut : - Lantai 1 terdapat lobby, kegiatan kreatifitas dibidang kerajinan (kayu) dan penunjang - Lantai 2 terdapat kegiatan kreatifitas dibidang kerajinan (kayu) dan desain produk (desain interior) INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

85

- Lantai 3 terdapat kegiatan kreatifitas dibidang kerajianan (tekstil, aksesoris kerang) dan dibidang fotografi - Lantai 4 terdapat kegiatan produk desain (desain komnikasi visual dan video, film)

Penjelasan dari keterangan kegiatan workshop, sebagai berikut : - Lantai 1 terdapat kegiatan workshop dibidang kerajinan (kayu) - Lantai 2 terdapat kegiatan workshop dibidang desain produk - Lantai 3 terdapat kegiatan workshop dibidang video, film dan fotografi

Penerapan sifat keruangan dianaliskan berdasarkan kegiatan yang terdapat pada tiap lantai, untuk lantai 1 sampai 4 bersifat publik sedangkan untuk lantai 4 sisi barat berifat semi publik (pengelola).

Gambar 4.50 Analisa Zoning Ruang Secara Vertikal Sumber : Analisa Pribadi, 2021

Keterangan : Kegiatan Kreatifitas : Kegiatan Workshop : Pengelola : Penunjang : Servis : Basement

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

86

4.3.8

Penerapan Tema Pada Ruang Berikut adalah penerapan tema Renewable in Locality – Ambon Youth Creative Hub”

yang akan diterapkan pada bangunan, yaitu

terinspirasi dari bentuk ruangan Rumah Beileo. Secara umum rumah Baileo hanya terdiri dari dua bagian. Satu bagian yang terbuka dan bersifat sosial serta bagian lainnya lebih tertutup untuk segala macam kegiatan yang bersifat privasi untuk keluarga.

Gambar 4.51 Analisa Zoning Ruang Secara Horizontal Sumber : Analisa Pribadi, 202

Gambar 4.52 Denah Rumah Adat Beileo Sumber : Sayembara Rumah Beileo, 2014

•

Gambar 4.53 Ruang Papua Creative Hub Sumber : Youtube.com, 2021

Pada ruang menerapkan bentuk memanjang dari Rumah Adat

Beileo yang menggunakan sistem double corridor untuk area tengah ruangan dan sistem single corridor pada sisi samping massa bangunan hal ini bertujuan untuk mengundang keestetikan ruangan terhadadap lingkungan tapak.

•

Penggunaan

bahan-bahan

material

pada

ruangan

yang

menggunakan bahan modern seperti penggunaan bahan marmer dan parquet pada lantai.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

87

BAB V ARAHAN DESAIN

5.1

KESIMPULAN Pada bab ini akan menyimpulkan masalah umum dan masalah khusus dalam perencanaan dan perancangan Ambon Youth Creative Hub atau Pusat Kreatifitas Anak Muda Ambon dengan mengusung tema “Renewel in Locality” guna menjawab permasalahan - permasahalan yang diangkat pada perencanaan dan perancangan, yaitu :

5.1.1 Masalah Umum Bagaimana mewujudkan pusat industri kreatif pemuda Ambon atau Ambon youth creative hub di Kota Ambon dalam mengikuti perkembangan perekonomian industri kreatif yang bersifat kearifan lokal yang bersifat pembaharuan dalam era globalisasi ini?

Berdasarkan Analisa yang sudah dilakukan dalam mewujudkan Pusat Industri Kreatif Pemuda Ambon dipelukannya space atau ruang yang dapat mewadahi suatu kreatifitasnya. Dalam pelaksanaan industri kreatif memerlukan berbagai space atau keruangan sesuai dengan usaha atau bidang yang ditekuni. Pada perencanaan ini membutuhkan space atau ruang yang dapat menunjang para pegiat ekonomi kreatif dalam bidang kegiatan kreatifitas seperti desain produk, kerajinan dan perfilman / konten.

