Pewara Dinamika Maret 2011

Page 47

bina rohani Muhammad, Tokoh Inspiratif Sepanjang Zaman O l e h I K A FE NI S E T I YA NI NG R UM RASULULLAH Muhammad saw memang­ mahaguru yang begitu dahsyat­. Ia adalah cerminan­pribadi yang sempurna. Itulah mengapa ia menjadi manusia teladan di akhir zaman. Ia dila­­hir­­­kan memang dalam kerangka un­tuk­menjadi sosok manusia­besar. Seda­ri kecil, kehadirannya telah menjadi ke­ka­gum­­ an orang-orang di sekitarnya. Betapa tidak? Ketabahannya, kesabarannya, kejujurannya, dan ia begitu dipercaya. Sejak kecil, bahkan sebelum kehadir­ annya di muka bumi, ia harus kehilang­ an sosok ayah. Sang ayah, Abdullah, telah meninggalkan Muhammad yang waktu itu masih dalam kandungan. Pun, ketika usia ia menginjak sekitar­ enam tahun, ia harus kehilangan sang ibunda­tercinta, Aminah. Kemudian Muhammad kecil diasuh oleh sang kakek, Abdul Muththalib. Setekah kakeknya meninggal, Nabi dia­suh­sang paman, Abu Thalib. Di pang­ku­an­nya,­ Mu­hammad tumbuh menjadi­ re­ma­ja tang­guh, hebat! Ia turut­ ber­da­gang.­ Kejujurannya tetap luar­biasa. Ia tak pernah berbohong, berkata apa adanya.­ Al-Amin, itulah gelar yang kemudian me­le­kat pada dirinya.­ Pada masa usia 40 tahun, Muham­ mad memperoleh amanah untuk menyampaikan risalah dari Allah Swt. Risalah itu menuntun manusia untuk ha­nya menyembah Allah Swt., bukanlah­ berhala di mana pada masa itu menjadi sesembahan masyarakat Arab. Ini tugas yang amat berat. Tapi sang nabi tetap kuat dan tangguh, bahkan siap berkorban jiwa raga. “Bacalah!” Demikian yang difirman­ kan Allah Swt. kepadanya melalui malaikat Jibril. “Aku tak bisa membaca,” jawab ia. Perintah “Bacalah” yang kedua­ pun ia jawab, “Aku tak bisa membaca”.­ Hingga akhirnya yang ketiga kali, Jibril memegangi dan merangkul Muhammad hingga ia merasa sesak, kemudian melepaskan ia sambil berkata, “Bacalah! Dengan menyebut nama

USAMATEHA78.DEVIANTART.COM

Rabb-mu Yang Maha Menciptakan. Dia te­ lah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabb-mulah Yang Maha Pemurah, Yang Mengajar manusia dengan perantaraan al-qalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”(QS. Al-‘Alaq: 1-5). Kemudian Muhammad mengulang ba­caan tersebut dengan hati yang bergetar. Ya Rabb, inilah awal kali ayat-Mu turun kepada Nabi Muhammad SAW. Setelah itu, Muhammad yang singgah di Gua Hira’ pulang ke rumah. “Selimuti aku, selimuti aku.” Demikian­yang ia sampaikan pada istrinya tercinta­, Kha­dijah. Maka, ia pun diselimuti oleh Kha­ dijah hingga badannya tak lag­ i meng­­gigil. Namun kemudian, Allah Swt. berfirman, “Hai orang yang berkemul, bangunlah, lalu beri peringatan! Dan Tu­ han­­­mu agungkanlah, dan pakaianmu­ ber­sih­kan­lah, dan perbuatan dosa ting­ gal­kan­lah, dan janganlah kamu mem­ be­ri (dengan maksud) memperoleh­(ba­ las­an) yang lebih banyak. Dan untuk­ (me­me­nuhi perintah) Tuhanmu, ber­sa­ bar­lah.”(QS. Al-Muddatsir: 1-7). Pada akhirnya, sang Nabi terbangun dan tersadar untuk menyampaikan risalah. Inilah awal perjuangan! Perjuangan yang membawa pengorbanan harta dan jiwa. Ia pernah dilempari­batu, dilempari kotoran, diludahi, dihi­na, difitnah. Betapa dahsyat sang Nabi berjuang keras untuk menyampai­kan risalah. Ia

perkuat dirinya dengan bangun berdiri di sepertiga akhir malam, berdoa de­ ngan segenap hati. Ia hidupkan hariha­ ri­ nya untuk senantiasa mendekat pa­da-Nya. Meskipun kakinya­bengkak, ia tak hiraukan rasakan sakitnya. Meskipun perjuangan untuk sampaikan risalah ini begitu berat, Muhammad tak menyerah begitu saja. Bahkan, ketika tawaran yang menggiurkan dari golongan kafir Quraisy untuk menghentikan dakwah yang dilakukannya dan ia akan mendapat balasan dunia yang begitu luar biasa—jabatan, wanita, kekuasaan, harta—ia tak gubris semua itu. Muhammad menjawab, “Sungguh demi Allah, apabila matahari ada di ta­ ngan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan agama ini, maka aku tak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkannya atau aku ikut binasa karenanya.” Dirinya tak tergiur dengan kenikmat­ an dunia. Bahkan, ia hidup dengan sederhana. Apabila rezeki melimpah, ia tak mengambil sebagian dan sisanya untuk yang lain. Betapa sederhana sosoknya. Bahkan di akhir wafatnya, baju besi yang ia miliki pun sudah tergadaikan. Ini hanya secuil kesederhanaan yang dimiliki Rasul. Sosok yang menginspirasi sepanjang zaman.

IKA FENI SETIYANINGRUM Mahasiswi FMIPA UNY

P E WA RA D I N A M I KA M A RE T 2011

45


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.