Uwika News Edisi-001

Page 1

Edisi:001 | Th-1 | Agustus 2010

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI

Dari Cak & Ning hingga Poco-poco 42 Mahasiswa Baru Peroleh Beasiswa 25 MAHASISWA UWIKA LANJUTKAN STUDI KE RRC


editorial

UWIKANEWS | edisi:001 | Th-I | Agustus 2010

content

Salam UWIKA

[03] Dari Cak & Ning hingga Pocopoco dan Jajanan Pasar

[05] Lahap Menyantap Tempe Bacem dan Sayur Asem

[06] Sepenggal Kenangan dari

Wajah Baru

Ponpes Bojonegoro

TAMPIL dengan wajah baru, di tahun ajaran baru, bersama mahasiswa-mahasiswi baru. Itulah semangat yang ingin terus dikembangkan oleh majalah Uwika News. Sebelum tampil dengan wajah dan format yang baru, Universitas Widya Kartika sebenarnya sudah pernah mempunyai majalah dengan format yang lebih besar dengan nama Pers Uwika. Dengan wajah dan format yang lebih handy atau kami sebut young broad magazine, tim Uwika News berharap majalah yang akan terbit tiap empat bulan sekali ini bisa terus tampil dengan penuh semangat. Semangat untuk terus berkarya dan menyajikan berita-berita kegiatan civitas akademika dengan style muda, yakni dinamis, optimistis, merdeka, dan tajam menatap masa depan. Pilihan terbit perdana di bulan Agustus juga bukan tanpa alasan. Tim Uwika News sengaja memilih bulan kemerdekaan Indonesia itu supaya menjadi sumber inspirasi, sumber napas dan gerak perjuangan serta sumber mencapai masa depan yang merdeka. Semangat perjuangan para pendiri republik ini –dengan cara dan bentuk yang berbeda—diharapkan menjadi sumber semangat tim Uwika News untuk terus berkembang. Dengan slogan Mencerdaskan Anak Bangsa, Membangun Negeri, Uwika News juga berhasrat untuk memadukan semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia itu menjadi semangat segenap civitas akademika. Yaitu semangat untuk membantu negara mendidik manusia-manusia unggul, agar dengan keunggulan masing-masing, seluruh mahasiswa Uwika turut bersama-sama dengan anak bangsa yang lain, membangun negeri tercinta ini. Kami, tim Uwika News, sangat bangga dan bersenang hati jika para pembaca bisa mendapat informasi yang bermanfaat untuk menumbuhkan semangat hidup sehari-hari dari majalah ini.

[08] ”Eksismeter, Se-Eksis Apa Sih

Kamu?” (Dampak Teknologi, Antara Eksistensi Diri dan Keamanan Data)

[10] Rektor Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc.: Jadikan Uwika sebagai Universitas Modern

[12]  25 Mahasiswa Uwika

Lanjutkan Studi ke RRC  25 Pelajar SMA YPPI 2 Ikuti Palatihan Blog Design

[14] 42 Mahasiswa Baru Memperoleh Beasiswa

[15] Selamatkan Karakter Positif Anak-anak

[16] Peduli Sesama Menjadi Pilihan [17] Tenda Ungu

Selamat membaca.

02

Pelindung : Rektor Universitas Widya Kartika, Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc | Penasihat : Wakil Rektor Universitas Widya Kartika, Drs. Darmano, M.Sc; Dra. Felicia O.Dien Koeswanto | Pemimpin Redaksi : Drs. Yuven Sugiarno | Redaksi : Yulius Hari, S.Kom; Dwi Taufik Hidayat, S.Kom; Agustinus Mulyono, SE; Sherly JW, S. Sos; Michael Margo Suwito; Stephanie Maya Sari Lukman | Penasihat Hukum : Poppy Indriawati, SH, MH | Distribusi/Marketing : Jinapiah, Amd | Alamat Redaksi : Humas Universitas Widya Kartika, Jl Sutorejo Prima Utara II/1 Surabaya; Telp + 62 31 5922403/5926359, Fax +62 32 5925790; Website: www.widyakartika.ac.id; email: uwika.news@yahoo.com MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI


UWIKANEWS | edisi:001 | Th-I | Agustus 2010

Dari Cak & Ning hingga Poco-poco dan Jajanan Pasar

Kunjungan 50 mahasiswa dari Hongkong bersama para pembina mereka ke Universitas Widya Kartika (Uwika) Surabaya, Senin, 26 Juli 2010, berlangsung semarak. Kunjungan yang dikemas dalam ‘Uwika Cultural Exchange 2010’ itu semakin mempererat hubungan persahabatan. KEDATANGAN para mahasiswa Hongkong itu merupakan rangkaian dari kegiatan sisoal mereka di Indonesia, khususnya Jawa Timur. Mereka berasal dari berbagai universitas di Hongkong dan tergabung dalam sebuah lembaga sosial bernama ME (Medical Education) Care Hongkong. Mereka mengadakan bakti sosial berupa pengobatan gratis, memberi pejalaran bahasa Inggris dan Mandarin di sebuah pondok pesantren di Bojonegero, Jawa Timur. Sebagian dari mereka ada

juga yang berkunjung ke pondok pesantren di Jombang, Jawa Timur. Uwika menjadi universitas pertama yang dikunjungi sekaligus diajak terlibat dalam bakti sosial itu. Sebanyak tujuh mahasiswa dan seorang dosen dari Uwika mendampingi para mahasiswa dari Hongkong dan pembina mereka selama mengadakan bakti sosial di Bojonegoro. Para mahasiswa Hongkong dan para pembina mereka terlihat terkesima saat mendengar bunyi

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI

coverstory tetabuhan gamelan yang disajikan oleh para siswa SMP YPPI 2. Alat musik tradisional Jawa itu menjadi pembuka seluruh acara penyambutan kunjungan tamu dari Hongkong itu. Berbagai acara yang digelar di aula Uwika ini juga menjadi bukti bahwa berbagai perbedaan tidak menjadi penghalang bagi siapa saja untuk merasa menjadi satu keluarga. Suasana akrab dan riang gembira membahana seolah tiada henti dari siang hingga malam hari. Seolah tiada jarak, tetapi sebaliknya, ikatan batin seperti sudah lama terjalin. Ciri khas kedekatan selera dan gaya sungguh mewarnai kegembiraan para mahasiswa. Para mahasiswa dari Hongkong dengan mudah membaur bersama keluarga besar Uwika. Begitulah kaum muda, mereka mudah akrab, merasa seperjuangan, penuh canda tawa, tak peduli asal usul. Yang ada hanyalah gembira dan tertawatawa bersama. Usai acara formal, yaitu sambutan dari Rektor Uwika, Dr. Ir. Gembong Baskoro, MSc, dan disusul kemudian sambutan dari Mr. So King Kwong, pimpinan rombongan mahasiswa Hongkong, suasana berubah menjadi lebih rileks. Tarian Gambyong yang dipergelarkan oleh seorang mahasiswi dari program studi Bahasa Mandarin kian memikat perhatian para mahasiswa Hongkong. Bahkan saat menjalang akhir acara, para mahasiswa dari Hongkong minta untuk berfoto bersama dengan si penari Gambyong. Mengapa Tari Gambyong? Tari Gambyong merupakan tarian khas dari Jawa Tengah. Konon Tari Gambyong tercipta dari nama seorang penari jalanan bernama Gambyong. Penari dengan wajah cantik jelita tersebut hidup pada zaman Sinuhun Paku Buwono IV pada 1788 hingga 1820. Karena kecantikan dan keahlianya dalam menari, tak heran ia menjadi terkenal. Sejalan dengan ber-

03


COVERSTORY

UWIKANEWS | edisi:001 | Th-I | Agustus 2010

jalanya waktu, akhirnya tarian yang dibawakan oleh Gambyong dikenal dengan nama Tari Gambyong. Sajian Tari Gambyong kian lengkap setelah sesaat kemudian acara disusul dengan penambilan dari para penyanyi Uwika. Para penyanyi ini melantunkan lagu-lagu daerah diiringi dengan ‘band’ unik. Disebut unik karena diluar gitar, alat musik yang mereka gunakan adalah dua gallon kosong dan satu botol plastik kosong yang diisi beras. Gendang kecil juga digunakan untuk menyemarakkan suasana. Para penyanyi kreatif ini menyanyikan lagu-lagu daerah secara medley, masing-masing lagu Sipatokaan dari Sulawesi Utara, Yamko Rambe Yamko dari Papua, Rek Ayo Rek dari Surabaya – Jawa Timur, Sowe Ora Jamu dari Yogyakarta - Jawa Tengah. Peragaan Cak dan Ning Tepuk tangan dan lontaran kata-kata penuh keheranan tiba-tiba seperti membelah aula Uwika ketika dua mahasiswa dari Hongkong muncul di panggung. Mereka terdiri dari cowok dan cewek. Si cowok bernama Jhonny dan si cewek bernama Sunny. Apa apa dengan mereka? Dandanan merekalah yang ternyata membuat suasana bertambah gegap gempita. Keduanya muncul di panggung dengan busana tradisional Suroboyoan. Mereka seolah sedang memperebutkan tropi duta pariwisata Surabaya, yakni gelar Cak dan Ning. Jhonny berdandan ala Cak dan Sunny menjadi Ning. Sungguh penampilan yang menawan. Meskipun bingung bagaimana harus berjalan dan menyapa hadirin dengan cara Cak dan Ning, keadaan ini justru memancing gelak tawa dari para hadirin. Jhonny dan Sunny terlihat kikuk dan tolahtoleh saat berdiri di depan hadirin dan kemudian menyapa mereka dengan cara mengatupkan kedua

04

telapak tangannya di depan dada sambil membungkukan badan. Sejumlah mahasiswa Uwika dari sisi kiri panggung harus memandu dua ‘model dadakan’ yang memeragakan Cak dan Ning itu. Suasana makin semarak ketika Cak dan Ning dari Hongkong itu kemudian turun panggung. Para penonton sempat mengira Jhonny dan Sunny telah selesai menunai-

kan tugasnya setelah tiga kali bolak-balik berjalan di panggung ‘catwalk’. Perkiraan para hadirin meleset. Jhonny dan Sunny ternyata belum menyelesaikan tugasnya. Keduanya ‘dikerjai’ oleh panitia untuk berjalan-jalan di sela-sela tempat duduk para hadirin. Cak dan Ning dadakan ini bahkan harus berjalan berkeliling di antara para undangan itu sebanyak dua kali. Kesempatan ini rupanya tidak disia-siakan oleh teman-teman Jhonny dan Sunny. Mereka memanfaatkan momen itu dengan berebut untuk berfoto bersama. Sunny tak henti-hentinya harus mengumbar senyum. Demikian juga dengan Jhonny yang rupanya dia sebenarnya bukanlah termasuk tipe cowok yang murah senyum.

Goyang Poco-poco Syair lagu Poco-poco segera mengubah suasana menjadi kian heboh. Sepuluh mahasiswa Uwika dengan lincah dan terampil tampil di panggung dan manari Pocopoco. Lagu Poco-poco dari Minahasa ciptaan Arie Sapulette yang dipopulerkan oleh Yopie Latul itu membuat aula Uwika seolah ikut bergoyang. Tarian Poco-poco yang relatif mudah dihapalkan memang bisa menjadi alat perekat suasana kegembiraan dan kekeluargaan. Apalagi lirik dan irama lagu Poco-poco yang rancak dan lincah itu juga segera membangkitkan gairah hidup untuk selalu bergembira. Tarian Poco-poco menjadi bertambah indah ketika para penari sambil menggoyanggoyangkan badan dari bibir mereka juga keluar lirik Pocopoco : Balenggang pata pata Ngana pegoyang pica pica Ngana pebody poco poco Cuma ngana yang kita cinta Cuma ngana yang kita sayang Cuma ngana suka bikin pusing Balenggang pata pata Ngana pegoyang pica pica Ngana pebody poco poco Cuma ngana yang kita cinta cuma ngana yang kita sayang cuma ngana suka bikin pusing Ngana bilang kita na sayang Rasa hati ini malayang jauh dija dija Biar ngana kita pebayang Biar na bikin layang layang Cuma ngana yang kita sayang Suasana aula Uwika akhirnya benar-benar bergoyang ketika para penari mengajak Rektor Gembong Baskoro, Wakil Rektor Dra. Felicia O Dien Koeswanto dan segenap pimpinan rombongan dan para mahasiswa dari Hongkong untuk menjadi penari dadakan dan ikut bergoyang Poco-poco. Gelak tawa kembali membelah suasana ketika

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI


UWIKANEWS | edisi:001 | Th-I | Agustus 2010

para penari dadakan itu harus berjuang keras dalam waktu singkat bisa menari Poco-poco. Tak jarang karena salah gerak membuat para penari asli dan para penari dadakan itu bertabrakan. Gerak yang seharusnya ke belakang, para penari dadakan bergerak ke arah depan. Gerak yang seharusnya menyamping ke kiri, para penari dadakan bergerak ke arah kanan. Tapi karena berbagai gerak yang terlihat agak kacau itulah yang justru membuat suasana menjadi

semakin menarik. Tak sedikit penonton yang tampak menahan geli dan harus terpingkal-pingkal menyaksikan semua kejadian itu. Irama lagu Poco-poco rupanya memang sungguh menawan untuk didengarkan sambil bergoyang. Para penari harus sampai empat putaran lagu Poco-poco mengajar para penari dadakan itu. Mereka seoalah tak punya lelah. Hanya waktu juga yang akhirnya harus menyudahi lagu dan goyang Poco-poco, untuk kemudian dipadati dengan acara-acara

Lahap Menyantap Tempe Bacem dan Sayur Asem

SAJIAN makanan tradisional tidak cukup hanya jajanan pasar dan es dawet ayu. Para mahasiswa Hongkong dan para pembina mereka ‘dipaksa’ menyantap menu masakan tradisional lagi di saat makan malam tiba. Beberapa lama sebelum acara makan malam tiba, para mahasiswa dari Hongkong itu mendapat penjelasan singkat tentang tradisi dan adat kebiasaan di pondok pesantren. “Jika di pondok pesantren, kita harus mengenakan pakaian yang sopan. Untuk Anda khususnya yang wanita jangan sekalikali mengenakan baju atau kaos jenis you can see,” ujar pemandu yang disambut gelak tawa mahasiswa Hongkong. Usai penjelasan singkat, acara bergeser ke ruangan lain di lantai III kampus Uwika. Para mahasiswa itu kemudian menikmati sajian masakan tradisional .

Pilihan menu tradisional memang sengaja disiapkan dengan tujuan untuk memperkenalkan kuliner asli Indonesia kepada orang-orang Hongkong. Para tamu dari wilayah bekas koloni Inggris itu terlihat sangat menikmati sajian masakan tradisional. Tempe dan tahu bacem yang konon dikenal berasal dari Yogyakarta itu menambah gairah para mahasiswa Hongkong untuk menikmati santap malam. Bukan hanya tahu dan tempe bacem, sejumlah menu masakan tradisional khas lainnya juga disediakan. Menu sayur asem terlihat sangat digemari para mahasiswa dari Hongkong dan para pembina mereka. Bahkan beberapa kali panci tempat sayur asem dihidangkan harus diisi lagi. Para mahasiswa dari Hongkong tampak sangat menyukai menu masa-

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI

COVERSTORY berikutnya. Rasa lelah terasa mendadak lenyap saat usai bergoyang Pocopoco, seluruh hadirin disilakan untuk menikmati jajanan pasar dan minum es dawet ayu. Kesegaran es dawet ayu segera membasahi kerongkongan. Sajian jajanan pasar seperti wajik, kue tok, tahu isi, lumpia, lemper, pudding, lapis, gethuk, wingko, othok-othok, dan lain-lain bisa mengisi perut yang mulai terasa perih karena menahan lapar sejak siang hari. 

kan yang memang dikenal terasa segar dan sedap itu. Mungkin mereka mengira sayur asem itu sama dengan ‘soup’. Banyak varian sayur asem yang konon berasal dari Betawi (Jakarta). Ada sayur asem Sunda, sayur asem Jawa, dan sebagainya. Memang belum ada data yang sahih dari mana asal mula sayur asem itu masuk dalam khazanah kuliner Indonesia. Tetapi yang cukup jelas adalah bahwa Betawi mempunyai lagu daerah berjudul Sayur Asem. Selain tahu-tempe bacem, menu yang terhidang dalam sajian santap malam itu adalah lalapan. Hampir sulit menemui orang Indonesia yang tidak mengenal lalapan, tentu dengan berbagai varian bahan lalapan. Mentimun, kacang panjang, dan daun kemangi menjadi hidangan utama lalapan yang disediakan untuk para tamu dari Hongkong itu. Satu dua mahasiswa terlihat lahap menikmati daun kemangi. Satu lagi menu yang juga terlihat begitu dinikmati oleh para tamu, yakni ikan asin jambrong. Menu yang satu ini memang hampir tidak mungkin ditemukan di Hongkong. Kalau pun kemudian di Hongkong ada ikan asin, mungkin memang merupakan pesanan dari orang-orang Indonesia yang tinggal di Hongkong. Tak terlewatkan dalam sajian itu adalah menu ayam kampung goreng yang merupakan bagian dari sajian menu kuliner asli Indonesia itu. Sebagai pencuci mulut usai santap malam dihidangkan es campur. Minuman yang terasa lumayan legit itu seolah menyempurnakan kelahapan makan malam itu. 

05


COVERSTORY

UWIKANEWS | edisi:001 | Th-I | Agustus 2010

Sepenggal Kenangan dari Ponpes Bojonegoro KEAKRABAN dengan para mahasiswa dari Hongkong yang tergabung dalam ME Care, tidak berhenti hanya sampai acara penyambutan di kampus Uwika. Segera setelah acara di Uwika usai, beberapa mahasiswa Uwika harus mendampingi para mahasiswa dari Hongkong itu menuju Bojonegoro. Ada apa dengan Bojonegoro? Bojonegoro bukan tempat yang biasabiasa saja. Bojonegoro dipilih ME Care dan mahasiswa dari Hongkong itu untuk menggelar aksi kemanusiaan. ME Care dan para mahasiswa dari Hongkong dan Uwika mengadakan bakti sosial di sebuah pondok pesantren (ponpes) di sebuah desa di Bojonegoro. Sempat terbersit perasaan berat dan enggan di antara ara mahasiswa Uwika yang ikut dalam rombongan ME Care. Tapi panggilan hati untuk membantu sesama yang terus bergelora perlahan-lahan mampu mengalahkan perasaan berat dan enggan itu. Berangkat subuh, 27 Juli 2010, rombongan ME Care dan mahasiswa Uwika meluncur ke Bojonegoro. Sekitar pukul 10.00, rombongan tiba di tempat tujuan, yaitu ponpes Al Munawar, Desa Kunci-Dander, Bojonegoro. Penyambutan berlangsung sederhana, tapi khidmat. Kesungguhan hati memancar dari wajah-wajah anak-anak pondok pesantren, termasuk kiai dan staf pimpinan ponpes. Acara penyambutan tak berlangsung lama. Justru acara inti yang menjadi misi utama ME Care dan para mahasiswa segera dimulai. Sejumlah orang dari luar pondok pesantren terlihat sudah bergerombol. Mereka segera mendapat pe-

06

layanan kesehatan yang memang sengaja diberikan secara gratis untuk warga sekitar ponpes. Sementara sebagian sibuk dalam pelayanan kesehatan, beberapa mahasiswi ME Care terlihat membuatkan balon sekaligus mengajarkan bagaimana cara membuat balon itu kepada anak-anak kecil, ibu-ibu dan nenek-nenek. Semua terlihat sangat bergembira. sebagian lainnya melihat permainan sulap oleh Puguh, dan sisanya berunding untuk pertandingan sepak bola. Ketujuh mahasiswa Uwika sempat salah mengira dengan daya tahan para mahasiswa dari Hongkong. Tempat ponpes berada jelas sangat jauh berbeda dari Hongkong. Fasilitas dan berbagai hiburan yang ada di Hongkong pasti tidak bisa ditemukan di daerah ponpes. Tapi rasa persaudaraan, kegembiraan, dan tentu saja kelelahan, rupanya meleburkan segala perbedaan itu menjadi satu kesatuan, yakni malam telah larut dan semua anggota rombongan serta mahasiswa Uwika harus beristirahat. Hari esok masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. *** Pukul 06.00, 28 Juli 2010, rombongan sudah harus bangun. Mereka bergegas sarapan bagi dengan menu wajib : nasi, mie, tempe, tahu dan telur. Menu ini pula yang harus mereka santap selama empat hari tinggal di ponpes, mengabdi dan melayani warga ponpes dan masyarakat sekitar. Para mahasiswa Uwika sempat ingin mengeluh dengan menu yang sama selama empat hari. Tapi konsekuensinya jelas, jika mengeluhkan menu yang sama, atau bahkan menolak, maka mereka harus mau menahan perut kelaparan. Menerima

keadaan akhirnya menjadi pilihan paling bijak dan rasional. Mereka harus mensyukuri apa yang disedikan oleh ibu nyai. Usai sarapan, mereka bersiap mengajar. Ada 4-5 kelas harus dimasuki oleh para mahasiswa untuk membagikan ilmu kepada anak-anak yang mungkin bisa dikatakan hidup dan belajar dengan kesederhanaan. Anak-anak itu banyak belajar hal baru, tetapi begitu juga yang dialami para mahasiswa sebagai pengajar. ”Begini ini rasanya menjadi guru. Capai. Harus bisa menciptakan suasana agar para murid paham benar dengan apa yang diajarakan. Ternyata pasti begini ini yang dirasakan oleh guruku dulu,” kata seorang mahasiswa Uwika. ”Kamu akan menemui bermacammacam karakter muridmu jika kamu memilih menjadi seorang guru. Muridmu yang antusias, muridmu yang pendiam, muridmu yang susah untuk mengerti pelajaran yang kamu berikan, muridmu yang dengan cepat belajar, muridmu yang suka tidur di kelas, muridmu yang tidak mau mendengarkan kata-katamu dan masih banyak jenis murid yang akan kamu temui, sungguh-sungguh bila kamu menjadi seorang guru.” Michelle, mahasiswa dari Hongkong, berujar, ” Murid di sini lebih

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI


UWIKANEWS | edisi:001 | Th-I | Agustus 2010

baik daripada muridku di sana. Mereka sangat ribut dan tak pernah mau duduk di tempatnya ketika aku mengajar� Tidak hanya pada jam sekolah, pengajaran itu berlangsung. Rombongan juga mengajar dengan berbagai cara lain, seperti serangkaian permainan mengasah otak dan pola pikir di luar jam sekolah, yakni di sore hari. Para murid ponpes diajak bagaimana menyelesaikan masalah, bekerjasama antarkelompok. Mereka sangat gembira. Di malam hari, anak-anak perempuan ponpes hampir selalu mengunjungi kamar para tamu perempuan. Para murid ponpes itu ingin belajar lagi, atau mendapat jawaban dari berbagai pertanyaan yang tidak mereka ketahui. *** Perasaan dekat kini mulai terjalin, setelah dua hari bersama-sama, 29 Juli 2010. Baik anak-anak laki-laki maupun perempuan sudah merasa saling dekat dengan rombongan ME Care dan mahasiswa Uwika. Para penghuni ponpes dan rombongan sudah bisa tertawa bersama. Berbagai kejadian tidak membuat rombongan ME Care dan mahasiswa Uwika tersinggung ataupun sakit hati, tetapi justru membuat tertawa. Berbagai atraksi disajikan di ma-

lam hari. Yaitu permainan bola api, permainan yang mungkin tidak bisa ditemui di Hongkong. Siapa saja diundang untuk ikut menendang bola api yang terbuat dari kelapa itu. Semula mahasiswa Hongkong dan Uwika ketakutan saat disuruh untuk menendang. Mereka baru berani ketika diberi ramuan khusus antipanas. Meskipun demikian, tiap orang harus siap-siap merelakan bulu kaki terbakar saat menendang bola api itu. Beberapa mahasiswa dari Hongkong dan Uwika memberanikan diri untuk menendang bola api. Mereka bisa tertawa dan berbangga diri saat usai menendang bola api dan kaki mereka masih utuh. Mereka seperti lupa bahwa mereka sebenarnya tidak sakti, dan aman dari kebakaran karena sebelumnya sudah diberi ramuan antipanas. Namun yang pasti, mereka semua takjub dengan atraksi itu. Di sela-sela menyaksikan atraksi dan berbagai kegiatan di malam hari itu, seorang mahasiswa Hongkong mengaku merasa kasihan dengan kondisi anak-anak di ponpes. Ditanya mengapa kasihan, dia prihatin dengan jarak WC yang terlalu dekat dengan timpat tinggal atau kamar mereka. Ini menyebabkan bau yang tidak sedap dan banyak binatang datang ke kamar mereka.

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI

COVERSTORY Semakin larut, usai berbagai acara disajikan, rasa sedih menyelimuti sejumlah mahasiswa. Malam itu menjadi malam terakhir mereka berkumpul dengan anak-anak ponpes. *** Pagi yang cerah, 30 Juli 2010. Setelah bangun dan mandi, rombongan berkemas untuk kembali ke Surabaya. Perasaan gembira bergelera karena sebentar lagi sudah tiba di Surabaya. Tetapi serentak itu perasaan sedih juga membuncah karena harus berpisah dengan anak-anak pondok pesantren. Namun sebelum perjalanan pulang ke Surabaya, beberapa anggota rombongan masih harus mengajar. Ada tiga kelas yang harus diajar. Selain Bahasa Mandarin, rombongan juga mengajar Bahasa Inggris. Mengapa hanya tiga kelas, karena keterbatasan waktu. Acara perpisahan dengan semua penghuni ponpes juga harus disiapkan saat itu. Waktu berlalu begitu cepat, dan kini saatya untuk berpisah. Air mata terus bercucuran dari baik rombongan Hongkong dan Uwika maupun penghuni ponpes. Perpisahan memang selalu menyisakan kesedihan. Tapi masing-masing dari rombongan dan penghuni ponpes sadar. Hidup harus terus berjalan. Sepenggal kenangan dan cerita yang terangkai selama empat hari pertemuan dan kebersamaan itu pasti takkan terlupakan. Rombongan mahasiswa Hongkong dan Uwika hanya bisa berharap, para pelajar ponpes bisa mengamalkan ilmu yang diberikan, sekalipun hanya dalam waktu sebentar. Untungnya, saat ini alat komunikasi sudah sangat canggih, sehingga baik rombongan dari Hongkong dan Uwika maupun penghuni ponpes sendiri masih bisa terus menjalin rasa persaudaraan, silahtuhmi. Terima kasih kenangan, cerita, kebersamaan, kekeluargaan, kerjasama, dan berbagai pengalaman yang bisa sama-sama dirangkai dengan ketulusan hati. We will miss you. ď ŽAgus, Anis ,Ayu, Lida, OG, Puguh, Siska

07


opini

UWIKANEWS | edisi:001 | Th-I | Agustus 2010

”Eksismeter, Se-Eksis Apa Sih Kamu?” (Dampak Teknologi, Antara Eksistensi Diri dan Keamanan Data)

oleh:

 Yulius Hari, S.Kom Dosen Universitas Widya Kartika Surabaya

Itulah salah satu kutipan yang diusung oleh sebuah produsen perangkat selular ternama yang sering kita temui di surat kabar atau berbagai media. Kutipan tersebut seakan mengajak kita untuk membuktikan diri di dunia ini, seberapa terkenalkah anda? SEMUA orang saling berlombalomba untuk mempromosikan dirinya melalui berbagai wadah dalam dunia maya. Mulai dari Facebook, MySpace, Twitter, Kaskus, Youtube, blog dan media komunikasi yang lain hingga media perangkat portable seperti Blackberry Group dan lain sebagainya. Saat ini dengan mudahnya kita dapat mengupload berbagai foto. Baik itu foto diri dari berbagai pose maupun kegiatan, mulai dari yang keren sampai paling

08

narsis, bisa kita temui di page jejaring sosial kita. Tujuannya hanya satu : “Saya ingin orang lain tahu siapa saya!” Tidak dapat dimungkiri lagi dalam dekade ini perkembangan teknologi komunikasi melaju sangat cepat dan mendunia. Dalam waktu beberapa detik saja kita dapat mengetahui apa yang terjadi di belahan lain di dunia ini. Bersumber dari http://www.internetworldstats.com dalam sepuluh tahun terakhir ini saja perkem-

bangan komunitas online membengkak dengan pesat dari 2 juta pelanggan menjadi 30 juta pelanggan hanya untuk di Indonesia. Sementara di dunia saat ini diperkirakan ada sekitar 1,802,330,457 pelanggan. Jumlah yang sangat fantastis, jauh melampaui jumlah pemirsa televisi maupun pendengar radio. Dan ini terus bertambah setiap saat. Dua tahun terakhir ini saja perkembangan dunia selular juga tidak mau ketinggalan dengan mengusung fasilitas online atau kemampuan untuk berselancar di dunia maya. Kita lihat saja diawali dengan masuknya Blackberry-nya RIM yang sempat menghebohkan hingga kemunculan NexianBerry atau tiruannya Blackberry yang saat ini sudah banyak sekali jenis varian dan merek dengan harga yang sangat kompetitif.

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI


UWIKANEWS | edisi:001 | Th-I | Agustus 2010

Social Media seperti Facebook, twitter dan Messanger seakan menjadi makanan wajib untuk anak muda zaman sekarang. Bahkan salah satu kriteria untuk perangkat selular yang hendak dibeli pun hal tersebut menjadi pertimbangan dan seakan menjadi fitur wajib dari sebuah perangkat. Eksistensi diri seseorang remaja atau kaum muda seakan diukur dari seberapa terintegrasinya mereka dengan dunia maya. Bahkan tak jarang ada yang berhasil sukses melalui media jejaring tersebut. Sebut saja sekarang ini yang sedang menghangat adalah perihal dua orang gadis muda belia dari Bandung Shinta & Jojo yang semerta-merta namanya langsung meroket karena me-Lip sync lagu Keong Racun. Video mereka di Youtube yang telah dilihat oleh lebih dari 1 juta mata tersebut langsung menarik perhatian berbagai media massa lainnya. Bahkan pembuat lagunya pun yang telah sekian lama hidup dengan sangat bersahaja seakanakan tertimpa durian runtuh hanya karena bantuan dari social media. Contoh yang lain dapat kita lihat adalah betapa cepatnya masalah Blackberry yang akan diblokir dari Indonesia mendapatkan respon yang keras dan hanya dalam beberapa saat saja semua orang di Blackberry messanger sudah mengetahuinya. Contoh lain tentang pemanfaatan teknologi, anda masih ingat dengan videonya Ariel Peterpan yang sampai muncul jargon Peterporn di Twitter? Penyebarannya “hanya” dilakukan dalam waktu kurang dari 2 minggu dan lebih dari sejuta penduduk Indonesia mendownload dan melihat aksi panasnya dengan selebritis Luna Maya dan Cut Tari. Blackberry Messanger, YM ,Kaskus dan Facebook penuh dengan berita mereka. Marilah kita mengengok kembali masalah kasus Bibit Chandra ketua Komisi Pemberantasan Korupsi hingga muncul jargon baru

yaitu Cicak vs Buaya. KPK diibaratkan seperti cicak yang melawan Buaya dengan berbagai trik dan ke”ganas”annya. Kasus mengenai KPK tersebut juga sempat mendapatkan respon dari dunia maya dan akhirnya banyak orang yang mendukung si Cicak tersebut. Kemudahan dalam mengemukakan pendapat dan mencari informasi dapat kita nikmati sekarang tetapi yang dikhawatirkan adalah semua kemudahan dan kebebasan tersebut menjadi kebablasan hingga menyinggung orang lain ataupun merusak nama seseorang. Sebagai contoh nyata berita yang dimuat di Kompas Sabtu 7 Agustus 2010 lalu tentang 4 orang siswi yang dikeluarkan dari SMAN 2 Probolinggo karena menuliskan unek-unek mereka tentang sekolah mereka dan ditanggapi oleh teman-temannya dan topik tersebut menjadi hangat hingga tercium oleh pihak sekolah. Hingga sekarang masih menjadi pro dan kontra di beberapa forum seperti Kaskus dan social media lainnya mengenai kebijakan sekolah tersebut. Selain hanya menyikapi dari segi pemakaiannya ternyata kemudahan mempublikasikan diri tersebut sangat rentan kaitannya dengan privacy seseorang. Semisal apabila kita hendak mencari informasi seseorang sangatlah mudah saat ini hanya dengan melihat statusnya pada situs social media seperti Facebook dan sebagainya. Bahkan ada beberapa situs yang menawarkan hingga lokasi terakhir saat dia mengupdate statusnya. Sebut saja situs lokal Koprol yang baru-baru saja diakuisisi oleh Yahoo! Corp. yang memberikan nilai tambah dengan menyebutkan lokasi terakhir pengiriman berita lengkap dengan posisi tempat terakhirnya apabila mengupdate status melalui perangkat selularnya. Meskipun perangkat tersebut tidak dilengkapi dengan peralatan GPS. Berdasarkan dengan paparan

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI

OPINI sebelumnya sadarkah anda tentang bahaya keamanan data anda? Selain kemudahan dalam mempublikasikan diri sebaiknya anda juga mulai untuk berpikir bagaimana dengan informasi anda yang bersifat private? Yang seharusnya tidak semua orang boleh mengetahuinya? Sebagai contoh adalah bila anda adalah anggota dari Facebook dan informasi pribadi anda terungkap karena anda tidak tahu bagaimana cara menyetel privasinya apa bahayanya? BANYAK, dengan terungkapnya beberapa informasi pribadi seperti alamat email saja, dalam sekejab email kita dapat dimanfaatkan untuk menjadi wadah penerimaan iklan atau JunkMail, Virus, dsb. Bahkan tak jarang penipuan selalu bermula dari sini. Bisa saja ada orang yang menelepon orang tua anda untuk meminta mentransfer sejumlah uang dan agar lebih meyakinkan dia menyebutkan beberapa kebiasaan serta informasi anda seperti rumah ataupun sekolah dan nama teman-teman dekat anda bahkan apa yang sedang anda alami atau kerjakan saat ini. Bukan hanya data informasi anda yang terancam tetapi juga foto, video maupun contact anda yang lain. Bahkan berkas email andapun dapat diketahui apabila anda tidak waspada. Meskipun bahaya yang ditimbulkan sedemikian besar seperti dikutip dari ComputerWorld, 52 persen orang dewasa yang menggunakan Facebook, MySpace, dan Twitter mengaku memposting informasi dan berbagai fakta pribadi yang bisa dielaborasi oleh para kriminil cyber untuk melakukan pencurian identitas. Mereka tanpa pikir panjang menuliskan beberapa data seperti tanggal lahir lengkap, alamat rumah, rencana liburan mendatang, dan lain sebagainya. Hal ini sangat berbahaya karena bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang memiliki motif jahat. 

09


UWIKAstars

UWIKANEWS | edisi:001 | Th-I | Agustus 2010

Rektor Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc.

Jadikan Uwika sebagai Universitas Modern REKTOR Universitas Widya Kartika (Uwika) Surabaya, Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc, bertekad membawa universitas yang dipimpinnya menjadi salah satu universitas modern di tanah air. “Universitas yang modern ini menjadi embrio bagi internasionalisasi universitas,” katanya. Sejak memimpin universitas yang terletak di Jl Sutorejo Prima Utara II/1 Surabaya ini, tekad yang berkobarkobar itu terus dipeliharanya. Gerak langkah untuk segera mewujudkan tekad tersebut juga terus dipercepat. Berbagai upaya modernisasi universitas, yakni berupa internasionalisasi, dari hari ke hari terus digalakkan. Sejumlah agenda dan rencana kerja sama dengan universitas atau lembagalembaga penelitian internasional makin dipacu. Doktor lulusan Belanda ini bertekad menjadikan Uwika sebagai universitas yang memberikan porsi penting pada riset, sehingga upaya mewujudkan Tridarma Perguruan Tinggi bisa segera terealisasi. Dengan jumlah mahasiswa yang proporsional dengan ketersediaan jumlah tenaga pengajar menjadi keuntungan tersendiri bagi Uwika. “Dosen dan para mahasiswa bisa memaksimalkan tugas penelitian. Para dosen tidak hanya sibuk mengajar, tetapi juga mempunyai waktu untuk melakukan penelitian, khususnya pada penelitian tindakan,” tandasnya. Universitas yang modern, katanya, adalah universitas yang aktif melakukan penelitian dan hasil penelitiannya itu tidak hanya sangat bermanfaat bagi pembangunan masyarakat dan bangsa, tetapi juga

10

meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri. Ilmuwan yang pernah menjadi professional di beberapa perusahaan internasional ini juga menegaskan bahwa di universitas yang dipimpinnya belum terlalu mementingkan pembangunan fisik. “Bukan berarti pembangunan fisik kampus tidak penting. Penting. Tetapi ada yang lebih penting dari fisik, yaitu pembangunan orang, manajemen dan budaya kerja di universitas,” tandasnya. Pembangunan sumber daya

manusia itu antara lain ditempuh dengan menugaskan para dosennya untuk menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. “Ada sedikit dosen yang masih S-1 kita tugaskan belajar. Dan yang sudah S-2 kita minta untuk segera menempuh program pendidikan doktoral,” tuturnya. Kepedulian ayah tiga anak untuk meningkatkan pendidikan para dosen Uwika ini sekaligus menunjukkan komitmennya yang tinggi bagi pembangunan kualitas bangsa. Sebagai intelektual yang menempuh pendidikan S-2 nya di Amerika Serikat, pria bersahaja ini paham betul kondisi bangsanya jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain khususnya di Negara-negara maju. Pengalaman tiga tahun tinggal di Amerika Serikat dan lima

tahun di Belanda telah membuka cakrawalanya betapa pembangunan kualitas dan peradaban bangsa Indonesia masih sangat membutuhkan peningkatan. Oleh karena itu, Dr. Gembong Baskoro tidak jarang melontarkan keresahannya ketika merenungkan kualitas dan peradaban bangsanya. Keresahan itu sedikit terobati ketika akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia industri dan kemudian mengabdikan diri menjadi seorang pendidik. “Menjadi pendidik adalah berkarya. Kita berususan dengan manusia (anak didik). Kalau kita jadi pedagang mungkin bisa mendapat uang lebih banyak, tetapi kita hanya berkutat dengan barang,” tandasnya suatu ketika kepada Uwika News. Panggilan hidup untuk menjadi pendidik itu jugalah yang mendorong semangatnya untuk terus menyemangati para dosen dan karyawan di Uwika untuk terus mengembangkan diri. “Sayangnya ada beberapa program studi yang belum ada di Indonesia,” katanya. Pria berusia 44 tahun yang memperoleh gelar Magister Teknik dari Tulsa University, AS, ini menyebut program studi yang belum ada di Indonesia itu adalah Bahasa Mandarin. “Kami harus mengirim para dosen Bahasa Mandarin untuk menempuh S-2 dan S-3 di RRC. Moga-moga nanti Uwika menjadi universitas pertama di Indonesia yang bisa membuka S-2 dan S-3 Bahasa Mandarin,” katanya penuh semangat. Selain dengan Eropa khususnya Belanda dan Spanyol, Uwika terus meningkatkan dan memperluas kerjasama pendidikan dan penelitian dengan RRC. Sedikitnya empat universitas di RR sudah menjalin kerjasama dengan Uwika. “Para mahasiswa Uwika bisa memperoleh dua gelar, dari Uwika dan dari universitas tempat mereka menempuh pendidikan di RRC,” kata Rektor yang juga aktif meluangkan waktunya sebagai dosen luar biasa pada bidang yang ditekuninya, yaitu ‘Teknologi Management’.

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI


UWIKANEWS | edisi:001 | Th-I | Agustus 2010

Personal Data

Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc. Born: May 16, 1966 in Palembang, Indonesia Country of Citizenship: Indonesia Marital Status: Married to Endang Purwantini Children:  Indah Purnamaningtyas (Surabaya, 19/Oct./94)  Jayanti Aarnee Kusumadewi (Surabaya, 31/ Aug./00)  Europa Herfani Baskoro (Eindhoven, 17/Sept./03) EXPERIENCES  2009: Now Rector, Universitas Widya Kartika, Surabaya  2007 – 2009: Chair of Industrial Engineering Post Graduate School, National Institute of Technology, Malang.  2006: Now Distinguished Lecturer at Graduate School of Industrial Management and Engineering, Unibraw, MMT-ITS, ITATS, STTAL  2005 – 2006: Short term lecture contract, Petra University, Surabaya, Indonesia  2001 – 2005: Research Assistant, TU/e (Technische Universiteit Eindhoven), Nederland  1998 – 2001: Management position, PHILIPS  1995 – 1998: Various Engineering Position, ABB (Asea Brown Boveri)  1992 – 1993: Engineering position, SchlumbergerIndustries EDUCATION  2001 – 2006: Dr. in Tech. Mgmt., Technische Universiteit Eindhoven, The Netherlands.  1993 – 1995: MS. in Mech. Eng., The University of Tulsa, Oklahoma, USA.  1993: (6 mnts) LCP international institute at University of Redlands, California, USA.  1988 – 1992: BS. in Mech. Eng., Cumlaude, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia. AWARD/SCHOLARSHIPS  2002: Awarded Best Paper at 7th-ISSM Berlin, Germany  2001-2005: Awarded Assistant in Opleiding pos., Technische Universiteit Eindhoven  1998: Awarded 1 year Research in Nuclear Eng. at ETHZ, Zurich, Switzerland (Unattended due to problem of financial support)  1993-1994: Msc Scholarship fr. Production Sharing Com. at Tulsa University, USA  1992: Honor student, graduate with distinction (Cumlaude)  1990-1991: Scholarship from Toyota Astra Motor

 1991: 3rd LKIP award winner by Dirjen DIKTI at Universitas Lampung  1992: Tuition waive, by Rector Universitas Brawijaya LIST OF PUBLICATIONS FOR SEVEN YEARS LATER  2009: Gembong Baskoro, Quality Matter for (Indonesia) Private Higher Education Institution, Journal Teknik Industri, Universitas Kristen Petra, ISSN 14112485, Th. 2009.  2009: Gembong Baskoro, Managing Soft Innovation Process under Uncertainty, 11th International Conference on Quality in Research (QiR), University of Indonesia, 2009.  2009: Gembong Baskoro, Lean Innovation: a strategy to survive, The 1st Indonesian Conference on Innovation, Entrepreneurship, and Small Business (ICIES), Bandung Institute of Technology, 2009.  2008: Gembong Baskoro, Managing high-end, high-volume innovative products, Journal Teknik Industri, Universitas Kristen Petra, ISSN 1411-2485, Th. 2008.  2008: Sudjito Soeparman; Imam Zaky, Gembong Baskoro, Managing high-end, high-volume innovative products: an accelerating time-to-market and a cultural change, ISSM 2008, ISSN 0885-8692, International Conf., TU-Delft Nederland, 2008  2008: Baskoro, G., Managing School of Technology Management under Pressure, Keynote Speech Sem. Natnl. Management Tek. VII, MMT-ITS, 2008. ISBN 978979-99735-4-2  2007: Baskoro, G., The Role Of Extreme User In Soft Reliability Problems Creation For High Volume Consumer Products, International Conf. on Product Design and Dev., Universitas Gadjah Mada, December 2007.  2007: Baskoro, G., Lean Manufacturing: Cegah Over Waste dengan TPM, Majalah STABILITAS, Edisi No. 22 – September 2007.  2007: Baskoro, G., “SMED Principle”, Visiting Lecture, LEMJIANTEK (Lembaga Pengkajian Teknologi) TNI-Angkatan Darat, Karang Ploso, Malang.  2007: Baskoro, G., “LEAN and AGILE Manufacturing”, Keynote speech, Magister Management Technology, Institut Teknologi Nasional (ITN), Malang.  2007: Baskoro, G., “LEAN Manufacturing”, Studium Generale, Magister Management Technology, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS).  2007: Baskoro, G., “Technologi dan Budaya”, Visiting Lecture, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS).  2007: Baskoro G., “Management Information System”, Regional Certification Indonesian Engineer Association Chapter Malang. (PII Cabang Malang)  2007: Baskoro, G.; Sudjito Soeparman, “Strategy for Implementing TPM as an Enabler to Lean Manufacturing”, International Conference on Risk Technology 2007, Bandung Institute of Technology  2006: G. Baskoro, “Competitive Manufacturing Strategy”, Keynote speech at National Seminar 2006, Peranan Riset dan Teknologi pada Industri Manufaktur dalam Rangka Penyediaan Energi Alternatif, ISBN 97997230-3-5, Unibraw Malang.  2006: G. Baskoro, “Innovation”, Keynote speech at National Conference on Innovation, Productivity, and Time to Market for Competitive Advantage, ISBN 97997301-1-2, Universitas Kristen Petra, Surabaya, 2006.  2006: G. Baskoro, “Strategy of Shortening Time-toMarket for High-Volume, Low-End consumer product: a Local Case Study”, National Seminar on Design and Application of Technology, Universitas Widya Mandala, Surabaya.  2006: G. Baskoro, “Shifting Paradigm from Quality Management Orientation to Reliability Management Orientation”, Natnl Sem. on Application and Research in Industrial Technology (SMART) 2006, ISBN 979-97986-

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI

UWIKASTARS 3-9, Universitas Gajah Mada.  2006: G. Baskoro, ”Betere testmethode voor elektronica”, Cursor/21, Technische Universiteit Eindhoven, Nederland, 2006, University Magazine.  2006: G. Baskoro, “Testconcept voorkomt betrouwbaarheidsproblemen in vroeg stadium”, Bits&Chips, Eindhoven, Nederland, 2006, International Magazine.  2006: G. Baskoro, “The Design of an Accelerated Test Method to Indentify Reliability Problems During Early Phases of Product Development”, PhD Thesis, Technische Universiteit Eindhoven, ISBN 90-386-0635-4, ISBN 978-90-386-0635-4, Eindhoven, Nederland, 2006  2005: G. Baskoro,“A zero-sum game situation in New Product Development”, National Seminar Product Design and Development, ISBN 979-99818-2-4, UGM, Yogyakarta, 2005.  2005: G. Baskoro, “Preventing Product Reliability Problems through Proactive Testing”, International Conference on Operation and Supply Chain Management, ISBN 979-545-039-5, Bali, 2005.  2005: G. Baskoro,“Managing Product Reliability Improvement Project”, Journal Teknik Industri, Universitas Kristen Petra, ISSN 1411-2485, Th. 2005 / Vol 7 / No 1.  2005: G. Baskoro, “The necessity to shift focus to early failure reliability problems”, National Seminar Sistim Produksi VII’2005, ISSN 0854-431X, ITB, 2005  2005: G. Baskoro, “A sustain research opportunity in quality and reliability management toward achieving industrial competitiveness”, Proceeding National Seminar Pasca Sarjana V , ISBN 979-545-027-1, ITS, 2005  2005: G. Baskoro, “The road toward Industrial competitiveness 2020”, ISBN 3-89342-022-3, Proc. International conference on toward Indonesia 2020, University of Hamburg, Hamburg, Germany, 2005  2004: G. Baskoro, “Revisiting industrial strategy to strengthen the competitiveness”, ISSM 2004, ISSN 0885-8692, International Con., RWTH-Aachen Germany, 2004  2004: G. Baskoro, A. Daryanto, “Industrial strategy toward competitiveness: a persistence of implementation”, The TIIMI2004 International Conference ISBN 0-9548738-0-7, London, UK, 2004  2004: G. Baskoro, Jan L. Rouvroye, A.C. Brombacher, ”Developing A New Product Test Strategy For High Volume Consumer Products”, The 6th BETA PhD Symposium Technische Universiteit Eindhoven, Amersfoort, The Netherlands, 2004.  2004: G. Baskoro, A. Purnowidodo, “A concern in (mechanical engineering) education in order to bridge the future”, International collaborative symposium between Universitas Brawijaya, Indonesia and Keio University, Japan, 2004  2003: G. Baskoro, Industrial Sustainability and Competitiveness in Indonesia: From Concept to Practice, Proceeding ISSM 2003, ISSN 0885-8692, Delft, Netherlands 2003, p. 260-266, International Conference.  2003: G. Baskoro, Jan L. Rouvroye, A.C. Brombacher, ” New Product Test Strategy For High Volume Consumer Products”, The 13th Technology Management Symposium, WHU-Business School, Vallendar, Germany, 2003.  2003: G. Baskoro, Jan L. Rouvroye, A.C. Brombacher, N. Radford, High Contrast Consumer Test: a case study, International Proc. European Safety & Rel. Conference, ISBN 90 5809 5517, Maastricht 2003, p. 107-111  2003: G. Baskoro, J. L. Rouvroye, A. C. Brombacher, “Developing High Contrast Consumer Test (HCCT)”, TU/e Colloquium, Eindhoven, The Netherlands, 2003 2003:G. Baskoro, J. L. Rouvroye, Willibald Bacher, A.C. Brombacher, Developing MESA: an accelerated reliability test, International Proc. Ann. Reliability & Maintainability Symp., ISBN 0-7803-7717-6, Florida 2003, p. 303-307.

11


UWIKANEWS | edisi:001 | Th-I | Agustus 2010

UWIKAcooperation

25 Mahasiswa Uwika Lanjutkan Studi ke RRC

SEBANYAK 25 mahasiswa Universitas Widya Kartika (Uwika) Surabaya dari program studi Bahasa Mandarin melanjutkan studi ke RRC. Mereka akan dilepas pada Kamis, 26 Agustus 2010, oleh Rektor dan segenap civitas akademika Uwika. Acara pelapasan itu sendiri akan disaksikan oleh orangtua mahasiswa, pengurus YPPI, pimpinan Yayasan Adi Jasa dan pimpinan Uwika. Turut hadir dalam acara pemberangkatan ke-25 mahasiswi ini adalah Wakil Konjen RRC untuk Surabaya, Mr Sun Guo Yuang dan Wakil Attache, Ms. Wang Dan Dan . Para mahasiswa itu sebagian besar akan melanjutkan studi di Chongqing Normal University dan tiga diantaranya ke Liu Zhou City

Vocational College. Sebanyak 21 mahasiswa program S-1 dan seorang mahasiswa program D-3 akan melanjutkan studi ke Chongqing Normal University. Wakil Rektor Uwika, Dra. Felicia O Dien Koeswanto, menyatakan dari ke-25 mahasiswa itu empat diantaranya melanjutkan studi dengan biaya sendiri. Sebanyak 15 mahasiswa program S-1 mendapat beasiswa dari pemerintah RRC dan enam mahasiswa mendapat beasiswa dari Yayasan Adi Jasa. “Sebanyak 21 mahasiswa mendapat bantuan biaya pesawat keberangkatan dan segala biaya pengurusan visa dari Yayasan Adi Jasa,” kata Dra. Felicia. Sebelum acara pelepasan di Uwika, pihak Yayasan Adi Jasa juga meng-

adakan acara serupa yang berlangsung pada tanggal 23 Agustus 2010. “Kita sangat berterima kasih kepada Yayasan Adi Jasa dan juga pemerintah RRC yang memberi beasiswa dan kemudahan-kemudahan lain sehingga banyak mahasiswa Uwika bisa melanjutkan studi ke RRC,” ujar Dra Felicia. Keberangkatan ke-25 mahasiswa ini bukan merupakan yang pertama kalinya. Tahun lalu sebanyak 32 mahasiswa Uwika dan sejumlah dosen program studi Bahasa Mandarin juga melanjutkan studi ke RRC. Mereka saat ini sedang memasuki tahun kedua studi di Chongqing Normal University, dan tahun depan diharapkan sudah bisa pulang ke tanah air dengan mendapat dua gelar, S.Pd dan BA.

25 Pelajar SMA YPPI 2 Ikuti Palatihan Blog Design SEBANYAK 25 siswa-siswi SMA YPPI 2 Surabaya menambah pengetahuan dan wawasan mereka tentang ilmu informatika di Universitas Widya Kartika (Uwika), Kamis, 29 Juli 2010. Mereka dengan antusias berlatih Photoshop dan blog design. Pelatihan yang berlangsung di laboratorium komputer universitas yang terletak di Jl Sutorejo Prima Utara II/1 itu merupakan bagian dari University Social Responsibility (USR). Para pelajar itu semuanya dari kelas XII IPA SMA yang berada di Jl Kapasari Surabaya. Sejak sekitar pukul 08.00, setelah registrasi dan sedikit pengarahan, mereka bergantian masuk ke ruang

12

laboratorium komputer yang berada di lantai dua kampus Uwika. Sebelum pelatihan dimulai, sekilas mereka mendapat penjelasan tentang Uwika. Penjelasan disampaikan oleh Bpk Ronny Hartanto, SE, dari Divisi Marketing Uwika. Mereka terlihat penuh perhatian selama mendengarkan penjelasan

dari Bpk Ronny mengenai Uwika. Pelatihan yang berlangsung hingga pukul 12.00 siang itu diasuh oleh Plh Kaprodi Teknik Informatika, Bpk Indra Budi Tresno, S.T, M.Kom, dan Bpk Yulius Hari, S.Kom. Mereka mengaku senang mendapat pelatihan dan tambahan pengetahuan. MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI


UWIKANEWS | edisi:001 | Th-I | Agustus 2010

UWIKA COOPERATION

”Giatlah Belajar, Bergaulah dengan Banyak Orang” PESAN itu disampaikan Rektor Universitas Widya Katika (Uwika) Surabaya, Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc, pada acara pelepasan mahasiswa S-1 jurusan Bahasa Mandarin, Kamis, 26 Agustus 2010. Pelepasan ke-21 mahasiswa S-1 jurusan Bahasa Mandarin dan empat mahasiswa program D-3 itu juga dihadiri Wakil Konjen RRC, Mr. Sun GuoYuan dan Wakil Attache, Ms Wang Dan Dan, pimpinan dan pengurus Yayasan Adi Jasa, unsur pembina dan pengurus YPPI, pimpinan Uwika, para orangtua mahasiswa dan undangan lainnya. Rektor juga berpesan agar mahasiswa bisa belajar bukan hanya ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang kehidupan dan budaya di RRC. “Jangan sampai hanya menghabiskan waktu di tempat kos. Bergaulah dengan sebanyak mungkin orang, termasuk para mahasiswa dari negara-negara lain,” katanya. Menurut rektor, dengan aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan, seseorang bisa mendapat banyak manfaat. Selain ilmu yang bertambah, dengan aktif bergaul juga menambah wawasan dan pengetahuan tentang kebudayaan dan peradaban. Kesempatan menempuh studi

di RRC, menurut rektor, harus dimanfaatkan dengan maksimal. Giat belajar harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari jika mahasiswa ingin berhasil. Rektor juga menyitir tema pelepasan, ‘Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri China’, yang dulu hanya merupakan semacam pepatah anjuran, sekarang benar-benar menjadi kenyataan. “Di zaman saya dulu pepatah itu hanya seperti mimpi, tetapi sekarang menjadi kenyataan. Anda sekalian, para mahasiswa, merupakan orangorang yang beruntung karena bisa mendapat kesempatan seperti yang terungkap dalam pepatah itu,” ujarnya. Hubungan Persahabatan Sementara Wakil Konjen RRC, Mr Sun Guo Yuan, dalam sambutanya menjelaskan semakin mesarnya hubungan persahabatan antara Indonesia China. Tahun ini, katanya, merupakan ulang tahun yang ke-60 hubungan persahabatan dua negara. Dijelaskan hubungan diplomatik Indonesia-RRC terjalin sejak 13 April 1950. Meskipun pernah mengalami masa-masa kelam dalam hubungan persahabatan dua negara itu, sejak 8-8-1990 lalu,

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI

pemulihan hubungan itu terus dibangun kembali. Hubungan semakin mesra dengan kunjungan Presiden China Hun Jintao ke Indonesia yang diterima oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 24 April 2005. Para era tahun 60-an, sejumlah mahasiswa dari China sudah dikirim ke Indonesia untuk belajar Bahasa Indonesia. Demikian sebaliknya, para masa itu banyak mahasiswa Indonesia yang studi ke RRC. “Tetapi karena pernah ada pembekuan hubungan persahabatan itu maka pertukaran mahasiswa tidak bisa berjalan. Saya sendiri belajar bahasa Indonesia di Belanda,” kata Mr Sun Guo Yuan yang fasih berbahasa Indonesia itu. Mr Sun Guo Yuan menjelaskan saat ini memang sudah banyak mahasiswa dari China yang belajar Bahasa Indonesia di perguruan-perguruan tinggi di Indonesia. Demikian juga sebaliknya, sekarang banyak mahasiswa Indonesia yang studi di China. “Saya mengucapkan selamat jalan kepada para mahasiswa. Seperti kata bapak rektor tadi, belajarlah yang giat, semoga sukses,” ujarnya. 

