RENCANA TATA GUNA LAHAN
DESA KARANGAN DALAM
PROGRAM REPLIKASI SIGAP DI 5 DESA DI KECAMATAN SANGKULIRANG DAN
KARANGAN KABUPATEN KUTAI TIMUR
2023
PROGRAM REPLIKASI SIGAP DI 5 DESA
DI KECAMATAN SANGKULIRANG DAN
KECAMATAN KARANGAN
KABUPATEN KUTAI TIMUR
RENCANA TATA GUNA LAHAN
DESA KARANGAN DALAM
YAYASAN BIKAL KARYA LESTARI 2023
Dilaksanakan oleh Yayasan Bikal Karya Lestari melalui dukungan dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara
PENDAHULUAN 1 Judul bagian Anda di sini 5 Judul bagian Anda di sini 19 Judul bagian Anda di sini 39 Judul bagian Anda di sini 27 DaftarIsi PENDAHULUAN GAMBARANUMUM REGIONAL KONDISI SOSIALEKONOMI TATAGUNALAHAN PENUTUP 1
2 3 4 5
PENDAHULUAN1
Dalam rangka mendukung sekaligus mendorong upaya-upaya penguatan kapasitas di tingkat tapak, maka sejak tahun 2010, di Kalimantan Timur, The Nature Conservancy (TNC), sekarang Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) mengembangkan model pendekatan sosial yang sederhana dan inovatif yang disebut SIGAP REDD+ atau Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan, yang disingkat dengan SIGAP dan dalam pendekatan tersebut, tahapan dan proses yang dikembangkan bertumpu pada aksi kolektif warga untuk menemukan kekuatan, impian serta solusi kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan, menguatkan eksistensi diri mereka sebagai komunitas atau warga kampung dan pendekatan tersebut merupakan salah satu tools yang akan diperkenalkan dalam upaya peningkatan kapasitas masyarakat desa, termasuk kepada para pemangku kepentingan dan pendamping yang bekerja bersama masyarakat.
Dalam pendekatan SIGAP, proses pendokumentasi kegiatan dilakukan dengan baik dan metode pendekatan tersebut terdiri dari tujuh tahapan yang didalamnya juga termasuk Appreciative Inquiry, mulai dalam proses pelibatan masyarakat, hingga pelaksanaan dan pemantauan program dengan mendorong secara maksimal keterlibatan atau partisipasi warga desa dan dalam pelaksanaannya juga membangun sinergi dan kolaborasi, baik dengan pemerintah daerah, pemerintah desa serta mitra pembangunan lainnya yang ada dalam wilayah kegiatan, yaitu di wilayah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Pendekatan SIGAP ini bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat desa dengan mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumberdaya melalui penetapan kebijakan, program,kegiatan dan pendampinganyang sesuai dengan potensi dan kekuatan yang dimiliki untuk pembangunan desa.
1.1 LATAR BELAKANG 1
Pendekatan SIGAP dalam program ini mengusung teori perubahan (theory of Change/TOC) yang
menempatkan penerima manfaat program yaitu Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa dan para pihak lainnya dalam wilayah desa sebagai aktor perubahan yang memiliki mimpi atau visi perubahan yang dirancang secara partisipatif
Yayasan BIKAL Karya Lestari dengan dukungan dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menjalankan Program Replikasi SIGAP Sejahtera pada5 Desa diKecamatan
Sangkurilang dan KecamatanKarangan Kabupaten Kutai Timur,Provinsi Kalimantan
Timur, yang berlangsung sejak November 2022 sampai Maret 2023.
Salah satu output kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah Penyusunan Rencana Tata Guna Lahan (RTGL). Kegiatan ini perlu dilakukan agar pemanfaatan lahan lebih terkoordinasi, tetap memperhatikan kelestarian alam dan lingkungan, serta mencegah
penggunaan lahan yang bersifat merugikan. Data perubahanpenggunaan lahan diperlukan untuk menyiapkan bahan, menyusun rencanadan melaksanakan kegiatanidentifikasi, pengembangan konversi,konservasi, optimasi, rehabilitasi lahan, pengendalian dan pengawasan pemanfaatan lahan. 2
Selain itu, kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui penyebab dan faktor yang mempengaruhi dari perubahan penggunaan lahan yang bersifat negatif dan melanggar ketentuan rencana tata ruang yang telah disusun Studi ini dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan awal penyusunan dokumen tersebut di atas untuk menyediakan baseline data terkait dinamika sosial ekonomi desa di dalam area target, termasuk di dalamnya terkait dengan ketahanan pangan, mata pencaharian, ekonomi lokal yang lebih luas, dan mempertimbangkan distribusi dan keadilan.
Studi ini juga akan melihat dengan seksama praktik masyarakat yang terkait dengan mata pencaharian dan konservasi, termasuk bagaimana mereka memanfaatkan area yang diusulkan sebagai kawasankonservasi untuk tujuan ekonomi, sosial atau budaya
3
1.2 TUJUAN
Studi ini bertujuan untuk Mengkaji penggunaan lahan di di 5 desa di KecamatanKarangan dan Kecamatan Sangkulirang
berbasis informasi Spasial (GIS)
1.3 METODOLOGI
1.Lokasi dan waktu studi
Studi ini dilaksanakan di 5 desa di Kecamatan Karangan dan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur dan dilaksanakan sejak bulan Februari 2023 sampai bulanMaret 2023
2.Metode pengumpulan data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan teknik pengamatan
langsung di lapangan serta dengan menggunakan metode
wawancara kepada kepala desa, perangkat desa, kelompok
tani, tokoh masyarakat serta Focus Group Discussion (FGD).
Data sekunderdiperoleh dari berbagai instansi pemerintah
maupun dokumen official terkait
3.Analisis data
Analisis data terkait penggunaan lahan menggunakan analisisspasial (GIS) untuk mengidentifikasi areal tata guna lahan di masing-masing desa termasuk areal berhutanyang berada di dalamdan di luar kawasan hutan.
4
GAMBARAN UMUM REGIONAL 2
2.1. KABUPATEN
Kabupaten Kutai Timur merupakan kabupaten hasil pemekaran berdasarkan
Undang-undang Nomor 47 Tahun 1999, yang meliputi 5 kecamatan. Berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 16 Tahun 1999, Kabupaten
Kutai Timur dimekarkan menjadi 11 kecamatan, dan berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Kutai Timur Nomor 12 Tahun 2005 dimekarkan lagi menjadi 18 kecamatandengan 135 desa.Luas wilayah KabupatenKutai Timur sebesar35.747,50 km² atau sekitar 17 % dari luas wilayah Provinsi Kalimantan
Timur.
Batas wilayah Kabupaten Kutai
Timur adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Berbatasan
dengan Kecamatan Talisayan
dan Kecamatan Kelay
(Kabupaten Berau)
Sebelah Selatan : Berbatasan
dengan Kecamatan Bontang
Utara (Kota Bontang) dan Kecamatan Marang Kayu
(Kabupaten Kutai Kartanegara)
Sebelah Timur : Berbatasan
dengan Selat Makassar dan Laut
Sulawesi
Sebelah Barat : Berbatasan
dengan Kecamatan Kembang
Janggut dan Kecamatan Tabang
(Kabupaten Kutai Kartanegara)
5
Letak geografis wilayah Kabupaten Kutai Timur memiliki potensi yang cukup strategis untuk mendukunginteraksi wilayah
Kabupaten Kutai Timur denganwilayah luar, baik dalam
skalanasional maupun internasional, terutama dengan adanya
dukungan fasilitas transportasi Potensi posisi strategis tersebut
terlihat dari posisinya dikaitkan dengan wilayah yang lebih luas adalah sebagai berikut:
a Kabupaten Kutai Timur berada pada jalur regional lintas Trans
Kalimantan yang menghubungkan jalur Tarakan (Kota Orde II) -
Tanjung Redeb ke Samarinda (Kota Orde I - Ibu Kota Provinsi) -
Balikpapan (Kota Orde I) - Kabupaten Penajam Pasir UtaraKalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
Sehingga, dengan posisi tersebut, menjadi potensi yang
mendukung kelancaran mobilitas barang dan jasa dari dan ke dalam KabupatenKutai Timur
b Wilayah perairan Kabupaten Kutai Timur dengan panjang garis pantai 152 Km, terletakdalam wilayah perairan Selat Makassar dan Laut Sulawesi dan juga bagian Laut Kalimantan Timur yang
merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, sehingga posisi Kutai Timur menjadi strategis karena berada pada jalur transportasi laut internasional
Dari Sisi Topografi, Kawasan yang relatif datar dan landai terdapat di Kecamatan Sangatta, Muara Bengkal, Muara Ancalong dan sebagian Muara Wahau dan Sangkulirang yang sangat sesuai untuk dikembangkan menjadi areal permukiman dan pertanian, industriberat, pengembangan tanamankeras dan kawasanprioritas untuk pengembangan lapangan terbang Kawasan pegunungan
kapur terdapat di daerah Kecamatan Sangkulirang, Muara
Wahaudan Muara Ancalongyang cocok untuk pengembangan pertanian tertentu sepertijati dan karet.
6
Jaringan sungai terdapat di seluruh kecamatan terutama
Sungai Sangatta, Sungai
Marah dan Sungai Wahau.
Sungai-sungai di daerah ini airnya dimanfaatkan
penduduk sekitar sebagai
sumber air minum dan jalur
transportasi air antara daerah
pantai dan daerah
pedalaman Sedangkan
danau terdapat di Kecamatan Muara Bengkal
yaitu Danau Ngayaudan
Danau Karang
Pada RTRW Kabupaten Kutai
Timur juga direncanakan memiliki
4 SWP (Sub WilayahPengembangan). SWP
tersebut terdiri dari:
SWP I : Berpusatdi
Sangatta Utara
SWP II : Berpusatdi Ibukota
Kecamatan Sangkulirang
SWP III : Berpusatdi Ibukota
KecamatanMuara Wahau
SWP IV : Berpusatdi Muara
Bengkal
7
Sub Wilayah Pengembangan di Kabupaten Kutai Timur
Berdasarkan pertimbangan potensi permintaan hasil produksi wilayah Kabupaten Kutai Timur, baik internal maupun eksternal, khususnya produksi yang berbasis sumber daya yang dapat diperbaharui, adalah hasil produksi tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan yang berada di kawasan budidaya.
8
Kawasan EkonomiBerbasis Industri
Pembangunan kawasan ekonomi berbasis industri merupakan pengembangan potensi melalui koridor ekonomi khusus di Kabupaten yang meskipun keberadaannya berada di 3 (tiga) wilayah administrasi
Kecamatan Sangkulirang, Kaliorang dan Bengalon yang mana keberadaannya akan saling bersinergi dengan kawasan strategis Provinsi
KIPI Maloy dan Kawasan Andalan Nasional SASAMAWA (Sangkulirang –Sangatta – Muara Wahau). Kawasan industri berbasis ekonomi tersebut meliputi kawasan industri pengolahan batu bara dan kimia yang terletak di daerah Lubung Tutung seluas ± 1.000 Ha di Kecamatan Bengalon dan kawasan industri berbasis pengolahan sumber daya alam di daerah
Kaliorang dan Sangkulirang seluas ± 26.500 Ha yang akan dilakukan untuk tahap pertama seluas ± 6.500 Ha dengan akses ke laut melalui
Teluk Golok dengan panjang garis pantai minimum 2 Kilometer. Kawasan industri berbasis ekonomi tersebut kedepannya akan dikembangkan sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) di Kabupaten Kutai Timur.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) akan meliputi industri, komersial, pusat pelayanan, sub pusat pelayanan, instalasi prasarana dasar, instalasi pengolahan limbah, jalan, parkir, perumahan dan kawasan hijau serta beberapa prasarana penunjang yang diperlukan. Kelak KEK Maloy diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi akselerasi pertumbuhan ekonomi regional, nasional pada umumnya dan kawasan timur Indonesia, serta Kalimantan Timur khususnya. Peningkatan keunggulan kompetitif produk daerah menjadi keunggulan kompetitif produk ekspor yang diminati pasar regional, nasional dan internasional. Memberikan peran aktif dalam hubungan antar daerah dan menjadi pusat pengolahan sentraproduksi yang mampu mendorong daerah lain sebagai sumber bahan baku.
9
PERKEMBANGAN
PENDUDUK KABUPATEN KUTAI TIMUR 2022
Berdasarkan Data Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (DKP3A) Kalimantan Timur, jumlah
penduduk Kabupaten Kutai Timur hingga
Semester II Tahun 2022 sebanyak 425.787 jiwa, dengan rincian laki-laki sebanyak
227 438 jiwa, dan perempuan sebanyak
198 349 jiwa, dengan porsi jumlah penduduk
terbesar berada di Kecamatan Sangatta Utara sebanyak 122 831 jiwa
Grafik Jumlah Penduduk di Kabupaten Kutai Timur
Grafik Persentase Jumlah Penduduk di Kabupaten Kutai Timur
Berdasarkan Kecamatan 10
2023 | MARET
SEBARAN KEGIATAN RENCANA TATA GUNA LAHAN DI 5 DESA
LEPOQ
BATU
DALAM
TEPIAN TERAP KARANGAN
11
KARANGAN HILIR SAKA
KECAMATAN KARANGAN
12
2.2. KECAMATAN
Pada tata ruang kabupaten, kecamatan menjadi bagiandari kawasan agropolitan kabupaten yang berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomiregional. Kawasan agropolitan merupakan kawasan yang pertumbuhan mengandalkan penguatan sentra-sentra pertanian dan perkebunan sehingga kawasan perdesaan memiliki pertumbuhan ekonomi dan daya kompetensi. Tingkat keberhasilan kawasan agropolitan sangat bergantung kepada kerja sama para pihak baik pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk melakukan integrasi, penentuan arah kebijakan, efektivitas dan efisiensi dalam pembangunan Kawasan.
Pengembangan kawasan agropolitan menjadi salah satu program pengembangan permukiman perdesaan dari Kementerian
PekerjaanUmum yang berfokuskepada penyediaan dan kemajuan infrastruktur perdesaan, yaitu berupa prasarana dan sarana yang memadai dan mendukung
pengembangan sistem dan usaha agribisnis, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembangunan Kawasan Agropolitan, khususnya masyarakat perdesaan.
