20 september web

Page 1

JUMAT 20 SEPTEMBER

33

Pendorong Perubahan dan Pembaruan

TAHUN 2013

Bangun Talud

Butuh Rp 4 T WONGSOREJO - Ratusan elemen masyarakat Banyuwangi melakukan aksi bersih-bersih pantai di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, kemarin (19/9). Kegiatan yang disponsori Dinas Kelautan dan Perikanan Pemprov Jatim itu melibatkan pelajar, TNI/Polri, PNS, dan aktivis pencinta lingkungan. Aksi peduli lingkungan itu dipimpin langsung Bupati Abdullah Azwar. Hadir juga Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko, Danlanal Letkol Eka Edi Susanto, Sekkab Slamet Kariyono, dan beberapa pejabat eselon II dan III di lingkungan Pemkab Banyuwangi. Selain bersih-bersih pantai dan laut, juga digelar penanaman vegetasi pantai dan transplantasi karang buatan. Kegiatan itu ditandai dengan penanaman pohon mangrove untuk mencegah abrasi pantai n Baca Bangun...Hal 43

GALIH COKRO/RaBa

CEGAH KERUSAKAN LAUT: Kalangan pelajar terlibat dalam bersih-bersih Pantai Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, kemarin. Kegiatan ini ditandai dengan penanaman pohon mangrove untuk mencegah abrasi pantai.

Pernah Beraksi di Cluring Perampas Nasabah Bank yang Didor Polisi

PENGADILAN

Widarti Bakal Pimpin Sidang Sabu Totok

GAMBIRAN - Polisi masih terus mengembangkan tertangkapnya tiga sindikat perampas yang beraksi di Muncar, Jajag, dan Tegalsari. Kemarin, tiga tersangka, yakni Satimin, Sudarisman, dan Supriyadi, terus dikorek keterangannya oleh penyidik Polsek Gambiran. Komplotan Satimin tidak hanya beraksi di wilayah Muncar n

Alamat: Ploso Wayu, Turi, Lamongan Umur: 40 tahun Ditembak: paha kanan Kasus: Perampasan uang nasabah bank Peran: Eksekutor

Kari Gedigu

Kepincut Gadis 15 Tahun GENTENG - Cinta memang tak pandang usia. Perbedaan umur yang njomplang tidak menyurutkan niat Nagud, 35, (nama samaran) untuk menyunting Saritem. Meski usia Saritem baru 15 ta hun, Nagud tetap cintrong setengah mati. Ibarat mesin ken daraan, onderdil Saritem masih ori sinal s e mua. Ja ngankan turun mesin, ganti oli pun belum pernah. Begitu kira-kira alasan Nagud ingin mengawini ROE/RaBa Saritem. Saking cintanya itu, Nagud nekat membawa kabur Saritem dari rumahnya di Dusun Curahketangi, Desa Setail, Kecamatan Genteng. Nagud tinggal di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Akibat perbuatannya itu, Nagud kini mendekam di Mapolsek Genteng. Dia disangka melanggar pasal membawa lari anak bawa umur dan persetubuhan. Ceritanya, Sabtu (7/9) lalu Nagud datang ke Genteng untuk melamar Saritem. Sebelumnya, Saritem yang masih kinyis-kinyis itu bekerja di Denpasar, Bali. Diam-diam keduanya menjalin hubungan layaknya suami istri n Baca Kepincut...Hal 43

http://www.radarbanyuwangi.co.id

Alamat: Wonosalam, Jombang, Jatim Umur: 34 tahun

SUDARISMAN

Ditembak: lutut kanan Kasus: Perampasan uang nasabah bank Peran: Eksekutor

SUPRIYADI

Alamat: Warga Lamongan punya istri di Tegalsari, Banyuwangi Umur: 38 tahun Kasus: Perampasan uang nasabah bank Tidak sampai ditembak Peran: penunjuk jalan, joki kendaraan, memantau situasi

Baca Pernah...Hal 43

GRAFIS: ZAKARIA/RaBa

Guru Ngaji Diminta Cegah Peredaran Miras

BANYUWANGI - Majelis hakim yang menangani sidang kasus sabu-sabu (SS) dengan terdakwa anggota DPRD Banyuwangi Totok Sugiarto, 43, berubah. Made Sutrisna yang men jadi ketua majelis hakim dalam perkara itu diganti Widarti. Pergantian itu dilakukan karena Made Sutrisna yang juga ketua Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi dimutasi menjadi hakim di Pe ngadilan Negeri (PN) DOK. RaBa Jakarta Selatan. Made Sutrisna “Se mua perkara yang saya tangani sudah saya limpahkan kepada yang lain,” cetus Made Sutrisna n Baca Widarti...Hal 43

Satimin

Insentif Tahap Pertama Cair Rp 450 Juta KEPINCUT: Turis asal Prancis mengagumi bangunan TITD Hoo Tong Bio. AGUS BAIHAQI/RaBa

Kongco Jadi Jujugan Turis BANYUWANGI - Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hoo Tong Bio yang berada di Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi, ternyata cukup terkenal di mancanegara. Hampir setiap hari wisatawan yang mampir ke Kota Gandrung selalu mengunjungi klenteng tersebut. Selain bangunannya unik dan arsitektur Tiongkok, TITD Hoo Tong Bio juga termasuk tempat ibadah tertua. Konon, tempat sembahyang itu kali pertama dibangun pada 1784 Masehi. “Hoo Tong Bio termasuk

tua, karena dibangun pada 1784 Masehi,” terang Ketua Umum TITD Hoo Tong Bio, Bambang Witarsa. Menurut Bambang, waktu pembangunan tempat peribadatan itu diketahui berdasar prasasti yang hingga kini masih ada di pintu masuk. TITD Hoo Tong Bio sebenarnya bangunan tua yang memiliki sejarah sangat penting. “Karena termasuk bangunan tua, banyak turis asing yang datang,” katanya n Baca Kongco...Hal 43

Pundi-pundi Untuk Guru Ngaji

WONGSOREJO - Insentif ribuan guru ngaji senilai Rp 8,5 miliar mulai dicairkan secara ber tahap kemarin (19/9). Di ta hap pertama, pundi-pundi APBD untuk 17 ribu guru ngaji langgar (musala) itu dicairkan senilai Rp 450 juta. Tahap pertama secara simbo lis diserahkan Bupati Abdullah Azwas Anas di Masjid Da russalam, Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo. Dalam kesempatan itu, ada sekitar 1000 guru ngaji yang menyaksikan penyerahan secara simbolis kepada pengurus organisasi guru ngaji tingkat kabupaten. Sejak era Bupati Anas, guru ngaji se-Banyuwangi mendapat in sentif sebesar Rp 500 ribu setahun n

Jumlah guru ngaji: 17 ribu Anggaran: Rp 8,5 miliar Sumber: APBD II Tahap I: Rp 450 juta (cair kemarin) Jatah satu guru ngaji: Rp 250 ribu Jatah setahun: Rp 500 ribu Tahap II: Cair bulan Desember 2013 *Sejatinya dana insentif diserahkan Ramadan lalu. Berhubung ada kendala administrasi, baru diserahkan bulan September.

Baca Guru...Hal 43

GRAFIS: ZAKARIA/RaBa

Genjah Arum, Varietas Padi Lokal yang Nyaris Punah

Sembilan Tahun Tersimpan di Plafon Tidak Rontok Gempuran padi varietas unggul sekitar tahun 1960-an membuat sejumlah varietas padi lokal ditinggalkan masyarakat. Beruntung, masih ada warga yang gigih melestarikan padi varietas lokal tersebut, salah satunya Adi Purwadi, 44, warga Desa Kemiren, Kecamatan Glagah.

HARGANYA LEBIH MAHAL: Adi Purwadi menunjukkan seikat padi genjah arum miliknya.

SIGIT HARIYADI, Glagah MUSIM hujan awal dekade 1990an yang mengakibatkan rumah Adi Purwadi mengalami kebocoran ternyata membawa berkah tersendiri bagi pria asal Dusun Kemiren Barat,

SIGIT HARIYADI/RaBa

Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, tersebut. Saat ayah satu anak itu naik ke plafon rumah untuk mem-

betulkan genting rumahnya, Adi menemukan seikat padi yang bentuk bulirnya berbeda dengan padi

kebanyakan. Usut-punya usut, seikat padi dengan bulir cenderung bulat dan warna kulit keemasan itu padi genjah arum. Adi pun girang bukan kepalang. Betapa tidak, padi varietas lokal tersebut merupakan jenis padi yang sudah sangat langka. Ya, revolusi hijau yang digulirkan pemerintah sekitar tahun 1960-an me mang membuat varietas padi lokal ditinggalkan masyarakat. Para petani lebih memilih menanam padi varietas unggul lantaran proses penanaman hingga pasca panen bisa dilakukan serba instan. Untuk memanen padi genjah arum, petani harus memotong satu-per satu tangkai buah padi menggunakan aniani (sejenis pisau kecil) n

Widarti bakal pimpin sidang Totok Semoga jalannya sidang tidak kucing-kucingan lagi!

Lambat tangani korupsi, pendemo minta kasatreskrim dicopot Memang sudah waktunya ganti!

Baca Sembilan...Hal 43

email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


34

Jumat 20 September 2013

AGENDA KOTA

Jalan Sehat Hari Perhubungan Dalam rangka peringatan Hari Perhubungan Nasional (HPN), akan digelar jalan sehat dan bazar. Acara yang dirangkai dengan bakti sosial dan donor darah itu akan digelar Minggu (22/9) mendatang. Start jalan sehat di Pelabuhan ASDP Ketapang, dan finish di Pelabuhan Pelindo III. (*)

TAMU KITA

GERDA/RaBa

Jawa Pos Radar Banyuwangi (JP-RaBa) kemarin keda tangan tamu dari Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banyuwangi Barat. Tampak Direktur JPRaBa A. Choliq Baya tengah berbincang akrab dengan administrator Perhutani KPH Banyuwangi Barat, Ir. Adi Winarno, MM, yang ditemani Wakil Administrator Agus Fadoli, dan Kepala Seksi PSDH Ir. Hendro. (*)

Minta Masukan Semua Elemen Sebelum DPRD Gelar Paripurna Pemekaran Wilayah

BA N Y U WA N G I - D P R D Banyuwangi ternyata cukup serius melaksanakan keputusan komisi I mengenai pemekaran Kabupaten Banyuwangi. Untuk kegiatan ini, para anggota dewan yang terhormat itu rencananya akan menggelar sidang paripurna. Hanya saja, sebelum paripurna ini dilaksanakan, para wakil rakyat akan melakukan koordinasi dengan semua elemen masyarakat. “Kita juga akan minta masukan pada

semua elemen masyarakat, baru setelah itu digelar paripurna,” terang ketua DPRD Banyuwangi, Hermanto. Menurut Hermanto, rapat komisi I yang memutuskan pemekaran Kabupaten Banyuwangi itu sah dan sudah terjadwal. Sebagai pimpinan, dirinya telah menyetujui rapat komisi tersebut. “Semua rapat yang ada di alat kelengkapan DPRD telah disetujui oleh pimpinan dewan,” katanya. Keputusan komisi I mengenai pemekaran kabupaten ini, terang dia, sebenarnya wacana yang sudah lama berkembang di masyarakat. Semua ini dilakukan dalam rangka peningkatan pelayanan pub-

DOK.RaBa

Hermanto

lik. “Semua ini demi kebaikan masyarakat,” ujarnya. Hermanto mengaku tidak sependapat dengan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang menganggap pemekaran tidak perlu karena Kabupaten Banyuwangi

dengan wilayah sangat luas ini, yang berpenduduk hanya 38 persen, selebihnya berupa hutan dan perkebunan. “Karena wilayah yang luas, untuk peningkatan pelayanan publik dengan pemekaran,” ungkapnya. Kepada komisi I, lanjut dia, pihaknya sudah minta dalam pemekaran ini mengadakan koordinasi dan masukan dari sejumlah tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi, dan kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM). “Juga perlu ada kajian yang mendalam mengenai pemekaran wilayah ini,” cetusnya. Dalam pemekaran wilayah ini, Hermanto berkeyakinan

akan lebih meningkatkan pelayanan publik. Daerah yang memiliki wilayah sangat luas, tentunya juga merepotkan masyarakatnya. “Kalau sudah ada masukan dari elemen masyarakat dan kajian yang mendalam, selanjutnya kita gelar sidang paripurna,” sebutnya. Untuk pemekaran wilayah ini, Her manto mengakui belum melakukan koordinasi dengan Bupati Anas. Tapi pada waktunya nanti, pihaknya juga akan koordinasi tentang keputusan DPRD. “Kita akan koordinasi dan minta masukan juga pada forum pimpinan daerah (forpimda),” katanya. (abi/c1/als)

Profil Finalis Jebeng Thulik 2013

FESTIVAL BATIK

Angkat Ritual Petik Laut

Sukai Olahraga Taekwondo

Lokasi Dipindah ke Gesibu

PERNAH menjadi PutraPutri SMAGI 2012 menjadi bekal berharga bagi Yosi Rizky Setiawan. Mimpinya sebagai duta wisata dan mengenalkan Banyuwangi ke mancanegara semakin dekat dengan kenyataan. Yosi yang pernah menjadi penyaji terbaik FLS2N dua tahun berturut-turut itu ingin mem-publish ritual petik laut di beberapa pantai di Banyuwangi. Ritual tersebut bertujuan memohon berkah dan keselamatan sekaligus ungkapan syukur kepada sang pencipta. Setiap bulan Muharam atau Syuro dalam penanggalan Jawa, para nelayan menggelar ritual untuk memohon berkah rezeki dan keselamatan. Waktu pelaksanaan petik laut biasanya digelar saat bulan purnama. Karena saat itu nelayan tidak melaut. Mengingat pada saat itu terjadi air laut pasang. (*/c1/als)

PRESTASI akademik di sekolah yang dimiliki Raka Bima Grimaldi memang sudah tidak diragukan lagi. Ia pernah menjuarai beberapa Olimpiade Sains hingga tingkat provinsi. Atlet Basket ini mengaku sangat menyukai pelajaran sains karena bisa menunjang masa depannya. Selain basket, Raka juga menyukai olahraga taekwondo. Putra Favorit SMAN 1 Glagah ini ingin menjadi inspirator bagi generasi muda di sekitarnya. Raka juga ingin mengeksplorasi potensi pariwisata Banyuwangi dan menjadikannya sebagai tujuan wisata utama di Indonesia. Ia menyadari potensi besar jika tidak di-publish ke khalayak, maka tidak akan dikenal. Paskibra Kabupaten Banyuwangi ini ingin mengajak pemuda-pemudi Banyuwangi mengenalkan Pantai Sukomade. (*/c1/als)

BANYUWANGI - Kegiatan Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2013 pada 28 September mendatang akan dihadiri sejumlah tokoh nasional. Beberapa tokoh nasional yang dipastikan hadir adalah istri mantan ketua DPRRI Akbar Tandjung, dan istri Menteri Koperasi dan UKM Inggrid Kansil. Kedua perempuan asal ibu kota itu merupakan pencinta batik Nusantara. Jika tidak ada halangan, keduanya memastikan menghadiri rangkaian kegiatan BBF. Rangkaian BBF terdiri atas empat kegiatan yang semua menampilkan batik khas Banyuwangi, mulai batik fashion on the road, cipta desain motif batik, mewarnai motif batik, hingga pameran promosi batik. Menurut Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Perdagangan (Disperindagtam) Hary Cahyo Purnomo mengatakan, antusiasme masyarakat Banyuwangi terhadap kegiatan ini cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pendaftar yang ingin berpartisipasi. “Tiap item kegiatan punya peminat sendiri-sendiri. Untuk batik fashion model, peserta yang lolos audisi sebanyak 112 orang, dari total 277 pendaftar,” ungkap Hary. Peserta lomba cipta desain motif batik juga telah menembus angka 96 orang. Untuk lomba mewarnai motif batik, jumlah pendaftar telah mencapai 3000 orang. Hary memastikan, jika sebelumnya acara ini direncanakan akan dilangsungkan di depan Pemkab Banyuwangi. Namun dengan berbagai pertimbangan, lokasinya dialihkan ke Gesibu Blambangan. “Area dalam Gesibu akan kami sulap menjadi galeri terbuka yang menampilkan batik dalam satu kesatuan,” katanya. (afi/c1/als)

Piawai Bermain Musik GADIS cantik yang pernah menjuarai OM MITS tahun 2013, Windy Rizqia Arsy Syafuroh Damayati, ini adalah salah satu kontestan jebeng yang patut dipertimbangkan. Selain pengetahuan yang ia miliki, kemampuannya memainkan alat musik bisa ia jadikan modal merebut gelar jebeng Banyuwangi 2013. Windy yang bercita-cita menjadi dokter ini ingin menjadikan Banyuwangi sebagai kota pariwisata terbaik yang menjunjung tinggi nilai adat. Selain itu, ia juga ingin mengajak masyarakat luas berkunjung ke Pantai Plengkung atau yang lebih familiar dengan sebutan G-Land. (*/c1/als)

Calon Guru Bahasa Inggris PRESTASI Elsya Herwiyanti di dunia pageants diawali menjadi Duta IM3 tingkat nasional. Dia juga pernah menjadi Putri SMAN 1 Giri pada tahun 2012. Keberaniannya mengikuti beberapa kompetisi menyebabkan Elsya semakin matang sebagai calon guru bahasa Inggris. Finalis yang hobi olahraga dan menyanyi ini ingin mengetahui Banyuwangi secara keseluruhan. Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan menjadi jebeng Banyuwangi. Elsya mengaku bangga menjadi pemuda Banyuwangi. Apalagi, ketika kabupaten ini semakin dikenal publik internasional karena menggelar beberapa event berkelas inter nasional, seperti Tour de Ijen, surfing di Pulau merah, dan lain-lain. Dari sekian banyak event itu, jebeng asal Kecamatan Banyuwangi itu memilih Pulau Merah sebagai destinasi pilihan. (*/c1/als)

Ingin Jadi Menteri Luar Negeri BAKAT Richard Firman Hadi Prayoga sebagai debater tingkat nasional patut mendapat apresiasi tinggi. Pengalaman dan kemampuan public speaking-nya sudah tak diragukan. Ia pernah mencicipi podium juara di beberapa kompetisi debat tingkat kampus dan provinsi. Richard merasa prestasinya saat ini belum lengkap jika belum memberikan sumbangsih kepada Bumi Blambangan. Ia ingin menjadi duta Banyuwangi lewat kontes Jebeng-Thulik Banyuwangi 2013. Ekowisata menjadi salah satu hal penting menurut mahasiswa semester V ini. agrowisata yang dimiliki Banyuwangi harus dikunjungi wisatawan, seperti Air Terjun Wonorejo yang terletak di Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru. Tempatnya sangat indah dan patut menjadi jujugan para wisatawan. (*/c1/als)

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi, Ali Nurfatoni (Banyuwangi), Edy Supriyono, Nur Hariri (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pemasaran & Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha, Benny Siswanto, Samsuri (Situbondo). Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah, W. Nugroho. Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan. PENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Administrasi Iklan: Widi Ukiyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: A. Choliq Baya. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J

Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


35

Jumat 20 September 2013

Lima Kali Masuk Bui, Tetap Nogel GENTENG - Penjual nomor judi jenis toto gelap (togel) yang satu ini benar-benar tidak kapok dengan pengapnya ruang penjara. Betapa tidak, sudah lima kali masuk bui karena kasus judi, dia tetap menjual togel. Pelaku yang kini mendekam di ruang tahanan Mapolsek Genteng karena tertangkap menjual togel lagi tersebut adalah Setyo Budi, 67, warga Dusun Sumberwaru, Desa Taman Agung, Kecamatan Cluring. Selain menahan tersangka, polisi juga mengamankan barang bukti berupa uang Rp 161 ribu, sebuah hand phone, dua lembar kertas

ABDUL AZIZ/RaBa

Setyo Budi

bertulisan nomor togel, dan 21 stabilo warna hijau. Saat ditemui di Mapolsek Genteng, Setyo mengaku tidak kapok berjualan togel meski harus lima kali masuk bui akibat perbuatannya tersebut. “Saya suka jualan togel. Sudah lima kali ditangkap,” tuturnya dengan nada polos. Kapolsek Genteng Kompol Riamun mengatakan, pelaku ditangkap polisi di sebelah utara perempatan lampu merah Genteng Kulon saat mengedarkan nomor togel. “Tersangka rumahnya di Cluring, tapi kos di Genteng dan berjualan togel di Genteng,” kata Riamun. (azi/c1/aif)

Tangkis Gelombang Pancer Rusak

ALI NURFATONI/RaBa

PERBAIKAN FASILITAS: Saluran irigasi di Jalan Gajah Mada, Genteng, dibongkar untuk diperbaiki kemarin.

Kerap Banjir, Gorong-gorong Diperbesar GENTENG - Pemerintah gencar melakukan perbaikan fasilitas di sejumlah wilayah di Banyuwangi. Salah satunya, perbaikan goronggorong dan pelebaran jalan di Jalan Gajah Mada, Genteng. Proyek tersebut masih berlangsung hingga kemarin. Namun demikian, perbaikan gorong-gorong tersebut mulai memunculkan persoalan. Sebab, gorong-gorong yang melintang di bawah jalan tersebut terlalu kecil dana akan diperbesar.

Nah, perbaikan gorong-gorong itu memunculkan persoalan baru. Sebab, di samping kanankiri saluran irigasi tersebut ada bangunan permanen. Bangunan itulah yang menjadi kendala. Sebab, meski gorong-gorong di bawah jalan itu diperbesar, tetap aliran air tidak aka lancar, karena gorong-gorong di bawah bangunan permanen itu tidak bisa diubah. Jika ingin diperbesar juga, maka bangunan permanen tersebut harus dibongkar.

Pemerintah Desa Genteng Kulon mengakui perbaikan goronggorong tersebut sangat baik demi mencegah banjir. Sebab, gorong-gorong kecil tidak akan mampu menampung volume air saat banjir. ‘’Dampaknya, kampung tengah dan utara sering banjir,” cetus ketua BPD setempat, Rudi Hartono, kemarin. Namun, menurutnya, ada masalah penting yang patut dijadikan perhatian. Dia menyebut, perbaikan gorong-gorong dari

dana kucuran Pemprov Jatim itu tidak akan maksimal. “Sebab, ada bangunan permanen yang berdiri di atas gorong-gorong itu,” katanya. Dia menduga ada yang tidak beres dalam proses perizinan bangunan tersebut. Sebab, bangunan tersebut berdiri di atas lahan pemerintah, yaitu lahan milik Dinas Pengairan. ‘’Kalau sudah permanen, tidak bisa gorong-gorong di bawahnya diperbaiki,” sesalnya. (ton/c1/aif)

PESANGGARAN - Para nelayan di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, mengeluh dengan adanya bangunan penangkis gelombang laut yang menjorok ke Laut Selatan itu. Belakangan diketahui, tangkis di Laut Selatan itu justru membuat gelombang laut semakin besar. Sebelum ada tangkis, gelombang laut tidak mengkhawatirkan. Penangkis gelombang di laut Pancer itu dianggap tidak berfungsi sama sekali. Selain itu, kondisinya kini sangat memperhatinkan. Batu yang ditumpuk untuk menangkis gelombang laut sudah banyak yang rontok. Kusmiran, warga setempat mengatakan, tangkis gelombang

ABDUL AZIZ/RABA

RUSAK: Sebagian batu penangkis gelombang berjatuhan ke laut.

yang sudah rusak itu sangat membahayakan keselamatan para nelayan. Dia meminta Pemkab Banyuwangi dan Pemprov Jatim agar melakukan perbaikan. Jika pemkab dan pemprov in-

Semprot Masal, Cegah Serangan Wereng ROGOJAMPI - Para petani Desa Kaotan, Kecamatan Rogojampi, menggelar demo semprot tanaman padi menggunakan pestisida. Usaha tersebut bertujuan mencegah gagal panen. Para petani tampaknya tidak ingin gagal panen seperti musim panen sebelumnya. Saat itu, tanaman padi yang terhampar luas di desa tersebut rusak garagara wereng cokelat. Praktis, para petani gagal panen. Tentu saja, mereka harus menanggung rugi besar garagara wereng tersebut. Wereng memang menjadi ancaman terbesar para petani. Sekadar tahu, waktu itu para petani di desa tersebut sebenarnya sudah membasmi tikus agar tidak gagal panen. Para petani kompak melakukan gropyokan tikus secara masal dengan obat pembasmi tikus. Namun, ternyata justru wereng yang menyerang hingga mengakibatkan gagal panen. Ketua Himpunan Pemakai Air (HIPA) desa setempat, Zainal mengatakan, kegiatan tersebut memang sengaja dilakukan demi mencegah gagal panen.

KOMPAK: Para petani sedang menyemprot tanaman padi dengan pestisida di persawahan Desa Kaotan, Kecamatan Rogojampi, kemarin.

ALI NURFATONI/RaBa

“Makanya, para petani di sini kompak semprot masal,” ujarnya. Dia mengurai, wereng cokelat sangat merusak tanaman padi dan sangat ganas. “Dalam semalam, tanaman padi bisa rusak,” terang Zainal kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Dia menyebut, dari seperempat hektare lahan padi, para

petani hanya mendapat 3 karung gabah. Itu gara-gara serangan hama wereng cokelat yang ganas. ‘’Padahal, biasanya lahan padi 2.500 m2 itu bisa menghasilkan 12 karung gabah,” tandasnya. Oleh karena itu, para petani bertekad membasmi wereng agar tanaman padi mereka aman. Para petani sangat antu-

sias dengan pestisida bantuan pemerintah. Penyuluh pertanian desa setempat, Fajriyah mengungkapkan, para petani di desanya sangat proaktif, sehingga pemerintah akan mudah memberikan bantuan. “Dengan proaktif, pemerintah juga akan cepat tanggap,” tandasnya. (ton/c1/aif)

3

0

124

0

0

0

01. AYU WIDYA WULANDARI

02. MOHAMAD RAHMAT C.

03. YUANITA WIDIANANDA P.

04. ARIF RAHMAN HAKIM

05. BELLATRIX DAMAYANTO P.

06. DIO KEVIN ORLANDO

2

0

0

0

0

0

16. YOSY RIZKY SETIAWAN

17. WINDY RIZQIA ARSY

22 11. CLARA TRISTIANTY N.

12. RIFKY SETIAWAN

13. CATLEYYA WAHYUNING

14. YANUAR DWI PAMUNGKAS

15. EFINA AMANDA

0 07. EVELYN MEY FANNY

19 08. AYANG PUTRA P.

20 18. RAKA BIMA GRIMALDI

42

0

09. DINISWARI AYU LARASWATI

10. M. SYEISAR NANDA P.

14

4

19. ELSYA HERWIYANTI

20. RICHARD FIRMAN HADI P.

gin mengalihkan tangkis gelombang laut itu, pihaknya usul agar dialihkan ke tempat yang lebih tepat. “Ada dua pilihan, yaitu di daerah Batu Mandi atau di Batu Udang,” harapnya. (azi/c1/aif)


36

Jumat 20 September 2013

Pagelaran Even Dongkrak Penjualan Tiket Pesawat BANYUWANGI - Pesona Ijen tour & travel mencatat kinerja biru selama semester ketiga ini. Penjualan tiket pesawat memberikan konstribusi sebesar 70 persen. Peningkatan permintaan tiket pesawat diprediksi akan terus meningkat dalam semester keempat. Mengingat adanya momen akhir tahun dan beberapa even berskala Internasional yang digelar oleh Pemkab Banyuwangi. Direktur Pesona Ijen tour & travel, Supriyadi mengakui, berbagai even yang digelar Pemkab Banyuwangi ternyata berpengaruh terhadap wisatawan yang akan berkunjung ke Banyuwangi. Permintaan tiket pesawat dari Surabaya ke Banyuwangi meningkat tajam. Bahkan H-minus tiga hari selalu full booking. Demikian juga arus balik dari Banyuwangi ke Surabaya. Jika pada hari biasa, pemesanan tiket pesawat melalui Pesona Ijen melebihi 30 persen dari okupansi Wings Air seat. “Ternyata pertumbuhan pengguna jasa pesawat terbang sangat besar, angka itu tentunya semakin besar jika Garuda Airlines sudah berop-

“Untuk paket ke Hongkong, biaya paketnya sekitar Rp 13 jutaan. Ada beberapa yang memilih rekreasi ke sana, tapi sedikit. Yang paling banyak adalah Malaysia, Singapura, dan Thailand. Momen akhir tahun diprediksi bakal meningkat, sudah ada yang booking ” jelas Supriyadi. Supriyadi mengakui, untuk meningkatkan omzetnya, berbagai strategi terus dilakukan. Salah satunya adalah memberikan free charge antar jemput ke Bandara Blimbingsari. Bahkan, mulai Jumat (20/9) ini Pesona Ijen memberikan fasilitas air mineral dan voucher paket TOHA/RaBa goceng di KFC BanyuwanLAYANAN SETULUS HATI: Pemesanan tiket pesawat di Pesona Ijen gi. Selain itu, Pesona Ijen & Travel sangat tinggi. juga memberikan fasilitas kepada pengguna jasanya erasi di Bandara Blimbingsari,” masyarakat yang ingin mel- untuk penjemputan di bantegas pengusaha muda itu. ancong ke Negeri Jiran sudah dara Juanda Surabaya maupun Selain faktor even, kata dia, mendapatkan fasilitas tiket Ngurah Rai Bali yang ingin peningkatan pemesanan tiket pesawat pulang pergi, hotel menuju ke Banyuwangi. “Akomelalui Pesona Ijen juga dari bintang tiga, serta makan. modasi ini diberikan ketika paket wisata dalam dan luar Selain itu ada juga paket ke penumpang/wisatawan yang negeri. Misalnya, paket mu- Singapura dan Thailand. Se- akan ke Banyuwangi, tetapi rah ke Malaysia sebesar Rp. mentara untuk tujuan Hong- terkendala schedule pesawat 2,5 juta. Dengan harga ini, kong masih minim. Blimbingsari,” jelasnya. (*/als)

Terpilih, 50 Penerima Beasiswa Banyuwangi Cerdas BANYUWANGI – Sebanyak 50 lulusan SMA/sederajat terpilih menjadi penerima beasiswa program Banyuwangi Cerdas 2013 yang digagas Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Pendidikan. Dari 50 calon mahasiswa itu, 34 orang diterima di Universitas Jember (unej), dan 16 orang yang diterima di STAIN Jember Menurut Kepala Dispendik, Sulihtiyono, ke-50 penerima beasiswa ini semuanya berasal dari keluarga yang benar-benar tidak mampu secara ekonomi, namun memiliki kecerdasan melebihi rekan seangkatannya. “Sebelumnya, yang lulus tes akademik sebanyak 124 orang. Setelah dilakukan survey ke tempat tinggal mereka, yang berhak mendapat beasiswa hanya 50 orang,” kata Sulih. Dikatakan, beasiswa ini akan mendapat biaya pendidikan hingga lulus dari dua perguruan tinggi terkemuka di Jember itu. (adv/als)

PENERIMA BEASISWA DI UNEJ JEMBER

PENERIMA BEASISWA DI UNEJ JEMBER

NO NAMA

STUDI

ALAMAT

NO NAMA

STUDI

ALAMAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Kimia Kimia Ekonomi Pemb Teknik Sipil Kimia Matematika PAUD Ilmu Hukum Pend Biologi Farmasi Agribisnis Akuntansi Televisi & Film Pend. BIN Ilmu Hukum Pend Fisika Biologi Pend Sejarah Agribisnis Biologi Ekonomi Pemb Pend B Inggris Admin Bisnis Kes Sosial Manajemen Manajemen Admin Bisnis

Kepundungan -Srono Jl. Riau -Lateng Kabat Ds Curah Picak Kedungringin Kedungasri Cluring Kradenan Jl. Ciliwung Bwi Jl Basuki Rahmat 6 Lingk. Sukowidi Jl Sayuwiwit 20 Lingk. Tanjung Jl Bawean 7 Jl. Ikan Cumi2 27 Palurejo Sb.sewu Sidomulyo Muncar Plosorejo Kaliploso Jalen Tegalsari Cangaan Jl. Garuda Genteng Tegalsari Setail RT 2/1 Tugurejo Tegalsari Sidotentrem Jenesari Genteng

28 29 30 31 32 33 34

PGSD Ilmu Hukum Pend B Inggris Pend Ekonomi Pend B Inggris Akuntansi PGSD

Kunir Singojuruh Kumbo Gumirih Tegalarum Tlogosari J-wangi Temuasri Sempu Sb. wadung Gunungsari

M Ihsan Fadli Diana Rolis Nur Halimah Erli Indirasari Lilis Indah R Lucky Febri B P Febrinda Bekti U Ridlo Rohman H Fatihatus Saidah Fara Nur Savira Elvan Chandra W Hestina Fitri I Anggi Widya P Dyta Nurul A Rani Puspasari Henny Setyowati Putri Mustika W Diky Aprianto Anas Khoirur R Shofiyawati E Moh. Zainul A Andrini Kusuma H Lutfi Muthoharoh Nur Azizah F Dwi Rafita Mukti Ahmad Riza M Ulfiana Zahraini

Iftahil Fikriyah Danu Anugrah A Prasetiyawan Suci Fitria N Eka Fitriyani Yuladzul Fitrohtil M Muhsin

PENERIMA BEASISWA DI STAIN JEMBER NO NAMA

STUDI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

PAI PAI PAI PAI PGMI ES PAI PS PAI PAI PBA AS PAI PBA PBA MP Islam

Ulil Hasanah M Muslimin Elmy Nur M Eva Alfina M D Retnosari R Rosdiyana Alwi A Aziz S Nur Ilmiyah Maftuhatul B Iqlima M Sofyan H A Febrianto Siti Nafisah Qurotul A’yuni Lailatul M Ikvina Himmaty

ALAMAT Dsn Simbar Tampo Dsn Jalen Setail Dsn Mangunrejo Muncar Dsn Tugurejo Tegalsari Dsn Srono Kebaman Ds Gambor, Singojuruh Kradenan, purwoharjo Desa Setail,Genteng Sumbermulyo, Pesanggaran Jl. Indragiri No. 36 Dadapan, Kabat Bagorejo, Srono Kradenan, Purwoharjo Kedungwungu, Tegaldlimo Taman Suruh,Glagah Genteng Wetan, Genteng

Mahasiswa Ibrahimy Ingatkan Persoalan Sampah GAMBIRAN - Mahasiswa STAI Ibrahimy Genteng saat ini sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di berbagai desa di Banyuwangi selatan. Salah satunya, kelompok IX yang menempuh KKN di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran. Momen KKN tersebut manfaatkan betul oleh mahasiswa kelompok IX. Mereka melakukan berbagai kegiatan yang berguna bagi masyarakat. Salah satunya, para mahasiswa melakukan sosialisasi penanggulangan sampah dan HIV/AIDS yang dilaksanakan di pendapa Desa Jajag, Rabu malam (18/9) lalu. Pada kesempatan tersebut, para mahasiswa menghadirkan unsur Muspika Kecamatan Gambiran. Selain tiga pilar (pihak kecamatan, Polisi, TNI), petugas puskemas dan pemerintah desa setempat juga diundang langsung untuk memberikan dukungan terkait problem sampah dan HIV/AIDS tersebut. Ketua KKN Kelompok IX, Imam Mashuri

BANYUWANGI

ALI NURFATONI/RaBa

KREATIF: Sejumlah warga melakukan regristrasi guna mengikuti sosialisasi penanggulangan sampah dan HIV/AIDS.

mengungkapkan, persoalan sampah di Desa Jajag memang memprihatinkan. Sebab, sampah banyak yang dibuang di sembarang tempat. ‘’Banyak sampah yang menumpuk di sungai,’’ ungkapnya kemarin (19/9).

BANYUWANGI

Tentu saja, hal itu menjadi problem serius. Karena itu, pihaknya mempunyai inisiatif untuk menggelar sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya. ‘’Kita sudah buat bak sampah di beberapa titik sungai dan beberapa sudut kota serta di sekolah,’’ katanya. Dalam upaya menanggulangi problem sampah, mahasiswa juga memasang beberapa pamflet di beberapa titik. Mahasiswa mengajak masyarakat untuk sadar dan menjaga lingkungan agar tetap indah dan bersih. ‘’Kita juga mengusulkan agar ada Perdes tentang pelestarian lingkungan,’’ imbuhnya. Mahasiswa KKN yang tergabung dalam kelompok IX ini terdiri dari Welinda Al Magfiroh, Ali Mukhlis, Nur Aviva Oktaviani, Khoirul Anam, Moh Wildan Mubarok, Mukhlisin Hali, Riris Wahyuningsih, Nurdiansah, Yuli Ermayanti, dan Nafiatul Asmaunah, Estidiah. (ton/adv/als)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Calon Kasek Harus Punya Akseptabilitas BANYUWANGI - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah melakukan seleksi akademik program penyiapan calon kepala sekolah (kasek) di Aula SMKN 1 Banyuwangi kemarin (19/9). Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Pendidikan Banyuwangi, H Muhlis, MM saat membuka acara mengatakan, seleksi akademik program penyiapan calon kasek ini sebagai upaya untuk menjamin mutu kepala sekolah/madrasah dan pemenuhan standar kompetensi kepala sekolah/madarasah sebagaimana tercantum dalam Permendiknas No.13 Tahun 2007. Dalam Permendiknas itu, kata dia, pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 yang memuat sistem penyiapan calon kepala sekolah/madrasah, penilaian kinerja kepala sekolah, dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) kepala sekolah. Dalam Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 disebutkan bahwa sebagai syarat untuk diangkat menjadi kepala sekolah dan pengangkatan

TOHA/RaBa

PRESENTASI: Delapan nara sumber didatangkan untuk mendukung kegiatan seleksi akademik program penyiapan calon kepala sekolah di SMKN 1 Banyuwangi kemarin (19/9).

kepala sekolah/madarasah dilakukan melalui penilaian akseptabilitas oleh tim pertimbangan pengangkatan kepala sekolah/madrasah. “Sistem penyiapan calon kepala sekolah ini akan dilaksanakan secara menyeluruh di Indonesia pada tahun 2013 ini,” katanya. Sebagai sebuah sistem baru, sistem penyiapan calon kepala sekolah ini perlu diujicobakan (percontohan) pada sejumlah kabupaten/kota yang bersedia menjadi daerah percontohan program penyiapan calon kepala sekolah. Percontohan ini selain untuk memperoleh calon kepala sekolah berkualitas melalui tahapan

Wongsorejo Canangkan One Stop Service WONGSOREJO - Program Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam meningkatkan dan mempercepat pelayanan masyarakat, salah satunya adalah program One Stop Service. Program ini bertujuan mengefesienkan dan menfektifkan fungsi dan tugas kecamatan dan desa. Wongsorejo adalah kecamatan yang terletak di antara perbatasan Kabupaten Banyuwangi dengan Kabupaten Situbondo sudah mempersiapkan untuk menyambut dan melaksanakan program One Stop Service ini. 12 desa yang ada di kecamatan ini telah menerapkan sistem terintegrasi yang sudah berbasis data yang bisa diakses secara online melalui jalur koneksi internet. Dengan demikian, semua data akan akurat dan tidak akan timbul data ganda. Selain itu, melalui One Stop Service atau pelayanan satu pintu, bagi masyarakat yang membutuhkan dokumen atau pelayanan yang perlu ditandatangi oleh camat, tidak perlu lagi mendatangi kantor kecamatan. Cukup bertandang saja di kantor desa terdekat. Hal ini akan mempercepat pelayanan dan mempermudah masyarakat. Bisa lebih efisien dari segi biaya, tenaga, dan waktu. Camat Wongsorejo Taufik Rohman, MSi mengatakan,

masyarakat luar desa atau yang tidak tertera dalam database tidak bisa dilayani menggunakan sistem ini. Dalam perjalanan waktu ke depan, pemutahiran data akan terus dilaksanakan. Sistem ini juga memungkinkan pemerintahan desa untuk mengkoreksi data yang sudah ada. Apabila terdapat kekeliruan data, atau ada warga desa yang belum terdaftar masuk dalam database, Setelah terkoreksi, database akan dirubah atau dientri di Kecamatan Wongsorejo. Semua pelayanan di Kecamatan Wongsorejo, lanjut Taufik, hanya memakan waktu 10 hingga 15 menit. “Asalkan semua persyaratan sudah terpenuhi dan lengkap, staf kecamatan akan tanggap dan ramah melayani masyarakat,” ujar Taufik. Namun, tidak semua pelay-

anan bisa menggunakan sistem secara online ini. Ada beberapa pelayanan seperti pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), pembuatan Kartu Keluarga (KK) dan pembuatan surat pindah yang belum melalui sistem online. Hal itu dikarenakan ada syarat tanda tangan di jenjang yang lebih tinggi, yaitu di tingkat kabupaten. Sehingga pelayanan tersebut bisa menjadi agak lama. Pelayanan One Stop service ini telah diterapkan di Kecamatan Wongsorejo sejak 10 September lalu. Karena sistem sudah mutakhir, maka pembekalan dan pelatihan staf desa sudah dilaksanakan jauhjauh hari sebelumnya. Dengan demikian, saat ini tidak ada kendala yang berarti dalam melaksanakan pelayanan satu pintu yang terintegrasi dengan koneksi internet ini. (adv/als)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

ISTIMEWA

BEKERJA CEPAT: Pembekalan dan pelatihan staf desa untuk pelayanan online di kecamatan Wongsorejo beberapa waktu lalu.

