2 minute read

Sosok Dibalik Suksesnya Upacara Kemerdekaan di Istana Merdeka

Farah Shabrina

Menjadi terkenal karena lolos seleksi sebagai salah satu anggota paskibraka di Istana

Advertisement

Merdeka adalah suatu keajaiban yang tak pernah terpikirkan oleh perempuan ini. Baginya proses seleksi yang ia lakukan secara bertahap dan berjalan dengan lancar merupakan keberkahan.

Siswi asal Jawa Barat, Farah Shabrina ikut menjadi

Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA) tingkat nasional. Perempuan kelahiran Kota Bogor, 12 September 2003 ini turut bertugas mengibarkan bendera di Istana Negara pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi RI 17 Agustus 2021. Farah saat ini duduk di bangku kelas 3 SMK Negeri 1 Bojonggede.

Mengenakan seragam beserta atribut lengkap paskibra, Farah tampak lebih bersemangat. Meski hampir setiap hari dirinya sibuk latihan di bawah teriknya sinar matahari, namun senyum riangnya pun masih terpancar. Gadis berusia 18 tahun ini menceritakan tentang bagaimana dirinya mengikuti proses seleksi hingga akhirnya terpilih menjadi salah satu paskibraka di tingkat nasional. Farah mengaku bahwa dirinya mulai tertarik untuk mengenal lebih jauh lagi tentang dunia PASKIBRAKA sejak mengikuti ekstrakulikuler di sekolahnya.

Postur tubuh adalah salah satu hal yang membuatnya terpilih. Jika dilihat dari kejauhan Farah memang memiliki postur tubuh yang cukup tinggi dibandingkan dengan teman-teman perempuannya yang lain.

Dalam paskibra tentunya banyak sekali materi Peraturan Baris Berbaris (PBB) yang harus ia pelajari sehingga pada saat latihan ia tak lagi kebingungan dengan aba-aba yang diberikan oleh Komandan Peleton (DANTON).

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa dirinya banyak sekali mendapat ilmu baru sejak mengikuti seleksi

PASKIBRAKA tingkat nasional seperti pelatihan fisik, psikotes, pengetahuan umum, pemahaman ideologi pancasila sampai pendalaman materi PBB.

Menurut Farah, hal yang paling ia rindukan saat latihan menjelang Hari Kemerdekaan adalah kebersamaan dengan teman-teman sesama PASKIBRAKA dari berbagai daerah. (YMA)

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre) menyelenggarakan rangkaian kegiatan bertema The Power of Qur'an yang diawali dengan Pameran Kaligrafi

Kontemporer Internasional, Khotmul

Kubro, Santunan Yatim, hingga puncak peringatan Nuzulul Qur'an.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre) menyelenggarakan rangkaian kegiatan bertema The Power of Qur'an pada bulan suci

Ramadhan 1443 H. Kegiatan ini diawali dengan

Pameran Kaligrafi Kontemporer Internasional.

Pameran Kaligrafi Kontemporer Internasional yang diselenggarakan pada 15 - 22 April 2022 ini resmi dibuka oleh Ali Maulana Hakim selaku Wali Kota Jakarta Utara, pada Jum'at pukul

14.00 WIB.

"Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk menggerakkan perubahan ke arah yang lebih baik bersama Al-Quran, baik di level nasional maupun internasional," ujar KH.

M. Subki, Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, Jum'at (15/4/2022).

Subki mengatakan ada 26 negara yang menjadi peserta pameran kaligrafi tersebut yaitu Indonesia, India, Malaysia, Iran, Tunisia, Bangladesh, Mesir, Irak, Aljazair, Libanon, Pakistan, Maroko, Cina, Arab Saudi, UAE, Inggris, Amerika, Suriah, Bahrain, Uzbekistan, Libya, Yaman, Kuwait, Afganistan, Thailand, dan Srilanka.

"Pameran ini diikuti oleh 102 peserta dari 26 negara. Oleh karena itu, acara pameran ini diselenggarakan secara hybrid dengan langsung datang ke JIC ataupun melalui media online," ujarnya.

Pengunjung pameran dapat memanjakan mata mereka dengan

This article is from: