Amak Tampengas CULTURAL-Tarian
Satir Untuk Sang Pemimpin Ada juga sebuah mitologi yang menyatakan, bahwa tarian Amak Tempengas ini untuk menggambarkan sebuah kondisi seorang pemimpin yang tamak atau rakus dan dibuai oleh kekuasaan. Itu sebabnya, sang penari terkadang menari berkeliaran secara lincah bak monyet. Monyet oleh sang penari Amak Tempengas disimbolkan sebagai binatang yang tamak dan tendensius. Enaf, salah satu Tour Guide lain di Kampung Wisata pun menuturkan, bahwa tarian Amak Tempengas ini sebuah satir yang ditujukan kepada para pemimpin yang dibuai oleh jabatan sehingga ia lupa daratan, dan mendadak tamak atau rakus untuk mempertahankan jabatannya. Oleh karena di kemas dalam sebuah tarian, lagu dan mimik muka yang lucu, Amak Tempengas ini terkesan santun dalam mengkritik sang raja ketika menjadi seorang pemimpin, yang menjadi panutan para rakyatnya. Tarian Amak Tempengas, saat ini memang sangat cocok untuk menggambarkan sebuah perlawanan yang santun bagi para pemimpin yang tamak. Bukan melalui sebuah perlawanan yang anarkis. Yang hanya menambah kesengsaraan rakyatnya. Seiring dengan perkembangan jaman, tarian Amak Tempengas ini telah beralih fungsi. Jika dulu, difungsikan sebagai penghibur sang raja, kini menjadi sarana hiburan bagi
30
TOURISM WATCH MAGAZINE
Februari – Maret 2012