• Kebun Gintangan •

• Jl. Yos Sudarso •

• Rumah Kos •

• Innova ‘04 •

• Prima Mobil •

• Tes Drive Nissan •

Jual kebun di Gintangan RGJ L 3,3 Ha harga Rp 30 rb/m pas (murah sekali siapa cepat dapat hub 081333678910

Djl Cpt tnh Jl. Yos Sudarso no 5-9 Bwi SHM LT. 1082 m2 HUB : 081330053988

Djl rmh kos LT1100 m bntk paviliun, 10 KT(kmr mnd dlm,tv,almari,springbed,AC)Mushola,R.Tamu,prkr luassbgndiswtower.Jl.IkanLayurSobo08123217389

Djl Innova 2004 G Solar Silver,170 jt ngo csh &krdt tkr tbh 082142194111/081335897888

PU T120SS, PU G.max, PUL300,PU futura, Xenia'06'011, Avanza '06'08'09, Espass'95'96'07, stw Futura'03, Kjg Krista'03, Inova dsl'08'12, Inova bnsn'08, Spark, Grandis'09, Merzy ne320'96, Escudo'98,Rush'08.H.0333-411655hp0811301676

Test Drive Nissan showroom Nissan Banyuwangi tgl 21-21 Sept. Dptkn spesial price, bonus,G-Prize 2 Nissan All New Grand Livina slama bln Sept. Jl. S.Parman 147 Bwi buka tiap hari 0333-4460222

• Tanah Kapling Dadapan • Dijual tanah kapling (SHM) 1040M ada bangunan rumh lok.Secawan Dadapanbwi, hub 08123669969, 085335115873

SITUBONDO • Jl. Anggrek • Dijual tnah Jl.Anggrek Gg 1 RT 1/04 Stb Luas 180 m2 hub 081336751668

BANYUWANGI

• Dikontrakkan • Dikntrakn rmh nyaman 2 lnt 200LT, 200LB 4kt 3 km 20jt Jl Let. Sulaiman IIi/37 Sobo, Bwangi. Hub. Bagus 08123475668

• Open Indent Avanza • OpenIndentAvanzaDPmin/prsaman&cpt/krdbs 5th/%ringan.Toni081336236483/081938221499

• G. Vitara ‘07 & H. City ‘07 •

• Lemahbang Kulon •

Djl G.Vitara 2007 samsat baru, Honda New City 2007 Silver stone. H. 081558101028.

Dijual rumah Lemahbang Kulon no,or 51, Luas Tanah 700m2, Luas bangunan 180m2. Hub: 081217106757 Boentoyo

• Promo Daihatsu Ayla •

program penyiapan juga memperoleh feedback terkait dengan penerapan program penyiapan kepala sekolah sehingga dapat diperoleh format terbaik dalam sistem penyiapan calon kepala sekolah sebelum dilaksanakan secara menyeluruh di Indonesia pada 2013. Materi seleksi akademik terdiri dari rekomendasi kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah, penilaian kinerja, Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK), dan penulisan Makalah Kepemimpinan (MK). “Peserta kegiatan seleksi akademik ini mencapai 101 orang guru,” cetusnya. (adv/als)

• Bodi Kijang LGX •

• Yaris Type E •

Dijual body kijang kapsul Lgx Hrg 25 jt nego Hub 082142194111

DjlYaris tpe E Manual mrah, 135 jt ngo cash&/ crdt, tkar tmbh 082142194111/081335897888

• Nissan Xtrail ‘05 •

• Toyota Avanza ‘08 •

• Kijang Innova ‘08 •

Dijual Nissan Xtrail 2.5 ST AT tahun 2005 abu-abu metalik, harga 135 juta nego barang istimewa, bisa cash /kredit, hubungi (0333) 631526, 635176, 0811351148

Dijual Toyota Avanza 1.5 SF60 2RM (S) GMSFJJ tahun 2008 hitam metalik, harga 125 juta nego brg istimw, bisa cash /kredit, hub: (0333) 631526, 635176, 0811351148

Dijual Toyota Kijang Innova VXS43 QS tahun 2008 hitam metalik, (solar) harga 215 juta nego barang istimewa, bisa cash /kredit, hubungi (0333) 631526, 635176, 0811351148

• Daihatsu Xenia ‘10 •

• Isuzu Panther ‘07 •

• Toyota Avanza ‘11 •

Dijual Daihatsu Xenia F600RV-GMDFJJ (LI) tahun 2010 hitam metalik, harga 111 juta nego barang istimewa, bisa cash /kredit, hubungi (0333) 631526, 635176, 0811351148

Dijual Isuzu Panther TBR 54F Turbo tahun 2007 silver hrg 131,5 juta nego barang istimewa, bisa cash /kredit, hubungi (0333) 631526, 635176, 0811351148

Dijual Toyota Avanza 1.3G th 2011, merah maroon metalic, hrg 150jt nego, brg istimewa, km 38000, jarang pakai, tangan pertama mulai baru. Hub 085236430269

Sgr miliki Daihatsu Ayla mli 80 jt-an, All New Terios AirBag mli 170 jt. Hub: HADI 081 233 432 555 / 0815 5970 5555

BANYUWANGI • STNK • Hlg STNK P 6149 VM, an. Ferfisah Akbar, Dsn Krajan RT01/02 Ds Ketapang

SITUBONDO • STNK • Hlg STNK P6955J, an. Hosnah, Lingk Kr. Asem RT02/04 Patokan Situbondo

• Rumah untuk Ruko • Djl rumh utk Ruko SHM L365m2 PLN 1300 Jl. PB.Sudirman. H:081336596124 Hrg Nego

• Dikontrakkan • Dikontrakkan rumah +toko L:497m2, tmpt strtgis, dpn toko Mitra Rgjampi. Hub: 081913935209

PEMBERITAHUAN Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.


41

OPINI

Jumat 20 September 2013

PEMERINTAHAN

SIGIT HARIYADI/RaBa

CARI SOLUSI: Suasana rapat dengar pendapat antara pihak Desa Temuasri, pemkab dan DPRD kemarin.

Pemberhentian Perangkat Desa Tak Prosedural BANYUWANGI - Polemik yang terjadi di Desa Temuasri, Kecamatan Sempu, menyusul pemberhentian dua perangkat desa setempat, akhirnya sampai meja DPRD Banyuwangi. Kemarin (19/9), dewan menggelar rapat dengar pendapat (hearing) untuk mengetahui persoalan tersebut secara gamblang sekaligus mencari jalan keluar terbaik. Seluruh stake holder terkait dihadirkan dalam hearing yang dipimpin ketua DPRD Banyuwangi, Hermanto, tersebut. Mulai Kepala Desa (Kades) Temuasri, Ali Sodiqin; anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD); Camat Sempu Lukman Hakim; hingga Kepala Bagian (Kabag) Pemerintahan Pemkab Banyuwangi, Anacleto Da Silva; dan Forum Solidaritas Perangkat Desa se-Kecamatan Sempu, diberi kesempatan menyampaikan pendapat. Kabag Pemerintahan Anacleto mengatakan, polemik yang terjadi di Desa Temuasri berawal dari penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding atau nota kesepahaman bersama) antara kades setempat dengan seorang perangkat desa bernama Bejo. Dalam MoU yang ditandatangani tahun 2004 silam tersebut, disepakati pengelolaan tanah kas desa (TKD) dikelola oleh Bejo. Oleh Bejo, TKD tersebut ditanami pohon Sengon. Nah, sekitar Juli 2013, tepatnya saat Bejo dan seorang perangkat desa yang lain, yakni Widi, memanen pohon sengon tersebut gejolak muncul di kalangan masyarakat setempat. Itu terjadi lantaran masyarakat menganggap keduanya menjarah pohon yang ditanam di atas TKD. Menyikapi keresahan masyarakat tersebut, pihak BPD meminta kades melakukan tindakan kepada dua perangkat desa tersebut. Komunikasi lisan antara BPD dan kades tersebut terus berlangsung. Hingga akhirnya, pada 6 Agustus lalu, BPD melayangkan surat persetujuan kepada kades untuk memberhentikan dua perangkat Desa Temuasri itu. “Maka terbitlah pemberhentian Saudara Bejo dan Widi sebagai perangkat desa,” ujarnya. Anacleto mengatakan, mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Desa, maka pemberhentian Bejo dan Widi tidak prosedural. Pasalnya, sebelum surat persetujuan pemberhentian dari BPD terbit, kades terlebih dahulu harus melayangkan surat permintaan persetujuan kepada BPD. “Soal di Temuasri, tidak ada surat permintaan persetujuan dari kades kepada BPD, tetapi langsung ada persetujuan dari BPD. Berarti ada prosedur yang dilewatkan,” jelasnya. Camat Lukman menambahkan, pada prinsipnya, pemberhentian perangkat desa merupakan kewenangan kades dengan syarat harus ada persetujuan BPD. Namun karena ada prosedur yang dilewatkan, maka pemberhentian Bejo dan Widi tidak prosedural. “Kalau soal MoU. Jika MoU tersebut benar adanya, bebarti Pak Bejo tidak salah, hanya saja kurang beretika. Seharusnya walaupun sudah ada perjanjian pengelolaan TKD dengan kades yang lama, seharusnya saat akan menebang pohon yang ditanam di TKD permisi dulu ke pihak desa dan BPD,” kata dia. Namun demikian, Camat Lukman berharap persoalan tersebut dapat dicarikan jalan keluar terbaik. “Intinya kita cari jalan keluar yang terbaik, yang bisa memenangkan kedua belah pihak, jangan hanya memenangkan satu pihak saja,” tuturnya. Saat tiba menyampaikan tanggapan, Kades Ali Sodiqin mengatakan, polemik tersebut memang berawal lantaran dua perangkat Desa Temuasri menebang pohon di lahan TKD tanpa pamit. Karena itu, beberapa warga menelepon dia untuk menanyakan apakah pohon yang seharusnya menjadi kas desa itu dijarah oleh Bejo. (sgt/als)

KUNJUNGAN

Banyuwangi Dimekarkan, Alhamdulillah.... KOMISI di DPRD sudah setuju. Sejumlah tokoh juga sudah mengamini. Tunggu apa lagi. Jalan! Jika keputusan komisi I DPRD Banyuwangi tentang pemekaran wilayah Banyuwangi menjadi kenyataan, saya termasuk orang pertama yang paling senang. Saat itu juga, saya akan acungkan empat jempol. Seluruh rakyat Bumi Blambangan pasti akan merasakan kegembiraan yang sama dengan saya. Alasan utama yang membuat saya gembira akan pemekaran wilayah Banyuwangi. Pertama, berdasar kajian bahasa. Tentu saja, bahasa nasional kita. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), lema “pemekaran” berasal dari kata dasar mekar. Yang berarti, antara lain; menjadi besar, menjadi bertambah luas. Maka, arti kata pemekaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan bertambah besar (luas, banyak, lebar, dll). Berdasar definisi kitab bahasa yang jadi acuan berbahasa (lisan dan tulis) bangsa Indonesia itu, jelas sekali bahwa keputusan pemekaran wilayah Banyuwangi oleh Komisi I DPRD itu wajib didukung oleh seluruh rakyat Kota Gandrung. Sebab, dengan keputusan politik tersebut wilayah Kabupaten Banyuwangi akan bertambah luas. Di wilayah utara bisa meluas sampai Kecamatan Banyuputih milik

Situbondo. Di wilayah barat, sebagian Gunung Ijen yang selama ini diklaim milik Bondowoso bisa jadi milik Banyuwangi sepenuhnya. Sedangkan wilayah Garahan di perbatasan Banyuwangi-Jember akan jadi milik Banyuwangi. Menyenangkan, bukan? Itu sebabnya, sekali lagi, dengan pemahaman bahasa Indonesia yang saya kuasai, saya sangat antusias mendukung ide pemekaran wilayah Banyuwangi. Saya yakin, anggota Dewan yang terhormat memiliki pemahaman bahasa yang sama dengan saya. Bahkan, mereka pasti lebih fasih pemahamannya soal bahasa Indonesia. Sebab, tugas utama mereka adalah membahas dan mengesahkan undang-undang: Perda, dll. Kalau tidak menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar, bisa dibayangkan redaksional undang-undang yang mereka hasilkan. Saya khusnudz-dzon saja. Anggota DPRD paham betul tentang arti kata “pemekaran”. Kalau tidak paham bisa ditertawakan siswa SMP yang sedang giat belajar bahasa Indonesia. Tapi, kelihatannya saya salah menyangka. Menyimak diskusi beberapa hari soal wacana pemekaran wilayah Banyuwangi, ternyata yang dimaksud adalah membagi wilayah Banyuwangi menjadi dua. Yakni, Kabupaten Banyuwangi di utara dan Kabupaten Blambangan di selatan. Wah,

O l e h

SAMSUDIN ADLAWI * celaka. Bagaimana bisa anggota Dewan membuat keputusan politik dengan bahasa yang keliru ya. Hadeehhh.... Saya cabut kembali perasaan gembira saya. Istilah yang tepat pemecahan, bukan pemekaran, Bung! Selain tinjauan bahasa, pertimbangan yang dijadikan alasan pemekaran (eit keliru, pemecahan) patut didebatkan. Salah satu alasan yang sering dikemukakan adalah tidak maksimalnya pelayanan publik. Dikatakan, rakyat Banyuwangi yang mukim di wilayah selatan (Srono ke selatan) terlalu jauh mengurus administrasi dan urusan yang sejenis jika harus ke ibu kota kabupaten. Untuk zaman yang sudah serba canggih seperti sekarang, argumen seperti itu terlalu prematur. Bisa dengan mudah dipatahkan. Dengan fasilitas teknologi informasi (TI), sekarang mobilitas manusia bisa diperpendek sekaligus dipersingkat. Dengan fasilitas jaringan ICT (information and communications technology) yang dimiliki hampir semua pemerintah daerah, segala urusan administrasi bisa disingkat tanpa harus tatap buka. Jadi, urusan administrasi kependudukan bisa selesai cukup di kantor camat, tidak

usah susah-susah bertandang ke ibu kota kabupaten. Kalau ICT ternyata belum bisa menjawab peningkatan layanan publik, kita tidak bisa memvonis ICT tidak cukup ampuh untuk mematahkan semangat pemecahan sebuah daerah. Bisa jadi, operator behind the ICT-nya yang gaptek. Mereka itu yang harus dipecahkan, bukan wilayahnya. Hehe... Yang terakhir, entah kebetulan atau tidak, wacana pemecahan wilayah hampir selalu mengemuka menjelang habisnya masa jabatan legislatif. Setidaknya itu yang saya amati karena merupakan fenomenal menarik. Saya khawatir, hal itu terjadi akibat virus post power sindrom. Sebuah perasaan galau yang menggelayuti pikiran seseorang menjelang pensiun atau lengser. Virus kerap menjangkiti para pejabat, eksekutif maupun legislatif. Mungkinkah wacana pemecahan wilayah Banyuwangi muncul karena para wakil kita di gedung Dewan tidak siap pensiun. Mungkinkah mereka khawatir setelah tidak menjabat nanti derajatnya akan turun sehingga minder saat berbaur kembali dengan lingkungan. Dengan pemecahan wilayah Banyuwangi menjadi dua, setidaknya peluang untuk menjabat legislatif lagi akan terbuka --meski itu spekulatif. Sebab, kabupaten yang baru pasti butuh DPRD juga, anggotanya sebanyak DPRD

yang ada saat ini. Kabupaten yang baru juga butuh bupati, wakil bupati, Sekda, dan para pejabat setingkat kepala dinas baru. Jadi, banyak lowongan kerja baru. Saya kira itu kekhawatiran yang berlebihan. Saya percaya, anggota Dewan yang ada saat ini orang baik semua. Mereka adalah orang-orang yang ikhlas menjabat. Dengan keikhlasannya, saya percaya mereka bisa berpikir lebih jernih. Setidaknya bisa menimbangbimbang kembali berat mana antara harapan dan ongkos pemecahan wilayah yang harus dikeluarkan. Harus membangun kantor pemkab lengkap dengan kantor maling-maling dinas. Dan, yang harus diperhitungkan lebih cermat lagi ini: kepolisian harus membangun gedung Mapolres baru, itu berarti harus menambah anggota polisi baru. Dan, semua itu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Pun, TNI. Ala emaaakk..... Dan sebagai bahan renungan bersama sebelum memutuskan apakah pemecahan wilayah sebagai sesuatu yang mendesak, mari membaca ulang fakta ini: banyak daerah baru hasil pemecahan yang gagal. Daerah mana saja itu, silakan buka-buka kembali kliping koran atau tanya langsung ke Mbah Google. Wassalam.... (kaosing93@gmail.com) *) Ketua Komunitas Watubuncul Banyuwangi.

Anti Putus Sekolah

GALIH COKRO/RaBa

PROGRAM TNI AL: Bupati Anas dan Wabup Yusuf meninjau salah satu lokasi bedah rumah di Wongsorejo kemarin (19/9).

Tinjau Hasil Bedah Rumah WONGSOREJO - Kunjungan Bupati Abdullah Azwar Anas di Kecamatan Wongsorejo kemari (19/9), selain diisi dengan kegiatan bersih pantai dan penyerahan insentif guru ngaji juga mengunjungi warga miskin di Desa Watukebo. Beberapa warga miskin yang dikunjungi Bupati Anas dan Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko itu merupakan penerima program bedah rumah TNI AL. Ikut dalam tinjau lapang itu Danlanal Letkol Eka Edi Susanto. Selain melihat langsung hasil bedah rumah, Bupati Anas juga memberikan santunan sembako kepada warga miskin. Kedatangan rombongan Bupati Anas itu, mendapat sambutan meriah dari warga Desa Watukebo. Kedatangan rombongan disambut drum band siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) setempat. Sebelum mengunjungi beberapa rumah warga miskin, Bupati Anas juga melihat langsung pelayanan kesehatan di Pukesmas Desa Bajulamti. Saat berada di Puskesmas, Bupati Anas memberikan motivasi kepada petugas Pukesmas untuk memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat. “Kunjungan ini untuk mengetahui langsung pelayanan kesehatan di Puskesmas,” ungkap Kabag Humas dan Protokol, Juang Pribadi. (afi/als)

PERKEMBANGAN dunia pendidikan sungguh sangat menarik untuk diamati. Di akhir bulan Juni 2013, Majalah Der Spiegel Jerman menurunkan berita tentang transformasi pendidikan yang sangat radikal. Berita tersebut menyorot gagasan mantan CEO Apple - Stevie Jobs dengan “Ipad School”-nya di Belanda. Sekolah tersebut akan menjadi sangat berbeda dengan sekolah konvensional yang selama ini kita pahami dan jalani. Nantinya, siswa di sekolah tersebut tidak akan membawa buku, menggendong tas ransel, melihat jadwal pelajaran, menemukan guru-guru di depan kelas, papan tulis, bel jeda pembelajaran, atau kegiatan persekolahan yang lazim lainnya. Para siswa hanya akan memiliki sebuah tablet ipad (Apple) sebagai pengganti semuanya. Ipad tersebut akan menjadi sumber belajarnya. Mereka akan belajar berdasar apa yang benar-benar diinginkan. Ipad school bersama siswa menentukan apa yang akan dipelajari dan target yang akan dicapai. Para siswa didorong untuk menggapai kompetensi den-

gan cara dan usaha mereka sendiri. Dengan kata lain, mereka didorong menjadi pebelajar-pebelajar mandiri. Kondisi dan fenomena di atas lambat laun akan menggeser fungsi kelas- kelas konvensional. Sekolah dan atau belajar tidak lagi mensyaratkan pertemuan tatap muka secara langsung dalam sebuah kelas. Tetapi belajar bisa dilakukan di mana pun, tanpa adanya sekat ruang dan waktu. Pembelajaran semacam ini menjadi salah satu trend penting dan akan merevolusi pendidikan secara radikal di masa mendatang. Dan inilah pendidikan versi 2.0. Di mana siswa akan menjadi subjek sebenarnya dari pendidikan itu sendiri dengan internet sebagai media pentingnya. B e b e rap a m i n g g u ya n g lalu saya menghadiri sosialiasi sekolah terbuka jenjang menengah (SMA) di Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore. Belasan anak usia sekolah, yang karena banyak hal tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (SMA), tampak penuh khidmat dan bersemangat menyambut program

O l e h

HERIYANTO NURCAHYO * tersebut. Harapan mereka untuk mendapatkan layanan pendidikan akan segera menjadi kenyataan. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Pendidikan segera membuka sekolah terbuka bagi mereka. Sekali lagi, apresiasi yang tinggi selayaknya kita berikan pada pemerintah yang memberi perhatian pada anak bangsa yang selama ini termarjinalkan dalam memperoleh pendidikan. Sudah seharusnya sekolah terbuka yang nanti dilaksanakan bisa meniru semangat “ipad school” milik mendiang Stevie Jobs. Paradigma Teach less learn more menjadi kerangka berpikir dan bertindak yang sangat dibutuhkan bagi pengembangan sekolah ini di masa mendatang. Para siswanya dibangun motivasinya untuk tidak sekadar melihat pendidikan dari perspektif ruang kelas, guru dan buku semata. Ketersediaan sumber belajar di luar kelas yang melimpah harus menjadi stimu-

lus pengembangan belajar dan diri mereka ke depan. Keintiman dengan dunia tanpa batas (internet) menjadi modal berarti keberhasilan belajarnya. Fenomena pendidikan terkini yang sedang hangat-hangatnya menjadi bahan perbincangan adalah model pembelajaran Flipped Classroom. Sebuah model pembelajaran yang menjungkirbalikkan metode pembelajaran konvensional yang masih menjadikan guru sebagai penyedia (provider) pengetahuan. Flipped classroom menjadikan pembelajaran lebih kaya warna dan rasa dengan aneka sumber dan bahan belajar yang lazim menyentuh keseharian siswa. Penggunaan video, dan media lainnya mendorong siswa “kasmaran” dengan ilmu pengetahuan yang didapatnya. Metode ceramah sudah tidak begitu menarik, dan terkesan membosankan dan menjemukan. Apa yang disampaikan melalui ceramah, bisa dapat dengan mudah diunduh dari mesin pencari (Google). Karenanya, minimnya tatap muka dengan guru bukan menjadi persoalan jika siswa mampu memanfaatkan keberlimpahan

sumber belajar secara efektif. Sebagai Digital Native, siswa tersebut akan lebih “ngeh” dengan pembelajaran multisensorik, kaya warna dan serba digital. Merekalah generasi Gen C (content, connected, digital creative, cocreation, curiosity, cyber, cracker dan chameleon). J. Sumardianta (Guru Gokil Murid Unyu, 2013), menggambarkannya sebagai generasi bunglon yang terhubung satu sama lain di dunia maya. Mereka cepat berubah pikiran mengikuti arus informasi yang mereka terima. Mereka dibentuk oleh konten dan kecanduan dengan media sosial. Menyadari betapa pentingnya pemanfaatan sumber belajar online yang tersedia, sudah selayaknya para siswanya dibekali keterampilan teknologi dan informasi. Inilah keterampilan penting yang akan menjadi senjata utama memanfaatkan dan berdamai dengan keberlimpahan sumber belajar. Semoga rencana mulia pemerintah ini bisa mengangkat kembali derajat generasi bangsa di kemudian hari. (*) *) Guru SMAN 1 Glenmore.


42

Jumat 20 September 2013

NIKLAAS ANDRIES/RaBa

PERUNGGU: Rendiyana Putra (tengah) turut menyumbangkan medali perunggu bagi kontingen Jawa Timur dari nomor estafet putra.

Genapi Raihan Tiga Medali di Popnas BANYUWANGI - Sprinter Banyuwangi kembali menambah perbendaharaan medali di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) yang digelar di Jakarta 14-21 September. Dua medali kembali didonasikan untuk Jawa Timur. Rinciannya, satu

medali emas dan satu perunggu. Satu medali emas disumbangkan Nikmatul Nafiah dkk. Tampil di nomor 4x100 meter estafet putri, sprinter muda Banyuwangi itu berhasil finish terdepan. Hasil itu memastikannya memperoleh medali emas.

Nomor estafet masih menjadi lumbung medali bagi kontingen Jawa Timut. Kali ini Rendiyana Putra dkk yang menyumbangkan medali. Hanya saja, Rendiyana dkk harus puas finish di posisi ketiga dan berhak atas medali perunggu.

Sukses itu sekaligus menggenapi capaian yang diraih Dedi Irawan. Dari lompat galah, atlet asal Banyuwangi itu berhasil mempersembahkan medali perunggu bagi Jawa Timur. Dua medali tambahan itu menjadikan kontingen Jawa timur meraih tujuh medali emas,

empat perak, dan tiga perunggu. Sprinter Banyuwangi sebenarnya masih berpeluang menambah medali di ajang Popnas. David Ali dkk yang turun di final 4x400 meter estafet putra menjadi tumpuan dalam menggondol medali. Sayang,

dia kurang beruntung dan hanya mampu finish di posisi kelima. “Tiga medali sudah cukup bagus. Hasil itu sudah memenuhi target yang dibebankan dalam Popnas kali ini,” ujar Agus Sujiono, ofisial atletik Banyuwangi. (nic/c1/als)

Kemenangan Bukan Target Utama Babak Kedua Kejurprov Jadi Neraka BANYUWANGI - Rencana uji coba skuad Banyuwangi United (BU) kontra Perst Tabanan Sabtu (21/9) besok bukan menjadi target mendulang kemenangan. Laskar Tawang Alun, julukan BU, akan menjadikan laga itu sebagai ajang evaluasi dan persiapan menuju kompetisi Divisi III regional Jawa Timur yang akan mulai diputar 20 Oktober mendatang. Ketua Pengkab PSSI Banyuwangi Mohamad Kayun Rasyid Sholeh menuturkan, dia tidak membenani skuad asuhan Budi-Syafii itu dengan target menang. Dia sadar bahwa tim tersebut masih membutuhkan jam terbang. “Target menang bukan yang utama di uji coba besok,” tuturnya. Uji coba kontra Perst Tabanan akan menjadi media pengukur kekompakan dan teamwork pemain. Pemain yang ada harus lebih banyak menjalani uji coba. Pertandingan persahabatan tersebut menjadi salah satu solusi. Apalagi, calon lawan boleh dibilang sedikit lebih baik daripada BU. Tim asal Bali itu merupakan anggota kompetisi Divisi II. Tentu mereka memiliki komposisi pemain yang lebih baik daripada yang dimiliki Laskar Tawang Alun. Namun, hal itu diharapkan bisa menjadi motivasi tersendiri bagi skuad BU dalam uji coba nanti. Dengan bermain dengan tim satu level di atasnya, Kayun berharap ada motivasi lebih untuk bisa bermain lebih baik.

NIKLAAS ANDRIES/RaBa

ASAH TEAMWORK: Besok sore Banyuwangi United menjajal tim Divisi II Nasional Perst Tabanan di Stadion Diponegoro.

