
4 minute read
Rayakan Milad, UM Surabaya Adakan Proyek Inovasi di 39 Titik
bangsa. “Dengan begitu, pada tahun ke39 ini, UM Surabaya juga akan berfokus pada ekspedisi kolaborasi produk di 39 sekolah dan komunitas,” paparnya.
39 titik tersebut terdiri dari 13 Program Inovasi Mahasiswa (PIM) yang melibatkan secara langsung siswa SMA/ SMK. 14 program pengabdian dosen di sekolah pada Riset Muhammadiyah, 5 rumah binaan mahasiswa untuk anakanak jalanan di Surabaya, program matching fun, kampus mengajar, festival film hingga sponsorship sepak bola amputasi.
Advertisement
Dalam rangka milad ke-39, Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) mengadakan ekspedisi kolaborasi produk inovasi di 39 sekolah dan komunitas di seluruh Indonesia. Sesuai dengan tema yang di- angkat yakni Unggul dalam Harmoni. Rektor UM Surabaya, Dr dr Sukadiono MM memaparkan tema yang diangkat menjadi pengingat perjalanan 39 tahun UM Surabaya dalam memberikan kontribusi terhadap pendidikan anak
Dr Sukadiono menambahkan, 39 titik yang menjadi program UM Surabaya memiliki arti akan fungsi dan peran kampus dalam mengabdikan ilmunya di tengah-tengah masyarakat. Model pemberdayaan berbasis komunitas dan model pendampingan produk inovasi membuktikan bahwa UM Surabaya unggul dalam karya inovasi namun juga harmoni dan melebur di tengah-tengah masyarakat. “Sehingga unggul dalam harmoni menjadi satu tema yang meneguhkan fungsi dan peran UM Surabaya sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia,” paparnya.
Memasuki usia ke-39 tahun UM Surabaya juga telah melampaui tagline yang dimiliki yakni Kampus Sejuta Inovasi. “Penemuan yang dilakukan sivitas, dosen, mahasiswa dengan segala macam produk inovasinya tidak hanya ada di kampus dan menjadi menara gading, namun secara nyata dapat dinikmati masyarakat secara luas dan peran produk inovasi bermanfaat secara langsung di masyarakat,” pungkasnya.[] APR
Tim
Tingkatkan
Nilai
Jagung
Jagung
(UMKM),’’ terang mahasiswa Prodi Agribisnis tersebut.
Tim mahasiswa KKN UM Gresik (UMG) di Desa Sumber Agung Kecamatan Mantup Kabupaten
Lamongan berhasil membuat produk olahan unik dari bahan dasar jagung, yakni berupa es jagung. Hal ini dilatarbelakangi oleh harga jatuh yang sering kali jatuh, terutama saat musim panen raya. Sebab, umumnya hanya dijual dalam bentuk segar atau tanpa olahan. Padahal, bila dijual dalam bentuk olahan, nilai jualnya akan menjadi meningkat.
Muhammad Rafly Kurnia Ramadhani, Ketua Pelaksana, berbagai produk pertanian sebenarnya memiliki potensi untuk dijadikan produk olahan. Sehingga nilai jualnya bisa meningkat drastis dibanding jika hanya dijual dalam bentuk segar dan pendapatan warga desa yang umumnya bekerja sebagai petani akan bisa meningkat. “Kegiatan ini untuk membekali masyarakat Desa Sumber Agung agar mampu kompeten dalam melakukan usaha agribisnis ter- hadap hasil panennya guna menambah nilai jual dari suatu komoditas pertaniannya,” katanya.
Menurutnya, es jagung banyak disukai anak-anak hingga orang dewasa sehingga lebih terbuka pangsa pasarnya. Hal ini diiyakan oleh salah satu anggota, Sella Kumala Sari, yang menambahkan bahwa keterampilan membuat es jagung tidak hanya didemonstrasikan, namun juga ditransfer kepada warga Desa Sumber Agung dengan memberikan pelatihan pengolahan hasil pertanian komoditas jagung. Tidak hanya itu, juga diberikan pelatihan pembuatan logo pada kemasan beserta cara pemasaran di balai desa setempat dengan nama, Pelatihan Hasil Pertanian Komoditas Jagung, Kemasan dan Pemasaran Produk di Era Digital. “’Kegiatan ini bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat Desa Sumber Agung dalam mengelola hasil pertanian agar bisa dijadikan usaha mikro kecil menengah
Hilda Amalia Farista Devi melanjutkan, materi pelatihan tidak hanya berupa pengolahan jagung dijadikan es jagung, tetapi juga pembuatan logo pada kemasan, serta pemasaran secara online melalui marketplace dan media sosial, seperti WhatsApp dan Shopee. ‘’Sekaligus memberikan keterampilan kepada warga Desa Sumber Agung untuk memperkenalkan dunia digital, sehingga warga desa tidak ketinggalan perkembangan zaman,’’ ujarnya.

