tatsqif
Urgensi Kekuasaan (Bagian Kedua)
Oleh: USTADZ KHOZIN ABU fAQIH, LC.
Kekuasaan Menghapus Kendala Beragama Sebagian manusia mempunyai akal dan hati yang terbuka, sehingga mudah mene rima dakwah Islam, tetapi ada sebagian orang yang sulit menerima dakwah Islam karena melihat banyaknya tantangan yang dihadapi oleh kaum muslim. Sedangkan, yang lainnya ingin masuk Islam, namun tidak berani karena ada ancaman dari pa ra penguasa atau orang-orang yang punya kekuasaan. Orang-orang seperti ini, sulit bisa masuk Islam, jika Islam dalam kea daan lemah. Oleh karena itu, perkembangan Islam sangat lambat, ketika dalam keadaan lemah. Bahkan musuh-musuhnya tidak merasa segan menyiksa dan menindas kaum mu slimin, tetapi setelah Islam berkuasa, maka perkembangan Islam semakin pesat dan musuh-musuhnya berpikir seribu kali, ke tika hendak menodai Islam atau menyakiti kaum muslimin.
Ketika Rasulullah SAW. berada di Mak kah dan pengikutnya masih sedikit, kafir Quraisy dengan terang-terangan menen tang dan menindas siapa saja yang masuk Islam. Sehingga, beberapa orang yang terta rik masuk Islam merasa takut masuk Islam. Padahal bukti-bukti kebenarannya telah terpampang dengan jelas di hadapan mere ka, dan kredibilitas pembawa risalah pun telah diakui oleh masyarakat luas. Akan tetapi, karena tidak ada kekuasaan yang mendukung, beberapa tokoh Quraisy dan sebagian besar masyarakatnya menolak masuk Islam, bahkan memilih memusuhi Islam dan menuduh pembawa risalahnya dengan berbagai tuduhan, seperti gila, ahli sihir, dukun, dan sebagainya. Perhatikan dialog singkat di masa-masa awal kenabian berikut. Ibnu Jarir Ath-Thabari meriwayatkan dalam ‘Tarikhul Umam Wal Muluk’ dari Sa’id bin Jubair, bahwa Ibnu Abbas berkata: “Ketika turun ayat, “Dan berilah peri ngatan kepada kerabat kerabatmu yang terdekat.” (Asy-Syu’araa: 214) Rasulullah SAW. keluar dari rumah me nuju bukit Shafa, kemudian berseru de ngan keras, ‘Wahai Bani Fulan, Wahai Bani Abdil Muthalib, Wahai Bani Abdi Manaf!’ Maka mereka pun berkumpul di sekitar beliau. Kemudian beliau ber tanya, ‘Bagaimana menurut kalian, jika aku menghabarkan kepada kalian bah wa satu pasukan berkuda keluar dari ba lik bukit ini, apakah kalian percaya kepa daku?’ Mereka menjawab, ‘Kami tidak pernah mengetahuimu berdusta.’ Beliau berkata, ‘Sesungguhnya aku pemberi peringatan kepada kalian sebelum da tangnya siksa yang pedih.’ Maka Abu Lahab berkata, ‘Celaka engkau, hanya untuk ini kamu mengumpulkan kami!’ kemudian ia bangkit dan pergi. Setelah itu turunlah ayat, “Binasalah kedua 35