DenganPendekatanRegionalismeKritisDiAmbon
Pasar Rumah Tiga merupakan bangunan pasar tradisional dengan pendekatan regionalisme kritis yang diintegrasikan dengan nilai-nilai tradisional, dan identitas lokal dalamhalinikarakterbudayajualbelidipasartradisionalyangadadiAmbon PasarTradisionaliniakanmenampungsekitar150pedagang Diharapkan perancangan ini dapat menjadi wadah bagi pedagang dan pembeli melakukan aktivitas jual beli, dengan nilai lokalitas yang ditimbulkan menjadi daya tarik masyarakatuntukmerasakannilailokalitasdenganpengalamanvisual termal taktil danaromapadasaatberbelanja DenganpotensimaritimyangdimilikiolehKotaAmbontentunyakomoditasutamayangakandiwadahiyakniikandanhasillautdisampingkebutuhanpanganlainseperti sayur buah danlainnya
KONTEKSLOKASI
ProvinsiMalukukhususnyaKotaAmbon memilikipotensikekayaanlautyang melimpahterutamapadasektorperikanan
LATARBELAKANG
Pasarmerupakanruangpublikuntukkegiatansosial ekonomi dan budaya yang sering kali ditemukan dalam kondisi kumuh, becek, dan bau akibat penggunaan ruang yang tidak optimal dan kurangnya perhatian terhadap kebersihan (Hia, 2022) Ambon sebagai ibu kota Provinsi Maluku yang memiliki potensi hasil laut yang melimpah memiliki Pasar Mardika sebagai kawasan pasar utama yang terletak di pusat kota Namun lokasi pasar ini menimbulkanmasalahaksesbagiwargadaribagian lain kota karena bentuk Pulau Ambon yang memiliki teluk sehingga area pusat kota dan sekitarnya terpisaholehteluktersebut
TapakberadadiJl InsinyurM Putuhena RumahTiga,Kec Teluk Ambon KotaAmbon Maluku
AreaTapakmemilikiluaskurang lebih4000m2
AksesmenujukeTapakmelaluijalan disisiselatan
RUMUSANPERMASALAHAN KONSEPPERANCANGAN
Bagaimana Rancangan Pasar Tradisional di Rumah Tiga Ambon sebagai wadah aktivitas jual beli dengan pendekatanregionalismekritisdiAmbon?
Bagaimana penataan ruang Pasar Tradisional Rumah Tiga di Ambon yang dapat mewadahi dan memberi pengalaman melalui panca indera (visual, termal taktil aroma) para pengguna sesuai karakteristik berbelanjamasyarakatAmbon?
Bagaimana bentuk bangunan Pasar Tradisional Rumah Tiga yang mengekspresikan nilai lokal dengan penerapanarsitekturregionalismekritis?
Dari berbagai permasalahan di samping, kemudian dikaitkan dengan nilai-nilai lokal dalam hal ini karakter budaya jual beli di pasar tradisional yang ada di Ambon Dalam penerapannya menggunakan pendekatan Arsitektur Regionalisme Kritis dengan tiga prinsip yang digunakan yakni Tactile Experience, yang kedua Nature Experience,yangketigaArchitectonicComposition
Tactle(Sentuhan Gerakan Suhu) Terma Aroma
AreaKomersial&Perumahanyang beradadisekitarTapak
Site memiliki luasan sekitar 4000
AMBON
Vsua
PERILAKUBELANJAMASYARAKAT
Pembeli biasanya berbelanja dalam jumlah yang banyak sehingga terdapat anak-anak hingga orang dewasa yang menawarkan jasa membawa belanjaan, biasanya menggunakan tas belanja dari rotan/bambu namun terdapat juga tas tradisional yang bernama Saloi Komoditi utama yang dijual yakni ikan dan hasil laut lainnya Pedagang ikan kebanyakan laki-laki karena di los dagang ini juga ikan dibersihkan dan dipotong sesuai request pembeli Losyangdigunakanterbuatdarikayudenganalasdaunpisanguntukmenaruhikan
KonsepLayout&Sirkulasi
KonsepTataRuang
SirkulasiZonaBasah&Kering
KonsepRegionalismeKritis
Kemudahan akses baik untuk pedagang pada saat bongkar muat barang, dan untuk pengunjung saat ingin berbelanja sesuai dengan komoditiyangada
Perletakkan zona disesuaikan dengan arah angin guna mencegah bau amis selain itu perletakkan beberapa area disesuaikan dengan view yang ada
Meletakkan area servis sebagai pemisah antara zona basah & kering, selain itu meletakkan kios pada sisi pojok agar view pengunjung tidak terhalangi