Perencanaan

Ambon

Yotuh

Creative

Hub

ini

menggunakan

/

mengadaptasikan bentuk metaforik dari bentuk rumah adat hingga alat senjata tradisional Ambon dengan bahan material yang modern.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

88

5.1.2 Masalah Khusus Bagaimana karakteristik yang tepat dalam perencanaan pusat industri kreatif pemuda Ambon atau ambon youth creative hub yang dapat memudahkan

dalam

menikmati

berbagai

kegiatan,namun

tetap

memperhatikan kearifan lokal yang bersifat pembaharuan bagi pengunjung dan pegiat ekonomi kreatif Kota Ambon?

Berdasarkan Analisa yang sudah dilakukan untuk membahas karakteristik yang dapat diterapkan pada perencanaan Ambon Youth Creative Hub atau Pusat Kreatifitas Anak Ambon di Kota Ambon, Provinsi Maluku adalah dengan menggunakan pembaharuan pada hasil analisa berdasarkan karakteristik dari unsur-unsur kelokalitasan Kota Ambon yang bersifat pembaharuan -

Tapak : Entrance tapak yang menerapkan bentuk gapura hasil dari metaforik senjata tradisional Provinsi Maluku (Parang Salalwaku) dengan penggunaan material batu alam pada tiang gapura dan material alumunium untuk pola ukiran.

-

Bangunan : Dengan menerapkan desain yang terinspirasi dari Rumah Adat Beileo dengan melakukan transformasi bentuk tetapi tetap berbentuk dasar memanjang. Dan menerapkan ornament Matahari yang menyimbolkan semangat keberanian dalam berperang melawan musuh, akan tetapi dalam perencanaan ini mengandung arti semangat dalam beraktivitas.

-

Ruang : Dengan menggunakan konsep ruang pada Rumah Adat Beileo, pada pembagian sifat ruang yang dimana memiliki sifat keruangan yang terbuka dan bersifat sosial (publik) serta bagian lebih tertutup yang bersifat privasi, ruangan menerapkan bentuk memanjang dari Rumah Adat Beileo yang menggunakan sistem double corridor dan sistem single corridor. Serta penggunaan bahan-bahan material pada ruangan yang menggunakan bahan modern.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

89

5.2

ARAHAN DESAIN TAPAK

5.2.1 Arahan Kebutuhan Fungsi dan Besaran Tapak Tabel 5.1 Arahan Fungsi dan Besaran Tapak

Fungsi Pada Tapak

Luas Fungsi Tapak

Presentase

Bangunan

13.604 m2

53%

Penghijauan

4.337,7 m2

17%

6.379 m2

25%

12 m2

0,04%

1.268 m2

4,96%

25.516 m2

100%

Sirkulasi Keamanan Perpakiran dan Penunjang Total

Sumber : Analisa Penulis, 2021.

5.2.2 Arahan Zonasi dan Sirkulasi Tapak Pusat perhatian di tapak diarahkan ke bangunan yang menjadi point of view tapak, bangunan dapat di lihat dari segala arah dari luar tapak.

Gambar 5.1 Arahan Zonasi Tapak Sumber : Analisa Penulis, 2021

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

90

5.2.3 Arahan Tema Pada Tapak Penerapan tema renewal in locality pada tapak diperlihatkan dengan penggunaan bentuk pintu masuk yang diadopsikan dari bentuk senjata Kota Ambon, yaitu Parang Salalwaku.

Menggunakan material batu alam pada tiang gapura dan material alumunium untuk pola ukiran.

Gambar 5.2 Pintu Masuk Tapak Sumber : Analisa Penulis, 2021

5.3

ARAHAN DESAIN BANGUNAN

5.3.1 Arahan Bentuk Massa Dasar Bangunan

Gambar 5.3 Bentuk Massa Dasar Bangunan Sumber : Analisa Penulis, 2021

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

91

5.3.2 Arahan Penempatan Massa Bangunan

Gambar 5.4 Arahan Penempatan Massa Bangunan Sumber : Analisa Penulis, 2021

5.3.3 Arahan Selubung Bangunan

Gambar 5.5 Arahan Selubung Bangunan Sumber : Analisa Penulis, 2021

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

92

5.4

ARAHAN DESAIN RUANG

5.4.1 Arahan Zonasi Ruang Keterangan : : Publik : Komersial Lantai 1

Lantai 2

: Semi-Publik : Office : MEP & Lift : Servis

Lantai 4

Lantai 3

: Basement : Sirkulasi : Utilitas

Lantai Basement 1 Lantai Basement 2

Rooftop Gambar 5.6 Arahan Zoning Ruang Sumber : Analisa Pribadi, 2021.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

93

Penjelasan dari arahan zoning ruang diatas adalah, sebagai berikut : •

Zona publik (biru) di lantai 1 terdapat ruang perpustakaan, lobby, ruang tamu, ruang baca, galeri desain porduk, lounge dan mushola.

Pada lantai 2 terdapat pada ruang lounge, galeri kerajinan dan perpustakaan. Di lantai 3 terdapat pada ruang galeri perfilman, galeri foto.

•

Zona komersial (orange) di lantai 1 terdapat ruang lounge, coffee shop, coworking spaces, foodcourt dan tenant produk. Pada lantai 2 terdapat ruang coffee shop dan tenant produk. Sedangan pada lantai 3 terdapat ruang coworking spaces serta pada lantai 4 terdapat ruang auditorium dan coworking spaces.

•

Zona semi publik (kuning) di lantai 1 terdapat ruang produksi desain produk, dan ruang perakitan. Pada lantai 2 terdapat ruang produksi kerajinan, studio desain dan kerajinan, ruang digital printing, ruang dokumentasi, ruang loker dan ruang percetakkan. Sedangkan pada lantai 3 terdapat ruang studio kerajinan, ruang percetakkan, ruang serbaguna, ruang koleksi produk, ruang konsultasi bisnis, ruang produksi, ruang penyimpanan bahan, ruang jahit dan loker. Serta pada lantai 4 terdapat ruang studio, ruang computer, ruang koreografi, ruang editing,ruang katalog.

•

Zona office (merah) dilantai 1 terdapat ruang kantor divisi, ruang manajer divisi, ruang sekretaris divisi, ruang seleksi barang, ruang pelayanaan keanggotaan dan ruang administrasi. Sedangkan pada lantai 2 dan 3 terdapat ruang kantor divisi,ruang manajer divisi serta ruang sekretaris divisi. Dan pada lantai 4 terdapat pada ruang pengelola utama.

•

Zona servis (hijau) menandakan area servis seperti toilet, janitor maupun Gudang.

•

Zona cokelat menandakan area MEP, lift dan tangga darurat serta utilitas pada basement.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

94

DAFTAR PUSTAKA

1. Wikepedia.co.id/Industri Kreatif 2. Wikepedia/Ekonomi Kota Ambon 3. Badan Pusat Statistika 2020 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Maluku Tahun 2019 -

2024 6. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 7. Jurnal Perancangan Interior Co-working space, 2016 8. Jurnal Aplikasi Ornamen Khas Maluku, 2014 9. Jurnal Perancangan Pusat Industri Kreatif, 2016 10. Jurnal Kajian Penerapan Konsep Kearifan Lokal Pada Perencangan

Arsitektur Tahun 2014 11. Jurnal Kajian “Pusat Industri Kreatif di Kota Pontianak” Vol. 1, No. 1 12. Timesaver Standard Building Types 13. Neufert, Ernst, 1996. Data Arsitek (jilid 3), Jakarta, Erlangga 14. http://mimbarrakyatnews.com/desain-ambon-youth-creative-hub-sarat-

kearifan-lokal/

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL