Indesign indonesia #11/2015

Page 1

ÂŽ

BBDO Wanaka House Harjono Sigit The Porter 171 Collins Street Freemantle House issue 11. 2015


152


indesign

1


2

welcomeindesign

letter from the editor issue 11, 2015

Kekuatan desain bisa membangun mental, mendorong perubahan, atau hanya sekadar menjadi kenangan indah di ingatan penikmatnya. Selalu ada cerita, pemikiran, dan gejolak perasaan yang kemudian bertemu dengan aspek teknis dan ekonomis menjadi satu karya yang memiliki nilai dan mendapatkan apresiasi dari orang. Desain itu sendiri juga sebuah perjalanan yang terlalu indah untuk dilupakan. Proses tumbuh menjadi entitas baru yang tidak lagi hanya dinikmati desainernya, tetapi telah muncul di tengah publik dan menjalankan perannya. Proses menjadi kata dasar yang kembali mengingatkan kami ketika Singaplural 2015 memilihnya menjadi tema besar. Proses ini pun membutuhkan komitmen, passion, dan juga semangat untuk bisa menikmati kemenangan-kemenangan kecil hingga selesai. Kehilangan beberapa tokoh dalam dunia kreatif yang berhubungan dengan desain akhir-akhir ini membawa kesedihan mendalam. Namun, semangat dan karya mereka telah menjadi harta peninggalan yang sangat berharga. Saatnya obor semangat diserahkan kepada generasi yang lebih muda agar desain selaku dihargai sebagai aspek penting dalam kehidupan. Beberapa nama yang telah pergi di antaranya Michael Graves, Frei Otto, Sir Ian Athfield, Jaya Ibrahim, dan Jacob Jensen, dan masih banyak lagi telah meninggalkan banyak karya dan semangat. Tidak hanya arsitek atau desainer, seniman Didi Petet juga telah meninggalkan legacy untuk dunia desain Indonesia. Perjuangannya mewujudkan Indonesia Pavillion di World Expo 2015 di Milan membukakan mata untuk lebih semangat dan berkarya dengan sepenuh hati. "Design is a legacy".

Sunthy Sunowo - managing Editor

indesignlive.co.id



4

contentindesign

2015

Issue 11 regulars

portfolio

013 EVOLVE Berita-berita seputar orang, tempat, produk, teknologi, dan gelaran

COMMERCIAL

051 FUSE Perubahan teknologi dan metoda baru di proyek karya David Morgan. 056 INDESIGN LUMINARY Harjono Sigit dan perjalanannya mengulik ruang dan fungsi 061 All In the Family Keluarga di balik brand Apaiser

066 Compulsive Production, karya Matt Gibson Architecture +Â Design 074 171 Collins Street, karya Bates Smart, Geyer 090 BBDO Indonesia Head Office, karya Delution Architect 094 Foresta Business Loft, karya Aboday Architect Hospitality

119 PULSE David Adjaye menerjemahkan arsitektur nusantara ke dalam bahasa internasional

099 The Porter, karya Gensler

119 SUSTAIN Masayo Ave dengan pendekatan pendidikan desain "Many Ways of Seeing"

104 Freemantle House, karya Pendal and Neille dengan Rebecca Angus, Jonathan Lake Architects

122 PS Gedung balai kota dan bekas pengadilan tinggi di Singapura dikonservasi dan dialihfungsikan menjadi National Gallery Singapore.

Residential

110 Wanaka House, karya RTA Studio

Cover Lapisan bangunan kedua yang muncul dari respon terhadap sinar matahari barat bisa ditemukan di proyek Foresta Business Loft 2 karya arsitek Aboday (lihat hlm. 094-097). Foto: Lindung Soemarhadi indesignlive.ASIA



6

directoryindesign Indesign Indonesia bisa didapatkan di KOTA-KOTA BESAR DI INDONESIA Majalah Indesign Indonesia terbit setiap empat bulan dan tersedia di agen-agen majalah serta toko buku di Pulau Jawa, Bali, dan kota besar di Indonesia. Untuk berlangganan bisa menghubungi MPG Media Publishing atau mengirimkan email ke indesign.indonesia@mpgmedia.co.id

OBC Bega bega.com 050 Decorintex decorintex.com 060 Homedec homedec.co.id 003 Indogress indogress.com 073 Design Week 3.1 iai-jakarta.org 009 Kokuyo kokuyo.com 010 Luxuria Home&Property luxuriahomenproperty.com 012 Nippon Paint Young Designer Awards npyda-indonesia.com 011 Milan Ecowood milanecowood.co.id 022-23 MPG MEDIA mpgmediapublishing.com 035 Playpoint playpoint.asia 007 QS-tech qstech.co.id 005 Supellex supellex.co.id 098 The Big 5 Construct thebig5constructindonesia.com 118 Triennale Arsitektur UPH 2015 uph.edu/component/ wmevents/event IBC Toto toto.com IFC-001 Wisma Sehati/Axor wismasehati.com 008 Zeno zenoliving.net

indesignlive.co.id

Jakarta Bandung Semarang- Jogjakarta- Makassar Surabaya Malang- Denpasar Medan

Gramedia Kinokuniya Periplus Times Selected Hypermart Selected Carrefour Gramedia Books & Beyond Selected Hypermart Selected Carrefour Gramedia

Gunung Agung Aksara Books & Beyond TM Bookstore Selected Giant

Gramedia TB Uranus Books & Beyond Gramedia TB Toga Mas Gramedia Books & Beyond

Gunung Agung TB Toga Mas

Gunung Agung Toko Buku Djawa-Braga Selected Giant Gunung Agung

Gunung Agung Gunung Agung



8

Managing editor Sunthy Sunowo Editor Lisa Amelia

chairman & Inspiration-at-Large Julius Ruslan chief executive officer & group publisher Denise Tjokrosaputro

writer Farida Esti Language Editor Arisa Imandari editorial Assistant Yuli Yanti

Associate publisher Ferry Tanok Publishing Manager Rochmadonie Julianto

art director Citra A. Widyastuti HEAD of advertising Sales Natalia Marisa Wijaya natalia.wijaya@mpgmedia.co.id Traffic Executive Zayatri Novlesia zayatri@mpgmedia.co.id circulation Supervisor Nurmansyah Subscription Indra Aditya subscribermpg@gmail.com (62) 21 5366 7777 Contributing Writers Mark Scruby, Carly Barret, Andrea Stevens Contributing Photographers Christine Francis, Shannon Mcgrath, Peter Clarke, MurrayFredericks, Robert Frith (Acom), Lindung Soemarhadi, Fernando Gomulya.

Indesign Indonesia mengundang para pembaca untuk mengirimkan materi baik berupa tulisan maupun karya sebagai pertimbangan tim editorial. Materi dapat dikirimkan kepada bagian editorial Indesign Indonesia melalui email: Indesign. indonesia@mpgmedia.co.id atau indesignlive.co.id Indesign Indonesia diterbitkan di bawah lisensi dari Indesign Group Australia.

mpgmediapublising.com indesign indonesia Office PT MEDIA DESAIN INDONESIA Jalan Palmerah Utara 55 Slipi, Jakarta 11910 INDONESIA Telp. +62 21-5366 7777 Faks. +62 21-5366 6767

Disclaimer Artikel yang dimuat dalam majalah ini telah melalui proses editorial dengan melibatkan para ahli di bidangnya. Isi majalah ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan proses pemeriksaan dan pendapat para ahli, dan hanya berfungsi sebagai pengetahuan. Konsultasikan masalah-masalah yang Anda hadapi kepada ahlinya demi mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat dan akurat. Semua materi yang diterima akan menjadi hak milik kecuali ditetapkan lain, telah memiliki izin pemuatan foto dari pihak yang bersangkutan untuk digunakan sesuai keperluan. Hak Cipta & Izin Penerbitan Hak cipta dilindungi. Tidak ada bagian dari majalah ini yang diizinkan untuk dikutip ataupun diproduksi dalam format apa pun dengan atau tanpa sengaja tanpa izin dari perusahaan.



10

14 Best Pavilions in

World Expo 2015 10 Watches in

Baselworld 2015

Memphis is Back

plus Lasvit on Luxury 80 Years of Molteni Summer Readings

HOMES: Auckland, London, Singapore, Lisbon

CEO/Publisher Raj Nandan raj@indesign.com.au

Sales Director Marie Jakubowicz marie@indesign.com.au

Editorial Director & indesign editor Paul McGillick editor@indesign.com.au

Business Development Manager Dana Ciaccia dana@indesign.com.au

Assistant Editor Lorenzo Logi lorenzo@indesign.com.au EDITORIAL ASSISTANT Anna Guererro anna@indesign.com.au Philippa Daly philippa@indesign.com.au

Summer 2015 IDR 88,000 SGD 9.80 MYR 25 USD 8.80

Operations Manager Adele Troeger adele@indesign.com.au pa to publisher & Subscriptions Elizabeth Davy-Hou liz@indesign.com.au

Financial Director Kavita Lala kavita@indesign.com.au Business Manager Darya Churilina darya@indesign.com.au Accounts Gabrielle Regan gabrielle@indesign.com.au Vivia Felice vivia@indesign.com.au Events and Marketing Tegan Richardson tegan@indesign.com.au Angela Boustred angie@indesign.com.au Aniqa Mannan aniqa@indesign.com.au Olivia Kwarda Tuivaga events@indesign.com.au

senior Designer Frances Yeoland frances@indesign.com.au DESIGNER Alex Buccheri alex@indesign.com.au junior Designer James Mclaughlin james@indesign.com.au junior Designer & Advertising Traffic Kelsie Barley kelsie@indesign.com.au contributing dESIGNER Emma Duval PRODUCTION MANAGER Sophie Mead sophie@indesign.com.au Online Manager Radu Enache radu@indesign.com.au Online project manager Ramith Verdheneni ramith@indesign.com.au Web developers Ryan Sumners ryan@indesign.com.au

Indesign encourages readers to submit suitable work for consideration by the Editor. Editorial submissions are to be made out to the Editor at the Sydney office. Indesign magazine is published under licence by Indesign Group. Head Office Level 1, 50 Marshall Street Surry Hills NSW 2010 (61 2) 9368 0150 (61 2) 9368 0289 (fax) indesignlive.com Melbourne Suite 11, Level 1, 95 Victoria Street Fitzroy VIC 3065 (61) 402 955 538 Singapore 4 Leng Kee Road, #06–08 SIS Building, Singapore 149596 (65) 6475 5228 (65) 6475 5238 (fax) indesignlive.asia

All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system, transmitted in any form or by any other means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise. While every effort has been made to ensure the accuracy of the information in this publication, the publishers assume no responsibility for errors or omissions or any consequences of reliance on this publication. The opinions expressed in this publication do not necessarily represent the views of the editor, the publisher or the publication. Contributions are submitted at the sender’s risk, and Indesign Publishing cannot accept any loss or damage. Please retain duplicates of text and images. Indesign magazine is a wholly owned Australian publication, which is designed and published in Australia. Indesign is published quarterly and is available through subscription, at major newsagencies and bookshops throughout Australia, New Zealand, South East Asia and the United States of America. This issue of Indesign magazine may contain offers or surveys which may require you to provide information about yourself. If you provide such information to us we may use the information to provide you with products or services you have. We may also provide this information to parties who provide the products or services on our behalf (such as fulfilment organisations). We do not sell your information to third parties under any circumstances, however these parties may retain the information we provide for future activities of their own, including direct marketing. We may retain your information and use it to inform you of other promotions and publications from time to time. If you would like to know what information Indesign Group holds about you please contact Nilesh Nandan (61 2) 9368 0150, (61 2) 9368 0289 (fax), subscriptions@indesign.com.au, indesignlive.com




13

people places PRODUCTS events

up in lights Tahun ini festival Vivid Light mentransformasi Sydney menjadi sebuah wonderland dari karya-karya seni “light art�, instalasi inovatif, dan proyeksi berskala besar. MCA Projection mengajak audiens dalam perjalanan yang terintegrasi, berpindah dari satu ruang ke ruang lain dalam perpindahan fluks konstan. Sebuah kolaborasi antara seniman Jess Johnson dan perusahaan grafis dan proyeksi Australia, Spinifex, mengubah gedung MCA menjadi ruang pertunjukan dinamis dan interaktif, lebih hidup, mengubah penampilannya, bahkan terlihat mengubah struktur beberapa kali melalui penggunaan desain isometrik, permainan old school, buku 3D pop up, dan teknik forced perspective. Dari bab ke bab, Johnson dan Spinifex membangun drama dan emosi melalui animasi dan efek visual 3D yang mengajak pengunjung untuk mengalami perjalanan abstrak, emosional, dan menyenangkan melalui perubahan dunia secara konstan. [Teks: Philippa Daly] Jess Johnson jessjohnson.org Spinifex (61 2) 8332 1300 spinifexgroup.com Vivid Sydney vividsydney.com

Ide, peristiwa, dan produk mentransformasikan arsitektur dan desain

indesignlive.co.id


Hack Circus Ecology André Sampaio Kong Royal College of Art, London andrekong.com

lens to the future Bila masa depan pembangunan lingkungan berada di tangan arsitek tak kenal rasa takut lulusan Royal College of Art, André Sampaio Kong, fondasinya mungkin akan goyah. “Sebuah teater untuk kondisi pasca-tragis dari teknologi kapitalis yang tumbang,” demikian pemikiran Kong, yang mengacu pada Hack Circus, showcase karyanya yang baru-baru ini dinominasikan pada RIBA Silver Medal. “The Hack Circus adalah kritik dari teknologi saat ini, yang menutupi perubahan iklim nyata di balik kedok kontinum virtual tambahan yang tak kasatmata,” jelasnya. “Merespons pada kelompok pengawas ‘media-ted’ digital, Hack Circus mengusulkan sebuah komunitas yang berkelanjutan secara mandiri, radikal, dan sosial-liberal yang mendayagunakan dirinya pada ‘hardware’ yang telah ada, menyadap ‘alternatif’, membuka seluruh potensi dan mengeksplorasi di luar batas desain ekologi.” Memikirkan kembali peran teknologi dalam perkembangan lanskap desain yang begitu cepat, organis karya Kong—meski ekstrem—memiliki ide yang menunjukkan jenis pemikiran yang dibutuhkan untuk mempertahankan hubungan antara arsitektur, teknologi, dan lingkungan alam.


evolveindesign

Teks Anna guerrero

‘Floralia’ vase Eragatory eragatory.blogspot.be

Steel Construction Joint Prototype created by Arup Engineering (61 2) 9320 9320 arup.com

focus on form Seberapa penting bentuk dalam desain? 'Floralia', vas bunga karya Eragatory, menggunakan bentuk untuk menciptakan pergerakan, yang diatur melalui penggunaan 3D printing agar mencapai keselarasan antara fungsi, keindahan organik, dan estetika digital. Perusahaan teknik Arup mengambil konsep ini ke industri stage, menciptakan sambungan-sambungan kontruksi baja berbentuk cetak 3D yang dapat dipesan secara khusus untuk menghasilkan struktur yang lebih efisien, sebuah perkembangan yang percaya akan indikasi bahwa, “keseluruhan arah baru untuk penggunaan manufaktur aditif dalam bidang konstruksi dan teknik”. Untuk rancangan yang lebih detail, desainer Belanda Pepe Heykoop menjadikan area papa di Mumbai, India, menjalankan studionya dan mengajarkan masyarakat di sana bagaimana cara memproduksi desain berkualitas tinggi dengan material daur ulang dalam bentuk organik yang variatif.

Paper Vase Cover Pepe Heykoop & Tiny Miracles tersedia di Space Furniture spacefurniture.com.au

indesignlive.co.id

15


Biotope Bird Hide biotope.no

look TO NATURE “Arsitektur adalah alat untuk melindungi dan mempromosikan burung, satwa liar, dan alam,” demikian pernyataan Tormod Amundsen, Guru Arsitek dan CEO Biotope. Disebut sebagai perusahaan arsitektural Norwegia pertama dan satu-satunya yang mengkhususkan di bidang unggas dan pengamat burung, Biotope terlibat dalam proyek-proyek pro-alam termasuk birdhide, shelter, dan natural trail, serta mengadakan ekshibisi dan menyelenggarakan lokakarya pendidikan. Menggambarkan proyek Biotope yang berfokus pada “tantangan”, Amundsen menjelaskan bahwa filosofi perusahaannya adalah perkembangan yang memiliki kemampuan untuk menggunakan arsitektur dalam meningkatkan pemahaman dan pengalaman dari lingkungan alam. “Dalam banyak kasus, saya pikir arsitektur memungkinkan memberikan pengalaman bagi Anda yang lebih fokus daripada desain bangunan itu sendiri,” jelas Amundsen. Karena kami terus mengamati pertumbuhan konstan pada perkembangan lingkungan akibat meningkatnya populasi dan teknologi, Biotope menawarkan ide segar untuk memberikan—dan melihat—kembali ke alam.


evolveindesign

inspired by the earth Pertimbangan bagi lanskap alam dan penghuninya yang meningkat dengan teknologi baru untuk membuat desain berkelanjutan lebih layak, demikian juga alam yang memiliki kemampuan untuk menginspirasi arsitektur dan desain. Vo Trong Nghia Architects yang berbasis di Ho Chi Minh City mengeksplorasi konsep ini melalui Pavillion yang terinspirasi dari lotus bambu, yang didasari oleh keindahan dan siklus pertumbuhan bunga nasional Vietnam. Pada desain instalasi Bligh Tanner yang memenangkan penghargaan, strukturnya dirancang dengan inspirasi dari anatomi tubuh manusia, tepatnya koklea yang menggunakan Corten, baja nirkarat, dan batu untuk dasar desain yang kembali ke alam. Storage Guide baru dari Planex menyuguhkan furnitur kantor yang memfasilitasi instalasi penghijauan di dalam ruang, sedangkan produk Casamania menawarkan penghijauan dalam menciptakan meja dengan referensi subtil sebuah pedati.

The Storage Guide 3rd Edition Kini tersedia dari Planex Pictured ‘S-series’ Cabinet dengan Flox Planter Top planex.com.au

National Winner – Freefall Experience Design Ideas Competition Bligh Tanner Engineers blightanner.com.au

Vitnam Pavillion for Milan World Expo 2015 Lotus Inspired Design Vo Trong Nghia Architects votrongnghia.com

‘Dot’ Casamania tersedia di Cafe Culture Insitu cafecultureinsitu.com.au

indesignlive.co.id

17


‘Catalano’ Bench Lluís Clotet dan Oscar Tusquets (gambar bawah) untuk BD Barcelona Design bdbarcelona.com/en

‘Desert Mirage’ Eco-logical wool fabric atworkwithcamira.com

Carpet tiles TOLI tolifloor.com

cOLOUR IN Pada 1974 Lluís Clotet dan Oscar Tusquets menciptakan konsep bench ‘Catalano’, yang kemudian menjadi desain kunci untuk koleksi furnitur outdoor masa kini. Keberhasilan produk ini terletak pada aplikasi baja yang menciptakan estetika ergonomis tak tertandingi dan bentuknya yang tangguh. Dalam perayaan ulang tahun Catalano ke-40 tahun, Axalta Coating Systems menciptakan empat versi dengan warna pastel, untuk memberikan kehidupan baru bagi perayaan desain. Dalam hal memori dan persepsi, manusia sangat menerima warna. Bahkan, menggunakan warna untuk menghidupkan desain dan fotografi adalah teknik yang populer, seperti terlihat dalam kampanye produk terbaru dari At Work * With Camira, Nolan UDA, dan Pedrali.

‘Babila’ barstool Odo Fioravant for Pedrali pedrali.it


evolveindesign

‘Glaze’ Ross Gardam rossgardam.com.au

down time Pencahayaan merupakan alat esensial bagi desainer, yang memegang peranan dalam membuka, meningkatkan, atau membatasi suatu area fisik, dan menghasilkan suasana atau mood yang akan memengaruhi pengalaman sebuah ruangan. Lampu pendant memiliki potensi yang luar biasa untuk memenuhi kriteria tersebut, sekaligus menambah sentuhan karismatik pada skema desain interior. ‘Moulds’ Jan Plechac & Henry Wielgus for Lasvit lasvit.com

‘Maxiwood’ Glazed porcelain tile Improntaceramiche.com

‘Basket Lamp’

‘Beso’

Nendo nendo.jp

Adam Cruickshank adamcruickshank.com.au

indesignlive.co.id

19


Crystallize Exhibition Tokujin Yoshioka Museum of Contemporary Art Tokyo tokujin.com

contempLating atmosphere “Alam menyebabkan kita takjub akan sesuatu yang berada di luar imajinasi. Mungkin kita akan dibuat heran akan kekuatannya, merasakan kagum dan memujinya bersamaan terhadap keindahannya yang tak terduga. Apakah sebenarnya perasaan ini? Mengapa alam dapat membuat hati kita tergerak? Dan bagaimana kita merasakannya?” tanya Tokujin Yoshioka dalam pameran tunggalnya ‘Crystallize’ di Museum of Contemporary Art, Tokyo. Dengan iringan musik ‘Swan Lake’ dari Tchaikovsky, instalasi Yoshioka ialah hasil dari proses pertumbuhan formasi kristal yang hampir dari setengah tahun. Menggaungkan ide pemikiran ini, di sini kita dapat mengeksplorasi bagaimana cahaya, bentuk, dan warna dapat memengaruhi pengalaman ruang.

‘Fersa’ handles Mother of Pearl motherofpearl.com

‘Poly’ Pavilion ‘North’ floor lamp Eva Marguerre and Marcel Besau for e15 tersedia di Living Edge livingedge.com.au

Commissioned by Sherman Contemporary Art Foundation Project team: Tomek Archer, Toby Breakspear, Lucas Macmillan


evolveindesign

‘Timbre’ speaker Bruns Acoustics brunsacoustics.com

wooden narratives Kualitas luar biasa dari kayu ialah kemampuannya untuk menanamkan narasi ke dalam desain. Mengeksplorasi konsep ini, kami mengubahnya menjadi produk dan ruang untuk menanamkan emosi, mendefinisikan estetika, atau memiliki tujuan yang berkelanjutan. Dalam hal Bruns Acoustics: “Kami menggunakan kayu-kayu yang sudah runtuh akibat badai atau spesies kayu non-lokal seperti Camphor Laurel yang menjadi ancaman bagi hutan asli kami.” Untuk merek Jepang, Apato, meja balkon ‘Sky Deck’ merupakan desain pertama Torafu Architects untuk Ishinomaki Lab, sebuah komunitas workshop, dan diciptakan oleh penduduk Ishinomaki setelah kejadian tsunami 2011. Atau, pada kasus ‘Fred Table’ karya Adam Markowitz, desainnya direalisasikan setelah Markowitz belajar di Denmark, produk tersebut diberikan sentuhan sederhana modern dari master desain Denmark seperti Hans Wegner dan Finn Juhl.

‘Skydeck’ Torafu Architects’ untuk Ishinomaki Lab ishinomaki-lab.org

Garangula Gallery Timber dari Screenwood screenwood.com.au

‘Fred’ table Adam Markowitz Modern Times moderntimes.com.au

‘Klip’ Victor Carrasco untuk Viccarbe BW furniture bwfurniture.com

indesignlive.co.id

21


22

®

BBDO Wanaka House Harjono Sigit The Porter 171 Collins Street Freemantle House ISSUE 11. 2015 ISSN 2089-0656

INDONESIA

ISSUE 011

MOVERS & SHAKERS NONI PURNOMO | PETTER HENDRADY | SHINTA KAMDANI

SEPTEMBER-OKTOBER 2015

14 Best Pavilions in

World Expo 2015 10 Watches in

Baselworld 2015 FINE WATCHES WATCHES & WONDERS

Rio

Dewanto DEMI KOPI, GEMAR BERBISNIS, DAN JADI AKTIVIS

IDR 80.000 ISSN: 2354-6697 ISSN: 2354-6697

Memphis is Back

plus Lasvit on Luxury 80 Years of Molteni Summer Readings

HOMES: Auckland, London, Singapore, Lisbon

Summer 2015 IDR 88,000 SGD 9.80 MYR 25 USD 8.80


indesign

jakarta i singapore I hong kong

Photography Courtesy of Lindung Soemarhadi

Your Favourite Lifestyle, Travel, Jewellery, watches, Fashion, Property, Design Magazine is under one roof! www.mpgmediapublishing.com

available in

S U R FAC E

E D I T I O N

1 1 / 2 0 1 5

SOUTHEAST ASIA

ISSUE 28 JUNE/JULY 2015

T H E

D E F I N I T I V E

L U X U R Y

W A T C H

A N D

L I F E S T Y L E

LUXURY SGD 12.90 / USD 15 / HK 120 / RM 26.50 IDR 160,000 / PHP 600 / BHT 500

the

RELAUNCH ISSUE BVLGARI Roma 40

IDR 80.000

JASON WU

ISSN 208 –74766

9 7 7 2 0 87 476 0 0 9

AUDEMARS PIGUET a majestic complication HYT interview with vincent perriard CARTIER an evolution in concept, shape and design BELL&ROSS interview with carlos rosillo SEIKO when technology met horology

J O U R N A L

23

28


EMPOWERING DESIGN BUSINESS IN INDONESIA AND BEYOND Desain memiliki banyak bagian dari aspek signifikan dan menempatkannya sebagai hal paling penting. Inilah alasan mendasar “The Singapore Dialogue for Design� memulai diskusi dan memperkaya referensi

Kiri Budiman Hendropurnomo, Rafael David, Cosmas D. Gozali, Denise Tjokrosaputro, Michele Lee, Adelinah Chandra Rahardja, Joshua Simanjuntak, George Soo, Tan Kok Hiang, dan Michele Wooi

Bisnis desain di Indonesia sudah cukup berkembang namun baru mendapat perhatian pemerintah beberapa tahun belakangan. Di negara tetangga seperti Singapura, nilai desain dalam bisnis telah menjadi wacana konstan dan dianggap sebagai elemen penting dalam keberhasilan pertumbuhan ekonomi. Gagasan ini menarik perhatian The Singapore Dialogue pada desain tanggal 13 Januari 2015 lalu. Diselenggarakan oleh Indesign Indonesia serta didukung oleh Singapore Tourism Board dan Singapore Exhibition & Convention Bureau, diskusi panel setengah hari di Ballroom Pullman Hotel Jakarta ini menekankan pada subjek bagaimana memberdayakan bisnis desain di Indonesia. Acara ini juga sebuah awal menuju Singapore Design Week 2015 yang tumbuh lebih besar dan memperluas program ini untuk merangkul semua komunitas di industri desain Singapura. Bagi desainer Indonesia, acara ini memberikan platform yang baik agar pekerjaan mereka menjadi sorotan internasional selama acara berlangsung. Oleh karena itu, The Singapore Dialogue bermaksud mengadakan diskusi terbuka lebih dalam tentang bisnis di industri

desain dari perspektif yang berbeda: arsitektur, desainer interior, dan desain produk. Dua nama terkemuka dari Singapura bergabung dalam dialog ini untuk memberikan sudut pandang yang berbeda dari pengalaman mereka. Tan Kok Hiang adalah salah satu penerima President*s Design Award Singapore 2014 dan juga mentor, sementara George Soo adalah seorang desainer produk muda yang mulai menonjol dan dapat pengakuan di Singapura. Pemberdayaan adalah kata yang kuat untuk menambah rasa percaya diri bagi desainer dan arsitek untuk memulai bisnis dan cerdas memposisikan diri dalam konstelasi tanpa kehilangan karakter dan tidak pernah berhenti belajar. Perusahaan menengah di Indonesia mungkin perlu keberanian menggunakan strategi yang lebih baik untuk menyeimbangkan desain yang baik dan bisnis yang baik. Ini merupakan langkah penting agar unggul dalam persaingan bisnis. Sementara bakat baru harus memiliki keyakinan cukup untuk melalui dan menghadapi tantangan. [Teks: Sunthy Sunowo]

THE OPENING SPEECH Acara dimulai dengan pembukaan pidato dari Singapore Tourism Board yang diwakili oleh Ibu Michele Lee (Assistant Director of Exhibitions and Conferences, Singapore Tourism Board), dan dari MPG Media oleh Denise Tjokrosaputro (CEO MPG Media). Pada sambutannya, Ibu Michele Lee mengatakan bahwa ini adalah seri pertama dari The Singapore Dialogue di Indonesia dan berharap diskusi lebih lanjut dan mendalam ini dapat mendorong dialog dan kolaborasi dalam bisnis serta desain. Desain itu sendiri telah menjadi sektor kunci untuk negara-negara Asia. Acara seperti ini akan diadakan di kota-kota lain seperti Manila, Shanghai, serta Bangkok, dan telah digelar di Tokyo pada Februari lalu.

indesignlive.co.id indesignlive.co.id


evolveindesign

THE FIRST SESSION Bagaimana melihat sisi bisnis pada desain dan menperoleh lebih dari sekadar desain yang baik? Sesi ini dimulai dengan pandangan pribadi pada subjek berdasarkan proyek-proyek mereka. Hal ini dimaksudkan untuk memberi pandangan dari sudut pandang pembicara. Diskusi mengarah untuk memahami konsep desain yang baik dan bagaimana hubungannya dengan latihan yang baik. Persaingan antara pekerja juga sesuatu yang dianggap penting untuk membangkitkan benchmark. Tan Kok Hiang berbagi situasi di Singapura, di mana mereka memiliki kompetisi yang baik, penuh bakat, dan kehadiran banyaknya konsultan desain. Ini menjadi referensi yang baik bagi perusahaan di Indonesia ketika mereka ingin memperluas bisnis. Di Indonesia, kita harus menciptakan situasi kondusif untuk mendorong kesadaran supaya dapat melakukan desain dengan baik. Dia bahkan berbicara tentang kebutuhan untuk memelihara bakat muda agar tercipta siklus regenerasi yang baik. Berbicara tentang atmosfer lokal dalam pertumbuhan bisnis di desain, harus menyebutkan Asean Free Trade Agreement 2015 (AFTA 2015). AFTA 2015 mendatang akan langsung memberikan efek. Ahli dari negara tetangga akan bebas datang ke Indonesia, sementara pada saat yang sama, profesional desain Indonesia juga akan dapat secara bebas memperluas jejak mereka di kancah internasional dan membawa desain Indonesia ke luar negeri. Di sisi lain, apresiasi dari para pemangku kepentingan dan masyarakat pada umumnya belum dioptimalkan. “Kadang-kadang ada orang-orang memiliki uang tetapi tidak dengan pengetahuan arsitektur yang berkelanjutan atau sesuai untuk kota mereka sendiri,” kata Tan Kok Hiang. Dia benar-benar percaya bahwa kesepakatan akan membuka profesi dan mendorong meningkatnya bisnis baru. Dalam hal kritikus, pembicara percaya bahwa rekan arsitek mereka adalah yang terkuat dan kritis. Rahasia menjaga perusahaan selama lebih dari 20 tahun adalah cerita yang dibagi Budiman kepada khalayak. Ia cukup percaya diri untuk mengatakan bahwa “konsistensi” dalam menjaga bisnis yang baik adalah upaya terberat di negeri ini. Menurutnya, pemerintah harus mendukung ide-ide ini dengan menyelenggarakan kompetisi terbuka. Saat ini, pemerintah hanya terbuka untuk short-selected list dan bermitra dengan perusahaan sebagai hadiah. Diskusi panel juga setuju pada promosi publik dan acara regional seperti Singapore Design Week merupakan platform yang sempurna untuk meningkatkan kesadaran publik. Acara semacam ini tidak hanya memperluas pengalaman, tetapi juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan desainer lain, mempelajari tren mendatang, dan ambil peluang dalam industri desain sebagai persiapan brilian menuju AFTA 2015.

indesignlive.co.id

THE SECOND SESSION Pada sesi kedua kita memiliki jajaran pembicara yang menarik; Cosmas D. Gozali (Principal of Atelier Cosmas Gozali), Joshua Simandjuntak (Principal of Karsa Desain), dan George Soo (Pendiri FLIQ) membahas “Pemberdayaan Kewirausahaan dalam Bisnis Desain”. Sesi kedua ini masih dimoderatori oleh Rafael David (Principal of Aboday Design) dan lebih fokus pada kewirausahaan. Isu yang diangkat AFTA 2015 mendatang adalah yang mendasari pembicara berbagi apa yang mereka percaya untuk menghadapi tantangan. Joshua menekankan pada pemahaman pasar dan meningkatkan infrastruktur. Sementara Cosmas percaya bahwa konsistensi untuk membuat desain yang baik tanpa terperangkap dalam pencarian berorientasi uang adalah fondasi untuk pengusaha yang kuat. Di sisi lain, memperoleh kesadaran masyarakat juga penting. Memulai bisnis membutuhkan keberanian, situasi mungkin tidak semua menguntungkan, tetapi mengambil risiko adalah apa yang membuat seorang menjadi pengusaha. Semua jenis saran, wawasan, dan cerita orang lain akhirnya akan mendatangkan keberanian untuk memulai dan bergerak maju dengan pikiran yang kuat untuk konsisten.

indesignlive.co.id

Supported by

In association with

indesignlive.co.id

25


JOURNEY OF SINGAPORE DESIGN Singapura telah melalui lima puluh tahun perjalanan desain dengan mencatat begitu banyak peristiwa penting. "Celebrating design" kini menjadi tema perjalanan seputar acara-acara desain di bawah payung Singapore Design Week 2015 Di edisi kedua dengan versi lebih panjang dan lebih luas ini, Singapore Design Week 2015 yang diselenggarakan 10 sampai 22 Maret 2015 lalu semakin kuat dengan banyaknya variasi kegiatan dan program. Getaran energi kreatif begitu kuat dan menarik ketika melihat daftar agenda tahun ini. Singaplural menjadi acara utama dengan twist yang memberikan spektrum berbeda pada dua pameran perdagangan utama Maison&Objet Asia 2015 dan International Furniture Fair Singapore 2015 yang diselenggarakan bersamaan dengan ASEAN Furniture Show, The DÊcor Show, dan Hospitality 360°. Tahun ini Singapore Design Week 2015 memiliki makna yang lebih dalam, karena turut merayakan desain di Singapura setelah 50 tahun merdeka. Lima puluh tahun perjalanan ini ditandai dengan pameran komprehensif di lantai dua National Design Centre. Adalah fakta dan realita bahwa Singapura tumbuh dengan desain di dalamnya dan

pemikiran ini semakin kuat dalam benak desainer muda yang mengeksplorasi kreativitas tanpa batas. Pameran ini juga menunjukkan pembentukan karakter Singapura melalui desain sebagai jajaran negara dengan posisi yang sukses di antara negara-negara lain di dunia. Lima puluh tahun dan akan tumbuh lebih kuat lagi tercermin pada pameran President*s Design Award 2014 dan pameran Singapore Good Design Mark. Desain sangat memerlukan tolak ukur untuk dihargai dan dianggap sebagai napas baru bagi lingkungan. Hal ini membuat desain menjadi elemen penting dalam bisnis. Singapore Design Business Summit membuktikan seberapa serius Singapura menganggap desain sebagai aset. Untuk menambah antusiasme dari festival desain ini, Design Singapore Council dan British Council berkolaborasi untuk mendatangkan design mastermind kaliber internasional, Thomas Heatherwick.Dari 9 hingga

21 Maret 2015, banyak sekali program menarik untuk dikunjungi desainer, arsitek, dan orang-orang kreatif. Dalam acara ini pengunjung dapat menikmati lebih dalam inovasi material dari Chris Lefteri, mengikuti Think Tank Studio x Maketh Project: Leather Crafting Workshop, hingga Design Ethnography: Insights into How Indonesians Relax and Rejuvenate. Acaranya juga bervariasi, dari Master Class di Service Design for Designers sampai Kampong Spirit Street Furniture Prototyping Session. Semua diskusi, seminar, workshop, atau sekadar display membuat terjalin kegembiraan dan rasa ingin tahu. Tema "Celebrating Design" menjadi meriah dengan sendirinya karena kreativitas, inovasi, dan eksplorasi yang benar-benar dirayakan selama seminggu ini. [Teks: SS]

designsingapore.org/SDW/ Home. aspx


evolveindesign

FIFTY AND MORE Masih dalam panel fifty-by-fifty, Fifty Years of Singapore Design dikonstruksikan dalam kolase foto di dinding yang menceritakan bangsa Singapura. Selain foto, koleksi karya seni ikonis dalam ukuran nyata memberikan dampak yang lebih dalam. Seperti seragam Singapore Airline tahun 1975-1985 sebagai tahap yang disebut "Building The Nation". Dibagi menjadi lima periode per dekade menandai pertumbuhan dan kemajuan posisi desain di lanskap ekonomi bangsa menjadi pusat kreativitas. Melalui serangkaian wawancara dan kolaborasi dengan desainer, Kurator Yan Foilain dari WY-TO pte. Ltd mengungkapkan. Produk industri ternama dirancang di Singapura dan dipasarkan di seluruh dunia: perekam radio kaset portabel Philips Le Cube (1985); ponsel flip Ericsson GF788 (1997); meja Ligne Roset Black Forest (2010) adalah beberapa produk yang dipilih untuk mewakili desain di Singapura dari waktu ke waktu. Ikon arsitektur Singapura: Golden Mile Complex, Pearl Bank Apartments, Esplanade, The Pinnacle@Duxton, dan National Design Centre. Lima fase sepuluh tahun tersebut berbicara tentang bagaimana selalu mengingat desain sebagai suatu hal yang penting. Sudah lima puluh tahun berlalu dan jiwa-jiwa kreatif Singapura akan terus membuat perubahan.

designsingapore.org/FIFTY/about.aspx

SINGAPLURAL, FOLLOW THE DOT

INSIDE HEATHERWICK STUDIO Nama Thomas Heatherwick menjadi pembicaraan di Singapura karena baru saja membuka Learning Hub, Nanyang Technological University. Sebagai proyek yang membawa kekaguman dan interpretasi tak berujung, Design Singapore Council didukung oleh British Council menyelenggarakan sebuah pameran dan beberapa kegiatan terkait tentang Heatherwick Studio sebagai bagian dari Singapore Design Week 2015, pada 10 sampai 22 Maret 2015. Kate Goodwin sebagai kurator pameran membantu mengarahkan proses berpikir kritis yang mengandung pertanyaan. Thomas Heatherwick Studio menampilkan proses desain proyek mereka yang telah selesai serta bereksperimen dengan bentuk dan material. Sebagai bagian dari Great Britain Campaign, Investor New British: Heatherwick Studios di Singapura berjalan bersama dengan Great British Week di Singapura pada 7-14 Maret 2015 untuk menampilkan yang terbaik dari inovasi-inovasi di Inggris, kreativitas, serta pendidikan di daerah. Studio ini dibuka pada 1994 dan terus memberikan solusi desain dengan dedikasi berpikir artistik dan potensi terpendam dari material dan craftsmanship. Pada kesempatan ini, mereka menghadirkan beberapa highlight dalam perjalanan desain mereka, seperti Learning Hub untuk Nanyang Technology University di Singapura, UK Pavilion atau seed cathedral, Olympic cauldron, rolling bridge di Paddington, dan banyak hal yang menarik untuk diikuti.

“Process: It all begins with a dot” adalah permulaan perjalanan kreatif to follow the dot di sebuah bangunan eks kantor polisi Beach Road dari 10 sampai 15 Maret 2015. Untuk pertama kalinya edisi ke-4 Singaplural diselenggarakan di dalam satu gedung dengan Singapore Furniture Industries Council (SFIC) sejak 2012 dan didukung oleh DesignSingapore Council, International Enterprise (IE ) Singapore, Singapore Tourism Board, dan SPRING Singapore. Dengan semangat yang lebih besar dan lebih baik, Singaplural 2015 memilih “proses” sebagai manifesto kreativitas pada nilai tertinggi yang diproyeksikan menjadi enam pilar: Project X, instalasi desain, perbincangan dan simposium, tour, partnering event, dan penghargaan. Tahun ini, Singaplural 2015 menjadi wadah lebih dari 50 instalasi yang digabungkan dengan ritel dan kedai F&B pop-up di sana. Dikurasi oleh GOVT dan PLUS Collaboratives, acara juga dihadiri Mervin Tan sebagai direktur festival. Kumpulan instalasi ini mencerminkan semangat kreatif dari banyak bidang desain yang berbeda. Berbagai macam desain mulai dari arsitektur hingga desain kain dan grafis, tahun ini Singaplural merupakan festival untuk merayakan desain.

designsingapore.org/SDW/Exhibitions

Supported by

Held in

designsingapore.org/SDW/Home.aspx britishcouncil.org, greatbritaincampaign.com indesignlive.co.id

27


MAKE THE SCENE

Pada beberapa tahun terakhir, desain telah diadopsi oleh bisnis sebagai salah satu strategi yang kuat untuk memposisikan diri di pasar. Singapore Good Design Mark diselenggarakan oleh Design Business Chamber Singapore (DBCS) dengan dukungan DesignSingapore Council di National Design Centre yang baru, menyusul kesuksesan Japan G-Mark dan tahun ini adalah khusus untuk SG50 memperingati 50 tahun Singapura. Penghargaan ini bertujuan menciptakan tolok ukur apresiasi yang baik dan memberikan cara yang lebih baik pada konsumen untuk mengenali produk yang baik. "Sejak awal 2013, SG Mark telah berhasil memberi 6 penghargaan Platinum, 9 penghargaan Gold dan 45 pemenang SG Mark. Jumlah ini menunjukkan kekuatan industri desain di Singapura," kata Tai lee Siang, Presiden Design Business Chamber Singapura. SG Mark juga menjadi sarana secara global untuk mendukung produk dan layanan yang mewujudkan desain yang baik. Di antara pemenang di Platinum, Gold, SG Mark, dan penghargaan siswa, ada nama-nama familier seperti Marina Barrage, dan SIA Silverkris Lounge sebagai penerima Platinum Award. Sementara SG 50 didedikasikan untuk produk-produk yang telah berevolusi dengan pembangunan Singapura dan memiliki tempat khusus di hati Singapura yang juga harus memenuhi kriteria yang sama. Produk yang sama harus menjaga integritas dan substansi sementara kemasannya mungkin telah berevolusi selama 50 tahun. Penghargaan ini akan berfungsi untuk mengingatkan Singapura akan kontribusi desain untuk kehidupan sehari-hari dalam sejarah Singapura.

Pameran perdagangan furnitur selama Singapore Design Week 2015 Maret lalu selalu memiliki sorotan untuk bakat muda dan berkembang di bidang ini. Maison&Objet Asia 2015 pada 10 sampai 13 Maret 2015 lalu di Marina Bay Sand memiliki Rising Asian Talents, dan IFFS 2015 yang diadakan pada 13-16 Maret 2015 di Singapore Expo dengan Asian Star Showcase-nya. Acara ini menjadi platform bagi desainer muda untuk menunjukkan desain mereka ke pasar dunia sekaligus mendapatkan pengakuan dari para pengunjung dari seluruh dunia. Rising Asian Talents di Maison&Objet Asia 2015 menyorot Outofstock (Singapura), Wonmin Park (Korea), Puitis Lab (Taiwan), Zhang Zhoujie (Cina), Monica Tsang (Hong Kong), dan Abie Abdillah (Indonesia). Sementara itu, IFFS 2015 memiliki Alvin T, Anastasia Sulemantoro, dan Joshua Simandjuntak dari Indonesia. Ada juga desainer dari Taiwan, Lee Chia-Ying, Yin Tzu-Chi, Feng Cheng-Tsung, Clement Zheng, dan Chen Yen-Hao. Thailand memiliki dua bakat muda mereka, Pitch Tripasai dan Siriporn Kobnithikulwong yang bekerja sama dengan Wuthichai Leelavoravong. Singapura membawa beberapa nama seperti Andre Tan, Kenny Hong, George Soo, dan Jexter Lim. Dari negara lain di Asia, ada Francis Lye (Malaysia), Lee Chi-Wing (Hong Kong), Park Soo Jung (Korea), Tomo Kimura (Jepang), Vito Selma (Filipina), dan Anh Hoang Vu (Vietnam).

sgmark.org

maison-objet.com and iffs.com.sg

DESIGN ASPIRATION AND APRECIATION

LARRY PEH : DESIGNER OF THE YEAR 2014 President*s Design Award Singapore pada tahun kesepuluhnya dipamerkan di National Design Centre sebagai penghargaan paling bergengsi untuk talenta hebat dalam kontribusi mereka pada industri desain. Pameran tahun ini adalah untuk desainer luar biasa dari berbagai bidang desain yang dinominasikan dan menerima penghargaan ini untuk tahun 2014. Mereka adalah arsitek Tan Kok Hiang, desainer Peter Tay, dan desainer Larry Peh. Larry Peh adalah salah satu dari desainer yang benar-benar percaya bahwa desain adalah tentang pemecahan masalah. Desain karyanya telah muncul di banyak media. Sementara itu, ia meyakini dirinya menjadi semacam desainer old-fashioned-paper-pencil. Ruang, grafis, dan fashion adalah beberapa media desainnya. Sejak tahun 2004, Larry telah "menelurkan" objek seni yang dirancang dengan baik di Singapura, menceritakan kisah tentang Singapura dalam versinya ke khalayak kontemporer yang lebih luas.

designsingapore.org/PDA_PUBLIC and &larry.com


evolveindesign

DESIGN VALUE IN BUSINESS Kehidupan dari desain adalah melalui apresiasi. Nilai memecahkan masalah dan fungsi dalam desain perlu patokan yang akhirnya menentukan tingkat keberhasilan mereka dengan para pengguna dan pengamat. Di sinilah penghargaan datang. Peran dari penghargaan desain adalah untuk memberikan ukuran pada apa yang harus dihargai dan seberapa tinggi apresiasi terhadapnya. Profesor Peter Zec, Presiden Design Zentrum Nordrhein Westfalen dalam presentasinya tentang “Design Value, A Strategy for Business Success” mengungkapkan keberhasilan dari banyak brand setelah mereka menerima penghargaan. Hal ini tidak hanya menjadi patokan untuk penghargaan desain, tetapi juga memberikan rasa kompetisi dalam aturan yang jelas, yang kemudian terakreditasi dengan penghargaan. Zec juga menjelaskan bagaimana behavior beberapa brand terhadap penghargaan. Saat ia menjadi wakil dari Red Dot Award, brand besar atau brand terkenal sebenarnya mencari penghargaan terkemuka untuk mendapatkan eksposur dan apresiasi yang tepat. Inti diskusi adalah pada "nilai desain" dengan pembicara lainnya: Liam Wee Sin, Chris Lee, dan Low Cheaw Hwei. Topik ini merupakan salah satu agenda workshop Design Business Summit 2015. Design Business Summit, sebuah feature conference dari Design Week Singapore, adalah platform tunggal di Singapura yang membawa desain dan bisnis kepada pemimpin, ahli, dan praktisi sebagai sebuah komunitas untuk berbagi, berdiskusi, dan menginspirasi satu sama lain untuk membuat dunia menjadi tempat tinggal yang lebih baik.

dbcsingapore.org/events-programmes/sdbs2015

MAISON&OBJET ASIA 2015 Keberhasilan dari Maison&Objet Asia 2015 memiliki efek mendalam pada desain di Singapura selama seminggu penuh. Lebih variatif dan besar dari koleksi brand tahun lalu, Maison & Objet Asia 2015 membawa semangat kreativitas dan kecanggihan yang menjadi karakter dari Parisian event yang membedakan edisi pertama Asia. Dari dekorasi rumah, barang-barang modis untuk interior, dan juga dekorasi yang bergengsi dan high-end. Upaya memperkenalkan talenta-talenta baru, mendorong pasar, mempromosikan kreativitas, dan menjadi batu loncatan untuk peningkatan brand; semua di bawah satu atap. Dalam rangka memperingati SG50, kemerdekaan Singapura ke 50 tahun, dan hubungan persahabatan antara Prancis dan Singapura, Maison&Objet Asia 2015 mendedikasikan serangkaian konferensi dan perbincangan peristiwa penting yang menyebabkan Singapura membangun dirinya sebagai nation of design yang diakui internasional. Dengan 300 brand dari 26 negara, di antaranya 32 persen berasal dari Asia, acara ini menyorot desain kancah regional. Acara ini menjadi lebih istimewa ketika 153 brand di antaranya adalah peserta baru yang menyegarkan dan memperkuat suasana pada seluruh pameran.

maison-objet.com/en/asia

DESIGNSTATE 2015 Museum of Art & Design adalah tempat untuk forum desain yang mengumpulkan desainer global paling berpengaruh, praktisi kreatif, kolektor, pemilik galeri, kurator dan kritikus yang terlibat dalam desain dan bisnisnya, bernama DesignStage 2015. Acara pelantikan akan berfokus pada desain Asia dan perkembangan dalam produk, furnitur, objet d’art, dan karya desain yang dapat dikoleksi. Desainer Asia dan internasional (termasuk Kongo dan Stefano Ogliari Badessi) mempresentasikan karya mereka di acara tersebut. Furniture dan furnishing kontemporer adalah pameran yang menarik untuk dikunjungi, terinspirasi oleh penelitian etnografi dalam desain produk Taiwan. Nama-nama terkenal lainnya juga datang untuk memamerkan karya mereka seperti Maximo Riera dari Inggris. Seniman ini telah diakui secara internasional untuk kursi hewannya. Kursi itu sendiri dibuat dengan tangan dan kita bisa melihat berapa banyak perhatian yang ia berikan untuk detailnya. Kenneth Cobonpue, designer of the year tahun lalu di Maison&Objet Asia juga menampilkan karyanya yaitu kursi bambu dan kursi bermotif bunga. Dua furnitur menarik lain yang dipamerkan adalah Moire benches oleh Chul An Kwak; desainer Korea yang menggunakan maple, organza, dan epoxy resin untuk membuat kayu seperti material yang terus berubah sesuai dengan sudut pandang para audiens. Desainer tata ruang Naoki Ono dari YOY dan desainer produk Yuki Yamamoto juga memiliki lukisan 2D yang bisa berubah menjadi kursi 3D ketika Anda duduk di atasnya. Rock the Talk juga menghadirkan pembicara menarik seperti Floris Wubben dari Belanda, YOY dari Jepang, Francis Sollano dari Filipina, Mike Mak dari Hong Kong, serta Brandon Tay dan Jade Mei dari Singapura. Mereka semua berbagi proses, metode, dan filosofi untuk mendorong interaksi antara desainer, penggemar desain, mahasiswa dan masyarakat umum, memberikan pandangan berbeda untuk masa depan desain dengan berbagai kemungkinan.

IFFS, Hit the Success Tahun ini memasuki kali ke-32 ASEAN Furniture Show, dan juga tahun khusus untuk The International Furniture Fair Singapore 2015, The Décor Show, dan Hospitality 360°. Pameran dagang ini telah menarik banyak profesional perdagangan furnitur, desain interior, dan industri perhotelan dari seluruh dunia. Acara-acara ini lebih banyak menampilkan kekuatan dan produk yang lebih menarik. Untuk pertama kalinya, EU Business Avenues memilih The Décor Show sebagai platfrom pilihan untuk debut perdagangannya ke Asia Tenggara. Terdapat pula pleno properti intelektual dan desain; diselenggarakan oleh British High Commision Singapore, UK Intelectual Property Office, IFFS, dan Halo Creative&Design, serta sesi yang mengeksplorasi tren industri, strategi bisnis, dan kisah sukses. Sebanyak 487 peserta dari 39 negara yang berpartisipasi dalam trilogi event tahun ini, menempati 60.000 meter persegi ruang dengan dekorasi indah di Singapore EXPO. IFFS menyambut 18.836 pengunjung dari 102 negara ke acara ini, termasuk 92 delegasi pembeli dan 380 VIP Hosted Buyers dari The Prestige Club.

thedecorshow.com.sg

Supported by

In association with

designsingapore.org/SDW/Exhibitions facebook.com/designstagesingapore

indesignlive.co.id

29


Design: A serious business in Singapore Desain telah menjadi faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi Singapura. Design Week memiliki efek amplitudo yang kembali membuat Singapura berada dalam sorotan desain

Singapura mencuri sorotan Maret lalu karena gairah desain yang tersebar di seluruh kota. Orang-orang datang dari berbagai negara di dunia untuk menyaksikan bermacam desain yang ditawarkan Singapura melalui Singapore Design Week 2015. Kegiatan MICE selama seminggu ini seperti business summit, pameran perdagangan, dan juga banyak talk show menghidupkan getaran kreativitas di berbagai lokasi. Untuk para profesional desain dari negara-negara tetangga, acara ini adalah kesempatan besar untuk melihat apa yang terjadi di industri desain dan melihat kreativitas serta ide-ide baru di Asia. Dengan adanya Maison&Objet Asia 2015 di Marina Bay Sands Convention serta pameran International Furniture Fair Singapore yang diadakan setiap tahun, Singapura memperkuat posisinya menjadi pusat desain internasional di Asia Tenggara. Ini sangat memengaruhi prospek MICE di negeri tersebut. Untuk perusahaan serta profesional desain di Indonesia, Singapore Design Week 2015 adalah waktu yang tepat untuk terlibat dalam pertemuan, memperluas jaringan, dan juga office trip di mana ada begitu banyak peristiwa menarik yang

terjadi dan sangat menginspirasi. Selain perjalanan arsitektur, banyak bangunan yang menonjol di Singapura mulai dari bangunan tua yang dilestarikan sampai bangunan modern yang dicap sebagai bangunan hijau, ada banyak sekali tempat menarik untuk memanjakan kreativitas. Tidak hanya desainer dan arsitek, orang-orang dari desainer furnitur dan produksi juga dapat datang dan mengunjungi pameran dagang sekaligus mendapatkan manfaat lebih dalam menemukan peluang baru selama seminggu. Ini memungkinkan karena Singapura adalah pusat untuk semua masyarakat desain dan selain desain, seni dapat menjadi salah satu hal untuk mempertajam pikiran orang-orang kreatif. Singapura adalah tempat yang sempurna untuk hal itu karena ada banyak tempat dan museum yang menampilkan seni dari berbagai jenis era dan genre. Juga terdapat banyak pertunjukan karya seni sebagai komplimen dari petualangan desain ini. Bagaimanapun, mencampurkan bisnis dengan seni dan rekreasi dalam dosis tertentu adalah hal yang diidam-idamkan pemikir kreatif. [Teks: SS]


evolveindesign

ALVIN T

S

EKO PRIHARSENO AND AUDREy BERNANDA

B

agi kami Singapore Design Week adalah serangkaian acara inspiratif dan mendidik. Kami tidak mendapatkan kesempatan untuk melihat semua tetapi kami berhasil mengunjungi beberapa yang dapat dijangkau. Beberapa tempat yang dekat dan mudah untuk dikunjungi dengan berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum. Kami memulai perjalanan di Singapura Design Week 2015 dengan Maison&Objet Asia 2015. Ini adalah kedua kalinya kami mengunjungi pameran dan kami berharap tahun depan akan lebih banyak pesertanya. Tujuan berikutnya adalah National Design Centre di mana kami menemukan beberapa pameran yang menarik pada SG50 dan Heatherwick Studio. Singaplural adalah tempat yang menakjubkan untuk dikunjungi, sangat relaxing selagi kami menikmati begitu banyak instalasi menarik. Aktivitas outdoor seperti ini adalah apa yang kami harap dapat dilihat pada tahun depan.

Kami mengakhiri perjalanan di Singapura Maret lalu dengan mengunjungi pameran pertama Diego Riviera di Asia. Jadi, kami sangat menikmati Singapura Design Week. Di masa depan, kami berharap untuk melihat pameran yang lebih menarik, instalasi, dan aktivitas outdoor yang memunculkan kreativitas. Kami dapat dengan mudah pergi ke banyak tempat di Singapura karena kota ini memiliki transportasi publik yang baik dan tempat yang memikat berjarak dekat. Saya berharap di masa depan akan ada lebih banyak acara desain dan seni yang dapat kita kunjungi dengan mudah dari Jakarta, dalam satu kawasan regional. Acara semacam ini akan memberikan pengalaman yang unik dan inspiratif dalam waktu yang bersamaan. Kami juga berharap Singapore Museum of Art akan segera dibuka dengan koleksi sebagus Musee de Orsay dan tempat-tempat lain di dunia, karena akan menghilangkan dahaga jiwa orang-orang kreatif.

JOSHUA SIMANdJUNTAK

S

ingapore Design Week telah memposisikan dirinya sebagai pusat desain internasional. Eksistensi acara ini semakin kuat setiap tahunnya dan kami para desainer dari Indonesia bisa mendapatkan keuntungan lebih terutama ketika IFFS menjadi hub base bisnis furnitur dalam desain sementara negara-negara tetangga lainnya masih berdasar pada bagaimana industri furnitur yang ditampilkan dalam Salone del Mobile menjadi kekuatan utama dari design week. Tidak hanya arsitektur interior, tapi furnitur. Dengan sinergi antara industri mebel dan desain produk di Singapura, Singapore Design Week pasti akan sama besarnya seperti acara di Milan.

aya pikir Singapore Design Week sangat menarik, saya mendapat kesempatan untuk menampilkan desain saya di IFFS Asian Star di mana kelompok desainer dari Taiwan, Thailand, Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Vietnam memamerkan karya-karya mereka di platform internasional. Dengan kualitas yang baik dari produk yang dipamerkan, The Asian Star adalah highlight dari pameran yang membuat kami menerima banyak perhatian dari retailer dan arsitek yang berasal dari Asia, Eropa, serta Amerika Serikat. Saya juga memberikan presentasi dalam Singaplural tentang desain untuk identitas bangsa; cerita tentang bagaimana desainer lokal bekerja di Indonesia. Masalah yang kita miliki di Indonesia kiranya sudah ditemukan solusinya di Singapura. Presentasi saya menerima respons yang besar dan simpati dari sesama desainer. Di Singapura, desain dan industri kreatif menerima dukungan besar dari pemerintah. Dengan infrastruktur dan sistem pendidikan yang baik, desain dan industri kreatif terus maju dan semakin maju. Oleh karena itu, Singapore Design Week adalah acara yang sempurna bagi desainer Indonesia untuk merasakan semangat dan merayaan desain di Singapura.

