Statelink Minerals - Proposal Business Case

Page 1

PROPOSAL

BISNIS

PENGEMBANGAN BISNIS STATELINK MINERALS

MELALUI STRATEGI 3D DAN TRANSFORMASI DIGITAL SMART OPERATION DALAM OPTIMALISASI SELURUH ASPEK ESG GUNA MENDUKUNG SDGS

Dibuat Oleh :

Angelina Ayu Putri Andrea

Devina Ratnaningtyas Kristy Alimin

Feryanser Suherman

Universiitas Padjadjaran

STATELINK MINERALS 02 DAFTAR ISI Daftar Isi.............................................................................. 02 1.Executive Summary............................................................ 03 2. Identifikasi Masalah.......................................................... 04 3.Kerangka Teori.................................................................. 04 3 1 Pentingnya Implementasi SGDs 04 3 2 Keterkaitan ESG Terhadap Fenomena Bisnis 05 3 3 Penerapan GCG dalam Industri Pertambangan 05 3.4 Pentingnya Implementasi CSR dalam Industri Pertambangan......... 06 4. Solusi................................................................................ 07 4 1 Memprioritaskan Environment, Social & Governance (ESG) 07 4.2 Penerapan Good Corporate Governance (GCG).............................. 07 4.3 Melaksanakan Program Corporate Social Responsibility (CSR)...... 08 4.4 Strategi 3D...................................................................................... 09 4.6 Melakukan Transformasi Digital..................................................... 10 5. Analisis............................................................................. 10 5.1 Analisis Lingkungan....................................................................... 10 5.2 Analisis Produksi dan Operasional ................................................. 11 5 3 Analisis Keuangan 12 6. Kesimpulan........................................................................ 12 Referensi............................................................................... 13 Lampiran.............................................................................. 14

1.Executive Summary

Perusahaan jasa pertambangan batu bara merupakan salah satu sektor penyumbang dan pengguna energi terbesar. Bidang pertambangan tidak terlepas dari polutan oleh karena produksi dan kegiatan operasional Pada era digitalisasi saat ini, pertambangan belum sepenuhnya berorientasi pada Smart Operation Dengan adanya strategi 3D yaitu Diversifikasi, Digitalisasi, Dekarobonisasi mendukung perusahaan dalam pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) Transformasi digital pada seluruh kegiatan operasional dapat meningkatkan efektifitas produksi. Digitalisasi Smart Operation menjadi kunci penunjang proses operasional guna mewujudkan aktivitas yang optimal dan efisiensi kinerja. Dampak nyata yang diberikan oleh Smart Operation yaitu, adanya penakanan produksi emisi karbon yang timbul akibat alat operasional. Transformasi operasional secara bertahap menjadi digital dilakukan untuk memberikan nilai tambah di seluruh rantai proses penambangan dan pengolahan mineral. Melalui dukungan dari seluruh pemangku kepentingan termasuk pemerintah, investor, dan masyarakat sangat penting untuk keberlanjutan perusahaan. Dengan mengedepankan ESG (Environmental, Social, and Governance) menjadi bentuk dukungan untuk mencapai SDGs dengan dilaksanakan melalui perwujudan CSR (Corporate Social Responsibility) dan GCG (Good Corporate Governance) Langkah konkrit yang dapat dilakukan yaitu: 1) Penggunaan bahan bakar Biodiesel B30 2) Penggunaan air daur ulang 3) Pengolahan terpadu terhadap seluruh limbah.

Kata kunci : green mining, smart operation, bioenergi, sosial, ekspansi

STATELINK MINERALS
03

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1

Adanya isu lingkungan yang menuntut sebuah perusahaan untuk menjalankan aktivitas bisnis yang lebih hijau.

2

3

Statelink Minerals kurang memperhatikan aspek ESG dan SDGs sebagai salah satu aspek untuk mendapatkan pendanaan dari investor. Kegiatan operasional Statelink Minerals belum berbasis teknologi ramah lingkungan atau green mining.

4.

Gangguan keuangan Statelink Minerals karena kurangnya fasilitas pendukung dan fasilitas yang sewa

5.

