orang korban, Ruyati sendiri dan tetangga jauhnya. Dukungan terhadap Ruyati dan keluarga dilakukan oleh lingkungan dengan membantu mencari dan mengurus jenazah anaknya, Eten Karyana. Dukungan selanjutnya diberikan oleh pihak RT dan RW dengan memberikan bantuan finansial. Setelah pengurusan jenazah selesai, maka kehidupan di lingkungan kembali ke kondisi semula, masing-masing warga memiliki urusan sendiri dan korban tidak mendapatkan dukungan selayaknya. Ketika stigma mengenai penjarah dihembuskan oleh media massa, masyarakat lingkungan tidak bereaksi mendukung korban. Seakan-akan stigma itu juga hidup di antara warga sendiri bahwa keluarga korban memang berstatus penjarah. Maka Ruyati dan Paguyuban sendiri yang harus berjuang untuk menghilangkan stigma tersebut melalui kampanye dan penyadaran mayarakat, diantaranya melalui pemutaran film Munir. Dukungan yang sesungguhnya bagi korban kerusuhan Mei 1998 diperoleh dari sesama korban pelanggaran HAM dan para pendamping dari LSM. Ketika mendapatkan undangan dari TRK menjelang 40 hari peringatan meninggalnya para korban kerusuhan Mei 1998, Ruyati dan para korban semula merasa sedih sekali. Ketika tim relawan memberikan bantuan dalam sebuah amplop, para korban merasa inikah yang diberikan kepada mereka setelah anak-anak dan keluarga mereka meninggal? Apakah dengan pemberian itu berarti masalah selesai? Lama para korban terselimuti rasa sedih, marah dan kecewa. Namun hal itu berkurang ketika Romo Sandyawan, koordinator TRK, memberikan sambutan bahwa bantuan itu sekedar untuk mempersiapkan peringatan 40 para korban yang meninggal dunia. Upaya yang lebih penting adalah pertemuanpertemuan mereka selanjutnya yang tidak saja memberikan penguatan antar sesama korban, namun juga penguatan-penguatan kesadaran yang diperlukan oleh para korban dalam mengadvokasi kasus mereka selanjutnya.21 Dukungan selanjutnya yang diberikan oleh pendamping kepada paguyuban korban Mei 1998 antara lain adalah sebagai berikut: 1. Dukungan moril dengan cara menguatkan korban dan memberikan penyadaran mengenai konteks masalah kerusuhan Mei 1998 secara lebih luas. Hal ini tidak saja membuat para korban kuat, namun juga dapat mensosialisasikan kepada publik bahwa kerusuhan Mei 1998 ada pihak yang harus bertanggungjawab, yaitu pemerintah. 2. Modal pinjaman membuka usaha kecil-kecilan, dari memasok baju-baju muslim dan sepatu-sepatu untuk dijual lagi, fasilitasi peminjaman beras sesuai dengan kebutuhan per hari untuk tiap keluarga. Modal ini semestinya dapat 21 Wawancara dengan Ruyati tanggal 20 Januari 2009
138