HENNY HARYANTO RAMLI

H

al paling menarik yang saya temukan selama kunjungan saya ke Singapore Design Week 2015 adalah begitu banyak inovasi dalam desain dari desainer dan peserta pameran. Ini semua tentang ide-ide kreatif dan berbagai jenis gaya tanpa melupakan karakternya. Singapore Design Week 2015 benar-benar gagasan yang generous dari masyarakat desain dan asosiasi dengan dukungan penuh dari industri. Acara selama seminggu ini benar-benar menginspirasi desainer dari seluruh dunia. Sebuah melting pot antara desain, seni, pameran dan bisnis yang benar-benar mencerminkan Singapore Design Week 2015. Para desainer muda juga bisa mendapatkan keuntungan dari acara ini, terutama desainer muda dari Indonesia. Hal ini akan memperluas pandangan dan pemahaman mereka.

Supported by

Held in

indesignlive.co.id

31


FINDING DESIGN INSPIRATION IN SINGAPORE Lima tokoh terkemuka dalam industri desain dari Indonesia bergabung dalam perjalanan menyaksikan Singapore Design Week 2015 serta tempat menarik lainnya di sekitar kota Singapura selalu menjadi tempat di mana desainer dan arsitek dapat menemukan banyak referensi dan inspirasi. Sebagai pusat, negara ini telah menjadi magnet bagi orang-orang dari seluruh dunia. Singapore Design Week 2015 sebagai festival desain memiliki banyak hal yang ditawarkan kepada semua kelompok dan masyarakat desain. Bukan hanya untuk desain, tetapi ini adalah waktu yang tepat untuk bertemu sesama desainer, arsitek, dan produsen dari seluruh dunia dalam satu semangat: untuk menyelenggarakan desain. Ini adalah alasan mengapa Singapore Tourism Board mengatur perjalanan ke Singapura dan mengundang lima tokoh terkemuka di industri desain Indonesia untuk datang dan bergabung dalam perjalanan tersebut. Cosmas D. Gozali (arsitek), Luthfi Hasan (desainer), Henny Haryanto (desainer interior), Lim Masulin (designer and manufacturer), dan Samudra Hendra (pebisnis perhotelan) bergabung dalam perjalanan ke berbagai tempat di Singapura, yang memiliki keunikan tertentu untuk kreativitas mereka. Tempat tujuannya seperti Deck Art Space, National Design Centre, Marina

Bay Sands, dan Singapore Expo, di mana Maison&Objet Asia dan Internasional Furniture Fair Singapore diadakan, serta perpustakaan di Orchard adalah hot spot selama Singapore Design Week 2015 dengan banyak hal yang dapat dilihat dan banyak program yang diikuti. Para delegasi datang dari latar belakang dan lingkungan yang berbeda. Cosmas D. Gozali adalah arsitek terkenal dan principal dari Atelier Cosmas Gozali, yang dikenal dengan fungsi-mendedikasikandesain modern dengan sentuhan kreativitas. Lim Masulin adalah orang di balik Byo Living; mengkhususkan diri pada proyek-proyek, terutama perkembangan real estate, hotel, dan proyek f&b, berperan sebagai solution partner dengan pemilik, arsitek, desainer interior, dan pengembang properti untuk menghasilkan suasana yang unik serta sangat fungsional berdasarkan desain yang inovatif dan aplikasi teknik tenun (di luar dari outdoor furniture designer). Delegasi lainnya adalah Luthfi Hasan, seorang desainer kursi, yang mengkhususkan diri mendesain kursi abad pertengahan. Konsultan desain interior untuk perumahan, kantor,

dan ruang publik. Ia juga blogger, dan communications and social media specialist. Henny Haryanto adalah seorang desainer interior di balik Assa Design, sebuah perusahaan desain yang berbasis di Surabaya. Ia juga mengelola bengkel produksi mebel untuk memenuhi desain dan banyak proyek di wilayah tersebut. Sementara Samudra Hendra adalah pebisnis perhotelan di bawah MPHG dengan merek MaxOne Hotel. Perjalanan tiga hari dua malam di Singapura menjadi pengalaman yang menarik bagi mereka semua, meskipun ini bukan pertama kalinya mereka melihat desain di Singapura. Delegasi seperti Cosmas D. Gozali dan Henny Haryanto sebenarnya memiliki pengalaman hidup di Singapura, tetapi dalam perjalanan ini tetap banyak hal yang dilihat, inspiratif, dan menarik. “Saya merasa tertantang setelah kami melihat begitu banyak hal kreatif selama perjalanan. Di penghujung hari, saya merasa sulit tidur untuk mencerna semua inspirasi,� kata Henny. Mengunjungi pameran perdagangan seperti Maison&Objet Asia 2015 dan IFFS 2015 juga inspirasi bagi desainer seperti Luthfi Hasan dan Lim Masulin.

Mereka belajar tentang produk di pasar saat ini dan juga melihat bagaimana orang mengembangkan bisnis dari desain produk mereka. Highlight lainnya dalam perjalanan ini adalah Singaplural 2015. Singaplural tahun ini berbeda karena acara yang mereka selenggarakan berada di satu lokasi, eks kantor polisi Beach Road. Ada ratusan instalasi dengan cakupan luas dari desain, mulai dari arsitektur, interior, produk, fashion, kain, kerajinan, dan bahkan desain grafis. Selama perjalanan, para delegasi juga mengunjungi beberapa restoran dan tempat dengan inspirasi desain menarik. Hal ini memberikan mereka inspirasi untuk percaya diri memilih Singapura dan mengambil keuntungan dari acara di bawah naungan Singapore Design Week, dan berbagai penawaran liburan di Singapura, untuk melakukan pertemuan bisnis atau kegiatan perusahaan. Perjalanan yang diakhiri dengan perjalanan kapal pesiar di sekitar pulaupulau terdekat memberikan pengalaman betapa mengesankan dan menariknya Singapura. [Teks: SS]

indesignlive.co.id


evolveindesign

INDEPENDENT ART SPACE Deck Art Space dipilih menjadi salah satu tujuan yang menawarkan berbagai jenis pendekatan pameran seni. Menggunakan kontainer di tanah kosong, ruangan ini mampu mendukung dan memotivasi komunitas penggemar fotografi di Singapura dan Asia Tenggara. Selama kunjungan delegasi, terdapat sebuah pameran oleh Ang Lagu Nian yang memunculkan pertanyaan “bagaimana kita ditentukan oleh lingkungan yang kita coba untuk dikontrol?”. Inti pameran terletak pada How The Forest Follows Me Around; instalasi site-spesific baru yang terdiri dari delapan ratus tanaman pot di dalam ruangan, Dracaena fragrans ‘Massangeana’, yang lebih dikenal dengan Iron Tree.

deck.sg

MAISON&OBJET ASIA 2015 Semua tentang rumah ada di dalam Maison&Objet Asia. Semua variasi produk menganut esensi rumah. Para delegasi menemukan begitu banyak produk inspiratif untuk proyek-proyek mereka dan belajar memposisikan produk mereka di pasar. Dalam rangka merayakan 50 tahun Desain Singapura, para delegasi merasa peserta pameran dari Asia sangat menarik. Ada Industry +, Ito Kish, dan semua rising talent yang dipilih dari berbagai negara di Asia.

IFFS 2015 Salah satu agenda penting dalam Singapore Design Week 2015, yaitu International Furniture Fair Singapore 2015. Para delegasi bertemu dengan sesama desainer dari Indonesia karena acara ini penting bagi desainer Indonesia untuk tetap update. Nama Joshua Simandjuntak, Alvin T, dan Anastasia Sulemantoro terlibat dalam acara seperti The Asian Star Showcase. Bagian yang menarik adalah mereka juga bisa melihat apa yang dilakukan desainer di negara lain. Dikurasi oleh Anon Pairot dengan retrospective show yang juga menginspirasi. Selain Asian Star Showcase, The Secrets dari desainer Singapura George Soo juga menarik perhatian para delegasi..

maison-objet.com/en/asia iffs.com.sg

SINGAPLURAL 2015 Singaplural 2015 adalah anchor event Singapore Design Week 2015 dan acara ini paling menggairahkan para delegasi. Ada ratusan instalasi dengan banyak inspirasi ide pada bangunan eks kantor polisi Beach Road. Tiga lantai berisi karya seni dan desain ini membangkitkan energi mereka. “Anda dapat meninggalkan kami di sini selama tiga jam lebih dan kami masih menikmati jajaran instalasi ini,” kata Cosmas D. Gozali. Sementara Lim Masulin tertarik pada kolaborasi antara desainer dan produsen (Lamitek), “Ini sulit untuk diterapkan di negara kita, level kesadaran untuk terlibat kerja sama seperti ini belum tercapai.” Singaplural 2015 telah menjadi perjalanan hebat untuk semua delegasi dan semangatnya akan terus menginspirasi mereka.

singaplural.com

indesignlive.co.id

33


34

evolveindesign

Design Tour of Library@Orchard NATIONAL DESIGN CENTRE National Design Centre di Singapura menjadi wadah bagi banyak ide dan kegiatan desain. Dukungan pemerintah pada desain Singapura sangat melimpah. Kunjungan delegasi ke fasilitas ini adalah moment yang menyenangkan. Cosmas D. Gozali dan Lim Masulin mengagumi bagaimana bangunan dirawat dan diubah. Sementara itu, delegasi lain mengagumi pameran dari The Fifty Years Singapore Design di lantai dua sampai The Inside Heatherwick di atrium hall. Ada pula pameran SG Good Design Mark dan Presiden*s Design Award Singapore 2014 di lantai pertama. Pameran ini akan memicu lebih banyak ide dan kolaborasi dalam pikiran delegasi ketika mereka kembali ke Tanah Air.

Sebuah perpustakaan di dalam mal adalah sebuah konsep menarik untuk membuat perpustakaan lebih mudah diakses oleh semua orang. Perpustakaan ini melakukan riset sebelum keputusan pembangunan sehingga membuka kemungkinan masyarakat terlayani lebih baik. Tur ke perpustakaan adalah pengalaman yang membuka mata dari tempat yang tampak membosankan menjadi sangat dinamis, namun bisa menjadi sudut yang tenang bagi mereka yang menikmati waktu membaca. Perpustakaan ini juga memiliki sistem yang menarik dengan books filing system, karena anggota dapat melayani diri mereka sendiri. Tur ke perpustakaan ini adalah pengalaman yang menarik, bagi desainer dan arsitek untuk memikirkan dan membuat desain perpustakaan untuk semua orang. Gagasan untuk melayani kebutuhan dan harapan pada fasilitas umum sudah dijawab dengan cara yang luar biasa di Library@Orchard.

designsingapore.org/NDC/ nlb.gov.sg

YACHT CRUISE Akhir yang hebat dari perjalanan ke Singapura ini adalah yacht cruise. Ini bukan hanya waktu bersantai, tetapi selama dua jam perjalanan di Galene Yacht melewati pulau-pulau sekitar, para delegasi menemukan waktu yang cukup untuk membahas apa yang mereka temukan selama kunjungan sebelumnya. Sebuah diskusi yang hangat berlangsung menjadi wacana memuaskan dengan pemandangan yang menarik dan bagus. Tur kapal pesiar ini adalah cara yang menarik dan unik untuk perjalanan bisnis, sementara fasilitas yang dikelola oleh One15 Marina Club di Pulau Sentosa ini juga memiliki tempat untuk meeting, dan pertemuan bisnis lainnya untuk meningkatkan produktivitas atau hanya untuk mengesankan klien dan mitra bisnis. Kapal pesiar ini bisa disewa dari empat jam sampai satu bulan sebelumnya dengan berbagai ukuran dan model, serta melayani pertemuan atau wisata keluarga. Meskipun berlayar hanya dua jam, para delegasi dapat melihat Singapura dari sudut pandang yang berbeda.

one15marina.com

FIVE STAR STAY Selama delegasi tinggal di Singapura, One Farrer Hotel adalah urban resort baru bintang lima menjadi tempat mereka menginap. Terletak di distrik bersejarah, Little India, hotel ini dihiasi dengan karya seni dan patung untuk menyeimbangkan tampilan modern. Keunikan hotel ini terletak di loft apartment, skyline hotel, dan sky villas yang memberikan Anda pengalaman berbeda dari konsep hotel biasanya. Selain hotel, One Farrer juga memiliki fasilitas terbaik dari spa dan kebugaran untuk memanjakan wisatawan bisnis setelah melalui hari yang panjang dan sulit. Sebagai penyempurna liburan, hotel ini dilengkapi dengan fasilitas ballroom.

onefarrer.com indesignlive.co.id

dine and wine Selama berada di Singapura, semua delegasi merasakan makan siang dan makan malam di berbagai tempat menarik. Singapura juga merupakan kota metropolitan dengan begitu banyak jenis restoran yang menawarkan suasana dan desain yang baik. Salah satunya adalah White Rabbit di Harding Road di eks kapel Ebenezer di kompleks barak militer. Chef Benjamin Tan berhasil mengubah citra sebuah kapel tua menjadi sebuah restoran indah yang menawarkan makanan lezat. Selain White Rabbit, para delegasi juga menikmati hidangan seafood di Tung Lok seafood yang terletak di Orchard Central dan chicken rice terkenal serta kelezatan makanan lokal di Chatterbox, Mandarin Orchard. Setelah yacht cruise, perjalanan ini berakhir indah dengan makan malam di Museo di daerah Quayside Isle, restoran yang menginspirasi ini menyajikan makanan yang dibuat sangat seksama dengan pemandangan tepi laut.

thewhiterabbit.com.sg, tunglokseafood.com, meritushotels.com, mu-se-o.com

Supported by

In association with


indesign

35


Luxurious Stay Nikmati pelayanan memuaskan dan fasilitas mewah untuk bisnis serta liburan di Pullman Jakarta Indonesia Berada di jantung ibu kota membuat Hotel Pullman Jakarta Indonesia mempunyai pemandangan panorama Jakarta yang indah. Tak hanya indah di luar, hotel yang terdiri dari dua tower ini memiliki desain yang juga menawan. Gaya modern yang dipadu dengan unsur etnik seperti nama-nama ruangan yang kental dengan unsur lokal dan ornamen wayang terpancar hampir di setiap sudut kamar, sehingga membuat para tamu merasa homey dan relaks. Hotel ini terdiri dari 427 unit kamar yang terbagi dalam 4 tipe yaitu Superior, Deluxe, Grand Deluxe, dan Executive Suite. Semua kamar dilengkapi dengan LCD TV, meja kerja, akses internet dengan kecepatan tinggi, dan partisi kaca

kamar mandi yang stylish. Khusus kamar Executive Suite terdapat ruang keluarga, meja makan, dapur kecil (untuk beberapa unit), LCD TV di kamar tidur, dan ruang tengah yang mampu mengakomodasi dua orang dewasa dan satu anak. Bermalam dapat dinikmati dalam range harga mulai dari 1,5 juta hingga 2,5 juta rupiah. Untuk memuaskan hasrat kuliner pengunjung, Pullman Jakarta Indonesia menawarkan beberapa restoran yang menyajikan makanan lezat dan koleksi wine pilihan seperti Kahyangan Restaurant dan Sana Sini Restaurant. Para tamu dapat bersantap malam ditemani dengan pemandangan malam kota Jakarta yang indah. Restoran juga dilapisi oleh marble dan rak berisi botol-

botol wine yang menambah kesan elegan. Sebuah Gastro Bar elok bernama Kemixtri Gastro Bar menyajikan makanan global dan in-house signature cocktails yang dibuat dengan akurat oleh mixologist dan chef eksekutif. Konsep bar ini dikembangkan oleh Pullman dengan menggabungkan rasa unik dan aroma khas “Art of Tapas�. Memasuki bar ini akan disambut dengan pintu kaca berhiaskan motif rumus-rumus dan unsur-unsur kimia yang menciptakan nuansa artistik dan intelek. Setelah menyelesaikan renovasi, fasilitas meeting Hotel Pullman menjadi 17 ruangan yang tersebar di 3 lantai. Pullman Jakarta Indonesia memperkenalkan area meeting dan

event terbaru bernama PRIME dan THE LINKAR dengan konsep yang inovatif. Keduanya menggunakan konsep modern dan serbaguna yang dirancang khusus untuk mengakomodasi pertumbuhan pasar di Indonesia. Mulai dari acara pernikahan, peluncuran produk, acara koktail eksklusif, kegiatan barbecue hingga acara sosial dan bisnis lainnya bisa dilakukan di sini. Kedua area tersebut didukung oleh layanan yang premium dan fasiltas yang prima di mana akan memberikan pengalaman yang istimewa bagi para tamu. [Teks: Farida Esti]

pullmanjakartaindonesia.com


evolveindesign

Grand Deluxe Room Kamar seluas 43 meter persegi ini dilengkapi dengan kasur Super King yang mewah, TV LCD 40�, furnitur yang unik, sofa, connectivity panel, dan kamar mandi modern yang memisahkan bathtub dengan shower.

Poetree Lounge Sebuah tempat yang didedikasikan untuk menciptakan momen-momen manis bagi para tamu. Poetree Lounge dihiasi dengan dekorasi pohon yang indah, marble yang elegan, dan karpet bercetak puisi “How Do I Love Thee?� karya Elizabeth Browning.

Connectivity Lounge Tempat ini sangat cocok dengan kesukaan warga Jakarta yang ingin terus online dan meng-update status di sosial media. Di sini Anda bisa duduk di sofa yang nyaman dan berkelas untuk berselancar ke dunia maya sembari mendengarkan musik techno terbaru.

The Executive Lounge The Executive Lounge menawarkan suasana yang privat, bergaya, dan eksklusif untuk para tamu agar dapat memanjakan diri dengan berbagai layanan khusus dari Pullman Jakarta.

indesignlive.co.id

37


N Counter Dapur yang berada di luar Prime ini memungkinkan para tamu untuk saling berdiskusi sambil menikmati hidangan lezat.

Prime Dengan luas 3.600 meter persegi, konsep Comeeting PRIME menawarkan fasilitas “all-in-one� untuk MICE dengan suasana yang kontemporer, bergaya, dan dinamis. PRIME merupakan pilihan yang tepat untuk mengadakan acara kecil maupun besar dengan kapasitas 150 orang

The Private Kitchen Ruang meeting PRIME memiliki berbagai pilihan ruangan, salah satunya adalah THE GALLERY, yakni sebuah ruangan berukuran sedang yang cocok untuk menjamu 60-150 orang. THE GALLERY terhubung dengan sebuah dapur privat multifungsi, untuk coffee break, acara koktail, hingga kelas memasak.

Kemixtri Gastro Bar Gastro bar ini menawarkan aneka makanan bernuansa internasional dan cocktail spesial yang dibuat dengan cermat oleh tim mixologist dan koki eksekutif. Bar ini memiliki aksen garis yang bersih dan warna netral yang memberi pencahayaan alami dengan efek dramatis.


luminaryindesign

The Linkar Sebuah area pertemuan bernuansa butik pertama di Jakarta yang dapat mengakomodasi hingga 250 orang. THE LINKAR memiliki empat ruangan yang luas dan dilengkapi dengan fasilitas canggih yaitu Hesa, Raka, Wira, dan Tama.

Jawara Kitchen Dapur privat di area Prime yang dapat digunakan untuk area makan malam berbagai hidangan yang dimasak langsung oleh chef hotel. Peralatan mewah yang terdapat di JAWARA merupakan karya dari De Dietrich—sebuah merek peralatan dapur premium dari Perancis.

Sana Sini Restaurant Inilah tempat yang tepat bagi Anda yang ingin keliling dunia dengan indra pencecap Anda. Pilihan prasmanan untuk santap siang dan malam berasal dari empat restoran mini yang menyajikan makanan Cina, Jepang, Barat, dan Indonesia.

Kahyangan Restaurant Restoran ini terdiri dari Kahyangan Shabu-Shabu dan Kahyangan Teppanyaki yang memiliki pemandangan Kota Jakarta yang menakjubkan. Di Kahyangan Shabu-Shabu tersedia daging berkualitas premium seperti wagyu, US rib eye, dan daging Kobe premium.

indesignlive.co.id

39


Relaxing In The City Hilangkan penat di Singapura dengan menginap di One Farrer Hotel & Spa yang bergaya contemporary chic

Berlibur ke Singapura bukan hal asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Akan lebih sempurna bila Anda menghabiskan malam di One Farrer Hotel & Spa yang letaknya dekat dengan pusat perbelanjaan, destinasi kuliner, dan area hiburan. Urban resort bintang lima ini terletak di kawasan budaya Singapura tepat di samping stasiun MRT Farrer Park, juga memiliki akses yang mudah menuju Changi International Airport hanya dalam 20 menit menggunakan mobil. Terdapat 243 kamar dengan tipe Urban Hotel, Loft Apartment, Skyline Hotel & Sky Villas yang memadukan desain interior mewah dengan sentuhan art yang modern. Sebagian besar area One Farrer Hotel & Spa

dihiasi oleh karya seni yang khas seperti patung-patung Sculpture Square. Implementasi penempatan karya-karya seni tersebut di area hotel, mampu memanjakan mata pengunjung sekaligus para pecinta seni. Pengalaman bersantap juga menanti Anda di One Farrer Hotel & Spa. Tersedia All-day dining restaurant bernama Escape, yang menawarkan makanan lokal dan internasional dari dapur interaktif di mana para tamu dapat menonton koki beraksi. Ada pula Local, Fresh & Seasonal (LFS) yang menyajikan makanan sehat untuk quick meal atau pun take away. Di LFS, para tamu dapat mengikuti demo masak dan workshop masakan sehat yang

terbuat dari bahan-bahan segar. Selain itu, ada Institute of Nutrition sebagai tempat bagi para pecinta makanan untuk menikmati kelas memasak dan mencicipi kuliner terbaik. Hotel yang baru dibuka pada awal tahun ini, menghadirkan akomodasi yang mewah dengan fasilitas berteknologi tinggi, didukung dengan gaya yang modern jika dilihat dari Grand Ballroom dan Meeting Room. Fasilitas tersebut sangat ideal untuk ruang konferensi, function hall, acara pernikahan, dan acara-acara besar lainnya. Grand Ballroom terdiri dari tiga ruang pertemuan dan satu ruangan outdoor untuk mengakomodir acara sosial dan perusahaan. Ruangan ini

dilengkapi dengan video conferencing yang terhubung dengan operating theatres Farrer Park Hospital dan Institute of Nutrition. Demi kenyamanan dan pengalaman yang menyenangkan untuk para pelanggan, One Farrer Hotel & Spa menawarkan Spa treatment yang eksklusif dengan rangkaian perawatan yang elegan. Beberapa contohnya adalah Spa Holistic, Aesthetic Spa, dan sejumlah kegiatan yang merelaksasi pikiran serta tubuh, termasuk onsen ala Jepang dan refleksologi air. [Teks:FE]

onefarrer.com


evolveindesign

Lobby - Milenko Memasuki area lobi hotel, tamu akan disambut lukisan Cultural Medallion karya Milenko Prvacki dan Goh Beng Kwan. Tidak hanya area umum yang memiliki nuansa artistik, tapi juga di dalam kamar tidur.

Peony - Living Villa Peony di One Farrer Hotel dan Spa sangat mempesona dengan aksen warna-warna cerah, serta dihiasi perabotan yang chic dengan garis-garis yang ramping.

Confectionery Confectionery merupakan sebuah toko roti dan toko souvenir yang unik. Toko ini menawarkan barangbarang pilihan yang cocok dijadikan souvenir untuk orang-orang tersayang.

Escape Restaurant & Lounge yang buka 24 jam ini menyajikan segudang masakan lokal dan internasional dari dapur terbuka yang interaktif. Di Escape Anda dapat menonton secara langsung proses memasak makanan pilihan Anda sebelum menikmatinya.

indesignlive.co.id

41


Construction Time Untuk pertama kalinya pameran konstruksi dan bangunan terbesar di Timur Tengah, The Big 5 Construct, hadir di Indonesia Dmg Events bekerja sama dengan PT Infrastructure Asia menyelenggarakan ekshibisi infrastruktur dan konstruksi, The Big 5 Construct Indonesia, pada 7 sampai 9 Mei 2015 di JIEXPO Kemayoran. Pameran tersebut dibuka oleh Patrick Latchem selaku COO PT Infrastructure Asia, Simon Mellor sebagai President Middle East and India, dan dmg events. Kemudian acara diresmikan oleh Bapak Ir. Yusid Toyib, M.Eng. Sc., Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI. The Big 5 Construct Indonesia menghadirkan lebih dari 200 perusahaan dan pemain internasional dari 20 negara termasuk Prancis, Jerman, dan Italia. Pameran yang berlangsung selama tiga hari ini menampilkan berbagai jenis produk

dan solusi terkini serta teknologi inovatif yang belum pernah ada di Indonesia. Produk-produk yang dipamerkan termasuk baja, HVAC covering, energi solar, teknologi pengairan, dan sistem keamanan serta keselamatan gedung. “Iklim bisnis Indonesia, terutama sektor konstruksi telah berhasil menarik investasi yang sehat dalam beberapa tahun belakangan. The Big 5 Construct Indonesia diselenggarakan berdasarkan pemahaman akan adanya kebutuhan dan potensi yang dimiliki pasar yang tengah berkembang. Acara ini menampilkan perpaduan yang unik dari peserta pameran internasional, pembeli berbagai produk konstruksi terbesar di kawasan, dan serangkaian workshop gratis,� kata Ashley Roberts, Event Director dmg events, sebagai penyelenggara acara.

Acara ini menggambarkan pertumbuhan pesat industri yang berpotensi mendorong terjadinya peningkatan permintaan akan jasa pendukung industri. Selain itu, juga menyediakan akses kepada perusahaan-perusahaan internasional baik lokal maupun internasional untuk mempelajari dan memasuki pasar Indonesia. Sektor konstruksi memiliki fondasi pertumbuhan yang kuat di Indonesia dan tengah menuju perkembangan yang pesat. Sektor ini diprediksi akan menjadi salah satu pasar konstruksi terbesar kesepuluh di dunia pada 2025. Bersamaan dengan pameran, lebih dari 15 Certified Continuing Professional Developments (CPD) Workshops gratis juga diselenggarakan. Workshop tersebut disampaikan oleh sejumlah

pembicara yang terdiri dari ahli industri dari berbagai perusahaan terkemuka seperti Green Building Council, AECOM Indonesia, SEPAM Consultants, PT MRT Jakarta, SGS Consulting Group, dan Sigma Sustainability Institute. Rangkaian CPD Workshops ini membahas topik-topik populer mulai dari manajemen energi yang efisien hingga inovasi terkini dalam desain interior dan arsitektur. Respons yang bagus dalam acara ini membuat penyelenggara akan mengadakan pameran The Big 5 Cunstruct kembali pada 10 sampai 12 Mei 2016 mendatang. [Teks: FE] big5constructindonesia.com


evolveindesign

Smart Materials SCG luncurkan produk dan layanan bahan bangunan inovatif di Indobuildtech 2015 dengan mengusung tema “The Nextplorer” yang mengisahkan pembangunan gedung yang hebat

Dalam pameran Indobuildtech 2015 yang diselenggarakan di JCC Senayan pada 3 sampai 7 Juni lalu, SCG memperkenalkan tiga produk dan layanan inovatif yang terdiri dari Beton Tahan Panas, Beton Tahan Air, dan Extension Chute dari ‘Jayamix by SCG’. “Bagi kami, beton tidak hanya sekadar komoditas yang bisa didapat dari merek lain, tetapi harus bisa disesuaikan dan dikembangkan sebagai produk inovatif melalui inovasi yang berkelanjutan,” ujar Atthapol Phongcharoensuk, SCG Cement – Building Materials Branding & Marketing Manager dalam acara peluncuran. Beton Tahan Panas dirancang khusus untuk dapat menahan peningkatan panas pada inti beton sehingga dapat menghilangkan risiko retak akibat panas. Beton Tahan Air ditujukan untuk struktur bangunan yang sering terkena air dan mampu menahan intensitas air dalam beton, sedangkan Extension

Chute merupakan saluran tambahan untuk mengalirkan beton siap pakai dari truk mixer ke area penuangan yang sulit dicapai. Alat ini dapat dirakit ketika diperlukan dan memungkinkan proses penuangan beton yang lebih mudah serta hemat waktu dan biaya. “SCG terus mengembangkan inovasi untuk menyediakan produk dan layanan terbaik untuk pasar. Tidak hanya beton siap pakai, tetapi semua produk di bawah merek SCG termasuk semen, bata ringan, pipa beton, dan beton pracetak, telah mengikuti strategi kunci ini. Dengan komitmen yang tinggi untuk memberikan produk dan layanan berkualitas premium, kami berharap dapat menjadi merek tepercaya di antara para pelanggan di ASEAN,” tambah Atthapol. Selain produk terbaru tersebut, SCG juga memamerkan produk utama lainnya yang berada di balik kesuksesan pembangunan yang hebat. Seperti produk dan layanan SCG Pipe and Precast yang

mendapat kepercayaan dari sejumlah klien besar untuk saluran pembuangan. Ada pula SCG Cement dengan formula khusus untuk daya lekat yang tinggi dan hasil akhir yang halus untuk aplikasi pada dinding, serta SCG Smartblock sebuah bata ringan yang mampu menghemat konsumsi energi rumah. Fokus SCG masih pada produk yang berbasis beton, yang merupakan keunggulannya, juga menyediakan standar kehidupan yang lebih baik untuk masyarakat ASEAN. “Tahun ini, pembangunan pabrik semen kami di Sukabumi akan segera selesai dan memulai operasional komersialnya pada kuartal ketiga tahun ini. Pabrik semen ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan penjualan unit bisnis SCG Cement-Building Materials sebesar 24 persen di 2016,” terang Atthapol. [Teks: FE]

Smartblock Introduction Atthapol Phongcharoensuk, SCG Cement – Building Materials Branding & Marketing Manager, sedang memperkenalkan produk SCG Smartblock terbaru di pameran Indobuildtech 2015 yang diselenggarakan awal Juni lalu.

scg.co.th/id indesignlive.co.id

43


Technology For Life Teknologi terbaru dari Bosch Series 8 Ovens membuat siapa pun bisa memasak dengan sempurna

Bosch meluncurkan produk oven terbarunya, Bosch Series 8 Oven, di Asia Pasifik pada 15 April 2015 lalu. Oven ini merupakan produk yang meraih The 2015 German Design Award berkat desainnya yang eksklusif. Siapapun dapat menyajikan makanan dengan mewah dan sempurna dengan Oven Bosch, karena didukung teknologi terbaru yang secara terus-menerus memonitor hasil memasak pengguna. Hasil penilitian dan pengembangan dari 130 engineer, Bosch Series 8 Ovens sangat cocok untuk kebutuhan memasak bagi semua orang. Bosch Series 8 Ovens telah dirancang dengan hati-hati, diproduksi dan diuji oleh para insinyur ahli untuk memenuhi standar tertinggi dalam kualitas, kinerja, dan kenyamanan. Proses Microwaving, kukus, panggang, dan baking kini bisa dilakukan dalam satu oven. Bosch Series 8 Ovens telah dilengkapi dengan sensor berteknologi tinggi yang secara otomatis mengatur setelan waktu

agar masakan matang sempurna. Jadi, pengguna tidak perlu lagi menggunakan perkiraan sendiri apakah masakan sudah matang atau belum. Teknologi Bosch Series 8 Ovens juga secara otomatis mengatur suhu dan waktu memasak hidangan, sehingga lebih mudah untuk mendapatkan hasil yang sempurna baik itu memanggang kue atau memanggang daging. Produk ini juga memiliki 4D hot air technology yang menjamin suhu panas tetap seimbang. Konsistensi suhu panas tersalur pada symentric alternating fan yang dijalankan oleh EcoSilence Drove Motor. Feature microwave yang canggih juga bisa menghemat waktu memasak lebih dari 50 persen. Desain Bosch Series 8 Ovens dilapisi oleh logam dan memiliki display yang interaktif. Oven dihiasi dengan glass touch buttons, tombol ikon yang timbul, dan control rings stainless steel. Membersihkan oven bisa menjadi tugas yang berat, karena membutuhkan banyak waktu dan pasti akan menyita waktu.

Namun, bagi Bosch Serie 8 oven hal itu adalah sesuatu yang sudah kuno. Dengan menggunakan pyrolytic cleaning function, oven ini akan mengurangi sisa panggangan dari makanan dan membuat sisa minyak menjadi abu halus. Cukup memilih dari tiga tingkat pembersihan yang berbeda, lalu proses selanjutnya akan dilakukan oleh oven. Selama program pembersihan, oven memanaskan hingga 480 celsius agar semua kotoran yang tertinggal menjadi abu kecil. Sehingga pengguna dapat dengan mudah membersihkan kotoran tersebut dengan kain lap. Teknologi pembersihan lain adalah EcoClean Direct yang memanfaatkan lapisan khusus di dalam oven. Ia bekerja dengan menyerap minyak dan residu, lalu memecahnya melalui oksidasi. [Teks:FE]

bosch.com

Smartblock Introduction Atthapol Phongcharoensuk, SCG Cement – Building Materials Branding & Marketing Manager, sedang memperkenalkan produk SCG Smartblock terbaru di pameran Indobuildtech 2015 yang diselenggarakan awal Juni lalu.


evolveindesign

IDEAS TO YOUR HOME Pameran dekorasi dan interior rumah, Homedec, yang memulai debutnya pada tahun 2003 di Malaysia, kini telah hadir di Indonesia Selama 12 tahun perjalanan Homedec di Malaysia, telah mengukuhkan pameran ini sebagai salah satu ajang berskala regional yang menghadirkan beragam kekayaan dan keunikan ide dekorasi. Berbagai penghargaan di Malaysia seperti MACEOS Industry Excellence Award 2011 dan Best Consumer Exhibition Award 2013 telah diraih. Penghargaan ini menjadikan Homedec sebagai sebuah pameran yang dinantikan oleh para pelaku usaha dan konsumen. Pameran Homedec di Indonesia dibuka pada 30 April 2015 hingga 3 Mei 2015 di Grand City Convex, Surabaya. Berikutnya, pameran ini akan hadir di ICE (Indonesia Convention Exhibition), BSD City dari tanggal 1 sampai 4 Oktober 2015. Ajang yang

berlangsung selama 4 hari tersebut menawarkan one stop solution untuk memenuhi kebutuhan rumah dengan penawaran harga yang menarik dari peserta pameran. Kemeriahan gelaran acara yang menjadi salah satu daya tarik pameran ini telah disusun apik dengan Homedec Contest, dan Homedec Clinic. Bagi pengunjung yang beruntung akan mendapat berbagai hadiah menarik dari Sponsor setiap harinya. Homedec Indonesia menangkap peluang pertumbuhan industri renovasi rumah, dekorasi, dan interior yang semakin pesat. Ajang ini menjadi platform bagi para interior designer, penyedia produk – produk dekorasi rumah, serta perusahaan perangkat rumah dan teknologi terbaru dalam

menampilkan desain yang inovatif dan koleksi terbaru. Profil peserta yang mengikuti acara ini termasuk furniture, kitchen cabinet, flooring, home appliances, bedding, wallpaper, water filter, decorative items, soft furnishing, interior design services, dan sebagainya. Selain itu, Homedec juga memberikan edukasi interior rumah serta informasi produk-produk menarik yang akan menginspirasi rumah dalam segmen Homedec Clinic pada hari Sabtu dan Minggu. Topik-topik menarik seperti Feng Shui Interior dan Interior Style in Decoration akan dibawakan oleh Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII). Seminar produk seperti How to Make Over your Room Using Wallpaper, Bagaimana Menghijaukan

Lingkungan Kita, dan lainnya juga akan memeriahkan pameran Homedec 2015. “Kami memahami bahwa Indonesia adalah salah satu Negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk dan hunian tertinggi di dunia. Sejalan dengan konsep 3R (Renovation – Redecoration – Refurbishment) maka kebutuhan untuk dekorasi dan interior hunian pun juga berkembang pesat,” ujar Andri Hermawan, General Manager Homedec Indonesia. Ia juga mengatakan bahwa meningkatnya pertumbuhan masyarakat kelas menengah di Indonesia, menjadi sebuah momentum yang tepat untuk menghadirkan Homedec Indonesia. [Teks: FE]

homedec.co.id indesignlive.co.id

45


Beautiful Living Berlibur bersama keluarga menjadi lebih menyenangkan di New World Grand Bali Resort yang menawarkan tipe kamar Villa Residence. Kamar bernuansa natural modern ini dilengkapi kolam renang pribadi yang siap memanjakan pengunjung.

Package of Pleasure Resort mewah khas Bali akan segera hadir di atas lahan seluas 10,8 hektar pada tahun 2017 mendatang New World Hotels & Resorts, yang merupakan salah satu brand internasional Rosewood Hotel Group, menggandeng PT. Mugie Bali Indah dalam pembangunan New World Grand Bali Resort. Sisi keindahan eksterior maupun interior resort ini dipercayakan pada WOW Design Studio, arsitek lansekap Belt Collins International, serta desainer interior Hirsch Bedner Associates. Kolaborasi ini disambut hangat olah Djoni Hasjim, Presiden Direktur PT. Mugie Bali Indah, karena pihaknya tertarik untuk menggandeng kualitas, layanan, kenyamanan, dan nilai tambah dari brand Rosewood Hotel Group. Sonia Cheng, pimpinan eksekutif dari Rosewood Hotel Group, juga mengaku senang akan kerja sama ini.

“Kami sangat berterima kasih kepada Mugie Bali Indah karena telah berkenan memberi kami kesempatan untuk memasuki ‘Pulau Dewata’, yang merupakan surga bagi beberapa resort paling eksotik dan terkenal di dunia. Dengan dukungan dari mereka, kami ingin New World Grand Bali Resort menjadi bagian dari daftar pengalaman yang tak terlupakan di tempat tujuan wisata yang unik ini,” kata Sonia. Konsultan Kelas Dunia yang dilibatkan dalam proyek ini akan menciptakan fasilitas umum, eksterior, dan kamar yang megah. Dengan total 328 kamar, tipe grand suite dan suite akan memiliki dek dan kolam berendam tersendiri. Tamu yang menginap akan memiliki akses ke pusat rekreasi dan

kolam renang eksklusif. Resort bintang lima ini juga memiliki kolam renang utama dengan dek pemandangan seluas 1.580 meter persegi yang menghadap ke Selat Bali dan pesisir, serta konsep air mancur yang bisa “menari”. Selain itu, juga terdapat fasilitas spa, pusat kebugaran, dan akses ke pantai yang bersifat privat di balik tebing yang siap memanjakan pengunjung. Terinspirasi oleh peristirahatan penduduk Bali di puncak gunung, perkebunan yang berundak-undak seperti sawah terasering khas Bali. Topografi resort yang menurun dan berundak akan menyuguhkan pemandangan laut untuk setiap kamar. Tata ruang taman resort akan diselimuti oleh tanaman rimba, diselingi jalan yang

berkelak-kelok, dan bahan bangunan alami yang mencakup berbagai macam batu lava. Suara air akan menjadi suara latar di seluruh properti yang dilengkapi dengan air terjun. Sebagai penyempurna, akan tersedia empat restoran dan lounge di rooftop. Ruang meeting meliputi ballroom seluas 1.100 meter persegi serta kapel pernikahan. Bagi yang sudah tak sabar bermain air, waterpark yang berdampingan menawarkan “Lazy River”, pantai berpasir, kolam renang anak, seluncuran, restoran bertema rimba, dan panggung pertunjukan. [Teks: FE]

newworldhotels.com


evolveindesign

Green Building Experience Holiday Inn Kemayoran tidak hanya menawarkan pengalaman menginap yang menyenangkan, tapi juga mengajak Anda untuk merasakan konsep green building yang inovatif Berlokasi strategis di area komersial Jakarta, Holiday Inn Kemayoran merupakan hotel yang tepat bagi para pebisnis maupun wisatawan. Letak Holiday Inn Kemayoran dekat dengan Bandar Golf Kemayoran, pusat kuliner, pusat belanja, serta destinasi hiburan seperti Mangga Dua dan Kelapa Gading. Hotel ini menawarkan 257 kamar dengan fasilitas lengkap, termasuk Angsana Grand Ballroom terbesar di Kemayoran yang mampu menampung 1.800 orang, 6 meeting room, dan 3 F&B outlet yaitu restoran Botany, Habitat Lounge, dan Innfinity Pool & Bar. Sebagai salah satu hotel dibawah naungan IHG (Intercontinental Hotels Group), Holiday Inn Kemayoran berusaha meningkatkan kualitas dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan. Untuk itu, hotel yang berjarak 1 km dari Jakarta International Expo (JIEXPO) ini mengedepankan konsep green building. Selain menawarkan pengalaman menginap yang menyenangkan, Holiday Inn Kemayoran membawa inovasi baru dalam lingkungan di wilayah tersebut. Hotel ini menjadi hotel pertama di sekitar areanya yang dibangun dengan mengusung konsep 'Green Building', dengan mengedepankan kinerja di semua bidang. Hal-hal penting dalam konsep green building Holiday Inn Kemayoran adalah bangunan harus memiliki lingkungan yang sehat serta memadai antara indoor dan outdoor. Bahan material yang dipilih

untuk bangunan juga harus bersifat jangka panjang dan ramah lingkungan. Daya guna energi harus dioptimalkan dengan menggunakan lampu hemat energi dan lampu LED. Efisiensi Air juga dilaksanakan melalui metode penampungan air hujan bawah tanah, serta menggunakan Solar Hart dengan sistem tenaga surya untuk menghasilkan air panas. Semua ini dilakukan demi meningkatkan kenyamanan para tamu. "Penerapan Green Building di hotel kami mencakup desain, operasional, dan teknologi yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan energi, air, dan limbah, serta mengurangi emisi karbon, meningkatkan kesehatan dan kenyamanan tamu, mengurangi biaya operasional dan pemeliharaan, dan tentunya meningkatkan kesadaran tamu dan staf pada kepedulian lingkungan," kata Rully Zulkarnain, General Manager Holiday Inn Kemayoran. Konsep ini dikelola oleh IHG Green Engage yang merupakan manajemen berbasis online rancangan IHG. Dengan mengukur, mengelola, dan melaporkan jumlah konsumsi energi, air, serta limbah yang digunakan, IHG Green Engage dapat memberitahu masing-masing properti dari IHG apa yang bisa dilakukan untuk menjadi hotel ramah lingkungan. Selain itu, IHG Green Engage juga akan berbagi cara untuk melestarikan sumber daya serta mengurangi pengeluaran biaya yang berlebih. [Teks: FE]

holidayinn.com

Poetree Lounge Lobi utama Holiday Inn akan menyambut para tamu dengan sentuhan warna kuning yang menenangkan.

indesignlive.co.id

47


Coveted Home Keppel Land mengembangkan high-rise perdananya di Jakarta Barat yang akan selesai pada akhir 2018 mendatang PT. Harapan Global Niaga atau Keppel Land mengembangkan Apartment West Vista yang berdiri di atas lahan seluas lebih dari 3 hektar. Lokasinya dekat dengan Lingkar Luar Barat Jakarta Outer Ring Road (JORR), yang dapat menghubungkan penghuni dengan sekolah, pusat perbelanjaan, fasilitas kesehatan, dan pusat hiburan lainnya. Terdapat sekitar 43 pertokoan yang memberikan kemudahan penghuni akan kebutuhan ritel dan bisnis. West Vista terdiri dari dua menara megah dengan 44 lantai yang dipisahkan ruangan terbuka berjarak 60 meter. Di ruang terbuka itu penghuni dapat menikmati fasilitas seperti club house berlantai dua, ruang santai pribadi,

kolam renang yang luas, aqua gym, dan tempat bermain anak. Bangunan ini juga memiliki beberapa sky garden, patio untuk yoga, tempat membaca, serta dek untuk hammock (tempat tidur gantung). West Vista menawarkan Tipe Studio, apartemen 1 bedroom, dan apartemen 2 bedrooms yang dapat memenuhi kebutuhan investor dan penghuni. Seluruh hunian dengan total 2.800 unit ini didesain oleh Arsitek Desainer asal Spanyol, Codinachs, dan Arsitek lokal, Quadratura. Sedangkan desain lansekap dipercayakan kepada Citra Pesona Hijau.

westvistajakarta.com

Flawless Bedding Brand fashion design ternama, Calvin Klein, kembali menunjukkan sentuhannya dalam Koleksi Calvin Klein Home di Indonesia Calvin Klein Home memasuki pasar Indonesia dengan menawarkan desain yang berkualitas, modern, romantis, elegan, serta sensual. Setelah mengadakan launching pada Rabu, 20 Mei 2015 di hotel Keraton Jakarta, produk Calvin Klein Home bisa didapat di beberapa department store seperti Sogo. Desain yang dipakai merupakan refleksi pandangan Calvin Klein terhadap hunian pada umumnya. “Saya ingin laki-laki dan perempuan yang memakai dan mengerti pakaian saya, untuk dapat menikmati sentuhan estetika dalam ruang pribadi yang intim, yaitu rumah hunian,” ucap Calvin Klein. Serupa dengan koleksi pakaiannya, Calvin Klein Home juga mengedepankan pola, proporsi, dan keseimbangan dalam setiap desainnya. Koleksi bedding dari Calvin Klein memiliki dekorasi yang sangat pure dan minimalis, seperti kombinasi seprei satin dengan selimut katun. Palet warnanya juga beragam, dengan sentuhan warna bersinar seperti steel, rosewood, burnish, dan citronelle. Sentuhan yang khas antara tekstur

dan warna membuat produk tersebut sangatlah sempurna untuk kamar. Seprei katun Calvin Klein Home bebas dari bahan kimia, dan terasa seperti linen halus serta lembut seperti sutra yang memberi sentuhan kemewahan. Awalnya pada tahun 1995, Calvin Klein meluncurkan sebuah home collection yang terdiri dari seprei, handuk, dan peralatan makan. “Ia sedang berjalan dan menjumpai Portico, sebuah home store yang indah di SoHo, dan berkata, ‘Siapapun yang mendesain toko itu, saya ingin mereka yang merancang home line saya,’ Orang itu adalah Pamela Schumacher. Calvin membujuknya, dan ia pun bersedia,” jelas Amy Mellen, Creative Director of Calvin Klein Home. Sebagian besar motif botani untuk Calvin Klein Home pertama-tama dilukis di atas lembar besar kertas cat air. Setelah itu Calvin Klein bekerja sama dengan pengukir di Lyon, Perancis, untuk menerjemahkan desain-desainnya. [Teks:FE]

calvinklein.com


evolveindesign

Cushioned Sofa Supellex memperkenalkan seri sofa terbaru, Sukhoi Sofa, dengan desain yang simple Sebuah grup desain yang khusus merancang dan memproduksi furnitur kontemporer, Supellex, memperkenalkan seri sofa terbaru yakni Sukhoi Sofa. Pondasi sofa ini terbuat dari handcrafted steel dan dilapisi dengan matte anthracite powder coat. Semua bantalan berlapis bulu atau kapas rajut yang dapat dilepas sehingga memudahkan perawatannya. Ukurannya cukup bervariasi, untuk ukuran Triple: 2500x900x765 mm, Double: 1710x 900x765 mm, dan Single: 1140x900x765 mm. Supellex didirikan pada tahun 2010 oleh James Parker dan Jeffrey van den Bergh. Salah satu tujuan dasarnya adalah menghasilkan barang yang tahan lama, sehingga dapat dipakai

turun temurun. Demi mewujudkanya, Supellex selalu meninjau metode produksi, rincian desain, dan bahan yang digunakankan secara sistematis. Setiap bagian kayu yang digunakan produk Supellex sudah diatur dari Forestry Stewardship Council. Artinya, bahan baku seperti kayu serta rotan yang ditanam dan dipanen sesuai dengan pedoman FSC yang memastikan kelestarian lingkungan. Finishing organik dari produk kayu Supellex, yakni minyak dan lilin, juga berasal dari bahan-bahan alami. Rotan sintetis yang digunakan tahan sinar UV dan dapat didaur ulang. [Teks: FE]

supellex.co.id

Decking, wall, ceilling and partition Milan Ecowood mengembangkan produk Wood Composite panel yang terlihat dan terasa persis seperti kayu asli Kayu komposit Ecowood dibuat dari kombinasi kayu 100 persen alami yang dapat didaur-ulang, sehingga membantu mengurangi ketergantungan kita pada kayu. Komposisi bahan 60 persen kayu daur ulang dan 40 persen mineral non-toxic yang ramah lingkungan, membuat Ecowood bebas dari bahan kimia yang mengandung residu berbahaya. Produk Ecowood dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, dari teras rumah yang secara langsung terkena sinar matahari hingga untuk kolam renang. Ecowood bersifat water-proof dan secara alami bebas rayap serta tahan lama, sehingga pemeliharaan lebih mudah. Produk yang menjadi unggulan Ecowood adalah External Decking floor Series, Wall Panel Series, Ceilling Series, dan Timber Tubes Series. Untuk seri External Decking floor, lantai Ecowood dapat mengurangi pantulan cahaya dan radiasi ultra violet dengan alami. Segala jenis lantai kayu Ecowood akan memastikan kehidupan yang sehat, aman, dan nyaman. Ecowood dengan bahan kayu berkualitas memancarkan rasa kenyamanan yang hangat dan nyaman. Seri Panel Dinding Dekoratif Ecowood memperkenalkan berbagai

keindahan dan kemuktahiran produk dengan penampilan kayu alami yang elegan. Dilengkapi dengan desain modern yang unik dan multi dimensi. Hasil ketahanannya memuaskan dan karakteristik yang dimiliki tergolong unik. Proses pemasangan produk juga lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan produk kayu konvensional. Seri Plafon Ecowood mempersembahkan sebuah dekorasi yang menarik dengan tekstur kayu modern yang tidak memerlukan proses pengecatan. Produk ini memiliki fitur daya tahan yang diinginkan dan mudah dalam perawatan, serta desain gaya modern yang dimiliki sesuai dengan selera pelanggan secara global. Sedangkan seri Kayu Timber Tubes multi fungsi dari Ecowood menawarkan penampilan estetika dan sifat insulasi yang menyerupai kayu alami. Seri Kayu Timber Tubes dari Ecowood sangat cocok untuk berbagai aplikasi seperti dinding eksternal, partisi dalam, sistem pengaturan cahaya, dan juga plafon.� [Teks: FE]

milanecowood.co.id

indesignlive.co.id

49


50


51

Investigating the latest trends and products in lighting

Perubahan teknologi dan metode baru pada rancangan desain pencahayaan telah mengubah seluruh lanskap pada desain pencahayaan.

indesignlive.co.id


Sepatah kata dari editor... alah satu masalah dalam dunia pencahayaan adalah apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh ekspresi “desain pencahayaan”. Mereka yang sudah mengetahuinya memahami masalah ini dari proses desain dengan cahaya. Namun kebanyakan, mungkin mayoritas, melihatnya sebagai pengertian akan “desain cahaya”. Meski kebingungan ini mungkin akan bertahan di masa yang akan datang, terdapat juga ketidakraguan bahwa mereka yang mendesain dengan cahaya secara signifikan jauh lebih besar memahaminya dibandingkan mereka yang mendesain alat sebagai pekerjaan mereka. Edisi FUSE kali ini mencoba untuk memperbaiki ketidakseimbangan ini dengan melihat apa yang dikerjakan oleh David Morgan, seorang desainer yang berbasis di Inggris yang fokus pada desain cahaya, fitting, atau lebih khususnya, luminer. Ia hanya bekerja di bidang teknis “instrumen” pencahayaan dan bukan di bidang lainnya, yang lebih besar, di bidang dekorasi desain light

S

fitting—sebuah area yang akan menjadi topik edisi selanjutnya. Desain dan teknis dari produk pencahayaan merupakan sebuah proses yang kompleks. Sering didorong oleh tuntutan aplikasi tertentu atau celah di berbagai produk, proses desain ini harus mempertimbangkan kreasi yang tak hanya sesuai dengan lingkungan, tetapi juga meliputi pengoperasian pemilihan sumber cahaya, perintah termal, kinerja optik fitting, efisiensi keseluruhan, keamanan elektrikal, penyesuaian kode, dimensi fisik, dan gambaran visual dari produk akhir. Kriteria-kriteria ini jarang sekali kompatibel dan membutuhkan banyaknya eksplorasi untuk mencapai desain fungsional sepenuhnya, bentuknya pun kadang muncul secara tepat jika digunakan pada aplikasi visibel.

André Tammes adalah Lighting Editor di Indesign. andretammes.com


FUSEindesign

Inovasi teknologi telah melihat sebuah pemikiran ulang radikal tentang proses desain pencahayaan. David Morgan mendiskusikan implikasinya.

Teks David morgan ALIH BAHASA Arisa Imandari

Halaman sebelah Detail

pencahayaan yang terintegrasi pada kurva interior auditorium. (Photo: Hufton and Crow)

halaman sebelah

esain perlengkapan pencahayaan teknis telah berubah secara signifikan selama dekade terakhir sebagaimana sumber cahaya tradisional tergantikan oleh solid state lighting (LED) pada beragam aplikasi penerangan. Anehnya, proses desain luminer tidak banyak berubah sedrastis perubahan produk penerangan aktual itu sendiri. Perusahaan desain saya yang berbasis di London telah bekerja di bidang industri pencahayaan selama lebih dari 30 tahun untuk menciptakan produk penerangan inovatif. Karenanya kami telah melalui beberapa kali perubahan teknologi, dimulai dengan lampu halogen MR 16 dan kini menghadapi tantangan akan desain OLED sheet yang fleksibel. Namun, keadaan saat fluks di industri pencahayaan belum pernah terjadi sebelumnya. Transisi dari mantel gas hingga penerangan listrik memakan waktu beberapa dekade dan lampu pijar telah menjadi sumber cahaya penting selama lebih dari 100 tahun. Berkaca pada perubahan teknologi dalam pasar lighting, terdapat perubahan yang sama-sama terjadi dalam proses skema pencahayaan didesain. Ketika saya memulai mendesain, hanya ada dua desainer pencahayaan independen yang beroperasi di Inggris—kebanyakan rancangan ini didesain oleh manufaktur. Sekarang sudah ada ratusan perusahaan desain pencahayaan dan konsultan yang bekerja pada proyek domestik dan internasional, kebanyakan perusahaan tersebut yang terletak hanya berjarak beberapa mil dari kantor kami, beberapa di antaranya menjadi klien. Perusahaan saya menghabiskan bertahun-tahun bergerak dalam konsultan desain hingga manufaktur penerangan di seluruh dunia, termasuk Louis Poulsen, Holophane, Thorn Lighting, serta

D

Panasonic, dan pekerjaan ini masih berlanjut hingga saat ini. Bagaimanapun, sebuah peningkatan jumlah aktivitas kami kini berdasarkan pada proyek kerja dengan desainer pencahayaan. Kami mempunyai perusahaan manufaktur sendiri untuk memproduksi hasil akhir produk dan lebih banyak berkaitan dengan proses komplit desain luminer untuk proyek tertentu. Berbagai produk dan sistem yang dibangun untuk proyek spesifik kini menjadi basis untuk koleksi prêtaporter sukses yang mana desainer pencahayaan dikhususkan pada proyek setiap hari. Satu contoh baik dalam perubahan ini ialah 3D LED Flex 100 System yang kami ciptakan secara khusus untuk auditorium Zaha Hadid—yang didesain oleh Heydar Aliyev Center di Baku, Azerbaijan. Kami memperkenalkan proyek itu dari desainer pencahayaan MBLD, yang dulu pernah bekerja sama dengan kami di proyek sebelumnya. Interior auditorium membutuhkan tiga-dimensional fleksibel, sistem LED berkekuatan tinggi untuk mendukung semua penerangan di ruangan. Sistem pencahayaan ini ditempatkan dalam 5 ceruk dinding yang mengelilingi interior auditorium dengan seluruh lampu dipasang merefleksikan cahayanya secara tidak langsung dari permukaan panel kayu. Kami telah menciptakan sejumlah sistem penerangan LED fleksibel namun sayangnya tidak ada sumber maupun tingkat fleksibelitas yang mumpuni untuk proyek ini. Bekerja dengan tenggat waktu yang ketat, kami pun mengembangkan sebuah konsep finned die cast heat sink yang sangat efisien dan akan disambungkan bersamaan dengan rangkaian fleksibel untuk mengikuti kontur bangunan yang kompleks.

Desain pencahayaan membuat iluminasi yang hangat dan bervariasi pada ruang. (Photo: Hufton and Crow) kanan 3D LED Flex 100 Modular, LED fleksibel sistem pencahayaan linear oleh Radiant Lighting bawah Pencahayaan mengikuti bentuk garis sinuous dari bentuk atap auditorium. (Photo: Helen Binet)

indesignlive.co.id

53


...kepentingannya kini berubah pada kualitas, efisiensi, dan efek hasil akhir cahaya. David morgan


FUSEindesign

halaman sebelah

Koridor di luar auditorium mengikuti bentuk fluid. (Photo: Helen Binet) Di atas Regent’s Place Pavillion oleh Carmody Groarke Architects, dengan RAD 250 IP68 LED buried uplight luminaires didesain oleh David Morgan Associates, pictured top right (Photo: Luke Hayes) Kanan Louis Poulsen SPR12 projector luminaire, didesain oleh David Morgan Associates

Rangkaian-rangkaian ini dipasang pada penopang sudut yang mudah diatur sehingga hasil cahaya dapat ditujukan pada bentuk permukaan ruang. Ceruk dindingnya sendiri dibuat dalam sehingga kami merancang sebuah sistem bantalan klip pegas untuk memudahkan instalasi maupun servis. Mengaplikasikan LED putih yang sangat hangat yang diproduksi oleh perusahaan terdepan Jepang, Nichia (perusahaan yang mengembangkan LED putih pertama kali), kami membuat sampel uji prototipe untuk bahan diskusi serta evaluasi dengan desainer MBLD dan ZHA. Isu desain kunci dengan seluruh desain luminer LED ialah kontrol pembuangan panas dari emitter LED. Jika hal ini tidak ditangani secara tepat, LED akan cepat rusak dan bekerja jauh di bawah efisiensi. Untungnya kami mendapatkan desain detail serta ukuran heat sink yang memiliki level performa yang diperlukan dan mampu menjalankan proses desain melalui produksi yang disesuaikan dengan tuntutan tenggat waktu. Menyeragamkan temperatur warna juga menjadi isu kritis lain untuk desain luminer LED dan akhir-akhir ini sulit sekali mendapatkan efek wall-washing tanpa melihat varietas temperatur warnanya. Berkat kerja sama dengan Nichia, kami mampu mengendalikan batch LED secara presisi yang akan digunakan pada proyek sehingga penampilan cahaya terlihat sangat konsisten. Secara keseluruhan, lebih dari 260 meter dari sistem telah diaplikasikan pada proyek untuk menghadirkan ruangan yang hangat, bebas silau, dan mengundang. Proyek ini pun berhasil memenangkan sebuah penghargaan desain pencahayaan. Mengikuti kesuksesan perkembangan dari sistem 3D LED Flex 100 untuk proyek ini, kini produk ini menjadi salah satu produk best-selling kami dan kami sudah menyelesaikan proyek termasuk store Burberry dan rumah sakit privat di

London, gedung parlemen di Turki, dan sebuah perpustakaan di Kanada. Kami juga mengembangkan versi yang lebih kecil namun dengan dasar konsep desain yang sama untuk beberapa aplikasi di komersial dan hospitality. Adapun 3D LED Flex 40 merupakan produk kami dengan ukuran paling populer dan tersedia untuk versi aplikasi interior maupun eksterior. Versi RGBW interior telah digunakan dan diperbarui pada Hammersmith Apollo di mana kami bekerja sama dengan desainer pencahayaan Jim Morse untuk mengembangkan sebuah mesin penerangan custom termasuk LED putih yang begitu hangat dipadu dengan LED berwarna merah, biru, dan hijau. Saat saya baru menjadi desainer luminer, saya menitikberatkan perhatian pada penampilan eksternal dan konstruksi produk lighting. Sejak bisnis kami telah berkembang, kini kami cenderung bekerja dengan arsitek dan desainer pencahayaan untuk membantu proyek-proyek mereka, kepentingannya kini berubah pada kualitas, efisiensi, dan efek hasil akhir cahaya. Mengombinasikan atensi terhadap detail dalam desain luminer dengan kesadaran yang jeli dari visi pencahayaan sang arsitek memang membuat suatu tuntutan namun menjadikan portofolio produk yang begitu memuaskan.

dmadesign.co.uk Radiant Lighting is available in Australia from JSB Lighting jsblighting.com.au

David Morgan mendirikan David Morgan Associates, konsultan desain internasional di London yang khusus mengembangkan desain luminer, juga MD di Radiant Architectural Lighting.

indesignlive.co.id

55


Harjono Sigit Di jaman bentuk mengikuti fungsi, Harjono Sigit berkarya dengan sepenuh hati memahami hubungan antara ruang dan kegunaannya yang tidak pernah sederhana itu.


luminaryindesign

teks Sunthy Sunowo pORTRAIT Agung Perkasa

indesignlive.co.id

57


amanya hampir tidak pernah terdengar dan samar-samar dikenang oleh segelintir orang. Namun, melalui tangannya terlahir karyakarya yang sejak awal jujur merespon waktu, kebutuhan, dan tuntutan. Menyalahkan kebiasaan dokumentasi yang masih rendah di Indonesia, beruntung dokumen-dokumen arsip berupa album foto dan gambar kerja masih ada dan bisa diselamatkan dan kemudian dipamerkan oleh komunitas Kami-ArsitekJengki dan dikuratori oleh Ayos Purwoaji. Cerita tentang seorang arsitek yang mulai berkarya ketika negara sedang mengalami perubahan jaman dan ideologi. Lahir di Madiun pada tahun 1939 sebagai anak keenam dari Oetari putri sulung HOS Tjokroaminoto dan mulai menemukan ketertarikan pada gedung-gedung yang megah dan indah ketika sesekali berkunjung ke Surabaya. Kegemarannya untuk menggambar membuatnya semakin yakin untuk memilih belajar arsitektur dan pilihannya hanya Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang dikenal dengan ITB). Tidak dipungkiri bahwa pada waktu itu adalah masanya arsitektur modern tidak hanya menjadi sebuah gaya desain, tetapi juga menjadi koridor berpikir yang menyentuh kehidupan di seluruh dunia. Diskursus ini juga dialami oleh Harjono selama kuliah, tetapi pembelajaran yang diterimanya juga menekankan pentingnya peduli iklim tropis

N Paling ATAS Tampak

depan gedung Pusat Penelitian Semen dan Auditorium Semen Gresik. Atas Gambar tampak muka Gedung Kantor Direksi Perhutani. halaman sebelah Kiri atas Gedung Kantor

Direksi Perhutani ketika masa konstruksi.

halaman sebelah Kanan Atas Gedung

Penelitian Semen Gresik (Foto dan gambar : Dokumentasi pameran, ayorek.org, Kami Arsitek Jengki, Ayos Purwoaji, dan Defry Ardianta).

di Indonesia. Adalah Prof. VR. Van Romondt yang memberikan pengaruh besar kepada gagasan dan pemikiran arsitektur Harjono Sigit untuk menyatukan substansi modern dan tropis. Pembelajaran dari seorang dosen Belanda yang memiliki kepedulian untuk mendokumentasikan arsitektur di nusantara dan berkeinginan untuk mewujudkan entitas ‘arsitektur Indonesia’ sebagai sebuah ekspresi kontemporer dan modern tanpa kehilangan akarnya pada konsepsi desain tradisional ini terasa sangat merasuk ke dalam ingatan Harjono Sigit. Ia sendiri tidak kemudian berambisi untuk mewujudkan arsitektur Indonesia seperti dosennya, tetapi kesadaran untuk lebih peduli dan mendengarkan jaman dan kebutuhan pada waktu itu dirasanya krusial. Inspirasi dari desain bangunan modern oleh nama-nama arsitek ternama banyak mempengaruhi karyanya. “Pada saat itu, saya banyak mendapat pengaruh dari arsitek modern seperti Le Corbusier, Oscar Niemeyer, Marcel Breuer, atau Mies Van der Rohe,� kata Harjono dalam wawancaranya dengan Ayos Purwoaji. Kreativitasnya sebagai seorang arsitek tidak bisa hanya diwadahi dengan ekspresi desain yang ada dan umum pada jaman tersebut, oleh karena itu ideide dari arsitek ternama ini terasa membuka banyak kemungkinan dan tantangan baginya. Karyanya Pasar Atum di Surabaya menghadirkan beberapa inovasi struktur yang belum ada di kota ini sebelumnya. Bentukan atap berstruktur payung Hyper (hyperbolic paraboloid) dan atap payung beton yang lebar disangga oleh dua blok ramping ini berhasil dibangun dengan perhitungan struktur yang dilakukan sendiri oleh Harjono. Totalitasnya untuk belajar dan tekun memahami hingga detail membuatnya berhasil mengambil inspirasi dari arsitek ternama dan menguliknya menjadi karya yang lebih kontekstual pada situasi dan kondisi di Indonesia. Seperti Maison Dom-Ino karya Le Corbusier yang tidak pernah terwujud yang menginspirasi desain tangga Pasar Atum yang menggantung dengan permainan struktur yang jauh lebih canggih, karena benar-benar melayang tanpa tiang penyangga dan berhadapan dengan struktur gedung. Padahal kemiringan tangga di Pasar Atum memiliki sudut lebih tajam, sehingga kemungkinan terjadinya robek struktur


luminaryindesign

" Pada saat itu, saya banyak mendapat pengaruh dari arsitek modern seperti Le Corbusier, Oscar Niemeyer, Marcel Breuer, atau Mies Van der Rohe." harjono Sigit

jauh lebih tinggi. Eksplorasi struktur yang pernah dilakukannya adalah Jenis adalah cangkang konoida (conoidal shell), yang pernah digunakan sebagai pintu masuk (entrance gate) pada Gedung Kantor Direksi Perhutani Divisi Regional Jawa Timur (1972). Reputasinya sebagai arsitek yang piawai mengolah bentuk dikuatkan oleh kemampuannya merekayasa struktur bangunan. Seperti arsitek Mexico, Felix Candela, Harjono juga mengulik struktur dan material beton bertulang. Selain itu, ia juga arsitek yang selalu rasional dalam mengambil keputusan. Salah satu contohnya adalah membuat kolam renang di atas Pasar Atum sebagai cadangan air bila terjadi kebakaran dan memang tidak ada fasilitas kolam renang di sekitar pasar dalam radius beberapa kilometer. Karya lain yang menonjol adalah Gedung Pusat Penelitian Semen dan Auditorium milik Semen Gresik. Gedung ini adalah karyanya tepat setelah lulus sarjana dan selesai dibangun tahun 1965. Yang menarik dari gedung ini adalah randangan busur beton yang juga terinspirasi dari desain Le Corbusier untuk Palace of the Soviets tahun 1928. Harjono kemudian mengambil DNA desain busur beton ini tidak hanya untuk tampilan eksterior semata, tetapi juga sesuai dengan kebutuhan sebuah auditorium besar yang membutuhkan perhitungan struktur akurat. Untuk seorang arsitek muda, desain gedung ini adalah sebuah pertaruhan yang berani. Sentuhan arsitek modern yang sangat kental berhasil dibuatnya terasa familiar dengan konteks lingkungannya. Komposisi yang terjaga, proporsi yang sangat diperhitungkan, dan juga komposisi dua balok masa yang tidak menjadi asing dalam konteksnya menjadi kualitas yang selalu bisa ditemukan dalam karyanya. Gedung karya Harjono Sigit memang telah dimakan waktu dan tidak lagi memiliki pesona yang memukau.

Penggunaannya pun telah surut sejalan dengan perubahan era. Namun, untuk khasanah arsitektur Indonesia, karya-karyanya sangat layak untuk ditinjau kembali untuk melihat bagaimana kesabaran dan kesadaran seorang arsitek muda di masanya berhasil mempertemukan gagasan modern menjadi bangunan yang membumi. Gedung Laboratorium Penelitian Kimia di Jagir, Kantor Penggilingan padi PT Mentras di Pasuruan, dan guest house Perhutani di Jatirogo adalah beberapa proyek Harjono yang menarik untuk dipelajari kembali. Prinsip-prinsip arsitektur tropis terasa menjadi bagian inheren dari desainnya. Seluruhnya diramu dan menjadi satu persembahan desain yang tidak hanya memenuhi fungsi, tetapi juga memberikan ruang dengan kualitas yang ikut membangun citra institusi serta pemahaman publik. Saat ini gedung-gedung karya Harjono Sigit telah usang dan jelek karena waktu serta kehilangan konteksnya sejalan dengan perubahan fungsi. dalam katalog pameran karya Harjono Sigit, Farid Rakun menuliskan; Saya melihat sebuah potret tentang arsitektur yang sudah (berhasil) terlupakan. Ada kebebasan dan kejujuran di sana. Suasana berubah dari formal menjadi informal. Beton pun mencair, tidak selamanya harus kaku. Yang bertele-tele menjadi lugas, guna menjadi jujur. Sebagai konsekuensinya yang cantik memang menjadi jelek, tetapi saya pribadi nyaman pada yang jelek dan tidak melulu menggoda. Ketika hasrat bisa diredam, saya bisa lebih bercanda.

HARJONO SIGIT 1964 Lulus Technische Hoogeschool te Bandoeng. 1964 Mendirikan Biro Konsultan CV Bina Wisma. 1964 Menjadi anggota tim formatur Panitia Pendirian Fakultas Teknik Arsitektur ITS. 1964- Dosen tetap Jurusan Arsitektur FTSP-ITS, 2005 Surabaya. 1965-69 Bekerja untuk Biro Teknik Ir. Soendjasmono. 1965 Merancang Gedung Pusat Penelitian Semen dan Auditorium Semen Gresik. 1967 Merancang Gedung Laboratorium Penelitian Kimia, Jagir. 1970-74 Dekan Fakultas Teknik Arsitektur ITS, Surabaya. 1970 Mengikuti kursis singkat STAGE di Perancis. 1971 Mendirikan FGD (Fachroeddin Goenadi Harjono). 1972 Mengerjakan Balai Kota Samarinda dengan CV Aji Jaya. 1972 Guest House Perhutani di Jatirogo. 1974-76 Pembantu Rektor II, ITS, Surabaya. 1974 Menulis buku Struktur dan Utilitas (Fakultas Teknik Arsitektur ITS). 1975 Menulis buku Ekonomi Teknik (terjemahan) (Fakultas Teknik Arsitektur ITS). 1977 Merancang bangunan Pasar Atum. 1982-86 Rektor ITS, Surabaya. 1990 Merancang Gedung UNIPA, Waru, Sidoarjo. 2001 Merancang Gedung Operasi Mata Rumah Sakit Mata Undaan, Surabaya. 2005 Purna tugas sebagai pengajar di ITS 2007 Mengajar pada Pendidikan Profesi Arsitektur ITS

Harjono Sigit

indesignlive.co.id

59



ALL IN THE FAMILYindesign

D

i antara banyaknya kekuatan perusahaan keluarga adalah kemampuan mereka untuk mengidentifikasi pelanggannya. — Edisi ini k ami bercerita tentang Apaiser

indesignlive.co.id

61


crafting luxury DALAM MEMBUAT LOMPATAN KARIER DARI BALET KE BATHWARE, BELINDA TRY MENGASAH KREATIVITASNYA.


ALL IN THE FAMILYindesign

teks alice blackwood PORTRAIT CHRISTINE FRANCIS

HALAMAN PEMBUKA

Belinda Try, pendiri Apaiser, di showroom-nya di Melbourne HALAMAN SEBELUM Haven Bath di Cheval Blanc Randheli, Maldives (Photo: S. Candito) KANAN Haven Bath tanpa Base dalam pilihan Nimbus

andasan setiap bisnis baik publik maupun privat ialah memiliki tujuan umum untuk melayani permintaan pelanggan. Lahirnya sebuah solusi, servis, ataupun produk untuk melayani permintaan dapat dilakukan dalam banyak cara. Sering kali cara tersebut berasal dari riset pasar dan analisis pelanggan. Namun beberapa lainnya terjadi karena insting. Ketika perusahaan bathware global merek Apaiser didirikan di Melbourne tahun 2000, perusahaan merespons pelanggannya dari banyak sudut spesifik— dalam hal ini pelanggan yang banyak mau. Sang pendiri dan direktur eksekutif Apaiser, Belinda Try, tidak memiliki karier sebelumnya sebagai desainer ataupun manufaktur bathware tetapi ia menemukan caranya sendiri dari keindahan desain peralatan kamar mandi dengan spa-quality yang tersedia di Natural Stone. “Apaiser lahir [dari] mengenali bahwa masih ada elemen yang kurang dari peralatan kamar mandi yang ditawarkan,” jelas Belinda. “Saya saat itu benar-benar berpikir, ‘Itulah yang saya inginkan untuk rumah personal saya sendiri dan karenanya harus ada yang menjualnya’,” kenangnya. Koleksi pertama Apaiser diluncurkan pada 2005 yang diciptakan untuk pasar lokal. Produknya didesain di Victoria, diproduksi di Indonesia melalui produsen marmer reklamasi, dan dijual dari boutique showroom di Malvern, Melbourne. Belinda memulai bisnis desain pada awal 2000-an dengan pendekatan “berani” meski melalui krisis moneter GFC. Dibekali keberanian dan keyakinan, Belinda mendesain produk pertamanya dengan menawarkan produk yang ramah pengguna (mudah dibersihkan dan cocok untuk segala kebutuhan koleksi kamar mandi), eco-sensitive (terdiri atas batu alam dan material daur ulang), serta memiliki gaya spa Bali yang mewah. “Sesimpel itu,” jelas Belinda. “Kami meluncurkan koleksi pertama kami ini di designEx 2005 di Sydney dan produk tersebut populer seketika!” Bagi Belinda, yang memiliki latar belakang bukan di bidang bisnis—“Saya tadinya adalah penari balet profesional”—Apaiser mempresentasikan sebuag perubahan total pada karier. Namun mungkin batu loncatan dari satu industri ke industri lainnya tidak dapat kita perkirakan. Kualitas kunci kreativitas dan motivasi menjadi karakteristik di antara keduanya, dan Belinda merasa ia berutang pada dua hal ini. “Sebagai penari, Anda menjadi sangat kreatif namun dalam cara yang berbeda. Dan saya jelas memiliki sebuah talenta [alamiah] bagaimana menjalankan

ALIH BAHASA Arisa Imandari

L

bisnis yang sukses dan mengembangkannya.” Dengan sebuah showroom di Australia (dan segera di Singapura), juga toko retail di Timur Tengah, Cina, Hong Kong, India, dan Asia Tengah, Apaiser memiliki keuntungan yang besar dari kepemilikan pribadi. “Ini tentang mempunyai kemampuan mendahului,” jelas Belinda. “Itu berarti Anda seorang yang cekatan dan memiliki kemampuan untuk menentukan nasib Anda sendiri. Anda dapat membuat keputusan tanpa menghadirkan orang-orang di rapat kuartal perusahaan. Kami tidak ingin menjadi follower, dan itulah yang kami usahakan [untuk mempertahankannya], untuk selalu menjadi yang pertama di market dengan produk-produk baru.” Bisnis perusahaan tersedia untuk pelanggan retail maupun trade, dengan portofolio hospitality internasional yang kuat. Produk personalisasi dan desain yang dapat disesuaikan menjadi keunggulan terbesar dari Apaiser, yang didukung oleh dua pabriknya di Indonesia, dan desainnya melalui divisi manajemen proyek CAD di Singapura. “Saya rasa hal ini menjadikan kami berbeda,” jelas Belinda. “Kami dapat menyesuaikan permintaan dengan cepat, kami bahkan bisa mengubah bentuk baru dalam waktu 6 minggu.” Budaya kerajinan tangan Indonesia yang begitu kuat ditambah kemampuan artisanal lokalnya menawarkan bisnis menarik untuk mengembangkan pabrik di luar negeri. Hal itu dan kedekatan dengan tambang marmer yang besar membuat Indonesia menjadi lokasi ideal untuk 2 pusat produksi Apaiser, yang dikelola oleh orang Australia dan stafnya dari masyarakat lokal setempat.

indesignlive.co.id

63


KIRI Basin Lotus warna grey mist di Elm&Willow House – Architects EAT (Photo: Earl Carter) HALAMAN SEBELAH ATAS

Customised Haven bath at The Lair, Tasmania

HALAMAN SEBELAH BAWAH Solar freestanding

bath dan Oval vanity (Photo: Steven Pam)

“ Ini tentang bekerja sama dengan tim yang benar-benar memiliki talenta...” belinda try

Mendirikan divisi desain di Singapura juga menjadi langkah strategis, memberdayakan sumber daya CAD di wilayah ini sekaligus menjadikan departemen desain secara geografis lebih dekat dengan fasilitas produksi. Dengan kantor pusat Apaiser di Melbourne, Belinda mempertahankan pendekatan yang begitu kolaboratif dalam menjalankan pengawasan. “Ini tentang bekerja sama dengan tim yang benarbenar memiliki talenta untuk berkolaborasi dengan Anda dan menyadari bahwa Anda tidak bisa menguasai segalanya. Ide Belinda pada bisnis ini membutuhkan perjalanan terus-menerus tapi juga menenangkan pikiran. Tahun-tahun dari menawarkan produk yang sempurna dan teknis manufaktur memberikan banyak pelajaran bagi tim Apaiser, seperti nilai timeless dari garis-garis sederhana, bentuk organis, dan material alami. “Produk signature kami, Haven Bath, ialah bathtub pertama yang kami rilis di pasar,” kata Belinda. Produk tersebut bersama Sanctum Basin, diluncurkan di tahun yang sama, dan hingga kini masih menjadi produk paling populer di Apaiser. Hasil akhir yang halus dari pengampelasan pada koleksi bathtub Apaiser juga menjadi elemen signature pada brand ini. “Kami mendapat batu dengan level tertinggi; bekerja dengan presisi dari toleransi dua milimeter yang sangat kecil—menakjubkan, mengingat hasil akhir produk dihasilkan dari pekerjaan tangan. “Mengunjungi pabrik [sebenarnya] menenangkan; apa yang Anda dengar [kebanyakan] suara shh-shh, shh-shh dari produk yang sedang diampelas. Hal itulah yang menjadikan produk kami indah, taktil, dan terasa halus.” Selalu responsif terhadap pelanggan, estetika luks Apaiser dikembangkan dari praktik yang simpel. Dari shower tray yang mengurangi penggunaan nat hingga perlengkapan vanity gantung maupun kabinet, kubikel shower dan bathtub dengan dudukan: “Produknya harus memiliki keindahan tetapi juga mudah untuk dirawat,” ujar Belinda. Tentunya perusahaan ini memiliki kombinasi yang unggul untuk setiap pelanggan dan estetika.

Alice Blackwood adalah Editor Melbourne Indesign’s.


ALL IN THE FAMILYindesign

indesignlive.co.id

65



portfolioindesign

67

Teks MARK SCRUBY FOTOGRAFI SHANNON MCGRATH ALIH BAHASA Arisa Imandari arsitek MATT GIBSON ARCHITECTURE + DESIGN lokasi MELBOURNE | AUS PRoyek COMPULSIVE PRODUCTIONS

Medium as Message RUMAH PRODUKSI FILM MEMILIKI KANTOR YANG SESUAI DENGAN NILAI PRODUKSI MEREKA. indesignlive.co.id


HALAMAN PEMBUKA

Dinding hitam, cermin berasap, dan lampu dramatis mengilhami Compulsive Productions dengan suasana teater yang kuat, meski tanpa mesin asap KIRI Kontras dengan ruang studio di atas yang bercat hitam, aula masuk di kantor ini berwarna putih dengan kayu pirang BAWAH Panel akustik dengan banyak segi di ruang editing menggemakan eksterior pod geometris dari kayu lapis KANAN Jendela besar di sisi barat bangunan menghadirkan cahaya natural yang menerangi ruang studio

ota kecil di Richmond dikenal dengan Cremorne, terselip di antara Punt Road dan Swan Street, yang sering terlewatkan. Namun dengan cerobong asap ikonis dari pabrik tua Bryant & May atau silo kosong Barrett Burston Malting yang mempertahankan jam Nylex, mungkin area ini terlihat tak lebih dari monumen yang mengingatkan kita pada industri dalam kota. Sejarah Cremorne sebagai sebuah tempat di mana peristiwa telah terjadi tergores lebih dari seratus tahun lalu, dan jalan-jalan sempit di sini masih menjadi rumah bagi beragam workshop industri kecil Abad 20—mekanis, printer, bengkel, pemoles logam, pembuat furnitur, penjual kain, seluruhnya bersaing satu sama lain dan sibuk membuat, memperbaiki, serta menjual. Setiap kali satu bisnis lama menutup tokonya, akan diganti dengan toko baru, dalam banyak kasus dari bidang industri yang bahkan tidak ada di Abad 20. Pada selang waktu kini kita dapat menemukan agen-agen digital, pemasaran konten, pengembang aplikasi, dan—di satu jalan belakang yang sangat terpencil—sebuah perusahaan produksi film yang dinamakan Compulsive. Seperti jalan menuju Cremorne, pintu masuk Compulsive ialah sebuah pintu tunggal yang mencolok, dengan sisi-sisinya yang tidak banyak memperlihatkan lingkungan sekitar. Memang, kedengarannya megah namun pintu ini justru kontras antara beton dan batu bata berwarna pucat di luar dan interior ruang yang futuristik. Diciptakan oleh Matt Gibson Arsitektur + Design, pintu depan ini mungkin dapat menjadi sebuah portal di Stargate! Ruang foyer dibuat seperti galeri seni butik, dengan dinding putih dan lantai kayu pirang yang

K


portfolioindesign

indesignlive.co.id

69


ATAS Tiga pod yang

berkonsep terbuka menciptakan sebuah koneksi visual di antara workstation dan editing suite KIRI Seluruh penataan di kantor ditandai dengan atensi terhadap detail, meski di dapur terbuka kecil ini HALAMAN SEBELAH Tirai berlapis ini memungkinkan beberapa koneksi antara pod dan ruang studio, menyuguhkan cahaya natural atau justru menghalanginya

“ Sesuatu yang membuatku berbeda adalah hal yang membentuk aku.� A.A. Milne


portfolioindesign

bersinar tertimpa cahaya neon dari kata-kata: “The things that make me different are the things that make me”. (Ini merupakan kutipan dari A.A. Milne— herannya bila melihat ruangan di atas, mungkin kita akan mengira sebuah ruang dari film Bladerunner karya Ridley Scott.) Tangga dengan warna serba-putih membawa pengunjung ke ruang warehouse yang panjang dan sempit—ruang sederhana dengan dinding masonry bercat hitam, langit-langit dan balok kayu ekspos berwarna hitam, dan lantai kayu dengan bercak hitam. Seakan bertransportasi dari zaman lain, terdapat tiga pod kayu lapis futuristik yang ditempatkan sebagai ruang editing suite, telah disusun ke dalam volume dan diatur secara berurutan. Lampu stik neon yang digantung pada langit-langit dan dinding dengan cermin perunggu merefleksikan ruang dengan latar yang lebih gelap. Meja kerja individu disusun sepanjang satu dinding dan terdapat pula sebuah dapur terbuka sederhana. Namun kantor ini benar-benar ruang tentang pod. Secara visual mereka mengambil metafora dari dua hal yang berkaitan dengan film: geometris sudut mereka mereferensikan aperture blade pada kamera dan susunan ruang pada warehouse yang sempit meniru telescopic barrel pada kamera film. Motif kelongsong geometris memenuhi interior kantor ini dengan kayu lapis yang digantikan panel akustik berwarna abu-abu pucat. Ketika diperlukan untuk pekerjaan tertentu, seperti ulasan produksi dan mengradasikan warna, gorden dapat ditarik untuk menghalangi cahaya. Namun sebaliknya mereka sengaja membiarkannya terbuka untuk pencahayaan alami dari jendela depan bangunan dan jendela atap setrip yang membagi dua langit-langit. Mengingat sifat pekerjaan di sini— durasi dan intensitas yang dibutuhkan selama editing film dan pascaproduksi—keuntungan akses dari cahaya natural dan koneksi visual pada ruang studio tak boleh diremehkan.

indesignlive.co.id

71


72

portfolioindesign

KIRI Pencahayaan

tersembunyi di bawah pod tengah memberikan impresi kotak mengambang beberapa sentimeter di atas lantai papan kayu berwarna gelap

Penataan kantor ini memiliki manfaat lainnya di seluruh tingkat bisnis. Kutipan neon di area pintu depan memberitahukan pada pengunjung bahwa Compulsive “berbeda”, dan ini merupakan jenis pesan yang dapat Anda komunikasikan di website atapun business card. Namun kantor ini dibangun lebih nyata lewat pengalaman kunjungan tatap muka. Studio Compulsive merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi—sebuah tempat untuk membuat film yang begitu dramatis bahkan cocok untuk setting film sendiri—dan ini menjadi nilai yang berdampingan dengan pengalaman marketing, yang tak dapat dipungkiri. Sebagai klien dan kolaborator dari agensi lain yang berkunjung dan melihat pertama kali pod di kantor ini, sekilas terlihat bayangan samar diri mereka di cermin—untuk pertama kali menyadari di mana batas sebenarnya dari ruang dan di mana persepsi mereka sedang dimanipulasi, yang akan diwujudkan oleh brand Compulsive. Dan saat mereka berjalan untuk keluar menuju dunia aspal dari Cremorne, mereka sudah berpikir tentang kunjungan berikutnya.

Mark Scruby isadalah penulis lepas tentang arsitektur yang tinggal di Melbourne

Compulsive Productions ARsITEk Matt Gibson Architecture + Design desain interior Matt Gibson Architecture + Design tim proyek Matt Gibson, Phil Burns, Angela Hopkins, Carolin Arndt BUILDER Cubed Projects konsultan struktur Clive Steele Partners biaya $150,000 waktu 12 bulan TOTAL area lantai 216m2

MATT GIBSON ARCHITECTURE + DESIGN 03 9419 6677 | 03 9419 6644 | mattgibson.com.au Furnitur meja Custom ‘Locator’, Mark Tuckey. Eames ‘Soft Pad’ Management Chair, Living Edge. ‘Kato Deluxe’ sofa, King Furniture. ‘Facemaker’ Game, ‘Le Bambole’ Decorative Ceramic dan ‘Buddy’ Table, Hub Furniture. Pada Outdoor Area, Terrariums oleh Miniscapes, dan plant hanger Macrame oleh Architect

pencahayaan Keseluruhan, Encapsulite ‘T-5 Stick-lite’, Yorkshire Lighting Design Finishes Pada keseluruhan, keramik Raw Edges ‘Tex’ Mutina, Urban Edge, ‘Superflor’ Needlefelt Plain Brushed Hair Tile, Interface, dan ‘Ecoustic’ Acoustic Felt Wall Panels, Instyle. Fixed and fitted Astra Walker ‘Icon’ Mixer Tap, Mary Noall

For the full directory of supplier contacts, visit indesignlive.com/dissections59 indesignlive.co.id


indesign

73


City VISION


portfolioindesign

Teks Paul McGillick interviews stephen crafti Fotografi Peter Clarke arsitek Bates Smart, Geyer Lokasi Melbourne | AUS PRoyek 171 Collins Street ALIH BAHASA Farida Esti

BANGUNAN BARU DI COLLINS STREET MELBOURNE MENGOMBINASIKAN KEANGGUNAN DAN INOVASI DENGAN CITA RASA YANG INDAH. indesignlive.co.id

75


The Idea elbourne adalah kota yang sangat memahami masa lalunya. Dapat dikatakan, inilah yang membuat kota tersebut sangat konservatif. Tetapi kini ada dialog segar tentang hidup masa lampau dan hidup yang kontemporer. Nyatanya, Melbourne adalah contoh yang mengagumkan tentang bagaimana sebuah kota modern memperoleh dimensi lebih besar dan tekstur yang tepat karena kehidupan di kota ini pada masa lalu. Gedung perkantoran bintang enam baru bernama Green Star di 171 Collins Street mencontohkan hal ini. Situs ini merupakan bagian dari area yang paling bersejarah di kota. Collins Street itu sendiri kaya akan sejarah. Bangunan baru berlantai 18 ini juga berada di belakang gedung Mayfair yang masuk daftar warisan budaya, sebuah bangunan berstruktur Romawi tahun 1913. Area ini sekarang terhubung dengan Flinders Lane, setelah pusat perdagangan kain di Melbourne. Dekat dengan Katedral Neo-Gothic St Paul. Gambar dari St. Paulus yang menerima perlindungan selama masa jabatan Evan Walker sebagai Menteri Perencanaan (1982-1990), juga memiliki kontrol tinggi untuk melindungi pusat sejarah kota Melbourne CBD. Kaca putih façade bangunan adalah foil sempurna untuk katedral, terutama membuat bangunan ini folds in dan fold out untuk memperlembut siluetnya. Keramik putih frit menyebar di menara Kkatedral, sedangkan kaca-kaca machine-grooved membentuk tekstur yang halus referensi tekstur dari warehouse bata bersejarah di sepanjang Flinders Lane.

M

Pembuka Refleksi dari kaca putih dan bidang lengkung yang lembut pada bangunan membuatnya menyatu dengan lingkungan, terutama dengan menara Katedral St. Paul Kiri Atas Meja concierge Kiri Bawah Sembilan lantai atrium yang diselimuti kaca Halaman Sebelah Lounge untuk tamu berada di seberang meja concierge di dasar atrium, dengan dinding travertine yang mengisyaratkan sejarah perdagangan kain di situs itu melalui pola yang tergabung


portfolioindesign

I ni adalah ruang yang sangat elegan, sekaligus monumental dan atraktif. Paul mcgillick

indesignlive.co.id

77



portfolioindesign

The building and public domain

angunan yang dirancang oleh Bates Smart, dikembangkan bersama-sama oleh CBus dan Charter Hall, dikonstruksi oleh Brookfield Multiplex. Awalnya adalah proyek komersial, dengan beberapa ritel dan perhotelan. Sebagian besar berada di dalam menara setinggi 82 meter yang berdiri tegap di sisi Flinders Lane. Area komersial berada di lantai dasar sehingga lantai tersebut menjadi grand lobby utama, tersebar mulai dari Collins Street hingga Flinders Lane. Area ini dindingnya dilapisi dengan travertine dan lantainya dikelilingi oleh karpet sulam signature. Penyempurna travertine adalah lantai batu dolerite dan cahaya yang terpancar dari dinding. Meja concierge berada di sudut Collins Street, sementara ruang resepsionis BHP Billiton dan Business Centre lebih ke arah Flinders Lane. Hal yang menakjubkan dari lantai dasar adalah atrium berlantai sembilan di atas foyer. Atasnya ditutup oleh langit-langit, sehingga bisa melihat menara ketika mereka memasuki Collins Street. Di sekelilingnya, mereka dapat melihat dinding yang mengilap dari Gedung Mayfair. Dinding ini, layaknya party wall dari Timur dan dinding menara, yang terlindung dari tabir surya karena ditutup oleh lapisan kaca. Menurut Tim Leslie dari Bates Smart, ini adalah tentang “bagaimana membuat sesuatu yang tertutup menjadi transparan�, karena atrium juga mendapat cahaya alami yang masuk ke dalam lobi melalui layar kristal sehingga menerangi ruangan sepanjang hari. Layar juga berfungsi prismatik, menghamburkan cahaya serta melembutkannya, berinteraksi dengan palet dinding travertine untuk menciptakan suasana lembut nan indah di lobi. Hal penting di sini adalah pencahayaan. Bates Smart bekerja sama dengan Electrolight untuk menciptakan cahaya di setiap sudut dinding. Pencahayaan di dinding travertine, menyebarkan cahaya yang lembut dan hangat di seluruh ruang lobi.

B

Halaman Sebelah

Masuk dari Flinders Lane ke lobi disajikan tampilan industrial look yang memantulkan jalanan di luar serta sejarahnya Atas Memasuki BHP Billiton Business Centre dari lobi, membuat klien dapat bertemu dengan staf tanpa perlu melalui security indesignlive.co.id

79



portfolioindesign

In Discussion

Kontributor utama untuk proyek 171 Collins Street membahas peran mereka dalam mewujudkan bangunan yang luar biasa ini. Kristen Whittle, Design Director di Bates Smart, mendiskusikan cara bangunan ini merespons konteks warisannya.

D

ikembangkan oleh Charter Hall dan Cbus, 171 Collins Street, tempat bagi BHP Billiton (menempati 50 persen dari bangunan) menghabiskan waktu delapan tahun dalam pembuatannya. Ini adalah lokasi kota utama. Tidak hanya tentang bangunan lainnya, tetapi juga jalinan Federation Square dengan sungai di koridor. Sejak awal, kami ingin memperlakukan proyek ini seperti permata di kota. Menara berkilau setinggi lebih dari 17 tingkat, lebih tinggi dari yang diperbolehkan peraturan setempat. Kami harus mempresentasikan kepada berbagai otoritas bahwa gedung ini tidak akan mempergelap Katedral St. Paul atau façade yang terdaftar di warisan budaya (yang dirancang oleh Arsitek Nahum Barnet pada 1913). Bates Smart bekerja sama dengan Arsitek Lovell Chen Heritage dalam memulihkan “The Mayfair” seperti sedia kala. Layaknya St. Paulus, dengan menara bergelombangnya, 171 Collins Street memiliki façade kaca yang berombak, kaca ribbon selebar enam meter menciptakan tekstur tenun yang mencolok. Bagaikan sepotong kristal yang berkilau. “Potongan kristal” ini tidak hanya menambah cahaya untuk jalanan sekitar, tetapi juga menciptakan kilauan cahaya pada dinding travertine di lobi, juga pada bagian yang bergelombang.

Kami ingin menciptakan sesuatu yang memiliki kepekaan, menghubungkan bangunan ini dengan sejarah Collins Street, tempat di mana barang-barang kualitas premium habis terjual. Dan tentu saja, terdapat peninggalan Flinders Lane, sebagai area manufaktur sampai beberapa dekade terakhir. Menghubungkan Collins Street dengan Flinders Lane juga penting. Awalnya, ada ide untuk membuat butik arcade, tapi ini tidak akan tepat mengingat yang menempati bangunan ini adalah penyewa premium. Bahan-bahan yang digunakan untuk 171 Collins Street sangat teliti dan kuat: kaca fritted, baja, travertine juga batu dolorite. Lampu-lampu yang tersembunyi dan cahaya alami yang masuk menghidupkan bangunan ini. Seperti bahan yang digunakan untuk katedral, pasir oranyenya terbatas. Dengan mengurangi palet kami membuat dekorasi katedral lebih menonjol. Gedung ini (171 Collins Street) dirancang untuk tetap berdiri kokoh hingga 100 tahun, jadi sangat penting untuk membuatnya berkualitas dan bermutu tinggi. Kami ingin menciptakan sebuah bangunan yang secara signifikan melebihi menara kaca lain di kota.

Tim Leslie, Studio Director di Bates Smart, memberikan wawasan dalam layar kaca yang sangat inovatif di lobi gedung.

P

ola frit yang dikembangkan oleh Bates Smart menyelimuti menara setinggi 80 meter tersebut. Ini adalah gedung pertama di dunia yang benar-benar menerapkan lapisan kaca di seluruh penjuru bangunan. Dengan St. Paulus yang berada di “depan pintu” kami, kami harus memastikan desain tidak akan mendominasi skyline. Dari awal, bangunan ini harus menjadi “latar belakang” untuk katedral yang dua menaranya lebih rendah. Dari sisi lain, kami menciptakan langit palsu ketika Anda pertama kali mendekat ke katedral. Jika Anda melihat bangunan di kota, hampir semua jendela berwarna gelap. Kami harus membuat sistem agar garis

gelap ini tidak tercipta. Kami melakukan banyak penelitian dan melihat pola frit yang berbeda. Cukup banyak waktu yang dihabiskan untuk membahas keuntungan menggunakan pola titiktitik atau pola mesh, termasuk beragam takarannya. Bangunan ini juga harus ditafsirkan sebagai salah satu bentuk monolitik. Bates Smart membangun beberapa prototipe dan menempatkannya di atap untuk mengukur banyaknya cahaya berkualitas terbaik yang dapat dicapai. Kami menggunakan frit putih dan silver (bahan yang digunakan sebagai dasar untuk enamel) dan memastikan sambungan tipis di panel-panel sehingga menciptakan tampilan eksterior yang seolah-olah kaca itu memang bergelombang. Akhirnya kami memilih frit dengan kepadatan 40 persen yang memungkinkan Anda untuk sepenuhnya menikmati pandangan dari dalam, sementara masih memberikan bentuk monolitik di luarnya. Kami juga menjaga desain di permukaan tanah. Ketika Anda berjalan di sepanjang Flinders Lane, Anda melihat fantasi yang kuat dari bangunan abad ke-20, dengan ungkapan yang mendalam. Kami telah meresponsnya dengan menggunakan lapisan mirrorback coating pada kaca di tingkat yang lebih rendah dari façade Flinders Lane. Anda melihat permainan cahaya dan bayangan pada kaca. Membuat penutup dari dalam atrium juga penting dalam desain. Menggunakan KPMG di timur dan batu bata dinding polos di barat, skrin “anyaman” kaca yang membingkai lobi memancarkan kilauan cahaya, sekaligus menyamarkan lingkungan sekitar. Kami tidak ingin menggunakan pelapis kaca atau cermin. Idenya bukanlah membuat efek mirrorball ketika Anda tiba. Namun tentang bagaimana memantulkan cahaya pada kaca yang miring, menangkap cahaya di setiap waktu. Ketika Anda pertama kali masuk ke salah satu kantor di menara ini, mata Anda merasa sedikit berkabut. Tetapi begitu mata Anda mulai menyesuaikan, cahayanya sangat menyenangkan, juga lembut. Kaca fritted menyaring sinar matahari sore yang agak terik. Kaca low iron juga dilaminasi. Dilihat dari luar, kaca merefleksikan kondisi langit, baik itu hari mendung atau pemandangan matahari terbenam. indesignlive.co.id

81


The interiors

BHP Billiton BHP Billiton adalah penyewa utama bangunan dan merupakan kantor pusat global. Sebelumnya berada di Lonsdale Street di bagian ujung utara CBD, BHP Billiton ingin menjauh dari area ritel yang kuat dan pindah ke dalam konteks perusahaan yang lebih high-end di Collins Street. Hal ini juga membutuhkan ruang yang lebih sedikit, karena banyak manajemen telah pindah ke Perth. Fit-out BHP Billiton dirancang oleh Geyer dan Bates Smart merancang menara serta ruang publik, meskipun Geyer ikut memilih beberapa elemen bangunan dasar (misalnya, bentuk pecahan-pecahan yang berulang) untuk mempertahankan kesatuan estetika antara dasar bangunan dan interior BHP Billiton. Strategi ini juga diterapkan di Business Centre di mana Geyer melalui beberapa dasar bangunan yang sudah selesai, serta membuat replika bentuk meja concierge di atrium. Di luar sektor keuangan, Business Centre adalah yang pertama menyediakan ruang publik di mana klien dapat bertemu dengan staf BHP Billiton tanpa melalui security. Terlepas dari lounge dan hospitality bar, ada juga ruang pertemuan yang menampilkan sejarah BHP Billiton dan seluruh ruang dapat diubah menjadi function room. Mungkin elemen utama dalam fit-out adalah fakta bahwa Facility Management BHP Billiton adalah klien kami, yang dipimpin oleh Geoff Sloan. Artinya proyek ini dipimpin oleh Fasilitas Manajemen, seperti fungsi estetika yang banyak diikuti. Tujuan utamanya bagaimana tempat kerja ini dapat terwujud. Karenanya, desain menganut pemahaman menyeluruh tentang protokol BHP Billiton dan praktik kerjanya, belum lagi memastikan bahwa tempat kerja dan area dapur menjadi efisien dan mudah digunakan, sekaligus mendukung filosofi BHP Billiton untuk mempertahankan lingkungan kerja yang bersih, rapi, dan efisien. Kolaborasi lainnya tercermin kuat dari tangga penghubung yang ada di tengah. Ini juga jenis landing yang halus—dijuluki “cuboid” oleh tim desain karena kubus-kubus distorsi—yang masing-masing terbuat dari logam berbeda karya BHP Billiton.

Halaman Sebelumnya

Bangunan warisan Mayfair Building di depan Collins Street dengan menara di belakangnya Kiri Atas Ruang kerja BHP Billiton ditandai dengan ruang yang luas sebagai tempat para pekerja, sekaligus ruangan yang bebas dan rapi Kiri Bawah Tangga penghubung di tengah membantu memperkuat identitas BHP Billiton dengan “cuboid” sebagai landing yang terbuat dari logam berbeda milik perusahaan, yang juga memiliki pahatan yang tegas Halaman Sebelah Area kerja dan ruang pertemuan informal berkumpul di sekitar tangga tengah


portfolio portfolioindesign indesign

indesignlive.co.id

83


ujuan utamanya adalah T bagaimana tempat kerja ini dapat terwujud. paul mcgillick


portfolioindesign Halaman Sebelah Atas

Area bersantai mencerminkan etos perencanaan BHP Billiton yang jelas, ketertiban, dan efisiensi Halaman Sebelah Bawah lantai kerja BHP

Billiton yang rapi dengan area tertutup di bagian tengah Atas Kanan Area penerimaan tamu bagi Evans and Partners mengisyaratkan suasana “arts and crafts� yang mencerminkan era Mayfair Building Tengah Kanan Lantai hitam dan putih dengan estetika yang elegan di ruang kerja Evans and Partners mendukung suasana arts and crafts Bawah Kanan Dekorasi dan skema perabotan di Evans and Partners seperti berada di klub

evans and partners Evans and Partners adalah sebuah perusahaan investasi properti dari Australia yang menempati tujuh dari delapan lantai Mayfair Building, dengan total luas ruang kantor sebesar 1.700 meter persegi. Dengan pindah ke sini, perusahaan menggabungkan beberapa kantor dari lokasi lain, meskipun kantor utama masih di Carlton, tempat baru ini berusaha mempertahankan beberapa estetika dari kantor sebelumnya. Setiap lantai seluas 250 meter persegi dan fitout-nya terasa sangat akrab, dengan baja dan skrin kaca yang menunjukkan adanya kebijaksanaan dan privasi. Sentuhan akhir dan detailnya menggambarkan keseluruhan suasana era lampau di bangunan ini—sebuah kontras yang menarik untuk trading room yang sangat kontemporer. Fit-out ini sangat merespons bangunan bersejarah, berbeda dengan fit-out McGrathNicol, yang merespons bangunan yang baru.

indesignlive.co.id

85


Atas Evans and Partners

biasanya menggunakan koridor penghubung sisi fit-out Collins Street

Halaman Sebelah Atas

Sebuah teras sebagai tempat pertemuan dengan klien di McGrathNicol

Halaman Sebelah Tengah

Bagian terbuka berbentuk L di belakang McGrathNicol

Halaman Sebelah Bawah

Bingkai gelap pada jendela memisahkan area breakout dengan area bekerja di McGrathNicol


portfolioindesign

McGrathNicol Semua fit-out dari McGrathNicol berada di lantai enam, podium teratas, yang menguntungkan karena terasnya dapat menopang dua kantor penyewaan. Beberapa area klien bergabung di sini daripada di sisi atrium, yang membuat acara klien dan perusahaan lebih menghibur. Palet dasar bangunan dari travertine dan lantai batu abu-abu, dengan kusen pintu baja hitam, telah mempertahankan kesatuan estetika. Tidak seperti di lobi, meja resepsionis di sini adalah kulit kecokelatan daripada warna hitam, sementara perabot veneer memberikan perasaan yang personal kepada penyewaan. Tujuan dari kantor akuntan terkemuka ini adalah memberikan “pengalaman premium pada klien� dan untuk mengumpulkan semua staf di lantai satu. Area klien yang santai dan anggun (ruang rapat, ruang duduk klien, dan board room) terhubung dengan bangunan belakang yang besar dengan konsep terbuka. Meskipun letaknya berbatasan dengan kantor lain, tempat ini sangat solid dan berkilau, sehingga seluruh ruang yang dipenuhi dengan cahaya lembut. Paletnya berwarna abu-abu/biru dari travertine. Bersamaan dengan kaca frit pada dasar bangunan, yang menjamin kelembutan, dan cahaya yang menyeluruh.

Paul McGillick adalah Editorial Director Indesign Media.

indesignlive.co.id

87


Facade yang halus mengubah menara milik 171 Collins Street

BHP Billiton ARSITEK Geyer KEPALA PROYEK Sue Solly PEMIMPIN DESAINER Kim-Thornton Smith DESAIN INTERIOR David Spaccatore PERENCANAAN DAN STRATEGI Amanda Wood MANAJER PROYEK Montlaur TEKNIK AREA SERVIS NDY TEKNIK STRUKTURAL pitt&sherry TEKNIK DESAIN ARUP GRAFIS Amanda Roach Design FOTOGRAFI Shannon McGrath

ruang rapat dari Steelcase. Kursi 'Chassis', kursi eksekutif 'Modus' dan kursi pertemuan dan ruang rapat 'Grafik' dari Wilkhahn

WAKTU PENYELESAIAN Dua tahun TOTAL AREA LANTAI 14,140 m2 TOTAL TINGKAT LANTAI 11-18 13 500m2 + LANTAI DASAR 640m2

Finishing Kursi pantry dari Corian. Carpet tiles dari Interface. Tali sepatu / karpet corak pita dari RC&D. Jendela kaca buram dari Viridian. Kaca Colourback dari Desain Inferno. Papan laminasi/pra-laminasi dari laminex Industries. Cat penutup dari Dulux. Fitur keramik dinding pada lantai dasar dari Johnson Tiles Australia. Keramik dinding dari Signorino Tiles. Wallpaper khas dari Mirabilis. Wallpaper dalam dari Kvadrat Maharam. Panel suara pada dinding dari Snap-tex. Eco panels dari Woven Image

Geyer (61 3) 9654 3644 | geyer.com.au Furnitur Secara keseluruhan, kursi santai dan sofa dari Hub Furniture. Kursi 'Walter Knoll FK Bucket' dan 'Howe' dari Living Edge. Kursi 'Media' dan berbagai bangku dari CULT. Kursi 'Minotti', coffee table 'Calder’ dan ‘Saarinen' dari Dedece. Kursi kerja 'Zody' dari Haworth. Meja 'Flynn', 'Japhy', 'Iko dan 'Tilda' dari Jardan. Meja dan kursi lantai dasar, exchange, dan kafe lounge, kursi baca 'Grand Repo', kursi kerja dan kursi ruang pertemuan 'AC4', bangku dan meja 'Naos' directors’ dari Vitra. 'Cobi stool’, 'Mediascape' paviliun exchange dan meja

PENCAHAYAAN Secara keseluruhan, luminer dan wall washers dari Philips, Erco/ Buckford Illumination Group dan Zumtobel. Berbagai lantai dihiasi pencahayaan yang tersembunyi, XAL/Space Lighting. LED strip linear dari KKDC. Lampu sorot dari iGuzzini dan Klik/LED. Lampu meja dan lantai 'Basis' dari Dedece. Reng dari Pierlite. Lampu gantung dari Viabizzuno dan Dedece

Fixed and fitted Chilled, boiling filtered water taps, Zip. Generally throughout kitchens and bathrooms, Rogerseller, Reece, Caroma, Corian Dupont, Blum, Hafele and JD MacDonald. Monitor arms, Unifor. Curtains, Silent Gliss. Door components, Dorma and Hettich

Evans & Partners ARSITEK Bates Smart DESAIN INTERIOR Jeff Copolov, Grant Filipoff, Kendra Pinkus, Kate Wardlaw, Ben Nicholas, Lucy Bothwell, Martine Bonich, Belinda Cross MANAJER PROYEK Coffey KONTRAKTOR Brookfield Multiplex TEKNIK AREA SERVIS Umow Lai STRUKTUR Windward Structures FOTOGRAFI Mark Roper Photography

171 Collins — Base Building ARSITEK Bates Smart TIM PROYEK Kristen Whittle, Jim Milledge, Roger Poole, Tim Leslie, Cameron Donald, Andrew Raftopoulos, Jarrad Morgan, Peter Knight, James Christophidis, Brian Mason, Verena Unser, Peter Goh, Chris White, Simon Rich, Michael Fischer, Guilherme Rodrigues, Fred Ng, Matt Hainsworth DESAIN INTERIOR Grant Filipoff, Ben Nicholas, Kate Wardlaw MANAJER PROJEK APP Corporation KONTRAKTOR Brookfield Multiplex TEKNIK FAÇADE BG&E Facades ARSITEK KONSERVASI Lovell Chen TEKNIK STRUKTURAL Winward Structures TEKNIK AREA SERVIS Umow Lai SPESIALIS PENCAHAYAAN Electrolight SURVEYOR KUANTITAS Rider Levett Bucknall SURVEYOR KONTRAKTOR PLP Building Surveyors SIGNAGE Fabio Ongarato Design PENGEMBANG FAÇADE Luminova TOTAL AREA LANTAI Luas area 2,955 m2

AREA LANTAI KANTOR 31,400 m2 Bates Smart (61 2) 8354 5100 | batessmart.com.au FURNITUR Di lobi, kursi 'J ensen' dari Minotti, coffee table 'Calder’ dan sofa 'Alison' dari Dedece. Kursi kerja concierge dari Wilkhahn PENCAHAYAAN In lobby, Flos table lamps, Foscarini ‘Twiggy Lettura’ floor lamps, Space Furniture FINISHing Secara keseluruhan, karpet lantai dari Interface. Karpet lobi custom dari Tsar. Meja resepsionis berlapis kulit 'Cabro' dari Marco Kain. Lantai batu dari Caesarstone. Dinding travertine di lobi dari Azzuro. Cat akrilik dari Dulux dan Bristol. Powder coat dari Duratec. Lantai vinyl dari Polyflor. Lantai granit dari Barron Forge. Keramik untuk plafon dari Knauf AMF / Mikor FIXED AND FITTED Kaca lobi atrium dari Viridian. Secara keseluruhan, eternit langit-langit dari CSR. Kaca Desain Inferno dari Viridian dan G.James

WAKTU PENYELESAIAN 18 bulan digabung dengan fit-out selama konstruksi 171 Collins Street TOTAL AREA LANTAI 1,690m2 sampai tujuh lantai BATES SMART (61 2) 8354 5100 | batessmart.com.au FURNITUR Kursi ‘Le Corbusier’ dari Thonet. Kursi ‘Wingback’ dari Dedece. Kursi

dan sofa ‘Oscar’ dari Hub Furniture. Kursi pertemuan Walter Knoll ‘Gio’ dan meja ‘Eames’ dari Living Edge. Ruang tunggu ‘Mayfair’ dari Stylecraft. Bangku ‘De La Espada’ dari Anibou. Meja makan ‘Flynn’ dan sofa ‘Genevieve’ dari Jardan. Kursi santai ‘Forma’, meja samping ‘Teri’, dan meja resepsionis ‘Camerich King’ dari Mezai. Meja pelatihan ‘Timetable’ dari Wilkhahn. Coffee tables ‘Stella’ dan meja konsol ‘Pearl’ dari Zuster PENCAHAYAAN Lampu meja Tom Dixon ‘Beta’ dari Dedece. Lampu meja ‘Gubi’, Grossman Cobra’ dari CULT. Lampu lantai ‘Lean’ dari Great Dane. Meja dan lampu lantai ‘Tolomeo’ dari Artemide FINISHing Carpet tiles dari Interface. Tirai ‘Corfu’ dari Warwick. Bangku dapur dari terazzo. Ubin keramik ‘Amano’ dari Akademi Tiles.

McGrathNicol ARSITEK Bates Smart DESAIN INTERIOR Jeff Copolov, Grant Filipoff, Rachael McCarthy, Ben Nicholas, Lucy Bothwell, Lai Yee Chan, MANAJER PROYEK Montlaur KONTRAKTOR ICMG TEKNIK AREA SERVIS Umow Lai STRUKTUR Windward Structures FOTOGRAFI Peter Clarke Photography WAKTU PENYELESAIAN Nine months TOTAL AREA LANTAI 1,662 m2’ BATES SMART (61 2) 8354 5100 | batessmart.com.au

Furnitur Kursi pengunjung, kerja, dan pertemuan dari Wilkhahn. Kursi tangan dan kursi makan dari Hay. Sofa ruang duduk klien dari Walter Knoll. Unit penyimpanan dari Planex. Meja-meja dari Herman Miller, Walter Knoll, Living Ujung, dan Jardan PENCAHAYAAN Lampu lantai dari Louis Poulson. Lampu meja dari Louis Poulson and Artemide Finishing Karpet dari Shaw Karpet. Meliputi dinding, Woven Image. Skrin film breakout dari Reflex. Permukaan padat Corian dari CASF. Lantai batu dari Baron Forge. Dapur dan lantai dari Classic Ceramics. Vinyl dari Forbo

For the full directory of supplier contacts, visit indesignlive.com/dissections59


portfolioindesign

In Discussion

Para pemain kunci dalam proyek BHP Billiton di 171 Collins Street Geoff Sloan, Senior Manager of Group Facilities di BHP Billiton, membahas pendekatan perusahaan pada proyek ini.

D

iberi tugas yang rumit, tidak heran jika semua yang terlibat dalam pembangunan fit-out di kantor BHP Billiton ini menghabiskan watu dua tahun untuk memahami bagaimana cara kerja para staf, termasuk yang terlibat sepenuhnya dalam BHP Billiton dan semua kontraktor yang selalu melayani kantor, dari katering hingga cleaning. ‘Charter Values’ milik BHP Billiton terlihat jelas di setiap kesempatan, baik itu di Business Centre, berada di balik pintu geser besar di lantai groud, atau dalam berbagai perkejaan dan ruang breakout yang disediakan. Business Centre adalah tempat yang ideal untuk mengapresiasi desain karya Geyer. Kami menginginkan ruang yang sangat fleksibel yang dapat digunakan setiap hari untuk para tamu, serta staf. Akan tetapi, ruang ini juga harus mampu menampung 150 orang untuk pesta koktail atau 120 untuk instalasi kursi. Artinya, perabotan yang tidak diperlukan harus disimpan ketika lantai digunakan. Serta menyediakan dapur dan fasilitas lain, termasuk menampilkan sejarah BHP Billiton selama 140 tahun. Buku-buku dividen, dengan sampul yang sudah kaku sejak tahun 1886, ditampilkan dengan indah dalam lemari kaca bersama benda bersejarah lainnya. Sementara di masa lalu, teknologi di Business Centre adalah hiasan yang tersembunyi, seperti langitlangit baja yang bermotif. Interior harus elegan, tetapi juga kuat. Kami juga ingin mengungkapkan bahan-bahan yang dekat dengan BHP Billiton, seperti dinding baja cold rolled dan folded aluminium yang terlihat pada langit-langit. Bahan-bahan tersebut terlihat dengan jelas pada ruang yang disewa BHP Billiton, lantai 11 sampai 18, yang menempati lantai tertinggi di menara perkantoran ini. Inti

dari desain Geyer adalah pahatan tangga. Layaknya “collaboration highway”, di mana orang bertemu dan mendiskusikan hal-hal informal. Tangga ini memberikan rasa konektivitas serta keterbukaan ke tingkat yang lebih tinggi. “Inspirasi untuk tangga ini datang dari arsitek Spanyol Santiago Calatrava. Ada twist halus dalam bentuknya,” kata David Spaccatore, desainer Geyer. “Anda juga bisa melihat referensi karya Donald Judd.” Sementara itu, fit-out milik Geyer mencerminkan bahan yang diproduksi oleh BHP Billiton, mulai dari stainless steel hingga aluminium, seng dan tembaga, pendekatan perusahaan dalam bekerja justru ditangkap dalam detail halus dan fasilitas yang disediakan. Ada ruang ganti, dengan handuk putih yang ditumpuk, untuk membuat para tamu internasional dapat menyegarkan diri sebelum mengadakan pertemuan. Mungkin saja pertemuan mulai pukul 7 di pagi hari dan Anda baru saja tiba dari New York. Anda dapat melihat tingkat dari detail pada setiap hari kerja di kantor. Workstation, misalnya, memiliki laci khusus untuk laptop. Di penghujung hari, staf membersihkan segala sesuatu dari meja kerja agar tidak membebani pekerjaan staf pembersih. Pendekatan yang sama juga diterapkan pada dapur di mana mesin cuci piring dan rak diselaraskan agar penggunanya tidak perlu membungkuk. Anda akan melihat mengapa kami ingin tim desain untuk mengamati bagaimana aktivitas setiap orang yang berhubungan dengan ke BHP Billiton.

Associate Director dari Bates Smart, Grant Filipoff, menciptakan interior ruang publik dari bangunan ini dan dua penyewa.

K

ami mempertahankan palet bahan yang relatif sedikit. Warna abu-abu biru dari travertine terpancar pada kaca di lobi. Saya memilih sendiri blok travertine dari tambang di Tivoli, di luar Roma. Travertine ini meluas ke setiap penyewa, menciptakan jenis material yang terpadu di seluruh penjuru bangunan. Meja resepsionis yang dilapisi dengan kulit, mengingatkan kita akan tas desainer yang dijual di butik Collins Street. Bagian dari tapak asli bangunan Amerika Romawi Nahum Barnet ini

ditempati oleh Evans & Partner. Klien kami ingin membuat kesan seperti klub para gentlemen, di mana ada sentuhan kerajinan dan detail, interior juga disesuaikan dengan masing-masing ruangan. Di tingkat 2 sampai 8 dari 171 Collins Street, ada rasa ‘comfortable grandeur’ dalam desain Bates Smart, terletak di belakang façade Mayfair yang telah diperbaiki. Setiap lantai memiliki luas 250 meter persegi. Meski layout ini tidak sesuai dalam beberapa praktik, pengaturannya tetap sempurna untuk kebutuhan klien, dengan lantai perbelanjaan (lantai dua dan tiga) tergambar jelas dari lounge klien di lantai tujuh. Kesan seperti klub para gentlemen, tapi tidak “pengap”. Alih-alih menggunakan dinding yang tebal, justru memakai baja dan skrin kaca untuk membuat ruang pertemuan yang privat. Dan untuk membangkitkan kesan awal abad ke 20, fitur kayu yang kuat diaplikasikan pada beberapa dinding. Rak buku, baik yang nyata dan palsu (wallpaper) menambah pesona interior. Anda dapat menemukan jenis broking house ini di Eropa. Di sini, kita telah menggabungkan beberapa mebel antik klien kami dengan benda-benda kontemporer pilihan. Fit-out McGrathNicol, yang terletak di lantai enam menara, meliputi satu lantai (1.600 meter persegi). Kami telah menyertakan travertine di lobi kantor ini, menyatukan material palet yang digunakan. Seperti resepsionis utama di lantai dasar, kami juga menggunakan lapisan kulit untuk meja resepsionis ini.

Sue Solly, Team Leader di Geyer, menjelaskan bagaimana mereka

disampaikan melalui seluruh proyek. Hal itu penting karena kami sepenuhnya memahami peraturan kantor dan praktik kerja untuk menambah pemahaman akan pengalaman para user. Termasuk workshops dengan personil operasional seperti katering, cleaning and maintenance, manajemen fasilitas, concierge, resepsionis dan staf TI. Tangga internal merupakan fitur penting dari desain ini. Hal tersebut mendukung kerja sama dan komunikasi tanpa mengganggu fokus pekerjaan di setiap lantai. Menggunakan tangga (berdekatan dengan lift utama) juga memperkuat kesehatan dan sustainability. Bahan yang digunakan untuk undercroft di setiap lantai juga berperan sebagai pengingat tujuan utama dari BHP Billiton. Hal ini menciptakan titik fokus dan pengalaman tanpa perlu branding secara terang-terangan. Seluruh konsep dalam proyek ini dikembangkan dari “Forum for Exchange”. Konsep Exchange Business Lounge, misalnya, menggambarkan forum sebagai tempat pertemuan informal, yang dikembangkan untuk kantor BHP Billiton di Singapura. Hal ini juga berfungsi untuk meningkatkan mobilitas dengan membangun konsep yang mapan dan operasional. Sebagai kantor pusat dari perusahaan pertambangan multinasional, sangat penting untuk menempatkan bangunan dalam konteks Melbourne. Kami melakukan analisis ketat pada sejarah kota ini, dari awal Melbourne sebagai ibu kota pertambangan emas Kerajaan Inggris hingga menjadi tempat pengiriman perniagaan ke kota besar, yang terhubung dengan Pantai Barat Amerika. Referensi budaya lokal dan menampilkan koleksi seni BHP Billiton Australia juga penting. Ini menunjukkan dukungan bagi masyarakat seni lokal, yang sejalan dengan keberlanjutan Charter Value perusahaan.

menanggapi permintaan BHP Billiton.

K

ami sadar merancang fit-out yang sesuai dengan perubahan teknologi, serta gaya kerja, tidak hanya untuk kantor pusat Melbourne, tetapi juga dengan seluruh orang di penjuru dunia. Satu hal yang menonjol adalah kolaborasi pendekatan yang jelas

indesignlive.co.id

89


INDUSTRIAL SHADE Sentuhan industrial di kantor BBDO Indonesia seakan memancing ide-ide kreatif dari siapa pun yang melihatnya.

ayangkan jika Anda bisa mendapat inspirasi hanya dari kursi kerja di kantor Anda. Menyenangkan bukan? Itulah yang BBDO inginkan untuk para karyawannya. BBDO sendiri merupakan agensi periklanan berskala global yang berbasis di New York, dan telah berdiri sejak tahun 1891. Kini BBDO memiliki lebih dari 15.000 karyawan di 289 kantor yang tersebar di 80 negara, termasuk Indonesia. BBDO Indonesia membuka kantor baru yang terletak di bilangan Kota Kasablanca, tepatnya di Office 88. Kantor seluas 850 meter persegi ini menggunakan konsep Contemporary Industrial. Adalah Delution Architect yang dipercaya merancang kantor se-kreatif mungkin agar mampu menginspirasi para karyawan.. Delution Architect buat desain yang unik dan eye catching, dengan filosofi desain kreatif yang diaplikasikan pada hampir setiap elemen desain interior kantor BBDO Indonesia. Mulai dari meja kerja, lantai, furnitur, lampu, pintu, elemen dinding, hingga konsep pencahayaan. Setiap area memiliki konsep pencahayaan yang berbeda dengan sentuhan putih yang hangat. Di area lobi terdapat lampu besar terbuat dari besi yang diatur bergelombang, sehingga menarik perhatian orang yang memasuki area ini. Selain lampu tersebut, pengunjung juga akan disambut oleh meja resepsionis bertema Indonesia yang diselimuti bahan kulit bermotif batik. Hal ini menegaskan

B

Atas Communal space dihiasi oleh kayu-kayu tiga warna yang menutupi ruang rapat di belakangnya. Kanan Lobi utama kantor dengan meja bermotif batik yang memperkuat nuansa lokal.


portfolioindesign

91

Teks Farida Esti Fotografi Fernando Gomulya arsitek Delution Architect Lokasi Jakarta | INA PRoyek BBDO Indonesia

indesignlive.co.id



portfolioindesign

bahwa BBDO Indonesia juga memiliki karakter lokal, meski asalnya dari New York. Setelah melewati area resepsionis, pengunjung akan menemukan communal space yang berisi kursikursi empuk berbentuk tangga. Di balik area ini terdapat ruang rapat utama yang tersembunyi di antara dekorasi kayu tiga warna. Sedangkan ruang pertemuan yang lebih kecil, menggunakan konsep kotak dengan ukuran yang berbeda. Ada pula ruangan khusus untuk para supervisi. Area ini menggunakan konsep kotak yang diaplikasikan dengan kayu parket dan kaca bening. Sehingga memberi kesan “a room inside a room” agar para pemimpin memiliki privasi ketika mengawasi bawahannya. Setiap ruangan di kantor BBDO Indonesia memiliki pencahayaan yang berbeda-beda. Ruang rapat menggunakan konsep pencahayaan yang terintegrasi dengan dinding dan plafon ruangan. Ruang kerja menggunakan lampu utama berbentuk TL yang disusun menyerupai labirin. Area untuk creative director menggunakan bola lampu biasa yang disusun dalam ketinggian berbeda, secara filosofi, desain ini menggambarkan ide-ide kreatif dari para creative director. Beberapa ruangan juga memiliki meja pertemuan kecil dengan konsep duduk di lantai mencontoh budaya Jepang. Konsep ini membuat para karyawan dapat berdiskusi tanpa perlu memakai ruang rapat. Setiap sudut ruangan memunyai media untuk melimpahkan segala ide kreatif yang dimiliki. Konsep ini didukung dengan kaca hitam dan papan blackboard. Kantor BBDO Indonesia benar-benar tidak akan membiarkan ide Anda terlewatkan begitu saja.

Farida Esti adalah writer Indesign Indonesia.

Kiri Ruang kerja dengan

lampu yang menyerupai labirin. Atas Ruang pertemuan yang menggunakan konsep duduk di lantai mencontoh budaya Jepang.

BBDO Indonesia Arsitek Delution Architect Arsitek Prinsipal Muhammad Egha ST, Sunjaya Askaria ST, Hezby Ryandi ST, Fahmy Desrizal ST Tim Arsitek Naufal Ryandi, Sigit Widigdo Kontraktor CONCLUTION (PT Desain Revolusi Indonesia ) Klien PT BBDO Indonesia Waktu Desain Agustus – September 2014 Waktu Pembangunan November 2014 – Januari 2015 Delution Architect +62 21 368 685 53 | delution.co.id Furnitur Secara umum, furnitur dibuat custom. Meja kantor dibuat custom oleh MISC Indonesia. Papan tulis oleh Delution Architect. Kursi dari Vivere. FINISHING Kaca dari ASAHI. Cat dinding oleh Vinilex. Pelapis dinding oleh Laminated Parquet dari Dreamwood. Pelapis lantai oleh Carpet Tile dari CNR. Ceiling dari Existing Exposed. indesignlive.co.id

93


94


portfolioindesign

95

Teks Sunthy Sunowo Fotografi Lindung Soemarhadi arsitek Aboday Architects Lokasi Tangerang | INA PRoyek FORESTA BUSINESS LOFT 2

FACE THE SUN Sinar matahari barat mengharuskan bangunan ini meresponnya dengan lapisan kedua pada muka bangunannya.

rah orientasi bangunan memang sangat penting untuk diperhatikan dalam desain. Dengan memahaminya, desain bangunan akan memiliki kemampuan yang besar untuk merespon alam sekitar. Angin, hujan, dan sinar matahari selalu menjadi permasalahan inheren di iklim tropis seperti di Jakarta dan sekitarnya yang harus direspon oleh desain sebaik mungkin agar mampu mencapai tingkat kenyamanan yang diharapkan. Melalui bentuk, orientasi bangunan, dan juga detail desainnya, arsitek mencari komposisi dan kombinasi terbaik untuk bisa menjawab tuntutan dan kebutuhan klien atau calon pengguna bangunan. Rumah toko adalah sebuah kompleksitas desain yang menuntut ruang yang kualitasnya masih memungkinkan personalisasi dari setiap entitas bisnis yang akan dikembangkan di bangunan ini. Bangunan rumah toko yang disebut Foresta Business Loft ini menjadi alternatif baru unit rumah toko di kawasan central business district BSD serpong. Bukan dengan desain yang menyeragamkan semuanya, tetapi menghadirkan lima alternatif yang disusun secara acak, sehingga deretan unit-unit yang ada tidak terlihat seragam. Desain juga menjadi aspek yang meningkatkan nilai properti seluas 600m2 dan dikembangkan oleh Sinar Mas Land.

A

indesignlive.co.id


Bila biasanya unit rumah toko berbentuk kotak dan tersusun rapi untuk mendapatkan ruang optimal, biro arsitek Aboday justru menyuguhkan konsep massa yang dibentuk dari pergeseran antar lantai. Setiap unit dengan luasan sekitar 159m2 ini jadi terlihat seperti tumpukan kotak yang disusun acak. Deretan unit ruko ini menjadi satu kesatuan yang dinamis dengan ekspresi muka bangunan yang sama. Lapisan kedua yang menjadi bagian penting dari deretan bangunan ruko ini sebagai respon terhadap posisinya yang menghadap ke barat. Ruang-ruang di dalamnya tidak langsung menerima sinar matahari barat yang panas dan silau. Fungsi-fungsi seperti kantor, rumah, dan toko menuntut tingkat kenyamanan yang berbeda-beda, sehingga lapisan kedua bangunan ini tidak hanya menahan panas sinar matahari masuk ke dalam ruang, tetapi juga memantulkan sinar agar tidak menyilaukan. Tampilan yang dinamis membuat suasana yang berbeda juga, lapisan kedua dari bahan corrugated alluminium panel membawa sebuah intepretasi baru pada tipikal bangunan rumah toko. Empat lantai dengan basement yang menawarkan penagalaman meruang yang lebih segar dengan tatanan detail lingkungannya yang dirancang dengan penuh pertimbangan untuk kenyamanan dan kepentingan bisnis.

Sunthy Sunowo adalah Managing Editor Indesign Indonesia.


portfolioindesign

Kiri atas Lantai dasar bangunan dinaikkan Kiri Bawah Sederetan bangunan rumah toko yang sangat dinamis dengan lima macam purwarupa yang dibangun acak. atas Situasi di dalam bangunan yang nyaman tanpa akses panas matahari secara langsung.

DATA FORESTA BUSINESS LOFT 2 Arsitek Aboday Architects PIMPINAN ARSITEK Johansen Samsoedin DESAINER ARSITEKTURAL Muhammad Reza Faisal, Vani Wijaya, Nurseto Nugroho KLIEN BSD City MANAJER PROYEK Lim Edi Susono DESAINER LANSEKAP Oemardi Zain KONTRAKTOR JAGAT Konstruksi KONSULTAN STRUKTUR PT Suyandra Partners KONSULTAN MEP PT Metakom Pranata waktu Januari 2013 – Januari 2014 WAKTU PEMBANGUNAN Februari 2014 – Juni 2015

LUAS AREA LANTAI 28.227 m2 ABODAY ARCHITECTS (62) 21 719 3664/1405 | aboday.com pencahayaan Di area lobi, pencahayaan menggunakan lampu ‘Surf Mounted 1 X 18 W’ dan di area indoor lainnya memakai lampu ‘Downlight’, keduanya dari Artolite. Pencahayaan eksterior juga menggunakan lampu dari Artolite dengan tipe ‘spike led 6 w’, ‘floor recess led 1x3 w’, ‘wall recess step led 1x9 w’, dan ‘wall recess under water led 1x9 w’ FINISHING Lantai Perlino White di lobi, lounge, dan kantor dari Homogenous Tile

Absolute, sementara lantai di kamar mandi dari Ceramic Tile Roman dan Asia Tile. Kaca-kaca pada bangunan menggunakan Asahimas. Cat gedung secara umum memakai seri Weathershield dan Pentalite dari Dulux. Plafon gedung dari Jayaboard dan façade dari Acp Alcomex Fixed and fitted Di kamar mandi, westafel ‘Wastafel LW 646JW/F’ dari Toto dan ‘Sink Royal SB42’ dari Royal. Partisi WC dari Toto serta shower juga dari Toto. Joinery dari Onassis. Bingkai pintu dan jendela dari YKK

indesignlive.co.id

97


7 - 9 May 2015 Jakarta International Expo www.thebig5constructindonesia.com

EXHIBITION

CONFERENCE

SEMINARS

SOURCE CONSTRUCTION PRODUCTS FROM

WORKSHOPS

OVER 200

EXHIBITING COMPANIES

15+CPD CERTIFIED WORKSHOPS

TOPICS INCLUDE PROJECT MANAGEMENT, BIM, ARBITRATION AND MORE

TECHNICAL

ON NEW AND INNOVATIVE PRODUCTS AND TECHNOLOGIES

SEMINARS

REGISTER FOR FREE AND FAST TRACK ENTRY AT www.thebig5constructindonesia.com/reg_id Supported by:

The Ministry of Public Works and Public Housing

The Ministry of Trade

Construction Services Development Board


portfolioindesign

Game changer

Teks Paul McGillick Fotografi Murray Fredricks arsitek Gensler lokasi SYDNEY | AUS PROyek The porter ALIH BAHASA Arisa imandari

FASILITAS BARU MENAWARKAN SEBUAH ALTERNATIF RADIKAL PADA SHOWROOM DAN RUANG KERJA TRADISIONAL.

indesignlive.co.id

99


eperti kebanyakan umumnya, tempat kerja tampaknya berubah dengan cepat dengan cara yang tak terduga. Demikian juga, bagaimana produk sampai ke pasar dalam keadaan yang mudah berubah terus menerus. Tampaknya The Porter yang terletak di pusat kota Sydney memiliki kemungkinan arah pada keduanya. Proyek ini didesain oleh 2D3D Creative, yang telah bergabung dengan Gensler. Desainernya, Simon Trude, telah mengembangkan proyek ini dari awal dan ia menjelaskan bahwa pemilik tanah (Lend Lease yang dikelola APPF Commercial) setuju daripada hanya menjadikan outlet ritel pada lantai dasar di bangunan eksisting, akan lebih baik jika bangunan ini menyediakan nilai tambah pada bangunan dengan menyewakan pada tenant bangunan lainnya. Kebanyakan tenant berada di lantai satu dengan ruang terbatas yang artinya mereka meninggalkan gedung untuk bertemu di kafe lokal. The Porter dikelola sebagai sebuah tempat informal, berbeda, dengan lingkungan yang cukup mewah di mana tenant dapat menjamu para kliennya atau menggunakannya lebih simpel sebagai tempat kerja privat alternatif. Jelasnya, “ruang ketiga� seperti ini

S

The Porter dikelola sebagai sebuah tempat informal, berbeda, dengan lingkungan yang cukup mewah... paul mcgillick


portfolioindesign 101

halaman pembuka

Lantai boks yang didesain khusus. Foto: Tyrone Branigan kiri Petugas di pintu masuk kedatangan. Foto: Tyrone Branigan kanan atas Ruang lounge Chairman yang juga dapat difungsikan sebagai panggung kanan bawah Bagian dari area lounge yang diperluas

merupakan “game changer” atau strategi bisnis dalam hal kebutuhan ruang komersial dan pengeluaran biaya. Ketika pertanyaan muncul siapa yang akan mengelola The Porter, hal ini bertepatan dengan diskusi dengan perusahaan desain workplace Haworth, yang menspesialisasikan perusahaannya mencari alternatif untuk furnitur tradisional di showroom— “sesungguhnya mengerjakan tempat kehidupan aktual sangat berlawanan dengan menyusun furnitur,” sebagaimana Trude menambahkan ruangan dengan sentuhan penuh warna. Akhirnya Haworth bertindak sebagai kurator dan operator pada ruang dengan menggunakan furnishing dari Haworth. “Namun,” jelas Trude, “Ini tidaklah terlihat sesederhana seperti showroom bagi mereka—ini merupakan sebuah contoh kehidupan aktual pada desain untuk kebutuhan bisnis.” Ruang ini dirancang untuk menjadi fleksibel dan akan berubah dari waktu ke waktu, dengan mengubah furnitur dan teknologi. “Pada dasarnya,” tambah Trude, “Ide ini adalah untuk menciptakan lingkungan hospitality, seperti kafe, tetapi dengan semua pemikiran dan fundamental dari perusahaan fasilitas tempat kerja.” Ada tujuh jenis tempat, masing-masing melayani fungsi yang berbeda, namun berbagi sebuah kesatuan estetika. Terdapat titik kedatangan dengan petugas yang menyambut orang-orang dan mengatur nada informal untuk pengalaman sepenuhnya. Semua teknologi, termasuk fasilitas video konferensi, seluruhnya diintegrasikan ke ruangan, menciptakan bangunan seluas 700 meter persegi yang sepenuhnya nirkabel.


Apakah tempat ini menjadi pertanda depresiasi pada bangunan kantor tradisional? Atau menjadi awal lahirnya tren baru?? paul mcgillick

Warisan façade telah disambut sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan The Porter karakter khusus. Jendela elegan, misalnya, telah ditutup. Jendela tersebut telah direstorasi dan dinding-dindingnya yang bergaris serta jendela sisi yang tersembunyi membuat ruang tampak kontras dengan perabotan dan perlengkapan kontemporer—lampu pendant David Trubridge di perpustakaan kedua menjadi satu contoh yang sangat brilian. Kerai-kerainya membuat ruang individu menjadi fleksibel, menawarkan tak hanya privasi tetapi juga koneksi, sementara setiap ruangnya memiliki pengalaman yang unik bersamaan dengan orientasi fungsionalnya masing-masing. The Porter menjadi tempat bekerja yang lebih baik dibandingkan dengan bekerja di kantor atau di sebuah kafe yang bising. Apakah tempat ini menjadi pertanda depresiasi pada bangunan kantor tradisional? Atau menjadi awal lahirnya tren baru? Sebuah dunia baru pada bidang tempat kerja.

Paul McGillick adalah Editorial Director di Indesign Media.


portfolioindesign 103

Kiri atas Sebuah ruang meeting yang besar, yang seluruhnya memiliki fitur jaringan nirkabel untuk video konferensi Kiri Bawah Salah satu dari dua Perpustakaan yang menampilkan bangunan warisan dan dinding patina bersejarah atas Ruang Chalet merupakan area breakout dengan fitur pod privat

The porter Arsitek Gensler Managing Director Simon Trude desainer interior Senior Angela Pearcy Managing Director Simon Trude Brand Designer Danny Wehbe Interior Stylist Natalie Pearcy Builder FDC konsultan akustik Acoustic Logic konsultan BCA Philip Chun and Associates Joiners Maneto konsultan pencahayaan Philips konsultan teknologi POMT Power dan data CMS Electracom

waktu 12 bulan Total area lantai: 700m2 Gensler (61 2) 9247 0701 | gensler.com Furnitur DI Lounge, meja ‘Flyer’, ‘Mama Bear’, ‘Sushi’, ‘Medallion’, ‘Horseshoe’ dan kursi ‘Boom’, lounge ‘Chesterfield’, dan sofa ‘Sushi’. Di Perpustakaan, meja ‘Orbit’, ‘Ox’, ‘Mr Executive’ dan kursi ‘Signature Rocking’, Di Chairman’s Lounge, ‘Fireplace’, ‘Bison’, ‘Very Conference’ dan kursi ‘Wire Stacking’, Di Studio, ‘Sol’ dan ‘Giddy Up’ Stools, semua dari Haworth pencahayaan Pada Perpustakaan,

Haworth x Friends David Trubridge ‘Baskets of Knowledge’ bamboo lights. Keseluruhan, lampu ‘Antler Chandelier’, Heritage Building Centre, DAVEY lighting ‘Steel Industrial Pendant’, lampu ‘Well Glass Pendant dan lampu ‘Chelsea Outdoor’, Dunlin Home Finishing Secara keseluruhan, clear ‘IdeaPaint’, Diarama, ‘Metalessence Silk’ wallpaper, Instyle, ‘Cut Pile’ carpet, Edge Carpet, lantai kayu, Tongue n Groove, dan gorden, Woven Image

For the full directory of supplier contacts, visit indesignlive.com/dissections59 indesignlive.co.id


House Share TIGA ARSITEK, DUA RUMAH, DAN SATU BLOK DI FREMANTLE TELAH MENCIPTAKAN SEBUAH SOLUSI URBAN YANG MENARIK.


portfolioindesign 105

TEKS CARLY BARRETT FOTOGRAFI ROBERT FRITH (ACORN) ALIH BAHASA Arisa Imandari ARSITEK PENDAL AND NEILLE WITH REBECCA ANGUS, JONATHAN LAKE ARCHITECTS LOKASI FREMANTLE | AUS PROYEK FREMANTLE HOUSE, FREMANTLE ADDITIONS

indesignlive.co.id


Halaman Sebelumnya

Pemandangan eksternal dari perluasan belakang rumah karya Jonathan Lake mengilustrasikan koneksi yang kuat antara rumah, lanskap, serta lingkungan sekitar Atas Area dapur diimbangi dengan kaca tanpa bingkai pada dinding limestone yang telah ada Kanan Sebuah dinding limestone dengan motif tabrak mendefinisikan ruang makan yang terlihat menawan dengan latar belakang halaman belakang yang sekilas memperlihatkan rumah Simon Pendal dan rumah Rebecca Angus Halaman Sebelah Atas

Vila warisan tahun 1880-an yang dilihat dari jalan Halaman Sebelah Bawah Penggambaran

antara gaya lama dan baru yang tampil modern dengan tetap menghormati bangunan berkonteks warisan


portfolioindesign 107

eberapa tahun terakhir terdapat bermacam proyek arsitektural berskala besar yang signifikan di Australia Barat. Namun beberapa yang paling menarik dibangun justru di tingkat perumahan biasa. Dua praktik yang berkontribusi dalam desain perumahan yang menarik ini ialah Jonathan Lake Architects serta Pendal and Neille: yang dikenal lewat desain berkualitas tinggi, atensi terhadap detail, dan keahliannya. Kebetulan, satu situs kecil di Fremantle menjadi proyek kedua praktik tersebut. Fremantle merupakan kota pelabuhan sejak ditemukannya Swan River Colony yang kini dikenal sebagai Perth. Terletak 20 kilometer ke arah selatan dari kota, Fremantle berhasil menyelamatkan diri dari banyaknya destruksi warisan yang menimpa Perth pada 1980-an. Patina, topografi, dan ragam budaya menjadi contoh aktual dari pengembangan kota yang kini mengelilingi kebanyakan area metro di Perth. Atmosfer dan skala kotanya lebih terasa seperti Eropa dengan banyaknya penggunaan bahan lokal pada jalanjalan kecil ataupun besar—sebuah arti dari identitas lokal yang lazim dan populer. Proyek karya Jonathan Lake, vila limestone yang diperluas dari tahun 1880-an yang termasuk dalam daftar bangunan warisan, dilengkapi sebuah titik mediasi di lokasi yang diubah menjadi blok battle-axe sekaligus mengakomodasi rumah Pendal dan Rebecca Angus. Hubungan yang sudah ada di antara arsitek kembali aktif dengan dialog yang kaya antara dua proyek. Percakapan ini kemudian menghasilkan keputusan desain yang simpatik yang diartikulasikan dengan ide tambahan dari Jonathan. Negosiasi di antara kedua bangunan yang sudah ada memberikan kesempatan langka dalam penambahan belakang untuk mengatur tingkat interaksi antara kedua rumah, yang akhirnya negosiasi ini menjadi solusi antara transparansi, keterlibatan, dan privasi dengan perencanaan brilian dan penggunaan material. Bangunan ekstensinya secara keseluruhan menghormati bangunan yang sudah ada, proporsi serta penggunaan material merespons bangunan warisannya. Bangunan ini terdiri atas dapur, ruang living, dan kamar mandi yang dibuat dengan cara intervensi dengan gaya modern dan rapi namun tetap respek secara keseluruhan; strukturnya secara harfiah mengaplikasikan bahan-bahan yang dipakai pada bangunan eksisting dengan penggunaan kaca tanpa bingkai dalam cara yang brilian. Dalam hal respek ini, penambahan bangunan baru sama sekali tidak menempel dengan vila limestone namun terlihat menjalin kepuitisannya sendiri, keduanya tampil serasi dan mengilap dengan demarkasi antara bangunan lama dan yang sudah ada. Sentimen puitis berlanjut pada penggunaan limestone baru motif tabrak dan dinding batu bata yang membantu mendefinisikan bangunan ekstensi, menciptakan privasi dan lantai solid untuk ruangan baru. Secara internal, kesan pengaplikasian limestone ini sangat berbeda; teksturnya yang bercahaya membuat bangunan ekstensinya terkesan hampir mengapung—hal ini menjadi bonus yang jarang terjadi dalam membuat batu yang terkesan ringan namun

