7 sam 30 sept

Page 1

MINGGU, 30 SEPTEMBER 2012 / 14 DZULQAIDAH 1433 H

Duka di Tengah Kemeriahan dari hal 1

selatan tepatnya di atas hangar yang dijadikan lokasi pameran, Bravo AS 202 terbang rendah melintasi landasan bandara menuju arah utara. Saat itu, pesawat terlihat seolah melakukan akrobatik dengan posisi terbalik. Namun, pesawat malah terus menukik ke bawah dan akhirnya menabrak gedung kantor Persatuan Istri Angkatan Udara di kawasan Dislitbang. Beruntung, pada saat kejadian, bangunan dalam keadaan kosong dan hanya menyisakan noda hitam di beberapa bagian gedung akibat kepulan api saat pesawat terbakar. Yeni Handayani (32), yang saat kejadian menonton aksi aerobatik di luar pagar Lanud sebelah utara, menuturkan, pesawat terbang rendah dan sayap kiri menukik dan akhirnya jatuh disusul ledakan yang menyebabkan kepulan asap hitam. “Saya kira pesawat yang terbang rendah ini bagian dari atraksi udaranya, keganjilan terjadi setelah tiba-tiba sayap kiri pesawat menukik dan seketika jatuh,” tuturnya saat ditemui Bandung Ekspres (Grup Radar Tasikmalaya) di sekitar lokasi jatuhnya pesawat. Sontak, jatuhnya pesawat

manrik perhatian ribuan pengunjung yang berada di luar utara Lanud, hingga sebagian berlari menuju lokasi jatuhnya pesawat. Tak hanya itu, awak media yang akan mengambil gambar memasuki kawasan militer pun diusir petugas. Bahkan, beberapa pewarta foto yang nekat memanjat pun disemprot oleh petugas menggunakan air dari mobil pemadam kebakaran. “Semua berlari ke arah jatuhnya pesawat, saya juga ikut melihat, api besar keluar dari tubuh pesawat, setelah terjadi ledakan besar,“ ujarnya lagi. Selang beberapa menit, tim penyelamat dan delapan unit mobil pemadam kebakaran turun ke lokasi kejadian. Namun kedua pilot asal Kota Bandung ini tak terselamatkan dengan luka bakar di sekujur tubuh dan di autopsi di RSUP Hasan Sadikin. Setelah padam, bangkai pesawat di angkut menggunakan truk milik TNI dan sekitar lokasi di pasang garis polisi. “Insiden jatuhnya pesawat terjadi jam 11.42 WIB, tepatnya lima menit setelah mengudara dan kedua penerbang meninggal dunia di lokasi kejadian karena luka bakar,“ ungkap Komandan Lanud Husen Sastranegara Kolonel Penerbang Umar Sugeng Haryono saat ditemui di Lanud

Husen Sastranegara. Ia menjelaskan, kedua korban adalah mantan penerbang AU yang kini aktif sebagai anggota Club Federasi Aero Sport Indonesia (FASI). Keduanya rutin melakukan penerbangan olahraga dirgantara yang kerap melakukan manuver-manuver udara berbahaya. Namun demikian, lanjut dia, sampai saat ini pihaknya belum mengetahui pasti penyebab kecelakaan yang merenggut dua pilot senior angkatan udara ini. Akibat insiden memilukan ini, pihaknya menginstruksikan kepada panitia untuk menghentikan atraksi aerobatik pesawat dalam pelaksanaan gelaran BAS 2012 yang akan berakhir Minggu,(30/9). Acara hanya diisi stanstan pameran dan pengunjung hanya bisa berfoto di depan kandaraan tempur milik TNI yang selama ini dipakai militer untuk operasi militer. Dalam dua tahun terakhir dua kecelakaan pesawat latih saat manuver dalam Bandung Air Show (BAS). Dalam dua tahun ini pula tiga nyawa putera terbaik negeri ini tewas. Tahun 2010 Alexander Supelli di tewas gara-gara aksi manuver pesawat di udara. Pesawatnya jatuh saat dia akrobatik di Lanud Husen Sastranegara. (jnr/isur)

Bayi Sempat Dititipkan ke Tukang Cukur dari hal 1

rekonstruksi penculikan, kemarin (29/9). Dari 27 adegan itu, Dew saat membawa bayi, dia menyamar sebagai perawat. Dia memakai pakaian serba putih untuk mengelabui petugas RSUD. Di Ruang Teratai II, tersangka sempat ngobrol dengan ibu Oom Komariyah, ibu bayi agar memberikan bayinya. Dia saat itu berasalan akan memeriksa hemoglobin sang bayi. Sesudah diberikan, Dew langsung membawa bayi keluar dan mampir di salah satu konter di depan RSUD. Di sana, dia membawa pakaian yang dititipkan. “Setelah itu tersangka menggunakan angkot menuju Banjarsari,” terang Kasatreskrim Polres Banjar AKP Kosasih SIP, kemarin. Turun di Banjarsari, tersangka

mampir di tukang cukur, Agus Sujana. Di sana, Dew sempat mengganti pakaian. Bahkan dia menitipkan bayi kepada Agus beberapa saat. Setelah itu datanglah mertua tersangka Yayat Rohayati membawa motor. Tetapi kembali pulang dan tidak lama datang suami tersangka, Yosi Arifin. Yosi membawa mobil APV untuk menjemput Dew pulang ke rumahnya di Cisaar Kertahayu, Pamarican, Banjar. TUJUH SAKSI DIGANTIKAN Reka adegan penculikan bayi yang dimulai pukul 09.00 itu melibatkan Dew dan tujuh saksi. Namun, ketujuh saksi itu saat memerankan adegan digantikan anggota kepolisian dan PNS di Polres Banjar. Oom Komariah, ibu bayi diperankan Briptu Endah, Andang Rustandi suami Oom diperankan Brigpol Asep

Surya, Fatimah ibu Oom diperankan Eti (PNS Polri), Agus Sujana tukang cukur diperankan Brigpol Agus MY, Yosi Arifin alias Surif (suami tersangka) diperankan Briptu Edi Kurniawan, Maryam (bibi Yosi Arifin) diperankan Briptu Endah dan Yayat Rohayati (ibu tersangka) diperankan Ety. “Ada tujuh saksi yang digantikan perannya,” ungkap Kasatreskrim Polres Banjar AKP Kosasih SIP. Sementara itu Tardi yang melihat reka adegan mengaku penasaran melihat Dew. Terlebih dia hanya mengetahui informasi penculikan bayi itu dari berita saja. Dia melihat Dew sudah merencanakan pengambilan bayi pada Sabtu (15/9) sore itu. “Buktinya dia sempat ganti baju dan memakai pakaian perawat,” ungkap warga Siluman, Kota Banjar itu. (zi)

Pangandaran Bersiap ”Merdeka” dari hal 1

Dalam kesempatan tersebut, Asisiten Daerah (Asda I) Mahmud mewakili Bupati Ciamis Engkon Komara memaparkan syarat admisintrasi persetujuan pembentukan Kabupaten Pangandaran sudah terpenuhi. Malah telah ditetapkan melalui SK DPRD Kabupaten Ciamis dan Provinsi Jabar serta bupati dan gubernur. Selanjutnya, tim observasi melakukan kunjungan ke sejumlah wilayah cakupan calon DOB Pangandaran dari Parigi hingga ke obyek wisata Green Canyon dan Pantai Batukaras di Kecamatan Cijulang. Kunjungan diakhiri dengan peninjauan ke calon daerah ibu kota Pangandaran di Desa Cinta Ratu, Kecamatan Parigi. Turut menghadiri dalam kegiatan tersebut sejumlah anggota DPRD Ciamis dari wilayah Ciamis selatan, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan para kepala desa. “Kami sudah membaca dokumen persyaratan (usulan pembentukan Kabupaten Pangandaran, red) dan kami pun sudah menghitung beberapa faktor pendukungnya dan sekarang kami akan bekerja untuk menyiapkan bahan menghadapi sidang dengan dewan pertim-

bangan otonomi daerah (DPOD),” tutur ketua tim observasi Budi Antoro mengatakan timnya ditugaskan pemerintah melakukan obervasi untuk melengkapi rancangan pembentukan DOB Pangandaran. Dikatakannya, pembahasan DOB Pangandaran dengan Panja DPR diagendakan dilakukan pada 19 sampai 23 Oktober tahun ini. Setelah mendapatkan rekomendasi, kata dia, akan dilanjutkan dengan persidangan pengesahan Undang-Undang Kabupaten Pangandaran. Dijelaskan Budi, ada tiga syarat utama pembentukan DOB, diantaranya syarat teknis, syarat administrasi dan syarat fisik kewilayahan. “Kami sangat konsen dengan kelayakan teknis dan kami mencoba menghitung kalkulasinya sesuai PP Nomor 78 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Pemekaran,” tuturnya. Dikatakannya, 11 faktor teknis yang menjadi indikator diantaranya kependudukan, kemampuan ekonomi, keuangan, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, luas daerah, pertahanan, keamanan, rentan kendali dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Menurut Budi, yang lebih berat dalam pemekaran wilayah yakni bukan proses pembentukannya, melainkan setelah pembentukan

DOB tersebut, “Pemerintahan baru butuh banyak fasilitas seperti kantor baru, pegawai dan lainnya. Kalau hanya membebankan kepada pemerintah yang baru lahir tentu sangat berat, harus melibatkan masyarakat dan pengusaha,” tuturnya. Kapan Kabupaten Pangandaran terbentuk? Budi tidak bisa memastikan, namun timnya akan bekerja dengan baik. “Kami bukan politisi tidak akan menjanjikan, tapi kami akan bekerja mulai hari ini. Mohon do’anya saja, perjalanan masih panjang, tapi waktunya tidak panjang,” ungkapnya diplomatis di hadapan perwakilan masyarakat saat berkunjung di kantor Kecamatan Parigi. Ketua Presidium pembentukan Kabupaten Pangandaran H Supratman menyambut baik kunjungan tim observasi dari Dirjen Otonomi Daerah. Menurutnya, hal ini merupakan langkah maju menuju terbentuknya Kabupaten Pangandaran. Pria berambut putih ini mengaku optimis Kabupaten Pangandaran segera terbentuk. “Dari perbincangan yang kami lakukan, tidak ada hal yang menghalangi untuk tidak segera dimekarkan. Setelah kunjungan ini, selanjutnya akan dibahas dalam sidang DPOD dan selanjutnya disahkan dalam sidang di DPR,” ungkapnya. (nay)

Lima Pelajar Terjaring Razia dari hal 8

Dalam kegiatan itu, Kapolsek Tawang Iptu Dani Prasetya SH MH menerjunkan 10 personel dengan menggunakan dua kendaraan. “Kita ke sasaran Jalan Lingkar Dadaha di dekat Kolam Renang Asia. Di sana ada tiga anak sekolah yang lagi nongkrong,” ujar dia.

Ketika menjaring tiga pelajar di Lingkar Dadaha ditemukan beberapa bekas pil Dextro. “Sementara ada satu orang siswa di sini, terindikasi dalam kondisi telah minum Dextro,” ungkap dia. Razia juga dilaksanakan di Taman Makam Pahlawan. Dari sana, dua orang siswa terjaring. Sebenarnya di tempat itu ada beberapa siswa tetapi sebagian melarikan diri.