13


UWIKA COOPERATION

UWIKANEWS | edisi:001 | Th-I | Agustus 2010

42 Mahasiswa Baru Memperoleh Beasiswa Sebanyak 42 mahasiswa baru tahun akademik 2010/2011 memperoleh beasiswa dari Universitas Widya Kartika (Uwika). Data itu yang tercatat di Divisi Marketing Uwika. PROGRAM pemberian beasiswa bagi para mahasiswa ini sebagai bangian dari kepedulian dan tanggungjawab sosial universitas (USR – University Social Responsilibity) untuk meningkatkan pendidikan dan kualitas anak-anak bangsa. Pemberian beasiswa ini sesungguhnya bukan yang pertama diberikan, dan pasti juga bukan yang terakhir. Hanya saja dibanding tahun-tahun sebelumnya, jumlah mahasiswa yang memperoleh beasiswa tahun ini lebih banyak. Ke-42 mahasiswa baru itu mendapat beasiswa dengan beragam jalur. Ada yang mendapat beasiswa dari jalur prestasi akedemik, prestasi non-akademik dan full scholarship (beasiswa penuh). Para mahasiswa yang mendapat full scholarship dibebaskan dari seluruh biaya pengembangan dan pendidikan selama mereka menempuh studi di Uwika, 4 tahun untuk S-1 dan tiga tahun untuk D-3. Ada tujuh mahasiswa baru yang mendapat full scholarship, masing-masing terdiri dari 5 mahasiswa baru full scholarship dari universitas, 1 mahasiswa baru full

14

scholarship dari Bank NISP dan 1 mahasiswa baru full scholarship dari mantan Rektor Widya Kartika, Dipl. Ing. Willianto Ismadi. Program full scholarship ini dibedakan dua jalur. Jalur Prestasi

Akademik dan Non-Akademik. Untuk jalur Prestasi Akademik, syaratnya raport kelas X&XI ratarata > 8 (maksimal lulus SMA 2009), dan lolos tes potensi akademik dan interview yang diadakan oleh Uwika. Sementara untuk Jalur Non-Akademik, syaratnya nilai raport kelas X&XI rata-rata > 6,5 (maksimal lulus SMA 2009), dan lolos tes potensi akademik dan interview yang diadakan oleh Uwika.

Untuk 35 mahasiswa baru yang mendapat beasiswa paling banyak berasal dari SMA, sebanyak 29 orang; sementara sisanya dari SMK, 6 orang. Mereka masuk dalam apa yang disebut dengan partial scholarship. Berbeda dari program full scholarship, dalam program partial scholarship para mahasiswa mendapat beasiswa sebesar 50 % biaya pengembangan dan uang kuliah selama 4 tahun untuk program S-1 dan 3 tahun untuk D-3. Syaratnya antara lain harus memiliki potensi akademik baik, khususnya nilai rata-rata mata pelajaran Matematika 7,0 (raport kelas X&XI), dan kemampuan ekonomi kurang/lemah. Satu lagi program USR murni, yakni berupa pemberian beasiswa sebesar 50% uang pengembangan dan uang kuliah selama 4 tahun untuk program S-1 dan 3 tahun untuk D-3. Syarat yang diberlakukan bagi calon mahasiswa agar bisa memperoleh beasiswa USR antara lain harus memiliki potensi akademik baik, khususnya nilai ratarata mata pelajaran Matematika % Bahasa Inggris 7,0 (raport kelas X & XI), dan kemampuan ekonomi kurang/ lemah. Kemudahan-kemudahan untuk memperoleh beasiswa di Uwika tidak cukup hanya sampai di situ. Ada lagi program beasiswa lainnya. Jika calon mahasiswa itu berpretasi di tingkat nasional maka mendapat beasiswa sebesar 50%, prestasi daerah sebesar 25% dan putra-putri guru/PNS mendapat beasiswa 25%. Segenap civitas akademika Uwika mengucapkan selamat kepada para penerima beasiswa, dan selamat belajar di kampus tercinta ini.ď Ž

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI


UWIKANEWS | edisi:001 | Th-I | Agustus 2010

UWIKA COOPERATION

Selamatkan Karakter Positif Anak-anak BEGITULAH tema besar yang diusung Universitas Widya Kartika (Uwika) dan YPPI dalam kampanye pendidikan ke sejumlah perusahaan yang ada di Surabaya. Pendidikan karakter dan penyelamatan karakter positif anak-anak menjadi kebutuhan mendesak zaman ini di tengah-tengah derasnya arus pengaruh kemajuan teknologi informasi, khususnya internet. Sebagai lembaga pendidikan, YPPI dan Uwika sangat peduli dengan pendidikan dan penyelamatan karakter positif anak-anak dari pengaruhpengaruh negatif teknologi informasi. Tetapi YPPI dan Uwika juga paham, bahwa untuk mengampanyekan penyelamatan karakter positif anakanak itu tidak cukup hanya dilakukan oleh lembaga pendidikan. Peran para orangtua dan masyarakat pada umumnya juga sangat penting. Desakan dan tuntutan untuk bersama-sama menyelamatkan karakter positif anak-anak itulah yang mendorong YPPI dan Uwika mengajak sejumlah perusahaan untuk bersama-sama mengembangkan dan menyelamatkan karakter positif anak-anak. Sepanjang tahun ajaran 2010/2011 ini YPPI dan Uwika menggelar apa yang dinamakan Road to Companies. Tujuannya selain memperkenalkan diri juga untuk mengajak perusahaanperusahaan yang dikunjungi untuk bersama-sama peduli dan aktif dalam upaya mengembangkan dan menyelamatkan karakter positif anak-anak. Pertama-tama tim dan YPPI dan Uwika berkunjung ke PT Coca Cola. Sebanyak 30 karyawan PT Coca Cola terlibat dalam dialog interaktif yang digelar oleh YPPI dan Uwika. Para karyawan PT Coca Cola sangat antusias mendengar penjelasan tentang pengembangan dan penyelamatan karakter positif anak-anak. “Bagus banget! Sampe saya dibuat nangis. Four thumbs-up buat YPPI!” kata Ibu Linda Monica, Learning & Development Manager PT Coca Cola.

Dari PT Coca Cola, Road to Companies berturut-tutur dilanjutkan ke PT Telkom PT PAL Surabaya dan terbaru, Jumat, 9 Juli 2010 lalu ke PT Meratus. Universitas Widya Kartika dalam rangkaian kunjungan itu diwakili oleh Wakil Rektor/Corporate Secretary Dra. Felicia O Dien Koeswanto.

“Saya dengar tadi menarik ya, teman-teman juga antusias kelihatannya. Yah, bagus untuk pencerahan,” ujar Bpk M Yunus, General Manager PT Telkom. Dampak ICT Mengapa YPPI dan Uwika sangat concern dengan upaya pengembangan sekaligus penyelamatan karakter positif anak-anak karena melihat dampak Teknologi Komunikasi dan Informasi (ICT) yang tidak seluruhnya positif. Peneletian yang berlangsung selama satu dekade terakhir menunjukkan bahwa secara akut ICT telah memerosotkan karakter-karakter positif anak-anak. Dua puluh lima tahun lalu, misalnya, ADHD dan Ritalin belum ada. Permainan anak-anak bisa memajukan mental dan fisik melalui olah raga, imaginasi dan bersama-sama

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI

dengan anak-anak lainnya. Tapi sekarang, sekitar 15 % anak-anak mengalami masalah perilaku yang dipicu oleh perkembangan ICT. Anak-anak ini bermain suka sendirian, di dalam kamar, duduk terus-menerus, bahan permainan juga buatan pabrik dan virtual. Menghabiskan waktu di depan TV, kecanduan videogame dan internet telah menjadi pola baru kehidupan anak-anak jaman sekarang. Penelitian lain yang dilakukan oleh i-SAFE Inc juga menunjukkan adanya kesenjangan generasi internet. Sebagian besar anak-anak dan generasi muda menyatakan bahwa orangtua mereka tidak pernah mendiskusikan keamanan internet dengan mereka. Sebanyak 49% anak-anak kelas 5-8 ‘Tidak pernah’ (24%) atau ‘Jarang’ (25%) mendiskusikan mengenai keamanan internet dengan orangtua mereka. Sebanyak 64 anak-anak tingkat SMA ‘Tidak pernah’ (27%) atau ‘Jarang’ (37%) mendiskusikan keamanan internet denga orangtua mereka. Data itu rupanya ada ketidakcocokan dengan jumlah orangtua yang yakin bahwa mereka telah mendiskusikan masalah internet dengan anak-anak mereka. Sebanyak 88% orangtua mengindikasikan bahwa mereka telah menetapkan sejumlah aturan bagi aktivitas internet anak-anak mereka. Lebih dari 1 diantara 3 pelajar (38%) mengindikasikan bahwa mereka tidak mempunyai aturan-aturan penggunaan internet yang sudah ditetapkan oleh orangtua atau para pendamping. “Kenyataan itulah yang mendorong pihak YPPI dan Uwika untuk membagikan tips-tips pendidikan dan pengembangan karakter anak melalui program ‘Save Our Children’ Positive Characters’,” ujar Dra. Felicia O Dien Koeswanto, Wakil Rektor yang sekaligus Corporate Secretary UWIKA. 

