SETIAP KELUARGA DITUNTUT KENDALIKAN JENTIK
BACA HAL 6
TANJUNGPINANG POS Minggu
1 MARE T 2015 / 110 0 JUMADIL A WAL 1436 H MARET AW
LIVERPOOL Minggu (1/3) Pukul 19.00 WIB
RP1.800
MAN. CITY
CITY MELAWAN “KUTUKAN” ANFIELD BIG match Premier League pekan 27 akan menghadirkan duel panas antara Liverpool lawan Manchester City. Kedua tim baru merasakan sakitnya kekalahan di pentas
Coutinho
Eropa, dan punya misi masing-masing. Meski saat ini The Reds memiliki benteng
BACA HALAMAN 2
David Silva
Pemko Bangun Kembaran Monas Tinggi 70 M, Dilengkapi Teropong di Senggarang MARTUNAS TANJUNGPINANG
F-MAZPRAM/HUMAS PEMPROV KEPRI
PANEN : Gubernur Kepri HM Sani saat panen ikan budi daya laut, belum lama ini. Bibit ikan ini bantuan Pemprov Kepri.
Kepri Butuh 2,5 Juta Bibit Ikan TANJUNGPINANG - Bisnis budi daya bibit ikan laut masih menjanjikan. Pembudidaya ikan laut Kepri membutuhkan sekitar 1,2 juta ekor bibit ikan untuk satu siklus.
Dalam setahun, budi daya ikan di Kepri panen dua kali atau dua siklus. Sehingga, Kepri butuh 2,4 juta hingga 2,5 juta ekor bibit ikan per tahun. Kepala Dinas Kelautan Perikanan
Pemprov Kepri Raja Ariza mengatakan, saat ini, pasokan bibit ikan yang
BACA HALAMAN 2
PEMKO Tanjungpinang merencanakan pembangunan menara pandang setinggi 6070 meter di Taman Budaya Senggarang. Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah mengatakan, menara ini akan menjadi ikon baru di Tanjungpinang. Menara ini diyakini akan meningkatkan kunjungan wisata ke Tanjungpinang. Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kota Tanjungpinang Hamalis mengatakan, ini merupakan ide Lis-Syahrul untuk membangun sesuatu yang baru di Tanjungpinang. Banyak masyarakat yang menanti kehadiran menara tersebut. Tahun 2015 ini, sedang dibuat Detailed Engineering Design (DED) menara ini. Tingginya belum bisa dipastikan. Karena harus koordinasi dengan pihak pengelola Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjung-
pinang. Sebab, bandara memiliki batas tinggi bangunan atau gedung sesuai dengan KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan). KKOP ini terdiri dari empat ring. Ring pertama, ting-
Berarti, kita bisa bangun menara dengan tinggi 60-70 meter. Untuk lebih pastinya, kita tetap harus minta keterangan dari pihak bandara,”
70 meter. ”Dilihat dari letak Taman Budaya Senggarang ke bandara, kemungkinan sudah masuk ring empat. Berarti, kita bisa bangun menara dengan tinggi 60-70 meter. Untuk lebih pastinya, kita tetap harus
BACA HALAMAN 2
Hamalis Kepala BAPPEDA Kota Tanjungpinang gi bangunan maksimal 25 meter, ring kedua tinggi bangunan 37-40 meter, ring ketiga tinggi bangunan 40-60 meter dan ring keempat 60-
Hamalis
Nur & Cahya Rebut Ketum KONI Kepri Retribusi Parkir Masih Ilegal
Nur Syafriadi
BATAM - Dua kandidat Ketua Umum KONI Kepri periode 2015-2019 yakni Ir Nur Syafriadi dan Ir Cahya bersaing di Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) KONI ketiga, Sabtu (28/2) di Goodway Hotel Batam. Nur Syafriadi merupakan Ketua Umum KONI Kepri periode 2010-2014. Sebelumnya Nur Ketua Harian KONI Kepri periode 2006-2010. Ia kembali ikut bertarung untuk merebut jabatan kedua kalinya. Sedangkan Cahya adalah
KEPRI MUDA Sang Penabuh Tambur PENAMPILAN dari sebuah pertunjukan seni tari, tentunya tidak pernah terlepas dari musik pengiringnya. Karena, selain dengan aksi tari yang menawan merdu dan selarasnya, musik pengiring akan membuat pertunjukkan tari, menjadi sebuah tontonan yang mengagumkan.
BACA HALAMAN 3
SOSOK
Adi Agus Setiawan
Berkarya Lewat Organisasi dan Seni MUSAFFA Abbas dikenal cukup konsen di dunia organisasi dan kesenian di Pulau Bintan. Ia tampak sering tampil mengisi pegaleran kesenian yang di gelar Pemerintah Daerah (Pemda).