Menurut dosen pendamping KKN, Kholidiah Ayunaning, pelatihan yang dilakukan para mahasiswanya tersebut selaras dengan kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar bisa meningkatkan penghasilannya. “Pelatihan tersebut dapat membantu meningkatkan pengetahuan tentang pengolahan hasil pertanian dan bagaimana cara menjualnya,” terangnya. Peserta pelatihan semakin antusias setelah hasil pembuatan es jagung tersebut kemudian dibagikan kepada mereka pada Rabu (15/3) lalu.
[] RAS
Mahasiswa Teknik Industri UMM, yakni Adam Nur Abrori, Bintang Arifin, Nadya Safa Regina Putri, Nur’aini Isnawati, dan Windy Puspika membuat inovasi dan mengembangkan sebuah alat yakni Patient Facial Detector. Adapun inovasi ini berangkat dari keresahan rumah sakit terkait pelayanan pada proses administrasi. Sebelumnya, tim UMM tersebut melakukan survei pada masyarakat dan beberapa fasilitas kesehatan terkait lambatnya proses administrasi. “Dari sana, kami mendapatkan ide untuk memaksimalkan teknologi digital untuk memudahkan manusia. Utamanya dalam administrasi di rumah sakit,” ujar Adam.
Dijelaskan, alat tersebut terdiri dari komputer dan webcam untuk men-
Inovasi Tim Mahasiswa UMM Sinkronkan Wajah Pasien dengan E-KTP
deteksi wajah. Nantinya, alat itu diletakkan di bagian depan pendaftaran dan pasien harus scan wajah sebelum melakukan pemeriksaan ke dokter. Untuk cara kerjanya ialah pasien datang dan mengarahkan wajah ke webcam, lalu data diri pasien akan muncul secara otomatis. Data tersebut meliputi nama lengkap, tempat tanggal lahir, dan nomor rekam medis pasien pada layar komputer dokter. Fitur dari scan wajah sebenarnya sudah banyak dijumpai, namun Patient Facial Detector memiliki keunggulan yang istimewa yakni akan disinkronkan dengan e-KTP. Dengan demikian, data diri akan ditampilkan secara lengkap. “Biasanya media seperti ini hanya dapat untuk melakukan cek suhu saja, namun punya kami berbeda,” imbuh Adam.
Ia juga menjelaskan bahwa untuk merancang alat tersebut pihaknya membutuhkan waktu selama beberapa minggu. Sekarang, mereka masih mengembangkan program dan inovasinya agar bisa segera digunakan. Walaupun belum selesai, tapi timnya sudah membuat prototipe yang dipamerkan dalam Pameran Perancangan dan Pengembangan Produk (P3) Teknik Industri UMM 2023 lalu. Inovasi Patient Facial Detector ini juga direncanakan untuk ikut di sederet perlombaan di berbagai kompetisi. Tentunya ia dan teman-temannya berharap bahwa inovasi ini bisa benar-benar membantu dalam pelayanan kesehatan.
“Apalagi selama ini lamanya pelayanan kesehatan seringkali diakibatkan administrasi yang rumit. Maka, dengan adanya Patient Facial Detector, proses itu bisa dipersingkat,” harap Adam pada Kamis (16/3).[] RAS
Kolaborasi Mahasiswa dan Dosen UMPR Teliti
Perubahan Penutupan Hutan
Tim peneliti UM Palangka Raya (UMPR) yang terdiri atas mahasiswa dan dosen Prodi Ilmu Kehutanan, Fakultas Pertanian dan Kehutanan melakukan penelitian terkait perubahan penutupan hutan di Kabupaten Katingan. Anggota tim peneliti, Beni
Iskandar di Palangka Raya mengatakan bahwa metode pada penelitian ini berbasis spasial dengan melakukan tumpang susun penutupan hutan pada 2015 dan penutupan hutan pada 2021. “Pada penelitian ini, kami melakukan analisis matrik perubahan penutupan hutan,” katanya.
Tim Fakultas Kehutanan melakukan penelitian pengukuran perubahan penutupan hutan di Kabupaten Katingan. Dasarnya yakni pada beberapa tahun terakhir telah terjadi banjir akibat luapan dari sungai Samba dan sungai
Katingan. Pada penelitian tersebut, Beni turut didukung Dr Fathul Zannah selaku dosen, serta dua mahasiswa fakultas Kehutanan, M Eris Alfa Risk dan Kholifatun Khasanah. Penelitian ini didanai oleh Hibah RisetMu Muhammadiyah Batch VI tahun 2022/2023.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tutupan hutan telah berubah menjadi lahan terbuka kurang lebih 9,4 persen, menjadi lahan pertanian sekitar 36,5 persen. Aktivitas perubahan tutupan hutan sangat tinggi di kecamatan ini pada periode 2015–2021. “Jadi, terdapat lahan yang tidak produktif,” katanya. Dengan demikian, pemerintah dapat mengoptimalkan keterlanjuran ini dengan menyusun beberapa program seperti rehabilitasi hutan dan lahan dengan melibatkan masyarakat.
Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam sistem penyangga kehidupan tetap ter-