Volume produksi batu bara Statelink Minerals tidak dapat terus ditingkatkan karena terhambat oleh batas polusi

3. Kerangka Teori

3.1 Pentingnya Implementasi SGDs

SDGs (Sustainable Development Goals) atau disebut Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan panduan yang digunakan oleh seluruh negara anggota PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan dengan pembangunan dan lingkungan hidup untuk menjamin peningkatan kualitas hidup dari generasi ke generasi berikutnya (Bappenas, 2019). Dalam pencapaian 17 tujuan seperti pada lampiran 1 partisipasi dari 4 pemangku kepentingan utama berperan aktif dalam pelaksanaannya, yaitu pemerintah dan parlemen, akademisi dan pakar, filantropi dan pelaku usaha, serta organisasi masyarakat dan media. Hubungan antar pemangku kepentingan utama berjalan dengan prinsip, kepercayaan, kesetaraan, partisipasi, akuntabilitas, dan manfaat bersama (Bappenas, 2019). Dengan adanya tujuan yang matang, target waktu yang jelas, korelasi antar pemangku kepentingan utama yang dinamis, serta komunikasi yang baik SDGs dapat tercapai Diharapkan dapat menciptakan pertambangan yang berkelanjutan yang memperhatikan aspek kesejahteraan masyarakat dan kebersihan lingkungan. Pada SDG6, SDG7, SDG8, SDG9, SDG13, dan SDG15 merupakan poin-poin khusus yang diperhatikan dalam operasional pertambangan. Masih jarang pertambangan yang mengutamakan 6 poin SDGs tersebut ke dapat capaian dari produksinya

STATELINK MINERALS 04

3.2 Keterkaitan ESG Terhadap Fenomena Bisnis

Isu ESG bukan sekedar pertanyaan etis namun menjadi pertanyaan ekonomi karena berpengaruh langsung terhadap stabilitas perekonomian (Menicucci & Paolucci, 2022). Perusahaan dituntut untuk meningkatkan tanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat Environmental, Social, and Governance (ESG) menjadi fokus dalam mengejar pertumbuhan ukuran pasar yang berkualitas tinggi dan pertumbuhan berkelanjutan (Almeyda & Darmansya, 2019) Seiring dengan gencarnya isu ESG, maka terjadilah pergeseran selera investor yang harus diperhatikan oleh perusahaan Otoritas bursa efek Indonesia menilai sudah banyak investor yang menaruh investasi terhadap perusahaan yang mengimplementasikan prinsip Environmental Social Governance (ESG) Berdasarkan riset yang dilakukan oleh katadata.co.id tahun 2022, tingkat ketertarikan investor terhadap investasi berbasis ESG di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 2017, peningkatan mulai terlihat dengan meningkatnya jumlah dana kelolaan (Assets Under Management/ AUM) sebesar Rp 211 miliar. Berikut grafik nilai dana kelolaan dan jumlah produk reksa dana ESG di Indonesia tahun 2014-2021 yang tertera pada lampiran 2. Melalui pendekatan teori sinyal, pengungkapan informasi ESG dan kinerja ESG yang baik dapat menjadi salah satu sinyal baik yang diberikan oleh perusahaan kepada pemangku kepentingan terutama investor dan kreditur (Sumunar & Djakman, 2020). Melalui pengoptimalan ESG, perusahaan dapat meyakinkan investor bahwa perusahaan telah menjalankan operasional dengan mengutamakan seluruh aspek ESG.

3.3 Penerapan GCG dalam Industri Pertambangan

GCG (Good Corporate Governance) adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk dapat menciptakan nilai tambah Dengan mengadopsi corporate governance memiliki fungsi utama sebagai cara yang memungkinkan manajemen mengambil keputusan Dengan begitu, nilai perusahaan di mata investor akan meningkat sebagai akibat dari meningkatnya kepercayaan mereka kepada pengelolaan perusahaan tempat mereka berinvestasi. Peningkatan kepercayaan investor ini memudahkan perusahaan mengakses tambahan dana yang diperlukan untuk keperluan perusahaan, terutama untuk tujuan ekspansi.

