W layah autan di ndonesia 62% lebih banyak dar pada 2 daratan dengan perbandingan 6,32 juta km luas lautan dan 2 1,91 juta km
BANYAKNYA POTENSI KEKAYAAN SDA KELAUTAN
Sumber daya alam kelautan yang terdapat dan menyebar di Indonesia terdiri atas berbagai jenis, mulai dari kekayaan alam bawah laut, kekayaan pesisir, hingga kekayaan energi pertambangan. Banyaknya potensi kekayaan tersebut menjadi salah satu faktor yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia.
Kabupaten Morowali men adi salah satu dari 13 (tiga belas) kabupaten a n di Provinsi Sulawes Tengah yang memiliki daya tarik wisata yang beragam, t
TERSEBARNYA WISATA BAHARI
WISATA BAHARI SULAWESI TENGAH
Provinsi Sulawesi Tengah mempunyai sumber daya dalam jumlah yang besar baik yang berupa sumber daya alam maupun non- alam dengan tata lingkungan biofisik yang kaya akan flora dan fauna sehingga daerah ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi pusat penelitian bagi para ilmuwan karena terdapat suaka alam, suaka margasatwa, dan hutan lindung yang dapat menarik minat wisatawan juga.
Kabupaten Morowali merupakan sa ah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah yang terkenal akan kawasan industr nya Hal tersebut menyebabkan Kabupaten Morowali padat akan penduduk terutama penduduk yang merantau.
pariwisata alam.
Indonesia menjadi negara yang unggul dalam sektor pariwisata, terkhusus dalam hasil kekayaan alamnya (natural resources) Kondisi terkin menun ukkan bahwa wisata bahari menjadi salah satu industri terbesar di dunia dan berkembang pesat secara ekonomi (WWF, 2015). Apabila dibandingkan dengan wisata bahari yang ada di dunia, pariwisata Indonesia termasuk unggul dan tidak kalah.
Men ngkatnya pertumbuhan ekonomi Kab Morowali didominasi o eh sektor industri yang bergerak di dalamnya. Selain dari adanya investasi perusahaan industri di dalamnya, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Morowali meningkat karena didukung oleh sektor – sektor lain, salah satunya pariwisata.
Dari data statistik berikut menunjukkan jumlah wisatawan Kabupaten Morowa sempat mengalami penurunan dari tahun 2017 ke 2018 tetapi kembali meningkat pada tahun 2019. Hal tersebut menunjukkan minat dan ketertar kan wisatawan akan wisata di Kabupaten Morowali cukup tinggi.
Air Terjun Veranomata
Air Terjun Sampala
Pulau Dua Laut
Air Terjun Buleleng
Terjun Baho Umumpa
Wisata Mangrove
Bagaimana pusat wisata (tourism center) dapat turut serta menjaga keberlangsungan ekonomi pariwisata di Kabupaten Morowali?
Baga mana pusat w sata (tourism center) dapat menarik minat wisatawan baik itu domestik maupun mancanegara?
Baga mana agar pusat w sata (tour sm center) di Kawasan Teluk Ondaro dapat mewadahi aktiv tas wisata penggunanya?
Bagaimana merancang pusat wisata (tourism center) di Kawasan Teluk Ondaro agar mem lik konektivitas ruang yang terstruktur sehingga memiliki zonasi yang jelas?
Bagaimana penerapan
p r i n s i p e k o w s a t a (ecotourism) dalam konsep pengembangan pusat wisata (tour sm center) di Kawasan Teluk Ondaro?
PERMASALAHAN KHUSUS
Bagaimana mplikasi konsep ekowisata ke dalam tata ruang dan ar sitektur termasuk landscape?
Kurang tertatanya Kawasan Teluk Ondaro sebagai tempat wisata paling diminati di Desa BeteBete
Belum adanya pusat wisata yang dapat mengakomodasi kegiatan wisata dan menunjang ekonomi lokal di Kabupaten Morowali
Kurangnya kepedulian masyarakat dalam rangka upaya konservasi alam di Kabupaten Morowali
TIPOLOGI BANGUNAN
PUSAT WISATA
(TOURISM CENTER)
Pusat wisata dapat diartikan sebagai wadah penyedia informasi yang lokasinya berdekatan dan atau di dalam kawasan wisata yang berfungsi untuk menunjang kegiatan pariwisata dengan fasilitas pendukung yang terdapat di dalamnya.
PENDEKATAN
EKOWISATA (ECOTOURISM)
Ekowisata merupakan bentuk pariwisata yang mempromosikan konservasi dan keberlanjutan, dan menggabungkan konservasi dan pembangunan ekonomi.
PRINSIP EKOWISATA PADA PERANCANGAN
Prinsip Konservasi Prinsip Ekonomi Prinsip Partisipasi
Merancang wadah penyedia informasi yang memperhatikan keberlanjutan alam untuk meningkatkan ekonomi lokal
Konsep utama perancangan yang akan mendasari perancangan adalah Mutual Collaboration: Nature + Human = Growth Tourism. Secara sederhana, konsep tersebut dapat dijelaskan bahwa apabila manusia dan alam dapat saling bekerja sama maka akan menciptakan kegiatan pariwisata yang dapat bertumbuh dan berkembang. Konsep tersebut juga dapat digambarkan pada skema berikut
Prinsip Edukasi & Rekreasi Prinsip Kendali
INFORMASI TAPAK
Teluk Ondaro menjadi bagian paling utara dan ujung dari Desa
Bete – Bete yang berbentuk lautan yang menjorok ke daratan, dengan batas - batas tapak sebagai berikut
Batas Utara: Pantai Tiara
Batas Selatan: Teluk Ondaro
Batas Timur: Teluk Ondaro
Batas Barat: Laut Banda
Teluk Ondaro berbentuk sebuah lautan yang dikelilingi oleh tanah
berkontur dengan ketinggian yang cukup curam dan berbatasan langsung dengan pantai di sebelah utaranya. Pada saat ini, Teluk Ondaro masih belum saling terhubung dengan pantai yang berada di utaranya karena keterbatasan akses berupa deck kayu yang masih belum selesai terpasang.
KRITERIA PEMILIHAN TAPAK
LINGKUNGAN MASIH ASRI
Wilayah Teluk Ondaro dinilai masih tergolong sangat asri karena tidak berada pada wilayah permukiman, hanya ditumbuhi oleh pepohonan yang beragam dengan satwa – satwa liar lainnya sehingga dinilai akan memberikan kenyamanan tersendiri bagi pengunjung.
AKSESIBEL BAGI PENGUNJUNG DAN WARGA LOKAL
Lokasi tapak yang berada pada wi ayah Teluk Ondaro tergo ong aksesibel karena masih dekat dengan wilayah pemukiman warga
Desa Bete – Bete sehingga mudah untuk diakses dengan hanya satu moda transportasi, yaitu speedboat.
POTENSI ALAM YANG KUAT
Teluk Ondaro memiliki potensi alam lain berupa pemandangan indah yang dapat menjad daya tarik bagi w satawan, seperti adanya keindahan alam bawah laut berupa terumbu karang, rumput laut, dan ikan – ikan kecil yang berkembangbiak di dalamnya serta keindahan alam deretan tanah – berkontur yang mengelilingi wilayah lautan yang berwarna hijau kebiruan tersebut.
WILAYAH BELUM MEMILIKI TIPOLOGI BANGUNAN SERUPA
Alasan paling kuat yang melandasi pemilihan tapak pada wilayah Teluk Ondaro adalah pada wilayah tersebut masih belum terdapat
Pusat Wisata (Tourism Center) padahal Desa Bete – Bete memiliki keragaman wisata yang sering dikunjungi oleh pengunjung.
MATAHARIDANANGIN
Kabupaten Morowali
Kecamatan Bahodopi
Desa Bete - Bete
Teluk Ondaro
AREA TAPAK DIPENUHI OLEH PEPOHONAN
DOMINASI
KEBUTUHAN RUANG
Melibatkan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan wisata sehingga perekonomian lokal meningkat
Meminimalisasi perubahan bentuk pada alam dengan memanfaatkan kondisi alam ke dalam rancangan desain
Kegiatan wisata yang multifungsi sehingga dapat berperan sebagai fungsi pembelajaran dengan tetap memberikan kesenangan
Pengoptimalan area tapak dan penempatan titik entrance
Penataan zonasi berdasar prinsip ekowisata: zona edukasi bagian terdepan sebagai fungsi utama bangunan
Menciptakan interaksi langsung antara warga lokal sebagai penjual dan pengunjung sebagai pembeli
Memanfaatkan kondisi kontur dengan elevasi dan bentuk yang ada sebagai area seating bagi para wisatawan
Merancang adanya deck soft tracking yang mengitari tapak agar wisatawan dapat mengeksplorasi alam sekitar
TATA MASSA DAN LANSEKAP
Zona rekreasi, fungsi sekunder bangunan, ditempatkan dekat namun tak berhubungan dengan zona edukasi
Zona pendukung menghubungkan zona edukasi dan rekreasi
Transportasi menuju pusat wisata ditempuh dengan speed boat milik warga setempat dari dermaga di kawasan pemukiman
Merancang area waterfront sebagai area bersantai yang dirancang dengan fungsi dermaga dan parkir speed boat
Merancang ruang audio visual sebagai sarana untuk menikmati karya yang dipantulkan pada seluruh sisi ruangan
Membagi area tapak atas dan bawah mengikuti regulasi sempadan pantai
Area bawah: Landscape tanpa bangunan pondasi dalam Area atas Bangunan pondas da am dan landscape pengisi