Lebar sirkulasi pada zona basah dan kering 2 meterdengansisitengahsebagaiareajalandan sisi samping sebagai area transaksi antara pedagang dan pembeli Pada sirkulasi zona basahdiberidrarinase
KonsepSelubungBangunan
TranformasiselubungbangunandariRumahBaileoyangtidak menggunakan dinding permanen ditransformasikan menjadi penggunaan dinding namun memiliki bukaan untuk penghawaandanpencahayaan,sehinggatidakmengurangi esensi ruang dalam bangunan sebagai tempat interaksi antarapedagangdanpembeli
Areadindingdibuat60%soliddenganmaterialkayudan40% void untuk bukaan tanpa menggunakan kaca Sehingga mengoptimakanpencahayaan&penghawaanalam
Menggunakan dinding dengan bukaan pada fasad memungkinkanviewkedalamdankeluar Menatakiospadasisipojokagartidakmenutupilosagar viewpengunjungtidakterhalangi Menggunakan elemen kayu pada ceiling sebagai penunjukarahsirkulasipengguna
TRANSFORMASIMASSA
Sitedenganluas4000m2&tidak berkontur
KDBsebesar2400m2denganGSB75m
Penambahanperkerasanuntuksirkulasi kendaraan&manusia4m-5m
Menyusunmassabangunanmenjadi 2 antaidenganmodifikasimassa lebhkecil
Pengolahanbentukbangunan yangmenginterpretasikan arsitekturlokalAmbon
Penanamanvegetasisebagai peneduh&untukmeminimalisirbau yangdihasilkandaripasar
Visual&Taktil
Datang Datang
MasukAreaPasar MembukaKos&Los
Mengawas KegiatandiPasar Berdagang BuangAir/Ibadah
Makan Makan
BuangAir/Ibadah Pulang Pulang Re-ChechkingPasar Tutup
PENGGUNA
EntranceUtama
Datang
MasukAreaPasar
Berbelanja Menunggu
BuangAir/Ibadah Pulang Makan
Pengunjungmengaksespasarmelaluientranceutamadi
sisi selatan, pada bagian depan terdapat area taman danareatunggukendaraan selainituterdapat2tangga yang digunakan untuk mengakses lantai 2 pasar Fasad bangunan menggunakan dinding kayu yang memiliki bukaan untuk visual pengunjung dan dinding tersebut memiliki motif yang diadopsi dari arsitektur lokal Maluku salahsatunyamotifSiwa
ZonaTransisi
Padasaatmasukkedalambangunanpasar,terlihatarea duduk areatungguporter,pusatinformasidanpenitipan barang serta area bermain anak Zona transisi juga dihiasi dengan ornamentasi arsitektur lokal Kemudian jikamelihatkearahbaratmakaterlihatzonapasarbasah dankearahtimurterlihatzonapasarkering
ZonaPasarBasah(Losikandanlainnya)
Dari zona transisi pembeli dapat mengakses zona basah komoditi yang ditawarkan seperti ikan daging ayam, hewan laut lainnya dan pangan basah lain sepertikelapaparut
Pada zona basah didominasi dagangan ikan, karena hasillautterbesarKotaAmbonmerupakanikan
Pada zona basah juga terdapat 2 akses langsung keluarbangunan
ZonaPasarKering(Losdankiossayur,buah,&lainnya)
Pada zona kering komoditi yang dijual mulai sayur buah bumbu, barang pecah belah makanan dan lainnya
Pada zona ini terdapat area los dan juga kios, los digunakan untuk pangan kering, dan terdapat beberapa kios non pangan seperti barang pecah belah plastik dusdanlainnya
Padazonakeringjugaterdapatjuga2akseslangsung keluarbangunan
AreaDineIn
Pada lantai 2 terdapat area dine in yang digunakan untuk pengunjung untuk mencicipi olahan ikan yang tersediadikios-kiosmakanan
Olahan masakan yang disediakan seperti ikan asap ikan asap yang diolah lagi bisa menjadi ikan asap balado ikan asap kuah santan, dan lainnya Selain makanan juga tersedia kios yang menjual jenis makanandanminumanlain
AreaProduksiIkanAsar(Asap)
Pada lantai 2 terdapat area produksi ikan asar ( proses pengasapan dilakukan menggunakan modern Hal ini agar asap yang dihasilkan tidak se pengasapan tradisional menggunakan kayu Tahapannya dapat dilihat oleh pengunjung s langsung Hal ini memberikan pengalaman tersendiri bagi pengunjung untuk dapat meng proses pembuatan ikan asap hingga mencicipinya