STATELINK MINERALS 05

Penerapan Praktik GCG berlandaskan pada Peraturan Menteri Badan

Usaha Milik Negara Nomor mengatur mengenai Penerapan Tata Kelola

Perusahaan yang baik, diartikan sebagai prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan Perseroan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika bersusaha Adapun pedoman-pedoman GCG berdasarkan Peraturan Menteri BUMN yaitu, Transparancy, Accountability, Responsibility, Independency, Fairness

3.4 Pentingnya Program CSR dalam Industri Pertambangan

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah konsep bisnis yang menggabungkan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan ke dalam kebijakan dan praktik bisnis Jhonatan Sofian, menyebutkan CSR suatu konsep yang mewajibkan perusahaan untuk memenuhi dan memperhatikan kepentingan stakeholders dalam kegiatan operasinya mencari keuntungan CSR merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan perusahaan sesuai dengann pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

Terbatas 9UUPT). CSR bertujuan memberikan kontribusi langsung kepada lingkungan dan masyarakat di sekitar lingkungan, serta dapat memperbaiki tata kelola perusahaan tambang yang baik dan sesuai dengan visi misi yang tercantum dalam lima pilar CSR.

4. Solusi

4.1 Memprioritaskan Environment, Social & Governance (ESG)

Dalam membangun kepercayaan investor dan para pemangku kepentingan, perusahaan juga mengembangkan kerangka dan rencana ESG untuk mendukung pencapaian SDGs Perusahaan juga mendukung inisiatif pemerintah dalam penerapan bioenergi. Selaras dengan kegiatan operasionalnya, Statelink Minerals mengedepankan konsep ESG (Environmental, Social and Governance) dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup, menciptakan masyarakat yang mandiri, serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik guna menjamin keberlangsungan usahanya. Aspek ESG perlu diperhatikan sebagai kontinuitas dari strategi keberlanjutan perusahaan Dalam menghadapi tantangan, Statelink Minerals akan mempercepat berbagai inisiatif change management sebagai wujud implementasi smart operation dan continuous improvement di seluruh area operasional perusahaan. Dalam membangun kepercayaan investor dan para pemangku kepentingan, perusahaan juga mengembangkan kerangka dan rencana ESG salah satunya menyusun indikator mitigasi seperti pada lampiran 3 untuk mendukung pencapaian SDGs

STATELINK MINERALS 06

4.2 Penerapan Good Corporate Governance (GCG)

Berkomitmen mengimplementasikan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan mengadopsi praktik GCG berstandar internasional yang disyaratkan oleh Asean Corporate Governance Scorecard (ACGS) dengan hasil pencapaian corporate governance score yang kuat di Bursa Efek Indonesia. Tujuannya adalah untuk menjadikan Statelink Minerals sebagai bagian dari masyarakat industri dan sosial melalui pendekatan “menambang dengan hati” dengan melaksanakan berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan, serta menciptakan perusahaan yang beretika dan bertanggung jawab.

Beberapa contoh yang dapat diimplementasikan oleh Statelink Minerals dalam penerapan GCG adalah (1) menggunakan 100% bahan bakar biodiesel (B30) pada kegiatan operasional Perusahaan (2) Air yang digunakan berasal dari sumber air alternatif bahkan dapat menggunakan air daur ulang. (3) Memastikan bahwa tidak ada limbah cair yang mencemari sumber air atau lingkungan yang dapat berbahaya untuk masyarakat.

4.3 Melaksanakan Program Corporate Social Responsibility (CSR)

Program CSR merupasalah satu bentuk komitmen perusahaan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dan menjamin kelestarian lingkungan sekitar perusahaan Statelink Minerals berkomitmen menjadikan perusahaan sebagai bagian dari masyarakat melalui pendekatan CSR yang dimana selaras dengan program SDGs, antara lain :

1.Pendidikan

Statelink Minerals akan memberikan pemberdayaan berupa pendidikan yang berkualitas kepada masyarakat sekitar wilayah perusahaan Upaya yang dilakukan, yaitu dengan membangun dan merenovasi kembali bangunan sekolah, menyuplai alat-alat tulis dan perlengkapan sekolah serta memberikan pelatihan kepada guru yang akan mengajar.

2. Kesehatan

Tinggal di kawasan pertambangan memiliki risiko dan dampak besar pada kesehatan terutama permasalahan saluran pernafasan, pencernaan, dan kulit (Juniah, dkk., 2013). Langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah memberikan menyediakan layanan periksa kesehatan rutin dengan menyediakan posko klinik dan penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai. Langkah jangka panjang yang harus diupayakan adalah perbaikan kualitas udara dan air untuk mencegah permasalahanpermasalahan kesehatan.

STATELINK MINERALS 07

3. Pemberdayaan Ekonomi

Melalui indikator dan perhitungan perusahaan memberikan program yang berdampak positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat. Pemberdayaan tersebut tidak hanya ditujukan pada masyarakat yang direkrut menjadi karyawan perusahaan, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat, termasuk masyarakat dengan kebutuhan khusus atau difabel.