Rancangan toko souvenir berisi display barang - barang kerajinan dan atau makanan lokal yang diproduksi oleh warga sekitar
Mempertahankan beberapa vegetasi eksisting dan menyesuaikan vegetasi sesuai tatanan massa dan lansekap
Merancang gazebo yang ditempatkan pada titik - titik yang memiliki potensi berupa view yang dapat dimanfaatkan
Pola Garis Vertikal Railing
Veranda Sayap Massa
Substraksi Massa 1
Substraksi Massa 2
TOURISM CENTER
DENGAN
Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D
TOURISM CENTER
DENGAN
Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D
TOURISM CENTER
DENGAN
Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D
TAMPAK UTARA
TAMPAK BARAT
Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D
TOURISM CENTER
DENGAN
Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D
SOFT TRACKING
Jalur soft tracking menjadi area edukasi sekaligus rekreasi bagi para pengunjung untuk menikmati pemandangan pesisir yang menjadi daya tarik utama rancangan pusat wisata. Area ini tersambung mulai dari titik awal yang berada di area lobby kemudian berakhir pada area restaurant. Rancangan ini dibuat untuk memberikan fasilitas bagi para pengunjung yang menyukai kegiatan berjalan - jalan, menikmati pemandangan, berfoto selfie hingga hanya sekedar duduk santai sambil berbincang dengan pengunjung lainnya. Pada jalur ini ditempatkan beberapa titik bersantai yang dapat dipakai oleh para pengunjung. Selain itu, untuk memberikan kenyamanan bagi para pengunjung agar terhindari dari panas dan hujan, tersedia area teduh yang dirancang untuk meminimalisasi cahaya matahari berlebih dAn mencegah air hujan membasahi area tersebut.
Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D
SIRKULAR
AREA ISTIRAHAT DAN TEDUH
Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D
KOLOM
INFORMASI
LOBBY INFORMASI
Penutup Atap
Atap Rumbia Material lokal mudah didapat
Meneruskan cahaya dan udara secara vertikal
Kombinasi material kayu dan bata
A4 - 1:220
A4 - 1:220
TAMPAK MASSA A&B
TAMPAK MASSA A
TAMPAK MASSA B
Area yang dapat dimanfaatkan pengunjung untuk bersantai dan berkumpul sambil
fasilitas
fasilitas yang telah disediakan. Area rekreasi pada area bawah dirancang dengan adanya waterfront yang
Selain dimanfaatkan ang difungsikan Sama seperti area ang
Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D
Area rekreasi yang terletak di elevasi kontur atas ditujukan agar pengunjung selain dapat bersantai, juga dapat menikmati pemandangan berupa sunset yang berada di sisi barat tapak Kegiatan yang dapat dilakukan pengunjung pada area atas antara lain berenang dan bersantai dengan adanya rancangan berupa area
STRUKTUR
STRUKTUR RANGKA ATAP 2
Kuda - kuda kayu dengan material kayu merbau 10x20 cm
Kolom Beton Bertulang 30x30 cm
Pondasi titik dengan kedalaman 120 cm
Penutup atap rumbia
Board Foam Tebal 3 mm peredam panas
Plywood Tebal 1.5 mm sebagai penahan api
Struktur reng dengan material b a m b u d a
Struktur usuk dengan material kayu kelapa (glugu) 8x12 cm
Struktur gording dengan material kayu merbau 10x15 cm
3
Beban yang diterima struktur kayu rangka atap akan diteruskan me alu ko om beton bertu ang menuju pondasi titik yang berada pada kedalaman 120 cm
STRUKTUR LANTAI KAYU 4
Struktur rangka lantai dirancang dengan material kayu yang disambung dengan metode tak kan lurus yang d tumpukkan pada sloof beton struktur panggung
Penutup lantai menggunakan materia kayu ke apa yang berbentuk lembaran dengan ukuran 30x5 cm dengan ketebalan 2 cm yang dipasang dengan memberi jarak 2 cm sebaga akses sirkulasi udara
SAMBUNGAN STRUKTUR KAYU DAN BETON
Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D
Balok 40x60 cm dengan material beton bertulang
Kolom 40x40 cm dengan material beton bertulang
PONDASI TITIK kedalaman 120 cm
https://x.com/KemenPU/status/1252475830258679808
SKEMA PENYALURAN AIR BERSIH Air Hujan Talang
Bak ABSAH (Akuifer Buatan Serapan Air Hujan)
Toren 2.200L
Toilet Wastafel Kran Air Dapur
KETERANGAN
ABSAH (Akuifer Buatan Serapan Air Hujan) uk. 5x10 m; kedalaman 2 m
Toren 1.200L
Jalur distribusi talang air ke ABSAH
Jalur distribusi toren ke kran air (toilet dan dapur)
Detail Bak Pengolahan Air Limbah Menjadi Air Siap Buang