
12 minute read
LINIMASA BERKARIR
2017
Gubernur DKI Jakarta
Oktober 2017 - Oktober 2022
Memimpin sebuah metropolitan berpenduduk 11 juta, salah satu kota terbesar di dunia, mengendalikan 180 ribu orang jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) dan non-ASN, serta mengelola anggaran di atas Rp.80 triliun per tahun.
Sebagai Gubernur Jakarta, Anies memimpin transformasi di berbagai sektor, di antaranya sektor transportasi umum. Hanya dalam 3 tahun semua moda kendaraan umum terintegrasi, jangkauan wilayah naik 2 kali lipat, jumlah penumpang harian naik 3 kali lipat. Hingga Jakarta menjadi kota pertama di Asia Tenggara yang meraih Sustainable Transport Award yang diakui secara global pada tahun 2021. Anies juga terpilih menjadi “21 Heroes 2021,” 21 orang se-dunia yang dianggap berjasa pada pembangunan berkelanjutan atas keberhasilan kepemimpinan dalam transformasi transportasi umum di Jakarta.
Dalam memimpin di masa pandemi, Anies dipuji karena melakukan kebijakan dan langkah yang memprioritaskan keselamatan manusia dan transparansi. Dia bertindak berdasarkan pada ilmu pengetahuan dan evidence based. Anies berani mengambil kebijakan yang tidak seiring dengan pemerintah pusat dan opini publik yang di masa-masa awal cenderung menyepelekan skala pandemi.
Di era kepemimpinan Anies, masyarakat kampung kota mendapatkan kesempatan setara untuk pembangunan dan berbagai kebijakan untuk meningkatkan kapasitas wirausaha skala kecil dan mikro. Selama masa jabatannya, Jakarta telah memenangkan lebih dari 50 penghargaan untuk inovasi, terobosan, dan efektivitas pemerintahan di berbagai isu. Mulai dari kesehatan masyarakat, inklusivitas, hingga inisiatif perencanaan kota.
Anies bukan hanya berhasil membuat terobosan yang terlihat mata dan monumental seperti membangun Stadion Internasional Jakarta, integrasi sistem transportasi umum, penataan kampung kota, pembangunan trotoar, dan taman se-Jakarta, tapi juga terobosan yang sifatnya sistem. Contohnya reformasi tata kelola seperti sistem untuk Smart Planing, meraih Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 5 tahun berturut-turut, reformasi sistem penerimaan siswa baru yang berkeadilan, kebijakan prioritas pada perlindungan ibu, anak, lansia, dan penyandang disabilitas. Perubahan dilakukan di semua lini, baik yang terlihat dan dirasakan langsung oleh publik maupun yang manfaatnya baru terasa dalam beberapa tahun, seperti perubahan sistem penerimaan peserta didik baru.
Lebih dari 50 penghargaan yang diperoleh, di antaranya:
Medali Emas ASEAN ICT Awards, Kategori Sektor Publik, Aplikasi Super Pemerintah Jakarta Kini (JAKI), 2022.
Penghargaan Transportasi Berkelanjutan (Sustainable Transport Award), 2021.
Memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama 5 tahun berturutturut dalam laporan keuangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI). Sebuah konsistensi keberhasilan yang baru pertama kali terjadi di DKI Jakarta.
2021
Wakil Ketua Dewan Pengarah C-40
2021 - 2022
C-40 merupakan jaringan gubernur/wali kota dari hampir 100 kota terkemuka di dunia. Ketua Dewan Pengarah C-40 dijabat oleh Sadiq Khan, Wali Kota London. Sedangkan Anies bersama Keiko, Gubernur Tokyo, terpilih sebagai Wakil Ketua Dewan Pengarah. Ini adalah pertama kalinya figur dari Indonesia menjadi pemimpin C-40.
2019
Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Se-Indonesia (APPSI)
Asosiasi untuk membina kerja sama dan kemitraan antarpemerintah provinsi yang saling menguntungkan dan membina hubungan harmonis antara pemerintah provinsi dengan pemerintah pusat. Jakarta, 2019 - 2022
2014
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Oktober 2014 - Juli 2016
Walaupun dari sisi waktu kerja terbilang singkat mengemban jabatan ini, kinerja Anies memiliki dampak yang sangat signifikan untuk perbaikan bidang pendidikan dan kebudayaan Indonesia.
