4 minute read

UMY Terjunkan Mahasiswa KKN ke Jeddah dan Mekkah

Secara daring, Prof Haedar juga berpesan agar mahasiswa dapat memahami masyarakat dengan cara hidup bersama dan secara kolektif. Karena keragaman yang ada pada masyarakat dapat menjadi kekuatan, perekat, dan mempersatukan hidup masyarakat. “Maka kehadiran anda dimanapun berada harus menjadi kekuatan, menjadi pemersatu, jangan sampai kehadiran anda di masyarakat yang berbeda bisa menimbulkan masalah. Pandai-pandai untuk hidup bersama masyarakat, menyelami tradisi, kebiasaan dan kondisi masyarakat setempat, sekaligus juga belajar arif dalam kehidupan masyarakat,” harap Haedar dilansir dari web UMY.

Sementara itu, Ketua BPH UMY, Agung Danarto juga memberi pesan agar mahasiswa dapat melakukan survei dan pengamatan terhadap perkembangan yang ada di lokasi KKN masing-masing. Hal ini dapat menjadi dukungan dan masukan kepada pemerintah daerah mengenai pembangunan desa yang ada di sana. Terlebih saat ini, paradigma pembangunan Indonesia telah bergeser dari perkotaan juga digencarkan di pedesaan. “Sehingga ini dapat menjadi gerakan yang baik bagi mahasiswa dalam mendukung pembangunan baik dari infrastruktur serta fasilitas untuk pengembangan masyarakat,” pungkasnya. [] APR

Advertisement

Kembangkan Inovasi Pertanian, Energi, dan

Aviasi, UMM Jalin Komitmen dengan Jember

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus melebarkan kerja sama dalam membangun kesejahteraan masyarakat. Awal Januari kemarin, Rektor UMM Dr Fauzan

MPd dan Wakil Rektor II, Dr Nazaruddin Malik MSi mendarat di Bandar Udara Notohadinegoro Jember guna berte- mu langsung dengan Bupati Jember, Ir Hendy Siswanto ST beserta jajarannya. Pertemuan ini didasari atas kerja sama yang akan dilakukan antara UMM dengan daerah Jember pada bidang Pertanian, Energi Baru Terbarukan (EBT), aviasi, hingga pendidikan. Menariknya, kedatangan rombongan kampus putih tersebut juga dibersamai salah satu pesawat yang merupakan milik UKM Biru Flying Club UMM.

Hendy memaparkan pihaknya sangat memerlukan inovasi yang dilakukan UMM. Banyak produk dan penemuan Kampus Putih tersebut dapat ditiru dan diimplementasikan di

Jember. Salah satu yang menarik yakni pada bidang pertanian. “Bagaimana UMM bisa mengatasi problem pupuk di berbagai daerah. Jember juga memiliki problem serupa, sehingga harapannya kerja sama yang dibangun bersama UMM bisa mengatasi masalah ini,” paparnya. Terlebih, saat ini UMM juga sudah menggunakan pupuk organik di Situbondo dan berhasil. Hal ini tentu mendorong bagaimana rencana dan program yang akan dilakukan Jember pada bidang pertanian salah satunya mempersiapkan pembangunan pabrik pupuk organik.

Ia turut mengapresiasi keterlibatan para ahli dalam memberikan masukan pada program pertanian yang dimiliki UMM. Tentunya, keterlibatan ini akan mempercepat aktivitas yang nyata baik untuk UMM juga Jember nantinya. Fauzan juga menilai Jember memiliki potensi yang besar terutama pada bi- dang pendidikan. Jember menduduki tempat ketiga sebagai penghasil beras terbanyak di Jawa Timur. Sayangnya, selama ini para petani terlalu bergantung pada pupuk kimia. Padahal harga pupuk jenis itu semakin hari semakin tinggi. “Hal itu tentu akan merugikan para petani. Maka, UMM hadir dan menggan- deng Jember dalam mengupayakan solusi melalui pupuk organik. Apalagi kami juga sudah berpengalaman. Harapannya, biaya produksi bisa ditekan dan membuat petani mendapatkan keuntungan yang lebih baik. Niat kami dan Bupati Jember juga sama yakni mensejahterakan masyarakat,” katanya. []APR

Prof Sofyan

Anif: Kekuatan

Ilmu jadi

Pilar Islam

Berkemajuan

Kalau bicara Islam Berkemajuan, maka arahnya adalah Islam yang Rahmatan Lil’alamin, papar Prof Dr Sofyan Anif MSi pada tausiyah mengenai “Kekuatan Ilmu menjadi Pilar Islam Berkemajuan”, di Islamic Centre Madiun, Minggu (08/01).