B

Bangunan ekstensinya secara keseluruhan menghormati bangunan yang sudah ada... carly barrett

indesignlive.co.id


Rumah ini secara brilian terlihat elegan dan terus berkembang... carly barrett


portfolioindesign 109 Halaman sebelah Atas

Pemandangan luar dari jendela membantu iluminasi interior di rumah Simon dan Rebecca

Halaman sebelah Bawah Material dan palet

warna di bagian belakang rumah bergaya battle-axe Bawah Area living utama terdefinisikan dengan lantai beton yang halus dan dinding kelonsong kayu lapis

Fremantle House 1

Fremantle House 2

arsitek Simon Pendal, Rebecca Angus struktural Capital House Australasia QUANTITY SURVEYOR Peacock Quantity Surveying kontraktor Don Gavin Developments luasan bangunan 105 m2 lama membangun desain: 10 bulan. waktu membangun 18 bulan Pendal and Neille (61 8) 9388 3349 | pendalandneille.com FINISHing Tembok luar ecoply, Carter Holt Harvey. dinding plywood Hoop, Laminex. dinding Recycled Jarrah, Fremantle Timber Traders FIXED AND FITTED Secara keseluruhan Pozzi-Ginori ‘Lavabi 500 floor mounted’ WCs, Reece.di kamar mandi, Pozzi-Ginori ‘Lavabi 500 90’ vanity, Reece, Dorf ‘Kytin’ wall top assembly tap dan Dorf ‘Motif’ shower head, Beri Distributors. di dapur dan tempat cuci, Caroma ‘Liano’ wall mixer, Beri Distributors. Electrolux oven, Richards Electrical. Fisher & Paykel Dishdrawer, Rick Hart. Qasair rangehood, Condari

ARCHITECT Jonathan Lake Architects STRUCTURAL ENGINEER Scott Smalley Partnership kontraktor Michael Bradshaw lama membangun persiapan: 1 bulan. desain: 9 bulan. dokumentasi: 4 bulan. konstruksi: 10 bulan Jonathan Lake Architects (61 8) 9444 5570 | lakearchitects.com.au Furnitur meja makan, Squarepeg Home. Deck lounge, Eco Outdoor Pencahayaan Muuto e27 pendant light, Designfarm. External wall lights, Tovo Lighting. Internal wall lights, Alti Lighting. FINISHing recycled Jarrah floorboards and Jarrah decking, Fremantle Timber Traders. ‘Mirage Burlington’ natural grey tiles, Attica Tiles. Limestone walls, Perth Stabilised Earth fitting Secara menyeluruh plywood cabinets, Shepard Craft Furniture. Reconstituted stone benchtop, Smartstone. Di dapur Smeg oven dan dishwasher, Qasair rangehood, Designed Kitchen Appliances. Scala sink mixer, Reece.di kamar mandi dan kamar utama ‘Caroma’ bath dan vanity, Reece

Jonathan Lake Architects mampu membuatnya dan menciptakan ruangan dengan ukuran ekonomis yang terasa bervolume juga mengundang. Satu faktor yang berkontribusi ialah pengenalan bentuk atap sculptural yang memanipulasi cahaya alami menerangi area baru; pengenalan bagian sophisticated tersebut mentransformasi cahaya pada material bangunan esensial bersamaan dengan bahan limestone serta kaca. Penambahan ide Jonathan ini menghasilkan area baru hunian dengan perencanaan brilian, proporsional yang baik, dan secara visual terkoneksi dengan area eksternal. Dikombinasikan dengan pemilihan material yang indah, hasil akhirnya ialah rumah menawan yang nyaman untuk ditinggali. Proyek Rebecca dan Simon (rumah mereka sendiri) memberikan bandingan yang menarik pada bangunan ekstensi Jonathan. Menempati lokasi di belakang, bangunan ini membuat material ringan terkesan substansial; material-material bangunan konvensional menciptakan volume sculptural pada ruang yang dapat dihuni sekaligus nyaman. Penerangannya juga mengambil peranan penting di rumah belakang, mendistorsi persepsi kita terhadap skala; ruangan kecil yang terasa luas, langit-langit yang lebih tinggi dan sudut dindingnya memiliki sentuhan playful. Koneksi visual utama pada area lanskap membawa cahaya ke dalam dan membantu mengorientasikan ruangan yang kurang “tampak”. Rumah ini secara brilian terlihat elegan dan terus berkembang, bentuknya yang memberikan visual pada pengunjung sebagai objek yang indah namun sesungguhnya adalah sebuah hunian yang sophisticated sekaligus menyenangkan. Kedua rumah ini membuat kita berpikir kembali tentang ukuran hunian dalam cara berbeda. Dengan ukuran rata-rata rumah baru di Australia Barat sekitar 245 m2, proyek dan praktik yang memiliki keberanian dalam melawan arus mempunyai kontribusi penting dalam menciptakan rumah seperti ini. Tiap proyek tetap menghormati lanskap lokal dalam cara unik, mendeskripsikan bagaimana desain kontekstual dapat memiliki keterlibatan dengan situs maupun lokasi. Lokasinya sendiri memberi kesempatan bagi kedua rumah yang tak hanya dibangun berdampingan, tetapi juga dikembangkan dari adanya dialog. Mereka dengan berani menanyakan “berapa ruang yang benar-benar kita perlukan untuk rumah menjadi sebuah hunian nyaman?” Dengan arsitek seperti Jonathan, Rebecca, dan Simon yang mempromosikan kualitas ruang daripada kuantitas, serta menciptakan hasil desain yang premium, proyek perumahan baru di Australia Barat menjadi solusi spasial cerdas yang bertanggung jawab sekaligus responsif terhadap aspirasi kontemporer.

Carly Barrett is an architect, writer and the curator of Open House in Perth.

For the full directory of supplier contacts, visit indesignlive.com/dissections59 indesignlive.co.id


IN CAMOUFLAGE KEINDAHAN DAN PESONA ALPEN SELATAN DI SELANDIA BARU TEREFLEKSIKAN DI RUMAH MEWAH KARYA RTA STUDIO.


portfolioindesign 111

TEKS ANDREA STEVENS FOTOGRAFI PATRICK REYNOLDS ALIH BAHASA Arisa Imandari ARSITEK RTA STUDIO LOKASI LAKE WANAKA | NZ PROYEK WANAKA HOUSE

indesignlive.co.id



portfolioindesign 113

ebuah warisan yang kaya arsitektural diamdiam telah mengembangkan lingkungan sekitar Southern Lakes di Selandia Baru. Tampaknya dengan potongan-potongan kayu dari dasar fondasi bangunan ini berdiri, rumahrumah ini membuat kehadiran mereka dikenal secara subtil di majalah arsitektur namun sering tak kasatmata oleh orang-orang yang melewatinya. Bangunan lanskap tersembunyi ini berkembang dari sebuah kombinasi peraturan ketat dari dewan lokal—areanya merupakan zona Outstanding Natural Landscape dan dekat dari Te Wahipounamu (Area Warisan Dunia Barat Daya Selandia Baru) serta Mt Aspiring National Park—dan beberapa arsitek yang bekerja sangat hati-hati dan brilian dengan konteks. Selain itu, para klien dari rumah-rumah penting ini kebanyakan adalah ekspatriat, atau warga Selandia baru yang memiliki rumah di area Queenstown karena terisolasi dan keindahannya. Contohnya saja latar belakang rumah luar biasa yang terletak di tepi barat Danau Wanaka. Rumah ini ialah salah satu dari tujuh bidang tanah privat yang menempati bagian tanah seluas 85 hektare yang unik. Perusahaan non-profit dipercaya mengelola tanah ini dengan mementingkan situs ekologi dan mengurangi densitas rumah sekitar dua pertiganya. Tak hanya itu, mereka juga telah menempatkan pembibitan tanaman asli dan pengelolaan air cadangan, air hujan, dan limbah. Pengelolaan ini dimasukkan ke dalam perjanjian sehingga setiap bidang tanahnya tidak dapat dibagi-bagi lagi. Alam yang liar dan raw mendominasi di sini. Sayangnya seluruh pohon pinus liar eksotis telah ditebang (‘eksotis’ menjadi kata buruk pada sejarah pilu warisan alam Selandia Baru) namun lebih dari 100.000 pepohonan dan tanaman asli ditanam di sepanjang blok ini. Masing-masing rumah telah diseleksi, diukur, dan disetujui sebagai bagian dari proses Resource Content orisinal. Dan sebagai tambahan peraturan pembangunan lokal, setiap rumah menggunakan rating tool khusus untuk energi. Semua persyaratan ini membuat rumah ini begitu mewah dan eksklusif sebagai tempat tinggal. Namun

S

rumah ini menjadi bagian dari cerita arsitektural, bagi desain yang lahir dari konteks natural dan peraturan, sebuah produk pada kondisi semacam ini. Ini merupakan rumah pertama yang dibangun dari ketujuh rumah, dan menempati sisi bukit yang menghadap ke utara dan barat Danau Wanaka dan area ski Treble Cone. Rumah ini dirancang oleh RTA Studio yang memiliki praktiknya berbasis di Auckland, untuk pasangan yang bekerja sebagian tahunnya di luar negeri. Terdapat tiga kamar tidur dan tiga ruang living dalam dua lantai. Rumahnya memiliki ukuran yang cukup luas, tetapi tidak berlebihan, dan tetap mempertahankan sisi manusiawinya. Bangunan ini sulit untuk dilihat dari kejauhan. Pepohonan menyembunyikan batasnya dan material utama dari kayu lokal serta batu membuatnya seperti berkamuflase. Dinding batu schist-nya yang kokoh layaknya pahatan; dan kayu asli yang didaur ulang digunakan dengan paduan oil, matt, serta recessive. Dari luar, rumah ini tampak kokoh, dan memang itu yang seharusnya. Rumah ini dibangun tak hanya dapat bertahan dengan gempa bumi tapi juga mampu bertahan dari siklus cuaca tahunan seperti musim dinginnya Alpen Selatan yang beku serta musim panas Central Otago yang sangat kering. Bangunan ini berdiri pada dua tepi wilayah yang sangat berbeda namun masing-masing membuatnya terlihat menarik. Area masuk bangunan begitu menarik. Tempat parkir mobil berada tak jauh dari rumah, dengan jalur yang mengarahkan kita pada dinding schist masif. Dindingnya terus terpasang di dalam untuk membentuk sebuah area masuk “bawah tanah” yang dihangatkan oleh perapian dan ditambahkan akses menuju ruang multifungsi yang besar, kamar mandi, dan konservatorium. Akhir dinding pada area masuk dilengkapi floodlit dengan cahaya natural yang berasal dari utara dan anak tangga menuju ruang berlangitlangit tinggi dan kemudian bergabung dalam ruang living utama. Dari area masuk yang seperti gua dan hutan, kita akan dibawa ke kanopi pohon: sebuah sarang elang dan retret privat yang dikelilingi pemandangan gunung, danau, dan hutan.

Halaman pembukaRumah

ini menempati sisi bukit untuk visual tanpa halangan pada lanskap

Halaman Sebelum Atas

Kayu dan batu lokal digunakan secara ekstensif untuk memberikan tekstur dari luar dan dalam bangunan Halaman Sebelum Bawah Dinding batu

digunakan untuk mempercantik eksterior bangunan Kiri Sebuah bar dan lemari pendingin disiapkan untuk ruang living, sementara dapur berada di belakangnya

indesignlive.co.id


114 portfolioindesign

Di lantai teratas terdapat boks kayu dan kaca yang dipenuhi cahaya, dengan dinding tebal perimeter layaknya kastil di bawahnya. Material batu berlanjut pada lantai atas melalui tangga dan perapian yang mengililinginya, dan kontras dengan lantai kayu yang memberikan nuansa hangat serta elegan, langitlangit dan kayu-kayu ekspos (seluruhnya dibuat dari kayu asli daur ulang atau reklamasi yang ramah lingkungan). Atmosfer yang terkesan hampir monastic melingkupi interior bangunan, dengan detail dan furnitur yang dipertahankan minimalis. Secara subtil bangunannya memberikan pengalaman lanskap yang berlanjut ke dalam ruang di mana lingkungan natural tetap dipertahankan menjadi fokus utama. Sementara itu, banyak bidang, bingkai jendela tersembunyi, dan garis-garis tegas pada interior dibuat minimal sehingga memungkinkan mata kita memandang ke luar rumah tanpa halangan. Ada banyak drama dan romansa pada bangunan ini, yang dicapai melalui paduan presisi elemen “lanskap� (batu dan kayu lokal) dengan objek dan material domestik yang nyaman (perapian, material serta fitting yang menawan). Hal itu menjadi keseimbangan yang arsitek wujudkan di seluruh ruang untuk mempertahankan kualitas estetika, dan juga pemenuhan kebutuhan manusia yang sangat penting seperti kehangatan dan perlindungan.

Andrea Stevens adalah koresponden Indesign Selandia Baru.

Atas Terdapat karakter

kokoh dan kasar pada rumah ini untuk bertahan menghadapi iklim musim dingin

Wanaka House Arsitek RTA Studio Arsitek Design Richard Naish Arsitek Proyek Noor Keary RTA Studio (64) 9360 3313 | rtastudio.co.nz Furnitur desain furnitur dan manufaktur oleh Cruikshank Furniture

Finishing lantai recycled Rimu, recycled Totora interior wall lining dan exterior rain screen, sustainably grown Southland Beech hingga ceiling linings, sustainably grown Tawa veneer linings, dan sourced schist lokal Fixed and Fitted jendela, Thermosash. atap membran dobel, Hitchins Appliances, Fisher & Paykel

For the full directory of supplier contacts, visit indesignlive.com/dissections59 indesignlive.co.id


115

profiling the life and work of creators around the globe 115 David Adjaye

PORTRAIT: ed reeve

David Adjaye tidak menghentikan hasratnya untuk berkomitmen dalam arsitektur.

indesignlive.co.id


rsitek yang berbasis di London, David Adjaye, pertama kali datang ke Australia 20 tahun lalu sebagai lulusan sarjana arsitek. “Saya sudah di Singapura saat itu, jadi rasanya sayang jika tidak menghabiskan ekstra jam penerbangan untuk melihat Opera House karya Utzon,” ujar Adjaye, yang baru-baru ini kembali ke Australia sebagai pembicara untuk National Architecture Conference di Perth. Adjaye, yang mendirikan Adjaye Associates 15 tahun silam, masih meneruskan karyanya yang unik dan berkualitas di beberapa negara sejak ia masih kecil. Ayahnya bekerja di Foreign Service dan mengenalkannya pada beragam karya besar arsitektur dunia. “Ayah saya mengenalkan saya dengan pengalaman,” kenang Adjaye, yang begitu mengingat akan Buganda Shrine di Afrika Timur dan Piramida di Mesir. “Kota abad pertengahan di Jeddah yang saya lihat tahun 1970-an memberikan motivasi bagi saya,” tambahnya. Pengalaman ini membentuk bagaimana Adjaye mendesain dalam arsitektur dan hal ini menjadi sangat penting baginya karena dunia yang kini lebih homogen. “Ini tidaklah harus

A

berjalan sedemikian itu. Anda harus menilai sebuah tempat dan geografinya, lalu meresponsnya,” jelasnya. Para pengunjung yang datang ke konferensi di Perth kagum akan proyekproyek Adjaye, baik di London maupun di mana pun. Proyek terbesarnya, National Museum of African American History and Culture di Washington, merupakan proyek tonggak sejarah, yang membentang lebih 370.000 m2 dan menghabiskan setengah miliar dolar. Diperkirakan selesai 2016, proyek ini bukan diukur bagaimana arsitek mengerjakannya, namun kepentingan bangunan ini didirikan. “Ada banyak material hebat yang akan ditampilkan, tetapi juga konteks di mana bangunan ini berada, di mal, yang dikelilingi bangunan terhebat di Washington.” Walaupun setengah miliar dolar tampaknya merupakan jumlah yang sangat besar, ukuran proyek museum ini juga patut diperhitungkan. “Awalnya museum ini akan menggunakan perunggu solid,” ujar Adjaye. “Namun kini digunakan aluminium cor, yang masih terlihat seperti perunggu.” Langit-langit kayu luar biasa di foyer dibuat dari sebuah “hutan” pecahan kayu untuk mendapatkan ukuran kayu

berbeda sehingga menciptakan sebuah rasa akan pengalaman sulit yang dialami populasi orang hitam di Amerika, beratnya hampir seperti rantai. “Arsitektur adalah tentang membuat hal-hal yang mudah diakses namun juga tentang menciptakan sebuah respons emosional, jelas Adjaye yang lulus dari Royal College of Art di London, sebelum mengambil jurusan arsitektur di Middlesex Polytechnic. “Ada alasan baik saat saya memilih arsitektur daripada fine art. Saya membutuhkan klien, seseorang yang merespons. Saya juga melihat arsitektur dari segi bentuk seni,” ujar Adjaye, yang sering berdiskusi dengan teman-temannya yang berprofesi sebagai seniman. Saudaranya, Emmanuel, yang lumpuh saat masih kecil, memberikan pertanyaan bagi Adjaye tentang kebutuhan fasilitas bagi mereka yang menyandang ketidakmampuan. “Sangat penting jika orang memiliki kebebasan bergerak dan kehidupan bermartabat terlepas dari keadaan fisik mereka.” Meskipun reputasi Adjaye dibangun secara perlahan dalam karya-karyanya di seluruh dunia, ada satu proyek yang membuatnya lebih dikenal. Elektra House di London dengan fitur fasade


pulseindesign 117

TEKS Stephen Crafti Fotografi ADJAYE ASSOCiates ALIH BAHASA Arisa Imandari

Halaman Sebelumnya

Sugar Hill housing development BAWAH National Museum of African American History and Culture dari Smithsonian Institution PALING BAWAH Silk Weave Community Centre

kayu “kosong” relatif di sebuah jalan heritage. Dinding kaca yang menutupi di belakangnya menciptakan sisi lain pada rumah. Setelah selesai dibangun, Adjaye diperintahkan untuk merobohkannya karena dinilai “tidak simpatik” terhadap lingkungan di sekelilingnya. Di saat yang bersamaan jurnal Royal British Institute of Architect (RIBA) menampilkan rumah ini di sampul depan mereka. “Bentuknya memberikan validitas pada rumah, memasuki kesadaran kolektif dan menciptakan sebuah dialog untuk beberapa nilai arsitektur,” jelas Adjaye yang lega karena dewan lokal telah berubah pikiran. “Saya masih harus berjuang di beberapa hal. Untungnya, perencana lokal tidak ‘buram’ saat bekerja sama dengan saya. Mereka mempunyai keyakinan lebih di desain Anda dan masih banyak yang harus didiskusikan.” Bagaimanapun, hati nurani sosialnya sering menjadi alasan ketertarikannya untuk membuat sebuah proyek. Proyek yang belum lama ini selesai, pembangunan perumahan Sugar Hill di Upper West Harlem, misalnya, merupakan sebuah model perumahan berbeda. Tidak seperti apartemen tinggi di New York, perumahan ini merupakan perumahan murah dengan 30 persen residennya dulunya adalah tunawisma. Dan sebagai ganti foyer “gemerlap” ala New York, terdapat sebuah kebun di atapnya dan sebuah crèche. Saat Adjaye meneruskan untuk mencari proyeknya, seperti pusat komunitas tenun sutra di India Utara, banyak profesi juga berjuang menciptakan pasar high-end nan mewah yang memberi pengaruh terhadap profesi arsitektural. “Sayangnya analisis ‘keuntungan-biaya’ mendorong banyak proyek. Lalu Anda mendapatkan bagian profesi tak mahir dalam menciptakan bangunan tersebut,” tutup Adjaye.

David Adjaye Siapa David Adjaye Lahir Dar-es-Salaam, Tanzania Tinggal London, Inggris KARIER Mendirikan Adjaye Associates pada 2000 PENDIDIKAN Putra seorang diplomat, lulusan London Southbank University dengan gelar MA dari the Royal College of Art

adjaye.com

Stephen Crafti adalah koresponden di Indesign Melbourne.

indesignlive.co.id


TRIENNALE ARSITEKTUR UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

Gedung Tjipta Niaga, Kota Tua Jakarta 25 Juli 2015 - 8 Agustus 2015

25 JULI

26 JULI

1 AGUSTUS

2 AGUSTUS

29 JULI 15.00-18.00 “Mengapa Arsitek Harus Peduli Energi” Oleh: Ren Katili (Arsitek Tropis) Riri Yakub (Atelier Riri) Didukung oleh INDESIGN INDONESIA

30 JULI

8 AGUSTUS


119

sustainable practices indesign 119 DIFFERENT PERSPECTIVE

indesignlive.co.id


DIFFERENT PERSPECTIVE Menunjukkan perspektif yang berbeda kepada anak-anak di usia dini ternyata menjadi sebuah langkah sederhana yang berpengaruh besar di masa depan

palah arti daun-daun yang ada di sekitar kita? Mungkin hanya kita nikmati efek teduh ketika berada di bawah pohon, atau dengan sadar mengapresiasi kehadirannya karena mengolah CO2 menjadi O2 dalam proses fotosintesanya. Tetapi bagi anak-anak, daun bisa berarti sangat luas. Imajinasi mereka tidak berhenti hanya pada fungsi-fungsi daun dan arti kehadirannya bagi kehidupan berekologi. Namun, bagaimana caranya menceritakan dan membuat mereka yang berusia sangat dini menjadi tertarik untuk menyentuh daun yang terlihat tidak penting dan tidak ada gunanya itu? Seorang desainer dan professor kelahiran Tokyo, Masayo Ave memiliki sudut pandang menarik yang justru berangkat dari kepeduliannya membangun apresiasi terhadap desain. Design thinking atau proses berpikir dalam desain sendiri berangkat dari kesadaran untuk melihat, mengamati, dan mempelajari obyek desain itu hingga ke detail-detailnya. Masayo mengembangkan sebuah workshop yang diperuntukkan bagi anak-anak dengan tema besar “Many Ways Of Seeing�. Tidak hanya mengajak anakanak untuk memperhatikan lebih detail, tetapi Masayo mengajak mereka untuk bermain-main dan mengembangkan imajinasi anak-anak hingga obyek daun yang dipilih bisa berkembang menjadi banyak hal. Di sisi lain, anak-anak peserta workshop ternyata juga bisa melihat dan mempelajari bahwa daun dengan beragam warna, ketebalan, tekstur, struktur, dan bahkan harumnya. Kesadaran akan betapa banyak keragaman yang didapatkan dari daun semata akhirnya membuka mata mereka untuk lebih memperhatikan sekitarnya. Observasi yang mendalam bisa membangkitkan rasa ingin tau mereka tentang semua hal yang nantinya mereka temukan dalam hidup. Alam kemudian memberikan banyak inspirasi kepada mereka. Di dalam pikiran seorang anak, beragam dedaunan ini bisa menjadi apa saja. Disini peserta belajar untuk menguatkan inderanya dan

A


sustainindesign 121

Teks Sunthy sunowo Fotografi sunthy sunowo mempercayai hasil pengamatan mereka. Hasil workshop ini kemudian dipamerkan di Manywaysofseeing@Sentosa sebagai hasil kerjasama dari DesignSingapore Council, Early Childhood Development Agency (ECDA), dan Sentosa Leisure Management Pte. Ltd hingga bulan Mei 2015 yang lalu. Selain untuk anak-anak, Masayo juga mengembangkan pelatihan untuk guru-guru untuk membuka wawasan mereka dan bisa meneruskannya kepada muridmuridnya. Masayo yang arsitek dan desainer kemudian menghadirkan hasil workshop dengan sangat atraktif. Pendekatan Masayo untuk membangkitkan kesadaran untuk memanfaatkan seluruh indra dalam pengamatan pada anak-anak usia dini ini menjadi dasar dari cara pandangnya melihat desain. Baginya desain tidak hanya proses logis, tetapi ada pengindraan, pengamatan, dan pengolahan rasa. Peserta dari workshopnya kemudian akan mampu membuka potensi diri dan mengembangkan kreativitas berpikir dengan tanpa batas. Aktivitas yang dilakukan tidak rumit. Setiap anak diminta untuk mengumpulkan beragam macam daun dari sekitar tempat huniannya, kemudian daun-daun itu diamati dengan beragam cara. Dari mengamati menggunakan kaca pembesar, menjiplaknya dengan kertas kalkir, melihat struktur tulang daunnya, meraba ketebalan daun, dan banyak lagi langkah pengamatan. Dengan menggambarkan ulang daun-daun tersebut, mereka sekaligus mempelajari tentang warna dan tekstur. Di sinilah keistimewaan program yang dimiliki Masayo, kesederhanaannya begitu mudah dipahami dan menarik untuk dilakukannya. Dari kegiatan tersebut, anak kemudian memiliki cara melihat yang berbeda dan kemudian mendukung kreativitasnya untuk mendesain apapun. Batas imajinasi menjadi tidak ada. Seperti ketika diminta menggambarkan dirinya sendiri dengan dedaunan itu, muncul beragam ekspresi dari susunan daun itu yang terkadang di luar dari hal yang biasa. Kegiatan yang sederhana ini ternyata juga menunjukkan kekuatan yang besar ketika anak-anak belajar bersama dalam satu tim, saling membantu, dan saling meminjamkan koleksi daun mereka. Hasil menggambar daun kemudian disusun oleh masayo dan dilapis kertas kalkir sehingga terlihat seperti dekorasi pohon yang menarik. Hal ini kemudian menyemangati anak-anak untuk lebih imajinatif dan diberikan tantangan lebih susah seperti membuat wajah mereka dengan koleksi daun yang ada. Nest, trace, and profile menjadi metoda jitu yang diterapkan oleh Masayo Ave untuk memberikan pendidikan tentang desain dari usia dini atau preschool. Langkah sederhana untuk membuat anak-anak lebih memperhatikan alam dan menyadari betapa kaya dan beragamnya keindahan di alam yang dengan mudah bisa terlewat begitu saja

KIRI atas Instalasi dari gambar daun yang dibuat anak-anak. KIRI bawah beragam daun yang dikumpulkan dan diamati. bawah Hasil kreativitas anak anak mengintepretasikan dain dan bunga yang mereka kumpulkan dan Masayo Ave.

Desainer Masayo Ave Lokasi Singapura | SG Proyek Many Ways of Seeing

Sunthy Sunowo adalah Managing Editor Indesign Indonesia.

indesignlive.co.id


122

One last thing arsitek konservasi Studio Milou Lokasi nationalgallery Singapore Kontak nationalgallery.sg

Bangunan bekas balai kota dan gedung pengadilan ini telah menyimpan banyak cerita sejarah serta menjadi saksi dari perubahan kekuasaan dan situasi politik di Singapura. Gedung megah yang sudah berdiri sejak tahun 1929 ini sekarang dikonservasi dan dialihfungsikan menjadi galeri nasional Negara Singapura yang tahun ini diresmikan. Serangkaian penyesuaian desain dan preservasi detail-detailnya dilakukan oleh konsultan Studio Milou Singapore yang bekerjasama dengan CPG Consultant Pte.Ltd. Tidak hanya mempertahankan yang sudah ada dari dulu, proses desain, konservasi, dan preservasi ini. Studio milou dalam proyek ini menyatukan dua gedung tersebut menjadi satu kesatuan gedung National Gallery Singapore dengan pendekatan kontemporer dan tetap membiarkan eksisting bangunan seperti aslinya. Beberapa penyesuaian pada fungsi ruang menjadi area displai lukisan dan penambahan struktur di atas atap rotundanya memberikan impresi kontemporer.

Fotografi Sunthy Sunowo Teks Sunthy Sunowo indesignlive.co.id



LED surface-mounted ceiling downlights with rotationally symmetrical light distribution, protection class IP 65, 450 to 2685 lumen. Colour temperature optionally 3000 K or 4000 K. Available in three sizes. Available as classical downlights or with partially frosted crystal sealing glass}– an additional portion of vertical light produces multi-faceted light graphics. Regional Manager Asia Pacific · International Projects · André Ng 10 Raeburn Park #02-08 · Singapore 088702 · Phone +65 6692 8029 Fax +65 6692 8001 · andre.ng@bega.com · www.bega.com

Das gute Licht. For better architecture.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.