Al-Intima' edisi 08

Page 37

tatsqif

Urgensi Kekuasaan (Bagian Kedua)

Oleh: USTADZ KHOZIN ABU fAQIH, LC.

Kekuasaan Menghapus Kendala Beragama Sebagian manusia mempunyai akal dan hati yang terbuka, sehingga mudah mene­ rima dakwah Islam, tetapi ada sebagian orang yang sulit menerima dakwah Islam karena melihat banyaknya tantangan yang dihadapi oleh kaum muslim. Sedangkan, yang lainnya ingin masuk Islam, namun tidak berani karena ada ancaman dari pa­ ra penguasa atau orang-orang yang pu­nya kekuasaan. Orang-orang seperti ini, su­lit bi­sa masuk Islam, jika Islam dalam ke­a­ da­an lemah. Oleh karena itu, perkembangan Islam sangat lambat, ketika dalam keadaan lemah. Bahkan musuh-musuhnya tidak merasa segan menyiksa dan menindas kaum mu­ slimin, tetapi setelah Islam berkuasa, maka perkembangan Islam semakin pesat dan musuh-musuhnya berpikir seribu ka­li, ke­ tika hendak menodai Islam atau menya­kiti kaum muslimin.

Ketika Rasulullah SAW. berada di Mak­­ kah dan pengikutnya masih sedikit, kafir Quraisy dengan terang-terangan menen­­­ tang dan menindas siapa saja yang masuk Islam. Sehingga, beberapa o­rang yang ter­ta­ rik masuk Islam merasa ta­kut masuk Is­lam. Padahal bukti-bukti ke­be­na­rannya telah terpampang dengan je­las di hadapan mere­ ka, dan kredibilitas pembawa risalah pun telah diakui oleh ma­sya­rakat luas. Akan tetapi, karena ti­dak ada kekua­sa­an yang mendukung, bebe­rapa to­koh Qura­isy dan sebagian besar masya­rakatnya me­no­lak ma­suk Islam, bahkan memilih me­musuhi Islam dan menuduh pembawa ri­salahnya dengan berbagai tu­duhan, seperti gila, ahli sihir, dukun, dan sebagainya. Perhatikan dialog singkat di masa-masa awal kenabian berikut. Ibnu Jarir Ath-Thabari meriwayatkan dalam ‘Tarikhul Umam Wal Muluk’ dari Sa’id bin Jubair, bahwa Ibnu Abbas berkata: “Ketika turun ayat, “Dan berilah peri­ nga­tan kepada kerabat kerabatmu yang terdekat.” (Asy-Syu’araa: 214) Rasulullah SAW. keluar dari rumah me­ nu­ju bukit Shafa, kemudian berseru de­ ngan keras, ‘Wahai Bani Fulan, Wahai Bani Abdil Muthalib, Wahai Bani Abdi Manaf!’ Maka mereka pun berkumpul di sekitar beliau. Kemudian beliau ber­ tanya, ‘Bagaimana menurut kalian, ji­ka aku menghabarkan kepada kalian bah­ wa satu pasukan berkuda keluar dari ba­ lik bukit ini, apakah kalian percaya kepa­ daku?’ Mereka menjawab, ‘Kami tidak pernah mengetahuimu berdusta.’ Beliau berkata, ‘Sesungguhnya aku pemberi peri­ngatan kepada kalian sebelum da­ tang­nya siksa yang pedih.’ Maka Abu Lahab berkata, ‘Celaka engkau, hanya untuk ini kamu mengumpulkan kami!’ kemudian ia bangkit dan pergi. Setelah itu turunlah ayat, “Binasalah kedua 35


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.