4. Pemberdayaan Lingkungan

Perusahaan dapat bekerja sama dengan masyarakat terlebih dengan kaum wanita untuk melakukan urban farming, sebagai wujud gerakan bertani dirumah dan memberdayakan lingkungan sekitar rumah warga. Membuat program penghijauan bersama masyarakat untuk mengurangi polusi dan menyuplai oksigen Melalui gerakan serentak yang dilakukan oleh masyarakat, perusahaan mendapatkan dukungan penuh dalam beroperasi Hal yang perlu dipastikan adalah, perusahaan menanggung seluruh biaya yang diperlukan untuk gerakan bercocok tanam dan penghijauan

4.4 Strategi 3D

Menerapkan strategi 3D (Diversification, Digitalization and Decarbonization) sebagai pendukung dan pilar utama perusahaan untuk terus mengembangkan proposisi nilai kepada seluruh pihak terkait. Perusahaan melanjutkan proses diversifikasi dengan menjalankan peluang bisnis diproyek mineral sebagai bagian dari penerapan Strategi 3D beriringan dengan meningkatkan kinerja ESG

1.Diversification

Statelink Minerals terus meningkatkan kinerja operasional & pengelolaan keuangan dalam menghasilkan produk batu bara dan EPC (Engineering, Procurement, Constructions) berkelanjutan dengan menerapkan business model inovatif dan adaptif, serta mengintensifkan upaya diversifikasi. Perusahaan dapat mengimplementasikan strategi diversifikasi, untuk melakukan ekspansi ke sektor emas dan mineral lain. Strategi diversifikasi telah dinilai akan menjadi fondasi yang kuat bagi Statelink Minerals untuk melakukan repositioning menjadi mega perusahaan di pertambangan mineral.

STATELINK MINERALS 08

2.Digitalization

Strategi digitalisasi untuk mencapai smart operationals dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan, serta sebagai inisiatif dalam menghadapi kendala cuaca tidak menentu yang dapat mempengaruhi kinerja operasional perusahaan Perusahaan dapat membentuk Project Management Office (PMO) dengan tujuan untuk meningkatkan fungsi Remote Operations Center (ROC) dalam manajemen proyek Hal tersebut diperlukan dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas operasional perusahaan secara berkelanjutan. Menurut Project Manager TMS Consulting Susi Haryani, dengan menerapkan strategi digitalisasi akan meningkatkan laba perusahaan batu bara sebesar 21,39%. Untuk itu, digitalisasi menjadi solusi peningkatan produktivitas dan efisiensi operasional,dan mengurangi emisi karbon

3.Decarbonization

Melalui startegi digitalisasi diharapkan menjadi dukungan strategi dekarbonisasi yang bertujuan untuk memastikan Statelink Minerals dapat memanfaatkan energi dengan cara yang jauh lebih efisien dan ramah lingkungan. Strategi ini merupakan bagian dari pelaksanaan aspek ESG di Statelink Minerals, termasuk implementasi tata kelola perusahaan yang baik, seperti halnya melalui sertifikasi ISO 37001:2016 Anti-Bribery Management System

4.5 Melakukan Transformasi Digital

Implementasi teknologi digital memegang peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kinerja operasional pertambangan mulai dari pit to port. Seluruh inisiatifnya harus mulai beralih dikendalikan oleh monitor yang didukung oleh sistem Fleet Management System (FMS) secara real-time dan akurat. Inisiatif transformasi digital dilakukan sesuai dengan strategi 3D Perusahaan melalui berbagai pengembangan berikut ini:

Optimalisasi Asset Resources Management System (ARMS)

Pembangunan Automatic Train Loading Station (ATLS)

Peningkatan dan pengembangan Predictive System

Pengembangan Control Tower dengan Digital Reporting

Digitalisasi Statelink Minerals Rebuild Center (SMRC)

Transformasi digital pengembangan Smart Operation dapat menjadi solusi peningkatan produktivitas dengan mempertimbangkan batas polusi lingkungan yang bertujuan untuk memastikan bahwa Statelink Minerals dapat memanfaatkan energi dengan cara yang jauh lebih efisien dan ramah lingkungan.

STATELINK MINERALS 09

5. Analisis

5.1 Analisis Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu indikator dalam menentukan keberlanjutan suatu usaha Pada saat ini, fokus usaha tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, melainkan pada lingkungan, sosial, dan hubungan antar pihak Pertambangan menjadi salah satu bidang yang perlu diperhatikan dari aspek lingkungan dan dampaknya. Dengan menggunakan teori United Nations Environment Programme, Berikut adalah beberapa dampak kegiatan pertambangan.

1 2. 3. 4

Lubang tambang, bekas lubang besar atau kawah bekas tambang tua, sangat sulit untuk direklamasi. Lubang yang tidak dapat ditutup akhirnya menjadi danau buatan yang mengandung masam yang tinggi

Air asam tambang, terdapat kandungan logam berat yang berpotensi berdampak buruk pada lingkungan dalam jangka waktu yang panjang

Tailing, tidak menutup kemungkinan mengandung logam yang mengkhawatirkan seperti tembaga, timbal, merkuri, seng, arsenik, yang berbahaya.

Sludge, merupakan residu pencucian batubara disimpan dalam tangki pengumpul, mengandung logam berbahaya seperti boron, selenium dan nikel, dan lainnya.

Pencemaran udara, akibat dari debu yang mempengaruhi kesehatan masyarakat dan menyebabkan infeksi saluran pernapasan.

Pencemaran air, limbah pertambangan yang tidak diolah dengan baik mencemari air sungai hingga berwarna hitam dan keruh.

Pencemaran tanah, pertambangan menyebabkan rusaknya vegetasi tanah, sepetri menghancurkan mikroorganisme baik yang ada ditanah, sehingga tanah menjadi tandus dan tidak lagi subur Iklim dan Emisi Karbon, perusahaan jasa pertambangan mayoritas aktivitas perusahaan menggunakan bahan bakar dan listrik yang dapat berdampak pada perubahan iklim.

STATELINK MINERALS 10
5. 6 7 8.

5.2 Analisis Produksi dan Operasional

Penerapan smart operational dan good mining practices industri pertambangan telah menjadi salah satu aspek utama yang menjadi perhatian perusahaan. Transformasi operasional secara bertahap menjadi digital dilakukan untuk memberikan nilai tambah di seluruh rantai proses penambangan dan pengolahan mineral. Upaya tersebut bertujuan untuk mewujudkan aktivitas operasional yang optimal sekaligus efisien Langkah yang dapat diambil untuk mengutamakan ESG adalah menggunakan bahan bakar biodiesel. Biodiesel B30 merupakan bahan bakar ramah lingkungan yang dapat menekan emisi gas karbon.

Penerapan transformasi digital dan strategi 3D pada perusahaan Statelink Minerals (lampiran 4), maka akan adanya penurunan jumlah emisi gas karbon yang signifikan Berbanding terbalik dengan peningkatan produksi, penurunan emisi karbon membuat kapasitas produksi dapat ditingkatkan hingga 4 kali lipat dengan jumlah produksi 26,79 juta ton dan 31,77 juta ton pada tahun berikutnya (lampiran 5). Hal tersebut didapat dengan meluncurkan Smart Operation sebagai penunjang kegiatan operasional :

Automatic Train Loading Station : Merupakan tempat pengisian dan penimbangan batu bara ke gerbong kereta api yang dilakukan secara otomatis dengan proses yang lebih cepat serta kapasitas yang lebih besar. Control Tower : Digunakan untuk memantau lereng tambang secara real time dan detail dan mendeteksi pergerakan kecil

Predictive System : memantau konsumsi bahan bakar yang digunakan oleh alat-alat pertambangan

Statelink Minerals Rebuild Center : Menampilkan data roduksi, real time performance unit dan operator, loss time, konsumsi BBM, monitoring posisi unit (loader, hauler, ancillaries), status unit, real time perkiraan kondisi jalur tambang, safety operasional, water monitoring, rain monitoring

5.3 Analisis Keuangan

Implementasi untuk menjawab tantangan lingkungan dan sosial Perusahaan untuk berkembang menjadi sustainable resource company yang mendukung pengembangan sektor pertambangan di Indonesia memerlukan analisis finansial untuk kebutuhan pengembangan teknologi dan biaya pembangunan. Perusahaan melakukan investasi barang modal untuk meningkatkan kapasitas operasionalnya dengan tetap memperhatikan risiko investasi.

