Kisah Usai Perang

Page 129

kisah usai perang

Keudah dengan wilayah lainnya, sekaligus merupakan perbatasan pemukiman itu. Dari atas nampak orang-orang sedang bekerja dengan sangat serius. Boom... boom... boom... Sesekali terdengar suara hampir mirip dengan suara letusan granat. Jangan terkejut jika saudara datang kemari, itu merupakan suara benturan batu yang dilemparkan ke dalam mobil untuk dibawa ke kota. Aku mulai menanjaki bukit yang lumayan curam. Suasana hujan membuat aku lebih berhati-hati dalam mengendarai motor. Perkiraan ku, Blang Kuedah merupakan tempat yang strategis untuk pertahanan. Gunungnya mengelilingi seluruh wilayah, layaknya tembok besar Cina. Kita hanya dapat memasuki Blang Keudah dengan melewati lereng gunung yang baru saja ku lewati. Kemudian aku mulai melewati jembatan kecil yang belum siap, karena hanya dilapisi dengan kayu-kayu dari gunung. Tampak di sebelah kanan, gunung yang sangat besar dan gagah. Dihiasi dengan hamparan sawah dan perkebunan di bawahnya. Keadaan masih sangat alami. Aku melewati Desa Blang Rikui sebagai desa pertama yang aku jumpai di dalam pemukiman Blang Keudah. Sepanjang jalan itu, terdapat kebun dan sawah yang sudah dipanen. Rumah-rumah yang masih sangat khas, yaitu Rumoh Aceh, yang mungkin tidak layak untuk ditempati. *** Penandatanganan perdamaian 15 Agustus 2005 silam, merupakan awal baik bagi seluruh rakyat Aceh. Damai yang sudah berjalan empat tahun, membuat suasana aman dirasakan masyarakat Aceh. Lainnya, damai hampir tak membawa pengaruh bagi kehidupan di Blang Keudah. �Kami hanya merasakan kebebasan dalam melakukan aktivitas, selain dari itu tidak ada,� kata Abu Bakar, warga setempat.

109


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.