27 september web

Page 1

JUMAT 27 SEPTEMBER

33

Pendorong Perubahan dan Pembaruan

TAHUN 2013

GALIH COKRO/RaBa

SANG JUARA: Pemenang lomba Banyuwangi Hijau dan Bersih dari berbagai kategori foto bareng dengan Bupati Abdullah Azwar Anas di Ponpes Modern Gontor V, Darul Muttaqien, Desa Kaligung, Kecamatan Rogojampi, kemarin (26/9).

Inilah Pelopor BWI Hijau dan Bersih 2013 TOKOH FAVORIT

Saatnya Menuju 100 Besar BANYUWANGI - Antusias masyarakat dan pembaca Jawa Pos Radar Banyuwangi terhadap even Tokoh Favorit 2013 sungguh luar biasa. Dalam waktu satu bulan, sudah masuk 127 nama-nama yang diusulkan pembaca. Nama-nama yang diusulkan berasal dari latar belakang berbeda-beda. Mulai calon legislatif (caleg), birokrat, pengusaha, kalangan pendidik, rektor, tokoh politik, dokter, hingga pemuka agama, ada yang diusulkan. Ballot yang masuk ke meja panitia menembus angka 2.389 lembar n Baca Saatnya...Hal 43

Usulan Tokoh Favorit Versi Pembaca

No Nama

No Nama

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52

A Choliq Baya A Suyono Abdullah Azwar Anas Achmad Dasuki, drs Achmad Musta’in Achmad Sauqi Achmad Wahyudi, SH Agung Setio Wibowo Agus Achmadi, drs Andi Mulyo Andriani, dr Anie Indriastuti, SE Anton Sunartono Ari Pangesti Arvy Rizaldy SE Bambang Prasetyo P. Bintari Dadang Wigiarto Danny Farda Diva Rosa Dodik Iwa Kusuma Eko Susilo Nur H. Eko Wiyono Emi Hidayati Eva Hesty Faida

Di Cluring 17 Kambing Kena Gigit LICIN - Jumlah kambing milik warga yang menjadi korban serangan anjing liar di Kecamatan Licin terus bertambah. Kemarin (26/9) jumlah kambing yang diserang bertambah lima ekor. Dari 31 ekor kambing yang diserang, hanya satu yang hidup. “Yang masih hidup kambing milik Hadi Supriyanto, warga

BANYUWANGI - Proses pergantian antar waktu (PAW) anggota DPRD Banyuwangi, Suminto, terus dipantau DPC Hanura Banyuwangi. Ke tua DPC Hanura Ba nyuwangi, Ba suki Rachmad, mendorong agar PAW itu secepatnya diajukan ke Gubernur Jatim, Soekarwo. Dia menjelaskan, proses PAW di tingkat dewan sudah beres. DOK. RaBa Bahkan, Ketua DPRD Basuki Rachmad He r ma nt o s u d a h menyerahkan berkas tersebut kepada Bupati Abdullah Azwar Anas. Namun, hingga dua bulan ini berkas tersebut tidak diserahkan kepada Gubernur Jatim n Baca Berkas...Hal 43

Baca Serangan...Hal 43

PERIKSA BEKAS GIGITAN: Petugas Dinas Peternakan Banyuwangi memeriksa kambing yang digigit anjing liar di Dusun Kebundadap, Desa Tamansari, Kecamatan Licin.

GENTENG - Kematian Aneke Wulandari, siswi SMP 1 Genteng, di kolam renang Hotel Agung Jaya Mahkota (AJM), Genteng, Selasa lalu (24/9) berlanjut ke ranah hukum. Polisi lang sung mengusut kasus tersebut karena ada dugaan keteledoran pihak sekolah dan pengelola kolam renang. Demi kepentingan penyidikan, sejumlah saksi mulai dimintai keterangan. Penyidik juga ingin mengungkap penyebab pasti kematian pelajar berusia 12 tahun tersebut. Saksi yang kali pertama diperiksa adalah Suparno n Baca Polisi...Hal 43

Selasa (24/9) 1 pukul 13.25 Suparno dan 90 siswa-siswi SMPN I Genteng kumpul di kolam renang Hotel AJM Genteng.

Kematian Aneke di Kolam Renang

Pukul 13.30 siswa laki-laki berenang duluan dan berakhir pukul 14.50.

2

Jangan Terpancing Isu Menyesatkan Kami memohon warga tidak melakukan tindakan anarkis atas isu-isu yang muncul” AKP WAN SUTANTO Kapolsek Licin

SEMENTARA itu, Kapolsek Licin AKP Wan Sutanto menyerukan warga agar tetap tenang dan tidak terprovokasi berbagai isu tentang anjing liar. Saat ini pemerintah bersama aparat keamanan tengah melakukan penanganan serius. Menurut Wan Sutanto, saat ini sudah berkembang berbagai isu menyesatkan tentang serangan anjing liar tersebut. Karena itu, warga diminta jangan percaya begitu saja terhadap

isu yang berkembang, karena itu bisa merusak kerukunan dan ketertiban warga Licin. “Kami memohon warga tidak melakukan tindakan anarkis atas isu-isu yang muncul,” pintanya. Untuk meredakan berbagai informasi yang berkembang, pihaknya bersama Plt. Camat Licin Muhammad Lutfi kemarin blusukan ke Dusun Kebundadap, Desa Tamansari n Baca Jangan...Hal 43

Cerita Mistis di Balik Kematian Puluhan Kambing di Licin

Bangkai tak Dimakan, Muncul Binatang Mirip Manusia Dua pekan belakang, warga Kecamatan Licin dihebohkan munculnya gerombolan anjing liar pemangsa kambing. Di balik kejadian itu, ada beberapa kejanggalan yang dialami sejumlah warga. Apa saja keanehan itu?

JUMLAH kambing yang mati akibat serangan anjing liar itu mencapai puluhan ekor. Ada yang mati seketika saat dimangsa anjing, ada

pula yang mati beberapa hari setelah digigit. Di balik serangan anjing liar itu, kini muncul cerita-cerita aneh. Semula, warga percaya 100 persen bahwa kematian kambing tersebut akibat gigitan anjing liar. Se belumnya, beberapa warga melihat segerombolan anjing liar berkeliaran di sekitar Kecamatan Licin. Namun, karena kambing yang menjadi korban sangat banyak, warga mulai curiga. Beberapa kejanggalan pun muncul, antara lain daging kambing yang mati sama sekali tidak di ma kan. Bangkai kambing itu dibiarkan utuh dan hanya

Pukul 15.00 giliran siswi perempuan berlatih renang. Namun di tengah melatih renang, kaki Suparno menyentuh kaki Aneke.

ICHSAN RASYID/RaBa

AF. ICHSAN RASYID, Licin

http://www.radarbanyuwangi.co.id

Dusun Jambo, Desa Taman Sari,” ungkap Plt. Camat Licin, Muhammad Lutfi. Kambing milik Hadi merupakan kambing terbaru yang diserang anjing liar. Penyerangan oleh anjing liar itu terjadi pukul 24.00 Rabu (25/9) lalu. Dalam semalam, anjing liar dua kali menyatroni kandang kambing milik Hadi. Pertama datang pukul 19.00, tapi tidak berhasil menggigit kambing n

Polisi Periksa Manajer Hotel dan Guru Renang

Kronologi

Bersambung ke halaman 43

Berkas PAW Suminto Ngendon Dua Bulan

camatan Rogojampi, tersebut juga diserahkan hadiah kategori lomba terbaru, yakni lomba kebersihan dan penataan tanam pondok pesantren. Penilaian ponpes itu melengkapi kategori-kategori lomba yang sudah ada, seperti antar SD, SMP, SMA, RT, perumahan, dan antar desa/kelurahan. (*) Selengkapnya baca halaman 42

Serangan Anjing Liar kian Meluas

Faisol Azis Fajar Isnaini Fatchan Himami H. Fathurakhman Fery Wellya Ficky Septi Linda Foni Agustin, SE Gede Rado S. Guntur Priambodo Hadi Widodo Hadi Wijono Handoyo Saputro Hapidi Hardiyono Hariyadi Sugito Haryanto,dr Hendarto Heru Prastiono, SH Heru Pratista Hery Wijatmoko Hudiono, Romo Hudori, ST Husin Matamim I Made Cahyana Ifuk Fiestiandani Imam Hudori

POLITIK

PROGRAM Banyuwangi Hijau dan Bersih (BHB) 2013 mencapai puncaknya kemarin (26/9). Hal itu ditandai dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba yang bertujuan menciptakan Banyuwangi menjadi kota yang bersih dan hijau tersebut. Dalam acara yang digelar di Pondok Pesantren Modern Gontor V, Darul Muttaqien, Desa Kaligung, Ke-

3 Suparno langsung mengangkat tubuh Aneke ke tepi kolam. Dia melihat masih ada denyut nadi.

Bersama seorang wali murid bernama Uka, Suparno membawanya ke RS. Al-Huda. Baru 10 menit diperiksa di ruang ICU RS Al-Huda, Aneke meninggal dunia. ECN

ALU

BM

A

4

F-PD tak ikut-ikutan pemecahan wilayah Betul, hanya buang-buang energi saja!

Mucikari Klopoan ikrar hentikan prostitusi

ICHSAN/RaBa

Berhenti siang hari, malam tetap buka, sami mawon!

MASUK KANDANG: Bu Sai menandai kambing peliharaannya dengan sumba agar tidak diserang hewan aneh.

di beberapa bagian tubuhnya terdapat bekas gigitan. Anjing liar itu hanya me-

ngisap darahnya saja, dan dagingnya dibiarkan n Baca Bangkai...Hal 43

email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


34

Jumat 27 September 2013

ADVERTORIAL

Penyusunan RAPBD Libatkan Rektor

ISTIMEWA

AKRAB: Wakasek Kurikulum SMK Darussalam Hariyono foto bersama pengurus ITC dan pengusaha.

SMK Darussalam Bentuk IT Community TEGALSARI - Information Teknologi (IT) atau yang lebih dikenal dengan Teknologi Informasi merupakan hal nyata yang mempunyai peran semakin penting ke depan. Kesadaran pada dunia IT pun mulai diperhatikan di Indonesia, seiring semakin banyaknya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang membuka jurusan bidang IT, seperti Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Begitu juga di Kabupaten Banyuwangi, beberapa SMK mulai membuka jurusan bidang IT. SMK Darussalam Blokagung adalah salah satu sekolah yang telah membuka jurusan TKJ pada tahun 2011 lalu. Saat ini, jurusan tersebut menjadi jurusan favorit pilihan siswa baru hingga saat ini, dengan total lebih dari 350 siswa memilih jurusan tersebut. SMK yang berada di bawah naungan yayasan Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Tegalsari, Banyuwangi tersebut, Minggu (23/9) lalu mengadakan kegiatan meresmikan pembentukan IT Community (ITC) yang dilakukan oleh kepala SMK Darussalam Jabir Muda M.Pd.I yang diwakili Wakasek Kurikulum Hariyono S.HI. Pada acara tersebut juga diisi pelantikan anggota dan penampilan kreasi siswa seperti game, film animasi, dan media pembelajaran interaktif. ST Imam Widodo, ST KAPROG TKJ SMK Darussalam Blokagung mengatakan, komunitas IT ini bukan hanya diperuntukkan untuk siswa SMK Darussalam Blokagung saja. Namun terbuka juga bagi sekolah lain, atau siapapun yang tertarik ingin mempelajari lebih dalam tentang dunia IT. Baik itu desain grafis dan animasi, teknik komputer jaringan, maupun rekayasa perangkat lunak dan pemrograman web. Imam menambahkan, semakin banyaknya peminat jurusan IT di Banyuwangi menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah-sekolah, untuk menampung dan menyalurkan bakat dan minat siswa. Imam menjelaskan, oleh karena itu, SMK Darussalam Blokagung membuat suatu gebrakan dengan meluncurkan Komunitas IT (ITC), yang diharapkan mampu menampung kreatifitas, bakat dan minat siswa, serta menjadi wadah agar siswa bisa saling berbagi pengetahuan dan mempelajari hal baru yang berhubungan dengan dunia IT pungkasnya. (adv/als)

Seminar Obsgin di Ultah RSI Fatimah BANYUWANGI - Proses persalinan merupakan sesuatu yang melikat pada kaum wanita. Secara harfiah memang wanita ditakdirkan untuk mengandung bayi selama 9 bulan lamanya. Selanjutnya, akan mengalami proses yang sangat beresiko yakni proses persalinan atau proses kelahran bayi. Menurut deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) dari 8 butir tujuan yang dicapai nanti di tahun 2015. Salah satunya adalah mengurangi dua pertiga rasio kematian ibu dalam proses persalinan. Karena dalam proses persalinan seorang ibu akan menguras tenaga dan mengalami pendaharan yang hebat. Guna mensukseskan program MDGs tersebut, Rumah Sakit Islam (RSI) Fatimah bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan staf Divisi Obstetri dan Ginekologi (Obsgin) Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada/RSUP dr Sardjito Jogjakarta melaksanakan seminar dan workshop dengan tema “Penanganan Pendarahan Terkini Pasca Persalinan”. Seminar ini digelar untuk memeriahkan HUT RSI Fatimah ke 25. Acara ini bertujuan memberikan penyegaran ilmu penanganan perdarahan pasc persalinan kepada bidan dan dokter yang berkompeten. Menurut dr. Rusdy Dziban, SPb, FINACS selaku penanggung jawab sekaligus direktur RSI Fatimah mengatakan, terkadang ilmu yang sudah didapat saat pendidikan formal lama-kelamaan akan hilang atau lupa. Hal tersebut dikarenakan banyak faktor. “Melalui seminar dan workshop ini, cara-cara penanganan perdarahan pasca salin akan diulas dan direfresh ulang. Sehingga lebih melekat ilmunya,” ujar Rusdi. Karena perdarahan pasca salin merupakan kasus emergency. Masih menurut Rusdi, jumlah peminat persalinan normal saat ini sangat tinggi. Untuk itu, harapannya bidan dan dokter bisa menekan angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (mordibitas) persalinan bisa ditekan seminim mungkin. Pelaksanaan seminar dan workshop ini akan dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu, 5-6 Oktober 2013 mulai pukul 07.30 WIB di Aula RSI Fatimah, Jl. Raya Jember 25 Banyuwangi. Dengan narasumber dr. Risanto Siswosudarmo SPOg, merupakan staf Divisi Obstetri dan Ginekologi (Obsgin) Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada/RSUP Sardjito Jogjakarta, ini lebih cocok untuk bidan, mahasiswa kebidanan, serta dokter umum maupun dokter spesialis kandungan. Informasi lebih lanjut bisa menghubungi Fanny di 082 334 661 902. (*/als)

Kirim tulisan Anda ke alamat di bawah ini: OPINI DAN REMBUGAN Naskah Opini panjang tulisan sekitar 850 kata. Sedangkan Rembugan maksimal 250 kata. Kirim ke artikelradarbwi@gmail.com. Sertakan nama dan identitas penulis. Naskah yang sudah dua minggu berada di redaksi dan tidak termuat otomatis dianggap kembali ke pengirim.

SUARA PEMBACA Tulis permasalahan yang Anda hadapi terkait layanan publik. Baik terhadap intansi swasta maupun pemerintah. Sertakan alamat yang lengkap disertai fotokopi identitas dan nomor telepon Anda. Kirim ke artikelradarbwi@gmail.com

BANYUWANGI - Untuk merumuskan riset pembangunan dan meningkatkan kualitas pendidikan daerah, Bupati Abdullah Azwar Anas kemarin malam (24/9) mengumpulkan pimpinan perguruan tinggi (PT) di Banyuwangi. Dalam kesempatan itu, sejumlah pimpinan PT memberikan sejumlah masukan terkait peningkatan kualitas pendidikan daerah. Acara yang berlangsung di halaman belakang Pendapa Shaba Swhaga Blambangan itu dihadiri Rektor STAI Ibrahimy Drs. Moch. Hasyim MM,

MPd; Ketua STIKES Blambangan Drs. H. Soekardjo S. Kep. MM; Rektor STIB Teguh Sumarno; Direktur Poliwangi Asmuji, dan Direktur AKABA Ir. Andy Dachlan. Selain itu, Ketua STAIDA Blokagung KH. Kholiq Syafaat; Rektor Uniba, Rektor Universitas 17 Agustus 1945 Tutut Hariyadi; Ketua STIKOM Banyuwangi, Ketua STAIDU, dan STIKES Rustida, Krikilan. Pada kesempatan itu, Bupati Anas menyampaikan bahwa saat ini pemerintah daerah sedang merancang APBD

2014. “Saya sengaja mengundang para rektor agar terlibat dalam penyusunan APBD 2014 itu,” ungkap Bupati Anas. Dalam pembahasan APBD 2014, Bupati Anas minta para rektor itu melakukan riset. Hasil riset dari PT itu akan menjadi acuan pemerintah daerah dalam merancang pembangunan daerah. Anas menyampaikan terima kasih kepada para rektor yang telah banyak memberikan kontribusi dan pemikiran untuk pendidikan di Banyuwangi. Sebagai pembuka

diskusi dengan para rektor, Anas memaparkan sejumlah terobosan yang telah dilakukan Pemkab Banyuwangi. Selain peningkatan kualitas pendidikan, kata Anas, pemkab juga telah dan sedang membangun infrastruktur yang selalu menjadi target utama pembangunan daerah. Pembangunan jalan yang saat ini sedang dikerjakan adalah 300 kilometer. Bandara Blimbingsari akan terus dibangun dengan konsep go green dan ekowisata baru yang ditargetkan selesai 2014. (afi/c1/aif)

ICHSAN/RaBa

BAHAS RAPBD: Bupati Anas bersama Prof. Dr. Anish Bajretanevic dari Austria dalam pertemuan bersama pimpinan Perguruan tinggi se-Banyuwangi di Pendapa Shaba Swagata Blambangan kemarin.

Serahkan Pemekaran Pada Rakyat KABAT - Sarasehan tentang pemekaran Kabupaten Banyuwangi yang digelar di Café VW, Desa Dadapan, Kecamatan Kabat, berlangsung gayeng kemarin. Peserta yang hadir dalam acara yang digagas Banyuwangi Center itu, tidak semua setuju Banyuwangi dipecah jadi dua. Penolakan cukup lantang dilontarkan As’ad, bendahara Partai Demokrat Banyuwangi. “Dari mana dasar Komisi 1 DPRD membuat kesepakatan pemekaran. Tidak ada surat yang masuk dari masyarakat,” tegas As’ad. Dia menyebut, dengan tidak ada surat permintaan dari masyarakat, berarti kesepakatan yang dibuat Komisi 1 DPRD itu bukan berasal dari keinginan masyarakat, tapi kemauan para anggota dewan sendiri. “Pemekaran itu kemauan anggota dewan sendiri,” katanya. Imam Basory dari LSM Masyarakat Galau Banyuwangi berharap tidak ada lagi kebijakan yang membuat masyarakat resah dan galau. Pemekaran Kabupaten Banyuwangi hanya akan membuat rakyat semakin galau. “Sekarang ini masyarakat sedang galau. Jalan desa banyak yang rusak. Buat e-KTP tidak semudah yang dibayangkan,” ungkapnya. Yang perlu dilakukan masyarakat saat ini, sebut dia, mendampingi pemerintah agar bisa berjalan dengan benar. Dengan pendampingan, semoga pemerintah tidak mudah menghamburkan uang untuk program yang tidak jelas keperuntukannya. “Patung di Simpang Lima masih bagus, sekarang dibongkar lagi. Manfaatnya apa?” protes Imam. Dua budayawan Banyuwangi yang ha-

dir dalam acara itu, H. Armaya dan Joni, sepakat dengan pemecahan Kabupaten Banyuwangi. Luasnya wilayah dan jumlah penduduk yang besar, dianggap sebagai pemicu kurang maksimalnya pelayanan publik dan kurangnya efektivitas kerja. Ketua Komisi 1 DPRD Banyuwangi, H. Abdurrahman, yang diminta memaparkan keputusan komisinya mengenai pemekaran Kabupaten Banyuwangi menyatakan, kesepakatan anggota komisi itu berdasar studi banding yang pernah dilakukan di sejumlah daerah di luar Jawa. Hasil studi banding yang dilakukan itu, jelas dia, ternyata wilayah Kabupaten Banyuwangi yang sangat luas dengan penduduk cukup banyak sudah selayaknya dijadikan dua. “Jadi, ini bukan ujug-ujug disepakati komisi 1. Prosesnya sudah panjang,” katanya. Kesepakatan di komisinya mengenai pemekaran wilayah itu, masih kata dia, bertujuan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, rakyat Kabupaten Banyuwangi akan menjadi makmur secara menyeluruh. “Untuk kepentingan masyarakat,” cetusnya. Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memilih tidak menanggapi serius wacana pemekaran yang sudah disepakati Komisi 1 DPRD Banyuwangi itu. Pihaknya mengaku memahami dan mengerti keputusan yang diambil Komisi 1 DPRD mengenai pemekaran wilayah. “ Tapi saya tidak akan menyatakan setuju ataukah tidak. Saya akan mendengarkan suara dari masyarakat,” cetus Bupati Anas. Anas menyebut, potensi di Banyuwangi tidak lebih besar dan lebih

AGUS BAIHAQI/RaBa

DISKUSI: Abdurrahman menyampaikan hasil kesepakatan Komisi 1 DPRD tentang pemekaran wilayah Banyuwangi.

baik daripada daerah lain, seperti Kabupaten Jember dan Bogor. Tetapi, daerah itu hingga kini tidak berupaya memecahkan diri jadi dua. “Penduduk Banyuwangi hanya 1,7 juta jiwa. daerah lain ada yang berpenduduk di atas 2 juta jiwa,” sebutnya.

Selain terkait jumlah penduduk, Anas menyebut Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banyuwangi baru Rp 95 miliar. daerah lain ada yang mencapai Rp 1 triliun. “wilayah Banyuwangi; 38 persen berupa hutan dan kebun yang tidak bisa dimanfaatkan,” ujarnya. (abi/c1/aif)

F-PD tak Ikut-ikutan Pemecahan Wilayah Yulis: Wacana Pemecahan tak Perlu Ditanggapi SEMENTARA itu, Dewan Pimpinan Cabang (DP C ) Partai Demokrat (PD) Banyuwangi menginstr uksikan anggotanya yang duduk di kursi wakil rakyat tidak terlibat dalam wacana pemecahan wilayah Kabupaten Banyuwangi. Pasalnya, DPC PD menganggap keputusan Komisi I DPRD Banyuwangi yang menyepakati pemecahan wilayah Banyuwangi menjadi dua kabupaten itu didasari tujuan tidak jelas. Sekretaris DPC PD Banyuwangi, Julisetyo Puji Rahayu mengatakan, DPD PD Banyuwangi sudah memanggil anggota dewan asal fraksi partai berlambang Mercy tersebut, termasuk mereka yang duduk di Komisi I DPRD Banyuwangi. “Kami tanya ada apa kok muncul wacana pemecahan wilayah? Mana propos-

DOK.RaBa

Julisetyo Puji Rahayu

alnya? Mana drafnya? Apa yang menjadi tujuan? Ternyata mereka (anggota Fraksi Partai Demokrat) tidak punya sesuatu (jawaban) yang detail,” ujarnya saat dikonfirmasi usai menghadiri rapat yang digelar KPU Banyuwangi di aula Hotel Tanjung Asri, Kecamatan Giri, Rabu (25/9). Politikus yang akrab disapa Julis itu menambahkan, sebelum menggaungkan wacana pemecahan, seharusnya DPRD melakukan kajian akademik terlebih dahulu. Tetapi, itu belum dilakukan. “Saya pikir itu (wacana pem-

ecahan) tidak perlu ditanggapi. Partai kami tidak ingin mencari pekerjaan yang seharusnya tidak perlu dilakukan,” jlentrehnya. Dikatakan Yulis, PD mengimbau anggota DPRD asal PD, termasuk mereka yang duduk di komisi I, tidak larut dalam wacana pemecahan Kabupaten Banyuwangi. Menurut dia, karena saat ini mendekati pileg, PD akan berkonsentrasi menghasilkan wakil-wakil rakyat yang berkualitas. “Kami ingin wakilwakil kami di DPRD adalah wakil rakyat yang tidak paham apa yang diamanatkan rakyat,” cetusnya. Namun demikian, secara kewilayahan, menurut Julis, Banyuwangi sudah memenuhi persyaratan dipecah menjadi dua kabupaten. Tetapi, kesiapan kabupaten hasil pemecahan itu harus diperhitungkan. Perekonomian kabupaten hasil pemecahan juga harus diperhitungkan. “Belum lagi jika dikaitkan dengan pemerintah pusat. Apakah pemerintah pusat masih memberi peluang untuk pemekaran wilayah,” pungkasnya. (sgt/c1/aif)

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi, Ali Nurfatoni (Banyuwangi), Edy Supriyono, Nur Hariri (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pemasaran & Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha, Benny Siswanto, Samsuri (Situbondo). Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah, W. Nugroho. Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan. PENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Administrasi Iklan: Widi Ukiyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: A. Choliq Baya. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J

Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


35

Jumat 27 September 2013

ADA APA LAGI

Amankan 14 Kubik Jati Ilegal SILIRAGUNG - Polisi Hutan Mobil (Polhutmob) Kesatuan Pemangku Hutan Banyuwangi Selatan mengamankan 14 meter kubik kayu jati hasil curian di pinggir hutan wilayah KRPH Senepo Selatan, BKPH Pesanggaran, kemarin. Diperoleh keterangan, keberhasilan petugas mengamankan 14 kubik kayu jati tersebut setelah mendapat informasi warga di sekitar lokasi penemuan kayu jati itu. Setelah kayu jati itu dicek, ternyata puluhan kubik kayu jati yang masih berbentuk gelondongan dan olahan itu tidak dilengkapi dokumen kepemilikan kayu jati. ”Awalnya empat belas kubik kayu jati itu ditutupi rencek agar tidak terlihat petugas,” ungkap seorang petugas. Selanjutnya, barang bukti sebanyak 14 kubik batang kayu itu diamankan di Tempat Penitipan Kayu (TPK) Gaul, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo. Komandan Regu Polhutmob Perhutani Banyuwangi Selatan, Jaka Kasmari, membenarkan bahwa kayu jati tersebut sudah kita amankan di Tempat Penitipan Kayu (TPK) Gaul. Di samping itu, pihaknya terus melakukan penyelidikan siapa pemilik kayu di pinggir hutan tersebut. Selain itu, petugas terus melakukan patroli agar bisa menetralisasi atau mengurangi pembalakan liar di wilayah Perhutani Banyuwangi Selatan. (azi/c1/aif )

Bangunan Sekolah Pilot Distop Akibat Gunakan Bahan Galian Ilegal ROGOJAMPI - Pengerjaan mega proyek pembangunan gedung Loka Pendidikan dan Latihan Penerbangan Banyuwangi tersendat. Itu terjadi setelah Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan (Disperindagtam) Banyuwangi yang tergabung dalam tim terkait pengawasan dan pengendalian menghentikan pasokan material tambang pasir dan batuan yang digunakan membangun gedung sekolah pen-

erbangan di kawasan Bandar Udara (Bandara) Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi, tersebut kemarin (24/9). Penghentian itu dilakukan lantaran pasokan bahan galian dimaksud yang digunakan membangun proyek tersebut ditengarai berasal dari pertambangan illegal (peti). Sebab, pihak pemasok bahan baku bangunan berupa pasir, batu koral, dan agregat, itu belum mengantongi Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi yang sah. Kepala Disperindagtam Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo mengatakan, penghentian pasokan material bahan galian

tambang untuk pembangunan gedung sekolah penerbangan itu dilakukan sampai pihak pelaksana pembangunan dapat menunjukkan dokumen perjanjian atau kontrak kerja sama suplai material dari pemegang IUP Operasi Produksi yang sah. “Selama tidak dipenuhi, penghentian akan tetap dilakukan,” ujarnya. Hary menambahkan, sebelum melakukan penghentian pasokan bahan galian tambang, pihaknya sudah beberapa kali melakukan inspeksi di lapangan. Inspeksi pertama dilakukan Selasa pekan lalu (17/9). Kala itu, tim mengecek penggunaan bahan galian pertambangan bukan

logam dan batuan untuk pembangunan gedung sekolah penerbangan kebanggaan masyarakat Banyuwangi tersebut. Di lokasi pembangunan, tim Disperindagtam ditemui Riyanto, manager pelaksana pembangunan PT. Pangkho Megah. Selanjutnya, tim melakukan pertemuan dengan manajemen PT. Pangkho Megah di sekitar lokasi proyek. Hasilnya, tim memperoleh keterangan bahwa bahan galian itu diperoleh dari dua perusahaan pertambangan yang beroperasi di wilayah Kecamatan Muncar dan di Kecamatan Rogojampi n Baca Bangunan...Hal 43

PERJUDIAN GALIH COKRO/RaBa

DIHENTIKAN SEMENTARA: Proyek pembangunan gedung sekolah pilot di kawasan Bandara Blimbingsari dihentikan tim Disperindagtam Banyuwangi kemarin.

ALI NURFATONI/RaBa

KHIDMAT: Empat perwakilan warga membaca ikrar dalam apel Karya Bakti TNI di eks Lokalisasi Klopoan, Desa Gendoh, Sempu, kemarin.

Mucikari Klopoan Ikrar Hentikan Prostitusi SEMPU - Eks Lokalisasi Klopoan di Dusun Klontang, Desa Gendoh, Kecamatan Sempu, bakal berubah menjadi lingkungan religius. Itu seiring pembangunan sebuah Musala Baitul Muhajirin di kawasan tersebut. Pembangunan tempat ibadah tersebut dirangkai dengan kegiatan Karya Bakti TNI. Yang melegakan, para eks mucikari setempat sudah menyatakan berhenti dari segala bentuk prostitusi. Selain itu, mereka juga siap meramaikan kegiatan di musala berukuran 7 X 9 meter tersebut. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas langsung menghadiri kegiatan tersebut. Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Banyuwangi itu secara simbolis meletakkan batu pertama pembangunan musala tersebut. Bupati Anas menuturkan, revitalisasi lokalisasi merupakan harapan rakyat Banyuwangi. Sebab, lokalisasi memang menjadi tempat penyebaran HIV/AIDS. ‘’Bayangkan, di Banyuwangi saja ada 1.500 lebih penderita HIV/ AIDS,” ujarnya dalam sambutan. Para penderita virus mematikan itu, jelas Anas, bukan para PSK semata. Yang memprihatinkan, penyakit tersebut sudah menular ke kalangan ibu rumah tangga. ‘’Ibu-ibu sudah banyak yang tertular,” imbuhnya. Agar peredaran penyakit tersebut bisa diminimalkan, salah satu caranya adalah menutup lokalisasi. ‘’Pembangunan musala ini bisa dijadikan contoh daerah lain,” jelasnya. Camat Sempu, Lukman Hakim

ABDUL AZIZ/RaBa

BUKTI ADUAN AYAM: Sejumlah barang bukti diamankan petugas Polsek Kalibaru kemarin.

Obrak Sabung Ayam Curahleduk KALIBARU - Arena judi sabung ayam di Dusun Curahlehduk, Desa Banyuanyar, Kecamatan Kalibaru, diobrak aparat kepolisian setempat kemarin. Hasilnya, dua pejudi sabung ayam diamankan. Mereka adalah Manan, 53, warga Dusun Tegalpakis, Desa Kalibaru Wetan, dan Mohamad. Rifai, 34, warga Dusun Barurejo, Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru. Selain menangkap kedua tersangka, polisi juga mengamankan barang bukti berupa uang Rp 50 ribu, sebuah motor, delapan kiso (tempat membawa ayam) dan delapan ekor ayam. Kapolsek Kalibaru AKP Suwanto Bari mengatakan, penggerebekan arena judi sabung ayam tersebut hasil penyelidikan yang dilakukan anggota Reskrim Polsek Kalibaru. Dalam penyelidikan, ditemukan sejumlah orang berjudi sabung ayam di sebuah tempat tersembunyi di Dusun Curah Leduk, Desa Banyuanyar. Mengetahui hal itu, aparat kepolisian berusaha melakukan penggerebekan. “Dua pelaku berhasil kami tangkap. Yang lain melarikan diri dan kini sudah kami tetapkan sebagai DPO (daftar pencarian orang),” tegas Suwanto Bari. (azi/c1/aif)

menjelaskan, rumah yang berada di eks Lokalisasi Klopoan berjumlah 24 unit dengan total 113 kamar. Pasca ditutup, 16 PSK sudah dipulangkan ke kampung halaman masing-masing dan diberi bekal keterampilan dan modal Rp 6,4 juta per orang. ‘’24 mantan mucikari menunggu bantuan lebih lanjut,” paparnya. Dia menjelaskan, sebagian lahan di eks tempat prostitusi tersebut sudah dibeli. Dana pembelian tanah tersebut merupakan swadaya masyarakat. ‘’Tanah seluas 960 meter persegi itu dibeli seharga Rp 80 juta dan langsung diwakafkan,” jelasnya. Dana pembangunan musala tersebut juga hasil swadaya masyarakat. Sebagian dana diberi Pemkab Banyuwangi. ‘’Masyarakat memang mendukung pembangunan musala itu,” terangnya saat menyampaikan laporan. Dalam proses pembelian tanah, kata dia, sempat terjadi tarik-ulur. Semula, pemilik lahan setuju, tapi kemudian tidak setuju. ‘’Setelah sepakat dijual, kita langsung beri uang muka. Akhirnya, berjalan lancar,” kata Camat Lukman. Jumari, warga eks Lokalisasi Klopoan, sudah berkomitmen akan meramaikan semua kegiatan di musala tersebut. ‘’Kami di sini sudah siap dengan musala baru,” tukasnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi usai membaca ikrar kemarin. Sementara itu, Bupati Anas memberikan tumpeng kepada perwakilan eks mucikari. Bupati juga memberi santunan kepada sejumlah anak yatim-piatu. (ton/c1/aif)

Tokoh Favorit 2013 Versi Pembaca TAHAP II (27 September – 12 Oktober 2013) 1. Menyaring nama-nama usulan (dari Tahap I) untuk memperebutkan 100 besar 2. Penyaringan berdasarkan jumlah ballot yang terbanyak 3. Setiap hari akan muncul jumlah prosentase perolehan ballot disertai nama-nama calon tokoh favorit 2013 4. Gunting dan masukkan ballot ke kotak yang tersedia di : - Jawa Pos Radar Banyuwangi, Jl. Yos Sudarso 89C Banyuwangi, - BIRO GENTENG, Jl. Raya Jember 36 Genteng, - BIRO SITUBONDO, Jl .Wijaya Kusuma 60 Situbondo

TAHAP III : Menjaring 100 nama usulan menjadi 50 besar TAHAP IV : Menjaring 50 nama usulan menjadi 20 besar TAHAP V : Menjaring 20 nama usulan menjadi 10 besar TAHAP VI : Menjaring 10 besar untuk mencari Tokoh Favorit 2013

BALLOT TOKOH FAVORIT 2013

TAHAP II

Nama Tokoh

: …………………………………………….

Nama Pengirim : …………………………………………… Alamat

: ……………………………………………

Isi, gunting dan kirim ballot ke Jawa Pos Radar Banyuwangi Jl. Yos Sudarso 89C Banyuwangi atau BIRO GENTENG Jl. Raya Jember 36 Genteng atau BIRO SITUBONDO Jl. Wijaya Kusuma 60 Situbondo


36

Jumat 27 September 2013

DIVISI III JATIM

Giliran BP Seleksi Pemain BANYUWANGI - Seolah tidak ingin ketinggalan dari saudara mudanya, Banyuwangi United (BU), yang memulai persiapan menuju kompetisi bulan Oktober mendatang, skuad Banyuwangi Putra (BP) rupanya mulai memanasi persiapannya jelang guliran kompetisi Divisi III regional Jawa Timur mendatang. Tim binaan Pebdi Arisdiawan itu pun mulai melakukan persiapan. Di antaranya dengan menggelar seleksi pemain. Tim yang muncul di kasta Divisi III sejak era Persewangi menembus Divisi Utama itu berencana menggelar seleksi pemain selama tiga hari. Dijadwalkan, seleksi ini digelar di lapangan sepak bola Agro Wisata Alam Indah Lestari (AIL) pada 27-29 September mendatang. Sesuai regulasi yang ada, pemain usia under 21 tahun akan menjadi prioritas untuk tim ini mendatang. Ketua Banyuwangi Putra, Abdul Muin, menuturkan seleksi ini merupakan bagian persiapan awal menuju kompetisi Divisi III regional Jawa Timur mendatang. Kompetisi sendiri dijadwalkan dilaksanakan pada 20 Oktober mendatang. Dengan waktu yang terbilang cukup mepet, Banyuwangi Putra pun tidak ketinggalan untuk turut serta mempersiapkan diri menuju kompetisi tersebut. Abdul Muin menambahkan, seleksi ini akan terbuka bagi semua pemain dengan usia maksimal 21 tahun. Namun, dia akan memprioritaskan pemain lokal Banyuwangi untuk bisa menjadi bagian dari tim berjuluk The Dragon ini. “Kami ingin Banyuwangi Putra bisa diisi talenta sepak bola terbaik yang ada di Banyuwangi,” imbuhnya. Untuk mendukung kegiatan ini, Banyuwangi Putra sudah mempersiapkan jajaran tim pelatih untuk menjadi caretaker dalam seleksi nanti. Tugas mereka adalah menjaring pemain yang akan dipersiapkan menuju kompetisi Divisi III regional Jawa Timur mendatang. (nic/als)

Hadapi Kejurprov, Kirim Tiga Taekwondoin BANYUWANGI - Perhatian besar ditujukan Pengkab Taekwondo Indonesia (TI) Banyuwangi dalam kejuaraan tingkat provinsi (kejuprov) yang digelar di Surabaya mendatang. Dalam even tersebut, induk olahraga beladiri asal Korea itu mengirimkan tiga taekwondoin terbaiknya. Mereka akan beradu kemampuan dengan peserta lainnya dalam even yang digelar

pada 28-29 September mendatang. Mereka yang bertolak ke Surabaya tersebut adalah Naufal Firdian Arrifi, Afra Ruchudinia Mufida, dan Dewi Nur Azmy. Ketiganya bertanding di dua kelas utama, yakni kyorugi dan poomsae yang dimainkan dalam kejurprov kali ini. “Untuk kejurprov kali ini kami akan mengirim tiga atlet,” ujar Arif Su-

priyono, ketua harian TI Banyuwangi. Pada kejuprov nanti, Naufal Firdianh Arrifi akan berlaga di kelas kyorugi junior putra. Sedangkan Afra Ruchudinia Mufida akan bertanding di kategori kyorugi pra yunior putri. Dan terakhir, Dewi Nur Azmy akan memulai kiprahnya dengan turun di kelas poomsae pra yunior putri. Soal peluang, Arif menyebut anak

asuhnya tersebut memiliki kans meraih hasil terbaik di kejurprov. Sekaligus ajang tersebut akan dijadikannya sebagai media untuk memberikan jam terbang tambahan. Bukan mustahil dengan usia yang cukup muda, mereka bisa menjadi bagian dalam rencana besar TI Banyuwangi di Porprov kelima mendatang. (nic/als)

TI FOR RABA

BERLATIH: Suasana latihan bersama TI Banyuwangi di Kecamatan Genteng beberapa waktu lalu.

NIKLAAS ANDRIES/RaBa

MASIH EKSIS: Pemain Banyuwangi Putra Yunus Efendi (kanan) berebut bola dengan pemain Suryanaga musim lalu.

Intip Peluang Tuan Rumah SEMENTARA itu, perjuangan tim asal Banyuwangi di pentas Divisi III regional Jawa Timur mendatang dipastikan tidak mudah. Selain berpotensi saling bertemu dan menghadapi lawan asal tim kuat Jawa Timur lainnya, potensi Banyuwangi sebagai tuan rumah penyisihan juga masih meragukan. Ini menyusul belum rampungnya pengerjaan tribun sisi selatan Stadion Diponegoro. Alhasil, dengan kondisi ini, besar kemungkinan tim Divisi III asal Banyuwangi, baik Banyuwangi United (BU) dan Banyuwangi Putra (BP) berpotensi main di luar kandang. Situasi ini tentunya mendapat perhatian serius dari jajaran pengurus Pengkab PSSI Banyuwangi. Lewat ketuanya, Mohamad Kayun Rosyid Sholeh, dia menuturkan peluang tim Banyuwangi menjadi tuan rumah tetap ada. “Kalau mau dipaksakan jadi tuan rumah bisa saja,” serunya. Hanya saja dia melihat hal itu tentu saja cukup riskan. Apalagi keberadaan stadion yang layak sebetulnya hanya di Stadion Diponegoro. Namun keberadaan arena sepak bola itu kini dalam tahap pemugaran. Hal inilah yang membuat peluang menjadi tuan rumahsangat tipis. Meski demikian, Kayun menyatakan masih akan menunggu hasil drawing tim peserta Divisi III mendatang. Bila memang ditunjuk sebagai tuan rumah, PSSI Banyuwangi akan mencoba untuk mencari lokasi pertandingan yang representatif. (nic/als)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Ketua KONI Ditentukan Hari Ini Muscablub di Hotel Ikhtiar Surya BANYUWANGI - Siapa ketua KONI Banyuwangi periode 2013-2017 mendatang bakal segera diketahui siang ini. Musyawarah cabang luar biasa (muscablub) yang menjadi sarana untuk menunjuk pemegang tongkat komando di tubuh induk semang cabang olahraga di Banyuwangi bakal digelar. Perwakilan seluruh cabang olahraga yang ada di Banyuwangi siap mempergunakan hak pilihnya dalam menentukan figur yang pas untuk empat periode mendatang. Seperti diberitakan sebelumnya, muscablub kali ini memunculkan sejumlah nama yang digadang-gadang menjadi ketua KONI yang baru. Mereka berasal berasal dari lintas sektoral. Baik olahragawan, organisatoris, hingga kalangan pejabat pemerintah Banyuwangi. Dari golongan internal pengurus KONI saat ini ada nama Budianto yang kini menjabat sekretaris KONI, Hendarto sebagai ketua harian sekaligus Plt

SITUBONDO

Ketua KONI, Mandiri Warang Agung di posisi bendahara, Joko Triyadni ketua bidang prestasi, dan Rudi Santoso yang ada di struktur wakil ketua yang santer disebut bakal meramaikan proses pemilihan dalam muscablub hari ini. Sementara, dari kalangan cabang olahraga, Nurmasyah yang kini didapuk sebagai Ketua PABBSI sebagai calon terkuatnya. Figur lainnya antara lain Guntur Priambodo yang kini menjadi Ketua ISSI Banyuwangi dan Sulihtiyono yang menjadi Ketua PDBI Banyuwangi sebagai pesaing di ajang musyawarah tertinggi di KONI. Sedangkan dari kalangan pejabat pemerintah daerah, nama Slamet Karyono yang menjabat sebagai sekretaris daerah, Ahmad Khairullah Plt Dinas Pemuda dan Olahraga, serta Mujiono sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum sebagai alternatif yang bisa meramaikan bursa calon ketua KONI. Tidak pelak, kemunculan nama-nama tersebut kembali mengundang perhatian dari praktisi olahraga lainnya. Salah satunya adalah mantan ketua harian KONI, Sunoto Bachtiar. Menurut

BANYUWANGI

DOK.RaBa

Sunoto Bachtiar

Sunoto, figur ketua KONI harus benarbenar mewakili aspiriasi insan olahraga di Banyuwangi. Sebab, semenjak ditinggal figur Yusuf Widyatmoko, KONI seperti kehilangan roh-nya. Tugas-tugas sebagai ketua KONI tidaklah muda. Apalagi tahun 2015 menjadi tuan rumah Pekan Olahraga

BANYUWANGI

• Rumah & Tanah •

• STNK •

• BPKB •

• Innova ‘04 •

• Yaris Type E •

Jual Rmh L 1485M2 Dpn Bank Rani-Rgj dan Tnh L 9600m2 Kebalen, L 23500m2 Pancoran,L 1150m2 Mendut, L 5000m2 Meneng, L 10650m2 Utara Meneng, L 7000m2 Dpn SG Hub 081703130988

Hlg STNK P 6145 ZL, an. Ira Oktavia Wonorekso 02/02 Ds Alasmalang, Singojuruh

Hlg BPKB No. 9826453J, an. Yunan B. Jl.Argopuro 15 RT01/20 Mimbaan, Panji

Djl Innova 2004 G Solar Silver,170 jt ngo csh &krdt tkr tbh 082142194111/081335897888

DjlYaris tpe E Manual mrah, 135 jt ngo cash&/ crdt, tkar tmbh 082142194111/081335897888

• Open Indent Avanza •

SITUBONDO

• Rumah Kos •

Hlg STNK P 3454 YJ, an. Supiyanto, Lingk Sukowidi 2/1 Klatak, Bwi

Djl rmh kos LT1100 m bntk paviliun, 10 KT(kmr mnd dlm,tv,almari,springbed,AC)Mushola,R.Tamu,prkr luassbgndiswtower.Jl.IkanLayurSobo08123217389

Hlg STNK P 2001 WP, an. Dinas Perikanan Daerah Jl. Brigjen Katamso No. 2, Bwi

• Dikontrakkan •

Hlg STNK P 2401 UU, an. Kibtiyah, Jl. Riau No 65 RT 01/03 Lateng, Bwi

Dikntrakn rmh nyaman 2 lnt 200LT, 200LB 4kt 3 km 20jt Jl Let. Sulaiman IIi/37 Sobo, Bwangi. Hub. Bagus 08123475668

Hlg STNK P 4424 WQ, an. Ahmad Ropik Dusun Grogol RT 1/3 Giri, Bwi

Hlg STNK P 5676 ZJ, an. Wego Suwarsono, Jl. Ijen RT 03/IV Singotrunan

SITUBONDO • Visa/Master Card • Tarik Tunai & Pelunasan Visa/Master Card 0856 4529 7777 Situbondo

• BPKB •

• Admin & Cashier • Pss:Workshop&waranty Admin, Wnta, max. 27 thn, min. SMA/SMK sdrjt. Cashier, Wnta, max. 27th, min D3 Akuntansi. Krm ke PT.Wahana Wirawan Indomobil Nissan Bwangi, Jl. S. Parman 147 Sumberrejo Bwi

BANYUWANGI

BANYUWANGI Toyota Avanza G09 (Hitam) 135 & 1300.08

Harga

110 JUTA nego cash & credit

OpenIndentAvanzaDPmin/prsaman&cpt/krdbs 5th/%ringan.Toni081336236483/081938221499

• Grand Livina ‘08 •

• Prima Mobil •

Djl Nissan Grand Livina XV/AT 2008 mulus, trwat, 145Jt, Nego Hub. 085258568953

PU T120SS, PU G.max, PUL300,PU futura, Xenia'06'011, Avanza '06'08'09, Espass'95'96'07, stw Futura'03, Kjg Krista'03, Inova dsl'08'12, Inova bnsn'08, Spark, Grandis'09, Merzy ne320'96, Escudo'98,Rush'08.H.0333-411655hp0811301676

• Toyota Avanza ‘12 •

• Hyundai Trajet ‘04 •

• Suzuki Karimun ‘05 •

Dijual Toyota Avanza 1.3E MT All New tahun 2012, merah metalik, harga 146,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash /kredit, hubungi (0333) 631526, 635176, 0811351148

Dijual Hyundai Trajet G8 MT tahun 2004 abu-abu metalik, harga 88,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash /kredit, hubungi (0333) 631526, 635176, 0811351148

Dijual Suzuki R-Karimun SL 410 tahun 2005 hitam, harga 92,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash /kredit, hubungi (0333) 631526, 635176, 0811351148

• Suzuki Katana ‘95 •

• Daihatsu Terios ‘07 •

• Toyota Avanza ‘11 •

Dijual Suzuki Katana SC 2WD (jeep) tahun 1995 hijau metalik, harga 46,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash /kredit, hubungi (0333) 631526, 635176, 0811351148

Dijual Daihatsu Terios F700 RG TS tahun 2007 hitam metalik, harga 136,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash /kredit, hubungi (0333) 631526, 635176, 0811351148

Dijual Toyota Avanza 1.3G th 2011, merah maroon metalic, hrg 150jt nego, brg istimewa, km 38000, jarang pakai, tangan pertama mulai baru. Hub 085236430269

Hub Erwin 082142194111

• Tes Drive Nissan •

Hlg BPKB P 637 ZQ, an. Moch Afif Jauhari Syafaat, Blok Agung 04/02 Tegalsari, Bwi

BANYUWANGI

Provinsi (Porprov). “Diperlukan sosok yang memahami tugas pokok yaitu mulai merencanakan, mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan dan peningkatan prestasi atlet. Sosok tersebut juga harus bisa menjadi pengayom bagi seluruh cabang olah raga di Banyuwangi,” jelasnya. Sunoto menambahkan, munculnya berbagai nama dari bermacam latar belakang harus disikapi sebagai bentuk untuk memperbaiki KONI. Namun, saat muscablub sebaiknya peserta harus lebih jernih memilih sosok yang pas untuk memimpin KONI. “Harapan saya, muscablub bisa berjalan dengan sukses, tanpa tekanan politik maupun lainnya. Siapa pun calon harus memahami dan menyukai dunia olah raga. Tanpa syarat dasar ini maka calon tersebut tidak layak untuk memimpin KONI Banyuwangi,” cetusnya Dijadwalkan muscablub KONI yang digelar di Hotel Ikhtiar Surya akan dibuka Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko. Acara tersebut juga akan diikuti oleh 26 cabang olahraga yang terdaftar resmi di KONI Banyuwangi. (nic/als)

• Mobil •

BANYUWANGI

Hlg Mobil Mitsubisi L300 Pic-up P 8261 VG Hitam, an. Halim Al Rosyid, Karanganyar RT 01/03 Karangbendo, Rogojampi

• Rumah untuk Ruko •

Test Drive Nissan showroom Nissan Banyuwangi tgl 21-21 Sept. Dptkn spesial price, bonus,G-Prize 2 Nissan All New Grand Livina slama bln Sept. Jl. S.Parman 147 Bwi buka tiap hari 0333-4460222

• Promo Daihatsu Ayla • Djl rumh utk Ruko SHM L365m2 PLN 1300 Jl. PB.Sudirman. H:081336596124 Hrg Nego

Sgr miliki Daihatsu Ayla mli 80 jt-an, All New Terios AirBag mli 170 jt. Hub: HADI 081 233 432 555 / 0815 5970 5555

Mobil Anda Belum Laku? Hubungi: 0333-412224

PEMBERITAHUAN Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.


41

OPINI

Jumat 27 September 2013

Jebeng-Thulik Banyuwangi; Saya Bertanya

ADA APA LAGI

NARTO/RADAR JEMBER/JPNN

KURANG EFISIEN: Baru dipasang beberapa hari, alat pengukur curah hujan milik Dinas Pengairan ini membuat warga sekitar komplain.

Ganggu Akses, Diprotes Warga JEMBER - Pemasangan alat pengukur curah hujan oleh Dinas Pengairan Jember diprotes warga. Pasalnya, alat pengukur curah hujan tersebut ditempatkan di tengah Gang Wakaf Jalan Manggar RT 03 RW 14 Lingkungan Gebang Poreng Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang. Alat pengukur curah hujan itu dinilai menganggu aktivitas warga setempat. Sutomo, warga setempat menyatakan protes atas pemasangan alat pengukur curah hujan tersebut. “Bukannya kami menolak, tetapi pemasangannya tanpa ada koordinasi dengan warga dulu. Tiba tiba alat dipasang permanen di tengah jalan di gang Wakaf,” ungkap Sutomo. Padahal, gang tersebut juga menjadi jalur mobil. Dia mengaku sempat dihubungi petugas Dinas Pengairan. “Memang sempat menghubungi saya tetapi belum sempat ketemu. Tetapi tiba-tiba saja alat pengukur curah hujan sudah dipasang,” imbuhnya. Padahal, sambungnya, warga bukannya menolak keberadaan alat pengukur curah hujan tersebut. Tetapi warga ingin agar tempat pemasangan alat pengukur curah hujannya di koordinasi dengan warga sekitar terlebih dulu. Akibatnya, alat pengukur curah hujan yang baru dipasang beberapa hari rusak karena tersenggol mobil yang masuk gang. (aro/hdi/jpnn/als)

CURANMOR

TANGGAL 21 September 2013 lalu, tepatnya setelah salat isak, saya menyaksikan Malam Penganugerahan Jebeng-Thulik Banyuwangi 2013 di Taman Blambangan. Setiap tahun saya menyaksikan acara tersebut. Nah, tahun ini yang kali kesekian saya menyaksikan. Tetapi, dari sekian kali saya menyaksikan itu, sekian kali pula saya kecewa dan harus kecewa. Paling tidak kecewa secara pribadi alias dongkol. Setiap tahun saya bertanya-tanya, sesungguhnya apa parameter penilaian ajang tersebut? Jika itu kontes kecantikan dan kegantengan, kecantikan dan kegantengan seperti apa yang harus mereka miliki agar menang? Kalau itu kontes kepribadian, kepribadian seperti apa yang harus mereka miliki. Kalau itu kontes kecerdasan, kecerdasan seperti apa yang dimaksudkan. Jika itu pemilihan duta wisata, apa yang harus mereka dipenuhi. Semua tidak jelas. Tiap menyaksikan malam penganugerahan jebeng-thulik, seolah saya menyaksikan tayangan ulang tahun-tahun sebelumnya. Sebab, sama-sama membingungkan. Meski saya tidak mengeluarkan peces sama sekali untuk ajang pemilihan duta wisata itu, tapi saya sebagai rakyat Banyuwangi berhak kecewa. Nah, kekecewaan itulah yang mendorong saya menulis esai ini. Sebab, uang yang digunakan pemilihan duta wisata Banyuwangi itu uang APBD alias uang rakyat, jadi uang saya juga to. Nah, yang saya tanyakan, apa sejatinya Jebeng-Thulik Banyuwangi? Apa tujuan kontes terse-

but, dan bagaimana cara menentukan pemenangnya. Itu perlu diketahui semua masyarakat Banyuwangi. Kalau parameternya ganteng dan cantik, tentu yang jelek-jelek tidak akan berharap menjadi pemenang. Atau bahkan di tahap pendaftaran, mereka tidak akan mau mendaftar karena sadar diri. Kalau parameternya penguasaan bahasa Inggris, maka tidak perlu menguasai hal lain. Sebab, berbekal bahasa Inggris saja dijamin pasti menang. Pun tidak perlu dikarantina sampai menghabiskan dana besar. Sebelum finalis lima terbaik terpilih, semua finalis lenggaklenggok di atas pentas lalu basanan. Setelah itu, para juri melakukan rapat untuk memilih lima finalis terbaik, baik jebeng maupun thulik. Dalam waktu singkat, juri sudah menemukan lima finalis terbaik. Mungkinkah dalam waktu singkat itu lima finalis terbaik bisa ditentukan? Bagaimana cara menentukannya? Apakah hanya lenggaklenggok dan basanan yang dijadikan dasar penilaian? Setelah lima finalis terbaik ditentukan, secara bergantian mereka menjawab pertanyaan; pertanyaan yang umumumum saja. Pertanyaan yang diberikan kepada para finalis hanya satu, dan bahasa yang kerap digunakan menjawab adalah bahasa Inggris. Seolah mereka didogma bahasa Inggris lebih baik daripada bahasa Indonesia dan Oseng. Mungkinkah kualitas seseorang bisa ditentukan hanya dengan satu pertanyaan dan kemahiran berbahasa Inggris? Tentu tidak. Apalagi, di malam

O l e h

BUDI KARTIYOKO * penganugerahan jebeng-thulik tahun ini, waktu yang diberikan untuk juri sangat singkat. Seolah juri tidak diberi kesempatan menilai dan menimbang; bagaimana mungkin pemenang bisa ditentukan secara objektif? Yang perlu diseriusi; tentang bahasa itu. Kenapa bahasa yang digunakan saat menjawab nyaris bahasa Inggris semua; dan belepotan menggunakan bahasa daerah. Menguasai bahasa Inggris bukan tercela, justru bagus. Tapi kalau tidak bisa bahasa daerah, itu kan jadi persoalan; sesungguhnya jebeng-thulik itu pemilihan duta wisata Banyuwangi ataukah duta wisata Inggris? Saya menganggap ada virus Vickiniasi di sana; para finalis berlomba menggunakan bahasa Inggris. Kalau tidak bisa, ya paling tidak memunculkan idiom-idiom asing saat menjawab pertanyaan. Selain keren, masyarakat Banyuwangi tidak akan mengerti artinya. Mungkin sudah didoktrin seperti itu. Namanya dugaan; bisa saja salah, juga bisa saja benar. Saya menduga tidak semua juri memahami bahasa Inggris dengan baik. Bisa juga mereka tidak paham karena bahasa Inggris yang digunakan para finalis sangat kacau. Setelah lima finalis terbaik menjawab pertanyaan, para juri rapat lagi. Simsalabim, dalam waktu singkat rapat juri itu selesai dan nama-nama para pemenang bisa langsung diumumkan. Pertanyaan saya, dalam rapat

yang demikian singkat itu, apa saja yang dibicarakan para juri? Lalu apa kesimpulannya? Pengalaman saya menjadi juri berbagai kegiatan, rapat yang dilakukan tim juri dalam menentukan pemenang sangatlah alot. Sebab, tiap juri akan menyampaikan pendapat. Terjadilah perdebatan panjang. Masing-masing juri mempertahankan pendapat dengan argumen yang menurut mereka logis. Tentu itu membutuhkan waktu panjang. Mungkinkah pemenang Jebeng-Thulik Banyuwangi 2013 sudah “kentara” sebelum malam penganugerahan dilakukan? Alias, sebetulnya pemenangnya sudah lama “ketemu” dan malam penganugerahan itu hanya abalabal? Ataukah ada “titipan”? Saya kira masyarakat Banyuwangi sah bertanya seperti itu. Sekali lagi, sekadar bertanya, bukan menuduh. Berdasar berita yang diwartakan Jawa Pos Radar Banyuwangi, para finalis dinilai secara berkesinambungan dan berkelanjutan selama karantina. Okelah kalau memang penilaiannya seperti itu. Tetapi, perlu disebutkan apa saja yang dinilai dan apa parameternya? Lalu siapa jurinya? Apakah mereka berkompeten di bidang yang dinilai itu ataukah tidak? Semua harus terbuka, sehingga para finalis dan semua masyarakat tahu. Kalaulah yang dinilai adalah budaya. Budaya Banyuwangi yang mana? Lalu, tahukah para juri tentang esensi budaya Banyuwangi yang dimaksud? Kalau yang dinilai adalah kecantikan, maka mindset kecantikan yang mana yang menjadi rujukan.

Sebab, setiap suku memiliki mindset kecantikan yang berbeda-beda. Kecantikan tidak melulu berdasar wajah dan kelangsingan tubuh. Bahkan, ada satu negara yang menganggap gadis yang bertubuh gendut adalah gadis yang sangat cantik. Jika tidak gendut, maka tidak cantik. Kemudian, gadis India tidak bisa dikatakan cantik kalau tidak bisa menari. Nah, itu cantik berdasar kacamata mereka. Lalu, bagaimana kecantikan berdasar mindset dan filosofi suku Oseng? Tahukah sang juri dengan itu? Para finalis berhak tahu apa yang menyebabkan mereka kalah. Pun yang menang, mereka berhak tahu apa sebab mereka dianggap lebih unggul daripada yang lain. Ini sudah zaman “terbuka”. Jangan ada dusta di antara kita, bukan? Saya secara pribadi menyarankan bupati mengevaluasi pelaksanaan pemilihan Jebeng-Thulik Banyuwangi yang selama ini sudah berjalan. Meninjau saja kiranya tidak cukup. Tujuannya, agar pemilihan Jebeng-Thulik Banyuwangi semakin berkualitas dan benar-benar sesuai harapan. Sebab, harapan kita, pemilihan Jebeng-Thulik Banyuwangi akan melahirkan jebeng-thulik yang cantik-ganteng, yang pintar, yang berkepribadian; berkarakter dan berjati diri, dan yang bermoral, sesuai mindset masyarakat Banyuwangi. Bukan mindset orang Eropa. Ini pemilihan duta wisata Banyuwangi, bukan duta wisata Jawa Timur, juga bukan duta wisata Inggris. *) Aktivis.

Berdayakan Petani melalui Resi Gudang

JUMAI/RADAR JEMBER/JPNN

BENGAP: Tersangka bersama barang bukti motor Suzuki FU saat diamankan di mapolsek Pakusari, kemarin.

Maling Motor Bengeb Dihajar Massa JEMBER - Belum sempat menjual hasil curian, namun ditangkap massa. Ini yang dialami Mat Halil, 39, warga Dusun Klayu, Desa Tegalwaru, Kecamatan Mayang, Jember. Pasalnya, tersangka dengan tubuh gemuk ini babak belur dihajar massa, setelah tepergok mencuri sepeda motor milik Kusdianto Nurfandi, 20, warga Dusun Prasean, Desa Jatian, Kecamatan Pakusaru sekitar pukul 02.00. Namun aksi anarkis yanag dilakukan warga berhasil diredam oleh petugas Polsek setempat yang saat itu turun ke lokasi kejadian. Selanjutnya, tersangka langsung digelandang ke Mapolsek Pakusari untuk menjalani pemeriksaan. Selain mengamankan tersangaka, polisi juga menyita barang bukti berupa satu unit sepeda motor Suzuki Satria FU DK 4439 MN, 2 buah obeng, serta 1 buah kunci T dari tangan tersangka. Menurut keterangan petugas, saat menuju rumah korban, Mat Halil naik ojek bersama SF. Kemudian, berbekal obeng yang sudah dipersiapkan dari rumah, Mat Halil langsung mencongkel jendela rumah korban. Begitu jendela terbuka, SF masuk dan merusak kunci motor Suzuki Satria FU milik korban dengan menggunakan kunci ‘T’ yang dibawa dari rumahnya. Namun sial, saat motor tersebut didorong keluar, kampas rem motor korban berbunyi. Kondisi itulah yang akhirnya membuat korban terbangun. (jum/hdi/jpnn)

LAKA LANTAS

Penebang Tebu Ditabrak Truk LUMAJANG - Inilah bahayanya bila menumpang di atas bak truk. Seperti yang dialami Nanang, warga Kedawung, Padang. Ketika truk oleng, penebang tebu berusia 29 tahun itu langsung jatuh dan disambar truk. Akibatnya tubuhnya terpental hingga tewas di lokasi kejadian. Peristiwa ini terjadi tepat di barat Balai Desa Kedawung sekitar pukul 05.30, kemarin. Informasi yang berhasil dihimpun wartawan Koran ini, sebelum kejadian, Nanang naik di atas bak truk Nopol N 9079 UZ, dengan tujuan berangkat kerja di kebun tebu kawasan perkebunan Kedawung. Apesnya, di tengah perjalanan, ketika truk hendak belok kanan, dari arah berlawanan truk lain Nopol N 8529 YB melintas dengan kecepatan tinggi. “Belok terburu-buru, membuat bagian truk bersenggolan. Korban (Nanang, Red) terjatuh lalu ditabrak truk dari arah berlawanan,” ungkap Arif, salah seorang saksi mata yang rumahnya tepat di depan lokasi kejadian. Akibat sambaran keras dari truk yang disopiri Agus itu, Nanang terpental puluhan meter. Bahkan, tubuhnya sempat dilindas truk yang hendak menuju Lumajang. Hingga akhirnya, Nanang menghembuskan napas terakhirnya dengan kondisi luka parah pada bagian kepala, kaki, tangan, dan sekujur tubuhnya. Tubuh Nanang tergeletak tepat di tengah jalan. Sebelum akhirnya dievakuasi ke pinggir oleh warga sekitar yang mengerubunginya. “Awalnya takut meminggirkan, tapi karena jalanan macet, akhirnya kami pinggirkan,” tambah Arif. Beberapa saat kemudian, setelah petugas kepolisian datang membawa mobil jenazah, mayat Nanang langsung dibawa ke RSD Haryoto Lumajang. Atas kejadian itu, pihak keluarga yang datang ke lokasi kejadian langsung histeris. Mulai dari anak, istri sampai orang tua korban shock. Semua keluarga dan tetangga datang ke lokasi kejadian juga terlihat histeris. (fid/wnp/jpnn)

PRODUKTIVITAS beras Banyuwangi per tahun mencapai 6,5 hingga 6,7 kuintal per hektare (kw/ha). Angka itu sukses melampaui produktivitas beras nasional yang hanya 5,9 hingga 6,00 kw/ha. Produksi padi di Banyuwangi pada tahun 2011 sebesar 761,3 ribu ton gabah kering giling (GKG), sementara di tahun 2012 mencapai 814,4 ribu ton GKG. Besarnya potensi tersebut ternyata belum sebanding dengan kesejahteraan yang diterima para petani. Mereka masih dihadapkan pada kesulitan finansial ketika menghadapi musim tanam berikutnya. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berkewajiban memberikan solusi terhadap kesulitan petani, mengingat keberhasilan suatu daerah membangun sektor komoditas sangat ditentukan kemampuan daerah itu dalam menyediakan akses pembiayaan yang efektif dan cepat bagi pelaku produksi. Pilihan terdekat yang diambil Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk menyediakan akses pembiayaan bagi petani adalah pengadaan program tunda jual komoditas melalui Sistem Resi Gudang (SRG). Resi gudang adalah dokumen

bukti kepemilikan atas barang yang disimpan di gudang yang diterbitkan oleh pengelola gudang. Manfaatnya adalah petani dapat menjadikan resi gudang sebagai alat perolehan kredit dari perbankan dengan jaminan komoditi yang tersimpan di gudang. Program tersebut telah disosialisasikan kepada 150 orang dari kalangan petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani, petugas penyuluh lapangan, dan koperasi unit desa (KUD) di aula Hotel AJM Genteng, pada hari Rabu (18/9) lalu. Narasumber berasal dari Disperindagtam Kabupaten Banyuwangi, Bappebti Kemendag RI, PT Pertani Jatim, dan BPD Jatim. Dasar hukum penyelenggaraan SRG adalah Undangundang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang. Dasar hukum yang lain adalah Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang. Muaranya adalah kesejahteraan petani. Nah, lokasi gudang untuk SRG di Kabupaten Banyuwangi terletak di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan

O l e h

HARY CAHYO PURNOMO * Sempu. Luasnya mencapai 6000 meter persegi. Pelayanan gudang SRG di BPP Sempu sesuai Pedoman Pelaksanaan DAK Bidang Perdagangan Tahun Anggaran 2013 minimal menjangkau tiga kecamatan. Selain Kecamatan Sempu di sekitarnya ada Kecamatan Genteng, Singojuruh, Glenmore, dan Gambiran. Komoditas yang bisa disimpan tidak hanya gabah dan beras. Bisa juga jagung, kopi, kakao, lada, karet, dan rumput laut. Alasan khusus Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyelenggarakan SRG, karena keberhasilan daerah membangun sektor komoditas sangat ditentukan oleh kemampuan daerah itu sendiri dalam menyediakan akses pembiayaan yang efektif dan cepat bagi pelaku produksi dan perdagangan komoditi. SRG merupakan instrumen yang sedang digerakkan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk memberdayakan petani. Sebab, SRG mampu memberikan nilai ekonomis dan bentuk nilai penjaminan yang dapat

digunakan untuk memperoleh kredit dari perbankan. SRG yang disediakan pemerintah untuk membantu petani dalam upaya meningkatkan pendapatan petani memiliki beberapa manfaat, yaitu manfaat secara non ekonomi dan manfaat ekonomi. Manfaat non ekonomi yang dirasakan oleh petani yang memanfaatkan SRG adalah manfaat penyimpanan, manfaat keamanan, manfaat jaminan mutu dan manfaat pemasaran. Manfaat penyimpanan yang didapat oleh petani responden adalah petani bisa menyimpan gabah jika tidak memiliki tempat yang besar. Manfaat keamanan adalah petani mendapat asuransi untuk gabahnya. Manfaat jaminan mutu yang didapat oleh petani responden adalah gabah petani mendapat sertifikat kualitas atas gabahnya. Manfaat pemasaran yang didapat oleh petani responden adalah petani mendapat bantuan dalam memasarkan gabahnya. Petani juga mendapat manfaat dari segi nilai di mana pendapatan petani sesuai dengan jumlah yang dihasilkan dan juga mendapat manfaat dari segi waktu yang lebih singkat dalam mendapatkan pembiayaan.

Mengapa harus resi gudang? Sebab mampu memutus mata rantai. Selama ini di saat musim panen, petani dihadapkan pada situasi tanpa pilihan kecuali langsung menjual komoditasnya dengan harga yang tidak berpihak pada petani. Rantai perdagangan seperti ini yang diputus melalui program tunda jual SRG. Selain itu bisa meningkatkan daya saing. Keberhasilan membangun daya saing sektor komoditas sangat ditentukan oleh berfungsinya mekanisme pasar maksimal dan terjaganya integritas daya dukung lingkungan. Hal ini dapat tercipta melalui penyelenggaraan SRG. Puncak pelaksanaan ASEAN Economic Community (AEC) atau Komunitas Masyarakat ASEAN pada tahun 2015. ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas. Untuk bersaing dalam Komunitas Masyarakat ASEAN, pilihannya hanya satu, yakni meningkatkan daya saing komoditas. *)Kepala Disperindagtam Banyuwangi.

Ibu Kota Kabupaten Dipindah? Statusisasi kemakmuran Kabupaten Banyuwangi yang terus meningkat membuat wacana pemekaran wilayah kabupaten atau lebih tepatnya pemecahan atau pembagian wilayah Kabupaten Banyuwangi menjadi dua bagian kembali digulirkan untuk yang kesekian kali. Saat ini, kudeta keinginan itu datang dari Komisi I DPRD Kabupaten Banyuwangi. Mereka mengusulkan Banyuwangi menjadi dua bagian: Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Blambangan. Wacana yang digulirkan tersebut terus menuai komentar, terutama di dunia maya. Ada yang setuju, ada pula yang menolak. Labil ekonomi setelah pemekaran menjadi isu yang membutuhkan kajian para ahli; apakah dengan pemekaran, wilayah ini lebih berkembang ataukah sebaliknya, apakah tidak menjadi kontroversi hati dan harmonisasi segenap masyarakat. Jika pemekaran atau pembagian sebuah wilayah adalah satu-satunya cara agar pembangunan lebih cepat dan lebih merata, maka tidak ada alasan menolak pemekaran dimaksud. Namun, jika pemekaran sebuah wilayah hanya untuk konspirasi kemakmuran segelintir pejabat, maka tidak akan banyak man-

faatnya pemekaran wilayah digulirkan. Sejarah panjang Kabupaten Banyuwangi dari zaman Majapahit sampai menjadi Kabupaten Banyuwangi menyebutkan bahwa Banyuwangi kerap mengalami perubahan nama dan ibu kota kerajaan. Pengelolaan wilayah tidak akan lepas dari pemerataan pembangunan dan pelayanan masyarakat. Kabupaten Banyuwangi yang merupakan kabupaten terluas di Pulau Jawa menghendaki sebuah pelayanan masyarakat yang murah dan cepat serta terjangkau. Masyarakat juga ingin pemerataan pembangunan. Pembangunan jangan hanya di kota, dan masyarakat pinggiran menjadi terpinggirkan. Salah satu alasan pemecahan Kabupaten Banyuwangi adalah terkait bantuan keuangan dari pemerintah pusat. Jika Banyuwangi dibagi dua, maka akan lebih banyak dana yang terkucur. Masyarakat bercermin kepada pemecahan sebuah desa. Pemecahan desa sebagai wilayah otonom terendah di negeri ini terbukti dapat mempercepat pembangunan di desa tersebut. Sementara itu, pemecahan

O l e h

SYAFA’AT * wilayah akan menyebabkan beban belanja daerah untuk gaji pegawai dan pejabat bertambahnya. Sebab, kabupaten baru hasil pemecahan membutuhkan perangkat pemerintahan dan kantor-kantor baru yang tentu membutuhkan dana yang sangat besar. Rasanya sangat sulit jika dicukupi hanya dengan anggaran dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Penolakan sebagian masyarakat atas rencana pembangunan kantor Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi yang mencapai miliaran rupiah adalah salah satu bentuk kecemburuan sosial masyarakat terhadap pembangunan tersentral. Meskipun ada alasan pembenar bahwa pembangunan tersebut sebagai ikon baru Kabupaten Banyuwangi dan tata kelola-tata laksana pemerintahan lebih efisien, sebagian rakyat tetap menolak. Begitu juga dengan pembangunan- pembangunan lain yang berpusat di ibu kota kabupaten yang dapat menambah keindahan dan kenyamanan, sebagian rakyat kerap menolak.

Ibu kota sebuah kabupaten ibarat sebuah wajah. Identitas sebuah kabupaten akan dilihat dari penataan ibu kotanya. Sebuah ibu kota memang seharusnya mempunyai ikon dan penataan kota yang baik. Itu akan menjadi kebanggaan bagi warga dan bisa menarik perhatian orang luar daerah yang sedang lewat. Diharapkan, suatu saat mereka akan kembali lagi dan tinggal di sini lebih lama. Penolakan terhadap pembangunan pusat pemerintahan dan dukungan terhadap pemecahan pembagian wilayah mempunyai korelasi, yakni adanya kesenjangan pembangunan wilayah kota dan wilayah pinggiran. Meskipun kini di wilayah pinggiran sudah mulai banyak terpasang lampu-lampu penerangan jalan, tapi masyarakat (terutama wilayah selatan) masih merasa kurang mendapat perhatian. Masih banyak jalan raya, baik jalan provinsi maupun jalan kabupaten, yang rusak dan membahayakan pengguna jalan. Kurang dekatnya pelayanan terhadap masyarakat juga salah satu pemicu munculnya pengusulan pembagian wilayah. Jarak ibu kota Kabupaten dengan wilayah paling selatan kabupaten ini sangat jauh, sehingga

mempertakut masyarakat yang ingin berurusan dengan pemerintah kabupaten. Sebab, mereka harus mengeluarkan biaya transportasi yang tidak sedikit. Apalagi, penataan dan penanganan terhadap pelayanan kepada masyarakat sebagian besar belum memikirkan jauhnya wilayah dari pusat pemerintahan kabupaten. Salah satu usul dari beberapa masyarakat sebagai alternatif dari pemecahan wilayah adalah lebih baik memindah pusat pemerintahan Banyuwangi ke selatan, sehingga akan mudah dijangkau dari berbagai wilayah. Sebab, saat ini ibu kota Kabupaten Banyuwangi berada di sebelah utara, sedangkan sebagian besar penduduk berada di wilayah selatan. Perpindahan ibu kota kabupaten tersebut di samping pernah dilakukan di awal berdirinya Kabupaten Banyuwangi, juga akan menyebabkan pemerataan pembangunan. Kota Banyuwangi bisa dikembangkan menjadi pusat bisnis, dan pusat pemerintahan dipindah ke tempat lain. Lebih bijak kiranya. *) Ketua LSM GeRaM Muncar, Banyuwangi.


42

BANYUWANGI HIJAU & BERSIH

Jumat 27 September 2013

FOTO-FOTO: GALIH COKRO/RaBa

Bupati Serukan Bersih Lahir Batin

Bupati Anas (kiri) menyalami Camat teraktif.

Wabup Yusuf Widyatmoko memberikan santunan anak yatim.

Bupati Anas (kanan) menyerahkan bibit tanaman sengon kepada pimpinan Ponpes Gontor V.

Wabup Yusuf menyalami pemenang kategori Pondok Pesantren.

Tingkat RT di Desa/Kelurahan Juara I: RT 08, RW 1, Dsn Krajan, Ds. Genteng Kulon, Genteng Juara II: RT 02, RW 03, Lingk. Mulyosari, Kel. Penganjuran, Banyuwangi Juara III: RT 02, RW 01, Lingk. Gaplek, Kel. Bakungan, Glagah Tingkat RT Perumahan Juara I: Perumahan Grespin, RT 01, RW 08, Dsn. Sepanjang Kulon, Ds. Sepanjang, Glenmore. Juara II: RT 02, RW 03, Lingkungan Tamansari, Kel. Taman Baru, Banyuwangi. Juara III: Perumahan Puri Indah Rogojampi RT 03, RW 01, Rogojampi

ROGOJAMPI - Rangkaian lomba program Banyuwangi Hijau dan Bersih (BHB) tahun 2013 ini resmi berakhir. Kegiatan yang digagas Pemkab Banyuwangi melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) Banyuwangi tersebut sudah menentukan para juara. Acara penganugerahan bagi pemenang dilakukan di Pondok Pesantren Modern Gontor V, Darul Muttaqien, Desa Kaligung, Kecamatan Rogojampi, kemarin (26/9). Hadir dalam acara itu Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas. Dia hadir bersama Ny Ipuk Festiandani. Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko juga hadir bersama sang istri, Ny Minuk Uliawati; Sekda Slamet Karyono juga datang bersama istri. Pada lomba BHB tahun 2013, ada beberapa kategori yang dilombakan rutin setiap tahun pada masa kepemimpinan AnasYusuf itu. Antara lain, kategori pasar, RT di tingkat Desa/ Kelurahan, tingkat RT di perumahan, tingkat Desa/KeluHusnul Chotimah rahan, dan tingkat ponpes. Kategori lain yang dilombakan yaitu antar SD, SLTP, dan SLTA. Dalam acara seremonial itu, juga diumumkan camat dan kepala desa/lurah teraktif. Setiap kategori dipilih juara satu, dua, dan tiga. Bupati Anas mengungkapkan, kegiatan tersebut berguna menumbuhkan cinta masyarakat terhadap lingkungan. Sebab, dengan lingkungan yang bersih maka menjadikan daerah semakin maju. ‘’Dengan lingkungan bersih, maka adipura bisa kita raih, setelah penantian selama 17 tahun lamanya,’’ ujarnya. Dia juga mengajak semua lapisan masyarakat untuk hidup bersih. Bukan hanya hidup bersih lahir semata, namun juga bersih dalam batin. ‘’Mari kita bersungguh-sungguh untuk kebersihan lahir dan batin,’’ seru Bupati Anas. Pada kesempatan tersebut, bupati juga menyanjung adanya kategori lomba khusus pondok pesantren. Menurut dia, lomba Banyuwangi Hijau dan Bersih untuk ponpes perlu didukung. ‘’Jangan lagi ada ponpes yang kumuh,’’ harapnya, saat menyampaikan pengarahan di hadapan puluhan pejabat, tamu undangan, dan ribuan santri itu. Khusus kepada BLH, dia berpesan agar terus aktif mengunjungi ponpes untuk melakukan supervisi untuk mewujudkan lingkungan bersih dan hijau. Jika perlu, ponpes maupun masjid atau musala diberikan beberapa syarat untuk proses pengajuan bantuan. ‘’Misalnya, pesantren kotor gak boleh dapat bantuan,’’ terangnya. Syarat itu juga bisa berlaku untuk jasmas anggota DPRD Banyuwangi. Dengan mekanisme yang ditentukan, masyarakat yang ingin mengajukan bantuan lebih memperhatikan kebersihan. ‘’Yang tadinya gak enak dipandang, jadi terlihat indah,’’ terangnya. Plt. Kepala BLH Banyuwangi, Husnul Chotimah menyampaikan, bahwa para juara pertama akan diusung mewakili Banyuwangi dalam skala jawa timur. ‘’Misalnya, juara pertama desa kita rekomendasikan untuk ikut perlombaan lingkungan berseri tingkat jatim,’’ paparnya. Dia juga menyerukan kepada para pemenang untuk terus meningkatkan dalam menjaga kelestarian lingkungan. Sebab, untuk lingkungan terbawah di tingkat RT merupakan titik obyek penilaian untuk mendapatkan adipura. ‘’Mudah-mudahan adipura tahun depan kita raih lagi,’’ harapnya. Dia menjelaskan, penilaian lomba adipura bakal dilakukan pada bulan Oktober hingga November mendatang. Sedangkan lomba desa berseri akan dinilai pada bulan maret hingga april. ‘’Mari kita pertahankan prestasi ini,’’ ajaknya saat menyampaikan laporan. Saat ini, BLH terus gencar mewujudkan lingkungan bersih dan asri. Salah satunya, dengan membagikan 20 ribu bibit pohon sengon yang merupakan CSR dari Kayu Lapis Kalibaru. ‘’Bobit pohon sejumlah itu akan ditanam di Kecamatan Srono dan Rogojampi,’’ sebutnya. Sementara itu, BLH juga menyerahkan bantuan sebanyak 5.000 bibit sengon untuk ditanam di lingkungan ponpes tersebut. Bupati Anas secara simbolis menyerahkan bantuan bibit sengon kepada Ustadz H Swito Jemari, pengasuh ponpes tersebut. Dalam acara itu, para tamu undangan juga dihibur kesenian reog, tari saman, barong, dan musik. Adanya hiburan itu membuat acara semakin meraih. (ton/adv/als)

Ny. Ipuk Festiandani (kiri) serahkan piagam kepada pemenang ketegori perumahan.

Ny. Minuk Uliyawati (kiri) serahkan piagam kepada pemenang ketegori SD.

Ny. Susi S. Karyono (kiri) serahkan piagam kepada pemenang ketegori SMP.

Peserta melakukan registrasi kemarin.

Dihibur tari saman dari santri Ponpes Gontor V.

Pemenang Banyuwangi Hijau dan Bersih 2013 Tingkat Desa/Kelurahan Juara I: Desa Genteng Kulon, Kec. Genteng Juara II: Kelurahan Kebalenan, Banyuwangi Juara III: Desa Temuasri, Kecamatan Sempu

Tingkat Sekolah Dasar (SD) Juara I: SDN III Panderejo, Kec. Banyuwangi Juara II: SDN 1 Karangbendo, Kec. Rogojampi Juara III: SDN IV Sumberarum, Kec. Songgon

Tingkat SLTA Juara I: SMKN 1 Glagah Juara II: SMAK Hikmah Mandala, Banyuwangi Juara III: SMKN Tegalsari, Kec. Tegalsari

Tingkat Pasar Juara I: Pasar Kalibaru, Kecamatan Kalibaru Juara II: Pasar Srono, Kecamatan Srono Juara III: Pasar Banyuwangi, Kec. Banyuwangi

Tingkat SLTP Juara I: MTsN Rogojampi Juara II: SMPN II Srono Juara III: SMPN II Purwoharjo

Tingkat Pondok Pesantren Juara I: Ponpes Subulus Salam, Desa/Kec. Tegalsari Juara II: Ponpes Gontor V, Desa Kaligung, Kec. Rogojampi Juara III: Ponpes Nur Cahya, Kel. Penataban, Kec. Giri

Kades/Lurah Teraktif Kepala Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng Kepala Desa Sepanjang, Kecamatan Glenmore Lurah Kebalenan, Kecamatan Banyuwangi Camat Teraktif Camat Banyuwangi Camat Genteng Camat Glenmore


BERITA UTAMA

Jumat 27 September 2013

43

HALAMAN SAMBUNGAN

Disnak Tegaskan Fenomena Tahunan n SERANGAN... Sambungan dari Hal 33

Kambing berhasil digigit pukul 24.00. Saat ditemukan sang pemilik, kambing itu sudah terlempar sekitar 50 meter dari kandang. Saat itu, anjing yang memangsa kambing sempat dikejar beberapa warga tapi tidak berhasil ditangkap. Di kambing milik Hadi itu ada luka di leher dan perut. Meski tidak sampai mati, tapi kondisi anak kambing itu sangat lemah. “Mantri hewan sudah memberikan suntikan agar anak kambing itu bertahan hidup,” ungkap Lutfi. Dinas Peternakan Banyuwangi kemarin menurunkan tim ke Kecamatan Licin. Mereka memastikan berapa jumlah kambing yang diserang anjing liar. Tim itu dipimpin Kabid Kesehatan Hewan, drh. Bambang Sugiyanto. Mereka didampingi Plt Camat Muhammad Lutfi dan Kapolsek Licin

AKP Wan Sutanto. Tim tersebut mendatangi beberapa kandang milik warga yang disatroni anjing liar. Bambang memastikan beberapa kambing yang mati itu disebabkan gigitan anjing liar. Keterangan yang diberikan masyarakat dan hasil pemeriksaan bekas gigitan, dipastikan kambing itu meninggal karena dicekik anjing liar. Serangan anjing liar, kata Bambang, merupakan fenomena tahunan. Setiap tahun fenomena itu pasti terjadi dengan lokasi kejadian yang berpindah-pindah. Anjing liar menyerang ternak kambing, ungkap Bambang, biasanya terjadi pada musim panas. Biasanya, hewan yang menjadi sasaran adalah domba putih. “Sasarannya leher dan perut,” ungkap Bambang. Leher ternak menjadi sasaran, kata Bambang, karena titik itu sangat vital. Anjing sangat memahami titik hewan yang mudah dilumpuhkan. Bambang mengungkapkan, se-

lain di Kecamatan Licin, anjing liar juga menyerang kambing di Kecamatan Cluring. Ada dua desa yang menjadi sasaran anjing liar, yakni Desa Cluring dan Desa Taman Agung. Di Desa Cluring, ungkap Bambang, ada 11 ekor kambing yang diserang. Dari 11 ekor kambing itu, empat kambing mati dan tujuh masih hidup. Di Desa Taman Agung, ada enam kambing yang diserang; yang mati empat ekor dan yang

hidup dua ekor. “Di Kecamatan Cluring ada 17 ekor kambing yang diserang anjing liar,” ungkap Bambang. Jika dijumlah dengan kambing di Kecamatan Licin yang menjadi korban, maka sudah 48 ekor kambing yang menjadi korban. “Di beberapa desa lain juga ada, tapi belum ada laporan resmi yang masuk ke Dinas Peternakan,” tegas Bambang. (afi/c1/aif)

Warga tak Bisa Tidur n JANGAN... Sambungan dari Hal 33

Kawasan itu merupakan dusun yang paling mencekam terkait serangan anjing liar. Setiap malam warga Dusun Kebundadap tidak bisa tidur nyenyak. Mereka harus patroli sepanjang malam. Di berbagai sudut kampung, warga menyalakan api unggun demi mencegah serangan anjing liar itu. “Sejak serangan anjing liar itu terjadi, tiap malam warga tidak ada yang tidur,” kata Camat Lutfi. (afi/c1/aif)

Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit n POLISI... Sambungan dari Hal 33

Dialah yang melatih Aneke berenang bersama teman-temannya di kolam renang Hotel AJM Genteng. Bukan hanya Suparno, manajer Hotel AJM, Joko Sudibyo, juga dikorek keterangannya. Pemanggilan itu penting karena keduanya dianggap bisa memberikan keterangan demi mengungkap penyebab kematian korban. “Semua masih berstatus saksi dan kita minta keterangan semua,” kata Kapolsek Genteng Kompol Riamun melalui Kanitreskrim Iptu Abdul Jabar. Jabar menuturkan, ada sejumlah kejanggalan terkait me-

ninggalnya anak pasangan suami istri Sukamto, 35, dan Aminah, 30, tersebut. Salah satunya, guru pembimbing renang baru mengetahui Aneke tenggelam karena kakinya menyentuh tubuh Aneke di dasar kolam. Semestinya, lanjut Jabar, ketika korban tenggelam di kolam tersebut, tubuhnya terlihat. “Tapi airnya mungkin terlalu keruh, sehingga tak terlihat,” tandasnya. Demi mengungkap kasus tersebut, pihaknya akan meminta keterangan semua pihak yang terkait, termasuk wali murid yang saat kejadian ikut mengantar korban ke Rumah Sakit Al-Huda, Kecamatan Gambiran. Apakah kemungkinan akan ada tersangka? Jabar mengaku belum bisa memastikan. Yang

jelas unsur kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal dunia dengan an ca man hukuman maksimal lima tahun dan minimal setahun penjara sebagaimana diatur dalam Pasal 359 KUHP cukup kuat. “Yang penting semua pihak kita periksa dulu,” pungkasnya. Selasa sore lalu (24/9), Aneke, warga Perumnas Dusun Cangaan, Desa Genteng Wetan, Ke camatan Genteng, tewas mengenaskan saat mengikuti pe lajaran regular renang di kolam renang New AJM Hotel, Genteng. Siswi kelas 7 SMP Negeri I Genteng tersebut tenggelam saat latihan renang. Anike tidak bisa ditolong meski pihak guru pendamping mata pelajaran

renang, Suparno, 53, berusaha me nyelamatkannya. Petaka terjadi pukul 16.00. Saat itu Suparno bersama 56 siswinya sedang berada di kolam renang berkedalaman 60 cm. Ketika memberikan materi re nang, secara tidak sengaja kaki Suparno menginjak tubuh seseorang. Merasa ada yang janggal, Suparno langsung menyelam dan meng angkat tubuh tersebut ke permukaan. Mengetahui hal tersebut, seorang wali murid perempuan bernama Agung Uka langsung mengambil mobil dan membawa Anike ke RS Al-Huda, Gambiran. Kurang lebih dua puluh menit tim medis memberikan pertolongan. Nahas, nyawa Aneke tidak bisa diselamatkan. (azi/c1/aif)

Tak Ada Alasan Pertahankan Suminto n BERKAS... Sambungan dari Hal 33

“Saya khawatir, berkas itu terselip di antara berkas lain di meja Bupati Anas. Oleh karena itu, saya memohon kepada bupati agar memproses surat itu,” pinta Basuki. Pihaknya mengaku, tidak selesainya PAW itu mengganggu kinerja DPC Hanura menjelang

Pemilu Legislatif 2014. Pemilu yang kurang enam bulan itu akan sangat menentukan perjalanan Hanura ke de pan. “Tidak ada alasan mempertahankan Suminto yang sudah pindah ke Gerindra. Apalagi, pro ses pengunduran dirinya sudah disampaikan. Ketika dia mundur dari Hanura, maka secara etika dia juga harus berhenti menjalankan tugas-tugas sebagai

anggota dewan,” tegas Basuki. Seperti diberitakan sebelumnya, anggota dewan yang syarat pengunduran dirinya sebagai anggota DPRD sudah lengkap adalah Suminto dari Fraksi Golkar dan Hanura. Politisi Partai Hanura itu mundur sebagai anggota dewan karena mendaftar menjadi anggota DPRRI dari Partai Gerindra. “Administrasi yang sudah lengkap hanya milik Sau-

dara Suminto,” cetus Ketua DPRD Banyuwangi, Hermanto, kala itu. Sampai saat ini, lanjut Hermanto, hanya Suminto yang administrasinya telah lengkap. Bahkan, berkas PAW politisi Partai Hanura yang menyeberang ke Partai Gerindra itu sudah diserahkan kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas agar diteruskan ke Gubernur Jawa Timur Soekarwo. (sgt/c1/aif)

Berani Garap Berdasar MoU n PETANI MULAI... Sambungan dari Hal 44

Dalam pertemuan di Komnas HAM RI tersebut, ada beberapa hal yang disepakati. Pertama, Pemprov Jatim melaksanakan per temuan untuk menyusun MoU penyelesaian sengketa

tanah antara warga Banongan Timur dengan PTPN Xll dan warga Banongan Barat dengan Perusda Banongan. Kedua, MoU tersebut merupakan dasar hukum kerja sama atau mitra kerja antara perusahaan dan warga penggarap. Prinsip kerja samanya adalah menguntungkan

kedua belah pihak. Ketiga, BPN Jatim dan BPN Situbondo akan melaksanakan pro ses perpanjangan HGU pe ru sahaan apabila MoU sudah disetujui dan ditandatangani semua pihak; menunda pelaksanaan proses perpanjangan HGU perusahaan apabila tidak

tercapai kesepakatan. Menurut Sayono, ketua KSM Mantab, mereka sudah mengupayakan yang terbaik karena telah mengelola lahan belasan tahun. “Karena itu, berdasar pertemuan tersebut, warga berani menggarap lahan sengketa tersebut kembali. (rri/c1/als)

Dikejar Warga Tiba-tiba Menghilang n BANGKAI... Sambungan dari Hal 33

Padahal, anjing adalah binatang karnivora (pemakan daging). Jadi, seharusnya daging kambing itu dimakan dan tidak dibiarkan begitu saja. Keanehan lain, kambing yang menjadi korban ditemukan di luar kandang hingga sekitar 100 meter tanpa jejak apa pun. Kalau kambing itu diseret paksa oleh anjing liar, pasti ada sebagian kandang yang rusak. Nyatanya sama sekali tidak ada kandang yang rusak. Selain kejanggalan- kejanggalan itu, beberapa warga juga melihat dengan mata telanjang beberapa binatang aneh. Salah satu warga yang melihat adalah Bu Sai, warga Dusun Kebundadap, Desa Tamansari, Kecamatan Licin. Perempuan 75 tahun itu menceritakan, Selasa malam (24/9) pukul 18.30, kambing peliharaannya di kandang mengembik sekeras-

kerasnya.Mendengar jeritan kambing itu, Bu Sai curiga. Dalam hati dia bertanya, mengapa dari 10 ekor kambing peliharaannya hanya satu yang mengembik keras. “Waktu itu, saya mau menghidupkan api di dapur dan tibatiba satu kambing bersuara keras,” tutur Bu Sai dengan logat Madura. Penasaran dengan kambing yang mengembik keras itu, Bu Sai memutuskan keluar rumah dan mengajak menantunya, Bu Totok. Pertama kali yang dilakukan Bu Sai adalah menghitung jumlah kambingnya di kandang. Setelah mengetahui kambingnya utuh, Bu Sai menoleh ke sebelah barat kandang. Nah, Bu Sai kaget bukan main. Sebab, sudah berdiri seekor binatang setinggi manusia. Dari belakang, badan binatang aneh itu terlihat seperti kera karena berbulu. Saat itu, Bu Sai bersama Bu Totok langsung menjerit minta tolong. Mendengar jeritan Bu Sai, binatang aneh itu langsung pergi meninggalkan

kandang menuju kebun kopi di sebelah barat kandang kambing. Setelah kedua perempuan itu menjerit, warga pun berdatangan. Setelah itu, mereka ramai-ramai mengejar binatang aneh tersebut. Sementara itu, Bu Sai dan Bu Totok pingsan. Tetapi, mereka pingsan tidak lama. Bu Sai mengaku kaget saat melihat binatang aneh mirip manusia itu. Seumur hidupnya, dia mengaku tidak pernah melihat binatang seperti itu. “Saya bilang binatang, tapi bukan seperti binatang. Mau dibilang manusia, tapi bukan manusia,” tuturnya. Bu Sai mengaku hanya melihat badannya bagian atas. Apakah hewan aneh itu berekor ataukah tidak, Bu Sai tidak bisa memastikan karena tidak sempat melihat bagian bawah. Beberapa warga lain sempat melihat binatang aneh itu berwajah anjing dan berbadan seperti kera. Saat dikejar, binatang aneh itu tiba-tiba menghilang. (c1/aif)

Festival Batik Resmi Dibuka BANYUWANGI - Ajang Banyuwangi Batik Festival (BBF) resmi dibuka sore kemarin (26/9). Masyarakat mulai bisa mengunjungi stan pameran batik dan aksesori yang berdiri di kawasan Taman Blambangan, tepatnya di Jalan Diponegoro, Banyuwangi, itu mulai pukul 16.00 kemarin. Kepala Dinas Pe rin dus tri-

an, Perdagangan, dan Pertambangan (Disperindagtam) Banyuwangi, Har y Cah yo Purnomo mengatakan, batik dan aksesori yang dipamerkan pada pameran tersebut semua menyajikan ciri khas Banyuwangi. “Pameran tersebut digelar sejak hari ini (kemarin) hingga Sabtu (28/9),” ujarnya.

Selain pameran batik, BBF tersebut akan dimeriahkan beberapa kegiatan lain, di antaranya lomba desain motif batik, lomba mewarnai motif batik, dan fashion show. “BBF digelar dengan tujuan meng gerakkan para pelaku industri batik agar melakukan terobosan-terobosan agar batik Banyuwangi semakin diminati

di tingkat nasional bahkan internasional,” kata dia. Sementara itu, lomba mewarnai motif batik tingkat SD yang digelar mulai pukul 14.30 besok akan diikuti 3.000 lebih peserta. Kreasi para pelajar tersebut diharapkan menjadi inspirasi bagi para produsen batik Banyuwangi. (sgt/c1/aif)

Tahap II sampai 12 Oktober n SAATNYA... Sambungan dari Hal 33

Panitia Pemilihan Tokoh Favorit 2013 versi pembaca Jawa Pos Radar Banyuwangi, Gerda Sukarno Prayuda mengatakan, pada tahap II atau penyaringan 100 besar ini, ballot di tahap I tidak diakumulasi alias dimulai dari nol kembali. ”Ma-

sing-masing pendukung atau pembaca Jawa Pos Radar Banyuwangi bisa menggunting ballot yang tersedia dan silakan kirim ke Jawa Pos Radar Banyuwangi Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi,’’ kata Gerda. Tahap II dimulai tanggal 27 September (hari ini) hingga 12 Oktober mendatang. Setiap hari akan ditampilkan persentase perolehan ballot. (c1/aif)

Usulan Tokoh Favorit No Nama

No Nama

53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78

79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104

Indah Purwantini Ipung Purwadi Ira Damayanti Ira Stephani Rawung Irawati Irma Noervadila Irwan Setiawan Iwan Aziz Siswanto Joko Sutrisno Joko Triatni Joseph Atmadja, dr Kelik Dwi Kuncoro Kundofir, dr Luqman Hakim M Hidayat M Sahlan M Said Mafrocatim Nikmah Maftuha Kiswah Mahmudi MPDi,drs Mahmudi, drs, MM Malik Eko Sujarno Maskur Ali Mentik Rohimah Mia Ms Michael Edy Hariyanto

Mujiono Muslimin Fasya Nanang Masbudi Nanang Nur Ahmadi Nano Hermawan Ni’amilah,dra Nihayatul Hafiroh Ning Sari Novita Ratnaningtyas Nurlia Viliana Paidi, ST Pitoyo R Bomba Sugiarto Rahmat, MHum Ratna Farida Retno Herlina Risano M Saleh Rusdi Dziban Samsuddin Adlawi Samsul hadi, Ir Saroni, H Slamet Subandi Soekardjo Soenarko Sofia Cholisa Sri Suryani, SE

No Nama 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128

Sri Utami Sugihono Sugirah, H, SPd Sumantri Soedomo Suminto Supriyanti, SE Syamsul Arifin Syukron Makmun Hidayat Taufik Hidayat, dr Teguh Sumarno Toni Hartono Umi Kulsum Virda Damayanti Warang Agung, ST Waridjan Wendriawanto Wiwik Eko Lestari Yayak Mulyadi, H Yus Kadarisman Yusieni Yustianus Sri Soetanto Zaenal Arifin,dr Zubaidi, SC Endang Suliastuty

Pelaksana Tidak Bisa Tunjukkan Bukti n BANGUNAN... Sambungan dari Hal 35

“Saat itu kami beri petunjuk, pihak pelaksana pembangunan tidak boleh menerima bahan galian pertambangan yang diperoleh secara ilegal. Pelaksana pembangunan itu wajib meminta surat IUP produksi kepada perusahaan atau lembaga atau perorangan yang menjadi rekanan penyuplai bahan galian pertambangan,” kata pria yang juga menjabat kepala Inspektur Tambang Kabupaten Banyuwangi tersebut. Faktanya, imbuh Hary, pihak pe laksana pembangunan ti-

dak dapat menunjukkan bukti bahwa bahan galian yang dipasok para supplier itu memiliki IUP Operasi Produksi yang dikeluarkan instansi berwenang. Pemantauan dilanjutkan Sabtu (21/9). Petugas memantau mobilisasi angkutan yang memuat hasil bahan galian pertambangan di Pos Penjagaan Ban dara Blimbingsari. Ditemukan dump truck yang memuat agregat batu alam. Dalam sehari, terdapat tiga sampai empat dump truk pengangkut material galian tambang tersebut. “Minggu (22/9) kembali kami lakukan pe mantauan. Kali ini ada sekitar delapan kali aktivitas pengangkutan agregat

batu,” cetusnya. Nah, lantaran hingga kemarin pihak pelaksana pembangunan proyek gedung sekolah pilot di kawasan Bandara Blimbingsari itu tidak dapat menunjukkan dokumen perjanjian atau kontrak kerja sama suplai material dari pemegang IUP Operasi Produksi yang sah, Disperindagtam secara resmi melakukan penghentian pasokan material pembangunan tersebut kemarin. “Penghentian berlaku sampai pelaksana pembangunan menunjukkan dokumen perjanjian atau kontrak suplai material dari pemegang IUP Operasi Produksi yang sah dan berlaku,” pungkasnya. (sgt/c1/aif)

40 Orang Belum Ditangani n 68 WARGA... Sambungan dari Hal 44

Sebelum dioperasi, matanya ti dak dapat melihat. Setelah dioperasi, kini penglihatannya be rangsur-angsur normal. “Saya sudah bertahun-tahun menderita katarak, dan baru kali bisa dioperasi dan bisa melihat lagi,” kata Satimah, warga asal Dusun Tribungan, Desa Sumberkolak, Kecamatan Pa-

narukan. Sementara itu, Bupati Dadang Wigiarto mengatakan, dari 80 mata yang ditangani tim puskesmas dan Dinas Ke se hatan, ternyata masih ada 40 mata yang belum ditangani. Ka rena itu, pi haknya berupaya mencari pembiayaan agar pada November 2013 men datang mereka bisa di operasi. “Jadi, kami harap di tahun ini

tidak ada lagi masyarakat yang katarak,” ujar Bupati Dadang usai meninjau operasi katarak di Puskesmas Panarukan. Meski tahun ini penderita katarak sudah diatasi, tapi tidak menutup kemungkinan pada 2014 nanti ada masyarakat yang masih menderita katarak. “Kami akan terus melakukan penyisiran untuk mencari masyarakat miskin yang katarak,” pungkas Dadang. (rri/c1/als)

Berdalih Keterbatasan Ekonomi n CIDUK... Sambungan dari Hal 44

Menurutnya, dia bersama suaminya nekat mengontrak rumah dan mencoba menjadi mucikari. Itu dilakukan pasutri tersebut karena penghasilan sebagai bur uh tani tidak

mencukupi kebutuhan hidupnya. “Tidak cukup kalau hanya sehari penghasilannya Rp 10.000, apalagi anak sudah dua,” katanya. Kasi Ops Satpol PP, Usman me ngatakan, razia kali ini bukan hanya razia rutin tapi juga penegakan Perda Nomor

27 Tahun 2004. Menurutnya, razia itu tidak hanya dipusatkan di warung remang-remang, tapi juga beberapa tempat yang kerap dijadikan tempat mesum. “Eks lokalisasi juga kami razia. Kita berhasil mengamankan PSK di eks lokalisasi itu,” ujar Usman. (rri/c1/als)


44

Jumat 27 September 2013

Ciduk PSK di Warung Remangremang

KESEHATAN

NUR HARIRI/RaBa

GRATIS: Pasien yang hendak operasi katarak berjejer menunggu giliran di Puskesmas Panarukan kemarin (26/9).

68 Warga Miskin Operasi Katarak PANARUKAN - Puluhan warga dari 17 kecamatan di Situbondo menjalani operasi katarak di Puskesmas Panarukan kemarin (26/ 9). Dalam operasi katarak yang diadakan setiap tahun tersebut, warga bisa mendapat pelayanan secara gratis. Operasi katarak itu melibatkan dua tim medis dari Balai Kesehatan Mata Masyarakat Surabaya, satu dokter umum, dan 7 perawat. Total mata yang dioperasi jumlah 68 mata. “Ada 68 mata yang dioperasi,” kata Hariyadi Susanto, koordinator operasi katarak, saat berada di Puskesmas Panarukan. Data yang berhasil dikumpulkan, bagi masyarakat yang tidak mampu dan ingin mengikuti operasi katarak secara gratis, mereka cukup menyediakan Surat Pernyataan Miskin (SPM). “Warga yang dioperasi hari ini tidak dipungut biaya. Rata-rata pasien yang dioperasi adalah warga yang memang tidak mampu,” jelas pria yang juga berprofesi sebagai perawat di Puskesmas Panarukan itu. Dijelaskan, program operasi katarak gratis itu sebenarnya sudah berlangsung lama. Setiap tahun program tersebut selalu dilaksanakan. “Setiap tahun program ini rutin digelar,” imbuh Hariyadi. Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Situbondo Abu Bakar Abdi mengatakan, pelayanan kesehatan secara gratis tersebut kerja sama dengan Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Provinsi Jawa Timur. “Operasi katarak ini gratis dan rutin setiap tahun,” ujar Abu Bakar. Salah seorang pasien katarak, Satimah, mengaku berterima kasih dengan adanya program operasi gratis tersebut n Baca 68 Warga...Hal 43

SENGKETA TANAH

NUR HARIRI/RaBa

SISA TANAMAN: Kelompok tani penggarap lahan kembali mengolah lahan seluas 150.374 hektare kemarin (26/9).

Petani mulai Garap Lahan Banongan SITUBONDO - Kelompok Swadaya Masyarakat Nelayan dan Petani Banongan (KSM Mantab) akhirnya kembali mengolah lahan seluas kuranglebih 150.374 hektare di lahan Banongan. Beberapa hari ini, puluhan petani secara berkelompok membersihkan sisa tanaman yang sudah dipanen. Para petani yang berjumlah 180 orang tersebut berasal dari dua desa, yakni Desa Banyuputih dan Sumberejo, Kecamatan Banyuputih. Mereka berani menggarap lahan tersebut berdasar hasil pertemuan sejumlah pihak yang dilaksanakan di Komnas HAM RI Senin 16 September 2013 lalu. Pertemuan tersebut disaksikan Kasubag Bantuan Hukum Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Jempin Marbun, dan Kepala Bagian Hukum Pemerintahan Kabupaten Situbondo, Achmad Sugiarto. Ada pula Suyatno, Kasi Perkara dari Pertanahan Provinsi, dan Jonny Sulistiyo, Kasubsi Sengketa dan Konflik Pertanahan Situbondo n Baca Petani Mulai...Hal 43

Juga Amankan Pasutri Mucikari di GS

NUR HARIRI/RaBa

DITIPIRING: Empat PSK dan sepasang suami istri saat diamankan di kantor Satpol PP kemarin (26/9).

warung remang-remang Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo. Tiga PSK itu adalah Lilik Anisa, 39, warga Ambulu, Jember; Isyati, 27, warga Kecamatan Grujukan, Bondowoso; dan Wahyuni, 30, warga asal Botolinggo, Desa Sumberkolak, Situbondo. Sementara itu, satu PSK bernama Masyana, 26, warga Sumberwringin, Bondowoso, tertangkap saat berada di eks lokalisasi Gunung Sampan (GS) Desa Kotakan. Di eks lokalisasi itu, Satpol PP juga mengamankan pasangan suami istri, yakni Maya, 39, warga asal Arjasa, Jember, dan suaminya karena diduga menjadi mucikari. “Saya baru empat bulan ngontrak rumah di GS, eh kena razia,” terang Maya n Baca Ciduk...Hal 43

Toko Waralaba Modern Mencapai 52 Unit SITUBONDO - Penyebab menjamurnya toko retail modern di Situbondo diduga kuat karena ada konspirasi antara pengusaha minimarket dan oknum petugas Kantor Pusat Pelayanan Terpadu (KPPT). Wakil Ketua Komisi II DPRD Situbondo, Haji Aswari, mengaku sangat heran karena KPPT selaku pihak pemberi izin berani melanggar peraturan bupati. “Terbukti banyak izin toko waralaba yang tak sesuai perbup,” tegasnya. Menurutnya, sejak 7 Juni 2013 Komisi II dan KPPT sebenarnya telah sepakat menghentikan sementara penerbitan izin minimarket. Penerbitan izin baru akan dilakukan setelah perda pengelolaan pasar modern dan pasar tradisional disahkan. “Selain adanya kesepakatan KPPT dan Komisi II, kala itu Bupati Situbondo juga langsung mengeluarkan Peraturan Bupati Nomor 37 ter-

tanggal 27 Juni 2007. Dalam perbup tersebut diatur jarak minimarket dan pasar tradisional maupun minimarket dan minimarket lain minimal seribu meter,” paparnya. Kenyataannya, KPPT tetap memberikan izin meski jarak minimarket tak melanggar perbup. Selain melanggar perbup, KPPT juga mengingkari kesepakatan dengan Komisi II DPRD. “Izin pendirian minimarket yang dikeluarkan setelah tanggal 27 Juni 2013 seharusnya dicabut,” tandasnya. H. Fahrudi Apriawan, anggota komisi II lain mengatakan, pemkab seharusnya melindungi pasar tradisional. Itu agar pertumbuhan ekonomi masyarakat kecil tak terganggu. Karena itu, KPPT seharusnya benar-benar menjalankan perbup dan kesepakatan dengan komisi II itu. Politisi asal Desa Alas Malang, Kecamatan Panarukan, tersebut

Janji tak Perpanjang Izin HO SEMENTARA itu, Kepala KPPT Situbondo Didik Sulihtiyo mengungkapkan, secara regulasi tidak ada yang salah atas pendirian Alfamart dan Indomaret di Situbondo selama ini. Sebab, sudah mematuhi aturan yang disyaratkan Pemkab Situbondo. Dikatakan, tiap pengajuan izin toko waralaba modern selalu diawali pengajuan kepada bupati. Jika ada disposisi bupati, maka akan ditindaklanjuti KPPT. “Kalau bupati tidak mengizinkan, ya kita tidak berani,” tandasnya. Prosedur pendirian toko waralaba modern, kata Didik, adalah adanya izin HO dan IMB. Jika keduanya sudah terpenuhi, berarti tak ada masalah. “Prinsipnya seperti itu. Kalau sudah ada IMB dan izin persetujuan lingkungan, ya beres. Karena regulasinya memang begitu,” paparnya. Mengenai pengaturan jarak, kata

dia, sebentar lagi memang akan dievaluasi oleh pemkab dan DPRD. “Jadi nanti izin minimarket yang ada akan dievaluasi oleh pemda siapa tahu tak sesuai regulasi,” imbuh mantan Kabag Hukum tersebut. Khusus minimarket yang saat ini sudah berdiri alias sudah ada berizin, pemkab akan menunggu sampai izin HO-nya habis. Sebab, izin HO hanya berlaku selama tiga tahun. “Jadi, tidak akan ada pencabutan izin bagi yang sudah berdiri. Hanya saja izinnya tidak boleh diperpanjang,” tandasnya. Mengenai kesepakatan dengan DPRD, Didik membantah jika dianggap mengingkari. Sebab, setelah kesepakatan itu, di Kabupaten Situbondo memang tidak pernah ada pendirian toko waralaba baru. “Ada pendirian lagi setelah terbit perbup,” pungkasnya. (pri/c1/als)

Awas, Tertipu Sewa-menyewa Mobil SITUBONDO - Dugaan penipuan dan penggelapan yang diawali sewa-menyewa mobil sangat marak terjadi di Situbondo. Kali ini korbannya adalah Moh. Hasyim, warga Desa Gudang, Kecamatan Asembagus. Ceritanya, pria 43 tahun itu menyewakan mobil Nisan Evalia kepada NN, 30, warga Kecamatan Arjasa, Situbondo. Sebelumnya, terlapor NN mendatangi rumah korban di Desa Kandang. Sewa-menyewa mobil itu terjadi Juli 2013 lalu. Korban

SITUBONDO - Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Situbondo berhasil mengamankan empat pekerja seks komersial (PSK) pagi kemarin (26/ 9). Selain mengamankan keempat PSK, petugas juga mengamankan pasangan suami istri yang diduga menjadi mucikari. Keempat PSK dan dua pasutri itu langsung diamankan di kantor Satpol PP untuk dibina. Tidak hanya itu, mereka juga akan tipiring karena melanggar Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2004 tentang larangan praktik prostitusi di Kabupaten Situbondo. “Selain dibina, mereka juga akan ditipiring,” tegas Agung Wintoro, kepala Satpol PP. Dari keempat PSK tersebut, tiga PSK terjaring razia saat berada di

dan terlapor NN sepakat harga sewa mobil itu per hari Rp 250 ribu. Di halaman rumah korban, mereka berdua berpisah dan NN membawa mobil Nisan Evalia tersebut. Namun, pada saat terjadi sewa-menyewa mobil itu, batas waktunya tidak ditentukan. Karena Hasyim tidak curiga, dirinya hanya menghitung berapa banyak uang yang harus disetorkan penyewa kepadanya. Nahas, tanpa sepengetahuan korban, mobil tersebut disewakan oleh NN kepada orang lain berinisial HS.

Berawal dari dugaan penipuan dan penggelapan itu, korban akhirnya melaporkan kasus tersebut ke Mapolres Situbondo. “Karena tidak bayar, saya menagihnya, tapi tidak ada kejelasan,” kata Hasyim saat memberikan keterangan kepada polisi. Tidak hanya itu, begitu ditelusuri, dugaan kasus 378 tersebut semakin kuat dan mobil milik pegawai swasta itu semakin tidak jelas. Konon, setelah terlapor NN menyewakan mobil tersebut kepada HN, mobil Evalia itu disewakan lagi oleh

HN kepada orang lain. Lantaran itu, kini keberadaan mobil tersebut belum jelas. Akibat kejadian tersebut, pelapor mengalami kerugian Rp 170 juta. “Biaya sewa selama bulan September 2013 belum dibayar. Mobilnya disewakan lagi,” ujar Hasyim saat memberikan keterangan kepada petugas. Kasubag Humas Polres Situbondo AKP Wahyudi membenarkan laporan tersebut. Menurutnya, kasus sewa menyewa mobil itu masih dalam penyelidikan petugas. (rri/c1/als)

mengungkapkan adanya indikasi pengusaha minimarket meminta izin sebanyak-banyaknya. Sebab, akhir tahun ini DPRD akan mengesahkan perda. Perda itu mengatur dengan ketat pasar modern dan pasar tradisional. Kata Fahrudi, kini sudah berdiri 52 unit toko waralaba modern di Situbondo. Rinciannya 33 Indomaret dan 19 Alfamaret. “Pemkab sudah tidak banyak membantu rakyat kecil yang menggantungkan ekonominya kepada berdagang. Eh, malah kini memupuk matinya para pedagang tersebut dengan terus mengizinkan pendirian toko waralaba modern,” imbuh Rudi. (pri/c1/als)

EDY SUPRIYONO/RaBa

ASPIRASI: Pedagang Bungatan mendatangi gedung DPRD untuk menyuarakan penolakan pasar modern Selasa (24/9) lalu.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.