Syukur bila bisa mencuri kemenangan di laga nanti. “Kita ingin lihat pola dan visi bermain para pemain,” ujarnya. Sekadar diketahui, persiapan serius mulai digaungkan manajemen Banyuwangi United (BU) jelang putaran kompetisi Divisi III regional Jawa Timur. Kepastian jadwal kompetisi paling buncit di Liga Indonesia itu membuat tim berjuluk Laskar Tawang Alun itu mulai menggeber serangkaian pertandingan uji coba. Tim peserta Divisi II asal Bali, Perst Tabanan, diagendakan akan menjadi mitra

tanding saudara muda Persewangi Banyuwangi itu. Uji coba kontra Perst Tabanan

dijadwalkan akan digelar di Stadion Diponegoro pada Sabtu (21/9). (nic/c1/als)

BANYUWANGI - Putaran kedua Kejuaraan Bulu Tangkis Tingkat Provinsi (Kejuprov) Jatim menjadi neraka bagi kontingen Banyuwangi. Itu bisa dilihat dari tumbangnya sejumlah atlet Banyuwangi yang berlaga di fase tersebut. Mereka harus mengakui keunggulan lawan-lawannya dalam pertandingan yang digelar di Ponorogo 14-21 September tersebut. Batu sandungan di babak kedua kejurprov itu dirasakan pebulu tangkis putri andalan Banyuwangi, Firda Ayu. Menghadapi Richa asal Probolinggo, kontingen Banyuwangi itu kandas. Pebulu tangkis Probolinggo memaksanya bertekuk lutut dengan skor 17-21 dan 16-21. Di bagian lain, langkah Rama Wahyu yang melenggang hingga babak kedua harus terhenti oleh unggulan ke-12 di ajang tersebut. Bertemu Rio asal Gresik, Rama harus merelakan mimpi melaju ke babak berikutnya. Meski sempat mem-

DOK. RaBa

MELAJU: Aditya Wahyono yang ber pasangan dengan Zacky lolos ke babak 8 besar usai me nundukkan pebulu tangkis Lumajang.

berikan perlawanan ekstra, dia dipaksa menyerah tiga set, 21-18, 18-21, dan 14-21. Nasib serupa juga terjadi di nomor ganda. Pasangan Aditya Rico dan Zakcy kembali dibuat tak berdaya. Menghadapi unggulan ketiga asal Gresik, Ade dan Dimas menyerah dua set langsung.

Mereka menyerah dengan kedudukan 15-21 dan 12-21. Derita kontingen Banyuwangi sedikit terhibur dengan penampilan ganda dewasa Banyuwangi. Aditya Wahyono dan Zacky yang diturunkan di nomor ganda berhasil menembus babak delapan besar. Mereka berhasil menundukkan wakil Lumajang dan Tulungagung. Menghadapi wakil Lumajang, Agung dan Al-Habsi, Aditya-Zakcy menang dua set langsung 21-14 dan 21-16. Korban berikutnya adalah pasangan Yogi dan Ricky asal Tulungagung. Menghadapi pasangan tersebut, ganda Banyuwangi itu berhasil menang dua set secara impresif 21-19 dan 22-20. “Fase kedua memang berat dan kami sedikit kurang beruntung. Tetapi, kami masih yakin bisa bersaing untuk menembus peringkat lebih baik lagi di kejuprov kali ini,” tekad Aditya, ofisial Banyuwangi. (nic/c1/als)


BERITA UTAMA

Jumat 20 September 2013

43

HALAMAN SAMBUNGAN

Satimin Mencla-mencle n PERNAH... Sambungan dari Hal 33

Sindikat itu ternyata kerap beraksi di sejumlah TKP di Banyuwangi. Mereka mengaku pernah beraksi di Genteng dan Cluring. Hal itu diungkapkan Kapolsek Gambiran AKP Ibnu Mas’ud usai mengorek keterangan Satimin cs. ”Mereka tidak hanya merampas uang milik nasabah bank, tapi juga mencuri ponsel,” ungkap Ibnu. Khusus di wilayah Genteng, kawanan tersebut mencuri ponsel seorang sales. Kejadiannya sepuluh hari lalu. Kala itu, korban sedang makan di warung, dan mobilnya parkirdipinggirjalan.Pelakudatang lalu memecah kaca mobil dan mengambil hand phone. ‘’Mereka mencuriHPsaatpemiliknyamakan di warung,” kata Ibnu. TKP pencurian selanjutnya adalah Pasar Benculuk, Kecamatan Cluring. Dalam kasus ini, Satimin cs beraksi saat korban beraktivitas di pasar. ‘’Lagi-lagi, mobil sales yang jadi sasaran,” imbuh Ibnu. Gelagat komplotan Satimin beraksi di wilayah Genteng dan

sekitarnya sebenarnya sudah tercium lama oleh polisi. Sejak Ramadan lalu komplotan asal Lamongan itu sudah diincar polisi. Hal itu diketahui saat mobil Suzuki Swift bernopol L 1847 A yang digunakan pelaku kerap parkir di wilayah Jajag. ‘’Sudah kita intai sejak Puasa,” kata Ibnu. Meski mengakui sejumlah TKP pencurian, keterangan Satimin cs sempat mencla-mencle. Semula mereka mengaku tinggal di rumah Supriyadi di Desa/ Kecamatan Tegalsari. Dia juga mengaku pindah-pindah tempat. Tapi setelah dicecar pertanyaan lagi, dia mengaku tinggal di Surabaya dan balik ke Tegalsari. Di hadapan penyidik, komplotan asal Lamongan dan Jombang itu juga mengakui peran masing-masing selama bertugas di lapangan. Supriyadi misalnya. Pria beristrikan warga Tegalsari itu mengaku berperan sebagai pemantau si tuasi, penunjuk jalan, dan joki kendaraan. Satimin dan Sudarisman berperan sebagai eksekutor di lapangan. Merekalah yang merampas tas berisi uang milik nasabah

bank di Muncar dua hari lalu. Kanitreskrim Polsek Gambiran Aipda Agus mengakui bahwa pelaku punya peran sendiri-sendiri. Biasanya, mereka menyusuri jalan menggunakan mobil atau motor. ‘’Setiap ada kesempatan, mereka beraksi,’’ ujarnya. Tugas Supriyadi selalu mengintai situasi saat hendak beraksi. Setelah keadaan terpantau aman, dua teman mereka beraksi. ‘’Tersangka Supriyadi memang sudah hafal jalan, karena dia menikah dengan orang sini (Tegalsari) selama sepuluh tahun,” paparnya. Demi kepentingan pe nyidikan, saat ini polisi sudah mengamankan beberapa barang bukti hasil curian. Selain mengamankan mobil dan motor, polisi juga menemukan sepuluh tas yang disimpan di dalam mobil Suzuki Swift warna hitam tersebut. Diberitakan sebelumnya, Satimin dan Sudarisman terpaksa dilubangi kakinya karena melakukan tiga aksi kejahatan dalam sehari. Rabu kemarin (18/9) mereka beraksi di Muncar. Korbannya adalah seorang nasabah Bank BRI Muncar. Kor-

ban bernama Suyono, 40, warga Desa Bagorejo, Kecamatan Srono. Dari tangan korban, dua pelaku tersebut berhasil menggondol uang Rp 10 juta. Berha sil membawa uang Rp 10 juta, Satimin cs melanjutkan ak sinya di Genteng. Kali ini yang menjadi sasaran adalah mobil Toyota Kijang LGX berno pol P 643 ZS milik SMK Mu hammadiyah I Genteng. Melihat calon korban berhenti, ketiga pelaku sebenarnya akan melakukan eksekusi. Namun, niat itu diurungkan karena ternyata Darmaji tak sendirian. Dia ditemani dua rekannya dari SMK Muhammadiyah I. Selain itu, situasi jalan tempat calon korban mengganti ban ramai orang. Saat itu ketiga pelaku balik kanan ke arah Kecamatan Tegalsari atau ke rumah Supriyadi, 38, warga Dusun Tegalrejo, Desa/ Kecamatan Tegalsari. Nah, ketiganya tak menyadari tengah di buntuti polisi. Kemudian, polisi berpakaian preman itu meringkus ketiganya di sana. Petugas menghadiahi kaki Sudarisman dan Satimin timah panas. (ton/c1/aif)

Perlu Partisipasi Aktif Masyarakat n BANGUN... Sambungan dari Hal 33

Aksi cintai laut dan pantai itu ditandai dengan pelepasan tukik (anak penyu) ke laut bebas oleh Bupati Anas. Istri Bupati Anas dan istri Wakil Bupati Yusuf juga ikut rijig-rijig pantai dan laut. Kepala Bidang Kelautan, Pesiri, dan Pengawasan Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim, Iriono mengatakan, bersih-bersih pantai itu bertujuan melestarikan potensi laut dari ancaman pencemaran. Selain itu, bersih-bersih pantai dan laut itu

bertujuan mencegah kerusakan sumber daya pesisir dan laut. “Ekosistem terumbu karang harus terus kita lestarikan,” ajaknya. Pantai Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, dipilih karena kawasan itu sudah ditetapkan sebagai zona perlindungan bersama. Di tempat ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan untuk melestarikan ekosistem laut. Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan adalah pembuatan rumah ikan. Pada tahun 2012 lalu, Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim menyerahkan 96

rumah ikan buatan kepada nelayan setempat. Selain itu, di Pantai Bangsring juga dilakukan adopsi terumbu karang buatan. Adopsi terumbu karang itu bisa dilakukan siapa saja yang merasa peduli terhadap kelestarian ekosistem laut. Bupati Anas mengatakan, kegiatan bersih-bersih pantai dan laut itu merupakan action kon kret dalam melestarikan ekosistem laut. Kegiatan bersih-bersih pantai dan laut diharapkan Bupati Anas menjadi motivasi warga Banyuwangi untuk selalu peduli

pada kebersihan pantai dan laut. Banyuwangi, kata Bupati Anas, memiliki panjang pantai 175 kilometer. Itu harus dijaga. Un tuk melestarikan pantai dari ancaman abrasi, perlu ada partisipasi aktif masyarakat. Sebab, lanjut dia, mencegah abrasi di sepanjang pantai Ba nyuwangi membutuhkan anggaran sekitar Rp 4 triliun. Anggaran itu akan digunakan membangun talud. “Karena anggarannya mahal, maka rakyat perlu diberi motivasi dan teladan agar mencegah abrasi,” katanya. (afi/c1/aif)

Paling Banyak dari Prancis n KONGCO... Sambungan dari Hal 33

Turis asing yang banyak datang ke tempat ibadah tersebut, sebut dia, paling banyak berasal dari Prancis. Selain itu, juga banyak yang berasal dari Belgia dan sejumlah negara di Asia. “Mereka (turis asing) datang untuk melihat-lihat bangunan,” ungkapnya. Berdasar pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, sebanyak 25 turis asing asal Prancis datang ke TITD

Hoo Tong Bio mengendarai becak kemarin siang. Itu bagian dari paket wisata yang telah disiapkan biro wisata. “Selain melihat TITD, para turis juga melihat bangunan Inggrisan,” sebutnya. Meski memiliki sejarah tinggi dan menjadi daya tarik bagi wisatawan asing, TITD Hoo Tong Bio kurang mendapat perhatian pemerintah. Hanya sekali mendapat bantuan perbaikan dan perawatan dari Pemkab Banyuwangi. “Dapat bantuan pada 2008 lalu. Waktu itu Bupati Ratna Ani Lestari,” cetusnya. (abi/c1/aif)

Umat Konghucu Rayakan Tiong Chiu BANYUWANGI - Sementara itu, umat Konghucu merayakan Hari Raya Tiong Chiu atau yang dikenal dengan sebutan Kue Bulan (Moon Cake) tadi malam. Ri tual itu ditandai dengan menggelar sembahyang yang dipusatkan di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hoo Tong Bio, Kelurahan Karangrejo, kecamatan Banyuwangi. Sembahyang Moon Cake itu dilakukan dengan melakukan pemujaan di altar TITD Hoo Tong Bio. Setelah doa-doa, kegiatan itu dipungkasi dengan mempersembahkan kue bulan. “Ini Hari Raya Tiong Chiu, termasuk penting dalam Konghucu,” cetus Ketua Umum TITD Hoo Tong Bio, Banyuwangi, Bambang Witarsa. Menurut Bambang, Hari Raya Tiong Chiu selalu digelar setiap tahun. Puncak kegiatan tersebut dilaksanakan saat bulan purnama ke delapan tahun Imlek. “Tahun ini Hari Raya Tiong Chiu puncaknya, ya nanti malam (tadi malam),” kata Bambang. Persiapan merayakan Hari Raya Kue Bulan terlihat sudah

matang kemarin. Semua sudut TITD Hoo Tong Bio sudah diber sihkan. Sejumlah bunga, seperti bunga sedap malam dan mawar, juga sudah diperbarui. “Persiapan untuk Tiong Chiu sudah selesai,” jelasnya. Pengurus TITD Hoo Tong Bio lain, Indra Tjahyono menuturkan, Hari Raya Kue Bulan sudah ada sejak 2000 tahun sebelum masehi. Legendanya, ritual itu memunculkan Dewi Bulan dan Dewi Kelinci. “Hari Raya Kue Bu lan ini proses perubahan bulan,” terangnya. Tiong Chiu merupakan titik kulminasi bulan. Saat-saat demikian, bulan menjadi kekuatan yang cukup besar dalam mempengaruhi bumi karena sangat dekat. “Sinar bulan paling terang sepanjang tahun, ya nanti malam (tadi malam). Makanya kita gelar Tiong Chiu atau Hari Raya Kue Bulan,” ungkap Indra. Usai mencapai puncak paling terang, lanjut dia, maka sinar bulan akan berkurang pelanpelan. Sebab, jarak bulan dan bumi juga perlahan menjauh

dan mendekat lagi pada Tiong Chiu tahun depan. “Saat puncak purnama ini, kita menggelar sembahyang,” sebutnya. Dalam sembahyang tersebut, jamaah berdoa agar bumi dan manusia terhindar dari musibah. Selain itu, juga berdoa agar rezeki banyak, kesehatan baik, dan umur panjang. “Kita juga mengadakan persembahan kepada bulan berupa kue bulan,” urainya. Sesuai ajaran, jelas dia, saat perayaan Tiong Chiu seharusnya umat manusia melakukan tirakat, di antaranya melaksanakan puasa atau setidaknya tidak makan makhluk yang bernapas. “Nggak boleh makan ayam, ikan, atau burung. Pokoknya yang bernapas jangan dimakan,” cetusnya. Dalam ritual kali ini, TITD Hoo Tong Bio menyediakan kue bulan dengan beraneka jenis. Harga kue tersebut ternyata cu kup mahal. Kue paling kecil harganya Rp 38 ribu dan yang paling besar Rp 183 ribu. “Yang Rp 38 ribu itu kecil,” cetus salah satu pegawai di klenteng tersebut. (abi/c1/aif)