Contoh terobosan di bidang pendidikan:
Neraca Pendidikan. Kementerian membuat laporan kinerja bidang pendidikan untuk provinsi, kabupaten, dan kota di seluruh Indonesia. Dengan adanya Neraca Pendidikan ini, maka terjadi transparansi atas alokasi dana untuk pendidikan, kualitas guru, kondisi sekolah, sampai kinerja siswa. Dengan demikian semua pemangku kepentingan dan pelaku pendidikan di wilayah ini bisa mengejar target-target yang diharapkan.
UN Tak Lagi Jadi Syarat Kelulusan. Masalah yang menjadi momok bagi orang tua dan siswa adalah UN sebagai syarat kelulusan. Kebijakan itu diubah, UN tetap dikerjakan, tetapi sebagai alat untuk pemetaan pendidikan.
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). UNBK untuk pertama kalinya diselenggarakan pada tahun 2015. Dalam waktu satu tahun jumlahnya meningkat delapan kali lipat, menjadi 60.067 satuan pendidikan yang ambil bagian dalam UNBK.
Guru Garis Depan. Pengiriman para guru ke desa-desa di wilayah terdepan dan tersulit secara masif.
Frankfurt Book Fair. Pelaksana kegiatan Negara Tamu dalam pameran buku terbesar di dunia. Pendekatan kerjanya kolaboratif dengan para seniman, budayawan, dan sastrawan. Kesuksesan Indonesia di acara ini berhasil membuat peningkatan siginifikan atas penerjemahan karya sastra Indonesia ke berbagai bahasa asing.
Registrasi Benda Cagar Budaya Secara Daring. Dengan sistem daring, registrasi benda cagar budaya menjadi lebih mudah dan efisien. Mulanya, 3.000 benda cagar budaya ditargetkan memiliki registrasi. Tahun 2015, ternyata registrasi mencapai 10.000 cagar budaya lebih, jauh melampaui target.
Belajar Bersama Maestro. Siswa-siswa peminat seni-budaya tinggal bersama di rumah/padepokan dan mengikuti kegiatan harian para maestro di bidang kesenian dan kebudayaan. Selama 2 minggu penuh para siswa itu akan melihat dari dekat proses berkarya para maestro.
2007
Rektor Universitas Paramadina
Jakarta, 2007 - 2014
Sebagai rektor, Anies bertanggung jawab memimpin seluruh tim manajemen untuk memberikan kegiatan akademik, penelitian, dan pengabdian masyarakat terbaik. Kepemimpinan Anies yang dialogis, terbuka, dan egaliter membawa suasana kebersamaan antara seluruh unsur civitas akademika, mulai dari mahasiswa, dosen, hingga pimpinan yayasan.
Anies bersama tim rektorat yaitu, Totok A. Sofianfo, Bima Priya Santosa, dan Wijayanto Samirin, berhasil membangun kerja sama tim yang solid dan melakukan tranformasi di Universitas Paramadina (UPM). Terobosan, capaian, dan keberhasilan yang telah diraih di antaranya adalah:
Modernisasi manajemen perkuliahan dan kegiatan akademik sehingga kinerja dosen dan mahasiswa bisa dipantau dengan sistem. Terjadilah peningkatan kinerja secara terus-menerus.
Untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan entrepreneurship, menginisiasi Program Dual Transkrip. Semua mahasiswa harus ikut aktivitas di kampus, tak hanya jadi mahasiswa pasif. Setiap sarjana yang lulus mendapatkan: 1). transkrip akademik berisi nilai di tiap mata kuliah dan 2). transkrip non-akademik berisi catatan semua kegiatan kemahasiswaan yang pernah diikuti. Mulai dari seminar, organisasi mahasiswa hingga peran-peran dalam kepanitiaan.
Universitas pertama dan satu-satunya yang mengharuskan mahasiswa punya kegiatan di luar kuliah, sebagai bekal pengembangkan potensi kepemimpinannya.
Menjadikan Mata Kuliah Antikorupsi sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) yang wajib diambil mahasiswa. UPM menjadi satu-satunya kampus di Indonesia, bahkan di dunia, yang menjadikan MK Antikorupsi sebagai mata kuliah wajib.