15


UWIKANEWS | edisi:001 | Th-I | Agustus 2010

student’scorner

Peduli Sesama Menjadi Pilihan “CARING for the Others (Peduli Sesama),” itulah tema yang dipilih panitia Pekan Mahasiswa Baru (Pemba) 2010 Universitas Widya Kartika (Uwika) Surabaya. ‘Peduli Sesama’ khususnya yang hidupnya belum seberuntung para mahasiswa baru Uwika menjadi pilihan kegiatan mereka mulai tanggal 11 hingga 17 Agustus 2010 lalu. Di tengah-tengah acara Pemba 2010, para mahasiswa baru itu mengadakan kegiatan yang melatih mereka bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan. Tetapi penghasilan dari berjualan secara berkeliling dengan jalan kaki itu tidak untuk dinikmati sendiri. Para mahasiswa baru, didampingi panitia, itu berjualan di sejumlah pos yang telah ditentukan. Mereka dibagi menjadi 12 kelompok, Perjalanan menuju ke pos masing-masing dimulai pagi hari dari kampus Uwika yang terletak di Jl Sutorejo Prima Utara II/1 Surabaya. Para mahasiswa tidak menggunakan kendaraan sendiri, baik itu mobil pribadi maupun sepeda motor, untuk menuju ke pos masing-masing yang telah ditentukan. Tetapi mereka lebih memilih untuk peduli sesama. Mereka memberdayakan ekonomi orang lain, yakni dengan menyewa kereta kelinci dan beberapa angkot. Dengan menyewa kereta kelinci dan beberapa angkot berarti para mahasiswa baru itu memberi penghasilan untuk para sopir kereta kelinci dan angkot. Kegiatan berjualan keliling itu mereka sebut ‘survival game’ atau ‘rally entrepreneurship’. Ada sembilan pos yang menjadi sasaran para mahasiswa untuk berjualan. Mereka dengan berjalan kaki berkeliling menjajakan dagangannya langsung ke konsumen, baik itu toko-toko, rumah tangga atau siapa saja yang bisa ditemui di jalan. Udara kota Surabaya yang panas, debu-debu yang beterbangan, siraman terik matahari yang menimpa kepala, lalu lintas yang padat, bising dan hiruk-pikuk, tidak mengendor-

16

kan semangat mereka untuk berjualan. Peluh keringat bercucuran, kaki payah karena lelah, tak dihiraukan karena dibalik kerja keras itu mereka mempunyai tujuan yang lebih besar dan mulia dibanding peluh dan badan lelah. Para mahasiswa baru itu menyebar di pos-pos area berjualan. Masing-masing di kawasan Pasar Pabean (Songoyudan), Kramatgantung – Gemblongan, Peneleh – Achmad Jais, Pertigaan Embong Malang – Kedungdoro (Anjasmoro), Kawasan Jl Tidar, Kawasan Walikota Mustajab (Endemohen), Pasar Genteng, Kertajaya ( daerah Hartono Elektronik), Kertaja (daerah Bonet). Kerja keras para mahasiswa baru itu baru berhenti saat matahari mulai condong ke arah barat. Mereka berkemas sambil menghitung penghasilan. Seluruh penghasilan, berapapun jumlahnya, dikumpulkan. Mereka lalu dengan kendaraan sewa yang digunakan di pagi hari, berbondong-bondong kembali ke kampus. Kelegaan dan perasaan bangga terpancar dari wajah-wajah lelah itu setibanya di kampus. Mereka terlihat meluapkan kelelahan dengan berbincang dan bersendu gurau untuk beberapa lama, sebelum mengikuti acara berikutnya. Apa tugas mahasiswa baru itu untuk mewujudkan tema ‘Caring for the Others’ sudah selesai setelah me-

reka mengumpulkan hasil berjualan? Tidak! Sama sekali belum. Mereka masih mempunyai tugas dan tanggungjawab lanjutan yang lebih penting dan mulia. Hasil berjualan itu setelah dikumpulkan dibelanjakan untuk membeli sejumlah barang kebutuhan rumah tangga. Lho kok? Iya, uang hasil berjualan itu memang dibelikan barangbarang seperti kulkas, kompor, majic jar, kipas angina, dispenser, dan lainlain. Apa mereka mau membuat rumah tangga sehingga membeli barang-barang semacam itu? Tidak juga! Barang-barang yang sudah dibeli itu tidak digunakan sendiri. Semua barang yang dibeli dari hasil berjualan itu akan disumbankan ke sejumlah panti asuhan/liposos yang ada di Surabaya. Tepat pada peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-65, 17 Agustus 2010, seluruh barang yang dibeli dari hasil berjualan itu dikirimkan ke liponsos yang sudah disepakati. Perjalanan “Caring for the Others’ pun dimulai. Menyewa puluhan angkot, para mahasiswa baru itu didampingi panitia dan beberapa dosen seperti Dra. Wahyoeni Oetami, MM dan Agustinus Mulyono, SE, mengadakan bakti sosial (bakos) ke liponsos. Masing-masing ke Rumah Sejati Mojoarum dan LIPONSOS Kalijudan.

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI


UWIKANEWS | edisi:001 | Th-I | Agustus 2010

sidebar

Tenda Ungu Oleh: Irina FTS BERBARING di hamparan rumput tebal dan kutatap ribuan bintang di atas sana. Sekelebat muncul bayangan masa lampau. Saat aku masih bisa tertawa lepas, rasanya sudah lama sekali. Masih teringat dengan jelas, Jumat, 6 Agustus 1993, saat pertama kali masuk sekolah baruku dan berkenalan dengannya, soulmateku, pasangan sejuta cintaku. Hm..... Aku menghela napas panjang. Kuambil marlboro mint dan pemantik dari saku jaketku. Begitu rasa manis menyentuh bibirku, kupetik pemantik di tanganku. Hawa dingin ini semakin menyengat dan gulungan asap abu-abu itu mulai menari di depanku. Entah sudah berapa batang yang aku habiskan, puntungpuntung putih berserakkan di sekitarku, tak dapat kuhitung lagi. Kepalaku terasa semakin berputar. Udara makin dingin dan mencekam. Senyuman sang putri malam terselubung awan pekat. Sekelam asaku yang takkan bisa kutemukan. Terjun bebas ke jurang paling dalam. Baka…..??? Senyum getir yang masih bisa terukir di wajahku. Kubuka tas ranselku, kuambil beberapa pundi sake. Kureguk hingga tetes terakhir. Kuseret tubuhku ke dalam tenda mungil berwarna ungu. Pemberian Yoel beberapa tahun yang lalu. Angin dingin menembus lubang jendela di atas pintu tenda. Membuatku semakin menggigil, meski mata dan tubuhku terasa panas. Berapa lama lagikah aku sanggup berdiri tegak? Tak pernah kubayangkan kalau Yoel akan pergi dari hidupku. Kuingin berlari dan terus berlari, menghilang dan memulai hidupku dari awal. Tanpa ingatan dan kenangan yang menyakitkanku. Tapi aku lelah. Mungkin karena itulah aku ada di sini, berharap dalam sepi ini akan kutemukan

sejumput kekuatan untuk melupakannya. Namun tak jua kutemukan kekuatan itu, malah makin kuukir diriku dengan marlboro dan sake. Kehancuran sudah nampak di bayangan mataku, tapi aku masih bisa mengatakan bahwa aku masih beruntung. “Flory, aku ingin ngomong sesuatu ke kamu,” katanya dengan raut serius. Ini bukan dia yang biasanya, sok dewasa dan kalem. “What happened, Yoel? “ kataku dengan firasat yang agak nggak enak.

“Aku…. Aku tak tahu harus mulai darimana,” gumamnya seraya tersenyum masam. Aku tahu itu ekspresinya ketika dia sedang meresahkan sesuatu hal. Kulihat tatapannya lembut menatapku, namun terlihat jua keraguan di mata elangnya. “Dah berapa lama kita bersama, Flow ?”. Bingung dan penasaran, kucoba mengingat sekaligus menebak maksudnya. “Hampir 8 tahun, kenapa Yo? “ “You believe that I always love u a lots” “Shitteru, Yo,” kataku sambil tersenyum. “Aku nggak tahu gimana awalnya, Flow, semuanya terjadi begitu saja, aku ……” Yoel menggantungkan kalimatnya. Mata elangnya tak setajam biasanya. “Aku akan tunangan Flow,” Yoel memandangku dengan perasaan bersalah. Prang…..Pyang.....!!!!( gedubrak..klontang..klontang..byar...pyarr...gemanya ber-

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI

talu ) Saat itu aku seperti mendengar suara kristal yang dibantingkan, hingga pecah berkeping-keping. Wadah kristal jernih kami, istana kristal nan indah telah jadi kepingan kecil yang berserakan dilantai. Sekejap mata, tahun-tahun hanya tinggal debu tak berharga. Sanyup kudengar lagu kenangan kita, Dewa19, di kaki gunung sana. Kupejamkan mata. Ada lahar yang mulai mengalir dari hatiku. Susah payah aku meredam aliran panasnya agar tak meleleh keluar dari hatiku. Kuikat semua amarah dan galau hati hingga tetap tersimpan dalam tubuh dinginku. Gempa 6.8 skala ritcher seakan menggoncang bumiku. Ada yang gugur dan luruh dari hatiku. Aku diam, membisu dan membeku. “Flow…,” Yoel memanggil dan memegang tanganku dengan cemas. Mungkin sekilas ia melihat pucatnya wajahku. Mengerjap, berusaha tak jatuhkan sebutirpun air dari pelupukku. Kutarik napas sepenuh dada, kuserap sepenuh tubuh, dan kusalurkan sepenuh jiwa. Ku berusaha dengan keras untuk menahannya. “Namanya Vivi.”, sosoknya kembali sesabar dan setenang biasanya. Aku berusaha mengendalikan diri. Meski ingin ku smack down aja cowok satu ini. “Begitu ya” Aku menggigit bibirku, mencoba untuk tersenyum dengan tatapan setulus malaikat. Atau setulus iblis. Entahlah... Ragu-ragu Yoel mengeluarkan selembar foto dari dalam dompetnya. Aku melihat seorang gadis manis tersenyum di sana. Ada yang menyentak dawai hatiku ketika menyadari potretnya dilaminating dengan foto Yoel dibaliknya. Tangisanku nyaris pecah. Cemeti berduri mencabik jantungku dengan rasa hampa yang menyakitkan, membuatku semakin

17


SIDEBAR

UWIKANEWS | edisi:001 | Th-I | Agustus 2010

mual dan berkunang-kunang. Ada sakit yang merangkul, ada perih yang menyanyat, ada amarah dan benci yang membatu, ada kecewa dan lemah yang melumpuhkanku. Terjatuh dan terpuruk semakin dalam. ’Kurang ajar! Teganya kamu Yoel!’ batinku menjerit pilu. “Ka- ka- kamu nggak lagi bercanda kan,” suaraku terdengar parau. Semoga dia tidak tahu jutaan galon air ini siap ditumpahkan, bahkan kalau bisa kutenggelamkan saja dia. “Nggak Flow, aku serius.” Yoel masih tetap menatapku. “Yo.,,,”, aku masih tak habis pikir. “ Vivi, dia anak teman mamiku, yang dulu pernah menolong mami ketika hampir terjatuh dari jurang di puncak Merbabu. Sampai-sampai teman mamiku itu harus rela mengamputasi sebelah kaki kanannya.” Yoel kembali bercerita dengan suara yang tertahan. “Kemudian untuk membalas budinya, mereka menjodohkan kami, aku dan Vivi, setelah mereka tahu kalau Vivi sangat menyukai aku.” “Aku lo, juga sayang kamu ,Yo” ingin rasanya kudaratkan kepalanku di pipinya. “Aku juga, tapi kamu tahu, betapa kerasnya mami dan papiku. Aku tak bisa menolak keinginan mereka Flow.” “Hhhhh.....ya...” aku berusaha mengembalikan akal sehatku. “Maafkan saya, Flow. Aku tak bisa lagi memenuhi janji kita.” katanya penuh sesal. ”Aku sudah menghancurkan istana kristal yang sudah 8 tahun kita bangun” “Tidak ada yang perlu dimaafkan Yo” Aku terkejut mendengar suaraku yang tenang. Sedang dalam tubuhku gerutuanpun berlomba saling menyahut. ‘Enak aja batal-batalin janji,’ sahut lidah keluku. ‘Emangnya kau kira aku cewek apaan,’ sambung pikiranku. ‘Ikat dan buang aja ke laut China Selatan sana,’ timpal tanganku, ’Iya, biar jadi makanan hiu sekalian,’ kata geligiku. ’Jadikan perkedel aja,’ kakikupun tidak mau kalah. Namun hatiku hanya diam dan membisu. Hampa... Ya….., dalam tenda mungil ini aku kembali merasakan dinginnya udara di bedugul saat pertemuan terakhir itu, bahkan terasa lebih dingin. Ingin kupejamkan mataku yang semakin panas, namun sebilah balok menahan kelopakku. Memaksaku tetap terbelalak menatap babak-babak kelam yang terus

