KKN PPM UGM NTT 04

Page 28

50

Dari Teras Rumah Mama Recen

Motor Flores yang Kurus-Kurus

Helikopter membawa kami melihat sisi lain dari Desa Watukamba. Sisi lain di salah salah satu dusun yang terletak cukup jauh dari tiga dusun yang lain. Jarak yang ditempuh selama 30menit dengan medan menanjak, terjal, dan berbatu, bagai melewati sungai tanpa air, dan Dusun Watukamba namanya. Walau kantor desa berada di Dusun Watukamba, tetapi keadaan di sana tidak lebih baik dari dusun-dusun yang lain. Keadaan seperti pada ď€ lm tahun 80an yang belum memperoleh pasokan listrik dari pemerintah. Listrik mereka hanya bergantung pada diesel berbahan bakar bensin dan hanya menyala dari pukul 18.00 hingga 23.00. Keadaan dusun yang masih terbelakang bisa kita anggap sedemikian. Kami memperoleh kesempatan selama empat hari untuk tinggal dan merasakan kehidupan di sana. Merasakan gelapnya malam tanpa lampu, hampanya hidup tanpa gadget, hingga perjalanan jauh yang ditempuh dengan bejalan kaki. “Inilah KKN yang sesungguhnya,â€? celoteh beberapa anggota tim KKNku.

Namun, dengan kehidupan yang serba kekurangan, anak-anak dusun tersebut mempunyai cita-cita yang beragam dan sangat tinggi. Minat mereka untuk menuntut ilmu juga tercermin dengan perjalanan berkilo-kilo meter yang mereka tempuh dengan berjalan kaki. Tidak sedikit diantara meraka yang hanya menggunakan sandal jepit untuk mengantarkan mereka menuju gerbang sekolah. Dan di sana mereka juga harus berbagi kursi dengan teman lain karena jumlah kursi yang belum bisa mencukupi semua murid di sana. Wajahwajah sumringah mereka mengajarkanku akan arti penting sebuah ilmu. Tak perlu sepatu mahal, tak perlu tas baru, tak perlu seragam klinyis, dan tak perlu kendaraan mewah untuk mengantarkan mereka menuntut ilmu. Tak ada rasa malu, hanya semangat membara yang membawa mereka melaju menuntut ilmu untuk mengubah masa depan. Tak ada foto presiden dan wakil presiden tertempel di dinding, tetapi mereka semua menjawab dengan lantang jika ditanya siapa presiden mereka. Tak ada guru bahasa inggris, namun murid kelas dua sudah lantang mengucapkan angka 1-10. Tak ada guru olahraga, namun dengan lihainya kaki-kaki mereka memainkan bola sepak dan dengan kuatnya tangan mereka mengembalikan bola voli ke lapangan lawan. Kehidupan serba kekurangan yang mengajarkanku arti sebuah perjuangan. Tak akan pernah selesai tangan ini menulis arti kehidupan yang kudapat dari dusun tanpa sinyal. Dusun yang selama empat bulan tidak mendapatkan imunisasi dari puskesmas setempat.

Namun, mari kita kembali ke cerita helikopter. Mama asuhku juga mempunya dua sepeda motor yang membawaku bersama Sisca, Anik, dan Soni –anak mama Fatimah– melaju menaiki bukit dan menuruni lembah untuk melihat keindahan ciptaan Tuhan. Perjalanan selama 3,5 jam ku tempuh dengan sepeda motor Honda tanpa helm dan tanpa adanya pijakan kaki. Perjalanan 3,5 jam yang tak akan terlupakan selama hidupku dan membuat kakiku bertamasya hingga ke stang tangan karena tak tahu harus bersender di mana. Perjalanan total selama tujuh jam tanpa helm dan nomor kendaraan. Jika hal ini ku lakukan di Jogja, mungkin aku sudah ditilang dengan berbagai macam pelanggaran. Tak heran jika hampir semua kendaraan yang kutemui di sini tidak ada yang lolos kriteria SNI, karena memang penertiban dari aparat kepolisian yang belum maksimal.

Kemampuan Prima dalam Bermain Voli

Berbagai pengalaman yang tak akan terlupakan dan tak pernah kusesali bercampur menjadi satu. Berjuta pengalaman indah hingga menakjubkan hati kulalui sudah. Dengan jauhnya jarak Desa Watukamba dengan Kota Kabupaten Ende, sudah dapat dipastikan bahwa kehidupannyapun akan sedikit jauh berbeda dengan yang kita rasakan di kota. Jangan heran jika hampir semua kendaraan roda dua di sini tidak berbentuk seperti kendaraan dari dealer pada umumnya. Nomor polisi tidak ada, spion tidak standar, hingga knalpot yang dibuat sedemikian rupa hingga suara yang ia hasilnya bisa disaingkan dengan suara helikopter. Kamipun demikian, ada sebuah sepeda motor milik salah satu anggota kelompokku yang berasal dari Flores Timur. Dengan keadaan knalpot ditali dengan tali ID Card, kita namakan ia sebagai helikopter. Suara yang khas dan perlakuan yang khas menjadi suatu hal yang tak akan terlupakan dari helicopter. Tapi jangan salah, walau suaranya yang memiliki tingkat kebisingan tinggi, jasanya tak perlu diragukan lagi.

[Cerita Dari Watukamba] 51


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.