!
taujih juga memiliki bobot dan bakat yang akan dikembangkan menjadi rijalud daulah atau sosok negarawan yang memiliki visi kene garaan yang baik. Kita sudah memiliki kader-kader yang berbasis akidah, fikrah dan minhaj yang baik. Kini tinggal berupaya bagaimana ki ta mengekspresikan diri dan mengaktua lisasikan diri secara atraktif. Bukan berarti kita riya, melainkan semata-mata dalam kerangka ‘isyhadu bi anna muslimin”, sak sikan kami ini orang-orang Islam. Kita mencoba memperjelas, mengedepankan
aqidah kita. Kemudian idealisme yang besar yang dibangun oleh fikrah kita dan langkah-langkah kerja yang tertib teratur yang dibangun oleh manhajiah kita. Kesemuanya itu menjadi modal dalam menunaikan ruhul badzli wa tadhhiyah ka rena dilandasi niat yang khalishan li waj hillah ta’ala. Ruhul badzli wa tadhhiyah adalah modal motivasi, militansi dan vita litas stamina yang dibangun oleh akidah, fikrah, akhlak dan semangat ibadah kita. Kesemuanya itu menjadi modal utama da lam tamayyuz fii adaa yang kemudian di
...SDM dakwah kita seyogianya sekaligus juga memiliki bobot dan bakat yang akan dikembangkan menjadi rijalud daulah atau sosok negarawan yang memiliki visi kenegaraan yang baik. tampilan produk islamisasi rijal kita. Paling tidak ada lima kespesifikan, ke unikan atau keistimewaan yang, Alhamdu lillah, dimiliki oleh jamaah kita, yaitu: 1. Mutamayyiz fii rijal (keistimewaan SDM) 2. Mutamayyiz fi adaa (keistimewaan pe nunaian tugas) 3. Mutamayyiz fii intaj (keistimewaan sentuhan produk) 4. Mutamayyiz fii khidmah (keistimewaan pelayanan) 5. Mutamayyiz fii muamalah (keistime waan bermasyarakat) Keistimewaan yang pertama ialah mu tamayyyiz fii rijal atau keistimewaan per sonil dakwah. Keistimewaan personil dak wah atau SDM ini dilandasi oleh tamay yuz fii aqidah, fikrah, minhaj dan akhlaq. Modal utama berupa keistimewaan dalam akidah, fikrah, minhaj dan akhlak sangat berdayaguna dalam membangun mishda qiyah syakhshiayah da’iyah (kredibilitas pribadi muslim dan da’iyah). Namun keistimewaan SDM ini harus di tunjang oleh tamayyuz fii adaa atau keis timewaan dalam penunaian tugas. Jadi kita harus mutamayyiz fii adaa. Dalam menu naikan tugas, kita memiliki modal berupa motivasi yang tinggi yang dibangun oleh
topang pula oleh kemampuan dalam, pe rencanaan (takhtith) dan pengelolaan (ida riah). Kelengkapan modal tersebut membuat kita mutamayyiz fi adaa, istimewa dalam penunaian tugas. Kita tidak menjadi orangorang yang menunaikan tugas secara infi radiyah, sekenanya, seketemunya dan sea danya di lapangan, melainkan benar-benar mutamayyiz fii adaa karena di back up oleh faktor-faktor mental, moral dan ideal serta faktor-faktor konsepsional, berupa peren canaan dan pengelolaan yang baik. Jika kita berhasil menampilkan adaa’ul wazhaif (penunaian tugas secara baik), insya Allah keistimewaan kita akan muncul di tengah masyarakat. Apalagi bila diikuti dengan keistimewaan produk-produk yang kita hasilkan yang menimbulkan kesan dan pengaruh yang kuat di masyarakat karena mau tidak mau masyarakat memang menilai dan meng ukur masalah produktivitas. Karena itu, keistimewaan yang ketiga yang harus kita miliki adalah tamayyuz fii intaj. Program-program yang kita gulirkan harus terasa hasilnya di masyarakat. Sudah tentu yang dimaksudkan terasa, tidak sela lu harus dalam bentuk produk materi. Bah kan sebagian besar yang kita miliki bukan 7