Samantabadra 2019-11

Page 1

SAMANTABADRA PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA

Media informasi, komunikasi, pendidikan, dan pembinaan umat

gosyo kensyu Surat kepada Sennici-ama Perihal Pusaka Anak yang Berbudi dan Berbakti gosyo cabang Surat Balasan kepada Syijo Kingo Perihal Sembilan Kali Pikir, Sepatah Kata

11

#310

Surat kepada Sennichi-ama Perihal Pusaka Anak yang Berbudi dan Berbakti

SAMANTABADRA | NOVEMBER 2019 | NOMOR. 310

“

W

alaupun terdapat beraneka ragam, namun setelah memasuki Saddharmapundarika-sutra, maka hanya terdapat tubuh dan hati dari seorang saja. Misalnya, walau terdapat air dari berbagai sungai namun kalau air tersebut memasuki lautan besar, maka semuanya akan menjadi asin. Walau terdapat bermacam-macam burung yang beraneka ragam warnanya, namun kalau mendekati Gunung Semeru semuanya akan berwarna emas. Begitupun Devadatta yang telah melanggar ketiga dosa berat maupun Rahula yang telah mempertahankan 250 pantangan bersama-sama telah mencapai kesadaran Buddha. Begitupun sama halnya seperti Raja Myosyogon yang memiliki pandangan yang tersesat, dan Sariputra yang memiliki pandangan yang benar bersama-sama telah menerima penganugerahan pencapaian kesadaran Buddha. Jadi ini menandaskan bahwa “tiada seorang pun yang tidak mencapai kesadaran Buddha�.

november

2 0 1 9


DPP & DPD NSI melakukan audiensi dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI dalam rangka Gerak Jalan Kerukunan HUT ke 55 NSI.

T

erhadap wanita, bagaimanapun kesalahannya, tidak perlu menasehati, apalagi menjadi ribut. Sutra Nirvana mengatakan, “Sekalipun dikatakan kesalahan yang berat, kaum wanita belum menyamainya.”Hati dari kalimat sutra ini adalah, “Sekali pun ada kesalahan seperti apa pun juga, tidak boleh mempersalahkan sebagai kesalahan kaum wanita. Inilah pelaksanaan dari orang arif. Inilah murid Sang Buddha.” Kalimat sutra ini adalah kalimat yang diucapkan oleh kedua Menteri Jivaka dan Chandrapraba untuk menasehati Raja Ajatasatru yang baru saja membunuh ayahnya dan bahkan hendak membunuh ibunya pula. Surat Balasan Kepada Syijo Kingo Perihal Sembilan Kali Pikir, Sepatah Kata

Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) STT No.: 2578/SK/DITJEN PPG/STT/1999 Alamat Jl. Minangkabau No. 23A-25 Jakarta Selatan 12970, Indonesia Telepon (+62 21) 8306059, 8311844 Fax (+62 21) 8314959 E-mail samantabadra.nsi@gmail.com Website http://www.nicirensyosyuindonesia.org/ Facebook page http://www.facebook.com/nicirensyosyuindonesia

Keterangan halaman muka Bunga teratai, perlambang hukum sebab-akibat sesaat.

Ketua Umum NSI dalam Serasehan Pembinaan Mental Rohani dengan tema “Toleransi Dalam Bingkai NKRI”.

“ W

alau bertapa dengan memupuk kebaikan besar, namun kalau tidak bertemu dengan Saddharmapundarikasutra maka sama sekali tidak akan berguna. Walau melanggar kejahatan besar pun kalau hanya mengeluh saja, sama sekali tidak ada gunanya. Dengan demikian, kalau melaksanakan pertapaan Saddharmapundarika-sutra yang Ekayana bukankah akan dapat mengikuti jejak Devadatta. Hal ini menandaskan bahwa kutipan Sutra yang berbunyi: “Tiada seorang pun yang tidak dapat mencapai kesadaran Buddha”, bukan suatu bualan. Surat Kepada Sennici-ama Perihal Pusaka Anak yang Berbudi dan Berbakti


sambutan Samantabadra | November 2019

1


2

Samantabadra | November 2019


Samantabadra | November 2019

3


4

Samantabadra | November 2019


Samantabadra | November 2019

5


6

Samantabadra | November 2019


ceramah gosyo

Rangkuman Ceramah Ketua Umum NSI Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja Surat Balasan kepada Niike Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum Mahawihara Saddharma NSI, 28 - 29 September 2019

karena perkembangan pemikiran semacam ini yang tidak kekal, ita sepatutnya sulit bagi manusia melaksanakan cara untuk menganut sebuah hidup yang sesuai dengan agama dengan sungguhapa yang diajarkan oleh sungguh dan konsisten. Buddha, yakni cara hidup Pada umumnya, umat yang sesuai dengan jiwa beragama yang sedang dari Saddharmapundarikamengalami kesulitan sutra. Jiwa dari dalam kehidupannya Saddharmapundarikasutra adalah jiwa yang akan menjalankan ajaran sesuai dengan agamanya, maitri karuna. 3.000 tahun namun apabila kesulitan yang lalu, setelah Buddha tersebut dapat diatasi, Sakyamuni mencapai mereka menjadi lalai kesadaran, beliau mulai dalam melaksanakan menjelaskan tentang manusia dan perjalanan kepercayaannya karena menjadi terikat dengan hidup mereka. kesenangan atau Agama Buddha memiliki penderitaan yang bersifat pemikiran yang berbeda. Agama Buddha menjelaskan sementara. bahwa pikiran dan perasaan Ibaratnya, dalam siklus manusia senantiasa berubah, kehidupan, manusia dalam waktu yang sekejap. dilahirkan sebagai bayi dan tumbuh besar menjadi balita, Bahkan, dijelaskan bahwa anak-anak, dan remaja. Pada dalam sekejap perasaan jiwa, manusia memiliki 3.000 masa-masa ini, umumnya manusia masih patuh kepada gejolak jiwa yang terus berubah. orangtua. Namun, ketika sudah tumbuh dewasa, Sehingga pada akhirnya, Nammyohorengekyo,

K

menikah, dan berkeluarga, maka terdapat kemungkinan besar bahwa mereka tidak lagi menurut pada orang tua. Sama halnya dengan agama; ketika terjebak dalam sebuah kesulitan, umumnya manusia rajin menaati ajaran agamanya, namun apabila kesulitan tersebut sudah berhasil dilampaui, maka pemikiran mereka berubah dalam seketika. Agama Buddha mulai berkembang di dunia ini dari pemikiran seorang manusia bernama Pangeran Siddharta. Setelah mencapai kesadaran, beliau memahami bahwa kehidupan sesungguhnya merupakan sebuah perjalanan. Kehidupan kita adalah perjalanan kita sendiri dari ketiga masa; lampau, sekarang, dan akan datang. Siklus ini terus bersambung, tanpa akhir. Satu waktu kita mati, dan satu waktu kita akan terlahir kembali. Samantabadra | November 2019

7


Perjalanan ini diibaratkan seperti mengarungi lautan besar yang disebut lautan hidup-mati. Kita dibimbing bahwa kematian adalah persiapan untuk hidup kembali di masa yang akan datang. Dalam perjalanan hidup-mati ini, kesenangan dan kesulitan, kebahagiaan dan penderitaan, adalah hal yang pasti dialami oleh semua umat manusia. Oleh karena itu, umat Buddha datang ke wihara, umat Islam datang ke masjid, umat Kristen datang ke gereja, umat Hindu pergi ke pura, dan umat Konghucupergi ke kelenteng. Manusia selalu menginginkan kegembiraan. Buddha sendiri pun setuju dengan keinginan manusia, maka itu beliau muncul di dunia. Demikianlah jiwa Buddha. Jiwa Buddha Sakyamuni adalah jiwa dari Saddharmapundarika-sutra, jiwa yang maitri karuna. Maitri berarti mencabut penderitaan orang lain, dan karuna berarti memberi kebahagiaan. Oleh karena itu, Buddha justru muncul untuk membimbing manusia agar perjalanan hidup mereka hanya penuh dengan kesenangan, dan agar segala penderitaan mereka dapat teratasi. Dengan penjelasan demikian, sebetulnya ajaran agama Buddha sangat 8

Samantabadra | November 2019

pas dan sesuai untuk kita semua. Apabila kita dapat menjalankan agama ini dengan sungguh-sungguh, pasti kita dapat meraih kebahagiaan yang hakiki. Kesenangan seseorang merupakan akibat dari usahanya dalam memikirkan kebahagiaan orang lain. Itulah ajaran Buddha. Perlu kita pahami bahwa tujuan kelahiran Buddha di dunia ini adalah untuk membimbing seluruh umat manusia untuk mencapai kebahagiaan. Bahagia di sini tidak merujuk pada kebahagiaan temporer, seperti kesenangan yang dirasakan ketika kita dapat berlibur ke luar negeri atau kesenangan yang dirasakan ketika kita mendapatkan gaji yang mencukupi. Sebaliknya, kita dibimbing untuk mencapai kebahagiaan yang mutlak, yang hanya dapat kita peroleh ketika kita mencapai kesadaran Buddha. Buddha mengajarkan cara agar umat manusia dapat berbahagia pada setiap waktu, di setiap tempat, tidak peduli keadaannya. Sebetulnya hal ini tidak sulit untuk dicapai, karena yang perlu kita laksanakan sebagai orang yang bersraddha pada ajaran Buddha adalah untuk percaya dengan sungguh-sungguh, dengan melaksanakan syin

(percaya), gyo (belajar), dan gaku (melaksanakan). Jika seseorang tidak memahami perjalanan hidup manusia seperti yang dijelaskan Buddha Sakyamuni, ia akan memahami bahwa perjalanan hidup mereka adalah sebuah penderitaan. Andai kata hal tersebut merupakan pemahaman seseorang pun, sebetulnya Buddha menjelaskan bahwa setiap penderitaan pasti berakar dari sebuah sebab. Maka itu, Buddha juga memaparkan cara untuk mengakhiri penderitaan. Buddha menginginkan agar semua umat manusia dapat hidup dengan kesenangan yang kekal. Kesenangan seorang Buddhis tidak tergantung pada kejadian-kejadian tertentu, tidak tergantung pada kesenangankesenangan yang relatif. Kebahagiaan sesungguhnya adalah kebahagiaan yang dirasakan pada setiap saat, di setiap tempat. Kita belajar tentang “kura-kura bermata satu� dari gosyo, yang menggambarkan keadaan kita, umat manusia, termasuk saya sendiri, yang cenderung “juling�. Kita bermata satu karena kurang rajin menggunakan satu mata yang tertutup tersebut, sehingga kemampuan mata tersebut menurun. Sebagai


akibatnya, kita tidak pernah melihat dengan tepat; yang salah kita anggap benar dan yang benar kita anggap salah, yang bagus kita anggap jelek dan yang jelek kita anggap bagus. Sampai hari ini pun, kita masih memandang segala hal dengan pandangan ini. Padahal, kita seharusnya menggunakan kedua mata kita agar keduanya bekerja dengan giat. Selama ini, kita sudah bertemu Nammyohorengekyo yang merupakan hukum yang paling hebat yang tak dapat disamakan dengan hukum lainnya. Pernyataan ini dikatakan oleh Buddha Sakyamuni sendiri, dan kemudian dipertegas oleh Buddha Niciren. Sebelum Buddha Sakyamuni meninggal dunia, beliau masih berusaha untuk menyampaikan bimbingan, meskipun beliau sudah mendekati kemoksyaannya. Maka dari itu, ada 4 hal yang harus dipatuhi oleh umat Buddha. Salah satunya adalah pesan bagi umat manusia untuk mengikuti ajaran yang sebenarnya. Ajaran yang dikhotbahkan Buddha Sakyamuni pada 42 tahun pertama hanya merupakan pengantar. Ajaran Sementara masih dapat dipakai pada kurun waktu 0 - 1.000 tahun setelah

Buddha Sakyamuni moksya. Ajaran sesungguhnya yang ditinggalkan Buddha untuk manusia masa akhir dharma adalah Saddharmapundarikasutra dengan inti Nammyohorengekyo. Ketika sudah memasuki ajaran Saddharmapundarikasutra, Buddha Sakyamuni mempertegas bahwa sebetulnya ajaran ini memang diperuntukkan untuk manusia masa akhir dharma. Beliau mengatakan bahwa orangorang pada masa sebelum pascimadharma belum mempunyai bakat yang sesuai untuk menerima Saddharmapundarika-sutra. Itulah alasan mengapa Buddha Niciren Daisyonin muncul di dunia ini. Semua hal yang terjadi di alam semesta tidak pernah terjadi karena “kebetulan�. Apa pun yang terjadi di alam semesta ini pasti memiliki sebab, jodoh, akibat, dan imbalan (In En Ka Ho). Tidak ada kejadian yang berdiri sendiri tanpa sebab. Begitu pula halnya dengan kehadiran Buddha Niciren di dunia ini, yang muncul karena ingin menjelaskan kunci dari Saddharmapundarika-sutra yang dititipkan oleh Buddha Sakyamuni. Letak kunci tersebut ada pada judul Saddharmapundarika-sutra, yakni Myohorengekyo.

Niciren Daisyonin telah mempertegas bahwa mantra ini adalah cara bagi manusia untuk mengakhiri penderitaan. Sesungguhnya, segala penderitaan berasal dari dalam diri kita sendiri. Maka, untuk mengakhirinya pun kita harus memiliki kekuatan dari dalam diri kita sendiri. Dalam agama Buddha, dijelaskan bahwa penderitaan kita tidak melibatkan campur tangan orang lain ataupun kekuatan dari luar, tapi penderitaan kita murni berasal dari diri kita sendiri, dari hasil perbuatan kita sendiri. Kita percaya bahwa penderitaan kita tidak disebabkan oleh kesalahan orang lain ataupun kekuatan di luar diri kita yang menetapkan sebuah pilihan untuk kita. Sesungguhnya, segala kebahagiaan dan penderitaan kita bersumber dari perasaan jiwa kita sendiri. Karena sumber penderitaan kita berasal dari dalam jiwa kita, kita pasti dapat menyelesaikan dan menuntaskan kesulitan tersebut. Kemampuan kita untuk mengatasinya tergantung pada usaha kita. Apabila kita berusaha dengan sungguhsungguh, maka kita akan mampu menyelesaikan penderitaan tersebut. Namun, apabila usaha Samantabadra | November 2019

9


yang kita berikan separuhseparuh, setengah percaya dan setengah ragu, maka kesulitan kita akan sukar dituntaskan. Kemarin ini, NSI diundang untuk berbicara di STAN (Sekolah Tinggi Akutansi Negara). Umat-umat NSI yang datang ke STAN mengatakan bahwa mereka dapat merasakan keagungan dari Nammyohorengekyo. Dengan meresapi keagungan Nammyohorengekyo dan menjalankan Syinjin dengan sungguh-sungguh, kita yang sebelumnya bermata satu akan mampu membuka kedua mata kita, dan kita yang tadinya bermata juling dapat melihat dengan lurus. Ketika kita mulai betul-betul merasakan Nammyohorengekyo sebagai segala-galanya, kita menjadi sadar, sehingga kita dapat menjadi Buddha. Namun, kita semua belum menjadi Buddha, kita hanya merupakan manusia biasa, karena perasaan dan pemikiran kita masih penuh dengan kesesatan. Dalam gosyo bulan lalu, dijelaskan bahwa kita seringkali merasa sok pintar dan merasa bahwa diri kita paling benar. Padahal inti hakikat kebenaran hanyalah Dharma. Dalam gosyo-gosyo, kita sering diingatkan untuk tidak membenci, karena 10

Samantabadra | November 2019

perasaan jiwa kita dapat berakibat pada penyakitpenyakit ganas seperti kanker. Rupanya, menurut penelitian, penyakit kanker memang langsung berhubungan dengan perasaan kita. Sesuai dengan gosyo, semakin kita benci, semakin besar pula akibat buruk yang kita terima, penyakit kita akan semakin memburuk. Justru, ketika kita terserang penyakit, kita perlu membangkitkan perasaan yang gembira dan optimis. Kanker adalah akibat daripada perasaan jiwa kita yang buruk, misalnya merasa curiga dan benci terhadap orang lain. Dengan begitu, kita tidak menarik dewa pelindung, namun sebaliknya kita menarik jodoh-jodoh buruk, sehingga iblis-iblis masuk ke dalam badan kita, dan menghasilkan reaksi yang menjadi radikal bebas. Karena kehadiran radikal bebas, sel-sel dalam tubuh kita terinfeksi. Buddha berkata bahwa sebetulnya, badan manusia tidak mengandung penyakit apa-apa. Hanya ada siklus kehidupan lahir, tua, sakit, dan mati. Maka itu, jika jiwa kita semakin seirama dengan Nammyohorengekyo, maka badan kita akan turut mengikuti kondisi jiwa kita. Ibu-ibu NSI yang terserang penyakit kanker

dapat mengatakan bahwa mereka telah berteman dengan penyakit kanker. Sebaliknya jika kita semakin benci kepada orang lain dan ragu-ragu terhadap hati kepercayaan kita, penyakit kita dapat meluas ke berbagai bagian tubuh. Buddha Niciren mengingatkan kita melalui sebuah contoh. Kita diibaratkan sebagai kura-kura bermata satu yang juling, yang terus menderita dalam kehidupan. Bagi kita untuk sekadar bertemu dengan ajaran Saddharmapundarikasutra saja, kita perlu melaksanakan karma-karma baik secara terus dan menerus selama berkalpakalpa. Bertemu dengan papan kayu cendana yang berlubang pas merupakan kesempatan yang kecil. Hanya kayu tersebut, Nammyohorengekyo, yang dapat menyelamatkan kita. Karena Buddha Niciren mahamaitri dan mahakaruna, kita tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan kesempatan kita. Gohonzon yang ada di rumah-rumah kita semua adalah papan cendana merah yang sudah berlubang pas sesuai dengan badan kita. Jadi sesungguhnya kita sudah mempunyai papan tersebut. Oleh karena itu, hendaknya kita menggunakannya secara


tepat, dengan menyebut Nammyohorengekyo. Gosyo ini memperjelas bahwa kita harus sejiwa dengan Nammyohorengekyo dan Saddharmapundarika-sutra, dengan mengembangkan sifat yang mahamaitri dan mahakaruna. Jika kita ingin berbahagia, kita harus membahagiakan orang lain terlebih dahulu. Hal ini sudah dipraktikkan oleh Buddha Sakyamuni dan Buddha Niciren. Sebetulnya, kita tidak cukup membahagiakan orang lain dengan halhal yang materialistis; hendaknya kita dapat menyebarluaskan ajaran ini dan membantu orang lain memahami bahwa sumber penderitaan kita ada di dalam diri kita sendiri. Jika kita ingin seirama dengan Nammyohorengkeyo, maka kita sebaiknya menghindari pelaksanaan ke-14 hobo. Apabila kita tidak menggunakan Saddharmapundarikasutra, khususnya Nammyohorengekyo, akan sukar bagi kita untuk menghindari dan melampaui ini semua. Tantangannya adalah menghindari keempat belas pemfitnahan dharma ini secara konsisten, karena perasaan jiwa manusia selalu berubah.

Meskipun demikian, Buddha Niciren telah memberi jalan langsung bagi kita: menyebut Nammyohorengekyo. Sariputra, murid Buddha Sakyamuni yang paling pintar, justru memerlukan waktu yang lama untuk mencapai kesadaran Buddha. Beliau dilampaui oleh Suri Handoku, pelayan yang memunguti sepatu-sepatu murid Buddha. Suri Handoku adalah murid Buddha Sakyamuni yang paling pertama menjadi Buddha di antara yang lainnya. Meskipun Sariputra lebih pintar, kepintarannya tidak menjamin kemampuannya untuk mencapai kesadaran. Memang, pada akhirnya Sariputra juga mencapai kesadaran Buddha. Tapi, harus dipahami bahwa Sariputra dapat menjadi Buddha bukan karena kepintarannya, tapi karena hati kepercayaannya. Gosyo ini, surat yang diberikan kepada Niike, mendorong kita untuk sungguh-sungguh percaya pada Nammyohorengekyo. Kita diingatkan untuk mengandalkan Nammyohorengekyo dalam semua aspek kehidupan kita. Uang dan hal-hal materialistis lainnya bukanlah jaminan untuk kebahagiaan. Yang

patut kita pentingkan dan kembangkan adalah kekuatan kepercayaan kita. Intinya, melalui gosyo ini, kita hendaknya belajar dan bertekad untuk membulatkan hati kepercayaan kita. Apabila kita sungguhsungguh percaya kepada Nammyohorengekyo, maka kesadaran Buddha kita akan muncul, sehingga kita dapat menyelesaikan semua masalah kita. Karena kesadaran Buddha, kita mempunyai kekuatan untuk menolak keempat belas pemfitnahan dharma. Apabila kita selalu memikirkan Nammyohorengekyo, kita akan senantiasa berbahagia karena kita akan menarik zencisyiki (pengaruh baik) dan mengubah hawa nafsu menjadi kesadaran. Jika kita menjalankan kehidupan berdasarkan kesadaran, maka segala perkataan, perilaku, dan tindakan kita akan menjadi positif, sehingga akibat-akibat yang kita terima pasti berupa kebahagiaan. ***

Samantabadra | November 2019

11


ceramah gosyo

Rangkuman Ceramah Dharma Duta Ibu Irawati Lukman Surat Balasan kepada Niike Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum Mahawihara Saddharma NSI, 28 - 29 September 2019

Nammyohorengekyo,

sehingga kita dapat merasakan keagungan dari Gosyo ini ditulis di hukum ini. gunung Minobu dan Yang paling bernilai dan diberikan kepada Niike. Isi berharga dalam hidup kita gosyo ini ingin menjelaskan adalah jiwa. Melalui hukum tentang cara menjalankan Nammyohorengekyo, pertapaan hukum agama kita dapat memupuk Buddha dengan benar. rejeki jiwa. Jangan siaBetapa menggembirakan siakan kesempatan dapat terlahir pada masa hidup kita kali ini, yang akhir dharma, di mana sudah bertemu dengan Saddharmapundarika-sutra Nammyohorengekyo. Jika tersebar luas. Kita semua kita menentang jiwa dari sangat berejeki karena Saddharmapundarika Sutra, bisa bertemu dengan maka kita akan terjatuh Gohonzon dan menyebut ke dalam dunia neraka. Nammyohorengekyo. Yang dimaksud dengan Hukum Nammyohorengekyo menentang adalah jika kita disebarluaskan oleh Buddha melakukan 14 pemfitnahan Niciren Daisyonin pada dharma. Jenis pemfitnahan masa akhir dharma demi dharma yang paling kebahagiaan seluruh umat sering kita lakukan adalah manusia. Kita umat manusia meremehkan, membenci, iri pasti mengalami hidup hati, dan dendam terhadap dan mati, tetapi jangan kebaikan atau kepada orang sampai kita menyesal dalam yang percaya kepada hukum kehidupan kali ini. Kita Saddharmapundarika yang telah bertemu dengan Sutra. Meskipun kita setiap hukum Nammyohorengekyo hari menjalankan gongyo harus sungguh-sungguh daimoku, tetapi kalau percaya dan melaksanakan, kita menentang jiwa dari 12

Samantabadra | November 2019

sutra ini, berarti kita telah membunuh jiwa seluruh Buddha dari kesepuluh penjuru alam. Karma yang sudah kita tumpuk dari masa lampau hingga masa sekarang banyaknya melebihi tinggi gunung Semeru. Tetapi betapa bahagianya kita karena telah bertemu dengan hukum Nammyohorengekyo. Sungguh-sungguh percaya dan melaksanakan, maka karma kita akan terhapus seperti tetesan embun yang terkena sinar matahari pagi. Sebaliknya jika kita melanggar satu atau dua saja dari 14 pemfitnahan dharma, maka karma kita tidak akan pernah bisa terhapuskan dan kita akan terjatuh ke dalam 4 dunia buruk. Dunia neraka amat menakutkan, orang yang ada di dunia neraka menjadikan gelora api sebagai rumahnya. Di mana pun kita berada sepertinya kita sedang berada di dalam


rumah yang terbakar, penuh dengan kemarahan dan kebencian. Dunia kelaparan amat menyedihkan, mereka yang ada di dunia ini tega memakan anaknya sendiri karena lapar. Sebagai contoh di jaman sekarang ini banyak terjadi kasus orangtua yang membunuh anaknya. Dunia kemurkaan penuh dengan pertikaian, contohnya dalam kehidupan suami istri yang sering ribut dan bertengkar. Dunia kebinatangan amatlah bengis karena saling membunuh satu sama lain. Walaupun kita tidak benar-benar membunuh, tetapi seringkali katakata yang kita keluarkan bisa membunuh atau menyakiti jiwa seseorang. Oleh karena itu, jika kita tidak mau terjatuh ke dalam empat dunia buruk, jangan sekali-sekali menyianyiakan atau meremehkan Gohonzon. Kita diajarkan untuk menerima dan mempertahankan hukum Nammyohorengekyo sampai akhir hidup kita. Yang dimaksud dengan menyumbang kepada Buddha adalah kita mampu melaksanakan dan membuktikan kekuatan dari hukum Nammyohorengekyo, sehingga bisa lebih banyak lagi orang yang

percaya terhadap hukum ini. Kegembiraan yang akan kita peroleh dengan mempertahankan hukum ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun juga, bahkan kita sampai bisa meneteskan air mata. Akan tetapi, penganut hukum ini awalnya tampak memiliki kepercayaan yang kuat, kemudian di pertengahan jalan hati kepercayaannya mulai melemah. Mereka tidak lagi menyumbang kepada Buddha, malah menjadi manusia yang sombong dan berpandangan sesat. Jiwa kita kekal abadi dan kita tidak pernah tahu di masa yang akan datang kita akan terlahir sebagai apa. Yang terpenting adalah apa yang kita lakukan dalam hidup kali ini, kita harus bisa memberikan manfaat kepada orang banyak. Buatlah sesuatu yang bernilai selagi kita masih hidup, terus memupuk karma yang baik. Manusia biasa lebih senang mengejar kebahagiaan yang bersifat relatif, bukan kebahagiaan mutlak. Jangan sekali-kali kita bekerjasama dengan pemfitnah dharma, karena kita akan mendapatkan dosa yang sama. Kita juga diingatkan mengenai prajna yang ada dua macam; prajna benar dan prajna

sesat. Meskipun orang kelihatannya memiliki prajna, tetapi janganlah kita mengikuti yang sesat. Janganlah kita percaya dan mengikuti orang berdasarkan kedudukannya, tetapi harus berdasarkan filsafat atau ajaran yang dipegangnya. Semua umat yang menyebut Nammyohorengekyo mempunyai tugas sebagai bodhisattva yang muncul dari bumi. Artinya, kita semua mempunyai tugas utama untuk menyebarluaskan dharma. Bukan suatu kebetulan kita bisa bertemu dengan Nammyohorengekyo, tetapi karena kita memiliki tugas dari masa lampau. Oleh karena itu, percayalah sutra ini dengan sungguh hati dalam kehidupan kali ini, agar ketika kita meninggal nanti kita dapat disambut oleh ribuan tangan Buddha. Tujuan hidup kita adalah untuk mencapai kesadaran Buddha. Percaya adalah yang paling utama, kita harus percaya kepada ajaran Buddha Niciren Daisyonin, melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari, serta mewujudkan bukti nyata. ***

Samantabadra | November 2019

13


liputan

Kunjungan pengurus dan surviver Kanker dari Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) ke Kantor Pusat NSI

S

etiap bulan Oktober, dunia memperingati bulan peduli kanker payudara. Banyak kegiatan dan dukungan khusus untuk para penderita kanker, khususnya semangat hidup. Dalam penanggulangan kanker secara lebih efektif dan berdaya guna mengingat kejadian kanker yang meningkat pesat di Indonesia, perlu adanya peningkatan pengetahuan dan kewaspadaan akan pentingnya deteksi dini serta mengubah perilaku masyarakat. Tantangan dalam penanggulangan kanker perlu dihadapi bersama-sama oleh setiap anggota masyarakat melalui pola hidup sehat, yaitu berat badan ideal, olah raga, pola makan sehat, yang kesemuanya dapat menurunkan risiko kanker sampai dengan 35%. Bulan Juli lalu, 10 orang umat NSI berkesempatan mengikuti pelatihan sebagai pendamping kanker yang diselenggarakan oleh Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI). Berkenaan dengan itu, pada Selasa, 10 September 2019, NSI menerima kunjungan perwakilan pengurus pengurus dan surviver Kanker dari Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), di kantor pusat NSI, Jalan Minangkabau No. 23A-25, Manggarai Jakarta Selatan. Dalam pertemuan tersebut bertepatan dengan pertemuan Ibu Umum yang setiap bulan nya dilakukan di NSI. Pertemuan tersebut berisi mengenai sharing dan cerita pengalaman dari para surviver yang terkena Kanker Payudara. Dalam pertemuan tersebut juga beberapa Ibu dari NSI yang pernah divonis Kanker Payudara pun ikut menyampaikan cerita pengalamannya hingga saat ini kondisinya pun sudah membaik. Ibu-ibu NSI dan teman-teman dari Relawan Kanker lainnya terlihat ceria dalam pertemuan tersebut. Ketua Umum NSI menyampaikan dalam pertemuan tersebut bahwa kita sebagai Umat NSI yang sudah percaya hukum Nammyohorengekyo seharusnya juga menyadari bahwa apa yang terjadi pada diri kita adalah tidak terlepas dari sebab diri kita sendiri sehingga menjadi akibat yang kita terima. Semua tidak terlepas dari gelojak perasaan jiwa kita sendiri. Pemicu kanker itu beragam, salah satunya stres. Stres kalau tidak dikelola, dikit-dikit cemas dan marah atau iri benci, 14

Samantabadra | November 2019


membuat kanker rentan terjadi. Perasaan yang seperti itu yang dibiarkan sering terjadi tersebut bisa memproduksi hormon kortisol terus menerus. Hal ini membuat keseimbangan hormon di tubuh menjadi terganggu. Melatih respons positif terhadap suatu kejadian sangat penting. Sebab, respons yang baik tentunya bisa membuat tubuh menghasilkan kesehatan yang baik. Maka dari itu, MPU Suhadi Sendjaja mengajak umat NSI harus semakin berusaha banyak bersyukur agar stres tidak terjadi, dan selalu menjaga perasaan jiwa kita berada dalam kualitas yang terbaik dan kanker bisa dicegah, serta kita harus menyadarkan diri kita bahwa sebaik-baik manusia itu yang paling bermanfaat buat orang lain. ***

Dokumentasi Bakti Sosial dan Donor Darah Umat NSI Solo

Samantabadra | November 2019

15


liputan

Kensyu Surabaya-Jawa Timur “Penyebutan Nammyohorengekyo Adalah Jalan Langsung Menuju Kesadaran Buddha�

Foto bersama peserta Kensyu NSI Jawa Timur di Trawas.

B

ulan September, tepatnya pada tanggal 21-22, NSI menyelenggarakan Kensyu Jawa Timur yang dilaksanakan di Trawas. Kensyu kali ini bermalam di Hotel Ayanna Trawas ini diikuti sekitar 60 orang umat NSI dari DKI, Jawa Timur dan Bali. Beberapa peserta kensyu yang berasal dari DKI dibagi menjadi dua rombongan. Rombongan yang berangkat melalui jalur darat, dan jalur udara. Ketua Umum NSI menggunakan jalur darat, berangkat dengan 2 mobil bersama beberapa umat DKI. Rombongan yang mengguankan kendaraan roda 4 memulai perjalanannya pada 16

Samantabadra | November 2019

tanggal 20 September pukul 09.00 pagi. Dalam perjalannya menuju Surabaya, rombongan mampir di Cirebon terlebih dahulu untuk santap siang dna kemudia kembali melanjutkan perjalanan hingga Surabaya dan bermalam di Wisa TNI AL Yos Sudarso. Keesokan harinya melanjutkan perjalanan ke Hotel Ayanna Trawas dan sampai di Trawas pukul 16.50 WIB, dan langsung bersiap-siap untuk Gongyo Sore. Setelah Gongyo Sore, dilanjutkan makan sore bersama dan kemudian msuk kedalam sesi pembabaran Gosyo oleh Ibu Irawati dan Bapak Ketua Umum NSI.

Gosyo ceramah yang dibahas kali ini adalah Gosyo yang sama dengan Gosyo Kensyu yaitu Surat Balasan kepads Maceno Dono Ama Goze. Seusai ceramah gosyo, malam tersebut ditutup dengan daimoku bersama. Hari ke-2, seusai gongyo pagi, sebelum dilanjutkan dengan pertemuan ceramah gosyo sesi ke dua serta tanya jawab, umat NSI diajak melakukan permainan oper balon sehingga menambah keakraban antar umat NSI dan menambah kegembiraan peserta Kensyu. Dalam penjelasan ceramah sesi ke dua, tersebut Ketua Umum NSI sampaikan Niciren


Suasana keakraban pada sesi acara Kensyu Jawa Timur NSI 2019.

Daisyonin ingin menjelaskan bahwa pada zaman masa akhir Dahrma ini (Mappo), sangat sulit bagi orang menerima dan mempertahankan Saddharma pundarika-sutra. Buddha mengumpamakan keulitan bertemu dengan Saddharmapundarika sutra seperti kura-kura bermata satu yang bertemu kayu cendara merah terapung yang berlubang. Umat manusia diumpamakan sebagai kurakura yang tidak memiliki kaki ataupun tangan, perutnya panas dan punggungnya dingin. Perut yang panas merupakan simbol dari perasaan manusia yang penuh dengan emosi dan marah benci. Punggung yang dingin melambangkan dunia neraka dimana perasaan jiwa kita yang penuh dengan demdam dan benci karena didasari iri hati. Keinginan membalas dan memakai pikiran sendiri yang semua itu menjatuhkan kita ke dalam dunia neraka. Toeri Enstein membahas Mengenai hukum relatifitas. E = adalah relatif. Relatif berarti kadang-kadang

sepertinya tampak nyata, tapi terkadang juga tampak sunyata. Ini sebetulnya menggambarkan konsep dari myoho. Menghafal Saddharmapundarika-sutra. pada masa akhir dharma ini tidak berguna, karena kuncinya sudah ada pada Nammyohorengekyo. Tapi, karena kesederhanaan ini, kita yang menganggap diri kita pinta dan menjadi sulit percaya. Keraguan timbul terhadap Nammyohorengekyo, karena keraguan ini, pelaksanaan kita dalam syinjin masih jauh dari kesungguhan hati. M adalah massa, dan c adalah cahaya. Maka itu, untuk kita, semua adalah icinen, karena ketiga masa: lampau, sekarang, dan akan datang berdasarkan pada icinen. Kita harus terus melatih perasaan. Dengan Nammyohorengekyo, kita dapat menata sekejapsekejap perasaan jiwa kita. Jika kita ingin belajar melatih perasaan, kita harus melampaui kesulitan untuk mencapai kemajuan. Kita

Ketua Daerah NSI Surabaya, Ketua Wilayah NSI Jawa Timur, dan Ketua Umum NSI pada Kensyu NSI Jawa Timur 2019.

harus bisa belajar hidup dalam keadaan yang tidak nyaman. Justru, melatih perasaan membutuhkan jodoh-jodoh yang menentang kita. Terakhir, Ketua Umum NSI selalu mengingatkan kepada umat NSI mari samasama berjuang sepenuh hati dalam perjalanan kosenrufu kita, hanya ini yang bisa rnenyelamatkan umat manusia pada zaman akhir dharma dengan bersatu hati antar umat dan menyebarluaskan Nammyohorengekyo. ***

Samantabadra | November 2019

17


liputan

Partisipasi Ketua Umum NSI dalam Kegiatan Serasehan Pembinaan Mental Rohani dengan tema “Toleransi Dalam Bingkai NKRI� Puri Caping Gunung TMII, 25 September 2019

R

abu, 25 September 2019, Ketua Umum NSI hadir dalam kegiatan Serasehan Pembinaan Mental Rohani dengan tema “ Toleransi Dalam Bingkai NKRI� yang diadakan oleh Pusbintal TNI. Bertempat di Puri Caping Gunung Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, kegiatan tersebut dihadiri oleh dengan tokoh lintas agama, tokoh masyarakat dan para Perwira Pembina Mental TNI. Tujuan kegiatan ini adalah mengingatkan kembali sikap toleransi antar umat beragama dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa sehingga dapat 18

Samantabadra | November 2019

mengambil sikap bijak dalam menghadapi kemungkinan adanya tujuan dari individu atau kelompok yang bertujuan memecah belah persatuan dan kesatuan melalui rekayasa, terutama yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. MPU Suhadi Sendjaja sampaikan bahwa toleransi disini konteksnya berbicara mengenai berbangsa dan bernegara. Kita beragama bahwa dalam sebuah keluarga besar NKRI yang beragam agama, suku dan budaya. Kita harus melihat bahwa kita semua adalah saudara. Memang berbeda suku,

berbeda adat, berbeda adat istiadat dan agama. Tetapi kita semua bersaudara. Kita harus menerima sepenuhnya keberadaan dari agama lain seperti di dalam satu keluarga besar. Karena mewujudkan perdamaian dunia di kalangan masyarakat beragama dengan toleransi saja tidaklah cukup. Karena masih menyisakan jarak dan kadar toleransi bisa berkurang. Didalam penjelasannya Mpu Suhadi Sendjaja menyatakan bahwa agama hadir untuk mewujudkan perdamaian (menyelesaikan masalah). Karena kemunculan suatu agama itu adalah


satu kemunculan dimana situasi itu adalah tidak baik, dalam bahasa sansekerta a itu “tidak� dan gama itu “kacau�jadi agama itu adalah suatu kemunculan ketika suasana kacau. Agama harus dijadikan sebagai sumber kekuatan, jadi tidak benar kalau pada suatu saat ada peristiwa yang dikatakan ini konflik antar agama. Semua agama punya konsep ketuhanannya masing-masing yang menuju pada satu titik temu, yaitu kemanusiaan/ kebahagiaan/ perdamaian. Agama tidak pernah konflik, tapi agama sering disalahgunakan, sering dibonceng,sering diperalat untuk kepentingankepentingan lain. Tidak ada satu agama-pun yang mengajarkan konflik. Oleh karena itu agama harus dijadikan sumber kekuatan. Kalau ada pihak yang menjadikan agama sebagai sumber kekacauan, sumber konflik artinya mereka tidak menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya. Tidak mewujudkan ketuhanan dalam dirinya. Sehingga, sejatinya, tidak ada konflik antaragama. Dalam pertemuan ini juga disampaikan Ketua Umum NSI bahwa agama tidak ada yang mengajarkan keburukan. Masalahnya apakah komunitas-komunitas agama itu sudah sungguhsungguh membimbing umatnya untuk paham kepada ajaran kepada ajaran agama nya dan melaksanakan ajaran

agama nya. Peran para tokoh agama pun harus memahami/ memiliki pengayatan agama yang sesungguhnya yang disampaikan kepada umatnya. Penghayatan ajaran agama lah yang harus menjadi landasan utama di dalam menjalankan perilaku kita dalam kehidupan, karena pada dasarnya semua agama membimbing manusia untuk menjadi baik. Sehingga jika ajaran agama dijadikan landasan kehidupan maka akan menjadi kebaikan serta kerukunan dan keutuhan bangsa, namun sebaliknya jika agama tidak bisa memosisikan pada posisi yang sebenarnya maka akan menghasilkan perpecahan bangsa. Kiranya itu menjadi hal yang perlu menjadi sebuah gerakan moderasi agama dan literasi agama yang tentunya yang akan memberi landasan yang lebih baik untuk mewujudkan perdamaian dunia di kalangan masyarakat persatuan dan perdamaian yang hakekatnya akan membawa satu kondisi yang lebih baik untuk bangsa.

Forum silaturahim dan sarana komunikasi serta bertukar informasi antara TNI dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat, yang samasama memiliki fungsi sebagai perekat atau pemersatu umat dan pemersatu bangsa dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa NKRI yang berdaulat dan sejahtera. ***

Samantabadra | November 2019

19


liputan

Parisipasi STAB Samantabadra-NSI dalam Uji Petik Pemetaan Implementasi SPMI dan SN-Dikti Perguruan Tinggi Wilayah III

R

abu, 25 September 2019, Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Samantabadara-NSI diundang dalam kegiatan Seminar Uji Petik Pemetaan Implementasi SPMI dan SN-Dikti Perguruan Tinggi Wilayah III yang diadakan di kantor LLDikti wilayah 3, Jakarta. Ketua STAB Samantabadra-NSI memberikan tugas kepada Rita Bahar, Prajna Purnama, dan Vina pratiwi untuk hadir dalam kegiatan tersebut. Pembukaan diawali dengan laporan oleh Kasubdit Pengembangan Sistem Mutu Bapak Dr. Syahrul Aminullah, SKM, M.Si selaku Kepala Subdirektorat Pengembangan Sistem Mutu tentang maksud dan tujuan pelaksanaan Uji Petik Pemetaan SPMI dan SN-Dikti di Wilayah III yang dilaksanakan di Lembaga 20

Samantabadra | November 2019

Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III. Selanjutnya sambutan sekaligus yang membuka acara adalah Drs. Imam Yuwono. MM. selaku Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III. Dalam sambutannya beliau menyampaikan rasa syukur karena kegiatan Uji Petik Pemetaan SPMI dan SN-Dikti Perguruan Tinggi di Wilayah III dapat berlangsung dan mengucapkan terima kasih kepada Kemenristekditi khususnya Direktorat Penjaminan Mutu yang telah memberikan kesempatan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III dalam pelaksaan yang dimaksud. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menginformasikan dan mengedukasi perguruan

Tinggi di Wilayah III betapa pentingnya data pemetaan SPMI dan SN-Dikti ini bagi setiap Perguruan Tinggi bahkan dalam ranah data Kemeristekdikti untuk dapat meningkatkan budaya mutu yang berkelanjutan bagi masing-masing Perguruan Tinggi. Kegiatan ini dihadiri oleh 100 peserta yang terdiri dari 45 Perguruan Tinggi. Kegiatan di tutup oleh Dr. M. Samsuri, S.Pd., MT. selaku Sekretaris Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III. Dalam penutupan ini beliau meminta kepada seluruh Perguruan Tinggi yang hadir untuk selalu mengisi pemetaan SPMI dan SNDikti ini sebagai data Kemenristekdikti, bukan hanya pada saat kegiatan ini saja. Hal tersebut tidak hanya berguna bagi ranah Kemenristekdiki, tetapi juga untuk Perguruan Tinggi itu sendiri. Kiranya kita harus selalu bersamasama semakin satu hati dan setulusnya tetap semangat dalam mengembangkan STAB Samantabadra-NSI agar tetap eksis, sehingga menjadi sebab-sebab baik untuk terus menyebarkan hukum agung Nammyohorengekyo kepada masyarakat luas. ***


liputan

Kiprah NSI Menjadi Narasumber Sesi Ask Me Anything Indika Foundation x Dinamika PKN STAN 2019

P

ada hari Jumat, 27 September 2019, bertempat di Politeknik Keuangan Negara STAN, NSI kembali diberikan kepercayaan untuk ikut serta dalam kegiatan Ask Me Anything yang diinisiasi oleh Indika Foundation bekerja sama dengan Dinamika PKN STAN 2019. Dinamika PKN STAN 2019 adalah sebuah studi perdana kampus PKN STAN untuk mahasiswa dan mahasiswi baru. Tujuannya agar mahasiswa PKN STAN menjadi punggawa keuangan negara yang paham dengan potensi diri. Dinamika PKN STAN 2019 ingin menanamkan lima nilai, yaitu kemantapan spiritual, peka, solutif,

tanggung jawab, dan cinta almamater. Sedangkan Ask Me Anything adalah dialog inklusif yang bertujuan meruntuhkan prasangka dan stereotip yang terbentuk tentang berbagai hal. Sesuai dengan namanya, dalam Ask Me Anything seluruh peserta dapat menanyakan apapun

kepada narasumber yang hadir. Ask Me Anything bukan merupakan wadah debat teologis atau pun promosi politik melainkan forum diskusi untuk mengenal keragaman Indonesia. Kegiatan yang bertajuk Ask Me Anything ini dikemas seperti focus group discussion, dimana peserta anak usia kuliah (17-19 tahun).akan berkesempatan untuk dialog, dapat bertanya dan berdiskusi tentang kehidupan beragama di IndonesiaNSI diberikan kepercayaan untuk mewakili unsur dari agama Buddha, dan NSI mendelegasikan Kali ini ada 20 umat NSI untuk hadir menjadi pembicara. Dalam sesi tersebut Umat NSI kmendapat pertanyaanpertanyaan seputar ritual bersembahyang dalam agama Buddha. Beberapa pertanyaan yang didiskusikan pada sesi tersebut diantaranya adalah :

Samantabadra | November 2019

21


1. Bagaimana cara bersembahyang umat Buddha, dan mengapa ritual Agama Buddha seperti menyembah patung? 2. Mengapa Bikku itu tidak berambut/botak dan apa makna seorang Bikku nya? 3. Bagaimana konsep kehidupan setelah meninggal dalam agama Buddha? 4. Bagaimana konsep hukum karma dala agama Buddha? Beberapa pertanyaan diatas menunjukkan bahwa masih banyak orang awam mengenai agama Buddha Niciren Syosyu. Dari diskusi tersebut didapatkan pemikiran orang-orang akan Agama Buddha yang terbenak adalah identik dengan lilin-lilin berwarna merah besar dan patung-patung besar serta terpaku pada sosok seorang Bikku. Sebagai penganut Agama Buddha Niciren Syosyu, pastinya dalam diskusi tersebut menjelaskan kepada peserta sesuai dengan ajaran yang sesungguhnya yang tepat waktu dan tepat guna yang diajarkan oleh Buddha Niciren Daiyonin sebagai Buddha Pokok Masa Akhir Dharma. Melalui sesi ‘Ask Me Anything� ini, para peserta diharapkan punya pemahaman yang lebih jernih terhadap perbedaan yang merupakan sebuah cerminan bhineka tunggal ika serta sebagai nilai luhur bangsa Indonesia. 22

Samantabadra | November 2019

sehingga pemeluk agama yang berbeda-beda ini hidup rukun bertetangga meruntuhkan persepsi negatif yang mungkin ada di antara para pemeluk agama yang berbeda. Kegiatan seperti ini juga harus menjadikan kita semakin semangat dalam menyebarluaskan ajaran yang sesungguhnya, ajaran yang tepat waktu dan tepat guna. Kita harus semakin bersemangat untuk menyebarluaskan Hukum Agung Nammyohorengekyo ini kepada seluruh umat manusia. Kita harus konsisten dalam syinjin, dengan begitu barulah kita dapat memperoleh manfaat sesungguhnya dari percaya kepada Hukum Nammyohorengekyo ini dan kita mampu mengingatkan diri sendiri agar selalu menjadi manusia yang berkualitas tinggi, baik kualitas Spiritual, kualitas Emosional, maupun kualitas Intelektualnya *** Acara ini ditutup dengan Refleksi Sesi Ask Me Anything dimana perwakilan narasumber dari masingmasing agama menyampaikan insight hasil sharing dengan peserta dihadapan seluruh mahasiswa baru yang jumlahnya kurang lebih 2.700 orang. Kiranya suasana kerukunan yang terasa pada kegiatan ini tidak hanya dirasakan pada kegiatan ini berlangsung saja, namun hendaknya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk bukan lagi

sekedar toleransi dan tenggang rasa antar umat beragama, namun harus menerima sepenuhnya akan perbedaan-perbedaan yang ada. Karena toleransi sebenarnya masih menyisakan jarak, namun jika kita menerima dengan sepenuhnya dan menyadari bahwa kita semua adalah satu keluarga, dengan begitu nilai-nilai Kesatuan dalam Keanekaragaman Bhinneka Tunggal Ika akan tetap terus terjaga ***


P

ada tanggal 28 September 2019, bertempat di Hotel Takes Mansion, Jakarta NSI diundang dalam kegiatan Musyawarah Nasional Pemuda Buddhis dengan tema “Bersama Mewujudkan Indonesia Maju". Kegiatan dibuka oleh Dirjen Bimas Buddha, dihadiri oleh Direktur urusan dan pendidikan agama Buddha, Bapak Supriadi yang juga menjadi moderator kegiatan tersebut. Kegiatan ini menghadirkan nara sumber ketua umum Gemabudhi sekaligus anggota DPR RI (Bambang Patijaya), serta anggota BPIP (Adi Kurniawan). Dalam sambutannya Dirjen Bimas Buddha mengajak organisasi kepemudaan Buddhis kedepan satu bahasa dalam melayani umat. Lebih lanjut Dirjen Bimas Buddha menyampaikan bahwa pendidikan demi menjaga eksistensi sumber daya umat Buddha. Hal ini dikatakan Bapak Caliadi dapat menjadikan manusia yang maju dan unggul serta memiliki daya saing yang tinggi sehingga umat Buddha tetap lestari. Dirinya juga berharap pemuda Buddhis dapat memahami pentingnya lembaga pendidikan kesinambungan perkembangan umat Buddha kedepannya dan harus bisa mendukung dalam melakukan pembinaan umat Buddha di daerah-daerah. Dalam pembinaan tersebut pemuda Buddhis harus mampu berperan sebagai pendorong dan agen perubahan bagi perkembangan

umat Buddha dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,� tegas Caliadi. Arya Prasetya, perwakilan Generasi Muda dari NSI dalam kesempatan tersebut memberikan tanggapan bahwa adanya penurunan angka jumlah umat Buddha di Indonesia yang sempat disinggung oleh Dirjen Bimas Buddha, harus dikaji lebih mendalam/harus tahu penyebab kemunduran agama Buddha secara kuantitas, dna mengetahui/menarik historis panjang Indonesia. Serta kita sebagai murid Buddha harus memahami makna ajaran Buddha dengan benar dan membaca literatur-literatur agama Buddha. Cendekiawan Buddhis harus dihidupkan kembali sehingga bisa mengkaji secara objektif serta dengan begitu Pemuda Buddhis

bisa memberikan masukan kepada pemerintah. Kegiatan tersebut Selain dihadiri NSI, hadir juga perwakilan Generasi Muda Buddhis Indonesia, Hikmahbudhi, Pemuda Patria, Pemuda Tridharma, Pemuda Sekber, Persada Bumi, Pemuda Mahayana, Institut Nagarjuna. Kiranya dengan pertemuan dan kegiatan yang berkesinambungan ini, pemuda Buddhis bisa memahami kerukunan dan ideologi Pancasila dalam mengembangkan sikap moderasi beragama. Pemahaman tersebut diharapkan dapat menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa.***

Samantabadra | November 2019

23

liputan

Partisipasi Generasi Muda NSI dalam kegiatan Munas Pemuda Buddhis “Bersama Mewujudkan Indonesia Maju"


liputan

Audensi Ketua Umum NSI dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI

S

ebagaimana kita ketahui, NSI akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan dalam rangka HUT ke-55 tahun, salah satunya NSI akan mengadakan untuk ke-5 kalinya Gerak Jalan Kerukunan bersama Menteri Agama RI dan bekerjasama dengan Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) yang menikutsertakan 5.000 umat NSI dan tokoh/umat majelis-majelis Buddha dan lintas agama. Tema dari Gerak Jalan Kerukunan ini adalah: “RUKUN, BERSATU, BERGERAK UNTUK INDONESIA JAYA”. Dalam gerak alan tersebut, akan ada + 4.000 peserta perempuan, termasuk ibu dan anak. Sehingga pada tanggal 30 September 2019 Ketua Umum NSI bersama beberapa perwakilan DPP NSI bertemu langsung dalam audiensi dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA RI), Ibu Prof. Dr. Yohana Susana Yembise, Dip. Apling, MA. untuk koordinasi dan mohon petunjuk serta menyampaikan maksud untuk mengundang kehadiran langsung Ibu Menteri PPPA sekaligus berkenan memberikan sambutannya pada Kegiatan Gerak

24

Samantabadra | November 2019

Jalan HUT ke-55 tahun NSI. Ketua Umum NSI beserta rombongan disambut dengan baik oleh Menteri PPPAI, yang oleh Ketua Umum NSI dipanggil dengan panggilan akrabnya yakni ‘Mama Yo’. Dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum NSI menyampaikan beberapa laporan terkait kegiatan Gerak Jalan HUT ke-55 tahun NSI. Point-point yang disampaikan pada saat audiensi, antara lain : 1. Agar semakin mengokohkan keberadaan perempuan dan perhatian terhadap anak-anak, serta semakin “meng-kita-kan” dalam menerima bahwa kita semua bersaudara, begitu pun dengan saudara kita dari Papua yang merupakan bagian dari keluarga besar NKRI. 2. Mengikutsertakan komunitas Papua yang ada di Jakarta dan sekitarnya dalam gerak jalan kerukunan tersebut. 3. Menyampaikan gambaran acara kegiatan kegiatan Gerak Jalan HUT ke-55 tahun NSI yang diikuti oleh lintas agama dengan dimeriahkan oleh pawai Marching Band dan Rangkaian Kesenian Daerah Indonesia dari umat NSI serta peragaan baju adat dari 34 Provinsi.

Kesungguhan hati dan kesiapan NSI dalam mempersiapkan segala sesuatunya untuk kegiatan jalan ini mendapatkan tanggapan yang sangat positif dari Ibu Menteri. Ibu Menteri bersedia meluangkan waktu untuk hadir langsung dan ikut serta dalam gerak jalan kerukunan tersebut, juga mengikutsertakan pegawai KPPPA RI dalam gerak jalan kerukunan tersebut, dan juga mengikutsertakan + 100 orang saudara-saudara kita dari Komunitas Papua yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Kiranya kegiatan gerak jalan kerukunan yang NSI selenggarakan mempunyai salah satu goal untuk semakin merawat kerukunan antar lintas agama. Kerukunan yang merupakan fondasi untuk membangun negara yang kuat, maka diperlukan peran umat beragama dalam mewujudkan kerukunan dan Moderasi Agama di Indonesia dan mari samasama berjuang sepenuh hati dan semakin bersatu hati dalam perjalanan kosenrufu kita untuk menyebarluaskan Dharma Agung Nammyohorengekyo ****


liputan

Dokumentasi Dokyo Sodai 12 Oktober Peringatan Perwujudan Dai Gohonzon Vihara Pusat Sadaparibhuta NSI, DKI Jakarta

Vihara Vimalakirti NSI Bandung

Vihara Vimalakirti NSI Bekasi

Vihara Vimalakirti NSI Tangerang

Vihara Vimalakirti NSI Teluk Naga

NSI Citra Raya, Banten

Cetya NSI Palembang

Cetya NSI Batu Raja

Samantabadra | November 2019

25


ajaran

Surat kepada Sennici Ama Gosyo Kensyu

Pusaka Anak yang Berbudi dan Berbakti

Latar Belakang

S

urat ini ditulis pada musim panas tahun 1280 (Koan ke-3) di Gunung Minobu dan diberikan kepada Sennici Ama yang berada di Pulau Sado. Karena suaminya, Abucebo telah wafat pada musim semi tahun yang lalu sehingga kehidupan Sennici Ama telah berlalu dengan kesepian, dan dari surat ini terasakan sekali kehangatan hati Niciren Daisyonin yang memperhatikan keadaan Sennici Ama. Terlebih dari itu, dalam seluruh surat ini telah terasakan dentaman keyakinan agung Buddha Niciren Daisyonin sebagai pengabdi Saddharmapundarika-sutra, dan menandaskan kurnia kebajikan yang mutlak dari Saddharmapundarika-sutra. Nama lain dari surat ini adalah “Surat Harta Anak Berbudi Bakti�, yakni dengan memberi perumpamaan dari anak yang tidak berbudi bakti kepada orang tua, dan anak yang berbudi bakti hingga memberi kebahagiaan kepada orang 26

Samantabadra | November 2019

tua. Anak kandung Sennici Ama, Tokuro, telah melaksanakan kepercayaan yang tulus, sehingga Niciren Daisyonin telah memuji rejeki dari Sennici Ama karena mempunyai anak kandung yang hebat dengan menyatakan: “Tiada harta yang melampaui seorang anak. Tiada harta yang melampaui seorang anak�. Pokok isi surat ini menjeiaskan bahwa justru Saddharrnapundarika-sutra merupakan maksud kelahiran-Nya di dunia ini, dan merupakan inti hakikat dari ajaran suci seluruh kehidupan Buddha Sakyamuni. Dalam surat ini juga ditandaskan keyakinan yang tegas terhadap Saddharmapundarikasutra dan kurnia kebajikan agung untuk memberikan pencapaian kesadaran Buddha kepada seluruh umat yang mempertahankan Sutra ini.