UPM menjadi koordinator dan founding member Indonesia Integrity Education Networks (IIEN), sebuah jaringan dengan anggota lebih dari 140 perguruan tinggi di Indonesia yang peduli pada pengembangan pendidikan antikorupsi/ integritas.
Memulai program Paramadina Fellowship, yaitu beasiswa penuh dan biaya hidup bagi mahasiswa berekonomi lemah yang berprestasi dari seluruh Indonesia. Sekitar 15% mahasiswa baru adalah penerima beasiswa ini.
Memulai program Paramadina Social Responsibility, yaitu beasiswa penuh bagi lulusan SMA yang tidak mampu dan tinggal di sekitar kampus, agar mereka bisa kuliah di UPM tanpa biaya.
Memulai program S2 (Paramadina Graduate School) meliputi bidang manajemen, hubungan internasional, dan komunikasi. Bertempat di kawasan SCBD dengan dukungan penuh dari dunia usaha.
Memulai program beasiswa S2 khusus untuk jurnalis, ditujukan guna membangun media yang lebih berkualitas dan berintegritas.
Keberhasilan dalam menerapkan manajemen modern membuat UPM dipercaya oleh berbagai kalangan, termasuk pengusaha. Dukungan pendanaan jadi meningkat, berhasil melakukan fundraising terbesar dan berhasil membeli lahan untuk kampus baru di daerah Cilangkap, Jakarta Timur.
Mendorong terbentuknya berbagai think-tank baru, di antaranya: Paramadina Public Policy Institute (PPPI), Paramadina Psychology for The People, Paramadina SE Asia Peace Lab (bekerjasama dengan Universitas Harvard), Paramadina Women Institute (POINT), dan Paramadina LEAD Institute.
Memperkenalkan konsep “Leadership, Entrepreneurship, dan Ethics” untuk pembelajaran mahasiswa.
Dalam rangka mewujudkan Ekonomi Pancasila, bukan sekadar sebagai filosofi, tapi sebagai kebijakan praktis yang bisa digunakan dalam public policy, UPM mengadakan workshop untuk para dosen ekonomi dan kebijakan publik dari berbagai kampus di seluruh Indonesia. Workshop ini dikerjakan bersama dengan Konrad Adenauer Stifftung (berbasis di Jerman), yang telah mengembangkan konsep Sosial & Ecological Market Economy (SEME). SEME adalah konsep ekonomi berbasis pasar yang tetap memperhatikan kesetaraan, keadilan, dan keberlanjutan, sejalan dengan prinsip Ekonomi Pancasila.
UPM aktif melakukan beberapa program kolaborasi international, misalnya: Muslim Leaders Exchange Program dengan Australia untuk para tokoh muda dari kedua negara dan I-PAD (Int’l Program for Academic Development) dengan Selandia Baru untuk pengayaan ilmu dan pengalaman budaya para dosen UPM.
UPM menjadi kampus yang sangat aktif dalam diskursus terkait pemerintahan, ekonomi, sosial, dan budaya di masyarakat.
2010
Gerakan Indonesia Mengajar
2010 - Sekarang
Anies menginisiasi dan bersama beberapa temannya mendirikan, Gerakan Indonesia Mengajar pada tahun 2010. Indonesia Mengajar adalah program pengiriman sarjana untuk mengajar SD di daerah-daerah terpencil Indonesia.
Gerakan ini fenomenal karena sarjana-sarjana terbaik dari perguruan tinggi yang semula tidak berminat menjadi guru SD, apalagi di daerah terpencil. Dengan gagasan dan narasi yang dibuat oleh Anies ini, mereka terpanggil ingin menjadi guru SD di pelosok negeri. Sekitar 200 ribu sarjana “berebut” untuk bisa menjadi Pengajar Muda.
Mereka ikut seleksi ketat bukan untuk dapat gaji tinggi atau fasilitas nyaman, tapi untuk dapat kesempatan mengabdi di desa terpencil yang serba sulit dan minim fasilitas. Anies membuktikan bahwa dengan kekuatan gagasan dan narasi, sebagaimana para founding father, rakyat bisa bergerak bersama.
