2 minute read

Gambar 2.8 Ornamen Khas Derah Maluku Pada Arsitektur

• Ornament

Baileo juga mempunyai ornamen hiasan yang diukir pada dinding bagian atas dan bawah, dan juga hiasan yang dilukis dengan menggunakan cat pada tiang baileo. Motif hias berupa motif khas Maluku berupa lingkaran dengan garis-garis melengkung. Setiap ornamen mempunyai makna dan nilai filosofis. Makna dan nilai filosofis menunjukan kedalaman pemahaman terhadap nilai-nilai lokal daerah Maluku yang sampai sekarang masih bertahan.

Advertisement

Gambar 2.7 Ornamen Rumah adat Baileo

Sumber. InfoPublik/Pohon Sagu dan identitas orang Maluku, 2019

Gambar 2.8 Ornamen Khas Daerah Maluku pada arsitektural

Sumber. Jurnal Aplikasi Ornamen Khas Maluku, 2014

• Sususnan Ruang pada Rumah Beileo

Bentuk bangunan Beileo yang didirikan di atas tanah memiliki denah berbentuk bidanggeometris empat persegi panjang yang terbagi atas susunan antara lain

(1) Ruang tengah berbentuk empat persegi panjang dengan delapan tiang utama;

(2)Ruang samping yang mengelilingi ruang tengah berbentuk sudut 8 yang ditopang dengan 12 tiang pinggir luar dan 12 tiang tengah antara tiang luar dan tiang induk ruang tengah; (3) Susunan konstruksi atas terdiri atasatap samping dengan kemiringan rendah berpaut pada pinggir atas ruang tengah yang bersudut atap lancip.

2.2.4 Arsitektur Neo-Vernakular

Penggunaan tema pada perencanaan pusat kreatif anak muda Ambon ini adalah renewal in locality yang memiliki maksud pembaharuan pada hasil rancangan dengan memperlihatkan kearifan lokal Kota Ambon, maka gaya desain yang mendukung dalam tema tersebut adalah gaya arsitektur neo-vernakular.

Kata Neo atau New berarti baru atau hal yang baru, sedangkan kata vernacular berasal dari kata vernaculus (bahasa latin) yang berarti asli. Maka Arsitektur Neo Vernakulardapat diartikan sebagai arsitektur asli yang dibangun oleh masyarakat setempat dengan konsep baru, baik secara pengerjaan (penggunaan teknologi) maupun material (bahanbahan modern). Menurut Budi A. Sukada (1988) terdapat 10 (sepuluh) ciri-ciri arsitektur neo-vernakular sebagai berikut: 1) Mengandung unsur komunikatif yang bersikap lokal atau popular 2) Membangkitkan kembali kenangan historik 3) Berkonteks urban 4) Menerapkan kembali teknik ornamentasi 6) Berwujud metaforik (dapat berarti bentuk lain) 7) Dihasilkan dari partisipasi 8) Mencerminkan aspirasi umum 9) Bersifat plural 10) Bersifat eklektik

Kriteria-kriteria yang mempengaruhi Arsitektur Neo-Vernakular adalah

1) Bentuk-bentuk menerapkan unsur lokal, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen). 2) Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen non-fisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, religi dan lain-lain yang mengacu pada makrokosmos sehingga menjadi konsep dan kriteria perancangan. 3) Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsipprinsip bangunan vernacular melainkan karya baru (mengutamakan penampilan visual).

Dari pernyataan Charles Jencks dalam bukunya “Language Of PostModern Architecture (1990)” maka dapat dipaparkan ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernacular sebagai berikut :

• Selalu menggunakan atap bumbungan • Batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi lokal)

• Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal.

• Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka di luar bangunan.

• Warna-warna dan tekstur yang kuat dan kontras serta melekat pada bangunan

This article is from: