Majalah Dinding TSAQOFAH edisi 15

Page 1

Tabassum

Assalamualaikum ,,,

Ahlan

, jumpa kembali dengan kami, Tsaqofah untuk edisi

Majalah Dinding Kampus STAI AL FATAH Edisi 15/ Bulan Dzuhijjah 1433/ Thn 02

BERISLAMLAH DAN Kul EKSPRESIKAN Utamiaah ISLAMMU! Entah

Bukan cuma kita yg bahagia dgn Idul Adha

ke 15. Bagaimana kabar kuliah antum? Semoga selalu dimudahkan dan lancar. Pada edisi lalu, melalui sebuah tema yang menarik, tim redakis akhwat mencoba membahas secara apik Demam Korea. Nah, masih seputar itu, pada edisi kali ini kami tim redaksi Rijal akan memaparkan bagaimana sikap dan solusi kita menurunkan dan melenyapkan demam korea yang menjangkiti remaja kita. Selengkapnya bisa antum simak dengan baik pada rubric Kuliah Utama. O ya, untuk edisi pekan depan, Tsaqofah urung terbit mengingat bertepatan dengan Libur Hari Raya Idul Adha 1433 H. So, kami, seluruh tim redaksi Tsaqofah, Rijal dan Akhwat juga ingin mengucapkan selamat Hari Raya Idul Adha 1433H. Semoga semakin mendekatan kita kepada Allah Ta’ala dan menambah rasa syukur kita kepadaNya. Wassalamu’alaikum wa rahmatullah wa barokaatuh.

Oleh : Taufiqur Rahman

apa yang tengah terjadi dengan Zaenab. Ia mulai merubah gaya berpakaiannya. Kerudung besar kini sudah tak lagi menghiasi kepalanya. Bahkan hampir saja kerudung mungil dan tipis yang kini melilit lehernya justru memperlihatkan dengan jelas lekuk leher dan pundaknya. Warna pakainnya pun kini berwarna-warni, meriah dan ceria seceria tingkah dan gelak tawanya. Zaenab yang dulu dikenal sebagai muslimah pendiam, santun dan pemalu saat bertemu dengan lawan jenis telah berubah menjadi sosok gadis yang ceriwis, jail dan berani bercanda ria dengan lawan jenis. Bahkan tak hanya dirinya yang mulai berubah, namanya pun berubah menjadi Zee Jik Su, seperti nama artis korea yang kini tengah digandrungi remaja. Sejak duduk di bangku kuliah, Zaenab yang mantan aktivis rohis di SMA, rupanya terpengaruh dengan pergaulan negatif para mahasiswa. Pergaulan dengan teman-teman kampus yang serba gaul dan glamour membuatnya harus ber’adaptasi’ mengikuti gaya mereka. Dari mulai model berpakaian, gaya bicara hingga tingkah lakunya sudah mulai ke korea-koreaan atau kebarat-baratan. Zaenab bukanlah satu-satunya remaja muslimah yang mulai kehilangan identitas keislamannya dan beralih latah mengikuti gaya hidup barat ataupun korea. Di sana masih banyak lagi zaenab-zaenab yang lain. Mereka adalah para korban perang budaya yang dilancarkan oleh Barat ke dalam tubuh umat Islam melalui senjata media. Tujuannya jelas merusak akhlak generasi muslim dan menjauhkan mereka dari agama Islam. Apa yang menimpa zaenab dan kawan-kawan sejenisnya sebenarnya tak perlu terjadi jika para pemuda muslim memiliki dasar afiliasi keIslaman yang kuat dan kekuatan imannya tersebut menemukan tempatnya dalam komunitas yang mendukung. Dalam hal ini, seorang muslim harus mulai mempertanyakan kembali mengapa dia memeluk Islam dan bagaimana seharusnya dia mengaktualisasikan keislamannya. Seorang muslim/ah harus mengetahui dengan baik basis identitasnya dan elemenelemen yang membentuk kepribadian individulanya sebagai muslim. Sehingga jika memiliki kekuatan dan jari diri, dengan sendirinya akan menghadirkan imunitas yang kuat ketika bergaul dan berinteraksi dengan budaya-budaya lain. Dengan kekuatan imunitas inilah seorang muslim/ah dapat memilah mana yang harus diambil untuk kemudian diberikan pada umat dan mana yang harus dibuang untuk menjaga identitas umat. Imunitas itu tentu hanya mungkin tumbuh dan terjaga ketika seorang muslim/ah memahami dengan betul ajaran Islam sebagai basis identitas. Untuk itu, Ia harus terus terlibat aktif dalam aktifitas Islami dan berada dalam lingkungan Islami. Aktif mengikuti kajian-kajian Islami dan bergaul dengan sesama aktifis muslim. Dalam tahap inilah dia berusaha membentuk kembali dasar afilisinya dalam Islam. Bersambung Ke Hal 5

1


Era Berakhirnya Pengobatan Tadi

malam saya dikirimi teman dari Malaysia sebuah artikel dari harian The Star terbitan kemarin (19/03/12) dengan judul “An End To Modern Medicine?”. Tidak main-main berita ini karena memuat peringatan serius dari Head of WHO pekan sebelumnya tentang pertumbuhan yang sangat pesat bakteri-bakteri yang antibiotic resistance . Obatobat modern menjadi tidak lagi berguna melawan bakteri-bakteri yang semakin tahan terhadap segala jenis antibiotic ini.

Apa yang terjadi setelah bakteri-bakteri menjadi antibiotic resistance? menurut berita tersebut penyakit-penyakit yang selama ini dianggap sepele seperti radang tenggorokan, luka ringan karena terjatuh dan sejenisnya sudah cukup untuk membawa kematian pada penderitanya – karena tidak ada lagi penyembuh yang bisa menyembuhkannya sehingga penyakit sepele tersebut mudah sekali tumbuh menjadi ancaman serius.

2

Judul berita dan kesimpulan yang sangat serius tersebut diatas sebenarnya diambilkan dari statement peserta yang berkumpul di Copenhagen dalam forum infectious disease experts pekan sebelumnya , perny-

Modern

ataan aslinya adalah sbb :

“A post-antibiotic era means, in effect, an end to modern medicine as we know it. Things as common as strep throat or a child’s scratched knee could once again kill. For patients infected with some drug resistant pathogens, mortality has increased by around 50%”.” Pertanyaannya adalah bagaimana kita – baik individu, masyarakat ataupun pemerintah – menyikapi

ancaman serius tersebut?. Diamkah kita sambil menunggu apa yang terjadi, Que Sera Sera – whatever will be will be? atau kita berbuat sesuatu untuk diri kita, keluarga kita dan umat ini secara keseluruhan?. Saya cenderung untuk mengambil langkah yang terakhir tersebut. Selagi kita ada waktu, kita persiapkan secara maksimal pengetahuan , jaringan dan supply obat-obat yang akan mampu menggantikan antibioticantibiotic buatan pabrik yang akan segera tidak berguna tersebut. Apakah obat-obat yang akan mengalahkan antibiotic modern tersebut ada ?. Oh jelas ada dan akan tetap berlaku sampai akhir jaman karena namanya dis-


ebut di Al-Qur’an (madu misalnya) dan Al Hadits (Habbatus Saudaa, Nigella sativa L – misalnya). Kaidahnya adalah karena Al-Qur’an dan Al-Hadits merupakan dua pegangan umat akhir jaman, dijanjikan siapa yang berpegang pada keduanya tidak akan tersesat selamanya – maka hal inipun berlaku untuk pengobatan, untuk ekonomi, politik dan apapun yang terkait dengan aktivitas atau kebutuhan umat akhir jaman. Keimanan kita atas dua sumber tersebut dari waktu ke waktu-pun terbukti secara Ilmiah. Madu terbukti mampu mengobati penyakit yang antibiotic buatan pabrik gagal menyembuhkannya. Ini dibuktikan antara lain oleh Peter Nolan seorang ahli riset biokimia dari the University of Waikota – New Zealand. Habbatus Saudaa – pun demikian, beberapa tahun lalu team peneliti di Department of Pharmacology and Microbiology Jawaharlal Nehru Medical College – India; membuktikan bahwa Habbatus Saudaa mampu bereaksi terhadap bakteri-bakteri yang tidak lagi mempan terhadap berbagai antibiotic modern. Bahkan bukan hanya madu dan Habbatus Sauda, Allah sebenarnya juga menaburkan perbagai jenis obat yang ada di sekitar kita – yang sangat bisa jadi kita belum menyadarinya. Ibnu Qayyim Al Jaujiyah dalam Ath-Thibbun Nabawi antar lain mengutip hadits : “Perumpamaan seorang Mukmin yang membaca Al-Qur’an seperti Atrujjah, rasanya enak dan baunya-pun harum”. Hadits tersebut mengandung dua pengobatan sekaligus yaitu pengobatan ilahiah, pengobatan langit – dengan Al-Qur’an, dan pengubatan bumi dengan Atrujjah. Apakah Atrujjah ini? Dari cross reference yang kami lakukan pada kitab Ath-Thibbun Nabawi yang sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, kita per-

Jus ToFiQ T

oleh detil bahwa Atrujjah ini adalah Citrun atau Lemon atau nama internasionalnya adalah Citrus medica L. Perhatikan namanya yang menggunakan kata “medica” , karena memang selama ribuan tahun juga sudah dikenal sebagai salah satu bahan obat. Atrujjah atau lemon ini ternyata seluruh bagiannya bermanfaat, mulai dari kulit luar yang kuning/hijau (flavedo) , kulit dalam yang tebal dan putih (albedo), daging buahnya dan bahkan sampai bijinya-pun bermanfaat sebagi obat. Pertanyaan berikutnya adalah, lantas bagaimana atau di mana kita bisa peroleh berbagai jenis produk tanaman yang berkasiat sebagai obat tersebut ?. kalau kita butuh obat modern kan tinggal pergi ke toko obat , atau apotik yang bertebaran di dekat kita. Kalau kita butuh obat-obat herbal kan belum mudah untuk saat ini ?. Disinilah tantangannya, kita memang harus bisa menjadikan pengobatan yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits ini mudah meluas di masyarakat. Mudah untuk memperolehnya dan mudah pula untuk memilihnya yang tepat – apa sakitnya dan apa obatnya. InsyaAllah kami sedang meng-initiasi ke arah sana dengan project SHIPHA yang kini mulai menampung minat dari berbagai kalangan untuk menjadi mitra, vendor, agent dlsb – agar secara bersama-sama kita nantinya bisa menyebar luaskan solusi pengobatan yang Islami bersumber pada Al-Qur’an dan Al-Hadits yang telah dijanjikan ke kita bahwa dengan keduanya kita tidak akan pernah tersesat selamanya. Amin. sumber: Jawir’s Blog - alaqsamilikmuslimin.blogspot.com

“Mu’tazilah” VS . . . . . .“Khowarij”

Kalian

pernah dengar 2 istilah di atas? Bagi sebagian aktivis muslim, istilah atau nama di atas sudah tidak asing lagi di telinga mereka. Mu’tazilah adalah nama yang disematkan bagi sekelompok umat Islam yang memahami dalildalil sumber ajaran Islam hanya dengan akal . Disebut mu’tazilah yang artinya ‘yang mengasingkan diri’ karena tokoh utama aliran ini, Washil bin Atha’, dianggap oleh gurunya, Hasan Al Bashri, telah mengasingkan diri dari jema’ahnya.

Adapun khowarij merupakan nama bagi aliran yang awalnya mengakui kekuasaan Ali ibn Abi Thalib lalu me-

nolaknya dan keluar untuk memberontak. Disebut khowarij yang artinya ‘mereka yang keluar’ sebab mereka telah keluar dari kepemimpinan muslimin yang sah. Namun kita tinggalkan sejenak pembicaraan seputar khowarij dan mu’tazilah di atas. Ada kisah menarik yang ingin ane angkat terkait dengan penggunaan istilah atau nama tersebut. Mari simak baik-baik. Kamis itu, ane lupa tanggal dan tahunnya, diselenggarakan acara debat antar mahasiswa LIPIA di aula Ma’had. Tema debat saat itu seputar ‘mana yang lebih utama antara fokus kuliah dan meninggalkan kesibukan

3


Majalah Dinding Kampus STAI AL FATAH Edisi 15/ Bulan Dzuhijjah 1433/ Thn 02 non kuliah atau kuliah sambil menyibukkan diri dengan aktifitas lain di luar kampus’. Firqoh yang memilih pendapat pertama terdiri dari thullab ahlussakan (penghuni asrama mahasiswa), sedangkan pendapat kedua dipilih oleh thullab yang tinggal di luar sakan.

dengan kegiatan lain akan mengurangi nilai tanggung jawabnya. Menurut mereka, tholabul’ilmi tidak perlu dipisahkan dengan rutinitas keorganisasian atau dakwah. Sebab realitanya, banyak thullab yang bisa imtiyaz meski sibuk dengan aktivitas non kuliah.

Seperti biasanya, acara debat antar thullab selalu berlangsung seru. Demikian halnya, debat kali itu. Masing-masing firqoh melontarkan argument-argumennya. Antum tahu sendiri, bagaimana para calon ulama ini kalau sudah berargument. Nash-nash Al Qur’an dan Hadits akan terlontar di lisan mereka dikuatkan dengan dalil-dalil ‘aqli.

Bahkan, pendapat “Mu’tazilah”, dinilai hanya sebagai kedok saja bahwa mereka malas untuk berorganisasi atau enggan berdakwah, berbaur dengan masyarakat menyemai nilai2 islam. Atau mungkin, karena mereka tak sanggup dan tak berani terjun berma’isyah dan hidup mandiri. Sehingga terpaksa harus tinggal di sakan yang gratis inap dan minum. Tak heran jika kemudian mereka menyebut thullab yang tinggal di sakan dengan istilah mu’tazilah. Karena mereka telah mengasingkan diri dari masyarakat, baik untuk berdakwah, berorganisasi, atau ma’isyah. Sontak, sanggahan “Khowarij”, segera dibalas “Mu’tazilah”. Menurut mereka, itu anggapan yang mengada-ada. Pilihan tinggal di sakan, bukan karena mereka tak mampu hidup mandiri atau ogah berbaur dengan masyarakat. Melainkan karena, sakan merupakan tempat yang representative untuk dapat fokus mengkaji lebih mendalam pelajaran2 kuliah dan memang disediakan untuk itu. Di sakan mereka menemukan ketenangan, kenyamanan, dan kekhusyukan sehingga membantu mereka mendalami pelajaran kuliah dengan lebih baik.

Bagi firqoh pertama, (selanjutnya kita sebut sebagai firqoh “Mu’tazilah”) tholabul ‘ilmi adalah amanah ummat yang tidak boleh dicampuraduk dengan tugastugas lain. Agar amanah ini tertunaikan dengan baik, mahasiswa harus fokus untuk menuntut ilmu saja. Dan tidak boleh menyibukkan diri dengan kegiatan lain yang nantinya akan menyebabkan tugas tholabul’ilminya terbengkalai. Untuk itu, dia belum terkena kewajiban berda’wah secara intens. Atau juga ma’isyah alias bekerja cari uang. Apalagi terlibat dalam aktifitas2 sosial dan keorganisasian. Sebab, menurut sebagian ulama, mereka termasuk kaum yang wajib dicukupi ekonominya oleh para muhsinin. Dan sebaiknya seorang penuntut ilmu tidak terlalu (melibatkan diri) menyibukkan diri dengan aktivitas keorganisasian. Pendapat di atas ditolak mentah-mentah oleh firqoh ke dua (selanjutnya kita sebut “Khowarij”). Mereka menyanggah jika amanah tholabul ‘ilmi bila diiringi

Mereka justru menganggap firqoh ke dualah yang merepresentasikan diri sebagai “Khowarij” karena terlalu sibuk dengan aktifitas luar kampus. Sehingga menelantarkan tugas utama mereka sebagai tholibul ’ilmi. Khowarij dinilai tidak serius menjalani kuliah di LIPIA karena menganggap kuliah semata tidak akan memberikan masa depan yang baik. Padahal tidak ada kaitan antara fokus kuliah dengan keburaman masa depan. Adapun pengalaman2 keorganisasian, dakwah, aktifitas sosial bukan bagian dari program prioritas tholabul ‘ilmi. Kedua istilah yang muncul secara spontan dalam perdebatan tersebut rupanya berlanjut hingga di luar arena. Maka tak lama, penggunaan keduanya ramai dibicarakan oleh para mahasiswa LIPIA. Sejak saat itu, bila anda menyebut kata “Khowarij” atau “Mu’tazilah” di depan mahasiswa LIPIA, jangan salahkan dia jika kemudian dia punya penafsiran lain (baca unik) soal istilah tadi. Terlepas dari pihak mana yang benar dalam menyikapi tugas menuntut ilmu dalam kelas dengan tugas dakwah di luar kampus, kedua sikap yang ambivalen tersebut cukup memperlihatkan kepada kita betapa tingginya gairah mereka dalam memahami tugas ilmu dan dakwah. Mana yang lebih utama? InsyaAllah akan kita bahas pada tulisan selanjutnya. (wallahua’lam bish showab).


Majalah Dinding Kampus STAI AL FATAH Edisi 15/ Bulan Dzuhijjah 1433/ Thn 02

Ekspresikan... Hal 1 Namun seorang muslim/ah tidak hanya dituntut untuk menjadi shalih secara pribadi. Ia harus bergerak lebih maju menuju tahap shalih secara sosial dengan mengaktualisasikan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Setiap kata yang keluar dari lisan harus menjadi wujud keIslamannya. Begitu juga dengan sikap, tingkah laku dan cara berpakaiannya harus merupakan ekspresi kecintaannya akan Islam. Pada dasarnya ketika seorang menjadi muslim/ah, maka semua perangkat yang melekat dalam tubuhnya adalah alat untuk mendakwahkan Islam. Lisannya, perilakunya dan pakaiannya adalah daya tarik dakwah Islam. Untuk itu setiap muslim harus berpikir dalam kerangka da’i.

Siapapun yang berbicara dengannya, mendengarkannya dan melihatnya akan mendapatkan pancaran keIslaman. Yang lemah imannya akan kuat ketika bertemu dengannya. Yang kuat imannya akan semakin kuat bersamanya. Bahkan yang belum tersentuh hidayah Islam akan memeluk Islam saat bergaul dengannya. Untuk itu alangkah indahnya ketika sebuah lingkungan dakwah tumbuh dalam komunitas kita. Dengan membangun kembali afiliasi kita dalam beragama akan menguatkan ‘aqidah kita sehingga kita tidak malu mengeksrepsikan Islam atau latah menggandrungi budaya non Islam. Dan dengan menciptakan ekspresi keIslaman diantara kita semakin menguatkan terbentuknya keshalihan pribadi dan keshalihan kolektif. Mari kita mulai berIslam dengan benar lalu mengekspresikannya.

Sejarah Kota Al-Quds/Yerusalem dan Masjid Al-Aqsadari masa ke masa Bagian Pertama

Berikut

ini sejarah kota Yerusalem dan Mesjid AlAqsa yang berada di dalamnya.

4000 – 3000 SM (Zaman Tembaga) Sebelum bernama Yerusalem kota ini bernama Ofel dengan penemuan arkeologi berupa keramik 3000 – 2800 SM (Awal Zaman Perunggu) Ditemukan bukti-bukti keberadaan pemukiman tetap 2600 SM Diyakini para ahli bahwa kota ini didirikan oleh masyarakat Semitik Barat dengan pemukiman yang terorganisir. Abad ke-9 SM Menurut Teks Kebencian (Execration Texts), atau disebut juga Daftar Pelarangan, adalah teks-teks keramat Mesir kuno yang berisi nama-nama orang yang dibenci atau musuh negara, kota itu disebut dengan nama Roshlamem atau Rosh-ramen. 1000 SM Yerusalem ditaklukkan oleh Raja Daud dari tangan orang Yebus dan dijadikan ibukota Kerajaan Israel.

970 SM Masa akhir kekuasaan Raja Daud (Nabi Daud As), kemudian dilanjutkan oleh anaknya Salomo (Sulaiman As) yang membangun Bait Suci di Gunung Moria. Bait Salomo (kemudian dikenal sebagai Bait Pertama), memainkan perang penting dalam sejarah bangsa Yahudi sebagai tempat singgahnya Tabut Perjanjian (Ten Commandments atau 10 Firman Tuhan yang diterima oleh Nabi Musa). 930 M Raja Sulaiman wafat. 10 suku utara memisahkan diri membentuk kerajaan Israel. Di bawah wangsa (dinasti) Daud dan Sulaiman, Yerusalem menjadi ibukota Kerajaan Yehuda. 722 SM Bangsa Assyria menaklukkan Kerajaan Israel, Yerusalem dikuatkan oleh serombongan besar pengungsi dari kerajaan utara. Periode Bait Pertama berakhir sekitar tahun 586 SM, saat bangsa Babilonia menaklukkan Yehuda dan Yerusalem, dan menelantarkan Bait Salomo. 587 M Masa 450 tahun dari 970 SM Yerusalem menjadi ibukota politik Kerajaan Israel bersatu, sedang Kerajaan Yehuda dan Baitnya menjadi pusat keagamaan bangsa Israel. Era ini dikenal dalam sejarah sebagai Periode Bait Pertama. 538 M Setelah lima puluh tahun dalam pembuangan ke Babilonia, Raja Persia Koresh Agung mengajak orang Yahudi untuk kembali ke Yehuda membangun Bait. Pembangunan Bait Kedua selesai di tahun 516 SM, selama kekuasaan Darius Agung, 70 tahun setelah hancurnya Bait Pertama.

5


Staf Redaksi 455 SM Raja Artaxerxes I dari Persia mengeluarkan dekrit yang mengizinkan kota dan tembok dibangun kembali. Yerusalem kembali menjadi ibukota Yehuda dan pusat peribadatan orang Yahudi. Saat pengasa Makedonia Aleksander Agung menaklukkan Kekaisaran Persia, Yerusalem dan Yudea jatuh ke tangan Makedonia, segera setelahnya jatuh ke kekuasaan Dinasti Ptolemaik di bawah Ptolemy I. 198 SM Ptolemy V kehilangan Yerusalem dan Yudea dari bangsa Seleukus di bawah Antiochus III. Kekaisaran Seleukus yang berusaha mengisi Yerusalem sebagai polis yang dihelenisasi menjadi gawat di tahun 168 SM dengan keberhasilan penuh Revolusi Makabe Mattathias sang Pendeta Tinggi dan kelima putranya atas Antiochus Epiphanes, dan terbentuknya Kerajaan Hasmonea mereka di tahun

152 SM dengan Yerusalem kembali sebagai ibukotanya. 6M Saat Roma menjadi semakin kuat, Herodes diangkat sebagai raja boneka Yahudi. Herodes Agung mengabdikan dirinya untuk membangun dan memperindah kota. Dia membangun tembok, menara, dan kuil, dan memperluas Bukit Bait, menopang halaman istana dengan balok batu yang beratnya mencapai 100 ton. Selama Herodes berkuasa, wilayah Bukit Bait bertambah luas. Di tahun ini, kota dan wilayah-wilayah di sekitarnya oleh penguasa Romawi dijadikan sebagai Provinsi Iudaea dan keturunan Herodes hingga Agrippa II masih memangku gelar raja boneka Yudea hingga 96 M.

PEMIMPIN REDAKSI EDISI RIJAL Taufiqur Rahman SEKRETARIS REDAKSI Nurrahmi KEUANGAN S. Jamilah REDAKTUR PELAKSANA Fikri Julfikar LAYOUT Julfikar

bersambung....

WEBSITE tsaqofah-alfatah.blogspot.com

sumber: www.aqsaworkinggroup.com

The Nine Unknown Men, Perkumpulan rahasia tertua di dunia!!!

Setiap

orang yang mengikuti perkembangan dunia konspirasi dan perkumpulan rahasia pasti mengenal Freemasonry, perkumpulan rahasia yang dianggap terbesar dan paling berkuasa di dunia. Soal terbesar di dunia memang benar, tapi soal paling berkuasa di dunia, tunggu dulu. Di tulisan ini, saya akan menceritakan mengenai perkumpulan rahasia yang akan membuat Freemasonry dan New World Ordernya terlihat seperti sekumpulan bocah playgroup. Yang saya maksud adalah perkumpulan The Nine Unknown Mens atau Sembilan Pria Tak Dikenal. Di kalangan para penganut teori konspirasi, The Nine Unknown Men disebut sebagai perkumpulan rahasia tertua dan paling berkuasa di dunia. Perkumpulan ini pertama kali didirikan oleh raja Asoka dari India yang legendaris (273 SM). Ini berarti usia perkumpulan ini sudah lebih dari 2.000 tahun.

6

PENANGGUNG JAWAB Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAI Al Fatah

Tidak ada yang mengetahui dengan pasti apakah perkumpulan rahasia ini benar-benar ada atau tidak. Karena itu, status keberadaannya sama dengan status keberadaan kerajaan Shambhala yang pernah saya tulis sebelumnya, yaitu cenderung mitos. Walaupun begitu, beberapa organisasi penganut ajaran esoterik seperti teosofi percaya bahwa perkumpulan ini benar-benar ada dan bekerja secara diam-diam untuk menyelamatkan umat manusia. Konon, saking hebatnya perkumpulan ini, kita mungkin bisa

ALAMAT Jl. Ponpes Al Fatah, Pasirangin, Po Box 16820 Cileungsi-Bogor SMS KRITIK & SARAN 085217898008

menyebut mereka dengan sebutan The League of Extra Ordinary Gentlemen. Kisah perkumpulan rahasia ini pada awalnya hanya beredar dari muSecret Societies Zone lut ke mulut secara turun oleh: Gulam R. temurun. Lalu pada abad ke-19 dimunculkan ke permukaan oleh tulisan Louis Jacolliot dan Talbot Mundy. Pada tahun 1960, Louis Pauwels dan Jacques Bergier juga mengangkat mengenainya di buku mereka yang berjudulMorning of the Magicians. Dalam kultur yang lebih populer, Perkumpulan rahasia ini mengilhami pembuatan serial populer Heroes (dengan tokohtokohnya seperti Sylar, Hiro Nakamura, Peter Petrelli). Ini diakui oleh penulis dan produsernya. Seperti yang sudah kita pelajari dari buku sejarah di sekolah, raja Asoka adalah raja dari wilayah India yang berasal dari dinasti Maurya dan juga cucu dari Chandragupta yang pertama kali menyatukan seluruh India. Dari kota Magada, ia memimpin kerajaannya menaklukan banyak wilayah di dunia. Sebagai seorang raja yang masih muda, ia memiliki ambisi yang besar seperti leluhurnya. Salah satu bukti ambisinya adalah penaklukkan kerajaan Kalinga. Untuk edisi kali ini saya cukupkan dulu ya kawan, kalau masih penasaran tunggu edisi depan ^_^


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.