Made Sutrisna Jadi Hakim di PN Jaksel n WIDARTI... Sambungan dari Hal 33

Perkara yang dilimpahkan itu, jelas dia, termasuk menjadi ketua majelis hakim dalam perkara sabu dengan terdakwa Totok Sugiharto. “Perkara terdakwa Saudara Totok, sayalimpahkankepadaIbuWidarti,”

ujarMadeSutrisnakepadaJawa Pos Radar Banyuwangi. Dia menyebut, pelimpahan perkara itu murni karena dirinya dimutasi ke PN Jakarta Selatan (Jaksel). Itu, sebut dia, tidak akan mempengaruhi proses per sidangan. “Persidangan selanjutnya akan dipimpin Ibu

Widarti,” sebutnya. Pergantian majelis hakim pada kasus sabu anggota dewan itu hanya ketua majelis. Dua anggota majelis masih formasi lama, yakni Bawono Effendi dan Imam Santoso. “Majelis hakim yang diganti hanya saya. yang lain tetap, kok,” tandasnya. (abi/c1/aif)

minim (kalau tidak mau dikatakan tidak ada sama sekali). Sulit ada operasi gabungan antara Satpol PP dan aparat penegak hukum lainnya untuk merazia warga yang bermain layang-layang menggunakan pengambek. Jika jumlah PSK yang disanksi di pengadilan sudah tak terhitung, maka jumlah warga yang disanksi karena bermain layang-layang menggunakan pengambek juga “tak terhitung”. Namun tak terhitung yang dimaksud yang terakhir, adalah tidak ada yang bisa dihitung. Dengan kata lain, sejak perda no 09 tahun 2007 disahkan, belum ada warga yang disanksi akibat perbuatannya yang bermain layang-layang pengambek. Sehingga, jangan heran jika hingga kini mereka terus merasa merdeka. Mereka justru melawan saat ada petugas PLN ingin menyadarkannya. Di Desa Curahjeru, Kecamatan Panji petugas PLN menjadi korban kekerasan orang tua yang anaknya bermain layang-layang pengambek. Orang tua itu tak terima saat anaknya mengadu

bahwa layang-layang pengambeknya diambil petugas PLN. Ada juga petugas PLN yang dilempari mercon di sekitar kantor KPU saat mendatangi warga yang bermain layinglayang, Iya, kemungkinan besar kebanyakan warga di Kabupaten Situbondo tidak merasa bersalah saat kawat pengambeknya itu jatuh ke kabel listrik, lalu menyebabkan korsleting dan lampu PLN padam dalam waktu yang tidak sebentar. Padahal, jika ini sudah terjadi, ada berapa warga yang dirugikan? Sebab itulah penegakan perda no 09 tahun 2007 ini sangat diperlukan. Masalah layang-layang pengambek yang merugikan masyarakat luas ini, seharusnya bukan lagi menjadi masalah PLN, tapi menjadi masalah bersama. Bagi saya, penanganan kasus layang-layang pengambek ini seharusnya tak ubahnya bagaimana keseriusan pe me rintah daerah dalam menyikapi masalah prostitusi. Wallahua’lam bisshowab. (*) *) Kepala Biro Jawa Pos Radar Banyuwangi di Situbondo.

Diminta Ikut Cegah Spekulan Tanah Butuh Keseriusan Pemerintah

n GURU...

Sambungan dari Hal 33

Guru ngaji yang terdaftar dalam APBD sebanyak 17 ribu. Tahap pertama, insentif yang cair sebesar Rp 250 ribu per satu guru ngaji. Tahap kedua, pencairan akan diserahkan pada bulan Desember mendatang. Dalam penyerahan insentif guru ngaji itu, Bupati Anas meminta bantuan secara khusus kepada guru ngaji. Per tama, Bupati Anas minta para guru ngaji ikut menjaga dan membentengi generasi muda dari ancaman

minum-minuman keras. Saat ini, kata Anas, peredaran minum-minuman keras sudah pada tingkat mengkhawatirkan. Apalagi, minuman keras sangat mudah didapat dengan harga yang sangat terjangkau pelajar. “Minuman keras sekarang banyak yang tidak dikemas dalam botol, seperti bir, tapi dikemas dalam botol Aqua kecil-kecil,” katanya. Sepintas, lanjut Anas, minuman keras itu seperti air putih, sehingga anak-anak bisa dengan mudah memasukkan miras itu ke dalam tas. “Data di kepolisian, setiap minggu ada dua anak perempuan

yang diperkosa karena pelaku terpengaruh minuman keras. Itu harus menjadi keprihatinan bersama, termasuk para guru ngaji,” katanya. Permintaan kedua, Bupati Anas mengajak para guru ngaji mendukung program kendali belajar dan kendali ibadah bagi anak-anak sekolah. Salah satu bentuk dukungan itu adalah mengampanyekan tidak menghidupkan TV mulai pukul 18.00 hingga 20.00. Guru ngaji di Kecamatan Wong sorejo diminta secara khu sus all out mendukung

pro gram pembangunan kawa san industri. Hingga saat ini, program pembangunan kawasan industri Wongsorejo belum terwujud karena pembebasan lahan belum beres. Pembebasan lahan belum be res, karena ada sebagian kecil masyarakat yang memper soalkan pembebasan lahan itu. “Para guru ngaji kita min ta ber peran mencegah spekulan tanah masuk Wongsorejo. Sebab, jika spekulan tanah masuk, maka akan menghambat proses pem be ba san lahan,” pintanya. (afi/c1/aif)

Tidur Bersama Layaknya Suami Istri n KEPINCUT... Sambungan dari Hal 33

Ternyata kedatangan Nagud ke Genteng itu untuk melamar Saritem. Sayang, orang tua Nagud tidak setuju. Sebab, usia Nagud terpaut jauh dengan Saritem. Selain itu, Nagud juga sudah punya anak dan istri. “Karena ditolak, akhirnya saya pulang ke Bali,” aku Nagud ditemui di Mapolsek Genteng kemarin.

Namun, ketika sampai di Bali, Nagud mengaku dapat pesan singkat dari Saritem. Isi pesan lewat ponsel itu meminta dirinya balik lagi ke Genteng untuk menjemput Saitem dan membawanya ke Bali lagi. Tan pa pikir panjang, Nagud langsung berangkat ke Jawa untuk menjemput Saritem. “Saya sampai di sini pukul 12 malam dan bertemu di kebun kakao belakang rumahnya,” tutur Nagud.

Saat bertemu, Saritem langsung naik ke mobil APV yang dibawa Nagud dari Bali. Lalu, keduanya tancap gas menuju Bali. Namun, hal itu rupanya diketahui orang tua Saritem. Saat itu juga, orang tua korban langsung melapor ke Polsek Genteng. “Kemudian, saya ditangkap di Ketapang saat akan menyeberang,” aku bapak tiga anak tersebut. Nagud mengaku, niatnya melamar Saritem adalah ke-

se pakatan berdua. Sebab, se lama ini mereka memang sudah berpacaran bahkan sudah berhubungan layak nya suami istri. Untuk mem pertanggungjawabkan per buatannya, polisi menjerat Nagud de ngan Undang-Undang Nomor 23/2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman minimal tiga tahun dan maksimal 15 tahun penjara. (azi/c1/aif)

Selamatkan Padi Lokal dari Kepunahan n SEMBILAN... Sambungan dari Hal 33

Itu dilakukan agar panjang tangkai yang dipotong seragam sehingga memudahkan proses pengikatan batang padi sebelum dijemur. Sebaliknya, proses panen padi varietas unggul bisa dilakukan menggunakan sabit yang dapat memotong serumpun pohon padi sekaligus. Penanganan pasca panen padi varietas lokal, termasuk padi genjah arum, juga lebih rumit dibanding padi varietas unggul. Proses merontokkan bulir padi lokal tersebut harus dilakukan dengan cara ditumbuk menggunakan lesung. Sebaliknya, bulir padi varietas unggul bisa dirontokkan dengan mesin perontok padi. “Bulir padi varietas lokal sangat kuat. Makanya proses merontokkan bulir padi lokal itu harus ditumbuk di lesung,” ujar Adi saat ditemui di kediamannya Minggu lalu (16/9). Pria yang karib disapa Kang Pur tersebut menambahkan, karena bulir padi varietas lokal sangat kuat, dia masih bisa menemukan seikat padi genjah arum yang sebelumnya digunakan sebagai peras (semacam ungkapan rasa syukur saat mendirikan rumah). “Rumah ini dibangun tahun 1981, dan saya menemukan seikat padi bekas peras itu saat membetulkan genting yang bocor awal tahun 90-an. Jadi, lamanya menyimpan sekitar sembilan tahun. Kalau

padi varietas unggul, jika disimpan selama itu, pasti sudah rontok,” paparnya. Dari situlah, Kang Pur mencoba membudidayakan padi lokal jenis genjah arum itu. Seikat padi yang dia temukan itu disemai dengan media lumpur dalam polybag. Sayang, dari seikat padi itu hanya empat benih yang tumbuh. Dengan pertimbangan keamanan, Kang Pur meletakkan polybag tersebut di loteng. “Memang aman dari tangan jahil dan serangan hama. Tetapi, padi dalam polybag yang saya letakkan di atas loteng itu malah diserang burung. Akhirnya saat panen hanya dapat beberapa tangkai padi,” ungkapnya. Beberapa tangkai padi genjah arum hasil panen perdana itu kembali dia kembangkan. Begitu seterusnya hingga dia berhasil memanen padi calon bibit dalam jumlah yang cukup banyak. Selanjutnya, bibit padi tersebut ditanam di lahan seluas seribu meter persegi. Pria yang juga budayawan Banyuwangi itu mengaku telah beberapa kali menikmati hasil panen padi genjah arum. Sebagian dimasak untuk kebutuhan makan seharihari, sebagian yang lain dijual dan “dipinjamkan” ke petani lain yang ingin menanam padi varietas lokal tersebut. Menurut Kang Pur, kelebihan padi genjah arum adalah daya tahan penyimpanan lebih lama, lebih mengembang saat dimasak, dan lebih punel. Kelebihan lain, nasinya beraroma harum. Karena itu, sejumlah pem-

beli dari kalangan tertentu rela merogoh kocek lebih dalam untuk membeli beras gen jah arum tersebut. “Beras genjah arum saya jual dua kali lipat lebih mahal dibandingkan beras biasa kualitas “A”. bagi petani yang “pinjam” bibit, seikat padi yang dipinjam, saat panen harus dikembalikan dua ikat,” terangnya. Ironisnya, kini padi genjah arum kembali mengalami krisis bibit. Itu terjadi lantaran lahan tanaman padi genjah arum siap panen yang kini ditanam Kang Pur diserang tikus. Akibatnya, buah padi tersebut tinggal beberapa tangkai saja. Beruntung, hingga kini masih ada dua petani yang meminjam bibit padi genjah arum milik Kang Pur belum panen. “Saya yakin genjah arum belum punah. Saya bertekad terus melestarikan padi lokal,” tegasnya. Selain me ngem bangkan padi genjah arum, Kang Pur kini tengah berupaya membudidayakan tiga jenis padi varietas lokal yang lain, di antaranya jenis hoeng, untup, dan pelang. Kang Pur mengaku dibantu beberapa peneliti dari sejumlah universitas terkemuka di tanah air, salah satunya Universitas Brawijaya, Malang. “Saya tidak ingin mematenkan varietas lokal tersebut. Karena padi lokal bukan penemuan saya, karena sudah ada sejak dulu. Saya hanya ingin berbuat. Saya ingin menyelamatkan padi varietas lokal dari kepunahan,” pungkasnya. (c1/aif)

n PSK... Sambungan dari Hal 44

Hingga kini, pelacuran di Situbondo masih marak. Sejumlah eks lokalisasi yang dinyatakan sudah tutup, masih saja memberikan layanan jasa bisnis lendir tersebut. Untuk kasus pelacuran, Satpol PP sebagai aparat yang me mi liki kewenangan untuk menegakkan perda sebenarnya sudah tak kurang-kurang melakukan razia ke sejumlah eks lokalisasi yang diduga menjadi tempat mangkal para PSK. Meski masih membuahkan hasil tak sesuai harapan, namun semangat Satpol PP untuk membrantas bisnis perzinaan ini, patut diacungi jempol. Sebab, seperti tak mengenal lelah untuk menandingi keberadaan PSK yang tak ubahnya bunyi peribahasa, “patah tumbuh hilang berganti”. Yang sangat ironis adalah penerapan perda larangan bermain layang-layang menggunakan pangambek. Sebab, aksi aparat penegak perda di lapangan sangat


