Hujan Deras, 900 Orang Tewas...
Baca halaman 6 SENIN 2 AGUSTUS 2010 NO. 255 TAHUN XXIV TERBIT 20 HALAMAN
Rp 1.000
LANGGANAN/PENGADUAN: (031) 8479555 ALAMAT REDAKSI/IKLAN/SIRKULASI: JL. RUNGKUT INDUSTRI III NO. 68 & 70 SIER SURABAYA
• TELEPON (031) 8419000 • www.surya.co.id
Arema Gagal Double Winner surya/erfan hazransyah
KARTU MERAH - Wasit Jimmy Napitupulu menjatuhkan kartu merah kepada pemain Arema M Noh Alam Shah, Minggu (1/8).
SOLO - SURYA Ambisi Arema Indonesia mengawinkan gelar juara Liga Super dengan Piala Indonesia gagal menjadi kenyataan. Ini setelah di laga final Arema kalah 1-2 (0-0) dari Sriwijaya FC. Gol kemenangan Sriwijaya FC pada pertandingan di Stadion Manahan
Solo, Minggu (1/8) malam dicetak Keith Kayamba Gumbs menit ke48 dan Pavel Solomin menit ke-79. Satu-satunya gol Arema dilesakkan M Ridhuan menit ke-72. Laga yang disaksikan sekitar 30.000 penonton dan mayoritas Aremania ini sempat terhenti sekitar
satu jam. Penghentian ini terjadi ketika pertandingan akan masuk ke babak kedua, setelah Kapolda Jateng, Irjen (Pol) Alex Bambang Riatmodjo meminta wasit Jimmy Napitupulu diganti. ■ KE HALAMAN 11
Pendukung Ridho Cukur Gundul
► Yakin Menang Coblos Ulang
► Suara CACAK Bertambah
Dikaji, Rp 1 Juta Jadi Rp 1.000
SURABAYA - SURYA MESKI belum ada keputusan KPU Surabaya tentang hasil pemungutan suara (coblosan) dan perhitungan ulang pemilihan wali kota, namun sekitar seratus pendukung cawali-cawawali Tri Rismaharini-Bambang DH (Ridho) sudah mencukur gundul kepalanya. Peristiwa gundul rame-rame itu terjadi di daerah Bulak Banteng, Kecamatan Bulak, Surabaya, Minggu (1/8) sore. Pendukung fanatik Ridho itu sangat yakin calon yang mereka dukung memenangkan pemilihan ulang. Ada sekitar seratus warga yang nekat menghabisi rambutnya sampai pelontos. Mereka kebanyakan berusia 30 tahun ke atas. Aksi mereka semakin antusias ketika cawali yang diusungnya Tri Rismaharini menyempatkan hadir di tengah-tengah mereka. Kepada pendukungnya, Risma menyatakan rasa syukur atas kemenangannya. Menurut Risma, hasil pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) Surabaya ini benar-benar suara rakyat. Karena itu ■ KE HALAMAN 11
► BI Bahas Redenominasi Rupiah JAKARTA - SURYA Pernahkah Anda membayangkan untuk menerima gaji sebesar Rp 1.500 per bulan? Ya, jika saat ini gaji Anda sebesar Rp 1,5 juta, kemungkinan besar hal tersebut akan terjadi kira-kira lima tahun mendatang. Pasalnya, pihak tribunnews Bank Indonesia (BI) tengah Darmin Nasution melakukan pembahasan internal untuk dapat melakukan redenominasi. Redenominasi adalah pengurangan nilai pecahan tanpa mengurangi nilai uang tersebut. Kasarnya, ■ KE HALAMAN 11
Shanty
surya/sugiharto
SEMENTARA UNGGUL - Cawali Surabaya yang diusung PDIP, Tri Rismaharini (tiga kanan) berpose bersama pendukungnya usai dicukur gundul di Posko pemenangan di Jl Bulak Banteng Kidul, Surabaya, Minggu (1/8). Pasangan Risma-Bambang DH untuk sementara unggul di sejumlah kecamatan yang dilakukan pemilihan ulang.
Risma Ikut Pengajian, Arif Memilih Wiridan SURABAYA - SURYA Minggu (1/8) kemarin, bisa jadi hari yang paling mendebarkan bagi dua kandidat calon Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Arif Afandi. Pasalnya, peluang mereka untuk memenangkan pemilihan wali kota sama besarnya. Tri Rismaharini yang di pemilukada pertama 2 Juni lalu unggul, tetap berpeluang mempertahankan keunggulannya. Begitu juga dengan
Arif Afandi yang masih bisa mengejar selisih suara dari Risma. Di hari penentuan ini, aktivitas keduanya lebih banyak diisi dengan hal-hal santai dibandingkan ikut hiruk pikuk pemilihan. Kebetulan, keduanya tidak ikut mencoblos karena tempat mereka menggunakan hak suaranya tidak masuk dalam wilayah yang diulangi. Pagi setelah melayani wawancara dengan wartawan di rumahnya
Perumahan Wiyung Indah, Risma langsung menuju ke tempat pemakaman umum di daerah Tenggilis, Surabaya untuk nyekar almarhumah ibunya. Bukan karena hari itu dia harus ‘bertarung’ memperebutkan kursi wali kota yang menjadi alasan Risma ke makam ibunya, tapi kebiasaan itu sudah bertahun-tahun dilakoninya.