Isi Gosyo

P

erihal istri Ko-u Nyudo sangat menyedihkan dan juga harap sampaikan salam rindu yang amat mendalam dari Saya. Uang satu renceng 500 mon, rumput laut, nori, nasi kering dan berbagai barang dana paramita telah Saya terima dengan baik, dan telah Saya persembahkan kehadapan Buddha dari Saddharmapundarika-sutra. Dalam Bab ke-2 Upaya Kausalya Saddharmapundarika-sutra dikatakan: “Seandainya, kalau terdapat orang yang mendengar Hukum, maka tiada seorang pun yang tidak mencapai kesadaran Buddha”. Walau kutipan kalimat di atas terdiri dari sepuluh kata (dalam bahasa Kanji), namun walaupun hanya membaca satu kalimat Saddharmapundarika-sutra, maka berarti telah membaca seluruh ajaran seumur hidup Buddha Sakyamuni tanpa tertinggal satu bait pun. Oleh karenanya, Mahaguru Miao-lo dalam buku penjelasan hokke gengi ke-3 mengatakan; “Seandainya dalam penyebarluasan Saddharmapundarika-sutra, walau hanya sekilas menjelaskan satu makna pun, namun kalau mencocokkan seluruh ajaran suci seumur hidup Buddha Sakyamuni, maka dari awal hingga akhir harus jelas adanya.” Yang dikatakan awal adalah Sutra Avatamsaka, akhir adalah Mahaparinirvana Sutra. Sutra Avatamsaka adalah Sutra yang dikhotbahkan ketika Buddha Sakyamuni pertama-tama mencapai kesadaran Buddha yang dijelaskan atas permintaan Boddhisatva Gedacegace kepada para Boddhisatva Ho-e Kudokurin dan lain-lain. Walaupun perkembangan Sutra ini tidak jelas baik di India, di Ryukyujo, dan di Toseceten, namun yang telah tersebarluas di Jepang terdapat ketiga jenis yang terdiri dari 60 jilid, 80 jilid dan 40 jilid. Yang dikatakan akhir adalah Mahaparinirvana Sutra, ini pun tidak hanya terdapat di India, di Ryukyujo dan lain-lain. Di negeri Jepang terdapat berbagai jenis Sutra, di antaranya terdiri dari 40 jilid, 36 jilid, 6 jilid, dan 2 jilid. Selain dari itu Sutra Agama, Sutra Vaipulya, Sutra Prajna Paramitha dan lain-lain yang terdiri dari 5000 jilid atau 7000 jilid. Walau tidak melihat maupun mendengar Sutra-sutra tersebut di atas, namun jika sudah membaca walau hanya satu kata, satu kalimat dari Saddharmapundarika-sutra maka berarti telah membaca tanpa tertinggal satu kata pun dari semua Sutra-sutra tersebut di atas. Sebagai umpama, kata India (Gessyi) dan Jepang masing-masing terdiri dari 2 kata. Kedua kata (India) telah mencakupi negara Go Tenjuku, 16 negara besar, 500 negara sedang, 10.000 negara kecil dan telah mencakupi seluruh daratan, gunung, tumbuh-tumbuhan, binatang serta manusia. Dan juga misalnya, walau cermin yang berukuran 1 cm, 2 cm, 3 cm, 4 cm, dan 5 cm pun dapat mencerminkan manusia yang berukuran satu kaki — 5 kaki, begitupun dapat mencerminkan gunung yang tingginya 10 meter, 20 meter, 100 meter, 1000 meter. Dengan demikian, kalau membaca kalimat Sutra dari Bab Upaya Kausalya ini, maka orang yang mendengar Saddharmapundarika-sutra ini tiada seorang pun yang tertinggal dalam mencapai kesadaran Buddha. Hati dari seluruh umat manusia dari kesembilan dunia, keenam dunia, masing-masing berbeda-beda. Sebagai umpama walau terdapat 2-3 orang hingga 100 maupun 1000 orang, Samantabadra | November 2019

27


namun tidak terdapat seorang pun yang memiliki wajah yang sama. Karena tidak terdapat hati yang mirip sama, sehingga wajah pun berlainan. Apalagi hati dari 2 orang, 10 orang, manusia dari keenam dunia, kesembilan dunia, betapa berlainannya satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, terdapat beraneka ragam dan bentuk, ada yang mencintai bunga, menyenangi bulan, suka dengan makanan yang masam, suka dengan makanan yang pahit, menyayangi benda yang mungil, suka dengan barang-barang yang besar. Ada orang yang senang dengan kejahatan, begitupun ada yang suka dengan kebaikan. Walaupun terdapat beraneka ragam, namun setelah memasuki Saddharmapundarikasutra, maka hanya terdapat tubuh dan hati dari seorang saja. Misalnya, walau terdapat air dari berbagai sungai namun kalau air tersebut memasuki lautan besar, maka semuanya akan menjadi asin. Walau terdapat bermacam-macam burung yang beraneka ragam warnanya, namun kalau mendekati Gunung Semeru semuanya akan berwarna emas. Begitupun Devadatta yang telah melanggar ketiga dosa berat maupun Rahula yang telah mempertahankan 250 pantangan bersama-sama telah mencapai kesadaran Buddha. Begitupun sama halnya seperti Raja Myosyogon yang memiliki pandangan yang tersesat, dan Sariputra yang memiliki pandangan yang benar bersama-sama telah menerima penganugerahan pencapaian kesadaran Buddha. Jadi ini menandaskan bahwa “tiada seorang pun yang tidak mencapai kesadaran Buddha”. Dalam Sutra Amitabha dan lain-lain yang dikhotbahkan selama 40 tahun Iebih, di mana walau dikatakan Sariputra selama 7 hari menyebut judul Amitabha sebanyak jutaan kali akan memperoleh kebaikan besar, namun oleh karena dalam Bab ke-2 Pengkhotbahan Dharma Sutra Muryogi dikatakan: “Selama 40 tahun lebih masih belum mewujudkan ajaran sesungguhnya”, hal mana sama seperti air yang dimasak selama 7 hari lalu dituang ke dalam lautan besar. sungguh sia-sia belaka. Dan juga, walau Nyonya Idaike dengan membaca Sutra Kanmuryoju hingga memperolah kedudukan Anupattika Kshanti, namun karena sesuai dengan yang dikatakan dalam Bab ke-2 Upaya Kausalya Saddharmapundarika-sutra, “Dengan tulus dan jujur membuang ajaran sementara”, sehingga ia membuang Sutra Kanmuryoju. Maka kalau tidak percaya terhadap Saddharmapundarika-sutra, ia akan kembali pada keadaan wanita yang semula. Walau bertapa dengan memupuk kebaikan besar, namun kalau tidak bertemu dengan Saddharmapundarika-sutra maka sama sekali tidak akan berguna. Walau melanggar kejahatan besar pun kalau hanya mengeluh saja, sama sekali tidak ada gunanya. Dengan demikian, kalau melaksanakan pertapaan Saddharmapundarika-sutra yang Ekayana bukankah akan dapat mengikuti jejak Devadatta. Hal ini menandaskan bahwa kutipan Sutra yang berbunyi: “Tiada seorang pun yang tidak dapat mencapai kesadaran Buddha”, bukan suatu bualan. Oleh karenanya, walau sekarang orang-orang merasa ragu-ragu di manakah kehadiran arwah almarhum Abucebo, namun dengan cermin terang Saddharmapundarika-sutra, Niciren dapat melihat bayangan yang timbul bahwa Abucebo duduk menghadap ke Timur di dalam Stupa Pusaka Prabhutaratna Tathagata di Gunung Gridhrakuta. Seandainya, kalau hal ini tidak benar maka itu bukan salahnya penglihatan Niciren. Karena kalau tidak demikian, maka seluruh Iidah yang telah membuktikan kebenaran Saddharmapundarika28

Samantabadra | November 2019


sutra, termasuk Iidah Sang Buddha Sakyamuni yang telah mengkhotbahkan bahwa, “Karena Sang Buddha telah sedemikian lama mengkhotbahkan Dharma, sehingga pada akhirnya menjelaskan kebenaran”, dan Iidah Prabhutaratna Tathagata yang telah membuktikan bahwa, “Myohorengekyo semuanya adalah benar”, begitupun Iidah-Iidah dari seluruh Buddha dan tathagata dari negara-negara sejumlah 400 asamkheya yang dibariskan bagaikan alang-alang, padi, bintang dan bambu tanpa ketinggalan seorang Buddha pun yang telah mengeluarkan Iidah mereka yang besar dan panjang menjulang ke atas hingga mencapai Istana Maha Indra Raja untuk membuktikan kebenaran Saddharmapundarika-sutra, akan menjadi busuk seperti bangkai ikan paus, dan busuk seperti ikan Iwasyi yang tertumpuk. Seluruh Buddha dan Tathagata sepuluh penjuru akan terjerumus ke dalam dosa berbual besar, maka bumi besar dari emas dan luri dari tanah suci Buddha akan pecah terbelah dan mereka akan jatuh ke dalam dunia neraka yang tidak terputus-putusnya seperti Devadatta. Sama seperti Bhikkuni Horenko di mana badannya akan dihembus dengan api besar sebagai imbalan berbual besar, dan taman bunga dunia Rengezo dari Jippodo telah terbakar habis menjadi abu. Apakah mungkin terjadi hal demikian? Kalau arwah almarhum Abucebo seorang diri tidak masuk ke dalam dunia suci Buddha, maka tidak diragukan lagi seluruh Buddha akan jatuh ke dalam penderitaan besar. Hendaknya memikirkan sesuatu dengan baik dan wajar. Dengan berdasarkan inilah seharusnya menentukan apakah ajaran Sang Buddha adalah benar atau merupakan suatu bualan belaka. Laki-laki adalah sama seperti tiang, dan wanita adalah atapnya. Laki-laki adalah sama seperti kaki, wanita adalah badannya. Laki-laki adalah sama seperti sayap, wanita adalah badannya. Kalau sayap dan badan terpisah-pisah apakah mungkin dapat terbang? Kalau tiang jatuh, atap pun runtuh ke tanah. Kalau di dalam keluarga tidak memiliki seorang laki-laki, sama seperti orang yang tidak memiliki jiwa. Dengan siapakah tugas umum harus dirundingkan? Walau terdapat makanan yang lezat, dengan siapakah itu dinikmati bersama ? Berpisah satu, dua hari saja sudah menjadi kenangan, apalagi sejak tanggal 21 bulan 3 tahun yang lalu Beliau telah meninggal, walau telah menunggu selama setahun namun tidak dapat berjumpa lagi. Tahun ini pun telah memasuki bulan ke-7, seandainya diri sendiri tidak dapat datang, mengapa tidak ada kabar berita? Bunga yang gugur telah berkembang kembali. Buah-buahan yang sudah masak pun telah berbuah kembali, tiupan angin musim semi tetap tidak berubah-ubah. Begitupun pemandangan musim rontok sama dengan keadaan tahun lalu. Mengapa hanya hal ini saja yang berubah, apakah mungkin kembali ke dalam keadaan semula? Bulan yang tertutup awan pun muncul kembali; awan yang telah hilang, timbul kembali. Hanya orang ini yang telah pergi dan belum kembali, kiranya langit pun akan menyesali, begitupun bumi akan merasakan kesedihannya. Hendaknya secepat mungkin mengandalkan Saddharmapundarika-sutra sebagai makanan dari perjalanan untuk berjumpa dengan Abucebo di Tanah Suci Buddha. Pada mulanya terdapat kalimat Sutra yang mengatakan: “Anak adalah musuh”. Dalam Sutra Syinjikan terdapat kutipan kalimat yang berbunyi: “Orang-orang di dunia, karena demi anak telah membuat banyak dosa”. Induk burung Elang dan Rajawali dengan penuh welas asih menghidupkan anaknya, sebaliknya sang anak telah memakan induknya. Burung Kyo (sejenis burung Rajawali) setelah dilahirkan pasti memakan induknya. Binatang saja sudah sedemikian rupa. Di antara manusia pun sama halnya, raja Haruri telah merebut Samantabadra | November 2019

29


kekuasaan ayahnya. Raja Ajatasatru telah membunuh ayahnya. Anrusan telah membunuh ibu angkatnya. Ancinsyu telah membunuh ayahnya yang bernama Anrusan, sedangkan Ancinsyu telah dibunuh oleh Syisemin. Begitupun Syisemin telah dibunuh oleh anaknya yang bernama Syicaugi. Dengan demikian, bila dikatakan anak adalah musuh ada kebenarannya. Bhikku Zensyin adalah anak dari leluhur Buddha Sakyamuni, namun telah bersatu dengan filsafat lainnya dan telah berkali-kali ingin membunuh Buddha Sakyamuni, ayah kandungnya. Di samping itu, juga terdapat kalimat Sutra yang menyatakan bahwa “Anak adalah Pusaka”. Dalam Sutra Syinjikan dijelaskan: “Pria dan wanita dengan melalui pertapaan Hukum agama Buddha telah menimbun rejeki dan menyinari neraka dengan sinar yang terang hingga membangkitkan hati kepercayaan dari orang tua”. Walau Buddha tidak mengutarakan pun namun kenyataan telah terbentang di hadapan mata. Seorang raja dari negeri Anjoku di India sangat gemar memelihara kuda, sehingga pada akhirnya Beliau telah menjadi ahli dalam memelihara kuda, di mana tidak hanya dapat merubah kuda yang tidak baik menjadi kuda naga, melainkan sapi pun dapat dijadikan kuda, kemudian manusia dapat dirubah menjadi kuda untuk ditunggangi. Karena rakyat di negaranya kebanyakan mengeluh atas hal tersebut, maka telah mengambil orang dari negara lain untuk diubah menjadi kuda. Sehingga kalau terdapat kaum pedagang dari negara lain yang datang ke negerinya kemudian diberi minum obat hingga berubah menjadi kuda dan dipelihara di dalam kandang kuda. Pedagang yang diubah menjadi kuda, pada umumnya rindu terhadap negaranya terutama sekali rindu terhadap anak istrinya. Walau sulit menahan kerinduan tersebut namun karena tidak memperoleh persetujuan dari sang raja, maka tidak dapat kembali ke negeri sendiri. Dan juga, walau dapat kembali ke negerinya namun dengan bentuk yang demikian tidak dapat berbuat apa-apa. Oleh karenanya setiap hari hanya berkeluh kesah saja. Pada waktu itu, terdapat seorang anak yang karena ayahnya tidak kembali tepat pada waktu yang telah ditetapkan, sehingga anaknya rnengkawatirkan apakah ayahnya dibunuh orang atau apakah ayahnya jatuh sakit sampai tidak dapat bergerak. Sebagai seorang anak, betapapun hendak mengetahui sejelas-jelasnya tentang keadaan diri ayahnya. Oleh karenanya, ia menetapkan untuk berangkat mencari ayahnya, walau ibunya mengeluh dan khawatir bahwa “Sang suami pergi ke negeri lain dan belum kembali, jika sekarang kalau anak satu-satunya pergi meninggalkan saya, apa yang harus saya perbuat?” Karena sang anak sedemikian merindukan ayahnya sehingga pada akhirnya ia berangkat menuju ke negeri Anjoku. Ketika sang anak menginap di sebuah rumah yang kecil, pemilik rumah itu berkata: “Kasihan sekali, Anda dalam usia masih muda dan wajah Anda cukup tampan. Saya pun mempunyai seorang anak. Sekarang ia sedang pergi ke luar negeri, namun apakah ia sudah meninggal atau bagaimanakah tidak jelas adanya. Kalau melihat Anda, saya terkenang akan anak saya. Mengapa demikian? Karena di negeri ini terdapat suatu hal yang menyedihkan sekali. Raja negeri ini sangat menyenangi kuda dan mempergunakan rumput ajaib. Kalau orang diberi makan daun rumput yang kecil akan berubah menjadi kuda, sebaliknya kalau kuda diberi makan daun rumput yang lebar akan berubah menjadi manusia. Selama ini pun. pedagang-pedagang negeri lain yang datang telah diberi rumput ini, sehingga berubah menjadi kuda dan telah disimpan di dalam kandang kuda nomor satu yang dirahasiakan”.

30

Samantabadra | November 2019


Anak tersebut setelah mendengar hal ini, terkilas dalam pikirannya apakah sang ayah telah dijadikan seekor kuda. Kemudian ia bertanya: “Bagaimanakah keadaan dari bulu kuda itu ’’. Pemilik rumah itu menjawab: “Kuda itu berlurik dan ada warna putih dipundaknya”. Setelah mendengar hal ini kemudian dengan berbagai upaya ia mendekati istana dan berhasil mencuri rumput yang lebar itu untuk diberikan kepada sang ayah, sehingga kembali pada keadaan semula sebagai manusia. Raja negeri tersebut merasakan gaib sekali setelah mendengar hal ini, kemudian telah mengembalikan ayah dari anak yang berbudi bakti itu, dan sejak itu telah bertekad untuk menghentikan tindakan mengubah orang menjadi kuda. Kalau tidak terdapat sang anak, apakah mungkin dapat berhasil mencari ayahnya? Maudgalyayana telah jatuh ke dalam dunia kelaparan untuk menyelamatkan penderitaan sang ibu; Jogen Jozo telah berhasil meluruskan kesesatan padangan dari ayah mereka. lnilah contoh dari anak yang baik yang telah menjadi pusaka dari orang tua. Selain itu, walau almarhum Abucebo adalah orang biasa dari pulau di Laut Utara negeri Jepang, kerena mendambakan dan memikirkan masa kehidupan mendatang sehingga telah menjadi Bhikku. Walau mendambakan masa kehidupan mendatang namun telah bertemu dengan orang pembuangan, Niciren, untuk mempertahankan Saddharmapundarika-sutra, kemudian pada musim semi tahun lalu telah menjadi Buddha. Anjing-anjing liar Gunung Syida telah bertemu dengan Hukum agama Buddha dan benci untuk hidup serta mendambakan kematian untuk dilahirkan sebagai Dewa Indra. Yang Arya Abucebo telah membersihkan badan dari dunia yang kotor dan buruk ini kemudian menjadi Buddha. Anak almarhum Abucebo, Tokuro Moribuna telah mengikuti jejak ayahnya dan menjadi pengabdi Saddharmapundharika-sutra. Pada tanggal 2 bulan ke-7 tahun yang lalu telah memikul abu almarhum Abucebo dengan melintasi gunung dan laut sepanjang 1000 Km, hingga mendaki Gunung Minobu lalu disimpannya dalam Tanah Buddha Saddharmapundarikasutra. Begitupun pada tahun ini, tanggal 1 bulan ke-7 telah mendaki Gunung Minobu dan menyembah batu nisan dari ayah yang welas. Tiada harta yang melampaui seorang anak, tiada harta yang melampaui seorang anak. Nammyohorengekyo, Nammyohorengekyo. Bulan ke-7 tanggal 2 Balasan kepada almarhum Abucebo Cozen Tertanda, Niciren Tambahan : Kami kirimkan sehelai baju sutra, hendaknya hal ini disampaikan kepada Pungobo. Sesungguhnya Saddharmapundarika-sutra ini telah tersebarluas di negeri Jepang. Di daerah Utara seharusnya disebarluaskan oleh Pungobo, namun kalau tidak memiliki pengetahuan maka tidak dapat tercapai. Hendaknya secepatnya datang ke Gunung Minobu sebelum tanggal 15 bulan ke-9. Banyak ajaran suci yang dikirim bagaikan catatan harian, hendaknya secepatnya dititipkan kepada Tanbabo. Dan juga harap sampaikan kepada Yamabusyibo cara untuk datang ke Gunung Minobu ini. Kadang-kadang terkenang dengan Yamabusyibo, dan sangat menggembirakan sekali. Samantabadra | November 2019

31


Kutipan Gosyo

1

“Seandainya, kalau terdapat orang yang mendengar Hukum, maka tiada seorang pun yang tidak mencapai kesadaran Buddha”.