Dia berhasil membangun persepsi baru di kalangan anak muda, bahwa mengabdi di daerah terpencil itu keren, mulia, dan membanggakan. Banyak sarjana mundur dari pekerjaannya yang mapan dan bergaji tinggi untuk ikut jadi guru SD setahun di daerah terpencil.
Gerakan ini memiliki tiga tujuan utama: (1) mendorong perubahan berkelanjutan di desa-desa terpencil untuk peningkatan pendidikan, (2) menyemai bibit pemimpin masa depan Indonesia yang kompetensinya kelas dunia, tapi mereka punya pemahaman kondisi nyata rakyat di pelosok negeri, dan (3) menumbuhkan gerakan sosial pendidikan di Indonesia.
Sejak pendirian awal, Anies memegang prinsip bahwa gerakan ini tidak mengandalkan anggaran oleh pemerintah. Ini gerakan dari, oleh dan untuk masyarakat. Pembiayaan gerakan ini dari dukungan tenaga, waktu, energi relawan dan dari CSR perusahaan yang pemilik atau manajemennya terpanggil untuk ikut mendukung para sarjana terbaik agar bisa menjadi guru SD di daerah terpencil. Saat bertugas sebagai Mendikbud (2014-2016) sekalipun, Anies tidak kemudian memanfaatkan untuk mendukung pembiayaan bagi Indonesia Mengajar.
Sejak tahun 2010, sebanyak 204.607 sarjana Indonesia telah melamar untuk mengabdi di pelosok negeri dan 1.193 telah terpilih sebagai Pengajar Muda (“guru muda”) untuk mengabdi di 349 desa terpencil di seluruh Indonesia. Program ini masih terus berlangsung dan animo pendaftar juga tetap tinggi.
2012
Gerakan Kelas Inspirasi
2012 - Sekarang
Anies melihat bahwa yang terjadi di mayoritas sekolah adalah pengajaran saja. Hanya sebagian kecil yang melakukan pendidikan. Amat sedikit sekolah yang menginspirasi.
Anies kemudian menggagas Gerakan Kelas Inspirasi yaitu sebuah gerakan yang “memanggil” kaum profesional yang telah berkarya di bidangnya untuk “kembali” ke sekolah. Mereka diminta untuk berperan sebagai guru selama satu hari, menjelaskan profesinya, karyanya dan dampaknya bagi masyarakat. Ternyata sangat besar animo dari kaum profesional untuk terlibat dalam gerakan ini. Dimulai di Jakarta tahun 2012 dan dalam waktu singkat menyebar ke seluruh Indonesia.
Gerakan ini meluas secara organik yaitu swadana, swadaya, dan swakarya oleh kaum profesional yang jadi relawan di tiap kota/kabupaten. Anies sering mengatakan bahwa kebaikan itu menular. Sesama relawan saling menularkan kebaikan.
Para profesional yang menjadi guru itu merasakan kebahagiaan tersendiri bisa kembali ke sekolah dan mengajar adik-adiknya. Bagi siswa, para profesional yang datang itu adalah inspirasi, pemantik cita-cita para siswa. Hubungan yang terbangun antarmereka adalah hubungan emosional dan semua merasa telah ikut berbuat sesuatu untuk bangsa.
Hingga 2023, Kelas Inspirasi telah berlangsung secara berkala di 182 kota/ kabupaten se-Indonesia, di 1.449 sekolah. Pelaksanaannya diorganisir oleh 2.452 relawan sebagai penyelenggara dan puluhan ribu relawan profesional sebagai pengajar/guru. Para profesional ini sukarela cuti kerja untuk menjadi guru selama sehari. Harus cuti sebagai bukti bahwa dia ikut menyumbang dan bukan bolos kerja.
Gerakan ini terus berlangsung secara organik dan menjangkau semua kalangan untuk terlibat. Gerakan ini juga berhasil membuat sekolah-sekolah di semua daerah punya mitra baru yang mendukung kegiatan pendidikan.
Melalui Gerakan Kelas Inspirasi, Anies memberikan contoh lain bagaimana gagasan dan narasi bisa menggerakkan serta berdampak positif pada yang terlibat langsung dan pada masyarakat.
2012
Gerakan Indonesia Menyala
2012 - 2013
Pada tahun 2010-an, Anies banyak berkegiatan ke desa-desa di pelosok tanah air dan banyak mendengar dari para Pengajar Muda soal tiadanya buku serta fasilitas baca/ perpustakaan di desa terpencil.