Musaffa Abbas
BACA HALAMAN 12
WEBSITE: www.tanjungpinangpos.co.id
Ketua Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kepri. Cahya juga salah satu pemilik beberapa gedung bulutangkis di Batam dan sudah terbukti berhasil mengantar Weni/Irfan, binaan Cahya yang masuk Pelatnas sampai saat ini. Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman yang membuka Musorprov, meminta laporan pertanggungjawaban pengurus lama harus transparan karena
uang yang digunakan adalah uang
BACA HAL 2
Cahya
TANJUNGPINANG - Ketua Komisi I DPRD Kota Tanjungpinang Maskur Tilawahyu mengatakan, penarikan retribusi parkir tanpa menggunakan karcis melanggar Perda yang telah ada. Penarikan retribusi parkir tanpa karcis dianggap pemungutan liar. ”Penarikan retribusi parkir saat ini ilegal. Karena tidak ada bukti bayar (karcis) yang diberikan kepada penerima layanan jasa. Sesuai Perda, harusnya karcis itu diberlakukan,” ujarnya kepada Tanjungpinang Pos, kemarin. Ia mengaku heran kenapa dinas terkait tidak menerapkan Perda perparkiran yang telah dibuat. Ia menilai Perda tersebut lebih efektif
digunakan dari pada mekanisme yang diberlakukan saat ini. Pemasukan retribusi parkir 2014 lalu juga sangat sedikit. Retribusi parkir 2014 hanya berkisar Rp 400 juta. Padahal Pemko mengelola 110 titik lokasi parkir. Ia juga bingung mekanisme pemungutan hasil retribusi dari juru parkir yang diberlakukan seperti apa. Sesuai aturan seharusnya semua hasil retribusi parkir secara keseluruhan disetorkan terlebih dahulu ke kas daerah. Setelah itu baru digunakan untuk membayar juru parkir. ”Saran saya, juru parkir itu masuk sebagai tenaga kerja yang dibayar setiap bulan Pemko,” katanya. (dlp)
Obrolan Serius Pemuda Kijang di Malam Hari
Batu Cincin Gantikan Topik Kisah Cinta Batu cincin atau biasa disebut batu akik, kini banyak diminati oleh masyarakat di berbagai penjuru di Indonesia. Mulai dari kalangan anak muda hingga orangtua minat dengan batu akik tersebut. ANDRI, Kijang
B
ATU cincin dipakai se bagai salah satu akse soris di jari tangan. Inilah yang hangat jadi perbincangan selama ini. Perbincangan tentang batu cincin bisa dimana saja. Bisa di warung kopi hingga ngumpul bersama kawan sebaya. Dimanakah tempat sepuluh pemuda Kijang berbicara tentang batu cincin. Pada malam Jumat (27/2), Relif Antam Kijang tepatnya di Kelurahan Kijang Kota terlihat terang benderang dari sinaran lampu yang menyinari daerah tersebut. Apalagi ditambah tiupan angin malam membuat betah pemuda Kijang berkumpul bersama teman sebayanya. Ya, wilayah ini memang se-
lalu dijadikan tempat tongkrongan pemuda Kijang. Ada yang nongkrong dekat tiang lampu sampai di bekas alat berat yang pernah dipakai PT Aneka Tambang. Mereka tidak hanya sekedar nongkrong bersama temannya. Tapi, mereka sambil menikmati kopi susu kaleng yang dibelinya dari warung kopi. Ada sekelompok remaja hanya menikmati kopi susu kaleng sampai bercanda tawa dengan teman sebayanya. Di tempat inilah biasanya para pemuda berkumpul saling curhat. Apalagi yang namanya masalah cinta, di sanalah tempat curhat bagaimana mengambil sikap saat kekasih hati marah, pinta putus, punya pria idaman lain hingga cara
EMAIL: redaksi@tanjungpinangpos.co.id
mendekati cewek impian. Setiap malam, perbincangan kisah cinta selalu hanya di sana selain membahas masalah lainnya. Kali ini, ada yang beda. Mereka tidak demam cinta lagi. Mereka kini demam batu-batuan. Terlihat sekelompok remaja sedang ngobrol tentang batu akik yang menjadi perbincangan banyak orang. Lebih tambah seru perbincangan tentang batu akik didampingi kopi susu dan teh susu kaleng. Apalagi sambil menikmati sebatang rokok bagi remaja yang merokok. Deni, Junet, Ebong, Rudi, Selamet, Indra, Adi, Rendi dan dua teman lainnya sambil menikmati kopi susu dan teh susu kaleng membahas tentang batu akik. Mereka sambil menunjukkan batu akik yang dipakai dijari tangannya. Diantara mereka ada yang memakai batu mata kucing, merah delima, tiger air, kecubung air dan batu cincin lainnya. Mereka memakai aksesoris dicincin, hanya sekedar suka dan hobi dengan
F-ANDRI/TANJUNGPINANG POS
BAHAS : Pemuda Kijang duduk santai sambil minum kopi susu membahas tentang batu akik di Relif Antam Kijang.
keunikan batu cincin tersebut. ”Saya suka saja dengan batu cincin. Apalagi sekarang sudah menjadi perbincangan banyak orang,” kata Deni kepada Tanjungpinang Pos malam itu. Ia mengaku, baru tiga bulan memakai batu cincin di jari manis tangannya. Memakai batu cincin hanya sebagai aksesoris yang melingkari jari tangannya. ”Saya saja baru pakai batu cincin,” sebutnya.
ADD US ON FACEBOOK Tanjungpinang Pos
Masih di tempat yang sama, Selamet senada dengan Deni. Menurutnya, memakai batu cincin hanya sekedar aksesoris di jari tangan. Selain itu, tidak ada makna maupun keajaiban di batu cincin miliknya. ”Ini hanya hiasan dijari tangan saja,” kata Selamet. Ia menyarankan kepada penghobi batu cincin untuk
BACA HALAMAN 2
FOLLOW US ON TWITTER @TgpinangPos