Samantabadra 2018-06

Page 56

dorongan semangat bagi ibu tersebut. “Kegelapan” berarti akhirat, atau dunia setelah kematian. “Lautan” yang dimaksud adalah lautan hidup mati dan dalam hal ini ditekankan pada hal mati. Demikian pula “tempat-tempat berbahaya” dimaksudkan sebagai keadaan jiwa setelah kematian, harus menuju tempat berbukit yang menakutkan. Kesemuanya ini menjelaskan dunia setelah kematian. Saddharmapundarika-sutra yang akan menjadi “obor dalam kegelapan”, “kapal ketika menyeberangi lautan”, dan “pelindung ketika berjalan melalui tempat-tempat berbahaya”, memberi perlindungan akan terwujudnya kebahagiaan setelah kematian. Dengan kata lain, dapat dikatakan sebagai Hukum pencapaian kesadaran Buddha. Meskipun demikian, Saddharmapundanikasutra bukanlah semata-mata Hukum untuk kepentingan setelah kematian. Mengenai masalah inti hakikat pencapaian kesadaran Buddha, kalau ada sutra yang memiliki kekuatan sedemikian rupa, pasti mampu mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan ini. Episode Kumarajiva dan guru Dharma Dosyo dijelaskan sebagai teladan karunia dan kehidupan sekarang.

7

Lebih lanjut, setiap orang memiliki dua dewa surgawi yang senantiasa mendampinginya, tepat seperti bayangan yang mengikuti badan. Yang satu disebut Dewa Dosyo dan yang lainnya Dewa Domyo.

GM

Keterangan: Dewa Dosyo dan Dewa Domyo adalah dua dewa surgawi yang selalu me-ngikuti tubuh dan keduanya silih berganti melaporkan seluruh kebaikan dan keburukan ke surga. Katanya, mereka akan melaporkan seluruh karma orang dalam kehidupan kepada Yamaraja pada sidang sepuluh raja setelah kematian. Dalam surat ini ada beberapa nuansa yang berbeda. Kedua dewa yang terdapat di pundak seseorang mewujudkan perlindungan terhadap orang itu, agar orang yang tidak berdosa tidak dihukum oleh dewa. Umumnya kedua dewa 54 Samantabadra | Juni 2018

tersebut memberi kesan seperti jaksa yang menuntut terdakwa, tetapi dalam surat ini digambarkan sebagai pengacara yang membela orang yang tak berdosa. Karena mengenai karma baik dan buruk disampaikan dengan tepat kepada surga, maka fungsi Dewa Dosyo dan Dewa Domyo sama sekali tidak berlainan. Dengan demikian, akibat imbalan yang tegas sesuai dengan perilaku, baik kebaikan maupun kejahatan yang dilaporkan secara teliti dan tepat ke surga, pada dasarnya menunjukkan Hukum Sebab Akibat kejiwaan. Pokoknya, kalau melakukan kebaikan akan mendapat imbalan baik, dan sebaliknya bila melakukan kejahatan pasti mewujudkan imbalan buruk. Inilah prinsip Hukum Sebab Akibat yang tepat. Hendaknya yakin akan hal ini.

8

Anda tidak perlu mencari contoh dari tempat lain. Setiap orang di Jepang dan penguasa hingga rakyat jelata, tanpa terkecuali telah mencoba membahayakan Saya, tetapi Saya tetap selamat sampai hari ini. Hal ini dikarenakan meskipun Saya, Niciren seorang diri, Saya memiliki kepercayaan yang kuat terhadap Saddharmapundarika-sutra. Keterangan: Kutipan “tidak perlu mencari contoh dari tempat lain” mengajarkan perumpamaan nyata dari perkataan Mahaguru Miao Lo dalam Gukece,” Semakin kuat keyakinan seseorang, semakin kuat perlindungan dewa-dewa”. Ini terlihat pada sikap Niciren Daisyonin sebagai Buddha Masa Akhir Dharma yang dilanda dengan berbagai penganiayaan. Kalau akibat seluruh penganiayaan besar yang dialami Niciren Daisyonin diperhatikan secara seksama, maksud kutipan kalimat ini dapat dimengerti dengan tepat. Penyebarluasan Agama Buddha Niciren Daisyonin dimulai dengan diproklamirkannya Sekte Niciren di Kuil Seico, Tojogo, Nagasaki gori, Provinsi Awa pada tanggal 28 bulan ke-4 tahun 1253, ketika Beliau berusia 32 tahun. Perjuangan Niciren Daisyonin dalam meluruskan pandangan sesat terhadap berbagai sekte dinyatakan dengan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Samantabadra 2018-06 by Samantabadra NSI - Issuu