Pemantik gerakan ini adalah aspirasi para Pengajar Muda untuk membuat perpustakaan di desa tempat bertugas. Mereka membutuhkan dukungan pasokan buku.
Dari sana dimulai Gerakan Indonesia Menyala yaitu memanggil masyarakat di kawasan perkotaan untuk menyumbangkan koleksi bukunya atau membelikan buku untuk disumbangkan. Semua yang terlibat sifatnya sukarela.
Dalam waktu singkat, berlangsung gerakan pengumpulan buku di 20 kota. Jumlah relawan penggalang buku yang tercatat adalah 895 relawan, walaupun kenyataannya banyak yang tidak tercatat. Mayoritas dari relawan ini adalah para profesional yang sudah relatif mapan dalam profesinya dan mereka terpanggil untuk ikut bekerja nyata bagi masyarakat.
Gerakan ini berlangsung satu tahun dan berhasil menggalang lebih dari 150 ribu buku. Buku-buku tersebut dikirimkan ke 115 desa terpencil, menjadi modal awal untuk membuat taman baca di sana dan digunakan untuk membuat 36 taman baca se-Jabodetabek. Kini warga komunitas-komunitas itu memiliki perpustakaan/taman baca.
Gerakan ini dikerjakan secara sukarela. Bahkan perusahaan-perusahaan jasa ekspedisi/kargo ikut terpanggil dan menyumbang dalam bentuk menggratiskan ongkos pengiriman paket-paket buku hasil penggalangan. Padahal paket berisi buku itu cukup berat sehingga ongkos kirim sering jadi lebih mahal, tapi mereka gratiskan ongkos kirim sebagai kontribusi mereka dalam gerakan ini.
Gagasan dan narasi yang tepat menjadi kekuatan yang bisa menggerakkan berbagai pihak untuk terlibat langsung, semua ingin ikut menyumbang sesuai dengan kapasitasnya.
Anies dan tim menamainya Gerakan Indonesia Menyala sebagai pesan bahwa ilmu di buku-buku yang dikirim itu akan mengantarkan pembacanya dari gelap menuju terang. Perpustakaan di desa-desa terpencil akan membuat bangsa Indonesia jadi menyala, jadi tercerahkan.
2012
Presidium - Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI)
2012 - 2017
Terpilih menjadi Presidium Majelis Nasional dalam Munas KAHMI di Pekanbaru, Desember 2012. Presidium Majelis Nasional terdiri dari sembilan orang yang memimpin KAHMI secara kolektif. KAHMI adalah wadah alumni yang anggotanya terbanyak di antara semua alumni organisasi kemahasiswaan di Indonesia. Anggota KAHMI berkiprah di hampir semua sektor/bidang, baik pemerintahan, partai politik, akademik, dunia usaha, kebudayaan, pendidikan, dan lain sebagainya.
2006
National Advisor, di Kemitraan-Partnership for Governance Reform
April 2006 - Mei 2007
Kemitraan-Partnership for Governance Reform adalah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang awalnya didirikan di bawah UNDP (United Nation Development Program) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Pemerintah Indonesia untuk mempercepat reformasi dan demokratisasi di Indonesia. Anies memprakarsai program Indonesia Governance Index (IGI) yang merupakan alat untuk mengevaluasi praktik tata pemerintahan yang baik di provinsi. IGI ini masih digunakan hingga sekarang dan menjadi alat yang efektif untuk menilai kinerja tata kelola pemerintahan.
2005
Direktur Riset dari The Indonesian Institute
Jakarta, November 2005 - 2009
The Indonesian Institute adalah LSM yang berfokus pada analisis dan penelitian kebijakan publik. Bertanggung jawab untuk mengelola program penelitian, merancang penelitian kebijakan dan mengawasi enam penelitian.
2005
Peneliti Senior di Lembaga Survei Indonesia
Jakarta, November 2005 - 2009
2004
Manager Riset IPC. INC
Bannockburn, Illinois, AS (2004 - 2005)
Mengembangkan desain penelitian dan instrumen survei, melakukan analisis data, menghasilkan laporan survei triwulanan dan tahunan.