“Jumlah kendaraan yang terjaring ada enam sepeda motor dan diantaranya ada yang menggunakan knalpot bising,” tuturnya. Polsek akan menindaklanjuti hasil razia tersebut. Salah satunya dengan memanggil pihak sekolah dan orang tua yang anaknya terjaring razia. “Pihak sekolah dan orang tuanya akan dipanggil,” ujar dia. (mg3)

Polres Diminta Tingkatkan Layanan dari hal 8

Hengky, polisi harus memiliki komitmen dalam menegakkan aturan. Demikian juga masyarakat harus punya kesadaran hukum dalam memenuhi tata tertib lalu lintas dan aturan lainnya. “Kita harus sama-sama bersinergi untuk melihat tentang pelanggaran hukum yang mengarah kepada pembinaan,” ujar dia. Kapolres Tasikmalaya AKBP Irman Sugema menjelaskan pembangunan GPG merupakan salah satu upaya Polres Tasikmalaya untuk meningkatkan pe-

layanan kepada masyarakat. GPG Satlantas dibangun di areal Mapolres Tasikmalaya di atas lahan tanah seluas 429 meter persegi dengan luas bangunan 178 M2. “Gedung ini di bangun mulai bulan Maret sampai Juli 2012. Ini merupakan hibah bangunan dari PT Information Data System (IDS) dan partisipasi masyarakat,” paparnya saat memberikan sambutan pada acara peresmian GPG. Nama pesat gatra, terang Irman, berawal dari penyederhanaan kalimat: pesatnya gatra kusumaning bangsa. Pesat Gatra artinya wujud, arah, sudut pan-

dang, tujuan, kemajuan yang cepat. Sedangkan kusumaning bangsa mengandung arti mengharumkan bangsa. “Jika digabungkan berarti dengan arah atau kemajuan cepat untuk mengharumkan bangsa,” ungkapnya. Dalam acara tersebut, tampak pula Bupati Tasikmalaya H Uu Ruzhanul Ulum, Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Gupuh Setiyono, Danbrigif 13/Galuh Kolonel (Inf ) Farid Makruf, Ketua KNPI Kabupaten Tasikmalaya Demi Hamzah, Kadisdik Kabupaten Tasikmalaya M Zein dan tokoh masyarakat. (snd)

7

Barang Jadul Itu Harta Karun dari hal 1

Tasikmalaya. “Peratama kali barang klasik yang saya koleksi adalah kacamata stronghold sekitar tahun 80-an,” ujarnya kepada Radar kemarin (30/9). Dia berburu barang-barang klasik, saat dia berpergian ke luar kota. “Biasanya kalau beli kacamata klasik itu dari penjual-penjual yang sudah pada tua,” ungkap Erik. Tahun 2008, koleksi barang-barang antik miliknya semakin banyak. Seiring pertemanan dengan para kolektor barang klasik bertambah. Erik memiliki kacamatan klasik tahun 80-an ke belakang mencapai 30 buah dengan merk yang berbeda-beda. Mulai kacamata merk Riben, Guess dan Rodenstock. “Kalau beli dari penjual bisa dibeli lebih murah,” paparnya. Koleksi lainnya yang dimiliki Erik yaitu radio tahun 1950-an. Walaupun radio tersebut sudah tidak menyala lagi, tetapi semua komponennya masih utuh. Dia juga penyuka sepeda-sepeda klasik, diantaranya onthel Raleigh keluaran tahun 1973, sepeda merk Philip tahun 1946 dan sepeda Bridgestone Jepang tahun 1946. “Kalau sepeda Philip dan Bridgestone sudah saya jual. Sekarang tinggal satu lagi,” ujar dia. Koleksi barang klasik yang paling banyak dimiliki Erik yaitu dari jenis piringan hitam. Piringan hitam yang dimilikinya mencapai sekitar 40 piringan hitam. Piringan hitam itu ada yang dibuat pada era tahun 1945, 1960, 1970 hingga 1980. Untuk menggunakan piringan hitam tersebut Erik memiliki satu pemurtar piringan hitam tahun 1970. Isi lagu-

lagu dalam pirigan hitam itu diantaranya lagu keroncongan, musik barat dan juga musik instrument. “Sekarang masih bisa digunakan,” jelas dia. Guna mendapatkan piringan hitam tersebut, dia kebanyakan barter dengan para kolektor lainnya. Terkadang kalau ada piringan hitam yang usianya lebih tua dari piringan hitam yang dia barter, Erik biasanya nambah uang untuk barter piringan hitam. “Kalau lagi ingin mendengarkan hal yang baru bisanya di tukar dengan kolektor lainnya,” ungkapnya. Sementara mengenai koleksi kendaraan bermotor yang klasik, Erik memiliki motor Honda CB Gelatik tahun 1973, Honda CB S90 tahun 69 dan Honda CB S90Z tahun 1971. Untuk mendapatkan motor-motor klasik ini tidak lah mudah. Ia harus berburu ke luar kota dalam waktu yang tidak sedikit. Membeli motor klasik dari peroragan bisa lebih murah. Misalnya beli dari perorangan Rp 2,5 juta bisa dijual ke kolektor mencapai Rp 5,5 juta. “Kalau kolektor kan menilai nya itu dari perjuangan saya untuk mencari-cari motor klasik. Selain itu motor bisa mahal dari segi original dan usinya lebih tua. Jadi semakin tua semakin mahal,” katanya. Selain itu, Erik juga memiliki koleksi mobil Honda Civic generasi pertama tahun 1975. “Kalau sekarang kebanyakan koleksi motor klasik,” ujarnya. Memiliki barang klasik selain menjadi suatu kebanggaan tersendiri, barang-barang klasik tersebut bisa menghilangkan rasa kejenuhan. Terutama ketika melakukan perawatan terhadap barang kasih semua kejenuhan itu hilang. Kebanyakan barang-barang klasik miliknya itu dijadikan pajangan. Jarang un-

tuk digunakan walaupun barang-barang klasiknya (kecuali radio) masih berfungsi. “Bagi saya barang klasik adalah harta karun,” ujarnya. Menghargai barang-barang klasik tidak hanya dari keutuhan dan bagusnya barang. Tetapi juga dari sejarah atau histori. Barangbarang bersejarah miliknya itu saat ini, dipajang di tempat usahanya di Kedai Madu. “Biar bisa dinikmati oleh para pengunjung,” ungkapnya. Seniman Tasikmalaya sekaligus dosen bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Siliwang Bode Riswandi menilai orang-orang yang senang mengoleksi benda-benda klasik adalah orang yang punya nilai kesenian yang tinggi. Benda-benda klasik akan membantu memberikan informasi tentang sejarah dari masa ke masa. “Karena bendabenda klasik itu bisa menjadi penanda sejarah. Ketika hilang informasi bisa saja benda-benda tersebut menjadi bahan informasi,” kata Bode yang juga sebagai Presiden Beranda 57 ini. Kolekter benda-benda klasik sudah mendidkasikan dirinya untuk menjaga historis dan keutuhan benda tersebut. Karena historis adalah nilai tertinggi dari benda-benda tersebut. Mereka adalah orang yang rajin mendokumentasikan zaman dengan caranya sendiri. Dedikasi kelompok atau individu yang selalu menjaga dan menghargai sejarah benda-benda klasik ini, kata dia, patut dicontoh publik, terutama pemerintah — yang harus menjaga asset-aset bersejarahnya. “Banyak bangunan-bangunan sejarah yang kurang diperhatikan oleh pemerintah,” ungkap Bode. (snd)

Kader PBR Diharap Hijrah dari hal 1

masuk kepada PH DPC,” ujar Uu yang juga koordinator Priangan Timur DPW PPP Jawa Barat. Uu pun berharap para kader PBR bisa bergabung ke PPP mengikuti jejak H Jaka. “Dalam partai bukan hanya elit yang dibutuhkan tetapi jamaah. Elit pun kalau membawa jemaah itu dibutuhkan,” kata Uu. Sebelumnya diberitakan Radar (29/9) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Tasikmalaya bertambah “amunisi.” Ketua Partai Bintang Reformasi (PBR) Kota Tasikmalaya H Jaka, tadi malam menyatakan memilih partai berlambang kakbah itu, meskipun di tingkat pusat PBR telah bergabung dengan PAN. Pernyataan H Jaka bergabung dengan PPP diucapkannya di hadapan ribuan kader PBR Kota Tasikmalaya di kediamannya Jalan Cigeureung, Cipedes, Kota Tasikmalaya. “Saya memilih PPP, karena memiliki ideologi keislaman yang hampir sama dengan PBR. Jadi saya pilih PPP dan saya instruksikan seluruh kader PBR ikut bergabung pula,” ujarnya. Sebelumnya PBR merupakan pecahan dari PPP. (Alm) KH Zaenuddin MZ, yang juga politisi PPP membidani lahirnya PBR. Bagaimana dengan para kader PBR di Kota Tasikmalaya? H Jaka mengaku tidak akan

memaksa para kader PBR ikut bergabung ke PPP bersamanya. Karena memilih partai merupakan hak pribadi. Dia pun mengaku akan terlebih dulu menginvetalisir kader PBR yang bersedia bergabung ke PPP bersamanya. “Kita data kembali berapa kader yang akan ikut bergabung ke PPP, tapi saya yakin 80 persen akan ikut bersama saya, “ tuturnya. PPP JUGA MINATI DEMI Uu tak hanya mengomentari hijrahnya H Jaka. Dia juga mengajak H Demi Hamzah Rahadian SH, MH, politisi PAN Kabupaten Tasikmalaya yang menyatakan mundur dari partainya. Catatan Radar, dengan ajakan dari Uu, Demi, sampai kemarin, telah akan ditampung tiga partai. Karena sebelumnya, Partai Nasdem dan PDIP juga siap menerima Demi. PPP, jelas dia, terbuka untuk Demi Hamzah Rahadian SH, MH jika ingin masuk partai berlambang kakbah ini. Kalau Demi masuk ke PPP, PPP akan mencalonkan Demi menjadi calon legislatif di tahun 2014. “Apakah (Demi akan meyalonkan, red) di provinsi atau pun di kabupaten. Adapun menang dan tidaknya tergantung rakyat yang memilih,” papar dia. Sosok Demi, jelas Uu, saat berada di PAN sangat dikenal masyarakat sehingga mendapatkan suara terbanyak di Dapil VI dengan hasil suara mencapai 7000 lebih.

Selain itu, peran Demi di DPRD juga sangat bagus. Saat Uu masih menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya pun sering kali mendapatkan masukan tentang persoalan hukum dari Demi. “Luar biasa. Sebagai kader muda sudah dapat raihan suara seperti itu,” kata Uu. Namun, jelas Uu, dirinya tidak akan memaksa Demi untuk hijrah ke PPP. PPP menyerahkan semua keputusannya kepada Demi. “Demi adalah anggota DPRD yang tidak diragukan kualitasnya,” pungkasnya. Lalu apa tanggapan H Demi? Pria yang juga menjabat Ketua KNPI Kabupaten Tasikmalaya ini mengaku tersanjung kala tiga partai (Partai Nasdem, PDIP dan PPP) siap menampungnya. “Saya tidak menyangka diterima oleh beberapa partai,” kata dia, kemarin. Namun, jelas dia, sampai kemarin dia belum memutuskan bergabung dengan partai-partai tersebut, karena dia masih menunggu proses pengunduran dirnya —yang masih diproses di DPD PAN Kabupaten Tasikmalaya. Selain itu, dia akan meminta masukan kepada para tokoh masyarakat di Dapil IV — yang sudah mendukungnya dan juga kepada orang tuanya—terkait tawaran tiga partai itu. Terutama, dia akan meminta restu dari ibunya, Hj Ucu Rohani. “Akan saya beritahukan tawaran dari partai itu,” ungkap Demi. (snd)

