Indesign indonesia #11/2015

Page 61

luminaryindesign

" Pada saat itu, saya banyak mendapat pengaruh dari arsitek modern seperti Le Corbusier, Oscar Niemeyer, Marcel Breuer, atau Mies Van der Rohe." harjono Sigit

jauh lebih tinggi. Eksplorasi struktur yang pernah dilakukannya adalah Jenis adalah cangkang konoida (conoidal shell), yang pernah digunakan sebagai pintu masuk (entrance gate) pada Gedung Kantor Direksi Perhutani Divisi Regional Jawa Timur (1972). Reputasinya sebagai arsitek yang piawai mengolah bentuk dikuatkan oleh kemampuannya merekayasa struktur bangunan. Seperti arsitek Mexico, Felix Candela, Harjono juga mengulik struktur dan material beton bertulang. Selain itu, ia juga arsitek yang selalu rasional dalam mengambil keputusan. Salah satu contohnya adalah membuat kolam renang di atas Pasar Atum sebagai cadangan air bila terjadi kebakaran dan memang tidak ada fasilitas kolam renang di sekitar pasar dalam radius beberapa kilometer. Karya lain yang menonjol adalah Gedung Pusat Penelitian Semen dan Auditorium milik Semen Gresik. Gedung ini adalah karyanya tepat setelah lulus sarjana dan selesai dibangun tahun 1965. Yang menarik dari gedung ini adalah randangan busur beton yang juga terinspirasi dari desain Le Corbusier untuk Palace of the Soviets tahun 1928. Harjono kemudian mengambil DNA desain busur beton ini tidak hanya untuk tampilan eksterior semata, tetapi juga sesuai dengan kebutuhan sebuah auditorium besar yang membutuhkan perhitungan struktur akurat. Untuk seorang arsitek muda, desain gedung ini adalah sebuah pertaruhan yang berani. Sentuhan arsitek modern yang sangat kental berhasil dibuatnya terasa familiar dengan konteks lingkungannya. Komposisi yang terjaga, proporsi yang sangat diperhitungkan, dan juga komposisi dua balok masa yang tidak menjadi asing dalam konteksnya menjadi kualitas yang selalu bisa ditemukan dalam karyanya. Gedung karya Harjono Sigit memang telah dimakan waktu dan tidak lagi memiliki pesona yang memukau.

Penggunaannya pun telah surut sejalan dengan perubahan era. Namun, untuk khasanah arsitektur Indonesia, karya-karyanya sangat layak untuk ditinjau kembali untuk melihat bagaimana kesabaran dan kesadaran seorang arsitek muda di masanya berhasil mempertemukan gagasan modern menjadi bangunan yang membumi. Gedung Laboratorium Penelitian Kimia di Jagir, Kantor Penggilingan padi PT Mentras di Pasuruan, dan guest house Perhutani di Jatirogo adalah beberapa proyek Harjono yang menarik untuk dipelajari kembali. Prinsip-prinsip arsitektur tropis terasa menjadi bagian inheren dari desainnya. Seluruhnya diramu dan menjadi satu persembahan desain yang tidak hanya memenuhi fungsi, tetapi juga memberikan ruang dengan kualitas yang ikut membangun citra institusi serta pemahaman publik. Saat ini gedung-gedung karya Harjono Sigit telah usang dan jelek karena waktu serta kehilangan konteksnya sejalan dengan perubahan fungsi. dalam katalog pameran karya Harjono Sigit, Farid Rakun menuliskan; Saya melihat sebuah potret tentang arsitektur yang sudah (berhasil) terlupakan. Ada kebebasan dan kejujuran di sana. Suasana berubah dari formal menjadi informal. Beton pun mencair, tidak selamanya harus kaku. Yang bertele-tele menjadi lugas, guna menjadi jujur. Sebagai konsekuensinya yang cantik memang menjadi jelek, tetapi saya pribadi nyaman pada yang jelek dan tidak melulu menggoda. Ketika hasrat bisa diredam, saya bisa lebih bercanda.

HARJONO SIGIT 1964 Lulus Technische Hoogeschool te Bandoeng. 1964 Mendirikan Biro Konsultan CV Bina Wisma. 1964 Menjadi anggota tim formatur Panitia Pendirian Fakultas Teknik Arsitektur ITS. 1964- Dosen tetap Jurusan Arsitektur FTSP-ITS, 2005 Surabaya. 1965-69 Bekerja untuk Biro Teknik Ir. Soendjasmono. 1965 Merancang Gedung Pusat Penelitian Semen dan Auditorium Semen Gresik. 1967 Merancang Gedung Laboratorium Penelitian Kimia, Jagir. 1970-74 Dekan Fakultas Teknik Arsitektur ITS, Surabaya. 1970 Mengikuti kursis singkat STAGE di Perancis. 1971 Mendirikan FGD (Fachroeddin Goenadi Harjono). 1972 Mengerjakan Balai Kota Samarinda dengan CV Aji Jaya. 1972 Guest House Perhutani di Jatirogo. 1974-76 Pembantu Rektor II, ITS, Surabaya. 1974 Menulis buku Struktur dan Utilitas (Fakultas Teknik Arsitektur ITS). 1975 Menulis buku Ekonomi Teknik (terjemahan) (Fakultas Teknik Arsitektur ITS). 1977 Merancang bangunan Pasar Atum. 1982-86 Rektor ITS, Surabaya. 1990 Merancang Gedung UNIPA, Waru, Sidoarjo. 2001 Merancang Gedung Operasi Mata Rumah Sakit Mata Undaan, Surabaya. 2005 Purna tugas sebagai pengajar di ITS 2007 Mengajar pada Pendidikan Profesi Arsitektur ITS

Harjono Sigit

indesignlive.co.id

59


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.