Kapendam hanya menyebutkan bahwa para pelaku yang terdiri sedikitnya 30 orang itu masih misterius. “Siapa pelakunya masih misterius, kami masih melakukan penyelidikan,” ujar Kapendam Achmad Mulyono, Minggu (1/8). Kapendam mengaku masih kesulitan untuk mendapatkan saksi mata kejadian pengeroyokan itu.
H
ABIS sudah masa emas Shanty di dunia hiburan. Minggu (1/8), penyanyi bernama lengkap Annissa Nurul Shanty Kusuma Wardhani Heryadie itu pamit. Dia tidak akan berjingkrak-jingkrak lagi di panggung. Shanty mundur, padahal dia masih berkilau. “Dengan ini saya juga mengucapkan pamit dari dunia entertainment. Ini sudah kesepakatan bersama. Sudah dipikirkan matang,” kata Shanty saat pesta pernikahannya dengan Sebastian Paredes, di Hotel Salabintana, Sukabumi, Jawa Barat.
■ KE HALAMAN 11
Penganiaya 5 Anggota TNI Misterius SURABAYA - SURYA Peristiwa penusukan dan pengeroyokan terhadap lima anggota TNI di Terminal Bungurasih, Jumat (30/7) malam, masih tanda tanya. Kapendam V/Brawijaya Letkol (Inf) Achmad Mulyono belum bisa memberikan penjelasan dengan alasan kasus penganiayaan itu masih dalam penyelidikan.
Menikah, Pamit dari Jagat Hiburan
Hampir sebagian besar saksi takut dimintai keterangan. “Permasalahannya sekarang, saksi yang tahu kejadian itu tidak ada yang mau untuk dimintai keterangan karena mereka takut,” ujarnya. Saksi ini perlu sekali, lanjut Mulyono, karena pihaknya tak ingin kasus
Sebastian Paredes adalah warga Ekuador yang bekerja di Indonesia. Pria tersebut pernah menjabat Direktur Utama Bank Danamon, dan mengundurkan diri pada 25 Januari 2010. Tidak sayangkah Shanty dengan apa yang sudah didapatnya melalui peluh
■ KE HALAMAN 11 ■ KE HALAMAN 11
grafis: surya/yusuf
kapanlagi
Kebakaran Gudang Tiner di Jl Karang Asem Surabaya
Dianggap Gagal Dikira Selamat, Kakak Beradik Ternyata Tewas Terbakar
B
aru dua minggu kerja, Cak Kodir, tetangga Tole, dipecat. Padahal, sebagai satpam dia sudah menjalankan prosedur pemeriksaan bagi yang keluar dan masuk perusahaan. Memang, ada satu pria yang selalu muncul dengan mendorong satu kereta sorong penuh dengan koran. Cak Kodir sudah memeriksa, tidak menemukan barang yang mungkin dicuri di antara lipatan atau bungkusan koran. Hingga dua minggu kemudian, supervisor mendatanginya. "Kamu dipecat,” kata supervisor dengan geram. “Selama dua minggu ini perusahaan kehilangan 14 kereta sorong.” ■ cak sur
Kebakaran yang meludeskan home industry di Jl Karang Asem IV No 19 E Surabaya, Sabtu (31/7) sore, ternyata menelan dua nyawa. Padahal, saksi mata sebelumnya mengaku melihat korban yang tak lain kakak beradik itu sudah keluar dari gudang pengoplosan tiner tersebut. WIWIT PURWANTO SURABAYA surya/sugiharto
TERPANGGANG - Polisi mengevakuasi jenazah korban kebakaran di gudang tiner Jl Karang Asem, Surabaya, Minggu (1/8).
T
UBUH kakak beradik yang merupakan pegawai home industry tersebut, dite-
mukan petugas gabungan Tim Labfor Polri Cabang Surabaya dan Polrestabes Surabaya saat melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara), Minggu (1/8). Saat ditemukan, kondisi
mayat yang diketahui bernama Susanto, 26, dan Tatak, 27, asal Dusun Tawang Sono, Desa Sumber Bendo, Saradan, Madiun, sudah sulit dikenali. Pakaian yang dikenakan lengket dengan tubuhnya yang terpanggang. Bahkan saat petugas hendak mengambil dompet korban untuk mengetahui identitasnya saja kesulitan. “Dompetnya sudah menyatu dengan tubuhnya, jadi sulit diambil,” kata petugas olah TKP.
Kedua korban ini setiap hari tidur di dalam gudang sekaligus tempat produksi tiner oplosan milik pasangan suami istri Feri dan Lili itu. Sedangkan karyawan lainnya, Catur, 26, yang biasanya juga tidur di gudang tersebut, saat kejadian sedang keluar. Berdasarkan olah TKP kemarin, diduga kuat saat kejadian kedua korban sedang berada di dalam ruangan tempat ■ KE HALAMAN 11