Rektor UM Surakarta sekaligus UM Madiun ini juga menceritakan sebuah cerita dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Jafar dan Abdullah bin Masud. Dalam percakapan riwayat diceritakan, Rasulullah ketika akan masuk ke masjid, didatangi oleh pemuda yang berkata, “Rasulullah, saya sebaiknya ikut majelis yang itu (majelis ilmu) atau itu (majelis dzikir)?” Kemudian Rasulullah menjawab dengan menunjuk ke majelis ilmu.

Selanjutnya, dalam kajiannya, Prof Anif menjelaskan maksud dari jawaban tersebut yaitu bahwa di dalamnya ada proses belajar-mengajar. “Majelis dzikir juga bagus, mereka berharap untuk mendapatkan pahala dari Allah, tetapi apakah diterima atau tidak itu belum tentu. Tergantung keikhlasan daripada orang-orang yang sedang berdzikir. Tapi di sini, di dalamnya ada proses belajar mengajar, dari yang tahu kepada yang tidak tahu, dari yang sudah punya ilmu kepada yang tidak punya ilmu,” jelasnya. Lanjutnya, dalam riwayat hadist tersebut Rasulullah diutus Allah semata-mata menjadi guru.

Muhammadiyah sangat berkomitmen terhadap ilmu seperti dengan mendirikan sekolah atau majelis-majelis ilmu. Dia menerangkan bahwa perbincangan antara Nabi Muhammad dengan pemuda tersebut menjadi dasar bahwa Islam harus memprioritaskan majelis ilmu, jangan sampai melupakan isinya dan lupa mengimplementasikan isi dari Al Quran.

Mengutip firman Allah dalam Surah An-Nisa ayat 9, menurut Sofyan, menjadi sebuah peringatan untuk tidak sampai meninggalkan generasi yang lemah iman, lemah fisik, dan lemah ilmu. “Ini tugas kita (orang tua), yang tidak bisa lepas di pundak kita. Membangun generasi, berarti membangun kekuatan Islam ke depan, generasi yang kuat. Bukan yang disindir oleh Allah dalam Surah An-Nisa ayat 9 tadi, meninggalkan generasi lemah,” terangnya. Dengan kekuatan ilmu, memberi- kan modal yang kuat bagi terbentuknya Islam yang berkemajuan, seperti yang telah diimplementasikan oleh Muhammadiyah. Di hadapan para hadirin yang memenuhi halaman depan Islamic Centre Madiun, Sofyan Anif menyatakan bahwa dengan adanya ilmu, maka ilmu akan menjadi cahaya dan petunjuk, baik itu ilmu agama maupun ilmu pengetahuan. “Jangan hanya tadarus saja, tetapi juga harus memahami isi dan mengamalkannya,” pesannya. []APR

Awal tahun 2023 menjadi momentum yang tepat bagi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah

Barru untuk menyelenggarakan kegiatan kursus singkat penulisan akademik

“Short Course on Academic Writing

2023”. Ketua STKIP Muhammadiyah

Barru, Dr Andi Fiptar Alam menyampaikan hal tersebut usai pembukaan Short Course yang berlangsung daring, Jumat, (13/01/2023).

Ismail Suardi Wekke selaku Direktur Program Indonesian Universities Consortium on Socio-Religious Studies (IUCSRS) yang juga Ketua STIA Abdul Haris Makassar menuturkan bahwa kegiatan Short Course di awal tahun 2023 ini dimaksudkan untuk membekali mahasiswa dalam penulisan skripsi yang dilaksanakan pada semester genap. “Sehingga ini akan menjadi bekal untuk memudahkan mahasiswa dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi,” tutur Ismail Suardi Wekke PhD.

Penulis dan peneliti itu juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2022 telah melaksanakan penulisan karya ilmiah dan akan dilanjutkan dengan diseminasi kegiatan bagi mahasiswa dan siswa di tahun 2023 ini. “Dewan Pendidikan Kabupaten Maros dalam 2023 memiliki fokus dalam penyediaan sarana pelatihan untuk mahasiswa, sebelumnya pada implementasi 2022, telah dilaksanakan penulisan karya ilmiah yang kemudian