44

Jumat 20 September 2013

PSK dan Layang-layang Pengambek PEREMPUAN pekerja seks komersial (PSK) dan layang-layang pengambek sepintas memang tak ada korelasinya sama sekali. Namun, di Kabupaten Situbondo keduanya memiliki sejumlah kesamaan. Persamaan yang pertama, baik PSK maupun layang-layang pengambek sama-sama memiliki penggemar fanatik. Keduanya sama-sama mampu membuat orang kecanduan untuk terus melakukannya. Bahkan, sering kali tidak lagi memedulikan keselamatan diri maupun orang lain. Lihat saja para pe nggemar layang-layang yang didesain untuk diadu tersebut. Me-

reka hanya memikirkan kesenangan sendiri. Padahal, dampak negatifnya terhadap orang lain sangat banyak. Benang layang-layang yang tajam tersebut sering kali melukai pengendara motor. Apalagi, saat terputus. Benangnya yang masih panjang kemudian menyeberang ke jalan raya, lalu menjerat leher, tangan atau bagian apa saja yang mengakibatkan luka serius. Tidak berhenti sampai di situ, tidak sedikit pengendara yang jatuh se telah terjerat benang layangla yang yang putus. Luka yang di deritanya pun harus bertambah. Puncaknya harus dibawa ke

rumah sakit. Saya sendiri sudah menghindar, sangatlah teramat besar. dua kali menjadi korban jeratan Demikian juga orang yang sudah benang layang-layang kecanduan berhubungan yang putus. dengan PSK. Sering kali Dampak negatif laintidak la gi memedulikan nya, saat layang-layang keselamatan diri maupun pu tus, biasanya akan orang lain. Di Kecamatan diikuti para bocah yang Besuki, seorang suami mebe rebut mengejarnya. milih melakukan aksi keSaat sudah masuk ke jakerasan terhadap sang istri lan raya, mereka cendeyang memergokinya menrung tak memikirkan kejalin kasih dengan salah CATATAN selamatannya lagi. Yang EDY SUPRIYONO* seorang penghuni eks lokaada hanya bagaimana bisa lisasi di wilayah barat. mendapatkan layang-layang itu. An caman penyakit kelamin Padahal, risiko untuk tertabrak atau hingga Aids pun bagi yang sudah mencelakakan pengendara karena kecanduan, tak lagi menjadi mo-

mok menakutkan. Itu sering kali hanya dianggap angin lalu saat nafsu berahi sudah membuncah di ubun-ubun. Padahal, penyakit mematikan itu bisa ditularkan ke pasangannya yang sah, atau kepada anaknya yang masih dalam kandungan, atau pun kepada orang lain yang melakukan hubungan dengan dirinya. Persamaan kedua, PSK dengan layang-layang pangambek di Situbondo sama-sama memiliki peraturan daerah (perda) yang sama-sama berisi larangan. Perda untuk PSK ada dalam Perda No. 27 Tahun 2004 tentang larangan pelacuran. Sedangkan

perda layang-layang pengambek ada dalam perda no 09 tahun 2007 tentang larangan bermain layang-layang yang menggunakan kawat pengambek. Yang menarik, dua perda ini sama-sama dianggap macan ompong. Pasalnya, dinilai sama-sama tak memiliki kekuatan untuk merealisasikan apa yang menjadi tujuan diterbitkannya perda. Perda ha nya mampu menakut-nakuti tapi tak punya kemampuan untuk “menggigit”. Bahkan, yang ironis ada perda yang jangankan menggigit, menakut-nakuti saja tak kuasa n Baca PSK...Hal 43

Perusahaan Smelter Terkendala Lahan

NUR HARIRI/RaBa

SALURKAN ASPIRASI: Ratusan warga Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih, melakukan demonstrasi di depan kantor Pemkab Situbondo kemarin (16/9). Mereka juga mengadu ke anggota DPRD.

SITUBONDO - Rencana investasi perusahaan smelter atau lebih dikenal dengan pengolahan nikel dan baja di Desa Agel, Kecamatan Jangkar, dan Desa Lamongan, Kecamatan Arjasa, tampaknya belum berjalan mulus. Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Situbondo Syaifullah mengatakan, kendala utama kelanjutan pembangunan perusahaan pengolahan nikel dan baja itu adalah masalah lahan. “Hingga saat ini pembangunan smelter masih terkendala pembebasan lahan,” kata Syaiful kepada wartawan kemarin (19/9). Syaifullah menambahkan, sesuai laporan PT. Metalindo Situbondo, saat ini lahan yang sudah dibeli baru sekitar 25 persen dari total lahan yang dibutuhkan. Meski demikian, Syaiful berharap rencana investasi perusahaan smelter itu tetap berlanjut.

Pihaknya mengakui akan terus membantu melakukan sosialisasi agar masyarakat bersedia menjual lahannya. Pasalnya, pihak perusahaan membeli lahan warga dengan harga dua kali lipat lebih tinggi daripada harga pasaran. “Selain itu, keberadaan perusahaan smelter itu juga akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat

Situbondo,” terangnya. Lebih jauh Syaiful menambahkan, jika upaya pembelian lahan di Desa Agel dan Desa Lamongan itu tidak membuahkan hasil, maka pihak pemkab akan memberikan tawaran agar perusahaan smelter itu mencari lahan lain di Situbondo. Data yang berhasil dikumpulkan, ada beberapa alasan yang menyebabkan warga tidak bersedia menjual tanahnya, di antaranya harganya dirasa tidak cocok dan ada yang meminta tukar guling. Ada pula yang memang tak bersedia menjual tanahnya tanpa asalan. Pihak perusahaan smelter sebenarnya sudah membuat kelas harga tanah, mulai Rp 200 juta hingga Rp 400 juta per hektare. Padahal, pada pembangunan tahap awal, pihak smelter membutuhkan lahan seluas 100 hektare. (rri/c1/als)

SITUBONDO - Bantuan terhadap sapi hamil di atas lima bulan tahun ini tidak semoncer tahun lalu. Sebab, pada 2013 ini, hanya 4 kelompok ternak di empat kecamatan yang memperoleh bantuan. Meski begitu, pencairan untuk sapi hamil tahap kedua sudah dilakukan di empat kecamatan tersebut. “Ini sudah pencarian tahap kedua. Tahap pertama sudah dicarikan Juni 2013 lalu,” kata Sentot Sugiono, sekretaris Dinas Peternakan Situbondo. Bantuan untuk sapi hamil yang didanai APBNP tahun 2013 itu memang dialokasikan untuk empat kelompok ternak yang tersebar di empat kecamatan. Namun, jumlah

per kelompok masih tergolong tinggi, yakni 288 sapi hamil. “Setiap kelompok sebanyak 288 ekor sapi. Masing-masing kelompok mendapat Rp 180 juta,” ujar Sentot Sugiono. Empat kecamatan yang masih mendapatkan bantuan tersebut adalah Kecamatan Mangaran, Kendit, Panarukan, dan Kecamatan Banyuptih. “Itu yang menentukan langsung dari pusat,” katanya. Masyarakat yang memiliki sapi hamil di atas lima bulan mendapat uang sebesar Rp 500 ribu per ekor. Namun, sebelum mendapatkan bantuan, tim reproduksi yang dibentuk Dinas Peternakan Kabupaten Situbondo akan melakukan

pemeriksaan. “Jadi sapi-sapinya dibariskan dan dilihat tim reproduksi,” terangnya. Menurutnya, tujuan pemerintah memberikan bantuan tersebut agar para peternak sapi di Situbondo menjaga populasi sapi. “Yang tidak kalah penting, akan tercapai swasembada daging di Jatim,” jelasnya. Program bantuan untuk sapi hamil itu merupakan bantuan di tahun kedua. Sebelumnya, pada tahun 2012, peternak sapi yang tersebar di 14 kecamatan telah mendapatkan bantuan penyelamatan sapi betina produktif tersebut. “Penyebaran bantuan untuk sapi hamil tahun ini menurun dibanding 2012 lalu,” pungkasnya. (rri/c1/als)

DOK. RaBa

Syaifullah

Warga Sumberanyar Sapi Hamil dapat Bantuan Rp 500 Ribu Luruk Kantor Pemkab Tuntut Calon Kades Terpilih Didiskualifikasi SITUBONDO - Aksi warga Kota Santri yang menuntut pemilihan kepala desa (pilkades) ulang terus berlanjut. Ratusan warga Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih, mendatangi kantor Pemkab Situbondo kemarin (19/9). Massa mendesak agar dilakukan pilkades ulang di Desa Sumberanyar karena diduga banyak kecurangan. Peserta aksi yang tiba sekitar pukul 10.00 di depan gedung pemkab itu mengaku, aksi yang berulang kali dilakukan di Desa Sumberanyar itu tidak diperhatikan. Dugaan kecurangan pilkades yang telah dilaporkan pun terkesan tidak ditindaklanjuti. “Kami sengaja menyampaikan aspirasi ini langsung ke pemkab. Agar temuan kecurangan di lapangan segera ditindak dan dilakukan pilkades ulang,” kata Suharto Binar, salah seorang warga, saat unjuk rasa berlangsung siang kemarin. Dalam orasinya, mereka menegaskan, kalah-menang dalam pilkades adalah hal biasa. Namun, karena ada kecurangan saat

pilkades, mereka menuntut agar calon kepala desa yang menjadi pemenang didiskualifikasi. “Kalah-menang itu biasa, tapi kami datang ke mari untuk mendesak agar kecurangan dalam pilkades ditindak. Sebab, sebelum pilkades, warga sudah sepakat akan mendiskualifikasi cakades yang curang,” ujar Muhammad, pendemo lain, saat berorasi. Tidak hanya itu, tudingan kecurangan juga dilakukan panitia pilkades. Diterangkan, sebelum pilkades dilaksanakan, warga Desa Sumberanyar telah sepakat tidak mengikutsertakan santri yang bukan berasal dari wilayah Sumberanyar. Tetapi, yang terjadi di lapangan, sekitar 8 anak yang masih di bawah umur juga diloloskan panitia pilkades. Lantaran itu, warga menuntut tim fasilitator Pemkab Situbondo segera mendiskualifikasi pemenang pilkades dan mendesak agar pilkades di Desa Sumberanyar diulang. “Ada delapan santri yang kami tangkap saat pencoblosan. Kami minta cakadesnya didiskualifikasi,” terang Suharto Bihar. Selain melakukan demo terkait dugaan

pembiaran terhadap santri yang ikut nyoblos, pihaknya juga akan mengambil langkah hukum dengan melaporkan hal itu ke pihak kepolisian. “Untuk urusan itu, kami serahkan penuh kepada kuasa hukum,” katanya. Setelah cukup lama berorasi di depan pemkab, sejumlah perwakilan pun diperkenankan masuk ke gedung pemkab untuk menyampaikan tuntutan. Selanjutnya, massa berjalan kaki menuju kantor DPRD Situbondo. Tak lama berorasi, beberapa perwakilan warga ditemui para wakil rakyat. Kepala Bagian (Kabag) Pemerintahan Pemkab Situbondo, Tulus Priatmadji mengatakan, atas desakan warga tersebut, pihaknya berjanji akan menindaklanjuti sesuai peraturan. “Kami akan panggil panitia pilkades,” ungkap Tulus kepada sejumlah wartawan. Sekadar diketahui, warga yang tidak puas atas hasil pilkades Sumberanyar beberapa kali melakukan demonstrasi. Bahkan, mereka juga sempat menyegel kantor BPD, ruang panitia pilkades, mendirikan tenda, dan menuntut agar cakades terpilih didiskualifikasi sekaligus dilakukan pilkades ulang. (rri/c1/als)

Massa Desak Kasatreskrim Dicopot Dinilai Terlalu Lambat Tangani Kasus Korupsi SITUBONDO - Ratusan massa yang mengatasnamakan Gerakan Masyarakat Anti Korupsi (Geram Maki) berunjuk rasa di halaman Mapolres Situbondo kemarin (19/9). Mereka mempertanyakan kasus korupsi yang tengah ditangani penyidik Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang proses hukumnya belum selesai. Aksi kali ini cukup mengejutkan. Sebab, selain menuntut agar dugaan kasus korupsi diusut tuntas, massa juga menuntut agar Kasatreksrim AKP Sunarto segera dicopot dari jabatannya. Mereka menganggap penanganan dugaan korupsi sangat lemah dan tidak tegas. “Saya minta kasatreskrim segera dicopot dari jabatannya. Karena sudah tidak sanggup menangani kasus korupsi di Situbondo,” kata Rudi Bagas, koordinator aksi. Ratusan massa itu berangkat dari kantor salah satu LSM di Jalan Sucipto, Kelurahan Dawuan, Kecamatan Situbondo, menggunakan sepuluh unit truk. Setiba di Mapolres Situbondo, massa yang kebanyakan berasal dari wilayah

TIGA KASUS KORUPSI: Massa pendemo membeber poster di halaman Mapolres Situbondo kemarin (19/9).

NUR HARIRI/RaBa

Besuki itu langsung diperbolehkan masuk ke halaman mapolres oleh anggota polisi. Setelah masuk ke halaman mapolres, massa tidak langsung memadati halaman mapolres karena berpencar mencari tempat yang teduh. Begitu dikomando korlap, mereka langsung berkumpul di tengah halaman mapolres. Pantauan koran ini, selain berorasi, massa juga membawa puluhan poster yang rata-rata isinya mendesak agar Kasatreskrim AKP Sunarto dimutasi atau pindah dari Situbondo. Beberapa saat kemudian, perwakilan massa ditemui Wakapolres Kompol Benny Elfiansyah di ru-

ang rapat Mapolres Situbondo. “Ada tiga kasus korupsi besar yang sudah setahun tidak jelas penanganannya. Makanya kami pertanyakan proses hukumnya,” kata Rudi. Data yang berhasil dikumpulkan, tiga kasus korupsi yang dipertanyakan itu adalah dugaan korupsi bantuan penggemukan sapi di Dinas Peternakan Situbondo yang mencapai Rp 2.6 miliar pada 2011 dan DPPIP Dinas Pendidikan sebesar Rp 17 miliar, dan PNPM simpanpinjam di Kecamatan Besuki yang mencapai Rp 1,3 miliar. Menanggapi tuntutan massa, Wakapolres Kompol Benny Elfiansyah mengatakan, kasus

korupsi itu masih ditangani serius penyidik Tipikor. “Ada yang dalam proses pemeriksaan dan juga ada yang masih proses penyelidikan,” ujar Benny Elfiansyah kepada sejumlah wartawan. Terkait tuntutan pendemo, kata Benny, tidak ada alasan mencopot atau memutasi Kasatreskrim AKP Sunarto. Sebab, selama ini kasatrekrim telah menjalankan tugas sesuai prosedur dan mekanisme. “Selama ini kasatreskrim tidak pernah berurusan dengan indisipliner atau melanggar kewenangan. Maka tidak mungkin dimutasi atau dicopot,” tegas Kompol Benny. (rri/c1/als)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.