STATELINK MINERALS 11

a. Aspek Rencana Keuangan

Berikut merupakan estimasi biaya yang dirincikan dalam berdasarkan Fixed Cost (Biaya Investasi) dan Variable Cost (Biaya Perbaikan dan Pengembangan) dengan proyeksi pada tahun pertama yang tertera pada lampiran 6.

b. Proyeksi Pendapatan

Berdasarkan rangkuman estimasi biaya investasi (fixed cost dan variable cost), maka didapatkan perkiraan net profit yang akan diperoleh Statelink

Minerals selama 3 tahun kedepan dengan estimasi peningkatan sebanyak

21,27% Berikut merupakan rencana laporan pendapatan Statelink Minerals yang tertera pada lampiran 7.

c. Kelayakan Pengembangan Usaha

Berikuthasil analisis kelayakan usaha yang dapat dilihat pada lampiran 8 Dari hasil perhitungan payback yang telah dilakukan, dilakukan analisis rasio R/C: Analisis Rasio R/C = = 1,67

476.32

285

Rasio >1 menandakan bahwa bisnis ini layak untuk dikembangkan

6. Kesimpulan

Dalam mengatasi permasalahan lingkungan, penerapan ESG untuk mencapai

SDGs dirasa menjadi solusi Penerapan green mining dengan melakukan transformasi digital pengembangan smart operation dalam proses operasional merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan Statelink

Minerals dalam mengembangkan bisnisnya. Pengembangan yang akan dilakukan meliputi Optimalisasi Asset Resources Management System (ARMS), Pembangunan Automatic Train Loading Station (ATLS), Peningkatan dan pengembangan Predictive System, Pengembangan Control

Tower dengan Digital Reporting dan Digitalisasi Statelink Minerals Rebuild Center (SMRC) Melalui green mining, volume produksi dan daya tarik investor dapat meningkat seiring penerapan ESG sebagai program berkelanjutan Sejalannya dengan penerapan ESG sebagai program yang berkelanjutan serta adanya transformasi dan strategi 3D (Diversification, Digitalization and Decarbonization), berbagai permasalahan emisi gas karbon dapat teratasi Upaya penerapan dilakukan dengan penggunaan bahan bakar biodiesel, air daur ulang dan pengolahan limbah cair yang aman. Meskipun, dalam pengembangan bisnis melalui transformasi digital ini membutuhkan investasi yang besar, namun dari analisa aspek keuangan bisnis ini layak untuk dikembangkan

STATELINK MINERALS 12

REFERENSI

lmeyda, R , & Darmansya, A (2019) The Influence of Environmental, Social, and Governance (ESG) Disclosure on Firm Financial Performance IPTEK Journal of Proceedings Series, 0(5), 278–290. https://doi.org/10.12962/j23546026.y2019i5.6340

Bappneas (2019) Sekilas SGDs Diakses dari https://sdgs bappenas go id/sekilas-sdgs/

BPKP (2022) Good Corporate Governance Diakses dari

https://www bpkp go id/dan/konten/299/Good-Corporate bpkp

Juniah, R , Dalimi, R , Suparmoko, M , & Moersidik, S S (2013) Dampak Pertambangan Batubara Terhadap Kesehatan Masyarakat Sekitar Pertambangan Batubara (Kajian Jasa Lingkungan Sebagai Penyerap Karbon). Indonesian Journal of Health Ecology, 12(2), 80463

Habibi, A (2022) Pencemaran Lingkungan Akibat Tambang Batu Bara di Desa Serongga Kabupaten Kotabaru.

Jalal (2021) Sektor Pertambangan dan SGDs: Kawan atau Lawan? Diakses dari

https://www.mongabay.co.id/2021/09/30/sektor-pertambangan-dan-sdgs-kawan-ataulawan/

Menicucci, E., & Paolucci, G. (2022a). Board Diversity and ESG Performance: Evidence from the Italian Banking Sector Sustainability, 14(20), 13447

https://doi org/10 3390/su142013447

Subhan, M , & Deviyanti, D R (2017) Implementasi GCG Terhadap Kinerja Sosial Perusahaan Tambang Batu Bara pada Masyarakat Lokal Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 19(1), 48-58.

Sumunar, K I & Djakman, C D , 2020 CEO Overconvidence, ESG Disclosure, and Firm Risk. Jurnal Akuntansi da Keuangan Indonesia, 17(1), pp. 1-21.