GM

Keterangan: Saddharmapundarika-sutra merupakan Sutra yang tertinggi dalam ajaran suci seluruh kehidupan Buddha Sakyamuni. Kalau membaca Saddharmapundarikasutra berarti telah membaca ajaran suci seluruh kehidupan Buddha Sakyamuni, hal mana menandaskan bahwa inti hakekat ajaran suci seluruh kehidupan Buddha Sakyamuni telah sepenuhnya diintisarikan pada setiap kata, kalimat dari Saddharmapundarika-sutra. Kutipan kalimat Sutra Bab Upaya Kausalya yang berbunyi : “Seandainya kalau terdapat orang yang mendengar Hukum, maka tiada seorang pun yang tidak mencapai kesadaran Buddha”. Di sini ‘Hukum berarti Saddharma yang mencakupi seluruh gejala dan gerakan alam semesta. Kalau dibaca berdasarkan kanjin, maka berarti Nammyohorengekyo dari Ketiga Hukum Rahasia Agung. Dalam Bab Upaya Kausalya Syakumon telah mewujudkan Hukum Buddha Ekayana, namun mengenai cara pencapaian kesadaran Buddha hanya masih berupa segi teori saja. Walau dikatakan seluruh umat manusia dengan Saddharma dapat mencapai kesadaran Buddha, namun hal ini masih belum diwujudkan dengan nyata. Hukum dasar pokok pencapaian kesadaran Buddha adalah Saddharma (Myoho) yang dijelaskan dalam Bab 32

Samantabadra | November 2019

Panjangnya Usia Sang Tathagata dari Honmon yang terpendam di dasar kalimat yang dirahasiakan. Dan Buddha Niciren Daisyonin lah yang telah mendirikan dan mewujudkan Hukum Agung dari dasar kalimat yang dirahasiakan ini dalam masa Mutakhir Dharma sebagai sehelai Mandala Agung. Kutipan “Seandainya kalau terdapat orang yang mendengar Hukum” berarti Hukum dari Ketiga Hukum Rahasia Agung Buddha Niciren Daisyonin. Bersamaan dengan itu “Membaca satu kalimat Saddharmapundarika-sutra” berarti Saddharmapundarika-sutra yang telah hidup kembali dengan disinari Saddharma dari Ketiga Hukum Rahasia Agung. Selanjutnya, kalimat ini merupakan perwujudan kurnia kebajikan membaca Saddharmapundarikasutra dan mendengar Hukum, namun kalau membaca dengan menyesuaikannya pada pelaksanaan kita, maka makna dari ‘membaca’ dalam kutipan “Walaupun hanya membaca satu kalimat Saddharmapundarikasutra” dan makna dari ‘mendengar’ dalam kutipan “Seandainya kalau terdapat orang yang mendengar Hukum”, sama sekali bukan hanya membaca, mendengar dengan pikiran saja, melainkan membaca berarti membaca dengan ketiga karma: badan, mulut dan hati; mendengar berarti mengukir dalam jiwa.

2

Hati seluruh umat manusia dari kesembilan dunia, keenam dunia, masing-masing berbeda-beda. Sebagai umpama walau terdapat 2-3 orang hingga 100 maupun 1000 orang, namun tidak terdapat seorangpun yang memiliki wajah yang sama. Karena tidak terdapat hati yang


mirip sama, sehingga wajah pun berlainan. Apalagi hati dari dua orang, sepuluh orang, manusia dari keenam dunia, kesembilan dunia, betapa berlainannya satu dengan yang Iainnya. Oleh karena itu terdapat beraneka ragam dan bentuk, ada yang mencintai bunga, menyenangi bulan, suka dengan makanan yang masam, suka dengan makanan yang pahit, menyayangi benda yang mungil, suka dengan barangbarang yang besar, ada orang yang senang dengan kejahatan, begitupun ada yang suka dengan kebaikan.

GM

Keterangan: Bagian ini menunjukkan perumpamaan yang nyata untuk menandaskan bahwa Saddharmapundarika-sutra merupakan Hukum yang adil dan merata untuk memberikan kesadaran Buddha kepada seluruh umat manusia. Saddharmapundarika-sutralah yang telah menjelaskan Hukum dari pencapaian kesadaran Buddha. Kalau tidak melaksanakan Saddharmapundarika-sutra maka tidak mungkin dapat mencapai kesadaran Buddha. Walau menimbun berbagai sebab karma baik dengan melalui pertapaan berbagai Sutrasutra, justru hanya dengan bertemu Saddharmapundarika-sutra baru akan melahirkan nilai yang sesungguhnya. Keadaan umat manusia dari kesembilan dunia dan keenam dunia adalah beraneka ragam, dan juga hatinya adalah berbedabeda. Orang yang memiliki kesatuan dalam badan dan hati, tidak terdapat di dalam dunia ini. Berbagai pikiran yang mendambakan harapan maupun perasaan yang bersifat baik maupun jahat yang terkandung di dalam hati setiap orang adalah sesuatu yang sangat peka, rumit dan tak terpikirkan.

Seluruh umat manusia dari keenam dunia dan kesembilan dunia yang sedemikian beraneka ragam ini, “Kalau setelah memasuki Saddharmapundarika-sutra, maka hanya terdapat badan dan hati dari seorang saja”, berarti badan dan hati kedua-duanya bersamaan menjadi Buddha. Setiap orang telah mewujudkan berbagai perbedaan dalam dunia yang nyata, dan dengan keadaan seadanya itu kalau memasuki Saddharmapundarika-sutra maka badan dan hati akan menjadi Tathagata. Sebelum dikhotbahkan Saddharmapundarika-sutra, umat manusia kesembilan dunia masih belum mengetahui Myoho (Saddharma) dalam hatinya sendiri, sehingga tidak dapat menyadari dunia Buddha dalam jiwanya. Dengan demikian, kalau hatinya bukan hati dari Tathagata melainkan hati dari kesembilan dunia dan keenam dunia yang tersesat dan terjerumus ke dalam ‘Aku Kecil’, maka badannya akan berputar-putar dalam dunia yang fana. Hanya dengan percaya terhadap Saddharmapundarika-sutra yang dikatakan sebagai Hukum untuk mencapai kesadaran Buddha, baru dapat membuka dunia Buddha di dalam dada umat manusia dengan wujud nyata badan dan hati dari Tathagata. Maka dengan percaya terhadap Saddharmapundarika-sutra akan mengembalikan pada pembentukan manusia yang seutuhnya dengan berdasarkan pada ‘Aku Besar’ dari dunia Buddha dan maju melangkah pada perjalanan menuju kesadaran Buddha. Terlebih dari itu, kutipan ini mewujudkan prinsip kesembilan dunia adalah dunia Buddha. Hai ini menandaskan bahwa umat manusia yang tersesat dari keenam dunia dan kesembilan dunia dengan berdasarkan kepercayaan terhadap Saddharmapundarika-sutra, dengan tanpa merubah badannya akan mencapai suasana kesadaran dari dunia Buddha dan dapat Samantabadra | November 2019

33


melangkah dalam kehidupan yang penuh keyakinan. Justru Hukum kesembilan dunia adalah dunia Buddha inilah yang merupakan prinsip hakekat dari Saddharmapundarikasutra. Sekarang pada masa Mutakhir Dharma ini, dengan mempersembahkan seluruh jiwa raga dan kehidupan kepada Gohonzon yang diwujudkan Niciren Daisyonin ini telah memberikan kemungkinan bagi seluruh umat manusia untuk dapat mencapai kesadaran Buddha dalam keadaan seadanya.

3

Niciren dapat melihat bayangan yang timbul bahwa Abucebo duduk menghadap ke Timur di dalam Stupa Pusaka Prabhutaratna Tathagata di Gunung Gridhrakuta. Keterangan: Bagian ini telah menandaskan keyakinan agung Buddha Niciren Daisyonin bahwa almarhum Abucebo yang telah meneruskan kepercayaan terhadap Saddharmapundarika-sutra pasti mencapai kesadaran Buddha. Sejak dahulu kala di India, arah Timur dijadikan sebagai arah yang agung. Di dalam Gridhrakuta Buddha Sakyamuni telah mengkhotbahkan Saddharmapundarika-sutra dengan menghadap ke Timur, kemudian dalam Bab Munculnya Stupa Pusaka, Prabhutaratna Tathagata yang membuktikan kebenaran Saddharmapundarika-sutra telah muncul dari dunia pusaka suci dari arah sebelah Timur. Jadi di dalam Stupa Pusaka, Prabhutaratna Tathagata berkedudukan di Timur menghadap ke Barat. Setelah Buddha Sakyamuni memasuki Stupa Pusaka, lalu Prabhutaratna Tathagata menggeserkan separuh tempat duduknya untuk duduk berdampingan bersamasama dengan Buddha Sakyamuni. Dengan demikian, kedua Buddha Sakyamuni dan 34

Samantabadra | November 2019

Prabhutaratna duduk dengan arah Timur menghadap ke Barat. Di sana, Abucebo yang memasuki Stupa Pusaka dengan menghadap ke arah Timur adalah keadaan yang berhadapan langsung dengan Buddha Sakyamuni dan Prabhutaratna Tathagata di dalam Stupa Pusaka, sedangkan almarhum Abucebo yang berada di dalam Stupa Pusaka dan duduk menghadap ke arah Timur berarti telah mencapai kesadaran Buddha, di mana telah berada di dalam pelukan dunia Buddha Gohonzon. Seperti yang dikatakan di dalam surat Stupa Pusaka : “Maka Abucebo adalah Stupa Pusaka dan Stupa Pusaka adalah Abucebo. Selain kepercayaan dan pengertian ini, segala akal dan cara adalah tiada gunanya�, maka sungguh almarhum Abucebo terlihat dengan jelas menetap di dalam Stupa Pusaka, di mana diajarkan kepada Sennici Ama yang telah kehilangan suaminya yang sangat diandalkan untuk lebih kuat hidup dan mengadakan dialog kejiwaan dengan almarhum Abucebo dengan kepercayaan terhadap Gohonzon.

4

Kalau arwah almarhum Abucebo seorang diri tidak masuk ke dalam dunia suci Buddha, maka tidak diragukan lagi seluruh Buddha akan jatuh ke dalam penderitaan besar. Keterangan: Bagian ini menerangkan dengan jelas bahwa Hukum agama Buddha Niciren Daisyonin sesungguhnya merupakan Hukum yang memberi pencapaian kesadaran Buddha bagi setiap umat manusia dan menyelamatkan kebahagiaan seluruh umat manusia. Dikatakan bahwa kalau almarhum Abucebo tidak dapat mencapai kesadaran Buddha, maka para Buddha pun akan jatuh ke dalam


penderitaan besar dari neraka. Inilah semangat Hukum agama Buddha yang mengutamakan makna dari kemanusiaan. Buddha sama sekali bukan sekedar merupakan kehadiran Buddha yang mutlak dan agung. Namun terlebih dari itu, sesungguhnya merupakan Buddha yang kehadirannya memiliki tugas jiwa demi menyelamatkan seluruh umat manusia dan membimbing para penganut Myoho agar dapat memasuki suasana pencapaian kesadaran Buddha. Kalau Sang Buddha tidak melaksanakan tugas jiwa ini maka akan jatuh ke dalam dunia neraka. Jadi, kita yang menjadi murid Sang Buddha hendaknya mencamkan sedalam-dalamnya petuah emas ini.

5

Hendaknya secepat mungkin mengandalkan Saddharmapundarika-sutra sebagai makanan dari perjalanan untuk berjumpa dengan Abucebo di tanah suci Buddha.

Anak Cabang

Keterangan: Pada bagian ini Niciren Daisyonin telah memberikan bimbingan yang tepat dan tajam kepada Sennici Ama yang suaminya meninggal terlebih dahulu, sehingga ia tinggal seorang diri dan berada dalam keadaan yang tidak tenang. Kalau berdasarkan pada prinsip Hukum Saddharmapundarika-sutra, maka kepastian pencapaian kesadaran Buddha dari almarhum Abucebo sama sekali tidak diragukan. Walau Sennici Ama ingin, namun tidak dapat berjumpa dengan almarhum Abucebo di dunia ini. Tetapi, Buddha Niciren Daisyonin telah memberi dorongan dengan menjelaskan bahwa karena Sennici Ama percaya terhadap filsafat Saddharmapundarika-sutra dan meneruskan kepercayaan terhadap Myoho, sehingga setelah meninggal nanti akan menuju

Tanah Suci Buddha, dan bertemu dengan Abucebo di sana. Walau orang yang betapa dicintai dan dihormati, namun suatu saat pasti harus berpisah dan meninggal. Pada waktu itu, sama sekali tidak boleh hanya menangisi kesedihan dan terjerumus dalam keputusasaan. Terlebih dari itu, hendaknya meneruskan cita-cita perjuangan dan maju bersama dalam perjalanan yang dirintis oleh almarhum. Pasti dalam kehidupan yang kekal abadi dapat bertemu untuk dilahirkan pada suasana yang sama. Hukum agama Buddha kerakyatan berarti Hukum agama Buddha yang hidup mendalam dalam jiwa rakyat. Di dalam perilaku Buddha Niciren Daisyonin, pada setiap kata dan kalimat Beiiau yang penuh welas asih dan yang memikat hati setiap umat manusia terdapat inti hakekat Hukum agama Buddha kerakyatan. Betapapun, hendaknya jangan dilupakan bahwa di situ merupakan titik tolak dari orang yang menghidupkan wasiat Buddha Niciren Daisyonin.

6

Pada mulanya terdapat kalimat Sutra yang mengatakan: “Anak adalah musuh�. Dalam Sutra Syinjikan terdapat kutipan kalimat yang berbunyi: “Orang-orang di dunia karena demi anak telah membuat banyak dosa�.

Anak Cabang

Keterangan: Bagian ini mengungkapkan kegembiraan hati Buddha Niciren Daisyonin terhadap anak kandung Sennici Ama, Tokuro, yang telah meneruskan jejak almarhum ayahnya hingga menjadi penganut yang tangguh dari Saddharmapundarika-sutra. Kemudian menunjukkan rejeki kebajikan Sennici Ama, yang memiliki anak kandung yang sedemikian rupa. Pertama-tama menarik Samantabadra | November 2019

35


perumpamaan dari anak yang jahat, di mana walau dikatakan anak adalah pusaka, namun sebaliknya terdapat anak yang memusuhi orang tuanya. Di sini dengan menarik Bab Balas Budi Sutra Syinjikan yang berbunyi; “Manusia karena menghidupkan anak telah membuat banyak dosa, dan karena dosa itu telah jatuh kedalam ketiga dunia buruk sehingga menerima penderitaan yang lama sekali. Walau sang anak merasakan harus menyelamatkan orang tua yang jatuh ke dalam dunia buruk karena dosa yang dibuat demi cinta terhadap dirinya sendiri, namun kalau tidak berdasarkan pada Hukum agama Buddha adalah tidak mungkin. Di sini yang dimaksud dengan anak yang menjadi musuh bagi orang tua adalah tidak hanya terbatas pada anak yang sengaja memusuhi dan membenci orang tua, melainkan karena mencintai sang anak sehingga orang tua melanggar kejahatan dan sebagai akibatnya, anak dengan orang tua saling bermusuhan. Pada umumnya, cinta merupakan perbuatan yang tidak mengharapkan balasan dan tanpa alasan. Oleh karenanya, cinta yang sesungguhnya itu sendiri merupakan sesuatu yang agung dan luhur. Cinta kasih yang diwujudkan orang tua kepada sang anak, terkandung sesuatu yang indah dan mengharukan. Akan tetapi, cinta kasih terhadap lingkungan dan orang lain terdapat sifat yang mementingkan diri sendiri dan merugikan orang lain yang sangat berbahaya sekali. Cinta kasih yang tidak memperdulikan lingkungan dan orang lain pasti akan menjerumuskan orang tua dan anak ke dalam ketidakbahagiaan. Anak bagi orang tua harus menjadi kehadiran yang hidup dalam masyarakat, di samping sebagai seorang manusia yang memiliki jiwa Buddha di dalam jiwanya. Dengan

36

Samantabadra | November 2019

demikian, cinta kasih sesungguhnya dari orang tua kepada anak adalah memberikan kecemerlangan dunia Buddha dari sang anak, begitupun dicintai oleh orang-orang sekelilingnya dan terbina kemanusiaan yang harmonis sesamanya. Justru hubungan orang tua dan anak yang saling menegakkan kepribadian sendiri sambil hidup berjuang bersama demi perdamaian masyarakat dan kebahagiaan orang lain, merupakan sikap hubungan anak dan orang tua yang sesungguhnya.

7

Di samping itu, juga terdapat kalimat Sutra yang menyatakan bahwa “Anak adalah Pusaka�. Dalam Sutra Syinjikan dijelaskan : “Pria dan wanita dengan melalui pertapaan Hukum agama Buddha telah menimbun rejeki dan menyinari neraka dengan sinar yang terang hingga membangkitkan hati kepercayaan dari orang tua�. Walau Buddha tidak mengutarakan pun namun kenyataan telah terbentang di hadapan mata. Keterangan: Bagian ini menunjukkan perumpamaan anak yang menjadi pusaka bagi orang tua. Yang pertama, adalah menarik kutipan kalimat dari Sutra Syinjikan di mana anak yang ditinggalkan telah menimbun rejeki dengan melaksanakan Hukum agama Buddha. Dan walau almarhum orang tua jatuh ke dalam penderitaan neraka pun, namun dengan sinar rejeki dan kebajikan sang anak dapat menyelamatkan penderitaan orang tua. Selanjutnya akan membangkitkan hati kepercayaan terhadap Hukum agama Buddha. Balas budi terhadap orang tua dalam Hukum agama Buddha adalah walau orang tua telah meninggal dapat diselamatkan. Justru ini lah pelaksanaan berbudi dan berbakti kepada orang tua yang sesungguhnya.


Cerita yang menjelaskan anak yang menyelamatkan sang ayah yang telah dijadikan sebagai kuda di negeri Anjoku merupakan kesungguhan hati sang anak terhadap ayahnya. Kesungguhan hati sebagai seorang anak yang memikirkan orang tua tidak hanya mengembalikan sang ayah sebagai manusia yang sebenarnya, terlebih dari itu telah merubah hati dari sang Raja. Ini mewujudkan bahwa kalau terdapat seorang anak yang baik dalam sebuah keluarga, tidak hanya dapat menyelamatkan bahaya dari keluarga tersebut, malahan dapat merubah masyarakat. Pada umumnya, dalam pelaksanaan berbudi dan berbakti kepada orang tua pun terdapat beraneka ragam dan bentuk, ada yang selalu mendengar dan melakukan apa yang dikatakan orang tua, ada yang memberikan barang-barang kepara orang tua, begitu pun ada yang memberikan kegembiraan kepada orang tua. Namun hal-hal tersebut di atas masih terbatas dalam masa sekarang dan bersifat pelaksanaan berbudi dan berbakti yang sementara. Pelaksanaan berbudi dan berbakti kepada orang tua yang sesungguhnya adalah memberikan kesadaran kepada orang tua untuk menganut Hukum agama Buddha yang tepat sambil memberikan bukti diri sendiri atas perubahan sebagai seorang manusia yang penuh rejeki dan kebajikan. Setelah meninggal dunia, tidak ada jalan lain yang dapat berbalas budi untuk masa mendatang yang kekal abadi selain ini. Seperti yang dikatakan “Misalnya walau Buddha tidak mengutarakan pun, namun kenyataan telah terbentang di hadapan mata�. Yakni menjelaskan perihal anak kandung Sennici Ama, Tokuro, setelah ayahnya wafat telah meneruskan cita-cita ayahnya dan menjadi murid Niciren Daisyonin dengan menunjukkan kepercayaan yang tulus. Justru sikap inilah merupakan tauladan

dari pelaksanaan berbudi dan berbakti terhadap orang tua, demikianlah katakata pujian dan Buddha Niciren Daisyonin. ***

Catatan

Samantabadra | November 2019

37


38

Samantabadra | November 2019


Samantabadra | November 2019

39


40

Samantabadra | November 2019


Samantabadra | November 2019

41


42

Samantabadra | November 2019


Samantabadra | November 2019

43


ajaran

Surat Balasan kepada Syijo Kingo Perihal Sembilan Kali Pikir, Sepatah Kata Gosyo Cabang

Gosyo Zensyu halaman 1175

Latar Belakang N

ama lain dari surat Balasan Kepada Syijo Kingo ini adalah Perihal Sembilan Kali Pikir,Sepatah Kata. Tanggal 25 bulan kesatu tahun Kenji keempat (1278), ketidaksenangan majikan Ema kepada Syijo Kingo telah hilang.Oleh karena itu Niciren Daisyonin merasa gembira dengan datangnya musim semi pada diri Syijo Kingo. Akan tetapi, masalah tanah milik, yang merupakan permasalahan penting bagi Syijo Kingo, belum selesai. Sekalipun majikan telah berubah menjadi baik, harus lebih waspada terhadap hasutan dari teman-teman. Justru pada saat demikian harus lebih berwaspada. Hal ini diajarkan dengan mengutip contoh� Sembilan Kali Pikir,Sepatah Kata� dari Kong Hu Cu. Sebenarnya hal ini bukan berarti penindasan kepada Syijo Kingo telah selesai, bahkan sebaliknya teman-temannya semakin membenci. Maka, pada tahun berikutnya yakni pada tahun Koan kedua (1279), musuh tetap mengancam jiwa Syijo Kingo.

Isi Gosyo

S

ekalipun mencari di Gunung Takatori, Gunung Minobu, Gunung Nanaitagare, di daerah Idani, di rumput Kaya, di atas batu, di atas tanah pun, tidak ada tempat untuk tumbuhnya rumput laut. Rumput laut tidak akan tumbuh jika tidak di lautan, jamur tidak akan tumbuh jika tidak di pegunungan. Sama seperti itu, tidak ada jalan pencapaian kesadaran Buddha jika bukan Saddharmapundarika-sutra. Sekarang, hal ini untuk sementara tidak dibahas. Sungguh merasa tenang dan gembira setelah mendengar bahwa Anda, yang telah begitu lama dibenci oleh majikan Anda sendiri, telah diusulkan termasuk di dalam orangorang yang mendampingi majikan ketika masuk ke istana. Apalagi hal itu bukan hanya 44

Samantabadra | November 2019


satu hari atau dua hari saja, melainkan setiap hari tanpa ada waktu senggang. Dengan demikian kegembiraan ini tidak bisa disampaikan melalui kata-kata. Ikegami Uemon-nodayu telah menentang ayahnya, namun diampuni dari pengusiran dengan satu kata dari majikan. Dan Anda yang dibenci orang lain selama beberapa lama, bahkan pada musim dingin tahun lalu kabarnya sangat berbahaya, sekarang sebaliknya dapat mendampingi majikan hadir di istana setiap hari. Apakah yang terjadi? Ini tidak lain pengaturan dari para dewa. Bukankah ini kekuatan dari Saddharmapundarika-sutra? Bahkan Enkyo-bo telah datang kemari dan mengatakan, ”Ketika Sirodono dari majikan Ema hadir di istana, didampingi oleh 24 sampai 25 orang samurai. Diantara mereka, selain majikan, orang ini tinggi perawakannya dan wajahnya berwibawa. Bahkan di antara orang yang menuntun kuda hingga orang yang menunggangi kuda, Nakatsukasa Saemon no jo adalah yang paling utama. Orang inilah lelaki sesungguhnya.” Anak-anak di jalan-jalan Kamakura, di mana pun selalu mengatakan,”Beliaulah lelaki sesungguhnya di antara lelaki.” Mendengar kabar yang demikian justru merasa ragu-ragu. Kong Hu Cu mengatakan, ”Sembilan Kali Pikir, Sepatah Kata (Kusi Icigon).” Jika ada tamu,sekalipun sedang mencuci rambut. Tan dari Chou menerimanya hingga tiga kali. Ketika sedang makan pun, makanan di dalam mulut dikeluarkan kembali dan tanpa sedikitpun membiarkan tamu menunggu menjumpai tamu hingga tiga kali. Inilah orang arif pada masa lampau – cermin bagi orangorang pada saat sekarang. Oleh karena itu, sekarang sungguh-sungguh waspadalah. Sekali pun ada sesuatu apa pun, jangan keluar seorang diri di malam hari. Seandainya majikan memanggil, utuslah pembantu untuk pergi ke tempat majikan. Setelah tahu benar bahwa sang majikan memanggil, pakailah pakaian zirah, ikatlah rambut dan berangkatlah dengan pengawal menjaga di depan, belakang, kiri dan kanan. Lepaslah pakaian zirah ditengahtengah rumah orang yang menyenangi anda atau di rumah sendiri, setelah itu pergilah ke sana. Dan ketika akan kembali ke rumah, suruh orang lain masuk terlebih dahulu ke rumah untuk memeriksa semua tempat yang gelap seperti samping pintu, bawah jembatan, belakang kandang kuda dan tempat-tempat yang tinggi, setelah itu barulah masuk. Ketika terjadi kebakaran, baik di rumah sendiri maupun di rumah orang lain, jangan menyayangi harta pusaka dan jangan mendekati tempat api yang sedang dipadamkan dengan tergesagesa. Apalagi jangan ke luar dengan berlari. Ketika akan pulang dari mendampingi majikan memasuki istana, turunlah dari kuda di pintu, sampaikan mengenai adanya urusan kepada penjaga dan segera pulanglah. Jika sudah tengah malam jangan mendampingi dan berada di istana terlalu lama. Lebih-lebih pada saat pulang waspadalah sungguh-sungguh di dalam hati karena pada saat pulang musuh pasti akan mengancam. Dan sekalipun ada orang yang ingin menyuguhkan arak, tampiklah secara halus atau pada suatu waktu tampiklah dengan tegas. Dan sungguh-sungguh perhatikanlah adik-adik dan karyawan lainnya. Perhatikanlah ketika mereka akan mandi atau mengenai biaya sandalnya. Seandainya terjadi sesuatu, musuh terlebih dahulu tidak akan mengampuni mereka. Oleh karena itu harus mengetahui bahwa mereka adalah orang-orang yang menyumbang jiwa raga kepada Anda. Maka, sekalipun mereka ada sedikit kesalahan, berpura-puralah seakan-akan tidak melihatnya. Terhadap wanita, bagaimanapun kesalahannya, tidak perlu menasehati, apalagi menjadi ribut. Sutra Nirvana mengatakan, “Sekalipun dikatakan kesalahan yang berat, kaum wanita belum Samantabadra | November 2019

45


menyamainya.�Hati dari kalimat sutra ini adalah, “Sekali pun ada kesalahan seperti apa pun juga , tidak boleh mempersalahkan sebagai kesalahan kaum wanita. Inilah pelaksanaan dari orang arif. Inilah murid Sang Buddha.� Kalimat sutra ini adalah kalimat yang diucapkan oleh kedua Menteri Jivaka dan Chandrapraba untuk menasehati Raja Ajatasatru yang baru saja membunuh ayahnya dan bahkan hendak membunuh ibunya pula. Hinggga ajalnya tiba, ibu kita merasa kurang memperhatikan adik perempuan dan adik lelaki. Oleh karena itu, jika mengampuni kesalahan dan mengasihi mereka, betapa tenangnya perasaan hati ibu. Hal ini merupakan bakti kepada ibu. Pikirkan dan rasakanlah hal ini secara mendalam. Mengenai hal orang lain saja mengatakan merasa kasihan, apalagi kepada adik sendiri. Ketika terjadi sesuatu, orang-orang ini akan memilih hidup atau mati bersama-sama. Seandainya anda meninggal terlebih dahulu, justru orang-orang inilah yang akan tinggal dalam perasaaan sedih hati. Ingatlah saat-saat demikian ini. Maka sayangilah mereka dengan sungguh hati. Hal lainnya mengapa dikatakan demikian untuk sementara tidak dibicarakan dahulu. Dalam permainan Sugoroku, yakni batu yang berjajar, tidak bisa pecah. Jika bersayap satu, burung tidak bisa terbang. Sekalipun Masakado Sadato, seorang Jenderal yang berani, jika hanya seorang diri tidak akan mencapai keinginannya. Oleh karena itu, jika merasa sayang kepada adik-adik dan merasa seperti anak sendiri, maka pada saat Saddharmapundarika-sutra tersebar luas dan anda masih sehat, mereka akan menjadi pendukung Saddharmapundarika-sutra yang gagah dan kuat. Dalam istana Kyoto, istana Kamakura (syogun) dan di tempat tinggal menteri (penguasa) telah terjadi dua kali kebakaran dalam satu tahun, yakni pada tahun baru dan bulan 12. Ini bukan hal yang biasa, jika menginginkan guru pembimbing dari para bhiksu Syingon yang memfitnah dharma, para guru yang membenci dan iri hati kepada Saddharmapundarikasutra serta menyiksa, akan diperingatkan berbagai surga, Saddharmapundarika-sutra dan Dasarasaksi. sebaliknya jika bertobat sungguh-sungguh kepada Saddharmapundarika-sutra akan hal ini, kemungkinan ada pertolongan. Berbagai surga sungguh-sungguh menyayangi negeri ini, sehingga mungkin terjadi peringatan yang besar seperti ini. Negeri lain telah memukul dan mengalahkan negeri Jepang, hendak memusnahkan raja negara dan semua rakyat, bahkan ratusan juta tempat pemujaaan Shinto yang ditinggali para dewa itu hancur, sehingga para dewa yang melihat ke bawah dengan mata surga menyesal. Para pemfitnah Hukum sesungguhnya menakut-nakuti orang – orang yang sungguh menyebut nama Saddharmapundarika-sutra, sehingga mereka dibenci para dewa. Sungguh mengerikan . Pada tahun ini harus melihat sesuatu hal dengan berpikir dan merenung secara mendalam. Jika di gunung, di lautan, di langit dan di kota ada tempat untuk meloloskan diri pergilah ke mana pun juga, lewatilah tahun ini. Hal ini bagaikan pertapa Asita yang menyayangkan usianya ketika melihat Sang Buddha lahir. Selamat. Tanggal 25 bulan 1 Nakatsukasa Saemon no jo tertanda Niciren 46

Samantabadra | November 2019


Kutipan Gosyo

1

Di antara mereka, selain majikan, orang ini tinggi perawakannya dan wajahnya berwibawa. Bahkan di antara orang yang menuntun kuda hingga orang yang menunggangi kuda, Nakatsukasa Saemon no jo adalah yang paling utama. Keterangan: Anak-anak di Kamakura menyampaikan kegagahan dan kewibawaan Syijo Kingo setelah melihat ia mengikuti majikannya ke istana. Bahkan orang-orang sampai mengatakan bahwa rupa Syijo Kingo berwibawa dan gagah. Buku dari kesungguhan kepercayaan adalah mewujudkan kekuatan kepercayaan di dalam masyarakat. Akan tetapi, kita sama sekali tidak boleh merasa puas karena kedudukan dan kehormatan. Kita harus berpikir sepenuhnya agar dapat dengan gigih menetapkan dan menanamkan kekuatan kuat Saddharma di dalam masyarakat. Pada dasar pokoknya , orang yang percaya harus memiliki daya tarik sebagai manusia. Prinsip yang kokoh di dalam kehidupan sendiri dan rasa sayang yang luas kepada orang lain akan membentuk daya tarik orang tersebut dan akan mencemerlangkan pula suasana yang dikatakan sebagai kedudukan dan kehormatan. Mungkin karena bertubuh tinggi dan berwajah pemberani, maka Syijo Kingo terlihat berwibawa dan gagah. Akan tetapi bagaimanapun juga,sebenarnya orang-orang tersentuh hatinya akan keyakinan kuat dan kegembiraan Syijo Kingo yang diperoleh karena dapat mengatasi dan menembus penderitaan sewaktu dibenci majikan. Sesungguhnya, Hukum Buddha Niciren Daisyonin adalah ajaran untuk merombak sifat jiwa. Pelaksanaan sehari-hari akan membersihkan sisi dalam manusia seperti membersihkan kaca, sehingga keseluruhan orang tersebut maupun suasananya menjadi

cemerlang. Orang yang dapat membuat orang lain merasa ingin tahu adalah orang yang telah melaksanakan perombakan sifat jiwa.

2

Mendengar kabar yang demikian justru merasa ragu-ragu. Kong Hu Cu mengatakan “ Sembilan Kali Pikir, Sepatah Kata ( Kusi Icigon).� Keterangan: Kalimat di atas memuji dari dasar hati, sehingga merupakan pujian pembuktian sesungguhnya kekuatan hati-kepercayaan Syijo Kingo. Selain itu, Niciren Daisyonin juga masih mengkhawatirkan diri Syijo Kingo, sehingga pada bagian ini terdapat bimbingan yang menganjurkan agar Syijo Kingo selalu waspada hingga sampai hal-hal kecil. Dalam hal ini mula-mula dibabarkan tentang keteladanan berwaspada dengan mengutip contoh Tan dari Dinasti Chou dan Kong Hu Cu. Dan sebagai contoh yang tuntasnya di beri bimbingan secara rinci berupa anjuran untuk berwaspada ketika keluar di tengah malam, ketika pulang, ketika kebakaran, ketika hadir diistana dan ketika diundang minum arak. Dalam membimbing, tentu yang terpenting adalah mengajarkan teori mendasar dan titik tolaknya. Namun bersamaan itu pula penting untuk menganjurkan bagaimana harus bertindak sesuai kenyataaan. Di sini Niciren Daisyonin mengajarkan bahwa bertindak waspada di dalam kehidupan sehari-hari adalah pelaksanaan hati-kepercayaaan.

3

Terhadap wanita, bagaimanapun kesalahannya, tidak perlu menasehati, apalagi menjadi ribut.

Keterangan: Oleh karena selalu harus bersiap siaga menghadapi saat bahaya, maka Niciren Samantabadra | November 2019

47


Daisyonin menganjurkan agar Syijo Kingo menyayangi kakak adik serta membimbingnya untuk memperhatikan kaum wanita. Dengan ini Niciren Daisyonin mengajarkan tentang keharmonisan keluarga. Terhadap adik-adik hendaknya selalu menyayangi dari dasar hati. Dengan perilaku seperti ini, mereka sama sekali tidak akan merasa tidak bebas. Demikianlah Niciren Daisyonin memberi petunjuk dengan memperhatikan sampai pada hal-hal yang kecil. Juga terhadap kaum wanita, harus dipikirkan tentang kehalusan hati wanita sehingga apapun yang terjadi jangan memarahi mereka, bahkan tidak boleh sampai timbul keributan. Dalam suasana yang paling buruk pun hendaknya selalu dapat mengatasinya. Niciren Dasiyonin membimbing bahwa dengan keharmonisan keluarga, kita dapat bersiap siaga menghadapi apapun juga.

4

Pada tahun ini harus melihat sesuatu hal dengan berpikir dan merenung secara mendalam.

Keterangan: Syijo Kingo dianjurkan agar semakin berhati-hati, karena masih ada kebencian dari teman-temannya. Begitupun, dalam suasana masyarakat yang terus menerus kacau, dianjurkan untuk tidak ikut larut dalam suasana demikian dan harus terus bersedia untuk mengembangkan Hukum Agung ini. Pemikiran bahwa dengan mempertahankan hati-kepercayaan yang sesungguhnya tidak usah merasa takut berada di manapun juga, merupakan pemikiran khayalan. Cara berpikir yang keliru seperti ini membuat orang dapat mengeluarkan perkataan, “Rela mati demi ajaran atau kepercayaan.� Akan tetapi, sebenarnya perkataan ini bersambung dengan pikiran yang tidak ada tanggung jawabnya sama sekali . Sekalipun benar-benar yakin akan prinsip diri sendiri, untuk dapat menanamkannya dalam masyarakat harus terus menahan penderitaan. Dapat dikatakan sikap ini adalah sikap tanggung jawab yang sesungguhnya. Dalam keadaan masyarakat yang kacau dan tidak aman, gerakan 48

Samantabadra | November 2019

yang serampangan dan tidak dipikirkan secara mendalam, sebaliknya akan melukai nama dari Hukum. Maka dapat dikatakan , jika tidak menghiraukan bermacam-macam gerakan masyarakat, akan menjadi sesuatu yang tidak wajar dengan mengatasnamakan kepercayaan. Apapun gerakan hati orang tersebut, dapat dikatakan ia menggunakan hati-kepercayaan untuk diri sendiri. Kepada Syijo Kingo yang masih mudah naik darah dan bertindak tanpa berpikir panjang. Niciren Daisyonin mengajarkan tentang menerima dan mempertahankan Saddharma dari sudut tanggung jawab. ***

Catatan


Samantabadra | November 2019

49


50

Samantabadra | November 2019


Samantabadra | November 2019

51


ajaran

Hubungan Antara Penyakit dan Hati Kepercayaan Forum Diskusi

Pertanyaan: Mengapa setelah sekian puluh tahun percaya kepada Gohonzon, menjalankan gongyo dan daimoku setiap hari saya dihadapkan dengan penyakit berat dan kritis di usia saya yang belum senja? Mengapa anggota keluarga saya yang sudah aktif mengikuti kegiatan di susunan NSI, bisa mengalami kecelakaan dan meninggal di usia muda? Jawab: Di kalangan penganut agama, tidak hanya di agama Niciren Syosyu, banyak umat yang belum sepenuhnya memahami dan keliru mengartikan manfaat dari beragama. Beragama/Tuhan/Buddha sering, apabila tidak selalu, dianggap sebagai tameng untuk menghalau segala penderitaan, penyakit, bencana, mara bahaya. Di dalam pikiran kita sudah tertanam cara berpikir keliru bahwa dengan memeluk sebuah agama, kita akan terhindar dari kemalangan, penderitaan yang berat, dan hidup akan serba mudah. Apalagi ketika kita melaksanakan ibadah secara rutin dan dalam jangka waktu yang lama, ekspektasi kita atas hidup kian tanpa cela. Dalam pemahaman ketuhanan agama Niciren Syosyu, beragama bukan sebuah aksi “menuntut� kekuatan di luar diri kita untuk membuat hidup lebih mudah dan sesuai dengan impian atau keinginan kita. 52

Samantabadra | November 2019

Kita tidak bisa menuntut Buddha Niciren atau Gohonzon. Buddha Niciren adalah manusia yang menyadari Dharma Agung Nammyohorengekyo, dan dengan menyebut sungguh hati Nammyohorengekyo, tiap manusia dapat membangkitkan jiwa Buddha atau prajna terunggul dari makhluk manusia. Sedangkan Gohonzon adalah jodoh yang dapat memunculkan jiwa Buddha tersebut. Ibarat cermin yang dapat memantulkan refleksi wajah kita. Kita akan lebih mudah untuk menata wajah kita. Dengan demikian, baik Buddha Niciren maupun Gohonzon bukanlah lampu wasiat yang seketika dapat mengabulkan segala keinginan kita, namun mereka adalah sumberdaya yang dapat menunjang dan mengarahkan kita untuk mewujudkan kesadaran tertinggi kita sebagai manusia. Jiwa atau prajna Buddha ini bentuknya adalah kebijaksanaan pikiran kita; kemampuan untuk bertahan hidup, memberi makna dan nilai terhadap hidup kita atas dasar welas asih dan maitri karuna, kemampuan kita untuk menerima segala kebaikan dan keburukan diri kita dan orang lain dan mensinergikan sumberdaya tersebut menjadi sebuah kekuatan untuk memajukan masyarakat. Doa agama Niciren Syosyu adalah doa pelaksanaan. Gongyo dan daimoku bertujuan untuk refleksi diri, agar kita


mampu mengenali diri kita lebih dalam dan menyadari segala sikap dan perilaku yang kita perbuat setiap hari. Doa kita bertujuan untuk memunculkan kesadaran Buddha yang wujudnya berupa sikap hidup yang bijaksana; tahu dan sadar mana yang baik dan mana yang buruk untuk diri kita, termasuk pola makan, pola istirahat, pengendalian diri dan emosi. Penyakit adalah akibat. Sebab-sebabnya banyak, yang utama antara lain adalah pola makan yang tidak sehat setiap hari selama bertahun-tahun, turunan/genetik, infeksi, gaya hidup tidak higienis, istirahat tidak berkualitas, kurang nutrisi, dan sebagainya. Untuk mencegah penyakit yang perlu kita lakukan adalah mengubah sebab-sebab munculnya penyakit. Misalnya, melakukan cek kesehatan berkala, ketika kita sudah mengalami gejala diabetes, segera mengurangi asupan makanan yang mengandung gula tinggi. Ketika penyakit yang diderita adalah turunan atau genetik, disabilitas sejak lahir atau karena kecelakaan, terpapar penyakit kritis dan meninggal muda walau sepertinya telah menjalankan gaya hidup sehat, justru kita harus menjadikan agama sebagai pedoman hidup agar kita mampu menerima nasib kita dan terus melanjutkan hidup dengan penuh semangat dan keyakinan, bukannya malah menyalahkan ajaran agamanya. Yang kadang-kadang terjadi, sebagian dari kita berpikir bahwa beribadah dan aktivitas keagamaan adalah solusi dari segala permasalahan termasuk penyakit. Intensitas ibadah yang tinggi dianggap mampu menghindarkan kita dari segala penyakit, mara bahaya, dan segala keburukan. Padahal, nasib hidup adalah karma kita masingmasing. Agama Buddha hadir untuk memberi panduan agar manusia dapat memahami esensi kehidupan, menjalani hidup dan menghadapi segala tantangan dengan

suka cita, sesuai prinsip syujo syo yuraku. Untuk mencegah atau mengatasi penyakit, utamanya kita perlu mengubah pola makan dan pola hidup kita sehari-hari. Ketika penyakit sudah datang menghampiri, doa dan agama menjadi pendorong semangat kita agar mampu menerima dan merangkul realitas hidup sepahit apa pun dan terus hidup dengan penuh keyakinan diiringi keinginan untuk terus memberikan manfaat bagi orang lain dan lingkungan. Kita harus menanggalkan kebiasaan mencocok-cocokkan dan menafsirkan peristiwa tragis dengan lamanya seseorang menganut agama. Hendaknya jangan menggeneralisasi atau menjustifikasi orang lain, apalagi sampai melecehkan agama karena penganutnya mengalami musibah atau tragedi. Mari belajar membiasakan diri untuk tidak mengaitkan segala sesuatunya sekehendak hati kita tanpa memahami ajaran Buddha secara tepat. Ketika kita telah menjadi seorang Buddhis yang utuh, melihat orang lain terkena musibah misalnya, kita tidak akan memvonisnya dengan penilaian-penilaian pribadi kita, apalagi sampai melecehkan agamanya. Kita bisa melihat sebuah fenomena secara luas dan menyeluruh. Dengan menyebut Nammyohorengekyo atau mengklaim menganut agama Niciren Syosyu, bukan berarti kita menjadi kebal terhadap segala penyakit dan tidak akan mati muda karena hal tersebut adalah bagian dari karma kita masing-masing yang unik. Kekuatan Nammyohorengekyo dari Saddharmapundarika-sutra adalah gaib, mampu menggetarkan alam semesta dan memanggil jodoh-jodoh dari ribuan mil. Namun hukum ini juga adalah hukum kewajaran. Kita dapat bertemu dengan orang-orang dan lingkungan yang menunjang keberlangsungan hidup kita dan kita mampu untuk terus memberikan manfaat hingga penyakit kita dapat teratasi dan karma tetap diperpanjang. *** Samantabadra | November 2019

53


wawasan

yang Baku

S

udah 4 artikel saya tulis tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar. Semuanya membicarakan bahasa Indonesia yang baku. Sebagai penutur asli bahasa Indonesia wajiblah kita perhatikan semua catatan ini demi tegaknya dan martabat bahasa Indonesia. Jangan sampai orang Australia lebih mengetahui semua catatan ini ketimbang kita! Ingatlah bahwa banyak universitas di Australia membuka jurusan/ program studi bahasa Indonesia! Tentunya masih banyak hal mengenai bahasa Indonesia yang perlu kita ketahui di luar bangku sekolah. Tulisan kali ini lebih kepada pengulangan dan ringkasan dari 3 artikel terdahulu agar para pembaca dapat mengingat-ingat, lebih memahami dan menghayati, dan pada saatnya nanti dapat mempraktikkannya dalam keseharian kita sebagai WNI, 54

Samantabadra | November 2019

apakah sebagai pengusaha, pedagang, karyawan, mahasiswa, siswa sampai ke ibu rumah tangga. Pertama, yang paling menggelitik ialah Kata Majemuk atau gabungan kata wanita. Sudah jelaskah, bapak, ibu dan saudara sebangsa setanah air? Pengusaha wanita cukup mengganggu perasaan kita, karena berarti germo dan bukan para pengusaha yang berjenis kelamin perempuan. Pengusaha wanita bermakna orang [lelaki atau perempuan] yang mengusahakan dan memperdagangkan wanita sebagai sumber penghasilannya. Jadi, yang benar ialah wanita pengusaha. Sungguh kita perlu kritisi susunan kata agar bermakna tepat sesuai maksudnya. Kedua, mengkritisi ejaan beberapa kata dengan -eratau -r- saja. Contohnya isteri atau istri. Jangan lupa kata-

kata baku berikut ini: - Sumatra - menteri - seberang - patri - cenderung - samudra - terampil - putra - putri - istri - derajat Bagaimana patokan mentukan benar salah, baku tidak-baku ejaan kedua pasangan kata ini? Cara satusatunya ialah rajin-rajinlah membuka kamus! Bukalah salah satu kamus bahasa Indonesia atau yang terkenal Kamus Besar Bahasa Indonesia terbaru, yakni Edisi ke-5.


Ketiga, perkembangan baru dalam bahasa Indonesia. Ketika kita masih bersekolah pada tahun 1980-an, guru-guru bahasa Indonesia mengajari kita kata-kata berimbuhan seperti mempercayai, mempelajari, mempengaruhi, mempedulikan, mempesona. Namun kini mulai tahun 2017 bermunculanlah memercayai, memelajari, memengaruhi, memedulikan, memesona di media massa, cetak maupun elektronik. Sebagai penutur bahasa Indonesia, kita perlu menggunakan bentukan kata yang benar, atau paling tidak sekadar mencermati hal ini sehingga tidak terkecoh. Melihat perkembangan baru dalam bahasa Indonesia, kita, umat Buddha NSI, penutur bahasa Indonesia, wajib mengetahui pilihan bentukan-kata yang benar berdasarkan prinsip kebahasaan yang berlaku secara baku. Demikianlah sekadar berbagi pengetahuan tentang bahasa Indonesia tercinta yang baik dan benar. Pertama-tama, soal gabungan kata wanita, berhati-hatilah agar tidak bermakna eksklusif wanita saja tidak termasuk Pria! Sebut saja wanita pengusaha, jangan lagi pengusaha wanita! Wanita-dosen jangan dosen wanita. Kedua, jangan sampai pembaca yang budiman terjebak pada kebingungan penulisan kata, mana yang benar antara -er- atau -r- saja. Kalau

perlu, hafalkanlah kata-kata yang Anda anggap bermasalah dan membingungkan! Jadi, sutra, ya, bukan sutera. Ketiga, perkembangan baru dalam bahasa Indonesia, bahwa mulai tahun 2017 bermunculanlah memercayai, memelajari, memengaruhi, memedulikan, memesona. Untuk membuat bahasa Indonesia berwibawa dan bermartabat di dunia, sudah saatnya kita menulis kata-kata bahasa Indonesia dengan tepat sesuai arahan Kamus Besar Bahasa Indonesia terbaru. Unduhlah KBBI di telepon seluler Anda segera agar semakin banyak orang bisa mendalami dan mengecek kebenaran dan kebakuan sebuah kata. Jangan lupa, ada sebuah kata Niciren Syosyu yang sudah masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-5: Gongyo! Tidak percaya? Coba buka aplikasinya dan ketik Gongyo. Muncullah jenis kata, asal-muasal kata ini, artinya dan Kata-kata Majemuk yang mungkin: n Bud doa; ibadat; - malam; - pagi. Banggalah kita semua, penduduk Indonesia yang beragama Buddha Niciren Syosyu! Salah satu bentuk Syakubuku! (Kyanne Virya)

Berita Duka Cita Ibu Welyanah

Ibu Serviriana Mariyati (Ang Liyang)

Meninggal pada usia 57 tahun 15 September 2019 Umat NSI daerah Tangerang Banten

Meninggal pada usia 76 tahun 29 September 2019 Umat NSI daerah Pademangan DKI Jakarta

Karma baik mendiang pasti akan menjadi akibat kebajikan dari Dunia Buddha. Nammyohorengekyo.

Samantabadra | November 2019

55


kesehatan

Makanan Terbaik untuk Penderita Diabetes

M

emerhatikan makanan sehari-sehari adalah salah satu kunci utama buat diabetesi mengendalikan gula darahnya. Nah dari beragam jenis makanan di luar sana, berikut 12 pilihan terbaiknya untuk diet penderita diabetes. 1. Jagung

laman Harvard Medical School, skor IG dari 100 gram jagung adalah 46, sementara beban glikemiknya bernilai 14. Sebagai perbandingan, beban glikemik dari 150 gram nasi putih adalah 29. Pada dasarnya, semakin rendah beban glikemik suatu makanan semakin baik untuk gula darah.

Selain itu, jagung juga mengandung serat pati Dilansir dari Asian Journal, resisten yang lebih sulit profesor dari University of dicerna oleh tubuh. Sebuah Philippines Los Banos, Dr. studi baru-baru ini menemukan Artemio Salazar menjelaskan bahwa rutin makan jagung bahwa jagung punya nilai kaya pati resisten setiap hari glikemik rendah sehingga bisa dijadikan makanan pokok dapat membantu diabetes pengganti nasi yang baik untuk mengendalikan gula darahnya lebih baik. Makanan berserat penderita diabetes. tinggi juga membuat Anda Mengutip dalam kenyang lebih lama. 56

Samantabadra | November 2019

2. Ubi Jalar Selain mengenyangkan, ubi jalar juga bermanfaat baik untuk mengendalikan gula darah para diabetesi. Hal ini karena ubi jalar memiliki indeks glikemik yang lebih rendah daripada kentang. Nilai glikemik satu porsi ubi jalar rebus adalah 44 sementara kentang rebus adalah 80. Semakin rendah nilai glikemik makanan, semakin lambat makanan tersebut diproses menjadi glukosa. Artinya, makanan yang punya skor glikemik rendah tidak akan langsung drastis melonjakkan gula darah setelah makan.


Kandungan serat, vitamin A, vitamin C, dan kalium dalam ubi jalar juga baik untuk para diabetesi. Anda bisa menikmati ubi jalar dengan berbagai cara, mulai dari direbus, dipanggang, atau ditumbuk. Tambahkan makanan jenis lainnya agar asupan nutrisi dari diet diabetes Anda lebih bervariasi. 3. Gandum Utuh Whole grain alias bijibijian utuh sudah sejak lama dinobatkan sebagai makanan paling sehat untuk penderita diabetes. Nah, salah satu varian whole grain yang banyak difavoritkan dalam diet diabetes adalah gandum utuh (whole wheat) Tidak mengherankan, sebab gandum utuh termasuk makanan dengan nilai glikemik rendah yang juga tinggi serat. Dua kombinasi menguntungkan ini dapat membantu memperlambat penyerapan glukosa dalam darah. Selain itu, gandum utuh juga mengandung vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh. Selain gandum utuh, bijibijian yang juga berpotensi baik untuk gula darah termasuk beras merah, quinoa, barley (jelai), beras hitam, Buckwheat (Gandum kuda atau soba). 4. Sayuran Berdaun Hijau Sayuran berdaun hijau kaya akan vitamin, mineral,

dan berbagai nutrisi esensial lainnya. Tak hanya itu. Sayuran hijau juga cenderung rendah kalori dan karbohidrat, sehingga baik untuk mengendalikan gula darah diabetesi Beberapa penelitian menunjukkan bahwa manfaat penurunan gula darah diabetes ini datang dari kandungan antioksidan lutein dan zeaxanthin yang melimpah. Kedua antioksidan tersebut juga dapat membantu melindungi mata dari degenerasi makula dan katarak, yang merupakan komplikasi diabetes paling umum. Berikut beberapa jenis sayuran hijau yang baik sebagai makanan untuk penderita diabetes brokoli, bayam, sawi, bok choy, kubis. 5. Kacang-kacangan Kacang merupakan pilihan makanan untuk penderita diabetes yang aman dikonsumsi. Pasalnya, kacang kaya serat dan protein. Kacang juga juga mengandung karbohidrat kompleks dan memiliki indeks glikemik yang rendah. Keduanya membuat kacang lebih lama diubah menjadi glukosa, sehingga tidak menyebabkan kenaikan gula darah secara drastis. Tak berhenti di situ. Kacang juga diperkaya oleh magnesium, yang turut berperan menjaga kadar gula darah tetap stabil. Berikut adalah beberapa

pilihan kacang yang paling baik dikonsumsi oleh para diabetes kacang almond, kacang kenari, kacang mete, kacang pistachio, kacang tanah, kacang merah. Meski bisa dijadikan camilan sehat, Anda harus berhatihati dalam mengonsumsi kacang. Hal ini karena kacang tinggi kalori. Mengonsumsi kacang terlalu banyak dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Sementara berat badan yang berlebih sendiri merupakan salah satu pemicu diabetes. Oleh sebab itu, konsumsilah kacang dalam porsi yang sewajarnya. Ketimbang membeli kacang kemasan yang banyak dijual di pasaran, sebaiknya beli kacang mentah dan olah sendiri di rumah. 6. Biji Chia Biji chia atau chia seed merupakan makanan yang luar biasa baik untuk penderita diabetes. Chia seed sangat tinggi serat tapi rendah karbohidrat dan kalori, sehingga aman dikosumsi para diabetesi. Faktanya, sekitar 11 gram dalam 28 gram biji chia adalah serat. Kandungan serat dalam biji chia efektif untuk mengurangi rasa lapar dan membuat Anda kenyang lebih lama. Di samping itu, biji chia juga dapat membantu menurunkan gula darah dengan memperlambat proses penyerapan nutrisi di dalam usus. Samantabadra | November 2019

57


Anda bisa mengonsumsi biji chia secara langsung atau dicampurkan ke dalam masakan. Anda bisa menaburkan biji chia pada salad, sereal, atau bahkan nasi. Anda juga bisa menambahkan biji chia pada yogurt, smoothies, maupun puding. Rasanya yang mirip kacang membuat biji-bijian satu ini cocok digunakan dalam jenis masakan gurih maupun manis. 7. Buah Beri

8. Buah Citrus Anda mungkin ragu untuk memasukkan jeruk ke dalam rencana diet diabetes ke depannya. Jeruk memang termasuk buah yang kadar gulanya cukup tinggi. Alih-alih mendapatkan manfaatnya, Anda mungkin khawatir buah oranye ini justru akan menaikkan gula darah. Tunggu dulu! Faktanya, buah jeruk dan keluarga citrus lainnya justru aman untuk dikonsumsi diabetesi. Penelitian telah menunjukkan bahwa buah citrus, seperti jeruk, jeruk bali merah (grapefruit), dan lemon memiliki efek antidiabetes yang membantu mengendalikan gula darah.