Sembilan Peran Penting dalam Komunitas dari hal 1

Dalam sebuah komunitas Trip Advisor, misalnya, mereka membuat 10 tempat paling menarik di Bali. Tak ada jaminan bahwa advise mereka itu benar. Tapi, paling tidak menurut mereka dan berdasar pengalaman, itulah top ten destinasi di Bali versi mereka. Kedua, learner. Kebalikan dari fungsi mentor, jangan paksakan orang ikut menggurui. Tapi, berilah kesempatan menjadi pembelajar juga. Saya, misalnya, juga anggota komunitas Trip Advisor. Tapi, saya nyaris tak pernah beropini. Hanya sekali tentang W Koh Samui dan Niksoma Bali. Selebihnya, saya adalah pembelajar. Setiap kali mau ke suatu tempat, saya memang tidak hanya mau membaca web resmi yang pasti bagus-bagus isinya. Tapi, yang lebih penting, review dari orang terhadap suatu tempat, hotel, maupun resort tertentu. Dengan demikian, saya sudah knowledgeable tentang suatu tempat, jauh sebelum menjatuhkan pilihan. Ketiga, jadi back-up. Menjadi seorang safety

net untuk orang lain dengan cara mencoba suatu produk baru. Memang, ada orang yang selalu mencoba tempat wisata baru yang jarang dikunjungi orang. Biaya mahal dan sulit lokasi bukanlah soal, karena ia memang seorang adventurer. Keempat, mitra. Tugasnya, antara lain, melakukan encourage, share, dan memotivasi. Nah, kalau ini, jelas diminta jadi endorser sebuah brand untuk menetralisasi komentar negatif yang tidak bisa dihindari. Di dunia maya yang tidak terkontrol ini, sebuah brand harus mengangkat beberapa orang kredibel untuk jadi mitra yang siap pasang badan. Kelima, story teller. Sebuah karakter memang baru bisa ketahuan dalam sebuah cerita. Karakter itu merupakan sesuatu yang konsisten dalam jangka panjang. Karena itu, brand membutuhkan beberapa anggota komunitas sebagai pencerita. Memang, tidak semua anggota bisa menjadi pencerita. Tapi, berilah kesempatan kepada mereka yang bisa. Keenam, historian. Tugasnya adalah melestarikan kesan-kesan yang terjadi dalam

suatu komunitas. Orang-orang seperti itu rajin melakukan filing dan lantas mengodifikasikan kembali ritual-ritual yang sudah terjadi. Ketujuh, menjadi hero sesungguhnya. Siapa yang mau jadi role model bagi komunitasnya? Ia memang harus benarbenar hard core. Supaya bisa menjadi contoh panutan untuk anggota lainnya. Kedelapan, celebrity. Pelatih sepakbola seperti Mourinho selalu jadi selebriti bagi komunitas klubnya. Meski, konon, ia sendiri tidak jagoan dalam menggiring bola di lapangan hijau. Tapi, Ronaldo dan Messi adalah the real celebrity bagi komunitas masing-masing. Kesembilan, pengambil keputusan. Inilah orang yang menentukan satu di antara berbagai pilihan dalam struktur dan fungsi di suatu komunitas. Komunitas Slank yang bernama Slankers juga memfungsikan peran itu. Besok saya ulas lagi sembilan peran yang tersisa dari Susan Fouenier dan Lara Lee dari Harvard Business Review. Bagaimana pendapat Anda? (*)

Perusahaan Muslim Listing di Bursa Saham dari hal 1

Zhi Biao menuturkan bahwa pemerintah desanya sedang membangun pasar. Sasarannya adalah para pendatang yang menjadi karyawan perusahaan-perusahaan di Jiang Tou. “Kehadiran para pendatang itu mendorong perekonomian desa ini,” tambahnya. Desa tersebut terlihat makmur. Bangunan balai desanya saja mirip dengan kantor perusahaan berlantai dua. Kesejahteraan warga desa pun terjamin. Dari hasil kontribusi perusahaan-perusahaan di sana, pemerintah Desa Jiang Tou mampu memberikan asuransi kesehatan kepada warganya sebesar 80 persen. “Selain itu, untuk warga lansia (lanjut usia) yang sudah tidak mampu bekerja, kami memberikan santunan sebesar CNY 500-600 (sekitar Rp 750.000-Rp 900.000) setiap bulan,” urai Zhi Biao. “Demi meningkatkan pendidikan warganya, pada 2007 pemerintah Desa Jiang Tou membangun sekolah dasar yang mampu menampung 2.100 siswa. Sektor SDM pendidikannya pun mendapatkan perhatian berupa insentif sebesar CNY 600 setiap bulan di luar gaji yang mereka terima. Sukses pengusaha-pengusaha di desa yang seratus persen penduduknya beragama Islam tersebut menjadi kebanggaan tersendiri. Termasuk bagi Distrik Jing Tai yang secara keseluruhan terdiri atas 25 desa. Tujuh di antara jumlah tersebut mayoritas dihuni etnis Hui yang beragama Islam. Contoh sukses pengusaha muslim Tiongkok yang spektakuler bisa dilihat pada Sha Pencheng. Lelaki yang suka mengenakan

baju dan celana putih itu adalah presiden komisaris kelompok perusahaan Sanbaoshuangxi yang bermarkas di Xi’an, ibu kota Provinsi Shaanxi. Berawal dari perusahaan keluarga yang memproduksi obat-obatan penambah vitalitas, kini sudah berkembang menjadi belasan perusahaan yang tidak saja berada di Tiongkok, namun juga di luar Tiongkok. Bidang usahanya pun tidak lagi hanya obatobatan vitalitas, tapi juga properti dan makanan. Pencheng yang bernama muslim Abu Bakar itu memilih untuk memproduksi makanan halal. “Pangsa pasarnya besar. Kini semakin banyak konsumen, termasuk nonmuslim, yang makin menggemari makanan halal,” paparnya. Di awal perbincangan dengan Jawa Pos, pengusaha murah senyum itu menuturkan resep keberhasilannya mengelola perusahaan. “Jangan hanya pasrah pada takdir. Allah suka pada orang yang bekerja keras,” tambah pengusaha yang sudah beberapa kali menunaikan ibadah haji tersebut. Dalam mengoperasikan perusahaan, Pencheng selalu berusaha untuk menerapkan syariat Islam. Saat bekerja sama dengan perusahaan lain, misalnya, dia tetap mengedepankan ajaran Islam.” Kalau dia merasa bahwa yang dilakukan partner usahanya melanggar ajaran Islam, tidak segan-segan dia memutuskan hubungan kerja sama. “Sampai saat ini, sikap tegas saya itu tidak menjadi masalah. Perusahaan saya tetap berjalan dengan baik,” kata bapak dua anak dan dua cucu tersebut. Dalam mengelola perusahaan properti,

Pencheng juga pantang meminjam uang dari bank secara kredit. Dasarnya, ajaran Islam yang mengharamkan bunga kredit. Meski begitu, dia tetap bisa menjalankan perusahaan propertinya. Saat ini dia sedang membangun kawasan perumahan seluas 2.000 meter persegi. Separo karyawan di perusahaannya adalah muslim. Untuk menjamin para karyawannya tersebut bisa menjalankan ibadah dengan baik, dia membangun dua musala di pabrik. “Setiap bulan sekali kami mengadakan pengajian,” tambahnya. Pada bulan Ramadan dia juga menyesuaikan jam kerja karyawannya dengan waktu puasa. Dia pun menyiapkan makanan untuk berbuka secara gratis. Pencheng mengirimkan makanan sebagai takjil ke masjid-masjid di Xi’an. Saat Lebaran dia mengharuskan karyawannya yang muslim membayar zakat. Saat menunaikan ibadah haji pada 1996, dia mengajak delapan orang karyawannya yang berprestasi. Sekembalinya berhaji, mereka mendapat sambutan luar biasa. Seluruh anggota keluarganya sudah menunaikan ibadah haji. Termasuk dua anaknya yang kini tinggal di Australia. Salah seorang anak perempuannya dinikahi lelaki asal Aljazair. Anak mereka bahkan lahir di Arab Saudi. “Cucu saya itu diberi nama Saudi,” ujarnya bangga. Tidak hanya kepada karyawan, Pencheng juga menaruh perhatian kepada anak-anak keluarga muslim. Sejak 1991 dia memberikan beasiswa kepada pelajar muslim yang meneruskan pendidikan ke S-1 dan S-2. (*/habis/c10/ttg)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.