13
Secara administratif, Kecamatan Karangan
merupakan wilayah dari Kabupaten Kutai Timur
Provinsi Kalimantan Timur Kecamatan ini terdiri dari
7 desa, yang terbentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Kutai Timur Nomor 12 Tahun
2005 tentang Pembentukan Kecamatan Sangatta
Selatan, Kecamatan Teluk Pandan, Kecamatan
Rantau Pulung, Kecamatan Kaubun, Kecamatan
Karangan, Kecamatan Batu Ampar, dan Kecamatan
Long Mesangat dalam Wilayah Kabupaten Kutai
Timur
Posisi Kecamatan Karangan memiliki
akses jalan karena berada di trans
Kalimantan yang menghubungkan
bagian selatan sampaidengan bagian
utara Kalimantan memberikan
keuntungan tersendiri. Jarak tempuh
yang dibutuhkan sekitar 8 - 10 jam
perjalanan dari ibukota kabupaten
dengan kondisi jalan sebagian telah
beraspal, namun sebagian masih
berupa jalan tanah terutama yang
melintasi kawasan perkebunan kelapa
sawit
14
PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN KARANGAN
Berdasarkan Data Dinas Kependudukan, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kalimantan
Timur, pada periode Semester II Tahun 2022, jumlah
penduduk Kecamatan Karangan sebanyak 12 592 jiwa, terdiri dari 6.869 jiwa laki-laki dan 5.723 perempuan. Porsi jumlah penduduk terbanyak berada di Desa Pengadan dengan jumlah 4 251 jiwa
12.592
Jiwa
4.543 Kepala Keluarga
Dari sisi distribusi penduduk desa, Jumlah penduduk terbanyak adalah
Desa Pengadan dengan persentase
jumlah penduduk mencapai 34% dari total jumlah penduduk kecamatan Karangan. Jumlah penduduk paling sedikit pada
Kecamatan Karangan adalah Desa
Mukti Lestari yang hanya 8% dari total jumlah penduduk Kecamatan.
Posisi Kecamatan Karangan memiliki akses
jalan karena berada di trans Kalimantan
yang menghubungkan bagian selatan
sampaidengan bagian utara Kalimantan
memberikan keuntungan tersendiri. Jarak
tempuh yang dibutuhkan sekitar 8 - 10 jam
perjalanan dari ibukota kabupaten dengan
kondisi jalan sebagian telah beraspal, namun sebagian masih berupa jalan tanah
terutama yang melintasi kawasan
perkebunan kelapa sawit
Dalam strategi dan kebijakan Pemerintah
Kabupaten Kutai Timur menitikberatkan kepada pemanfaatan sumber daya yang
dimiliki dengan bertanggungjawab untuk
pemenuhan kebutuhan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam menjalankan strategi ini, Pemerintah
Kabupaten Kutai Timur berupaya untuk
melakukan optimalisasi rencana
pemanfaatan dan pengembangan
sumberdaya secara terintegrasi dan
memperhatikan daya dukung lingkungan.
15
DISTRIBUSIFASILITASUMUM KECAMATANKARANGAN
Sarana prasarana umum di Kecamatan Karangan terdistribusi di beberapa desa. Sarana prasarana umum tersebut mencakup sarana pemerintahan, kesehatan, pendidikan, olahraga, dan sarana umum lainnya.
DistribusiSaranadanPrasaranaKecamatanKarangan:
16
Nilai Ekonomis
Kawasan
Secara ekologi, Kecamatan Karangan memiliki perbukitan batuan kapur / karst yang unik Perbukitan ini tersebar pada sebagian Kaupaten Kutai Timur bagian Utara sampai dengan bagian Tenggara Kabupaten Berau. Dengan Kondisi topografi yang relatif datar dengan beberapa sungai menjadikan Karangan sebagai habitat beberapa jenis ikan sungai dan jenis hewan lain seperti berang-berang Selain itu, Kecamatan Karangan juga merupakan salah satu sentra perkebunan sawit yang yang cukup luas di wilayah Kabupaten Kutai Timur.
Kerentanan dan Masalah
Sebagai kecamatan yang memiliki ketergantungan tinggi kepada satu komoditas sebagai sumber pendapatan penduduk menjadikan kecamatan ini memenuhi sebagian besar kawasannya dengankebun kelapa sawit. Bukan hanya milik perusahaan perkebunan yang membuka dengan skala besar, tetapi juga penduduk yang menggantungkan pendapatan rumah tangganya dari hasil kebunkebun sawit yang dimiliki Kondisi ini menjadikan penduduk rentan terhadapkehilangan pendapatan untuk keluarga apabilaterjadi perubahan rantaiekonomi yang berhubungan dengan komoditas sawit. Di beberapa tempat, juga dikembangkan perkebunan kakao sebagai alternatif sumber mata pencaharian penduduk
Kondisi ini diperparah dengan tingginya ketergantungan penduduk hampir disemua desa dengan orang luar untuk memenuhi kebutuhan pangan karena tidak berkembangnya pertanian tanamanpangan pada sebagianbesar desa di Kecamatan Karangan
Perkembangan produksi pertanian termasuk sayuran yang ada dibeberapa desa tidak berkembang denganbaik karena hanya memanfaatkan tanah sisa pembukaanlahan sawit. Pertanian hanya dikembangkan dengan melakukan penanaman tanaman semusim sambil menunggu penanaman kelapa sawit dikemudian hari atau dijualkepada pihak lain.
Untuk sektor perikanan, belum ada pengelolaan ikan yang dikelola dengan skala besar untuk memenuhi pasar di wilayah Kecamatan
Karangan Pengelolaan ikan di Wilayah Kecamatan Karangan hanya dapat dikembangkan adalah perikanan darat, tetapi belum menjadi salah satu alternatif mata pencaharian penduduk. Demikian pula untuk sektor peternakan, belum terdapat peternak sapi yang secara bersungguh-sungguh oleh peternak Meski demikian, terdapat usaha ternak sapi yang dalam pengelolaannya diintegrasikan dengan kawasan perusahaan sawit yang ada. Diantara desa yang mmengusahakan ternak sapi adalah Desa Pengadan dan Desa Baay.
17
Resiko
Bencana
Penggunaan lahan pada Kecamatan Karangan yang sebagian besar dimanfaatkan untuk kebun kelapa sawit memiliki potensi besar terhadap resiko bencana banjir pada musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau. Hilangnya kawasan rawa di banyak desa dan berubahnya fungsi lindung hampir di semua sempadan sungai untuk kebun sawit berpotensi banjir ketika musim penghujan. Bahkan, pada bulan Februari 2023 terjadi banjir besar yang menggenangi beberapa desa di Kecamatan Karangan, diantaranya Desa Karangan Dalam, Desa Karangan Hilir, Desa Karangan Seberang, Desa Pengadan, dan Desa Baay.
18
DESA KARANGAN DALAM
KABUPATENKUTAITIMUR PROVINSIKALIMTANTIMUUR
KONDISI SOSIAL EKONOMI KECAMATANKANGAN
3 19
Yayasan BikalKaryaLestari
GAMBARANUMUM
Secara administratif, Desa Karangan Dalam termasuk dalam
wilayah Kecamatan Karangan Kabupaten Kutai Timur
Provonsi Kalimantan Timur. Luas wilayah Desa Karangan
Dalam berdasarkan data dari bagian Tata Pemerintahan
kabupaten Kutai Timur adalah seluas 90 238 ha, dengan
batas wilayah sebagai berikut :
Utara : berbatasan dengan Desa Karangan Hilir
Selatan : berbatasan dengan Sungai Karangan Seberang, Desa Baay
Timur : berbatasan dengan Desa Karangan Hilir
Barat : berbatasan dengan Kabupaten Berau
Desa Karangan Dalam dapat dicapai dari ibukota Kabupaten
Kutai Timur melalui perjalanan darat dengan waktu tempuh
sekitar 6 jam perjalanan, dengan jarak 160 km. Sedangkan
dari ibukota kecamatan dengan jarak 2 km, dapat ditempuh
selama kurang dari 20-25 menit. Untuk mencapai Desa
Karangan Dalam dapat menggunakan kendaraan bermotor.
Desa Karangan Dalam terbentuk melalui terbitnya Surat
Keputusan Bupati Kutai Timur Nomor
226/02 188 45/HK/2005 tentang Penetapan DesaPersiapan
Karangan Seberangdan Desa Karangan Hilirtertanggal 6
Juli2005. Dengan demikian, Desa Karangan Dalam dibagi
menjadi 3 desa, yaitu : Desa Karangan Dalam, Desa
Karangan Seberang, dan Desa Karangan Hilir
Pemekaran desa ini menjadi salah satu persyaratan
pemekaran Kecamatan Karangan terpisah dari Kecamatan
Sangkulirang Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Kutai Timur Nomor 12 Tahun 2005 tertanggal 31 Oktober
2005 tentang Pembentukan Kecamatan Sanggata Selatan, Kecamatan Teluk Pandan, Kecamatan Rantau Pulung, Kecamatan Kaubun, Kecamatan Karangan, Kecamatan Batu
Ampar, Kecamatan Long Mesangat, Dalam Wilayah
Kabupaten Kutai Timur. Dengan demikian, secara resmi
terbentuk 7 desa di Kecamatan Karangan, yaitu : Desa Batu
Lepoq, Desa Karangan Dalam, Desa Mukti Lestari, Desa
karangan Hilir, Desa Karangan Seberang, Desa Baay, dan Desa Pengadan.
20
Secara administratif pemerintahan, Desa Karangan Dalam dibagi menjadi 2 Dusun dan 7 RT yang memiliki batas-batas sebagai berikut:
Peta Batas Indikatif Administrasi Desa Karangan Dalam
PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRATIF DESA KARANGAN DALAM BERDASARKAN LUAS WILAYAH RUKUN TETANGGA (RT)
Total luas wialayah Desa Karangan Dalam adalah 90.238 ha, terbagi atas 7 RT. Komposisi wilayah terluas berada di RT 07 dan RT 06, seperti terllihat pada tabel berikut:
21
SEJARAH
Sebelum disahkan sebagai desa, dahulu Desa Karangan Dalam termasuk dalam
Kerajaan Kutai Kartanegara. Nama awal desa ini adalah "Perondongan". Istilah Perondongan sendiri berasal dari Bahasa Kutai yang berarti "banyak pohon buah".
Nama ini dipilih karena pada saat banyak tumbuh pohon buah yakni pohon
rambutan, pohon durian, pohon cempedak, pohon manga dan lain sebagainya.
Sejak saat itu Perondongan dipimpin oleh seorang Petinggi Kampung yang berasal
dari kampung sendiri maupun pendatang dari daerah lain. Pemerintahan dipusatkan di Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Berdasarkan sejarah, Masyarakat Dayak Lebo juga pernah menempati desa ini. Hal ini dibuktikan dengan adanya wadah kubur dari kayu yang disebut lungun yang merupakan tradisi penguburan masyarakat Dayak Lebo, yang hingga saat ini situs tersebut masih ada, salah satunya terdapat di km 7 Desa Karangan Dalam.
Pada masa pemerintahan Petinggi Jeman, terjadi pemindahan pusat pemerintahan dari Kutai Timur yang dilatarbelakangi oleh terbitnya Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang. Sehingga secara otomatis terjadi perubahan pusat pemerintahan dari Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara berpindah ke Sangatta Kabupaten Kutai Timur.
Akhir masa pemerintahan Petinggi Jeman, selanjutnya untuk pertama kalinya dilakukan proses pemilihan kepala desa. Hariyanto adalah kepala desa yang dipercayakan oleh masyarakat untuk menjadi pemimpin selanjutnya. Pada masa pemerintahan Hariyanto timbul wacana pemekaran kecamatan. Untuk memenuhi syarat pemekaran maka harus menambah jumlah desa yang saat itu hanya terdapat 4 desa. Dalam perkembangannya, Desa Karangan Dalam semakin mengalami kemajuan. Data Index Desa Membangun Tahun 2021 menempatkan Desa Karangan Dalam sebagai Desa Maju, dengan skor 0,790.
22
KEPENDUDUKAN
Berdasarkan Data Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kalimantan Timur, pada periode Semester II Tahun 2021, jumlah penduduk Desa Karangan Dalam sebanyak 1.107 jiwa, terdiri dari 580 jiwa laki-laki dan 527 jiwa perempuan. Sedangkan berdasarkan kelompok usia, penduduk desa Karangan Dalam terlihat seperti dalam tabel berikut :
23
PENDIDIKAN
Dari data yang ada, ratarata tingkat pendidikan
masyarakat Desa
Karangan dalam adalah
tamat SD/Sederajat.
Jauhnya akses
pendidikan menengah
dari desa serta
kurangnya perhatian
terhadap pendidikan, berdampak kepada
masih dominannya
penduduk
yangberpendidikan
dasar dibandingkan
dengan yang
melanjutkan
kependidikan
menengah.
24
PEREKONOMIAN
Komposisi mata pencaharian utama masyarakat pada usia produktif (diluar anakanak dan usia sekolah yang belum bekerja), adalah sebagai petani, disusul karyawan swasta dan wiraswasta. Dengan luas lahan yang representatif di sekitar desa, maka mayoritas masyarakat memilih untuk menjadi petani baik petani sawit maupun petani kakao dan tanaman perkebunan lainnya.
Kelapa Sawit masih merupakan penggerak ekonomi utama di Desa Karangan Dalam. Sebagian besar pendapatan masyarakat berasal dari hasil panen kelapa sawit baik yang berasal dari kebun plasma maupun kebun sawit mandiri. Untuk kebutuhan sehari-hari, masyarakat Desa Karangan Dalam membeli di warung dan pasar yang ada di desa atau di desa tetangga. Sedangkan untuk akses modal usaha, masyarakat mengandalkan pinjaman bank bagi yang memiliki jaminan, atau melalui program dana pinjaman pemerintah.
25
KOMPOSISI JENIS PEKERJAAN
Berdasarkan tabel disamping, terlihat bahwa komposisi jenis pekerjaan utama penduduk Desa Karangan Dalam pada usia produktif adalah sebagai karyawan swasta, disusul oleh petani/pekebun, dan wiraswasta
Jenis pekerjaan ini tidak termasuk ibu rumah tangga, anakanak, dan usia lanjut.
26
JUMLAHPENDUDUKDESAKARANGANDALAM BERDASARKANJENISPEKERJAAN
KAWASAN SARANA& PRASARANA
LAHAN PENGGUNAAN LAHAN TATA GUNA LAHAN 4 27
FUNGSI
PENUTUPAN
PENUTUPAN LAHAN
Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, penutupan lahan merupakan garis yang menggambarkan batas penampakan area tutupan di atas permukaan bumi yang yang terdiri dari bentang alam dan/atau bentang buatan
Berdasarkan Badan Standarisasi Nasional Indonesia, kelas penutupan lahan terbagi atas 2 bagian yaitu : 1) daerah bervegetasi, dan 2) daerah tak bervegetasi Daerah bervegetasi terdiri atas : 1) daerah pertanian, dan 2) daerah bukan pertanian Sedangkan daerah tak bervegetasi terbagi atas : 1) lahan terbuka, dan 2) permukiman dan lahan bukan pertanian yang berkaitan.
Dari kriteria diatas, dari hasil studi diperoleh data bahwa penggunaan lahan yang dominan di Desa Karangan Dalam adalah hutan lahan kering sekunder dengan luasan mencapai 76,945.58 ha atau sebesar 85,27 % dari total luas desa. Menurut penjelasan dari Badan Standarisasi Nasional Indonesia, hutan lahan kering sekunder adalah hutan yang tumbuh berkembang pada habitat lahan kering yang dapat berupa hutan dataran rendah, perbukitan dan pegunungan, atau hutan tropis dataran tinggi yang telah mengalami intervensi manusia atau telah menampakkan bekas penebangan (kenampakan alur dan bercak bekas tebangan)
28
Hasil studi terkait penutupan lahan di Desa Karangan Dalam terlihat pada peta berikut:
Peta Tutupan Lahan Desa Karangan dalam
Detail penutupan lahan di Desa Karangan Dalam seperti terlihat dalam tabel
berikut :
TUTUPAN LAHAN
Berdasarkan tabel disamping, persentase tutupan
lahan terluas adalah
hutan lahan kering sekunder, diikuti
oleh kawasan
batuan karst
29
PENGGUNAAN LAHAN
Penggunaan lahan desa terbagi atas kawasan budidaya dan kawasan lindung.
Penggunaan lahan yang teridentifikasi di Desa Karangan Dalam adalah 1) kawasan budidaya, dan 2) kawasan lindung. Kawasan budidaya meliputi : 1) kawasan hutan produksi, 2) kawasan industri, 3) kawasan pariwisata, 4) kawasan perkebunan, 5) kawasan permukiman, dan 6) kawasan pertanian. Sedangkan kawasan lindung berupa kawasan perlindungan setempat yang meliputi kawasan berhutan, sungai, danau, gunung, dan lain-lain.
Total Luas Desa berdasarkan peta adalah 90,238.71 Ha yang sebagian besar merupakan kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang mencapai 44,967.95 ha atau mencapai 49,83 % dari total luas desa.
30
Peta Tata Guna Lahan Eksisting Desa Karangan Dalam
PENGGUNAAN LAHAN
Berdasarkan tabel disamping, persentase tutupan lahan terluas adalah hutan lahan kering primer, diikuti oleh hutan tanaman, dan lahan perkebunan
31
Secara lengkap, penggunaan lahan di Desa Karangan Dalam dapat dilihat pada tabel berikut :
Desa Karangan Dalam merupakan salah satu desa yang hampir seluruh wilayahnya masuk dalam status kawasan hutan, berupa hutan lindung maupun hutan produksi. Dari hasil studi, terlihat bahwa hanya 21.85 ha atau sebesar 0,02 % saja yang merupakan wilayah non kawasan hutan atau yang biasa disebut sebagai areal penggunaan lain (APL).
Pada beberapa bagian kawasan hutan ini terdapat skema perhutanan sosial dalam bentuk hutan desa, hutan kemasyarakatan. Masingmasing skema memiliki lembaga pengelola yang bertanggungjawab untuk melakukan pengelolaan perhutanan sosial yang menjadi tanggungjawabnya. Sementara itu, pada kawasan hutan produksi sebagian besar dikuasai oleh izin konsesi perusahaan.
Perlindungan areal berhutan di desa ini dalam bentuk perhutanan sosial (hutan desa), diharapkan dapat melindungi keanekaragaman hayati, pengendali banjir dan arosi, serta melindungi cadangan air untuk kebutuhan air bersih desa.
FUNGSI KAWASAN 32
33
Peta Fungsi Kawasan Desa Karangan Dalam
SARANA & PRASARANA 34
FASILITAS UMUM & SOSIAL
Kawasan perkantoran desa terletak di tengah permukiman penduduk, terpusat pada satu kawasan yang terdiri beberapa unit bangunan kantor yaitu kantor desa, kantor BPD, Balai Pertemuan Umum, dan Polsek.
Sarana pendidikan yang ada di desa ini hanya terdapat satu buah sekolah dasar, sehingga untuk melanjutkan pendidikan menengah harus ke desa tetangga atau ke ibukota kecamatan Begitu juga untuk sarana kesehatan, hanya tersedia Puskesmas Pembantu dengan satu orang tenaga kesehatan.
35
JARINGAN JALAN
Jarak tempuhdari ibukota kecamatan 2
Km, ditempuh dalam waktu 30 menit
perjalanan dengan kendaraan roda dua atau roda empat. Untuk mencapai ibukota
kabupaten dibutuhkan waktu sekitar 6 jam
perjalanan darat, dengan jarak tempuh 160 km. Kondisi jalan desa yang sebagian besar rusak, membuat perjalanan menuju
ibukota kecamatan dan ibukota kabupaten menjadi lebih lama dari biasanya. Pada
musim kemarau kondisi jalan berdebu, sedangkan pada musim hujan kondisi jalan licin dan berlumpur
JARINGAN AIR
Untuk memenuhi kebutuhan air
bersih, sebagian besar rumah
penduduk telah memiliki jaringan air
dari PDAM Karangan Sebagian
lainnya berasal dari sumur bor
Program PNPM, sumur gali, dan sungai yang terdekat dengan pemukiman warga.
Kebutuhan listrik Desa Karangan Dalam telah
terlayani oleh PLN, sehingga penduduk dapat
menikmati listrik sepanjang hari Meski
demikian, masih terdapat 10 unit rumah di RT
06 yang belum teraliri listrik, sehingga hanya
menggunakan tenaga surya dan mesin diesel
Sementara itu, di wilayah RT 07, sumber listrik
berasal dari perusahaan sekitar Jaringan
internet juga telah tersedia di hampir seluruh
wilayah desa sehingga membantu sangat
masyarakat dalam komunikasi khususnya
penggunaan alat komunikasi seluler Wilayah
yang masih belum mendapatkan akses jaringan
telekomunikasi adalah wilayah RT 07 dan
sebagian wilayah RT 06
JARINGAN LISTRIK & KOMUNIKASI
36
KAWASAN LINDUNG DESA
Desa Karangan Dalam memiliki areal
perlindungan yang berada di kawasan
Hutan Produksi dalam skema perhutanan
sosial berupa Hutan Desa. Berdasarkan
administratif kewilayahan, Hutan Desa
Karangan Dalam masuk dalam wilayah
Desa Karangan Dalam Kecamatan
Karangan Kabupaten Kutai Timur
Kalimantan Timur Hutan Desa Karangan
Dalam memiliki potensi sumber daya
alam yang sangat besar sebagai upaya
pelestarian lingkungan, penghasil
oksigen, penyerap karbon, serta menjadi
rumah bagi flora dan fauna, termasuk
spesies endemik Kalimantan.
Kawasan Hutan Desa Karangan Dalam
memiliki luasan 5 212 ha atau 5,78% dari
total luasan areal diluar pemukiman desa.
Secara umum dapat dilihat di tabel
berikut:
37
Secara lebih jelas, kawasan Hutan Desa Karangan Dalam dapat dilihat pada peta tata guna lahan yang ditunjukan pada areal berwarna ungu berikut :
38
PENUTUP
Penyusunan Rencana tata Guna Lahan ini diharapkan dapat memberikan arahan yang jelas dan terarah dalam pengelolaan tata guna lahan di desa, dengan harapan mencapai pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat desa
Melalui proses penyusunan Rencana Tata Guna lahan Desa ini, telah dilakukan kajian terhadap kondisi desa saat ini, tantangan, potensi, dan aspirasi masyarakat desa Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, teridentifikasi beberapa isu penting yang perlu ditangai dalam pengelolaan tata guna lahan desa. Rencana Tata Guna Lahan ini mencakup isu-isu penting terkait pengembangan infrastruktur, pengelolaan sumberdaya alam, dan pelestarian lingkungan. Selain itu, juga dilakukan kajian dasar terhadap kondisi sosial dan ekonomi desa
Dokumen Rencana tata Guna Lahan Desa ini sangat diharapkan menjadi pedoman yang kuat bagi pengambilan keputusan terkait pengelolaan tata guna lahan desa di masa mendatang. Besar harapan kami agar implementasi rencana tata guna lahan ini akan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa, melestarikan sumber daya alam, serta warisan budaya yang ada di desa
Salam, Tim Penyusun RTGL
39
AKSI INSPIRATIF WARGA UNTUK PERUBAHAN
2023