18

diputar. Hawa gunung ini kembali mengingatkanku. Ada sakit yang kembali menerobos seenaknya. Tanpa permisi dan ketuk pintu, langsung menyelonong masuk. Dan bongkahan es yang membatu itu mulai mencair. Buliran-buliran hangat saling berdesakkan, berlomba-lomba untuk keluar dari kedua pelupukku. Itulah saat terakhir kenanganku bersama dengan Yoel, sosok yang pernah dan masih sangat aku sayangi. Aku nggak tahu, kalau cerita yang selama ini kulihat di sinetron ternyata bisa terjadi dalam kehidupan nyata. Hidupku sendiri! Aku tersenyum ironis. Kunyalakan sebatang marlboro lagi. Diantara peningnya kepalaku, aku masih sempat menghitung ada lima bungkus kosong yang berserakan dalam tendaku. Gila… Memang aku udah gila. Kehidupan yang membuatku gila. Sekarang sudah pukul 3 dini hari. Suara-suara malam masih terdengar jelas, dan kepalaku semakin penuh dengan suara yang mengejekku ketika aku dikalahkan oleh sandiwara kehidupan. Kuhisap batang mint itu, kurasa badanku terasa agak hangat. Atau memang lagi demam. Ahh... tidak ada bedanya, tetap saja panas. Diantara asap putih itu aku kembali melihat bayangan si Kutu Kupret. “The last night, isn’t?’ tanyaku perlahan. Yoel mengangguk. Aku merebahkan diriku dalam sandaran Yoel. Untuk yang terakhir kalinya aku menghirup aroma lembut parfum miliknya. Merasakan kehangatan tubuhnya, dalam pelukannya. Kupejamkan mata, ingin kuhentikan waktu saat ini, agar kita hanya berdua seperti ini, selamanya. “Tit...Tit..Tit Tit...Tit tit...” samar terdengar jam berbunyi. Pukul sebelas malam. “Jika menyangkut cinta, manusia tak pernah berpikir sederhana,” katamu, diantara senyuman rembulan dan gemerisik daun-daun yang terusap angin malam. Sementara waktu tak jua mau berkompromi, terus melaju meski kumenariknya mundur dan terus berjalan meski kuhadang tuk berhenti. Sunyi tanpa suara. Sekali lagi kutatap mata elangnya, kuingin temukan kebencian yang bisa membantuku melupakannya. Namun tak jua ada, dan aku menyerah mencarinya ketika hanya tatapan sayang yang terpancar disana. “Aku sayang kamu, Flow” ujarmu lembut saat itu.

“Sungguh, melebihi apapun, melebihi siapapun yang pernah hadir di dunia ini” katamu dengan seulas senyum. “Flow?” matamu yang bagai elang itu, bertanya dengan seribu bahasa. Aku mengerti, aku sudah tahu isi hatimu. Soulmateku, yang pernah kumiliki kini terbang, menghilang dari hidupku. “Maafkan aku, Flow,” terdengar kesedihan dalam suaranya. Tapi kau tak tahu, aku lebih pedih dan hancur dari yang kau rasakan sekarang. “Love is Mysteri” akhirnya beberapa kata dapat meluncur dari tenggorokanku. Kau menggeleng “No. Love always simple. Kadangkala pelakunyalah yang membuatnya menjadi tak sederhana,” katamu sok tahu banget. Dentang jam terdengar 12 kali. Yoel melepaskan pelukannya. Ia masih menatapku. Sinar cinta itu masih ada di sana dan tak sekalipun kulihat hilang. “Aishiteru, Flory” dia merangkul diriku kuat. Aku juga ingin mengatakan bahwa aku akan selalu mencintaimu. Tetapi kau hanya tersenyum seakan dapat membaca apa yang ada dalam pikiranku. Pikiranku makin kalut. Mungkin saat itu aku masih bisa mengatasinya, tapi lihat sekarang, enam bulan lebih aku masih tak bisa menguasai diriku. Bagaimana kau bisa menyelamatkan dan menolong orang lain, seperti konsep komunitas sukarelawan yang aku ikuti sekarang, sementara….. untuk menyelamatkan diriku sendiri saja aku tak sanggup. “Cinta tak harus terucap. I knew your feeling, Flow. But let me go, and remember our simply love, my sister, not me,” pinta tatapan matamu. “Ngomong sih guampang. Enak banget asal njeplak!” teriak hatiku. Namun aku hanya bisa mengangguk. “Pasti ada seseorang yang akan buat kamu happy, seseorang yang datang dan tercipta hanya buat kamu, doaku untukmu, Flow” janjinya. ‘Ya, janjimu yang lain. Terus aja ceramahnya, aku jamin nggak lama lagi sepatu ini bakal melayang ke arahmu Yo,’ celoteh pikiranku. Cintamu, cintaku, hanya sekejap, laksana setetes embun pagi yang segera sirna kala surya mengusap lembut, kenangku pedih. “Siaaalaaaan……., Itu semua omong kosong…..” teriakku memecah keheningan. “Mungkin aku munafik, Yo. Aku berusaha tegar dan tersenyum bahagia, di

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI


SIDEBAR

UWIKANEWS | edisi:001 | Th-I | Agustus 2010

hadapan keluarga maupun temanku. Itu yang kamu mau kan Yo!!?” isakku. “Apa kamu tahu, Yo, betapa remuk dan hancurnya diriku. Aku tak punya kekuatan lagi, Yoel” ’Disini juga nggak bisa, Yoel. Setiap hari aku makin tersiksa. Di kampus, di rumah, di gunung, ak.., sadarkah kamu, aku sudah berusaha, tapi tetap tak bisa. Watch me????’ “Ni cai na li, Yoel?” “Henpen..., tentunya kamu sedang melangsungkan pesta pertunanganmu dengan Vivi, khan, Yo!” “Ha…ha…ha…!!” Aku tertawa getir dalam kesunyian nan hampa dan sepi. Kupejamkan mata rapat-rapat. Sebenarnya adakah yang salah jika kita tak bisa bersama. Salahku atau dia? Salahkah kalau sampai detik ini aishiteru. Cinta bukanlah suatu kesalahan, walaupun nantinya aku akan melewati hari-hari yang menyakitkan hanya untuk mengenang cinta kita? Menanti sesosok yang tak kunjung hadir? Mungkin saat ini langit yang salah, mempertemukan kami at wrong place and wrong time. Malam ini, dalam tenda mungil ini, aku tetap mengenangmu. Kuputar radio saku yang kubawa dari rumah. Tak sengaja

samar-samar kudengar lagunya dewa19. Langsung aja kubanting ke pojok tenda, sesaat terdengar suara gemerisik, lalu hilang. Lagu itu masih meninggalkan kesedihan dan memperparah luka hatiku. Bagiku Yoel telah pergi selamanya. Tiba-tiba aku ingat, waduh, celaka...radio itu kan baru kubeli. Rusak dech. “Yo…...” Teriakku penuh harap dari dalam tenda ungu ini. ”Katamu sebut namamu jika aku rindukan kamu, maka kau akan datang kan, Yo... Sama seperti lagu yang sering kau nyanyikan untukku”. ”Lihat, aku bahkan melihatmu di langit-langit tendaku,” seketika kutegak berdiri, ”Aku yakin kamu nggak akan ninggalin aku kan,” teriakku penuh semangat dan harapan. ”Kau benar-benar datang sekarang, meski aku ada jauh di atas sini. Seperti yang selalu kau janjikan dulu. Kau selalu ada waktu untukku kan,” tanganku menggapai sekelebat bayang yang muncul di tenda. Tiba-tiba kakiku lemas dan kuterjatuh di atas matras. Kepalaku semakin pening dan berputar-putar. ”Sama seperti malam ini Yo, saat ini, jemarimu masih menggenggam hangat

tanganku. Kau tersenyum untukku.” bisikku terkulai lemah. “ Flory, kamu sakit ya, say” katamu sambil terus menggenggam jemariku. “Aku sudah sakit sejak kau tinggalkan aku waktu itu.” kataku terus menatap mata elangnya, tak percaya dia benar-benar hadir disini. “Tidurlah, mungkin esok pagi kau akan bangun sebagai Flory yang biasanya, yang selembut air namun sedasyat banjir,” katanya sekilas menenangkan, kemudian dia berbalik. Kulihat Yoel berjalan keluar dari tenda ungu ini, menuju gelapnya hutan dan rimbunan dedaunan. Di sana ada seorang gadis manis yang mengulurkan tangan di depannya, dia berjalan tanpa sekalipun menoleh pada lembar kehidupan yang dulu. “Yo… Yo…. Yoooo……. Don’t leave me”, aku semakin terbenam dalam isak tangis. Sendiri kembali terasa di tenda mungil ini. “Harapan selalu ada Flow,” gemamu terdengar lembut dari balik pepohonan dan diantara suara aktivitas malam. Menghantarku dalam tidur panjang yang tak pernah berakhir.

Panitia Wisuda Sarjana S1-XX dan Program Diploma III - VII

PENGUMUMAN Universitas Widya Kartika Surabaya PENDAFTARAN Diumumkan pada calon wisudawan bahwa wisuda S1 - XX dan D3 - VII tahun 2010 pada hari Kamis, 25 November 2010 di Mercure Grand Mirama Hotel, WISUDA 2010 diadakan Jalan Raya Darmo 68-78 Surabaya Pendaftaran dibuka pada tanggal 25 Agustus 2010 - 7 September 2010 dengan persyaratan sebagai berikut: 1. Membayar biaya wisuda ke bagian Keuangan sebesar Rp 950.000,2. Mengisi formulir pendaftaran wisuda di Sekretariat Panitia (Ibu Indri di Ruang Biro Administrasi Akademik) dan melengkapi surat keterangan lolos butuh 3. Menyerahkan sumbangan Jurusan sebesar Rp 75.000,4. Menyerahkan foto berwarna dan soft copy-nya (tanpa garis tepi, kertas doft, background biru) dengan ukuran 3x4 sebanyak 5 lembar disertai dengan untuk ijasah, transkrip, buku wisuda dan lain-lain, dengan ketentuan: a. Hem putih berdasi b. Jas/Blazer warna hitam c. Telinga kelihatan d. Tanpa berkacamata 5. Mengikuti acara gladi bersih dan pelepasan pada: Hari/tanggal: Rabu/24 November 2010 Waktu: 08.00 WIB - Selesai

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI

Tempat: Aula Lt. IV Universitas Widya Kartika Surabaya 6. Mengambil Toga dan kelengkapan lainnya pada hari tersebut setelah acara pelepasan di Ruang Marketing lantai II (Ibu Jinap) dengan menunjukkan bukti pembayaran Wisuda 7. Wisudawan dan Wisudawati wajib hadir 1 jam sebelum acara wisuda dengan mengenakan pakaian: Pria: Pakaian Formal lengkap (Memakai jas dan berdasi) Wanita: Pakaian Nasional 8. Wisudawan yang ingin membeli undangan dapat memesan melalui panitia (Ibu Sapta di Ruang Keuangan) dengan harga Rp. 150.000,- per undangan (berlaku 1 orang) Demikian pengumuman ini kami sampaikan dimohon para wisudawan memperhatikan persyaratanpersyaratan yang telah ditentukan tersebut di atas Surabaya, 18 Agustus 2010 Panitia Wisuda

19



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.