Buah beri-berian, termasuk dalam hal ini stroberi, blackberi, bluberi, dan lain sebagainya tinggi akan antioksidan yang dapat membantu mencegah stres oksidatif. Stres oksidatif sendiri erat kaitannya dengan resistensi insulin dan berbagai Buah citrus juga tinggi akan penyakit kronis lainnya, seperti kandungan serat yang baik penyakit jantung dan sejumlah untuk kesehatan pencernaan, kanker. serta vitamin C yang Selain kaya antioksidan, membantu meningkatkan buah beri-berian juga tinggi sistem kekebalan tubuh. Selain serat dan mengandung itu, buah citrus termasuk berbagai mineral serta vitamin dalam daftar makanan indeks esensial yang baik untuk glikemik rendah. tubuh. Kandungan serat Sejumlah ahli percaya yang tinggi dalam buah beri bahwa kandungan dua dapat membantu mencegah antioksidan bioflavonoid kenaikan kadar gula secara yang disebut hesperidin dan drastis dan membuat Anda naringin dalam buah sitrus kenyang lebih lama. berperan dalam hal tersebut. Buah beri juga memiliki 9. Ikan indeks glikemik yang rendah (kurang dari 55) sehingga Tak hanya nikmat, ikan efektif menjaga gula darah ternyata juga jadi salah Anda tetap stabil. satu makanan kaya khasiat untuk penderita diabetes. Terutama jenis ikan tertentu

58

Samantabadra | November 2019

yang mengandung lemak sehat seperti lemak tak jenuh tunggal maupun lemak tak jenuh ganda. American Diabetes Association melaporkan bahwa diet tinggi lemak sehat dapat membantu mengendalikan gula darah sekaligus menekan kadar lipid (lemak darah) pada orang dengan diabetes. Ikan salmon, tuna, sarden, makarel, hering, dan trout merupakan sejumlah ikan yang kaya akan kandungan lemak sehat. Pastikan Anda bijak dalam mengolah ikan yang akan Anda makan nantinya. Ketimbang menggoreng ikan dalam banyak minyak, sebaiknya Anda mengolah makanan satu ini dengan cara dipanggang, dipepes, atau dijadikan sup. Agar lebih sehat, tambahkan olahan ikan Anda dengan sayur-mayur. Jika Anda tak suka makan ikan, Anda bisa mengonsumsi rumput laut dan spirulina sebagai sumber alternatif nabati dari asam lemak yang baik untuk tubuh. 10. Yogurt Probiotik Probiotik adalah bakteri yang baik yang membantu meningkatkan kesehatan pencernaan dan kesehatan Anda secara menyeluruh. Bagi orang dengan diabetes, probiotik tidak hanya membantu menurunkan


gula darah saja tapi juga meningkatkan produksi hormon insulin. Penelitian menemukan bahwa yogurt probiotik dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik pada orang dengan diabetes tipe 2. Peningkatan kadar kolesterol baik ini dapat membantu menurunkan risiko para diabetesi terkena penyakit jantung di kemudian hari. Sementara studi lainnya menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik dapat membantu mengurangi peradangan dan stres oksidatif, serta menurunkan reaksi resistensi insulin bagi para penderita diabetes. Konsumsilah varian yogurt plain (tawar) untuk camilan, menu sarapan sehat, atau hidangan penutup dalam diet diabetes Anda sehari-hari. Yogurt dengan varian rasa macam-macam dibuat dengan menambahkan banyak gula. Agar rasanya lebih nikmat, Anda bisa menambahkan potongan buah segar, seperti buah stoberi, kiwi, mangga, atau apel. 11. Kayu Manis Anda mungkin sudah tak asing lagi dengan kayu manis alias cinnamon. Selain sebagai penambah rasa masakan, rempah wangi ini juga berpotensi baik untuk gula darah dan tak boleh Anda sepelekan.

Kayu manis telah terbukti secara ilmiah dapat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin. Semakin tubuh Anda sensitif terhadap hormon insulin, maka semakin sedikit jumlah insulin yang dibutuhkan tubuh untuk membuat gula darahnya menjadi stabil.

ini juga mengandung banyak air. Bahkan, sekitar 97 persen kandungan mie shirataki adalah air.

soun, atau bihun tetapi kandungannya tentu berbeda. Jika mie biasanya tinggi karbohidrat tepung, lain halnya dengan mie shirataki. Mie shirataki termasuk makan rendah karbohidrat tapi justru tinggi serat. Selain itu, mie

Sumber: https://hellosehat.com/pusatkesehatan/diabetes-kencing-manis/makananuntuk-penderita-diabetes/

Banyak yang bilang kalau mie satu ini merupakan makanan penyelamat untuk menurunkan berat badan dan menjaga kadar gula darah para diabetesi. Namun, benarkah Meski begitu, penting untuk anggapan tersebut? dipahami bahwa kayu manis Benar saja. Faktanya, tidak akan menyembuhkan penelitian menunjukan bahwa penyakit diabetes yang Anda serat glucomannan dalam mie miliki. Sebaliknya, rempah ini hanya membantu menurunkan shirataki dapat membantu menurunkan kadar gula kadar gula darah dalam. darah dan menurunkan Anda juga sebaiknya tidak risiko terjadinya resistensi mengonsumsi kayu manis insulin bagi para diabetesi. secara berlebihan. Kandungan Serat glucomannan dapat kumarin dalam kayu manis menunda pengosongan perut dipercaya dapat menyebabkan sehingga penyaluran glukosa hipoglikemia (gula darah dan insulin ke aliran darah turun terlalu rendah) yang berjalan lebih lambat. Efek ini berbahaya buat diabetesi. dapat menstabilkan gula darah setelah makan. 12. Mie Shirataki Penelitian lainnya juga Saat ini, mie shirataki menemukan bahwa orang sedang tren di pasaran sebagai dengan diabetes tipe 2 superfood. Mie shirataki yang mengonsumsi serat terbuat dari glucomannan, glukomanan selama 3 minggu yaitu sejenis serat yang berasal mengalami penurunan dari akar tanaman konjak. Itu fruktosamin yang signifikan. sebabnya, mie shirataki juga Fruktosamin adalah penanda dikenal dengan sebutan mie atau indikator gula darah konjak. selama 2-3 minggu terakhir. *** Bentuknya seperti mi,

Samantabadra | November 2019

59


wawasan

Ada Indonesia di Penghargaan Nobel 2019

Tiga ahli ekonom dianugerahi penghargaan Hadiah Nobel 2019. Mereka mendapatkan penghargaan tersebut atas apa yang mereka lakukan untuk mengurangi tingkat kemiskinan global. Ketiganya, yaitu Abhijit Banerjee, Esther Duflo, dan Michael Kremer mempelopori sebuah pendekataan untuk mengurangi kemiskinan yang berbasis pada sebuah desain eksperimen yang dibuat dengan hati-hati. Yang menarik, Esther Duflo, seorang profesor di Massachusetts Institute of Technology, pernah meneliti tentang peran SD Inpres dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Duflo yag saat ini berusia 46 tahun meneliti kebijakan SD inpres dijalankan 60

Samantabadra | November 2019

oleh pemerintahan Presiden Soeharto di era 1973 hingga 1978. Penelitian itu kemudian diterbitkan pada tahun 2000 dengan judul Schooling and Labor Market Consequences of School Construction in Indonesia: Evidence from an Unusual Policy Experiment (konsekuensi sekolah dan pasar tenaga kerja dari pembangunan sekolah di Indonesia: bukti dari eksperimen kebijakan yang tidak biasa). Dalam ringakasan penelitian (abstract) dijelaskan penelitian tersebut berbasis pada kondisi yang terjadi di Indonesia tahun 1973 dan 1978 di mana saat itu Indonesia membangun lebih dari 61.000 Sekolah Dasar. Dijelaskan bahwa pembangunan SD

Inpres menyebabkan anakanak usia 2 hingga 6 tahun di 1974 menerima 0,12 hingga 0,19 tahun lebih banyak pendidikan, untuk setiap sekolah yang dibangun per 1.000 anak di wilayah kelahiran mereka, seperti dilansir Kompas.com. Dengan memakai variasi sekolah yang dihasilkan oleh SD Inpres ini sebagai variabel instrumental, ke dampak pendidikan pada upah, Duflo menyimpulkan bahwa kebijakan ini berhasil meningkatkan perekonomian, melalui 'pengembalian ekonomi' sekitar 6,8 persen hingga 10,6 persen. Dengan raihan ini, Duflo (46 tahun) merupakan wanita dan termuda yang meraih penghargaan nobel ini. Banyak yang penelitian yang dihasilkan oleh ketiga ekonom tersebut. SD Inpres sendiri adalah proyek peningkatan kualitas pendidikan dasar di rezim Orde Baru. SD Inpres terbentuk dengan keluarnya instruksi presiden Nomor 10 tahun 1973 tentang Program Bantuan Pembangunan Gedung SD. SD Inpres ini sering disebut "sekolah kecil" karena disediakan untuk anak-anak masyarakat miskin, di daerah terpencil. Kalaupun di wilayah perkotaan, SD Inpres berada di kawasan dengan penghasilan


Penelitian yang serupa, juga menargetkan Indonesia, pernah dilakukannya di 2010. Soal tantangan negara ini mengidentifikasi orang miskin untuk asuransi sosial karena keterbatasan informasi soal pendapatan masyarakat. Sumber: https://www. goodnewsfromindonesia.id/2019/10/17/adaindonesia-di-penghargaan-nobel-2019

resep

rendah, sementara di wilayah lebih maju pemerintah membuat SD negeri. Sementara itu, yang dilakukan Abhijit, yang juga suami dari Duflo, adalah meneliti soal BPJS Kesehatan di 2019 lalu. Penelitian itu dilakukannya dengan sejumlah peneliti lain termasuk peneliti lokal dengan judul The Challenges of Universal Health Insurance in Developing Countries: Evidence from a Large-Scale Randomized Experiment in Indonesia (Tantangan Asuransi Kesehatan Universal di Negara Berkembang: Bukti dari Percobaan Acak Skala Besar di Indonesia). Dari abstraksi, disebutkan bahwa penelitian ini melihat bagaimana asuransi kesehatan bisa dijangkau masyarakat. Penelitian ini menyasar 6.000 rumah tangga di Indonesia yang menjadi sasaran program asuransi kesehatan pemerintah yang diamanatkan secara nasional.

Resep Tumis Daging Buncis

Bahan-bahan: Bahan-bahan: 1/4 daging cincang Secukupnya buncis Bumbu: 3 siung bawang putih (cincang halus) 3 buah cabe rawit (iris) Secukupnya jahe (iris) Bumbu pelengkap: Saus tiram Garam Gula Lada Penyedap rasa Kecap

Cara membuat: 1. Tumis bawang putih, cabe rawit dan jahe sampai halus. 2. Masukkan daging dan bahan pelengkap. 3. Masukkan buncis dan tambahkan air. 4. Tumis semua bahan sampai airnya menyusut. 5. Setelah air menyusut, tambahkan kecap, aduk rata dan atur rasa. Biarkan sampai buncis matang. Sumber: https://cookpad.com/id/ resep/10754299-tumis-daging-cincang-buncisteteh?via=search&search_term=cah%20 buncis%20daging%20cincang

Dana paramita dapat disalurkan melalui:

Rekening BCA 001 3032 120 atas nama Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia

Anda dapat menyampaikan bukti penyalurannya ke kantor pusat NSI dan menerima tanda terima dana paramita.

Samantabadra | November 2019

61


Hai anak-anak NSI! Yuk cari 10 perbedaan antara kedua gambar di bawah ini.

Sumber: http://threelittlepigsstory.com/three-little-pigs-spot-the-difference/

62

Samantabadra | November 2019


Jadwal Kegiatan Susunan NSI

Bulan November 2019 Tanggal Hari Jam 01 Jumat 19.00 02 Sabtu 03 Minggu 06.00 13.00 13.00 13.00 13.00 04 Senin 05 Selasa 06 Rabu 19.00 07 Kamis 08 Jumat 19.00 09 Sabtu 10 Minggu 11 Senin 19.00 12 Selasa 12.00 14.00 13 Rabu 19.00 19.00 14 Kamis 15 Jumat 19.00 16 Sabtu 17 Minggu 10.00 18 Senin 19.00 19 Selasa 20 Rabu 14.00 19.00 21 Kamis 22 Jumat 19.00 23 Sabtu 24 Minggu 10.00 14.00 25 Senin 19.00 26 Selasa 27 Rabu 10.00 19.00 28 Kamis 29 Jumat 30 Sabtu 01 Des Minggu

Kegiatan

Tempat

Gerak Jalan Kerukunan NSI (reschedule) Pertemuan Generasi Muda Jabotabekcul Pertemuan Anak-Anak Jabotabekcul Daimoku Bersama Pertemuan Koordinasi Lansia

Jl. MH. Thamrin Jakarta Pusat Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.3 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.4 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.1

Pendalaman Gosyo DPW DKI Jakarta

Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2

Pertemuan Ceramah Gosyo

Daerah Masing-Masing

Pertemuan Pelajaran Pimpinan Cabang Pertemuan Pimpinan Ibu Pertemuan Ibu Umum Pertemuan Wanita Karier Pertemuan Pria Umum

Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.1

Pertemuan Cabang

Daerah Masing-Masing

Pertemuan Anak-Anak Daerah Pertemuan Pelajaran Pimpinan Anak Cabang

Daerah Masing-Masing Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2

Pertemuan Ibu Daerah Pertemuan Pria Daerah

Daerah Masing-Masing Daerah Masing-Masing

Pertemuan Anak Cabang

Daerah Masing-Masing

Pertemuan Generasi Muda Daerah Pertemuan Lanjut Usia Umum Pertemuan Empat Bagian

Daerah Masing-Masing

Pendalaman Gosyo Dharma Duta Rapat DPW-DPD NSI DKI Jakarta

Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2

Kensyu Gosyo Umum Materi Desember 2019 Kensyu Gosyo Umum Materi Desember 2019

Mahawihara Saddharma NSI Mahawihara Saddharma NSI

Daerah Masing-Masing

Samantabadra | November 2019

63


Buddha Dharma Wihara & Cetya Parisadha Niciren Syosyu Indonesia

BALAI PUSAT NSI

Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No.25 Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8311844, 8314959 PROVINSI SUMATERA UTARA Vihara Vimalakirti Medan Jl. Gandi No. 116 Kota Medan Telp : (061) 7343673 Vihara Vimalakirti Tebing Tinggi Jl. Persatuan Gang Toapekong No. 29 C Kota Tebing Tinggi Telp : (0621) 21900 PROVINSI SUMATERA SELATAN Cetya Batu Raja Jl. Dr. Setia Budi No. 20 A, Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Telp. (0735) 320724 Cetya Palembang Jl. Residen Abdul Rozak No. 2 RT 45 RW 09 Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Kota Palembang

PROVINSI KEP. BANGKABELITUNG Vihara Vimalakirti Pangkal Pinang Jl. Stasiun Induk XXI Semabung Lama Kota Pangkal Pinang Telp. (0717) 433456 PROVINSI JAMBI Vihara Vimalakirti Jambi Jln. Cendrawasih No. 32 Kel. Tanjung Pinang, Kec. Jambi Timur Kota Jambi Telp. (0741) 23782 PROVINSI LAMPUNG Vihara Vimalakirti Lampung Jl. Imam Bonjol No. 114 Kota Bandar Lampung Telp. (0721) 252660, 254728 PROVINSI BANTEN Vihara Vimalakirti Tangerang Jl. Imam Bonjol (Karawaci Bansin) Gg. Kavling Sawah No. 8 RT 002/07 Kel. Sukajadi - Tangerang 15113 Telp. (021) 5539903

64

Vihara Vimalakirti Muncul Jl. Platina II No. 50 Rt. 02/05 Desa Curug – Kec. Gunung Sindur Cetya Serang Jl. Lapang Indah Blok C Serang Telp : (0254) 202075, 201696 Vihara Vimalakirti Teluk Naga Kampung Melayu, Teluk Naga Kabupaten Tangerang PROVINSI DKI JAKARTA Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No. 23A Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8307476 Vihara Vimalakirti Jl. Jembatan Gambang II No. I D RT 012/RW 001 Kel. Pejagalan, Kec. Penjaringan - Jakarta Utara Telp. (021) 6691622 Vihara Vimalakirti Perumahan Puri Kamal Blok B No. 6 Tangerang-Banten Telp. (021) 55951239 Vihara Vimalakirti Cengkareng Jl. Semboja No. 49 Cengkareng Jakarta Barat Telp. (021) 6192512 Cetya Senen Baru Jl. Bungur Besar VIII No. 105 Jakarta Pusat Cetya Fajar Jl. Gang U No. 16 RT 01/17 Fajar – Jakarta Utara Telp. (021) 6611953 Cetya Jatinegara Jl. Otista Raya No. 8 – Jakarta Timur Telp. (021) 8577969 PROVINSI JAWA BARAT Mahavihara Saddharma NSI Ds. Sukaluyu, Taman sari Kabupaten Bogor Telp. (0251) 8487033, 8487034 Vihara Vimalakirti Bandung Jl. Suryani No.15 Kota Bandung Telp. (022) 6014319 Vihara Vimalakirti Bogor Jl. Merak No. 28 Kota Bogor Telp : (0251) 8332851 Vihara Vimalakirti Karawang Jl. Wirasaba Rt 03/20 Kabupaten Karawang Telp. (0267) 403821

Samantabadra | November 2019

Vihara Vimalakirti Sukabumi Jl. Lettu Sobri 25 Kota Sukabumi Telp. (0266) 225777 Vihara Vimalakirti Bekasi Jl. Semut Api-Api No. 10 RT. 03/011 Bekasi Timur Kota Bekasi Telp. (021) 98185477 Cetya Cirebon Blok Wanakerta Selatan No. 61 RT 02 RW 09 Kelurahan Tuk Mundal, Sumber Kabupaten Cirebon PROVINSI JAWA TENGAH Vihara Vimalakirti Solo Jl. Taman Seruni 1 Blok CG No. 6-7, Solo Baru Kota Surakarta Telp. (0271) 620298 Vihara Vimalakirti Sukoharjo Dusun Jetis, Desa Manang, Kabupaten Sukoharjo Vihara Vimalakirti Sragen Jl. Muria No.5A Kabupaten Sragen Vihara Vimalakirti Dusun Pendingan Desa Somogawe, Kec, Getasan Kabupaten Semarang Vihara Vimalakirti Boyolali Desa Pilang Rejo, Kec. Juwangi, Telawa Kabupaten Boyolali Vihara Vimalakirti Katong Dusun Kembangan Desa Katong, Kec. Toroh Kabupaten Grobogan Cetya Karanganyar Dusun Ngadirejo RT 02 / RW 03 Desa Ngunut Kec. Jumantono, Kabupaten Karang Anyar Cetya Semanggi Jl. Gang Apel, RT 06/12, Kel. Semanggi, Solo Cetya Purwodadi Jl. Kapten Tendean No. 9, Purwodadi 58111 Telp. (0292) 421340 Cetya Semarang Jl. Ronggowarsito No.5 Kota Semarang 50127 Telp. (024) 3518682 Cetya Kebumen Jl. Pahlawan 147 Kabupaten Kebumen Telp. (0287) 381201

Cetya Cilacap Jl. Abimanyu 192 Kabupaten Cilacap Telp. (0282) 541941 PROVINSI JAWA TIMUR Vihara Vimalakirti Ngawi Dusun Kesongo, Desa Kedung Putri, Kec Paron Kabupaten Ngawi Cetya Surabaya Jl. Mayjend. Sungkono Komp. Wonokitri Indah S-48 Kota Surabaya Telp. (031) 5673148 Cetya Banyuwangi Jl. Kalasan No. 15 Telp. (0333) 423108 Cetya Magetan Dusun Bengkah Desa Plangkrongan, Kec Poncol Kabupaten Magetan Cetya Wonomulyo Dusun Wonomulyo, Desa Genilangit, Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan Cetya Madura Jl. Trunojoyo No. 40 Kabupaten Sumenep PROVINSI BALI Vihara Vimalakirti Perum. Citra Nuansa Indah Jl. Nuansa Indah Utara 2 No. 1 Kota Denpasar PROVINSI KALIMANTAN BARAT Vihara Vimalakirti Jl. Waru (WR. Supratman) No. 4 Kota Pontianak Vihara Vimalakirti Jl. Setiabudi Gg. H. Abbas 2 No. 35 Kota Pontianak Telp : 0561 - 767510


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.