Epaper Tanjungpinangpos 1 Februari 2015

Page 1

Sosok

12

MINGGU 1 FEBRUARI 2015

TANJUNGPINANG POS

DOMPAK-SENGGARANG PERLU TRAYEK BARU

BACA HAL 6

TANJUNGPINANG POS

Minggu

RP1.800

1 FEBRUARI 2015 / 11 RABIULAKHIR 1436 H

KARTIKA KUSUMASTUTI

Si Penjual Keripik Pedas Beromzet ”Pedas” SOSOK Ir Kartika Kusumastuti yang sudah tidak asing lagi di kalangan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), baik di Bintan maupun Tanjungpinang. Wanita kelahiran Magelang, 23 November 1968 lalu ini, pernah mengalami kebangkrutan usahanya. Tapi wanita ini yang dipanggil dengan nama Tika ini, tidak begitu saja menyerah dan pasrah. Karena, suatu cobaan yang dialami setiap manusia, datangnya dari Sang Pencipta. Waktu terus berjalan. Hari terus berganti hari. Tahun berganti tahun. Di tahun 2002 lalu, ia memiliki cerita di saat menumpangi sebuah angkot (angkutan kota). Saat itu, ia ingin menuju ke rumah temannya. Sebelum sampai ke tujuan, ia bertemu seorang wanita jualan keripik ubi pedas, di dalam angkot itu. Singkat cerita, ia langsung membeli keripik ubi pedas yang dijual dengan wanita tidak dike-

nal. Padahal, ia hanya mengantongi uang sekitar Rp 25 ribu plus untuk ongkos angkot. Dengan uang secukupnya itu, ia hanya mendapatkan sekitar delapan bungkus keripik ubi pedas. “Saat itu, saya mencoba meminta alamat penjual keripik ubi pedas itu,” katanya, mengingat masa lalunya di dalam angkot tersebut. Sesampai di rumah temannya, ia langsung menawarkan keripik ubi pedas yang dibelinya. “Enak juga keripiknya. Tika jualan keripik ya. Maulah pesan keripiknya,” sebut yang ditirukan temannya pada saat itu. Dengan adanya pesanan keripik tersebut dari temannya, Tika langsung mencari tahu keberadaan ibu penjual keripik ubi pedas itu. “Saya langsung mencari tahu sesuai alamat yang ada. Alhamdulillah. Akhirnya ketemu juga alamat ibu itu. Di sana, saya langsung pesan keripik ubi pedas sesuai pesanan teman,” terangnya. Ia sangat bersyukur sekali, mendapat keuntungan walau-

pun sedikit dari jualan keripik ubi pedas. “Saat itu, saya hanya beli keripik pedas. Setelah sampai di rumah, saya bungkus keripik itu menggunakan kantong gula. Dan itu, saya jual ke warung hingga ke teman,” cerita Tika. Di bulan pertama, ia telah mendapat omzet sekitar Rp 250 ribu dari hasil menjual keripik ubi pedas. Di bulan keduanya, omzetnya bertambah menjadi sekitar Rp 1,5 juta. Karena saat itu, ia banyak mendapat pesanan keripik ubi pedas, baik di warung maupun dengan teman sekitarnya. “Di bulan ketiga, omset saya terus bertambah menjadi sekitar Rp 15 juta. Saya sangat bersyukur sekali. Karena, semakin lama, omset saya terus bertambah,” ucap syukurnya. Dengan bertambahnya omset yang diperoleh, Tika terus bertahan untuk berjualan keripik pedas tersebut. Dengan bertahannya menjual keripik pedas, ia mengalami penurunan penjualan. Setiap titipan keripik pedas di warung,

selalu menjadi retur alias tidak laku. Ini dirasakan dengan temannya yang menjadi pelanggannya. “Kenapa keripik pedasnya sudah tidak enak lagi seperti biasanya,” ucap kritikan dari pelanggannya. Dengan itu, ia hanya berdiam dan bertanya-tanya. Ternyata, pada waktu itu, harga cabai di pasar mengalami kenaikan. Adanya itu, biasanya menggunakan cabai

basah menjadi cabai kering. Membuat cita rasa keripik menjadi berbeda. “Saya sudah tahu seperti itu. Langsung mengambil kesimpulan untuk berhenti berlangganan. Karena, saya beli keripiknya langsung bayar kontan. Kalau ini saya lanjutkan, pasti akan rugi,” terangnya. Sejauh ini, ia langsung berpikir membuat yang bisa menghasilkan uang untuk pertahankan ekonomi di rumah tang-

ganya. Padahal, suaminya (Sudarsono) bekerja. Tapi, ia tetap membantu suaminya mencari uang dengan berjualan. Tahun 2004 akhir lalu, ia mencoba membuat kue basah yaitu kue epok-epok. Kue tersebut ia titipkan di tiga warung yang dekat rumahnya. Setiap warung, ia titipkan 40 kue epokepok yang isinya kentang, wortel dan ayam. “Pada saat itu, harganya hanya sekitar Rp 400 per kue. Tapi, saya tidak hanya cukup berhenti di situ saja. Saya harus belajar membuat jenis kue lainnya,” ungkap Tika. Untuk belajar membuat jenis kue lainnya, ia langsung membeli buku resep berbagai jenis kue di satu swalayan di Tanjungpinang. “Di situlah saya belajar membuat kue risoles dan kole-kole. Hasil buatan saya berhasil sesuai harapan,” terangnya. Setelah berhasil membuat tiga jenis kue tersebut, Tika langsung menawarkan kuenya di perkantoran swasta hingga pemerintahan.

“Awalnya, saya hanya dapat pesanan 50 kotak. Dalam satu kotak berisi tiga jenis kue plus air minum mineral. Saya berikan harga Rp 5.000 per kotak. Semua ini, saya didampingi dengan suami (Sudarsono) tercinta,” terangnya. Lama kelamaan, pesanan terus bertambah. Sampai sekarang, Tika selalu mendapat pesanan sekitar 700 hingga 1.00 kotak. Saat ini, ia telah memiliki outlet baru yang diberi nama Citra Sari yang beralamat di Jalan Soekarno-Hatta Tanjungpinang. Sebelumnya, ia membuat kue hingga masyarakat melakukan pemesanan di rumahnya di Jalan Delima Nomor 78, Tanjungpinang. “Semua ini, bagaimana kami bisa memberikan pelayanan yang bagus dan menjaga kualitas kue. Saya yakin kalau punya produk bagus, orang pasti suka dengan kita. Kita harus berusaha sebagus mungkin. Tantangan terberat, pada diri sendiri. Kita harus melawan malu,” saran Tika. (andri dwi s)

Apel Bakteri Masih Dijual Pedagang Belum Dapat Surat Imbauan

Pemko Belum Terapkan Lelang Jabatan

DESI-INDRA, Tanjungpinang KEPALA Dinas Kesehatan Pemko Tanjungpinang Rustam menyebutkan, apel berbakteri asal Amerika Serikat sudah tak ada lagi di Tanjungpinang.

BACA HALAMAN 2

SOSOK

Kartika Kusumastuti

Si Penjual Keripik Pedas Beromzet ”Pedas” SOSOK Ir Kartika Kusumastuti yang sudah tidak asing lagi di kalangan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), baik di Bintan maupun Tanjungpinang.

Pagi Ini Trio Macam Goyang Lapangan Dewa Ruci

Penasaran Makanan Khas Tanjungpinang

BACA HALAMAN 12

KEPRI MUDA Dialah Syarifah Maimunah

Mahir Baca Alquran dan Syair Gurindam 12

Kartika Kusumastuti bersama suaminya Sudarsono.

F-YUSFREYENDI/TANJUNGPINANG POS

SENYUM : Personel Trio Macan tiba di Bandara RHF Tanjungpinang, Sabtu (31/1) siang. Mereka langsung senyum menyapa para fansnya.

SYARIFAH Maimunah, (17) siswa Madrasah Aliyah Negeri Tanjungpinang, boleh dikatakan memiliki multi talenta.

BACA HALAMAN 3

TANJUNGPINANG - Tiga p e r sonel T r i o Macan Lia, Chacha dan

Dara akan menghibur ribuan peserta Jalan Santai Napak Tilas dalam rangkaian peringatan Hari Pers Nasional 2015 di lapangan

Dewa Ruci Tanjungpinang, Minggu (1/2) pagi ini pukul 06.00. Personel Trio Macan sudah tiba di Tanjungpinang, Sabtu (31/

BACA HALAMAN 2

Sengketa Lahan Jadi Masalah

ANDRI, Tanjungpinang BERBINCANG dengan Kepala BPPTPM Kota

Tanjungpinang Tengku Dahlan, diketahui ternya-

ta sengketa lahan banyak juga yang menghambat proses perizinan. Kadang, bangunan sudah jadi dibangun. Ketika hendak mengurus IMB, pihak lain datang dan mengaku sebagai pemilik lahan. Pihak BPPTPM pun tidak bisa berbuat banyak. Mereka tak mu-

BACA HALAMAN 2

1) siang. Personel Trio Macan tiba di Bandar Raja Haji Fisabilillah

Ketika Pengurusan IMB Sering Terhalang Banyak keluhan tentang Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPTPM) Kota Tanjungpinang. Salah satunya tentang pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Apa saja kendalanya?

TANJUNGPINANG - Hingga, Sabtu (31/1) lalu, belum ada keputusan apakah pelantikan pejabat Eselon II Pemko Tanjungpinang yang akan dilantik menggunakan sistem lelang atau tidak. Sebab, Kemenpan RB belum memberikan jawaban kepada Pemko Tanjungpinang terkait teknis sistem lelang jebatan tersebut. Sekdako Tanjungpinang Riono yang mengurusnya ke Jakarta belum mendapatkan hasil hingga kemarin. “Bagian ASN (Aparatur Sipil Negara) belum memberikan jawaban,” ujar Riono via ponselnya, kemarin. Padahal, pelantikan pejabat II, III dan IV di lingkun- Riono MSi gan Pemko Tanjungpinang rencananya dilakukan, Rabu (4/2) ini.

ngkin mengeluarkan izin karena masih sengketa. "Sekitar 5 persen dari jumlah yang mengajukan izin, masalahnya sengketa

BANGUN : Seorang pekerja memasang tiang gedung.

BACA HALAMAN 2

F-DOK/TANJUNGPINANG

WEBSITE: www.tanjungpinangpos.co.id

cmyk

EMAIL: redaksi@tanjungpinangpos.co.id

ADD US ON FACEBOOK Tanjungpinang Pos

FOLLOW US ON TWITTER @TgpinangPos


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.