STATELINK MINERALS 13

LAMPIRAN

Lampiran 1. SDGS

Lampiran 2 Data Produk Reksadana ESG

STATELINK MINERALS
14
Gambar 2.1 17 Pilar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Gambar 2.2 Grafik Nilai AUM dan Jumlah Produk Reksadana ESG

RISIKO

Perubahan iklim dan emisi karbon

Perusahaan jasa

pertambanagan dalam seluruh aktivitas operasionalnya mengonsumsi bahan bakar dan listrik yang berdampak pada lingkungan

UPAYA MITIGASI

Menurunkan emisi dengan meningkatkan efisiensi melalui teknologi dan digitalisasi, diiringi dengan penggunaan bahan bakar Biodiesel B30.

Seiring berjalannya waktu, perusahaan mencoba berbagai sumber energi terbarukan untuk mendukung operasional perusahaan

Ketersediaan dan Penggunaan air

Operasi proyek memerlukan air

Pembuangan Limbah dan Material

Limbah hasil operasi cukup banyak dan terdiri dari limbah berbaya dan tidak berbahaya

Memastikan ketersediaan sumber air yang memadai dengan kualitas yang dapat diterima untuk semua kegiatan operasional dengan cara yang ramah lingkungan

Mengurangi risiko kebanjiran, kekeringan, dan polusi air

Mengelola limbah secara bijak, sesuai dengan peraturan yang berlaku dan standar industri

Dalam jangka panjang, perusahaan dapat mencari cara untuk mendaur ulang limbah atau menggunakan limbah kembali dengan baik.

STATELINK MINERALS 15
Lampiran 3. Indikator Mitigasi Risiko ESG Tabel 4.1 Inidkator Mitigasi Risiko ESG (Environment, Social, and Governance)

31,77

26,79

2023 2024

STATELINK MINERALS 16
Lampiran 4. Transformasi Digital Gambar 4.1 Rencana Penerapan Transformasi Digital Lampiran 5. Data Perkiraan Produksi Gambar 5.1 Prediksi Produksi Setelah Penerapan Digitalisasi, ESG, dan Good Mining Practices
7,2
tahun sebelum tahun ini
6,5
*satuan juta ton *satuan juta ton Meningkat hingga 4x lipat
STATELINK MINERALS NO Pengeluaran Biaya 1 Optimalisasi Asset Resources Management System (ARMS) 71,25 2 Peningkatan dan pengembangan Predictive System 14,25 3 Pengembangan Control Tower dengan Digital Reporting 42,75 4 Digitalisasi Statelink Minerals Rebuild Center (SMRC) 99,75 5 Pembangunan Automatic Train Loading Station (ATLS) 42,75 6 Maintanance Development SMRC 14,25 TOTAL 285 17
Biaya Investasi * dalam juta US$
Lampiran 6. Total Tabel 5.1 Estimasi Rencana Keuangan
STATELINK MINERALS 18 Lampiran 7. Proyeksi Pendapatan Deskripsi 2023 2024 2025 ▵20232025 Revenue 340,69 415,74 476,32 14,57% Direct Cost (265,82) (341,18) (380,82) 11,62% Gross Profit 74,87 74,56 95,49 28,07% Administration and Interest expenses 17,69 14,95 20,40Other Expense 21,64 18,28 24,94Total (39,33) (33,23) (45,34) 36,44% Profit Before Tax 35,54 41,33 50,16 21,36% Tax 3,04 7,38 8,99Net Profit 32,50 33,95 41,17 21,27%
* dalam juta US$
Tabel 5.2 Income Statement Statelink Minerals

Bisnis akan memperoleh pengembalian modal pada bulan ke-67 sehingga usaha dapat dikatakan layak (PBP<waktu pengembalian kredit) dengan perkiraan kredit 10 tahun

Menunjukkan bisnis akan mendapatkan 14,45% keuntungan dari besarnya modal yang dikeluarkan selama satu tahun

Menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan karena NPV positif atau NPV>0

Jika R/C > 1 maka dapat disimpulkan bahwa usaha ini layak untuk dikembangkan serta mampu memperoleh keuntungan

STATELINK MINERALS 19
INDIKATOR HASIL KETERANGAN Pay Back Period (PBP) 5,7 tahun
Lampiran 8. Kelayakan Usaha
Return on Investment (RoI) 14,45
Net Present Value (NPV) 4,22/NPV>0
Revenue/Cost Ratio 1 67 atau R/C>1
Tabel 5.3 Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.